Abstrak
Tingkat kebugaran jasmani merupakan hal yang sangat penting dimiliki semua orang. Kebugaran jasmani
penting dimiliki karena dengan kebugaran jasmani yang relatif baik maka seseorang akan memiliki
kesehatan yang baik pula. Seorang siswa diharapkan memiliki tingkat kebugaran jasmani dan aktivitas
fisik yang baik karena siswa masih mendapatkan bimbingan dari guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK). Artikel ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani dan aktivitas
fisik siswa sekolah. Penulisan artikel ilmiah ini menggunakan metode penelitian literature review yang
awalnya berasal dari 42 sumber literatur kemudian dikaji menjadi 10 literatur yang di ambil dari tujuh
database (Oxford University Press, Proquest, Wiley Online Library, Springer Link, Cambridge Journal,
Nature Research Journals, dan Sinta ristekbrin) yang menunjukkan tingkat kebugaran jasmani dan
aktivitas fisik siswa sekolah. Teknik analisis yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa setiap siswa dengan aktivitas fisik tinggi memiliki tingkat kebugaran
yang baik. Tiap negara memiliki instrumen tes kebugaran fisik berbeda namun dengan komponen yang
sama. Hal penting yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani dan aktivitas fisik siswa ialah peran
guru PJOK. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa siswa yang melakukan kegiatan fisik lebih
banyak akan mendapatkan kebugaran jasmani yang lebih baik. Saran dari penelitian ini adalah perlu
dilanjutkan penelitian berikutnya dengan menggunakan penelitian lapangan serta dilengkapi dengan
wawancara kepada guru atau pembina kegiatan ekstrakurikuler.
Kata Kunci: kebugaran jasmani; aktivitas fisik; guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Abstract
The level of one’s physical fitness is very important to assess. Physical fitness is important because with a
relatively good level of physical fitness comes good health. A student is expected to have a good level of
physical fitness and physical activity as students are typically still under the guidance of a Sports and
Health Physical Education teacher. This scientific article aims to determine the level of physical fitness
and physical activity of a typical student. This scientific article uses the literature review research method
which initially came from 42 literature sources and then reviewed it into 10 pieces of literature taken from
7 different databases (Oxford University press, Proquest, Wiley Online Library, Springer Link,
Cambridge Journal, Nature Research Journals, and Sinta Ristekbrin) which shows the level of physical
fitness and physical activity of a typical student. The analysis technique used is descriptive qualitative.
The results of this study indicate that every student with high physical activity has a good fitness level.
Each country has different physical fitness test instruments but essentially they have the same
components. The important factor that affects the level of physical fitness and remaining physical activity
is the role of the Sports and Health Physical Education teacher. In conclusion, students who do more
physical activity are likely to have a higher and better level of physical fitness. This research advises that
it is necessary to continue further research using field research, complemented by interviews with
teachers or extracurricular activity supervisors.
Keywords: physical fitness; physical activity; sports and health physical education teacher
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani 511
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 511-519
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dituntut dapat melakukan pekerjaan lainnya maka dari itu latihan
untuk mengembangkan kreatifitas kegiatan dengan fisik perlu dilakukan secara berulang ulang misalnya 1
adanya berbagai alat yang mendukung agar siswa dapat minggu 3 kali olahraga sehingga mendapat manfaat tubuh
mengikuti pembelajaran dengan keterampilan fisik gerak yang bugar dari latihan tersebut.
tubuh yang menyenangkan untuk meningkatkan Kegiatan fisik dilakukan secara rutin akan memberikan
kebugaran fisik siswa dalam menghadapi kegiatan dampak yang positif bagi kebugaran tubuh yaitu:
pembelajaran lainnya dengan merasa lebih segar di meningkatkan kemampuan otot, mencegah berat badan
sekolah. naik, peningkatan tubuh (berhubungan dengan gizi tubuh),
Menurut Sadoso dikutip oleh Kemenkes RI (2017) menurunkan tekanan darah, menghasilkan oksigen yang
Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh dalam banyak dalam tubuh, mencegah gangguan jantung, dan
melakukan kegiatan fisik tanpa merasakan kelelahan yang meningkatkan ketahanan fisik Ruhayati & Fatmah (2011).
