Anda di halaman 1dari 139

PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III

ANGKATAN XV TAHUN 2021

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


JABATAN AHLI PERTAMA - PENYULUH KESEHATAN
MASYARAKAT

OPTIMALISASI PERAN KADER POS PELAYANAN TERPADU DALAM


PROMOSI PENCEGAHAN STUNTING DI DESA LINUH KECAMATAN
BUNGUR KABUPATEN TAPIN

Oleh
DIAH PUJI RAHAYU, SKM
NIP. 199209102020122007
NDH : 19

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
BANJARBARU
2021
ii
iii
iv
iv

KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Aktualisasi berjudul “OPTIMALISASI PERAN
KADER POS PELAYANAN TERPADU DALAM PROMOSI
PENCEGAHAN STUNTING DI DESA LINUH KECAMATAN
BUNGUR KABUPATEN TAPIN”
Laporan Aktualisasi habituasi kegiatan ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Latihan dasar CPNS Golongan III
angkatan XV di Balai Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya
Manusia (BPSDM) Daerah Kalimantan Selatan, yaitu menerapkan
nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi di lingkungan kerja.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan
rancangan aktualisasi kegiatan ini tidak terlepas dari peran serta
berbagai pihak yang telah membantu baik secara moril maupun
materil.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Drs. H. Muhammad Nispuani, M.AP selaku Kepala
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Bapak H. Ahmad Bagiawan,S.Pd, MM sebagai Kepala
Bidang Kompetensi manajerial dan fungsional di Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan
3. Ibu Eka Rina Pramita, S.IP, M.SI selaku penguji yang
telah memberikan masukan dan saran terhadap isi serta
penulisan rancangan aktualisasi.
4. Bapak Puji Winarta, SKM, M.Kes selaku Kepala Bidang
Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
v

sekaligus Mentor yang telah memberikan saran, bimbingan


dan arahan kepada penulis.
5. Ibu Normalina, SP, M.Pd selaku Coach yang memberikan
saran, bimbingan dan arahan kepada penulis.
6. Ibu Hj. Khalidah, S.SIT selaku Kepala Seksi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan
Kabupaten Tapin, seluruh rekan sejawat khususnya rekan di
Bidang Kesehatan Masyarakat dan stakeholder Dinas
Kesehatan Kabupaten Tapin sebagai contoh dan panutan
saya dalam bekerja dan menyusun rancangan aktualisasi dan
habituasi.
7. Seluruh Fasilitator dan Staff BPSDMD Kalimantan Selatan
yang telah banyak memberikan pelajaran dan keterampilan
yang berharga selama ini.
8. Seluruh peserta Latsar angkatan XV Kelompok 2 yang telah
memberikan banyak pelajaran, pengalaman, semangat dan
keceriaan selama ini.
9. Orang tua dan keluarga yang selalu support dan
memberikan dukungan penuh untuk saya
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan rancangan
aktualisasi dan habituasi.
Penyusun menyadari bahwa didalam penulisan laporan
kegiatan aktualisasi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kebaikan dimasa yang akan datang.
Semoga penyusun dapat menerapkan segala macam ilmu dan
pengetahuan yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan
vi

Pelatihan Dasar CPNS Golongan III ini. Akhir kata, semoga


laporan kegiatan aktualisasi ini memberikan manfaat yang besar
bagi kita semua.

Rantau, September 2021


Penulis,

Diah Puji Rahayu, SKM


NIP. 19920910 202012 2 007
vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................. 3
C. Isu Aktualisasi ...................................................................... 4
D. Ruang Lingkup ..................................................................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum Organisasi ............................................... 7
B. Visi dan Misi ......................................................................... 8
C. Tugas Pokok dan Fungsi .................................................... 10
D. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) ........................................ 13
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Landasan Teori .................................................................. 15
B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi........................................ 31
C. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi ...................... 47
D. Rencana Matrik Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi ........... 50
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI HABITUASI
A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Dan Habituasi ............. 52
B. Proses Penerapan Inisiatif dan Gagasan Kreatif ............... 81
C. Analisis Dampak Kegiatan Aktualisasi .............................. 84
D. Realisasi Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi ............. 87
E. Realisasi Matrik Penjadwalan Aktualisasi dan Habiatuasi . 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................ 92
B. Saran ................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pengukuran Bayi Balita di Desa Lokus Tunting Kabu paten
Tapin....................................................................................... 3
Tabel 2.1 Daftar Tugas Jabatan sesuai SKP ........................................ 14
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ........................................... 32
Tabel 3.2 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi ................................... 47
Tabel 3.3 Matrik Rencana Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi ....... 50
Tabel 4.1 Ketercapaian Kegiatan Aktualisasi ........................................ 79
Tabel 4.2 Realisasi Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi ......................... 87
Tabel 4.3 Matrik MingguanPelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi ...... 90
Tabel 4.4 Realisasi Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi ................ 91
ix

DAFTAR HARGA

Halaman

Gambar 2.1 Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin ......................... 7


Gambar 2.2 Lokasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin ......................... 8
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin ..... 9
Gambar 4.1 Konsultasi dengan mentor ................................................. 55
Gambar 4.2 Konsultasi dengan atasan langsung .................................. 55
Gambar 4.3. Koordinasi dengan rekan kerja ......................................... 55
Gambar 4.4 Membuat Desain Leaflet ................................................... 58
Gambar 4.5 Desain Leaflet sebelum dicetak......................................... 58
Gambar 4.6 Leaflet tersedia .................................................................. 59
Gambar 4.7 Komunikasi tentang Materi Video dengan
Rekan Kerja ...................................................................... 61
Gambar 4.8 Membuat Media Video ....................................................... 62
Gambar 4.9 Video tersedia ................................................................... 62
Gambar 4.10 Komunikasi dengan Bidan Desa
Puskesmas Banua Padang .......................................... 64
Gambar 4.11 Komunikasi dengan aparat desa dan kader
Posyandu Desa Linuh ..................................................... 65
Gambar 4.12 Orientasi Perubahan Prilaku Pada Kader ....................... 68
Gambar 4.13 Orientasi Perubahan Prilaku Praktek CTPS dan
Pemutaran Media Video................................................. 68
Gambar 4.14 Pemberian Media Cetak (Leaflet) .................................... 68
Gambar 4.15 Berkas Kerangka Acuang Kegiatan, Surat undangan
daftar hadir, Laporan Kegiatan ....................................... 69
Gambar 4.16 Konseling dan Pemberian Informasi kepada
Ibu Hamil dan Ibu bayi/balita Pendek……………….…….72
Gambar 4.17 menyusun Pojok Promosi “Cegah Stunting itu
Penting”..75
Gambar 4.18 Gedung Posyandu sebelum adanya Pojok Promosi....... 76
Gambar 4.19 Mengunpulkan data capaian kegiatan ........................... 78
Gambar 4.20 Membuat laporan ...............................................................
x
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK) pada instansi pemerintah yang berperan strategis dalam
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan
pemberdayaan masyarakat. Peraturan baru tentang tentang ASN
tertuang dalam Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 sudah secara
implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat
bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi juga merujuk
kepada sebuah pelayanan publik. Untuk memainkan peranan tersebut,
diperlukan sosok PNS yang profesional melalui Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil dimaksudkan untuk
mewujudkan pegawai ASN yang profesional sesuai Peraturan Lembaga
Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Pada Diklat ini ASN diajarkan
mengenai nilai-nilai ANEKA yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu serta Anti Korupsi yang harus diterapkan
di setiap tugas dan kewajibannya sebagai seorang ASN yang baik.
Kesehatan menurut undang-undang Republik Indonesia No 36
tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (Notoadmojo, 2003). Kondisi sehat secara
holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual
dan sosial dalam bermasyarakat. Dalam hal ini penulis melakukan
aktualisasi sebagai penyuluh Kesehatan Masyarakat di Dinas
Kesehatan Kabupaten Tapin.
2

Penyuluh kesehatan masyarakat termasuk salah satu profesi


dalam ASN. Keberadaan Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan
Masyarakat telah ditetapkan serta diatur dalam Keputusan Menteri
Negara PAN No. 58/Kep/Men.PAN/8/2000. Secara umum Jabatan
Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat merupakan tenaga yang
mempunyai kemampuan dalam melakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan masyarakat atau promosi kesehatan yang meliputi
pelaksanaan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat melakukan penyebarluasan informasi,
membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku
masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, merencanakan
intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang
mendukung kesehatan serta mengembangkan kemampuan dan
keterampilan perorangan.
Berdasarkan Indikator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Tahun 2020 s.d. 2024 dimana salah satu kegiatan prioritas
promosi kesehatan adalah upaya percepatan pencegahan stunting.
Prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa
stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di
Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
menunjukkan 30,8% balita menderita stunting dan 29.9% balita
dibawah dua tahun (baduta) pendek dan sangat pendek yang apabila
dilakukan intervensi yang tepat maka dapat mengoptimalkan potensi
yang dimiliki. Berdasarkan observasi selama bekerja di Dinas
Kesehatan Kabupaten Tapin dimana salah satu permasalahan yang
masih terjadi yaitu tingginya angka bayi balita stunting di Kabupaten
Tapin. Kabupaten Tapin merupakan salah satu Kabupaten Lokus
Stunting dari 8 Kabupaten di Kalimantan Selatan pada tahun 2021 dan
terdapat 20 Desa Lokus Stunting di Kabupaten Tapin. Salah satu desa
lokus stunting dengan kejadian stunting tertinggi berdasarkan data dari
3

Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat pada bulan Juni 2021
yaitu Desa Linuh Kecamatan Bungur yaitu sebesar 35,14%.
Tabel 1.1 Pengukuran Bayi Balita di Desa Lokus Stunting Kabupaten
Tapin
Jumlah
Sangat Stunting
No Desa Balita yg Pendek %
Pendek ( Sp+P )
di Ukur
1 Mekar Sari 104 2 5 7 6.73
2 Binuang 423 4 4 8 1.89
3 Raya Belanti 357 3 5 8 2.24
4 Belawaian 45 4 10 14 31.11
5 Miawa 92 4 17 21 22.83
6 Harakit 49 3 14 17 34.69
7 Timbung 53 0 4 4 7.55
8 Purut 79 4 15 19 24.05
9 Hangui 38 7 6 13 34.21
10 Linuh 74 4 22 26 35.14
11 Banua Hanyar 29 2 5 7 24.14
12 Jingah Babaris 20 1 2 3 15.00
13 Kakaran 20 1 4 5 25.00
14 Keramat 36 1 1 2 5.56
15 Mandurian Hulu 67 7 15 22 32.84
16 Sungai Bahalang 103 11 14 25 24.27
17 Pandahan 70 5 14 19 27.14
18 Pematangkarangan 75 5 6 11 14.67
19 Kepayang 113 3 2 5 4.42
20 Pebaungan Pantai 37 1 1 2 5.41
Sumber: Seksi Kesehatan Kleuarga dan Gizi Masyarakat, Juni 2021

Pencegahan stunting memerlukan intervensi yang terpadu,


mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk menyasar di lokasi
prioritas dan kelompok prioritas. Salah satu upaya nya yaitu dengan
orientasi komunikasi perubahan prilaku untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. Kegiatan ini melibatkan
peran serta kader posyandu yang merupakan ujung tombak dan
perpanjang tanganan tenaga kesehatan di desa dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.
Di Desa Linuh Kecamatan Bungur terdapat 14 orang kader posyandu
4

dari dua posyandu, yaitu posyandu talikur dan posyandu bunga


pandan.
Di masyarakat kader posyandu diharapkan memiliki pengetahuan
mengenai upaya pencegahan stunting sehingga dapat memberikan
informasi dengan benar serta membangun kepercayaan masyarakat
agar terjadi perubahan prilaku pencegahan stunting oleh sasaran.
Namun tidak semua kader memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk dapat memberikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada
masyarakat.
Penulis akan melakukan pengaktualisasian nilai-nilai dasar
ANEKA, yaitu Akuntabiltas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi dalam upaya Pencegahan Stunting di Desa Lokus
Stunting dengan judul “Optimalisasi Peran Kader Pos Pelayanan
Terpadu dalam Promosi Pencegahan Stunting di Desa Linuh
Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin”

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan Aktualisasi
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan Aktualisasi ini adalah
dapat menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA dalam melaksanakan
peran dan kedudukan ASN sebagai pelayanan publik,
berkoordinasi dengan lintas sektor, serta mempunyai
kemampuan manjemen ASN serta lebih profesional dan
kompeten dalam memberikan pelayanan sesuai tugas pokok dan
fungsi dan sasaran kerja pegawai sebagai penyuluh kesehatan
masyarakat di tempat kerja.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan Aktualisasi ini adalah
untuk mengoptimalkan peran kader pos pelayanan terpadu
5

dalam promosi upaya pencegahan stunting di Desa Linuh


Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin.
2. Manfaat Aktualisasi
Manfaat dari aktualisasi dan habituasi yang dilakukan ini adalah :
a. Bagi Diri Sendiri
Dapat menjadi aparatur sipil negara (ASN) yang terampil dan
profesional di bidangnya serta melakukan kinerjanya
berdasarkan pada nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
b. Bagi Instansi/ Unit Kerja
Dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam menanggulangi
permasalahan kesehatan dan sebagai bahan evaluasi untuk
meningkatkan Kualitas Program Kesehatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Tapin.
c. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran sebab-akibat
suatu fenomena, kebijakan, atau perubahan sosial mengenai
permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat serta untuk
menganalisis permasalahan dan menemukan solusi atau
kemungkinan terbaik dalam memecahkan masalah kesehatan

C. Isu Aktual
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai penyuluh
kesehatan masayarakat (manajemen ASN), konsultasi dengan Mentor
serta pengamatan langsung selama bekerja di Dinas Kesehatan
Kabupaten Tapin (WoG), dan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di Kabupaten Tapin (pelayanan public) maka
didapatkan isu aktual yang harus diselesaikan yaitu “Belum
Optimalnya Peran Kader Pos Pelayanan Terpadu dalam Promosi
Pencegahan Stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur
Kabupaten Tapin”
6

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang dilakukan meliputi rancangan kegiatan aktualisasi ini
dilaksanakan selama proses aktualisasi dan habituasi di Dinas
Kesehatan Kabupaten Tapin yaitu dengan Lokasi Desa Linuh
Kabupaten Tapin yang merupakan desa Lokus stunting dengan
kejadian Stunting Tertinggi di Kabupaten Stunting. Kegiatan akan
dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2021 sampai 14 September
2021, dengan rencana kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung serta
Koordinasi dengan rekan kerja
2. Membuat materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)
3. Membuat materi edukasi dalam bentuk media audiovisual (video
edukasi)
4. Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan puskesmas
setempat, perangkat desa setempat, dan kader kesehatan untuk
menentukan jadwal dan tempat kegiatan
5. Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader
posyandu di desa tentang upaya pencegahan stunting
6. Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang upaya
pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader kesehatan
7. Survey Tahap Akhir
Kegiatan tersebut sesuai dengan tupoksi saya sebagai Penyuluh
Kesehatan Masayarakat yaitu :
Adapun rincian tugas penyuluh kesehatan masyarakat ahli
pertama yaitu sebagai berikut:
1. Melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat
2. Melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam berbagai
bentuk dan saluran komunikasi
7

3. Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku


masyarakat yang mendukung kesehatan
4. Melaksanakan penyuluhan untuk pemberdayaan masayarakat
7

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum Organisasi


Dinas kesehatan Kabupaten Tapin merupakan unsur pelaksana
otonomi daerah di bidang kesehatan yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah
Kabupaten Tapin. Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin terletak di Jalan
Pembangunan No. 14 Rantau Kiwa Kecamatan Tapin Utara
Kabupaten Tapin.
Wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin tahun 2020
s/d sekarang dengan luas wilayah 2.153 km² yang terdiri dari 13
Kecamatan di Wilayah Kabupaten Tapin.

