Anda di halaman 1dari 11

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

Penggunaan Media Komunikasi Visual


Sebagai Strategi Komunikasi dalam Sosialisasi
Kesehatan Reproduksi Remaja

Jurusan Desain Komunikasi Visual


Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir.Sutami 36 A,Kentingan
Surakarta Telp/Fax. 0271-662565/ 662565
Hp. 081-329-019-594, email : febeesty@gmail.com

Esty Wulandari, S.Sos., M.Si


ABSTRAK
Masa remaja merupakan periode perkembangan antara pubertas, peralihan
biologis masa anak-anak dan masa dewasa, yaitu antara umur 10-20 tahun. Remaja pada
usia 10-24 tahun, berpotensi untuk melakukan pernikahan yang kurang direncanakan,
sehingga akan menambah jumlah penduduk. Remaja perlu diberikan pertimbangan untuk
mengambil keputusan untuk keputusan untuk menikah dan merencanakan kehamilan.
Ketidak tahuan remaja untuk menjaga kesehatan reproduksi juga akan berpengaruh
terhadap kesehatan remaja itu sendiri.
Hasil pembahasan diketahui bahwa media desain komunikasi visual yang
dipakai sebagai sarana penyampaian pesan informasi mengenai kesehatan reproduksi
remaja dilakukan dengan cara variatif, misalnya dengan menggunakan puzzle dengan
gambar alat reproduksi laki-laki dan perempuan, menggunakan kartu cocok yang berisi
informasi singkat mengenai fungsi dan alat dari reproduksi laki-laki dan perempuan, brosur,
leaflet, poster tentang kesehatan reproduksi, penggunaan buku panduan bagi fasilitator
Kesehatan reproduksi remaja serta, dengan menggunakan video edutainment yang
memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja.
Berdasar hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa masalah kesehatan
reproduksi, masalah seksualitas yang dianggap tabu oleh masyarakat dapat diinformasikan
kepada remaja dengan cara penyampaian pesan yang benar dan jelas dengan media
desain komunikasi visual yang menarik, yang dilakukan oleh instansi berwenang dalam hal
ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Bapermas P3AKB , dengan tujuan remaja dapat
menerima informasi yang benar mengenai fungsi dan alat reproduksi, masalah seksualitas
maupun masalah kesehatan reproduksinya.
Kata Kunci: Media, Desain Komunikasi Visual, Kesehatan reproduksi.
ABSTRACT
Adolescent is a periode from children to teenage. it is between ten to twenty
years old. The negatif impact causes many teenager doing unplanned mariage. If the
teenager dont know aboui it, the population will increase. The teenager needs to know, how
to make the decision to get marriage and of course planning to get pregnant. If the teenager
dont know about health repoduction themself, they will not to keep their health repoduction.
From the analysis found that visual design communication can be used as a
media that message is given to the teenager. For example using puzzle, which contains
information that described about male and female reproduction, using flash cards that
contains information about the function and described the male and female reproduction.
Brosure, leaflet, poster Video edutainment as media audiovisual that are given to teenager
as media information in health reproduction.
From the result of this research found that the problem of the teenager in health
reproduction, sexualities, still doesnt inform well in the society. The right information about
sexualities and health reproduction needed to inform to the teenager.Using visual design
communication the right information is delivered to the teenager. this responsiblity to give the
right information is under health departemen and soiciety, so the teenager will get
information about sexualities and health reproduction.
Key : Media, Visual design communiation, Health reproduction
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