berlebihan. Jadi yang dimaksud kebugaran jasmani ialah Anak laki-laki dan perempuan yang memiliki kebugaran
kebugaran fisik, yaitu kemampuan individu dalam fisik menghabiskan waktu lebih banyak secara signifikan
melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa mengalami untuk terlibat dalam olahraga/tari dan memiliki total
kelelahan yang berlebihan, sehingga mampu mengerjakan aktivitas fisik mingguan lebih besar (Chen et al.., 2018).
pekerjaan yang lainnya. Selain itu latihan yang dilakukan Kegiatan fisik yang dilakukan secara rutin serta
perlu melibatkan komponen-komponen dalam kebugaran menghabiskan waktu lebih banyak yang bertujuan untuk
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan yaitu: meningkatkan kemampuan tubuh dalam meningkatkan
fleksibilitas, kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kemapuan kerja otot yang maksimal, mencegah obesitas.
jantung paru, dan komposisi tubuh (Widiastuti, 2015: 14). Komponen-komponen latihan yang benar, terstruktur dan
Untuk melatih komponen-komponen dalam kebugaran berkesinambungan dalam melakukan latihan fisik pasti
jasmani, tidak cukup dengan melakukan olahraga dapat menimbulkan ketahanan fisik yang baik dan
seminggu sekali pada saat jam pelajaran namun diperlukan melakukan tes kebugaran jasmani untuk mengetahui
latihan yang lebih. Kebugaran tubuh manusia sangatlah seberapa besar tingkat kebugaran yang dimilikinya.
penting untuk menunjang kegiatan aktivitas gerak sehari Berikut tes yang bisa digunakan untuk mengetahui
hari tanpa merasakan lelah yang sangat berarti sehingga kebugaran siswa sekolah:
Tabel 1. Kategori Tingkat Kebugaran Jasmani Untuk Usia 13-15 Tahun Putri
Gantung angkat
Nilai Lari 50 meter Baring duduk Loncat tegak Lari 800 meter
tubuh
5 S.d-7,7 41” -keatas 28-keatas 50-keatas S.d-3’06”
4 7,8” -8,7” 22” -40” 19-27 39-49 3’07”-3’55”
3 8,8”-9,9” 10” -21” 9-18 30-38 3’56”-4’58”
2 10,0”-11,9” 3” -9” 3-8 21-29 4’59” -6’40”
1 12,0” -dst 0” -2” 0-2 0-20 6’41” -dst
Tabel 2. Kategori Tingkat Kebugaran Jasmani Untuk Usia 13-15 Tahun Putra
Gantung angkat
Nilai Lari 50 meter Baring duduk Loncat tegak Lari 1000 meter
tubuh
5 S.d-6,7 16keatas 38keatas 66 keatas S.d-3’04”
4 6,8” -7,6” 11-15 28-37 53-65 3’05”-3’53”
3 7,7”-8,7” 6-10 19-27 42-52 3’54”-4’46”
2 8,8” -10,3” 2-5 8-18 31-41 4’47” -6’04”
1 10,4” -dst 0-1 0-7 0-30 6’05” -dst
Tabel 3. Kategori Tingkat Kebugaran Jasmani Untuk Usia 16-19 Tahun Putri
Gantung angkat
Nilai Lari 60 meter Baring duduk Loncat tegak Lari 1000 meter
tubuh
5 S.d-8,4” 41” -keatas 28-keatas 50-keatas S.d-3’52”
4 8,5” -9,8” 22” -40” 20-28 39-49 3’53”-4’56”
3 9,9”-11,4” 10” -21” 10-19 30-38 4’57”-5’58”
2 11,5”-13,4” 3” -9” 3-9 23-30 5’59” -7’23”
1 13,5” -dst 0” -2” 0-2 22 dst 7’24” -dst
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani 513
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 511-519
Tabel 4. Kategori Tingkat Kebugaran Jasmani Untuk Usia 16-19 Tahun Putra
Gantung angkat
Nilai Lari 60 meter Baring duduk Loncat tegak Lari 1.200 meter
tubuh
5 S.d-7,2” 19-keatas 38-keatas 66-keatas S.d-3’14”
4 7,3” -8,3” 14-18 30-40 60-72 3’15”-4’25”
3 8,4”-9,6” 9-13 21-29 50-59 4’26”-5’12”
2 9,7”-11,0” 5-8 10-20 39-49 5’13” -6’33”
1 11,1” -dst 0-4 0-9 38 dst 6’34” -dst
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka lainnya menjelaskan tentang kebugaran fisik khusus atlet
dalam artikel penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan kebanyakan telah melebihi 10 tahun terakhir. Adapun
tingkat kebugaran siswa dilihat dari aktivitas fisiknya sumber artikel yang digunakan pada literature review ini
dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Serta peranan guru sebanyak 7 database yaitu Oxford University Press,
PJOK untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan Proquest, Wiley Online Library, Springer Link,
aktivitas fisik siswa. Cambridge Journal, Nature Research Journals, dan Sinta
ristekbrin dengan memasukkan kata kunci “physical
METODE fitness”, “physical fitness in school”, “tingkat kebugaran
Karya ilmiah ini dilakukan dengan menggunakan jasmani”, “tingkat kebugaran fisik”. Karya ilmiah ini
metode literature review. Proses pengumpulan data menggunakan teknik analisis kualitatif.
