Anda di halaman 1dari 23

Untuk Mahasiswa S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

i
BUKU AJAR BERBASIS PENELITIAN MATAKULIAH

ATLETIK I
PENYUSUN:
Irwansyah, S.Pd, M.Pd
Winarno, S.Pd, M.Pd
Guntur Firmansyah, S.Pd, M.Pd

VALIDATOR:

Dr. Ahmad Lani, M.Kes


(Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi IKIP Budi Utomo
Malang)

Rizka Hadiwiyanti, S.Kom, M.Kom, MBA


(UPN Veteran Surabaya)

Dr. Endang Sumarti, M.Pd


(Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Budi Utomo Malang)

DESAIN COVER DAN ISI


Irwansyah, Winarno, Guntur Firmansyah

Desain cover, edit gambar, dan isi menggunakan microsoft word


2013

Gambar Cover: oleh Winarno

ii
Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat


karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan buku ajar ini
dengan lancar. Buku ajar ini disusun sebagai salah satu cara agar
mempermudah mahasiswa dalam mempelajari matakuliah Atletik.
Buku ini membahas beberapa pengetahuan “sejarah atletik, jalan
cepat, lari, lompat, lempar, tolak, penelitian atletik” serta
beberapa bentuk pembelajaran atletik yang diharapkan dapat
membantu keberhasilan mahasiswa dalam memprogram
matakuliah atletik.
Terselesaikannya buku ajar ini berkat bantuan dari
berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
oleh karena itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
mereka yang telah membantu sehingga terselesaikannya buku ajar
ini, Penulis menyadari bahwa buku ajar ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kualitas buku ajar yang lebih baik kedepannya,
dengan segala keterbatasan yang ada mudah-mudahan buku ini
bermanfaat bagi mahasiswa ataupun pembaca pada umumnya.

Malang, 2019
penulis

iii
Daftar Isi

Pengantar................................................................................ iii
Daftar Isi .................................................................................. iv
Kompotensi yang Harus dikuasai ............................................ vii
BAB I Sejarah Atletik ............................................................... 1
a. Sejarah Atletik ........................................................... 2
b. Perkembangan Atletik di Indonesia ........................... 4
Aktivitas Mahasiswa ..................................................... 13
Latihan Soal.................................................................. 14
BAB 2 Jalan Cepat .................................................................. 15
a. Jalan Cepat ............................................................... 16
b. Perbedaan Jalan dan Lari ......................................... 17
c. Fase-fase Pembelajaran Teknik Jalan Cepat ............ 17
d. Hal-hal yangHarus Dihindari dan Diutamakan
dalam Jalan cepat ....................................................... 19
Aktivitas Mahasiswa ..................................................... 20
Latihan Soal.................................................................. 20
BAB 3 Lari Cepat (sprint) ........................................................ 21
a. Lari jarak cepat/pendek ............................................. 22
b. Fase-fase lari cepat (sprint) ....................................... 22
c. Teknik start ................................................................ 24
d. Teknik memasuki finish ............................................. 28
e. Kesalahan yang Umum dan Perbaikannya ............... 29
f. Pembelajaran Dasar Lari ........................................... 32
Aktivitas Mahasiswa ..................................................... 39
Latihan Soal.................................................................. 40
BAB 4 Lari Estafet ................................................................... 41
a. Lari estafet................................................................. 42
b. Teknik-Teknik dalam Lari Estafet .............................. 43
c. Kesalahan yang Umum dan Perbaikannya ............... 51
d. Pembelajaran lari estafet ........................................... 56
Aktivitas Mahasiswa ..................................................... 58
Latihan Soal.................................................................. 58
BAB 5 Lompat Jauh ................................................................ 59
a. Lompat Jauh .............................................................. 60
b. Fase-fase lompat jauh ............................................... 61
c. Kesalahan yang Umum dan Perbaikannya ............... 66
d. Pembelajaran lompat jauh ......................................... 70
Aktivitas Mahasiswa ..................................................... 73
Latihan Soal.................................................................. 74

iv
BAB 6 Lompat Jangkit ............................................................ 75
a. Lompat Jangkit .......................................................... 76
b. Teknik Dasar Lompat Jangkit .................................... 78
c. Kesalahan yang Umum dan Perbaikannya ............... 83
d. Pembelajaran lompat jangkit ..................................... 86
Aktivitas Mahasiswa ..................................................... 88
Latihan Soal ................................................................. 88
BAB 7 Lempar Lembing .......................................................... 89
a. Lempar lembing ........................................................ 90
b. Teknik Dasar Lempar Lembing ................................. 91
c. Kesalahan yang Umum dan Perbaikannya ............... 98
d. Pembelajaran Lempar Lembing ................................ 106
Aktivitas Mahasiswa ..................................................... 108
Latihan Soal ................................................................. 108
BAB 8 Tolak Peluru................................................................. 109
a. Tolak Peluru .............................................................. 110
b. Gaya dalam Tolak Peluru .......................................... 111
c. Teknik melakukan tolak peluru .................................. 113
d. Kesalahan yang Umum dan Perbaikannya ............... 117
e. Pembelajaran Tolak Peluru ....................................... 122
Aktivitas Mahasiswa ..................................................... 124
Latihan Soal ................................................................. 124
BAB 9 Penelitian ..................................................................... 127
a. Penelitian .................................................................. 128
b. Metode Penelitian ..................................................... 130
c. Penelitian Atletik........................................................ 132
Daftar Rujukan ........................................................................ 144

v
NO BAB KEMAMPUAN KAHIR INDIKATOR
YANG DIHARAPKAN
1 Sejarah Mampu Dapat Menjelaskan sejarah
Atletik mendeskripsikan atletik
sejarah Dapat Menjelaskan sejarah
atletik di Indonesia
2 Jalan Cepat Mampu Dapat menjelaskan sejarah
mendeskripsikan dan jalan cepat
melakukan teknik Dapat menjelaskan
jalan cepat perbedaan antara jalan dan
lari
Dapat menjelaskan dan
mempraktekkan fase –fase
dalam jalan cepat
Dapat menjelaskan hal-hal
yang harus dihindari dan
diutamakan dalam jalan
cepat.
3 Lari Cepat Mampu Dapat menjelaskan lari
(Sprint) mendeskripsikan dan jarak pendek
melakukan teknik lari Dapat menjelaskan dan
jarak pendek (Sprint) mempraktekkan fase-fase
lari sprint
Dapat menjelaskan dan
mempraktekkan teknik start
lari sprint
Dapat menjelaskan dan
mempraktekkan teknik
memasuki finish
Dapat menjelaskan hal-hal
yang harus dihindari dan
diutamakan dalam lari sprint
4 Lari estafet Mampu Dapat menjelaskan dan
mendeskripsikan dan mempraktekkan lari estafet
melakukan teknik lari Dapat menjelaskan dan
estafet mempraktekkan teknik start
lari estafet
Dapat menjelaskan dan
mempraktekkan teknik
memberi dan menerima
tongkat
Dapat menjelaskan hal-hal
yang harus dihindari dan

vi
diutamakan dalam lari
estafet
5 Lompat Mampu Dapat menjelaskan dan
jauh mendeskripsikan dan mempraktekkan fase-fase
melakukan teknik dalam lompat jauh
latihan lompat jauh Dapat menjelaskan
kesalahan dan perbaikan
dalam lompat jauh
6 Lompat Mampu Dapat menjelaskan dan
jangkit mendeskripsikan dan mempraktekkan fase-fase
melakukan teknik dalam lompat jangkit
latihan lompat jangkit Dapat menjelaskan
kesalahan dan perbaikan
dalam lompat jangkit
7 Lempar Mampu Dapat menjelaskan dan
lembing mendeskripsikan dan mempraktekkan fase-fase
melakukan teknik dalam lempar lembing
lempar lembing. Dapat menjelaskan dan
mempraktekkan teknik
memegang lembing
Dapat menjelaskan
kesalahan dan perbaikan
dalam lempar lembing
8 Tolak Mampu Dapat menjelaskan dan
peluru mendeskripsikan dan mempraktekkan fase-fase
melakukan bentuk- dalam tolak peluru
bentuk latihan tehnik Dapat menjelaskan dan
mempraktekkan teknik
tolak peluru
memegang peluru
Dapat menjelaskan
kesalahan dan perbaikan
dalam tolak peluru

vii
viii
KEMAMPUAN AKHIR YANG DI HARAPKAN
Mampu mendeskripsikan sejarah atletik dan perkembangan atletik di
Indonesia

DESKRIPSI MATERI
Bab I sejarah atletik memuat tentang:
a. Sejarah atletik
b. Sejarah atletik di Indonesia

1
A. Sejarah Atletik
Gerakan atletik sudah tercermin pada kehidupan manusia
purba, mengingat jalan, lari, lompat dan lempar bahkan bertarung
dengan binatang pun dilalui secara tidak sadar. Manusia purba
pada waktu itu melakukan gerakan-gerakan jalan, lari, lompat,
lempar serta bergumul dalam upaya mempertahankan hidupnya
dari gangguan binatang atau makhluk-makhluk buas yang hidup
pada zaman purba.
Pada tahun-tahun sebelum tahun 390 sM pembinaan suatu
bangsa dipusatkan pada peningkatan kekuatan fisik
mengutamakan pertumbuhan menuju bentuk tubuh yang harmonis
dan serasi melalui perpaduan kegiatan Gimnastika, Gramaika dan
Musika.
Dalam kegiatan Gimnastika terdapat gerakan-gerakan lari,
lompat, lempar lembing, lempar cakram dan gumul/gulat. Kelima
macam gerakan-gerakan tersebut dilakukan oleh kaum mudahnya
untuk membangun kekuatan dan membentuk tubuh yang perkasa.
Istilah atletik berasal dari kata Yunani yaitu Athlon yang berarti
berlomba atau perlombaan. Atletik tersebut dipopulerkan oleh
Iccus dan Herodicus pada abad IV di Yunani. Kelima macam
gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kaum muda tersebut
dinamakan Pentathlon yang berarti Peata artinya lima, Athlon
artinya perlombaan, jadi Pentathlon adalah seseorang yang
melakukan perlombaan dengan melakukan lima macam permainan
(Panca Lomba).
Meskipun gerakan-gerakan dasar atletik sudah lama
diketahui namun dalam catatan sejarah bahwa baru terjadi pada
zaman purba sekitar 100 tahun sebelum Masehi. Hal ini dapat
diketahui dari buku-buku yang dikarang oleh Pujangga Yunani
Homeros.
Olahraga atletik yang telah dimainkan selama lima belas
abad silam yang terdapat pada olimpiade kuno yang
diselenggarakan oleh masyarakat Yunani, negara Yunani yang
terdiri dari berbagai macam suku satu sama lain selalu berperang,
di antaranya suku Sparta dan Athena, tetapi dengan adanya
perlombaan-perlombaan dalam olimpiade, maka peperangan pun
dapat dihentikan karena setiap suku disibukkan dengan
mempersiapkan para atletnya.
Para atlet yang akan turut dalam permainan olimpiade
dipersiapkan pada suatu lapangan yang luas dan berdinding
tembok yang disebut Palaestra, lebih tepatnya barangkali Anda

2
dapat melihat stadion-stadion yang ada di lima kota wilayah DKI
Jaya untuk membandingkan satu sama lainnya.
Di samping pesta olimpiade penyembahan kepada roh-roh
yang telah meninggal dan menghormati dewanya yaitu Zeus.
Perlombaan yang dilaksanakan pada olimpiade kuno
adalah:
a. Lomba lari cepat
b. Penthathlon:
- lari cepat
- lompat jauh
- lempar lembing
- lempar cakram
- gumul/gulat
c. Pracratium: campuran tinju dan gulat
d. Gulat
e. Tinju
f. Pacuan kereta kuda
Juara perlombaan Pentathlon dinobatkan menjadi raja
olimpiade kuno dan diarak keliling kota yang disambut oleh
masyarakatnya yang memgelu-elukan kedatangan sang juara
olimpiade.
Dengan selalu diadakannya olimpiade, maka masyarakat
Yunan termotivasi untuk selalu giat berlatih bagi kaum mudanya
dan hal ini memberikan pengaruh yang positif bagi ketahanan
bangsa untuk mempertahankan negara dari serangan lawan,
seperti halnya yang tenjadi di kota Marathon, sebuah kota kecil di
tepi pantai Miltiades pasukan Yunan vang jumlahnya lebih sedikit
mampu menghalau angkatan perang Persia yang jumlahnya besar,
salah seorang prajurit Yunani yang telah berperang berhari-hari
yaitu Phellippides disuruh memberikan kabar atas kemenangan ke
kota Athena dengan berlari-lari setibanya di pintu gerbang kota
Athena prajurit tersebut meninggal Junia akibat kehabisan tenaga.
Ini terjadi pada tahun 490 SM.
Lari marathon merupakan cerminan suatu peringatan bagi
pahlawan Yunani Phellippides yang berlari dari kota Marathon ke
kota Athena yang berjarak 42.196 km.
Zaman keemasan atletik berakhir diperkirakan paa tahu
338M ketik Maxedonia di bawah raja Iskandar Zulkarnaen
menaklukkan Yunani disusul terjadinya huru-hara bangsa Yunani
dengan bangsa Romawi yang berakibat hancurnya peradaban dan
kebudayaan bangsa Yunani bahkan dihentikannya olimpiade kuno
semasa kekuasaan Romawi oleh Kaisar Theodoseus, sebelum

3
terjadinya gempa yang menghancurkan stadion olimpiade akibat
meletusnya gunung Olymphus, bangsa Romawi ditaklukkan oleh
bangsa Barbar dari daratan Asia yang menghancurkan patung-
patung kebesaran orang Yunani seperti patung Zeus.

B. Perkembangan Atletik di Indonesia


1. Zaman Penjajahan Belanda
Atletik masuk ke Indonesia pada awal tahun 1930 oleh
bangsa Belanda, olahraga atletik disebarluaskan oleh Pemerintah
Hindia Belanda melalui sekolah-sekolah, sedangkan di masyarakat
oleh serdadu Belanda yang terdapat di kota-kota besar, seperti
Surabaya, Bandung, Jakarta atau Batavia.
Pada waktu itu organisasi yang ada dan sangat terbatas
pergerakannya. Tidak banyak masyarakat yang dapat menikmati
olahraga tersebut, karena kegiatan pembinaan atletik yang
dilakukan oleh bangsa Belanda bukan suatu upaya meningkatkan
kesegaran jasmani para pelajar dan pemuda Indonesia, melainkan
untuk meningkatkan kesehatan, kekuatan dan kesegaran jasman
daripada kepentingan pemerintah Hindin Belanda, yang akhirnya
pada tanggal 17Juli 1917 mendirikan Nederlands Indieche Atletiek
Unie yang disingkat NIAU.
Setelah masyarakat mulai mengenal apa itu olahraga atletik
dan manfaa untuk kehidupan, olahraga atietik mulai diminati oleh
masyarakat, walaupu tidak sebanyak sekarang. Namun demikian
pergerakan masyarakat pencinta olahraga atletik mengarah
kepada suatu berdirinya organisasi tempat berkumpulnya para
atlet.
Di Semarang lahir nama unggulan seperti: Sutantio Singgih
yang pernah bersaing dengan Haroen Alrasjid pemecah rekor
lompat tinggi, Haroen sendiri memiliki prestasi lompat tinggi 1,80
meter, bahkan dalam acara perlombaan tidak resmi sempat
melewati mistar setinggi 1,90 meter. Demikian juga halnya di
Yogyakarta terdapat atlet-atlet berprestasi, seperti: Soedarpo
pelari jarak pendek, Sidik Moeljono pelari gawang, Adam Saleh
serta atlet serba bisa yaitu Dundjunan.
Di Jakarta sekitar tahun 1933 sekelompok pemuda dan
pelajar yang menggemari atletik tergabung dengan perkumpulan
PSV yang terbagi beberapa bagian, seperti: Korfbal (bola
keranjang) yang dipimpin oleh Joedono yang sekarang Prof. Dr.
Joedono, sedangkan atletik di bawah bimbingan Aziz Saleh, salah
seorang mahasiswa kedokteran. Mereka berlatih di Salemba
Tengah, sedangkan di Kebon Sirih terdapat perkumpulan IAC yang

4
dipimpin oleh Moehamad Abdoelah yang beranggotakan 100
orang atlet.
Di Kemayoran terdapat perkumpulan atletik yang bernama
Hellas yang diasuh oleh Soemali Prawirosoedirdjo dan
Soebiono, semua atlet-atlet yang tergabung pada perkumpulan-
perkumpulan tersebut berada di bawah naungan NIAU.
Coba Anda simak kembali uraian sejarah perkembangan
atletik yang terdapat di kota-kota besar, semua berasal dari daerah
yang memiliki sekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Dan ini
merupakan tantangan untuk kita semua sebagai guru pendidikan
jasmani.
Perlu diketahui bahwa di zaman penjajahan, pemuda-
pemuda yang tergabung dalam olahraga atletik tersebut selalu
menonjolkan nama perkumpulan yang bernafaskan Indonesia,
seperti ISV adalah Indonesische Sport Vereniging, IAC
kependekan dari Indonesische Athletiek Club, IAV singkatn dari
Indonesische Atheletiek Vereniging.
Pada tahun 1941 menjelang pecahnya perang Pasifik
lahirlah sebuah gagasan untuk membentuk sebuah organisasi
nasional yang diprakarsai oleh Soetadjo yang waktu itu terkenal
dengan petisinya di Volksraad yang kemudian terbentuk Ikatan
Sport Indonesia disingkat ISI.
Sebagai wadah semua organisasi olahraga nasional,
dengan adanya wadah nasional itu maka direncanakan persiapan
untuk mendirikan sebuah organisasi untuk atletik namun belun
dapat diwujudkan mengingat meletusnya perang Pasifik.
Setelah berdirinya Ikatan Sport Indonesia pada tahun 1941
kemudian mengadakan perlombaan atletik yang pertama diadakan
di lapangan BVC di Gambir. Perlombaan berlangsung lancar tidak
bertele-tele seperti yang diselenggarakan oleh NIAU.
2. Zaman Pendudukan Jepang
Kehadiran Pemerintahan Jepang sempat menghentikan
kegiatan olahraga nasional. Namun pada bulan September 1942 di
Jakarta dilangsungkan gerakan olahraga dilaksanakan oleh ISI
yang pesertanya atlet-atlet dari pulau Jawa perlombaan atletik
diselenggarakan di daerah Gambir yang kemudian dikenal menjadi
Stadion IKADA, supaya Anda dapat mengenang keberadaan
stadion Ikada, silakan Anda pergi ke Silang Monas dan juga
menjadi Taman Nasional yang berada di kota Jakarta.
PUTERA singkatan dari Organisasi Pusat Tenaga Rakyat
yang langsung membawahi organisasi olahraga pada waktu itu,
tujuannya membantu Pemerintahan masa pendudukan Jepang

5
untuk mnembina kegiatan-kegiatan yang sifatnya kemasyarakatan.
Organisasi PUTERA dipimpin oleh empat orang yang terdiri dari
1. Ir Soekarno
2. Bung Hatta
3. Ki Hajar Dewantara dan,
4. KH Mansyur
Organisasi tersebut berubalah nama menjadi Jawa Hookoo
Kai diawasi langsung Pemerintah Jepang. Atletik berkembang
terbatas pada kota-kota besar anak-anak sekolah pelajar dan
mahasiswa setiap pagi diwajibkan mengikuti radio untuk melakukan
gerak Taisio sejenis senam pagi pada masa sekarang. Pada waktu
itu atletik mendapat perhatian yang cukup baik, setiap akhir tahun
ajaran diadakan perlombaan atletik antar pelajar hingga tingkat
kota. Pada tahun 1943 di Sala diselenggarakan perlombaan atletik
antar pelajar sekolah menengah Bandung, Yogya, dan Solo, para
pelajar yang datang dari Bandung tergabung di bawah Panji-panji
Gabungan Sekolah Menengah Bandung GASEMBA), sedangkan
dari Yogya di bawah Panji GASEMMA atau Gabungan ekolah
Menengah Matraman dari Solo GASEMSO atau Gabungan
Sekolah Menengah Solo. Dalam perlombaan tersebut masih
digunakan peraturan dalam bahasa Belanda dan waktu
kependudukan Jepang peraturan yang berbahasa Belanda
tersebut dilarang digunakan dan karenanya pimpinan IKADA
menunjuk perkumpulan Kirana Latihan Atletikatau KILAT
sebelumnya bernama LAC membuat peraturan atletik yang
berbahasa Indonesia. Penyesuaian peraturan perlombaan tersebut
disusun oleh dua pengurus yaitu Dr. Mohammad Abdulah (Majde)
dan Joesmandi dan naskah peraturan yang berbahasa Indonesia
tersebut lengkap dengan istilah-istilah teknik, kemudian
direkomendasikan oleh Komisi Bahasa Indonesia yang diketuai
oleh Bung Hatta.
3. Atletik Zaman Kemerdekaan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 melenyapkan organisasi produk Jepang dan untuk
kegiatan olahraga dilaksanakan di bawah GELORA singkat dari
Gerakan Latihan Olahraga yang mencakup olahraga sepak bola,
atletik, bola keranjang dan bulutangkis Tahun 1945 hing ga 1950
setelah berdiri suatu organisasi Persatuan Olahraga Republik
Indonesia atau disingkat PORI yang diketuai oleh Soemali
Prawirosoedirjo dan Joesmanadi bertindak sebagai sekretaris,
kegiatan atletik dilaksanakan di daerah-daerah yang tidak diduduki
oleh NICA, sedangkan pusat kegiatannya adalah Surakarta, pada

6
tahun 1948 para pemuda bergabung dalam Ikatan Pemuda
Pelajar Indonesia disingkat IPPI. Kemudian IPPI
menyelenggarakan perlombaan atletik yang pesertanya
berdatangan dari kota-kota yang tidak diduduki Belanda.
Lahirnya Pekan Olahraga Nasional yang pertama diilhami
dengan kegagalan wakil-wakil Indonesia untuk turut serta dalam
pesta Olimpiade ke XIV tahun 1948 di London, Pekan Olahraga
Nasional yang pertama tersebut diselenggarakan di Surakarta pada
tahun yang bersamaan dengan pesta Olimpiade ke XIV. Selama
berlangsungnya PON I tersebut salah seorang wartawan dari
harian Nasional yang mendukung dan mendorong terwujudnya
suatu organisasi yang mengayomi para pencinta atletik di tanan air,
wartawan tersebut adalah Soepandi yang berasal dari Yogyakarta.
Kongres PSSI di kota Semarang pada 3 September 1950
juga meresmikan terbentuknya organisasi atletik Indonesia yang
disingkat PASI atau Persatuan Atletik Seluruh Indonesia. Dalam
rapa: komisi menunjuk wakil-wakil dari Jakarta sebagai formatur
yaitu Dr. Azis Saleh, Joesmanadi, dan Soebiono dan akhirnya
menjadi ketua PASI yang pertama Dr. Azis Saleh sebagai
Sekretaris adalah Joesmanadi, putusan penting dalam rapat
tersebut adalah akan diadakannya kejurnas atletik dan kota
Bandung sebagai tempat penyelenggaranya.
Kejurnas yang pertama diselenggarakan di Bandung
Lapangan Tegallega pada bulan Desember, kepanitiaannya
diketuai oleh Mayjen. Didi Kartasasmita sedangkan Ke tua
Perlombaannya ialah Ir. Effendi Saleh. penyelenggaraan kejuaraan
atletik baik dalam PON I maupun Kejumas yangi pertama
menggunakan peraturan perlombaan yang disusun Dr. Mohamad
Abdullah dan Joemanadi.
Dengan keberhasilan bangsa kita menyelenggarakan Pekan
Olahraga nasional dan Kejuaraan Nasional PASI yang pertama
mengangkat martabal bangsa ke dunia luar, kesempatan
berkembangnya atletik lebih lebar.
Perlombaan Atletik PON yang pertama tahun 1948 dibuka
oleh Bapak Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Bung Hatta
beserta Menteri kabinet lainya dan tamu-tamu negara sahabat,
pada PON yang pertama kali tersebut muncul atlet-atlet terkenal
seperti:
1. Darwati, lari 100 meter
2. Anie salamun, lempar cakram
3. Fuad sahil, lari 400 meter
4. Soetopo, lari 5000, 10000 meter

7
5. Nasyir rosyidi, lari gawang dan lompat jangkit
6. Arie Muladi, lompat jangkit
7. Soedarmojo, Lompat tinggi
8. Soetrisno, tolak peluru dan lempar cakram
Hasil perlombaan PON tersebut ada yang dipanggil untuk
pemusatan latihan di yogyakarta dalam keikutsertaannya di arena
Asian Games I di New Delhi India tahun 1951.
1. Hendarsin, lompat jangkit
2. Soedarmojo, Lompat tinggi
3. AF Matulessy, Lempar lembing
4. Anie salamun, lempar cakram
5. Tri Wulan, Ny. Surjiwati, Darwati, Liu Jiang Nio, Tim estafet
Di Sampimg nama-nama tersebut masih ada nama nama
lainnya seperti, J. Timisela, Liem Ying Lan, Lie Sia Hie, Gde Oka,
J.L. Serhalawan, A Riva, Ndalip Singh, Mall Sunardi dengan para
pelatih Mochtar Baleh, AR Tampenawas, Iteng Krenoparmo dan De
Baan.
PON II diselengarkan di jakarta pada oktober 1951. Atletik
merupakan perlombaan utama. Sealnjutnya PASI memutuskan
untuk menyelenggarakan kejuaraan atletik setiap Tahun.
Pada tahun 1952 untuk pertama kali Indonesia mengirimkan
wakilnya ke Pesta Olimpiade Helsinki ibukota Negara Finlandia,
Indenesia mengirimkan tiga atlet yaitu Soedarmojo untuk cabang
olahragn atletik, Soeharko untuk renang dan Thio Ging Hwei untuk
angkat besi. Pada tahun 1953 diselengarakan PON III di Medan.
Tahun 1954 diselengarakan kejuaraan Nasional. Yang selalu
mendominasi perlombaan atletik Nasional adalah Dasuk, untuk lari
100 m, Yopie Timisela, untuk lari 400m dan 10.000 m. Soetrio untuk
lompat tinggi galah dan Dasalomba Soedarmodjo, Maridjo dan
Okamona untuk lompat tinggi. Hendarsin dan Bin suryo untuk
lompat jangkit. sotrisno, sarbe hupono dan Bram Matulessi untuk
nomor lempar cakram dan tolak pelur. Tahun 1955 dilangsungkan
Kejuaraan Nasional di Jakarta. Indonesia mendatangkan Bin Miner
untuk membentuk pelatih-pelatih atletik di Indonesia yang pada
waktu itu belum dimiliki. Tahun 1957 penyelenggaraan PON IV di
Makasar (Ujung Pandang) Tahun 1958 kejuaraan Nasional di
Jakarta PASI mengirimkan atletnya ke Asian Games ke-3 di Tokyo.
Atlet putri Kamah, berhasil memperoleh medali perunggu untuk
lempar lembing. Tahun 1959 kejuaraan Nasional di Jakarta Tahun
1960 seleksi Nasional di Bandung dalam rangka persiapan Asan
Games ke-4 yang akan diselenggarakan di Jakarta tahun 1962.

8
Disamping itu PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade di
Roma untuk mempelajari seluk beluk penyelenggaraan Olympiade
dalam rangka persiapan menjadi tuan rumah Asian Games yang
akan diselenggarakan di Jakarta. Semenjak ditetapkan Jakarta
sebagai tempat penyelenggaran Asian Games IV, PASI berusaha
sekuat tenaga agar dapat mencapai sukses bukan hanya sukses
dalam penyelenggaraan tetapi juga sukses dalam prestasi atlet-
atletnya. PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade Roma dan
mendatangkan tenaga-tenaga penasihat dari Jepang yang telah
berhasil sebagai penyelenggara Asian Games III Dibidang
peningkatan prestasi PASI mendatangkan pelatih-pelatih dari luar
negeri. Pelatih yang didatangkan adalah Bin Miner, Norman Ford
dan Tom Rosandich dari Amerika Serikat, disamping untuk
meningkatkan prestasi para atlet yang dimasukkan dalam pusat
latihan atau TC (Training Center), mereka juga dimafaatkan untuk
menata kader-kader pelatih Indonesia. Segala persiapan menjadi
tuan rumah Asian Games IV berjalan lancar, berkat bantuan
sepenuhnya dana dan fasilitas dari pemerintah RI Tahun 1962
Asian Games IV dilaksanakan di Jakarta. Pemusatan latihan yang
dilakukan dengan persiapan yang cukup ternyata membuahkan
hasil yang membanggakan. Untuk pertama kali atlet-atlet Indonesia
dapat memperoleh medali emas dalam perlombaan Internasional
meskipun dari tingkat Asia. Mohammad Sarengat memperoleh 2
medali emas untuk lari 100 m (10,4) dan Untuk lari gawang 110 m
(14,3) serta dua perunggu untuk lari 200 m (21,6). Awang Papilaya
memperoleh 2 medali perunggu untuk 800 m (2:40,8) dan Lompat
jauh. Regu estafet 4 x 100 m putri memperoleh medali perunggu
atas nama Suratmi, Emawati, W. Tomasoa, Wiewiek Machwijar
(50,5). Tahun 1963 penyelenggaraan GANEFO I di Jakarta.
Medali Emas di capai oleh:
1. Jootje Oroh lari 200 m (21,8)
2. Regu 4 x 100 m putra (41,8) atas nama Jootje Oroh, Soenjoto,
mohammad Sarengat dan Bambang Wahyudi
3. Regu 4 x 400 m putra (3:20,6) atas nama Aminuddin M, Agus
Soegiri, Strive Mainake, dan Stive Thenu
Medali perak di capai oleh:
1. Regu 4 x 100 m putri (50,5) atas nama Emawati, Socratmi, W
Tomasoa dan W. Machwijar
2. Mohammad Sarengat lari gawang 110 m (14,0)
3. I Custi Ngurah Manik lempar lembing (65,53)
4. Abdul Rab Khan dasalomba (nilai 5807)
5. Nicky Pattiasina lari 3.000 m Steeple chase (9 28,9)

9
Medali perunggu dicapai oleh
1. Wlily Tomasoa lari 200 m (26,8)
2. Soeratmi lari 400 m (58,8)
3. Soeratmi lari 800 m (2.20)
4. Emawati lari gawang 80 m (12,5)
5. Ni Luh Armoni Widari lompat jauh (5,45)
6. Jean Toar lempar lembing (39,31)
7. Ni Luh Armoni Widari pancalomba (nilai 3407)
8. Aminuddin Machmud lari 400 m (50,3)
9. Z. Lesnussa lari 10.000 m (32:51,1)
10. Ismail Abiddin lari marathon (31.01:40.8)
Rekor Nasional banyak sekali diciptakan pada periode tahun
1962-1963 ini. Tahun 1964 kejuaraan Nasional di Jakarta. Sayang
pada tahun ini karena alasan politis, Indonesia tidak mengikuti
Olympiade yang diselenggarakan di Tokyo, meskipun atletnya telah
dipersiapkan dengan baik. Pada tahun 1964 ini Indonesia
mengirimkan atlet-atletnya ke RRC Beberapa rekor dipecahkan
ternyata sampai sekarang masih bertahan. Rekor Untung Pribadi
lompat tinggi galah (3,95 m), I G. Ngurah Manik lempar lembing
66,91 m, Usman Effendi tolak peluru 15,26 m. Tahun 1965
meletuslah peristiwa G30S/PKI yang merupak tragedi nasional bagi
bangsa Indonesia, sehingga PON VI yang sedianya akan
dilaksanakan di Jakarta gagal.
Tahun 1966 mcngikuti SEA GAMES V di Bangkok. Medali
perak didapatkan oleh regu 4 x 100 m atas nama Soepardi, Jootje
Oroh, Bambang Wahyudi dan Agus Soegiri. meskipun tidak
memperoleh medali, beberapa rekor Indonesia telah dipecahkan di
Bangkok yang sampi tahun 1979 belum diperbaharui antara lain
rekor lari 800 m oleh Charanjit Singh (1.50,7), rekor lari 4 x 100 m
oleh Eddy, Charanjit Singh, V Gosal dan Agus Sorgiri 315,3), rekor
lari 3.000 m Steeple chase oleh Nicky Patiasina (9 25,1), tahun
1968 kejuaraan Nasional di Jakarta yang dikuti oleh para atlet dari
Singapura, Tahun 1969 PON VII di Surabaya, tahun 1970
kejuaraan di Semarang, Indonesin mengirimkan atletnya untuk
mengikuti Asian Games VI di Bangkok. Hasil yang diperoleh medali
perunggu untuk lari 200 m dan 100 m atas nama Carolina
Rieuwpassa. Tahun 1971 kejuaraan nasional di Jakarta. PASI
bekerja sama coaching clinic atletik yang diikuti oleh 45 orang
coach muda dari seluruh daerah di Indonesia. Carolina Rieuwpassa
dikirim ke Jerman untuk berlatih menghadapi olympiade Munich
Selama berlatih di jerman ia memperbaiki rekor Nasional 100 m
menjadi 11,7 detik dan 200 m menjadi 22,2 detik sampai tahun

10
1979 rekor ini belum ada yang menumbangkannya Tahun
kejuaraan Nasional di Jakarta Carolina Rieuwpassa dikirim ke
Jerman untuk mengikuti Olympiade di Munich. Pada lari 100 m
babak penyisihan ia menduduki urutan kedatangan ke dengan
catatan waktu 12,23 sedangkan pada lari 200 m babak
pendahuluan ia menempati urutan kedatangan ke 6 dengan catatan
waktu 24,68 detik Kemudian PASI mengirimkan 22 atlet
kekejuaraan atletik Asia di Manila tanpa memperoleh medali.
Tahun 1975 kejuaraan Nasional di Jakarta. Pada tahun ini di
selenggarakan Asian Games VII di Taheran Indonesia tidak
mengirimkan Jakarta disamping itu untuk tim atletik. Tahun 1975
kejuaraan di meningkatkan prestasi atletik di Indonesia perlu
meningkatkan frekuensi perlombaan. Maka pada tahun 1976 ini
diselenggarakan kejuaraan atletik se-Jawa dan Bali di Semarang
tahun 1976 merupakan tahun penyelenggaraan Olympiade.
Indonesia mengirimkan Carolina Rieuwpassa untak mengikuti
olympiade di Montreal Heberapa atlet ke Pakistan dan Malaysia
Tahun 1977 penyelenggaraan PON IX di Jakarta. Untuk pertama
kali Indonesia mengikuti SEA GAMES IX di Kuala Lumpur.
Indonesia memperoleh 2 medali emas melalui Carolina
Rieuwpassa untuk lari 100 dan Usman Efendi untuk lempar
cakram, serta 5 medali perak dan medali perunggu Tahun 1978
Asian Games VII diselenggarakan di Bangkok tahun 1978
kejuaraan di Jakarta diikuti juga oleh atlet dari Singapura Sebagai
balasan ikut sertanya atlet mengikuti Sukan di Singapura.
Beberapa rekor di pertajam Jefry Matahelemual memperbaiki rekor
dari 200 menjadi 21,1 detik Mujiono memperbaiki rekor dari 400 m
menjadi 47,8 detik. Regu nasional 4 x 100 m memecahkan rekor
menjadi 40,9 detik. Meny Moffu memperbaiki rekor lari gawang
menjadi 51,9 dectik. Starlet memperbaiki rekor 800 m menjadi
2:14,0 detik yang juga mempertajam rekor lari 1.500 m menjadi
4:36,4 detik. Tahun 1978 adalah tahun penyelenggaraan Asian
Games VIII yang seharusnya dilaksanakan di Pakistan, tetapi
karena situasi negara Pakistan tidak memungkinkan kemudian
diselenggarakan di Bangkok. Karena alasan politis
penyelenggaraan perlombaan atletik Asian Games VIII tidak
mendapat restu dari IAAF dan pesertanya di ancam skorsing.
Dengan pertimbangan Indonesia akan menjadi tuan rumah SEA
GAMES I tahun 1979, maka Indonesia tidak mengirimkan atlet-
atletnya.
Tahun 1979 Indonesia menjadi tuan rumah SEA GAMES X
di Jakarta. Indonesia memperoleh 3 medali emas melalui Henny

11
Maspaitela untuk lari 200 m. Meny Moflu untuk lari gawang 400 m
dan regu estafet atas nama Meny Moflu, haryanto, Matias Mambay
dan Mujiono. Sejak tahun 1984 banyak rekor bertumbangan lagi.
Tahun 1984 Purnomo memecahkan rekor lari 100 m menjadi 10.39
detik. Di bagian wanita Henny Maspaitena memecahkan rekor 100
m menjadi 11,61 detik pada tahun 1985 pada tahun ini pula Ketut
Widiana dalam lompat tinggI dengan lompatan 2,04 m. Tahun 2018
prestasi atletik Indonesia sudah mulai memabaik dengan
memposisikan salah satu pelari cepat 100 meter dengan memegan
juara dunia umur 20 oleh pelari cepat asal NTB yakni Lalu
Muhammad Zohri dengan kecepatan (10,18 detik).

12
AKTIVITAS MAHASISWA

Buatlah kelompok dengan beranggotakan 3 orang.


susunlah sebuah ringkasan mengenai sejarah atletik

13
Setelah anda mempelajari bab I sejarah atletik, latilah ingatan
anda dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Sebutkan perlombaan-perlombaan yang dilombakan


pada olimpiade kuno?
2. Jelaskan secara singkat perkembangan olahraga
atletik di Indonesia?

14
Daftar Rujukan

Atmasubrata Ginanjar, 2012. Serba Tahu Dunia Olahraga. Dafa


Publishing. Jakarta
Carry, A. Carr, 2003. Atletik untuk Sekolah. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Djumidar, 2004. Dasar-Dasar Atletik. Pusat penerbitan Universitas
Terbuka. Jakarta
Jarver Jass, 2014. Belajar dan Berlatih Atletik. Pionir Jaya. Bandung
Jhonat. U, dkk, Atletik 2 Lempar dan Lomba Ganda. PT. Rosda Jaya
Putra Offset, Jakarta
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan. Politeknik Negeri Media Kreatif,
Jakarta
Mardiana Ade, dkk. 2011. Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Universitas Terbuka. Jakarta
Muhajir, 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Galih
Indonesia Printing. Bandung
Muller H. & Wolfgang R., 2000. Lari Lompat Lempar Level 1. IAAF-
RDC, Jakarta
Pustaka Tim Rexa, 2016. Ensiklopedia Mini Olahrga. Rexa Pustaka.
Jakarta Selatan
Priatna Eri, 2008. Ensiklomini Olahraga Atletik. CV Sahabat.
Sidik Zafar D, 2014. Mengajar dan Melatih Atletik. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Suatnto Tegu, 2016. Buku Pintar Olahraga. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta
https://jagad.id/pengertian-penelitian-ilmiah-pendidikan-sosial-dan-
metode-penelitian/ di akses jam 09:01 selasa 2 juli 2019.
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-penelitian.html
di akses jam 08:55 hari selasa tanggal 2 juli 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai