FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM SARAF
Disusun Oleh :
Afilia Hayuning Sekti (19604224038)
i
Daftar Isi
HALAMAN JUDULi
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
111.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
111.2 Saran.......................................................................................................................13
Daftar Pustaka....................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya (Irianto,
2004).
Kebanyakan masyarakat saat ini sangat kurang memperhatikan kesehatan,
terutama kesehatan saraf. Penyakit saraf tidak mengenal status apapun secara tidak
langsung dapat menyerang siapa saja dan ada juga penyakit saraf bawaan dari lahir.
Sebagian besar masyarakat kurang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
gejala-gejala terhadap penyakit saraf, sehingga mengakibatkan penanganan pada
pasien menjadi terlambat. Selain itu, masyarakat enggan memeriksakan kesehatan
sarafnya karena biaya yang harus dikenakan cukup mahal dan tenaga spesialis juga
masih jarang dijumpai terutama di daerah pedesaan. Pada akhirnya mereka
mengetahui bahwa penyakit yang diderita telah mencapai pada penyakit serius atau
klimaks.
Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga
tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik
akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat
(SSP) (impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses
pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang
berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan mempengaruhi respons motorik
terhadap stimulus (Bahrudin,2013).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan system saraf
2. Untuk mengetahui apa saja bagian-bagian dari saraf
3. Untuk mengetahui system gerak sadar dan gerak refleks
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tekanan darah, gerak alat pencernaan, menelan, batuk,
bersin,sendawa.
Medula Spinalis
1) Disebut juga dengan sumsum tulang belakang dan terletak di
dalam ruas-ruas tulang belakang yaitu ruas tulang leher
sampai dengan tulang pinggang yang kedua.
2) Berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan
impuls dari organ ke otak dan dari otak ke organ tubuh.
4
2) Sistem saraf pada sumsum spinalis (sumsum tulang belakang)
Merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinalis
dan berjumlah 31 pasang yang terbagi di sepanjang medula
spinalis/ruas tulang belakang.
b. Sistem tidak sadar (otonomik)
1) Merupakan sistem saraf yang cara kerjanya secara tidak
sadar/diluar kehendak/tanpa perintah oleh otak.
2) Sistem saraf yang mensarafi seluruh otot polos, otot jantung,
kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
3) Dibedakan menjadi dua bagian yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik yang keduanya bekerja secara
antagonis/berlawanan.
Sistem saraf simpatik
Merupakan 25 pasang simpul saraf (ganglion) yang
terdapat di medulal spinalis. Disebut juga dengan
sistem saraf thorakolumbar karena saraf ini keluar
dari vertebrae thorak ke-1 sampai ke-12 dan vertebrae
kolumnar ke-1 sampai dengan ke-3.
Sistem saraf parasimpatik
Merupakan sistem saraf yang keluar dari daerah otak.
Terdiri dari 4 saraf otak yaitu saraf nomor III
(okulomotorik), nomor VII (Facial), nomor IX
(glosofaring), nomor X (vagus). Disebut juga dengan
sistem saraf craniosakral karena saraf ini keluar dari
daerah cranial dan juga dearah sakral.
5
Berbagai aktivitas sistem saraf dapat dikelompokkan bersama dalam tiga
kategori umum. Tiga fungsi yang tumpang tindih, diilustrasikan dengan contoh
dari orang yang haus melihat dan kemudian mengangkat segelas air:
a. Fungsi sensorik.
Sistem saraf menggunakan jutaan reseptor sensorik nya untuk
memantau perubahan yang terjadi baik di dalam dan luar tubuh. Informasi
yang dikumpulkan disebut input sensorik
b. Fungsi Integritas
Sistem saraf memproses dan menafsirkan input sensorik
kemudian memutuskan apa yang harus dilakukan pada setiap saat. Proses
ini disebut integrasi.
c. Fungsi motorik
Sistem saraf mengaktifkan organ efektor, (otot dan kelenjar)
untuk menimbulkan respon. Proses ini disebut output motorik.
6
c. Ujung Saraf
Melepaskan neurotransmitter yang dihasilkan oleh badan sel dan
memberikan pesan berikutnya kepada sel target, baik saraf lain maupun
organ.
7
b. Saraf Bipolar
Mempunyai dua batang saraf yang berasal dari badan saraf. Satu
berfungsi sebagai dendrit yang satu sebagai batang saraf.
c. Saraf Multipolar
Saraf multipolar mempunyai serabut saraf yang banyak dari satu badan
sel.
Sel Pendukung
Sel pendukung tidak turut serta dalam menghantarkan impuls saraf,
akan tetapi berperan dalam memperkuat kedudukan dari saraf sehingga saraf
menjadi kokh dan integritas system sarafnya terjaga. Sel-sel pendukung ini
8
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan pada system saraf. Jumlah
sel pendukung jauh lebih banyak dibandingkan sel saraf, bisa sepuluh kali
lebih banyak. Neuroglia merupakan bagian dari system saraf, mengisi antar
ruang, mendukung neuron, membentuk kerangka struktur, menyediakan
myelin dan melangsungkan proses fagosit.
Beberapa jenis sel neuroglia :
1. Sel Microglia
Tersebar di susunan saraf pusat, mendukung saraf dan melakukan
tugas untuk proses fagosit terutama bakteri. Juga membersihkan
kotoran yang ditimbulkan akibat kerusakan sel.
2. Oligodendrosit
Muncul di barisan sepanjang saraf, membentuk myelin dalam otak
dan tulang belakang.
