Anda di halaman 1dari 19

makalah profesi guru 

penjas
APRIL 2, 2010
oleh AVIV

Peran Guru Profesional  Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Makalah Ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Persiapan Profesi Guru
Penjas.

Disusun Oleh :

Mukhamad Vip N

07601244236

PJKR F

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010

1. A.    Pendahuluan

2. a.      Latar belakang
 

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Menyadari akan hal tersebut, pemerintah pada era reformasi ini sangat serius menangani bidang
pendidikan, karena dengan menerapkan sistem pendidikan yang baik serta ditunjang pula oleh guru
yang bermutu dan profesional diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan
mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dilandasi oleh
semangat keberagamaan.

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sebuah
sekolah, misalnya sekolah Islam, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik.
Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik,
sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi
manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, mandiri, dan berakhlak mulia. Syaiful Bahri Djamarah
dalam Psikologi Belajar berpendapat bahwa baik mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan
tanggung jawab guru sebagai tenaga profesional.Oleh sebab itu, tugas yang berat dari seorang guru ini
pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi.
Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu
lembaga pendidikan Islam sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam
menjalankan tugasnya. Menurut Zainal Aqib, guru merupakan faktor penentu bagi keberhasilan
pendidikan di lembaga pendidikan Islam, karena guru merupakan sentral serta sumber kegiatan
belajar mengajar.  Lebih lanjut dia menyatakan bahwa guru merupakan komponen yang berpengaruh
dalam peningkatan mutu suatu proses pendidikan di lembaga pendidikan Islam. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi profesional dari seorang guru sangat menentukan
mutu pendidikan. Maka kompetensi profesional guru dalam hal ini guru lembaga pendidikan
sangatlah diperlukan dalam membimbing mengajar dan mendidik siswa didik dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

1. B.     PEMBAHASAN
Profesionalisme guru dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya
dapat berperan sebagai :

1. Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan;

2. Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan;

3. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik;

4. Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya


dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;

5. Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik


secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada
sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).

Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip
pemikiran Gagne dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik,
yang mencakup :

1. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam
proses belajar mengajar (pre-teaching problems).;

2. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin,
merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di
mana ia bertindak sebagai seorang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang
bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during
teaching problems).

3. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan
akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses
pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya
maupun kualifikasi produknya.

Seorang guru dikatakan sebagai seorang profesioanal yang sejati apabila dia dapat berperilaku sejalan
dengan kode etik profesi serta dapat bekerja dengan standar yang tinggi. Beberapa produk hukum
kita sudah menggariskan standar-standar yang berkaitan dengan tugas guru. Guru profesional yang
sejatinya tentunya tidak hanya sanggup memenuhi standar secara minimal, tetapi akan mengejar
standar yang lebih tinggi. Termasuk dalam kriteria yang kelima adalah membangun rasa kesejawatan
dengan rekan seprofesi untuk bersama-sama membangun profesi dan menegakkan kode etik profesi.

Dalam lembaga pendidikan peranan guru professional sangatlah dibutuhkan dalam peningkatan
mutu pendidikan. Sedangkan guru-guru saat ini diharapkan bisa melakukan peningkatan
profesionalitasnya dikarenakan banyak guru yang kurang professional dalam mendidik sehingga
kemajuan mutu pendidikan kurang tercapai dengan maksimal

Dalam menanggapi tingkat kompetensi guru professional, Pada dasarnya tingkat kompetensi
profesional guru dipengaruhi oleh faktor dari dalam guru itu sendiri, yakni bagaimana guru bersikap
terhadap pekerjaan yang diemban. Sedangkan faktor luar yang diprediksi berpengaruh terhadap
kompetensi profesional seorang guru, yaitu kepemimpinan kepala sekolah, karena kepala sekolah
merupakan pemimpin guru di lembaga pendidikan.

Sikap guru terhadap pekerjaan merupakan keyakinan seorang guru mengenai pekerjaan yang
diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada guru tersebut
untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu sesuai pilihannya. Sikap guru terhadap
pekerjaan mempengaruhi tindakan guru tersebut dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Bilamana
seorang guru memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, maka sudah barang tentu guru akan
menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan pendidik di lembaga pendidikan
dengan penuh rasa tanggung jawab.

Demikian pula sebaliknya seorang guru yang memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya, pastilah
dia hanya menjalankan fungsi dan kedudukannya sebatas rutinitas belaka. Untuk itu, amatlah perlu
kiranya ditanamkan sikap positif dan profesionalisme guru terhadap pekerjaan, mengingat peran
guru dalam lingkungan pendidikan dalam hal ini lembaga pendidikan sangatlah berpengaruh dalam
pendidikan.

Sikap guru terhadap pekerjaan dapat dilihat dalam bentuk persepsi dan kepuasaannya terhadap
pekerjaan maupun dalam bentuk motivasi kerja yang ditampilkan. Guru yang memiliki sikap positif
terhadap pekerjaan, sudah barang tentu akan menampilkan persepsi dan kepuasan yang baik
terhadap pekerjaan-nya maupun motivasi kerja yang tinggi, yang pada akhirnya akan mencerminkan
seorang guru yang mampu bekerja secara profesional dan memiliki kompetensi profesionalisme yang
tinggi.

Sikap positif maupun negatif seorang guru terhadap pekerjaan tergantung dari guru bersangkutan
maupun kondisi lingkungan. Menurut Walgito, sikap yang ada pada diri seseorang dipengaruhi oleh
faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal, yaitu berupa situasi yang
dihadapi individu, normanorma, dan berbagai hambatan maupun dorongan yang ada dalam
masyarakat.

