OLEH
SITTI FITRIYANI KAHAR, AMF
NIP. 199303272019032025
Tujuan dari pembuatan laporan hasil aktualisasi ini adalah sebagai bagian dari tugas
dalam pelaksanaan kegiatan Pelatihan dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Muna Barat Golongan
II angkatan XVI tahun 2020. Aktualisasi dan Habituasi secara substansi dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai-nilai dasar
ASN yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa laporan hasil aktualisasi ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada:
iv
8. Seluruh Panitia yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.
9. Keluarga besar peserta Latsar Kabupaten Muna Barat Golongan II Angkatan
XIV, XV, XVI tahun 2020 dan
10. Seluruh keluarga besar saya, terutama kedua orang tua rahimahullah, saudara
yang selalu mendukung dan mendoakan sepenuh hati demi terciptanya laporan
hasil aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa laporan hasil aktualisasi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sehingga
membuat laporan hasil aktualisasi ini menjadi lebih baik. Penulis berharap laporan hasil aktualisasi
ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 57
B. Saran .................................................................................................................... 57
C. Rencana Tindak Lanjut ....................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam menjalankan tugasnya, ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan public dan perekat dan pemersatu bangsa. Pegawai ASN berperan
sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme.
Namun pada kenyataanya, pelaksanaan fungsi ASN belum dilaksanakan dengan
baik dan belum mengamalkan nilai-nilai dasar ANEKA. Nilai-nilai dasar ANEKA
belum diaplikasikan dalam manajemen ASN, whole of goverment dan pelayanan
publik. Sebagian besar masyarakat memandang negatif para Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipandang masyarakat yang tidak serius dalam
bekerja, malas bekerja, bekerja tidak sesuai jam kerja, kurang ramah, sombong dan
melakukan pelayanan secara tebang pilih. Oleh karena itu, saat ini pemerintah Republik
Indonesia sedang menggalakkan revormasi birokrasi dengan tujuan agar PNS dapat
menjalankan tugas secara baik, akan tetapi untuk terciptanya reformasi birokrasi perlu
didukung oleh sumber daya manusia dan sistem yang berkualitas. Untuk tujuan tersebut
maka perlu dibangun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang ASN.
Salah satu pelayanan publik bagi ASN yaitu pelayanan di Rumah sakit.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
1
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat. Upaya kesehatan yang dapat menunjang terwujudnya derajat kesehatan
yang optimal dapat dilakukan melalui pelayanan kefarmasian (Depkes, 2009).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian di rumah sakit dilaksanakan pada unit ruang farmasi yan oleh
seorang Apoteker sebagai penanggung jawab dan tenaga teknis kefarmasian.
Penyelenggaraan ini diatur Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Rumah sakit selalu dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang dapat
memenuhi kepuasan pasien sesuai dengan standar profesi yang ditetapkan dan juga
sesuai dengan kode etik. Peningkatan kualitas pelayanan yang dimaksud tidak semata-
mata diberikan oleh tenaga medis dan para medis tetapi menyangkut seluruh aspek yang
terkait dengan pelayanan kepada pasien termasuk pelayanan kefarmasian.
Sesuai dengan tugas dan fungsi tenaga kefarmasian yang harus dimiliki oleh
tenaga farmasi di Apotek Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Barat, maka
peningkatan mutu pelayanan merupakan suatu upaya yang baik dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas dan memuaskan kepada pasien. Dalam
rangka merencanakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSUD Kab.
Muna Barat, yang pertama harus dilakukan adalah identifikasi isu yang terjadi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Barat. Setelah isu diidentifikasi dan ditetapkan,
maka selanjutnya dapat disusun kegiatan yang akan diaktualisasikan untuk dapat
meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Muna Barat
tentang waktu tunggu pelayanan resep obat.
Dalam hal ini adapun isu yang diangkat oleh penulis yakni belum optimalnya
waktu tunggu pelayanan obat melalui modifikasi nomor antrian resep di RSUD Kab.
Muna yang belum menerapkan pemberian nomor antrian kepada pasien sehingga
penulis mengambil judul “Optimalisasi Waktu Tunggu Pelayanan Obat melalui
Modifikasi Nomor Antrian Resep di RSUD Kab. Muna Barat”.
2
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari Latsar ini adalah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN
yaitu ANEKA (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti
korupsi) dalam melaksanakan tugas sebagai asisten apoteker terampil di RSUD Kab.
Muna Barat..
2. Tujuan Khusus
Mengoptimalkan waktu tunggu pelayanan obat melalui modifikasi nomor antrian
resep di apotek RSUD Kab. Muna Barat
C. Manfaat
1. Bagi Peserta
Mewujudkan nilai-nilai ASN yang berkarakter dimana mampu bekerja secara
profesional dan optimal serta membantu kinerja peserta dalam menjalankan tugas-
tugas khususnya terkait dengan pelayanan kefarmasian mengenai waktu tunggu
pelayanan obat melalu modifikasi nomor antrian resep di apotek RSUD Kab. Muna
Barat.
2. Bagi Organisasi
Dapat meningkatkan kinerja pelayanan pada RSUD Kab. Muna Barat.
3. Bagi Masyarakat
Mendapatkan pelayanan yang lebih bermutu dan berkualitas.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi ini adalah RSUD Kab. Muna Barat dalam mengoptimalkan
waktu tunggu pelayanan obat melalui modifikasi nomor antrian resep di Apotek RSUD
Kab. Muna Barat pada tanggal 30 Oktober sampai 29 November 2020. dengan penerapan
nilai-nilai ANEKA (Akuntabiliotas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi).
