Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai

tujuan tersebut, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005), menetapkan delapan Standar

yang harus dipenuhi dalam melaksanakan pendidikan. Kedelapan standar

yang dimaksud meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi

lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian

pendidikan. Salah satu standar yang dinilai langsung berkaitan dengan mutu

lulusan yang diindikasikan oleh kompetensi lulusan adalah standar pendidik

dan tenaga kependidikan.

Ini berarti bahwa untuk dapat mencapai mutu lulusan yang diinginkan,

mutu tenaga pendidik (guru), dan tenaga kependidikan (kepala sekolah,

pengawas, laboran, pustakawan, tenaga administrasi, pesuruh) harus

ditingkatkan. Guru merupakan unsur sumber daya yang sangat menentukan

keberhasilan pendidikan di sekolah, karena guru merupakan unsur manusiawi

yang sangat dekat hubungannya dengan siswa dalam upaya pendidikan

sehari-hari di sekolah. Adapun penanggung jawab keterlaksanaan proses

pembelajaran di kelas adalah guru. Pemberdayaan terhadap mutu guru perlu


1
2

dilakukan secara terus menerus, dan berkelanjutan. Hal tersebut tentu tidak

lepas dari unsur manajemen kelas. Salah satu syarat utama yang harus

diperhatikan dalam peningkatan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yakni guru dan tenaga

kependidikan yang profesional.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu

serta memerlukan pendidikan profesi (UU RI No 14 Tahun 2005 Guru dan

Dosen). Guru Profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri

dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Glickman dalam Sukawati (2017)

menegaskan bahwa seorang akan bekerja secara professional bilamana orang

tersebut memiliki kemampuan (ability) dan kinerja. Maksudnya adalah

seseorang akan bekerjasama professional bilamana memiliki kemampuan

kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan

sebaikbaiknya. Seorang guru dapat dikatakan professional bila memiliki

kemampuan tinggi (high level of abstract) dan motivasi kerja tinggi (high

level of commitment). Kemampuan profesional guru adalah kemampuan

dalam melaksanakan tugas, yang dibekali dengan Kompetensi (kemampuan

dasar).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005

pasal 8, kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi


3

pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang akan

didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi. BPK Penabur (2021) dalam

Blog nya menjelaskan, kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan atau

keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran atau interaksi

belajar mengajar dengan peserta didik, kompetensi kepribadian berkaitan

dengan karakter guru dan wajib dimiliki agar menjadi teladan bagi para

peserta didik. Selain itu, para guru juga harus mampu mendidik para

muridnya agar membantu mereka memiliki kepribadian yang baik,

kompetensi professional adalah kemampuan atau keterampilan yang harus

dimiliki guru agar tugas-tugas perguruan dapat diselesaikan dengan baik dan

benar, dan kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam berkomunikasi

secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Balai Pengembangan Produktivitas Daerah (2016), menjelaskan ada

dua faktor penting yang mempengaruhi kinerja pegawai, yakni ; (1) sikap

mental yang berupa motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja; (2)

manajemen / kepemimpinan. Masalah kepemimpinan selalu memberikan

kesan yang menarik, sebab suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian

ditentukan oleh kualitas kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan

kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan

pada seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada

situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan salah satu aspek manajerial dalam

kehidupan berorganisasi yang merupakan posisi kunci. Karena kepemimpinan


4

seorang pemimpin berperan sebagai penyelaras dalam proses kerjasama antar

manusia dalam organisasinya. Kepemimpinan seorang pemimpin akan

mampu membedakan karakteristik suatu organisasi dengan organisasi lainya.

Kepemimpinan yang dinamis dan efektif merupakan potensi yang paling

pokok dan yang sulit dijumpai, akan tetapi tidak berarti bahwa seorang

pemimpin tidak mampu menjadi pemimpin yang berkemimpinan dinamis dan

efektif. Dengan memahami teori kepemimpinan akan dapat meningkatkan

pemahamannya terhadap dirinya sendiri, mengetahui kelemahan maupun

kelebihan potensi yang ada dalam dirinya, serta akan dapat meningkatkan

pemahaman tentang bagaimana seharusnya memperlakukan bawahannya.

Kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk melakukan

perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup aspek

perencanaan program belajar mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar,

penciptaan dan pemeliharaan kelas yang optimal, pengendalian kondisi

belajar yang optimal, serta penilaian hasil belajar. Kinerja sangat penting

dalam menentukan kualitas kerja seseorang, termasuk seorang guru. Hasil

pengamatan yang dilakukan oleh supervisor, tampak sebagaian guru belum

menunjukkan kinerja baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya, artinya

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru, seperti: kegiatan dalam

merencanakan progam pengajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,

melaksanakan penilaian, melaksanakan ulangan harian, menyusun dan

melaksanakan program perbaikan dan pengayaan serta mengadakan

pengembangan bidang pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya.


5

Sebagai gambaran profil guru yang kinerjanya masih rendah, antara

lain: guru mengajar secara monoton dan tanpa persiapan yang matang. Guru

masih menggunakan persiapan mengajar dengan sangat sederhana, belum

sepenuhnya menggunakan acuan kurikulum yang dipersyaratkan, dan tidak

konsisten dalam implementasi skenario rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang telah dipersiapkan dan pada proses pembelajaran guru masih

dominan menggunakan metode ceramah.

Fenomena tersebut teramati pada waktu pelaksanaan kepengawasan di

sekolah pada SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan. Dijumpai guru yang

mengajar hanya berdasarkan pengalaman masa lalunya dari waktu kewaktu,

sehingga merasa hafal diluar kepala dan tidak mau berubah terhadap hal-hal

baru, termasuk metode pembelajaran, penggunaan media, sistem penilaian

yang kurang difahami, mengajar secara hafalan/ tanpa persiapan mengajar.

Juga dimungkinkan adanya kombinasi lain, seseorang boleh jadi pimpinan

yang lemah, tetapi masih merupakan manajer yang relatif efektif khususnya

apabila ia kebetulan mengelola orang-orang yang sangat memahami

pekerjaan mereka dan memiliki dorongan yang kuat untuk bekerja. Keadaan

seperti ini kecil kemungkinannya dan karenanya kita berharap agar para

kepala sekolah sebagai pimpinan yang memiliki kemampuan kepemimpinan

yang cukup tinggi.

Kepala Sekolah adalah sebagai pemimpin. Hendaknya mampu

menggerakkan pengikutnya untuk berlomba dalam kebaikan menurut

bakatnya, sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya ”Tiap-tiap orang


6

mempunyai bakat tertentu, maka berlombalah untuk mengejar kebaikan”.

(QS. Al- Baqoroh 148). Kepala sekolah juga sebagai pemimpin harus dapat

menggerakkan mentalitas saling membantu dalam urusan kebaikan

sebagaimana firman Allah SWT: ”Maka hendaklah saling membantu dalam

kebaikan dan taqwa sehari-hari, jangan saling membantu dalam kejahatan dan

penyelewengan” (QS Al-Maidah 2).

Setiap kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi perlu menguasai

dan mempunyai kemampuan untuk memotivasi bawahannya, agar kepala

sekolah dapat mempengaruhi bawahannya harus memahami apa yang

menjadi kebutuhan bawahannya. Keberhasilan pengelolaan sekolah sangat

ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh karena

itu kepala sekolah sebagai pemimpin dalam suatu organisasi hendaknya

menyadari dan tanggap teknik-teknik untuk dapat memelihara prestasi dan

kepuasan kerja guru antara lain dengan memberikan dorongan kepada guru

agar dapat melaksanakan tugas mereka sesuai dengan aturan dan pengarahan.

Oleh sebab itu salah satu tugas kepala sekolah adalah untuk bisa

menciptakan guru profesional agar bisa bekerja sesuai dengan pengarahan

yang diberikan. Lebih jauh kepala sekolah sebagai pimpinan harus

mengetahui kinerja guru-gurunya. Karena kinerja paling tidak sangat berkait

dengan kepemimpinan organisasi sekolah dan juga kepentingan guru itu

sendiri, oleh karena itu bagi sekolah dasar, hasil penilaian kinerja para guru

sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang

berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan


7

pelatihan, rekrutmen, seleksi, penempatan, promosi dan berbagai aspek lain.

Sedangkan bagi guru penilaian dapat berperan sebagai umpan balik tentang

berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang

pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan

pengembangan karirnya. Sehingga secara berkala hendaknya mengadakan

penilaian kinerja guru-gurunya. Dengan adanya penilaian kinerja kepala

sekolah akan memperoleh informasi tentang keberhasilan atau kegagalan

gurunya dalam menjalankan tugas masing-masing. Kinerja penting untuk

diteliti, karena ukuran terakhir keberhasilan suatu organisasi/ sekolah adalah

kinerja atau pelaksanaan pekerjaannya, sehingga kemajuan sekolah banyak

dipengaruhi oleh kinerja guru-gurunya. Penilaian kinerja guru pada dasarnya

merupakan penilaian yang sistematik terhadap penampilan kerja guru itu

sendiri terhadap taraf potensi kerja guru dalam upaya mengembangkan diri

untuk kepentingan sekolah.

Dari hasil observasi yang dilakukan di SMAN 6 Kota Tangerang

selatan , sangat jelas terlihat perbedaan kinerja guru guru dengan adanya

pergantian kepala sekolah yang berbeda gaya kepemimpinan. Kepala sekolah

sebelumnya dengan gaya kepemimpinan Laizasfire membuat guru guru

merasa bebas dan tidak di awasi sehingga mereka mengajar seadanya, tidak

mau meningkatkan potensi mereka, jarang masuk kelas, hanya memberikan

tugas kepada siswa dan mengajar sesuai keinginan nya saja. Sementara

setelah pergantian kepala sekolah dengan gaya kepemimpinan direktif, guru

guru seperti di bangunkan dari tidur, semua instrument di cek dan di berikan
8

arahan harus melakukan apa saja, dilakukan pemetaan kemampuan guru

termasuk di dalamnya kemampuan dalam hal teknologi informasi dan

dilanjutkan dengan proses pembinaan dan pelatihan untuk guru guru yang

dianggap kinerja dan kemampuannya rendah. Selain itu juga dilakukan

pengawasan yang ketat dengan menyebarkan angket kepuasan pelanggan

secara berkala yang akan memberikan gambaran langsung kinerja guru di

kelas.

Berdasarkan survey yang dilakukan di awal tahun ajaran 2020 -2021

terkait kehadiran guru di dalam kelas ataupun ruang Google Class Room

(GCR) terlihat kinerja guru SMAN 6 Kota Tangerang Selatan seperti yang

tertera dalam bagan berikut :

Tabel 1.1
Hasil Survey Awal Tahun kelas XII
REKAP KEHADIRAN/ KEAKTIFAN GURU DI GCR KELAS XII
PERIODE : JULI - NOVEMBER 2020

JUMLAH PEMBELAJARAN ONLINE GURU MAPEL DI GCR/ KELAS J ML J AM PROSEN


NO NAMA GURU MATA PELAJARAN
XII MIPA 1XII MIPA 2XII MIPA 3XII MIPA 4XII MIPA 5 XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII IPS 4 XII IPS 5 TM TASE
1 Dr. A S, MA PENDIDIKAN AGAMA 0 0 0 0 0 18 0
2 DRA. Hj. N R ISLAM 15 15 15 15 15 18 83,3
PENDIDIKAN AGAMA
3 R E.B, S.Pd.K 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 18 83,3
KERISTEN
4 H. S, SH PPKN 9 7 6 8 8 10 9 9 9 9 18 50,0
5 A Y, M.Pd. 27 27 27 27 27 36 75,0
BAHASA INDONESIA
6 N, S.Pd. 36 36 36 36 36 36 100,0
7 R. A, .S.Pd., MM 25 25 25 25 25 36 69,4
MATEMATIKA WAJIB
8 R M, S.Pd. 35 35 35 35 35 36 97,2
9 H. N, S.Pd., M.Pd. SEJARAH WAJIB 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 100,0
10 L, S.Pd. 19 19 19 19 19 18 100,0
BAHASA INGGRIS WAJIB
11 M, S.Ag., MM 17 17 17 17 17 18 94 ,4
12 S, S.Pd. SENI BUDAYA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 18 77,8
13 N J, S.Pd. 4 4 4 4 4 18 22,2
PENJASKES
14 A S, S.Pd. 4 4 4 4 4 18 22,2
15 VT K, S.Pd. PRAKARYA 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 18 50,0
16 DRA. HJ. S D C., M.Pd. MATEMATIKA PEMINATAN 20 20 20 20 20 36 55,6
17 DRA. I FISIKA 32 32 32 32 32 36 88,9
18 S H, S.Pd. BIOLOGI 34 34 34 34 34 34 36 94 ,4
19 DRS. Z, M.Pd. KIMIA 31 31 31 31 31 36 86,1
20 H. D, .S.Pd., MM SEJARAH 17 17 17 17 17 36 4 7,2
21 DRS.H. M, M.Pd. GEOGRAFI 14 14 14 14 14 36 38,9
22 N, .S.Pd., M.Pd. SOSIOLOGI 21 21 21 21 21 36 58,3
23 YK S, SE, M.Pd. EKONOMI 15 15 15 15 15 36 41,7
24 B, S.Ag. BAHASA ARAB 27 27 27 27 27 27 36 75,0
25 M, S.Ag., MM BAHASA INGGRIS LINTAS 20 20 36 55,6
26 T T D S.Pd. MINAT 21 36 58,3

Sumber : Data Tim Bimbingan Konseling SMAN 6 Tangsel tahun 2020


9

Tabel 1.2

Hasil Survey Awal tahun Kelas XI


REKAP PJJ ONLINE VIA GOOGLE CLASSROOM KELAS XI MIPA-IPS
SMAN 6 TANGERANG SELATAN 2020-2021

NAMA GURU MATA PELAJARAN PROSENTASE

1 DRA.HJ. S PEND. AGAMA ISLAM 60%


2 DRA. HJ. N R PEND. AGAMA ISLAM 87%
3 DR. A S, MA PEND. AGAMA ISLAM 0%
4 DRA. TR D, M.Pd PEND. AGAMA KRISTEN 87%
5 EAR, S.Pd PPKN 33%
6 T P, S.Pd PPKN 100%
7 H. S, SH PPKN 87%
8 DRA. TR D, M.Pd BAHASA INDONESIA 50%
9 N, S.Pd BAHASA INDONESIA 88%
10 T T D, S.Pd BAHASA INGGRIS WAJIB 100%
11 L, S.Pd BAHASA INGGRIS MINAT 97%
12 M, S.Ag BAHASA INGGRIS MINAT 50%
14 N R, S.Pd MATEMATIKA WAJIB 97%
15 DRA. P MATEMATIKA PEMINATAN 63%
16 B M, S.Pd MATEMATIKA 73%
17 R. A, S.Pd, MM MATEMATIKA 67%
18 I, S.PD FISIKA 100%
19 DRA. I FISIKA 100%
20 D A , S.Si, M.Pd BIOLOGI 93%
21 B T S, S.Pd KIMIA 13%
22 Y K , S.Pd SEJARAH WAJIB 93%
23 A N, S.Hum., S.Pd., M.Pd. SEJARAH MINAT 100%
40 H.D, S.Pd., MM SEJARAH WAJIB 93%
25 H. N, S.Pd., M.Pd. SEJARAH MINAT 93%
26 M H, S.Pd. EKONOMI 97%
27 Y K S, SE, M.Pd. EKONOMI 100%
28 H. Y, S.Pd., M.Pd. SOSIOLOGI 93%
29 N I L, S.Pd. SOSIOLOGI 100%
30 N, S.Pd., M.Pd. SOSIOLOGI 53%
31 G, S.Pd. GEOGRAFI 60%
32 S R H, S.Pd SENI BUDAYA 100%
33 B R, S.Pd. SENI BUDAYA 87%
34 S, S.Pd PENJASORKES 67%
35 N J, S.Pd PENJASORKES 13%
36 T A N, S.Kom. PRAKARYA 53%
37 A E, S.Pd., M.Pd. PRAKARYA 87%

Sumber : Data Tim Bimbingan Konseling SMAN 6 Tangsel tahun 2020


10

Tabel 1.3

Hasil Survey Awal Tahun Kelas X


REKAPAN KEHADIRAN GURU DALAM GCR ( 4 AGUSTUS - 24 NOVEMBER 2020 )

NO NAMA GURU MAPEL PROSENTASE

1 DRA. HJ. SUSRIYAH PEND AGAMA ISLAM 71,4


2 MUNDIRIN, S.Ag. PEND AGAMA ISLAM 100,0
3 FERDINAND V. TAMBUN, S.Th PEND AGAMA KRISTEN 71,4
4 ELVIN ANGGRIANI RAHAYU, S.Pd. PPKN 45,5
5 ARIE YUNITARIE, M.Pd. BAHASA INDONESIA 92,6
6 AL BADRI, S.Pd. BAHASA INDONESIA 77,8
7 ROSLANI SUPINAH, S.Pd. MATEMATIKA- Wajib 88,9
8 LENY LATIFAH, S.Pd.. MATEMATIKA- Wajib 100,0
9 YUNI KURNIAWATI, S.Pd. SEJARAH - Wajib 85,7
10 HJ. UTIYAH, S.Pd. BAHASA INGGRIS - Wajib 100,0
11 DRA. SALEHASTUTI BAHASA INGGRIS - Wajib 84,6
12 SITI ROHIMAH NURDINI, S.Pd. SENI BUDAYA 100,0
13 AGUNG SATRIO, S.Pd. PENJASORKES 28,6
14 MUHAMMAD FINANDAR, S.Pd. PENJASORKES 57,1
15 SRI SURAHNO, S.Pd.,M.Si. PRAKARYA 100,0
16 THOHA ADITYA N, S.Kom. PRAKARYA 35,7
17 NURLAELA RAHMAWATI, M.Pd. MATEMATIKA- Peminatan 100,0
18 LENY LATIFAH, S.Pd.. MATEMATIKA- Peminatan 100,0
19 NURHAYATI, S.Pd., S.TP. FISIKA 100,0
20 DRA. HENDRI SUTRESNOWATI, MM BIOLOGI 100,0
21 SRI SURAHNO, S.Pd.,M.Si. KIMIA 100,0
22 ALI NURDIN, S.Hum., M.Pd. SEJARAH Peminatan 100,0
23 HASANUDDIN, SE EKONOMI 78,6
24 NURHAYATI, S.Pd., S.TP. GEOGRAFI 92,9
25 GUNADI, S.Pd. GEOGRAFI 78,6
26 H. YUNUS, S.Pd., M.Pd. SOSIOLOGI 85,7
27 HJ. UTIYAH, S.Pd. BHS & SASTRA INGGRIS LM 100,0
28 DRA. SALEHASTUTI BHS & SASTRA INGGRIS LM 100,0
29 DRA. HENDRI SUTRESNOWATI, MM BIOLOGI LM 100,0
30 HASANUDDIN, SE EKONOMI LM 75,0
31 ROSITA, S.S B. JEPANG 100,0

Sumber : Data Tim Bimbingan Konseling SMAN 6 Tangsel tahun 2020

Dari data tersebut terlihat masih banyak guru yang masih belum
menunjukkan kinerja yang professional yaitu tidak maksimal dalam pembelajaran
di kelas masing masing, terlihat dari prosentase mengajar yang masih sangat
minim. Hal ini terjadi karena belum adanya pengawasan intensif dari kepala
sekolah terhadap kinerja para guru.
11

Berkaitan dengan hal tersebut di atas penulis mencoba mengadakan

pengkajian melalui penelitian yang terkait dengan “Pengaruh Kepemimpinan

Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kota Tangerang Selatan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan kondisi yang telah dikemukakan di atas maka pada tesis ini

dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kinerja guru rendah.

2. Guru mengajar secara monoton dan tanpa persiapan yang matang.

3. Guru masih menggunakan persiapan mengajar dengan sangat sederhana.

4. Guru belum sepenuhnya menggunakan acuan kurikulum yang

dipersyaratkan.

5. Guru tidak konsisten dalam implementasi skenario rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan.

6. Guru yang mengajar hanya berdasarkan pengalaman masa lalunya.

7. Lemahnya gaya kepemimpinan yang ada di sekolah.

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya membahas kepemimpinan kepala

sekolah, profesionalisme guru, dan kinerja guru di Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 6 Kota Tangerang Selatan.


12

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan

masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja

guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kota Tangerang Selatan?

2. Apakah terdapat pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kota Tangerang Selatan?

3. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama kepemimpinan kepala

sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kota Tangerang Selatan?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap

kinerja guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kota Tangerang

Selatan.

2. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme guru terhadap kinerja guru di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kota Tangerang Selatan.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama kepemimpinan kepala

sekolah dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Kota Tangerang Selatan.


13

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan pengetahuan yang berhubungan erat dengan

masalah pendidikan serta manajemen pendidikan.

b. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi bagi

mahasiswa magister manajemen pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Dapat meningkatkan tugas dan peran guru sebagai unsur sekolah dalam

memberikan bimbingan bantuan, dan penilaian pada tenaga pendidikan

(guru) mengenai profesionalisme guru yang efisien dan efektif sesuai

dengan job descriptionnya untuk menciptakan proses belajar mengajar

yang bermutu dalam rangka memajukan prestasi belajar siswa dan

meningkatkan kinerja guru.

Anda mungkin juga menyukai