dilakukan dengan pengumpulan dan penyaringan 42
sumber literatur menjadi 10 literatur, yang diterbitkan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun terakhir dan telah sesuai dengan Standar Berdasarkan hasil pencarian literatur yang
Operasional Prosedur Penulisan Artikel Ilmiah Jurusan dikumpulkan dan disaring, didapatkan bahwa kebugaran
Pendidikan Olahraga. Sumber literatur hanya diambil jasmani siswa sekolah adalah sebagai berikut:
menjadi 10 dari 42 sumber, karena sumber literatur
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani 515
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 511-519
Dari hasil mereview 10 jurnal yang telah dilakukan, dapat kontribusi bernilai terhadap pembangunan sifat dan
dijelaskan bahwa tingkat kebugaran jasmani dan aktivitas watak siswa, semangat juang siswa dan prestasi yang
fisik sangat penting dimiliki oleh siswa. Siswa dengan akan diraih siswa, sehingga menjadikan modal berharga
kebugaran jasmani dan aktivitas fisik yang baik akan bagi siswa dalam bersaing menuju masa depan yang lebih
melakukan kegiatan sehari-hari dengan lebih aktif gemilang. Pola hidup yang harus dijaga dengan benar
dibandingkan siswa yang kebugaran jasmani dan antara lain: Pola makan sangat penting untuk menjaga
aktivitas fisiknya rendah. Siswa dengan kondisi kesehatan siswa, konsumsi makanan harus bisa
kebugaran jasmani dan aktivitas fisiknya baik pasti memenuhi kebutuhan tubuh dan bergizi seimbang.
mempunyai kegiatan yang cukup banyak dan stabil setiap Mengkonsumsi makan yang berlebih kalori dan tinggi
harinya sehingga siswa tersebut dapat menjauh dari rasa lemak dan kurang serat bisa berdampak pada tubuh yang
malas untuk bergerak yang akan berdampak pada akhirnya bisa timbul masalah kegemukan, maka dari itu
kesehatan dan kebugarannya menurun, siswa biasa berolahraga secara rutin dan terstruktur dapat
melakukan kegiatan selain belajar di sekolah yaitu meningkatkan kebugaran dan dijauhkan dari kegemukan.