3. Astrosit
Terdapat diantara pembuluh darah dan saraf, mendukung struktur
disekelilingnya, ikut berperan dalam proses seluler, regulasi
nutrient dan ion untuk otak. Astrosit membentuk bekas luka pada
waktu saraf pusat mengalami kerusakan.
4. Sel mikroglia
Adalah sel kecil yang melindungi SSP (tersebar di seluruh SSP)
berperan untuk menelan dan menghancurkan mikroba seperti
bakteri dan kotoran selular.
5. Sel ependimal melapisi ventrikel otak yang berisi cairan. Sebagian
memproduksi cairan serebrospinal dan lain-lain dengan silia
mengerakkan cairan melalui SSP. Sel Schwann membentuk
selubung mielin yang mengelilingi serat saraf di SST.
9
Gambar Saraf dan Pendukungnya
Neuron
Neuron adalah unit fungsional system saraf, sel yang menghantarkan pesan
disepanjang jalur komunikasi system saraf (Campbell, 2005).
Bagian-bagian Neuron :
Setiap neuron terdiri dari badan/soma sel yang berisi nucleus dan saraf
berupa lanjutan sitoplasma yang seperti benang. Bagian-bagian neuron yaitu
badan sel (cell body), nucleus, dendrit dan akson. Ethel, (2004) menjelaskan
bahwa neuron terdiri dari badan atau soma sel yang berisi nucleus dan saraf
berupa lanjutan sitoplasma yang seperti benan.
1. Badan sel atau perikarion.
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar
dari sel saraf. Setiap badan sel saraf mengandung inti tunggal
(gambar 3). Inti ini merupakan pusat kontrol sel. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom. Dalam
sitoplasma badan sel, ada retikulum endoplasma kasar [reticulum
endoplasmic rough (RER)]. Dalam neuron, ER kasar memiliki
struktur granular disebut sebagai badan Nissl, juga disebut zat
chromatophilic, dan merupakan tempat sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan
bercabang- cabang, seperti cabangcabang pohon. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Ini adalah daerah reseptif
neuron. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.
3. Akson
10
Akson adalah serabut sel saraf panjang yang
merupakan penjuluran sitoplasma badan sel. Akson hilock, adalah
prosesus panjang atau serat yang dimulai secara tunggal tetapi
dapat bercabang dan pada ujungnya memiliki banyak
perpanjangan halus disebut terminal akson yang kontak dengan
dendrit dari neuron lainnya. Benang-benang halus yang terdapat
di dalam akson disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Pada
bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson.
Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di
seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann
disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan
memberi nutrisi. Bagian dari akson yang merupakan celah sempit
dan tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang
berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
11
Impuls > Reseptor > Saraf Sensorik > Otak > Saraf Motorik
> Efektor (Otot)
b. Gerak Refleks
Gerak reflek adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini melalui jalan
yang sangat singkat dan tidak dilewati otak.
Contok gerak reflex sebagai berikut :
Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada
benda asing masuk ke mata.
Menutup hidup pada waktu mencium bau yang sangat
busuk.
Gerakan tangan menangkap bemda yang tiba-tiba
terjatuh.
Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
BAB III
PENUTUP
111.1 Kesimpulan
Fungsi umum dari sistem saraf dapat diringkas sebagai Mendeteksi
perubahan internal dan eksternal, Analisis perubahan terdeteksi. Organisasi
informasi untuk digunakan segera dan selanjutnya, Inisiasi tindakan yang tepat
dalam menanggapi perubahan, Secara anatomi sistem saraf terbagi menjadi
sistem saraf pusat (SSP), terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan
12
sistem saraf tepi (sistem saraf aferen dan eferen), terdiri dari saraf kranial
(tengkorak) dan spninal (tulang belakang), ganglia, dan reseptor sensorik. SSP
terletak di bagian tengah tubuh, dan SST terletak secara perifer terhadap SSP.
Secara fungsional terbagi menjadi divisi sensorik dan motorik. Divisi sensorik
terbagi lagi menjadi sistem saraf somatik (SSS) yang terlibat dalam aksi sadar
(volunter) dan sistem saraf otonom (SSO) yang terlibat dalam respon tak sadar
(involunter). Jaringan saraf terdiri dari neuron dan neuroglia. Sebuah neuron
terdiri dari badan sel, yang mengandung nukleus, satu atau lebih dendrit yang
menkonduksikan ke badan sel atau akson dan satu akson yang menkonduksikan
impuls saraf dari badan sel atau dendrit. Akson bermielin tertutup oleh selubung
mielin. Sel Schwann membentuk selubung mielin dan neurilemma dari akson
bermielin perifer. Oligodendrosit membentuk selubung mielin dari akson
bermilein di SSP; akson ini kurang memiliki neurilemma. Neuroglia
mendukung, melindungi, dan memelihara neuron.
111.2 Saran
Untuk dapat memahami system saraf, selain membaca dan memahami
materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (Buku, internet, dan lain-lain)
kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita
sehari-hari, agar lebih mudah untuk dipahami dan akan selalu diingat.
Daftar Pustaka
Dr. Safrida, S.Pd., M.Si. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Syiah Kuala University
Press
Raimundus Chalik, S.Si., M.Sc., Apt. Anatomi Fisiologi Manusia. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia 2016
Sunarto dkk. Anatomi Fisiologi. Prodi Kebidanan Magetan Poltekkes Kemenkes
Surabaya.
13