Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Asslamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat iman dan nikmat islam kepada kita, tak lupa shalawat beserta salam kami limpah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini kami selaku penulis mencoba untuk membuat makalah tentang
“Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah “Ilmu Biomedik Dasar”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan skami sangat menantikan
saran dan kritik pembaca yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.

Trenggalek, Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2  Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
1.3  Tujuan.......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian sistem saraf............................................................................................... 3
2.2  Penyusun sel saraf....................................................................................................... 4
2.3  Fungsi sistem saraf...................................................................................................... 7
2.4  Pengelompokan sistem saraf....................................................................................... 7
2.5  Mekanisme penghantar implus.................................................................................. 13
2.6  Kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf........................................... 15

BAB III PENUTUP


3.1  Kesimpulan.................................................................................................................. 17
3.2  Saran............................................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat
khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh
lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem
tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem
inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan.
Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu
rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk
kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai
fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan
adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi
dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas tentang sistem saraf.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem saraf  ?
2.      Apa saja penyusun sistem saraf  ?
3.      Apa saja fungsi sistem saraf  ?
4.      Apa saja penggolongan sistem saraf ?
5.      Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6.      Apa saja kelainan pada sistem saraf ?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
2.      Untuk mengetahui penyusun sistem saraf.
3.      Untuk mengetahui fungsi sistem saraf.
4.      Untuk mengetahui penggolongan sistem saraf.
5.      Untuk mengetahui mekanisme penghantar implus.
6.      Untuk mengetahui kelainan pada sistem saraf.
  
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran
impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf ialah sel saraf atau
neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan
makhluk hidup bisa menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi
di lingkungannya. Jadi, iritabilitas yaitu kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya
bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer
terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf
memiliki tiga fungsi utama, yakni menerima informasi dalam bentuk rangsangan
atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan
(respon) terhadap rangsangan.[1]
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_saraf
                                    Gambar: 2.1. sistem saraf manusia
2.2  Penyusun Sel Saraf
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak
dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan
suatu impuls (rangsangan).[2]
sumber: www.sistemsyarafpadamanusia.com
Gambar: sistem saraf manusia
1.      Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan
ke badan sel.

2.      Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma.

3.      Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).

4.      Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit),
berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau
jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.

5.      Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi
untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di
antara dua segmen disebut nodus ranvier.

6.       Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson)
dan membantu regenerasi neurit (akson).
7.       Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus
ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain,
sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

BACA JUGA:

 KUMPULAN SOAL BIOLOGI KELAS 12 SEMSTER 1


 RANGKUMAN ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG DAN SISTEM
PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
 LP dan SP HALUSINASI

8.       Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan ujung dendrit
di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Pada bagian ujung akson
terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut
neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis. [3]
Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang
yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan)
saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk
ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.

2.      Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf
dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai
dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3.      Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum
tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau
meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.[4]

2.3  Fungsi Sistem Saraf


Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
A.    Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
B.     Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan
memikirkannya.
C.     Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
D.    Mengekspresikan emosi.
E.     Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ
lain.
F.      Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi
bahaya dan mengingatkan aktivitas yang menyenangkan.[5]

2.4   Penggolongan System Saraf


Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf tepi
(sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan
juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas
sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.[6]
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni
meliputi menerima semua informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu rangsangan
atau pun stimulus, kemudian digunakan untuk memproses semua informasi yang diterima,
serta digunakan untuk memberikan suatu tanggapan atau pun respon terhadap semua
rangsangan yang diberikan.
1.      System saraf pusat
Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua kendali dan
juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf sampai ke bagian sel
saraf. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar, bagian otak kecil, bagian sumsum
lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang belakang. [7]
a.       Otak besar (cerebrum)
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan juga lebih
berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama cairan serebrospinal
yang mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan kepada otak dan juga
memberikan perlindungan terhadap otak dari dampak yang terjadi saat ada guncangan. Di
bagian dalam otak besar ditemukan banyak pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam
membantu menyuplai oksigen ke bagian otak besar.
Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) bagian depan: pusat gerakan otot
2) bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan
kecerdasan
3) bagian samping: pusat pendengaran
4) bagian belakang: pusat penglihatan
b.      Otak kecil (cerebelum)
Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat dengan leher.
Fungsi utama dari otak kecil ialah digunakan sebagai pusat terjadinya suatu koordinasi
terhadap gerakan otot yang biasanya terjadi secara sadar, berpengaruh pada keseimbangan,
dan juga posisi tubuh.
Apabila terjadi suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan yang
bersifat sadar dan normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak kecil merupakan
suatu tempat yang menjadi pusat dari keseimbangan. Jika ditemukan terjadi suatu
kerusakan pada bagian otak kecil, maka hal yang akan terjadi ialah semua gerakan otot
yang sedang berlangsung tidak bisa dikoordinasikan dengan baik.