3
BAB II
A. Dasar Hukum
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Barat merupakan salah satu Rumah
Sakit Umum daerah yang dibangun pada tanggal 21 Juli 2015 yang beralamat di jalan
Poros Lagadi-Tondasi KM 25 Kelurahan Waumere, Kecamatan Tikep, Kabupaten Muna
Barat dan kemudiandibangunlah gedung baru RSUD Kab. Muna Barat yang bertempat di
Kompleks Perkantoran Bumi Praja Laworo Desa Lombu Jaya Kec. Sawerigadi Kab. Muna
Barat yang diresmikan pada tanggal 21 Maret 2019oleh Bapak Bupati Kabupaten Muna
Barat La Ode M. Rajiun Tumada dengan klasifikasi Tipe D. Kemudian keluarlah SK Izin
Operasional RSUD Kab. Muna Barat pada tanggal 15 April 2019 melalui Surat Keputusan
Bupati Muna Barat Nomor: 161 Tahun 2015 tentang Pelimpahan Kewenangan Bupati
Muna Barat tentang Pelayanan Perizinanan dan Non Perizinan Kepada Dinas PTSP Kab.
Muna Barat.
D. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Muna Barat Nomor 23 Tahun 2017 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Muna Barat :
6
E. Data-data pendukung isu yang diangkat
a. Keadaan Umum Pegawai
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Barat sekarang ini telah cukup
memiliki SDM (Personal) yang memadai untuk memberikan pelayanan dirumah sakit
dan telah ada standarisasi pelayanan kesehatan yang meningkatkan kinerja rumah
sakit. Adapun sumber daya manusia yang dimiliki RSUD Kabupaten Muna Barat yang
1. Dokter Umum
PNS 1 Orang
CPNS 4 Orang
Non PNS 0 Orang
2. Dokter Gigi
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
3. Dokter Ahli / Spesialis
PNS 4 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 1 Orang
5. S1. Keperawatan
PNS 3 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 1 Orang
6. S1. Keperawatan + Profesi Ners
PNS 0 Orang
CPNS 9 Orang
Sukarela 13 Orang
7. D4 Keperawatan
PNS 0 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 1 Orang
8. D3 Keperawatan
PNS 4 Orang
CPNS 4 Orang
Sukarela 21 Orang
9. SPK
7
PNS 1 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 0 Orang
10. D3 Kebidanan
PNS 1 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 25 Orang
11. D4 Kebidanan
PNS 2 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 3 Orang
12. Apoteker
PNS 1 Orang
CPNS 3 Orang
Sukarela 0 Orang
13. S1. Farmasi
PNS 0 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 2 Orang
14. Asisten Apoteker
PNS 0 Orang
CPNS 3 Orang
Sukarela 1 Orang
15. D3 Fisioterapi
PNS 0 Orang
CPNS 1
Sukarela 0 Orang
16. D3 Analis Kesehatan
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
17. S-1 Kesehatan Lingkungan
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
18. D-3 Kesehatan Lingkungan
PNS 1 Orang
CPNS 0 Orang
Sukarela 0 Orang
19. D4 Perekam Medis
PNS 0 Orang
CPNS 1 Orang
Sukarela 0 Orang
20. D3 Perekam Medis
PNS 1 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
21. D3 GIGI
8
CPNS 3 Orang
Sukarela 3 Orang
PNS 0 Orang
CPNS 2 Orang
Sukarela 0 Orang
23. D3. Elektromedik
CPNS 0 Orang
PNS 1 Orang
Sukarela 1 Orang
24. D3 Radiologi
PNS 0 Orang
CPNS 3 Orang
Sukarela 0 Orang
25. S-1 Ekonomi
PNS 0 Orang
Sukarela 3 Orang
26.SMP/ SMA
PNS 0 Orang
Sukarela 31 Orang
Sedangkan Sarana dan Prasarana yang dimiliki RSUD Kabupaten Muna Barat
1 Unit
Gedung Unit Gawat Darurat
Gedung Poliklinik Meliputi :
9
Poli Kebidanan & Kandungan 1 Unit
Mushallah 0 Unit
c. Jenis Pelayanan
Poliklinik Umum
Bedah
Non Bedah
a. Instalasi Laboratorium
b. Instalasi Gizi
c. Instalasi Farmasi
12
apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan
secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
e. Anti Korupsi
Antikorupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak.
Mata Diklat anti korupsi memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar anti
korupsi pada peserta Diklat melalui pembelajaran penyadaran anti korupsi, menjauhi
perilaku korupsi, membangun sistem integritas, proses internalisasi nilai-nilai dasar
anti korupsi beserta analisis dampaknya.
13
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
c. Pelayanan Publik
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur
penting dalam pelayanan publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan
publik, kedua, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh
penerima layanan (pelanggan). Barang/jasa public adalah barang/jasa yang memiliki
rivalry (rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/jasa publik
yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta
karena adanya free rider problem, non-rivalry, dan non-excludable, serta cara
mengkonsumsinya dapat dilakukan secara kolektif.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan
oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah sebagai berikut: Sikap/
perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara berpakaian, Cara berbicara, Cara
mendengarkan, Cara bertanya. Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh
ASN antara lain: Politeness, Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance,
Informality, Self Control.
Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative, Attractive,
Respectable, dan Self Confidence. Beberapa praktik etiket dalam pelayanan: Etiket
dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat tangan, Etiket dalam menerima
tamu, Etiket dalam bertamu/menerima tamu, dan Etiket dalam menangani keluhan
pelanggan.
14
H. Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil pengamatan fakta ditempat kerja ada beberapa isu yang memiliki
prioritas yang harus diselesaikan yaitu:
Tabel 1. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
No Tugas/ Fungsi Keadaan Sekarang Keadaan Rumusan Isu
. Diinginkan
1 Mengumpulkan Sering terjadi complain Pasien Belum
bahan-bahan atau dari pasien tentang mendapatkan optimalnya
data-data dari waktu pelayanan resep pelayanan waktu tunggu
berbagai terbaik pelayanan obat
sumber/acuan dalam pada apotek
rangka Penyiapan RSUD Kab.
Rencana Kegiatan Muna Barat
Kefarmasian
15
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil pengamatan fakta ditempat kerja ada beberapa isu yang memiliki
prioritas yang harus diselesaikan yaitu:
Tabel 1. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
C. Isu Prioritas
Berdasarkan identifikasi isu diatas dengan menggunakan analisis APKL ditetapkan
Isu paling prioritas yakni ”Belum optimalnya waktu tunggu pelayanan obat di RSUD
Kab. Muna Barat” dengan perolehan skor 15.