Gambar 2.1 Lokasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin


8

Gambar 2.2 Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 42


Tahun 2018 tentang Tugas Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas
Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin adalah sebagai berikut:
1. Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas yang mempunyai
tugas pokok membantu bupati melaksanakan urusan
Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan yang menjadi
kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan
kepada Daerah Kabupaten.
2. Untuk melaksanakan tugas, Kepala Dinas mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, serta sumber daya
kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
9

kefarmasian, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah


tangga, serta sumber daya kesehatan;
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit,
pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, serta sumber daya
kesehatan;
d. Pengelolaan kesekretariatan;
e. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian UPT.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan
dibantu oleh puskesmas yang secara langsung melakukan pelayanan
kepada masyarakat di bidang kesehatan. Ada 13 puskesmas yang ada
di Kabupaten Tapin yaitu :
1. Puskesmas Tapin Utara
2. Puskesmas Tambarangan
3. Puskesmas Pandahan
4. Puskesmas Tambaruntung
5. Puskesmas Bakarangan
6. Puskesmas Lokpaikat
7. Puskesmas Banua Padang
8. Puskesmas Binuang
9. Puskesmas Hatungun
10. Puskesmas Salam Babaris
11. Puskesmas Piani
12. Puskesmas Baringin
13. Puskesmas Margasari

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin terdiri dari:


1. Sekretariat;
2. Bidang Kesehatan Masyarakat;
3. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
10

4. Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan;


5. Kelompok Jabatan Fungsional.
6. UPT
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin dapat dilihat
pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin

B. Visi Misi dan Nilai-nilai Organisasi


1. Visi Organisasi
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin adalah “ Masyarakat Tapin
Sehat” . Gambaran masa depan yang ingin dicapai ditandai dengan
penduduk yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
secara adil dan merata, dan memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
2. Misi Organisasi
Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin adalah sebagai berikut:
a. Mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
11

b. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan


yang bermutu, merata, dan terjangkau.
c. Menciptakan lingkungan/kawasan yang bersih dan sehat
bebas dari penyakit dan gangguan kesehatan.
d. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
e. Meningkatkan system surveilians, monitoring, dan
informasi kesehatan
3. Nilai-nilai Organisasi
Sebagai penguatan dalam kegiatan aktualisasi, diperlukan
adanya nilai-nilai organisasi. Nilai-nilai organisasi ini diambil dari
nilai yang diterapkan pada Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, yaitu :
a. Pro Rakyat
Dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, harus
selalu mendahulukan kepentingan masyarakat dan harus
menghasilkan yang terbaik untuk masyarakat.
b. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan
semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin
hanya dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan saja. Dengan
demikian seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif,
yang meliputi lintas sector, organisasi profesi, dan organisasi
masyarakat.
c. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masyarakat, serta tanggap dalam mengatasi
permasalahan daerah, situasi kondisi setempat, social budaya dan
kondisi geografis.
d. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai
target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
12

e. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.

C. Tugas Pokok dan Fungsi


Tugas pokok dan fungsi Penyuluh Kesehatan Masyarakat
menurut Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Nomor 66/Menkes-Kesos/SK/I/2001 tentang petunjuk teknis
pelaksanaan jabatan fungsional penyuluh kesehatan masyarakat dan
angka kreditnya adalah Melaksanakan kegiatan advokasi,
pembinaan suasana, dan gerakan pemberdayaan masyarakat,
melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan
media, melakukan pengkajian atau penelitian perilaku masyarakat
yang berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan
intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang
mendukung kesehatan.
Adapun rincian tugas penyuluh kesehatan masyarakat ahli
pertama yaitu sebagai berikut:
1. Melaksanakan Kegiatan Advokasi
2. Melaksanakan Kegiatan Bina Suasana
3. Melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat
4. Melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam berbagai
bentuk dan saluran komunikasi
5. Membuat rancangan media baik media cetak, elektronika maupun
luar ruangan
6. Melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang
berhubungan dengan kesehatan
7. Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku
masyarakat yang mendukung kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, pengolahan dan analisa data
program Promosi Kesehatan dan Upaya Tindak Lanjut
13

9. Mempersiapkan penyuluhan kesehatan masayarakat


10. Melaksanakan penggalangan dukungan sosial
11. Melaksanakan penyuluhan untuk pemberdayaan masayarakat
12. Melaksanakan pengembangan pedoman penyuluhan
13. Merumuskan sistem pengembangan penyuluhan
14. Mengembangkan metode penyuluhan kesehatan
15. Membuat karya tulis ilmiah bidang kesehatan
16. Menerjemahkan buku dan bahan lainnya di bidang penyuluhan
kesehatan
17. Membuat buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk
teknis di bidang penyuluhan kesehatan masyarakat
18. Mengembangkan teknologi tepat guna di bidang penyuluhan
kesehatan masyarakat
19. Mengajar atau melatih dalam bidang penyuluh kesehatan
masayarakat
20. Mengikuti kegiatan seminar atau lokakarya dalam bidang penyuluh
kesehatan masayarakat
21. Melaksanakan Tugas Dinas lainnya yang diberikan oleh atasan

D. Sasaran Kerja Pegawai (SKP)


Sasaran Kerja Pegawai (SKP) adalah rencana kerja dan target
yang akan dicapai oleh seorang PNS yang disusun dan disepakati
bersama antara pejabat penilai dengan ASN yang dinilai. Penilaian
prestasi kerja merupakan alat kendaliagar setiap kegiatan
pelaksanaan tugas pokok oleh setiap ASN selaras dengan tujuan
yang telah ditetapkan dalam Rencana Kegiatan Tahunan (RKT)
Organisasi.
Adapun daftar tugas jabatan sesuai Sasaran Kerja Pegawai
(SKP) dan tugas/fungsi penyuluh kesehatan masayarakat pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin adalah sebagai berikut :
14

Tabel 2.1 Daftar Tugas Jabatan sesuai SKP

NO KEGIATAN TUGAS JABATAN

1 Menyusun materi penyuluhan untuk televisi dalam bentuk spot

Menyusun materi penyuluhan luar ruangan dalam bentuk


2
megatron
Menyusun materi penyuluhan media tatap muka dalam bentuk
3
konseling
Menyusun materi penyuluhan untuk media cetak dalam bentuk
4
leaflet
Melaksanakan uji coba media cetak dengan jumlah halaman
5
lebih dari 1
Melaksanakan uji coba media audio visual dengan durasi lebih
6
dari 1 menit
7 Mengolah hasil uji coba media cetak
8 Mengolah hasil uji coba media audio visual
9 Melakukan penyempurnaan hasil uji coba media cetak
Melakukan pertemuan lintas program atau lintas sector di tingkat
10
kabupaten
11 Melaksanakan advokasi kesehatan, identifikasi sasaran tersier

Melaksanakan penggalangan dukungann social untuk


12
kepentingan pelaksanaan kegiatan penyuluhan agar kegiatan
Mempersiapkan penyuluhan
dapat diterima masyarakat kesehaatan masyarakat agar
sepenuhnya;
13
pelaksanaan tugas lebih terarah dan berjalan lacar
Melaksanakan kegiatan penyuluhan langsung kelompok dengan
14
demontrasi/praktik
Melaksanakan kegiatan penyuluhan langsung individu dengan
15
demontrasi/praktik
Menyiapkan data/ bahan/ informasi merumuskan kebijakan
16
pengembangan penyuluhan kesehatan
Melaksanakan tugas kedinasan yang diperintahkan oleh atasan
17
baik lisan maupun tertulis;
15

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori
1. Nilai-nilai Dasar ASN (ANEKA)
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas secara umum dapat diartikan sebagai
permintaan pertanggungjawaban atas pemenuhan tanggung
jawab yang diserahkan kepadanya. Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama yaitu untuk menyediakan kontrol
demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);dan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu :
akuntabilitas vertikal (pertanggungjawaban kepada otoritas
yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi
akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses,
akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat
akuntabilitas berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak
Kinerja, dan Laporan Kinerja. Dalam menciptakan lingkungan
kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator dari nilai-nilai
dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta
dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan
yang penting dalam menciptakan lingkungannya
16

2) Transparansi : Keterbukaan atas semua


tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
3) Integritas : adalah adalah konsistensi dan
keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang di sengaja
maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal
secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas
dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus
dan terus melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme dapat diartikan sebagai rasa cinta
dan bangga dengan tanah air. Nilai-nilai nasionalisme ASN
17

tercermin dalam nilai dasar pancasila, meliputi Ketuhanan,


Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Permusyawaratan
dan Keadilan. Nilai-nilai Pancasila tersebut adalah:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha EsaBangsa Indonesia
menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan YME.
1) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
YME, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
2) Mengembangkan sikap hormat menghormati
dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan YME.
3) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
4) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan YME.
5) Mengembangkan sikap saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing.
6) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan YME kepada orang lain.
Sila 2 :Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME.
1) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
18

2) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama


manusia.
3) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
4) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
5) Menjunjung tinggi nila-nilai kemanusiaan.
6) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaanBerani
membela kebenaran dan keadilan.
7) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
8) Mengembangkan sikap hormat menghormati
dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila 3 : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan,
serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
Negara dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
19

Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
1) Sebagai warga Negara dan warga masyarakat,
setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaanMenghormati dan menjunjung
tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
5) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab
menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
6) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
7) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati
nurani yang luhur.
8) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
YME, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
9) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melakukan permusyawaratan.
Sila 5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
20

3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.


4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar
dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha
yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang
bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan
dengan atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja kerasSuka menghargai hasil karya orang
lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
10) Suka melakukan kegiatan dalam rangka
mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.
c. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku
serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas
guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu,
mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
(Catalano, 1991). Konsep etika sering disamakan dengan
moral. Padahal ada perbedaan antara keduanya. Etika lebih
dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar. Sedangkan
moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik
atau apa yang seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang
sebagai karakter atau etos individu/kelompokberdasarkan
nilai-nilai dan norma-norma luhur. Kode etik adalah aturan-
aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
21

khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal


prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 4 tentang ASN,
nilai- nilai dasar etika publik meliputi :
1) Memegang teguh ideologi Pancasila
2) Setia dan mempertahankan Undang-undang dasar
Negara republik Indonesia tahun 1945 serta pemerintahan
yang sah
3) Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia
4) Menjalanka tugas secara professional dan tidak berpihak
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
6) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada
public
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
12) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerja sama
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
15) Meningkatkan efektivitas pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat kerja.
22

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan
publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun
nilai-nilai komitmen mutu antara lain mengedepankan
komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang
menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara pelanggan.
Nilai dasar yang terkandung dalam komitmen mutu
antara lain : Efektivitas menunjukan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun
mutu hasil kerja.
1) Efisiensi merupakan tingkat ketetapan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan.
2) Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivikasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai apatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalis melayanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan
atau menggugurkan tugas rutin
3) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customers/ clients;
4) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk
menjaga dan memelihara agar customers/clients tetap
setia;
5) Mutu penyelenggaraan pemerintahan merupakan suatu
kondisi dinamis berkaitan dengan produk/jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang sesuai, yang berkualitas
tinggi: tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada
pemborosan bahkan melebihi harapan konsumen.
23

6) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik


berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan
customers/clients maupun perkembangan teknologi;
7) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan;
8) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan
melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio
yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena
dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi
dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi
yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa
adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa
sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya
24

di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu,


menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi
dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya
diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan
dan konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri
membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam
bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara
yang mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara,
25

dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka


seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela
dan nista.
6) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan
publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya
pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang
yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena
hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga
berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan
yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak
takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
26

9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untukmendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai
dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

2. Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI


Untuk membentuk PNS yang profesional, yang mampu
melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat,
diperlukan pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI menjadi terealisasikan. Nilai-nilai
dasar tersebut meliputi Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of
Goverment..
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN
lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
b. Whole Of Government (WOG)
WoG merupakan pendekatan yang menekankan aspek
kebersamaan. Bentuk pendekatannya bisa dilakukan dalam
pelembagaan formal atau pendekatan informal yang
ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian
atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan
27

bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk


kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan sebaliknya.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah suatu proses kegiatan
yang menjadi tugas pokok atau tanggung jawab para aparatur
pemerintah negara ataupun daerah guna memenuhi segala
kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat baik berupa
pelayanan administratif ataupun pelayanan jasa demi
tercapainya tujuan negara yakni kesejahteraan
masyarakatnya.
Tujuan pelayanan publik pada umumnya adalah
bagaimana mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang
dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana
menyatakan dengan tepat kepada publik. Adapun ciri khusus
pelayanan publik adalah :
1) Tidak dapat memilih konsumen;
2) Perencanaan dibatasi oleh peraturan;
3) Pertanggungjawaban yang kompleks;
4) Sangat teliti;
5) Semua tindakan dapat justifikasi, dan;
6) Tujuan dan output sulit diukur dan ditentukan.

3. Substantif
a. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan bersumberdaya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yaitu SK
Menkes No. 1193/Menkes/SK/X/2004. Peran promosi
28

kesehatan sangat penting dalam mewujudkan visi, misi dan


strategi pembangunan kesehatan nasional terutama di bidang
pemberdayaan masyarakat, membangun suasana yang
kondusif untuk hidup sehat, serta pengembangan kebijakan
publik berwawasan kesehatan di berbagai jenjang
administrasi.
Melalui promosi kesehatan diharapkan masyarakat dapat
mencegah timbulnya penyakit dan masalah kesehatan lain,
menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan, memanfaatkan
pelayanan kesehatan dan mengembangkan serta
menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber masyarakat.

b. Stunting
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang
ditandai dengan penurunan kecepatan pertumbuhan dan
merupakan dampak dari ketidakseimbangan gizi. Menurut
World Health Organization (WHO) Child Growth Standart,
stunting didasarkan pada indeks panjang badan dibanding
umur (PB/U) atau tinggi badan dibanding umur (TB/U) dengan
batas (z-score) kurang dari -2 SD.1 Stunting atau sering
disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat
kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan
infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua
tahun.
Stunting masih merupakan satu masalah gizi di Indonesia
yang belum terselesaikan. Stunting tidak hanya menyebabkan
hambatan pada pertumbuhan fisik dan meningkatkan
kerentanan terhadap penyakit, namun juga mengancam
perkembangan kongnitif yang akan berpengaruh pada tingkat
29

kecerdasan dan produktivitas anak serta risiko terjadinya


gangguan metabolik yang berdampak pada risiko terjadinya
penyakit degenerative (diabetes, hipertensi) di usia dewasa.
Tingginya prevalensi stunting saat ini menunjukan bahwa
terdapat permasalahan mendasar yaitu ketidaktahuan
masyarakat terhadap factor-faktor penyebab stunting.
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk setiap
kelompok sasaran sesuai perannya dalam pencegahan
stunting menjadi penting. Dengan meningkatnya pengetahuan
tersebut diharapkan kelompok sasaran dapat melakukan
perubahan prilaku yang mendukung pencegahan stunting.
Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan
penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan
ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi
(makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik
pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses
terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan
pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang
meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi
(lingkungan). Keempat faktor tersebut mempengaruhi asupan
gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap
keempat faktor tersebut diharapkan dapat mencegah masalah
gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.
Pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang
terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik untuk mengatasi
penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif untuk
mengatasi penyebab tidak langsung. Intervensi gizi spesifik
merupakan kegiatan yang langsung mengatasi terjadinya
stunting seperti asupan makanan, infeksi, status gizi ibu,
penyakit menular, dan kesehatan lingkungan. Intervensi gizi
sensitif mencakup peningkatan akses dan kualitas pelayanan
30

gizi dan kesehatan, peningkatan penyediaan air bersih dan


sarana sanitasi, peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik
pengasuhan gizi ibu dan anak, serta akses terhadap
pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan
pengobatan. Upaya penurunan stunting akan lebih efektif
apabila intervensi gizi spesifik dan sensitif dilakukan secara
terintegrasi atau terpadu.
31

B. Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Jabatan : Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Unit Kerja : Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
Isu Aktual : Belum optimalnya peran kader Posyandu dalam Upaya Promosi Pencegahan Stunting di
Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin
Gagasan Pemecahan Isu Optimalisasi Peran Kader Posyandu dalam Upaya Promosi Pencegahan Stunting di
Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin, melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung serta Koordinasi dengan
rekan kerja
2. Membuat materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)
3. Membuat materi edukasi dalam bentuk media audiovisual (video edukasi)
4. Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan puskesmas setempat,
perangkat desa setempat, dan kader kesehatan untuk menentukan jadwal dan
tempat kegiatan
5. Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader posyandu di desa
tentang upaya pencegahan stunting
6. Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang upaya pencegahan
stunting oleh/bersama dengan kader kesehatan
7. Survey Tahap Akhir
32

Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Persiapan 1. Lembar Akuntabilitas: Melakukan Konsultasi Melakukan
Konsultasi dengan 1. Mengumpulkan catatan Memberikan kejelasan tugas dengan mentor dan Konsultasi dengan
mentor dan atasan data untuk konsultasi untuk melakukan kegiatan atasan langsung serta mentor dan atasan
langsung serta merencanakan mentor dan aktualisasi. Koordinasi dengan langsung serta
Koordinasi dengan kegiatan dan atasan Nasionalisme: rekan kerja Koordinasi dengan
rekan kerja menetapkan 2. Dokumentasi Melakukan musyawarah dan sejalan dengan misi rekan kerja
lokasi kegiatan berupa foto saling menghormati Dinas Kesehatan sejalan dengan
Pelaksanaan kegiatan pendapat baik dengan Kabupaten Tapin yaitu tata nilai
1. Melakukan mentor, pimpinan dan rekan “Meningkatkan organisasi Pro
Konsultasi Etika Publik: system surveilans, Rakyat yaitu
dengan mentor Melakukan konsultasi dan monitoring dan mendahulukan
dan atasan menyampaikan maksud informasi kesehatan.” kepentingan
langsung serta tujuan dengan sopan santun masyarakat.
Koordinasi dan memperhatikan etika
dengan rekan Komitmen Mutu:
33

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kerja Dengan menerima saran dari
Evaluasi mentor dan atasan dapat
1. Rencanakan memberikan hasil yang
kegiatan disetujui efektif
dan lokasi Anti Korupsi:
kegiatan telah Menggungkapkan data
ditetapkan maupun informasi sesuai
dengan keadaan yang
sebenarnya
34

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2 Membuat materi Persiapan 1. Tersedianya Akuntabilitas: Dengan Tersedianya Dengan
edukasi dalam 1. Koordinasi leaflet Diskusi dan konsultasi materi edukasi Tersedianya
bentuk media dengan rekan 2. Dokumenta dengan pimpinan untuk berupa media cetak materi edukasi
cetak (leaflet) kerja tentang si Kegiatan menyamakan persepsi (leaflet) sejalan berupa media
materi tentang isi materi dengan misi Dinas cetak (leaflet)
pencegahan Nasionalisme: Kesehatan sejalan dengan
stunting Menggunakan bahasa dan Kabupaten Tapin tata nilai
2. Mencari materi, tulisan yang mudah yaitu “Mendorong organisasi
gambar untuk dipahami, sopan dan tidak masyarakat untuk Efektif yaitu
pembuatan leaflet menyinggung perasaan berprilaku hidup agar program
3. Menentukan pembaca bersih dan sehat”. kesehatan
desain leaflet Etika Publik: mencapai hasil
Pelaksanaan Menghargai komunikasi, yang signifikan
Membuat materi konsultasi, dan kerjasama dan bersifat
edukasi dalam dengan atasan maupun efektif
bentuk media cetak dengan rekan
35

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(leaflet) Komitmen Mutu:
Evaluasi Memperbanyak leaflet
1. Tersedia leaflet sendiri dengan
dan siap menggunakan kertas biasa
digunakan agar lebih ekonomis
Anti Korupsi:
Memberikan media leaflet
kepada sasaran tanpa
membeda-bedakan SARA
serta membagikan leaflet
secara gratis
36

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Membuat materi Pesiapan 1. Tersediany Akuntabilitas: Dengan Tersedianya Dengan
edukasi dalam 1. Koordinasi a video Diskusi dan konsultasi materi edukasi Tersedianya
bentuk media dengan rekan edukasi dengan pimpinan untuk berupa media materi edukasi
audiovisual (video tentang materi pencegaha menyamakan persepsi audiovisual (video berupa media
edukasi) pencegahan n stunting tentang isi dan jenis video edukasi) sejalan audiovisual
stunting 2. Dokumenta Nasionalisme: dengan misi Dinas (videoedukasi)
2. Menentukan jenis si berupa Menggunakan bahasa yang Kesehatan sejalan dengan
video edukasi foto mudah dipahami dan Kabupaten Tapin tata nilai
3. Mencari materi gambar yang menarik, sopan yaitu “Mendorong organisasi
untuk pembuatan dan tidak menyinggung masyarakat untuk Efektif yaitu
video perasaan penonton berprilaku hidup agar program
Pelaksanaan Etika Publik: bersih dan sehat”. kesehatan
1. Membuat materi Menghargai komunikasi, mencapai hasil
edukasi dalam konsultasi, dan kerjasama yang signifikan
bentuk media dengan atasan maupun dan bersifat
audiovisual dengan rekan efektif
37

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(video edukasi) Komitmen Mutu:
Evaluasi Beradaptasi dengan tuntutan
1. Tersedia video perubahan yaitu diera media
edukasi sosial
pencegahan Anti Korupsi:
stunting Memberikan media
audiovisual kepada sasaran
tanpa membeda-bedakan
SARA serta memperlihatkan
secara gratis
38

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4 Melaksanakan Persiapan 1. Dokumenta Akuntabilitas: Melaksanakan Melaksanakan
Koordinasi dengan1. Menghubungi si kegiatan Memberikan kejelasan tugas Koordinasi dengan Koordinasi
tenaga kesehatan tenaga kesehatan untuk melakukan kegiatan tenaga kesehatan dengan tenaga
puskesmas puskesmas aktualisasi. puskesmas kesehatan
setempat, setempat, Nasionalisme: setempat, perangkat puskesmas
perangkat desa perangkat desa Melakukan musyawarah desa setempat, dan setempat,
setempat, dan dan kader dalam menentukan waktu kader posyandu perangkat desa
kader posyandu kesehatan tempat kegiatan serta saling sejalan dengan misi setempat, dan
untuk menentukan Pelaksanaan menghormati pendapat Dinas Kesehatan kader posyandu
jadwal dan tempat1. Melaksanakan semua pihak Kabupaten Tapin sejalan dengan
kegiatan Koordinasi Etika Publik: yaitu “Memelihara tata nilai
dengan tenaga Melakukan koordinasi dan dan meningkatkan organisasi
kesehatan menyampaikan maksud pelayanan inklusif yaitu
puskesmas, tujuan dengan sopan santun kesehatan yang melibatkan
perangkat desa dan memperhatikan etika bermutu, merata semua pihak
dan kader Komitmen Mutu: dan terjangkau.”
39

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kesehatan untuk Dengan menerima saran dari
menentukan pihak-pihak yang terlibat
jadwal dan dapat memberikan hasil
tempat kegiatan yang efektif untuk
Evaluasi pelaksanaan kegiatan.
1. Memperoleh Anti Korupsi:
dukungan Bersikap adil dan tidak
terhadap hanya mementingkan
kegiatan serta pendapat satu pihak saja.
waktu dan
Tempat
Pelaksanaan
Kegiatan
40

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Melakukan Persiapan 1. Laporan Akuntabilitas: Melakukan Orientasi Melakukan
Orientasi 1. Membuat Kegiatan Memberikan informasi dari komunikasi Orientasi
komunikasi Kerangka Acuan Orientasi sumber terpecaya seperti perubahan prilaku komunikasi
perubahan prilaku Kegiatan (KAK) komunikasi website kementrian pada kader posyandu perubahan
pada kader 2. Melakukan perubahan kesehatan sehingga di desa tentang prilaku pada
posyandu di desa konsultasi KAK prilaku pada informasi jelas upaya pencegahan kader posyandu
tentang upaya dengan pimpinan kader Nasionalisme: stunting sejalan di desa tentang
pencegahan 3. Membuat surat posyandu Menyampaikan pesan dengan misi Dinas upaya
stunting pemberitahuan 2. Dokumentasi menggunakan bahasa yang Kesehatan pencegahan
kegiatan berupa mudah dimengerti oleh Kabupaten Tapin stunting sejalan
4. Membuat daftar kegiatan semua orang yaitu “Mendorong dengan tata nilai
hadir Etika Publik: kemandirian organisasi Pro
5. Membuat surat Menjalankan tugas dengan masyarakat untuk Rakyat yaitu
tugas dan SPD professional, menjunjung hidup sehat Mendahulukan
dari pimpinan tinggi standar etika luhur ”. kepentingan
6. Menyiapkan dengan berbicara sopan. Masyarakat
41

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
materi dan media Komitmen mutu: Responsif yaitu
penyuluhan Penyuluhan yang menarik tanggap dalam
Pelaksanaan dan inovatif bagi peserta mengatasi
1. Melakukan dengan menyesuaikan masalah,
Orientasi sasaran kegiatan dan hasil Inklusif yaitu
komunikasi yang ingin dicapai melibatkan
perubahan Nasionalisme: semua pihak
prilaku pada Peduli terhadap kesehatan
kader posyandu orang lain, bersikap adil
di desa tentang dengan tidak membeda-
upaya bedakan peserta,
pencegahan tanggungjawab dan kerja
stunting keras dengan melaksanakan
Evaluasi kegiatan/penyuluhan secara
1. Melakukan tanya maksimal untuk memperoleh
jawab dengan hasil yang juga maksimal.
42

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
peserta kegiatan
2. Kegiatan
Terlaksana

6 Melakukan Persiapan 1. Laporan Akuntabilitas: Melakukan Melakukan


Penyebarluasan 1. Mempersiapkan kegiatan Mengumpulkan informasi Penyebarluasan Penyebarluasan
Informasi/ media promosi Penyebarluasa dan media dari sumber Informasi/ konseling Informasi/
konseling tentang kesehatan baik n Informasi terpecaya seperti website tentang upaya konseling
upaya pencegahan cetak maupun mengenai kementrian kesehatan pencegahan stunting tentang upaya
stunting audio visual pencegahan sehingga informasi jelas dan oleh/bersama pencegahan
oleh/bersama Pelaksanaan stunting akurat. dengan kader stunting
dengan kader1. Melakukan kepada Nasionalisme: kesehatan sejalan oleh/bersama
posyandu penyebarluasan kelompok Memberikan informasi pada dengan misi Dinas dengan kader
informasi melalui sasaran primer sasaran tanpa membedakan Kesehatan kesehatan
konseling dan 2. Dokumentasi suku, rasa, agama serta Kabupaten Tapin sejalan dengan
edukasi secara berupa foto menyampaikan pesan yaitu “Mendorong sejalan dengan
43

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
individu kepada menggunakan bahasa yang kemandirian tata nilai
sasaran primer mudah dimengerti oleh masyarakat untuk organisasi Pro
seperti ibu hamil semua sasaran hidup sehat”. Rakyat yaitu
dan ibu bayi Etika Publik: Mendahulukan
balita stunting Menghargai komunikasi dan kepentingan
Evaluasi kerjasama dengan kader Masyarakat
1. Penyebaran sebagai mitra dalam upaya Responsif yaitu
informasi kepada pemberdayaan masyarakat tanggap dalam
sasaran primer Komitmen Mutu: mengatasi
terlaksana Penyebaran informasi masalah,
menggunakan media Inklusif yaitu
termasuk media sosial agar melibatkan
lebih efektif dan efisien serta semua pihak
dapat memberikan motivasi
kepada sasaran untuk
meningkatkan kesehatannya
44

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi:
Memberikan informasi
secara benar pada sasaran
dan penuh tanggungjawab
serta kepeduliam untuk
menyadarkan masyarakat
untuk prilaku hidup bersih
dan sehat dalam upaya
pencegahan stunting
7 Survey Tahap Akhir Persiapan 1. Laporan Hasil Akuntabilitas: Melaksanakan Melaksanakan
1. Mengumpulkan Kegiatan Melakukan analisis dan Survey Tahap Akhir Survey Tahap
data primer dan 2. Dokumentasi evaluasi dengan penuh sejalan dengan misi Akhir sejalan
sekunder berupa foto tanggung jawab dan Dinas Kesehatan dengan dengan
Pelaksanaan tranparan sesuai dengan Kabupaten Tapin tata nilai
1. Melakukan keadaan sebenarnya selama yaitu “Meningkatkan Organisasi
analisis dan pelaksanaan kegiatan. system surveilans, Efektif yaitu
45

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
evaluasi dengan Nasionalisme : monitoring dan Program
data primer dan Melaksanakan evaluasi hasil informasi kesehatan harus
data sekunder kegiatan dengan sikap kesehatan”. mencapai hasil
yang bekerja keras demi yang signifikan.
memperlihatkan tercapainya hasil yang baik
konsidi sasaran sebagai bentuk tanggung
setelah kegiatan jawab seabagai ASN.
Evaluasi Etika Publik :
1. Membuat laporan Melakukan evaluasi hasil
hasil kegiatan kegiaan dengan cermat,
serta dapat mem-
pertanggungjawabkan
tindakan dan kinerja kepada
publik
Komitmen Mutu:
Melaporkan hasil kegiatan,
46

Penguatan
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Nilai–nilai
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
artinya telah
mengedepankan komitmen
terhadap tugas yang
dikerjakan.
Anti Korupsi:
Melakukan kegiatan tepat
dengan waktu yang telah
direncanakan
47

