Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin disadari bahwa kesegaran jasmani merupakan unsur pokok yang

sangat dibutuhkan manusia untuk menjalani kehidupannya. Kesegaran jasmani

“secara positif berhubungan dengan kesehatan mental dan kesehatan keseluruhan

dari seseorang” (Kathleen 1992:143). Pendapat tersebut menunjukan bahwa

kesegaran jasmani merupakan salah satu bagian yang menunjang proses belajar

mengajar secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan pendidikan, kesegaran jasmani

sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan kesanggupan siswa dalam

melakukan tugas sehari-hari dengan baik sebagai anak didik dalam meningkatkan

pengetahuan prestasi belajar siswa. Siswa membutuhkan kesegaran jasmani yang

baik dalam menyelesaikan aktivitas belajar di sekolah.

Dukungan kesegaran jasmani sangat diperlukan oleh para siswa sekolah

untuk dapat mengikuti proses pembelajaran setiap hari yang rata-rata

membutuhkan waktu lima jam. Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa

pendidikan jasmani memang sangat dibutuhkan oleh para siswa sekolah untuk

meningkatkan dan menjaga kesegaran jasmani. SMPN 1 Sibulue, memiliki dua

orang guru pendidikan jasmani saja sehingga mengajar setiap hari dalam

seminggu. Dengan keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang dimiliki

sebagai guru pendidikan jasmani yang diperoleh saat kuliah memudahkan dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Guru pendidikan


2

jasmani sangat berperan dalam proses belajar mengajar terutama di lapangan yang

membutuhkan berbagai keterampilan, sehingga berpengaruh terhadap tujuan

pendidikan jasmani

Upaya peningkatan kesegaran jasmani sebagai salah satu penentu kualitas

jasmani sumber daya manusia, memiliki nilai dukung terhadap proses belajar,

bekerja maupun berprestasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kualitas jasmani sumber daya manusia adalah melalui kegiatan fisik

yang dilakukan dengan baik, benar, terukur dan teratur sesuai dengan

karakteristiknya. Kegiatan fisik tersebut dapat diwujudkan melalui pelaksanaan

pendidikan jasmani yang optimal. SMPN 1 Sibulue, yang terletak di pedesaan dan

berjarak 23 km dari Kota Bone memiliki halaman sekolah yang cukup luas

sebagai prasarana olahraga untuk melaksanakan pendidikan jasmani. Prasarana

yang yang dimiliki yaitu ruangan laboratorium komputer, ruangan perpustakaan,

lapangan bola kaki mini, takraw, bola voli dan bak lompat jauh.

Sedangkan sarana yang dimiliki yaitu buku-buku pelajaran dan bahan

bacaan lainnya yang terdapat di ruangan perpustakaan, bola kaki, bola takraw,

bola voli. net voli, net takraw, peluru, cakram, dan tongkat estafet. Sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah tersebut tidak begitu lengkap namun dalam

pelaksanaan belajar mengajar sudah dapat dikatakan baik.

Faktor yang berpengaruh atas prestasi adalah tingkat kesegaran seseorang,

oleh karena itu pemerintah sudah sejak dahulu berperan aktif dalam membentuk

manusia indonesia yang sehat baik jasmani maupun rohani. Kesegaran jasmani
3

merupakan suatu kebutuhan dalam dunia pendidikan yang bergerak dalam

persekolahan mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah menunjukan bahwa salah

satu masalah yang saat ini menjadi kendala dalam proses pembelajaran yaitu

bahwa tingkat kesegaran jasmani para siswa masih sangat rendah ini terlihat pada

saat mereka melakukan aktivitas pembelajaran penjas serta aktivitas lainnya.

Dalam setiap pembelajaran kadang siswa terlihat kurang bergairah ataupun

bersemangat, apabila tidak ditunjang dengan daya tahan fisik yang baik,

kemungkinan besar siswa akan kesulitan dalam mengikuti segala aktivitas yang

lain baik itu dalam intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Selama ini di SMPN 1

Sibulue, belum pernah ada dilakukan tes kesegaran jasmani sebagai salah satu

upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Tes kesegaran jasmani sangat

dibutuhkan oleh siswa, sebab tes ini dapat meningkatkan kemampuan dan daya

tahan siswa di dalam melaksanakan aktivitas. Dengan tes ini, maka para siswa

tidak akan cepat mengalami kelelahan di dalam melaksanakan suatu aktivitas

gerak.

Permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan di atas melatar

belakangi judul penelitian “Analisis Tingkat Kesegaran Jasmani dan prestasi

Belajar Penjas Siswa SMPN 1 Sibulue”.


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka adapun

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

1. Bagaimana tingkat kesegaran jasmani siswa kelas XII SMPN 1 Sibulue?

2. Bagaimana prestasi belajar penjas siswa kelas XII SMPN 1 Sibulue?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan selalu diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian ini. Tujuan penelitian yang ingin

dicapai yaitu

1. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa kelas XII SMPN 1

Sibulue.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar penjas siswa kelas XII SMPN 1

Sibulue.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka manfaat yang

diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam mengajar dan sebagai acuan

untuk proses latihan yang akan dilaksanakan. Dan Dapat dijadikan acuan bahan

kajian bagi peneliti berikutnya, sehingga

hasilnya lebih mendalam.

2. Manfaat Secara Praktis


5

a. Bagi Pihak guru, untuk meningkatkan program kesehatan fisik di sekolah dan

mendorong para siswa untuk menjaga kesehatan jasmani mereka dan dapat

dijadikan pedoman untuk meningkatkan tingkat kesegaran jasmani siswa,

supaya siswa senantiasa semangat dalam mengikuti pelajaran

b. Bagi Siswa, dapat dijadikan suatu pengetahuan akan Pentingnya kesegaran

jasmani untuk tubuh dan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang

pentingnya kesehatan jasmani dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi

prestasi akademik siswa

c. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang

kesegaran jasmani dan prestasi belajar penjas.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Analisis

Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia: “Analisis adalah penguraian

suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta

hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman

arti keseluruhan”. Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Julianty: “Analisis

merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan

bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian

yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Menurut Wiradi: “Analisis adalah

aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan,

memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria

tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir maknanya”. Berdasarkan riset

yang akan diteliti, analisis tingkat kesegaran jasmani akan menghasilkan hipotesis

seperti berikut “semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani siswa, maka semakin

baik prestasi akademis yang mereka raih.”

2. Hakikat Kesegaran Jasmani

Manusia sebagai individu terdiri dari kesatuan jasmani dan rohani. Kedua

unsur tersebut sama pentingnya dan tidak mungkin dipisahkan satu dengan yang

lainnya. Oleh sebab itu, kedua-duanya bisa disempurnakan dan dipelihara dengan

baik, sehingga dapat terwujud sebagai individu yang bermutu dan berguna bagi

6
7

masyarakat. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan tingkat kesegaran

jasmani yang baik.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial

yang selalu bersosialisasi dengan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Manusia selalu menginginkan kepuasan dalam hidupnya. Kebutuhan

hidup yang semakin hari semakin banyak membuat manusia selalu berusaha untuk

memenuhinya, maka diperlukan kondisi tubuh yang sehat. Dengan kondisi

kesehatan dan kesegaran jasmani yang baik, maka untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya akan lebih baik jika dibandingkan dengan pemenuhan kebutuhan

hidup orang yang tingkat kesegaran jasmaninya rendah. Jadi, bahwa hakikat

kesegaran jasmani dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting untuk

menjalankan segala bentuk kegiatan dan aktivitas.

Berdasarkan pengertian di atas hakikat tingkat kesegaran jasmani adalah

kemampuan tubuh untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup

untuk melaksanakan pekerjaannya.

a. Pengertian Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran

jasmani (physical fitness), yakni kemampuan seseorang untuk dapat melakukan

kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebih

sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Menurut Djoko Pekik Irianto

(2006: 58), kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan seseorang

untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang

berarti.
8

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani

adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari 14 dengan

efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan orang tersebut masih

mempunyai cadangan energi untuk melakukan aktivitas lainya. Seseorang dengan

kesegaran jasmani yang baik, maka tidak akan mengalami gangguan fungsi tubuh

dalam melaksanakan produktivitas kerja yang baik

b. Tingkat Kesegaran Jasmani

Tingkat kesegaran jasmani adalah ukuran kondisi fisik tubuh manusia.

Ukuran ini bisa menyertakan variabel seperti kekuatan otot, daya tahan

kardiovaskuler, daya tahan otot, fleksibilitas, komposisi tubuh, kecepatan, waktu

reaksi, kelincahan, dan keseimbangan. Tingkat kesegaran jasmani dapat diukur

dengan alat seperti skala kinerja kognitif, skala kebugaran jasmani, tes fisik, dan

tes kesehatan.

Kesegaran jasmani pengertiannya sama dengan physical fitness. Pengertian

kesegaran jasmani antara para ahli berbeda-beda sesuai dengan bidangnya

masing-masing. Walaupun ada perbedaan antara satu yang lainnya maupun

persamaannya besar sekali dan lebih dari itu. Tujuan yang akan dicapai adalah

sama, yaitu untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani dan kemampuan

seseorang.

Ada tiga kelompok definisi dari kesegaran jasmani atau kesegaran fisik,

yaitu:

1) Ahli kesehatan, menekankan kepada kemampuan kerja sistem peredaran darah

yang berakibatkan bertambahnya kemampuan kerja tubuh.


9

2) Ahli fisiologi, kesegaran fisik seseorang tergantung adanya integrasi berbagai

fungsi jaringan dan organ tubuh. Sedangkan penilaian penilaian kesegaran

fisik sesuai persyaratan yang harus dipenuhi, baik dalam intensitas maupun

dalam kualitas. Penampilan suatu kerja khusus, ditentukan oleh kecepatan dan

ketahanan.

3) Ahli pendidikan olahraga, kemampuan seseorang dalam menjalankan atau

melaksanakan suatu beban kerja secara bersungguh-sungguh dengan baik.

Tingkat kesegaran jasmani adalah ukuran kondisi fisik tubuh manusia.

Ukuran ini bisa menyertakan variabel seperti kekuatan otot, daya tahan

kardiovaskuler, daya tahan otot, fleksibilitas, komposisi tubuh, kecepatan, waktu

reaksi, kelincahan, dan keseimbangan. Tingkat kesegaran jasmani dapat diukur

dengan alat seperti skala kinerja kognitif, skala kebugaran jasmani, tes fisik, dan

tes kesehatan.