A.PENDAHULUAN wanita, sehingga remaja dapat memahami


World Health Organization alat, sistem dan proses reproduksi, perlunya
mendefinisikan masa remaja merupakan kesiapan diri untuk melakukan reproduksi,
periode perkembangan antara pubertas, perlunya informasi mengenai proses
peralihan biologis masa anak-anak dan masa kehamilan serta pentingnya perilaku seksual
dewasa, yaitu antara umur 10-20 tahun. yang bertanggung-jawab. Kesehatan
Remaja pada usia 10-24 tahun, berpotensi reproduksi perlu diketahui oleh semua orang
untuk melakukan pernikahan yang kurang baik laki-laki maupun perempuan.
direncanakan, sehingga akan menambah Ketidaktahuan terhadap kesehatan reproduksi
jumlah penduduk. Remaja perlu diberikan bisa berakibat pada penyakit yang disebabkan
pertimbangan untuk mengambil keputusan oleh kurangnya kesehatan reproduksi.
untuk keputusan untuk menikah dan
merencanakan kehamilan. Ketidak tahuan
remaja untuk menjaga kesehatan reproduksi B. TINJAUAN PUSTAKA
juga akan berpengaruh terhadap kesehatan
remaja itu sendiri. Media memegang peranan penting
Di Indonesia Remaja merupakan dalam kehidupan manusia, media membantu
segmen penduduk yang menempati hampir kita dalam hal memberikan informasi maupun
seperempat bagian yaitu 22,9 %, sehingga sebagai sarana untuk hiburan/rekreasi. Dalam
dalam hal ini Departemen Kesehatan telah hal memberikan informasi, media membantu
mengembangkan pelayanan kesehatan kita dalam pemberian informasi mengenai hal-
remaja dan sejak tahun 1997 dengan hal yang terjadi dilingkungan sekitar ataupun
beberapa model untuk diterapkan pada hal-hal yang terjadi diwilayah lain. Media
beberapa provinsi. Adalah saluran atau alat yang dipakai sumber
Pengaruh lingkungan remaja untuk menyampaikan pesan pada sasaran.
dapat berpengaruh terhadap perilaku seks Jenis dan bentuk media sangat bervariasi
remaja, misalnya pergaulan antar teman, mulai dari yang tradisional misalnya gethok
makin berkembangnya media massa misalnya tular, kentongan,tulisan sampai dengan
televisi, majalah tabloid, buku, film serta penggunaan media elektronik yang modern
internet dapat mempengaruhi remaja. Salah seperti telepon seluler, TV dan internet. ( Heri
satu contoh adalah pengaruh tayangan televisi D, 2007 : 95). Fungsi utama Media adalah alat
yang menonjolkan pornografi dan pornoaksi. untuk memperlancar komunikasi. Media
Makin maraknya penjualan keping disk khusus komunikasi dapat berfungsi sebagai alat untuk
dewasa serta kebebasan membuka situs : a)Mempermudah penyampaian pesan atau
pornografi di internet yang menambah angka informasi; b) Membangkitkan motivasi
seks pranikah yang dilakukan oleh remaja. komunikan, c) Mengefektifkan proses
Remaja dengan pergaulan bebas penyampaian informasi, d)Mempersingkat
ataupun pacaran yang sangat bebas bisa waktu penyampaian informasi,
memberikan dampak negatif pada perilaku e)Menghubungkan komunikator dengan
seks bebas remaja misalnya adanya komunikan yang berjauhan, f) Menambah
kehamilan diluar nikah, aborsi, kekerasan daya tarik informasi atau pesan yang akan
seksual, penyakit menular seks seperti HIV- disampaikan, g) Memperjelas isi dan maksud
AIDS dsbnya. informasi yang disampaikan.
Remaja jika ditinjau dari aspek Desain komunikasi visual Pada
psikososial, senantiasa ingin mencoba hal prinsipnya perancangan untuk menyampaikan
yang baru, membandingkan dengan pola pikir dari penyampai pesan kepada
lingkungan pergaulan termasuk teman sebaya, penerima pesan, berupa bentuk visual yang
keberanian mencoba karena merasa komunikatif, efektif, efisien dan tepat. Selain
tertantang serta ketidak tahuan remaja tentang itu juga mesti terpola dan terpadu serta estetis,
arti pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. melalui media tertentu sehingga dapat
Kesehatan reproduksi perlu diketahui oleh mengubah sikap positif sasaran.
semua orang baik laki-laki maupun Elemen desain komunikasi visual
perempuan. Ketidaktahuan terhadap adalah gambar/foto, huruf, warna dan tata
kesehatan reproduksi bisa berakibat pada letak dalam berbagai media, baik media cetak,
penyakit yang disebabkan oleh kurangnya elektronika maupun audio visual.
kesehatan reproduksi. Komunikasi Adalah proses sosial dimana
Pentingnya informasi mengenai individu menggunakan simbol-simbol untuk
Kesehatan reproduksi perlu diberikan kepada menciptakan dan menginterpretasikan makna
remaja agar remaja dapat memahami dalam lingkungan mereka. Komunikasi yang
perubahan fisik pada remaja pria ataupun dilakukan mencakup komunikasi tatap muka
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