Lembaga pendidikan sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-unsur yang masing-masing


baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan keja sama untuk mencapai tujuan.
Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah,
guru-guru, staf, peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran dari
unsur-unsur lain dari lembaga pendidikan Islam, kepala sekolah dan guru merupakan personil intern
yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan di sebuah lembaga
pendidikan Islam. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan pada hakikatnya terletak pada efisiensi
dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah dan profesionalisme gurunya.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses pendidikan dan proses
belajar mengajar dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini kepala sekolah
sebagai seseorang yang diberi tugas untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah, guru harus
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah. Guru diharapkan menjadi inovator di sekolah.
Oleh sebab itu, kualitas keberhasilan pendidikan merupakan hal yang signifikan bagi keberhasilan
lembaga pendidikan . Wahjosumidjo mengemukakan bahwa: kebehasilan seorang dalam mendidik
merupakan prestasi atau sumbangan yang amat berharga, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan sekolah. Mutu pendidikan pada sebuah
lembaga pendidikan islam ditentukan oleh faktor profesionalitas, sifat dan keterampilan,
perilakuguru dalam mengajar serta mendidik anak muridnya. Menurut Wahjosumidjo, agar fungsi
guru sekolah berhasil dalam memberdayakan segala sumber daya lembaga pendidikan Islam untuk
mencapai tujuan sesuai dengan situasi, diperlukan seorang guru yang memiliki kemampuan
profesional yaitu: kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan dan pengetahuan profesional,
serta kompetensi administrasi dan pengawasan. Kemampuan profesional seorang guru sebagai
penyelenggara pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar
mengajar yang kondusif, sehingga dapat melaksanakan suasan pembelajaran dengan baik dan peserta
didik dapat belajar dengan tenang.

Di samping itu, guru dituntut untuk dapat bekerja sama dengan guru-guru lainnya serta atasannya,
dalam hal ini kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah yang terlalu berorientasi pada tugas
pengadaan sarana dan prasarana dan kurang memperhatikan guru dalam melakukan tindakan, dapat
menyebabkan guru sering melalaikan tugas sebagai pengajar dan pembentuk nilai moral. Hal ini
dapat menumbuhkan sikap yang negatif dari seorang guru terhadap pekerjaannya di sekolah,
sehingga pada akhirnya berimlikasi terhadap mutu pendidikan dan prestasi siswa di sekolah.

Guru sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan secara
keseluruhan, dan kepala sekolah sebagai pemimpin formal pendidikan di sekolahnya harus bersinergi
dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah
misalnya, guru bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan para murid agar
terus meningkatkan kemampuan intelektualnya. Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi
yang dimilikinya itu, maka dipastikan guru-guru yang juga merupakan mitra kerja dalam berbagai
bidang kegiatan pendidikan, serta dapat berupaya menampilkan sikap positif terhadap pekerjaannya
dan meningkatkan kompetensi profesionalnya.

Berbagai pihak telah lama menyadari bahwa guru memiliki peran yang sangat sentral dalam
pengembangan manusia yang utuh sebagai sumber daya pembangunan yang tangguh. Namun
demikian, kesadaran tersebut belum sepenuhnya diikuti oleh pemberian perhatian dan penghargaan
yang pantas kepada guru sesuai dengan bebannya yang berat dan penting. Akibatnya, pekerjaan
sebagai guru kurang menarik dalam banyak hal pekerjaan guru merupakan pilihan terakhir.
Konsekuensinya adalah bahwa sebagian besar jabatan guru dipegang oleh mereka dengan kapasitas
rata-rata. Dampak lain dari kurangnya perhatian dan penghargaan dan disini guru akan menjadi
semangat dalam menangani penddidikan yang kemudian akan berdampak dalam pengembangan
kualitas pendidikan. rendahnya kinerja/profesionalitas guru karena penghasilan mereka kurang
memadai, banyak guru yang terpaksa melakukan pekerjaan sambilan yang sangat potensial.
mengakibatkan menurunnya mutu proses pembelajaran.

Menyadari akan peran penting guru dan potensi buruk yang dapat timbul sebagai akibat dari
kurangnya perhatian dan penghargaan yang selama ini masyarakat dan pemerintah berikan kepada
guru, berbagai pihak telah memiliki kesatuan pandangan dan tekad untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kinerja guru melalui pengakuan bahwa guru sebagai profesi seperti profesi lainnya
misalnya dokter, advokat, dsb. Tekad yang kuat dari berbagai pihak itu telah diwujudkan dalam
berbagai bentuk, misalnya diselenggarakannya seminar-seminar oleh berbagai institusi dan
diterbitkannya artikel-artikel tentang guru sebagai profesi di berbagai media. Kristalisasi dari tekad
itu diwujudkan dalam bentuk Deklarasi Guru sebagai Profesi oleh Presiden RI pada tanggal 2
Desember 2004. Selain itu, RUU tentang guru yang telah disusun dan dibahas selama beberapa tahun
terakhir ditetapkan sebagai undang-undang pada tanggal 6 Desember 2005 (UU tentang Guru dan
Dosen). Dan dengan program-program yang bertemakan peningkatan mutu guru dimungkinkan akan
menambah wawasan dan pengalaman guru dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan di negara
Indonesia tentunya.

1. Kesimpulan
 

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mempersiapkan  profesionalisme
guru terhadap pekerjaannya merupakan faktor yang cukup menentukan tingkat kompetensi dan mutu
pendidikan . Sehingga dapat diasumsikan bahwa masih rendahnya kompetensi profesional guru
menjadikan kualitas pendidikan yang kurang maksimal sehingga perlunya peningkatan kompetensi
profesionalitas guru dalam lembaga pendidikan. Kurangnya kesadaran dalam tingkat kompetensi ini
juga berimplikasi pada mutu pendidikan yang dilaksanakan di lembaga pendidikan tersebut. Dengan
demikian mutu guru sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan akan sangat
menentukan mutu pendidikan yang dilaksanakan di sekolahnya.

Daftar pustaka

http: www.guru professional.com

http://en.wikipedia.org/wiki/guru profesional

http://indonetasia.com/definisionline/index.php/2009/07/definisi-profesional/8/htm

http://www.gurumuda.com/Profesi guru-glb

http://id.wikipedia.org/wiki/Guru sebagai penentu mutu pendidikan


PENGEMBANGAN PROFESI GURU PENDIDIKAN JASMANI DALAM
LANDASAN KEPENDIDIKAN

Dasar Pemikiran 
Profesi guru adalah termasuk profesi tua di dunia. Pekerjaan mengajar telah ditekuni
orang sejak lama. Pada zaman prasejarah proses belajar mengajar berlangsung melalui
pengamatan dan dilakukan oleh keluarga.
Profesi guru pada sistem persekolahan mulai berkembang di persada Nusantara pada
zaman kolonial. 
Guru telah ikut berperan dalam pembentukan Negara-Bangsa Indonesia yang memiliki
bahasa nasional Bahasa Indonesia. Profesi guru pernah menjadi profesi penting dalam
perjalanan bangsa ini dalam menanamkan nasionalisme, menggalang persatuan dan
berjuang melawan penjajahan.