Sudarno SP (1992: 1) mengemukakan bahwa kesegaran jasmani adalah

kapasitas faali atau fungsional yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan. Ahli

faal menyatakan bahwa kesegaran jasmani merupakan ekspresi kuantitatif dari

kondisi fisik seseorang. Kesegaran jasmani dapat didefinisikan sebagai

kemampuan seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja

muskular dimana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Menurut

Karpovich di dalam Casady, Mabes dan Alley (Sudarno, 1992: 9) seseorang yang

memiliki kesegaran jasmani yang baik akan mampu memenuhi tuntutan fisik

tertentu. Selanjutnya menurut Kosasih (1984: 10) mengemukakan bahwa

seseorang dikatakan memiliki kesegaran jasmani apabila orang tersebut


10

mempunyai kekuatan, kemampuan, kesanggupan, dan daya tahan untuk

melakukan pekerjaannya dengan efisien, tanpa menimbulkan kelelahan yang

berarti yaitu sehabis bekerja atau melakukan aktivitas, masih mempunyai

cadangan tenaga serta masih dapat menikmati waktu dengan baik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik pengertian

bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan

suatu kegiatan. Seseorang dengan kesegaran jasmani yang baik, maka tidak akan

mengalami gangguan fungsi tubuh dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga

dapat meningkatkan produktivitas kerja yang baik. bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya analisis tingkat kesegaran jasmani terhadap prestasi belajar penjas

siswa SMPN 1 Sibulue.

c. Komponen Kesegaran Jasmani

Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan

tugas sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Untuk dapat

mencapai kondisi kesegaran jasmani yang baik seseorang perlu melakukan latihan

fisik yang melibatkan komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang

benar. Komponen-komponen kesegaran jasmani perlu dipahami, karena

komponen-komponen kesegaran jasmani sebagai penentu baik buruknya kondisi

fisik atau tingkat kesegaran jasmani seseorang. Rusli Lutan (2001: 60-63)

mengelompokan komponen kesegaran jasmani menjadi dua macam, yaitu:

a) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi :

1) Daya tahan kardiovaskuler (Cardiovasculer endurance)

2) Kekuatan otot (muscular strength)


11

3) Daya tahan otot (muscular endurance)

4) Kelentukan (fleksibility)

5) Komposisi tubuh (body composition)

a. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan meliputi :

1) Kelincahan (agility)

2) Keseimbangan (balance)

3) Koordinasi (coordination)

4) Daya ledak (power)

5) Kecepatan (speed)

Menurut Wahjoedi (2001: 59-61) komponen kesegaran jasmani ada dua

yaitu kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan kesegaran

jasmani yang berhubungan dengan keterampilan. Adapun komponen kesegaran

jasmani sebagai berikut:

a. Daya Tahan

1) Daya tahan kardiovaskuler adalah kesanggupan sistem jantung, paru, dan

pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan

kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkan ke jaringan yang lebih

aktif sehingga dapat dipergunakan pada proses metabolisme tubuh.

2) Daya tahan otot adalah kemampuan atau kapasitas sekelompok otot untuk

melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu

beban dalam jangka waktu tertentu. Jadi daya tahan otot merupakan

kemampuan untuk mengatasi kelelahan otot.

b. Kekuatan Otot
12

Kekuatan otot merupakan tangga atau gaya atau tegangan yang dapat

dihasilkan otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi maksimal.

c. Kecepatan

1) Kecepatan Gerak

Kecepatan gerak adalah kemampuan untuk melaksanakan geakan-

gerakan yang sama atau tidak sama secepat mungkin.

2) Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk memberi

jawaban gerak setelah menerima suatu rangsangan.

d. Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian

tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan.

e. Kelenturan

Kelenturan adalah keleluasaan gerak tubuh pada persendian yang sangat

dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan ligament sekitar sendi dan sendi

itu sendiri. Kelenturan berperan hampir setiap gerakan manusia, sehingga pada

bidang olahraga kelenturan ini penting dalam menipang kerja dan keindahan

gerak. Kelenturan merupakan salah satu tolak ukur kesembuhan akibat cidera

dan penyakit-penyakit muskulos skeletal.

f. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh/ bagian tubuh

tanpa gangguan pada keseimbangan.

g. Koordinasi
13

Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada

suatu gerakan.

h. Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh digambarkan dengan berat badan tanpa lemak dan berat

lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri atas massa otot (40-50%), tulang (16-

18%), dan organ-organ tubuh (29-20%). Berat lemak dinyatakan dalam

persentasenya terhadap berat badan total.

Dari pendapat di atas mengenai komponen kesegaran jasmani dapat

disimpulkan bahwa komponen kesegaran jasmani terdiri dari: kecepatan,

kekuatan, daya tahan otot, daya tahan kardiorespirasi, daya ledak, dan komposisi

tubuh.

b. Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani\

Kesegaran jasmani yang memadai diperlukan perencanaan sistematik

melalui pola hidup bagi setiap lapisan masyarakat. Menurut Djoko Pekik Irianto

(2004: 6-7), pola hidup sehat meliputi makanan, istirahat, dan olahraga.

1. Gizi

Apabila seseorang atau individu memperoleh atau mendapatkan gizi yang cukup

biasanya lebih kebugaran jasmaninya. Gizi dapat diperoleh dari makanan yang

sehat dan berimbang serta cukup energi dan nutrisi yang meliputi karbohidrat,

lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Sumber energi dengan proposi :

karbohidrat 60%, lemak 25% dan protein 15%.


