Anda di halaman 1dari 13

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DAN CHARACTHER BUILDING


DALAM MENGOPTIMALKAN KEBUGARAN JASMANI DAN
PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Aang Ghunaifi
Saichudin
Sugiharto
Universitas Negeri Malang
Fakultas Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Olahraga
Jl Semarang, No. 05, Malang
Email: aangghunaifi@gmail.com

Abstrak: Kebugaran jasmani merupakan orientasi kehidupan


yang penting dalam kehidupan individu segala usia. Arus global-
isasi saat ini memberikan permasalahan yang dapat menghambat
tingkat kebugaran jasmani individu. Perkembangan teknologi saat
ini mengakibatkan ketergantungan individu terhadap gadget, se-
hingga interaksi sosial dan pembentukan karakter individu yang
berkualitas menjadi terhambat, selain itu hal tersebut mengurangi
aktivitas fisik individu yang berakibat pada menurunnya derajat
kesehatan termasuk pada kalangan remaja yang mengikuti trend.
Oleh karenanya diperlukan penerapan proses pembelajaran pen-
didikan jasmani dan kesehatan sebagai alternatif yang mengkolab-
orasikan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang.
Proses pembelajaran tersebut tercantum dalam kurikulum 2013
yang berbasis pendekatan ilmiah (Scientific Approach) sebagai so-
lusi untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan pembangunan
karakter siswa SMA (sekolah menengah atas).

Kata kunci: Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,


Scientific Approach, Kebugaran Jasmani, Pembangunan Karak-
ter

Kebugaran jasmani merupakan dividu dalam mengaktualisasikan


kondisi ideal individu. Menurut Lutan dirinya, mewujudkan harapan dan
(2002:7) kebugaran jasmani (yang membangun masa depan. Namun pada
terkait dengan kesehatan) adalah ke- kenyataannya banyak individu yang
mampuan seseorang untuk melakukan belum mencapai kebugaran jasmani
tugas fisik yang memerlukan keku- yang maksimal, data dari WHO me-
atan, daya tahan, dan fleksibilitas. nunjukkan terdapat banyak kematian
Pencapaian kebugaran jasmani pent- yang diakibatkan oleh penyakit berat
ing dimana hal tersebut membantu in- dalam kurun waktu 5 tahun yaitu pada
tahun 1997-2002, pada usia dewasa Informasi dan Komunikasi Republik
15-59 tahun di seluruh dunia jumlah Indonesia (2014:24) memberikan pen-
kematian yang diakibatkan penyakit jelasan bahwa pengguna internet pada
berat sejumlah 303,589 jiwa sedan- usia 16-25 tahun sebesar 38.91% pada
gkan usia 60+ tahun sejumlah 121,091 usia 56-65 dengan persentase 10,02%.
jiwa. Hasil survei tersebut dapat dipahami
Perkembangan sekelompok bahwa remaja memiliki aktivitas san-
masyarakat mempengaruhi pola hidup gat tinggi pada saat menonton televisi
dan aktivitas sehari-hari, hal ini meru- dan dalam menggunakan internet. Hal
pakan suatu upaya meningkatkan ini dapat mengakibatkan kurangnya
kualitas sumber daya manusia. Salah tingkat kebugaran jasmani tiap remaja,
satu upaya untuk meningkatkan kuali- bahkan dalam penelitian Cardak
tas sumber daya manusia, khususnya (2013:137) menjelaskan mengenai
kualitas fisik adalah dengan dampak negatif penggunaan internet
meningkatkan kebugaran jasmani di dapat berpengaruh terhadap psikologis
kalangan masyarakat, termasuk pada individu yaitu menimbulkan perasaan
pelajar. Remaja sebagai pelajar pada kesepian, mengurangi kontrol diri dan
saat ini sangat dipengaruhi pola hidup kenyamanan sosial.
yang berbasis teknologi, sedangkan Usia remaja yang termasuk
untuk aktivitas gerak yang berorien- dalam aktivitas tertinggi pengguna in-
tasi pada kebugaran memiliki persen- ternet tersebut berada pada jenjang
tase yang semakin menurun, salah SMA (sekolah menengah atas) dimana
satu sebabnya adalah banyaknya indi- memiliki keinginan tahuan yang tinggi
vidu yang menghabiskan sebagian be- terhadap segala sesuatu, dan memiliki
sar waktunya untuk bermain gadget, kecenderungan berusaha mengikuti
menikmati teknologi dan mengurangi trend, mempunyai kecenderungan
aktivitas fisik. Data hasil survei dari berkelompok dan membentuk komu-
Komisi Penyiaran Indonesia (2015:6) nitas dengan teman sebaya. Sarwono
menyebutkan bahwa 43,70% penon- (2011:39) menjelaskan pada fase re-
ton televisi pada usia 15-25 tahun dan maja merupakan puncak perkemban-
16,67% pada usia 41-50 tahun. Selan- gan emosi dimana munculnya keadaan
jutnya hasil survei dari Kementerian tidak seimbang (disequilibrium) an-
tara dorongan-dorongan dari dalam yai hard skill dan soft skill yang baik.
dan hambatan dari luar individu: seba- Indonesia turut serta berusaha
gai reaksi, individu yang remaja meningkatkan kualitas sumber daya
berusaha mempertahankan egonya masyarakatnya. Dalam Undang-Un-
(defense mechanism) dengan cara dang Sistem Pendidikan Nasional
makin agresif. Oleh karenanya diper- Pasal 1 ayat 1 No. 20 tahun 2003
lukan kontrol diri remaja dalam men- dinyatakan bahwa pendidikan adalah
capai keseimbangan hidup, termasuk usaha sadar dan terencana untuk
dalam mencapai kebugaran jasmani. mewujudkan suasana belajar dan
Pencapaian kebugaran jasmani proses pembelajaran agar peserta
pada usia remaja ini sangat penting, didik secara aktif mengembangkan
dikarenakan remaja merupakan potensi dirinya untuk memiliki keku-
penerus bangsa. Kebugaran jasmani atan spiritual keagamaan, pengen-
yang dimaksud meliputi aspek fisik dalian diri, kepribadian, kecerdasan,
dan aspek psikologis yang turut akhlak mulia, serta keterampilan yang
berperan penting dalam kehidupan re- diperlukan dirinya, masyarakat,
maja. Usia pada remaja yang memiliki bangsa dan negara”.
persentase terbesar dalam bidang Tujuan pendidikan nasional di-
teknologi berada pada jenjang SMA wujudkan melalui berbagai bidang
(sekolah menengah atas), pada jenjang pelajaran. Khususnya pelajaran pen-
ini pula berada dalam daftar pemilik didikan jasmani dan kesehatan sebagai
penyakit berat. Oleh karenanya diper- solusi mengurangi fenomena
lukan solusi yang memberikan efek tingginya persentase pengidap
secara fisik dan psikologis siswa. So- penyakit berat usia muda dan fenom-
lusi pencapaian tersebut yaitu melalui ena ketergantungan gadget. Wallhead
ranah pendidikan. & Sullivan (2005) berkesimpulan
Pendidikan merupakan salah bahwa olahraga berbasis pendidikan
satu bentuk peningkatan kualitas sum- jasmani memiliki potensi untuk mem-
ber daya manusia di dunia. Berbagai berikan kesempatan untuk interaksi
sistem pendidikan telah dicetak berba- interpersonal dan pengembangan
gai negara dengan segala variasi, demi ikatan sosial dengan orang lain secara
menghasilkan manusia yang mempun- signifikan. Selain itu Wallhead, dkk
(2012) menunjukkan bahwa keterli- Hal ini sangat mungkin dicapai
batan siswa dalam pendidikan jasmani melalui program pendidikan jasmani
mengembangkan ikatan sosial di an- dan kesehatan yang berlandaskan pada
tara siswa. Kemudian Siedentop kurikulum. Wuest & Bucher (2009:9)
(2002:409) juga menjelaskan bahwa berpendapat bahwa “Today, physical
Pendidikan Olahraga adalah model education is defined as an educational
kurikulum dan pengajaran yang diran- process that uses physical activity as a
cang untuk memberikan otentik, pen- means to help individuals acquire
galaman olahraga mendidik secara skills, fitness, knowledge, and atti-
kaya untuk anak perempuan dan anak tudes that contribute to their optimal
laki-laki dalam konteks pendidikan development and well-being”. Selain
jasmani di sekolah. Pendidikan itu Ridgers, dkk (2007:339) meny-
olahraga adalah kurikulum yang mem- atakan bahwa Physical education (PE)
bentuk program pada pendidikan aims to enhance self-esteem, develop
dasar maupun sekolah menengah. Hal sporting interests and to encourage a
ini dimaksudkan untuk memberikan physically active life-style. However,
anak-anak dan remaja pengalaman little is known about how a fear of
olahraga secara tulus dan lebih negative evaluation (FNE), the so-
menyenangkan daripada apa yang kita cially evaluative aspect of social anxi-
biasanya lihat di kelas fisik pen- ety, affects children's attitudes to PE.
didikan masa lalu. Selanjutnya dalam Pendidikan jasmani tidak hanya mem-
jurnal U.S Departement of Health and berikan kontribusi kesehatan secara
Human Service (2010:1) disebutkan fisik, namun memberikan efek psikol-
bahwa physical education (PE) is an ogis yang positif. Keterlibatan siswa,
effective strategy to increase physical dan kreatifitas guru dalam mewujud-
activity among young people. HHS re- kan tujuan kebugaran jasmani yang
commended that students engage in optimal harus maksimal. Sebagai pe-
MVPA for at least 50% of the time doman dalam melakukan proses pem-
they spend in PE class one of the most belajaran diperlukan peran kurikulum
critical outcome measures in determ- didalamnya. Kurikulum merupakan
ining the quality of a PE program. salah satu faktor penunjang keberhasi-
lan pendidikan, disamping ada faktor
lain yang juga memiliki peranan pent- PEMBAHASAN
ing seperti; SDM, sarana dan Kebugaran Jasmani
prasarana, situasi politik, sosial, Menurut Siedentop (1990:156)
ekonomi dan budaya (Winarno, kebugaran jasmani terkait dengan kap-
2012:4). asitas kekuatan otot dan daya tahan
Kurikulum 2013 merupakan untuk memenuhi kebutuhan hidup se-
kurikulum yang mengintegerasikan hari-hari. Hoeger & Hoeger (2005:11)
ketiga aspek individu (kognitif, afektif menjelaskan kebugaran jasmani seba-
dan psikomotor) yang menggunakan gai kemampuan tubuh untuk
pendekatan scientific dengan tujuan melakukan segala aktivitas sehari-hari
meningkatkan mutu pendidikan den- dengan aman dan efektif tanpa men-
gan menyeimbangkan hard skills dan galami kelelahan yang berlebihan dan
soft skills melalui kemampuan sikap, masih memiliki energi yang tersisa
keterampilan, dan pengetahuan dalam untuk kegiatan lainnya. Sedangkan
rangka menghadapi tantangan global Giriwijoyo & Komariyah (2002:23)
yang terus berkembang. Membentuk mengungkapkan, kebugaran jasmani
dan meningkatkan sumber daya manu- adalah keadaan kemampuan jasmani
sia yang produktif, kreatif dan inovatif yang dapat menyesuaikan fungsi alat
sebagai modal pembangunan bangsa tubuhnya terhadap tugas jasmani ter-
dan negara Indonesia. Para pendidik tentu atau terhadap keadaan lingkun-
dalam bidang pendidikan jasmani di- gan yang harus diatasi dengan cara
harapkan dapat update terhadap yang efisien, tanpa kelelahan yang
kurikulum yang ada, pendekatan pem- berlebihan dan telah pulih sempurna
belajaran, strategi dan model pembela- sebelum datang.
jaran untuk mencapai tujuan yang di- Kebugaran jasmani pada re-
harapkan. Jiang (2014) menjelaskan maja sangat penting untuk dimiliki
sangat penting seorang guru pen- karena hal tersebut mempengaruhi
didikan jasmani secara full dapat berbagai aktivitas mereka. Sulistiono
mengkolaborasikan teknologi pen- (2014:1) dalam jurnalnya menyatakan
didikan, model pembelajaran, dan bahwa tingkat kebugaran siswa belum
perkembangan informasi pendidikan seluruhnya berada dalam kondisi yang
kesehatan dan olahraga terkini. baik. Pada Siswa SMP hanya 9,50%
siswa yang memiliki kebugaran jas- hatan masyarakat dari penyakit kronis
mani baik, sedangkan 36,87% masih yang berhubungan dengan gaya hidup.
memiliki tingkat kebugaran jasmani Kemudian berdasarkan penelitian oleh
rendah dan 53,63% memiliki ke- Valdimarsson, dkk (2005) pelak-
bugaran jasmani pada level sedang. sanaan secara rutin pendidikan jas-
Siswa SMA sebanyak 46,11% masih mani dalam kurikulum sekolah selama
memiliki tingkat kebugaran jasmani 1 tahun dapat meningkatkan akrual
rendah, 10,56% siswa memiliki ke- mineral tulang dan meningkatkan
bugaran jasmani sesuai harapan, dan lebar tulang sehingga hal ini men-
43,33% memiliki kebugaran jasmani dukung pandangan bahwa aktivitas
pada level sedang. Pada penelitian fisik dapat direkomendasikan sebagai
tersebut dapat diketahui remaja pada strategi untuk meningkatkan massa tu-
usia sekolah SMA memiliki ke- lang puncak dan meningkatkan keta-
bugaran rendah dengan persentase hanan tulang pada fraktur, kekuatan
tertinggi. Oleh karenanya para siswa tulang tersebut berkaitan erat dengan
SMA tersebut perlu ditingkatkan ke- kebugaran jasmani individu.
bugarannya melalui proses pembela- Berdasarkan penelitian terse-
jaran pendidikan jasmani dan kese- but diketahui aktivitas fisik dalam
hatan di sekolah secara terprogram. pendidikan jasmani dapat
Berdasarkan penelitian yang dipa- meningkatkan kebugaran jasmani dan
parkan oleh Pate, dkk (1995) kebu- mampu mengurangi kerentanan indi-
tuhan akan pendidikan jasmani di vidu mengidap penyakit kronis. Na-
Amerika mencapai presentase yang mun tidak hanya untuk mencapai ke-
tinggi, sebanyak 97,1 % SMP dan bugaran jasmani, pendidikan jasmani
93,4% SMA. Hal ini dikarenakan dapat berpengaruh pada perkemban-
perkembangan pengetahuan bahwa gan karakter siswa, hal ini dijelaskan
pendidikan jasmani erat keaitannya pada penelitian yang dilakukan oleh
dengan pencapaian kebugaran jas- Salamuddin & Harun (2011) menge-
mani. Selanjutnya Moreira, dkk nai penerapan pendidikan jasmani
(2011) memaparkan pula bahwa Phys- dengan menggunakan pendekatan hu-
ical Activity dan Physical Fitness ter- manistik menghasilkan siswa dapat
atur dapat mengurangi beban kese- bereaksi secara bijaksana untuk men-
gatasi permasalahan. Partisipasi dalam pendekatan ilmiah (scientific). Terma-
kegiatan pendidikan jasmani menyedi- suk dalam pembelajaran pendidikan
akan kesempatan yang alami bagi jasmani dan kesehatan. Pada sekolah/
siswa untuk mengembangkan perilaku satuan pendidikan, Pendidikan jas-
penyesuaian sosial. Program pen- mani dan kesehatan berperan penting,
didikan jasmani, ketika terorganisir hal ini terkait dari dua hal, yakni: sisi
dan diajarkan dengan benar, dapat yang mengarah kepada aspek edukatif
membuat kontribusi luar biasa untuk dan kesehatan. Peserta didik yang
proses sosialisasi dalam kurikulum memiliki jasmaniah dan rohaniah
sekolah. yang sehat, segar, mempunyai potensi
diri untuk berprestasi dan mengaktual-
Pendekatan Scientific Kurikulum
isasikan dirinya. Pendidikan jasmani
2013
dan kesehatan merupakan bagian inte-
Kurikulum adalah instrumen
gral dari pendidikan secara keselu-
pendidikan untuk dapat membawa in-
ruhan, bertujuan untuk mengem-
san Indonesia memiliki kompetensi
bangkan aspek kebugaran jasmani,
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
keterampilan gerak, keterampilan
sehingga dapat menjadi pribadi dan
berfikir kritis, keterampilan sosial, pe-
warga negara yang produktif, kreatif,
nalaran, stabilitas emosional, tindakan
inovatif, dan afektif. Kurikulum 2013
moral dan aspek pola hidup sehat
dikembangkan atas dasar teori “pen-
melalui aktivitas jasmani, olahraga
didikan berdasarkan standar” (stan-
dan kesehatan terpilih yang diren-
dard-based education), dan teori
canakan secara sistematis dalam
kurikulum berbasis kompetensi.
rangka mencapai tujuan pendidikan
Kurikulum berbasis kompetensi
nasional.
adalah outcomes-based curriculum
Kurikulum 2013 yangdiran-
dan oleh karena itu pengembangan
cang untuk mencapai tujuan tersebut,
kurikulum diarahkan pada pencapaian
memiliki berbagai kompetensi yang
kompetensi yang dirumuskan dari
dicapai. Pendidikan jasmani dan kese-
SKL.
hatan yang memiliki bagian dalam
Proses pembelajaran pada
pelaksanaan dalam pencapaian tujuan
kurikulum 2013 untuk semua jenjang
nasional yang terpetakan dalam
dilaksanakan dengan menggunakan
kurikulum 2013 melalui proses pem- multikulturalisme, dan kekerasan,
belajaran yang berbasis pendekatan (Weissberg & O’Brien, 2004). Oleh
ilmiah. Melalui pendekatan tersebut karenanya terdapat pengembangan
proses pembelajaran harus menyentuh karakter yang dimasukkan dalam
tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, kurikulum dan pendekatan pembela-
dan keterampilan. Dalam proses pem- jaran. Amerika mengembangkan pro-
belajaran berbasis pendekatan ilmiah, gram pendidikan karakter secara pesat
ranah sikap masuk dalam transformasi untuk mengatasi kemerosotan moral
substansi atau materi ajar agar peserta yang dirasakan (Romanowski, 2003).
didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah Oleh karenanya berbagai variasi pro-
keterampilan masuk dalam transfor- gram pendidikan karakter telah diim-
masi substansi atau materi ajar agar plementasikan di Amerika Utara sejak
peserta didik tahu tentang 1995 dan telah memberikan 97 peng-
‘bagaimana’. Ranah pengetahuan ma- hargaan kepada negara maupun
suk dalam transformasi substansi atau daerah yang telah melaksanakan pro-
materi ajar agar peserta didik tahu ten- gram pendidikan karakter (U.S. De-
tang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah pen- partment of Education, 2005).
ingkatan dan keseimbangan antara ke- Berdasarkan pemaparan tersebut,
mampuan untuk menjadi manusia pembangunan karakter sebagai bagian
yang baik (soft skills) dan manusia dari kurikulum perlu diadakan, dan
yang memiliki kecakapan dan penge- telah tercantum dalam kurikulum
tahuan untuk hidup secara layak (hard 2013 dan pendekatan scientific di
skills) dari peserta didik yang meliputi dalamnya.
