2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
*Email : 41nurasiah@gmail.com
ABSTRAK
Kompleksnya permasalahan kesehatan yang terjadi pada remaja disebabkan karena terjadi
perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dan dinamis meliputi aspek fisik,
emosi, perilaku dan sosial. Dengan demikian perlu adanya penanganan yang komprehensif
dan terintegrasi yang melibatkan semua unsur untuk memandirikan remaja yaitu dengan
posyandu remaja. Posyandu remaja Desa Bayuning Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan
merupakan posyandu yang pertama kali dibentuk di Kabupaten Kuningan akan tetapi belum
diberikan pelatihan, oleh karena itu perlu diberikan pelatihan pengelolaan posyandu remaja
agar menghasilkan kader posyandu yang terampil. Metode pengabdian masyarakat ini
dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada 30 kader posyandu remaja yang sudah
dibentuk. Adapun tempat pelatihan dilaksanakan di STIKes Kuningan selama 2 hari. Tahapan
kegiatan pelatihan yaitu : 1). Kordinasi dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas Kadugede, 2).
Menyusun media pelatihan, 3). Pelatihan kader posyandu remaja, 4). Praktik Pelaksanaan
Posyandu Remaja, 5). Evaluasi pelaksanaan posyandu remaja. Pelatihan dilaksanakan dengan
metode ceramah, problem based learning, demonstrasi dan praktik pengelolaan posyandu dengan
menerapkan 5 meja. Materi yang disampaikan antara lain posyandu remaja, kesehatan
reproduksi, gizi reproduksi remaja, pencegahan kekerasan remaja, konseling remaja,
pendidikan keterampilan hidup sehat, penyakit tidak menular dan NAPZA. Adapun
keterampilan yang diberikan meliputi pencatatan pada register dan KMS remaja, pengukuran
tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan lingkar perut, pengecekan anemia, serta
praktik konseling dan penyuluhan. Setelah diberikan pelatihan, kader posyandu melakukan
praktik pengelolaan posyandu dengan didampingi oleh 4 fasilitator (Dinas, Puskesmas dan
STIKes). Hasil kegiatan ini yaitu terlaksanaya kegiatan posyandu remaja sekaligus launching
terbentuknya “Posyandu Remaja DIPTA” yang berada di Desa Bayuning dan kegiatan ini
disambut antusias oleh remaja, dengan melihat banyaknya remaja yang berkunjung untuk
memeriksakan kesehatannya. Evaluasi kegiatan pelatihan yaitu kader posyandu remaja mampu
melaksanakan kegiatan posyandu dengan menerapkan sistem 5 meja dengan baik dan benar.
Kesimpulan dari kegiatan ini yaitu pelatihan dan pendampingan ini sangat efektif terhadap
keterampilan kader posyandu remaja dalam melaksanakan kegiatan posyandu, begitupun
antusias remaja sangat baik untuk memeriksakan kesehatannya ke posyandu. Dengan
demikian, kader posyandu diharapkan dapat melaksanakan kegiatan dengan rutin dan baik.
ABSTRACT
The complexity of health problems that occur in adolescents is caused by changes in growth and
development that are fast and dynamic including physical, emotional, behavioral and social aspects. Thus
there needs to be a comprehensive and integrated handling that involves all elements to make adolescents
independent, namely youth Posyandu. Youth Posyandu in Bayuning Village, Kadugede Subdistrict,
Kuningan Regency is the first posyandu established in Kuningan Regency but has not been given
training, therefore it is necessary to provide training in youth Posyandu management in order to produce
skilled posyandu cadres. This community service method is carried out by providing training to 30 youth
Posyandu cadres that have been formed. The training venue was held at STIKes Kuningan for 2 days. The
stages of training activities are: 1). Coordination with the Health Office, Puskesmas Kadugede, 2).
Develop training media, 3). Youth Posyandu cadre training, 4). Posyandu Youth Implementation
Practices, 5). Evaluation of youth Posyandu implementation. The training was carried out using lecture
methods, problem based learning, demonstrations and posyandu management practices by implementing
5 tables. The materials presented included youth posyandu, reproductive health, adolescent reproductive
nutrition, adolescent violence prevention, youth counseling, education on healthy life skills, non-
communicable diseases and drugs. The skills provided include recording on adolescent KMS and registers,
DOI: https://doi.org/10.46366/ijkmi.1.2.75-80
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
measuring height, weight, upper arm circumference and abdominal circumference, checking anemia, as
well as counseling and counseling practices. After being given training, posyandu cadres carry out
posyandu management practices accompanied by 4 facilitators (Dinas, Puskesmas and STIKes). The
result of this activity was the implementation of youth Posyandu activities as well as the launching of the
establishment of "DIPTA Youth Posyandu" in Bayuning Village and this activity was enthusiastically
welcomed by teenagers, seeing the number of teenagers visiting to have their health checked. Evaluation of
training activities, namely youth Posyandu cadres able to carry out posyandu activities by implementing
the 5 table system properly. The conclusion of this activity is that training and mentoring are very
effective in the skills of youth Posyandu cadres in carrying out posyandu activities, as well as youth
enthusiasm for checking their health at the posyandu Thus, posyandu cadres are expected to carry out
activities routinely and well.
76
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
adanya posyandu remaja, hal ini terlihat pengukuran tinggi badan, berat badan dan
saat memberikan pengarahan dan sosialisasi lingkar lengan atas, meja 3 : praktik
posyandu remaja, akan tetapi kegiatan pencatatan, meja 4 : praktik konseling, meja
posyandu belum dilaksanakan, hal ini 5 : praktik KIE. Pada saat praktik, kader
disebabkan karena masih terbatasnya posyandu dibagi menjadi 5 kelompok dan
pengetahuan dan keterampilan kader masing-masing kelompok terdiri dari 5
posyandu dalam pelaksanaan posyandu kader, serta setiap kelompok didampingi
remaja, yang disebabkan kader belum oleh 1 orang narasumber. Setiap kelompok
mendapat pelatihan tentang pengelolaan mensimulasikan sistem 5 meja. Setelah
kader posyandu remaja. Berdasarkan diberikan pelatihan, selanjutnya kader
permasalahan tersebut, maka jadi dasar posyandu diberikan pendampingan saat
dilakukan pengabdian kepada masyarakat pertama kali melaksanakan posyandu
dengan memberikan pelatihan dan remaja dengan didampingi oleh fasilitator
pendampingan kepada kader posyandu dari STIKes Kuningan 2 orang dan dari
remaja Desa Bayuning. Kegiatan ini tidak puskesmas 1 orang. 3). Tahap evaluasi
hanya meningkatkan kapasitas kader kegiatan pelatihan dan pendampingan.
posyandu, tetapi juga meningkatkan
fasilitas layanan posyandu remaja. Dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
demikian pelayanan posyandu remaja akan Kegiatan pelatihan diawali dengan
berjalan optimal. acara pembukaan yang dihadiri oleh kepala
Puskesmas Kadugede, Ketua STIKes
2. METODE PENELITIAN Kuningan, kader posyandu, narasumber
Kegiatan pelatihan dan dan kepala Desa. Karakteristik kader
pendampingan ini diberikan kepada 30 posyandu, didapatkan sebagian besar kader
kader posyandu, adapun lokasi pelatihan remaja berumur remaja akhir yaitu
dilaksanakan di STIKes Kuningan selama 2 sebanyak 21 orang dan remaja awal 9 orang.
hari yaitu tanggal 16-17 Mei 2019 dan Berdasarkan pendidikan sebagian besar
pendampingan dilaksanakan saat launching kader remaja berpendidikan SMA yaitu
posyandu remaja pada bulan Juli tahun sebanyak 25 orang dan 5 orang pendidikan
2019. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tinggi. Jenis kelamin kader posyandu
empat tahapan antara lain : 1). Tahap sebagian besar perempuan yaitu sebanyak
persiapan dimulai dari pengusulan surat 17 orang dan 13 orang laki-laki. Berikutnya
izin ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik sebelum diberikan materi dilakukan pre test
Kabupaten Kuningan, koordinasi dengan dengan menggunakan kuesioner. Materi
Dinas Kesehatan, Puskesmas Kadugede dan yang diberikan antara lain tentang teknis
Desa Bayuning, koordinasi dengan penyelenggaraan posyandu remaja,
narasumber. 2). Penyusunan media kesehatan reproduksi remaja, gizi pada
pelatihan antara lain modul, formulir remaja, pencegahan kekerasan pada remaja,
pendaftaran posyandu, KMS remaja, PKHS, Penyakit Tidak Menular dan
peralatan posyandu. 3).Pelatihan kader Penyalahgunaan NAPZA. Pada hari
meliputi penyampaian materi oleh 4 orang pertama pelatihan tampak antusias dari
narasumber yang berasal dari STIKes seluruh kader, dengan melihat suasana
Kuningan sebanyak 2 orang, dari dinas pelatihan penuh semangat, kader remaja
kesehatan sebanyak 1 orang, dari banyak yang bertanya pada setiap sesi
Puskesmas Kadugede sebanyak 1 orang. materi yang disampaikan. Pada hari ke dua
Materi yang disampaikan meliputi materi pelatihan, yaitu praktik penyelenggaraan
teknis penyelenggaraan posyandu remaja, posyandu remaja, kader remaja dibagi
kesehatan reproduksi remaja, gizi pada menjadi 5 kelompok dan masing-masing
remaja, pencegahan kekerasan pada remaja, kelompok terdiri dari 6 orang serta
PKHS, PTM dan Penyalahgunaan NAPZA. didampingi oleh satu orang narasumber.
Sebelum penyampaian materi kader Diawal praktik, narasumber
mengisi kuesioner pre tes dan diakhir mendemonstrasikan keterampilan yang
pelatihan mengisi kuesioner post tes. Metode mencakup 5 meja. Setelah narasumber
penyampaian materi dengan ceramah, mendemonstrasikan, selanjutnya kader
diskusi, tanya jawab dan problem based mempraktikan kembali keterampilan
learning. Setelah diberikan materi, hari ke – tersebut. Hasil yang didapatkan pada hari
2 dilanjutkan dengan praktik keterampilan pertama pelatihan yaitu terdapat perbedaan
pengelolaan posyandu remaja dengan antara tingkat pengetahuan sebelum dan
didampingi oleh narasumber dan praktik sesudah mengikuti pelatihan, dimana rata -
ini langsung menerapkan pada teknik rata skor tingkat pengetahuan sebelum
penyelenggaraan posyandu remaja terdiri dilakukan pelatihan (pre-test) yaitu 23,50
dari lima 5 meja meliputi : meja 1. praktik ±1,6 dan rata – rata skor setelah diberikan
pengisian pendaftaran, meja 2 : praktik pelatihan (pos test) yaitu 31,07±2,2. Dengan
77
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
78
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
terhadap suatu obyek dan mempengaruhi pelaksanaan posyandu remaja, karena jika
terbentuknya tindakan. Hasil pengabdian kompetensi yang dimiliki kader kurang
ini sejalan dengan hasil penelitian Purnomo maka akan mempengaruhi keberhasilan
dengan judul Pengaruh pelatihan kader kegiatan posyandu yaitu memantau
terhadap pengetahuan dan sikap dan kesehatan remaja. Kemampuan yang baik
tindakan di Desa Sendang Sari Kecamatan saat pelatihan diimplementasikan oleh
Pengasih Kabupaten Kulon Progo, bahwa kader posyandu saat launching posyandu.
terjadi peningkatan pengetahuan responden Saat ini, kader pertama kali
sebelum diberikan pelatihan yaitu sebanyak menyelenggarakan posyandu remaja dan
68,4% dalam kategori baik, dan setelah tim pengabdian melakukan pendampingan.
diberikan pelatihan hampir seluruhnya Pada saat melaksanakan posyandu tampak
dalam kategori baik yaitu 94,7%. kader sangat antusias memberikan
Peningkatan pengetahuan kader posyandu pelayanan posyandu dengan baik. Mulai
setelah diberikan pelatihan bisa terjadi dari persiapan sarana dan parasarana yang
karena materi mudah dipahami juga sudah lengkap dan memadai, setting tempat
metode pelatihan yang bervariasi sehingga pelayanan posyandu dengan 5 meja terlihat
membuat kader semangat dan mudah tertib, pengukuran tinggi badan dan berat
menerima informasi. Metode kegiatan badan dilakukan dengan baik. Pencatatan
pelatihan yang bervariasi serupa dengan hasil pemeriksaan dicatat dengan baik di
pengabdian yang dilakukan oleh Ikeu KMS remaja. Pada saat konseling dan
Tahun 2019 bahwa metode pelatihan yang penyuluhan kader mampu melakukannya
bervariasi menjadi salah satu kekuatan dengan baik. Keberhasilan pelaksanaan
dalam pelatihan. Metode diskusi kelompok posyandu remaja tersebut disebabkan oleh
dirasakan efektif pada saat membahas adanya pelatihan serta kerjasama dengan
contoh kasus terkait kegiatan posyandu [8]. berbagai pihak serta keberhasilan posyandu
Hasil pelatihan hari ke dua remaja akan berdampak kepada derajat
didapatkan terdapat peningkatan kesehatan remaja.
keterampilan kader setelah diberikan Tahap akhir kegiatan pengabdian
pelatihan. Hal tersebut terlihat dari adalah melakukan evaluasi. Kegiatan
kemampuan kader pada meja ke satu yaitu evaluasi dilakukan secara objektif dan
mampu melakukan pencatatan kehadiran, sistematik pada setiap tahapan dengan
pengisian identitas diri atau kuesioner membandingkan realisasi kegiatan dengan
kecerdasan majemuk. Pada meja ke dua, standar yang sudah ditetapkan. Hasil
mampu mengukur antropometri meliputi pengabdian Anna, dkk tahun 2020, evaluasi
penimbangan berat badan, tinggi badan, kegiatan posyandu dilakukan dengan
tekanan darah, serta Lingkar Lengan Atas melihat jalannya posyandu dengan
dan mengecek konjungtiva pada muka menerapkan sistem 5 meja. Kegiatan
untuk mengetahui anemia atau tidak. posyandu Sukamandala dilaksanakan
Pengukuran antropometri dilakukan untuk dengan kader yang sesuai dan sudah
mengetahui status gizi dan kader sudah terbentuk di masing-masing meja [10].
mampu menilai status gizi remaja yang Hasil dari evaluasi kegiatan didapatkan
ditunjukkan saat mengisi kasus penilaian beberapa kendala yang antara lain
status gizi, hampir semua jawaban kader kesediaan KMS remaja masih terbatas juga
sudah betul. Pada meja ke tiga, kader media konseling atau penyuluhan. Upaya
mampu mencatat hasil pemeriksaan. Pada yang dilakukan bagi kader remaja adalah
meja 4, kader mampu memberikan selalu memberikan pelayanan yang terbaik
konseling. Pada meja ke lima, kader mampu dalam kegiatan posyandu, rutin melakukan
memberikan edukasi dan penyuluhan. Hasil pendampingan atau pembinaan dari
pengabdian ini serupa dengan hasil puskesmas, aparat Desa dan STIKes
pengabdian yang dilakukan oleh Ngaisyah Kuningan agar pelaksanaan posyandu
dan Wahyuningsih tahun 2017, bahwa remaja konsisten dilaksanakan setiap bulan.
setelah diberikan pelatihan kader mampu Selain itu, meningkatkan sarana dan
melakukan praktik pengukuran prasarana terutama media konseling atau
antropomteri dengan baik, mampu penyuluhan.
melakukan penilaian status gizi dan mampu
memberikan edukasi dan konseling dengan 4. KESIMPULAN
baik.9 Peningkatan kemampuan kader Berdasarkan hasil kegiatan
tersebut, dapat disebabkan adanya pengabdian masyarakat ini dapat ditarik
bimbingan yang diberikan pada saat praktik kesimpulan bahwa pelatihan dan
dan setiap kader harus mempraktikan atau pendampingan efektif meningkatkan
mensimulasikan semua keterampilan, untuk pengetahuan dan keterampilan kader
kemudian dievaluasi satu persatu. posyandu dalam menyelenggarakan
Kompetensi kader sangat penting dalam posyandu remaja. Terbukti dari
79
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)
80