Sayangnya dalam beberapa dekade yang lalu dan masih berlanjut sampai kini profesi
guru dianggap kurang bergengsi dan kinerjanya dinilai belum optimal serta belum
memenuhi harapan masyarakat. Akibatnya mutu pendidikan nasional pun dinilai
terpuruk. 
Persoalan guru semakin menjadi persoalan pokok dalam pembangunan pendidikan,
disebabkan oleh adanya tuntutan perkembangan masyarakat dan perkembangan global.
Hingga kini persoalan guru belum pernah terselesaikan secara tuntas. Persoalan guru di
Indonesia adalah terkait dengan masalah-masalah kualifikasi yang rendah, pembinaan
yang terpusat, perlindungan profesi yang belum memadai dan persebarannya yang tidak
merata sehingga menyebabkan kekurangan guru di beberapa lokasi. Segala persoalan
guru tersebut timbul oleh karena adanya berbagai sebab dan masing-masing saling
mempengaruhi. 
Melihat pendidikan di negara kita yang mutunya masih kurang baik maka pemerintah
harus segera memperbaiki agar mutu pendidikan di Indonesia bisa terangkat dan dapat
disejajarkan dengan negara asia lainnya. Didalam meningkatkan mutu pendidikan di
ndonesia peran guru sangat penting maka sangatlah dibutuhkan para guru-guru yang
profesional. Untuk itu, seorang guru harus mampu meningkatkan profesionalismenya
sebagai seorang pendidik 
B. Landasan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga 
1. Landasan Dasar UU 
Menurut Undang-Undang RI No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dalam pasal 1 dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi peranannya di
masa datang. Hal ini berarti pendidikan dapat memberikan modal berupa kemampuan
baik secara fisik maupun pikiran bagi manusia untuk menyelesaikan dan mengarungi
tantangan kehidupan pada masa mendatang. 
2. Pengertian Pendidikan Jasmani 
Secara umum dan mudah dapat dikatakan bahwa pengertian pendidikan jasmani adalah
pendidikan melalui aktivitas gerak / fisik / jasmani. Jadi pendidikan jasmani adalah
bagian dari pendidikan, hanya saja media yang dipilih adalah melalui aktivitas gerak /
fisik / jasmani, sehingga dikatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan kepanjangan
tangan dari pendidikan itu sendiri. 
3. Pengertian Olahraga 
Olahraga berasal dari kata Sport yang arti aslinya adalah bersenang-senang. Hal ini
terwujud dalam bentuk permainan yang kompetitif / penuh persaingan. Disanalah bentuk
dari maksud kata bersenang-senang. Menurut International Council of Sport and
Phisical Education (ICSPE) olahraga adalah kegiatan fisik yang mengandung sifat
permainan dan berisi perjuangan baik dengan diri sendiri, orang lain, ataupun alam.
Didalamnya terdapat pertandingan ataupun perlombaan. 
4. Perbandingan Pendidikan Jasmani dan Olahraga 
Telah banyak diketahui bahwa masih banyak kesalahan persepsi tentang pendidikan
jasmani dan olahraga. Ada yang beranggapan bahwa pendidikan jasmani sama dengan
olahraga. Apakah anda setuju ??? Bila anda menganggukkan kepala berarti anda harus
belajar memahami perbandingan jasmani dan olahraga secara lebih mendalam lagi,
karena anda memilih jawaban yang salah. Pendidikan jasmani berbeda dengan
olahraga. Berikut akan ditinjau lebih dalam tentang perbedaan pendidikan jasmani dan
olahraga, yaitu : 
a. Aspek Aktivitas 
Aktivitas pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan, sedangkan olahraga
terbatas pada aktivitas olahraga itu sendiri. Selain aktivitas ritmik, aquatik, outbound,
permainan dan aktivitas pengembangan tubuh maka aktivitas olahraga merupakan
salah satu bentuk dari aktivitas pendidikan jasmani. Dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup aktivitas pendidikan jasmani lebih luas dan beragam daripada aktivitas
olahraga. 
b. Aspek Pusat Materi (Konsentrasi Utama) 
Maksud dari kata pusat materi adalah fokus / konsentrasi utama dari aktivitas. Secara
mudah dapat dijelaskan dengan “ Apa yang diinginkan melalui aktivitas ini ? ”. Pusat
materi pada pada olahraga adalah bagaimana agar seseorang tersebut mampu
memahami dan mempraktekkan teknik – teknik cabang olahraga secara benar dan tepat
untuk mencapai tujuan olahraga. Jadi pada olahraga, mau tidak mau harus dapat
melakukan teknik-teknik olahraga tersebut. Apabila ia belum mampu, maka ia harus
berlatih meningkatkan teknik yang dimilikinya. Sebagai contoh : Target waktu lari 100 M
putra adalah dibawah 10 detik, maka mau tidak mau seseorang tersebut harus terus dan
terus berlatih untuk dapat berlari sprint 100 M dengan catatan waktu dibawah 10 detik.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pusat materi pada olahraga adalah olahraga itu sendiri. 
Pada pendidikan jasmani pusat materi adalah siswa. Sebagai contoh : siswa diajarkan
lari sprint 100 Meter. Apabila siswa - siswa tersebut tidak dapat menempuh lari sprint
dalam tempo kurang dari 10 detik, maka hal ini bukanlah masalah yang besar, karena
bukan merupakan tuntutan olahraga. Hal ini tergantung dari apa yang ingin dicapai dari
aktivitas lari sprint 100 meter yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru pendidikan
jasmani. Mungkin tujuan yang diinginkan melalui lari 100 meter adalah bagaimana siswa
belajar untuk berkompetisi dengan siswa lainnya, melatih daya ledak anaerobik dls
sehingga dapat dikatakan, sekali lagi, pemilihan dan penetapan tujuan materi ajar
disesuaikan dengan kondisi siswa yang telah diketahui sebelumnya oleh guru
pendidikan jasmani. 
C. Filsafat Pendidikan Jasmani 
1. Idealisme Pendidikan Jasmani 
a. Pendidikan jasmani bukan hanya berkenaan dengan jasmani, tapi juga pikiran. Hal ini
berarti bahwa pendidikan jasmani harus memberikan sumbangan bagi perkembangan
intelektual seseorang. 
b. Latihan berat yang menekankan pada aktivitas kekuatan dan kesegaran jasmani
dapat dipilih bila aktivitas tersebut dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
kepribadian seseorang, bukan hanya sekedar perkembangan aktivitas fisik. 
c. Aktivitas jasmani harus dapat membantu siswa mengembangkan sifat jujur, berani,
kreatif, sportif dll. Siswa mempunyai peran dan keleluasaan yang tinggi untuk
mengembangkan diri. 
d. Guru harus menjadi bentuk contoh yang baik dan layak menjadi contoh bagi siswa. 
e. Bimbingan yang tegas dan sungguh sungguh jauh lebih penting daripada fasilitas dan
peralatan karena guru sangat berperan dalam keberhasilan program. 
2. Realisme Pendidikan Jasmani 
a. Pendidikan jasmani membantu menyiapkan siswa menyesuaikan diri dalam
kehidupan nyata sehari-hari. 
b. Pendidikan jasmani menghasilkan produktivitas yang tinggi sehingga seseorang yang
memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik maka mungkin produktif dalam
masyarakat. 
3. Pragmatis Pendidikan Jasmani 
a. Siswa akan memperoleh pengalaman yang beragam dan bermakna melalui berbagai
macam aktivitas / kegiatan. 
b. Aktivitas bersifat sosialisasi yang berhubungan dengan olahraga beregu dan aktivitas
kelompok yang dapat membantu siswa belajar terlibat secara kelompok. 
c. Program ditentukan oleh kebutuhan dan minat siswa. 
d. Guru adalah seorang motivator 
e. Standarisasi bukan bagian dari program 
4. Naturalisme Pendidikan Jasmani 
a. Aktivitas jasmani bukan sekedar aktivitas gerak, namun juga sarana mengembangkan
potensi individu. 
b. Siswa dapat belajar bila ia telah siap secara fisik dan mental 
c. Aktivitas permainan adalah bagian penting dari program pendidikan 
d. Tidak menganjurkan kompetisi antar individu / kelompok, namun perbaikan dalam diri
sendiri. 
e. Pendidikan jasmani mencakup individu seutuhnya (fisik dan mental) 
f. Eksistensialisme Pendidikan Jasmani 
g. Siswa bebas memilih aktivitas yang akan dilakukannya. 
h. Terdapat beragam aktivitas yang dapat dipilih 
i. Aktivitas yang bersifat kompetitif (menang-kalah) tidak disarankan, melainkan lebih
condong pada aktivitas pengembangan kreativitas. 
j. Siswa belajar mengenal dirinya sendiri 
k. Guru adalah konselor/ pemberi saran dan masukan 
D. Permasalahan Guru di Indonesia 
Permasalahan guru di Indonesia tersebut secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan masalah mutu profesionalisme guru yang masih belum memadai. Padahal
sudah sangat jelas hal tersebut tidak menentukan mutu pendidikan nasional. Mutu
pendidikan nasional yang rendah , salah satu penyebabnya adalah mutu guru yang
masih rendah. Permasalahan guru di Indonesia harus diselesaikan scara komprehensif
menyangkut semua aspek terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan,
perlindungan profesi, dan administrasinya. 
Sebenarnya sumber permasalahan pendidikan yang terbesar adalah adanya
perubahan, karena itu permasalahan akan senantiasa ada sampai kapanpun. Institusi
pendidikan dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan perkambangan yang ada
dalam masyarakat. Demikian pula dengan guru, yang senantiasa dituntut untuk
menyesuaikan dengan perubahan. 