D. Analisis Dampak Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu “Belum optimalnya waktu tunggu
pelayanan obat” ini tidak dituntaskan melalui solusi pemecahan isu, antara lain :
1. Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat setempat terhadap mutu pelayanan publik di
bidang kesehatan
2. Menurunnya kredibilitas atau tingkat kepercayaan publik pada aparatur penyelenggara
Negara
18
E. Gagasan Pemecah Isu
Gagasan pemecahan isu yang diangkat terhadap optimalisasi waktu tunggu
pelayanan obat modifikasi nomor antrian resep di apotek RSUD Kab. Muna Barat.
F. Kegiatan dan Tahapan Untuk Memecahkan Isu
Adapun kegiatan dan tahapan yang dilakukan untuk memecahkan isu adalah:
1. Meminta izin kepada pimpinan
a. Menyiapkan bahan konsultasi
b. Melakukan konsultasi rencana kegiatan kepada mentor
c. Melakukan konsultasi rencana kegiatan kepada kepala ruangan apotek
d. Melakukan konsultasi rencana kegiatan kepada Direktur
2. Pembuatan rancangan desain format.
a. Membuat desain format
b. Melakukan konsultasi mengenai desain yang dibuat kepada Mentor
c. Melaksanakan konsultasi kepada kepala ruangan apotek
d. Melaksanakan konsultasi kepada Direktur
3. Menyelenggarakan Sosialisasi kepada staf Apotek tentang desain Format nomor
antrian resep.
a. Menyampaikan undangan sosialisasi via Whatsapp
b. Menyelenggarakan sosialisasi dengan menjelaskan desain format nomor antrian
resep
c. Menyusun laporan Hasil sosialisasi
4. Menerapkan kegiatan yang telah disosialisasikan
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Print out omor antrian resep
c. Menyerahkan nomor antrian resep kepada pasien
d. Evaluasi
19
G. Analisis Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan
Kegiatan 1 : Meminta izin kepada pimpinan
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar
1. Menyiapkan Tersedianya Akuntabilitas : adanya rasa tanggung jawab
bahan konsultasi bahan konsultasi. untuk melapor dan konsultasikan kepada
pimpinan mengenai kegiatan aktualisasi.
Hasil Kegiatan : Nasionalisme : musyawarah, dan
Catatan poin- bekerjasama
poin rancangan Etika Publik : terwujudnya komunikasi
aktualisasi yang baik antar atasan dan bawahan serta
Dokumentasi antar sesama staf.
Komitmen mutu : tercapainya tujuan yang
akan ditetapkan, dan diharapkan dapat
memberi manfaat bagi masyarakat dan
menjadi inovasi bagi RSUD
Anti korupsi : kedisiplinan waktu yang
akan ditetapkan untuk melakukan
konsultasi kepada pimpinan mengenai
kegiatan yang dimaksud.
2. Melakukan Terlaksananya Akuntabilitas : bertanggung jawab dengan
konsultasi rencana konsultasi apa yang telah direncanakan.
kegiatan kepada rencana kegiatan Nasionalisme : musyawarah dengan
mentor pimpinan untuk menetapkan tujuan yang
akan dicapai
Etika publik : sopan dan santun dalam
Terlaksananya menjelaskan mengenai rancangan kegiatan
konsultasi aktualisasi.
rencana kegiatan Komitmen mutu : komunikasi dengan
pimpinan berjalan dengan efektif.
Anti korupsi : nilai-nilai kejujuran selalu
diterapkan.
20
Melakukan Terlaksananya Akuntabilitas : bertanggung jawab dengan
konsultasi konsultasi apa yang telah direncanakan.
rencana kegiatan rencana kegiatan Nasionalisme : musyawarah dengan
kepada kepala pimpinan untuk menetapkan tujuan yang
ruangan Apotek akan dicapai
Etika publik : sopan dan santun dalam
menjelaskan mengenai rancangan kegiatan
aktualisasi.
Komitmen mutu : komunikasi dengan
pimpinan berjalan dengan efektif.
Anti korupsi : nilai-nilai kejujuran selalu
diterapkan.
Melakukan Terlaksananya Akuntabilitas : bertanggung jawab dengan
konsultasi konsultasi apa yang telah direncanakan.
rencana kegiatan rencana kegiatan Nasionalisme : musyawarah dengan
kepada Direktur pimpinan untuk menetapkan tujuan yang
akan dicapai
Etika publik : sopan dan santun dalam
menjelaskan mengenai rancangan kegiatan
aktualisasi.
Komitmen mutu : komunikasi dengan
pimpinan berjalan dengan efektif.
Anti korupsi : nilai-nilai kejujuran selalu
diterapkan.
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Terwujudnya RSUD Kab. Muna Barat
sebagai Rumah Sakit yang terkemuka yang mengutamakan kualitas pelayanan yang
prima dan terjangkau oleh masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi :Profesional dalam pelaksanaan kegiatan sehingga
dapat mencapaitujuan yang diharapkan.
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : Tidak terlaksananya kegiatan
21
Kegiatan 2: Pembuatan rancangan desain format.
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar
1. Membuat desain Terlaksananya Tanggung Jawab dan teliti (Akuntabilitas).
format konsultasi Nasionalisme : desain format dihasilkan
desain dengan kerjasama
Etika publik : dilakukan dengan sopan
Tersedianya santun
desain format Efektif & Efisiensi (Komitmen Mutu
Anti korupsi : dilakukan secara mandiri
Hasil Kegiatan :
Dokumentasi
2. Melakukan Terlaksananya Akuntabilitas : bertanggung jawab dengan
konsultasi konsultasi apa yang telah direncanakan
mengenai desain mengenai Nasionalisme : musyawarah untuk
yang dibuat format mendapat tujuan yang akan dicapai.
pengolahan data Etika publik : berbahasa yang baik dalam
menjelaskan mengenai kegiatan
Hasil kegiatan : Komitmen mutu : komunikasi berjalan
Catatan hasil dengan efektif
konsul Anti korupsi : menerapkan nilai kejujuran
Dokumentasi
22
Terlaksananya
konsultasi
4. Melaksanakan Terlaksananya Akuntabilitas : bertanggung jawab dengan
konsultasi kepada konsultasi apa yang telah direncanakan.
kepala ruangan rencana kegiatan Nasionalisme : musyawarah dengan
apotek pimpinan untuk menetapkan tujuan yang
akan dicapai
Etika publik : sopan dan santun dalam
menjelaskan mengenai rancangan
kegiatan aktualisasi.
Komitmen mutu : komunikasi dengan
pimpinan berjalan dengan efektif.
Anti korupsi : nilai-nilai kejujuran selalu
diterapkan.
5. Melaksanakan Terlaksananya Akuntabilitas : bertanggung jawab dengan
konsultasi kepada konsultasi apa yang telah direncanakan.
Direktur rencana kegiatan Nasionalisme : musyawarah dengan
pimpinan untuk menetapkan tujuan yang
akan dicapai
Etika publik : sopan dan santun dalam
menjelaskan mengenai rancangan
kegiatan aktualisasi.
Komitmen mutu : komunikasi dengan
pimpinan berjalan dengan efektif.
Anti korupsi : nilai-nilai kejujuran selalu
diterapkan.
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai :Pembuatan nomor antrian yang sesuai
dengan tujuan dapat mempengaruhi peningkatanmutu pelayanan kesehatan yang
profesional kepada masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi :Disiplin untuk mencapai tujuan sebagaimana tercantum
23
dalam nilai-nilai organisasi.
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : Tidak mencapai inovasi yang
diinginkan.
Kegiatan 3: Sosialisasi kepada staf Apotek tentang desain Format nomor antrian resep.
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar
1. Menyampaikan Terlaksananya Akuntabilitas (sikap dan perilaku
undangan sosialisasi penyampaian konsisten dan dapat diandalkan sebagai
via Whatsapp undangan penyelenggara negara)
sosialisasi Kerjasama (Nasionalisme)
Etika Publik (Komunikasi)
Hasil Kegiatan : Komitmen Mutu (Inovasi, kreatifitas,
Screenshot efektif dan efisien)
undangan Anti korupsi : disiplin dengan waktu saat
sosialisasi melakukan koordinasi dengan apoteker.
Dokumentasi
undangan
2.Menyelenggarakan Terselenggarany Membuat form cara penggunaan secara
sosialisasi dengan a kegiatan profesional (akuntabilitas)
menjelaskan desain sosialisasi Nasionalisme : petunjuk penggunaan form
format nomor dihasilkan dengan kerjasama
antrian resep Hasil Kegiatan: Etika publik : komunikasi dengan sopan
Daftar Hadir santun
Hasil sosialisasi Komitmen mutu : inovasi, kreatif, efektif
Dokumentasi dan efisien
Anti korupsi : dilakukan secara mandiri.
24
3. Menyusun Tersusunnya Akuntabilitas : dilakukan dengan penuh
laporan Hasil laporan Hasil tanggung jawab
sosialisasi Sosialisasi Nasionalisme : menggunakan bahasa
(Rangkuman indonesia yang baik dan benar
dari semua Etika publik : dengan penuh sopan santun
kegiatan) Komitmen mutu : efektif dan efisien
Anti korupsi : dilakukan dengan jujur dan
Hasil Kegiatan: tepat waktu
Laporan
Dokumentasi
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai: Adanya komunikasi yang lancar dapat
membangun SDM guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Penguatan Nilai Organisasi : Kreatifitas akan melahirkan inovasi dalam bekerja,
mampu bertindak secara optial, efektif dan efisien dalam menyelesaikan berbagai
macam persoalan merupakan penguatan Nilai Cerdas dan Kerjasama.
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana: Ketidaktahuan staf apotek tentang
desain format nomor antrian sehingga tujuan dapat tercapai
25
2. Membuat nomor Terlaksananya Akuntabilitas : dilakukan dengan penuh
antrian resep pembuatan tanggung jawab
nomor antrian Nasionalisme : dilakukan pembagian
resep kepada staf lain sebagai bentuk kepedulian
untuk kepentingan bersama.
Hasil kegiatan: Etika publik : tetap santun dan sopan
Screenshot data Anti korupsi : dilakukan dengan tepat
terinput waktu sesuai jadwal yang telah disepakati.
Dokumentasi Komitmen mutu : efektif dan efisien
26
sehingga hasil nya lebih efektif dan
efisien.
Anti korupsi : dilakukan sesuai dengan
waktu yang telah di tetapkan bersama.
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai :Adanya rasa tanggung jawab dalam
melakukan perkerjaan hingga tuntas merupakan penguatan dari misi RSUD Kab. Muna
Barat yaitu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang profesional kepada
masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi : Perilaku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan tulus dan sungguh-sunguh, jujur, dan konsisten merupakn penguatan nilai
profesional dan Ikhlas.
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : Tidak tercapainya target yaitu
mengoptimalkan pelayanan.
27
J. Time Shedule Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi 30 Oktober-28 November 2020
Oktober November
KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN
30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
28
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
29
a. Menyiapkan bahan konsultasi
Persiapan bahan konsultasi ini dilakukan pada tanggal 30
sampai 31 Oktober 2020. Dengan menyiapkan rancangan aktualisasi
yang telah dibuat selama latihan dasar CPNS untuk dikonsultasikan.
b. Melakukan konsultasi rencana kegiatan aktualisasi kepada mentor
Pertemuan diadakan disesuaikan dengan waktu senggang
Kepala Bidang Pelayanan RSUD Kab. Muna Barat pada tanggal 2
November 2020 dan meminta izin untuk melaksanakan aktualisasi.
c. Melakukan konsultasi rencana kegiatan aktualisasi kepada kepala
ruangan
Sebelum melakukan konsultasi saya meminta kesediaan waktu
kepala ruangan dan kepala ruangan mengkonfirmasi memiliki waktu
senggang setelah pelayanan berakhir. Koordinasi dilakukan di ruang
apotek terkait kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan. Konsultasi
ini dilakukan pada tanggal 9 November 2020.
d. Melakukan konsultasi rencana kegiatan aktualisasi kepada
direktur
Saya menyesuaikan konsultasi ini dengan waktu senggang direktur.
Konsultasi ini dilakukan di ruang diruang Plt Direktur RSUD Kab.
Muna Barat pada tanggal 10 November 2020 dan meminta izin untuk
melaksanakan kegiatan aktualisasi ini.
2. Pembuatan rancangan desain format
Kegiatan kedua adalah membuat rancangan desain format nomor
antrian resep. Kegiatan ini saya lakukan di tempat kerja. Dalam
melaksanakan kegiatan kedua ini, saya melakukan beberapa tahapan
kegiatan yaitu sebagai berikut:
a. Membuat desain format
Saya telah membuat desain format nomor antrian resep ini
menggunakan aplikasi Microsoft Word. Dalam desain ini ditampilkan
waktu tunggu pelayanan resep obat yaitu obat jadi dan obat racikan.
30
Kegiatan ini dilaksanakan di tempat kerja pada tanggal 11 November
2020.
b. Melaksanakan konsultasi mengenai desain yang dibuat kepada
mentor
Sebelum melakukan konsultasi saya meminta kesediaan waktu
mentor dan mentor mengkonfirmasi memiliki waktu senggang setelah
pelayanan berakhir. Konsultasi mengenai rancangan yang telah dibuat
dilakukan diruang Plt. Direktur RSUD Kab. Muna Barat pada tanggal
12 November 2020.
c. Melaksanakan konsultasi mengenai desain yang dibuat kepada
kepala ruangan
Saya telah melakukan konsultasi dengan kepala ruangan apotek
mengenai desain nomor antrian yang telah dirancang. Kepala ruangan
memberikan beberapa saran tentang desain yang telah saya buat dengan
mengoreksi lama waktu tunggu pelayanan resep obat sesuai dengan
keadaan yang terjadi di RSUD Kab. Muna Barat. Kegiatan ini
berlangsung pada tanggal 13 November 2020.
d. Melaksanakan konsultasi mengenai desain yang dibuat kepada Plt.
Direktur
Saya memperlihatkan hasil desain nomor antrian yang telah
dibuat. Berdasarkan saran yang diberikan oleh kepala ruangan apotek
Plt. Direktur menyetujui desain yang telah dibuat dan memberikan izin
untuk dapat diaktualisasikan di lingkup kerja RSUD Kab. Muna Barat.
Kegiatan ini berlangsung di ruang kerja Plt. Direktur RSUD Kab. Muna
Barat pada tanggal 16 November 2020.
3. Menyelenggarakan sosialisasi kepada staf apotek tentang desain
format nomor antrian resep
Kegiatan ketiga adalah kegiatan aktualisasi yang telah saya
laksanakan di tempat kerja, Melakukan sosialisasi tentang desain format
nomor antrian resep. Dalam melaksanakan kegiatan ketiga ini, saya
melakukan beberapa tahapan kegiatan yaitu sebagai berikut :
31
a. Menyampaikan undangan sosialisasi via whattsapp
Sebelum pelaksanaan sosialisasi nomor antrian resep obat kepada
staf apotek, saya terlebih dahulu mengirim undangan melalui
whattsapp. Undangan ini saya kirim pada tanggal 16 November 2020.
Undangan ini mendapat respon yang baik dari seluruh staf apotek.
b. Menyelenggarakan sosialisasi dengan menjelaskan desain
format nomor antrian resep
Saya memastikan seluruh staf apotek hadir untuk melakukan
sosialisasi mengenai desain nomor antrian resep. Saya menjelaskan
mengenai perubahan nomor antrian resep dengan melakukan inovasi
baru. Dimana inovasi ini mengacu kepada aturan Standar Minimum
Pelayanan di apotek. Seluruh staf dapat memahami desain nomor
antrian terbaru dengan baik serta menjadi harapan seluruh staf apotek
untuk memberikan pelayanan terbaik. Kegitan ini berlangsung di ruang
apotek pada tanggal 17 November 2020.
c. Menyusun laporan hasil sosialisasi
Setelah terselenggaranya sosialisasi mengenai desain nomor
antrian ini, saya membuat laporan sebagai pertanggung jawaban atas
kegiatan sosialisasi ini. Penyusunan laporan ini sesuai dengan kegiatan
yang telah terjadi dan dilaksanakan di ruang kerja penulis pada tanggal
18-19 November 2020.
4. Menerapkan kegiatan yang telah disosialisasikan
Kegiatan keempat adalah kegiatan aktualisasi yang telah saya
laksanakan di tempat kerja,yaitu menerapkan kegiatan sosialisasi yang
telah dilakukan. Dalam melaksanakan kegiatan keempat ini, saya
melakukan beberapa tahapan kegiatan yaitu sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat dan bahan
Saya menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalan
tahapan kegiatan ini yaitu kertas, plastik, paper shield dan alat
pengepres. Alat dan bahan ini saya siapkan pada tanggal 20 November
2020.
32
b. Print out nomor antrian
Dilakukan print out untuk nomor antrian yang telah didesain.
Dilakukan sesuai dengan ukuran plastik yang telah disediakan. Ukuran
nomor antrian ini tidak terlalu kecil. Hal ini memiliki tujuan agar pasien
dapat membaca dengan jelas informasi yang tertera pada nomor antrian.
c. Menyerahkan nomor antrian kepada pasien
Nomor antrian yang telah jadi diserahkan kepada pasien setiap kali
pengambilan obat di apotek. Pemberian nomor antrian ini berdasarkan
waktu datangnya pasien ke apotek. Pasien melihat nomor antrian dan
memberikan pertanyaan kepada staf apotek. Sehingga dengan jawaban
yang diterima pasien mampu menerima dan mengetahui waktu tunggu
pelayanan obat diapotek sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Penyerahan nomor antrian ini dilakukan di ruang tunggu apotek pada
tanggal 23-27 November 2020.
d. Evaluasi kegiatan aktualisasi
Saya telah melakukan evaluasi mengenai waktu tunggu pelayanan
obat di apotek dengan memberikan kesempatan kepada pasien untuk
memberikan saran mengenai lama waktu tunggu pelayanan obat. Dari
saran yang diberikan diperoleh hasil bahwa dari 100 persen saran
pasien merasa puas dengan inovasi yang telah dilakukan. Sehingga
aktualisasi ini dapat diterapkan di lingkup kerja apotek guna
mengoptimalkan pelayanan kefarmasian melalui modifikasi nomor
antrian obat. Evaluasi ini saya telah lakukan di akhir kegiatan
aktualisasi ini yaitu pada tanggal 28 November 2020. Evaluasi ini
dilakukan di tempat kerja penulis.
33
B. Analisis Keterkaitan Nilai Dasar ASN
Kegiatan 1 : Meminta izin kepada pimpinan
Tahapan Output/ Hasil Keterkaitan dengan Nilai
Kegiatan Dasar
2. Menyiapkan Akuntabilitas: Saya telah
bahan menyiapkan bahan
konsultasi konsultasi kegiatan
aktualisasi dengan baik
dan bertanggung jawab
terhadap agenda kegiatan
yang akan disampaikan.
Nasionalisme: Dalam
melaksanakan aktivitas,
penulis tidak memaksakan
kehendak terhadap hasil
Gambar 1. Menyiapkan bahan konsultasi
kegiatan yang telah
mentor (tgl. 31 oktober 2020)
disusun.
Etika publik: Dalam
meminta persetujuan
waktu kepada pimpinan
penulis telah
menyampaikan dengan
sopan dan menggunakan
bahasa yang santun.
Komitmen mutu:
Menyediakan bahan
konsultasi dengan baik
dan sesuai dengan
Gambar 2. Menyiapkan bahan konsultasi rancangan aktualisasi.
Kepala ruangan (31 Oktober 2020) Anti Korupsi: Penulis
34
telah menyiapkan
kegiatan sesuai dengan
permasalahan dan kendala
yang sebenarnya terjadi.
2. Melakukan Akuntabilitas: penulis
konsultasi telah melakukan
rencana kegiatan konsultasi dengan
kepada mentor menerapkan konsep
transparansi dan juga
penuh tanggung jawab.
Nasionalisme: Pada saat
berkonsultasi dengan
pimpinan penulis
menggunakan bahasa
02/11/2020
Indonesia yang baik dan
Ganbar 3. Melakukan konsultasi dengan benar.
mentor (2 November 2020)
Etika publik: Penulis
bertutur kata yang santun
dan berperilaku sopan.
Komitemn mutu: Pada
saat berkonsultasi dengan
pimpinan penulis telah
mempertimbangkan
efektivitas dan efisiensi
waktu.
Anti Korupsi: Penulis
bertemu dengan pimpinan
dan menyampaikan semua
rancangan kegiatan
dengan jujur.
Gambar 4. Hasil konsultasi mentor
(2 November 2020)
35
3. Melakukan Akuntabilitas: Pada
konsultasi tahapan kegiatan ini,
rencana penulis telah melakukan
kegiatan konsultasi dengan
kepada kepala menerapkan konsep
ruangan transparansi dan juga
Apotek penuh tanggung jawab.
Nasionalisme: pada saat
berkonsultasi dengan
pimpinan penulis akan
36
4. Melakukan Akuntabilitas: penulis
konsultasi telah melakukan
rencana konsultasi dengan
kegiatan menerapkan konsep
kepada transparansi dan juga
Direktur penuh tanggung jawab.
Nasionalisme: pada saat
berkonsultasi dengan
pimpinan penulis
10/11/2020
menggunakan bahasa
37
profesional kepada masyarakat”.
Kontribusi juga terhadap visi RSUD yaitu “menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan
profesional dalam upaya mewujudkan masyarakat Muna barat sehat sejahtera”.
Penguatan Nilai Organisasi : Melalui penerapan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) dalam
kegiatan ini, diharapkan akan Mampu meningkatkan nilai professional sebagai ASN yang
bertugas di RSUD Kab. Muna Barat.
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : Apabila Koordinasi dengan pimpinan
tidak dilakukan maka peserta latsar akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatannya
karena tidak adanya acuan maupun bimbingan dari pimpinan.
38
dan efisien.
Anti korupsi: penulis
bekerja keras
menyelesaikan tugas untuk
membuat desain format
sesuai dengan aturan dan
kebijakan rumah sakit.
Gambar 11. Desain nomor antrian obat
setelah aktualisasi (11 November 2020)
2. Melakukan Akuntabilitas: pada
konsultasi tahapan kegiatan ini,
mengenai penulis melakukan
desain yang konsultasi dengan
dibuat kepada menerapkan konsep
mentor transparansi dan juga
penuh tanggung jawab.
Nasionalisme: pada saat
Gambar 12. Melakukan konsultasi dengan berkonsultasi12/11/2020
dengan
mentor (12 November 2020)
pimpinan penulis
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan
benar.
Etika publik: penulis
bertutur kata yang santun
dan berperilaku sopan.
Komitmen mutu: Pada saat
berkonsultasi dengan
pimpinan penulis
mempertimbangkan
Gambar 13. Surat dukungan mentor
untuk melakukan aktualisasi efektivitas dan efisiensi
(12 November 2020) waktu.
39
Anti korupsi: penulis
bertemu dengan pimpinan
dan menyampaikan semua
tahapan kegiatan dengan
jujur.
3. Akuntabilitas: pada
Melaksanakan tahapan kegiatan ini,
konsultasi penulis melakukan
kepada kepala konsultasi dengan
ruangan apotek menerapkan konsep
transparansi dan juga
penuh tanggung jawab.
Nasionalisme: pada saat
berkonsultasi dengan
13/11/2020
kepala ruangan penulis
40
jujur.
4. Akuntabilitas: Saya telah
Melaksanakan melakukan konsultasi
konsultasi mengenai desain yang telah
kepada Direktur saya buat dengan jelas dan
mudah dipahami.
Nasionalisme:
Nasionalisme: pada saat
berkonsultasi dengan
pimpinan penulis akan
16/11/2020 menggunakan bahasa
41
dana.
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Konsultasi dan pembuatan desain serta
meminta arahan dan saran merupakan nilai dasar tanggung jawab yang juga berkontribusi
terhadap misi RSUD Kab. Muna Barat yaitu : “membangun Sumber Daya Manusia dan
meningkatkan fasilitas Rumah Sakit guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan yang profesional kepada masyarakat”.
Kontribusi juga terhadap visi RSUD yaitu “menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan
profesional dalam upaya mewujudkan masyarakat Muna barat sehat sejahtera”.
Penguatan Nilai Organisasi: Disiplin untuk mencapai tujuan sebagaimana tercantum dalam
nilai-nilai organisasi.
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : Apabila desain format nomor antrian
resep tidak dibuat dan dikonsultasikan terlebih dahulu maka pembuatan nomor antrian resep
tidak akan tersusun dengan baik sesuai kebutuhan yang akan digunakan nantinya
Kegiatan 3: Sosialisasi kepada staf Apotek tentang desain Format nomor antrian resep.
Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterkaitan dengan Nilai Dasar
Akuntabilitas: pada tahapan
1. kegiatan ini, menyampaikan
Menyampaikan undangan sosialisasi dengan
undangan baik dan sopan.
sosialisasi via Nasionalisme: penjelasan
Whatsapp terkait jadwal dilakukan dengan
sukarela dan penuh semangat.
Etika publik: juga dilakukan
dengan teliti.
Komitmen mutu: dengan
16/11/2020 penyampaian ide yang kreatif.
Gambar 17. Menyampaikan Anti korupsi: serta jujur dan
undangan sosialisasi
(16 November 2020) berani menyampaikan
42
pendapat.
2. Akuntabilitas: pada tahapan
Menyelenggarak kegiatan ini, penulis melakukan
an sosialisasi penjelasan kepada staf terkait
dengan desain format nomor antrian
menjelaskan yang telah disetujui dengan
desain format baik dan tanggung jawab .
nomor antrian Nasionalisme: penjelasan
resep tersebut dilakukan dengan
sukarela dan penuh semangat
17/11/2020
43
3. Menyusun Akuntabilitas: Pada tahapan
laporan Hasil kegiatan ini, penulis
sosialisasi bertanggung jawab dengan
laporan hasil yang tersedia.
Nasionalisme: penulis
melakukannya dengan penuh
semangat.
Etika publik: dan dengan teliti
dan cermat.
Komitmen mutu: tujuan dari
sosialisasi tersebut adalah agar
pelayanan kefarmasian lebih
18/11/2020 optimal.
18/11/2020
44
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai : Konsultasi dan pembuatan desain serta
meminta arahan dan saran merupakan nilai dasar tanggung jawab yang juga berkontribusi
terhadap misi RSUD Kab. Muna Barat yaitu : “membangun Sumber Daya Manusia dan
meningkatkan fasilitas Rumah Sakit guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan yang profesional kepada masyarakat”.
Kontribusi juga terhadap visi RSUD yaitu “menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan
profesional dalam upaya mewujudkan masyarakat Muna barat sehat sejahtera”.
Penguatan Nilai Organisasi : Kreatifitas akan melahirkan inovasi dalam bekerja, mampu
bertindak secara optial, efektif dan efisien dalam menyelesaikan berbagai macam persoalan
merupakan penguatan Nilai Cerdas dan Kerjasama.
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : Jika sosialisasi tidak dilakukan dan tidak
berdasarkan nilai ANEKA, maka petugas farmasi lainnya belum tentu paham mengenai
modifikasi nomor antrian tersebut dan pelayanan terhadap masyarakat kurang optimal.
45
Anti korupsi: dan pengetikan daftar
produk hukum dilakukan dengan
mandiri dan bertanggung jawab.
46
3. Akuntabilitas: Saya memberikan nomor
Menyerahka antrian resep kepada pasien dengan
n nomor penuh tanggung jawab agar tercapainya
antrian efek yang diinginkan.
kepada Nasionalisme: Dalam kegiatan saya
pasien penyampaian informasi didasari dengan
23/11/2020 nilai kejujuran dan keadilan.
Etika Publik: Saya bersikap ramah
dalam memberikan informasi.
Gambar 25. Menyerahkan
nomor antrian kepada pasien Komitmen Mutu: Memberikan
(23 November 2020) informasi yang mudah dipahami dan
sesuai ketentuan waktu tunggu
pelayanan.
Anti Korupsi: Menyelesaikan
pelayanan pemberian obat kepada
pasien dengan tepat waktu.
24/11/2020
47
25/11/2020
26/11/2020
48
26/11/2020
27/11/2020
49
27/11/2020
Gambar 31. Menyerahkan
nomor antrian kepada pasien
(27 November 2020)
4. Evaluasi Akuntabilitas: saya telah memberikan
evaluasi dengan penuh rasa tanggung
jawab
Nasionalisme: Saya menerima masukan
yang diberikan mentor sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan
evaluasi dan menghargai pendapat
Etika publik: Saya menghargai
28/11/2020 komunikasi dan konsultasi dalam
melakukan evaluasi
Gambar 32. Mengisi kotak saran
oleh pasien (28 November 2020) Komitmen Mutu: Saya memberikan
inovasi dalam pelayanan kefarmasian
dengan melakukan modifikasi pada
nomor antrian resep.
Kontribusi Terhadap Visi, Misi Organisai :Adanya rasa tanggung jawab dalam melakukan
perkerjaan hingga tuntas merupakan penguatan dari misi RSUD Kab. Muna Barat yaitu
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang profesional kepada masyarakat.
Penguatan Nilai Organisasi: Perilaku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan tulus dan sungguh-sunguh, jujur, dan konsisten merupakn penguatan nilai profesional
dan Ikhlas.
50
Dampak Bila Kegiatan tersebut tidak terlaksana : Tidak dapat mencapai tujuan dari
kegiatan aktualisasi ini. Sehingga tidak dapat dilakukan perubahan dalam pengoptimalan
pelayanan kefarmasian.
51
dikantor, jujur dalam mengerjakan laporan pertanggung jawaban, tidak
melakukan penyuapan untuk melancarkan urusan.
