PENDAHULUAN
Indonesia yang unggul. Oleh karena itu, profesi guru menjadi sangat menentukan
salah satunya berupa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Pasal 5
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
1
1. Merencanakan pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/
bimbingan yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan pembelajaran/perbaikan
dan pengayaan;
2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;
3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik Guru, serta nilai agama dan etika; dan
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
Ciri utama dari berhasilnya membentuk guru yang berkualitas dan unggul
bermutu. Operasionalnya dapat kita lihat pada Business Core sistem pendidikan
Namun sampai saat ini, kinerja mengajar guru di Indonesia masih belum
pemerintah gulirkan. Hal ini dapat dilihat dari data Bappenas (Muslim, 2013)
menyebutkan bahwa hasil survei yang dilakukan oleh UNESCO untuk kualitas
kinerja guru di Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Hal ini
dengan yang dicita-citakan. Dengan kata lain, sebagian guru di Negara Indonesia
diharapkan.
2
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru. Vroom
not additive but multiplicative. People need both ability and motivation to perform
penataran, iklim yang kondusif, sarana dan prasarana, kondisi fisik dan mental
harus terlebih dahulu dibentuk adalah perubahan iklim dan budaya yang
menunjang upaya perubahan. Dalam hal ini agak sulit untuk menentukan bentuk
dan iklim budaya sekolah secara tepat dan bersifat universal, karena perubahan
iklim dan budaya tersebut harus dihubungkan pada sifat perubahan pendidikan
yang diinginkan. Selanjutnya dapat pula disokong dengan membentuk iklim dan
simbolik dari sekolah. Keadaan di lapangan masih ada beberapa sekolah yang
belum mampu menciptakan budaya organisasi sekolah yang kondusif. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan kurang terbinanya hubungan baik antara kepala sekolah
3
dengan guru, guru dengan guru, guru dengan staf, serta guru dengan masyarakat
sekitar sekolah. Budaya organisasi sekolah harus mampu memberikan situasi yang
guru, staf, dan kepala sekolah dalam rangka mencapai tujuan antara lain melalui
pembentukan mental bekerja yang Kinerja dengan dedikasi dan loyalitas yang
pengarahan koordinasi yang baik, dan pengawasan untuk itu dibutuhkan kepala
process that starts with physiological and psychological deficiency or need that
understanding the process of motivation lies in the meaning of, and relationship
mengetahui situasi dan kondisi sekolah yang sebenarnya. Selain itu, kepala
sekolah juga mengetahui kekurangan dan kelebihan para guru. Oleh karena itu,
4
guru yang berada di sekolahnya tanpa terkecuali. Supervisi kepala sekolah
supervisi dengan benar dan tepat di sekolah yang dia pimpin. Adapun fungsi
dari (1) fungsi penelitian, (2) fungsi penilaian, (3) fungsi perbaikan, dan (4) fungsi
pengembangan.
yang ada pada diri seorang guru seperti adanya motivasi berprestasi sangat
dan rekan-rekannya. Teori ini menjelaskan tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu:
(need for power), dan kebutuhan untuk afiliasi (need for affiliation).
strong in a person, its effect is to motivate her to use behavior leading to its
satisfaction. For example, a worker with a high n Ach would set challenging goal,
work hard to achieve the goals, and use skills and abilities to achieve them’.
5
pembelajaran yang bermakna, dan (3) senantiasa meningkatkan keterampilan juga
(UKG) yang dilaksanakan pada bulan Maret 2012 didapatkan nilai rata-rata
sebesar 42, masih di bawah batas minimal yang ditetapkan yaitu 70. Kejelasan
mengajar, fokus pada tugas dan pemberian kesempatan pada siswa untuk belajar
adalah lima hal pokok yang harus dimiliki guru dalam menjalankan tugas (Fred,
2000: 485). Guru yang memiliki motivasi tinggi dalam menjalankan tugasnya
kerja. Kondisi ini akan membuat guru dan warga sekolah yang lain akan dapat
bekerja dengan tepat sesuai dengan standar dan waktu yang telah ditentukan
beberapa sekolah yang akan diteliti, masih terdapat guru yang kurang termotivasi
dalam bekerja. Guru mengajar hanya untuk memenuhi tuntutan atau kewajibannya
dalam mengajar tanpa melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Survei yang
6
dan Kebudayaan serta materi dari penerbit buku sebagai sumber informasi
Guru yang baik adalah guru yang tertib dan teratur dalam menjalankan
tugasnya. Guru selalu mentaati segala aturan dan tidak melakukan pelanggaran
1995: 183). Dilihat dari sudut pandang Kinerja kerja, pada realitanya terdapat
guru yang masih kurang Kinerja, hal itu terlihat antara lain kehadiran guru ke
pembelajaran di kelas. Data di salah satu sekolah yang dijadikan subjek penelitian
tingkat kehadiran guru adalah 95%, tetapi ketepatan waktu kehadiran baru 70%.
Hal ini mengidentifikasikan Kinerja guru belum sesuai dengan yang diharapkan.
diketahui bahwa kinerja guru sangat rendah, hal tersebut dapat dilihat dari masih
banyaknya guru yang tidak mengerjakan tugasnya dengan baik, karena pada saat
jam pelajaran sebagian guru masih berada di dalam ruangan kerja dan
7
membiarkan anak didik di dalam kelas untuk mengerjakan latihan tanpa adanya
bimbingan dari guru. Kurangnya kinerja guru juga bisa dilihat dari banyak guru
yang datang terlambat padahal ada jam mengajar pagi, sehingga anak didik hanya
mengobrol di dalam kelas. Selain itu, masih banyak guru yang menyelesaikan
membuat RPP ketika ada supervisi dari pengawas, atau akan ada penilaian
akreditasi.
guru sudah membuat RPP dengan benar, sisanya RPP yang dibuat guru kurang
melaksanakan pembelajaran.
melaksanakan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kurang tanggung jawabnya
guru dalam hal Kinerja waktu, Kinerja administrasi, Kinerja melaksanakan tugas-
tugas, dan juga suasana kerja yang kurang kondusif berkaitan dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang dirasa kurang sesuai dengan kondisi guru di
sekolah yang dipimpinnya. Kemudian dari observasi awal yang sudah peneliti
8
lakukan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa masih ada guru yang ketika
LKS (lembar kerja siswa) yang mana guru tersebut hanya diam tanpa menjelaskan
karier seseorang (Davis & Newstrom, 2003). Maka dari itu setiap guru diminta
taat dan patuh kepada peraturan yang telah diterapkan baik yang tertulis maupun
tidak tertulis. Dengan adanya kinerja dari guru bisa juga menjadi contoh kepada
Paparan di atas tentunya menarik untuk dikaji dan diteliti lebih dalam
kaitannya dengan kinerja mengajar guru di lapangan yang selama ini menjadi
dengan apa yang diharapkan. Faktor supervisi kepala sekolah dan motivasi
berprestasi guru merupakan dua faktor yang menarik untuk dikaji lebih dalam
lagi, kaitannya dengan kinerja mengajar guru. Oleh karena itu, peneliti sangat
9
B. Identifikasi Masalah
yaitu:
budaya sekolah yang sportif terhadap mutu yang akan dijadikan pedoman dan
4. Kinerja guru tidak optimal, seperti pembagian waktu kerja yang kurang sesuai
C. Pembatasan Masalah
Masalah ini dibatasi pada pengaruh budaya kerja, motivasi kerja, dan
Gunungkidul Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
10
3. Adakah pengaruh supervisi pendidikan terhadap kinerja guru Sekolah
Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Yogyakarta.
11
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
kepemimpinanya.
c. Bagi Dinas Pendidikan, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam
d. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut mengenai
12