dengan bermain dan latihan olahraga diluar jam sekolah Siswa di luar aktivitas fisik sekolah, pola istirahat yang
maka dari itu siswa tersebut bisa menjaga kebugaran cukup, dapat mengembalikan tenaga siswa yang terkuras
tubuhnya, beda dengan siswa yang cenderung memang letih dalam menjalankan keseharian di sekolah untuk
malas begerak, malas untuk berolahraga dan tidak ada belajar. Terjaganya pola hidup siswa maka akan
kegiatan lain di luar jam sekolah maka siswa tersebut bisa berdampak baik pada kebugaran jasmani dan aktivitas
memiliki kondisi kebugaran jasmani dan aktivitas fisik siswa tersebut. Cara menerapkan gaya hidup sehat
fisiknya tidak bagus. Tes kebugaran jasmani dan aktivitas memang merupakan hal yang sangat penting untuk dapat
fisik siswa perlu dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Hidup akan
meningkatkan kesehatan siswa. sangat baik jika manusia dapat tetap berkaitan dengan
Menurut Karim dkk (2018: 1) aktivitas fisik merupakan kesehatan. Pada dasarnya menerapkan gaya hidup sehat
gerakan tubuh yang dilakukan oleh manusia dalam dalam kehidupan sehari-hari adalah mencakup beberapa
melakukan aktivitas setiap hari dari mulai bangun tidur hal, yakni makanan, minuman, nutrisi dan juga olahraga
sampai tidur kembali yang dihasilkan oleh otot rangka yang diperlukan dalam keseharian hidup (Sufa, 2017:
manusia dan memerlukan pengeluaran energi. Fisik 106).
seseorang akan meningkat jika semua faktor yang Komponen tes kebugaran jasmani dan aktivitas fisik
terdapat didalamnya terjaga dengan baik contohnya siswa yang berhubungan dengan kesehatan memiliki
dengan melakukan aktivitas fisik olahraga secara rutin persamaan hampir di seluruh negara yaitu: fleksibilitas,
dengan intensitas yang diperlukan oleh tubuh, dengan kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan jantung paru,
mempertimbangakan asupan makan dan gizi yang dan komposisi tubuh. Perbedaan hanya terdapat pada
dikonsumsinya untuk menghasilkan energi yang akan jenis tes yang diberikan disesuaikan dengan fisik yang
dikeluarkan oleh tubuh. Sebagian besar energi yang dimiliki setiap individu di masing-masing negara. Selain
masuk melalui makanan yang dikonsumsi pada anak itu setiap jenjang memiliki tingkat pencapaian atau
sekolah yang menginjak usia dewasa seharusnya banyak intensitas yang berbeda. Contohnya seperti pada anak
digunakan dengan aktivitas fisik, jadi jika apa yang siswa Sekolah Dasar untuk mengukur kecepatan menggunakan
tersebut konsumsi tapi tidak diimbangi dengan pola gerak tes lari cepat 30-40 meter, sedangkan untuk siswa
akan tersimpan menjadi lemak dalam tubuh yang Sekolah Menengah Pertama menggunakan tes lari cepat
berakibat siswa cenderung menjadi gemuk. 50 meter. Siswa usia 13-15 tahun untuk mengetahui daya
Pola hidup juga berperan sangat penting dalam tahan tubuh mereka tes dan pengukurannya berbeda
membentuk kebugaran tubuh siswa, tanpa pola hidup antara siswa putri dan siswa putra, siswa putri
yang sehat mustahil kebugaran siswa juga dapat memerlukan jarak 800 meter dan siswa putra
berkembang dengan baik. Pola hidup pada dasarnya memerlukan jarak 1000 meter, sedangkan siswa usia 16-
merupakan program yang menyeluruh mengenai 19 tahun yang dimana didominasi rata-rata siswa sekolah
kesehatan, kebugaran jasmani, gizi dan rekreasi sebagai menengah atas untuk mengetahui daya tahan tubuh siswa
upaya menyeimbangkan antara aktivitas fisik siswa dan putri dan putra juga berbeda jarak, siswa putri
mental siswa, seperti aktivitas fisik olahraga yang menggunakan tes lari dengan jarak 1.000 meter dan siswa
dilakasanakan secara terstruktur tidak hanya akan putra menggunakan tes dengan jarak 1.200 dan masih
membentuk fisik, intelektual, moral semangat setiap banyak tes yang lainnya, seperti gantung angkat tubuh
individu siswa, tetapi melainkan juga akan memperbaiki yang biasa di kenal dengan pull up, siswa melakukan
kualitas kehidupan siswa. Selain itu juga nilai-nilai yang dengan waktu yang sudah ditentukan dan melakukan
terkandung dalam olahraga yang mempunyai banyak sebanyak mungkin sekuat tenaga mereka sama halnya
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani 517
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 511-519
dengan baring duduk yang juga biasa dikenal dengan sit dengan memberitahukan dampak baik yang akan
up, siswa melakukan gerakan dengan SOP yang sudah di didapatkan siswa dalam melakukan komponen kebugaran
tentukan dan lamanya waktu yang ditentukan, lalu jasmani dan aktivitas fisik serta menginformasikan nilai
melakukan gerakan sebanyak-banyaknya untuk nilai yang tes kebugaran jasmani yang diperoleh siswa.