C. Rencana Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.2 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat

Persiapan

Melakukan Konsultasi dengan 10 Agustus – 17 Melalui media whatsapp, Dinas


1
coach dan mentor September 2021 Kesehatan Kabupaten Tapin

Pelaksanaan

Melakukan konsultasi dengan


10 Agustus – 17
1 mentor dan atas langsung serta Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
September 2021
koordinasi dengan rekan kerja

Menyusun materi edukasi dalam


2 11- 12 Agustus 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
bentuk media cetak (leaflet)

Menyusun materi edukasi dalam


3 bentuk media audiovisual (video 13 - 16 Agustus 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
edukasi)
48

No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat

Melaksanakan Koordinasi dengan


tenaga kesehatan puskesmas Desa Linuh Kecamatan Bungur
4 18 Agustus 2021
setempat, perangkat desa Kabupaten Tapin
setempat, dan kader kesehatan

Melakukan Orientasi komunikasi


perubahan prilaku pada kader 19 Agustus – 3 Desa Linuh Kecamatan Bungur
5
posyandu di desa tentang upaya September 2021 Kabupaten Tapin
pencegahan stunting

Melakukan Penyebarluasan
Informasi/ konseling tentang upaya 19 Agustus – 3 Desa Linuh Kecamatan Bungur
6
pencegahan stunting oleh/bersama September 2021 Kabupaten Tapin
dengan kader kesehatan

Desa Linuh Kecamatan Bungur, Dinas


7 Survey Tahap Akhir 6 – 9 September 2021
Kesehatan Kabupaten Tapin

Evaluasi
49

No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat

Membuat laporan aktualisasi 10 September-16


1 Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
dan habituasi September 2021

Seminar Hasil Aktualisasi


2 Habituasi 18 September 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
50

D. Rencana Matrik Penjadwalan Aktualisasi

Tabel 3.3 Matrik Rencana Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Agustus September
No Kegiatan
Minggu ke
II III IV I II III
1 Persiapan Konsultasi atau koordinasi dengan Coach dan Mentor

Melakukan konsultasi dengan mentor dan atas langsung serta koordinasi


dengan rekan kerja

Menyusun materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)


Menyusun materi edukasi dalam bentuk media audiovisual (video
edukasi)
2 Pelaksanaan
Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan puskesmas
setempat, perangkat desa setempat, dan kader kesehatan
Melakukan orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader posyandu
di desa tentang upaya pencegahan stunting
Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang upaya
pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader kesehatan
Survey Tahap Akhir

Membuat laporan aktualisasi dan habituasi.


3 Evaluasi
Seminar aktualisasi dan habituasi.
51

Tabel 3.4 Matrik Rencana Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi Harian


Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Agustus September
Persiapan 10 1 11 1 12 13 14 15 16
1 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 3
30 31
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Konsultasi atau koordinasi


1. 1 dengan Coach dan
Mentor.
Pelaksanaan
1.
Melakukan Konsultasi
dengan mentor dan
atasan
1 langsung serta
Koordinasi dengan rekan
kerja
2.
3.
Membuat materi edukasi
dalam bentuk media cetak
(leaflet)
4.
Membuat materi edukasi
dalam bentuk media
audiovisual(video
edukasi)
5.
Melaksanakan Koordinasi
dengan tenaga kesehatan
puskesmas setempat,
perangkat desa setempat,
dan kader kesehatan
untuk menentukan jadwal
dan tempat kegiatan
6.
Melakukan Orientasi
komunikasi perubahan
prilaku pada kader
posyandu di desa tentang
upaya pencegahan
stunting
7.
Informasi/ konseling
upaya pencegahan
stunting oleh /bersama
dengan kader kesehatan
Melakukan
Penyebarluasan
8.
Survey Tahap Akhir
Evaluasi
1.
Membuat laporan
aktualisasi dan habituasi.
2.
Seminar aktualisasi dan
habituasi.

Konsultasi Kegiatan Libur/Minggi Persiapanseminar Seminar Aktualisasi Habituasi


52

BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Capaian Aktualisasi dan Habituasi


Pelaksanaan kegiatan aktualisasi habituasi berdasarkan isu
“Belum Optimalnya Peran Kader Pos Pelayanan Terpadu dalam Promosi
Pencegahan Stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten
Tapin” dan dengan strategi pemecahan isu yaitu “ Optimalisasi Peran
Kader Pos Pelayanan Terpadu dalam Promosi Pencegahan Stunting di
Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin” yang dilaksanakan
dengan 8 kegiatan. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 10
Agustus – 17 September 2021.
Strategi pemecahan isu tersebut dilaksanakan dengan
mengaktualisasikan secara berkelanjutan kegiatan-kegiatan yang telah
disusun pada rancangan aktualisasi berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA,
Whole of Government, Pelayanan Publik serta diiringi dengan
Manajemen ASN. Dalam hal ini saya melaksanakan 8 (delapan) kegiatan
yang telah dilaksanakan terhadap isu aktual. Deskripsi strategi
pemecahan dalam rangka menjawab isu aktual yang diangkat sebagai
permasalahan dalam aktualisasi yaitu:
1. Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung serta
Koordinasi dengan rekan kerja
2. Membuat materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)
3. Membuat materi edukasi dalam bentuk media audiovisual (video
edukasi)
4. Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan puskesmas
setempat, perangkat desa setempat, dan kader kesehatan untuk
menentukan jadwal dan tempat kegiatan
5. Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader
posyandu di desa tentang upaya pencegahan stunting
6. Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang upaya
53

pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader kesehatan


7. Membuat Pojok Promkes “Cegah Stunting Itu Penting” di Posyandu
Bunga Pandan Desa Linuh Kecamatan Bungur
8. Survey Tahap Akhir
Berikut rician kegiatan aktualisasi habituasi yang telah dilaksanakan:
1. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan 1
a. Judul Kegiatan
Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung serta
Koordinasi dengan rekan kerja
b. Hari Tanggal Pelaksanaan
Selasa 10 Agustus 2021 dan Kamis 13 Agustus 2021
c. Tempat Pelaksanaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
d. Pelaporan
1) Tahapan Kegiatan
Persiapan
 Mengumpulkan data untuk merencanakan kegiatan dan
menetapkan lokasi kegiatan
Pelaksanaan
 Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung
serta Koordinasi dengan rekan kerja.
Evaluasi
 Rencana kegiatan disetujui dan lokasi kegiatan telah ditetapkan
2) Output/ hasil
 Lembar catatan konsultasi mentor dan atasan
 Dokumentasi berupa foto kegiatan
3) Keterkaitan substansi mata pelatihan
a) Akuntabilitas
Memberikan kejelasan tugas untuk melakukan kegiatan
aktualisasi.
54

b) Nasionalisme:
Melakukan musyawarah dan saling menghormati pendapat baik
dengan mentor, pimpinan dan rekan
c) Etika Publik:
Melakukan konsultasi dan menyampaikan maksud tujuan
dengan sopan santun dan memperhatikan etika
d) Komitmen Mutu:
Dengan menerima saran dari mentor dan atasan dapat
memberikan hasil yang efektif
e) Anti Korupsi:
Menggungkapkan data maupun informasi sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya
4) Keterkaitan dengan visi misi organisasi
a) Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung
serta Koordinasi dengan rekan kerja sejalan dengan misi Dinas
Kesehatan Kabupaten Tapin yaitu “Meningkatkan system
surveilans, monitoring dan informasi kesehatan.”
b) Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung
serta Koordinasi dengan rekan kerja sejalan dengan tata nilai
organisasi Pro Rakyat yaitu mendahulukan kepentingan
masyarakat.
5) Analisis Dampak
Dampak Positif dari kegiatan ini adalah memperoleh
masukan dan arahan dari mentor dan atasan mengenai
pengambilan lokasi kegiatan yang akan dilaksanakan serta lebih
memahami mengenai materi yang akan disampaikan yaitu tentang
upaya pencegahan stunting, serta memperoleh data primer dan
sekunder dari hasil berkoordinasi dengan rekan kerja mengenai
kejadian stunting di desa lokus stunting.
Dampak negatif apabila kegiatan ini tidak dilakukan yaitu :
55

a) Tidak memiliki gambaran mengenai kegiatan yang akan


dilaksanakan karena tidak memiliki data dan informasi
b) Tidak memahami materi yang akan disampaikan
6) Foto Kegiatan

Gambar 4.1 Konsultasi dengan mentor

Gambar 4.2 Konsultasi dengan atasan langsung

Gambar 4.3. Koordinasi dengan rekan kerja


56

Kegiatan 2
a. Judul Kegiatan
Membuat materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)
b. Hari Tanggal Pelaksanaan
Selasa 10 Agustus 2021 s/d Kamis 13 Agustus 2021
c. Tempat Pelaksanaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
d. Pelaporan
1) Tahapan Kegiatan
Persiapan
 Koordinasi dengan rekan kerja tentang materi pencegahan
stunting
 Mencari materi, gambar untuk pembuatan leaflet\
 Menentukan desain leaflet
Pelaksanaan
 Membuat materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)
Evaluasi
 Tersedia leaflet dan siap digunakan
2) Output/ hasil
a) Tersedianya leaflet
b) Dokumentasi Kegiatan
3) Keterkaitan substansi mata pelatihan
a) Akuntabilitas
Diskusi dan konsultasi dengan pimpinan untuk menyamakan
persepsi tentang isi materi
b) Nasionalisme:
Menggunakan bahasa dan tulisan yang mudah dipahami,
sopan dan tidak menyinggung perasaan pembaca
c) Etika Publik:
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama dengan
atasan maupun dengan rekan
57

d) Komitmen Mutu:
Memperbanyak leaflet sendiri dengan menggunakan kertas
biasa agar lebih ekonomis
e) Anti Korupsi:
Memberikan media leaflet kepada sasaran tanpa membeda-
bedakan SARA serta membagikan leaflet secara gratis
4) Keterkaitan dengan visi misi organisasi
a) Dengan Tersedianya materi edukasi berupa media cetak
(leaflet) sejalan dengan misi Dinas Kesehatan Kabupaten
Tapin yaitu “Mendorong masyarakat untuk berprilaku hidup
bersih dan sehat”
b) Dengan Tersedianya materi edukasi berupa media cetak
(leaflet) sejalan dengan tata nilai organisasi Efektif yaitu agar
program kesehatan mencapai hasil yang signifikan dan bersifat
efektif
5) Analisis Dampak
Materi penyuluhan berupa leaflet merupakan salah satu
media yang dapat dipergunakan untuk sebagai salah satu alat
bantu dalam menyapaikan pesan agar lebih mudah diterima oleh
sasaran. Dalam menyusun leaflet diperlukan pengumpulan
materi dan referensi yang diperlukan sebagai dasar acuan, seperti
buku, jurnal atau website resmi kemenkes. Dampak adanya leaflet
ini akan terbantu dalam promosi kesehatan menjadi lebih efektif
dan efisen.
Dampak penerapan nilai-nilai dasar
a) Sopan dan hormat saat berkoordinasi pada atasan, dapat
menjadi sarana silaturahmi membangun hubungan kerja yang
baik.
b) Sopan kepada teman antarprogram terkait meminta arahan
dan bantuan dalam menyusun leaflet, sehingga menciptakan
suasana yang baik kepada sesama teman dan pelaksanaan
58

kegiatan penyusunan materi dan desain lembar balik dapat


berjalan dengan baik.
Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar yaitu tidak
terjalinnya komunikasi yang baik sehingga penyusunan dan
pembuatan media lembar balik tidak dapat berjalan dengan
optimal.
6) Foto Kegiatan

4.4 Membuat Desain Leaflet

4.5 Desain Leaflet sebelum dicetak


59

4.6 Leaflet tersedia

Kegiatan 3
a. Judul Kegiatan
Membuat materi edukasi dalam bentuk media audiovisual (video
edukasi)
b. Hari Tanggal Pelaksanaan
Senin, 16 Agustus 2021 s/d Rabu, 18 Agustus 2021
c. Tempat Pelaksanaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
d. Pelaporan
1) Tahapan Kegiatan
Persiapan
 Koordinasi dengan rekan tentang materi pencegahan stunting
 Menentukan jenis video edukasi
 Mencari materi untuk pembuatan video
Pelaksanaan
 Membuat materi edukasi dalam bentuk media audiovisual
(video edukasi)
Evaluasi
 Tersedia video edukasi pencegahan stunting
2) Output/ hasil
60

a) Tersedianya video edukasi pencegahan stunting


b) Dokumentasi berupa foto
3) Keterkaitan substansi mata pelatihan
a) Akuntabilitas
Diskusi dan konsultasi dengan pimpinan untuk menyamakan
persepsi tentang isi dan jenis video
b) Nasionalisme:
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan gambar
yang menarik, sopan dan tidak menyinggung perasaan
penonton
c) Etika Publik
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama dengan
atasan maupun dengan rekan
d) Komitmen Mutu:
Beradaptasi dengan tuntutan perubahan yaitu diera media
sosial
e) Anti Korupsi:
Memberikan media audiovisual kepada sasaran tanpa
membeda-bedakan SARA serta memperlihatkan secara gratis
4) Keterkaitan dengan visi misi organisasi
a) Dengan Tersedianya materi edukasi berupa media audiovisual
(video edukasi) sejalan dengan misi Dinas Kesehatan
Kabupaten Tapin yaitu “Mendorong masyarakat untuk
berprilaku hidup bersih dan sehat”.
b) Dengan Tersedianya materi edukasi berupa media cetak
(leaflet) sejalan dengan tata nilai organisasi Efektif yaitu agar
program kesehatan mencapai hasil yang signifikan dan bersifat
efektif
5) Analisis Dampak
Media penyuluhan dengan media audio visual berupa video
edukasi merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan
61

sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan agar lebih mudah


diterima oleh sasaran. Media audiovisual diharapkan lebih mudah
diterima oleh sasaran karena dengan adanya gambar, warna,
tulisan serta suara membuat media lebih menarik perhatian dan
mudah disebarkan kepada masyarakat melalui sosial media
sehingga promosi kesehatan menjadi lebih efektif dan efisen.
Dengan menerapkan nilai dasar CPNS dalam berkoordinasi
dengan rekan antarprogram dengan meminta arahan dan
masukan dalam menyusun materi video, dapat menciptakan
suasana kerja yang baik dengan sesama teman dan agar isi
pesan yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
yaitu meningkatkan derajat kesehatan masayarakat.
Dampak negatif apabila kegiatan ini tidak dilakukan yaitu
Penyusunan dan pembuatan media video tidak berjalan dengan
baik karena kurangnya komunikasi antar program.
6) Foto Kegiatan