aspek kompetensi sikap, keterampilan, Langkah-langkah pendekatan
dan pengetahuan. Soft skill yang di- ilmiah (scientific approach) dalam
maksud mengarah pada pengemban- proses pembelajaran meliputi meng-
gan karakter siswa. Hal ini dikare- gali informasi melaui pengamatan,
nakan maraknya di masalah sosial bertanya, percobaan, kemudian men-
yang relevan dengan anak-anak dan golah data atau informasi, menyajikan
remaja, pada jenjang sekolah dasar data atau informasi, dilanjutkan den-
dan menengah mencakup AIDS, alko- gan menganalisis, menalar, kemudian
hol, karier, resolusi konflik, moral, menyimpulkan, dan mencipta. Tidak
hanya itu, dalam pendekatan scien- Kegiatan pembelajaran: men-
tific, terdapat pengembangan kompe- ganalisis konsep penyusunan pen-
tensi yang berkaitan dengan pemban- ingkatan kualitas kebugaran jasmani
gunan karakter siswa. Fokus pemban- yang terkait dengan kesehatan dan
gunan karakter ini telah menjadi keterampilan, memperagakan berbagai
sorotan di dunia. Pendekatan ini seba- bentuk latihan kelentukan, kelincahan,
gai acuan dalam melaksanakan proses kecepatan, daya tahan, dan kekuatan
pembelajaran yang efektif. otot.
Pendekatan scientific dalam Kompetensi yang dikem-
pembelajaran pendidikan jasmani dan bangkan: mengembangkan sikap teliti,
kesehatan pada materi kebugaran jas- jujur, sopan, menghargai  pendapat
mani, dijelaskan sebagai berikut: orang lain, kemampuan berkomu-
Mengamati nikasi, menerapkan kemampuan
Kegiatan pembelajaran: mengumpulkan informasi melalui
mengamati tayangan yang berkaitan berbagai cara yang dipelajari,
dengan aktivitas kebugaran jasmani mengembangkan kebiasaan belajar
melalui media audio visual. dan belajar sepanjang hayat.
Kompetensi yang dikem- Menalar/Mengasosiasi
bangkan: melatih kesungguhan, Kegiatan pembelajaran:
ketelitian, mencari informasi. mengetahui kesalahan-kesalahan dan
Menanyakan cara memperbaiki kesalahan yang
Kegiatan pembelajaran: secara sering dilakukan saat melakukan
berkelompok atau individual peserta aktivitas kebugaran jasmani,
didik menanyakan berbagai macam menemukan bentuk latihan yang
program/aktivitas untuk peningkatan sesuai yang dapat meningkatkan
kebugaran jasmani. kebugaran.
Kompetensi yang dikem- Kompetensi yang
bangkan: mengembangkan kreativitas, dikembangkan: Mengembangkan
rasa ingin tahu, kemampuan meru- sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
muskan pertanyaan untuk membentuk kerja keras, kemampuan menerapkan
pikiran kritis. prosedur dan kemampuan berpikir
Mengumpulkan informasi
induktif serta deduktif dalam tetapi pada siswa. Orientasi pembela-
menyimpulkan. jaran harus disesuaikan dengan
Mengkomunikasikan perkembangan anak, isi dan urusan
Kegiatan pembelajaran: materi serta cara penyampaian. Den-
melakukan tes kebugaran jasmani (lari gan proses pembelajaran yang berba-
cepat 60 meter, angkat tubuh/60 detik, sis pendekatan ilmiah ini, mampu
baring duduk/60 detik, loncat tegak, menjadi solusi dalam mengatasi
lari jauh/1.000 pi dan 1.200 m pa) se- fenomena kurangnya derajat kese-
cara berkelompok dengan koordinasi hatan di kalangan remaja SMA dan
yang baik dan menunjukkan pada ni- sebagai solusi pula dalam mengem-
lai-nilai kerjasama, sportifitas, toler- bangkan aspek psikologis siswa dalam
ansi, memecahkan masalah, menghar- ranah sosial.
