Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONDISI FISIK

Dosen Pembimbing:

Disusun oleh:
Kelompok VII

NURUL ILMI SYAFIRA


RIHKA
NILSA BAUBABONG

YAYASAN PENDIDIKAN JUSTITIA KELUARGA BESAR


PEMUDA JUSTITIA SULAWESI TENGAH
AKADEMI KEPERAWATAN JUSTITIA PALU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “kondisi fisik”. makalah ini dibuat untuk melengkapi persyaratan tugas
seminar yang nantinya akan di seminarkan di dalam forum diskusi

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak


kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan. Dalam pelaksanaan penyusunan
makalah ini kami banyak mendapat bantuan dan bimbingan baik moril maupun
materi dari berbagai pihak.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan proposal
ini bermanfaat bagi kita semua.

palu,3Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................

A. Latar belakang ....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................

1. Pengertian kondisi fisik ........................................................................


2. Elemen – elemen kodisi fisik ................................................................

BAB III PENUTUP ..............................................................................................

A. Ksimpulan ...........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Persiapan fisik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
latihan untuk mencapai suatu prestasi yang sangat tinggi. Dalam usaha
meningkatkan prestasi atlet perlu ditingkatkan unsure-unsur kondisi fisik, teknik,
taktik, kematangan mental, kerja sama, dan kekompakan serta pengalaman dalam
bertanding.

Persiapan kondisi fisik sangat penting untuk meningkatkan dan


memantapkan kualitas teknik. Tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka
akan sulit untuk mencapai prestasi yang tinggi. Tujuan dari latihan kondisi fisik
adalah untuk meningkatkan kualitas fungsional organ tubuh sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan untuk mencapai prastasi yang optimal dalam suatu cabang
olahraga tertentu.

Sebagai calon guru, Pembina dan pelatih oalahraga yang membina anak-anak
(yunio) calon olahragawan, benar-benar dapat memberikan dasar fisik yang kuat,
sehingga anak-anak yang berbakat nantinya akan dapat berkembang mencapai
prestasi yang optimal. Untuk itu olahraga ekstrakurikuler di sekolah hendaknya
memiliki wawasan yang luas dalam hal pembinaan prestasi, karena untuk
mencapai prestasi puncak dalm suatu cabang olahraga harus dimulai sejak usia
muda dengan latihan terencana, secaara benar dan mendasar
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian kondisi fisik

Kondisi berasal dari kata “condition” (bahasa latin) yang berarti keadaan.
Sedangkan secara definitif kondisi menurut Jopath/krampel dalam Syafruddin
(1992: 34) adalah keadaan fisik dan psikis serta kesiapan seorang atlet terhadap
tuntutan-tuntutan khusus suatu cabang olahraga.

Beberapa ahli mengemukakan batasan tentang pengertian kondisi fisik,


menurut Jonath dan Krempel kondisi fisik itu dapat di bedakan atas pengertian
sempit dan luas. Dalam arti sempit kondisi merupakan keaadaan yang meliputi
factor kekuatan, kecepatan, dan daya tahan. Sedangkan dalam arti luas ketiga
factor di atas ditambah dengan factor kelentukan ( fleksibility) dan koordinasi.

2. Elemen-elemen kondisi fisik

a) Kekuatan (strength)

Secara fisiologis (ilmu faal) kekuatan merupakan kemampuan otot mengatasi


beban atau latihan, sedangkan secara fisikal (ilmu fisika) kekuatan merupakan
hasil perkalian antara massa dengan percepatan (acceleration). Dapat juga
dikatakan bahwa kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik. Tanpa
kekuatan orang tidak akan bisa melompat, menarik, mendorong, mengangkat,
menahan, lari, dan sebagainya. Dalam arti lain bahwa kekuatan dibutuhkan dalm
kebanyakan aktifitas fisik.

Setiap cabang olahraga memerlukan kekuatan, beberapa banyak dan


beberapa besar kekuatan yang di butuhkan serta jenis kekuatan mana yang
diperlukan sangat tergantung kepada cabang olahraganya. Bentuk kekuatan yang
diperlukan sangat tergantung kepada cabang olahraganya. Dilihat dari bentuk
kekuatan yang dipergunakan maka kekuatan tersebut dapat dibedakan atas :

1) Kekuatan maksimal

Kekuatan maksimal merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau


tahanan secara maksimal. Kekuatan ini merupakan jenis kekuatan yang terbesar
yang dapat di gunakan untuk mengatasi beban atau tahanan, baik secara statis
maupun secara dinamis. Kekuatan maksimal di butuhkan terutama dalam cabang
olahraga yang lebih banyak mengatasi beban luar, misalnya olahraga angkat besi,
gulat, angkat berat, dan nomor-nomor tolak dan lempar dalam cabang atletik.

2) Kekuatan kecepatan

Kekuatan kecepatan merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban


atau tahanan dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Kemampuan tersebut
merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan. Kebanyakan cabang
olahraga membutuhakan kekuatan kecepatan atau power. Misalnya pada cabang
olahraga yang menuntut ledakan seperti lompat dan smash pada permainan bola
voli, tolak, lempar, dan lompat dalam cabgng atletik.

