Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SISTEM SARAF TEPI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah Fisiologi

Dosen Pengampu: Rena Mailani, S.Ft, M.Biomed

Disusun oleh :

Ricni Aulia Nawai (2110702026)

KELAS A

PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UPN VETERAN JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Sistem Saraf Tepi.

Makalah berjudul Sistem Saraf Tepi ini disusun guna memenuhi tugas Dosen Ibu Rena
Mailani, S.Ft, M.Biomed pada mata kuliah Fisiologi di Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Sistem Saraf Tepi.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Rena Mailani, S.Ft, M.
Biomed Dosen mata kuliah Fisiologi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni kami. Kami juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

Depok, 1 Oktober 2021

Ricni Aulia Nawai


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………....1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf Tepi……………………………………………………………..2

2.2 Bagian-Bagian Sistem Saraf Tepi………………………………………………………...2

2.3 Fungsi Sistem Saraf Tepi…………………………………………………………………4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….6

3.2 Saran……………………………………………………………………………………...6

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...7
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan
kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung,
pernafasan, pencernaan, dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga
mengatur aliran darah, dan konsentrasi osmotik darah.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi
rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan
diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang
bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari sistem saraf tepi?
2. Apa saja bagian-bagian yang termasuk ke dalam sistem saraf tepi?
3. Apa saja fungsi dari sistem saraf tepi?

1.3 Tujuan
Agar pembaca dapat memahami tentang pengertian, fungsi, dan bagian-bagian yang
termasuk dalam system saraf tepi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi adalah bagian dari sistem saraf manusia yang terdiri dari sistem
saraf somatik (sistem saraf sadar) dan sistem saraf otonom (sistem saraf tak
sadar). Sistem saraf sadar berfungsi untuk mengontrol segala aktivitas yang
kerjanya dikendalikan oleh otak, dan sistem saraf tak sadar berfungsi untuk
mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur oleh otak seperti denyut jantung,
gerakan saluran pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem saraf  tak sadar adalah
sistem saraf di dalam tubuh yang bekerja tanpa sepengetahuan pemilik tubuh.
Sistem saraf tak sadar ini memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh,
khususnya untuk menggerakkan usus, otot polos, pupil, pembuluh darah, dan lain
lain.

2.2 Bagian Sistem Saraf Tepi


Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan
garis komunikasi antara SSP dan tubuh . SST tersusun dari semua saraf yang
membawa pesan dari dan ke SSP (Bahrudin, 2013). Berdasarkan fungsinya SST
terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
A. Sistem Saraf Somatik (SSS) Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf
kranial dan 31 pasang saraf spinal. Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh
kesadaran.
1. Saraf kranial 12 pasang saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang
otak. Beberapa dari saraf tersebut hanya tersusun dari serabut sensorik,
tetapi sebagian besar tersusun dari serabut sensorik dan motorik.
2. Saraf spinal Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks
dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan
motorik dan sensorik, membawa informasi ke korda melalui neuron aferen
dan meninggalkan melalui eferen.
B. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom terdiri atas saraf-saraf motoris yang menuju otot jantung,
otot polos dan kelenjar. Sistem saraf ini tidak dipengaruhi kesadaran. Artinya,
kerja saraf ini diluar kehendak. Itulah sebabnya sistem saraf otonom disebut
juga sistem saraf tak sadar. Pada sistem saraf otonom terdapat saraf yang sifat
kerjanya berlawanan yaitu, saraf simpatik dan parasimpatik. Saraf simpatik
dan parasimpatik ini ada yang bekerja pada waktu bersamaan, misalnya pada
denyut jantung.
1) Saraf Simpatik
Saraf simpatik merupakan saraf yang berpangkal pada sumsum
tulang belakang di daerah dada dan juga pinggang. Saraf simpatik
adalah bagian dari sistem saraf otonom yang cenderung bertindak
berlawanan terhadap sistem saraf parasimpatik dan umumnya
berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-organ tubuh
manusia, contohnya mempercepat detak jantuk dan menyebabkan
kontrasi pembuluh darah. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat
dan merangsang sekresi glukosa dalam hati. Sistem saraf simpatik
diaktifkan terutama dalam kondisi stres. Sistem saraf simpatik disebut
juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari
tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini
berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum
tulang belakang.