52
MATRIKS HABITUASI
KEGIATAN I KEGIATAN II KEGIATAN III KEGIATAN IV
NILAI DASAR INDIKATOR NILAI TOTAL
I II III IV I II III IV I II III I II III
Tanggung Jawab 10
Akuntabilitas Kejelasan 4
Transparan 7
Jujur 1
Musyawarah 3
Nasionalisme
Tanggung jawab 3
Menghargai komunikasi 4
Sopan Santun 8
Berorientasi mutu 15
Efisien 7
Peduli 1
Disiplin 3
Anti Korupsi
Jujur 9
Tanggung jawab 6
53
D. Analisis Capaian Aktualisasi
Tabel nilai evaluasi kepuasaan pelayanan dengan pemberian
nomor antrian
54
Grafik Nilai Evaluasi Kepuasaan Pelayanan dengan
Pemberian Nomor Antrian
120
100
80
60
40
20
0
Ny. Tn. Ny. Nn. Tn. Tn. S Ny. Tn. Ny. Ny. Nn. Tn. Tn. Ny. Ny. Ny. Ny. Ny. Tn. Ny.
SN LB WM IC RA WN LL MN WS FH LP LR WR MR WK KS AS LN WH
sebelum sesudah
Tidak
Sebelum Aktualisasi Puas Sesudah Aktualisasi
0%
50% 50%
Puas
100%
55
lain yang mempengaruhi adalah kelengkapan administrasi resep yang kurang.
Setelah dilakukan evaluasi menunjukan perubahan pola tingkah laku dari
pasien setelah petugas menginformasikan standar minimum pelayanan
berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan. Petugas lebih merasakan
perubahan dari inovasi yang dilakukan penulis dalam kegiatan aktualisasi ini.
Sehingga waktu tunggu pelayanan dapat optimal menjadi 100 % sehingga
pelayanan kefarmasian dapat lebih optimal. Jika pasien kurang mendapatkan
informasi mengenai waktu tunggu maka pasien dapat membaca sendiri
informasi melalui nomor antrian yang telah di modifikasi.
Selain itu, mereka juga lebih mudah untuk meneruskan informasi
tentang waktu tunggu pelayanan obat kepada tetangga ataupun kerabatnya.
Cara ini harus dilakukan secara terus menerus agar pemahaman tentang
waktu tunggu pelayanan obat tetap bertahan 100 %.
Dengan terlaksananya kegiatan aktualisasi ini pula, maka isu yang
diangkat Optimalisasi Waktu Tunggu Pelayanan Obat melalui Nomor
Antrian Resep pada RSUD Kab. Muna Barat dapat terlaksanakan,
sekalipun waktu aktualisasi cukup singkat.
E. Faktor Kunci Keberhasilan
Kunci sukses dalam pelaksanaan aktualisasi “Optimalisasi Waktu
Tunggu Pelayanan Obat melalui Modifikasi Nomor Antrian Resep pada
Apotek RSUD Kab. Muna Barat” adalah sebagai berikut:
1. Adanya konsultasi yang baik dengan pimpinan sehingga mendapatkan
dukungan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah dirancang sebelumnya
2. Tersedianya sarana yang mendukung aktualisasi.
3. Teman-teman sejawat di apotek sangat banyak membantu dalam
penerapan kegiatan aktualisasi
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan hasil aktualisasi dibuat sebagai salah satu perwujudan nilai-
nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas, yang diperoleh penulis selama
mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan XVI.
Begitu juga dalam menjalankan aktualisasi dan habituasi, selain mendasari
pelaksanaan tugas pokok nilai-nilai dasar juga ini senantiasa diaktualisasikan
oleh penulis dalam rangka mewujudkan visi dan misi RSUD Kab. Muna
Barat. Kegiatan aktualisasi ini dan habituasi dilaksanakan selama 26 hari
kerja yaitu 30 Oktober sampai 28 November 2020. Kesimpulan dari laporan
hasil ini adalah:
1. Tersedianya media edukasi pasien melalui nomor antrian.
2. Selain itu kegiatan habituasi dan aktualisasi dalam pelaksanaannya
mendasari tugas pokok nilai-nilai dasar juga senantiasa
diaktualisasikan oleh penulis dalam rangka mewujudkan visi dan misi
RSUD Kab. Muna Barat.
3. Dengan dimodifikasinya nomor antrian obat ini sangat mampu
memberikan edukasi kepada pasien yaitu dari terjadi peningkatan dari
50% menjadi 100% setelah pelaksanaan aktualisasi sehingga dapat
mengoptimalkan pelayanan kefarmasian di lingkup RSUD Kab. Muna
Barat.
B. Saran
Adapun saran dari laporan aktualisasi yang dilakukan penulis selama di
tempat kerja adalah:
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
Mengaktualisasi dan menghabituasi nilai-nilai ANEKA dalam
melaksanakan setiap pekerjaan sebagai upaya untuk mewujudkan pribadi
ASN yang profesional
57
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Dengan adanya kegiatan ini edukasi yang dilakukan hendaknya
dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami cara penyimpanan
obat yang benar dirumah.
3. Bagi Unit Kerja
Dengan adanya kegiatan aktulisasi yang dilakukan, dapat
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penyimpanan obat oleh
pasien dan keluarga pasien sehingga visi, misi serta tujuan RSUD Kab.
Muna Barat dapat terlaksana.
58
DAFTAR PUSTAKA
59
LAMPIRAN
60
BUKTI FISIK PELAKSANAAN AKTUALISASI
KEGIATAN I
MEMINTA IZIN KEPADA PIMPINAN
61
3. Melakukan konsultasi rencana kegiatan kepada kepala ruangan
KEGIATAN II
62
PEMBUATAN RANCANGAN DESAIN FORMAT
1. Membuat Desain Format
63
3. Melakukan konsultasi mengenai desain yang dibuat kepada kepala
ruangan
64
KEGIATAN III
MENYELENGGARAKAN SOSIALISASI KEPADA STAF APOTEK
TENTANG DESAIN FORMAT NOMOR ANTRIAN RESEP
65
3. Menyusun laporan hasil sosialisasi
66
KEGIATAN IV
MENERAPKAN KEGIATAN YANG TELAH DISOSIALISASIKAN
67
3. Menyerahkan nomor antrian kepada pasien
4. Evaluasi
68