Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Fisiologi Manusia

DOSEN PENGAMPU:

Dra. Farida Mulyaningsih M.Kes.

Disusun Oleh:

Ryan Aditya Rama Putra

20601244133

PRODI PEND. JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas Laporan Praktikum Fisiologi Manusia ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Fisiologi Manusia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan, fungsi dan bagian-bagiannya bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Farida Mulyaningsih M.Kes, selaku dosen
mata kuliah Fisiologi Manusia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

24 Juni 2021
Laporan Praktikum

(Golongan I )

Saraf
A. Latar Belakang

Seluruh aktivitas tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, system saraf
berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan, pencernaan, dan
urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga mengatur aliran darah, dan konsentrasi
osmotik darah. Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan.
Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.

B. Tujuan

Untuk mengetahui apa itu saraf

C. Dasar Teori

Sistem Saraf adalah mekanisme yang memungkinkan tubuh bereaksi terhadap perubahan
pada berbagai lingkungan eksternal dan internal yang senantiasa terjadi. Mekanisme ini juga
mengawasi dan menyelaraskan berbagai kegiatan tubuh (misalnya jantung dan paru-paru),
untuk tujuan deskriptif secara struktural sistem saraf dibedakan atas sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi dan seacara fungsional atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Jaringan sel terdiri dari dari dua jenis sel utama: neuron (sel saraf) dan sel penunjangnya.
Neuron merupakan ke satuan struktural dan fungsionalis sistem saraf yang khusus berguna
untuk komunikasi cepat, sebuah neuron terdiri dari badan sel dan jalurnya, yakni dendrit dan
akson yang masing-masing membawa implus ke badan sel dan menjauhi badan sel.

Untuk menanggapi rangsang, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

 Reseptor adalah alat penerima rangsang atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah alat indra.
 Penghantar impuls dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari bekas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf itu disebut neuron.
 Efektor bagian yang menanggap rangsang yang telah diantarkan oleh penghantar
impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).

 Berdasarkan Bentuknya – Badan Sel : Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar
dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan
kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisei. –
Dendrit :Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabangcabang dan perluasan
dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan
rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada
umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak mengandung selubung
myelin maupun neurolema. – Akson : Akson dikenal sebagai neurit. Neurit
merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan perjuluran dari sitoplasma
pada badan sel. Benang-benang halus yang terdapat dalam neurit dikenal sebagai
neurofibril yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin
tersebut dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk suatu jaringan yang
menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari resiko kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin dapat disebut dengan
nodus ranvier, yang berfungsi sebagai mempercepat jalannya rangsangan. Kelompok-
kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion
atau simpul saraf.

 Berdasarkan Struktur dan Fungsinya – Sel saraf sensori: Sel saraf sensori
merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya
pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra
untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula
spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi
(intermediet). – Sel saraf motor : Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki
dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson
lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar.
Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan
dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang. – Sel saraf
intermediet (Neuron konektor) : Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi.
Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel
saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang
ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor
sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensorik,
sel saraf motorik dan sel saraf konektor / intermediet.

 Sel saraf Sensorik adalah jenis sel saraf yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
dari reseptor di tubuh ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel
saraf ini sering juga disebut dengan sel saraf indra.
 Sel Saraf Motorik adalah jenis sel saraf yang berfungsi untuk menghantarkn impuls
dari sel sistem saraf pusat ke sel otot atau kelenjar sehingga tubuh akan menanggapi
rangsangan tersebut dengan bergerak atau menghasilkan suatu produk sekresi. Sel
saraf motorik biasanya mempunyai dendrit yang pendek dengan akson yang sangat
panjang.
 Sel saraf konektor/intermediet ini merupakan jenis sel saraf yang berfungsi untuk
menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel
saraf lain yang terdapat di dalam sistem saraf pusat. Serabut saraf, akso dan dendrit
dari sel ini bergabung dalam satu selubung dan akan membentuk urat saraf sedangkan
badan selnya berkumpul di satu tempat untuk membentuk ganglion saraf.

Fungsi sistem saraf adalah sebagai berikut :

1. mengkoordinasi setiap gerak tubuh


2. mangatur kerja organ tubuh
3. mengendalikan aktivitas tubuh baik yang disadari maupun tidak
4. sebagai alat komunikasi tubuh
5. tempat untuk berfikir serta kesadaran
6. reaksi terhadap rangsangan
7. menerima, mengolah dan menyampaikan rangsangan dari seluruh organ tubuh

Sistem saraf manusia terdiri dari otak, sumsum tulang belakang dan sel saraf atau neuron.
Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Berikut adalah
penjelasannya :

 Sistem saraf pusat akan mengendalikan seluruh rangsangan mulai dari pikiran,
gerakan ,emosi, denyut nasi, pernafasan, suhu tubuh sampai dengan koordinasi
seluruh sel saraf untuk melakukan fungsi pengaturan dalam tubuh.
 Sistem saraf tepi berfungsi untuk menerima rangsanagan dan menghantarkan respon
yang sudah di olah sistem saraf pusat.

D. Alat dan bahan praktik

1. Martil Refleks

2. Kursi
3. kapas

4. Aquades

E. Langkah kerja

 Dua orang bekerja secara berpasangan, satu orang sebagai subjek dan satu lagi
sebagai pengamat.
 Salah satu orang duduk di kursi, raba terlebih dahulu bagian tendon yang berada di
bawah tempurung lutut.
 Kaki seorang yang duduk di ketuk dengan palu karet dengan posisi mata terbuka dan
tertutup.

F. Hasil

1. Pada percobaan pemukulan bagian lutut, kaki bergerak ke depan seolah-olah


menendang karena lutut memberikan respon dengan adanya gerakan reflek yaitu
dengan menggerakan lututnya. Reflek pada lutut ini desebut refleks sumsum tulang
belakang, karena saraf penghubungnya terletak disumsum tulang belakang.
2. Gerak kaki pada saat mata tertutup tendanga atau gerakan kaki ke depan seolah-olah
menendang lebih kuat karena rangasangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada
membran sel saraf, membran akan mengalami perubahan ekektrokimia dan perubahan
fisiologis (Soewolo 1997).
(Golongan II)

Sistem Pencernaan
A. Latar Belakang.

Sistem pencernaan pada manusia berperan penting dalam mencerna makanan dan minuman
menjadi energi serta berbagai jenis nutrisi. Selain itu sistem pencernaan pada manusia juga
berfungsi untuk mengeluarkan zat beracun dan sisa makanan melalui feses atau tinja

B. Tujuan

Untuk mengetahui proses pencernaan yang terjadi di dalam tubuh manusia.

C. Dasar Teori

Secara umum, proses pencernaan terdiri atas 2 jenis, yaitu proses pencernaan mekanis dan
kimiawi.

Proses pencernaan mekanik merupakan proses pencernaan makanan yang dilakukan dengan
gerakan-gerakan seperti mengunyah, menelan, memompa, menghancurkan, dan meremas
makanan. Pencernaan mekanik bertujuan untuk mengubah ukuran makanan menjadi lebih
kecil. Sementara proses pencernaan secara kimiawi adalah proses pencernaan makanan yang
melibatkan enzim. Pencernaan kimiawi ini bertujuan buat mengubah partikel makanan yang
kecil-kecil jadi bentuk yang siap diserap sama tubuh. Sistem pencernaan manusia dimulai
dari mulut dan berakhir di anus.

Proses pencernaan dimulai dari mulut. Mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan
dan dimulainya proses pencernaan. Ini karena di dalam mulut, terjadi pencernaan secara
mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh enzim amilase. Gigi akan menghancurkan makanan
menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga memudahkan enzim amilase bekerja. Enzim
amilase lalu akan menguraikan kandungan pati atau amilum dalam makanan, menjadi gula
sederhana yang dapat diserap tubuh. Enzim amilase diproduksi oleh kelenjar ludah. Selain
itu, di mulut ada juga lidah, yang akan mengaduk makanan sehingga bisa bercampur dengan
enzim amilase.

Setelah proses di mulut makanan menuju ke faring atau tenggorokan. Tenggorokan (faring)
merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan rongga mulut ke kerongkongan
(esofagus). Makanan yang ditelan dari mulut masuk melalui Faring dan diteruskan ke
kerongkongan. Pada dinding kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yaitu gerakan
meremas-remas yang mendorong makanan menuju lambung.

Di lambung terjadi pencernaan kimiawi, dimana makanan dicerna oleh enzim dalam getah
lambung yang dihasilkan oleh sel kelenjar dinding lambung. Getah lambung terdiri dari:

1. Pepsin: enzim yang fungsinya memecah protein menjadi pepton


2. Asam Klorida (HCl): asam yang berfungsi untuk membunuh kuman dan bakteri pada
makananan dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Adapun fungsi lambung untuk, mencerna protein, menyimpan makanan (selama 2-5 jam),
mematikan mikroorgansime berbahaya yang ada di lambung karena ada asam lambung.
Setelah melalui pencernaan di lambung, makanan akan perlahan-perlahan didorong masuk ke
usus halus.

D. Alat dan Bahan Praktik

 Percobaan 1

1. Nasi / roti tawar ( bawa sendiri )

 Percobaan 2
1. Gelas beker
2. Sendok
3. Empedu ayam ( bawa sendiri )
4. Empedu ikan lele ( bawa sendiri )
5. Minyak kelapa

E. Langkah

 Percobaan 1
1. Ambil nasi atau Kue tawar secukupnya
2. Kunyah nasi atau kue dengan kunyahan 32 kali sampai lumat
3. Rasakan perbedaan saat awal dikunyah dengan yang ke 32 kali
 Percobaan 2
1. Ambil air ½ gelas tambahkan 3 sendok minyak kelapa.
2. Aduk-aduk sampai rata
3. Tunggu 2 menit amati apa yang terjadi
4. Ambil empedu ayam potong dan pecahkan empedu tersebut, masukkan pecahan
empedu ke dalam gelas yang sudah ada air dan minyak.
5. Aduk-aduk sampai rata
6. Tunggu 2 menit amati apa yang terjadi

F. Hasil

 Percobaan 1

Roti yang dikunyah sebanyak 32 kali lebih manis, berbeda dengan roti yang dikunyah kurang
dari 32 kali

 Percobaan 2
1. Empedu lele : saat air dicampur dengan minyak kelapa. Merupakan perumpamaan
saat kita makan makanan yang berlemak dan dicampur oleh cairan yang ada pada
tubuh kemudian saat berada pada empedu lemak dan air akan digumpaalkan sehingga
akan menjaadi asam lemak.
2. Empedu ayam : empedu ayam yang telah dicampurkan dengan air dan minyak serta
didiamkan 2 menit menghasilkan larutan dalam minyak dan sedikit air.
(Golongan III)

Peredaran darah
A. Latar Belakang

Sistem peredaran darah pada manusia atau sistem kardiovaskular terdiri dari berbagai organ
yang memiliki fungsinya masing-masing, sistem organ ini memiliki tugas utama untuk
mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh.

B. Tujuan

Untuk mengetahui apa itu peredaran darah pada manusia.

C. Dasar teori

Sistem Peredaran darah (Kardiovaskular) Jantung, darah, dan pembuluh darah adalah
komponen utama dari sistem kardiovaskular. Sistem peredaran darah adalah sistem sirkulasi
yang dibangun oleh darah sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yg akan
disalurkan, dilarutkan atau diendapkan, pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk
mengarahkan dan mendistribusikan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan
mengembalikannya ke jantung, dan jantung yang berfungsi memompa darah agar mengalir ke
seluruh jaringan. Sistem sirkulasi berperan dalam homeostatis dengan berfungsi sebagai
sistem transportasi tubuh dengan mengangkut oksigen, karbondioksida, zat-zat sisa,
elektrolit, nutrisi dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.

Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel
dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah
mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan.
Kedua, yang diangkut adalah nutrisi yang berasal dari pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai
dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Alat-alat peredaran darah yaitu:

 Jantung

Jantung merupakan pompa berotot. Fungsinya sebagai alat pemompa darah. Jantung terdiri
dari otot jantung (miokardium) yang bagian luarnya dilapisi oleh selaput jantung
(perikardium) yang terdiri dari 2 lapisan. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat cairan
getah bening yang berfungsi untuk menahan gesekan. Bagian dalam jantung dilapisi oleh
endokardium. Otot jantung mendapatkan zat-zat makanan dan oksigen dari darah melalui
arteri koroner. Peristiwa penyumbatan dari arteri koroner disebut koronariasis. Jantung terdiri
atas 4 ruangan, yaitu 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik).
1) Atrium

Atrium merupakan ruangan jantung tempat masuknya darah dari pembuluh balik (vena),
antara atrium kanan dan atrium kiri terdapat katup valvula bikuspidalis pada fetus, antara
atrium kanan dan kiri terdapat lubang yang disebut foramen ovale menjelang kelahiran,
foramen ovale akan menutup.

2) Ventrikel

Ventrikel mempunyai otot lebih tebal daripada atrium, dan ventrikel kiri lebih tebal daripada
ventrikel kanan. Ini disebabkan ventrikel berfungsi memompakan darah keluar jantung,
antara ventrikel kanan dan kiri terdapat katup valvula trikuspidalis.

Cara kerja otot jantung (kontraksi dan relaksasi) yaitu:

Saat serambi relaksasi (mengembang) darah dari vena cava inferior dan vena cava superior
→ Mengalir menuju serambi kiri → bilik → pembuluh aorta dan pembuluh nadi
(akibatnya:bilik relaksasi, hingga tekanan ruangan minimal = DIASTOLE)

 Pembulu darah

Darah mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh. Darah mengalir masuk ke jantung pun
melalui pembuluh. Oleh sebab itu, pada dasarnya terdapat 2 kelompok pembuluh darah, yaitu
pembuluh yang aliran darahnya meninggalkan jantung dan yang menuju jantung.

Macam-macam Pembulu darah:

1) Arteri (pembuluh nadi)

Yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari jantung. Pembuluh ini dapat dibedakan
menjadi aorta, arteri, dan arteriole. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung berhubungan
dengan jantung. Aorta bercabang menjadi arteri. Sedangkan arteriole merupakan pembuluh
nadi yang berhubungan dengan kapiler.

2) Vena (pembuluh balik)

Yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke jantung. Pembuluh ini dapat dibedakan
menjadi venule, vena, dan vena cava. Venule merupakan pembuluh balik yang berhubungan
dengan kapiler. Vena menerima darah dari venule. Vena cava merupakan pembuluh balik
besar yang langsung berhubungan dengan jantung.
3) Pembuluh kapiler

Merupakan pembuluh halus yang menghubungkan arteriole dengan venule. Kapiler


merupakan pembuluh halus yang dindingnya hanya setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah
terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon dioksida jaringan.

Dinding pembuluh darah mempunyai 3 lapisan, yaitu:

1) Lapisan terluar, merupakan lapisan tipis dan kuat terdiri atas jaringan kuat.

2) Lapisan tengah, terdiri atas jaringan otot polos. Karena otot polos ini bersifat tidak sadar
maka aliran darah dan tekanan darah pada pembuluh darah tidak dapat dirasakan.

3) Lapisan dalam, merupakan lapisan yang membatasi ruangan pembuluh darah.

D. Alat dan bahan praktik

 Praktik pada Tekanan darah pada arteri


1. Stetoskop
2. Spigmomanometer air raksa
3. Balut riva rocci
 Praktik pengukuran frekuensi denyut jantung pada arterari radialis
1. Stop watch
2. Gelas air panas dan dingin

E. Langkah

 Praktik tekanan darah pada arteri


1. Berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu badan
2. Duduk kedua lengan tergantung lurus ke bawah
3. Berdiri dengan kedua lengan tergantung lurus sejajar dengan sumbu badan.
4. Pengukuran dilakukan tiga kali pada tiap-tiap posisi badan dan hasil yang diambil
adalah hasil rata-ratanya
 Praktik pengukuran frekuensi denyut jantung pada arterari radialis
1. Tempat untuk menghitung denyut nadi adalah pergelangan tangan,sisi kiri dada di
daerah terletaknya jantung dan di samping tenggorokan.
2. Hitung denyut nadi di arteri radialis ( pergelangantangan).
3. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba.
4. Ukur denyut nadi dengan berbagai posisi selama satu menit, 30 detik, 15 detik.

