id
oleh dokter, dinas kesehatan, guru, belajar menjadi anggota masyarakat. Hal itu
ataupun media yang lain. dipelajarinya dalam keluarga.
3. SUMBER DATA
C. METODE PENELITIAN
5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian ini Teknik Pengumpulan data
Jenis penelitian deskriptif dalam penelitian kualitatif ini lebih banyak
kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud menggunakan teknik wawancara dengan
untuk memberikan uraian mengenai gejala ketua PIKKR Mahardhika, Kepala UPTB
sosial yang diteliti. Dalam hal ini remaja Jebres, bagian penyuluh kesehatan reproduksi
mendapatkan informasi mengenai masalah remaja pada instansi Dinas Kesehatan
kesehatan reproduksi dari sumber informasi Kotamadya Surakarta, Bagian PPPA dan KB
seperti teman, media massa seperti majalah, di Badan Pemberdayaan Masyarakat
tabloid, film, internet yang belum tentu sesuai Kotamadya Surakarta.Dalam proses penelitian
kebutuhan remaja. informasi negatif ikut ini proses wawancara dilakukan dengan
menggunakan pedoman umum wawancara,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PIKKR (Pusat Informasi dan Konseling menggunakan media. Media dipakai sebagai
Kesehatan Reproduksi remaja dan dari Dinas sarana penyampaian informasi kepada remaja
Kesehatan dengan Pelayanan Kesehatan mengenai kesehatan reproduksi baik laki-laki
Peduli Remaja. Data yang diperoleh dari PIK ataupun perempuan. Media yang dipakai
(Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan sebagai sarana penyampai pesan ini mengacu
Reproduksi) Mahardika Surakarta untuk pada media yang dibuat oleh BKKBN.
mengatasi permasalahan kesehatan Adapun media Komunikasi Visual yang
reproduksi remaja program yang dilakukan digunakan adalah :
oleh pemerintah melalui BKKBN adalah a) Permainan (Games) bentuk
melalui Pembentukan PIKKR (Pusat Informasi puzzle mengenai sistem alat
dan Konseling Kesehatan Reproduksi reproduksi pria dan wanita. Menyusun
Remaja),Sedangkan dari dinas kesehatan kepingan puzzle dilakukan dengan
dalam menghadapi permasalahan kesehatan melihat gambar secara keseluruhan
reproduksi remaja dilakukan dengan melalui secara terlebih dahulu, kemudian
Puskesmas PKPR, remaja diminta untuk menyusun satu
d. Penetapan Sasaran penyuluhan Kesehatan persatu kepingan gambar puzzle
Reproduksi Remaja ini,setelah melakukan pengamatan
Dalam membuat program komunikasi dengan teliti maka remaja diminta
ini, perlu dipahami siapa yang menjadi target / untuk menyusun menjadi utuh
sasaran dari Kampanye Kesehatan kembali. Puzzle digunakan sebagai
Reproduksi Remaja, seperti yang dinyatakan media dalam sosialisasi kesehatan
oleh dr.Slamet Riyanto, Seksi Kesehatan dan reproduksi, karena dengan
Lanjut Usia (Lansia) bahwa : Remaja bisa menggunakan media ini, remaja
dikatakan atau boleh dibilang masa Storm and diajarkan untuk mengamati dengan
Stress ( Badai dan Stress). Remaja teliti sistem alat reproduksi laki laki
merupakan pertumbuhan yang dinamis atau dan perempuan, sehingga jika
masa transisi dari anak-anak sampai ke dilakukan dalam bentuk permainan,
remaja. Di sana ada proses pertumbuhan fisik, akan lebh mudah remaja
mental, dan spiritual. Dalam remaja itu banyak memahaminya, serta mengajarkan
sekali penyimpangan-penyimpangan karena remaja untuk dapat menyelesaikan
remaja itu sering sekali untuk coba-coba. setiap persoalan hingga akhir.
Permasalahan Kesehatan
Reproduksi Remaja, disikapi oleh pemerintah,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
dsbnya. Berbagai media digunakan untuk
menjelaskan mengenai arti pentingnya
kesehatan reproduksi bagi remaja. Media yang
6) Adanya video edutainment digunakan diharapkan dapat dipahami oleh
mengenai Kesehatan Reproduksi remaja dengan menggunakan media yang
Remaja. Alat bantu audio visual bervariasi, seperti menggunakan puzzle,
merupakan sarana untuk melengkapi menggunakan kartu cocok mengenai fungsi
vagab cetajab dab ucapan dalam alat reproduksi laki-laki dan perempuan,
menularkan pengetahuan, konsep dan menyebarkan brosur, melalui media audio
ide. Tujuan utama dari alat bantu visual yaitu adanya video edutainment.Semua
audio visual ini bukan hanya untuk informasi mengenai kesehatan reproduksi
hiburan namun dimaksudkan agar dikemas secara sederhana dan menarik,
penerimaan informasi mengenai dalam konteks mudah dipahami oleh remaja.
kesehatan reproduksi remaja menjadi Salah satu contohnya adalah dengan
lebih mernari dan mennyenangkan. menggunakan puzzle mengenai organ
Dengan penjelasan mengenai fungsi reproduksi pria dan wanita, dalam permainan
dari alat reproduksi laki laki dan puzzle ini sebenarnya remaja diajarkan untuk
perempuan dapat memberikan konsep dapat mengatasi setiap permasalahan.
menjelaskan serta mengajarkan
sesuatu, tidak sekedar menayangkan SARAN
sesuatu. Pada saat melihat video
edutainment diharapkan para remaja Media bisa dipakai sebagai
sadar untuk apa ia melihat dan setelah sarana acuan untuk membuat program-
selesai ditayangkan dilakukan program komunikasi yang berkaitan dengan
pembahasan, yang dilakukan oleh kebutuhan remaja, media yang bervariasi dan
para konselor remaja. atraktif sangat diperlukan oleh remaja
sehingga remaja dapat menyerap informasi
dengan baik dan juga tidak
membosankan.Media dengan desain
komunikasi visual yang menarik diharapkan
mampu menyampaikan pesan tentang
kesehatan reproduksi remaja, sehingga
harapannya remaja mendapatkan informasi
yang benar dan mencegah remaja untuk
melakukan hubungan seksual sebelum
menikah.
Sesuai dengan perkembangan media,
dibutuhkan pula media pendukung seperti
iklan ditelevisi, internet, koran/majalah.
E. KESIMPULAN Informasi mengenai kesehatan reproduksi
remaja merupakan hal yang sangat penting
Media Komunikasi Visual sebagai untuk disampaikan kepada remaja, agar
sarana penyampaian pesan mempunyai remaja sebagai penerus bangsa dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA