DOSEN PENGAMPU:
Disusun Oleh:
20601244133
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Farida Mulyaningsih M.Kes, selaku dosen
mata kuliah Fisiologi Manusia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
24 Juni 2021
Laporan Praktikum
(Golongan I )
Saraf
A. Latar Belakang
Seluruh aktivitas tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, system saraf
berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan, pencernaan, dan
urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga mengatur aliran darah, dan konsentrasi
osmotik darah. Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan.
Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak.
Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
B. Tujuan
C. Dasar Teori
Sistem Saraf adalah mekanisme yang memungkinkan tubuh bereaksi terhadap perubahan
pada berbagai lingkungan eksternal dan internal yang senantiasa terjadi. Mekanisme ini juga
mengawasi dan menyelaraskan berbagai kegiatan tubuh (misalnya jantung dan paru-paru),
untuk tujuan deskriptif secara struktural sistem saraf dibedakan atas sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi dan seacara fungsional atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Jaringan sel terdiri dari dari dua jenis sel utama: neuron (sel saraf) dan sel penunjangnya.
Neuron merupakan ke satuan struktural dan fungsionalis sistem saraf yang khusus berguna
untuk komunikasi cepat, sebuah neuron terdiri dari badan sel dan jalurnya, yakni dendrit dan
akson yang masing-masing membawa implus ke badan sel dan menjauhi badan sel.
Untuk menanggapi rangsang, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
Reseptor adalah alat penerima rangsang atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah alat indra.
Penghantar impuls dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari bekas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel sel khusus yang
memanjang dan meluas. Sel saraf itu disebut neuron.
Efektor bagian yang menanggap rangsang yang telah diantarkan oleh penghantar
impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat
diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu
impuls (rangsangan).
Berdasarkan Bentuknya – Badan Sel : Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar
dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan
kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel,
sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisei. –
Dendrit :Dendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabangcabang dan perluasan
dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan
rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada
umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak mengandung selubung
myelin maupun neurolema. – Akson : Akson dikenal sebagai neurit. Neurit
merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan perjuluran dari sitoplasma
pada badan sel. Benang-benang halus yang terdapat dalam neurit dikenal sebagai
neurofibril yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin
tersebut dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk suatu jaringan yang
menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit. Lapisan
mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari resiko kerusakan.
Bagian neurit ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin dapat disebut dengan
nodus ranvier, yang berfungsi sebagai mempercepat jalannya rangsangan. Kelompok-
kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan
membentuk urat saraf.Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion
atau simpul saraf.
Berdasarkan Struktur dan Fungsinya – Sel saraf sensori: Sel saraf sensori
merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya
pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra
untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula
spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi
(intermediet). – Sel saraf motor : Sel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki
dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson
lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar.
Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel
saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan
dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang. – Sel saraf
intermediet (Neuron konektor) : Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi.
Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel
saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang
ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor
sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensorik,
sel saraf motorik dan sel saraf konektor / intermediet.
Sel saraf Sensorik adalah jenis sel saraf yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
dari reseptor di tubuh ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel
saraf ini sering juga disebut dengan sel saraf indra.
Sel Saraf Motorik adalah jenis sel saraf yang berfungsi untuk menghantarkn impuls
dari sel sistem saraf pusat ke sel otot atau kelenjar sehingga tubuh akan menanggapi
rangsangan tersebut dengan bergerak atau menghasilkan suatu produk sekresi. Sel
saraf motorik biasanya mempunyai dendrit yang pendek dengan akson yang sangat
panjang.
Sel saraf konektor/intermediet ini merupakan jenis sel saraf yang berfungsi untuk
menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel
saraf lain yang terdapat di dalam sistem saraf pusat. Serabut saraf, akso dan dendrit
dari sel ini bergabung dalam satu selubung dan akan membentuk urat saraf sedangkan
badan selnya berkumpul di satu tempat untuk membentuk ganglion saraf.
Sistem saraf manusia terdiri dari otak, sumsum tulang belakang dan sel saraf atau neuron.
Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Berikut adalah
penjelasannya :
Sistem saraf pusat akan mengendalikan seluruh rangsangan mulai dari pikiran,
gerakan ,emosi, denyut nasi, pernafasan, suhu tubuh sampai dengan koordinasi
seluruh sel saraf untuk melakukan fungsi pengaturan dalam tubuh.
Sistem saraf tepi berfungsi untuk menerima rangsanagan dan menghantarkan respon
yang sudah di olah sistem saraf pusat.
1. Martil Refleks
2. Kursi
3. kapas
4. Aquades
E. Langkah kerja
Dua orang bekerja secara berpasangan, satu orang sebagai subjek dan satu lagi
sebagai pengamat.
Salah satu orang duduk di kursi, raba terlebih dahulu bagian tendon yang berada di
bawah tempurung lutut.
Kaki seorang yang duduk di ketuk dengan palu karet dengan posisi mata terbuka dan
tertutup.
F. Hasil
Sistem Pencernaan
A. Latar Belakang.
Sistem pencernaan pada manusia berperan penting dalam mencerna makanan dan minuman
menjadi energi serta berbagai jenis nutrisi. Selain itu sistem pencernaan pada manusia juga
berfungsi untuk mengeluarkan zat beracun dan sisa makanan melalui feses atau tinja
B. Tujuan
C. Dasar Teori
Secara umum, proses pencernaan terdiri atas 2 jenis, yaitu proses pencernaan mekanis dan
kimiawi.
Proses pencernaan mekanik merupakan proses pencernaan makanan yang dilakukan dengan
gerakan-gerakan seperti mengunyah, menelan, memompa, menghancurkan, dan meremas
makanan. Pencernaan mekanik bertujuan untuk mengubah ukuran makanan menjadi lebih
kecil. Sementara proses pencernaan secara kimiawi adalah proses pencernaan makanan yang
melibatkan enzim. Pencernaan kimiawi ini bertujuan buat mengubah partikel makanan yang
kecil-kecil jadi bentuk yang siap diserap sama tubuh. Sistem pencernaan manusia dimulai
dari mulut dan berakhir di anus.
Proses pencernaan dimulai dari mulut. Mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan
dan dimulainya proses pencernaan. Ini karena di dalam mulut, terjadi pencernaan secara
mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh enzim amilase. Gigi akan menghancurkan makanan
menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga memudahkan enzim amilase bekerja. Enzim
amilase lalu akan menguraikan kandungan pati atau amilum dalam makanan, menjadi gula
sederhana yang dapat diserap tubuh. Enzim amilase diproduksi oleh kelenjar ludah. Selain
itu, di mulut ada juga lidah, yang akan mengaduk makanan sehingga bisa bercampur dengan
enzim amilase.
Setelah proses di mulut makanan menuju ke faring atau tenggorokan. Tenggorokan (faring)
merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan rongga mulut ke kerongkongan
(esofagus). Makanan yang ditelan dari mulut masuk melalui Faring dan diteruskan ke
kerongkongan. Pada dinding kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yaitu gerakan
meremas-remas yang mendorong makanan menuju lambung.
Di lambung terjadi pencernaan kimiawi, dimana makanan dicerna oleh enzim dalam getah
lambung yang dihasilkan oleh sel kelenjar dinding lambung. Getah lambung terdiri dari:
Percobaan 1
Percobaan 2
1. Gelas beker
2. Sendok
3. Empedu ayam ( bawa sendiri )
4. Empedu ikan lele ( bawa sendiri )
5. Minyak kelapa
E. Langkah
Percobaan 1
1. Ambil nasi atau Kue tawar secukupnya
2. Kunyah nasi atau kue dengan kunyahan 32 kali sampai lumat
3. Rasakan perbedaan saat awal dikunyah dengan yang ke 32 kali
Percobaan 2
1. Ambil air ½ gelas tambahkan 3 sendok minyak kelapa.
2. Aduk-aduk sampai rata
3. Tunggu 2 menit amati apa yang terjadi
4. Ambil empedu ayam potong dan pecahkan empedu tersebut, masukkan pecahan
empedu ke dalam gelas yang sudah ada air dan minyak.
5. Aduk-aduk sampai rata
6. Tunggu 2 menit amati apa yang terjadi
F. Hasil
Percobaan 1
Roti yang dikunyah sebanyak 32 kali lebih manis, berbeda dengan roti yang dikunyah kurang
dari 32 kali
Percobaan 2
1. Empedu lele : saat air dicampur dengan minyak kelapa. Merupakan perumpamaan
saat kita makan makanan yang berlemak dan dicampur oleh cairan yang ada pada
tubuh kemudian saat berada pada empedu lemak dan air akan digumpaalkan sehingga
akan menjaadi asam lemak.
2. Empedu ayam : empedu ayam yang telah dicampurkan dengan air dan minyak serta
didiamkan 2 menit menghasilkan larutan dalam minyak dan sedikit air.
(Golongan III)
Peredaran darah
A. Latar Belakang
Sistem peredaran darah pada manusia atau sistem kardiovaskular terdiri dari berbagai organ
yang memiliki fungsinya masing-masing, sistem organ ini memiliki tugas utama untuk
mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh sel dan jaringan tubuh.
B. Tujuan
C. Dasar teori
Sistem Peredaran darah (Kardiovaskular) Jantung, darah, dan pembuluh darah adalah
komponen utama dari sistem kardiovaskular. Sistem peredaran darah adalah sistem sirkulasi
yang dibangun oleh darah sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yg akan
disalurkan, dilarutkan atau diendapkan, pembuluh darah yang berfungsi sebagai saluran untuk
mengarahkan dan mendistribusikan darah dari jantung ke seluruh tubuh dan
mengembalikannya ke jantung, dan jantung yang berfungsi memompa darah agar mengalir ke
seluruh jaringan. Sistem sirkulasi berperan dalam homeostatis dengan berfungsi sebagai
sistem transportasi tubuh dengan mengangkut oksigen, karbondioksida, zat-zat sisa,
elektrolit, nutrisi dan hormon dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.
Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel
dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah
mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan.
Kedua, yang diangkut adalah nutrisi yang berasal dari pencernaan seperti lemak, gula dan
protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai
dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Alat-alat peredaran darah yaitu:
Jantung
Jantung merupakan pompa berotot. Fungsinya sebagai alat pemompa darah. Jantung terdiri
dari otot jantung (miokardium) yang bagian luarnya dilapisi oleh selaput jantung
(perikardium) yang terdiri dari 2 lapisan. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat cairan
getah bening yang berfungsi untuk menahan gesekan. Bagian dalam jantung dilapisi oleh
endokardium. Otot jantung mendapatkan zat-zat makanan dan oksigen dari darah melalui
arteri koroner. Peristiwa penyumbatan dari arteri koroner disebut koronariasis. Jantung terdiri
atas 4 ruangan, yaitu 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik).
1) Atrium
Atrium merupakan ruangan jantung tempat masuknya darah dari pembuluh balik (vena),
antara atrium kanan dan atrium kiri terdapat katup valvula bikuspidalis pada fetus, antara
atrium kanan dan kiri terdapat lubang yang disebut foramen ovale menjelang kelahiran,
foramen ovale akan menutup.
2) Ventrikel
Ventrikel mempunyai otot lebih tebal daripada atrium, dan ventrikel kiri lebih tebal daripada
ventrikel kanan. Ini disebabkan ventrikel berfungsi memompakan darah keluar jantung,
antara ventrikel kanan dan kiri terdapat katup valvula trikuspidalis.
Saat serambi relaksasi (mengembang) darah dari vena cava inferior dan vena cava superior
→ Mengalir menuju serambi kiri → bilik → pembuluh aorta dan pembuluh nadi
(akibatnya:bilik relaksasi, hingga tekanan ruangan minimal = DIASTOLE)
Pembulu darah
Darah mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh. Darah mengalir masuk ke jantung pun
melalui pembuluh. Oleh sebab itu, pada dasarnya terdapat 2 kelompok pembuluh darah, yaitu
pembuluh yang aliran darahnya meninggalkan jantung dan yang menuju jantung.
Yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari jantung. Pembuluh ini dapat dibedakan
menjadi aorta, arteri, dan arteriole. Aorta adalah pembuluh darah yang langsung berhubungan
dengan jantung. Aorta bercabang menjadi arteri. Sedangkan arteriole merupakan pembuluh
nadi yang berhubungan dengan kapiler.
Yaitu pembuluh darah yang membawa darah ke jantung. Pembuluh ini dapat dibedakan
menjadi venule, vena, dan vena cava. Venule merupakan pembuluh balik yang berhubungan
dengan kapiler. Vena menerima darah dari venule. Vena cava merupakan pembuluh balik
besar yang langsung berhubungan dengan jantung.
3) Pembuluh kapiler
1) Lapisan terluar, merupakan lapisan tipis dan kuat terdiri atas jaringan kuat.
2) Lapisan tengah, terdiri atas jaringan otot polos. Karena otot polos ini bersifat tidak sadar
maka aliran darah dan tekanan darah pada pembuluh darah tidak dapat dirasakan.
E. Langkah
F. Hasil
2. Pada orang coba dengan posisi badan duduk dengan kedua lengan lurus ke bawah.
Tekanan sistolik : 120 mmHg
Tekanan diastolik : 65 mmHg
Tekanan darah : 120/65 mmHg
3. Pada orang coba dengan posisi badan berdiri dengan kedua lengan lurus sejajar dengan
sumbu badan.
Tekanan sistolik : 120 mmHg
Tekanan diastolik : 70 mmHg
Tekanan darah : 120/70 mmHg
(Golongan IV)
Darah
A. Latar Belakang
Darah merupakan cairan yang terdapat dalam tubuh dan berfungsi untuk mengirimkan zat-zat
serta oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh. Tak hanya itu saja, darah juga berfungsi
untuk mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri yang bisa menimbulkan masalah kesehatan serius.
B. Tujuan
C. Dasar Teori
Darah merupakan cairan yang terdapat di dalam pembuluh darah yang memiliki fungsi
mengatur keseimbangan asam dan basa,mentransportasikan O2, karbohidrat, dan metabolit,
mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi atau hantaran, membawa panas tubuh dari pusat
produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh, dan pengaturan
hormon dengan membawa dan mengantarkan dari kelenjar ke sasaran. Jumlah dalam tubuh
bervariasi, tergantung dari berat badan seseorang. Pada orang dewasa, 1/13 berat badan atau
kira-kira 4,5-5 liternya adalah darah. Faktor lain yang menentukan banyaknya darah adalah
usia, pekerjaan, keadaan jantung, dan pembuluh darah (Syaifuddin, 2009).
Darah seperti yang telah didefinisikan dan yang dapat dilihat, adalah suatu cairan tubuh yang
berwarna merah dan kental. Kedua sifat utama ini, yaitu warna merah dan kental, yang
membedakan darah dari cairan tubuh lainnya. Kekentalan ini disebabkan oleh banyaknya
senyawa dengan berat molekul yang berbeda, dari yang kecil sampai yang besar seperti
protein, yang terlarut didalam darah. Warna merah, yang memberi ciri yang sangat khas bagi
darah, disebabkan oleh senyawa berwarna merah yang terdapat dalam sel-sel darah merah
yang tersuspensi dalam darah (Sadikin, 2002).
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari hewan-manusia. Darah selalu
berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa O2
(oxygen 6 carrier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis
(Bakta, 2006).
1. Plasma darah
Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang sebagian besar
mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma adalah albumin.
Protein lainnya adalah antibodi (immunoglobulin) dan protein pembekuan. Selain itu plasma
juga mengandung hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin.
Plasma darah dikurangi protein pembekuan darah disebut sebagai serum (Bakta, 2006).
E. Langkah
F. Hasil
Anti gen yang digunakan yaitu anti-serum A+B. di dalam anti serum A tidak terjadi
aglutinasi dan didalam anti serum B terjadi aglutinasi. Kenapa bisa terjadi aglutinasi pada
serum B? karena didalan sel darah merahnya memiliki antigen B dan pada plasmanya
mengandug anti gen A. jadi hasil dari penentuan golongan darah menunjukan golongan darah
B.
Hasil Pengamatan :
Prosentase Hematokrit :
Total 5,4 cm
→ Darah = 2,1 cm
→ plasma = 3,3 cm
Nilai normalnya sesuai umur dan jenis kelaminya menunjukan normal bahwa normal wanita
adalah berkisar 36% - 46%
(Golongan V)
Hemoglobin atau Hb adalah protein yang berada di dalam sel darah merah. Protein inilah
yang membuat darah berwarna merah. Dalam kadar yang normal, hemoglobin memiliki
banyak fungsi bagi tubuh. Oleh karena itu, kadar normal hemoglobin perlu selalu dijaga.
Selain memberi warna, hemoglobin juga berfungsi membantu sel darah merah mendapatkan
bentuk alaminya, yaitu bulat dengan bagian tengahnya lebih pipih. Dengan bentuk seperti ini,
sel darah merah dapat dengan mudah bergerak dan mengalir di dalam pembuluh darah.
B. Tujuan
C. Dasar Teori
Sel darah merah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang
disebut plasma. Fungsi utama dari darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh
sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Masing-masing morfologisel
mempunyai ukuran (diameter). Darah terdiri dari sel darah dan plasma. Dalam sel darah
terdiri dari hemoglobin, eritrosit, hematokrit (PCV), retikulosit, laju endap darah, trombosit,
lekosit dan hitung jenisnya dan hapusan darah tepi.
D.Alat dan Bahan
E. Langkah
1. Tabung Sahli diisi dengan larutan HCl 0,1 N setinggi skala terbawah (angka 2).
2. Bersihkan jari yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol
3. Ambil darah dari salah satu ujung jari (II-IV) dengan jalan menusuknya dengan
jarum yang telah tersedia.
4. Hisaplah darah dengan mulut menggunakan mikro pipet sampai tanda 20 µl (darah
tidak boleh putus).
5. Dengan cepat keluarkan darah tersebut ke dalam tabung Sahli dan aduklah.
6. Masukkan tabung Sahli ke dalam komparator dan tambahkan tetes demi setetes
aquades sambil diaduk sampai warnanya sama dengan warna standar komparator.
7. Tepat 3 menit setelah darah tercampur dengan HCl, warna larutan dibaca pada
jarak sepanjang lengan atas dengan latar belakang cahaya matahari, warna larutan
disamakan dengan warna gelas standar.
F. Hasil
Hasil pengamatan :
(Golongan VI)
Respirasi
A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan oksigen untuk hidup, oksigen sendiri diperoleh melalui udara dengan
cara bernafas . Oleh karena itu bernafas atau sistem respirasi pada manusia sangatlah penting.
Sistem respirasi manusia sangat kompleks, setiap sel dan jaringanya memiliki fungsi dan
peranya masing-masing. Struktur nya yang begitu rumit menjadikan sistem ini begitu
istimewa untuk menopang kehidupan manusia.
B. Tujuan
C. Dasar Teori
pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia dalam bernapas menghirup
oksigen dalam udara bebas dan membuang karbon dioksida ke lingkungan.
Respirasi Luar merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Respirasi Dalam merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan
dua cara pernapasan, yaitu :
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa
sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan
mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara. Pada
pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen.
Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc
oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana
setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan
keluar dari jaringan menuju paru-paru dengan bantuan darah. Proses Kimiawi Respirasi Pada
Tubuh Manusia :
1. Hidung
2. Faring
3. Trakea
4. Bronkus
5. Bronkiouls
6. paru-paru
1. Spirometer air.
2. Termometer air.
3. Kapas alkohol
E. Langkah
1. Keadaan lingkungan
b. Suhu air : 29 ˚c
3. Hasil Percobaan
(Golongan VII)
Kekuatan Otot
A. Latar Belakang
Sistem otot manusia terdiri atas lebih dari 600 otot di dalam tubuh. Otot-otot tersebut
terbentuk dari sel-sel khusus yang disebut sebagai serabut otot.
Mungkin kita berpikir bahwa yang disebut dengan otot hanyalah yang terlihat atau nampak
berada di bawah lapisan kulit saja. Padahal, selain otot rangka yang nampak di bawah kulit,
ada pula otot polos dan otot jantung.
Selain pada tulang, otot juga melekat pada organ dalam dan pembuluh darah. Setiap jenis otot
memiliki fungsi tertentu, tapi utamanya adalah menciptakan gerakan. Bahkan, hampir setiap
gerakan di dalam tubuh merupakan hasil dari otot yang berkontraksi.
Tidak hanya gerakan, kontraksi otot juga membantu mengatur postur tubuh, stabilitas sendi,
dan produksi panas tubuh. Otot benar-benar memiliki peranan penting dalam tubuh manusia,
oleh karenanya makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu sistem otot.
B. Tujuan
C. Dasar Teori
Manusia dapat bergerak berkat adanya sistem otot, begitu juga dengan organ-organ dalam
tubuh manusia. Sistem otot adalah sistem organ pada hewan dan manusia yang mengizinkan
makhluk tersebut bergerak. Sistem otot pada vertebrata dikontrol oleh sistem saraf, walaupun
beberapa otot (seperti otot jantung) dapat bergerak secara otonom.
Otot terbentuk dari sel-sel khusus yang disebut serabut otot. Sel-sel ini ada yang menempel
pada tulang dan ada juga yang membentuk organ dalam atau pembuluh darah.
Tanpa disadari, seluruh anggota tubuh memiliki otot. Ada otot yang bertugas melakukan
gerakan-gerakan besar, ada juga otot yang berperan dalam melakukan gerakan yang lebih
kecil dan halus. misalnya gerakan berkedip dan ekspresi wajah. Namun tidak hanya itu, otot
juga terdapat pada organ dalam tubuh yang berperan sama pentingnya dengan otot-otot
anggota tubuh.
Otot manusia meliputi 40-50% dari berat badan manusia. Otot bersifat elastis dapat
direnggangkan, dapat dirangsang, dan berkontraksi. Tulang tidak dapat digerakan tanpa
adanya otot, oleh sebab itu otot disebut sebagai alat gerak aktif. Berdasarkan lokasi, struktur
dan kontrol saraf,otot dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Otot Polos
Sel otot polos memiliki bentuk memanjang dengan kedua ujungnya yang runcing dan nukleus
terletak di tengah sel otot. Serat miofibril pada otot polos bersifat homogen dan lebih kecil
dari serabut otot lurik. Otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah, dinding saluran
pencernaan, paru-paru, dan ovarium. Otot ini bersifat lambat bereaksi dalam menerima
rangsang, tetapi tahan terhadap kelelahan, dan bekerja di bawah pengaruh saraf tak sadar.
Otot kerangka adalah otot yang melekat pada kerangka. Bagian tubuh kita yang berdaging
merupakan otot kerangka. Otot ini disebut juga otot lurik, karena jika dilihat dari samping,
serabut otot ini memperlihatkan suatu pola serat melintang atau bergaris. Irisan melintang
otot ini memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabut-serabut itu tersusun dalam berkas-
berkas yang sejajar, dan terikat sesamanya oleh jaringan penyambung yang dilalui oleh
pembuluh darah dan saraf. Ukuran diameter otot ini 50 mikron dengan panjang 2,5 cm.[1]
Kontraksi otot rangka cepat, kuat, dan disadari. Setiap serabut otot dibungkus oleh
endomisium, kumpulan berkas-berkas serabut dibungkus oleh fasia propia/perimisium,
sedangkan otot (daging) dibungkus oleh selaput fasia super fisalis/epimisium. Endomisium,
perimisium, dan epimisium bergabung membentuk urat (tendon) yang melekatkan otot pada
tulang
3. Otot jantung
Otot jantung dijumpai hanya pada dinding jantung. Struktur otot jantung menyerupai otot
lurik, tetapi nukleus terletak di tengah sel dan memiliki percabangan. Setiap percabangan
pada otot jantung terdapat jaringan pengikat yang disebut discus interkalaris. Otot jantung
bekerja di bawah pengaruh saraf tidak sadar, cepat bereaksi terhadap rangsangan, dan tahan
terhadap kelelahan.
Otot akan berkontraksi apabila mendapatkan rangsangan dari saraf. Kontraksi menyebabkan
otot menarik tulang yang dilekatinya, Sehingga menyebabkan gerakan pada sendi. Kontraksi
otot akan mengerakan otot ke suatu arah. Untuk mengembalikan tulang seperti
semula,diperlukan otot lain yang mengerakan tulang ke arah berlawanan. Dua otot yang
berkerjanya berlawanan ini disebut otot antagonis. Misalnya otot bisep dan trisep yang
menyebabkan lengan dapat dibengkokan dan diluruskan. Bentuk gerkan yang antagonis ini
dapat disebut gerakan ekstensor (meluruskan sendi) dan fleksor (membengkokan sendi).
Gerakan otot yang lain berkerja secara sinergi atau bersamaan, misalnya telapak tangan yang
mengadah atau melungkap oleh otot promotor yang terletak dilengan bawah.
Sistem otot terdiri dari sistem rangka,otot jantung dan otot polos. Otot kerangka menempel
terutama untuk rangka dan gerak secara maupun refleks. Otot jantung adalah otot jantung
yang berkontraksi secara tidak sadar. Lalu otot polos ditemukan pada pembulu darah
manusia,mata,flokel rambut dan dinding organ berongga seperti perut dan usus.
Sistem otot adalah alat gerak utama serta membentuk postur tubuh. Jenisnya adalah alat gerak
aktif. gerak terjadi karena kontraksi serat kontraktil. Serat kontraktil terdiri dari aktin dan
miosin. Dalam otot disimpan glikogen sebagai cadangan energi yang akan digunakan oleh
otot untuk berkontraksi. Organ yang ada dalam sistem otot ini adalah otot lurik,otot polos dan
otot jantung. Organ penyusunya adalah serabut dan tendon.
2. Penopang tubuh dan memperthankan postur tubuh. Otot menopang kerangka dan
mempertahankan tubuh saat berdiri atau duduk.
3. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas untuk
mempertahankan suhu normal tubuh.
E. Langkah
Hand dynamometer dipegang tangan kiri dan penunjuk jarum skala menghadap keluar
sehingga mudah di baca.
Orang coba ditest berdiri tegak pandangan lurus kedepan (konsentrasi penuh) dengan :
- Pembacaan skala dinyatakan dalam satuan kg. sampai ketelitian 0,5 kg.
b. Orang coba harus menarik tidak dengan hentakan, tetapi berurutan . Lutut
harus tetap lurus, genggaman orang coba harus erat sekali pada penarikan.
c. Telapak tangan kaki orang coba harus datar pada dasar alat dynamometer
Pada akhir penarikan, punggung harus lurus kalau tidak pengukuran diulang.
Penarikan/pengukuran dilakukan 3 kali dengan diselingi istirahat 1 menit. Hasil dicatat yang
tertinggi
a. Orang coba memegang tangkai dengan kedua tangan ditengah dengan telapak
tangan diletakkan pada hubungan antara paha dan tubuh. Cara memegang
tangkai, telapak tangan kiri menghadap kedepan sedangkan telapak tangan
kanan menghadap kebelakang atau sebaliknya. Perlu diperhatikan untuk tetap
pada posisi tersebut diatas setelah sabuk diletakkan dan pada saat akan
melakukan penarikan.
b. Akhir putaran dari sabuk dipasang pada satu ujung dari tangkai (handle) dan
ujung sabuk yang bebas diputar pada ujung tangkai pemegang yang lainnya,
dililitkan sedemikian rupa sehingga terletak pada tubuh. Posisi ini tekanan
sabuk pada tubuh akan memegang tangkai pemegang dengan erat. Sabuk
sebaiknya diletakkan serendah mungkin melalui pinggul dan otot-otot gluteal.
c. Orang coba harus berdiri dengan posisi kedua kaki sama pada back test. Lutut-
lutut harus membengkok dengan sudut 1020, akan didapatkan tarikan
maksimal bila kedua kaki orang coba hampir-hampir lurus pada akhir dari
tarikan.
d. Sebelum orang coba diberi intruksi untuk menarik, testor harus yakin bahwa
tangan dan punggung lurus kepala tegak dan kepala tegap. Bila rantai alat
terlalu panjang, dapat dipendekkan dengan cara dililitkan. Pencatatan satu dari
3 kali test yang tertinggi.
Posisi 1 : Tungkai menekuk dengan sudut pada lutut kira-kira 110 derajat, berdiri
dengan ujung kaki, tegak lurus dan tegakkan tangan lurus keatas (bisa salah satu) dimana
ujung tangan diberi kapur untuk penanda hasil raihan . Ukur tinggi raihan pada posisi satu
ini.
Posisi 2 : berdiri tungkai, tegak dan tangan lurus keatas, alas dengan ujung kaki (jinjit)
ukur hasil raihan. Ukur tinggi sebagai posisi 2.
Perhitungan :
Setelah melakukan ke-3 data hasil raihan diukur, hitunglah besarnya h1 dan h2 dalam satuan
meter. Kemudian masukan ke dalam rumus dan hitung hasilnya, g (gravitasi 9.8 meter/detik)
Untuk mengukur besarnya h2 adalah raihan posisi 3 dikurangi raihan posisi 2 (lihat rambar).
Normal Power untuk laki-laki antara 2-2,5 HP, untuk perempuan 1,5 – 2 HP.
F. Hasil
Terbaik/tertinggi
1. Kekuatan otot tangan (hand grip) 1 …………………31,0
2………………………40,4
3…………………………33,1
Terbaik/tertinggi
2………………………………116,5
3…………………………125,5
Terbaik/tertinggi
2……………………………45,0
3……………………63,0
Hasil Diskusi/Pembahasan :
1. Hasil dari percobaan hand grip adalah setelah melakukan 3x percobaan dengan
mengambil hasil tertinggi dari testor adalah 40,4 kg
2. Hasil dari praktikum saat mengukur otot punggung setelah melakukan 3x
percobaan dengan mengambil hasil tertinggi yaitu 125,5 kg
3. Hasil dari praktikum pengukuran kekuatan otot kaki setelah melakukan 3x
percobaan dengan menggambil hasil tertinggi dari testor yaitu 63,0 kg.
Praktikum daya ledak power
Posisi 2..………………237
Posisi 3..………………274
3. Hasil Perhitungan :
70 x 3,17 + 1,34
= 223,24 ÷ 76
= 2,93
Hasil Diskusi/Pembahasan:
Setelah melakukan praktikum pengukuran daya ledak power yang dilakukan oleh testor dari
posisi 1, 2, 3 dan selanjutnya menentukan h1 dan h2 dan terakhir membagi dengan satuan
fase power mendapatkan hasil 2,93 , dan hasil ini sangat baik karena normal laki-laki 2-2,5
hp
(Golongan VIII)
Mahkluk averbrata pada umumnya tidak dapat menyasuaikan suhu badannya, sehingga
hidupnya tergantung belas kasih lingkungannya. Pada vertebrata mekanisme untuk
mempertahankan suhu badan, yaitu menyesuaikan produksi panas dengan kehilangan panas,
telah berkembang. Pada reptilia, amfibia (katak) dan ikan, mekanisme penyesuaian ini relatif
rudimenter. Binatang ini di sebut binatang “berdarah dingin” (poikiloterm) oleh karena suhu
badan berubah-ubah dalam kisaran tertentu.
Pada burung dan mamalian (manusia) mahkluk “berdarah panas” (homoioterm) ada
sekelompok refleks respons, yang terutama terpadu di hipotalamus, yang bekerja untuk
mempertahankan suhu badan dalam kisaran sempit walaupun ada perubahan besar pada suhu
lingkungannya.
B. Tujuan
C. Dasar Teori
Pengaruh suhu pada lingkungan hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu Poikiloterm dan
Homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian
dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut
hewan berdarah dingin. Yang termasuk dalam poikiloterm adalah bangsa Ikan, Reptil, dan
Amfibi. Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena dapat menjaga
suhu tubuhnya. Hewan yang termasuk dalam homoiterm adalah bangsa Aves dan Mamalia.
Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau
diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi,
konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik,
tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan
transfer panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada
transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki
suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau
gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi
merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas
karena evaporasi.
Untuk katak:
Dan untuk manusia sendiri, pengukuran suhu badan orang coba dilakukan di dalam kamar
percobaan. Alat yang diperlukan : termometer badan manusia (kecil)
E. Langkah
Mengukur suhu katak dahulu. Ukurlah suhu air es di dalam bejana dahulu. Kemudian ikatlah
katak pada bagian bawah batang kayu dan masukkanlah termometer kedalam mulutnya
sedalam mungkin. Catatlah suhu badan katak sebelum dimasukkan kedalam air es .
Kemudian masukkan katak kedalam air es dan catatlah suhu badan setiap 2 menit.
Perhatikanlah turunnya suhu badan . Ulangilah percobaan tersebut dengan memasukkan
katak kedalam air hangat dan perhatikan naiknya suhu badan setiap 2 menit. Setelah
pengukuran suhu badan katak selesai mulailah dengan pengukuran suhu badan manusia.
Pengukuran dilakukan didalam kamar percobaan . Ukurlah suhu badan dari bawah lidah
selama 5 menit. Kemudian berkumurlah dengan air es satu menit dan ukurlah lagi suhu badan
di bawah lidah. Kemudian berkumurlah dengan air hangat selama 5 menit dan ukurlah lagi
suhunya. Semua pengukuran dilakukan dengan mulut ditutup rapat. Ulangilah percobaan
diatas dengan bernafas melalui mulut.
F. Hasil
Hasilnya adalah suhu tubuh manusia lebih stabil karena lebih cepat dalam beradaptasi dengan
kondisi suhu lingkungan. Sementara suhu katak cenderung lambat dalam beradaptasi dengan
suhu lingkungan.
(Golongan IX)
Rasa Nyeri
A. Latar Belakang
Setiap orang pasti pernah merasakan nyeri. Nyeri merupakan cara tubuh untuk mengatakan
bahwa ada sesuatu yang salah pada tubuh kita. Nyeri dibedakan menjadi beberapa kategori.
Berdasarkan waktu berlangsungnya, nyeri dibedakan menjadi nyeri kronis dan nyeri akut.
Sedangkan berdasarkan proses terjadinya, nyeri dibagi menjadi nyeri neuropatik, nyeri
nosisepstif, dan nyeri psikogenik. Semua jenis nyeri ini berbeda satu sama lainnya, baik dari
penyebab dan pengobatannya.
B. Tujuan
Untuk mengetahui fisiologi nyeri, serta dapat mendefinisikan nyeri somatis, nyeri perifer dan
nyeri viseral serta dapat mendemonstrasikan pratikum perasaan nyeri.
C. Dasar Teori
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut. Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik yang multidimensional. Fenomena ini
dapat berbeda dalam intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas (tumpul, seperti terbakar,
tajam), durasi (transien, intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam,
terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri memiliki komponen
kognitif dan emosional, yang digambarkan dalam suatu bentuk penderitaan. Nyeri juga
berkaitan dengan reflex menghindar dan perubahan output otonom (Meliala,2004).
Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif, sama halnya saat seseorang mencium bau
harum atau busuk, mengecap manis atau asin, yang kesemuanya merupakan persepsi panca
indera dan dirasakan manusia sejak lahir. Walau demikian, nyeri berbeda dengan stimulus
panca indera, karena stimulus nyeri merupakan suatu hal yang berasal dari kerusakan
jaringan atau yang berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan (Meliala,2004).
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer,
perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan
penurunan inhibisi. Pengalaman nyeri melibatkan serangkaian proses neurofisiologis yang
kompleks, secara kolektif disebut sebagai nosisepsi, dengan empat komponen berbeda:
transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi. Transduksi adalah proses dimana rangsangan
berbahaya (contohnya panas, dingin, distorsi mekanis) dikonversikan menjadi suatu impuls
elektik pada ujung akhir saraf sensoris. Transmisi adalah konduksi berbagai impuls elektrik
ini menuju CNS dengan hubungan utama untuk saraf-safar ini berada dalam konu dorsalis
saraf tulang belakang dan thalamus dengan proyeksi menuju cingulate, insular, dan korteks
somatosensoris. Modulasi nyeri adalah proses mengubah transmisi nyeri. Kemungkinan
bahwa baik mekanisme inhibitor dan eksitatoris memodulasi transmisi impuls nyeri
(nosiseptif) dalam PNS dan CNS. Persepsi nyeri dianggap dimediasi melalui thalamus yang
bertindak sebagai stasiun relay pusat untuk sinyal rasa sakit yang masuk dan korteks
somatosensoris primer yang melayani untuk diskriminasi pengalaman sensoris spesifik. Nyeri
mungkin terjadi tanpa kehadiran empat tahap ini. Sebagai contoh, nyeri dari neuralgia
trigeminal terjadi tanpa transduksi rangsangan kimiawi pada nosiseptor merefleksikan
keluaran aksonal yang diinisiasi pada lokasi saraf terkompresi atau demielinisasi. Modulasi
impuls nyeri mungkin tidak terjadi apabila traktus sistem saraf spesifik mengalami cedera.
Sebagai contoh, nyeri tungkai khayalan (phantom limb pain) terjadi pada ketiadaan nosisepsi
dan nosiseptor (reseptor nyeri).
Berdasarkan waktu durasi nyeri dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik. Nyeri akut
berlangsung dalam waktu kurang dari 3 bulan secara mendadak akibat trauma atau inflamasi,
dan tanda respon simpatis. Nyeri kronik apabila nyeri lebih dari 3 bulan, hilang timbul atau
terus menerus dan merepukan tanda respon parasimpatis. Berdasarkan intensitas nyeri dibagi
menjadi skala visual analog score : 1-8 dan skala wajah Wong Baker menjadi tanpa nyeri,
nyeri ringan, sedang, berat, dan tak tertahankan. 6 Pengukuran nyeri unidimensional dapat
menggunakan beberapa skala. Cara yang paling mudah yaitu menggunakan Visual Analog
Scale (VAS). VAS merupakan skala berupa suatu garis lurus yang panjangnya biasaya 10 cm
(atau 100 mm), dengan penggambaran verbal pada masing-masing ujungnya, seperti angka 0
(tanpa nyeri) sampai angka 100 (nyeri terberat). Nilai VAS 0 - 4 mm = tidak nyeri, 5-44 mm
= nyeri ringan, 45-74 mm = nyeri sedang, dan 75-100 mm = nyeri berat.18 Penilaian tersebut
dilakukan sendiri oleh pasien. Pasien dengan penglihatan terganggu, anak anak, serta orang
dewasa dengan kognitif yang terganggu tidak dapat menggunakan skala ini.
E. Langkah
Pada percobaan ini hanya perasaan nyeri somatik yang dapat diperlihatkan
1. Nyeri Kulit
Nyeri kulit dapat di rasakan sebagai nyeri tajam atau seperti terbakar di suatu tempat yang
jelas lokasinya di kulit.
Tusukan jarum
Sentuhan pada benda panas
Pijitan dengan forsep
Pencabutan rambut kulit
Rangsanglah kulit bagian punggung lengan bawah orang coba yang tidak melihat rangsangan
tersebut, tanyakan kepada orang coba nyeri macam apa yang dirasakan ,misalnya pada saat
dia rangsang dengan:
o tusukan jarum
o sentuhan tabung reaksi dengan air panas atau lainnya. Apa beda perasaan nyeri
pada pencabutan rambut secara cepat dan lambat.
2. Nyeri Dalam
o Memijit fasia antara jari keempat dan kelima tangan kiri dengan telunjuk dan
ibu jari tangan kanan oleh orang coba sendiri sampai timbul nyeri.
o Menekan tendo achillus sampai timbul rasa nyeri, Suruhlah orang coba untuk
melakukan hal tersebut diatas tanyakan apakah ada perbedaan rasa nyeri
antara kedua tindakan tersebut diatas; apakah sama rasa nyerinya, bila
dibandig dengan rasa nyeri kulit.
Salah satu anggota kelompok sebagai orang coba, lakukan pemeriksaan dibawah ini :
1. Orang coba meletakkan tangan kirinya tengkurap dimeja dan kedua matanya ditutup
2. Bersihkan permukaan kulit orang coba dengan kapas alkohol.
3. Penguji membuat gambar bujur sangkar di punggung tangan kiri orang coba tersebut.
Luas bujur sangkar 4 cm2 (2 cm x 2 cm ). Bagilah petak bujur sangkar tersebut
menjadi 16 bujur sangkar dengan sisi-sisi sepanjang 0,5 cm.
4. Dengan menggunakan jarum bundel penguji mencari titik-titik yang memberikan
kesan tekanan. Cara mencarinya yaitu dengan menekankan jarum bundel secara
ringan, tegak lurus permukaan dan hanya sebentar pada titik-titik berambut di
punggung tangan. Penekanan dilakukan satu kali. Orangcoba “ya” jika merasakan
rangsangan itu sebagai tekanan . Penguji menandai titik-titik tersebut (titik tekanan)
5. Untuk mencari titik-titik yang memberi kesan panas dan dingin (titik panas dan titik
dingin), penguji harus menggunakan tangkai berkepala tembaga yang telah diletakkan
pada air panas/air dingin. Cara mencarinya yaitu dengan meletakkan tangkai tersebut
secara ringan, tegak lurus permukaan dan hanya sebentar pada titik-titik berambut
dipunggung tangan. Penekanan dilakukan satu kali. Orangcoba mengataka “ya” jika
merasakan rangsangan itu sebagai kesan panas/kesan dingin. Penguji menandai titik-
titik tersebut (titik tekanan).
6. Dengan cara yang sama penguji mencari titik-titik sakit. Tekankan jarum bundel
secara ringan, tegak lurus permukaan kulit dan hanya sebentar. Jikalau perangsangan
tersebut menimbulkan kesan sakit, orangcoba harus mengatakan “ya” . Penguji
menandai titik-titik sakit tersebut.
7. Hitunglah jumlah titik-titik tekanan panas, dingin dan sakit.
F. Hasil
4. Apa bedanya nyeri dalam dan nyeri kulit ? Nyeri dalam adalah nyeri yang dirasakan
pada otot dan tendon serta sendi. Sdangkan nyeri kulit adalah nyeri yang dirasakan
oleh rangsangan dari kulit.
13 7
Titik tekanan : Titik panas:
16 16
6 12
Titik dingin : Titik sakit :
16 16
Daftar Pustaka
Waseo ,Tungga, dan Manikam ,Mutu Ratna. 2015 “ Aplikasi pembelajaran fungsi sistem
saraf pada tubuh manusia berbasis android”(hlm 235-243). Jurnal ilmiah fifo
http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/fifo/article/download/1258/955
Nurhastuti dan Iswari, Mega. 2018. “ Anatomi Tubuh dan Sistem Persyarafan Manusia”
(hlm 1-238). Kuningan: Goresan Pena
Chalik, Raimundus. 2016. “Anatomi Fisiologi Manusia“ (hlm. 1-260). Badan pengembangan
dan pemberdayaan sumber daya manusia dan kesehatan
http://vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/41035/mod_resource/content/1/SISTEM%20SARAF.pdf
Alava, P., Du Laing, G., Odhiambo, M., Verliefde, A., Tack, F., & Van de Wiele, T. R.
(2013). Arsenic bioaccessibility upon gastrointestinal digestion is highly determined by its
speciation and lipid-bile salt interactions. Journal of Environmental Science and Health, Part
A, 48(6), 656- 665. doi:10.1080/10934529.2013.732367
Selvaraj, N., Jaryal, A. K., Santhosh, J., Deepak, K. K., & Anand, S. (2009). Influence of
respiratory rate on the variability of blood volume pulse characteristics. Journal of Medical
Engineering & Technology, 33(5), 370- 375. doi:10.1080/03091900802454483
TANABE, S., MURAOKA, Y., KAMIYA, A., TOMITA, Y., & MASAKADO, Y. (2005).
Soleus H-Reflex Modulation Pattern for a Fine Angle of Hip and Knee Joint Passive
Movement. International Journal of Neuroscience, 115(1), 1-11.
doi:10.1080/00207450490512605
Trisat, K., Wong-on, M., Lapphanichayakool, P., Tiyaboonchai, W., & Limpeanchob, N.
(2016). Vegetable Juices and Fibers Reduce Lipid Digestion or Absorption by Inhibiting
Pancreatic Lipase, Cholesterol Solubility and Bile Acid Binding. International Journal of
Vegetable Science, 23(3), 260–269. doi:10.1080/19315260.2016.1258604
Asdie, Ahmad H. 1999. Harrison Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta: EGC
Bonica, J.J., Loeser, J.D., 2001. History of Pain Concepts and Therapies, In: Loeser J.D., et al
(eds).
Bonica’s , 2001, Management of Pain. Lippincott William & Wilkins Philadelphia, pp 3-16
Wasis, Irianto Sugeng Yuli. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: pusat perbukuaan
departemen pendidikan nasional.
Arthur J. Vander. 1986. Human physiology,4th Ed. McGraw: Hill international editions.
Razak.Datu. 2004. Bagian anatomi fakultas kedokteran unhas. Jakarta: Gitamedia.
Kus. Irianto. 2004. Struktur dan fungsi tubuh manusia untuk kebutuhan paramedis.
Jakarta: Gramedia
Setiadi, Heri. 2020. “Sistem Peredaran Darah” (hlm 1-54). SEAMEO QITEP in Science
http://repositori.kemdikbud.go.id/21353/1/Peredaran%20Darah%20-%20Oct.pdf
Suwarno. 2009. “Panduan Pembelajaran Biologi bagi SMA/MA kelas XI” (hlm 1-194).
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
https://bsd.pendidikan.id/data/SMA_11/Panduan_Pembelajaran_Biologi_Kelas_11_S
uwarno_2009.pdf
Nurbudiman, RI. 2020. “ sistem peredaran darah”. (8-26 hlm). Poltekes Jogja.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2515/4/4.%20Chapter%20II.pdf