Anda di halaman 1dari 13

2

Pendahuluan secara umum anak dilahirkan sehat dan bugar,


Seiring dengan berkembangnya zaman jika dilihat dari segi individual. Anak tumbuh
yang semakin modern seperti sekarang dan berkembang kemudian mengalami
menjadikan persaingan pengetahuan dan peningkatan kebugaran dan berubah selama
teknologi sangat tampak terlihat dan dirasakan fase pertumbuhan. Kondisi kebugaran jasmani
di seluruh belahan dunia. Di era globalisasi anak sesuai dengan lingkungan dan iklim
seluruh umat manusia di muka bumi akan tempat tinggal. Pengembangan aspek motorik
mudah saling mengenal dan mengetahui yang kurang mengakibatkan anak memiliki
seluruh informasi yang sedang berlangsung tingkat kebugaran berbeda-beda, cara
dengan sangat cepat. Hal ini akan berdampak membedakan anak yang bugar maupun tidak
pada tatanan kehidupan manusia, baik ideologi, bugar, aktif atau tidak aktif ditentukan oleh
politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Hal beberapa masalah. Masalah pertama adalah
ini akan menjadikan manusia disibukkan definisi dari kebugaran jasmani yang
dengan urusan persaingan antar umat manusia. mengalami perubahan dari tahun ke tahun.
Kesibukan ini akan sangat berdampak pada Faktor penentu utama dari tes kebugaran
kesehatan jiwa dan raga. jasmani zaman dahulu dengan penilaian atletik
Siswa Sekolah Dasar kini lebih tertarik dan kemampuan motorik, tetapi sekarang ini
dengan media teknologi yang sedang faktor penentu tingkat kebugaran jasmani
berkembang. Anak lebih senang bermain play berfokus pada kesehatan yang berhubungan
station, game online, gadget, dan aktivitas dengan komponen kebugaran jasmani yang
modern lainnya dibandingkan aktivitas terdiri dari; daya tahan kardiovaskuler,
olahraga. Hal tersebut sangat meminimkan kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan
gerak tubuh yang mengakibatkan kualitas tubuh komposisi tubuh.
siswa sangat rendah. Aktivitas fisik yang Irianto (2002, p.3) menyatakan bahwa
dilakukan siswa SD kebanyakan hanya kebugaran jasmani dapat dikelompokkan
dilakukan di sekolah, dan hal tersebut sangat menjadi tiga, yaitu (1) kebugaran statistik, (2)
dirasakan kurang dalam tumbuh kembang kebugaran dinamis, (3) kebugaran motoris.
kebugaran jasmani anak. Siswa belum mandiri Sujiono (2007, pp.3-6) mengemukakan bahwa
untuk melakukan olahraga sendiri di rumah unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi
ataupun di lingkungan tempat tinggalnya. kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan,
Seiring dengan perkembangan Ilmu kelenturan, koordinasi, ketepatan dan
Pengetahuan Teknologi (IPTEK) yang keseimbangan. Lebih lanjut Sujiono (2007,
demikian pesat, maka aktivitas anak menjadi p.13) menyatakan bahwa gerakan yang timbul
lebih mudah, lebih nikmat, lebih cepat dan dan terjadi pada motorik kasar merupakan
lebih lancar. Dengan kata lain anak benar-benar gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot
dimanjakan oleh perkembangan IPTEK. Hal besar dari bagian tubuh, dan memerlukan
tersebut diperburuk dengan semakin tenaga yang cukup besar. Tujuan dari
berkurangnya lahan untuk bermain anak yang mengajarkan kebugaran jasmani pada anak
berupa lapangan sebagai tempat berolahraga bukan berorientasi pada hasil tetapi lebih
terutama di daerah perkotaan. Akibat dari itu mengutamakan proses. Pengalaman anak dalam
semua hidup anak menjadi berubah, yang biasa beraktivitas mengajarkan mengenai
aktif bergerak kini menjadi pasif atau malas penggunaan tenaga yang bermanfaat, belajar
bergerak. Kenyataan di lapangan bertanggung jawab, dan bergaya hidup sehat.
memperlihatkan anak-anak Sekolah Dasar lebih Pelajaran yang didapat dari kehidupan sehari-
banyak menghabiskan waktu berjam-jam duduk hari untuk mendapatkan kebugaran jasmani
di depan televisi, video games, atau permainan yang baik adalah aktivitas fisik atau olahraga 2-
elektronik lainnya daripada bermain di luar 5 kali seminggu selama 30-45 menit di samping
yang menggunakan unsur gerak (dasar gerak pembelajaran fisik motorik di sekolah.
atau gerak dasar). Dampak langsung yang Meningkatkan kualitas kehidupan yang
dirasakan oleh pola hidup yang demikian layak, selain meningkatkan mutu pendidikan,
adalah menurunnya kemampuan gerak anak. peningkatan kualitas jasmani dan rohani juga
Pandangan umum masyarakat bahwa dibutuhkan. Hal ini karena apabila kualitas
anak yang sering melakukan aktivitas lebih jasmani maupun rohani baik, maka seseorang
bugar daripada anak yang tidak beraktivitas. anak tidak akan mudah mengalami kelelahan,
Kebugaran dan aktivitas fisik saling berkaitan, baik kelelahan fisik, maupun psikis. Dengan
3