gai teman, dan keberanian, menghi-
KESIMPULAN
tung hasil tes kebugaran jasmani (lari
Kebugaran jasmani merupakan
cepat 60 meter, angkat tubuh/60 detik,
aspek penting yang harus dicapai
baring duduk/60 detik, loncat tegak,
dalam kehidupan semua individu pada
lari jauh/1.000 pi dan 1.200 m pa) se-
berbagai usia, termasuk remaja untuk
cara individual dan berkelompok dan
mengaktualisasikan diri secara opti-
menunjukkan pada nilai-nilai ker-
mal. Kebugaran jasamani meliputi ke-
jasama, memecahkan masalah, dan
segaran dan kesehatan. Kesehatan se-
ketelitian.
cara fisik dan psikologis. Individu
Kompetensi yang dikem-
yang bugar maka memiliki kesehatan,
bangkan: Mengembangkan sikap ju-
kemampuan motorik, kemampuan
jur, teliti, toleransi, kemampuan
sosial, dan karakter yang berkualitas.
berpikir sistematis, mengungkapkan
Remaja SMA yang menempuh
pendapat dengan singkat dan jelas,
pendidikan memerlukan bimbingan
dan mengembangkan kemampuan
dari pendidik untuk memiliki ke-
berbahasa yang baik dan  benar.
bugaran yang optimal melalui pen-
Dalam pelaksanaan model
didikan jasmani dan kesehatan. Proses
pembelajaran pendidikan jasmani dan
pembelajaran memiliki pedoman un-
kesehatan melalui pendekatan scien-
tuk mencapai tujuan pendidikan na-
tific tidak harus terpusat pada guru
sional yang didalamnya termaktub
pencapaian kebugaran jasmani dan Giriwijoyo, S., & Komariyah, L.
2002. Olahraga Kesehatan
keterampilan sosial peserta didik.
dan Kesegaran Jasmani pada
Kurikulum 2013 berbasis pendekatan Lanjut Usia. Bandung: Fakul-
tas PEndidikan Olahraga dan
scientific menjadi solusi pencapaian
Kesehatan UPI.
kebugaran dan sekaligus membangun
Hoeger, W.W.K. & Hoeger, S.A.
karakter, di tengah maraknya perkem- 2005. Lifetime Physical Fit-
bangan teknologi yang mengurangi ness and Wellness a Personal-
ized Program. USA: Thomson
aktivitas fisik dan sosialisasi remaja Wadsworth.
saat ini. Jiang, Y. 2014. Analysis on the Appli-
Melalui pendekatan ilmiah cation of Artficial Intelligence
Technology in Modern Physi-
dalam kurikulum 2013 proses pembe- cal Education. Information and
lajaran yang diyakini sebagai titian Technology Journal, 13 (3):
477-484.
emas perkembangan dan pengemban-
Komisi Penyiaran Indonesia. 2015.
gan sikap, keterampilan, dan penge- Hasil Survey Indeks Kualitas
tahuan peserta didik. Pembelajaran Program Siaran TV Periode
Maret-April 2015.
tradisional, retensi informasi dari guru
Kementerian Komunikasi dan Infor-
sebesar 10 persen setelah lima belas matika. 2014. Survey Indikator
menit dan perolehan pemahaman kon- Akses dan Penggunaan TIK
pada Rumah Tangga Tahun
tekstual sebesar 25 persen. Sedangkan 2014.
pada pembelajaran berbasis pen- Lutan, R. 2002. Menuju Sehat Dan
dekatan scientific, retensi informasi Bugar. Jakarta: Direktorat Jen-
deral Olahraga. Depdiknas.
dari guru sebesar lebih dari 90 persen
Moreira, C. 2011. Metabolic Risk
setelah dua hari dan perolehan pema-
Factors, Physical Activity and
haman kontekstual sebesar 50-70 Physical Fitness in Azorean
Adolescents: a Cross-Sectional
persen.
Study. Public Health Journal.
11 (214) : 1-7
DAFTAR RUJUKAN
Pate, R.R., Small, M.L., Ross, J.G.,
Çardak, Mehmet. 2013. Psychological Young, J.C., Flint, K.H., &
Well-Being and Internet Ad- Warren, C. W. School Physical
diction among University Stu- Education.Journal of School
dents. The Turkish Online Health. 65 (8):312-318.
Journal of Educational Tech-
nology (2013), 12 (3) : 134- Presiden Republik Indonesia. Un-
141. dang-Undang Republik In-
donesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Na- Shared Responsibility, (On-
sional. line), (http://www.ed.goc/
print/admins/lead/
Ridgers, N.D, Fazey, D.M.A, Fair- characther/brochure.html),
clough, S.J. 2007. Perceptions diakses 3 Mei 2016.
of Athletic Competence And
Fear of Negative Evaluation Valdimarsson, O., Linden, C., Gard-
During Physical Education. sell, P., & Karlsson, M. K.
British Journal of Education 2006. Daily Physical Educa-
Phychology, 77: 339-349. tion in the School Curriculum
in Prepubertal Girls during 1
Romanowski, M. 2003. Lessons for Year is Followed by an In-
Life. American School Jour- crease in Bone Mineral Ac-
nal, 190: 32-35. crual and Bone Width—Data
Salamuddin, N.& Harun, M.T. The from the Prospective Con-
Effect of the Intervention Pro- trolled Malmo¨ Pediatric Os-
gram in Physical Education teoporosis Prevention Study.
Classes on Students’ Personal Calcif Tissue Int, 78: 65-71.
and Social Development. In-
Wallhead, T. L., Garn, A. C., & Vi-
ternational Journal of Art &
doni, C. 2013. Sport Education
Science, 4 (11): 353-361.
and sosial goals in physical ed-
Siedentop, D. 1990. Introduction to ucation: relationships with en-
Physical Education, Fitness, joyment, relatedness, and
and Sport. California: May- leisure-time physical activity.
field Publishing Company. Physical Education and Sport
Pedagogy Journal, 18
Siedentop. 2002. Sport Education: A (4):427–441.
Retrospective. Journal of
Teaching in Physical Wallhead, T., and M. O’Sullivan.
Education, (2002), 21, 409- 2005. Sport education: Physi-
418. cal education for the new mil-
lennium? Physical Education
Sulistiono, A.A. 2014. Kebugaran Jas- and Sport Pedagogy. Journal
mani Siswa Pendidikan Dasar of Sport Education, 10 (2):
dan Menengah Di Jawa 181–210.
Barat. Transpor, 20 (2): 223-
233. Weissberg, R. P. & O’Brien, M. U.
U.S Departement of Health and Hu- 2004. What Works in School-
man Service. 2010. Strategies Based Social and Emotional
to Improve the Quality of Learning Programs for Posi-
Physical Education. (Online). tive Youth Development. The
(http://www.cdc.gov/ Annals of the American Acad-
healthyyouth/physicalactiv- emy of Political and Social
ity/pdf/quality_pe.pdf), diak- Science, 591: 86-97.
ses 25 April 2016.
Winarno, M.E. 2012. Pengembangan
U.S. Department of Education. 2005. Karakter Bangsa Melalui
Character Education: Our Pendidikan Jasmani &
Rohani. Makalah disajikan
dalam pidato pengukuhan
Guru Besar dalam bidang Ilmu
Keolahragaan FIK UM,
Malang, 5 Desember.
World Health Organisation. 2003.
Sport and Health: Preventing
disease and Promoting Health.
New York.
Wuest, A.D. & Bucher, A.C. 2009.
Foundation of Physical Edu-
cation, Exercise Science, And
Sport (16rd ed.). New York:
McGraw.

Anda mungkin juga menyukai