F. Hasil

 Praktik tekanan darah pada arteri


Hasil pengukuran tekanan darah –cara auscultatoir :
1. Pada orang coba dengan posisi badan berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar
dengan sumbu badan.
Tekanan sistolik: 15 mmHg
Tekanan diastolik : 60 mmHg
Tekanan darah : 115/ 60 mmHg

2. Pada orang coba dengan posisi badan duduk dengan kedua lengan lurus ke bawah.
Tekanan sistolik : 120 mmHg
Tekanan diastolik : 65 mmHg
Tekanan darah : 120/65 mmHg

3. Pada orang coba dengan posisi badan berdiri dengan kedua lengan lurus sejajar dengan
sumbu badan.
Tekanan sistolik : 120 mmHg
Tekanan diastolik : 70 mmHg
Tekanan darah : 120/70 mmHg

 Praktik pengukuran frekuensi denyut jantung pada arterari radialis

15 detik x 4 30 detik x 2 60 detik

1 Denyut jantung berbaring :1. 68/mnt 2. 70/mnt 3. 69/mnt

2 Denyut jantung duduk :1. 92/mnt 2. 90/mnt 3. 79/mnt

3 Denyut jantung berdiri :1. 112/mnt 2. 100/mnt 3. 89/mnt

4 Denyut jantung berbaring


dada ditaruh air dingin
:1. 72/mnt 2. 72/mnt 3. 72/mnt

5 Denyut jantung berbaring


dada ditaruh air hangat
:1. 72/mnt 2. 62/mnt 3. 66/mnt

6 Denyut jantung setelah lari


ditempati selama satu menit :1. 120/mnt 2. 114/mnt 3. 81/mnt

(Golongan IV)

Darah
A. Latar Belakang

Darah merupakan cairan yang terdapat dalam tubuh dan berfungsi untuk mengirimkan zat-zat
serta oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. Tak hanya itu saja, darah juga berfungsi
untuk mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri yang bisa menimbulkan masalah kesehatan serius.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui golongan darah


2. Menghitung hematokrit

C. Dasar Teori

Darah merupakan cairan yang terdapat di dalam pembuluh darah yang memiliki fungsi
mengatur keseimbangan asam dan basa,mentransportasikan O2, karbohidrat, dan metabolit,
mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi atau hantaran, membawa panas tubuh dari pusat
produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh, dan pengaturan
hormon dengan membawa dan mengantarkan dari kelenjar ke sasaran. Jumlah dalam tubuh
bervariasi, tergantung dari berat badan seseorang. Pada orang dewasa, 1/13 berat badan atau
kira-kira 4,5-5 liternya adalah darah. Faktor lain yang menentukan banyaknya darah adalah
usia, pekerjaan, keadaan jantung, dan pembuluh darah (Syaifuddin, 2009).

Darah seperti yang telah didefinisikan dan yang dapat dilihat, adalah suatu cairan tubuh yang
berwarna merah dan kental. Kedua sifat utama ini, yaitu warna merah dan kental, yang
membedakan darah dari cairan tubuh lainnya. Kekentalan ini disebabkan oleh banyaknya
senyawa dengan berat molekul yang berbeda, dari yang kecil sampai yang besar seperti
protein, yang terlarut didalam darah. Warna merah, yang memberi ciri yang sangat khas bagi
darah, disebabkan oleh senyawa berwarna merah yang terdapat dalam sel-sel darah merah
yang tersuspensi dalam darah (Sadikin, 2002).

Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari hewan-manusia. Darah selalu
berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa O2
(oxygen 6 carrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis
(Bakta, 2006).

Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut:

1. Plasma darah
Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang sebagian besar
mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma adalah albumin.
Protein lainnya adalah antibodi (immunoglobulin) dan protein pembekuan. Selain itu plasma
juga mengandung hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin.

2. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas:

 Eritrosit : sel darah merah (SDM) - red blood cell (RBC).


 Leukosit : sel darah putih (SDP) - white blood cell (WBC). 3. Trombosit : butir pembeku-
platelet.

Plasma darah dikurangi protein pembekuan darah disebut sebagai serum (Bakta, 2006).

D. Alat dan Bahan Praktik

 Praktikum golongan darah


1. Kaca obyek / kaca preparat
2. Pengaduk / sudut kaca obyek
3. Satu set larutan anti sera (anti A dan anti B)
4. Pena jarum
5. Jarum
6. Kapas alkohol

 Praktikum Menghitung Hematokrit


1. Tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm, diameter 1 mm. Ada yang berisi heparin
(khusus untuk darah kapiler) dan ada yang tidak berisi antikoagulan (untuk darah-
antikoagulan mis. Darah EDTA).
2. Semen, untuk penutup salah satu ujung tabung hematokrit.
3. Alat sentrifus, khusus untuk mikro-hematokrit yang berkapasitas putar ll.500-15.000
ppm.
4. Alat baca mikro-hematokrit/penggaris
5. Pena jarum + Jarum
6. Kapas alkohol

E. Langkah

 Praktikum golongan darah


1. Tandailah pada kaca obyek (dengan pensil) daerah A dan daerah B
2. Bersihkan jari yang akan ditusuk menggunakan kapas alkohol sebelum diambil
darahnya
3. Kemudian teteskan masing-masing daerah tersebut satu tetes darah orang coba
4. Teteskan pada daerah bertanda A satu tetes serum anti A dan pada daerah
bertanda B satu tetes serum anti B dengan pipet yang telah tersedia (jangan
sampai tertukar).
5. Capurlah/aduklah daerah tersebut dengan serum antinya, dengan menggunakan
pengaduk/sudut kaca obyek yang masih bersih dan jangan sampai tercampur
antara daerah A dan daertah B.
6. Amatilah setelah satu menit, apakah ada agregasi sampai aglutinasi. Pengamatan
sebaiknya menggunakan kanta atau dengan mikroskop. Aglutinasi di daerah A
berarti darah yang diselidiki bergolongan A, aglutinasi di daerah B berarti darah
yang diselidiki bergolongan B. kalau terjadi aglutinasi pada kedua daerah berarti
darah bergolongan AB, dan kalau tidak terjadi aglutinasi pada keduanya maka
yang diselidiki bergolongan O.

 Praktikum Menghitung Hematokrit


1. Bersihkan jari yang akan ditusuk menggunakan kapas alkohol sebelum
diambil darahnya
2. Isi kira-kira 2/3 tabung kapiler dengan darah praktikan.
3. Tutup dengan semen yang tersedia salah satu ujungnya.
4. Masukkan tabung kapiler tersebut ke dalam sentrifus dengan ujung yang
tertutup ke arah ke luar. (yang ada semennya di bawah)
5. Putarlah sentrifus selama 5 menit.
6. Baca tabung tersebut menggunakan alat baca yang tersedia (penggaris).

F. Hasil

 Praktikum golongan darah

1. Darah diambil dari ujung jari tangan kanan/kiri II/III/IV *)

2. Terjadi / tidak terjadi aglutinasi.

3. Jika terjadi aglutinasi, pada daerah A/B/A dan B *)

4. Hasil praktikum: Terjadi aglutinasi di anti serum B = Sel darah B

Hasil Diskusi / Pembahasan :

Anti gen yang digunakan yaitu anti-serum A+B. di dalam anti serum A tidak terjadi
aglutinasi dan didalam anti serum B terjadi aglutinasi. Kenapa bisa terjadi aglutinasi pada
serum B? karena didalan sel darah merahnya memiliki antigen B dan pada plasmanya
mengandug anti gen A. jadi hasil dari penentuan golongan darah menunjukan golongan darah
B.

 Praktikum menghitung hematokrit

Hasil Pengamatan :

Prosentase Hematokrit :

Total 5,4 cm

→ Darah = 2,1 cm

→ plasma = 3,3 cm

Total presentase → 61,1 + 38,9 = 100%

Nilai normalnya sesuai umur dan jenis kelaminya menunjukan normal bahwa normal wanita
adalah berkisar 36% - 46%

(Golongan V)

Penentuan Hemoglobin Darah


A. Latar Belakang

Hemoglobin atau Hb adalah protein yang berada di dalam sel darah merah. Protein inilah
yang membuat darah berwarna merah. Dalam kadar yang normal, hemoglobin memiliki
banyak fungsi bagi tubuh. Oleh karena itu, kadar normal hemoglobin perlu selalu dijaga.
Selain memberi warna, hemoglobin juga berfungsi membantu sel darah merah mendapatkan
bentuk alaminya, yaitu bulat dengan bagian tengahnya lebih pipih. Dengan bentuk seperti ini,
sel darah merah dapat dengan mudah bergerak dan mengalir di dalam pembuluh darah.

B. Tujuan

Mengukur hemoglobin darah.

C. Dasar Teori

Sel darah merah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang
disebut plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh
sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Masing-masing morfologisel
mempunyai ukuran (diameter). Darah terdiri dari sel darah dan plasma. Dalam sel darah
terdiri dari hemoglobin, eritrosit, hematokrit (PCV), retikulosit, laju endap darah, trombosit,
lekosit dan hitung jenisnya dan hapusan darah tepi.
D.Alat dan Bahan

1. Satu (1) set Haemometer Sahli, terdiri :


a. Satu komparator dengan standar hemoglobin.
b. Mikro pipet hisap 20 µl Hemometer Sahli
c. Tabung Sahli berskala gram %
d. Lidi pengaduk
2. Larutan HCl 0,1 N
3. Aquades
4. Jarum
5. Pena jarum
6. Kapas alkohol

E. Langkah

1. Tabung Sahli diisi dengan larutan HCl 0,1 N setinggi skala terbawah (angka 2).
2. Bersihkan jari yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol
3. Ambil darah dari salah satu ujung jari (II-IV) dengan jalan menusuknya dengan
jarum yang telah tersedia.
4. Hisaplah darah dengan mulut menggunakan mikro pipet sampai tanda 20 µl (darah
tidak boleh putus).
5. Dengan cepat keluarkan darah tersebut ke dalam tabung Sahli dan aduklah.
6. Masukkan tabung Sahli ke dalam komparator dan tambahkan tetes demi setetes
aquades sambil diaduk sampai warnanya sama dengan warna standar komparator.
7. Tepat 3 menit setelah darah tercampur dengan HCl, warna larutan dibaca pada
jarak sepanjang lengan atas dengan latar belakang cahaya matahari, warna larutan
disamakan dengan warna gelas standar.

F. Hasil

Hasil pengamatan :

1. Darah diambil dari ujung jari tangan kanan/kiri II/III/IV )

2. Kadar Haemoglobin berapa : 16,4


Hasil Diskusi / Pembahasan

(Golongan VI)

Respirasi
A. Latar Belakang

Manusia membutuhkan oksigen untuk hidup, oksigen sendiri diperoleh melalui udara dengan
cara bernafas . Oleh karena itu bernafas atau sistem respirasi pada manusia sangatlah penting.

Sistem respirasi manusia sangat kompleks, setiap sel dan jaringanya memiliki fungsi dan
peranya masing-masing. Struktur nya yang begitu rumit menjadikan sistem ini begitu
istimewa untuk menopang kehidupan manusia.

B. Tujuan

Mengukur paru dan volume paru

C. Dasar Teori

pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup
oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.

Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

 Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
 Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.

Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan
dua cara pernapasan, yaitu :

1. Respirasi / Pernapasan Dada


 Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
 Tulang rusuk terangkat ke atas
 Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil
sehingga udara masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
 Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
 Diafragma datar
 Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada
dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.

Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa
sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan

mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara. Pada
pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen.
Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc
oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana
setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan
keluar dari jaringan menuju paru-paru dengan bantuan darah. Proses Kimiawi Respirasi Pada
Tubuh Manusia :

 Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2


 Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
 Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
 Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan


mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses
pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan
energy. Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas:

1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru

D. Alat dan bahan

1. Spirometer air.
2. Termometer air.
3. Kapas alkohol

E. Langkah

1. Mulut pipa pengukur di bersihkan dahulu dengan alkohol. Jarum spirometer


dikembalikan pada angka nol. Dan dilihat suhu air pada saat itu berapa kemudian
disesuaikan jarumnya dengan suhu air.
2. Dengan menutup hidung , masukkan udara pernafasan melalui mulut pipa pengukur.
Kemudian diulangi lagi dengan sebelumnya mengembalikan tabung/penampung
udara spirometer ke posisi awal.
3. Jika ingin mengukur volume tidal, kerjakan pernafasan seperti biasa (pernafasan
reflekstoris) dan masukan udara ekspirasi ke mulut pipa. Lakukan 3 x pengukuran.
4. Jika yang di ukur volume cadangan inspirasi, lakukan inspirasi sekuat-kuatnya dan
masukan udara ekspirasi sampai ekspirasi normal . Yang terukur adalah volume
cadangan inspirasi dan volume tidal. Lakukan 3 x pengukuran
5. Jika yang diukur volume cadangan ekspirasi, lakukan ekspirasi biasa dan setelah itu
masukan udara kemulut pipa dengan ekspirasi sekuat-kuatnya . Lakukan 3 x
pengukuran
6. Jika yang diukur kapasitas vital dilakukan dengan melaksanakan inspirasi sekuat-
kuatnya diikuti ekspirasi sekuat-kuatnya. Lakukan 3 x pengukuran
F. Hasil

1. Keadaan lingkungan

a. Suhu lingkungan : 26˚c

b. Suhu air : 29 ˚c

2. Posisi Tubuh : Duduk santai

3. Hasil Percobaan

a. Frekuensi pernapasan : 19/menit

b. Volume tidal : 1). 600 cc 2). 500 cc 3). 500 cc

c. Volume Cadangan Inspirasi : 1). 700 cc 2). 700 cc 3). 500 cc

d. Volume Cadangan Ekspirasi : 1). 1200 cc 2). 900 cc 3). 1.000 cc

e. Kapasitas Vital : 1). 2500 cc 2). 2200 cc 3). 2000 cc

f. Kapasitas Vital Prediksi : 1). 2500 cc 2). 2100 cc 3). 2000 cc

g.Ventilasi Prediksi : 1). 11.400 cc 2). 9500 cc 3). 9500 cc

Kapasitas paru-paru merupakan kemampuan paru-paru dalam menampung udara.


Pengukuran paru pada umumnya menggunakan spirometer air yang diukur secara manual dan
menghasilkan data dengan tingkat ketelitian yang rendah. Pada praktikum ini menggunakan
spirometer air, termometer air dan kapas alkohol.kapasitas paru yang diukur meliputi
frekuensi pernafasan,volume tidal,volume cadangan inspirasi, dan vlume cadangan ekspirasi
dengan meggunakan pengukuran menghitung kapasitas inspirasi dan kapasitas ekspirasi.
Sedangkan kapasitas inspirasi didapat dari volume tidal dijumlahkan dengan volume udara
menghembus maksimal dengan begitu spirometer dapat digunakan untuk sarana
pembelajaran kapasitator paru dan hasil perhitungan memiliki ketelitian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan spirometer skala rumah sakit atau klinik.

(Golongan VII)

Kekuatan Otot
A. Latar Belakang
Sistem otot manusia terdiri atas lebih dari 600 otot di dalam tubuh. Otot-otot tersebut
terbentuk dari sel-sel khusus yang disebut sebagai serabut otot.

Mungkin kita berpikir bahwa yang disebut dengan otot hanyalah yang terlihat atau nampak
berada di bawah lapisan kulit saja. Padahal, selain otot rangka yang nampak di bawah kulit,
ada pula otot polos dan otot jantung.

Selain pada tulang, otot juga melekat pada organ dalam dan pembuluh darah. Setiap jenis otot
memiliki fungsi tertentu, tapi utamanya adalah menciptakan gerakan. Bahkan, hampir setiap
gerakan di dalam tubuh merupakan hasil dari otot yang berkontraksi.

Tidak hanya gerakan, kontraksi otot juga membantu mengatur postur tubuh, stabilitas sendi,
dan produksi panas tubuh. Otot benar-benar memiliki peranan penting dalam tubuh manusia,
oleh karenanya makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu sistem otot.

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui daya otot


2. Untuk mengetahui ledak power

C. Dasar Teori

Manusia dapat bergerak berkat adanya sistem otot, begitu juga dengan organ-organ dalam
tubuh manusia. Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang mengizinkan
makhluk tersebut bergerak. Sistem otot pada vertebrata dikontrol oleh sistem saraf, walaupun
beberapa otot (seperti otot jantung) dapat bergerak secara otonom.

Otot terbentuk dari sel-sel khusus yang disebut serabut otot. Sel-sel ini ada yang menempel
pada tulang dan ada juga yang membentuk organ dalam atau pembuluh darah.

Tanpa disadari, seluruh anggota tubuh memiliki otot. Ada otot yang bertugas melakukan
gerakan-gerakan besar, ada juga otot yang berperan dalam melakukan gerakan yang lebih
kecil dan halus. misalnya gerakan berkedip dan ekspresi wajah. Namun tidak hanya itu, otot
juga terdapat pada organ dalam tubuh yang berperan sama pentingnya dengan otot-otot
anggota tubuh.

Otot manusia meliputi 40-50% dari berat badan manusia. Otot bersifat elastis dapat
direnggangkan, dapat dirangsang, dan berkontraksi. Tulang tidak dapat digerakan tanpa
adanya otot, oleh sebab itu otot disebut sebagai alat gerak aktif. Berdasarkan lokasi, struktur
dan kontrol saraf,otot dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Otot Polos

Sel otot polos memiliki bentuk memanjang dengan kedua ujungnya yang runcing dan nukleus
terletak di tengah sel otot. Serat miofibril pada otot polos bersifat homogen dan lebih kecil
dari serabut otot lurik. Otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah, dinding saluran
pencernaan, paru-paru, dan ovarium. Otot ini bersifat lambat bereaksi dalam menerima
rangsang, tetapi tahan terhadap kelelahan, dan bekerja di bawah pengaruh saraf tak sadar.

2. Otot Lurik atau Otot Krangka

Otot kerangka adalah otot yang melekat pada kerangka. Bagian tubuh kita yang berdaging
merupakan otot kerangka. Otot ini disebut juga otot lurik, karena jika dilihat dari samping,
serabut otot ini memperlihatkan suatu pola serat melintang atau bergaris. Irisan melintang
otot ini memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabut-serabut itu tersusun dalam berkas-
berkas yang sejajar, dan terikat sesamanya oleh jaringan penyambung yang dilalui oleh
pembuluh darah dan saraf. Ukuran diameter otot ini 50 mikron dengan panjang 2,5 cm.[1]
Kontraksi otot rangka cepat, kuat, dan disadari. Setiap serabut otot dibungkus oleh
endomisium, kumpulan berkas-berkas serabut dibungkus oleh fasia propia/perimisium,
sedangkan otot (daging) dibungkus oleh selaput fasia super fisalis/epimisium. Endomisium,
perimisium, dan epimisium bergabung membentuk urat (tendon) yang melekatkan otot pada
tulang

3. Otot jantung

Otot jantung dijumpai hanya pada dinding jantung. Struktur otot jantung menyerupai otot
lurik, tetapi nukleus terletak di tengah sel dan memiliki percabangan. Setiap percabangan
pada otot jantung terdapat jaringan pengikat yang disebut discus interkalaris. Otot jantung
bekerja di bawah pengaruh saraf tidak sadar, cepat bereaksi terhadap rangsangan, dan tahan
terhadap kelelahan.

Otot akan berkontraksi apabila mendapatkan rangsangan dari saraf. Kontraksi menyebabkan
otot menarik tulang yang dilekatinya, Sehingga menyebabkan gerakan pada sendi. Kontraksi
otot akan mengerakan otot ke suatu arah. Untuk mengembalikan tulang seperti
semula,diperlukan otot lain yang mengerakan tulang ke arah berlawanan. Dua otot yang
berkerjanya berlawanan ini disebut otot antagonis. Misalnya otot bisep dan trisep yang
menyebabkan lengan dapat dibengkokan dan diluruskan. Bentuk gerkan yang antagonis ini
dapat disebut gerakan ekstensor (meluruskan sendi) dan fleksor (membengkokan sendi).
Gerakan otot yang lain berkerja secara sinergi atau bersamaan, misalnya telapak tangan yang
mengadah atau melungkap oleh otot promotor yang terletak dilengan bawah.

Sistem otot terdiri dari sistem rangka,otot jantung dan otot polos. Otot kerangka menempel
terutama untuk rangka dan gerak secara maupun refleks. Otot jantung adalah otot jantung
yang berkontraksi secara tidak sadar. Lalu otot polos ditemukan pada pembulu darah
manusia,mata,flokel rambut dan dinding organ berongga seperti perut dan usus.

Sistem otot adalah alat gerak utama serta membentuk postur tubuh. Jenisnya adalah alat gerak
aktif. gerak terjadi karena kontraksi serat kontraktil. Serat kontraktil terdiri dari aktin dan
miosin. Dalam otot disimpan glikogen sebagai cadangan energi yang akan digunakan oleh
otot untuk berkontraksi. Organ yang ada dalam sistem otot ini adalah otot lurik,otot polos dan
otot jantung. Organ penyusunya adalah serabut dan tendon.

Fungsi sistem otot:


1. Pergerakan. otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh.

2. Penopang tubuh dan memperthankan postur tubuh. Otot menopang kerangka dan
mempertahankan tubuh saat berdiri atau duduk.

3. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu normal tubuh.

D. Alat dan bahan

 Praktikum kekuatan otot


1. Hand dynamometer (dynamometer genggam)
2. Leg and Back dynamometer
3. Sabuk
4. Alat tulis
 Praktikum daya ledak power
1. Papan meter Jump.
2. Kapur.
3. Pembersih.
4. Dinding rata

E. Langkah

 Praktikum Kekuatan otot

1. Pegukuran Kekuatan Peras Otot Tangan (Hand Grip)

Hand dynamometer dipegang tangan kiri dan penunjuk jarum skala menghadap keluar
sehingga mudah di baca.

Orang coba ditest berdiri tegak pandangan lurus kedepan (konsentrasi penuh) dengan :

a. Lengan tergantung lurus tidak boleh menyinggung tubuh

b. Dynamometer dipencet/diperas seketika dengan sekuat-kuatnya tanpa lengan


bergerak

c. Score/nilai dapat dibaca pada skala penunjuk.

d. Dilakukan bergantian tangan kiri kemudian tangan kanan setelah istirahat 5


menit.

e. Tiap-tiap tangan melakukan 3 kali pemerasan hasil dicatat yang tertnggi di


catat ;

- Pembacaan skala dinyatakan dalam satuan kg. sampai ketelitian 0,5 kg.

2. Kekuatan Otot Punggung (Back Power Test)


a. Meletakkan kaki pada posisi yang tepat pada dasar dari dynamometer, orang
coba berdiri lurus dengan kedua tangan didepan paha dengan jari-jari
terengang kebawah. Testor memberikan rantai dengan pegangannya tepat
dibawah hampir menyinggung ujung-ujung jari orang coba. Orang coba
memegang erat-erat ujung-ujung pegangan yang satu telapak tangannya
menghadap kebelakang sedangkan telapak yang lain menghadap kedepan. Bila
orang coba akan pada posisi menarik, punggung sedikit membungkuk pada
pinggul, sedemikian rupa sehingga dia tidak akan sempurna lurus. Bila
menarik alat dynamometer, kedua kaki harus tetap lurus dengan lutut tidak
membengkok. Kepala tegak dengan pandangan lurus kedepan. Perlu di
perhatikan, jangan terlalu membungkuk hasil pengungkitan akan sangat
kurang dan kemungkinan dapat terkilir ototnya.

b. Orang coba harus menarik tidak dengan hentakan, tetapi berurutan . Lutut
harus tetap lurus, genggaman orang coba harus erat sekali pada penarikan.

c. Telapak tangan kaki orang coba harus datar pada dasar alat dynamometer

Pada akhir penarikan, punggung harus lurus kalau tidak pengukuran diulang.
Penarikan/pengukuran dilakukan 3 kali dengan diselingi istirahat 1 menit. Hasil dicatat yang
tertinggi

3. Kekuatan Otot Tungkai (Leg Power Test)

Kekuatan otot tungkai:

a. Orang coba memegang tangkai dengan kedua tangan ditengah dengan telapak
tangan diletakkan pada hubungan antara paha dan tubuh. Cara memegang
tangkai, telapak tangan kiri menghadap kedepan sedangkan telapak tangan
kanan menghadap kebelakang atau sebaliknya. Perlu diperhatikan untuk tetap
pada posisi tersebut diatas setelah sabuk diletakkan dan pada saat akan
melakukan penarikan.

b. Akhir putaran dari sabuk dipasang pada satu ujung dari tangkai (handle) dan
ujung sabuk yang bebas diputar pada ujung tangkai pemegang yang lainnya,
dililitkan sedemikian rupa sehingga terletak pada tubuh. Posisi ini tekanan
sabuk pada tubuh akan memegang tangkai pemegang dengan erat. Sabuk
sebaiknya diletakkan serendah mungkin melalui pinggul dan otot-otot gluteal.

c. Orang coba harus berdiri dengan posisi kedua kaki sama pada back test. Lutut-
lutut harus membengkok dengan sudut 1020, akan didapatkan tarikan
maksimal bila kedua kaki orang coba hampir-hampir lurus pada akhir dari
tarikan.

d. Sebelum orang coba diberi intruksi untuk menarik, testor harus yakin bahwa
tangan dan punggung lurus kepala tegak dan kepala tegap. Bila rantai alat
terlalu panjang, dapat dipendekkan dengan cara dililitkan. Pencatatan satu dari
3 kali test yang tertinggi.

 Praktikum daya ledak power

Posisi 1 : Tungkai menekuk dengan sudut pada lutut kira-kira 110 derajat, berdiri
dengan ujung kaki, tegak lurus dan tegakkan tangan lurus keatas (bisa salah satu) dimana
ujung tangan diberi kapur untuk penanda hasil raihan . Ukur tinggi raihan pada posisi satu
ini.

Posisi 2 : berdiri tungkai, tegak dan tangan lurus keatas, alas dengan ujung kaki (jinjit)
ukur hasil raihan. Ukur tinggi sebagai posisi 2.

Posisi 3 : Dari posisi 1 meraihkan tangan pada dinding/papan setelah melompat


dengan power penuh, ukur hasil raihan. Tinggi raihan sebagai posisi 3.

Syarat dalam melakukan vartical jump :

a. Berdiri menyamping dinding


b. Setelah mengukur posisi 1 (raihan posisi 1), bentuk badan pada posisi 1 ini
tidak boleh berubah waktu akan melaksanakan loncatan, misalnya dengan
adanya gerakan pengayuhan tubuh lebih kebawah (rendah) lagi.
c. Tangan tidak boleh ada gerakan (melakukan ayunan/awalan)
d. Ukurlah berat badan (bb) dalam Kg berat.

Perhitungan :

Setelah melakukan ke-3 data hasil raihan diukur, hitunglah besarnya h1 dan h2 dalam satuan
meter. Kemudian masukan ke dalam rumus dan hitung hasilnya, g (gravitasi 9.8 meter/detik)

Dimana 1 HP (Horse Power) = 76 Kg m/detik.

Untuk mengukur besarnya h1 adalah raihan posisi 2 dikurangi raihan posisi 1

Untuk mengukur besarnya h2 adalah raihan posisi 3 dikurangi raihan posisi 2 (lihat rambar).

Normal Power untuk laki-laki antara 2-2,5 HP, untuk perempuan 1,5 – 2 HP.

Power = BBx + =………….Kgm/dt

1 HP (House Power ) = 76 Kg.m/dt.

F. Hasil

 Praktikum kekuatan otot

Terbaik/tertinggi
1. Kekuatan otot tangan (hand grip) 1 …………………31,0

2………………………40,4

3…………………………33,1

Terbaik/tertinggi

2. Kekuatan Otot Punggung 1………………………84,5

2………………………………116,5

3…………………………125,5

Terbaik/tertinggi

3. Kekuatan Otot Kaki 1…………………………45,0

2……………………………45,0

3……………………63,0

Hasil Diskusi/Pembahasan :

1. Hasil dari percobaan hand grip adalah setelah melakukan 3x percobaan dengan
mengambil hasil tertinggi dari testor adalah 40,4 kg
2. Hasil dari praktikum saat mengukur otot punggung setelah melakukan 3x
percobaan dengan mengambil hasil tertinggi yaitu 125,5 kg
3. Hasil dari praktikum pengukuran kekuatan otot kaki setelah melakukan 3x
percobaan dengan menggambil hasil tertinggi dari testor yaitu 63,0 kg.
 Praktikum daya ledak power

1. Raihan posisi : Posisi 1..……220

Posisi 2..………………237

Posisi 3..………………274

2. Pengukuran : h1: …………………3,37 m – 2,20 m = 0,17 m

: h2: …………… 2,74m - 2,37 m = 0,37 m

3. Hasil Perhitungan :
70 x 3,17 + 1,34

= 223,24 ÷ 76

= 2,93

4. Hasil Konversi dari Kg.m/dt ke HP : …………………2,93

Hasil Diskusi/Pembahasan:

Setelah melakukan praktikum pengukuran daya ledak power yang dilakukan oleh testor dari
posisi 1, 2, 3 dan selanjutnya menentukan h1 dan h2 dan terakhir membagi dengan satuan
fase power mendapatkan hasil 2,93 , dan hasil ini sangat baik karena normal laki-laki 2-2,5
hp

(Golongan VIII)

Pengaturan suhu tubuh makhluk poikiloterm


A. Latar Belakang
Semua proses fisiologik merupakan reaksi kimia-fisika yang kecepatan reaksinya sangat
tergantung pada suhu di sekitarnya. Kecepatan reaksi ini berubah pada suhu yang sempit
untuk berfungsi optimal, maka fungsi badan yang normal tergantung kepada suhu badan yang
relatif konstan.

Mahkluk averbrata pada umumnya tidak dapat menyasuaikan suhu badannya, sehingga
hidupnya tergantung belas kasih lingkungannya. Pada vertebrata mekanisme untuk
mempertahankan suhu badan, yaitu menyesuaikan produksi panas dengan kehilangan panas,
telah berkembang. Pada reptilia, amfibia (katak) dan ikan, mekanisme penyesuaian ini relatif
rudimenter. Binatang ini di sebut binatang “berdarah dingin” (poikiloterm) oleh karena suhu
badan berubah-ubah dalam kisaran tertentu.

Pada burung dan mamalian (manusia) mahkluk “berdarah panas” (homoioterm) ada
sekelompok refleks respons, yang terutama terpadu di hipotalamus, yang bekerja untuk
mempertahankan suhu badan dalam kisaran sempit walaupun ada perubahan besar pada suhu
lingkungannya.

B. Tujuan

Untuk mengetahui pengukuran suhu tubuh makhuk poikiloterm dan homoiterm

C. Dasar Teori

Pengaruh suhu pada lingkungan hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu Poikiloterm dan
Homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian
dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut
hewan berdarah dingin. Yang termasuk dalam poikiloterm adalah bangsa Ikan, Reptil, dan
Amfibi. Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena dapat menjaga
suhu tubuhnya. Hewan yang termasuk dalam homoiterm adalah bangsa Aves dan Mamalia.

Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau
diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi,
konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik,
tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan
transfer panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada
transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki
suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau
gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi
merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas
karena evaporasi.

D. Alat dan bahan

Untuk katak:

1. 2 bejana 400cc yang diisi air es dan air hangat 40 derajat


2. Termometer biasa/batang (110° C)
3. Batang kayu
4. Tali
5. Katak
6. Stopwatch

Dan untuk manusia sendiri, pengukuran suhu badan orang coba dilakukan di dalam kamar
percobaan. Alat yang diperlukan : termometer badan manusia (kecil)

E. Langkah

Mengukur suhu katak dahulu. Ukurlah suhu air es di dalam bejana dahulu. Kemudian ikatlah
katak pada bagian bawah batang kayu dan masukkanlah termometer kedalam mulutnya
sedalam mungkin. Catatlah suhu badan katak sebelum dimasukkan kedalam air es .
Kemudian masukkan katak kedalam air es dan catatlah suhu badan setiap 2 menit.
Perhatikanlah turunnya suhu badan . Ulangilah percobaan tersebut dengan memasukkan
katak kedalam air hangat dan perhatikan naiknya suhu badan setiap 2 menit. Setelah
pengukuran suhu badan katak selesai mulailah dengan pengukuran suhu badan manusia.
Pengukuran dilakukan didalam kamar percobaan . Ukurlah suhu badan dari bawah lidah
selama 5 menit. Kemudian berkumurlah dengan air es satu menit dan ukurlah lagi suhu badan
di bawah lidah. Kemudian berkumurlah dengan air hangat selama 5 menit dan ukurlah lagi
suhunya. Semua pengukuran dilakukan dengan mulut ditutup rapat. Ulangilah percobaan
diatas dengan bernafas melalui mulut.

F. Hasil

1. Hasil Pengukuran Suhu Katak

a. Suhu Air Es :.......... 3˚c

Suhu sebelum masuk air es :…………… 26 ˚c

Setelah 2’ dalam air es :……15 ˚c

Setelah 4’ dalam air es :………10 ˚c

Setelah 6’ dalam air es :……7 ˚c

Setelah 8’ dalam air es :……6 ˚c

Setelah 10’ dalam air es :……5 ˚c

Setelah 12’ dalam air es :…4 ˚c

Dinormalkan lagi :………………21 ˚c

b. Suhu Air Hangat :..............40 ˚c

Setelah 2, masuk air hangat :………………………………….31 ˚c

Setelah 4’ masuk air hangat :…………………………………...32 ˚c


Setelah 6’ masuk air hangat :…………………………………...32 ˚c

Setelah 8’ masuk air hangat :…………………………………...33 ˚c

Setelah 10’ masuk air hangat :…………………………………... 33˚c

Setelah 12’ masuk air hangat :…………………………………... 33˚c

2. Hasil Pengukuran Suhu Badan Manusia

a. Suhu dibawah lidah :……………………………………36,9 ˚c

b. Setelah berkumur air es :…………………………………… 36,6˚c

c. Setelah berkumur air hangat :…………………………………… 36˚c

d. Bernafas melalui mulut :………………………………… 36,7˚c

Hasilnya adalah suhu tubuh manusia lebih stabil karena lebih cepat dalam beradaptasi dengan
kondisi suhu lingkungan. Sementara suhu katak cenderung lambat dalam beradaptasi dengan
suhu lingkungan.

(Golongan IX)

Rasa Nyeri
A. Latar Belakang
Setiap orang pasti pernah merasakan nyeri. Nyeri merupakan cara tubuh untuk mengatakan
bahwa ada sesuatu yang salah pada tubuh kita. Nyeri dibedakan menjadi beberapa kategori.
Berdasarkan waktu berlangsungnya, nyeri dibedakan menjadi nyeri kronis dan nyeri akut.
Sedangkan berdasarkan proses terjadinya, nyeri dibagi menjadi nyeri neuropatik, nyeri
nosisepstif, dan nyeri psikogenik. Semua jenis nyeri ini berbeda satu sama lainnya, baik dari
penyebab dan pengobatannya.

B. Tujuan

Untuk mengetahui fisiologi nyeri, serta dapat mendefinisikan nyeri somatis, nyeri perifer dan
nyeri viseral serta dapat mendemonstrasikan pratikum perasaan nyeri.

C. Dasar Teori

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang multidimensional. Fenomena ini
dapat berbeda dalam intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar,
tajam), durasi (transien, intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam,
terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri memiliki komponen
kognitif dan emosional, yang digambarkan dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga
berkaitan dengan reflex menghindar dan perubahan output otonom (Meliala,2004).

Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif, sama halnya saat seseorang mencium bau
harum atau busuk, mengecap manis atau asin, yang kesemuanya merupakan persepsi panca
indera dan dirasakan manusia sejak lahir. Walau demikian, nyeri berbeda dengan stimulus
panca indera, karena stimulus nyeri merupakan suatu hal yang berasal dari kerusakan
jaringan atau yang berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan (Meliala,2004).

Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer,
perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan
penurunan inhibisi. Pengalaman nyeri melibatkan serangkaian proses neurofisiologis yang
kompleks, secara kolektif disebut sebagai nosisepsi, dengan empat komponen berbeda:
transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi adalah proses dimana rangsangan
berbahaya (contohnya panas, dingin, distorsi mekanis) dikonversikan menjadi suatu impuls
elektik pada ujung akhir saraf sensoris. Transmisi adalah konduksi berbagai impuls elektrik
ini menuju CNS dengan hubungan utama untuk saraf-safar ini berada dalam konu dorsalis
saraf tulang belakang dan thalamus dengan proyeksi menuju cingulate, insular, dan korteks
somatosensoris. Modulasi nyeri adalah proses mengubah transmisi nyeri. Kemungkinan
bahwa baik mekanisme inhibitor dan eksitatoris memodulasi transmisi impuls nyeri
(nosiseptif) dalam PNS dan CNS. Persepsi nyeri dianggap dimediasi melalui thalamus yang
bertindak sebagai stasiun relay pusat untuk sinyal rasa sakit yang masuk dan korteks
somatosensoris primer yang melayani untuk diskriminasi pengalaman sensoris spesifik. Nyeri
mungkin terjadi tanpa kehadiran empat tahap ini. Sebagai contoh, nyeri dari neuralgia
trigeminal terjadi tanpa transduksi rangsangan kimiawi pada nosiseptor merefleksikan
keluaran aksonal yang diinisiasi pada lokasi saraf terkompresi atau demielinisasi. Modulasi
impuls nyeri mungkin tidak terjadi apabila traktus sistem saraf spesifik mengalami cedera.
Sebagai contoh, nyeri tungkai khayalan (phantom limb pain) terjadi pada ketiadaan nosisepsi
dan nosiseptor (reseptor nyeri).

Berdasarkan waktu durasi nyeri dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut
berlangsung dalam waktu kurang dari 3 bulan secara mendadak akibat trauma atau inflamasi,
dan tanda respon simpatis. Nyeri kronik apabila nyeri lebih dari 3 bulan, hilang timbul atau
terus menerus dan merepukan tanda respon parasimpatis. Berdasarkan intensitas nyeri dibagi
menjadi skala visual analog score : 1-8 dan skala wajah Wong Baker menjadi tanpa nyeri,
nyeri ringan, sedang, berat, dan tak tertahankan. 6 Pengukuran nyeri unidimensional dapat
menggunakan beberapa skala. Cara yang paling mudah yaitu menggunakan Visual Analog
Scale (VAS). VAS merupakan skala berupa suatu garis lurus yang panjangnya biasaya 10 cm
(atau 100 mm), dengan penggambaran verbal pada masing-masing ujungnya, seperti angka 0
(tanpa nyeri) sampai angka 100 (nyeri terberat). Nilai VAS 0 - 4 mm = tidak nyeri, 5-44 mm
= nyeri ringan, 45-74 mm = nyeri sedang, dan 75-100 mm = nyeri berat.18 Penilaian tersebut
dilakukan sendiri oleh pasien. Pasien dengan penglihatan terganggu, anak anak, serta orang
dewasa dengan kognitif yang terganggu tidak dapat menggunakan skala ini.

D. Alat dan Bahan

 Percobaan fisiologi nyeri


1. Jarum bundel
2. Kapas alkohol
3. Pinset, forset arteri
4. Tabung reaksi
 Percobaan perasaan kulit
1. Spidol
2. Tangkai berkepala kerucut tembaga/paku
3. Air panas
4. Air dingin
5. Kapas alkohol
6. Jarum bundel

E. Langkah

 Percobaan fisiologi nyeri

Pada percobaan ini hanya perasaan nyeri somatik yang dapat diperlihatkan

1. Nyeri Kulit

Nyeri kulit dapat di rasakan sebagai nyeri tajam atau seperti terbakar di suatu tempat yang
jelas lokasinya di kulit.

Nyeri ini dapat di timbulkan oleh rangsangan :

 Tusukan jarum
 Sentuhan pada benda panas
 Pijitan dengan forsep
 Pencabutan rambut kulit

Rangsanglah kulit bagian punggung lengan bawah orang coba yang tidak melihat rangsangan
tersebut, tanyakan kepada orang coba nyeri macam apa yang dirasakan ,misalnya pada saat
dia rangsang dengan:

o tusukan jarum
o sentuhan tabung reaksi dengan air panas atau lainnya. Apa beda perasaan nyeri
pada pencabutan rambut secara cepat dan lambat.

2. Nyeri Dalam

Nyeri dalam dapat ditunjukkan dengan cara :

o Memijit fasia antara jari keempat dan kelima tangan kiri dengan telunjuk dan
ibu jari tangan kanan oleh orang coba sendiri sampai timbul nyeri.
o Menekan tendo achillus sampai timbul rasa nyeri, Suruhlah orang coba untuk
melakukan hal tersebut diatas tanyakan apakah ada perbedaan rasa nyeri
antara kedua tindakan tersebut diatas; apakah sama rasa nyerinya, bila
dibandig dengan rasa nyeri kulit.

 Percobaan Perasaan kulit

Salah satu anggota kelompok sebagai orang coba, lakukan pemeriksaan dibawah ini :

1. Orang coba meletakkan tangan kirinya tengkurap dimeja dan kedua matanya ditutup
2. Bersihkan permukaan kulit orang coba dengan kapas alkohol.
3. Penguji membuat gambar bujur sangkar di punggung tangan kiri orang coba tersebut.
Luas bujur sangkar 4 cm2 (2 cm x 2 cm ). Bagilah petak bujur sangkar tersebut
menjadi 16 bujur sangkar dengan sisi-sisi sepanjang 0,5 cm.
4. Dengan menggunakan jarum bundel penguji mencari titik-titik yang memberikan
kesan tekanan. Cara mencarinya yaitu dengan menekankan jarum bundel secara
ringan, tegak lurus permukaan dan hanya sebentar pada titik-titik berambut di
punggung tangan. Penekanan dilakukan satu kali. Orangcoba “ya” jika merasakan
rangsangan itu sebagai tekanan . Penguji menandai titik-titik tersebut (titik tekanan)
5. Untuk mencari titik-titik yang memberi kesan panas dan dingin (titik panas dan titik
dingin), penguji harus menggunakan tangkai berkepala tembaga yang telah diletakkan
pada air panas/air dingin. Cara mencarinya yaitu dengan meletakkan tangkai tersebut
secara ringan, tegak lurus permukaan dan hanya sebentar pada titik-titik berambut
dipunggung tangan. Penekanan dilakukan satu kali. Orangcoba mengataka “ya” jika
merasakan rangsangan itu sebagai kesan panas/kesan dingin. Penguji menandai titik-
titik tersebut (titik tekanan).
6. Dengan cara yang sama penguji mencari titik-titik sakit. Tekankan jarum bundel
secara ringan, tegak lurus permukaan kulit dan hanya sebentar. Jikalau perangsangan
tersebut menimbulkan kesan sakit, orangcoba harus mengatakan “ya” . Penguji
menandai titik-titik sakit tersebut.
7. Hitunglah jumlah titik-titik tekanan panas, dingin dan sakit.

F. Hasil

 Percobaan Fisiologi nyeri

1. Macam nyeri yang timbul saat rangsang, dengan :


a. Tusukan jarum : Nyelekit, sakit
b. Sentuhan panas : Terasa panas dan terbakar seperti menyengat
c. Pijatan forsep : Nyeri, Linu
d. Pencabutan rambut :
1) Secara lambat : terdapat trikan, timbul rasa penekanan terhadap kulit rambut
dan merasakan sakit yang lama
2) Secara cepat : terdapat sensasi kejutan, rasa sakit yang singkat
2. Pada sentuhan panas, pada temperatur berapakah anda merasakan nyeri ? pada
temperatur suhu 74˚c
3. Apa perbedaan nyeri pada pencabutan rambut-rambut secara cepat dan secara
lambat ? ketika pencabutan rambut-rambut secara cepat rasa yang ditimbulkan yaitu
sensasi kaget dan terasa panas. Sedangkan pencabutan rambut secara lambat, nyeri
yang ditimbulkan terasa sakit karena ditarik dan terasa linu.

4. Apa bedanya nyeri dalam dan nyeri kulit ? Nyeri dalam adalah nyeri yang dirasakan
pada otot dan tendon serta sendi. Sdangkan nyeri kulit adalah nyeri yang dirasakan
oleh rangsangan dari kulit.

 Percobaan Perasaan kulit


1. Hasil pemetaan titik-titik :tekanan, panas, dingin dan sakit :
   

       
       

       

       

13 7
Titik tekanan : Titik panas:
16 16

               

               

               

               

6 12
  Titik dingin : Titik sakit :
16 16

Jumlah titik-titik, panas, dingin dan sakit :

Titik Jumlah Jumlah (%)


Tekanan ………13 34,21%
Panas ………7 18,24%
Dingin ………6 15,78%
Sakit ………12 31,51%
Jumlah ………38 100%

1. Hasil Diskusi/Pembahasan : kulit kita terdapat beerbagai reseptor rasa, terdpat


beberapa rasa yang dapat dirasakan oleh kulit diantaranya rasa
panas,dingin,raba,tekan dan nyeri. Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa rasa-
rasa yang ditimbulkan berbeda tingkat sensitivitasnya tergantung dari banyaknya
reseptor yang ada di kulit dan lama waktu terpaparnya. Rasa yang ditimbulkan
berbeda tiap titiknya , titik yang memiliki reseptor terpadat akan merasakan rasa
tersebut dengan jelas.

Daftar Pustaka
Waseo ,Tungga, dan Manikam ,Mutu Ratna. 2015 “ Aplikasi pembelajaran fungsi sistem
saraf pada tubuh manusia berbasis android”(hlm 235-243). Jurnal ilmiah fifo
http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/fifo/article/download/1258/955

Nurhastuti dan Iswari, Mega. 2018. “ Anatomi Tubuh dan Sistem Persyarafan Manusia”
(hlm 1-238). Kuningan: Goresan Pena

Chalik, Raimundus. 2016. “Anatomi Fisiologi Manusia“ (hlm. 1-260). Badan pengembangan
dan pemberdayaan sumber daya manusia dan kesehatan
http://vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/41035/mod_resource/content/1/SISTEM%20SARAF.pdf

Alava, P., Du Laing, G., Odhiambo, M., Verliefde, A., Tack, F., & Van de Wiele, T. R.
(2013). Arsenic bioaccessibility upon gastrointestinal digestion is highly determined by its
speciation and lipid-bile salt interactions. Journal of Environmental Science and Health, Part
A, 48(6), 656- 665. doi:10.1080/10934529.2013.732367

Selvaraj, N., Jaryal, A. K., Santhosh, J., Deepak, K. K., & Anand, S. (2009). Influence of
respiratory rate on the variability of blood volume pulse characteristics. Journal of Medical
Engineering & Technology, 33(5), 370- 375. doi:10.1080/03091900802454483

TANABE, S., MURAOKA, Y., KAMIYA, A., TOMITA, Y., & MASAKADO, Y. (2005).
Soleus H-Reflex Modulation Pattern for a Fine Angle of Hip and Knee Joint Passive
Movement. International Journal of Neuroscience, 115(1), 1-11.
doi:10.1080/00207450490512605

Trisat, K., Wong-on, M., Lapphanichayakool, P., Tiyaboonchai, W., & Limpeanchob, N.
(2016). Vegetable Juices and Fibers Reduce Lipid Digestion or Absorption by Inhibiting
Pancreatic Lipase, Cholesterol Solubility and Bile Acid Binding. International Journal of
Vegetable Science, 23(3), 260–269. doi:10.1080/19315260.2016.1258604

Asdie, Ahmad H. 1999. Harrison Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta: EGC

Beydoun, A., Kutluay, E. 2002. Oxcarbazepin, Expert Opinion in Pharmacotherapy, 3(1):59-


71

Bonica, J.J., Loeser, J.D., 2001. History of Pain Concepts and Therapies, In: Loeser J.D., et al
(eds).

Bonica’s , 2001, Management of Pain. Lippincott William & Wilkins Philadelphia, pp 3-16

Wasis, Irianto Sugeng Yuli. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: pusat perbukuaan
departemen pendidikan nasional.

Arthur J. Vander. 1986. Human physiology,4th Ed. McGraw: Hill international editions.
Razak.Datu. 2004. Bagian anatomi fakultas kedokteran unhas. Jakarta: Gitamedia.

Kus. Irianto. 2004. Struktur dan fungsi tubuh manusia untuk kebutuhan paramedis.
Jakarta: Gramedia

Setiadi, Heri. 2020. “Sistem Peredaran Darah” (hlm 1-54). SEAMEO QITEP in Science

http://repositori.kemdikbud.go.id/21353/1/Peredaran%20Darah%20-%20Oct.pdf

Suwarno. 2009. “Panduan Pembelajaran Biologi bagi SMA/MA kelas XI” (hlm 1-194).
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_11/Panduan_Pembelajaran_Biologi_Kelas_11_S
uwarno_2009.pdf

Nurbudiman, RI. 2020. “ sistem peredaran darah”. (8-26 hlm). Poltekes Jogja.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2515/4/4.%20Chapter%20II.pdf

A’Tourrohman, Muhammad. 2019.“TERMOREGULASI, RESPIRASI dan


OSMOREGULASI Pada Ikan Mas (Cyprinus carpio)”. (1-8 hlm). Universitas Islam
Negeri Walisongo.

Anda mungkin juga menyukai