14

2. Latihan Jasmani

Melakukan aktifitas jasmani salah satu alternatif paling efektif dan aman

untuk memperoleh kesegaran jasmani, karena dengan melakukan aktifitas

jasmani yang teratur dan terukur mempunyai multi manfaat, antara lain

manfaat jasmani (meningkatkan kebugaran jasmani), manfaat psikis (lebih

tahan terhadap stres dan lebih mampu untuk berkonsentrasi) dan manfaat

sosial (dapat menambah rasa percaya diri, sarana berinteraksi dan

bersosialisasi).

3. Istirahat

Tubuh manusia tersusun atas organ-organ, jaringan dan sel yang memiliki

kerja terbatas, seseorang tidak akan mampu kerja terus-menerus sepanjang

hari tanpa berhenti, kelelahan merupakan salah satu indikator keterbatasan

tubuh manusia. Untuk itu istirahat berguna untuk memulihkan kondisi

metabolisme. Dalam sehari semalam, umumnya orang memerlukan istirahat 7

hingga 8 jam

Sedangkan menurut Rusli Lutan (2001: 65), menyatakan faktor yang

mempengaruhi kesegaran jasmani meliputi:

1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala atau teratur, imunisaasi terhadap

berbagai penyakit, serta pemeriksaan dokter apabila diperlukan.

2) Pemenuhan gizi yang memadaidengan makan makanan yang cukup baik

kualitas maupun kuantitasnya.

3) Pemeliharaan kesehatan mulut dan pemeriksaan gigi secara berkala sehingga

fungsi pengunyah menjadi lebih baik.


15

4) Latihan atau aktivitas yang sesuai dengan umur, kondisi individu, kualitas

maupun kuantitas latihan.

5) Pekerjaan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan serta dilakukan

dalam situasi yang menyenangkan sangat penting untuk kesehatan dan

kesegaran jasmani.

6) Meningkatkan kesegaran jasmani perlu rekreasi dan bermain dalam suasana

yang menyenangkan dalam pergaulan yang menarik dan menenangkan pikiran.

7) Rekreasi dan istirahat yang cukup adalah hal yang penting untuk kesehatan dan

kesegaran jasmani.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

kesegaran jasmani dipengaruhi oleh faktor makanan yang bergizi, faktor istirahat

atau tidur yang cukup, faktor kegiatan fisik yang rutin atau berolahraga dan

aktifitas jasmani yang teratur dan terukur. Untuk mengukur kesegaran jasmani

siswa instrument yang digunakan adalah Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)

tahun 2010 untuk anak umur 13-15 tahun yang meliputi: lari 50 meter, gantung

tekuk siku 60 detik, baring duduk 60detik, loncat tegak dan lari 1000 meter.

c. Prinsip-Prinsip Kesegaran Jasmani

Agar latihan dapat dilakukan secara efektif dan aman sehingga mampu

meningkatkan kesegaran secara optimal perlu diperhatikan prinsip-prinsip latihan

kesegaran jasmani, menurut Rusli Lutan (2000: 42), menyebutkan bahwa

komponen-komponen yang ada dalam kesegaran jasmani adalah yang meliputi:

1. Overload (beban lebih). Pembebanan dalam latihan harus “lebih berat”

dibandingkan aktifitas fisik sehari-hari. Misalnya: seseorang yang setiap


16

berangkat kerja berjalan sejauh 500 meter, maka pada saat berlatih untuk

meningkatkan kebugarannya dia harus menempuh jarak yang lebih jauh atau

berjalan lebih cepat. Pembedaan ditingkatkan secara bertahap (progres)

sehingga mampu memberikan pembebanan pada fungsi tubuh.

2. Specifity (kekhususan) latihan yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan

latihan yang hendak dicapai. Misalnya, untuk menurunkan berat badan pilihlah

latihan aerobic, sedangkan untuk melatih kekuatan dan daya tahan otot pilihlah

latihan beban.

3. Riversible (kembali asal) kesegaran yang dicapai akan berangsur-angsur

menurun bahkan hilang sama sekali jika latihan tidak dikerjakan secara teratur

dengan takaran yang tepat. Kebugaran akan menurun 50% setelah berhenti

latihan 4-12 minggu dan akan terus berkurang hingga 100% setelah berhenti

latihan 10–30 minggu. Untuk itu, latihan kesegaran perlu dikerjakan terus

menerus sepanjang tahun.

d. Cara Mengukur Kesegaran Jasmani

Pengukuran kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan berbagai cara,

yaitu :

1. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.

Depdiknas (2010: 6-20) yang meliputi: a) untuk usia 6-9 tahun, dengan

materi test: 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk selama 30 detik,

lompat tegak, dan lari 600 meter. b) untuk anak usia 10 - 12 tahun , materinya

meliputi: lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk selama 30 detik,

lompat tegak, dan lari 600 meter. c) untuk anak usia 13 – 15 tahun, materi tes
17

terdiri dari: lari 50 meter, gantuing angkat tubuh selama 60 detik, baring

duduk selama 60 detik, lompat tegak, dan lari 1000 meter untuk putra dan

800 meter untuk putri. d) untuk anak usia 16 – 19 tahun materi tes meliputi:

lari 60 meter, gantung angkat badan 60 detik, baring duduk selama 60 detik,

lompat tegak, dan lari 1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri.

2. Harvard Steptes

Tes ini berbentuk naik turun bangku dengan ketinggian 46 cm selama lima

menit dan setelah istirahat satu menit kemudian hitung nadinya. Tujuannya

adalah untuk menilai kesegaran jasmani berdasarkan pemulihan nadi setelah

selesai melakukan steptes. Metode yang digunakan adalah naik turun bangku,

(Departemen Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani,

2002: 85).