maksimal, ada juga loncat tegak yang biasa dikenal
dengan vertical jump, siswa melakukan gerakan meloncat Saran
keatas sekuatnya dan menempelkan tanda ke tembok Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka
yang sudah diberikan ukuran untuk mengetahui seberapa peneliti memiliki beberapa saran untuk dijadikan
tinggi loncatan yang dimiliki siswa tersebut. Maka dari pertimbangan selanjutnya yaitu:
itu semua item tes yang digunakan untuk mengetahui 1. Penelitian ini perlu dikembangkan lagi menggunakan
tingkat kebugaran jasmani siswa mempunyai pedoman metode penelitian lapangan (field research) dengan
atau SOP yang dijalankan di masing-masing item tes. melakukan pengambilan data di lapangan yang dapat
Menurut Zhannisa dan Sugiyanto Tes adalah suatu dilakukan dengan cara wawancara kepada guru atau
kegiatan dalam mengumpulkan data dengan serangkaian pembina dan tes pengukuran komponen-komponen
latihan atau pertanyaan terhadap setiap individu guna kebugaran jasmani siswa.
mengetahui untuk mengukur keterampilan pengetahuan, 2. Hal ini diharapkan agar diperoleh hasil yang lebih
intelegensi, kemampuan dan bakat yang dimiliki individu baik dengan informasi yang lebih akurat dalam
dan data tersebut akan menjadi bahan evaluasi. melakukan penelitian.
Hal ini dikarenakan tes yang diberikan disesuaikan
dengan umur siswa. Tingkat kebugaran jasmani dan DAFTAR PUSTAKA
aktivitas fisik siswa, selain pemberian kegiatan olahraga Anam, M. S. (2017). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
sesuai dengan komponen kebugaran jasmani dan aktivitas Kesehatan Berbasis Blended Learning. Seminar
fisik, kegiatan fisik yang dilakukan siswa sehari-hari Nasional Pendidikan Olahraga 1(1), 64-86.
juga mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani dan Bangun, S. Y. (2019). Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa
aktivitas fisik siswa. Siswa dengan kegiatan fisik yang SMP Negeri Se-Kecamatan Bosar Maligas
banyak akan memiliki kebugaran jasmani dan aktivitas Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera
fisik yang baik meskipun tidak semaksimal siswa yang Utara. JOSSAE (Journal of Sport Science and
telah diberi latihan khusus komponen kebugaran jasmani Education), 4(1), 30-35.
dan aktivitas fisik. Selain itu hal penting yang Chen, W., Hammond-Bennett, A., Hypnar, A., & Mason,
mempengaruhi kebugaran jasmani dan aktivitas fisik S. (2018). Health-Related Physical Fitness and
siswa ialah guru PJOK. Physical Activity in Elementary School
Sebagai seorang guru PJOK, keberadaannya diharapkan Students. BMC Public Health, 18(1), 1-12.
dapat membantu siswa menjaga serta meningkatkan Eastham, S. L. (2018). Physical Fitness Test
kesehatan siswa. Guru PJOK perlu memberikan latihan Administration Practices and Students’ Cognitive
sesuai dengan komponen kebugaran jasmani dan aktivitas Understanding of Physical Fitness. The Physical
fisik siswa serta mengadministrasikan hasil tes kebugaran Educator, 75(3), 374-393.
jasmani dan aktivitas fisik siswa agar siswa memahami Fjørtoft, I., Pedersen, A. V., Sigmundsson, H., &
pentingnya kebugaran jasmani dan aktivitas fisik. Vereijken, B. (2011). Measuring Physical Fitness
in Children Who Are 5 To 12 Years Old With A
PENUTUP Test Battery That is Functional and Easy To
Administer. Physical Therapy, 91(7), 1087-1095.
Simpulan
Gísladóttir, Þ., Haga, M., & Sigmundsson, H. (2013).
