Anda di halaman 1dari 6

IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No.

2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KADER


SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI POSYANDU REMAJA DI
DESA BAYUNING KECAMATAN KADUGEDE KABUPATEN
KUNINGAN
Ai Nurasiah1,*
1STIKes Kuningan, Kuningan, Indonesia

*Email : 41nurasiah@gmail.com

ABSTRAK
Kompleksnya permasalahan kesehatan yang terjadi pada remaja disebabkan karena terjadi
perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dan dinamis meliputi aspek fisik,
emosi, perilaku dan sosial. Dengan demikian perlu adanya penanganan yang komprehensif
dan terintegrasi yang melibatkan semua unsur untuk memandirikan remaja yaitu dengan
posyandu remaja. Posyandu remaja Desa Bayuning Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan
merupakan posyandu yang pertama kali dibentuk di Kabupaten Kuningan akan tetapi belum
diberikan pelatihan, oleh karena itu perlu diberikan pelatihan pengelolaan posyandu remaja
agar menghasilkan kader posyandu yang terampil. Metode pengabdian masyarakat ini
dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada 30 kader posyandu remaja yang sudah
dibentuk. Adapun tempat pelatihan dilaksanakan di STIKes Kuningan selama 2 hari. Tahapan
kegiatan pelatihan yaitu : 1). Kordinasi dengan Dinas Kesehatan, Puskesmas Kadugede, 2).
Menyusun media pelatihan, 3). Pelatihan kader posyandu remaja, 4). Praktik Pelaksanaan
Posyandu Remaja, 5). Evaluasi pelaksanaan posyandu remaja. Pelatihan dilaksanakan dengan
metode ceramah, problem based learning, demonstrasi dan praktik pengelolaan posyandu dengan
menerapkan 5 meja. Materi yang disampaikan antara lain posyandu remaja, kesehatan
reproduksi, gizi reproduksi remaja, pencegahan kekerasan remaja, konseling remaja,
pendidikan keterampilan hidup sehat, penyakit tidak menular dan NAPZA. Adapun
keterampilan yang diberikan meliputi pencatatan pada register dan KMS remaja, pengukuran
tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan lingkar perut, pengecekan anemia, serta
praktik konseling dan penyuluhan. Setelah diberikan pelatihan, kader posyandu melakukan
praktik pengelolaan posyandu dengan didampingi oleh 4 fasilitator (Dinas, Puskesmas dan
STIKes). Hasil kegiatan ini yaitu terlaksanaya kegiatan posyandu remaja sekaligus launching
terbentuknya “Posyandu Remaja DIPTA” yang berada di Desa Bayuning dan kegiatan ini
disambut antusias oleh remaja, dengan melihat banyaknya remaja yang berkunjung untuk
memeriksakan kesehatannya. Evaluasi kegiatan pelatihan yaitu kader posyandu remaja mampu
melaksanakan kegiatan posyandu dengan menerapkan sistem 5 meja dengan baik dan benar.
Kesimpulan dari kegiatan ini yaitu pelatihan dan pendampingan ini sangat efektif terhadap
keterampilan kader posyandu remaja dalam melaksanakan kegiatan posyandu, begitupun
antusias remaja sangat baik untuk memeriksakan kesehatannya ke posyandu. Dengan
demikian, kader posyandu diharapkan dapat melaksanakan kegiatan dengan rutin dan baik.

Kata Kunci : Kader Posyandu, Pelatihan, Remaja

ABSTRACT

The complexity of health problems that occur in adolescents is caused by changes in growth and
development that are fast and dynamic including physical, emotional, behavioral and social aspects. Thus
there needs to be a comprehensive and integrated handling that involves all elements to make adolescents
independent, namely youth Posyandu. Youth Posyandu in Bayuning Village, Kadugede Subdistrict,
Kuningan Regency is the first posyandu established in Kuningan Regency but has not been given
training, therefore it is necessary to provide training in youth Posyandu management in order to produce
skilled posyandu cadres. This community service method is carried out by providing training to 30 youth
Posyandu cadres that have been formed. The training venue was held at STIKes Kuningan for 2 days. The
stages of training activities are: 1). Coordination with the Health Office, Puskesmas Kadugede, 2).
Develop training media, 3). Youth Posyandu cadre training, 4). Posyandu Youth Implementation
Practices, 5). Evaluation of youth Posyandu implementation. The training was carried out using lecture
methods, problem based learning, demonstrations and posyandu management practices by implementing
5 tables. The materials presented included youth posyandu, reproductive health, adolescent reproductive
nutrition, adolescent violence prevention, youth counseling, education on healthy life skills, non-
communicable diseases and drugs. The skills provided include recording on adolescent KMS and registers,

DOI: https://doi.org/10.46366/ijkmi.1.2.75-80
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)

measuring height, weight, upper arm circumference and abdominal circumference, checking anemia, as
well as counseling and counseling practices. After being given training, posyandu cadres carry out
posyandu management practices accompanied by 4 facilitators (Dinas, Puskesmas and STIKes). The
result of this activity was the implementation of youth Posyandu activities as well as the launching of the
establishment of "DIPTA Youth Posyandu" in Bayuning Village and this activity was enthusiastically
welcomed by teenagers, seeing the number of teenagers visiting to have their health checked. Evaluation of
training activities, namely youth Posyandu cadres able to carry out posyandu activities by implementing
the 5 table system properly. The conclusion of this activity is that training and mentoring are very
effective in the skills of youth Posyandu cadres in carrying out posyandu activities, as well as youth
enthusiasm for checking their health at the posyandu Thus, posyandu cadres are expected to carry out
activities routinely and well.

Keywords: Posyandu cadres, training, youth

1. PENDAHULUAN tahun) mengalami kondisi kurus dan 29


Kesehatan merupakan kenikmatan persen bertubuh pendek. Untuk remaja
dan karunia Allah SWT yang sangat perempuan, angka-angkanya adalah 4,3
berharga dan tidak dapat dibandingkan persen kurus dan 25 persen bertubuh
dengan kekayaan materi apapun. Meskipun pendek. Angka remaja usia 16–18 tahun
kesehatan bukanlah segalanya tetapi segala dengan berat badan berlebih telah naik
sesuatu akan kurang berarti tanpa signifikan di Indonesia, dari 1,4 persen pada
kesehatan apalagi pada masa remaja. Masa 2010 ke 8,1 persen pada 2018.55 Data tahun
remaja merupakan masa storm and stress, 2013 menunjukkan bahwa 23 persen remaja
remaja mengalami banyak tantangan baik usia 12–18 tahun mengalami anemia [3].
dari diri mereka sendiri (biopsychosocial Pada tahun 2017 kasus narkoba di
factors) maupun lingkungan (environmental Kabupaten Kuningan sudah masuk zona
factors) serta pada masa remaja mengalami merah dan pengguna narkoba di kalangan
banyak perubahan fisik yang sangat cepat. remaja menduduki peringkat ke 2 (dua) [4].
Apabila remaja tidak memiliki kemampuan Kompleksnya permasalahan
untuk menghadapi berbagai tantangan baik kesehatan pada remaja menjadi
secara fisik maupun psikologis termasuk tanggungjawab bersama, memerlukan
perkembangan teknologi dan zaman, maka penanganan yang komprehensif dan
mereka akan mengalami berbagai masalah terintegrasi yang melibatkan semua unsur
kesehatan yang kompleks [1]. Laporan dari dari lintas program dan sektor terkait,
Bank Dunia memperkirakan bahwa 47,3 karena pada prinsipnya remaja adalah
dari setiap 1.000 remaja perempuan pernah generasi penerus bangsa, memiliki hak
melahirkan. Angka ini sedikit lebih tinggi untuk bertahan hidup dan tumbuh
dari rata-rata dunia sebesar 44 dan belum kembang dengan baik, serta berhak
berubah signifikan sejak pertengahan 1990- mendapat pelayanan kesehatan. Upaya
an. Hasil survei terbaru terhadap anak pemerintah saat ini telah membentuk
sekolah usia 13–17 tahun di Indonesia posyandu remaja sebagai perpanjangan dari
menyoroti kesehatan jiwa sebagai isu utama Puskesmas untuk memfasilitasi remaja guna
yang dirasakan remaja. Lebih dari 5 persen meningkatkan pengetahuan dan
murid yang mengikuti survei menyatakan kemampuan remaja agar mampu
pernah secara serius mempertimbangkan mengidentifikasi masalah yang dihadapi,
bunuh diri dalam 12 bulan terakhir, dengan potensi yang dimiliki, merencanakan dan
angka murid perempuan lebih tinggi melakukan pemecahannya dengan
dibandingkan murid lelaki. Pikiran memanfaatkan potensi setempat yaitu
melakukan bunuh diripun tampaknya dengan memberdayakan remaja. Pelayanan
paling sering terjadi di kalangan murid yang diberikan dalam posyandu remaja
SMA (usia 16–17). Hasil survey kesehatan antara lain pelayanan kesehatan dasar
berbasis sekolah di Indonesia tahun 2015 (pemeriksaan tekanan darah, timbang berat
gambaran risiko kesehtan pada remaja yaitu badan, ukur lingkar lengan atas) dan
41,8 % laki-laki dan 4,1% perempuan pendidikan kesehatan meliputi PKHS,
mengaku pernah merokok, 14,4% laki-laki kesehatan reproduksi remaja, kesehatan
dan 5,6% perempuan pernah jiwa dan pencegahan penyalahgunaan
mengkonsumsi alkhohol dan 4,17% Napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan
perempuan serta 8,26 % laki-laki usia 12-18 PTM dan pencegahan kekerasan pada
tahun pernah melakukan hubungan seksual remaja [2]. Posyandu remaja Desa Bayuning
[2]. Remaja di Indonesia menanggung tiga merupakan posyandu pertama yang
beban malnutrisi: kurang gizi, berat badan terbentuk di Kabupaten Kuningan pada
berlebih, dan defisiensi mikronutrien. bulan Mei tahun 2019 dan pemerintah Desa
Sekitar 1,2 persen remaja lelaki (16-18 Bayuning menyambut dengan antusias

76
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)

adanya posyandu remaja, hal ini terlihat pengukuran tinggi badan, berat badan dan
saat memberikan pengarahan dan sosialisasi lingkar lengan atas, meja 3 : praktik
posyandu remaja, akan tetapi kegiatan pencatatan, meja 4 : praktik konseling, meja
posyandu belum dilaksanakan, hal ini 5 : praktik KIE. Pada saat praktik, kader
disebabkan karena masih terbatasnya posyandu dibagi menjadi 5 kelompok dan
pengetahuan dan keterampilan kader masing-masing kelompok terdiri dari 5
posyandu dalam pelaksanaan posyandu kader, serta setiap kelompok didampingi
remaja, yang disebabkan kader belum oleh 1 orang narasumber. Setiap kelompok
mendapat pelatihan tentang pengelolaan mensimulasikan sistem 5 meja. Setelah
kader posyandu remaja. Berdasarkan diberikan pelatihan, selanjutnya kader
permasalahan tersebut, maka jadi dasar posyandu diberikan pendampingan saat
dilakukan pengabdian kepada masyarakat pertama kali melaksanakan posyandu
dengan memberikan pelatihan dan remaja dengan didampingi oleh fasilitator
pendampingan kepada kader posyandu dari STIKes Kuningan 2 orang dan dari
remaja Desa Bayuning. Kegiatan ini tidak puskesmas 1 orang. 3). Tahap evaluasi
hanya meningkatkan kapasitas kader kegiatan pelatihan dan pendampingan.
posyandu, tetapi juga meningkatkan
fasilitas layanan posyandu remaja. Dengan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
demikian pelayanan posyandu remaja akan Kegiatan pelatihan diawali dengan
berjalan optimal. acara pembukaan yang dihadiri oleh kepala
Puskesmas Kadugede, Ketua STIKes
2. METODE PENELITIAN Kuningan, kader posyandu, narasumber
Kegiatan pelatihan dan dan kepala Desa. Karakteristik kader
pendampingan ini diberikan kepada 30 posyandu, didapatkan sebagian besar kader
kader posyandu, adapun lokasi pelatihan remaja berumur remaja akhir yaitu
dilaksanakan di STIKes Kuningan selama 2 sebanyak 21 orang dan remaja awal 9 orang.
hari yaitu tanggal 16-17 Mei 2019 dan Berdasarkan pendidikan sebagian besar
pendampingan dilaksanakan saat launching kader remaja berpendidikan SMA yaitu
posyandu remaja pada bulan Juli tahun sebanyak 25 orang dan 5 orang pendidikan
2019. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tinggi. Jenis kelamin kader posyandu
empat tahapan antara lain : 1). Tahap sebagian besar perempuan yaitu sebanyak
persiapan dimulai dari pengusulan surat 17 orang dan 13 orang laki-laki. Berikutnya
izin ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik sebelum diberikan materi dilakukan pre test
Kabupaten Kuningan, koordinasi dengan dengan menggunakan kuesioner. Materi
Dinas Kesehatan, Puskesmas Kadugede dan yang diberikan antara lain tentang teknis
Desa Bayuning, koordinasi dengan penyelenggaraan posyandu remaja,
narasumber. 2). Penyusunan media kesehatan reproduksi remaja, gizi pada
pelatihan antara lain modul, formulir remaja, pencegahan kekerasan pada remaja,
pendaftaran posyandu, KMS remaja, PKHS, Penyakit Tidak Menular dan
peralatan posyandu. 3).Pelatihan kader Penyalahgunaan NAPZA. Pada hari
meliputi penyampaian materi oleh 4 orang pertama pelatihan tampak antusias dari
narasumber yang berasal dari STIKes seluruh kader, dengan melihat suasana
Kuningan sebanyak 2 orang, dari dinas pelatihan penuh semangat, kader remaja
kesehatan sebanyak 1 orang, dari banyak yang bertanya pada setiap sesi
Puskesmas Kadugede sebanyak 1 orang. materi yang disampaikan. Pada hari ke dua
Materi yang disampaikan meliputi materi pelatihan, yaitu praktik penyelenggaraan
teknis penyelenggaraan posyandu remaja, posyandu remaja, kader remaja dibagi
kesehatan reproduksi remaja, gizi pada menjadi 5 kelompok dan masing-masing
remaja, pencegahan kekerasan pada remaja, kelompok terdiri dari 6 orang serta
PKHS, PTM dan Penyalahgunaan NAPZA. didampingi oleh satu orang narasumber.
Sebelum penyampaian materi kader Diawal praktik, narasumber
mengisi kuesioner pre tes dan diakhir mendemonstrasikan keterampilan yang
pelatihan mengisi kuesioner post tes. Metode mencakup 5 meja. Setelah narasumber
penyampaian materi dengan ceramah, mendemonstrasikan, selanjutnya kader
diskusi, tanya jawab dan problem based mempraktikan kembali keterampilan
learning. Setelah diberikan materi, hari ke – tersebut. Hasil yang didapatkan pada hari
2 dilanjutkan dengan praktik keterampilan pertama pelatihan yaitu terdapat perbedaan
pengelolaan posyandu remaja dengan antara tingkat pengetahuan sebelum dan
didampingi oleh narasumber dan praktik sesudah mengikuti pelatihan, dimana rata -
ini langsung menerapkan pada teknik rata skor tingkat pengetahuan sebelum
penyelenggaraan posyandu remaja terdiri dilakukan pelatihan (pre-test) yaitu 23,50
dari lima 5 meja meliputi : meja 1. praktik ±1,6 dan rata – rata skor setelah diberikan
pengisian pendaftaran, meja 2 : praktik pelatihan (pos test) yaitu 31,07±2,2. Dengan

77
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)

demikian ada peningkatan pengetahuan pelayanan kesehatan remaja bagi diri


sebelum dan setelah pelatihan. Hasil sendiri, teman sebaya, keluarga dan
pelatihan pada hari ke dua, didapatkan masyarakat. Peraturan Mentri Kesehatan
keterampilan kader mengalami nomer 25 tahun 2014 remaja adalah
peningkatan, hal ini dilihat dari hasil kelomok usia 10 – sampai 18 tahun [2].
evaluasi dengan menggunakan lembar chek Karakteristik umur remaja ini sama dengan
list yang dilakukan oleh narasumber hasil pengabdian masyarakat yang
dimana kader sudah mampu mengisi dilakukan oleh Laila dkk Tahun 2019
formulir pendaftaran, mampu mengukur dimana sebagian besar kader berusia lebih
tinggi badan, berat badan dan mampu dari 17 tahun [5]. Kegiatan pengabdian ini
mengukur lingkar lengan atas. Namun, diawali dengan persiapan, yaitu persiapan
pada pengukuran tekanan darah, beberapa media pelatihan, narasumber, materi
kader masih bingung ketika mendengar pelatihan dan peralatan pelatihan. Hal ini
bunyi sistolik dan diastolik. Oleh karena itu, serupa dengan hasil pengabdian Ismarwati
narasumber mendemonstrasikan atau tahun 2020 persiapan yang dilakukan dalam
menjelaskan kembali langkah-langkah melaksanakan pengabdian masyarakat
pemeriksaan tekanan darah, agar semua tentang pembentukan kader posyandu
kader mampu memeriksa tekanan darah. remaja diantaranya persiapan materi dan
Pada keterampilan konseling sebagian besar media pelatihan berupa modul dan
kader sudah mampu melakukan konseling peralatan pelatihan [6]. Pada hari pertama
dengan baik. Skor nilai rata – rata skor pelatihan, sebelum penyampaian materi
keterampilan sebelum pelatihan yaitu 23,03 dilakukan terlebih dahulu pre tes untuk
±2,00 dan rata – rata skor keterampilan mengukur sejauhmana pengetahuan yang
setelah diberikan pelatihan yaitu 25,67±1,2, sudah dimiliki oleh kader. Selanjutnya
demikian terdapat peningkatan antara penyampaian materi yang mencakup teknis
keterampilan sebelum dan sesudah penyelenggaraan posyandu, kesehatan
diberikan pelatihan. Berikut reproduksi remaja, gizi pada remaja,
Pendampingan kepada kader pencegahan kekerasan pada remaja,
posyandu dilaksanakan pada saat launching Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat /
posyandu remaja, didapatkan antusias PKHS, Penyakit Tidak Menular (PTM) dan
remaja yang berkunjung ke posyandu, hal Penyalahgunaan NAPZA. Kegiatan
ini berdasarkan laporan kader sebanyak pelatihan ini sama halnya pada kegiatan
75% remaja yang ada di Desa Bayuning pengabdian Ismarwati dan Dwi Tahun 2016,
mengunjungi posyandu remaja. Laporan bahwa sebelum kader melaksanakan
dari pendamping atau narasumber, posyandu remaja diberikan pelatihan
didapatkan secara keseluruhan kader sudah terlebih dahulu selama satu hari dan
mampu menyelenggarakan posyandu sebelum penyampaian materi, kader
remaja, yang dibuktikan dengan posyandu dilakukan pre tes. Setiap materi
terlaksananya sistem 5 meja. Pada meja 1, disampaikan kurang lebih 60 menit dan
kader mampu mencatat remaja yang daftar. dilanjutkan dengan sesi tanya jawab,
Meja 2 kader mampu dengan baik diskusi kelompok dan problem base learning.
memeriksa tinggi badan, berat badan, Pemberian materi merupakan upaya
tekanan darah dan lingkar lengan atas. Meja pemberian pendidikan kesehatan dan
3 kader mampu mencatat pemeriksaan pada promosi kesehatan kepada masyarakat,
KMS remaja. Meja 4, kader mampu kelompok atau individu dengan harapan
memberikan konseling. Pada meja 5 mampu masyarakat, kelompok dan individu
memberikan penyuluhan. Setelah diberikan memperoleh pengetahuan tentang
pelatihan dan pendampingan, tim kesehatan yang lebih baik. Menurut
pengabdian masyarakat melakuan evaluasi Kemenkes Tahun 2011 dalam mewujudkan
setiap tahapan kegiatan dan disampaikan ke promosi kesehatan yang baik perlu strategi
aparat desa dan puskesmas agar diantaranya pemberdayaan, bina suasana,
ditindaklanjuti supaya pelaksanaan kader advokasi dan kemitraan [7]. Hasil
posyandu berjalan dengan baik dan pemberian materi tersebut didapatkan
konsisten. pengetahuan kader mengalami
peningkatan. Notoatmodjo menjelaskan
Pembahasan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari
Berdasarkan hasil pengabdian tahu dan terjadi ketika seseorang telah
masyarakat, didapatkan sebagian besar usia melakukan pengindraan terhadap suatu
kader remaja adalah remaja akhir atau objek tertentu. Pengindraan terjadi melaui
diatas 17 tahun. Menurut Kemenkes kader pancaindra, penglihatan, pendengaran,
posyandu remaja adalah remaja yang penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan
dipilih atau secara sukarela mengajukan diri yang diperoleh melalui proses pembelajaran
dan dilatih untuk melaksanakan upaya dapat menumbuhkan keyakinan seseorang

78
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)

terhadap suatu obyek dan mempengaruhi pelaksanaan posyandu remaja, karena jika
terbentuknya tindakan. Hasil pengabdian kompetensi yang dimiliki kader kurang
ini sejalan dengan hasil penelitian Purnomo maka akan mempengaruhi keberhasilan
dengan judul Pengaruh pelatihan kader kegiatan posyandu yaitu memantau
terhadap pengetahuan dan sikap dan kesehatan remaja. Kemampuan yang baik
tindakan di Desa Sendang Sari Kecamatan saat pelatihan diimplementasikan oleh
Pengasih Kabupaten Kulon Progo, bahwa kader posyandu saat launching posyandu.
terjadi peningkatan pengetahuan responden Saat ini, kader pertama kali
sebelum diberikan pelatihan yaitu sebanyak menyelenggarakan posyandu remaja dan
68,4% dalam kategori baik, dan setelah tim pengabdian melakukan pendampingan.
diberikan pelatihan hampir seluruhnya Pada saat melaksanakan posyandu tampak
dalam kategori baik yaitu 94,7%. kader sangat antusias memberikan
Peningkatan pengetahuan kader posyandu pelayanan posyandu dengan baik. Mulai
setelah diberikan pelatihan bisa terjadi dari persiapan sarana dan parasarana yang
karena materi mudah dipahami juga sudah lengkap dan memadai, setting tempat
metode pelatihan yang bervariasi sehingga pelayanan posyandu dengan 5 meja terlihat
membuat kader semangat dan mudah tertib, pengukuran tinggi badan dan berat
menerima informasi. Metode kegiatan badan dilakukan dengan baik. Pencatatan
pelatihan yang bervariasi serupa dengan hasil pemeriksaan dicatat dengan baik di
pengabdian yang dilakukan oleh Ikeu KMS remaja. Pada saat konseling dan
Tahun 2019 bahwa metode pelatihan yang penyuluhan kader mampu melakukannya
bervariasi menjadi salah satu kekuatan dengan baik. Keberhasilan pelaksanaan
dalam pelatihan. Metode diskusi kelompok posyandu remaja tersebut disebabkan oleh
dirasakan efektif pada saat membahas adanya pelatihan serta kerjasama dengan
contoh kasus terkait kegiatan posyandu [8]. berbagai pihak serta keberhasilan posyandu
Hasil pelatihan hari ke dua remaja akan berdampak kepada derajat
didapatkan terdapat peningkatan kesehatan remaja.
keterampilan kader setelah diberikan Tahap akhir kegiatan pengabdian
pelatihan. Hal tersebut terlihat dari adalah melakukan evaluasi. Kegiatan
kemampuan kader pada meja ke satu yaitu evaluasi dilakukan secara objektif dan
mampu melakukan pencatatan kehadiran, sistematik pada setiap tahapan dengan
pengisian identitas diri atau kuesioner membandingkan realisasi kegiatan dengan
kecerdasan majemuk. Pada meja ke dua, standar yang sudah ditetapkan. Hasil
mampu mengukur antropometri meliputi pengabdian Anna, dkk tahun 2020, evaluasi
penimbangan berat badan, tinggi badan, kegiatan posyandu dilakukan dengan
tekanan darah, serta Lingkar Lengan Atas melihat jalannya posyandu dengan
dan mengecek konjungtiva pada muka menerapkan sistem 5 meja. Kegiatan
untuk mengetahui anemia atau tidak. posyandu Sukamandala dilaksanakan
Pengukuran antropometri dilakukan untuk dengan kader yang sesuai dan sudah
mengetahui status gizi dan kader sudah terbentuk di masing-masing meja [10].
mampu menilai status gizi remaja yang Hasil dari evaluasi kegiatan didapatkan
ditunjukkan saat mengisi kasus penilaian beberapa kendala yang antara lain
status gizi, hampir semua jawaban kader kesediaan KMS remaja masih terbatas juga
sudah betul. Pada meja ke tiga, kader media konseling atau penyuluhan. Upaya
mampu mencatat hasil pemeriksaan. Pada yang dilakukan bagi kader remaja adalah
meja 4, kader mampu memberikan selalu memberikan pelayanan yang terbaik
konseling. Pada meja ke lima, kader mampu dalam kegiatan posyandu, rutin melakukan
memberikan edukasi dan penyuluhan. Hasil pendampingan atau pembinaan dari
pengabdian ini serupa dengan hasil puskesmas, aparat Desa dan STIKes
pengabdian yang dilakukan oleh Ngaisyah Kuningan agar pelaksanaan posyandu
dan Wahyuningsih tahun 2017, bahwa remaja konsisten dilaksanakan setiap bulan.
setelah diberikan pelatihan kader mampu Selain itu, meningkatkan sarana dan
melakukan praktik pengukuran prasarana terutama media konseling atau
antropomteri dengan baik, mampu penyuluhan.
melakukan penilaian status gizi dan mampu
memberikan edukasi dan konseling dengan 4. KESIMPULAN
baik.9 Peningkatan kemampuan kader Berdasarkan hasil kegiatan
tersebut, dapat disebabkan adanya pengabdian masyarakat ini dapat ditarik
bimbingan yang diberikan pada saat praktik kesimpulan bahwa pelatihan dan
dan setiap kader harus mempraktikan atau pendampingan efektif meningkatkan
mensimulasikan semua keterampilan, untuk pengetahuan dan keterampilan kader
kemudian dievaluasi satu persatu. posyandu dalam menyelenggarakan
Kompetensi kader sangat penting dalam posyandu remaja. Terbukti dari

79
IAKMI Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Volume 1, No. 2, Agustus 2020
Journal Homepage : http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJKMI
ISSN 2721-9437 (Media Online)

kemampuan kader posyandu remaja saat Semarang Utara. J Kesehat Masy.


mengimplementasikan posyandu remaja 2020;8(4):557–63.
sebagian besar kader mampu melakukan [6] Wahyuntari E. Pembentukan kader
pelayanan dengan baik. Saran untuk kader kesehatan posyandu remaja Bokoharjo
posyandu untuk selalu meningkatkan Prambanan. Jurnal Pengabdian
pengetahuan dan keterampilan pengelolaan Masyarakat AIPKEMA.2020;1(1):14-
dengan menjadikan pelatihan dan 18.
pembinaan menjadi agenda rutin tahunan [7] Kemenkes. Promosi Kesehatan Di
supaya kegiatan posyandu remaja berjalan Daerah Bermasalah Kesehatan.
lebih optimal. Jakarta; 2011.
[8] Nurhidayah I, Hidayati NO, Nuraeni
DAFTAR PUSTAKA A. Revitalisasi Posyandu melalui
[1] Sulastri E, Astuti DP, Handyani EW. Pemberdayaan Kader Kesehatan.
Pembentukan Posyandu Remaja Desa Media Karya Kesehat. 2019;2(2):145–
Madureso Kecamatan Kuwarasan 57.
Kabupaten Kebumen. Urecol. [9] Ngaisyah RD, Wahyuningsih S.
2019;130–3. Retraining dan Pendampingan Kader
[2] Kemenkes R. Petunjuk Teknis Posyandu Remaja dalam Melakukan
Penyelenggaraan Posyandu remaja. Monitoring Status Gizi Di Desa
Jakarta; 2018. Cokrobedog, Sidoarum, Godean,
[3] UNICEF. Situasi Anak di Indonesia - Sleman, Yogyakarta. J Pengabdi
Tren, Peluang, dan Tantangan dalam Dharma Bakti. 2018;1(1).
Memenuhi Hak-hak Anak. 2020;8–38. [10] Q AU, Hartati L, Sulistyanti A.
[4] Nenen. Gawat! Kasus Narkoba di Pelatihan Pembentukan Posyandu
Kuningan Sudah Zona Merah – Remaja dan Kader Kesehatan Di
radarcirebon.com. 2017. Dukuh Mardirejo Desa Kalikebo. J
[5] Wahid L, Indraswari R, Shaluhiyah Z, Pengabdi Masy Kebidanan.
Widjanarko B. Gambaran Pelaksanaan 2020;2(2):6–12.
Posyandu Remaja Di Kelurahan
Panggung Kidul Kecamatan

80

Anda mungkin juga menyukai