Akibatnya demikian banyak permasalahan yang dihadapi oleh guru, karena
ketidakmampuannya menyesuaikan perubahan yang terjadi di sekelilingnya sebagai
akibat dari keterbatasnnya sebagai individu atau karena keterbatasan kemampuan
sekolah dan pemerintah. Jadi masalah pendidikan senantiasa muncul karena adanya
tuntutan agar institusi pendidikan termasuk guru menyesuaikan dengan segala
perkembangan yang ada dalam masyarakat. 
E. Kompetensi Penting Profesi Guru 
Profesionalisme guru di bangun melalui penguasaan kompetensi-komptensi yang
secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-kompetensi
penting jabatan guru tersebut adalah : kompetensi bidang bidang substansi atau bidang
studi, kompetensi bidang pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan nilai dan
bimbingan serta kompetensi bidang hubungan dan pelayanan/pengabdian masyarakat. 
Pengembangan profesionalisme guru meliputi peningkatan kompetensi, peningkatan
kerja dan kesejahteraannya. Guru sebagai profesional dituntut untuk senantiasa
meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreatifitasnya. Masyarakat telah
mempercayakan sebagian tugasnya kepada guru. 
Tugas guru yang diemban dari limpahan tugas masyarakat tersebut antara lain adalah
mentransfer kebudayaan dalam arti luas, keterampilan menjalani kehidupan, dan nilai-
nilai. Selain itu guru secara mendalam harus terlibat dalam kegiatan maenjelaskan,
mendefinisikan, membuktikan, dan mengklarifikasi. Tugasnya sebagai pendidik bukan
hanya mentrnsfer pengetahuan, keterampilan dan sikap, tetapi mempersiapkan generasi
yang lebih baik di masa depan. 
Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi dalam membimbing siswa siap
menghadapi kehidupan yang sebenarnya dan bahkan mampu memberikan teladan yang
baik. Oleh karena itu guru harus siap untuk diuji kompetensinya secara berkala untuk
menjamin agar kinerjanya tetap memenuhi syarat profesional yang terus berkembang.
Kemampuan-kemampuan yang selama ini harus dikuasai guru juga akan lebih dituntut
aktualisasinya. Misalkan kemampuannya dalam : 
1. Merencanakan pembelajaran dan merumuskan tujuan. 
2. Mengelola kegiatan individu. 
3. Menggunakan multi metode dan memanfaatkan media. 
4. Berkomunikasi interaktif dengan baik. 
5. Memotifasi dan memberikan respons. 
6. Melibatkan siswa dalam beraktifiktas. 
7. Mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa. 
8. Melaksanakan dan mengelola pembelajaran. 
9. Memperbaiki dan mengevaluasi pembelajaran. 
10. Menguasai materi pelajaran 
11. Memberikan bimbingan, berinteraksi dengan sejawat dan bertanggung jawab. 
12. Mampu melaksanakan penelitian. 
Secara spesifik pelaksanaan tugas guru sehari-hari di kelas seperti membuat siswa
berkonsentrasi pada tugas, harus dilanjutkan dengan aktivitas dan tugas tambahan yang
tidak kalah pentingnya seperti membahas persoalan pembelajaran dalam rapat guru,
mengkomunikasikan hasil belajar siswa dengan orang tua dan mendiskusikan berbagai
persoalan pendidikan dan pembelajaran dengan sejawat. 
Bahkan secara lebih spesifik guru harus dapat memgelola waktu pembelajaran dalam
setiap jam pelajaran secara efektif dan efisien. Untuk dapat mengelola pembelajaran
seara efektif dan efisien tersebut, guru harus senantiasa meningkatkan keterampilan
dasarnya. Menurut Rosenshine dan Stevens ada sembilan keterampilan dasar yang
penting harus dikuasai guru adalah keterampilan : 
1. Membuka pembelajaran dengan mereview secara singkat pelajaran terdahulu yang
terkait dengan pelajaran yang akan disajikan. 
2. Menyajikan secara singkat tujuan pembelajaran. 
3. Menyajikan materi dalam langkah-langkah kecil dan disertai latihannya masing-
masing. 
4. Memberikan penjelasan dan keterangan yang jelas dan detail. 
5. Memberikan latihan yang berkualitas. 
6. Mengajukan pertanyaan dan memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan pemahamannya. 
7. Membimbing siswa menguasai keterampilan atau prosedur baru. 
8. Meemberikan balikan atau koreksi. 
9. Memonitor kemajuan siswa. 
Selain itu, tentu saja masih ada keterampilan lain yang harus dikuasai guru misalnya
menutup pelajaran dengan baik dengan membuat rangkuman dan memberikan petunjuk
tentang tindak lanjut yang harus dilakukan siswa. Singkatnya banyak hal-hal kecil yang
harus diperhatikan dan dikuasai oleh guru secara komulatif membentuk suatu keutuhan
kemampuan secara profesional yang bisa ditampilkan dalam bentuk kinerja yang
optimal. 
Dalam upaya meningkatkan prfesionalisme guru, maka guru sendiri harus mau
membuat penelitian atas kinerjanya sendiri. Jadi, guru harus memperbaiki
profesionalismenya sendiri, dan mayarakat membantu mempertajam dan menjadi
pendorongnya. 
F. Upaya-upaya Guru Meningkatkan Profesionalisme 
Peningkatan profesionalisme guru sebenarnya ditentukan oleh seorang guru itu sendiri.
Apakah seorang guru tesebut ingin menjadi seorang guru yang profesional atau tidak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang guru jika ingin meningkatkan
keprofesionalisme, yaitu : 
1. Memahami standart tuntutan profesi yang ada. 
Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di
dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru kita ingin meningkatkan
Profesionalismenya.Sebab, persaingan global sekarang memungkinkan adanya
mobilitas guru secara lintas negara, sebagai profesional seorang guru harus mengikuti
tuntutan perkembangan profesi secara global dan tuntutan masyarakat yang
menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar
profesi ini adalah dengan belajar secara terus menerus sepanjang hayat, dengan
membuka diri yakni mau mau mendengar dan melihat perkembangan baru di
bidangnya. 
2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan. 
Upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang di persyaratkan juga tidak kalah
pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai
maka guru memiliki posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan.
Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh melului training, seminar, dan
berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi. 
3. Membangun kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi. 
Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru
dengan membina jaringan kerja. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah
dilkukan oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses
yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi. Melalui jaringan kerja inilah guru dapat
memperoleh akses terhadap inovasi-inovasi di bidang profesinya.Dalam hal ini juga
dapat di bina melalui jaringan kerja yang luas dengan menggunakan tekhnologi
komunikasi dan informasi, misal melalui korespondensi dan mungkin melalui internet.
Apabila hal ini dilakukan secara intensif akan dapat diperoleh kiat-kiat menjalankan
profesi dari sejawat guru di Indonesia bahkan dunia. 
4. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
bermutu tinggi kepada konstituen. 
Upaya membangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang.
Semua bidang dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Guru pun harus
memberikan pelayanan prima kepada konstituenya yaitu siswa , Orang tua dan
sekolah . Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik yang di
danai, di adakan dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus
mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik. 
5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan tekhnologi
komunikasi dan inmormasi mutkhir agar senantiasa tidak keinggalan dalam
kemampuannya menggelola pembelajaran. 
Satu hal lagi yang dapat diupayakan ntuk peningkatan profesionalisme guru adalah
melalui adopsi inovasi atau pengembangan kreatifitas dalam pemanfaatan tekhnologi
komunikasi dan informasi mutakhir. Guru dapat memanfaatkan media presentasi
komputer dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang tekhnologi pendidikan. Upaya-
upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada akhirnya
memerlukan adanya dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-benar
terwujud. Pihak-pihak yang harus memberikan dukunganya tersebut adalah organisasi
profesi seperti PGRI, pemerintah dan juga masyarakat. 
G. Referensi 
Depdiknas, 2003, Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Tim. Pendidikan
Jasmani SMP/MTs, Jakarta : Depdiknas. 
Depdiknas, 2003, Undang-Undang R.I Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta : Depdiknas 
J. Mata Kupan, 2002, Teori Bermain, Jakarta : Universitas Terbuka 
Ngalim Purwanto. M, 2003, Ilmu Pendidikan Teori dan Praktik, Bandung : Remaja
Rosdakarya. 
Pannen. P. dkk ( 1999 ) Cakrawala Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka. 
Purwanto. ( 2000 ). Difusi Inovasi. Jakarta: STIA LAN Press. 
Winata Putra Udin, 1994, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka

PERSIAPAN PROFESI GURU PENJAS “PROFESIONALISME


GURU”
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Profesi guru adalah termasuk profesi tua di dunia. Pekerjaan mengajar telah ditekuni orang sejak lama.

Pada zaman prasejarah proses belajar mengajar berlangsung melalui pengamatan dan dilakukan oleh

keluarga.

Profesi guru pada sistem persekolahan mulai berkembang di persada Nusantara pada zaman kolonial.
Guru telah ikut berperan dalam pembentukan Negara-Bangsa Indonesia yang memiliki bahasa nasional

Bahasa Indonesia. Profesi guru pernah menjadi profesi penting dalam perjalanan bangsa ini dalam

menanamkan nasionalisme, menggalang persatuan dan berjuang melawan penjajahan. Sayangnya

dalam beberapa dekade yang lalu dan masih berlanjut sampai kini profesi guru dianggap kurang

bergengsi dan kinerjanya dinilai belum optimal serta belum memenuhi harapan masyarakat. Akibatnya

mutu pendidikan nasional pun dinilai terpuruk. Persoalan guru semakin menjadi persoalan pokok dalam

pembangunan pendidikan, disebabkan oleh adanya tuntutan perkembangan masyarakat dan

perkembangan global. Hingga kini persoalan guru belum pernah terselesaikan secara tuntas. Persoalan

guru di Indonesia adalah terkait dengan masalah-masalah kualifikasi yang rendah, pembinaan yang

terpusat, perlindungan profesi yang belum memadai dan persebarannya yang tidak merata sehingga

menyebabkan kekurangan guru di beberapa lokasi. Segala persoalan guru tersebut timbul oleh karena

adanya berbagai sebab dan masing-masing saling mempengaruhi.

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat pendidikan di negara kita yang mutunya masih kurang baik maka pemerintah harus segera

memperbaiki agar mutu pendidikan di Indonesia bisa terangkat dan dapat disejajarkan dengan negara

asia lainnya. Didalam meningkatkan mutu pendidikan di ndonesia peran guru sangat penting maka

sangatlah dibutuhkan para guru-guru yang profesional. Untuk itu, seorang guru harus mampu

meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang pendidik.Sehingga dapat dirumuskan masalah

“Upaya-upaya apakah yang dapat meningkatakan profesionalisme guru “.