Physical Fitness Measures Among Adolescents
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah
With High and Low Motor Competence. Sage
dilakukan dapat disimpulkan bahwa siswa dengan Open, 3(3), 1-8.
kegiatan fisik lebih banyak akan mendapatkan kebugaran
Hadi, S. (2013). Survei Pendidikan Jasmani, Olahraga,
jasmani dan fisik yang lebih baik. Hasil review juga
dan Kesehatan Pada Satuan Pendidikan SD, SMP,
menunjukkan bahwa guru PJOK memiliki peranan SMA Negeri Se-Kecamatan Karangan Kabupaten
penting dalam meningkatkan kebugaran jasmani dan Trenggalek. Jurnal Pendidikan Olahraga dan
aktivitas fisik siswa. Guru perlu memberikan komponen Kesehatan, 1(1), 64-69.
pelatihan kebugaran jasmani dan aktivitas fisik kepada
Junaedi, A. (2015). Survei Tingkat Kemajuan Pendidikan
siswa. Selain itu guru juga perlu melakukan administrasi Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sma, Smk,
kegiatan kebugaran jasmani dan aktivitas fisik siswa dan Ma Negeri se-Kabupaten Gresik. Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 3(3), 834- Kabupaten Kediri Tahun Ajaran
842. 2016/2017. Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian
Pembelajaran, 3(2), 240-250.
Karim, N. A., Onibala, F., & Kallo, V. (2018). Hubungan
Aktivitas Fisik dengan Derajat Hipertensi Pada Zhannisa, U. H., & Sugiyanto, F. X. (2015). Model Tes
Pasien Rawat Jalan di Wilayah Kerja Puskesmas Fisik Pencarian Bakat Olahraga Bulutangkis Usia
Tagulandang Kabupaten Sitaro. Jurnal Dibawah 11 Tahun di DIY. Jurnal
Keperawatan, 6(1), 1-7. Keolahragaan, 3(1), 117-126.
Kemenkes_RI. (2017). Modul Pelatihan Pembinaan
Kebugaran Jasmani. Jakarta
Liao, P. A., Chang, H. H., Wang, J. H., & Wu, M. C.
(2013). Physical Fitness and Academic
Performance: Empirical Evidence From The
National Administrative Senior High School
Student Data in Taiwan. Health Education
Research, 28(3), 512-522.
Mercier, K., Phillips, S., & Silverman, S. (2016). High
School Physical Education Teachers' Attitudes
and Use of Fitness Tests. The High School
Journal, 179-190.
Park, Y., & Moon, J. (2018). Effects of Early Morning
Physical Activity on Elementary School Students’
Physical Fitness and Sociality:: Focusing on The
Comprehensive School Physical Activity
Program. International Electronic Journal of
Elementary Education, 10(4), 441-447.
Prastyo, N. E., Saichudin, S., & Kinanti, R. G. (2016).
Pola Hidup Sehat dan Tingkat Kebugaran Jasmani
Pada Siswa Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler
Sepakbola SMA Negeri. Jurnal Sport
Science, 4(1), 49-53.
Rosdiani, D. (2013). Model Pembelajaran Langsung
Dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Bandung: Alfabeta.
Ruhayati., & Fatmah. (2011). Gizi Kebugaran dan
Olahraga. Bandung: Lubuk Agung.
Sudarsini. (2013). Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Malang: UM Press.
Sufa, S. A. (2017). Tren Gaya Hidup Sehat dan Saluran
Komunikasi Pelaku Pola Makan Food Combining.
Jurnal Komunikasi Profesional, 1(7), 105-120.
Suryanto. (2011). Peranan Pola Hidup Sehat Terhadap
Kebugaran Jasmani. (Online)
(staff.uny.ac.id/sites/default/files/5.PerananPolaHi
dupSehatTerhadapKebugaranJasmani(Medikora,O
ktober2011.pdf), diakses 25 September 2013.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3, Tahun
(2005) tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
Jakarta.
Widiastuti. (2015). Tes dan Pengukuran Olahraga.
Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada.
Wirnantika, I., Pratama, B. A., & Hanief, Y. N. (2017).
Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas
IV SDN Puhrubuh I dan MI Mambaul Hikam di
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani 519