maupun komunikasi dengan menggunakan kesehatan dengan para ahli


media. Terdapat lima istilah kunci dalam kesehatan.
perspektif komunikasi yaitu sosial, proses,
simbol, makna dan lingkungan. (Richard, c. Pada dasarnya seseorang ingin
2008:5). merubah perilaku kesehatannya
Komunikasi Kesehatan Yaitu Komunikasi yang
mengacu pada penyampaian atau pertukaran d. Program Komunikasi kesehatan
informasi, serta saling berbagi gagasan yang membantu seseorang untuk merubah
dilakukan dengan cara perilaku kesehatan mereka yang tidak
berkomunikasi.(Richard K, 2006 :1) benar.
Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk :
a. Menggerakan seseorang untuk 2. Program Komunikasi Kesehatan
melakukan kegiatan /program
Keberhasilan program komunikasi
kesehatan
tidak terjadi secara kebetulan, tetapi harus
b. Mengetahui kebutuhan masyarakat
direncanakan secara sistematis dan
dalam bidang kesehatan
diimplementasikan. Strategi komunikasi
c. Saling tukar menukar informasi, ide
kesehatan untuk kesehatan reproduksi remaja
dan gagasan
dibangun didasarkan atas teori perubahan
d. Menjaga hubungan baik dengan
perilaku (Steps to Behaviour Change).
individu dan masyarakat
Kerangka berpikir (framework) merupakan
Komunikasi memegang peranan penting
adaptasi dari teori difusi inovasi dan teori
dalam meningkatkan kesehatan maupun
komunikasi persuasif.
dalam promosi kesehatan.
Menurut Healthy Life Tahun 2010, Kerangka berpikir (framework)
menyatakan bahwa strategi komunikasi perubahan perilaku (Steps to Behaviour
kesehatan mengacu pada penggunaan Change). menunjukkan bahwa pengetahuan
strategi komunikasi dalam pemberian individu dan perubahan perilaku kelompok
informasi serta mempengaruhi individu diperlukan komunikasi penyuluhan, karena
maupun masyarakat dalam mengambil komunikasi yang dilakukan dapat berpengaruh
keputusan untuk menjaga kesehatanya. Jadi, terhadap perilaku remaja. Komunikasi
ada keterkaitan antara komunikasi dan merupakan sebuah proses, yang melewati
kesehatan. tahap-tahap sebelum mencapai pada
perubahan perilaku. Perlu adanya strategi
1. Strategi komunikasi dalam pesan dalam kampanye kesehatan reproduksi
Manajemen Program komunikasi remaja bahkan perlu digunakan komunikasi
kesehatan antar pribadi, dukungan dari masyarakat dan
juga dari media massa.
Strategi komunikasi yang tepat
dapat mempengaruhi perilaku kesehatan Kerangka berpikir perubahan
seseorang.kekuatan komunikasi sangat jelas, perilaku (Steps to Behaviour Change)
dimana komunikasi dapat mempengaruhi dilakukan dengan cara :
seseorang sebelum memutuskan sesuatu,
serta harapan seseorang. Komunikasi terjadi a. Knowledge
dalam kehidupan manusia sehari-hari dan
bahkan dapat berpengaruh terhadap perilaku · Pentingnya memberikan
seksual. pengetahuan yang tepat kepada
remaja, sehingga remaja
Bidang komunikasi kesehatan menunjukan
bahwa pada dasarnya : · memahami dirinya, organ
reproduksi yang dimiliki, dapat
a. Seseorang ingin tahu mengenai menjaga kesehatannya dan siap
kesehatan mereka terhadap masalah-masalah yang akan
timbul.
b. Sesorang pada dasarnya ingin
berbincang-bincang mengenai b. Approval
masalah kesehatan kepada teman,
keluarga, saudara, mencari informasi · Remaja memberikan respon
mengenai masalah kesehatan melalui terhadap materi kesehatan reproduksi
media massa serta mengadakan remaja yang telah disampaikan baik
konseling mengenai masalah lewat penyuluhan baik yang dilakukan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

oleh dokter, dinas kesehatan, guru, belajar menjadi anggota masyarakat. Hal itu
ataupun media yang lain. dipelajarinya dalam keluarga.

· Mengadakan diskusi dengan b. Sosialisasi sekunder


jaringan kelompok remaja, seperti
dalam program PKPR (Pelayanan Adalah proses berikutnya yang
Kesehatan Peduli Remaja). memperkenalkan individu kedalam lingkungan
diluar keluarganya seperti sekolah, lingkungan
c. Intention bermain dan lingkungan kerja.
Dalam proses sosialisasi sekunder sering
· Menyadari bahwa perencanaan dijumpai dalam masyarakat sebuah proses
kesehatan reproduksi merupakan hal resosialisasi atau proses penyosialisasian
yang memang sesuai dengan ulang. Proses ini terjadi apabila sesuatu yang
kebutuhan remaja. telah disosialisasikan dalam tahap sosialisasi
primer berbeda dengan dalam tahap
· Menyediakan para konsultan, sosialisasi sekunder.
baik dari dinas kesehatan, pendidikan, 1. Tipe sosialisasi
LSM, BKKBN dll yang peduli masalah Setiap kelompok masyarakat mempunyai
seksual remaja. standar dan nilai yang berbeda. Contoh
standar seseorang itu dikatakan baik disekolah
d. Practice dan kelompok sepermainan tentu berbeda.
Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas
· Pemberian informasi atau remaja dari tipe sosialisai yang ada. Terdapat 2 (dua)
sendiri yang konsultasi mengenai tipe sosialisasi, yaitu : sosialisasi formal dan
kesehatan reproduksi remaja, non formal. Baik sosialisasi formal maupun
misalnya kepada psikolog, dokter sosialisasi informal tetap mengarah kepada
spesialis kandungan, LSM, BKKBN pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan
dsb. nilai dan norma yang berlaku dilingkungannya.
Dalam lingkungan formal seperti disekolah,
· Menggunakan metode dan media seorang siswa bergaul dengan teman
yang mendukung penyebaran sekolahnya dan berinteraksi dengan guru,
informasi tentang kesehatan karyawan yang ada disekolahnya. Dalam
reproduksi remaja. interaksi tersebut ia mengalami proses
sosialisasi.
e. Advocay
Pengertian Kesehatan Reproduksi
Reproduksi berasal dari kata Re yang
· Berbagai pengalaman mengenai
berarti kembali dan produksi yang mempunyai
manfaat kesehatan reproduksi remja
arti menghasilkan. Reproduksi mempunyai arti
dengan sesama remaja
proses kehidupan manusia dalam
· Mendukung program kesehatan menghasilkan keturunan demi kelestarian
reproduksi remaja di masyarakat, hidupnya. Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde
mulai dari tingkat kecamatan hingga Manuaba, Reproduksi sehat adalah
kalurahan. keberhasilan melaksanakan fungsi prokreasi,
mengatur dan memelihara kehamilan menuju
well born baby, well health mother serta untuk
keharmonisan keluarga. Kesehatan reproduksi
Pengertian Sosialisasi juga merupakansuatu keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial secara utuh tidak semata-
Sosialisasi adalah upaya memasyarakatkan mata bebas dari penyakit atau kecacatan
sesuatu supaya lebih dikenal, dipahami, dalam suatu hal yang berkaitan dengan sistem
dihayati oleh masyarakat. Bentuk sosialisasii reproduksi, fungsi dan prosesnya.
dibagi menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu : ( Kun Kesehatan reproduksi remaja adalah
Maryati,2001 : 109) suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh
a. Sosialisasi primer remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-
mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
Adalah sosialisai pada tahap-tahap awal kecacatan namun juga sehat secara mental
kehidupan seseorang sebagai manusia. serta sosial kultural. Selain itu, pendapat yang
Berger dan Luckman menjelaskan sosialisasi mengatakan bahwa remaja bebas dari
primer sebagai sosialisasi pertama yang berbagai masalah karena umur muda, masih
dijalani individu semasa kecil, dimana ia
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam rangka pendidikan malah terjadi d. Pelaksanaan gugur kandung