C. TUJUAN

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai panduan atau dapat juga untuk menambah pengetahuan

seorang guru sebagai pendidik tentang bagaimana untuk meningkatkan profesionalisme guru agar dapat

menjadi seorang guru yang profesional dan dapat memajukan mutu pendidikan di Indonesia yang saat

ini mutunya masih tergolong rendah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Permasalahan Guru di Indonesia

Permasalahan guru di Indonesia tersebut secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan

masalah mutu profesionalisme guru yang masih belum memadai. Padahal sudah sangat jelas hal

tersebut tidak menentukan mutu pendidikan nasional. Mutu pendidikan nasional yang rendah , salah

satu penyebabnya adalah mutu guru yang masih rendah. Permasalahan guru di Indonesia harus

diselesaikan scara komprehensif menyangkut semua aspek terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi,

pembinaan, perlindungan profesi, dan administrasinya.

Sebenarnya sumber permasalahan pendidikan yang terbesar adalah adanya perubahan, karena itu

permasalahan akan senantiasa ada sampai kapanpun. Institusi pendidikan dituntut untuk menyesuaikan

dengan perubahan perkambangan yang ada dalam masyarakat. Demikian pula dengan guru, yang

senantiasa dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan. Akibatnya demikian banyak permasalahan

yang dihadapi oleh guru, karena ketidakmampuannya menyesuaikan perubahan yang terjadi di

sekelilingnya sebagai akibat dari keterbatasnnya sebagai individu atau karena keterbatasan kemampuan

sekolah dan pemerintah. Jadi masalah pendidikan senantiasa muncul karena adanya tuntutan agar

institusi pendidikan termasuk guru menyesuaikan dengan segala perkembangan yang ada dalam

masyarakat.

B. Kompetensi Penting Profesi Guru

Profesionalisme guru di bangun melalui penguasaan kompetensi-komptensi yang secara nyata

diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut

adalah : kompetensi bidang bidang substansi atau bidang studi, kompetensi bidang pembelajaran,

kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan serta kompetensi bidang hubungan dan pelayanan /

pengabdian masyarakat.
Pengembangan profesionalisme guru meliputi peningkatan kompetensi, peningkatan kerja dan

kesejahteraannya. Guru sebagai profesional dituntut untuk senantiasa meningkatkan kemampuan,

wawasan dan kreatifitasnya. Masyarakat telah mempercayakan sebagian tugasnya kepada guru. Tugas

guru yang diemban dari limpahan tugas masyarakat tersebut antara lain adalah mentransfer

kebudayaan dalam arti luas, keterampilan menjalani kehidupan, dan nilai-nilai. Selain itu guru secara

mendalam harus terlibat dalam kegiatan maenjelaskan, mendefinisikan, membuktikan, dan

mengklarifikasi. Tugasnya sebagai pendidik bukan hanya mentrnsfer pengetahuan , keterampilan dan

sikap, tetapi mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu guru harus

memiliki kompetensi dalam membimbing siswa siap menghadapi kehidupan yang sebenarnya dan

bahkan mampu memberikan teladan yang baik. Oleh karena itu guru harus siap untuk diuji

kompetensinya secara berkala untuk menjamin agar kinerjanya tetap memenuhi syarat profesional yang

terus berkembang. Kemampuan-kemampuan yang selama ini harus dikuasai guru juga akan lebih

dituntut aktualisasinya. Misalkan kemampuannya dalam :

1. Merencanakan pembelajaran dan merumuskan tujuan.

2. Mengelola kegiatan individu.

3. Menggunakan multi metode dan memanfaatkan media.

4. Berkomunikasi interaktif dengan baik.

5. Memotifasi dan memberikan respons.

6. Melibatkan siswa dalam beraktifiktas.

7. Mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa.

8. Melaksanakan dan mengelola pembelajaran.

9. Memperbaiki dan mengevaluasi pembelajaran.

10. Menguasai materi pelajaran

11. Memberikan bimbingan, berinteraksi dengan sejawat dan bertanggung jawab.

12. Mampu melaksanakan penelitian.

Secara spesifik pelaksanaan tugas guru sehari-hari di kelas seperti membuat siswa berkonsentrasi pada

tugas, harus dilanjutkan dengan aktivitas dan tugas tambahan yang tidak kalah pentingnya seperti

membahas persoalan pembelajaran dalam rapat guru, mengkomunikasikan hasil belajar siswa dengan

orang tua dan mendiskusikan berbagai persoalan pendidikan dan pembelajaran dengan sejawat. Bahkan

secara lebih spesifik guru harus dapat memgelola waktu pembelajaran dalam setiap jam pelajaran

secara efektif dan efisien. Untuk dapat mengelola pembelajaran seara efektif dan efisien tersebut, guru

harus senantiasa meningkatkan keterampilan dasarnya. Menurut Rosenshine dan Stevens ada sembilan

keterampilan dasar yang penting harus dikuasai guru adalah keterampilan :


1. Membuka pembelajaran dengan mereview secara singkat pelajaran terdahulu yang terkait dengan

pelajaran yang akan disajikan.

2. Menyajikan secara singkat tujuan pembelajaran.

3. Menyajikan materi dalam langkah-langkah kecil dan disertai latihannya masing-masing.

4. Memberikan penjelasan dan keterangan yang jelas dan detail.

5. Memberikan latihan yang berkualitas.

6. Mengajukan pertanyaan dan memberi banyak kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan

pemahamannya.