Gambar 4.7 Komunikasi tentang Materi Video dengan Rekan Kerja


62

Gambar 4.8 Membuat Media Video

Gambar 4.9 Video tersedia

Kegiatan 4
a. Judul Kegiatan
Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan puskesmas
setempat, perangkat desa setempat, dan kader posyandu untuk
menentukan jadwal dan tempat kegiatan
b. Hari Tanggal Pelaksanaan
Kamis, 19 Agustus 2021 dan Jumat, 20 Agustus 2021
c. Tempat Pelaksanaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin, Desa Linuh Kecamatan Bungur
d. Pelaporan
1) Tahapan Kegiatan
Persiapan
 Menghubungi tenaga kesehatan puskesmas setempat,
63

perangkat desa dan kader kesehatan


Pelaksanaan
 Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan
puskesmas, perangkat desa dan kader kesehatan untuk
menentukan jadwal dan tempat kegiatan
Evaluasi
 Memperoleh dukungan terhadap kegiatan serta waktu dan
Tempat Pelaksanaan Kegiatan
2) Output/ hasil
Dokumentasi Kegiatan
3) Keterkaitan substansi mata pelatihan
a) Akuntabilitas
Memberikan kejelasan tugas untuk melakukan kegiatan
aktualisasi.
b) Nasionalisme
Melakukan musyawarah dalam menentukan waktu tempat
kegiatan serta saling menghormati pendapat semua pihak
c) Etika Publik
Melakukan koordinasi dan menyampaikan maksud tujuan
dengan sopan santun dan memperhatikan etika
d) Komitmen Mutu
Dengan menerima saran dari pihak-pihak yang terlibat dapat
memberikan hasil yang efektif untuk pelaksanaan kegiatan.
e) Anti Korupsi
Bersikap adil dan tidak hanya mementingkan pendapat satu
pihak saja.
4) Keterkaitan dengan visi misi organisasi
a) Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan
puskesmas setempat, perangkat desa setempat, dan kader
posyandu sejalan dengan misi Dinas Kesehatan Kabupaten
64

Tapin yaitu “Memelihara dan meningkatkan pelayanan


kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.”
b) Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan
puskesmas setempat, perangkat desa setempat, dan kader
posyandu sejalan dengan tata nilai organisasi inklusif yaitu
melibatkan semua pihak.
5) Analisis Dampak
Dengan melaksanakan konsultasi dan koordinasi dengan
dengan tenaga kesehatan puskesmas setempat, perangkat desa
setempat, dan kader posyandu maka akan memberikan kejelasan
mengenai maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
dan dengan musyawarah menentukan waktu dan tempat
pelaksanaan kegiatan serta sasaran kegiatan serta tujuan dari
kegiatan tersebut dilaksanakan.
Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar yaitu tidak
terjalinnya komunikasi yang baik sehingga tidak ada kejelasan
mengenai maksud dan tujuan kegiatan sehingga kegiatan tidak
akan berjalan dengan optimal
6) Foto Kegiatan

Gambar 4.10 Komunikasi dengan Bidan Desa Puskesmas


Banua Padang
65

Gambar 4.11 Komunikasi dengan aparat desa dan kader


Posyandu Desa Linuh

Kegiatan 5
a. Judul Kegiatan
Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader
posyandu di desa tentang upaya pencegahan stunting
b. Hari Tanggal Pelaksanaan
Senin, 23 Agustus 2021
c. Tempat Pelaksanaan
Balai Desa Linuh Kecamatan Bungur
d. Pelaporan
1) Tahapan Kegiatan
Persiapan
 Membuat Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
 Melakukan konsultasi KAK dengan pimpinan
 Membuat surat pemberitahuan kegiatan
 Membuat daftar hadir
 Membuat surat tugas dan SPD dari pimpinan
 Menyiapkan materi dan media penyuluhan
Pelaksanaan
 Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader
posyandu di desa tentang upaya pencegahan stunting
66

Evaluasi
 Melakukan tanya jawab dengan peserta kegiatan
 Kegiatan Terlaksana
2) Output/ hasil
a) Laporan Kegiatan Orientasi komunikasi perubahan prilaku
pada kader posyandu
b) Dokumentasi Kegiatan
3) Keterkaitan substansi mata pelatihan
a) Akuntabilitas
Memberikan informasi dari sumber terpecaya seperti website
kementrian kesehatan sehingga informasi jelas
b) Nasionalisme
Menyampaikan pesan menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh semua orang
c) Etika Publik
Menjalankan tugas dengan profesional, menjunjung tinggi
standar etika luhur dengan berbicara sopan.
d) Komitmen mutu
Penyuluhan yang menarik dan inovatif bagi peserta dengan
menyesuaikan sasaran kegiatan dan hasil yang ingin dicapai
e) Nasionalisme
Peduli terhadap kesehatan orang lain, bersikap adil dengan
tidak membeda-bedakan peserta, tanggungjawab dan kerja
keras dengan melaksanakan kegiatan/penyuluhan secara
maksimal untuk memperoleh hasil yang juga maksimal
4) Keterkaitan dengan visi misi organisasi
a) Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader
posyandu di desa tentang upaya pencegahan stunting sejalan
dengan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin yaitu
“Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat”.
67

b) Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader


posyandu di desa tentang upaya pencegahan stunting sejalan
dengan tata nilai organisasi Pro Rakyat yaitu Mendahulukan
kepentingan Masyarakat Responsif yaitu tanggap dalam
mengatasi masalah, Inklusif yaitu melibatkan semua pihak.
5) Analisis Dampak
Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada
kader posyandu di desa Linuh tentang upaya pencegahan stunting
dengan dengan diskusi dan tanya jawab, memberikan informasi
dengan menggunakan media cetak berupa leaflet dan media audio
visual berupa video yang ditayangkan pada televisi agar pesan
yang disampaikan mudah dipahami dan informasi yang
disampaikan diterima dengan baik. Menciptakan suasana yang
menyengankan agar terjalin interaksi antara petugas dengan kader
sehingga lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan
agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai yaitu meningkatkan
derajat kesehatan masayarakat.
Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar yaitu kegiatan
tidak terlaksana dengan baik sehingga tidak terjalinnya komunikasi
yang baik antara petugas kesehatan, kader dan masyarakat dan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan tidak dapat
tersampaikan kepada masyarakat atau sasaran.
6) Foto Kegiatan
68

Gambar 4.12 Orientasi Perubahan Prilaku Pada


Kader di Desa Linuh Kecamatan Bungur

Gambar 4.13 Orientasi Perubahan Prilaku


Praktek CTPS dan Pemutaran Media Video

Gambar 4.14 Pemberian Media Cetak (Leaflet)


69

Gambar 4.15 Berkas Kerangka Acuang Kegiatan, Surat undangan, Daftar


hadir, Laporan Kegiatan Orientasi Perubahan Prilaku

Kegiatan 6
a. Judul Kegiatan
Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang upaya
pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader kesehatan
b. HariTanggal Pelaksanaan
Rabu, 25 Agustus dan Selasa, 7 September 2021
c. Tempat Pelaksanaan
Desa Linuh Kecamatan Bungur
d. Pelaporan
1) Tahapan Kegiatan
Persiapan
 Mempersiapkan media promosi kesehatan baik cetak maupun
audio visual
Pelaksanaan
70

 Melakukan penyebarluasan informasi melalui konseling dan


edukasi secara individu kepada sasaran primer seperti ibu hamil
dan ibu bayi balita stunting
Evaluasi
 Penyebaran informasi kepada sasaran primer terlaksana
2) Output/ hasil
a) Laporan kegiatan Penyebarluasan Informasi mengenai
pencegahan stunting kepada kelompok sasaran primer
b) Dokumentasi berupa foto
3) Keterkaitan substansi mata pelatihan
a) Akuntabilitas:
Mengumpulkan informasi dan media dari sumber terpecaya
seperti website kementrian kesehatan sehingga informasi jelas
dan akurat.
b) Nasionalisme:
Memberikan informasi pada sasaran tanpa membedakan suku,
rasa, agama serta menyampaikan pesan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh semua sasaran
c) Etika Publik:
Menghargai komunikasi dan kerjasama dengan kader sebagai
mitra dalam upaya pemberdayaan masyarakat
d) Komitmen Mutu:
Penyebaran informasi menggunakan media termasuk media
sosial agar lebih efektif dan efisien serta dapat memberikan
motivasi kepada sasaran untuk meningkatkan kesehatannya
e) Anti Korupsi:
Memberikan informasi secara benar pada sasaran dan penuh
tanggungjawab serta kepeduliam untuk menyadarkan
masyarakat untuk prilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya
pencegahan stunting
4) Keterkaitan dengan visi misi organisasi
71

a) Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang


upaya pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader
kesehatan sejalan dengan misi Dinas Kesehatan Kabupaten
Tapin yaitu “Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat”.
b) Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang
upaya pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader
kesehatan sejalan dengan sejalan dengan tata nilai organisasi
Pro Rakyat yaitu Mendahulukan kepentingan Masyarakat
Responsif yaitu tanggap dalam mengatasi masalah, Inklusif
yaitu melibatkan semua pihak
5) Analisis Dampak
Melakukan penyebarluasan informasi melalui konseling dan
edukasi secara individu kepada sasaran primer seperti ibu hamil
dan ibu bayi balita stunting dengan kerjasama dengan kader
sebagai mitra dalam upaya pemberdayaan masyarakat sehingga
terjalin koordinasi yang baik antar petugas kesehatan dengan
kader kesehatan dimasyarakat. Penyebaran informasi juga
menggunakan media baik cetak maupun media audiovisual
termasuk media sosial agar lebih efektif dan efisien serta dapat
memberikan motivasi kepada sasaran untuk meningkatkan
kesehatannya.
Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar yaitu tidak
terjalinnya komunikasi yang baik antara petugas kesehatan, kader
dan masyarakat sehingga pesan atau informasi yang ingin
disampaikan tidak dapat tersampaikan kepada masyarakat atau
sasaran
6) Foto Kegiatan
72

Gambar 4.16 Konseling dan Pemberian Informasi kepada Ibu Hamil dan Ibu
bayi/balita Pendek
73

Kegiatan 7

a. Judul Kegiatan
Membuat Pojok Promosi “Cegah Stunting Itu Penting” di Posyandu
Bunga Pandan Desa Linuh Kecamatan Bungur
b. Hari Tanggal Pelaksanaan
Rabu, 1 September 2021
c. Tempat Pelaksanaan
Posyandu Bunga Pandan
d. Pelaporan
1) Tahapan Kegiatan
Persiapan
 Mempersiapkan media promosi kesehatan berupa media cetak
seperti leaflet, brosur, dan poster
Pelaksanaan
 Membuat Pojok Promosi “Cegah Stunting Itu Penting” di
Posyandu Bunga Pandan Desa Linuh Kecamatan Bungur
Evaluasi
 Tersedia Pojok Promosi “Cegah Stunting Itu Penting” di
Posyandu
2) Output/ hasil
a) Pojok Promosi “Cegah Stunting Itu Penting
b) Dokumentasi berupa foto
3) Keterkaitan substansi mata pelatihan
a) Akuntabilitas:
Pojok promkes dibentuk sebagai wadah untuk meletakan media
promkes mempermudah kader dan masyarakat dalam
memahami masalah kesehatan sehingga terjedi kejelasan
terhadap informasi yang diterima
b) Nasionalisme:
Memilih media dengan bahasa bahasa yang mudah dimengerti
oleh semua orang tanpa membedakan SARA.
74

c) Etika Publik:
Menghargai komunikasi dan kerjasama dengan kader sebagai
mitra dalam upaya pemberdayaan masyarakat
d) Komitmen Mutu:
Memberikan informasi menggunakan media termasuk dengan
menyediakan media promosi pada pojok promkes agar lebih
efektif dan efisien serta dapat memberikan motivasi kepada
sasaran untuk meningkatkan kesehatannya
e) Anti Korupsi:
Memberikan informasi secara benar pada sasaran dan penuh
tanggungjawab serta kepeduliam untuk menyadarkan
masyarakat untuk prilaku hidup bersih dan sehat dalam upaya
pencegahan stunting
4) Keterkaitan dengan visi misi organisasi
a) Membuat Pojok Promkes “Cegah Stunting Itu Penting” di
Posyandu Bunga Pandan Desa Linuh Kecamatan Bungur
sejalan dengan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin yaitu
“Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat”.
b) Membuat Pojok Promkes “Cegah Stunting Itu Penting” di
Posyandu Bunga Pandan Desa Linuh Kecamatan Bungur
sejalan dengan tata nilai organisasi Efektif yaitu agar program
kesehatan mencapai hasil yang signifikan dan bersifat efektif
5) Analisis Dampak
Membuat pojok promkes di Posyandu memudahkan dalam
melakukan konseling Pencegahan Stunting di Posyandu oleh kader
karena sebelumnya belum terdapat media untuk edukasi. Selain itu,
dengan meletakan di dinding ruangan dapat lebih menarik
perhatian pengunjung posyandu sehingga akan menimbulkan
ketertarikan untuk membaca media tersebut.
75

Tidak adanya media promosi kesehatan di Posyandu


sehingga akan mempersulit masyarakat sasaran dalam memahami
dan menanggulangi permasalahan kesehatan
6) Foto Kegiatan

Gambar 4.17 menyusun Pojok Promosi “Cegah Stunting itu Penting”


76

Gambar 4.18 Gedung Posyandu sebelum adanya Pojok Promosi


“Cegah Stunting itu Penting”

Kegiatan 8
a. Judul Kegiatan
Survey Tahap Akhir
b. Hari Tanggal Pelaksanaan
Rabu, 8 September – Jumat, 10 September 2021
c. Tempat Pelaksanaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
d. Pelaporan
1) Tahapan Kegiatan
Persiapan
 Mengumpulkan data primer dan sekunder
Pelaksanaan
 Melakukan Survey Tahap Akhir
Evaluasi
 Membuat laporan hasil kegiatan
2) Output/ hasil
a) Laporan Kegiatan
b) Dokumentasi berupa foto
77

3) Keterkaitan substansi mata pelatihan


a) Akuntabilitas:
Melakukan analisis dan evaluasi dengan penuh tanggung
jawab dan tranparan sesuai dengan keadaan sebenarnya
selama pelaksanaan kegiatan.
b) Nasionalisme :
Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan dengan sikap bekerja
keras demi tercapainya hasil yang baik sebagai bentuk
tanggung jawab seabagai ASN.
c) Etika Publik :
Melakukan evaluasi hasil kegiaan dengan cermat, serta dapat
mem-pertanggungjawabkan tindakan dan kinerja kepada
publik
d) Komitmen Mutu:
Melaporkan hasil kegiatan, artinya telah mengedepankan
komitmen terhadap tugas yang dikerjakan.
e) Anti Korupsi:
Melakukan kegiatan tepat dengan waktu yang telah
direncanakan
4) Keterkaitan dengan visi misi organisasi
a) Melaksanakan Survey Tahap Akhir sejalan dengan misi Dinas
Kesehatan Kabupaten Tapin yaitu “Meningkatkan system
surveilans, monitoring dan informasi kesehatan”.
b) Melaksanakan Survey Tahap Akhir sejalan dengan dengan
tata nilai Organisasi Efektif yaitu Program kesehatan harus
mencapai hasil yang signifikan.
5) Analisis Dampak
Dengan melaksanakan survey tahap akhir maka akan
memperoleh data dan informasi yang akan menggambarkan
keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan dan sebagai bahan
78

evaluasi dan masukan untuk menentukan kebijakan dimasa yang


akan datang
Tidak memiliki gambaran mengenai kegiatan yang telah
dilaksanakan
6) Foto Kegiatan