kondisi demikian, pekerjaan yang dilakukan Masalah pertama yang dihadapi para
tidak akan mengalami kendala dan hasilnya guru pendidikan jasmani olahraga dan
lebih maksimal. Untuk mendapatkan kualitas kesehatan (PJOK) yaitu masih minimnya
jasmani dan ruhani yang memadai dapat pengetahuan guru dalam menerapkan model
diperoleh melalui latihan kebugaran jasmani latihan yang tepat dalam proses pembelajaran
yang dilakukan secara teratur. Latihan yang untuk meningkatkan kebugaran jasmani anak.
dilakukan sebaiknya tidak membosankan Minimnya pengetahuan guru ini mengakibatkan
sehingga fisik dan psikis tidak mengalami kurangnya kreativitas guru dalam menyusun
tekanan emosional dan yang terpenting mudah model pembelajaran jasmani yang variatif dan
dilakukan di manapun dan kapanpun bagi siswa menarik sehingga anak tidak bosan.
SD. Masalah kedua yang dihadapi guru
Mendapatkan kebugaran jasmani yang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
optimal diperlukan keseimbangan pola makan, (PJOK) yaitu kurangnya sarana dan prasarana
olahraga teratur, dan istirahat. Aktivitas yang dapat mendukung proses pembelajaran
olahraga untuk meningkatkan kebugaran penjaskes. Kondisi seperti ini menyebabkan
jasmani siswa SD perlu dirancang dengan kegiatan pengajaran guru hanya memberikan
cermat, sebab seperti halnya obat, olahraga praktik yang tersedia alatnya saja, sedangkan
yang kurang takarannya tidak akan memberi materi praktik yang lainnya tidak diberikan
manfaat yang optimal, sedangkan bila karena alat yang dibutuhkan tidak ada atau
berlebihan dari takaran yang dianjurkan akan rusak.
membahayakan kesehatan anak. Latihan Masalah ketiga yang dihadapi guru
dimulai dari yang mudah dan berintensitas pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
ringan sampai yang padat atau sulit (PJOK) yaitu masih terbatasnya referensi atau
berintensitas sedang. Latihan yang dilakukan sumber bacaan tentang bagaimana cara guru
harus sesuai dengan prinsip prinsip latihan. mengajarkan model pembelajaran jasmani yang
Prinsip-prinsip latihan berperan penting tepat guna mendukung tercapainya
terhadap aspek fisiologis dan psikologis pembelajaran yang diinginkan. Hal ini
manusia (Sukadiyanto, 2010, p.20). menyebabkan guru masih terlihat bingung
Berdasarkan hasil observasi di beberapa memberikan bentuk model pembelajaran
SD yang berada di wilayah Daerah Istimewa jasmani seperti apa khususnya untuk siswa
Yogyakarta (DIY). Peneliti menemukan sekolah dasar kelas atas, apalagi dengan jam
berbagai masalah terkait dengan kebugaran pelajaran penjaskes yang cukup lama yaitu 4 x
jasmani siswa SD, yaitu masih rendahnya 35 menit.
kualitas kebugaran siswa dalam melakukan Masalah keempat yang dihadapi guru
praktik olahraga yang dilakukan guru di pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
sekolahnya. Hal ini dibuktikan dengan siswa (PJOK) SD yaitu belum maksimalnya
sering merasa malas, mengalami kelelahan dan kebugaran jasmani siswa, terlihat hampir 50 %
cedera saat melakukan praktik olahraga, siswa merasa cepat mengalami kelelahan bila
walaupun guru olahraga telah melakukan melakukan gerakan-gerakan tersebut, karena
prosedur dengan sebaik mungkin di awal mata anak sangat jarang diberikan gerakan-gerakan
pelajaran olahraga dengan memberikan tersebut dalam pembelajaran PJOK, sehingga
pemanasan dan penguluran terlebih dahulu mengakibatkan belum maksimalnya
sebelum melakukan olahraga inti. Selain itu, kemampuan kebugaran jasmani anak.
masih minimnya variasi latihan yang Masalah kelima yang dihadapi guru
menyenangkan untuk dapat meningkatkan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
motivasi dalam melakukan olahraga di sekolah. (PJOK) SD yaitu anak kurang antusias dan
Berdasarkan hasil wawancara dan malas untuk melakukan olahraga secara aktif,
observasi yang dilakukan peneliti di beberapa karena pembelajaran yang kurang menarik.
Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Sleman, Anak lebih tertarik untuk melakukan permainan
diperoleh gambaran umum belum optimalnya elektronik seperti game online, playstation,
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan gadget dan game-game elektronik lainnya.
kesehatan (PJOK) dalam meningkatkan Anak merasa sangat nyaman untuk melakukan
kebugaran jasmani siswa. Peneliti menemukan game tersebut tanpa merasakan kebosanan
beberapa masalah yang dihadapi oleh guru di dengan jangka waktu yang lama. Di sisi lain
sekolah tersebut, di antaranya sebagai berikut: anak sendiri menyatakan bahwa dirinya hanya
4

merasakan lelah dan bosan dengan apa yang Tanpa mengetahui hal tersebut, maka para guru
diajarkan oleh guru dan tidak suka melakukan mengalami kerancuan dalam melakukan proses
aktivitas gerak berlari dan melompat. Game belajar mengajar pendidikan jasmani.
yang dilakukan dalam jangka waktu lama (≥2 Akibatnya tujuan pendidikan jasmani sulit
jam) tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik dicapai dan menimbulkan kerja yang tidak
yang baik akan berdampak buruk untuk efektif dan efisien. Untuk itu, proses
kesehatan fisik serta psikis anak. Griffiths pendidikan jasmani akan berhasil baik, bila
(2010, p.1) menyatakan. penentuan bahan dan metodenya sesuai dengan
Boys and girls who used screen- kemampuan anak didik. Mengetahui
entertain-ment for any duration, and kemampuan anak didik secara akurat
participated in sport, had fewer emotional and merupakan salah satu kunci sukses usaha
behavioural problems, and more prosocial pendidikan. Artinya guru akan mengetahui
behaviours, than children who used screen- kemampuan, kesenangan, dan kebutuhan anak,
entertain-ment for ≥ 2 hours per day and did sehingga guru dapat membantu siswa untuk
not participate in sport. menggunakan tubuhnya lebih efisien dalam
Maksud kutipan tersebut yaitu anak laki- melakukan berbagai keterampilan gerak dasar
laki dan perempuan yang menggunakan layar dan keterampilan kompleks yang diperlukan
hiburan (playstation, game internet, dan lain- dalam kehidupan sehari-hari.
lain) untuk durasi apa pun, dan berpartisipasi Murid Sekolah Dasar pada dasarnya
dalam olahraga memiliki lebih sedikit masalah sudah dapat dilihat seberapa jauh kebugaran
emosional dan perilaku, serta memiliki perilaku jasmaninya, dengan asumsi tersebut diharapkan
yang lebih prososial, daripada anak-anak yang murid Sekolah Dasar sudah memiliki
hanya menggunakan layar hiburan ≥ 2 jam di kemampuan yang sangat berguna untuk
tiap harinya dan tidak berpartisipasi dalam penyesuaian diri bagi kehidupan mereka
kegiatan olahraga. Oleh sebab itu untuk terutama yang menyangkut gerakan-gerakan
menyiasati agar anak tidak hanya menyukai yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-
permainan elektronik yang hanya mampu hari. Oleh karena itu, program pendidikan
memenuhi aspek psikis anak, perlu dibentuk jasmani dan kesehatan diharapkan dapat
suatu alternatif agar anak juga memiliki memberikan sumbangan terhadap proses
kegemaran serta minat dalam berolahraga. pertumbuhan dan perkembangan anak.
Olahraga tersebut harus memiliki daya tarik Keberhasilan program pendidikan jasmani di
untuk selalu dimainkan oleh anak dan mampu sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor
membuat anak senang serta termotivasi untuk seperti faktor guru, siswa dan sarana dan
memainkannya. prasarana. Seperti yang dikatakan oleh Mutohir
Proses pembelajaran pendidikan jasmani (1990), menyimpulkan bahwa rendahnya
guru harus mempertimbangkan keseluruhan kemampuan motorik dan kebugaran jasmani
kepribadian anak, sehingga pengukuran proses akibat kualitas pengajaran pendidikan jasmani
dan produk memiliki kedudukan yang sama di Sekolah Dasar. Untuk mengembangkan
penting. Melalui aktivitas pendidikan jasmani kemampuan motorik siswa Sekolah Dasar
peserta didik dapat meningkatkan kesegaran diperlukan suatu model yang sesuai dengan
jasmani, keterampilan motorik, serta nilai-nilai karakteristik anak yang suka bermain.
fungsional yang mencakup kognitif, afektif, Model dapat diartikan sebagai miniatur
dan sosial. Kemampuan mempelajari tugas suatu objek yang didesain untuk memudahkan
gerak merupakan salah satu faktor proses visualisasi objek yang tidak dapat di-
mempengaruhi keberhasilan anak dalam proses amati sehingga dapat dipahami secara sistema-
pembelajaran gerak, terutama bila gerakan- tis. Menurut Sagala (2012, p.175) sebagai
gerakan yang akan dipelajari memiliki kerangka konseptual yang digunakan sebagai
kompleksitas yang cukup tinggi. Melalui pedoman dalam melakukan kegiatan. Model
kegiatan pendidikan jasmani diharapkan anak dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau
didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan desain, (2) suatu deskripsi atau analogi, (3)
segar jasmaninya, serta perkembangan suatu sistem asumsi-asumsi, data-data yang
pribadinya secara harmoni. dipakai untuk menggambarkan secara
Penentuan bahan ajar dan model sistematis suatu objek atau peristiwa, (4) suatu
pembelajaran akan tercapai bila para pendidik desain yang disederhanakan dari suatu sistem
mengetahui kebugaran jasmani anak didiknya. kerja, suatu terjemahan realitas yang
5

disederhanakan, (5) suatu deskripsi dari suatu tersebut merupakan fondasi awal dalam
sistem yang mungkin atau imajiner, (6) kebugaran jasmani.
penyajian diperkecil agar dapat menjelaskan
dan menunjukkan sifat aslinya. Berdasarkan Metode
pernyataan Metzler & Michael (dalam Nasution
& Suharjana, 2015) “someone demonstrates the Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
way others should act or think to be a model by pengembangan (Research and Development)
example”. Model dapat difungsikan sebagai yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk
contoh dalam mendemonstrasikan pada orang menghasilkan produk tertentu, dan menguji
lain tentang cara lain untuk bertindak atau keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014,
berpikir. p.297). Penelitian ini menggunakan pendekatan
Latihan kebugaran jasmani untuk siswa penelitian dan pengembangan, Borg & Gall
SD memiliki karakteristik dan dosis latihan (dalam Sugiyono, 2014, p.28) mendefinisikan
yang khas disesuaikan dengan usia dan tahapan penelitian pengembangan, sebagai berikut:
perkembangannya. Dosis dan prinsip latihan “Research and development (R & D) is a
yang perlu diperhatikan adalah frekuensi, process used to develop and validate
intensitas, tipe, dan durasi yang tepat bagi educational products. By product we meat only
siswa SD, misalnya frekuensi latihan fisik anak such things as textbooks, intructional films, and
yang baik 3 kali setiap minggunya dapat computer software, but also methods, such as a
terpenuhi. Sasaran utama latihan fisik adalah methods of teaching, and program such as a
untuk mempertahankan atau meningkatkan drug education program or a staff development
kebugaran jasmani. Pernyataan di atas program”.
diperkuat oleh pendapat Lumintuarso (2013,
p.25) bahwa frekuensi latihan untuk atlet Prosedur Pengembangan
multilateral hanya berkisar 3 kali dalam Prosedur penelitian dan pengembangan
seminggu. Dari pernyataan di atas dapat ini menggunakan langkah-langkah Gall, Gall,
disimpulkan untuk latihan kebugaran jasmani & Borg (2007, pp.775-776) yang
bagi siswa SD cukup dilakukan sebanyak 3 kali disederhanakan. Desain penelitian
dalam seminggu. pengembangan model pengembangan Borg dan
Berdasarkan atas hal tersebut dan setelah Gall kemudian diubah dengan lebih sederhana
mengetahui letak pokok permasalahan di atas, melibatkan 9 langkah yaitu: (1) pengumpulan
maka peneliti ingin mencoba untuk melakukan informasi di lapangan, (2) analisis
penelitian pengembangan dengan membuat informasi yang telah dikumpulkan, (3)
model latihan kebugaran jasmani yang menarik pengembangan produk awal, (4) validasi
dan sesuai dengan kebutuhan siswa SD kelas
ahli dan revisi, (5) uji coba lapangan skala
atas. Model baru yang dibuat berupa latihan
kebugaran jasmani dengan sistem sirkuit yaitu kecil, (6) revisi, (7) uji coba lapangan skala
bergerak dari pos 1 ke pos selanjutnya. Guru besar, (8) revisi akhir, dan (9) pembuatan
penjaskes perlu melakukannya sebagai variasi produk final.
dan solusi materi olahraga dalam pembinaan
kebugaran jasmani agar siswa tidak mengalami Target/Subjek Penelitian
kejenuhan dalam melaksanakan olahraga dan Target penelitian ini yaitu siswa SD
dapat melaksanakan secara mandiri di rumah kelas atas. Ujicoba skala kecil dilakukan di SD
masing-masing. Muhammadiyah Sapen kelas V sebanyak 24
Adapun olahraga yang digunakan adalah siswa. Penelitian skala besar dilaksanakan di
aktivitas olahraga yang berhubungan dengan tiga sekolah, yaitu: 26 siswa SD
kesehatan seperti: kekuatan otot, daya tahan Muhammadiyah Sapen kelas VI, 22 siswa SD
otot, daya tahan jantung paru, kelentukan, dan Muhammadiyah Gendeng kelas V, dan 24
komposisi tubuh. Objek yang dilakukan siswa SD Muhammadiyah Purwodiningratan 2
penelitian ialah SD Muhammadiyah Sapen, SD kelas V. Proses pada tahap ujicoba lapangan
Muhammadiyah Gendeng, dan SD skala besar serupa dengan proses yang
Muhammadiyah Purwodiningratan 2 yang dilakukan pada tahap ujicoba skala kecil.
berada di wilayah Kota DIY. Alasan peneliti Perbedaannya terletak pada jumlah subjek uji
memilih olahraga yang berkenaan dengan coba skala besar yang lebih banyak daripada
kesehatan di atas dikarenakan faktor-faktor ujicoba skala kecil yaitu berjumlah 24 siswa.
6

Uji efektivitas produk yaitu untuk tujuannya bukan lagi menyempurnakan produk
mengetahui keefektivan model latihan untuk akhir, karena produk yang dibuat sudah melalui
meningkatkan kebugaran jasmani anak SD beberapa tahapan uji coba. Setelah dihasilkan
kelas atas. Pada uji efektivitas, dilakukan model permainan langkah selanjutnya
dengan metode eksperimen semu, anak akan dilaksanakan uji efektivitas dengan eksperimen
mendapatkan perlakuan selama 3 kali menggunakan tes kebugaran jasmani dari pusat
pertemuan untuk melakukan model yang kebugaran jasmani dan rekreasi tahun 2010
dikembangkan dalam penelitian ini. untuk anak umur 10-12 tahun.

Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data


Instrumen didefinisikan sebagai alat ukur Teknik analisis data yang dilakukan
yang digunakan dalam penelitian merupakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif
suatu alat yang digunakan untuk mengukur kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif
variabel yang diamati (Sugiyono, 2014, p.148). menggunakan teknik Miles dan Huberman.
Untuk menghasilkan model pengembangan Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk
yang berkualitas diperlukan instrumen yang menganalisis data-data berikut: (1) data skala
mampu menggali data yang diperlukan untuk nilai hasil penilaian terhadap draf model latihan
mengumpulkan data pada penelitian. Instrumen kebugaran jasmani sebelum pelaksanaan uji
yang digunakan yaitu: wawancara, lembar coba di lapangan, (2) data hasil observasi
observasi, angket untuk ahli materi dan ahli model latihan kebugaran jasmani, (3) data hasil
media, angket untuk subjek uji coba, dan observasi keefektifan model latihan kebugaran
instrumen untuk observasi keefektifan model. jasmani, (4) data kuesioner dari latihan
Langkah-langkah teknik pengumpulan kebugaran jasmani, (5) data observasi ahli
data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai media terhadap kualitas video, dan (6) data uji
berikut: (1) Uji Coba Draft Model: Uji coba efektivitas produk akhir. Sementara analisis
produk atau draf model dilakukan sebanyak dua deskriptif kualitatif dilakukan terhadap: (1) data
kali, yaitu uji coba skala kecil dan uji coba hasil wawancara dengan guru saat studi
skala besar. (2) Pengambilan Data Skala Kecil: pendahuluan, (2) data kekurangan dan masukan
Uji coba skala kecil melibatkan satu sekolah, terhadap model latihan kebugaran jasmani
yaitu di SD Muhammadiyah Sapen kelas V sebelum uji coba maupun setelah uji coba di
sebanyak 24 siswa. (3) Pengambilan Data Skala lapangan.
Besar: Langkah-langkah yang ditempuh dalam Pada uji efektivitas, dilakukan dengan
melaksanakan uji coba skala besar tidak jauh metode eksperimen dengan desain ‘Control
berbeda dengan apa yang dilakukan pada saat Group Pretest Posttest Desaign”. Selanjutnya
uji coba skala kecil. Perbedaannya hanya hasil pretest akan dibandingkan dengan hasil
terletak pada jumlah subjek coba yang jauh posttest menggunakan analisis uji t pada taraf
lebih banyak dan tempat uji coba. Subjek dalam signifikansi 5%.
uji coba skala besar di tiga SD yaitu 26 siswa
SD Muhammadiyah Sapen kelas VI, 22 siswa Hasil dan Pembahasan
SD Muhammadiyah Gendeng kelas V, dan 24 Berdasarkan langkah prosedur penelitian
siswa SD Muhammadiyah Purwodiningratan 2 yang diadaptasi dari Borg & Gall, penelitian ini
kelas V. (4) Uji Efektivitas: Setelah produk berawal dari pengumpulan data dan analisis
akhir dilanjutkan uji keefektifan produk. Uji informasi yang kemudian menjadi dasar
keefektifan dilakukan di SD Muhammadiyah pembuatan model permainan. Model yang
Pakem dengan subjek siswa kelas V yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan
berjumlah 28 anak. Uji keefektifan produk model latihan kebugaran jasmani anak SD kelas
dilakukan sebanyak 3 kali dengan rincian atas. Berdasarkan hasil studi lapangan dan studi
pertemuan 1 dilakukan 8 pos latihan sirkuit kepustakaan yang terkait dengan kebutuhan
sebanyak 1 set, pertemuan 2 dilakukan 8 pos anak SD kelas atas untuk meningkatkan
latihan sirkuit sebanyak 2 set, dan pertemuan 3 kebugaran jasmani rancangan produk awal
dilakukan 8 pos latihan sirkuit sebanyak 3 set. terdiri atas sirkuit 6 pos, yaitu (1) pos lari,
Pengujian produk akhir ini untuk mengetahui lempar, dan tangkap bola, (2) pos lompat
apakah suatu produk yang sudah dihasilkan kijang, (3) pos sit up dan back up, (4) pos
layak dan memiliki keunggulan dalam tataran stretching with the ball, (5) pos senam aerobik,
implementasi model di lapangan. Pengujian ini dan (6) pos pemburu dan pemangsa. Rancangan
7

produk awal yang telah tersusun ini selanjutnya


divalidasi oleh pakar untuk menentukan Kategori Frekuensi Persentase
kelayakan produk sebelum diujicobakan di
lapangan. Rendah 0 0,00 %
Model latihan kebugaran jasmani yang Sedang 0 0,00 %
dibuat dalam draf awal terdapat 6 pos latihan Tinggi 2 100,00 %
yang dilakukan dengan sistem latihan sirkuit.
Setiap siswa melakukan gerakan latihan di Tabel 1 menunjukkan penilaian ahli
setiap pos latihan selama satu menit, setelah materi terhadap latihan kebugaran jasmani bagi
selesai di setiap posnya, anak akan berpindah siswa SD kelas atas: (0 %) yang kategori
ke pos selanjutnya. Waktu istirahat setiap pos rendah, (0 %) yang kategori sedang, dan 2
selama 15 detik. Tujuan dari latihan ini secara responden (100,00 %) kategori tinggi. Total
keseluruhan adalah untuk meningkatkan minat nilai pakar 1 sebesar 51 terletak pada interval
anak untuk melakukan kegiatan olahraga dan 45 ≤ X, total nilai pakar 2 sebesar 48 terletak
untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang pada interval 45 ≤ X, maka penilaian terhadap
berfokus pada kebugaran yang berkaitan draf awal yang dilakukan oleh ahli materi
dengan kesehatan, (daya tahan jantung paru, terhadap model latihan kebugaran jasamani
daya tahan otot, kekuatan otot, kelentukan, dan bagi siswa SD kelas atas dalam kategori
komposisi tubuh). tinggi/baik. Dari kedua pakar/ahli didapatkan
Latihan yang dibuat merupakan latihan penilaian dalam kategori tinggi. Hal ini
sederhana yang dirancang untuk meningkatkan menunjukkan penilaian validator terhadap
minat siswa dan kebugaran siswa. Penulis model yang dibuat telah valid layak untuk
melakukan rancangan tersebut berdasarkan diujicobakan.
observasi, wawancara dengan guru dan Setelah mendapatkan validasi para ahli
pengumpulan informasi lainnya yang dilakukan materi terhadap draf awal model latihan
di beberapa sekolah dasar di mana masih belum kebugaran jasmani, peneliti melakukan uji coba
terdapat variasi latihan yang membuat anak lapangan skala kecil di SD Muhammadiyah
untuk senang dalam melaksanakan kegiatan Sapen kelas V, yang berjumlah 24 anak. Dari
olahraga di sekolah. pelaksanaan uji coba skala kecil, didapatkan
Produk awal model latihan kebugaran data dari ahli materi pendidikan anak usia dini
jasmani bagi siswa SD kelas atas sebelum dan latihan kebugaran jasmani meliputi; (1)
diujicobakan dalam uji coba kelompok kecil data hasil observasi model latihan kebugaran
perlu dilakukan validasi oleh para ahli yang jasmani bagi siswa SD kelas atas, (2) data hasil
sesuai dengan bidang penelitian ini. Validasi observasi keefektifan model latihan kebugaran
produk yang akan dihasilkan, peneliti jasmani bagi siswa SD kelas atas, (3) data
melibatkan dua orang ahli yang berasal dari masukan terhadap model latihan kebugaran
dosen, yaitu (1) Prof. Dr. Suharjana, M.Kes., jasmani bagi siswa SD kelas atas, (4) kuesioner
sebagai ahli pendidikan anak usia dini, (2) Dr. anak-anak, (5) selain itu didapatkan juga data
Mansur, M.S., sebagai ahli latihan kebugaran dari ahli media terhadap kualitas hasil video
jasmani. dan masukan dalam penelitian skala kecil.
Validasi dilakukan dengan Hasil penilaian ahli materi terhadap
menyampaikan draf produk awal model latihan model latihan kebugaran jasmani bagi siswa SD
kebugaran jasmani bagi siswa SD kelas atas, kelas atas pada skala kecil diketahui dan
dengan disertai lembar penilaian dengan skala disajikan ke dalam Tabel 2.
nilai yang di dalamnya terdapat masukan,
saran, serta revisi dari para ahli dan guru. Hasil Tabel 2. Distribusi Frekuensi
penilaian berupa skala nilai untuk model latihan
kebugaran jasmani bagi siswa SD kelas atas
Kategori Frekuensi Persentase
dengan menggunakan skala likert 1 sampai 4.
Hasil penilaian ahli materi terhadap Rendah 0 0,00 %
model latihan kebugaran jasmani bagi siswa SD Sedang 0 0,00 %
kelas atas diketahui dan disajikan ke dalam Tinggi 4 100,00 %
Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tabel 2 menunjukkan penilaian ahli
materi dan guru terhadap latihan kebugaran
8