7. Membimbing siswa menguasai keterampilan atau prosedur baru.

8. Meemberikan balikan atau koreksi.

9. Memonitor kemajuan siswa.

Selain itu, tentu saja masih ada keterampilan lain yang harus dikuasai guru mislnya menutup pelajaran

dengan baik dengan membuat rangkuman dan memberikan petunjuk tentang tindak lanjut yang harus

dilakukan siswa. Singkatnya banyak hal-hal kecil yang harus diperhatikan dan dikuasai oleh guru secara

komulatif membentuk suatu keutuhan kemampuan secara profesional yang bisa ditampilkan dalam

bentuk kinerja yang optimal. Dalam upaya meningkatkan prfesionalisme guru, maka guru sendiri harus

mau membuat penelitian atas kinerjanya sendiri. Jadi, guru harus memperbaiki profesionalismenya

sendiri, dan mayarakat membantu mempertajam dan menjadi pendorongnya.

C. Upaya-upaya Guru Meningkatkan Profesionalisme

Peningkatan profesionalisme guru sebenarnya ditentukan oleh seorang guru itu sendiri. Apakah seorang

guru tesebut ingin menjadi seorang guru yang profesional atau tidak Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan seorang guru jika ingin meningkatkan keprofesionalisme, yaitu :

1. Memahami standart tuntutan profesi yang ada.

Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada (di Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus

ditempatkan sebagai prioritas utama jika guru kita ingin meningkatkan Profesionalismenya.Sebab,

persaingan global sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara, sebagai

profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara global dan tuntutan

masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara satu-satunya untuk memenuhi standar

profesi ini adalah dengan belajar secara terus menerus sepanjang hayat, dengan membuka diri yakni

mau mau mendengar dan melihat perkembangan baru di bidangnya.

2. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan.

Upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang di persyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru.
Dengan dipenuhinya kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang

kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi ini dapat ditempuh

melului training, seminar, dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi.

3. Membangun kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi.

Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru dengan membina

jaringan kerja. Guru harus berusaha mengetahui apa yang telah dilkukan oleh sejawatnya yang sukses.

Sehingga bisa belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi. Melalui

jaringan kerja inilah guru dapat memperoleh akses terhadap inovasi-inovasi di bidang profesinya.Dalam

hal ini juga dapat di bina melalui jaringan kerja yang luas dengan menggunakan tekhnologi komunikasi

dan informasi, misal melalui korespondensi dan mungkin melalui internet. Apabila hal ini dilakukan

secara intensif akan dapat diperoleh kiat-kiat menjalankan profesi dari sejawat guru di Indonesia

bahkan dunia.

4. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi

kepada konstituen.

Upaya membangun etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada

konstituen merupakan suatu keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan

pelayanan prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada konstituenya yaitu siswa ,

Orang tua dan sekolah . Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah termasuk pelayanan publik yang di

danai, di adakan dikontrol oleh dan untuk kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus

mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada publik.

5. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan tekhnologi komunikasi dan

inmormasi mutkhir agar senantiasa tidak keinggalan dalam kemampuannya menggelola pembelajaran.

Satu hal lagi yang dapat diupayakan ntuk peningkatan profesionalisme guru adalah melalui adopsi

inovasi atau pengembangan kreatifitas dalam pemanfaatan tekhnologi komunikasi dan informasi

mutakhir. Guru dapat memanfaatkan media presentasi komputer dan juga pendekatan-pendekatan baru

bidang tekhnologi pendidikan. Upaya-upaya guru untuk meningkatkan profesionalismenya tersebut pada

akhirnya memerlukan adanya dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-benar terwujud.

Pihak-pihak yang harus memberikan dukunganya tersebut adalah organisasi profesi seperti PGRI,

pemerintah dan juga masyarakat.


BAB. III

PENUTUP

A. Kesemipulan

Makalah ringkas ini menyajikan beberapa gagasan tentang berbagai upaya peningkatan profesionalisme

guru. Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan sorotan utama , yaitu mengenai permasalahan guru di

Indonesia, kompetensi penting profesi guru dan upaya-upaya guru meningkatkan profesionalisme.

Berdasarkan pembahasan pada makalah ini dapat disimpulkan bahwa peran seorang guru sangat jelas

ikut menentukan mutu pendidikan nasional. Mutu Pendidikan Nasional yang rendah, bisa saja salah satu

penyebabnya adalah mutu guru yang masih rendah. Untuk itu guru haruslah meningkatkan kemampuan

dalam bidangnya agar dapat menjadi seorang pendidik memiliki mutu yang tinggi dan menjadi seorang

guru yang profesional agar dapat meningkatkan mutu pendidikan Nasional yang saat ini masih rendah

dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang bermutu dan berguna bagi Nusa dan Bangsa.
B. Saran-saran

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa bahwa makalah ini masih banyak kekuranganya jika

digunakan sebagai acuan menjadi seorang guru yang profesional mungkin juga dalam makalah ini masih

terdapat kesalahan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat

membuat makalah ini lebih baik dan mendekati sempurna, sehingga dapat membantu para seorang

pendidik dalam meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang guru.

BAB . IV

DAFTAR PUSTAKA

Pannen. P. dkk ( 1999 ) Cakrawala Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Purwanto. ( 2000 ). Difusi Inovasi. Jakarta: STIA LAN Press.

Anda mungkin juga menyukai