DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat dan kasihnya,sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas yang berjudul
“sistem persyarafan pusat dan tepi (nervus cranialis XII, dan fungsi dari ke XII nervus”.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah,sebagai salah satu persyaratan akademik untuk mendapat nilai
pada mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan I.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, saya menyadari bahwa dalam
tugas ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan.Oleh karena itu kritik
dan saran sangat diharapkan dan akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan
tugas ini dimasa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ( Pendahuluan)
BAB II ( Pembahasan )
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem saraf.
2. Mengetahui pengertian sistem saraf pusat dan fungsinya
3. Mengetahui pengertian sistem saraf tepi dan fungsinya
4. Mengetahui pengertian sistem saraf cranial beserta macam-macam 12 saraf
kranial dan fungsinya
BAB II
SISTEM PERSYARAFAN
Sistem syaraf adalah sistem kompleks yang berperan dalam mengatur dan
mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh. Sistem ini memungkinkan Anda untuk
melakukan berbagai kegiatan, seperti berjalan, berbicara, menelan, bernapas, serta semua
aktivitas mental, termasuk berpikir, belajar, dan mengingat. Ini juga membantu Anda
mengontrol bagaimana tubuh bereaksi dalam keadaan darurat.
Sistem saraf pada manusia terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ
sensorik (mata, telinga, dan organ lainnya), dan semua saraf yang menghubungkan organ-
organ tersebut dengan seluruh tubuh. Sistem ini bekerja dengan mengambil informasi
melalui bagian tubuh atau indera tertentu, memproses informasi tersebut, serta memicu
reaksi, seperti membuat otot Anda bergerak, merasakan sakit, atau bernapas.
Dalam menjalankan kerjanya tersebut, sistem saraf terbagi menjadi dua struktur atau
susunan, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik dan
otonom. Kedua sistem bekerja sama untuk mengumpulkan informasi dari dalam tubuh dan
dari lingkungan luarnya.
Sistem saraf tepi dinamakan pula sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi
merupakan bagian dari sistem saraf tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls)
menuju dan dari system saraf pusat. Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi
dibedakan menjadi dua yaitu saraf sadar dan saraf tidak sadar (otonom).
1. Sistem Somatik
Sistem somatik terdiri atas serabut saraf perifer. Nah, serabut saraf perifer ini
bertugas mengambil informasi sensorik atau sensasi dari organ perifer seperti
kulit. Nantinya, informasi yang diperoleh akan dibawa ke sistem saraf pusat.
Selain serabut saraf perifer, sistem saraf somatik juga terdiri dari serabut saraf
motor yang menjulur keluar dari otak. Serabut saraf motorik berfungsi membawa
pesan untuk menggerakkan tubuh.
Misalnya, ketika kamu tidak sengaja menyentuh api pada lilin, saraf perifer
akan membawa informasi ke otak bahwa itu adalah sensasi panas. Setelah itu,
saraf motorik memberi sinyal ke otak agar menggerakkan jari-jari tangan untuk
segera menghindar, melepas atau menarik tangan dari termos panas tersebut.
Walaupun prosesnya terlihat panjang, proses ini faktanya hanya berlangsung
dalam satu detik saja.
Sistem saraf otonom adalah jaringan sel kompleks yang mengontrol keadaan
internal tubuh. Bedanya dengan sistem saraf somatik, sistem saraf otonom
mengatur fungsi-fungsi tubuh yang di luar kesadaran seseorang. Ada dua bagian
dari saraf otonom, yaitu sistem simpatik dan parasimpatik. Ini perbedaannya:
Sistem Simpatis
Sistem simpatis terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan
serta berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui
serabut-serabut saraf. Sistem simpatis terdiri dari serangkaian urat kembar
yang bermuatan ganglion-ganglion. Urat-urat itu bergerak dari dasar
tengkorak yang terletak didepan kolumna vertebra,lantas berakhir dalam
pelvis di depan koksigis,sebagai ganglion. Ganglion-ganglion itu tersusun
berpasangan dan disebarkan dari daerah-daerah berikut: Daerah leher : Tiga
pasang ganglion servikal.Daerah dada : Sebelas pasang ganglion torakal.
Daerah pinggang : Empat pasang ganglion lumbal. Daerah pelvis : Empat
pasang ganglion sacral. Di depan koksigis: 1 pasang Ganglion Koksigens.
Ganglion simpatis lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia
ini,dan bersama serabut-serabutnya membentuk plexus-plexus simpatis :
Bagian saraf kranial yang pertama adalah saraf penciuman. Saraf ini
dapat mengirimkan informasi sensorik ke otak berhubungan dengan bau
yang masuk ke hidung.
Setelah itu, impuls dari saraf tersebut mencapai korteks visual, yang
mampu memproses informasi terkait penglihatan. Korteks visual sendiri
terletak di bagian belakang otak.
Dengan adanya otot ini, kekuatan pada otot oblik tersebut dapat
membuat mata mampu melihat sesuai ke arah yang diinginkan.
5. Saraf Trigeminal (V)
Tic fasialis adalah gerakan tiba-tiba yang berulang dan terjadi pada
bagian wajah, leher dan kepala.
Saraf abducens dimulai pada pons batang otak, lalu memasuki area yang
disebut kanal Dorello dan berjalan melalui sinus kavernosus, akhirnya pada
otot rektus lateral di dalam orbit tulang.
Bagian dari saraf kranial ini terdiri dari 4 inti yang memiliki fungsi
berbeda, yaitu:
Saraf kranial ini memiliki fungsi terkait indra perasa dan kemampuan
menelan.
Bagian saraf kranial ini memiliki fungsi sensorik dan motorik, seperti:
Saraf kranial yang terakhir ini berguna untuk pergerakan sebagian besar
otot di lidah. Bagian ini dimulai dari medula oblongata dan bergerak turun
ke rahang hingga mencapai lidah.
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sel saraf terdiri atas
milyaran sel neuron dan sel pendukung (neuroglia). Berdasarkan fungsinya, neuron
dapat dibagi menjadi neuron sensorik, motorik dan konektor. Berdasarkan bentuknya,
neuron dapat dibagi menjadi neuron unipolar, bipolar dan multipolar. Sistem saraf
dibagi menjadi sistem saraf pusat dan saraf tepi. Lapisan pada sistem saraf yakni :
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat.
Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.
c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di
antara piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut cairan serebrospinal
Fungsi dari cairan ini yakni memberikan dukungan mekanik pada otak dan
bekerja seperti jaket pelindung dari air. Cairan ini mengontrol eksitabilitas otak
dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit Sistem saraf
pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan
sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf
pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang
Saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulangbelakang
(spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkanserabut saraf
sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang
serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata,
telinga, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Feriyawati, Lita. 2006. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi Kontraksi
Otot Rangka. Medan : Fakultas Kedokteran USU
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung:
Yrama Widya.
Nur, Iis. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia . Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi. Sari,
Mega. 2004. istem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Medan: Fakultas Kedokteran
USU.