jasmani bagi siswa SD kelas atas: (0 %) yang didapatkan data dari ahli materi dan guru,
kategori rendah, (0 %) yang kategori sedang, meliputi: (1) Data hasil observasi model latihan
dan 4 responden (100,00 %) kategori tinggi. kebugaran jasmani bagi siswa SD kelas atas,
Total nilai pakar 1 sebesar 54 terletak pada (2) Data hasil observasi keefektifan model
interval 45 ≤ X, total nilai pakar 2 sebesar 52 latihan kebugaran jasmani bagi siswa SD kelas
terletak pada interval 45 ≤ X, total nilai guru 1 atas, (3) Data masukan terhadap model latihan
sebesar 50 terletak pada interval 45 ≤ X, total kebugaran jasmani bagi siswa SD kelas atas,
nilai guru 2 sebesar 50 terletak pada interval 45 (4) selain itu didapatkan juga data respon dari
≤ X, maka pada penelitian skala kecil penilaian siswa, dan (5) data dari ahli media untuk
ahli materi dan guru terhadap observasi model melihat kualitas video.
latihan kebugaran jasmani dalam kategori Hasil penilaian ahli materi terhadap
tinggi/baik. model latihan kebugaran jasmani bagi siswa SD
Hasil penilaian ahli materi terhadap kelas atas pada skala besar diketahui dan
model latihan kebugaran jasmani bagi siswa SD disajikan ke dalam Tabel 4.
kelas atas pada skala kecil diketahui dan
disajikan ke dalam Tabel 3. Tabel 4. Distribusi Frekuensi

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategori Frekuensi Persentase


Rendah 0 0,00 %
Kategori Frekuensi Persentase Sedang 0 0,00 %
Rendah 0 0,00 % Tinggi 4 100,00 %
Sedang 0 0,00 %
Tinggi 4 100,00 % Tabel 4 menunjukkan penilaian ahli
materi dan guru terhadap latihan kebugaran
Tabel 3 menunjukkan penilaian ahli jasmani: (0 %) yang kategori rendah, (0 %)
materi dan guru terhadap latihan kebugaran yang kategori sedang, dan 6 responden (100,00
jasmani: (0 %) yang kategori rendah, (0 %) %) kategori tinggi. Total nilai pakar 1 sebesar
yang kategori sedang, dan 4 responden (100,00 56 terletak pada interval 45 ≤ X, total nilai
%) kategori tinggi. Total nilai pakar 1 sebesar pakar 2 sebesar 57 terletak pada interval 45 ≤
34 terletak pada interval 30 ≤ X, total nilai X, total nilai guru 1 sebesar 56 terletak pada
pakar 2 sebesar 33 terletak pada interval 30 ≤ interval 45 ≤ X, total nilai guru 2 sebesar 56
X, total nilai guru 1 sebesar 33 terletak pada terletak pada interval 45 ≤ X, total nilai guru 3
interval 30 ≤ X, total nilai guru 2 sebesar 35 sebesar 55 terletak pada interval 45 ≤ X, total
terletak pada interval 30 ≤ X, maka pada nilai guru 4 terletak pada interval 45 ≤ X, maka
penelitian skala kecil penilaian ahli materi dan pada penelitian skala besar penilaian ahli materi
guru terhadap observasi model latihan dan guru terhadap observasi model latihan
kebugaran jasmani dalam kategori tinggi. kebugaran jasmani dalam kategori tinggi/baik.
Rekapitulasi kuesioner untuk latihan Hasil penilaian ahli materi terhadap
kebugaran jasmani di atas menunjukan bahwa model latihan kebugaran jasmani bagi siswa SD
respon dari peserta yang menjadi sampel pada kelas atas pada skala besar diketahui dan
uji coba skala kecil, secara umum memberikan disajikan ke dalam Tabel 5.
respon yang positif terhadap model latihan
kebugaran jasmani bagi siswa SD kelas atas Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Setelah dilakukan uji coba skala kecil
dan proses revisi terhadap draf model latihan Kategori Frekuensi Persentase
kebugaran jasmani bagi siswa SD kelas atas Rendah 0 0,00 %
tahun, berdasarkan hasil observasi dan Sedang 0 0,00 %
masukan-masukan dari ahli materi. Langkah Tinggi 6 100,00 %
selanjutnya peneliti melakukan uji coba
lapangan skala besar di tiga SD yaitu: 26 siswa Tabel 5 menunjukkan penilaian ahli
SD Muhammadiyah Sapen kelas VI, 22 siswa materi dan guru terhadap latihan kebugaran
SD Muhammadiyah Gendeng kelas V, dan 24 jasmani: (0 %) yang kategori rendah, (0 %)
siswa SD Muhammadiyah Purwodiningratan 2 yang kategori sedang, dan 6 responden (100,00
kelas V. Dari pelaksanaan uji coba skala besar, %) kategori tinggi. Total nilai pakar 1 sebesar
9

38 terletak pada interval 30 ≤ X, total nilai melakukan revisi terhadap produk awal model
pakar 2 sebesar 39 terletak pada interval 30 ≤ sebelum produk diujicobakan pada tahap
X, total nilai guru 1 sebesar 38 terletak pada berikutnya yaitu uji skala kecil. Masukan
interval 30 ≤ X, total nilai guru 2 sebesar 37 pertama dari ahli materi pendidikan anak usia
terletak pada interval 30 ≤ X, total nilai guru 3 dini yaitu (1) dilakukan pemanasan untuk
sebesar 38 terletak pada interval 30 ≤ X, total menaikkan suhu badan dan pendinginan untuk
nilai guru 4 sebesar 39 terletak pada interval 30 mengembalikan kondisi badan seperti semula,
≤ X, maka pada penelitian skala besar (2) urutan latihan harus jelas, sebagai contoh:
penilaian ahli materi dan guru terhadap setelah melakukan latihan dengan
observasi keefektifan model latihan kebugaran menggunakan otot punggung jangan melakukan
jasmani dalam kategori tinggi/efektif. gerakan melatih otot punggung di pos
Berdasarkan rekapitulasi kuesioner untuk selanjutnya, (3) laporan pendokumentasian
latihan kebugaran jasmani di atas menunjukan harus dalam bentuk video. Masukan dari ahli
bahwa respon dari peserta yang menjadi sampel materi kebugaran jasmani yaitu (1) bentuk
pada uji coba skala besar, secara umum latihan harus menyenangkan, tidak membuat
memberikan respon yang positif terhadap anak merasa bosan melakukan latihan yang
model latihan kebugaran jasmani bagi siswa SD diberikan (2) model latihan harus baru, tidak
kelas atas. menggunakan model yang telah banyak
Ahli media terhadap kualitas video dilakukan peneliti sebelumnya, (3)
latihan kebugaran jasmani bagi siswa SD kelas menggunakan peralatan yang mudah dan
atas (10-12 tahun), total nilai model latihan sederhana, (4) anak harus merasa tertantangan
kebugaran jasmani terletak pada interval 24 ≤ dengan materi latihan yang diberikan.
X, maka pada penelitian skala besar penilaian Peneliti mengkaji masukan-masukan dari
ahli media terhadap kualitas video dalam para ahli materi untuk penyempurnaan model
kategori tinggi/baik. latihan kebugaran jamani. Melakukan
Revisi produk dilakukan sebanyak tiga pemanasan untuk menaikkan suhu tubuh dan
kali, yaitu: (1) revisi I dilakukan pada tahap pendinginan untuk mengembalikan suhu tubuh,
validasi, (2) revisi II dilakukan setelah uji coba mengatur urutan gerakan latihan agar sasaran
skala kecil, dan (3) revisi III dilakukan setelah latihan sesuai dengan tujuan,
uji coba skala besar. Revisi-revisi ini pendokumentasian harus dalam video agar
didasarkan pada data saran dan masukan dari mudah dianalis, bentuk latihan harus
para pakar dan guru. Adapun rincian kegiatan menyenangkan agar anak tidak mengalami
revisi tersebut adalah sebagai berikut. kebosanan dalam proses latihan, model latihan
baru dan tidak sama dengan model yang telah
Tabel 6. Masukan terhadap Draf Awal ada agar variasi latihan lebih variatif,
menggunakan peralatan yang mudah dan
sederhana supaya tidak mengalami kesulitan
Pakar Masukan
dalam penyediaan alat, serta bentuk latihan
Pakar 1 1. Dilakukan pemanasan harus membuat anak tertantang melakukan
sebelum latihan inti dan kegiatan latihan. Masukan-masukan dari ahli
pendinginan setelah latihan materi sangat membantu peneliti untuk
inti. memperbaiki draf atau produk yang akan
2. Urutan latihan harus jelas dihasilkan nantinya, yaitu berupa DVD dan
3. Dilaporkan dalam bentuk buku pedoman model latihan kebugaran
video. jasmani bagi siswa SD kelas atas.
Pakar 2 1. Bentuk latihan harus Data yang digunakan untuk melakukan
menyenangkan. revisi kedua ini merupakan data saran dan
2. Model latihan harus baru. masukan yang didapat peneliti setelah
3. Menggunakan peralatan yang melakukan uji coba skala kecil. Berikut ini
mudah dan sederhana. merupakan data saran dan masukan yang
4. Anak harus merasa tertantang diperoleh setelah melakukan uji coba skala
menjalankan model latihan. kecil. Masukan terhadap model pada uji coba
skala kecil disajikan pada Tabel 7 sebagai
Berdasarkan saran dan perbaikan dari berikut.
tahap validasi pakar maka selanjutkan peneliti
10

Tabel 7. Masukan terhadap Model pada Uji Ahli materi satu memberi masukan
Coba Skala Kecil terhadap hasil skala kecil, antara lain diberikan
tanda setiap pos agar siswa mudah dalam
melakukan perpindahan, diberikan contoh
Pakar Masukan gambar tata cara pelaksanaan agar siswa mudah
Pakar 1 1. Diberikan tanda setiap pos mengingat gerakan yang akan dilaksanakan,
agar siswa mudah melakukan pada pos 6 (though jack diganti dengan
perpindahan. jumping jack) dan pos 8 (climbing to buppers
2. Setiap pos diberikan contoh diganti dengan squat trush), mengukur denyut
gambar tata cara pelaksanaan nadi sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
kegiatan. supaya mengetahui tingkat kelelahan siswa.
3. Pos 6 (though jack) dan 8 Ahli materi dua memberikan masukan
(climbing to buppers) terlalu terhadap skala kecil antara lain: model latihan
rumit dilakukan oleh siswa harus menyenangkan supaya siswa merasa
4. Denyut nadi sebelum dan senang dan tidak mengalami kebosanan, model
sesudah melaksanakan latihan harus baru sehingga ketertarikan siswa
kegiatan harus diperhatikan. terhadap kegiatan lebih besar dibandingkan
Pakar 2 1. Bentuk latihan harus sebelumnya, peralatan yang digunakan mudah
menyenangkan. dan sederhana sehingga dapat menyesuaikan
2. Model latihan harus baru. dengan kondisi dan situasi di sekolah serta
3. Menggunakan peralatan yang tidak menyulitkan sekolah dalam penyediaan
mudah dan sederhana. alat, siswa harus merasa tertantang daengan
4. Anak harus merasa tertantang latihan yang diberikan untuk meningkatkan
menjalankan model latihan. kualitas gerak dan pemahaman terhadap materi
Guru 1 1. Gerakan yang sulit sebaiknya yang diberikan.
diganti dengan gerakan yang Masukan dari guru satu terhadap model
lebih mudah. latihan kebugaran jasmani pada penilitian skala
2. Diberikan contoh gerakan kecil antara lain: gerakan yang sulit diganti
terlebih dulu sebelum siswa dengan gerakan yang lebih mudah
melakukan kegiatan. dimaksudkan agar siswa tidak mengalami
Guru 2 1. Ada preview contoh gerakan kesulitan dalam pelaksanaan gerakan sehingga
dari instruktur/testor. siswa dapat melakukan gerakan dengan baik
2. Pada pos chest pass banyak dan benar sesuai tata cara pelaksanaan,
siswa ragu menginjak diberikan contoh tata cara pelaksanaan agar
marker, sebaiknya diberikan siswa tidak salah dalam melakukan intruksi
tanda dengan tali atau kapur. yang diinginkan peneliti.
3. Pada pos plank siswa banyak Masukan dari guru dua, antara lain
yang keberatan, sebaiknya adanya preview contoh gerakan yang dilakukan
jumlah marker dikurangi. oleh testor/instruktur untuk memperjelas tujuan
dan sasaran yang diinginkan dalam setiap
Berdasarkan saran dan perbaikan dari gerakan, pada pos chest pass diberikan tanda
tahap uji coba skala kecil maka selanjutkan yang lebih jelas seperti tali/kapur supaya siswa
peneliti akan melakukan revisi terhadap produk tidak ragu menginjak batas marker yang telah
model untuk kemudian diujicobakan pada tahap ditentukan, pada pos plank dilakukan
skala besar. Penilaian ahli materi dan guru pengurangan terhadap jumlah marker agar
terhadap instrumen observasi, ahli materi siswa tidak terlalu terbebani dan kelelahan
sependapat bahwa model latihan kebugaran dalam pelaksanaan kegiatan. Menyikapi
jasmani sudah masuk dalam skor tinggi (baik). kekurangan dan masukan dari para ahli materi
Ahli materi dan guru menilai bahwa model dan guru terhadap model latihan kebugaran
latihan kebugaran jasmani sangat efektif dalam jasmani, peneliti melakukan perbaikan terhadap
meningkatkan kebugaran jasmani siswa. kekurangan dengan menerima masukan ahli
Mengenai masukan dari ahli materi terhadap materi dan guru disertai alasannya agar model
model latihan kebugaran jasmani dijelaskan di yang latihan kebugaran jasmani mendapatkan
sebagai berikut. hasil atau kualitas yang baik.
11