3. Asian Committee on the Standardization of Physical Fitness Tes

(A.C.S.P.F.T)

Tes ini merupakan salah satu rangkaian yang terdiri dari 7 jenis tes, yaitu:

1) Lari cepat 40 meter

2) Lompat jauh tanpa awalan

3) a.Bergantung angkat badan untuk putra

b. Bergantung tekuk siku untuk putri

4) Lari hilir mudik 4x10 meter

5) Baring duduk 30 detik

6) Lentuk togok kemuka

7) Lari jauh
18

a. Jarak 1000 meter untuk putra

b. Jarak 800 meter untuk putri

Dari beberapa tes tersebut diatas maka Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

yang akan digunakan untuk penelitian prestasi belajar mata pelajaran

pendidikan jasmani, siswa kelas IX SMPN 1 Sibulue, tingkat kesegaran

jasmani, karena tes ini telah dibakukan oleh Departemen Pendidikan, sesuai

dengan karakteristik anak usia 13 – 15 tahun, dan tes tersebut sudah

mencakup lima komponen terpenting dari kesegaran jasmani.

e. Hakikat Prestasi Belajar

Hasil belajar adalah hasil akhir yang telah diperoleh dan dicapai oleh

seseorang dalam melakukan kegiatan. Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 110),

hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil yang konkret yang dapat

dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi

dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses

pembelajaran penjas.

Belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri individu itu

sendiri, dan perubahan itu ditunjukan dalam bentuk peningkatan kualitas serta

kuantitas tingkah laku. Dalam proses belajar, apabila seseorang tersebut belum

mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas maka orang

tersebut dapat dikatakan belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain

orang tersebut mengalami kegagalan dalam proses kegiatan belajar.


19

Usia dini merupakan masa emas untuk pembinaan suatu cabang olahraga.

Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Ditjen, Dikdasmen, Depdiknas

(2010; 2) Pendidikan Jasmani Olahraga adalah suatu proses pembelajaran yang

didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan

motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan

jasmani. Kebugaran jasmani siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

10 memperoleh prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan

Olahraga. Sedangkan menurut Endang Rini Sukamti (2007: 68) bahwa prestasi

olahraga merupakan akumulasi dari kualitas, fisik, teknik, taktik, dan kematangan

psikis yang sengaja disiapkan melalui proses latihan. Untuk mengetahui

bagaimanakah hasil yang diperoleh maka perlu diadakan evaluasi.

Untuk mengetahui berhasil tidaknya seorang siswa dalam belajar maka

perlu dilakukan evaluasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui prestasi yang

diperoleh setelah melakukan proses pembelajaran. Prestasi belajar merupakan hal

yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar

merupakan suatu proses untuk menuju pencapaian prestasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi

pelajar pendidikan jasmani olahraga adalah perubahan yang diperoleh dan dicapai

oleh setiap individu itu sendiri dalam pembelajaran olahraga untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan

perilaku hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani.


20

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar Penjas

Menurut Slameto (2010: 67) terdapat empat faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar yaitu:

a. Pengaruh Keluarga dan Kebudayaan

Besarannya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis

pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki

pengaruh yang besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan

pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang

bisa meningkatkan semangat.

b. Peranan Konsep Diri

Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya

sendiri. Apabila individu percaya mampu untuk melakukan sesuatu, maka

individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh

dalam tingkah lakunya.

c. Pengaruh dari Peran Jenis Kelamin

Prestasi akademik yang tinggi biasanya diidentikan dengan maskulinitas,

sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita

tersebut berada diantara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan

kesuksesan, yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan

ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun saat ini

konsep tersebut masih diperdebatkan

d. Pengakuan dan Prestasi


21

Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa dipedulikan oleh

orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi peran orang tua, keluarga dan

dukungan lingkungan tempat dimana individu berada. Individu yang diberi

dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.

B. Kerangka Berpikir

Kesegaran jasmani merupakan suatu kemampuan seseorang untuk

melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan

masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan, untuk mengisi

waktu luangnya. Tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki seseorang dapat

dilihat dari kemampuannya dalam melakukan aktivitas fisiknya. Orang yang

memiliki kesegaran jasmani yang baik adalah orang yang dapat menjalankan

aktivitas fisiknya sehari-hari dengan baik dalam arti efektif dan efisien, tanpa

mengalami kelelahan yang berarti. Begitu juga dengan siswa SMPN 1 Sibulue,

diharapkan dengan mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik siswa

dapat menjalankan tugas dan kewajiban di sekolah secara optimal.

Instrumen untuk mengukur kesegaran jasmani siswa menggunakan Tes

Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahun 2010 untuk anak umur 13-15 tahun

yang meliputi: lari 50 meter, gantung tekuk siku 60 detik, baring duduk 60

detik, loncat tegak dan lari 1000 meter.

Hasil kelima jenis tes tersebut, akan menghasilkan nilai untuk

mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa. Dengan kesegaran jasmani yang

baik maka siswa dapat menerima pelajaran dengan baik, disiplin, memiliki

gaya hidup sehat, sehingga prestasi belajarnya meningkat.


22

Prestasi belajar pendidikan jasmani olahraga adalah perubahan yang

diperolah dan dicapai oleh setiap individu itu sendiri dalam pembelajaran

olahraga untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup aktif, dan sikap sportif

melalui kegiatan jasmani. Untuk meningkatkan tercapainya tujuan pendidikan

secara menyeluruh, maka kesegaran jasmani yang dimiliki oleh para siswa

perlu dibina, dipelihara, dan ditingkatkan. Pembinaan dan peningkatan

kesegaran jasmani dapat dilakukan dengan latihan fisik. Selain itu status gizi

siswa harus diperhatikan karena sangat menunjang guna mencapai tujuan

pendidikan Indonesia.