2) Saraf Parasimpatik
Saraf parasimpatik merupakan saraf yang berpangkal pada

sumsum lanjutan (medula oblongata) dan dari sakum yang merupakan

saraf pre-ganglion dan post-ganglion. sistem saraf ini di sebut juga

dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari

daerah otak dan daerah sakral. Fungsi dari saraf Parasimpatik

umumnya memperlambat kerja organ-organ tubuh. Susunan saraf

parasimpatik berupa jaring- jaring yang berhubung-hubungan dengan

ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke

organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan

dengan Fungsi sistem saraf Simpatik. contohnya pada sistem saraf

simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada

sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.

2.3 Fungsi Sistem Saraf Tepi


Fungsi utama dari sistem saraf tepi adalah menerima rangsangan dan
menghantarkan semua respons yang sudah diolah oleh sistem saraf pusat. Sistem
ini terdiri dari beberapa fungsi dan bagian, yaitu:
 Fungsi sensorik
Bagian ini berfungsi untuk menerima setiap rangsangan atau impuls, baik
yang dari luar maupun dalam tubuh. Rangsangan yang diterima bisa
berupa cahaya, suhu, bau, suara, sentuhan, tekanan.
 Fungsi motorik
Bagian motorik berperan untuk memberikan tanggapan atau reaksi tubuh
terhadap rangsangan yang sudah diproses oleh sistem saraf pusat. Ketika
terkena gangguan, misalnya karena penyakit saraf motorik, maka tubuh
tidak dapat bergerak dengan normal atau bahkan tidak dapat bergerak
sama sekali.
 Fungsi somatik
Selain kedua fungsi tersebut, sistem saraf tepi juga mengelola respons
semua kegiatan yang tidak disadari, seperti respons flight-or-fight dan
kebalikannya.
Contohnya, ketika mengalami ancaman, tubuh akan merespons keadaan
tersebut dengan mempercepat denyut nadi, meningkatkan frekuensi
pernapasan, serta meningkatkan aliran darah. Setelah keadaan yang dirasa
mengancam sudah teratasi, tubuh akan mengembalikan respons ke kondisi
normal.
Beberapa penyakit tertentu, seperti gegar otak, meningitis, penyakit
Alzheimer, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, dan kanker otak, dapat
menyebabkan terganggunya fungsi sistem saraf pusat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Saraf tepi adalah sel-sel saraf yang terletak di luar pusat saraf. Sistem saraf tepi  adalah
bagian dari sistem saraf manusia yang terdiri dari sistem saraf somatik (sistem saraf sadar)
dan sistem saraf otonom (sistem saraf tak sadar). Sistem saraf sadar berfungsi untuk
mengontrol segala aktivitas yang kerjanya dikendalikan oleh otak, dan sistem saraf tak sadar
berfungsi untuk mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur oleh otak seperti denyut jantung,
gerakan saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

Sistem saraf  tak sadar adalah sistem saraf di dalam tubuh yang bekerja tanpa
sepengetahuan pemilik tubuh. Sistem saraf tak sadar ini memiliki peran yang sangat penting
bagi tubuh, khususnya untuk menggerakkan usus, otot polos, pupil, pembuluh darah, dan lain
lain. Sistem saraf sadar (somatik) terbagi dua, yaitu saraf kranial dan spinal. Sistem saraf tak
sadar (otonom) terbagi dua pula, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.

3.2 Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam
makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan
kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini
Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan kritik saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/43147/3/jiptummpp-gdl-amaliachoi-50855-3-babii.pdf
https://www.alodokter.com/memahami-fungsi-sistem-saraf-pada-manusia
https://hellosehat.com/saraf/sistem-saraf-manusia/

Anda mungkin juga menyukai