Dosen pembimbing :
Disusun Oleh :
Yeni Rahmawati
J210200147
PENDAHULUAN
Menurut United State Cencus jumlah remaja didunia tahun 2018 sekitar 1,2
milyar jiwa atau 16% dari total penduduk dunia adalah remaja. Indonesia
merupakan lima negara dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu melebihi 250
remaja awal, remaja pertengahan dan remaja lanjut. Remaja memiliki sifat yang
khas yaitu rasa ingin tahu yang tinggi dan perilaku tanpa pertimbangan yang
matang, jika pada masa ini remaja tidak dapat mengontrol perubahan dan sifat
khas yang dialaminya secara baik dan benar, maka hal ini akan menempatkan
remaja pada berbagai masalah, salah satunya adalah masalah kesehatan (Nabila,
2022).
Menurut survei BKKBN tahun 2017 rata-rata umur remaja Indonesia yang
pernah punya pacar dan pernah melakukan hubungan seksual adalah 17,1 tahun.
Rata-rata usia remaja Indonesia yang pernah melakukan ini berada pada tahap
remaja lanjut atau remaja yang sedang berada pada tingkat Sekolah Menengah
Atas (SMA). Hal ini disebabkan karena remaja lanjut memiliki ciri khas yaitu
informasi, serta perubahan gaya hidup. Sebagai generasi penerus bangsa remaja
lanjut merupakan sasaran yang rentan akan dampak negatif dari perubahan-
perubahan yang terjadi. Permasalahan remaja saat ini yang berhubungan dengan
diantaranya adalah remaja usia 15-19 tahun. Sebanyak 7,6% remaja usia 15-19
Kesehatan tahun 2017 menyatakan bahwa kasus HIV-AIDS pada remaja usia 15-
yang digolongkan berisiko atau tidak sehat adalah jika remaja yang berpacaran
seksual). Menurut survei BKKBN tahun 2017 salah satu permasalahan remaja
dengan perilaku seksual murid SMU negeri di Kota Padang tahun 2017 bahwa
memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat,
target nasional yaitu 50,0. Dimana pengetahuan mengenai miras dan narkoba
merupakan indeks tertinggi, hal ini dapat diartikan bahwa remaja di Indonesia
sudah memiliki pengetahuan yang baik mengenai miras dan narkoba termasuk
pada masa remaja jika didorong dengan rangsangan seksual dapat membawa
remaja kepada hubungan seksual pranikah dengan berbagai akibatnya. Pada saat
Penelitian yang dilakukan oleh Wustha dkk pada tahun 2017 tentang
pengaruh penyuluhan tentang bahaya seks bebas pada remaja, bahwa terjadi
hanya sadar, tahu dan mengerti tetapi mau dan dapat melakukan suatu anjuran
kesehatan yang dilakukan dapat memberikan informasi yang benar dan akurat
(Kairupan, 2019).
atau penyampaian informasi perlu adanya media. Di era milenial salah satu media
yang banyak diminati adalah telepon pintar atau yang populer disebut smartphone.
jutaan orang dimanapun dan kapanpun. Pada saat sekarang interaksi antar
menyajikan berbagai macam aplikasi jejaring sosial yang dapat digunakan sebagai
interaksi sosial antar manusia secara luas didunia maya. Seperti BBM, Line,
komunikasi yang efektif. Menurut detiknet pada tahun 2017 pengguna WhatsApp
didunia mencapai satu miliar pengguna aktif setiap harinya. Jumlah pesan yang
dikirim melalui WhatsApp mencapai 55 miliar setiap harinya, dimana 4,5 miliar
menyimpulkan bahwa WhatsApp merupakan media yang lebih simpel dan efisien
kesehatan menggunakan gambar dan teks dalam aplikasi whatsApp pada kader
diabetes melitus tipe 2. WhatsApp dapat menjadi media edukasi berbasis dimana
media sosial dapat menjadi fasilitas komunikasi antara educator dan learner
dituntut untuk memiliki inovasi agar siswa dapat lebih tertarik untuk memahami
materi yang diberikan. Inovasi yang dapat dilakukan oleh mediator adalah dengan
menggunakan berbagai macam media atau menciptakan media baru yang lebih
menarik. Media tersebut seperti media sosial yang pada saat sekarang ini banyak
diminati oleh remaja salah satunya adalah media sosial WhatsApp. Kegiatan
Perilaku Hidup Sehat. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka
keluarga setelah diberi promosi kesehatan pada anak remaja tujuan penelitian?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
remaja
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Promosi Kesehatan
1. Definisi
kesehatan diri sendiri dan lingkungannya serta ikut aktif dalam usaha-usaha
2019) :
(Rachmawati, 2021) :
masyarakat.
hidup sehat.
c. Adat istiadat
diabaikan.
d. Kepercayaan masyarakat
dalam penyuluhan.
B. Dasar Perubahan Perilaku
1. Pengetahuan (knowledge)
a. Pengertian Pengetahuan
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)
1) Umur
pengalaman yang diperoleh dari orang lain (Robert & Brown, 2018).
2) Pendidikan
salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seorang atau lebih mudah
Brown, 2018).
yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi yang
(Irwan, 2017).
ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding dengan orang
yang memiliki status sosial ekonomi rendah, semakin tinggi status sosial
(Irwan, 2017).
5) Hubungan sosial
6) Pengalaman
2. Sikap (attitude)
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat secara langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
a. Menerima (receiving)
b. Menanggapi (responnding)
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap
tingkat tiga.
segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi (Prakoso & Fatah,
2018)
dengan suatu tindakan yaitu dengan adanya fasilitas atau sarana dan
prasarana. Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu
(Bucher, 2017):
b. Mekanisme (mecanism)
c. Adaptasi (adaptation)
cara dan alat-alat bantu atau media yang digunakan dalam setiap pelaksanaan
umbul- umbul.
1. Pengertian media
efektif dan efisien (Leilani et al., 2021). Hal yang harus diperhatikan dalam
sebuah media adalah pengetahuan atau bahan yang diberikan dapat diterima
2014):
orang lain
pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima lebih lama
besarnya ada tiga macam alat bantu pendidikan (Leilani et al., 2021).
peta, bagan dan sebagainnya, dan tiga dimensi misalnya bola dunia
dan boneka.
b. Alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat yang dapat membantu
penyuluhan misalnya piringan hitam, radio dan pita suara (Nurfatiyah &
Jamaluddin, 2018).
c. Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids), yaitu alat ini dapat berguna
E. Anak Remaja
1. Pengertian Remaja
tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan
usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah (Nur Haerani, 2020).
Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang
Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan
karena status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang
berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai
sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa remaja, ketika
perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga
namun masalah masa remaja sering menjadi persoalan yang sulit diatasi
kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki dan perempuan. Lambat
laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan
dalam hal harapan dan cita-cita. Harapan dan cita-cita yang tidak realistik
ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-
awal masa remaja. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain
bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah cukup. Oleh karena itu,
obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks bebas yang cukup meresahkan.
Pengetahuan
Saifudin Azwar (2010: 3) sikap
diartikan sebagai suatu reaksi atau
respon yang muncul dari sseorang
individu terhadap objek yang
kemudian memunculkan perilaku Kesehatan Mental Pada Anak Remaja
individu terhadap objek tersebut Masa remaja sebagai periode yang
dengan cara-cara tertentu penting Masa remaja sebagai periode
Saifudin Azwar (2010: 23-28) peralihan Masa remaja sebagai periode
menjelaskan komponen dalam perubahan Masa remaja sebagai usia
struktur sikap yaitu: bermasalah Masa remaja sebagai masa
8. Komponen kognitif, mencari identitas Masa remaja sebagai usia
9. Komponen afektif yang menimbulkan ketakutan Masa remaja
10. Komponen perilaku atau konatif sebagai masa yang tidak realistic Masa
remaja sebagai ambang masa dewasa
Ciri remaja menurut (Putro, 2017),
yaitu:
1. Masa remaja sebagai periode yang
penting
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
Sikap Keluarga 3. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Kesehatan mental merupakan 4. Masa remaja sebagai masa mencari
kondisi individu yang terbebas dari identitas
segala bentuk gejala gangguan 5. Masa remaja sebagai usia yang
mental. Individu yang sehat secara menimbulkan ketakutan
mental akan dapat berfungsi secara 6. Masa remaja sebagai masa yang tidak
normal dalam menjalankan realistic
kehidupan dan dapat beradaptasi 7. Masa remaja sebagai ambang masa
untuk menghadapi masalah-masalah dewasa
sepanjang kehidupan dengan
menggunakan kemampuan
pengolahan stres (Putri et al, 2015)
Aspek-aspek Kesehatan mental
menurut Veit dan Ware (1983).
Kesehatan Mental terdiri dari dua
aspek antara lain:
11. Psychological Distress
12. Psychological Well-Being
Mental health
C. Kerangka Teori
Faktor lainnya meliputi pendidikan dan pekerjaan yang buruk, hubungan pertemanan
dan kekeluargaan yang buruk, kaum minoritas, mengalami kondisi fisik yang buruk,
mengalami atau saksi pada kekerasan rumah tangga, serta mempunyai orang yang
menderita penyalahgunaan obat atau penyakit mental lainnya
Sasaran :
1.Sasaran Mental
primer pada anak Pengetahuan keluarga
2.Sasaran remaja
sekunder
3.Sasaran
tesier
Dampak positif :
1.Pengetahuan meningkat Anak, menyediakan
2.Norma subjektif baik kesempatan untuk
3.Kesadaran keluarga mempraktikkan,
member tanggung
jawab, mengawasi
dan mengarahkan
anak agar selektivitas
dalam bergaul.