Untuk memudahkan serta memahami alur pikir penelitian ini maka

peneliti membuat kerangka konseptual tingkat kemampuan.

Adapun bentuk kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

SMP NEGERI 1 SIBULUE

Tingkat kesegaran dan prestasi Nilai raport siswa


Tes TKJI
belajar penjas

Hasil Penelitian

C. Hipotesis Penelitian

Menurut Kamaruddin (2020) hipotesis adalah suatu jawaban

sementara dan pertanyaan penelitian. Hipotesis berfungsi untuk menentukan


23

ke arah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus

dibuktikan. Suatu hipotesis akan diterima jika bahan-bahan penelitian

membenarkan pernyataan tersebut dan akan ditolak jika kenyataan

menolaknya.

Hipotesis pada penelitian yaitu mengetahui tingkat kesegaran jasmani

SMPN 1 Sibulue. Dari hasil pengamatan pada saat latihan maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

a. semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani siswa, maka semakin baik

prestasi akademis yang mereka raih.

b. Adanya peningkatan prestasi belajar siswa yang memiliki kesegaran

jasmani yang baik

c. Adanya pengaruh kesegaran jasmani terhadap prestasi belajar penjas

siswa.

d. Adanya hubungan antara peningkatan kesegaran jasmani terhadap

prestasi belajar penjas siswa.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Menurut Sujarweni (2014: 11) penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing masing variabel, baik

satu variabel atau lebih sifatnya independen tanpa membuat hubungan maupun

perbandingan dengan variabel yang lain. Menurut Sujarweni (2014: 39) penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat

dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara-

cara lain kuantifikasi (pengukuran).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2023. Tempat

penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana peneliti tersebut akan

dilakukan. Adapun penelitian ini dilakukan oleh penulis yaitu di SMPN 1 Sibulue,

desa Pattiro Bajo, kab. Bone, provinsi Sulawesi Selatan.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang dijadikan

sebagai acuan dalam melakukan suatu penelitian. Desain penelitian ini adalah

deskriptif dengan metode survei. Survei dilakukan untuk mengetahui Prestasi

24
25

Belajar Penjas dan tingkat kesegaran jasmani menggunakan Tes Kesegaran

Jasmani Indonesia (TKJI).

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit

mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 2000: 220). Sedangkan menurut Arikunto

(1998: 115), populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Dari pendapat tersebut

diatas dapat disimpulkan bahwa populasi seluruh individu yang akan dijadikan

subjek penelitian dan keseluruhan individu itu paling sedikit harus memiliki suatu

sifat sama. Adapun yang dijadikan populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX

SMPN 1 Sibulue Kabupaten Bone yang berjumlah 70 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,1998:

117). (Muzakkar, 2019) Sampel adalah sebagian kecil individu atau objek yang

dijadikan wakil dalam penelitian dan “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Karena jumlah populasi dalam

penelitian sedikit, maka penelitian membatasi dengan menggunakan tehnik Simple

random sampling (SRS) merupakan dasar dalam pengambailan sampel random

yang lain. Pada prinsipnya SRS dilakukan dengan cara undian atau lottere. Dalam

pelaksanaannya dapat berbentuk replacement yaitu dengan cara mengembalikan

responden terpilih sebagai sampel kepada kelompok populasi untuk dipilih

menjadi calon responden berikutnya dan without replacement, yaitu cara


26

pengambilan sampel dengan tidak mengembalikan responden terpilih pada

kelompok populasi. Jadi dapat dipilih Siswa Kelas IX A SMPN 1 Sibulue yang

berjumlah 20 orang siswa putra sebagai sampel.

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang meluas tentang variabel-

variabel yang terlibat dalam penelitian ini, maka variabel-variabel perlu

didefinisikan sebagai berikut:

1. Tingkat kesegaran jasmani yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

kemampuan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan sehari-hari dalam

waktu tertentu tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan orang tersebut

masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan sesuatu.

2. Prestasi belajar penjas yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu prestasi

belajar mata pelajaran penjas siswa, yang secara operasional diambil dari nilai

rata-rata raport siswa Kelas IX A SMPN 1 Sibulue yang telah dijadikan

sampel penelitian.

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan gejala/obyek yang menjadi fokus peneliti

untuk diamati dan akan dikumpulkan datanya. Menurut Sugiyono (1999: 2)

mengemukakan bahwa variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek

yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu.

Gejala tersebut akan diidentifikasi sehingga masalah yang sesungguhnya yang

ingin diteliti dalam penelitian ini menjadi lebih jelas.


27

Variabel dalam penelitian ini ada dua variabel yang terlibat, yakhni

variabel terikat dan variabel bebas. Kedua variabel tersebut akan diidentifikasikan

ke dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Variabel bebas yaitu

Tingkat kesegaran jasmani dengan simbol X

b. Variabel terikat yaitu

Prestasi belajar penjas dengan simbol Y

F. Instrumen dan Perangkat Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaan menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga hasilnya lebih mudah

diolah (Suharsimi Arikunto, 2006: 106). Instrumen yang digunakan dalam

pengambilan data masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a. Kesegaran Jasmani

Instrumen yang digunakan adalah tes TKJI (Tes Kesegaran Jasmani

Indonesia) untuk usia 13-15 tahun. Tes tersebut terdiri dari 5 item tes, , gantung

siku tekuk, baring duduk, loncat tegak, dan lari 1000 meter.

1. Rangkaian Tes

a) lari 50 meter

b) gantung angkat tubuh (pull up) selama 60 detik

c) baring duduk (sit up) selama 60 detik

d) loncat tegak (vertical jump)

e) lari 1000 meter


28

2. Kegunaan Tes

Tes kesegaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan

menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masing-

masing).

3. Alat dan Fasilitas

1. Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin

2. Stopwatch

3. Bendera start

4. Tiang pancang

5. Nomor dada

6. Palang tunggal untuk gantung siku

7. Papan berskala untuk papan loncat

8. Serbuk kapur

9. Penghapus

10. Formulir tes

11. Peluit

12. Alat tulis dll

4. Ketentuan Tes

TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus

dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus dengan

memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya dalam 3

menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh

dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :


29

Pertama : Lari 50 meter

Kedua : Gantung angkat tubuh untuk putra (pull up)

Ketiga : Baring duduk (sit up)

Keempat : Loncat tegak (vertical jump)

Kelima : 1000 meter

5. Petunjuk Umum

1. Peserta

a. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes

b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes

c. Memakai sepatu dan pakaian olahraga

d. Melakukan pemanasan (warming up)

e. Memahami tata cara pelaksanaan tes

f. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak

mendapatkan nilai / gagal.

6. Petugas

a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)

b. Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas

c. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan tes

dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.

d. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes

berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda waktu

e. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu

butir tes atau lebih


30

f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per

butir tes

7. Petunjuk Pelaksanaan Tes

1. Lari 50 Meter

a. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan

b. Alat dan Fasilitas

1) Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak 50

meter

2) Bendera start

3) Peluit

4) Tiang pancang

5) Stop watch

7) Formulir TKJI

8) Alat tulis

c. Petugas Tes

1) Petugas pemberangkatan

2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes

d. Pelaksanaan

1) Sikap permulaaan

Peserta berdiri dibelakang garis start

2) Gerakan
31

a) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk

lari

b) pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish

c) Lari masih bisa diulang apabila peserta :

1) mencuri start

2) tidak melewati garis finish

3) terganggu oleh pelari lainnya

4) jatuh / terpeleset

d) Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai

pelari melintasi garis

Finish

5) Pencatat hasil

1) hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk

menempuh jarak 50 / 60 meter dalam satuan detik

2) waktu dicatat satu angka dibelakang koma

8. Alat dan fasilitas

Adapun alat dan fasilitas yang diperlukan adalah,

1. lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin

2. stopwatch

3. bendera start
32

4. palang tunggal

5. papan berskala

6. peluit dan alat tulis

7. Formulir Tes

g. Hasil belajar penjas

Hasil pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah

hasil akhir kemampuan siswa dalam mengikuti pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan. Instrument yang digunakan yaitu menggunakan lembar dokumentasi

dari dokumentasi guru mata pelajaran pendidikan jasmani berupa nilai rata-rata

dari keseluruhan materi yang telah diajarkan di semester genap, setelah itu disalin

ke lembar dokumentasi yang sudah disiapkan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

dengan tes, pengukuran dan dokumentasi. Tes dan pengukuran dilakukan untuk

mengetahui status gizi dan kesegaran jasmani sedangkan dokumentasi untuk

menggali data. Adapun urutan pelaksanaan pengambilan data dalam penelitian ini

adalah :

a. Tingkat Kesegaran Jasmani

Instrumen yang digunakan adalah tes TKJI (Tes Kesegaran Jasmani

Indonesia) untuk usia 13-15 tahun. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI)

tahun 2010 untuk anak umur 13-15 tahun, terdiri dari :


33

1. Lari 50 meter, diukur dalam satuan detik sampai satu angka di belakang koma,

tujuannya untuk mengukur kecepatan.

2. Gantung siku tekuk, 60 detik. Tujuannya untuk mengukur kekuatan dan

ketahanan otot lengan dan perut.

3. Baring duduk 60 detik, dihitung jumlahnya, tujuannya untuk mengetahui

kekuatan dan daya tahan otot perut.

4. Loncat tegak, diukur dalam satuan sentimeter. Tujuannya untuk mengukur

daya ledak otot dan tenaga eksplosif.

5. Lari 1000 meter, dicatat dalam satuan waktu menit dan detik dengan tujuan

untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan

Adapun tes standar kesegaran jasmani dapat disajikan dalam tabel dibawah

ini

Tabel 1. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Siswa putra

Nilai Lari 50 m Gantung Baring Loncat Lari Nilai


siku tekuk duduk tegak 1000 meter

5 s.d - 6,7” 16 - keatas 38 - keatas 66 ke atas s.d - 3’04” 5


4 6,8” - 7.6” 11 - 15 28 - 37 53 - 65 3’05”- 3’53” 4
3 7,7” - 8,7” 6 – 10 19 - 27 42 - 52 3’54” - 4’46” 3
2 8,8”-10,3” 2–5 8 - 18 31 - 41 4’47 - 6’04” 2
1 10,4”- dst 0–1 0–7 0 - 30 6,05”- dst 1
Sumber: Depdikbud (2010: 2)
34

Tabel 4. Tes Kesegaran Jasmani Siswa putri

Nila i Lari 50 Gantung Baring Loncat Lari 1000 Nilai


M siku tekuk duduk tegak meter
5 s.d - 7.7” 41” keatas 28-keatas 50 keatas s.d - 3.06” 5
4 7.8 - 8.7” 22” - 40” 19 – 27 39 – 49 3.07” - 3.55” 4
3 8.8” - 9.9” 10” - 21” 9 – 18 30 – 38 3.56”-4.58 3
2 10.0”-11.9” 3” - 9” 3–8 21 – 29 4.59-6.40” 2
1 12.0”- dst 0” – 2” 0–2 0 - 20 6’41” - dst 1
Sumber: Depdikbud (2010: 24)
Tingkat Kesegaran Jasmani ditentukan setelah melihat hasil Tes Kesegaran

Jasmani Indonesia kemudian data dikonversikan dalam tabel 4 standar Norma

Kesegaran Jasmani Indonesia di bawah ini:

Tabel 2 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

NO Jumlah Nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani


1. 22 -25 Baik Sekali ( BS )

2. 18 – 21 Baik (B)

3. 14 – 17 Sedang (S)

4. 10 – 13 Kurang (K)

5. 5–9 Kurang Sekali ( KS )

Sumber: Depdikbud (2010: 24)

b. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan suatu proses untuk menuju

pencapaian prestasi. Cara mengukur prestasi belajar yaitu dengan cara :

1. Peneliti menghubungi guru mata pelajaran pendidikan jasmani untuk

meminta izin dan menjelaskan maksud dari penelitian ini.

2. Peneliti meminta daftar nilai yang sudah diolah oleh guru mata pelajaran
35

pendidikan jasmani.

3. Peneliti menyalin daftar nilai yang sudah ada ke dokumen yang sudah

disediakan oleh peneliti

Adapun untuk pengkategoriannya SMPN 1 Sibulue membuat kategori

nilai siswa sebagai berikut :

Tabel 3. Norma Standar Hasil Belajar Penjas

No Rentang Skor Kategori

1 > 79 Baik Sekali (BS)

2 70 – 78 Baik (B)

3 61 – 69 Sedang (S)

4 52 – 60 Kurang (K)

5 < 51 Kurang Sekali (KS)

Sumber: Depdikbud (2010: 24)

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik

yang bertujuan untuk mengumpulkan data, menyajikan data, dan menentukan

nilai-nilai statistik. Skor tiap faktor dikategorikan berdasarkan interval tersebut,

selanjutnya akan dipergunakan teknik analisis deskriptif dengan presentasi.

Teknik presentasi digunakan untuk menentukan besarnya faktor-faktor yang ada.

Teknik analisis data untuk masing-masing faktor dalam penelitian ini

menggunakan rumus sebagai berikut (Anas Sudijono, 2011: 40):


36

Keterangan:

P : Persentase F : Frekuensi

N : Jumlah Sampel

Sumber : Anas Sudijono (2011: 40)


37

JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan perkiraan berdasarkan tabel di

bawah ini:

NO URAIAN TAHUN 2023


KEGIATAN Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 Penyusunan
Proposal
2 Seminar Proposal
3 Pelaksanaan
Penelitian
4 Analisis Data
(Penyusunan
Skripsi
5 Seminar Hasil
6 Ujian Tutup
38

RENCANA BIAYA PENELITIAN

No Jenis Pengeluaran Biaya Yang Akan Diusulkan (Rp)

1 Honorarium Rp. 600.000

2 Pembelian bahan habis pakai Rp. 200.000

3 Konsumsi Rp. 200.000

Jumlah Rp. 1.000.000


39

DAFTAR PUSTAKA

Aif Syarifuddin. 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

Arikunto, Suhasini. 2002. Prosedur penelitian , Jakarta: Rhineka Cipta

Ateng, Abdul Kadir. 1992 asas dan landasan pendidikan jasmani. Jakarta. Dirjen Dikti
PPLPTK Depdiknas RI.

Departemen Kesehatan RI, 1994, Pedoman Pengukuran Kesegaran Jasmani, Jakarta

Hakim, T. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Kamaruddin, Ilham. 2018. Analisis Tingkat Kesegaran Jasmani terhadap Prestasi


Belajar Siswa SD Negeri Bawakaraeng III Makassar. Sportive: Journal of Physical
Education, Sport and Recreation. ISSN: 2597-7016

Kementerian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2010. Tes


Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Anak Umur 16- 19 Tahun. Jakarta.

Kosasih, Engkos. 1984., Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

Kusuma, Dede, 1989. Olahraga dan Manfaatnya. CV. Karya Ilmiah, Jakarta

Nurhasan. 2001. Tes dan pengukuran dalam pendidikan jasmani prinsip-prinsip dan
penerapannya.

Dirjen Olahraga, Dikjas,Jakarta. Pemetaan Kebugaran Jasmani Pelajaran Tahun 2010.


Jakarta.

Purwanto, M. Ngalim. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Pusat


Pengembangan Kualitas Jasmani Kementerian Pendidikan Nasional. Pedoman
Teknis

Sajoto, Mochammad. 1988., Pembinaan kondisi Fisik dalam Bidang olahraga.


Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta

Sudarsono SP, 1992. Komponen Tingkat Kesegaran Jasmani

Sugiyono, 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta :


Bumi Aksara.

T. Cholik Muthohir, Cahyo Yuwono. 2008. Tes dan Pengukuran Penjas. Semarang :
PJKR UNNES.

Anda mungkin juga menyukai