Data yang digunakan untuk melakukan sehingga tidak diperlukan revisi. Dari hasil
revisi ketiga ini merupakan data saran dan analisis tersebut maka hasil penelitian skala
masukan yang didapat peneliti setelah besar tidak perlu direvisi dan layak untuk
melakukan uji coba skala besar. Berikut ini digunakan. Berdasarkan hasil uji coba skala
merupakan data saran dan masukan yang besar kemudian dijadikan sebagai draf produk
diperoleh setelah melakukan uji coba skala akhir permainan.
besar. Hasil masukan terhadap model pada uji
coba skala besar disajikan pada Tabel 8. Pembahasan
Tujuan akhir dari penelitian
Tabel 8. Masukan terhadap Model pada Uji pengembangan ini adalah menghasilkan sebuah
Coba Skala Besar produk model latihan kebugaran jasmani anak
SD kelas atas. Model ini ini dikemas ke dalam
sebuah VCD yang dilengkapi buku panduan.
Pakar Masukan Tujuan dibuatnya buku panduan adalah
Pakar 1 Pada pos 3 (plank) jumlah cone menjelaskan secara lebih spesifik tentang
dikurangi untuk mengurangi model, sehingga guru sebagai praktisi di
kelelahan. lapangan dan para pembaca akan memahami
Pakar 2 - tujuan dari model latihan kebugaran jasmani
Guru 1 - anak SD kelas atas, alat-alat yang diperlukan,
Guru 2 - penyusunan alat, dan cara melaksanakan
Guru 3 - latihan.
Guru 4 - Produk akhir model latihan kebugaran
jasmani untuk anak SD kelas atas ini terdiri atas
Penilaian ahli materi dan guru terhadap 8 pos, yaitu: (1) lari, lempar, dan tangkap bola
instrumen observasi serta pada penelitian skala (chest pass), (2) leg raise, (3) plank, (4) super
besar, para pakar sependapat bahwa model kids, (5) keseimbangan (balancing), (6)
latihan kebugaran jasmani sudah masuk dalam jumping jacks, (7) squat with the ball, dan (8)
skor tinggi (baik), dan menilai bahwa model squat trush. Model latihan ini ditujukan untuk
latihan kebugaran jasmani sangat efektif. latihan kebugaran jasmani anak SD kelas atas,
Secara garis besar model latihan kebugaran sehingga dengan latihan ini diharapkan dapat
jasmani tidak perlu dilakukan revisi hanya meningkatkan kebugaran jasmani anak SD
terdapat masukan dari pakar satu: gerakan pada kelas atas. Pengembangan model latihan
pos 3 (plank) dikurangi jumlah marker agar kebugaran jasmani anak SD kelas atas dimulai
siswa tidak terlau kelelahan. Pakar dua dan dari tahap (1) pengumpulan informasi di
guru tidak memberikan saran karena lapangan, (2) analisis informasi yang telah
menganggap bahwa model latihan sudah baik dikumpulkan, (3) pengembangan produk awal,
dan sangat efektif. (4) validasi ahli dan revisi, (5) uji coba
Dari penilaian ahli materi dan guru lapangan skala kecil, (6) revisi, (7) uji coba
terhadap instrumen observasi serta keefektifan lapangan skala besar, (8) revisi akhir, dan (9)
pada uji coba skala besar, para ahli materi dan pembuatan produk final. Produk dari penelitian
guru sependapat bahwa pengembangan model pengembangan ini yaitu buku panduan model
latihan kebugaran bagi siswa SD kelas atas latihan yang berjudul “Model Latihan
yang terdiri dari 8 pos, yaitu: (1) lari, lempar, Kebugaran Jasmani Anak SD Kelas Atas”.
dan tangkap bola (chest pass), (2) leg raise, (3) Model yang dikembangkan layak
plank, (4) super kids, (5) keseimbangan digunakan untuk anak SD kelas atas. Model
(balancing), (6) jumping jacks, (7) squat with yang dikembangkan dalam penelitian ini telah
the ball, (8) squat trush, yang dikembangkan diujicobakan dalam skala kecil maupun skala
termasuk dalam kategori baik dan efektif. besar. Data hasil penelitian yang berupa
Berdasarkan hasil observasi serta penilaian dari para pakar dan guru
keefektifan dari ahli materi dan guru terhadap menunjukkan latihan ini layak digunakan
pelaksanaan uji coba skala besar sebagai salah satu aktivitas jasmani yang
pengembangan model latihan kebugaran bertujuan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani bagi siswa SD kelas atas, para ahli jasmani anak SD kelas atas. Model latihan
materi, dan guru menganggap bahwa model kebugaran jasmani untuk anak SD kelas atas
yang dikembangkan sudah baik dan efektif, yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik
12

anak. Melihat dari proses pembelajaran, anak jasmani yang dikembangkan efektif untuk
cepat bosan, sehingga model permainan yang meningkatkan kebugaran jasmani anak SD
dikembangkan dibuat dengan model aktivitas kelas atas.
bermain. Hal ini sesuai dengan pendapat Peningkatan kemampuan yang terjadi
Achroni (2012, p.16) bahwa bermain dikarenakan adanya asosiasi pengetahuan yang
memberikan banyak manfaat untuk anak antara diperoleh anak pada pertemuan sebelumnya
lain sebagai berikut: (1) Mendapatkan dengan pengetahuan yang baru dan asosiasi
kegembiraan dan hiburan; (b) Mengembangkan tersebut semakin kuat ketika dilakukan secara
kecerdasan/intelektual; (2) Mengembangkan berulang. Hal ini berdasarkan pada teori belajar
kemampuan motorik halus; (3) law of exercise yang dikemukakan oleh
Mengembangkan kemampuan motorik kasar; Thondrike (Rahyubi, 2012, p.164) yang
(4) Meningkatkan kemampuan untuk menyatakan bahwa “prinsip hukum latihan
berkonsentrasi; (5) Meningkatkan kemampuan menunjukkan bahwa prinsip utama dalam
untuk memecahkan masalah; (6) belajar adalah pengulangan, semakin sering
Mengembangkan kemampuan sosial; (7) diulangi materi pelajaran akan semakin
Sebagai media untuk mengungkapkan pikiran; dikuasai”. Hasil penelitian ini juga didukung
(8) Untuk kesehatan. Dari segi kesulitan model oleh hasil penelitian Hands & Martin (2003,
latihan yang dikembangkan juga disesuaikan p.9) menemukan bahwa program pembelajaran
dengan kemampuan anak SD kelas atas, aktivitas jasmani (gerak fundamental) yang
peralatan yang digunakan dalam permainan diintegrasikan dengan pembelajaran di sekolah
tidak membahayakan atau aman untuk secara signifikan dapat meningkatkan
digunakan karena peralatan telah dimodifikasi kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif
menggunakan bola yang soft dan alat-alat yang anak.
tidak membahayakan. Selanjutnya Strong (2005, p.1)
Setelah dihasilkan model permainan mengemukakan “Physical activity is important
langkah selanjutnya dilaksanakan uji for all children because of the associated
keefektifan dengan eksperimen menggunakan benefits to physical, social and psychological
tes kebugaran jasmani. Tes tersebut meliputi health”. Aktivitas jasmani juga sangat
pengukuran kelentukan, kekuatan otot tungkai bermanfaat untuk kesehatan anak baik secara
dan punggung, kekuatan otot lengan, dan daya fisik, sosial maupun emosional. Hal ini
tahan otot perut. Pada uji keefektifan produk menunjukkan melakukan aktivitas jasmani
penulis menggunakan siswa SD sangat bermanfaat terhadap perkembangan
Muhammadiyah Pakem kelas V yang anak baik secara kognitif, psikomotorik, dan
berjumlah 28 siswa, dengan rincian 20 siswa sosial serta anak memperoleh peningkatan
putri dan 12 siswa putri kesehatan dengan melakukan aktivitas jasmani.
Uji efektivitas produk dilakukan dengan
metode eksperimen semu dan dilaksanakan Simpulan
selama tiga kali pertemuan. Eksperimen dalam
penelitian ini akan membandingkan hasil Simpulan tentang Produk
pretest dengan hasil posttest hasil tes kebugaran Dari hasil analisis data penilaian para
jasmani siswa. Hasilnya sebagai berikut. ahli materi dan kuesioner siswa, dapat diambil
simpulan bahwa: (1) Pengembangan model
Tabel 9. Hasil Uji t Pretest dan Posttest latihan kebugaran jasmani anak SD kelas atas
dimulai dari tahap (1) pengumpulan informasi
t hitung sig Persentase di lapangan, (2) analisis informasi yang telah
8,042 0,000 21,02 dikumpulkan, (3) pengembangan produk awal,
(4) validasi ahli dan revisi, (5) uji coba
Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa thitung lapangan skala kecil, (6) revisi, (7) uji coba
8,042 dan ttabel (0,05)(27) 2,052 dengan nilai lapangan skala besar, (8) revisi akhir, dan (9)
signifikansi p sebesar 0,000. Oleh karena t hitung pembuatan produk final. Produk dari penelitian
10,447 > ttabel (0,05)(27) 2,052, dan nilai signifikansi pengembangan ini yaitu dikemas dalam bentuk
0,000 < 0,05, maka hasil ini menunjukkan VCD dan buku panduan yang berjudul “Model
terdapat perbedaan yang signifikan. Dapat Latihan Kebugaran Jasmani Anak SD Kelas
disimpulkan bahwa model latihan kebugaran Atas.” (2) Model latihan yang dikembangkan
layak digunakan untuk meningkatkan
13

kebugaran jasmani anak SD kelas atas. Model 3 – Nomor 2, (178 - 193). Diakses
latihan kebugaran jasmani untuk anak SD kelas darijournal.uny.ac.id/index.php/jolahrag
atas ini terdiri atas 8 pos, yaitu: (a) lari, lempar, a/article/view/4973/4615.
dan tangkap bola (chest pass), (b) leg raise, (c)
plank, (d) super kids, (e) keseimbangan Rahyubi, H. (2012). Teori-teori belajar dan
(balancing), (6) jumping jacks, (7) squat with aplikasi pembelajaran motorik
the ball, (f) squat trush. (3) Model latihan deskripsi dan tinjauan kritis. Bandung:
kebugaran jasmani untuk anak SD kelas atas Nusa Media.
yang disusun efektif dalam mentransfer tujuan
peningkatan kebugaran jasmani yang ingin Sagala, S. (2012). Konsep dan makna
dicapai. Nilai tingkat pencapaian menunjukkan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
adanya peningkatan kebugaran jasmani pada
saat uji efektivitas. Strong, W.B. (2005). Evidence based physical
activity for school-age youth. J. Pediatr.
DAFTAR PUSTAKA 146: PP. 732–737.

Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan tumbuh Sugiyono. (2014). Cara mudah menyusun


kembang anak melalui permainan skripsi, tesis, dan disertasi. Bandung:
tradisional. Yogyakarta: Javalitera. Alfabeta.

Borg, W.R. & Gall, M.D. (2007). Educational Sujiono, B. (2007). Metode pengembangan fisik
research. (an introduction), 7th edition. (edisi revisi). Jakarta: Universitas
New York & London: Longman. Terbuka.

Griffiths, L.J. (2010). Association between Sukadiyanto. (2010). Pengantar teori dan
sport and screen-entertainment with metodologi melatih fisik. Yogyakarta:
mental health problems 5-year-old FIK UNY.
children. International Journal of
Behavioral Nutrition and Activity. (87): Profil Penulis
PP. 512-37. Tri Ari Prasetyanto : Lahir di Metro, tanggal 21
Januari 1988. Pendidikan Strata 1 (S1)
Hands, B.P. & Martin, M. (2003). Implement- ditempuh di Universitas Negeri Yogyakarta
ing a fundamental movement skill (UNY) jurusan Ilmu Keolahragaan (IKORA)
program in an early childhood setting: pada tahun 2006 dan lulus Juli 2011. Kemudian
The children's perspectives. Health melanjutkan pendidikan Strata 2 (S2) di
Sciences Papers and Journal Articles. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Program
Fremantle WA: University of Notre Studi Ilmu Keolahragaan dengan konsentrasi
Dame. Kesehatan Olahraga pada tahun 2012 dan lulus
Agustus 2016. Sejak kecil penulis menyukai
Irianto, D.P. (2002). Dasar kepelatihan. olahraga, khususnya sepak bola dan
Yogyakarta: UNY Press. mempunyai prestasi tingkat junior antara lain:
pemain terbaik turnamen SMP Ganesha usia 14
Lumintuarso, R. (2013). Pembinaan tahun 2002, top skor SMA 3 Cup 2003, juara 1
multilateral bagi atlet pemula pedoman Liga Bogasari U<15 Regional Lampung 2003,
latihan dasar bagi atlet muda berbakat. Juara Liga Bogasari U<18Top Skor Liga
Yogyakarta: UNY Press. Bogasari U<18 2005 Regional Lampung, Top
skor Liga bogasari U<18 2005 Regional
Mutohir, T.C. (1990). Perkembangan motorik Sumbagsel. dan juara POPDA 2005. Prestasi
pada masa anak-anak. Jakarta: tingkat mahasiswa antara lain: juara 3 POMDA
Depdiknas. DIY 2009, Top Skor POMDA DIY 2009, Juara
2 LP1 Tingkat Nasional, Juara 1 Invitasi UNY
Nasution, I.E & Suharjana (2015). 2011, juara 3 Invitasi UNY 2013, Juara 1
Pengembangan model latihan sepak bola Invitasi UNY 2014, Top skor futsal
berbasis kelincahan dengan pendekatan Pascasarjana UGM CUP 2015 dan 2015, di
bermain. Jurnal Keolahragaan. Volume level profesional penulis pernah memperkuat
14

klub divisi utama PERSITEMA Temanggung


2014. Demikian riwayat hidup singkat penulis,
dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah
SWT, mudah-mudahan jurnal tesis ini
bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang
kebugaran jasmani bagi siswa SD. Penulis
berdo’a Jazakumullah Khairan Katsira untuk
semua pihak yang telah memberikan semangat
dan do’a dalam penyelesaian jurnal tesis ini,
semoga kebaikan semua pihak dijadikan amal
dan berkah yang dicatat dan dibalas oleh Allah
SWT. Amiiin.

Pembimbing Tesis
Prof. Dr. Wawan Sundawan Suherman, M.Ed. :
Lahir tanggal 27 Januari 1967. Pendidikan
Strata 1 (S1) ditempuh di FPOK IKIP
Yogyakarta pada tahun 1987, pendidikan Strata
2 (S2) di University of Houston pada tahun
1995, Dan melanjutkan Strata 3 (S3) di Pps
UNY pada tahun 2012. Penulis berasal dari
Sumedang dan beralamat di Griya Purwa Asri
C 312 Purwamartani, Kalasan, Sleman, DIY
55571. Demikian riwayat hidup singkat
pembimbing.

Anda mungkin juga menyukai