Hambatan – hambatan
peran orang tua dalam
pendidikan.
Hipotesis :
METODE PENELITIAN
dengan pendekatan one group pre-post test design. Rancangan ini tidak
O1 X O2
keluarga
perlakuan
kelompok atau kelas yang diberikan pra dan pasca uji. Rancangan one grup
pretest and posttest design ini, dilakukan terhadap satu kelompok tanpa adanya
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
dengan anak remaja Desa Gonilan Kec. Kartasura Kab. Sukoharjo Jawa
2. Sampel
sampel yaitu :
Sukoharjo
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
kriteria drop out, peneliti menambah 10% dari jumlah sampel. Dengan
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan . Tempat penelitian
1. Variabel Penelitian
dan independen.
Definisi
Variabel Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel Cara Aspek-aspek SOP dan SAP -
Independen: penyampaian kesehatan mental
Promosi pembelajaran
Kesehatan kepada keluarga
dengan cara
ceramah
tentang
kesehatan
mental remaja di
Desa Gonilan
Kec. Kartasura
Kab. Sukoharjo
dalam satu
kelompok besar.
Variabel Tingkat Mental Health Kuesioner tertutup Ordinal
Dependen: pemahaman Knowledge 1) Baik : Hasil
Tingkat keluarga tentang Questionnaire Presentase
pengetahuan pengetahuan (MHKQ) 76-100%
kesehatan 2) Cukup : Hasil
mental remaja Presentase
56-75%
3) Kurang : Hasil
Presentase
<56%
Variabel Respon berupa Sikap Kuesioner tertutup Ordinal
Dependen: keyakinan dan keluarga yang 1) Sikap baik : Hasil
Sikap kecenderungan mempengaru Presentase
keluarga untuk hi kesehatan 76-100%
melakukan mental 2) Sikap cukup :
tindakan yang remaja Hasil Presentase
berhubungan 56-75%
dengan 3) Sikap kurang :
kesehatan Hasil
mental remaja Presentase<56%
3. Instrumen Penelitian
menggunakan kuesioner.
Riyanto, 2014).
variabel sikap ini adalah kuesioner tertutup Kuesioner yang digunakan pada
item yang setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terdapat 9 item yang tidak
valid, sehingga item yang dapat digunakan adalah 11 item. Item-item disusun
dan attitude (sikap). Skala ini berbentuk skala Guttman dengan dua pilihan
jawaban.
Contoh item pada skala ini ialah “Hampir seluruh gangguan mental tidak
dapat disembuhkan”, item tersebut disajikan dengan pilihan jawaban “Ya” atau
“Tidak”. Dari 11 item yang digunakan, terdapat 3 item (2, 4, dan 6) yang
merupakan item unfavorable (respon yang benar dan bernilai 5 adalah “Tidak”).
Sedangkan 8 item lainnya (3, 7, 11, 12, 15, 16, 17, dan 19) adalah item favorable
dari total skor item. Semakin besar skor yang diperoleh maka semakin tinggi
skor yang diperoleh maka semakin rendah juga tingkat pengetahuan kesehatan
mental yang dimiliki. Hasil jawaban responden yang telah diberi skor
dengan rumus :
Keterangan:
n : Presentase
Hal ini berarti ke 11 item skala pengetahuan kesehatan mental tersebut dapat
Reabilitas alat ukur pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini dapat diuji dengan alat uji
Keterangan :
K : banyaknya pertanyaan
: jumlah varians
: varian total
F. Etika Penelitian
penelitian.
penelitian yang akan dilakukan dan juga mempunyai hak untuk bebas
mengembangkan ilmu.
pengumpulan data atau observasi yang diisi adalah kode responden atau
hanya nama inisialnya saja dan lembar tersebut hanya diberi kode.
peneliti. Data tersebut hanya akan disajikan atau dilaporkan kepada orang
G. Pengolahan Data
pengklasifikasian data.
diartikan sebagai tingkat kesalahan atau tingkat kekeliruan yang ditolerir peneliti,
sampel.
Rumus :
Atau
Keterangan :
N = Jumlah data
Product and Service Solution (SPSS) 22 for window. Bila α≤0,05 maka H0
ditolak, berarti ada perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap keluarga sebelum
dan sesudah pemberian promosi kesehatan mental anak remaja di Desa Gonilan
Kec. Kartasura Kab. Sukoharjo. Bila α>0,05 maka H0 diterima, berarti tidak ada
Kab. Sukoharjo.
I. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
gonilan.
2. Tahap Pelaksanaan
berikut :
september 2023.
b. Pengumpulan data
Penelitian ini dilakuan oleh peneliti sendiri dalam satu kelompok
terhadap kesehatan mental remaja. Selanjutnya, nilai pre test dan post
Gayatri Setyabudi, R., & Dewi, M. (2017). Analisis Strategi Promosi Kesehatan
dalam Rangka Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit
Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Komunikasi, 12(1), 81–100.
https://doi.org/10.20885/komunikasi.vol12.iss1.art6
Jatmika, S. E. D., Maulana, M., Kuntoro, & Martini, S. (2019). Buku Ajar
Pengembangan Media Promosi Kesehatan. In K-Media.
Rodiah, S., Ulfiah, U., & Arifin, B. S. (2022). Perilaku Individu dalam Organisasi
Pendidikan. Islamika, 4(1), 108–118.
https://doi.org/10.36088/islamika.v4i1.1602
Petunjuk Pengerjaan:
Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan dua pilihan jawaban yaitu “Ya”
dan “Tidak”. Tugas anda adalah pilihlah satu jawaban yang menurut anda benar
dan sesuai dengan apa yang anda ketahui.
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
Ya Tidak
1 Gangguan mental disebabkan oleh pikiran-pikiran
yang tidak benar/salah
2 Banyak orang yang memiliki masalah terhadap
mentalnya akan tetapi tidak menyadarinya
3 Layanan Psikolog dan Psikiater seharusnya selalu
tersedia jika ada orang yang terindikasi memiliki
masalah psikis atau gangguan mental
4 Sikap positif, hubungan nterpersonal yang baik,
dan gaya hidup yang sehat dapat memelihara
kesehatan mental
5 Individu yang memiliki riwayat keluarga dengan
gangguan jiwa akan memperoleh resiko yang lebih
tinggi untuk mendapatkan masalah psikologis dan
gangguan jiwa
6 Individu yang memiliki temperament yang buruk
lebih mungkin untuk mendapatkan masalah
kesehatan mental.
7 Masalah atau gangguan mental mungkin dapat
terjadi ketika individu tersebut mendapatkan
tekanan secara psikis yang besar di hidupnya,
seperti kematian anggota keluarga
8 Semua gangguan mental disebabkan oleh tekanan
eksternal
9 Hampir seluruh gangguan mental tidak dapat
disembuhkan
10 Apakah anda pernah mendengar tentang the
International Mental Health Day?
11 Apakah anda pernah mendengar tentang the
International Suicide Prevention Day?
Informasi skor
Pernyataan favorable: Ya = 1 Tidak = 0
Pernyataan unfavorable : Ya = 0 Tidak = 1
Lembar Kuesioner Sikap Keluarga
Petunjuk: Lembar instrumen ini diisi oleh orang tua untuk mengetahui apakah
terdapat pola asuh toxic yang dilakukan oleh orang tua dalam mengasuh anak.
Berilah tanda ceklis pada kolom yang sudah disediakan sesuai dengan rubrik,
SS : Sangat Setuju
Penilaian
No. Indicator Soal Butir
STS TS KS S SS
1 Memiliki Saya mengharapkan anak
ekspektasi saya selalu mendapatkan
tinggi prestasi di sekolah
2 Saya beranggapan bahwa
keberhasilan saya jika anak
saya juga berhasil di sekolah
3 Suka mengatur Saya merasa kecewa jika
keinginan anak anak saya mengabaikan
perintah saya
4 Jika anak saya
mengutarakan pendapatnya,
saya akan tetap
menggunakan pendapat saya
5 Sulit Saya membebaskan anak
membangun saya tanpa ingin terlibat
kedekatan dalam dunianya
6 emosional Saya jarang bercanda
dengan anak dengan anak saya
7 Saya merasa baik -baik saja
ketika saya sedang jauh
dengan anak saya
8 Sulit Saya hanya dapat
menumbuhkan memahami anak saya jika ia
sikap empati mengutarakannya
9 terhadap anak Jika anak saya menangis,
menengkannya bukanlah
kewajiban saya
10 Meremehkan Saya merasa biasa saja
anak ketika anak saya
mengerjakan sesuatu yang
bagus
11 Jika anak saya melakukan
kesalahan, saya merasa itu
sepenuhnya adalah
kesalahan mereka
12 Mengumbar Saya sering menyampaikan
keburukan anak kesalahan yang pernah
dilakukan anak saya
13 Saya mengingat-ingat
kesalahan yang pernah
dilakukan anak saya
14 Saya merasa apa yang telah
dicapai oleh anak saya tidak
sebanding dengan
pencapaian anak lain
15 Selalu Saya sulit memberikan
menyalahkan apresiasi terhadap apa yang
anak dilakukan anak saya
16 Apapun yang dikerjakan
oleh anak saya, saya merasa
itu sesuatu yang tidak
semestinya
Lembar Kisi-Kisi dan Kuesioner Sikap Keluarga