Gambar 4.19 Mengunpulkan data capaian kegiatan

Gambar 4.20 Membuat laporan


79

2. Ketercapaian Kegiatan Aktualisasi Habituasi


Tabel 4.1 Ketercapaian Kegiatan Aktualisasi
Capaian
No Nama Kegiatan Sasaran Bukti Pelaksanaan Kegiatan Keterangan

Melakukan Konsultasi dengan mentor dan Terlaksananya Konsultasi 1. Lembar catatan konsultasi
1 atasan langsung serta Koordinasi dengan dengan mentor dan atasan mentor dan atasan 100% Tercapai
rekan kerja langsung serta Koordinasi 2. Dokumentasi berupa foto
dengan rekan kerja kegiatan
Membuat materi edukasi dalam Tersedianya media cetak 1. Tersedianya leaflet
2 bentuk media cetak (leaflet) leaflet 2. Dokumentasi Kegiatan 100% Tercapai

Membuat materi edukasi dalam bentuk Tersedianya media 1. Tersedianya video


3 media audiovisual (video edukasi) audiovisual (video edukasi) edukasi pencegahan 100% Tercapai
stunting
2. Dokumentasi berupa
foto
Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga Terdapat kesepakatan1. Dokumentasi Kegiatan
4 kesehatan puskesmas setempat, pelaksanaan kegiatan 100% Tercapai
perangkat desa setempat, dan kader
posyandu untuk menentukan jadwal dan
tempat kegiatan ersedianya materi
edukasi dalam bentuk
Melakukan Orientasi komunikasi Terlaksananya
media cetak (leaflet) kegiatan 1. Laporan Kegiatan
5 perubahan prilaku pada kader posyandu orientasi perubahan prilaku Orientasi komunikasi 100% Tercapai
di desa tentang upaya pencegahan pada kader perubahan prilaku pada
stunting kader posyandu
2. Dokumentasi berupa
kegiatan
80

6 Melakukan Penyebarluasan Informasi/ Terlaksananya 1. Laporan kegiatan


konseling tentang upaya pencegahan penyebarluasan informasi Penyebarluasan Informasi 100% Tercapai
stunting oleh/bersama dengan kader kepada sasaran primer mengenai pencegahan
kesehatan yaitu ibu hamil, ibu bayi stunting kepada kelompok
balita stunting sasaran primer
7 Membuat Pojok Promosi “Cegah Stunting Tersedianya Pojok Promosi 1.Dokumentasi berupa
Pojok Promosi foto
“Cegah
Itu Penting” di Posyandu Bunga Pandan “Cegah Stunting Itu Penting” di Stunting Itu Penting
Desa Linuh Kecamatan Bungur Posyandu Bunga Pandan 2. Dokumentasi berupa foto 100% Tercapai
Desa Linuh Kecamatan
8 Survey Tahap Akhir Bungur
Tersedianya data capaian 1. Laporan Hasil Kegiatan
kegiatan 2. Dokumentasi berupa foto 100% Tercapai
81

B. PROSES PENERAPAN INISIATIF GAGASAN KREATIF


Kreativitas merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan
dan ditingkatkan. Yang dimaksud dengan kreativitas dalam hal ini
adalah menghadirkan suatu gagasan baru. Kita harus mengetahui
bahwa kreativitas tiap-tiap orang berbeda-beda tidak dapat diukur dan
dibandingkan satu sama lainya. Kreativitas setiap orang tergantung
dari kemampuan seseorang dalam bakat, pengetahuan, dan
lingkungan juga dapat mempengaruhi kreativitas.
Inovasi merupakan Inovasi merupakan penerapan gagasan
kreatif untuk meyempurnakan fungsi dari pemanfaatan suatu produk
atau sumber daya sehingga mendapatkan manfaat yang lebih.
Inovasi terbentuk dari pemikiran kreativitas dieksplorasikan.
Seorang PNS yang memliki daya untuk mengembangkan ide
kreatif ke dalam penerapan inovasi akan dapat menghasilkan suatu
produk atau proses yang lebih berhasil. Karena dengan kreativitas
seorang dapat :
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja
2. Meningkatkan kualitas produk,
3. Meningkatkan inisiatif,
4. Meningkatkan keuntungan,
5. Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi
Terkait dengan laporan aktualisasi dan habituasi ini beberapa hal
yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan isu aktual “Belum
Optimalnya Peran Kader Pos Pelayanan Terpadu dalam Promosi
Pencegahan Stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabuaten
Tapin.” Gagasan kreatif dan inisiatif yang telah dilaksanakan dan
dikonsultasikan dengan mentor, dan mendapat dukungan sepenuhnya
dari mentor dan rekan kerja yaitu:
1. Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung serta
Koordinasi dengan rekan kerja
Dalam melaksanakan kegaiatan aktualisasi dan habituasi
82

memerlukan koordinasi dengan mentor dan atasan langsung agar


mendapat dukungan dan arahan terhdap kegiatan yang akan
dilaksanakan berdasarkan hasil dari seminar rancangan aktualisasi
untuk memecahkan isu yang telah ditemukan, serta perlu juga
berkoordinasi dengan rekan kerja agar dapat membantu dalam
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
2. Membuat materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)
Dengan menggunakan media untuk memberikan informasi
mempermudah kita dalam menyampaikan pesan serta sasaran
juga lebih mudah dalam memahami pesan yang disampaikan.
Media leaflet yang disebarkan sebanyak 50 lembar, yang diberikan
kepada 14 orang kader, 26 sasaran ibu balita stunting dan 10 ibu
hamil. Materi atau pesan yang akan disampaikan yaitu:
a. Apa itu stunting
b. Apa penyebabnya
c. Dampak yang ditimbulkan dari stunting
d. Pesan pencegahan stunting seperti minum tablet Fe bagi ibu
hamil, mengikuti kelas ibu hamil, pemberian makanan bayi dan
anak, melakukan pemantauan pertumbuhan, cuci tangan pakai
sabun dan menggunakan jamban sehat
3. Membuat materi edukasi dalam bentuk media audiovisual (video
edukasi)
Dengan menggunakan media untuk memberikan informasi
mempermudah kita dalam menyampaikan pesan serta sasaran
juga lebih mudah dalam memahami pesan yang disampaikan
terutama dalam bentuk video akan lebih menyenangkan karna
terdapat suara, warna, gambar yang menarik. Video diperlihatkan
pada saat kegiatan orientasi perubahan prilaku yang selanjutnya
disebarkan kepada masyarakat sasaran melalui WaG kader serta
masyarakat Desa Linuh. Materi atau pesan yang akan disampaikan
yaitu:
83

a. Apa itu stunting


b. Apa penyebabnya
c. Dampak yang ditimbulkan dari stunting
d. Pesan pencegahan stunting seperti minum tablet Fe bagi ibu
hamil, mengikuti kelas ibu hamil, pemberian makanan bayi dan
anak, melakukan pemantauan pertumbuhan, cuci tangan pakai
sabun dan menggunakan jamban sehat
4. Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan puskesmas
setempat, perangkat desa setempat, dan kader posyandu untuk
menentukan jadwal dan tempat kegiatan
Tujuan kegiatan ini yaitu:
a. Memperoleh kesepakatan dalam melaksanakan kegiatan
orientasi perubahan prilaku pada kader Desa Linuh
b. Memperoleh gambaran permasalahan stunting yang ada di
Desa Linuh
c. Mendapat dukungan dari penentu kebijakan di Desa dalam
upaya promosi pencegahan stunting di Desa Linuh Kecamatan
Buungur
5. Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader
posyandu di desa tentang upaya pencegahan stunting
Kegiatan ini dilaksanakan untuk dapat meningkatkan
pengetahuan serta kemampuan kader dalam mengedukasi dan
berkomunikasi dengan sasaran dalam upaya meningkat kesadaran
masyarakat untuk pencegahan stunting, dengan menggunakan
metode diskusi serta praktik. Kegiatan ini dilakukan terhadap 14
orang kader posyandu, pada tanggal 23 September 2021. Pesan
kunci yang disampaikan yaitu:
a. Ibu hamil minum tablet tambah darah (TTD)
b. Ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil
c. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (Asi Esklusif bayi kurang
dari 6 bulan, Inisiasi Menyusui Dini bayi baru lahir, memberikan
84

makanan tambahan bayi dan balita diatas 6 bulan)


d. Bayi balita melakukan pemantauan pertumbuhan
e. Mencuci tangan pakai sabun
f. Buang air besar di jamban sehat
6. Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang upaya
pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader kesehatan
Kegiatan pemberian informasi ini dilaksanakan bersama
kader secara konseling/ dua arah agar lebih efektif, baik melalui
kunjungan rumah maupun pada kegiatan posyandu terutama di
meja 4 dan diharapkan dapat dilaksanakan terus menerus oleh
kepada sasaran primer baik ibu hamil, ibu nifas, bayi/balita stunting.
7. Membuat Pojok Promosi “ Cegah Stunting itu Penting”
Pojok Promosi dibentuk karna tidak tersedianya media cetak
baik leaflet poster dan sebagainya di Posyandu Bunga Pandan
Desa Linuh, sedangkan di posyandu sangat diperlukan media
tersebut untuk memudahkan kader dalam memberikan informasi,
juga bermanfaat bagi pengunjung agar lebih tertarik membaca
media yang digunakan.
8. Survey Tahap Akhir
Dengan melakukan survey akhir dapat mengetahui
gambaran keberhasilan kegiatan aktualisasi di Desa Linuh.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan wawancara langsung terhadap
sasaran serta data capaian kegiatan dari Puskesmas Banua
Padang maupun Dinas Kesehatan.

C. Analisis Dampak Kegiatan Aktualisasi


Dampak kegiatan Aktualisasi dan Habituasi yang di laksanakan
di Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin dengan menerapkan nilai-nilai
dasar ASN menjadikan ASN sebagai pelayan publik yang profesional.
Dengan berpedoman pada lima nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Dan Anti Korupsi) dalam
85

melakukan setiap pekerjaan sehingga menjadi PNS yang mampu


menjadi Pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan
pemersatu bangsa yang diharapkan oleh negara. Kegiatan ini juga
akan menjadi contoh kepada PNS lainnya agar selalu menggunakan
ANEKA dalam bekerja dan melayani masyarakat.
Begitu pun dalam melakukan kegiatan aktualisasi, saya
sebagai penyuluh kesehatan masyarakat dengan mengaktualisasikan
kelima nilai dasar tersebut karena promosi kesehatan membutuhkan
komunikasi yang baik, khususnya dengan masyarakat, serta perlu
adanya koordinasi dengan berbagai pihak yang terlibat. Dengan
dilakukannya Optimalisasi Peran Kader Pos Pelayanan Terpadu
dalam Promosi Pencegahan Stunting di Desa Linuh Kecamatan
Bungur menjadi salah satu upaya untuk melakukan percepatan
penurunan stunting di Wilayah Kabupaten Tapin. Dengan melibatkan
kader posyandu sebagai perpanjangtanganan tenaga kesehatan
diharapkan dapat membantu mengedukasi dan berkomunikasi guna
percepatan penurunan stunting di Wilayah Kabupaten Tapin.
Dalam melakukan orientasi perubahan prilaku, penyebarluasan
informasi baik dengan konseling maupun dengan bantuan media
cetak maupun audiovisual serta membuat pojok promosi membantu
saya menerapkan nilai dasar yang diterapkan yaitu akuntabilitas
(tanggung jawab). Leaflet dan video dipilih karena menyesuaikan
dengan keadaan dan masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Jika nilai tersebut tidak diterapkan maka tidak efisien dan efektif dalam
hal penyebarluasan media promosi kesehatan.
Media akan dibagikan agar tidak menumpuk dan terbuang
termasuk penerapan nilai komitmen mutu (efektifitas dan efisiensi)
berdasarkan yang telah disebutkan sebelumnya. Nilai dasar anti
korupsi (peduli) pesan kesehatan yang terkandung dalam media
dapat tersampaikan kepada masyarakat sehingga terjadi peningkatan
86

pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga dapat terciptanya


derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
Dampak negatif apabila kegiatan aktualisasi dan habituasi
tidak dilaksanakan adalah tidak akan terbiasa menerapkan nilai-
nilai ANEKA. Sebagai penyuluh kesehatan masyarakat yang langsung
berinteraksi dengan masyarakat apabila tidak terbiasa menerapkan
nilai-nilai ANEKA dalam bekerja, akan sulit dalam melakukan
pendekatan kepada masyarakat dalam upaya untuk menekankan
upaya perubahan prilaku dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
87

D. Realisasi Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi


Tabel 4.2 Realisasi Penjadwalan Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat

Persiapan

Melakukan Konsultasi dengan 10 Agustus – 17 Melalui media whatsapp, Dinas


1
coach dan mentor September 2021 Kesehatan Kabupaten Tapin

Pelaksanaan

Melakukan konsultasi dengan


10 Agustus – 17
1 mentor dan atas langsung serta Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
September 2021
koordinasi dengan rekan kerja

Menyusun materi edukasi dalam


2 10- 13 Agustus 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
bentuk media cetak (leaflet)

Menyusun materi edukasi dalam


3 bentuk media audiovisual (video 16 - 18 Agustus 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
edukasi)
88

No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat

Melaksanakan Koordinasi dengan


Dinas Kesehatan Kabupaten Tapi,
tenaga kesehatan puskesmas 19, 20 Agustus
4 Desa Linuh Kecamatan Bungur
setempat, perangkat desa 2021
Kabupaten Tapin
setempat, dan kader kesehatan

Melakukan Orientasi komunikasi


perubahan prilaku pada kader Desa Linuh Kecamatan Bungur
5 23 Agustus 2021
posyandu di desa tentang upaya Kabupaten Tapin
pencegahan stunting

Melakukan Penyebarluasan
Informasi/ konseling tentang upaya 24 Agustus – 7 Desa Linuh Kecamatan Bungur
6
pencegahan stunting oleh/bersama September 2021 Kabupaten Tapin
dengan kader kesehatan

Membuat Pojok Promosi “Cegah Posyandu Bunga Pandan Desa Linuh


7 1 September 2021
Stunting itu Penting” Kecamatan Bungur
89

No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat

Desa Linuh Kecamatan Bungur, Dinas


8 Survey Tahap Akhir 8-10 September 2021
Kesehatan Kabupaten Tapin

Evaluasi

Membuat laporan aktualisasi 13 September-16


1 Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
dan habituasi September 2021

Seminar Hasil Aktualisasi


2 Habituasi 18 September 2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
90

E. Realisasi Matrik Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi

Tabel 4.3 Matrik Mingguan Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Agustus September
No Kegiatan
Minggu ke
II III IV I II III
1 Persiapan Konsultasi atau koordinasi dengan Coach dan Mentor

Melakukan konsultasi dengan mentor dan atas langsung serta koordinasi


dengan rekan kerja

Menyusun materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)


Menyusun materi edukasi dalam bentuk media audiovisual (video
edukasi)
2 Pelaksanaan
Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan puskesmas
setempat, perangkat desa setempat, dan kader kesehatan
Melakukan orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader posyandu
di desa tentang upaya pencegahan stunting
Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang upaya
pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader kesehatan
Survey Tahap Akhir

Membuat laporan aktualisasi dan habituasi.


3 Evaluasi
Seminar aktualisasi dan habituasi.
91

Tabel 4.4 Realisasi Penjadwalan Aktualisasi dan Habituasi


Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan
Agustus September
Persiapan 101 11 1 12 13 14 15 16
1 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 330 31
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Konsultasi atau koordinasi


. 1 dengan Coach dan
Mentor.
Pelaksanaan
9.
Melakukan Konsultasi
dengan mentor dan
atasan
1 langsung serta
Koordinasi dengan rekan
kerja
10.
Membuat materi edukasi
dalam bentuk media
cetak (leaflet)
11.
Membuat materi edukasi
dalam bentuk media
audiovisual(video
edukasi)
12.
Melaksanakan Koordinasi
dengan tenaga
kesehatan puskesmas
setempat, perangkat
desa setempat, dan
kader kesehatan untuk
menentukan jadwal dan
tempat kegiatan
13.
Melakukan Orientasi
komunikasi perubahan
prilaku pada kader
posyandu di desa
tentang upaya
pencegahan stunting
14.
Informasi/ konseling
upaya pencegahan
stunting oleh /bersama
dengan kader kesehatan
Melakukan
Penyebarluasan
15.
MSMembuat Pojok Promosi “
C cegah Stunting itu Penting”
16.
Survey Tahap Akhir
Evaluasi
3.
Membuat laporan
aktualisasi dan habituasi.
Seminar aktualisasi dan
4.
habituasi.
Konsultasi Kegiatan Libur/Minggi Persiapanseminar Seminar
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan aktualisasi dan habituasi yang telah
dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten dan Desa Linuh
Kecamatan Bungur yang dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2021
sampai 14 September 2021 , dengan menerapkan nilai-nilai dasar
profesi ASN, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Setiap kegiatan aktualisasi habituasi yang dilaksanakan tidak
terlepas dari penerapan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA) serta whole of government, pelayanan publik dan
manajemen ASN yang memberikan dampak positif pada setiap
kegiatan yang dilakukan dan berkontribusi pada visi misi serta
penguatan nilai organisasi sehingga mampu meningkatkan kualitas
pekerjaan dalam hal ini sebagai Penyuluh Kesehatan Masyarakat di
Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin.
2. Kegiatan aktualisasi habituasi yang dilakukan terdiri dari 8
(delapan) kegiatan untuk memecahkan isu aktual dengan
“Optimalisasi Peran Kader Pos Pelayan Terpadu pada Desa Linuh
Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin” dapat dilaksanakan dengan
baik dan optimal. Kegiatan tersebut yang meliputi:
a. Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung
serta Koordinasi dengan rekan kerja
b. Membuat materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)
c. Membuat materi edukasi dalam bentuk media audiovisual
(video edukasi)
d. Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan
puskesmas setempat, perangkat desa setempat, dan kader
kesehatan untuk menentukan jadwal dan tempat kegiatan
e. Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader
posyandu di desa tentang upaya pencegahan stunting
f. Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang upaya
pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader kesehatan
g. Survey Tahap Akhir
3. Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi yang berjalan dengan baik dan
optimal dapat dilihat dari beberapa hasil capaian kegiatan di Desa
Linuh berdasarkan pengamatan langsung, wawancara, serta data
capaian kegiatan.
a. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan kader dalam
melakukan komunikasi dan edukasi pada saat konseling
kunjungan rumah maupun di penyuluhan terutama di meja 4
posyandu balita untuk mengedukasi sasaran seperti ibu hamil,
ibu nifas dan ibu bayi balita pendek, dimana sebelum kader
belum optimal melaksanakan komunikasi informasi edukasi
pada masyarkat dan hanya melakukan penimbangan baik saat
kunjungan rumah maupun posyandu.
b. Meningkatnya kesadaran sasaran primer seperti ibu hamil dan
ibu bayi balita pendek yang telah diberikan konseling untuk
melakukan upaya pencegahan stunting,
c. Adanya media komunikasi seperti leaflet dan video
mempermudah petugas dan kader dalam memberikan informasi
kepada sasaran, begitu pula bagi sasaran lebih mudah
memahami pesan yang disampaikan, selain itu dengan adanya
pojok promosi “cegah stunting itu penting” dengan media
leaflet, brosur, poster dan lembar balik membuat pengunjung
posyandu lebih tertarik untuk membacanya dan memahami isi
pesan yang disampaikan, karena sebelumnya belum terdapat
media promosi kesehatan yang dapat digunakan sebagai bahan
penyuluhan atau edukasi.
d. Berdasarkan data Puskesmas Banua Padang capaian kegiatan
terjadi peningkatan daripada bulan sebelumnya dapat dilihat
dari angka kunjungan bayi balita yang melakukan pemantauan
pertumbuhan ke Posyandu (D/S) (Data capaian terlampir).

B. Saran
Berdasarkan hasil kegiatan aktualisasi habituasi ini, saran yang dapat
diberikan adalah:
1. Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) agar dapat menerapkan nilai- nilai
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA) pada setiap kegiatan guna mendukung pencapaian
visi dan misi organisasi serta penguatan nilai-nilai organisasi sehingga
dapat membentuk karakter dan kepribadian seorang Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang profesional dan berintegritas.
2. Bagi Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin sebagai bahan
masukan dalam memecahkan permasalahan kesehatan yang ada di
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
3. Bagi Diri Sendiri akan selalu berusaha meningkatkan kualitas dan
kemampuan dalam melaksanakan tugas sebagai penyuluh kesehatan
masyarakat agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat
agar tercipta derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya
4. Bagi Masyarakat agar dapat menemukan pemecahan masalah untuk
memecahkan permasalahan kesehatan yang ada di wilayahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Aktualisasi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara:


Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 tentang


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga
Administrasi Negara

Undang–Undang Nomor 05 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara..

Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor


66/Menkes-Kesos/SK/I/2001 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dan Angka
Kreditnya.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Pegangan Penyuluh


Kesehatan Masyarakat

Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Prilaku dalam Percepatan


Stunting di Indonesia. 2018. Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat Kementrian Kesehatan

Setwapres. 2018. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting


Periode 2012 – 2024
Apriluana G, Fikawati S. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian
Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia
Tenggara. Jurnal Media litbangkes. 2018 ; 28 (4) :247-256.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta:


PT. Bumi Aksara
SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL
NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI
1 Nama Puji Winarta, SKM, M.Kes 1 Nama Diah Puji Rahayu, SKM
2 NIP 19710610 199803 1 013 2 NIP 19920910 202012 2 007
3 Pangkat/Gol.Ruang Pembina/ IVa 3 Pangkat/Gol.Ruang Penata muda - III/a
4 Jabatan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat 4 Jabatan Penyuluh Kesehatan Masyarakat Pertama
5 Unit Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin 5 Unit Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin
TARGET
NO III. KEGIATAN TUGAS JABATAN AK
KUANT/OUTPUT KUAL/MUTU WAKTU BIAYA

1 Menyusun materi penyuluhan untuk radio dalam bentuk spot 0.041 0.205 5 Laporan 100 12 Bln -
2 Menyusun materi penyuluhan luar ruangan dalam bentuk megatron 0.180 0.36 2 Laporan 100 12 Bln
3 Menyusun materi penyuluhan untuk radio dalam bentuk ceramah 0.090 0.45 5 Laporan 100 12 Bln -
4 Menyusun materi penyuluhan untuk media tatap muka dalam bentuk konseling 0.020 0.3 15 Laporan 100 12 Bln -
5 Menyusun materi penyuluhan untuk media cetak dalam bentuk leaflet 0.085 0.85 10 Laporan 100 12 Bln -
6 Melaksanakan uji coba media cetak dengan jumlah halaman lebih dari 1 0.075 0.75 10 Laporan 100 12 Bln -
7 Mengolah hasil uji coba media cetak 0.061 0.61 10 Laporan 100 12 Bln -
8 Melakukan penyempurnaan hasil uji coba media cetak 0.036 0.288 8 Laporan 100 12 Bln -
9 Melaksanakan kegiatan penyuluhan langsung kelompok dengan demontrasi/praktik 0.042 0.21 5 Laporan 100 12 Bln -
10 Melaksanakan kegiatan penyuluhan langsung individu dengan demontrasi/praktik 0.018 0.36 20 Laporan 100 12 Bln -
11 Melaksanakan penyuluhan tidak langsung melalui surat 0.020 0.1 5 Laporan 100 12 Bln -
11 Menyusun materi untuk media tradisional 0.350 0.7 2 Laporan 100 12 Bln -
5.183

Rantau, 30 Juli 2021


Pejabat Penilai, Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai

Puji Winarta, SKM, M.Kes Diah Puji Rahayu, SKM


19710610 199803 1 013 19920910 202012 2 007
LAMPIRAN
Capaian Kegiatan Posyandu Desa Linuh Kecamatan Bungur

Grafik D/S Posyandu Bunga Pandan Desa Linuh

Grafik D/S Posyandu Talikur Desa Linuh

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat angka partisipasi ke posyandu


bunga pandan dari sebelum kegiatan aktualisasi dilaksanakan sebesar
58,62%, dan setelah pelaksanaan kegiatan aktualisasi 77,59 %. Dan
untuk kunjungan ke Posyandu Talikur Desa Linuh sebelum aktualisasi
sebesar 78,57 % setelah kegiatan aktualisasi sebesar 92,86%.
Video Stunting
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
ORIENTASI PERUBAHAN PRILAKU PADA KADER
DALAM PROMOSI PENCEGAHAN STUNTING
DI DESA LINUH KECAMATAN BUNGUR KABUPATEN TAPIN
23 Agustus 2021

A. Latar Belakang
Pencegahan stunting memerlukan intervensi yang terpadu,
mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk menyasar di lokasi
prioritas dan kelompok prioritas. Salah satu upaya nya yaitu dengan
orientasi komunikasi perubahan prilaku untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. Kegiatan ini melibatkan
peran serta kader posyandu yang merupakan ujung tombak dan
perpanjang tanganan tenaga kesehatan di desa dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.
Di Desa Linuh Kecamatan Bungur terdapat 14 orang kader posyandu
dari dua posyandu, yaitu posyandu talikur dan posyandu bunga
pandan.
Di masyarakat kader posyandu diharapkan memiliki pengetahuan
mengenai upaya pencegahan stunting sehingga dapat memberikan
informasi dengan benar serta membangun kepercayaan masyarakat
agar terjadi perubahan prilaku pencegahan stunting oleh sasaran.
Namun tidak semua kader memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk dapat memberikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada
masyarakat.
Berdasarkan observasi selama bekerja di Dinas Kesehatan
Kabupaten Tapin dimana salah satu permasalahan yang masih terjadi
yaitu tingginya angka bayi balita stunting di Kabupaten Tapin.
Kabupaten Tapin merupakan salah satu Kabupaten Lokus Stunting dari
8 Kabupaten di Kalimantan Selatan pada tahun 2021 dan terdapat 20
Desa Lokus Stunting di Kabupaten Tapin. Salah satu desa lokus
stunting dengan kejadian stunting tertinggi berdasarkan data dari Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat pada bulan Juni 2021 yaitu
Desa Linuh Kecamatan Bungur yaitu sebesar 35,14%. Sehingga
dilaksanakan Optimalisasi Peran Kader Pos Pelayanan Terpadu dalam
Promosi Pencegahan Stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur
Kabupaten Tapin”

B. Tujuan
a. Umum
Mengoptimalkan peran kader posyandu dalam promosi
pencegahan stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten
Tapin
b. Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader dalam upaya
pencegahan stunting
2) Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan informasi/
konseling pencegahan stunting

C. Sasaran
Sasaran Kegiatan orientasi perubahan prilaku adalah kader posyandu
balita sebanyak 14 orang yang merupakan kader dari posyandu bunga
pandan dan posyandu Talikur Desa Linuh Kecamatan Bungur

D. Agenda
1. Pembukaan acara
2. Pemutaran video dan pembagian media cetak
3. Penyampaian Materi
4. Praktik CTPS
5. Diskusi dan Tanya jawab
E. Waktu
Kegiatan orientasi perubahan prilaku dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 23 Agustus 2021
Waktu : 09.00 Wita – Selesai

F. Tempat Kegiatan
Kegiatan orientasi perubahan prilaku dilaksanakan di Balai Desa Linuh
Kecamatan Bungur

Kamis. 19 Agustus 2021


Pelaksana Kegiatan

Diah Puji Rahayu, SKM


LAPORAN
ORIENTASI PERUBAHAN PRILAKU PADA KADER

DALAM PROMOSI PENCEGAHAN STUNTUNG

DI DESA LINUH KECAMATAN BUNGUR

KABUPATEN TAPIN

TAHUN 2021

OLEH :

DIAH PUJI RAHAYU, SKM

NIP. 19920910 202012 2 007

PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPIN


PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN
DINAS KESEHATAN

Rantau, Agustus 2021

I. Pendahuluan
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah
lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan
stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua
tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya
berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak
seumurnya (Kementerian Kesehatan, 2018).

Pencegahan stunting memerlukan intervensi yang terpadu,


mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk menyasar di lokasi
prioritas dan kelompok prioritas. Salah satu upaya nya yaitu dengan
orientasi komunikasi perubahan prilaku untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. Kegiatan ini melibatkan
peran serta kader posyandu yang merupakan ujung tombak dan
perpanjang tanganan tenaga kesehatan di desa dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.
Di Desa Linuh Kecamatan Bungur terdapat 14 orang kader posyandu
dari dua posyandu, yaitu posyandu talikur dan posyandu bunga
pandan.
Di masyarakat kader posyandu diharapkan memiliki pengetahuan
mengenai upaya pencegahan stunting sehingga dapat memberikan
informasi dengan benar serta membangun kepercayaan masyarakat
agar terjadi perubahan prilaku pencegahan stunting oleh sasaran.
Namun tidak semua kader memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk dapat memberikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada
masyarakat.

II. Tujuan
c. Umum
Mengoptimalkan peran kader posyandu dalam promosi
pencegahan stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten
Tapin
d. Khusus
3) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader dalam upaya
pencegahan stunting
4) Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan informasi/
konseling pencegahan stunting

III. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan orientasi perubahan prilaku dalam promosi pencegahan
stunting pada kader posyandu balita dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : Senin, 23 Agustus 2021

Waktu : 09.00 – Selesai

Tempat : Balai Desa Linuh Kecamatan Bungur


IV. Peserta
Peserta orientasi perubahan prilaku dalam promosi pencegahan
stunting adalah kader posyandu balita sebanyak 14 orang yang
merupakan kader dari posyandu bunga pandan dan posyandu Talikur
Desa Linuh Kecamatan Bungur

V. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan orientasi perubahan prilaku dalam promosi pencegahan
stunting pada kader posyandu balita adalah sebagai berikut:
1. Sambutan oleh Kepala Desa Linuh sekaligus membuka acara
2. Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan oleh tenaga penyuluh
kesehatan masyarakat
3. Pembagian media cetak sebagai bahan materi
4. Pemutaran video tema stunting
5. Penyampaian materi upaya pencegahan stunting
6. Penyampaian materi upaya perubahan prilaku sekaligus diskusi
bersama peserta
7. Praktik cuci tangan pakai sabun (CTPS)
8. Rencana tindak lanjut dan komitmen para kader untuk
melaksanakan kegiatan dengan konseling pada saat kunjungan
rumah maupun kegiatan posyandu
9. Penutup

VII. Penutup
Demikian Laporan kegiatan orientasi perubahan prilaku dalam
promosi pencegahan stunting pada kader posyandu balita.

Selasa, 24 Agustus 2021


Pelaksana Kegiatan
Diah Puji Rahayu, SKM

NIP. 19920910 202012 2 007


LAPORAN
PENYEBARLUASAN INFORMASI/ KONSELING TERHADAP

IBU HAMIL DAN IBU BAYI BALITA PENDEK

DI DESA LINUH KECAMATAN BUNGUR

KABUPATEN TAPIN

TAHUN 2021

OLEH :

DIAH PUJI RAHAYU, SKM

NIP. 19920910 202012 2 007

PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPIN


PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN
DINAS KESEHATAN

Rantau, September 2021

I. Pendahuluan
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah
lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan
stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua
tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya
berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak
seumurnya (Kementerian Kesehatan, 2018).

Pencegahan stunting memerlukan intervensi yang terpadu,


mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk menyasar di lokasi
prioritas dan kelompok prioritas. Salah satu upaya nya yaitu dengan
melakukan pendekatan kepada sasaran primer seperti ibu hamil dan
ibu bayi balita pendek. Pendekatan dilakukan dengan memberikan
informasi tentang pencehahan stunting kepada ibu sasaran primer
dengan metode konseling baik saat kunjungan rumah maupun kegiatan
posyadnu. Kegiatan ini melibatkan peran serta kader posyandu yang
merupakan ujung tombak dan perpanjang tanganan tenaga kesehatan
di desa dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat

II. Tujuan
a. Umum
Mengoptimalkan peran kader posyandu dalam promosi
pencegahan stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten
Tapin
b. Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader dalam upaya
pencegahan stunting
2) Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan informasi/
konseling pencegahan stunting
3) Meningkatkan kesadaran ibu dalam mencegah stunting
teruatama dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK)

III. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan orientasi perubahan prilaku dalam promosi pencegahan
stunting pada kader posyandu balita dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021 s/d Selasa 7 September 2021

Tempat : Di Desa Linuh Kecamatan Bungur

IV. Peserta/ Sasaran


Sasaran Pemberian Informasi/ Konseling upaya pencegahan stunting
ini adalah sasaran primer pencegahan stunting yaitu:
Ibu hamil : 10 orang
ibu bayi pendek : 4 orang
ibu balita pendek : 22 orang

V. Hasil Kegiatan
Hasil Penyebarluasan Informasi/ Konseling edukasi upaya
pencegahan stunting adalah sebagai berikut:
1. Kader terdiri dari 14 orang sedangkan sasaran primer berjumlah 36
orang sehingga 1 orang kader melaksanakan konseling terhadap 2-
3 orang sasaran untuk kegiatan kunjungan rumah
2. Kader bersama tenaga penyuluh kesehatan masyarakat melakukan
konseling melalui kunjungan rumah dikarenakan pada masa
pandemi kegiatan posyandu belum dilakukan sekaligus melakukan
penimbangan dan pengukuran tinggi badan.
3. Kegiatan ini menggunakan media cetak berupa leaflet yang
dibagikan melalui kunjungan rumah dan media video yang
dikirimkan melalui WaG kader dan warga desa Linuh.
4. Kegiatan dilaksanakan dengan tetap menerapkan protocol
kesehatan yaitu menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun
atau handsanitizer, serta menjaga jarak.

VIII. Penutup
Demikian Laporan Penyebarluasan Informasi/ Konseling edukasi
upaya pencegahan stunting pada sasaran primer oleh .

Selasa, 7 September 2021


Pelaksana Kegiatan

Diah Puji Rahayu, SKM

NIP. 19920910 202012 2 007


LAPORAN
OPTIMALISASI PERAN KADER POS PELAYANAN TERPADU
DALAM PROMOSI PENCEGAHAN STUNTING

DI DESA LINUH KECAMATAN BUNGUR

KABUPATEN TAPIN

TAHUN 2021

OLEH :

DIAH PUJI RAHAYU, SKM

NIP. 19920910 202012 2 007

PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TAPIN


PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN
DINAS KESEHATAN

Rantau, September 2021

I. Pendahuluan
Berdasarkan Indikator Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Tahun 2020 s.d. 2024 dimana salah satu kegiatan prioritas
promosi kesehatan adalah upaya percepatan pencegahan stunting.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah


lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan
stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama dalam 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua
tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya
berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak
seumurnya (Kementerian Kesehatan, 2018).

Berdasarkan observasi selama bekerja di Dinas Kesehatan


Kabupaten Tapin dimana salah satu permasalahan yang masih terjadi
yaitu tingginya angka bayi balita stunting di Kabupaten Tapin.
Kabupaten Tapin merupakan salah satu Kabupaten Lokus Stunting dari
8 Kabupaten di Kalimantan Selatan pada tahun 2021 dan terdapat 20
Desa Lokus Stunting di Kabupaten Tapin. Salah satu desa lokus
stunting dengan kejadian stunting tertinggi berdasarkan data dari Seksi
Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat pada bulan Juni 2021 yaitu
Desa Linuh Kecamatan Bungur yaitu sebesar 35,14%.
Pencegahan stunting memerlukan intervensi yang terpadu,
mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk menyasar di lokasi
prioritas dan kelompok prioritas. Salah satu upaya nya yaitu dengan
orientasi komunikasi perubahan prilaku untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam upaya pencegahan stunting. Kegiatan ini melibatkan
peran serta kader posyandu yang merupakan ujung tombak dan
perpanjang tanganan tenaga kesehatan di desa dalam upaya
meningkatkan kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat.
Di Desa Linuh Kecamatan Bungur terdapat 14 orang kader posyandu
dari dua posyandu, yaitu posyandu talikur dan posyandu bunga
pandan.
Di masyarakat kader posyandu diharapkan memiliki pengetahuan
mengenai upaya pencegahan stunting sehingga dapat memberikan
informasi dengan benar serta membangun kepercayaan masyarakat
agar terjadi perubahan prilaku pencegahan stunting oleh sasaran.
Namun tidak semua kader memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk dapat memberikan komunikasi, informasi dan edukasi kepada
masyarakat.
Penulis akan melakukan pengaktualisasian nilai-nilai dasar
ANEKA, yaitu Akuntabiltas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi dalam upaya Pencegahan Stunting di Desa Lokus
Stunting dengan judul “Optimalisasi Peran Kader Pos Pelayanan
Terpadu dalam Promosi Pencegahan Stunting di Desa Linuh
Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin”

II. Tujuan
a. Umum
Mengoptimalkan peran kader posyandu dalam promosi
pencegahan stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten
Tapin
b. Khusus
4) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader dalam upaya
pencegahan stunting
5) Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan informasi/
konseling pencegahan stunting
6) Meningkatkan kesadaran ibu dalam mencegah stunting
teruatama dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK)

III. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan Aktualisasi Habituasi pemecahan isu dengan “optimalisasi
peran kader posyandu dalam promosi pencegahan stunting di Desa
Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin” dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Agustus 2021 s/d Selasa 14 September 2021

Tempat : Di Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin dan Desa


Linuh Kecamatan Bungur

IV. Peserta/ Sasaran


Sasaran Kegiatan Aktualisasi Habituasi pemecahan isu dengan
“optimalisasi peran kader posyandu dalam promosi pencegahan
stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin” yaitu:
Kader posyandu balita : 14 orang
Ibu hamil : 10 orang
Ibu bayi pendek : 4 orang
Ibu balita pendek : 22 orang

V. Hasil Kegiatan
Hasil Kegiatan Aktualisasi Habituasi pemecahan isu dengan
“Optimalisasi Peran Kader Posyandu dalam Promosi Pencegahan
Stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten Tapin” adalah
sebagai berikut:
9. Melakukan Konsultasi dengan mentor dan atasan langsung serta
Koordinasi dengan rekan kerja
Dalam melaksanakan kegaiatan aktualisasi dan habituasi
memerlukan koordinasi dengan mentor dan atasan langsung agar
mendapat dukungan dan arahan terhdap kegiatan yang akan
dilaksanakan berdasarkan hasil dari seminar rancangan aktualisasi
untuk memecahkan isu yang telah ditemukan, serta perlu juga
berkoordinasi dengan rekan kerja agar dapat membantu dalam
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi.
Kegiatan ini dilaksanakan selama masa aktualisasi dan habituasi
yaitu pada tanggal 10 Agustus – 17 September 2021
10. Membuat materi edukasi dalam bentuk media cetak (leaflet)
Dengan menggunakan media untuk memberikan informasi
mempermudah kita dalam menyampaikan pesan serta sasaran
juga lebih mudah dalam memahami pesan yang disampaikan.
Media leaflet yang disebarkan sebanyak 50 lembar, yang diberikan
kepada 14 orang kader, 26 sasaran ibu balita stunting dan 10 ibu
hamil. Materi atau pesan yang akan disampaikan yaitu:
e. Apa itu stunting
f. Apa penyebabnya
g. Dampak yang ditimbulkan dari stunting
h. Pesan pencegahan stunting seperti minum tablet Fe bagi ibu
hamil, mengikuti kelas ibu hamil, pemberian makanan bayi dan
anak, melakukan pemantauan pertumbuhan, cuci tangan pakai
sabun dan menggunakan jamban sehat
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11- 13 Agustus 2021
11. Membuat materi edukasi dalam bentuk media audiovisual (video
edukasi)
Dengan menggunakan media untuk memberikan informasi
mempermudah kita dalam menyampaikan pesan serta sasaran
juga lebih mudah dalam memahami pesan yang disampaikan
terutama dalam bentuk video akan lebih menyenangkan karna
terdapat suara, warna, gambar yang menarik. Video diperlihatkan
pada saat kegiatan orientasi perubahan prilaku yang selanjutnya
disebarkan kepada masyarakat sasaran melalui WaG kader serta
masyarakat Desa Linuh. Materi atau pesan yang akan disampaikan
yaitu:
e. Apa itu stunting
f. Apa penyebabnya
g. Dampak yang ditimbulkan dari stunting
h. Pesan pencegahan stunting seperti minum tablet Fe bagi ibu
hamil, mengikuti kelas ibu hamil, pemberian makanan bayi dan
anak, melakukan pemantauan pertumbuhan, cuci tangan pakai
sabun dan menggunakan jamban sehat
Kegiatan ini dilaksanakan pada 16 - 18 Agustus 2021
12. Melaksanakan Koordinasi dengan tenaga kesehatan puskesmas
setempat, perangkat desa setempat, dan kader posyandu untuk
menentukan jadwal dan tempat kegiatan
Tujuan kegiatan ini yaitu:
d. Memperoleh kesepakatan dalam melaksanakan kegiatan
orientasi perubahan prilaku pada kader Desa Linuh
e. Memperoleh gambaran permasalahan stunting yang ada di
Desa Linuh
f. Mendapat dukungan dari penentu kebijakan di Desa dalam
upaya promosi pencegahan stunting di Desa Linuh Kecamatan
Buungur
Kegiatan ini dilaksanakan pada 19, 20 Agustus 2021
13. Melakukan Orientasi komunikasi perubahan prilaku pada kader
posyandu di desa tentang upaya pencegahan stunting
Kegiatan ini dilaksanakan untuk dapat meningkatkan
pengetahuan serta kemampuan kader dalam mengedukasi dan
berkomunikasi dengan sasaran dalam upaya meningkat kesadaran
masyarakat untuk pencegahan stunting, dengan menggunakan
metode diskusi serta praktik. Kegiatan ini dilakukan terhadap 14
orang kader posyandu, pada tanggal 23 September 2021. Pesan
kunci yang disampaikan yaitu:
g. Ibu hamil minum tablet tambah darah (TTD)
h. Ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil
i. Pemberian Makanan Bayi dan Anak (Asi Esklusif bayi kurang
dari 6 bulan, Inisiasi Menyusui Dini bayi baru lahir, memberikan
makanan tambahan bayi dan balita diatas 6 bulan)
j. Bayi balita melakukan pemantauan pertumbuhan
k. Mencuci tangan pakai sabun
l. Buang air besar di jamban sehat
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 Agustus 2021
14. Melakukan Penyebarluasan Informasi/ konseling tentang upaya
pencegahan stunting oleh/bersama dengan kader kesehatan
Kegiatan pemberian informasi ini dilaksanakan bersama
kader secara konseling/ dua arah agar lebih efektif, baik melalui
kunjungan rumah maupun pada kegiatan posyandu terutama di
meja 4 dan diharapkan dapat dilaksanakan terus menerus oleh
kepada sasaran primer baik ibu hamil, ibu nifas, bayi/balita stunting.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus – 7 September
2021.
15. Membuat Pojok Promosi “ Cegah Stunting itu Penting”
Pojok Promosi dibentuk karna tidak tersedianya media cetak
baik leaflet poster dan sebagainya di Posyandu Bunga Pandan
Desa Linuh, sedangkan di posyandu sangat diperlukan media
tersebut untuk memudahkan kader dalam memberikan informasi,
juga bermanfaat bagi pengunjung agar lebih tertarik membaca
media yang digunakan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6 September 2021
16. Survey Tahap Akhir
Dengan melakukan survey akhir dapat mengetahui
gambaran keberhasilan kegiatan aktualisasi di Desa Linuh.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan wawancara langsung terhadap
sasaran serta data capaian kegiatan dari Puskesmas Banua
Padang maupun Dinas Kesehatan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 8-10 September 2021dengan hasil:
e. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan kader dalam
melakukan komunikasi dan edukasi pada saat konseling
kunjungan rumah maupun di penyuluhan terutama di meja 4
posyandu balita untuk mengedukasi sasaran seperti ibu hamil,
ibu nifas dan ibu bayi balita pendek.
f. Meningkatnya kesadaran sasaran primer seperti ibu hamil dan
ibu bayi balita pendek yang telah diberikan konseling untuk
melakukan upaya pencegahan stunting.
g. Adanya media komunikasi seperti leaflet, video dan pojok
promosi mempermudah petugas kesehatan dan kader dalam
memberikan informasi kepada sasaran, begitu pula bagi
sasaran lebih mudah memahami pesan yang disampaikan.
h. Berdasarkan data Seksi Kesehatan Keluarga, Seksi Kesehatan
Lingkungan Dinkes Tapin dan Puskesmas Banua Padang,
terjadi peningkatan capaian kegiatan terjadi peningkatan
daripada bulan sebelumnya, terhadap pesan pencegahan
stunting yang telah disampaikan yaitu angka kunjungan bayi
balita ke Posyandu (D/S) dari, ibu hamil minum tablet tambah
darah, ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil, serta peningkatan
penggunaan akses jamban sehat. (Data capaian terlampir).

VI. Penutup
Demikian Laporan Kegiatan Aktualisasi Habituasi pemecahan isu
dengan “Optimalisasi Peran Kader Posyandu dalam Promosi
Pencegahan Stunting di Desa Linuh Kecamatan Bungur Kabupaten
Tapin”
Selasa, 14 September 2021
Pelaksana Kegiatan

Diah Puji Rahayu, SKM

NIP. 19920910 202012 2 007

Anda mungkin juga menyukai