3) Daya tahan kekuatan

Daya tahan kekuatan merupakan kombinasi antara kekuatan dan daya tahan.
Daya tahan kekuatan adalah kemampuan otot untuk mempertahankan atau
mengatasi kelelahan yang disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu yang
relative lama.

Jika di tinjau dari bentuk kontraksi otot yang terjadi maka kekuatan dapat di
bedakan atas :

a) Kekuatan isotonic

Merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan di mana


otot berkontraksi secara isotonik (dinamis). Pada kontraksi isotonic ini terjadi
perubahan panjang otot, artinya otot berkontraksi memanjang (eccentric) dan
memendek (concentric).

b) Kekuatan isometric (statis)

Kekuatan isometrik adalah kemampuan otot dalam mengatasi beban (tahanan),


di mana otot berkontraksi secara isometrik (statis). Dengan kata lain kemampuan
otot untuk mengatasi beban secara statis. Pada kontraksi isometrik ini tidak
terlihat adanya gerakan, akan tetapi otot berkontraksi tinggi dengan tidak
mengalami perubahan panjang, misalnya dapat kita lihat pada saat mendorong,
menarik, atau mengangkat suatu objek atau benda yang tidak dapat kdi gerakkan.

c) Kekuatan auxotonik

Merupakan kekuatan otot untuk mengatasi beban (tahanan) di mana otot


berkontraksi secara auxotonik. Pada kontraksi ini tidak hanya panjang otot yang
mengalami perubahan, tetapi juga dengan tegangannya. Jump and Reach
merupakan salah satu contoh jenis kontraksi auxotonik, di mana tegangan otot dan
panjang otot berubah dalam waktu bersamaan

b) Kecepatan (speed)

Kecepatan merupakan satu elemen kondisi fisik yang sangat penting. Secara
fisiologis kecepatan diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan
(flexibility). Jonath dan Krempel (1981) mengatakan bahwa kecepatan adalah
proses sistem persyaratan dan alat-alat otot untuk melakukan gerakan-gerakan
dalam satu satuan waktu.

Kecepatan sangat tergantung dari kekuatan, karena tanpa kekuatan,


kecepatan tidak dapat berkembang atau meningkat. Bila seorang atlet ingin
mengembangkan atau meningkatkan kecepatannya maka dia harus
mengembangkan kekuatan, karena kemampuan kecepatan yang di peroleh sangat
tergantung dari impuls kekuatan dan merupakan produk dari masa tubuh dan
kecepatan tubuh itu sendiri. Pada dasarnya kecepatan itu dapat di bedakan atas :

1) Kecepatan reaksi

Kecepatan reaksi adalah kemampuan untuk menjawab rangsangannya


akustik, optik, dan rangsangan taktik secara cepat (Jonath dan Krempel, 1981).
Pada cabang-cabang olahraga permainan kecepatan reaksi, lebih banyak
terjadinya disebabkan rangsangan secara penglihatan (mata). Sedangkan pada
nomor-nomor lari dalam cabang atletik lebih dominan di butuhkan reaksi melalui
rangsangan (akustik).

2) Kecepatan aksi (gerakan)

Kecepatan aksi diartikan sebagai kemampuan, di mana dengan bantuan


kebutuhan system syaraf pusat dan alat-alat otot dapat melakukan gerakan-
gerakan dalam satuan waktu minimal (Letzeler, 1978).

c) Daya tahan (endurance)

Secara definitive daya tahan merupakan kemampuan organisme tubuh untuk


mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan dalam waktu yang
relative lama. Daya tahan merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang
terpenting, oleh karena basis dari elemen-elemen kondisi fisik yang lain.Daya
tahan terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut:

1) Daya tahan umum


Kemampuan organisme tubuh menghadapi atau mengatasi kelelahan akibat
gerakan-gerakan yang lebih banyak melibatkan kelompok-kelompok otot besar
seperti lari jarak jauh.

2) Daya tahab lokal

Kemampuan sekelompok kecil otot dalam mengatasi kelelahan yang


ditimbulkan akibat pembebanan yang relatif agak lama, seperti kerja otot tangan
pada tinju.

3) Daya tahan aerob umum dinamis

Kemampuan mengatasi kelelahan pada kerja dinamis yang melibatkan 1/6


sampai 1/7 dari kwseluruhan otot kerangka dengan intensitas gerakan lebih dari
50% dan lama beban antara 3 sampai 5 menit.

4) Daya tahan aerob umum statis

Kemampuan mengatasi kelelahan pada kerja statis dengan melibatkan suatu


kelompok otot besar dan pembenaan di bawah 15% dari kekuatan maksimal serta
dengan pembebanan yang relatif lama seperti menembak, panahan dan sejenisnya.

d) Kelentukan (fleksibilitas)

Kelentukan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan


dengan amplitude gerakan yang besar dan luas. Dengan kata lain kelentukan juga
merupakan kemampuan persendian/pergelangan untuk dapat melakukan gerakan-
gerakan ke semua arah secara optimal.

Kelentukan merupakan salah satu unsure kondisi fisik yang menentukan


dalam; 1) mempelajari keterampilan gerakan, 2) mencegah cidera, 3)
mengembangkan kekuatan, kecepatan, daya tahan dan koordinasi. Pada dasarnya
kelentukan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, yakni:

1) Bila dilihat dari sudut kebutuhan suatu cabang olahraga, maka kelentukan
dapat di bedakan atas:

a) Kelentukan umum adalah kemampuan semua pergelangan/persendian untuk


melakukan gerakan-gerakan ke semua arah secara optimal, dan dibutuhkan untuk
banyak cabang olahraga.

b) Kelentukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan


dalam suatu cabang olahraga tertentu, misalnya kelentukan pergelangan tangan
pada olahraga Hocky.
c) Bila dilihat dari bentuk pelaksanaannya, maka kelentukan dapat dikelompokkan
atas:

(1) Kelentukan aktif adalah kelentukan di mana gerakan-gerakannya dilakukan


sendiri seperti senam kalistonic.

(2) Kelentukan pasif adalah kelentukan di mana gerakan-gerakannya di lakukan


dengan adanya bantuan dari orang lain seperti senam atau stretching bepasangan.

(3) Kelentukan dianamis adalah latihan kelentukan dengan menggerak-gerakan


persendian secara berulang-ulang.

(4) Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan


pengulangan gerakan dan dalam waktu dan hitungan tertentu seperti latihan
peregangan (stretching).

e) Koordinasi

Ada beberapa batasan tentang pengertian koordinasi yang dikemukakan oleh


para ahli, antara lain adalah sebagai berikut:

1) Suharmo (1982) koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai


berbagai unsur gerak menjadi suatu gerakan menjadi suatu gerakan yang selaras
sesuai dengan tujuannya.

2) Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1992: 84) koordinasi merupakan


kerjasama sistem persyarafan pusat sebagai system yang telah diselarakan oleh
proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka pada waktu jalannya suatu
gerakan secara terarah.

3) Hirtz (1981) koordinasi adalah kemampuan yang ditentukan oleh proses


pengendalian dan pengaturan gerakan.

Berdasarkan urain-urain seperti yang telah dikemukakan di atas tentang


pengertian koordinasi, maka sulit bagi kita untuk merumuskan suatu definisi yang
tepat tentang koordinasi tersebut. Sehingga Bompa (1983) mengatakan bahwa
koordinasi merupakan suatu kemampuan yang sangat komplek, karena saling
berhubungan dengan kecepatan, kelentukan, daya tahan, dan kelentukan.
Kemudian para ahli membedakan koordinasi atas dua bagian, yaitu:

1) Koordinasi otot inter


Merupakan koordinasi antara otot-otot yang bekerja sama dalam melakukan
gerakan. Kerja sama yang dimaksud yaitu kerjasama otot antagonis dan agonis
dalam suatu proses gerakan yang terarah.

2) Koordinasi otot intra

Merupakan koordinasi yang terjadi dalam otot, ini berarti bahwa koordinasi otot
intra tidak dapat diamati, karena prosesnya di dalam otot tubuh manusia.
Bagaimana suatu rangsangan di koordinasika dalam tubuh yang dapat
menimbulkan kontraksi otot.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kami membuat makalah ini, kami dapat menyimpulkan bahwa


dalam olahraga sangat dibutuhkan sekali kondisi fisik, teknik, taktik/strategi dan
mental. Komponen dasar kondisi fisik meliputi : daya tahan (endurance), kekuatan
(strength), daya ledak (power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility),
kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination).

Dari komponen-komponen dasar kondisi fisik fisik tersebut, perlu


mendapat latihan yang sesuai dengan porsinya, karena komponen tersebut
mempunyai perbedaan dalam sistem energy, bentuk gerakan, metode latihan,
beban latihan dan lain sebagainya yang digunakan pada berbagai kegiatan
olahraga

Tujuan pembinaan kondisi fisik antara lain adalah untuk meningkatkan


perkembangan fisik secara umumnya, bagian fisik yang khas, menyempurnakan
teknik dari olahraga yang dipilih atau dibina. Untuk meningkatkan dan
menyempurnakan taktik dan strategi serta cara belajar teknik yang baik. Persiapan
fisik berarti mempersiapkan fisik pada umumnya, persiapan fisik khusus dan
penyempurnaan kemampuan biomotor khusus.

B. Saran

Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada


pembaca dalam pembuatan makalah atau karya tulis ini penulis menyadari bahwa
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam segi bentuk atau dalam
segi isinya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsil. (1999). Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: FIK UNP

Erianti. 2004. Bola Voli. (Bahan Ajar). Padang. FIK UNP

Syafruddin. (1999). Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Padang: DIP Proyek UNP

Anda mungkin juga menyukai