Anda di halaman 1dari 31

SISTEM SARAF

Kelompok 6
Anggota Kelompok:

Lala Syafina Jihan Sy. Filda Azzahra


(1308621003) (1308621032)
Nadhira Shaumi
(1308621014)
Topik Pembahasan

1. Pengertian Sistem Saraf 4. Susunan Saraf Pusat

2. Struktur Sel Saraf 5. Susunan Saraf Tepi

6. Kelainan dan Gangguan


3. Klasifikasi Sel Saraf Sistem Saraf
Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf adalah sistem organ yang tersusun atas


banyak sel saraf yang saling terhubung sehingga
membentuk jaringan yang kompleks. Sistem saraf
berfungsi untuk menerima dan memproses informasi.
Jaringan saraf tersusun atas neuron dan sel glia (sel
penunjang).
Struktur Sel Saraf
Sel saraf atau neuron umumnya memiliki 3 bagian utama:
Badan sel (Perikaryon/soma): Terdapat nukleus dan organel sel
Dendrit: Menerima stimuli dari neuron lain
Akson: Meneruskan stimuli ke neuron lain
Klasifikasi Sel Saraf
Berdasarkan polar atau ujungnya, neuron dibagi menjadi 3:
Multipolar: 1 akson dan 2 atau lebih dendrit
Bipolar: 1 akson dan 1 dendrit
Unipolar: Hanya 1 polar, akson dan dendrit terfusi
Klasifikasi Sel Saraf
Secara fungsional, sel saraf diklasifikasikan menjadi:
1. Afferent (sensorik): menerima stimuli dari reseptor untuk
diteruskan ke otak. Reseptor terbagi atas 2 yakni somatic
(sadar) dan visceral (tidak sadar).
2. Efferent (motorik): Melakukan impuls dari otak ke efektor (otot
atau kelenjar dalam tubuh). Efferent dibagi menjadi 2 yakni
somatic dan autonomic.
3. Interneuron: Menghubungkan antar neuron.
Klasifikasi Sistem Saraf

Secara anatomi, sistem saraf


diklasifikasikan menjadi 2:
Sistem Saraf Pusat (otak dan
sumsum tulang)
Sistem Saraf Tepi (meliputi
seluruh saraf diluar sistem
saraf pusat)
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari otak (enchepalon) dan
sumsum tulang belakang (spinal cord) (Almaki, 2012). Otak
dan medula spinalis pada susunan saraf pusat merupakan
pusat-pusat utama dimana terjadi hubungan integrasi dari
informasi saraf; karenanya dibutuhkan pelindung yang baik.
Selaput Otak (Meningen)
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti
meningia yang melindungi struktur saraf yang
halus, membawa pembuluh darah, dan
dengan sekresi sejenis cairan, yaitu cairan
serebrospinal. Terdapat tiga lapisan meningen
yaitu : durameter, arachnoid, dan pia meter.
Cairan serebrospinalis

Cairan serebrospinal mengelilingi ruang subarakanoid di


sekitar otak dan medula spinalis,cairan ini juga mengisi
ventrikel dalam otak. Komposisi cairan ini menyerupai
plasma darah dan cairan intestisial, tetapi tidak
mengandung protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan
oleh pleksus koroid dan sekeresi oleh sel-sel ependimal
Ada beberapa fungsi penting cairan serebrospinal, yaitu :
mencegah kontak antara susunan saraf dengan
kerangka otak (fossa cranium), menyokong otak.
Sebagai deteksi penyakit meningitis dan penyalur nutrisi
dan pesan-pesan kimia.
Bagian-bagian Otak
1. Otak besar (Cerebrum)
merupakan bagian otak terbesar dalam sistem anatomi. Otak besar berfungsi
untuk mengendalikan mental, tingkah laku, pikiran, Kesadaran, kemauan,
kecerdasan, kemampuan berbicara, dan bahasa. Serebrum terdiri dari dua
belahan yang disebut hemisferium serebri. Kedua hemisferium kanan dan kiri
saling dipisahkan oleh fisura longitudinalis serebri.
Pada manusia hemisfer serebri tumbuh dengan cepat sekali sehingga terjadi
perluasan permukaan otak besar yang disertai dengan pembentukan lipatan-
lipatan. Dengan demikian timbul bangunan gelung-gelung (girus) dan alur-alur
(fisura atau sulkus). Fisura-fisura dan sulkus ini membagi otak dalam beberapa
daerah atau lobus yang letaknya sesuai dengan tulang yang berada diatasnya,
seperti lobus frontalis, temporalis, perietalis, dan oksipitalis.
2. Otak Tengah

Merupakan bagian atas batang otak. Otak tengah dibagi


menjadi dua tingkat, yaitu: atap yang mengandung
banyak pusat-pusat refleks yang penting untuk
penglihatan dan pendengaran, jalur motorik yang besar,
yang turun dari kapsul interna melalui bagian dasar otak
tengah, menurun terus melalui pons dan medula
oblongata menuju sumsum tulang belakang. Otak tengah
mengandung pusat-pusat yang mengendalikan
keseimbangan dan gerakan-gerakan mata.
Pons varoli merupakan bagian tengah batang otak dan karena itu memiliki jalur
lintas naik dan turun seperti pada otak tengah. Selain itu juga terdapat banyak
serabut yang berjalan menyilang untuk menghubngkan kedua lobus serebelum;
dan menghubungkan serebelum dengan korteks serebri (Wilson, 2010).

Medula oblongata membentuk bagian bawah otak serta menghubungkan pons


dengan sumsum tulang belakang. Medula oblongata terletak dalam fosa
kranialis posterior dan bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat dibawah
foramen megnum tulang oksipital. Medula oblongata mengandung nukleus atau
badan sel dari berbagai saraf otak yang penting. Selain itu medula mengandung
pusat-pusat vital yang berfungsi mengendalikan pernafasan dan sistem
kardiovaskuler (Ariani, 2012).
3. Otak Kecil (Cerebellum)

Otak kecil adalah bagian otak terbesar kedua terletak


dibagian otak belakang dibawah cerebrum. Berfungsi dalam
koordinasi otot dan menjaga keseimbangan sikap tubuh.
Serebelum menempati fosa kranialis posterior dan diatapi
tentorim serebeli, yang merupakan duramater yang
memisahkannya dari lobus oksipitalis serebri. Serebelum
mempunyai hubungan dengan berbagai bagian lain sistem
persarafan. Tetapi hubungannya yang terutama adalah
dengan hemisfer serebri pada sisi yang lain dan dengan
batang otak. Selain itu serebelum menerima sel serabut dari
sumsum tulang belakang dan berhubungan dengan pusat-
pusat refleks penglihatan pada atap otak tengah., dengan
talamus, dan dengan serabut-serabut saraf pendengaran.
sumsum tulang belakang
sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih (berisi neurit dan
dendrit), sedangkan bagian dalam berbentuk kupu kupu dan berwarna kelabu
(berisi neuron). Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada
bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut sayap dorsal dan
sayap bawah disebut sayap ventral. Sebagai penghubung otak dengan seluruh
tubuh/perifer (SST). Berperan langsung dalam proses/gerak reflex.
Mengandung 31 pasang saraf spinal. Mekanisme rangsangan dari reseptor
dibawa oleh neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui sayap
dorsal untuk diolah dan ditanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik
melalui akar ventral ke efektor untuk direspons
Fungsi sumsum tulang belakang dapat dibagi dalam tiga
kelompok, yaitu:
1. Aktifitas refleks, yang melibatkan integrasi dan
transfer pesan-pesan yang memasuki sumsum Tulang
belakang, sehingga memungkinkan impuls sensorik
(afferent) masuk dan pesan motorik (efferent)
meninggalkan sumsum tulang belakang tanpa
melibatkan otak.
2. Konduksi impuls sensorik dari saraf afferen ke atas
melalui tractus naik menuju otak.
3. Konduksi impuls motorik (efferent) dari otak turun
melalui tractus ke saraf-saraf yang menginervasi otot
atau kelenjar.
Susunan Saraf Tepi

Sistem saraf tepi disebut juga dengan sistem saraf perifer.


Sistem saraf tepi merupakan bagian dari sistem saraf tubuh yang meneruskan
rangsangan (impuls) menuju dan dari sistem saraf pusat.
Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan
garis komunikasi antara SSP dan tubuh.
SST tersusun dari seluruh saraf yang membawa pesan dari dan ke SSP.
Berdasarkan cara kerjanya sistemsaraf tepi dikelompokkan menjadi dua, yaitu
saraf somatik dan saraf tidak sadar (otonom).

Sistem Saraf Somatik

Yaitu sistem saraf yang mengatur


segala gerakan yang dilakukan secara
sadar atau dibawah koordinasi saraf
pusat atau otak. Berdasarkan asalnya
sistem saraf somatik dibedakan menjadi
dua yaitu saraf kranial dan saraf spinal.
Sistem Saraf Somatik
.1. Saraf Kranial
12 pasang saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa dari saraf
tersebut hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun dari serabut
sensorik dan motorik.
Neuron Sensoris
Berfungsi untuk menghantarkan impuls dari reseptor (alat indera) menuju ke otak atau
sumsum tulang belakang. Neuron ini disebut juga neuron indera karena dendrit neuron ini
perhubungan dengan alat indera untuk menerima impuls sedangkan aksonnya berhubungan
dengan neuron lain.
Neuron Motoris
Berfungsi untuk membawa impuls dari otak atau sumsum tulang belakang menuju ke efektor
(otot atau kelenjar dalam tubuh). Neuron ini disebut neuron penggerak karena neuron motorik
dendritnya berhubungan dengan akson lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan
efektor yang berupa otot atau kelenjar.
Sistem Saraf Somatik

Distribusi Saraf
Kranial
Sistem Saraf Somatik

2. Saraf Spinal

Saraf spinal merupakan gabungan saraf


sensorik dan motorik yang terletak di sumsum
tulang belakang. Saraf spinal dibangun oleh 31
pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang. Saraf spinal berfungsi membawa
pesan dari organ reseptor tubuh menuju saraf
pusat.
Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak
disadari. Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom
adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Adapun sistem saraf simpatis dan
parasimpatis bekerja dengan saling berinteraksi satu dengan yang lain yang
biasanya berlawanan untuk mempertahankan keberlangsungan hemostatik
tubuh.
Sistem Saraf Otonom
Sistem Saraf Simpatis
Berada di pangkal sumsum tulang belakang di daerah dada dan pinggang. Saraf ini
juga terkenal dengan sebutan saraf torakolumbar. Hal ini karena saraf preganglion keluar
yang berasal dari tulang belakang pada torak dari pertama hingga ke-12. Saraf simpatik
umumnya berfungsi untuk mempercepat kerja organ-organ tubuh. Namun, ada pula yang
dapat menghambat kerja dari organ tersebut.

Sistem Saraf Parasimpatis


Sistem saraf yang mempunyai pangkal pada sumsum tulang belakang
lanjutan atau medula oblongata. Pada sistem ini juga sering kita sebut dengan sistem saraf
kranosakral.Merupakan saraf yang memanjang dari sumsum lanjutan. Saraf parasimpatik ini
terdiri atas jaringan yang terhubung dengan ganglion yang tersebar pada seluruh tubuh kita.
Fungsi dari sistem saraf otonom parasimpatik ini berbeda atau berbanding terbalik dengan
sistem saraf simpatik Pada umumnya, saraf parasimpatik berfungsi untuk memperlambat
kerja organ tubuh.
Sistem Saraf Otonom
Kelainan dan Gangguan Sistem Saraf

Meningitis
Yakni radang pada selaput otak atau pada
selaput sumsum tulang belakang. Penyakit
ini dapat menyebabkan kerusakan kendali
gerak, pikiran, bahkan kematian. Adapun
penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri
dan virus. Gejala meningitis diantaranya
sakit kepala, mual, demam, leher atas kaku,
dan photophobia (tidak bisa terkena sinar
yang terang).
Kelainan dan Gangguan Sistem Saraf
Nerve Bell Palsy
Yakni kondisi lumpuhnya saraf wajah (saraf
ketujuh atau saraf fasialis) akibat
peradangan dan pembengkakan saraf
yang mengontrol otot pada salah satu sisi
wajah. Biasanya kondisi tersebut membuat
perubahan bentuk pada salah satu sisi
wajah. Beberapa gejala bell's palsy adalah
salah satu sisi wajah melemah dari dahi
hingga dagu, sulit tersenyum, sulit
mengangkat alis, sulit menutup mata, serta
pendengaran jadi lebih sensitif
(pendengaran pada telinga sisi wajah yang
lumpuh terasa lebih keras).
Kelainan dan Gangguan Sistem Saraf
Alzheimer
Yakni gangguan pada saraf otak manusia
yang terjadi akibat adanya produksi protein
Beta-amiloid dan Neurofibril secara
berlebihan, sehingga menyebabkan
penggumpalan atau penumpukan pada otak
selama bertahun-tahun dan mengakibatkan
terjadinya disfungsi saraf serta kematian sel.
Gejala dari penyakit Alzheimer pada umumnya
meliputi hilangnya sebagian ingatan,
disorientasi waktu dan tempat, mulai berpikir
secara tidak logis dan tidak dapat
mengorganisir pikiran, dan tidak mampu fokus
atau memperhatikan suatu hal dalam jangka
waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA

Kalanjati, V. P. (2021). Belajar Praktis Neuroanatomi. Surabaya: Sintesa Book

Safrida. (2020). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Mader, Sylvia S. (2016). Human biology 15th ed. New York: Mc Graww Hill

Almalki, M., Fitzgerald, G., & Clark, M. (2012). Quality of work life among primary health care
nurses in the Jazan region, Saudi Arabia: a cross-sectional study. Human Resources for Health.

Anda mungkin juga menyukai