KONTEN PROMOSI

c.       Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan
perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron sehingga
berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi neurit dan
dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan jantung, dan
gerak alat pencernaan.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam mengantarkan semua
impuls yang datang kemudian dibawa menuju bagian otak. Sumsum lanjutan pun sangat
berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi, meliputi tekanan darah, jantung, respirasi,
volume, sekresi kelenjar pencernaan dan juga pencernaan.

d.      Sumsum tulang belakang (Medulla Spinalis)


Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari sistem saraf
pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh tengkorak kepala
yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher, hingga ke selangkangan. Bila
sumsum tulang belakang ini mengalami cidera ditempat tertentu, maka akan
mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan di area
bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak bawah (kaki).
Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk silinder yang dimulai dari otak
bagian bawah kemudian memanjang menyusuri kanal tulang belakang. Sumsum tulang
belakang terbagi menjadi beberapa segmen, masing-masing segmen memiliki sepasang
akar saraf di kanan dan kiri. Akar saraf depan (ventral) atau saraf eferen bertindak sebagai
motorik, sedangkan akar saraf belakang (dorsal) atau saraf aferen bertindak sebagai
sensorik. Secara anatomis, sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf
yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa
disebut medulla spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara
rinci, ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah
sebagai berikut:
1.      Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan membentuk daerah
tengkuk.
2.      Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk
bagian belakang torax atau dada.
3.      Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk daerah
lumbal atau pinggang.
4.      Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk os
sakrum (tulang kelangkang).
5.      Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk tulang
koksigeus (tulang tungging)

2.      System saraf tepi


saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang keluar
dari otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot dan
kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum tulang belakang adalah
saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alat-alat gerak tubuh, seperti
lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan leher. Saraf ini terdiri atas 31
pasang.
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak sadar
(saraf otonom) yang berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja diluar
kesadaran. Saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Sistem kerja keduanya saling berlawanan.
1)      Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda
makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-
ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial,
yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang
31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas
gabungan saraf sensorik dan motorik.
Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a)     Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakansaraf sensori.
b)     Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut
merupakan saraf motorik.
c)     Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih memahami tentang
jenis-jenis saraf kranial.

2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)


Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil
mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom
ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali
fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus dirangsang, maka
akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil, antara lain
mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran
pencernaan. Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

a) Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu
kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh.
Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata,
memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja
alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
b) Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik.
Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil
pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi,
dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan,
makamengakibatkan keadaan yang normal.

2.5 Mekanisme Penghantar Implus


Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan    sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
a.   Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui
serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian
luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian
luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan
(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik
sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf.
Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan
120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung
myelin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh
impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).
Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.[8]
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold)
tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson.
Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode
waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
b.      Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan
sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka
vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia
yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh
tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang
terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel
pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.[9]
2.7 Kelainan  yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf
Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori
seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau kerusakan
akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:
a)      Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh
kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer disebabkan
oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis
virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan
akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.
b)      Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori
diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya bervariasi dimulai
dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker
otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal.
c)      Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi
gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya adalah
setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang
menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda
spinalis atau saraf spinalis. [10]
d)         Tumor sistem saraf pusat
Faktor yang dianggap menyebabkan hal tersebut, diantaranya faktor genetik,
radiasi, supresi imun bahkan faktor kimia dan virus. Letak tumor SSP juga berhubungan
dengan umut penderita, pada orang dewasa sebagian besar neoplasma (80-85%) timbul di
dalam hemisfer serebrum diatas tentorium  dan sebesar  70 % pada anak timbul di  fossa
posterior. [11]
  

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
1.      Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul
saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi
tanggapan rangsangan.
2.      Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat.
3.      Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu Menerima berbagai sensasi
dari dalam dan luar tubuh .
4.      Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga sistem saraf tepi
(sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat meliputi bagian otak dan
juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi meliputi bagian atas
sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf otonom.
5.      Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan    sinapsis.
6.      Kelainan yang disebabkan karena gangguan sistem syaraf antara lain yaitu alzheimer,
amnesia, ataksia dan tumor sistem saraf pusat (SSP).
3.2 saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena kami
menyadari banyak kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat sebagai bahan
makalah ini. Sekian terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik Neoplasma Sistem Saraf
Pusat. Jurnal Majalah Biomorfologi. Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga. Vol.24 ,
No.1.
Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Jakarta : EGC.

[1] Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia. Hal : 435


[2] Ibid, Hal.435.
[3] Ibid, hal. 437.
[4] Pearce, Evelyn C. 1985. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Hal: 234
[5] Ibid, hal. 234.
[6] Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Hal: 132
[7] Ibid, hal. 132.
[8] Ibid, Hal. 138.
[9] Ibid, Hal: 140.

[10] Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia. Hal : 439


[11] Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik Neoplasma Sistem
Saraf Pusat. Jurnal Majalah Biomorfologi. Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga.
Vol.24 , No.1.

Anda mungkin juga menyukai