sebaliknya, kesehatan reproduksi harus ilegar dan tidak legeartis
diselamatkan. Saat ini, dunia menuju
globalisasi dengan arus informasi cepat dan Remaja menurut WHO digolongkan menjadi
akurat telah mengubah pandangan dan remaja muda (early adolescent) yaitu 11-16
perilaku remaja serta gagasan untuk menunda tahun dan remaja lanjut (late adolescent) yaitu
perkawinan dalam usia 20 tahun usia 17-19 tahun. Remaja adalah masa
menyebabkan remaja tidak mungkin pertumbuhan dan perkembangan manusia
melakukan obstinensia seksual. usia antara 12 – 21 tahun.

Epidemologi Kesehatan Reproduksi Berdasarkan teori diatas maka


Remaja diperlukan adanya suatu kerangka berpikir
yang jelas. Tujuan yang ingin dicapai adalah
Perubahan perilaku seksual remaja yang untuk lebih memudahkan pembaca dalam
menjurus pada liberalisasi mengakibatkan memahami ‘Penggunaan Media Desain
dua masalah besar, yaitu : Komunikasi visual dalam Sosialisasi
Kesehatan Reproduksi Remaja di Surakarta’.
a. Kehamilan yang tidak diinginkan Dalam penelitian ini digunakan teori-teori yang
terkait dengan penggunaaan Media Desain
b. Penyakit hubungan seksual Komunikasi Visual dalam Sosialisasi
Kesehatan Reproduksi Remaja di Surakarta.
Faktor epidemologi yang meningkatkan
gangguan kesehatan reproduksi remaja Terdapat tiga Komponen dalam
adalah : kerangka berpikir ini yaitu :
1. Faktor 1. Permasalahan remaja dalam hal
umum kesehatan reproduksi, pengetahuan
seksual remaja masih rendah, dalam
a. Kegagalan hal kesehatan reproduksi banyak
hubungan di lingkungan keluarga remaja yang mencari informasi dari
sumber yang tidak jelas.
b. Informasi
yang menuju kebudayaan dunia 2. Perlu adanya pemberian informasi
yang benar mengenai Kesehatan
c. Meningkat
reproduksi, yang meliputi arti
pengaruh kelompok remaja dalam
pentingnya menjaga kesehatan
· Memakai reproduksi remaja, memahami alat
obat terlarang, minuman dan fungsi reproduksi, yang
beralkohol serta pergaulan dituangkan dalam strategi
bebas untuk menghilangkan komunikasi yang tepat sehingga
stress dilingkungan keluarga masalah seksualitas disampaikan
dengan benar dan jelas.
· .Perkawinan dalam usia muda,
3. Penggunaan Media Desain
dengan kematangan jiwa belum
Komunikasi Visual sebagai sarana
mantap dan menimbulkan kawin
penyampaian informasi dari instansi
cerai
yang berwenang yang dilakukan
2. Faktor khusus pada remaja Dinas Kesehatan dan Bapermas
P3AKB Kota Surakarta, agar remaja
a. Pertahanan epitel serviks belum dapat memahami mengenai
sempurna terjadi luka yang kesehatan reproduksi dan masalah
menjadi pintu masuk infeksi seksualitas mendapat penjelasan
berkelanjutan yang benar dan tepat. Hal ini untuk
mengatasi permasalahan yang
b. Hubungan seksual multipartner menganggap, masalah seksualitas
tanpa perlindungan KB dan bukanlah hal yang tabu untuk
bahaya infeksi dibicarakan jikalau disampaikan oleh
pihak pihak yang berkompeten
c. Hubungan seksual dengan
matarantai PSK 4. Sosialisasi kepada remaja yang
dilakukan oleh Badan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pemberdayaan Masyarakat, Anak, mempengaruhi remaja dalam memahami


Perempuan dan Keluarga berencana kesehatan reproduksi.Sehingga, untuk
dengan menggunakan media desain mengatasi masalah tersebut perlu diberikan
komunikasi visual yang sudah informasi dengan media yang tepat, dari
dibuat. sumber informasi yang benar dan sesuai
kebutuhan remaja.
Bagan Kerangka berpikir :
2. LOKASI PENELITIAN
Permasalahan Remaja :
Lokasi Penelitian dilakukan di Dinas
Kesehatan Kotamadya Surakarta dan
· Kesehatan Reproduksi Remaja
Bapermas AA KB, Kotamadya Surakarta.

3. SUMBER DATA

Sumber data Dalam penelitian ini


dokumen yang diolah dan ditelaah yaitu arsip
dan laporan, dan media Desain Komunikasi
Visual yang digunakan dalam sosialisasi
Manajemen Program Komunikasi kesehatan reproduksi remaja yang diambil dari
Kesehatan Bapermas P3AKB dan Dinas Kesehatan
Kotamadya Surakarta.

4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Teknik sampling merupakan penelitian yang


Penggunaan Media Komunikasi Visual meneliti seluruh obyek yang ada dalam
sebagai sarana pemberian informasi populasi, melainkan hanya sebagaian saja
mengenai kesehatan reproduksi remaja yang diperlukan oleh peneliti dalam suatu
penelitian (iskandar, 2008 :69). Dalam
penelitian ini digunakan purposive random
sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan penilaian subyektif peneliti
mernurut karakteristik tertentu yang dianggap
Sosialisasi kepada remaja yang memiliki sangkut paut ataupun kaitan dengan
karakteristik populasi yang sudah diketahui
dilakukan oleh oleh Dinas Kesehatan sebelumnya dengan pertimbangan tertentu.
dan Bapermas P3AKB Teknik pengambilan sampel lain yang
digunakan adalah snowball sampling,
penarikan sampel secara bertahap yang makin
lama jumlah respondenya semakin besar
(slamet, 2006 :63

C. METODE PENELITIAN
5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini Teknik Pengumpulan data
Jenis penelitian deskriptif dalam penelitian kualitatif ini lebih banyak
kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud menggunakan teknik wawancara dengan
untuk memberikan uraian mengenai gejala ketua PIKKR Mahardhika, Kepala UPTB
sosial yang diteliti. Dalam hal ini remaja Jebres, bagian penyuluh kesehatan reproduksi
mendapatkan informasi mengenai masalah remaja pada instansi Dinas Kesehatan
kesehatan reproduksi dari sumber informasi Kotamadya Surakarta, Bagian PPPA dan KB
seperti teman, media massa seperti majalah, di Badan Pemberdayaan Masyarakat
tabloid, film, internet yang belum tentu sesuai Kotamadya Surakarta.Dalam proses penelitian
kebutuhan remaja. informasi negatif ikut ini proses wawancara dilakukan dengan
menggunakan pedoman umum wawancara,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

interview dilakukan dengan pedoman cara kemitraan untuk mencapai remaja


wawancara yang berkaitan dengan Kesehatan mandiri
Reproduksi Remaja, yang dilakukan tanpa Pada Tahun 1994, ICPD
menentukan urutan pertanyaan. Pedoman masyarakat internasional mengukuhkan hak-
wawancara digunakan untuk mengingatkan hak remaja tentang Kesehatan Reproduksi
peneliti mengenai aspek yang dibhas serta Remaja, namun peran orang tua juga
menjadi daftar pengecek atau check list mempunyai peran terhadap kesehatan remaja.
apakah aspek-aspek yang berkaitan dengan Orang tua mempunyai tanggung-jawab untuk
kesehatan reproduksi remaja telah ditanyakan membimbing remaja, termasuk tidak
atau dibahas. menghalangi anak remajanya untuk
mendapatkan info dan pelayanan Kesehatan
6. VALIDITAS DATA Reproduksi Remaja.
Menurut data dari Bapermas
Data yang telah dicatat dan dikumpulkan P3AKB Kota Surakarta menyatakan bahwa
harus dijamin kesahihannya (validitasnya). Hal berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik
ini dilakukan untuk menghindari (BPS) secara nasional jumlah remaja yang
penyimpangan informasi dari pengolahan data berusia 10-24 tahun berjumlah 64 juta,
yang sudah diperoleh. Salah satu kriteria sedangkan untuk wilayah Jawa Tengah yang
teknik menurut Moeloeng, Danmin Sudarman berusia 10-19 tahun berjumlah 6,6 juta orang.
dan Sugiyono dalam mengukur tingkat Ini berarti jumlah remaja merupakan segmen
validitas data adalah dengan trianggulasi data penduduk yang menempati hampir
(Iskandar,2008 :229). Dari beberapa teknik seperempat bagian atau sekitar 22,9 %.
trianggulasi sumber diatas, dalam penelitian ini Terdapat 55,7% remaja tinggal diperkotaan
peneliti menggunakan teknik trrianggulasi sedangkan terdapat 44,3% remaja tinggal di
sumber (data trianggulation). pedesaan. Sedangkan jika dilihat dari tingkat
pendidikan, menyatakan bahwa terdapat 47%
7. TEKNIK ANALISA DATA remaja tidak tamat SMU dan 37% tamat SMU
dan sederajat (SKKRI, 2007)
Dalam penelitian ini, menggunakan teknik
Menurut Balitbang BKKN
analisa interaktif Miles dan Huberman. Teknik
Propinsi Jawa Tengah, menyatakan bahwa
analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga
pada usia remaja bisa mengalami usia yang
komponen, yaitu : Reduksi data, Penyajian
kritis dan rawan terhadap permasalahan
data, Penarikan serta pengujian kesimpulan
terutama masalah kesehatan reproduksi.
(Punch, 1998 :202-204).
Bahkan dari data SDKI pada tahun 2003,
D. HASIL DAN PEMBAHASAN menyatakan bahwa pengetahuan remaja
tentang kesehatan reproduksi masih rendah.
PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI Bahkan angka aborsi di Indonesia masih
VISUAL SEBAGAI SARANA SOSIALISASI cukup tinggi yaitu sekitar 80%nya adalah usia
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA remaja. (UNFPA & Bapenas, 2009).
Karena remaja sebagai aset
1. Manajemen Program Komunikasi dan generasi penerus bangsa maka
Kesehatan Reproduksi Remaja permasalahan yang dihadapi oleh remaja saat
a. Penetapan Analisa situasi (situation) ini, adalah remaja kurang mendapatkan
1) Pentingnya Kesehatan informasi mengenai kesehatan reproduksi
Reproduksi Bagi Remaja dengan benar. Bahkan yang terjadi adalah
Remaja merupakan generasi informasi mengenai kesehatan reproduksi
penerus bangsa, remaja akan mengalami yang diterima remaja menjadi simpang-siur
masa labil atau masa transisi dari masa anak- bahkan menyesatkan.
anak menuju dewasa yang diikuti dengan
perubahan fisik, psikologis dan juga mudah b. Penetapan Tujuan (objective) Komunikasi
terpengaruh oleh teman sebaya.Pemerintah Kesehatan Reproduksi remaja
Indonesia telah mendukung pengembangan · Agar remaja memiliki kesadaran
kesehatan reproduksi bagi remaja,dalam hal (awareness) akan pentingnya
Departemen Kesehatan telah menjaga kesehatan reproduksi
mengembangkan pelayanan Kesehatan c. Penetapan Strategi (Strategy) Komunikasi
Remaja dan sejak tahun 1997 mempunyai Bahwa dalam strategi komunikasi
beberapa model di beberapa propinsi. Bahkan tidak terlepas dari kebijakan ataupun program
remaja mempunyai hak sama dalam hal yang dilaksanakan oleh Bapermas P3AKB
kesehatan terutama dengan adanya derajat maupun dari dinas Kesehatan Kota Surakarta.
kesehatan remaja, yang dilakukan dengan Adapun dari Bapermas P3AKB mempunyai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PIKKR (Pusat Informasi dan Konseling menggunakan media. Media dipakai sebagai
Kesehatan Reproduksi remaja dan dari Dinas sarana penyampaian informasi kepada remaja
Kesehatan dengan Pelayanan Kesehatan mengenai kesehatan reproduksi baik laki-laki
Peduli Remaja. Data yang diperoleh dari PIK ataupun perempuan. Media yang dipakai
(Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan sebagai sarana penyampai pesan ini mengacu
Reproduksi) Mahardika Surakarta untuk pada media yang dibuat oleh BKKBN.
mengatasi permasalahan kesehatan Adapun media Komunikasi Visual yang
reproduksi remaja program yang dilakukan digunakan adalah :
oleh pemerintah melalui BKKBN adalah a) Permainan (Games) bentuk
melalui Pembentukan PIKKR (Pusat Informasi puzzle mengenai sistem alat
dan Konseling Kesehatan Reproduksi reproduksi pria dan wanita. Menyusun
Remaja),Sedangkan dari dinas kesehatan kepingan puzzle dilakukan dengan
dalam menghadapi permasalahan kesehatan melihat gambar secara keseluruhan
reproduksi remaja dilakukan dengan melalui secara terlebih dahulu, kemudian
Puskesmas PKPR, remaja diminta untuk menyusun satu
d. Penetapan Sasaran penyuluhan Kesehatan persatu kepingan gambar puzzle
Reproduksi Remaja ini,setelah melakukan pengamatan
Dalam membuat program komunikasi dengan teliti maka remaja diminta
ini, perlu dipahami siapa yang menjadi target / untuk menyusun menjadi utuh
sasaran dari Kampanye Kesehatan kembali. Puzzle digunakan sebagai
Reproduksi Remaja, seperti yang dinyatakan media dalam sosialisasi kesehatan
oleh dr.Slamet Riyanto, Seksi Kesehatan dan reproduksi, karena dengan
Lanjut Usia (Lansia) bahwa : Remaja bisa menggunakan media ini, remaja
dikatakan atau boleh dibilang masa Storm and diajarkan untuk mengamati dengan
Stress ( Badai dan Stress). Remaja teliti sistem alat reproduksi laki laki
merupakan pertumbuhan yang dinamis atau dan perempuan, sehingga jika
masa transisi dari anak-anak sampai ke dilakukan dalam bentuk permainan,
remaja. Di sana ada proses pertumbuhan fisik, akan lebh mudah remaja
mental, dan spiritual. Dalam remaja itu banyak memahaminya, serta mengajarkan
sekali penyimpangan-penyimpangan karena remaja untuk dapat menyelesaikan
remaja itu sering sekali untuk coba-coba. setiap persoalan hingga akhir.

Bentuk Komunikasi yang dilakukan :


Komunikasi antarpribadi sebagai bentuk
komunikasi yang dilakukan oleh Bapermas
P3AKB adalah dengan melakukan konseling
Kesehatan reproduksi remaja. Yang dilakukan
sebagai strategi komunikasi kepada remaja.
Konseling merupakan proses tatap muka
dimana seorang konselor membantu kliennya
untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksinya.Adapun
dalam prinsip-prinsip dalam proses konseling
terhadap remaja ini memegang rasa saling
percaya. Komunikasi yang terbuka serta
pemberdayaan klien agar mampu mengambil
keputusan sendiri. Hal ini sangat penting bagi
remaja, karena dengan adanya konseling
maka remaja dapat menceritakan
permasalahan pribadinya kepada konselor
yang menangani bidang kesehatan reproduksi.

Penggunaan Media Komunikasi Visual b) Kartu cocok sebagai alat untuk


sebagai sarana sosialisasi Kesehatan pemberian informasi mengenai alat
Reproduksi remaja reproduksi dan fungsinya yang dibuat
Selain dengan cara komunikasi lebih sederhana dan mudah
antar pribadi yang dilakukan melalui konseling, dimengerti.
komunikasi yang dilakukan dengan cara
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Isi pesan brosur ini adalah ingin


memberikan informasi tentang hak
yang diperoleh misalnya hak atas
kerahasiaan pribadi dengan
kehidupan reproduksinya, yang
berkaitan dengan masalah
menstruasi, masalah kehidupan
seksualnya, dsbnya. Tetapi tidak ada
penambahan visualisasi, membuat
pembaca hanya membaca informasi
yang singkat.
3) Gunakan ilustrasi tunggal
disampul
Ilustrasi yang ditampilkan dibrosur
c) Brosur, folder, leaflet atau pamflet akan dapat menambah daya tarik bagi
mengenai hak kesehatan reproduksi pembacanya, Ilustrasi yang besar
remaja. Brosur, folder,leaflet atau akan lebih efektif jika menggunakan
pamflet merupakan informasi tertulis ilustrasi dengan warna cerah dan
mengenai subyek khusus yang kisah cerita yang mampu melibatkan
panjangnya bervariasi. Hal tersebut pembaca lebih dalam. Namun dalam
dikelompokkan sebagai jenis tampilan brosur ini hanya
komunikasi media massa karena menampilkan ilustrasi dengan simbol
dipersiapkan dalam jumlah banyak jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
untuk disebarluaskan. Penyebaran Ilustrasi ini terlihat sederhana dengan
media ini dilakukan oleh Bapermas AA dominasi warna kuning dan biru
dan KB, kepada para remaja dengan sebagai backgroundnya, sehingga
tingkat pendidikan SMP dan SMU terlihat sederhana dan kurang menarik
melalui karang taruna yang berada 4) Tampilan yang bersifat klise
disetiap kecamatan di Surakarta. Dalam brosur ini tampilanya terlihat
Brosur, leaflet dan booklet sebagai klise, karena jika ingin menyampaikan
media komunikasi grafis dianggap pesan mengenai hak kesehatan
paling efektif, karena ketiga bentuk reproduksi remaja tidak hanya
media cetak ini dirancang untuk dapat menggunakan ilustrasi simbol jenis
langsung pada pembaca.(Yayan, 2010 kelamin laki-laki dan perempuan saja,
:71) karena jika dikaitkan dengan isi pesan
Menurut Keeneth Roman dan Jane yang berupa hak yang diperoleh
Maas, menyatakan bahwa brosur remaja dalam menjaga kesehatan
yang baik harus memenuhi beberapa reproduksinya menjadi kurang efektif,
kriteria, yaitu : dan tidak menarik, mestinya ada
1) Meletakkan pesan dibagian keterkaitan diantara ilustrasi dan isi
sampul, artinya sampul brosur pesan sehingga brosur ini tampil lebih
berfungsi sebagai judul, yang menarik.
menyatakan posisi serta janji yang
akan diperoleh oleh pembaca. Sampul
harus berisi tentang siapa, dan pesan
apa yang akan anda sampaikan.
Dalam analisa brosur yang dibuat ini,
lebih berisi tentang Remaja dan Hak
Reproduksi. Hak yang diperoleh
remaja kaitanya dengan kesehatan
reproduksi berkaitan dengan
2) Fokus
Banyak brosur gagal karena mereka
mencoba menunjukkan informasi yang
terlalu banyak, sehingga yang tampil
adalah tuliisan panjang.Dalam
informasi yang disampaikan dalam .
media brosur ini, menampilkann
tulisan yang panjang, sehingga 5) Adanya buku panduan mengenai
tampilan visualisasinya tidak menarik. Kesehatan Reproduksi Remaja yang
diberikan kepada fasilitator
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

peranan penting bagaimana sebuah informasi


dikemas semenarik mungkin agar mudah
dipahami. Permasalahan yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi masih dianggap
tabu oleh masyarakat. Sehingga, orang tua
kurang memahami tentang pentingnya
memberikan informasi tentang kesehatan
reproduksi kepada remaja. Sehingga remaja
kadangkala mencari informasi sendiri dengan
menggunakan caranyasendiri dan tidak ada
yang membantu menyaring informasi
mengenai masalah kesehatan reproduksi
remaja.

Permasalahan Kesehatan
Reproduksi Remaja, disikapi oleh pemerintah,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
dsbnya. Berbagai media digunakan untuk
menjelaskan mengenai arti pentingnya
kesehatan reproduksi bagi remaja. Media yang
6) Adanya video edutainment digunakan diharapkan dapat dipahami oleh
mengenai Kesehatan Reproduksi remaja dengan menggunakan media yang
Remaja. Alat bantu audio visual bervariasi, seperti menggunakan puzzle,
merupakan sarana untuk melengkapi menggunakan kartu cocok mengenai fungsi
vagab cetajab dab ucapan dalam alat reproduksi laki-laki dan perempuan,
menularkan pengetahuan, konsep dan menyebarkan brosur, melalui media audio
ide. Tujuan utama dari alat bantu visual yaitu adanya video edutainment.Semua
audio visual ini bukan hanya untuk informasi mengenai kesehatan reproduksi
hiburan namun dimaksudkan agar dikemas secara sederhana dan menarik,
penerimaan informasi mengenai dalam konteks mudah dipahami oleh remaja.
kesehatan reproduksi remaja menjadi Salah satu contohnya adalah dengan
lebih mernari dan mennyenangkan. menggunakan puzzle mengenai organ
Dengan penjelasan mengenai fungsi reproduksi pria dan wanita, dalam permainan
dari alat reproduksi laki laki dan puzzle ini sebenarnya remaja diajarkan untuk
perempuan dapat memberikan konsep dapat mengatasi setiap permasalahan.
menjelaskan serta mengajarkan
sesuatu, tidak sekedar menayangkan SARAN
sesuatu. Pada saat melihat video
edutainment diharapkan para remaja Media bisa dipakai sebagai
sadar untuk apa ia melihat dan setelah sarana acuan untuk membuat program-
selesai ditayangkan dilakukan program komunikasi yang berkaitan dengan
pembahasan, yang dilakukan oleh kebutuhan remaja, media yang bervariasi dan
para konselor remaja. atraktif sangat diperlukan oleh remaja
sehingga remaja dapat menyerap informasi
dengan baik dan juga tidak
membosankan.Media dengan desain
komunikasi visual yang menarik diharapkan
mampu menyampaikan pesan tentang
kesehatan reproduksi remaja, sehingga
harapannya remaja mendapatkan informasi
yang benar dan mencegah remaja untuk
melakukan hubungan seksual sebelum
menikah.
Sesuai dengan perkembangan media,
dibutuhkan pula media pendukung seperti
iklan ditelevisi, internet, koran/majalah.
E. KESIMPULAN Informasi mengenai kesehatan reproduksi
remaja merupakan hal yang sangat penting
Media Komunikasi Visual sebagai untuk disampaikan kepada remaja, agar
sarana penyampaian pesan mempunyai remaja sebagai penerus bangsa dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengetahui masalah kesehatan reproduksi,


masalah seksualitas dsbnya.

DAFTAR PUSTAKA

Dwi K., Majestika S. 2009. Buku Ajar


Kesehatan Reproduksi, Nuha Medika,
Yogyakarta.

Lexy Moleong, 2001. Metode Penelitian


Kualitatif. Bandung : Aditya Bakti.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1999.


Metode Penelitian Survey, Jakarta, PT
Pustaka LP3ES

HB.Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian


Kualitatif : Dasar Dan Terapannya Dalam
Penelitian, Surakarta, UNS Press

Ida Bagus Gde Manuaba, Prof. Dr,


2000,Kesehatan Reproduksi Buku Kapita
Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Kb
Dan Ginekologi, kedokteran EGC

Pawito, Ph.D, 2007,Penelitian Komunikasi


Kualitatif, LkiS, Yogyakarta,

Roman, Kenneth, Maas Jane, et.al,2005, How


To Adertise : Membangun Merek Dan Bisnis
Dalam Dunia Pemasaran Baru, Elex Media
Komputindo, Gramedia, Jakarta

Siti Rahayu H.,2006, Psikologi Perkembangan,


Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Susanto, 2006. Metode Penelitian Sosial,


Surakarta, UNS Press

Yayan Suherlan, 2010, Bahan Ajar : Metode


Repro Grafika dan Proses Cetak, Fakultas
Sastra dan Seni Rupa, UNS

Y. Slamet, 2006, Metodologi Penelitian Sosial,


Sebelas Maret University Press, Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai