Anda di halaman 1dari 57

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II ANGKATAN XLII
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

OPTIMALISASI SISTEM PENGENDALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS


DENGAN PENERAPAN PENGGUNAAN TRACER
PADA UNIT REKAM MEDIS RSUD SAMBAS
KABUPATEN SAMBAS

DISUSUN OLEH:

RUDY ASTRIADI, A. Md. PK


NIP. 199011262020121010
NOMOR ABSEN: 14

BKPSDMAD KABUPATEN SAMBAS


BEKERJA SAMA DENGAN
BPSDM PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa atas segala berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil dalam Pelatihan
Dasar CPNS Golongan II Angkatan XLII Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021 di
Kabupaten Sambas. Dengan judul rancangan aktualisasi “Optimalisasi Sistem
Pengendalian Dokumen Rekam Medis dengan Penerapan Penggunaan Tracer
pada Unit Rekam Medis RSUD Sambas Kabupaten Sambas”.
Keberhasilan penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari
dukungan, arahan dan bimbingan berbagai pihak. Atas arahan dan bimbingannya
kepada penulis, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak H. Satono, S.Sos.I, MH. selaku Bupati Sambas
2. Bapak Fahrur Rofi, S.I.P., M.H.Sc selaku Wakil Bupati Sambas
3. Bapak H. Fery Madagaskar, S.T., M.T selaku Sekretaris Daerah Pemerintah
Daerah Kabupaten Sambas
4. Bapak Suprianus Herman, S.H selaku Kepala BPSDM Provinsi Kalimantan
Barat
5. Ibu Fatma Aghitsni, S.TP.M.Si, selaku Kepala BKPSDMAD Kabupaten Sambas
6. Bapak dr. Fatah Maryunani selaku kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas
7. Bapak dr. Ganjar Eko Prabowo, M.M selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Sambas
8. Bapak Agri Arisa, S.STP., M.Si, selaku Coach yang telah memberikan
bimbingan, masukan dan pengarahan dalam merancang kegiatan aktualisasi.
9. Bapak Yudi, S.Sos., M.Si, selaku penguji yang banyak memberi saran
bermanfaat untuk optimalnya kegiatan aktualisasi.
10. Bapak Budi Budiman Suada, A.MAK, selaku mentor yang telah memberikan
bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan rancangan aktualisasi
11. Orang tua dan Istri yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan berupa
do’a maupun materil selama kegiatan Latsar berlangsung
12. Panitia Latsar CPNS yang selalu memberikan fasilitas kepada peserta Latsar
CPNS sehingga kegiatan Latsar CPNS belangsung dengan baik

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
BERITA ACARA
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Aktualisasi ......................................................... 1
B. Tujuan Aktualisasi ...................................................................... 2
C. Manfaat Aktualisasi .................................................................... 3
D. Ruang Lingkup Aktualisasi ......................................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Situasi dan Kondisi Organisasi ................................................... 4
B. Visi dan Misi Organisasi ............................................................. 5
C. Nilai-nilai Organisasi ................................................................... 5
D. Struktur Organisasi ..................................................................... 7
E. Tugas dan Fungsi Organisasi .................................................... 7
F. Uraian Tugas Jabatan CPNS ..................................................... 8
BAB III KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
A. Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia ........................................ 12
1. Manajemen ASN .................................................................. 12
2. Pelayanan Publik ................................................................. 13
3. Whole of Government .......................................................... 15
B. Identifikasi Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil .................. 16
1. Akuntabilitas ......................................................................... 17
2. Nasionalisme ....................................................................... 18
3. Etika Publik .......................................................................... 19
4. Komitmen Mutu .................................................................... 21
5. Anti Korupsi .......................................................................... 22
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu ............................................................................ 24
B. Penetapan Isu dan Penyebab Isu .............................................. 27

iii
C. Keterkaitan Agenda Kedudukandan Peran Pegawai
Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan Isu yang ditetapkan ....................................................... 30
D. Gagasan Pemecahan Isu ........................................................... 31
E. Rencana Aktualisasi ................................................................... 32
F. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi
dengan Coach dan Mentor ......................................................... 43
1. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi
dengan Mentor ..................................................................... 43
2. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi
dengan Coach ...................................................................... 44
3. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi .......................... 45

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Ketepatan Waktu Pengembalian Dokumen Rekam Medis Periode


Januari - Mei 2021
Tabel 4.2 : Analisis Isu dengan Metode APKL
Tabel 4.3 : Analisis Penyebab Isu Prioritas
Tabel 4.4 : Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN
Tabel 4.5 : Jadwal Konsultasi dengan Mentor
Tabel 4.6 : Jadwal Konsultasi dengan Coach

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi RSUD Sambas


Gambar 4.1 : Diagram Fishbone

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran penting dalam sistem
penyelenggaraan pemerintah negara, oleh karena itu ASN dituntut untuk
memiliki kemampuan, dan profesionalisme yang mumpuni untuk memberikan
pelayanan yang baik kepada masyarakat. Selain itu juga ASN dituntut untuk
memiliki kompetensi dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman yang
semakin kompleks. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan prima
terhadap masyarakat. Sesuai dengan fungsi ASN yang mana ASN harus
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa.
Agar fungsi ASN bisa terwujud dengan baik maka dilaksanakan
kegiatan pendidikan dan pelatihan dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil, demi
terwujudnya PNS yang berkarakter, profesional dan berintegritas. Pendidikan
dan Pelatihan Dasar bagi Calon Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Undang-
undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang tertuang pada
pasal 63 ayat 4 yang berbunyi dilaksanakan melalui proses pendidikan dan
pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat
dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang.
Selain Undang-undang No. 5 tahun 2014 tentang ASN, pendidikan dan
pelatihan dasar juga berpedoman pada peraturan Lembaga Administrasi
Negara No. 1 tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Pelatihan ini mencetak Calon Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan bisa
memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam melayani
masyarakat dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
ASN secara umum disebut sebagai birokrasi bukan sekedar merujuk
kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik,
maka dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya di

1
pelayanan bidang kesehatan yang dilaksanakan di bagian rekam medis RSUD
Sambas.
Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang
diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini
merupakan cerminan kerja sama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk
menyembuhkan pasien. Bukti tertulis yang dilakukan setelah pemeriksaan
tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Proses
pelayanan yang diawali dengan identifikasi pasien, pemeriksaan, pengobatan
dan tindakan medis lainnya.
Pendidikan dan pelatihan dasar ini memadukan dengan belajar teori
kemudian merancang rencana kegiatan aktualisasi dan mengaplikasikan
aktualisasi yang telah direncanakan oleh peserta pendidikan dan pelatihan,
maka akan menghasilkan inovasi yang berkelanjutan bahkan menjadi
kebiasaan (habituasi). Maka kebiasaan ini akan menciptakan budaya dari
sebuah organisasi dalam melayani masyarakat dengan pelayanan prima.
Untuk melayani masyarakat pada umumnya dan pasien pada
khususnya, penulis sebagai seorang perekam medis, yang telah berdiskusi
bersama mentor, kepala ruang dan teman sejawat sepakat mengangkat isu
yang berkembang pada saat ini yaitu “Belum Optimalnya Sistem Pengendalian
Dokumen Rekam Medis di RSUD Sambas”. Dengan merealisasikan hal
tersebut, diharapkan dapat mencapai kondisi yang diharapkan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan aktualisasi bagi peserta Pelatihan
Dasar CPNS ini yaitu agar setiap peserta CPNS mampu mengaktualisasikan
nilai- nilai dasar profesi ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), serta memahami peran dan kedudukannya
sebagai seorang ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu
pelayanan publik, manajemen ASN dan Whole of Government. Inilah dasar
yang harus diterapkan secara langsung di tempat peserta CPNS bertugas.
Selain itu, peserta pelatihan dasar juga dapat mengidentifikasi isu-isu yang
berkembang di RSUD Sambas ataupun di dunia pendidikan perekam medis
untuk diaktualisasikan di tempat kerja.

2
C. Manfaat
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dasar CPNS merupakan
kegiatan yang wajib dilaksanakan dan harus ditempuh oleh peserta pendidikan
dan pelatihan dasar. Ini adalah bentuk kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai
dasar ASN pada diri ASN sehingga terlahir jiwa ASN yang professional,
kompeten, dan berintegritas. Setelah terbentuk jiwa ASN yang professional,
kompeten, dan berintegritas maka akan menjadi kewajiban untuk
menerapkannya di lingkungan kerja sehingga fungsi ASN bisa tercapai sesuai
harapan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup aktualisasi yang dilaksanakan oleh peserta pendidikan
dan pelatihan dasar CPNS adalah dimana tempat peserta bekerja, yaitu di unit
Rekam Medis RSUD Sambas. Dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi
peserta dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN serta paham akan kedudukan
dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Profil
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan
medik yang mempunyai kedudukan sebagai pusat rujukan medik, dimana
rumah sakit merupakan suatu organisasi yang sangat unik, rumit serta
membutuhkan keahlian yang sangat komplek. Rumah Sakit Umum Daerah
Sambas merupakan salah satu institusi pemerintah kabupaten Sambas yang
dibentuk untuk mengemban tugas tanggung jawab memberikan pelayanan
kesehatan pada kuratif rehabilitatif yang juga tidak melupakan upaya promotif
preventif pada masyarakat kabupaten Sambas.
Rumah Sakit Umum Daerah Sambas merupakan salah satu institusi
pemerintah kabupaten Sambas yang dibentuk untuk mengemban tugas dan
tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan pada fase kuratif dan
rehabilitatif yang juga tidak melupakan upaya promotif dan preventif pada
masyarakat kabupaten Sambas. Kewenangan dan mandat yang didelegasikan
tersebut harus dipertanggungjawabkan kepada yang memberikan kewenangan
dan mandat dalam hal ini adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas.
RSUD Sambas pada awalnya didirikan oleh misi Katholik pada tahun
1926, dan mulai beroperasi pada tahun 1927. Selanjutnya pada tahun 1954
pengelolaan rumah sakit diserahkan kepada Departemen Kesehatan Republik
Indonesia dan selanjutnya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sambas.
Kemudian Terhitung sejak tanggal 1 April 1996 rumah sakit yang sebelumnya
berada di jalan Gusti Hamzah Kabupaten Sambas tersebut dipindahkan ke
Jalan Pendidikan Kabupaten Sambas, dan rumah sakit yang lama berubah
menjadi rumah sakit Santa Elisabeth dan diserahkan kembali keuskupan
Pontianak.
Kepindahan ibu kota kabupaten Sambas dari Singkawang ke Sambas
pada tahun 1999, secara otomatis menjadikan RSUD Sambas menjadi Rumah
Sakit Kabupaten . Pada awalnya RSUD Sambas adalah RS tipe D dengan luas
tanah 1,95 hektar dan dengan luas bangunan 3422 meter persegi dan hanya

4
memiliki kapasitas 24 tempat tidur dengan fasilitas pelayanan dokter umum,
dokter spesialis kebidanan dan kandungan, spesialis anak dan spesialis bedah.
Pada Tanggal 20 Juli tahun 2007 dengan Surat Keputusan menteri
kesehatan No : 840/MENKES/SK/VII/2007 RSUD Sambas meningkat dari
rumah sakit tipe D menjadi rumah sakit tipe C hingga pada tahun 2011 dengan
Surat Keputusan Bupati No : 311 tahun 2011 RSUD Sambas menjadi PPK-
BLUD ( Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah).
B. Visi dan Misi Organisasi
1. Visi
Kondisi masa depan yang didambakan segenap masyarakat dan
karyawan di RSUD Sambas tertuang dalam visi sebagai berikut:
“Menjadi Rumah Sakit Rujukan Terunggul di Wilayah Perbatasan
Kalimantan Barat”
2. Misi
Misi untuk mencapai visi Rumah sakit umum daerah Sambas
dirumuskan sebagai berikut:
a. Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
b. Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Tenaga Kesehatan Rumah
Sakit
C. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai – nilai yang mendasari dalam pencapaian visi dan misi Rumah
Sakit Umum Daerah Sambas adalah:
1. Kejujuran
Kejujuran adalah kemampuan orang untuk mengatakan suatu kenyataan
sebagaimana adanya.
2. Keterbukaan
Keterbukaan terhadap sesuatu yang baru merupakan nilai yang perlu
dijunjung tinggi oleh setiap karyawan, sehingga setiap karyawan mampu
menghadapi setiap perubahan baik internal organisasi maupun eksternal
organisasi. Kejujuran dan keterbukaan akan menimbulkan “kepercayaan”
dari masyarakat.

5
3. Kerendahan hati
Kerendahan hati menjadikan orang mampu menerima kehadiran orang lain
dan pendapat orang lain serta mampu membangun kerjasama dengan orang
lain dalam mencapai tujuan bersama.
4. Kesediaan melayani
Kesediaan melayani merupakan tindakan terpuji dalam hubungan dengan
pelanggan. Setiap karyawan dengan ringan hati memberikan pelayanan
kepada seluruh pelanggan, sehingga pelanggan merasa diperlakukan dan
dilayani dengan baik oleh RSUD Sambas.
5. Kerja keras
Kerja keras tidak kenal lelah merupakan unsur yang sangat penting dalam
mewujudkan peningkatan kualitas secara terus menerus agar RSUD
Sambas tetap dicintai oleh pelanggannya. Kerja keras salah satu unsur
menuju kesuksesan.
6. Kasih sayang
Kasih sayang adalah sikap welas asih yang dimiliki oleh setiap manusia.
Dapat diwujudkan dalam kegiatan pelayanan sehari-hari baik terhadap
pasien maupun teman sekerja kita.
7. Akuntabilitas
Adalah kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala
aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak yang
memberikan amanah.
8. Loyalitas
Loyalitas adalah kemampuan karyawan untuk mewujudkan apa yang telah
diucapkan atau dijanjikan dalam bentuk tindakan nyata. Karyawan RSUD
Sambas akan berusaha untuk mewujudkan apa yang telah dijanjikan ketika
masuk menjadi keluarga besar RSUD Sambas melalui TRI SATYA (Satya
kepada pimpinan, sejawat, bawahan).
9. Komitmen Mutu
Pelaksanaan pelayanan di RSUD Sambas dengan berorientasi pada
kualitas hasil, serta berkomitmen untuk senantiasa melakukan pelayanan di

6
rumah sakit dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sesuai
standar.
D. Struktur Organisasi RSUD Sambas
Sesuai Peraturan Bupati No. 17 Tahun 2017 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Daerah Rumah Sakit Umum
Daerah pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. Struktur Organisasi RSUD
Sambas adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Sambas

E. Tugas dan Fungsi Organisasi


Rumah Sakit Umum Daerah Sambas mempunyai tugas pokok
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan, yang dilaksanakan
secara serasi, terpadu, dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, RSUD
Sambas mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pelayanan medis.

7
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
5. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan
6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
F. Uraian Tugas Jabatan CPNS
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional
Perekam Medis dan Angka Kreditnya, rincian kegiatan Perekam Medis Terampil
Pelaksana diantaranya sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kebutuhan formulir dalam penyusunan SIM rekam medis
manual (berbasis kertas);
2. Mengidentifikasi kebutuhan isi dan data dalam formulir dalam penyusunan
SIM rekam medis manual (berbasis kertas);
3. Mengklasifikasi kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur
pembentukan SIM rekam medis (manual);
4. Merancang alur kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur
pembentukan SIM rekam medis (manual);
5. Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan
keputusan baik internal maupun eksternal
6. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien
rawat jalan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan
pasien baru dan lama rawat jalan;
7. Membuat dan memutakhirkan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP) rawat
jalan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien
baru dan lama rawat jalan;
8. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien
rawat inap dan menginformasikan ke ruang perawatan dalam rangka
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama
rawat inap;
9. Menyiapkan rekam medis rawat inap serta meminta rekam medis rawat
inap ke petugas rekam medis bagian penyimpanan dalam rangka

8
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama
rawat inap;
10. Membuat, menyimpan dan memutakhirkan Kartu Kendali (KK) dalam
rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan
lama rawat inap;
11. Mengisi buku registerasi pendaftaran pasien rawat jalan melalui
pencatatan/registrasi pasien;
12. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat jalan melalui
pencatatan/registrasi pasien;
13. Membuat dan memutakhirkan Indeks Utama Pasien (IUP) rawat jalan
melalui pencatatan/ registerasi pasien;
14. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter pasien
rawat jalan melalui pencatatan/registerasi pasien;
15. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien;
16. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien;
17. Membuat dan memutakhirkan IUP rawat inap melalui pencatatan/registrasi
pasien;
18. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter pasien
rawat inap dalam rangka pelaksanaan rekam medis melalui pencatatan/
registrasi pasien;
19. Menerima data rekam medis dalam rangka asembling rekam medis rawat
jalan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada;
20. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka asembling rekam medis rawat jalan
berdasarkan SOP yang ada;
21. Menyeleksi rekam medis incomplete dalam rangka asembling rekam medis
rawat jalan berdasarkan SOP yang ada;
22. Menyisipkan slip lembar kekurangan dalam rangka asembling rekam medis
rawat jalan berdasarkan SOP yang ada;
23. Membuat laporan incomplete dalam rangka asembling rekam medis rawat
jalan berdasarkan SOP yang ada;

9
24. Menerima rekam medis dalam rangka asembling rekam medis rawat inap
berdasarkan SOP yang ada;
25. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka asembling rekam medis rawat inap
berdasarkan SOP yang ada;
26. Mengidentifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir
rekam medis secara manual;
27. Mengklasifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir rekam
medis secara manual;
28. Mengolah data katalog jenis formulir rekam medis secara manual dalam
rangka penyusunan katalog jenis formulir rekam medis secara manual;
29. Membuat laporan data katalog catatan mutu formulir rekam medis secara
manual;
30. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan medis
pasien rawat jalan ke dalam soft ware case mix.
31. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan medis
pasien rawat inap ke dalam soft ware case mix;
32. Memproses grouping untuk menentukan tarif case mix;
33. Menyiapkan dan menyerahkan laporan hasil grouping dalam bentuk txt ke
bagian akuntansi untuk diverifikasi internal;
34. Menerima kembali berkas klaim/file txt hasil koreksi dari bagian akuntansi;
35. Melakukan input ulang hasil koreksi kedalam software case mix;
36. Menyortir rekam medis rawat jalan dalam rangka penyimpanan rekam
medis;
37. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan rawat inap guna menjaga agar
penyimpanan rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh orang
yang tidak berkepentingan;
38. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan rawat inap inaktif yang bernilai
guna dengan media tertentu;
39. Menyeleksi rekam medis yang akan disusutkan dalam rangka proses
retensi;
40. Membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan;
41. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait;

10
42. Mengumpulkan data untuk penyusunan laporan cakupan pelayanan pada
sarana pelayanan kesehatan;
43. Mengumpulkan data penyakit dan tindakan medis untuk penyusunan
laporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap;
44. Mengumpulkan data penyakit menular untuk penyusunan laporan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat jalan;
45. Menghitung angka ketidakkelengkapan pengisian informed consent;
46. Mengidentifikasi data formulir analisis mutu sistem pengembalian berkas
rekam medis;
47. Mengumpulkan data analisis mutu sistem pengembalian berkas rekam
medis;
48. Mengidentifikasi keabsahan data rekam medis secara manual dalam
rangka evaluasi rekam medis pasien rawat inap;
49. Mengobservasi data pada setiap lembaran rekam medis dalam rangka
evaluasi keabsahan data.

11
BAB III
KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA

A. Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan


Republik Indonesia
Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan ini harus berkaitan
dengan kedudukan dan peran pegawai negeri sipil dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Yang artinya kedudukan dan peran pegawai negeri sipil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat penting bagi seorang
pegawai negeri sipil dimana mereka harus memahami dan menerapkannya di
lingkungan kerja atau masyarakat. Adapun kedudukan dan peran pegawai
negeri sipil adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Aparatur Sipil Negara
Managemen ASN merupakan pengelolaan ASN yang bertujuan
untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya
aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: a) Pegawai Negeri Sipil
(PNS); dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut: a) Pelaksana kebijakan publik; b) Pelayan publik;
dan c) Perekat dan pemersatu bangsa. Agar dapat melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan produktivitas,
menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Sesuai dengan asas proposionalitas, ASN yang telah memperoleh hak
tentu harus menjalankan kewajibannya sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab.

12
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama,
asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi serta memberikan ruang bagi transparansi,
akuntabilitas, obyektivitas dan keadilan.
2. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu pertama, organisasi penyelenggara pelayanan publik, kedua,
penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi
yang berkepentingan, dan ketiga, kepuasan yang diberikan dan atau
diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai
hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang,
Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasar warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi
sebagai proteksi bagi warga negara. Prinsip pelayanan publik yang baik
untuk mewujudkan pelayanan prima yaitu sebagai berikut:
a. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan

13
publik yang diselenggarakan tersebut, seperti: persyaratan, prosedur,
biaya, dan sejenisnya.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya.
d. Tidak Diskrimininatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti: status sosial,
pandangan politik, etnisitas, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi
seksual, difabel, dan sejenisnya.
e. Mudah dan Murah
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak
dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-
tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit,
dan biaya yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan.
h. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan
fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara
melalui pajak yang mereka bayar.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah
memiliki berbagai tujuan.
Untuk merubah citra buruk masyarakat terhadap pelayanan,
pemerintah harus menerapkan prinsip pelayanan prima, antara lain:
responsif terhadap pelanggan, membangun visi dan misi pelayanan,

14
menetapkan standard pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, pemberian
pelatihan dan pengembangan pegawai, memberikan apresiasi kepada
pegawai. Sikap pelayanan bagi pegawai ASN berarti pengabdian yang tulus
terhadap bidang kerja. Oleh karena itu, budaya pelayanan dalam birokrasi
pemerintahan akan sangat ditentukan oleh sikap pelayanan yang
ditunjukan oleh pegawai ASN.
3. Whole of Government
Whole Of Goverment (WoG) merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen, program, dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan
yang relevan. Pendekatan penerapan WoG dapat beroperasi dalam tataran
kelembagaan nasional maupun daerah. Terkait penerapannya, WoG
dikelompokkan dalam beberapa kategori hubungan yaitu sebagai berikut:
a. Koordinasi
WoG dilakukan dimulai dari sebatas koordinasi tanpa ada dampak
perubahan institusi atau kelembagaan sampai dengan proses merger
atau penyatuan beberapa lembaga menjadi satu unit organisasi baru.
b. Integrasi
Kelembagaan yang terlibat mulai cair, dan terdapat penyamaan
perencanaan jangka panjang serta kerjasama.
c. Kedekatan dan Pelibatan
Kelembagaan menyatukan diri dalam wadahyang relatiflebih permanen.
Beberapa alasan mengapa WoG itu penting untuk dipelajari bagi
peserta latsar yaitu:
a. Penerapan WoG dilakukan dalam upaya meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penyelenggaraan pemerintah dalam pemberian pelayanan
kepada publik. Dengan diterapkannya WoG, dinamika kebijakan
pemerintah yang kompleks dapat lebih terintegrasi dalam
pelaksanaannya. Selain itu, adanya pelayanan, menuntut untuk

15
dilakukannya suatu pendekatan yang inovatif agar terciptanya
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik.
b. Adanya ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya
nuansa kompetisi antar sektor dalam penyelenggaraan pembangunan
yang menyebabkan tumbuhnya ego sektoral yang mendorong perilaku
dan nilai individu maupun kelompok yang menyempit pada kepentingan
sektornya.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk
latar belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin
bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Oleh karena itu, WoG ini menjadi penting untuk dipahami karena
diperlukan suatu kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan
bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi sektor harus dicairkan
dan dibangun dalam fondasi kebangsaaan yang lebih mendasar, yang
mendorong adanya semangat persatuan dan kesatuan.
B. Identifikasi Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan Peraturan LAN RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi. Kompetensi yang
dikembangkan dalam Pelatihan Dasar CPNS merupakan kompetensi
pembentukan karakter PNS yang profesional sesuai bidang tugas. Kompetensi
sebagaimana dimaksud diukur berdasarkan kemampuan:
1. Menunjukkan sikap perilaku bela negara;
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
3. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia; dan
4. Menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas.
Adapun nilai-nilai dasar ASN yang merupakan seperangkat prinsip
yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi ASN adalah sebagai berikut:

16
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Setiap ASN dituntut untuk akuntabel dalam pelaksanaan tugas –
tugasnya demi terciptanya pemerintahan yang dipercaya oleh masyarakat.
Adapun akuntabilitas memiliki fungsi diantaranya menyediakan kontrol
demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, dan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, akuntabilitas diartikan sebagai bertanggung jawab atau keadaan
dapat dimintai pertanggungjawaban.
Selain menjadi nilai dasar profesi ASN, akuntabilitas juga menjadi
prinsip dasar good governance dan good corporate governance dimana
dalam good governance dan good corporate governance, akuntabilitas
diartikan sebagai kejelasan fungsi, struktur, sistem dan
pertanggungjawaban organisasi atau personil sehingga pengelolaan
organisasi atau personil terlaksana secara efektif.
Adapun aspek-aspek akuntabilitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan dua pihak antara
individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil dimana hasil yang diharapkan
adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan
inovatif.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, seperti laporan kinerja
dimana dengan memberikan laporan kinerja berarti mampu
menjelaskan terhadap tindakan dan hasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampu memberikan bukti nyata dari
hasil dan proses yang telah dilakukan.
d. Konsekuensi dari akuntabilitas individu/kelompok/institusi dapat berupa
penghargaan atau sanksi.
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja dimana tujuan utama dari
akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

17
Akuntabilitas memiliki nilai-nilai dasar, antara lain:
a. Kepemimpinan (memberikan contoh pada orang lain, adanya komitmen
yang tinggi dalam melakukan pekerjaan);
b. Transparansi (mendorong komunikasi dan kerjasama, meningkatkan
kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan);
c. Integritas (kewajiban untuk mematuhi undang – undang, kontrak,
kebajikan, dan peraturan yang berlaku);
d. Tanggungjawab/Responsibilitas;
e. Keadilan (ketidakadilan dapat menghancurkan kepercayaan dan
kredibilitas organisasi);
f. Kepercayaan (lingkungan akuntabilitas akan lahir dari hal – hal yang
dapat dipercaya);
g. Keseimbangan (keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas);
h. Kejelasan (mengetahui kewenangan dan tanggungjawab); dan
i. Konsistensi (konsistensi menjamin kestabilan).
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Pondasi bagi Aparatur Sipil Negara untuk mengaktualisasikan fungsi dan
tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan
negara. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme
diartikan sebagai paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri, sifat kenasionalan, serta kesadaran keanggotaan dalam suatu
bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran,
dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan.
Nasionalisme memiliki nilai-nilai dasar yang berasal dari dasar
negara Republik Indonesia, yaitu pancasila, antara lain:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa (menyatakan keimanan dan kepercayaan
kepada Tuhan sesuai dengan keimanan dan kepercayaan masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab);

18
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, gemar dengan kegiatan kemanusiaan, dan berani
membela kebenaran dan keadilan. Sadar bahwa manusia itu semua
sederajat, maka dikembangkan sikap saling menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain);
c. Persatuan Indonesia (Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan dikembangkan atas
dasar Bhineka Tunggal Ika);
d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan (Bangsa Indonesia menjunjung tinggi
dan menghayati hasil dari keputusan musyawarah, karena itu semua
pihak harus mau untuk menerima dan melaksanakan hasil musyawarah
dengan penuh tangung jawab. Kepentingan bersama lebih utama
daripada kepentingan pribadi atau golongan. Keputusan yang diambil
harus menjunjung tinggi nilai keadilan serta dapat
dipertanggungjawabkan);
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Hak dan kewajiban
setiap orang sama kedudukannya dalam menciptakan keadilan dalam
masyarakat sehingga perlu dikembangkan perbuatan yang luhur, sikap
kegotong royongan, kekeluargaan, dan kesinambungan antara hak dan
kewajiban untuk menjaga keadilan terhadap sesama).
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Terdapat tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yaitu:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.

19
Adapun indikator etika publik meliputi:
a. Adanya kode etik, yang merupakan aturan-aturan yang mengatur
tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan
tertulis.
b. Keramahan dalam bersikap akan membuat orang lain merasa dihargai
dan dihormati.
c. Sopan santun, merupakan sikap yang berdasarkan pada aspek nilai
dan norma saat melayani publik sehingga meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
d. Empati dan simpati, sikap seakan merasakan apa yang dirasakan
orang lain. Simpati akan berlangsung ketika ada sikap saling pengertian
dan saling percaya sehingga memudahkan dalam berkomunikasi.
e. Netralitas, sikap yang tidak memihak atau ikut berkompetisi dalam
kegiatan yang memungkinkan terjadi pertikaian.
Etika publik memiliki nilai-nilai dasar, antara lain:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945;
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama;
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan

20
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu
antara lain mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan
memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara. Salah satu standar internasional yang sering menjadi acuan
dalam implementasi manajemen atau komitmen mutu adalah ISO
9001:2015 Quality Management System dimana berdasarkan standar
tersebut, terdapat 7 (tujuh) prinsip manajemen mutu, yaitu:
a. Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan);
b. Leadership (Kepemimpinan);
c. Engagement of People (Keterlibatan Orang-orang);
d. Process Approach (Pendekatan Proses);
e. Improvement (Pengembangan sistem);
f. Evidence-based Descision Making (Pengambilan keputusan berbasis
bukti);
g. Relationship Management (Manajemen hubungan dengan berbagai
pihak).
Adapun komitmen mutu memiliki nilai-nilai dasar, antara lain:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan pelanggan;
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar pelanggan tetap setia;
c. Menghasilkan produk / jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa
kesalahan, dan tidak ada pemborosan;
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tuntutan kebutuhan pelanggan maupun perkembangan
teknologi;
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah daan pengambilan keputusan; dan

21
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi dan benchmark.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
Korupsi juga diartikan sebagai tindakan yang dilakukan pejabat publik yang
melakukan penyalahgunaan kekuasaan yang diamanahkan demi
keuntungan sepihak atau kelompok.
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–
norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara
atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan
menerapkan nilai anti korupsi, ASN diharapkan dapat terhindar dari tindak
pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001.
Untuk mengaktualisasi nilai tersebut, diperlukan komitmen penuh
dari setiap ASN. Komitmen anti korupsi sendiri adalah ketika individu telah
mencapai kesadaran anti korupsi secara menyeluruh dan utuh, maka hal
tersebut tidak hanya sampai menjadi semangat, namun akan terus
bergerak hingga menjadi komitmen integritas, Individu akan melangkah
lebih jauh, bukan sekedar menghindar namun mencari solusi terhadap
fenomena korupsi. Terdapat 9 nilai anti korupsi antara lain:

22
a. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai
sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak
curang.
b. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
c. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak
banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
d. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
f. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian.
g. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
h. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran.
i. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

23
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, isu adalah masalah yang
dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak
terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus. Aktualisasi nilai dasar PNS
dilakukan melalui pemecahan masalah dari isu yang berkembang di unit kerja.
Dalam kegiatan ini di pilih 3 (tiga) isu yang berkembang di unit kerja untuk
kemudian di pilih 1 isu yang paling prioritas. Adapun 3 (tiga) isu yang yang
berkembang di unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Sambas adalah
sebagai berikut :
1. Belum optimalnya tata ruang penyimpanan dokumen rekam medis di RSUD
Sambas
Menurut Sedarmayanti (1996:92) “Tata ruang adalah pengaturan
dan penyusunan seluruh mesin, alat perlengkapan kantor, serta perabotan
kantor pada tempat yang tepat sehingga petugas dapat bekerja dengan
baik, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak guna mencapai efisiensi
kerja. Pengaturan tata ruang yang baik akan mengakibatkan pelaksanaan
pekerjaan kantor dapat di atur secara tertib dan lancar. Dengan demikian
komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan
pengawasan semakin mudah, akhirnya dapat mencapai efisiensi kerja.
Dari hasil wawancara dan observasi di unit rekam medis Rumah
Sakit Umum Daerah Sambas, penulis menemukan ada beberapa
permasalahan yaitu tata ruang yang masih belum baik, banyak dokumen
rekam medis yang disimpan di lantai tidak pada rak file sehingga
menyulitkan ruang gerak petugas karena jalan untuk lalu lalang yang
dipenuhi oleh dokumen- dokumen ada disetiap sudutnya, jarak antar rak
yang begitu sempit sehingga petugas kesulitan melakukan pengambilan dan
penyimpanan secara bersamaan di tempat yang sama (harus bergantian
dalam melakukan pengambilan maupun penyimpanan dokumen rekam
medis), banyak kondisi dokumen rekam medis yang sudah sobek
dikarenakan tersenggol petugas rekam medis saat melakukan pengambilan

24
maupun penyimpanan, dokumen rekam medis yang tersimpan di rak
dengan tidak rapi serta masih banyak dokumen rekam medis yang sengaja
dipaksa dimasukan pada rak meskipun rak sudah penuh. Selain itu juga,
berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu petugas di tempat
penyimpanan dokumen rekam medis bahwa petugas sering mengalami
pegal-pegal setiap setelah selesai melakukan tugas di rumah sakit.
2. Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap ke unit
rekam medis
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Akses Terhadap
Rekam medis waktu peminjaman berkas rekam medis yaitu 1x24 jam. Hal
ini juga sesuai dengan PORMIKI (2010) yang menyatakan rekam medis
rawat inap segera dikembalikan ke unit kerja rekam medis paling lambat
2x24 jam terhitung sejak pasien dinyatakan keluar rumah sakit dan untuk
rekam medis rawat jalan yaitu 1x24 jam. Berdasarkan temuan petugas
rekam medis di RSUD Sambas, jumlah dokumen rekam medis yang kembali
tepat waktu dari ruang rawat inap ke unit rekam medis masih sedikit. Hal ini
dibuktikan dengan tabel ketepatan waktu pengembalian berikut ini :
Tabel 4.1
Ketepatan Waktu Pengembalian Dokumen Rekam Medis
Periode Januari-Mei 2021

Jumlah Tepat Tidak tepat


Bulan
dokumen balik waktu Waktu
Januari 347 65 282
Februari 335 13 322
Maret 409 14 395
April 344 9 335
Mei 434 10 424
Jumlah 1.869 111 1.758

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 1.869 dokumen rekam medis
yang kembali ke ruang rekam medis tepat waktu 2x24 jam sebanyak 111
dokumen sedangkan 1.758 dokumen lainnya tidak tepat waktu.
Pengembalian dokumen rekam medis yang tidak tepat waktu
mengakibatkan beban kerja petugas dalam pengolahan data meningkat. Hal
ini juga akan berakibat pada proses klaim asuransi BPJS menjadi tidak tepat
25
waktu atau terlambat diklaimkan sehingga akan berdampak pada keuangan
rumah sakit.
3. Belum optimalnya sistem pengendalian dokumen rekam medis di RSUD
Sambas
Pengendalian berkas rekam medis adalah suatu pengawasan atau
pengontrolan berkas rekam medis baik dalam peminjaman berkas rekam
medis dari rak penyimpanan maupun pengembalian berkas rekam medis ke
rak penyimpanan (Fitroh, 2017). Berkas rekam medis yang telah disimpan
akan digunakan kembali untuk keperluan pelayanan atau keperluan yang
lainnya. Petugas perlu melakukan kegiatan pengendalian agar berkas
rekam medis yang keluar dari ruang penyimpanan dapat diketahui letak dan
kegunaannya.
Alat yang dapat digunakan dalam proses pengendalian berkas
rekam medis selain buku eskpedisi yaitu tracer. Menurut International
Federation of Health Information Management Associations (IFHIMA, 2012),
tracer (outguide), yaitu pengganti rekam medis yang akan dikeluarkan dari
penyimpanan untuk tujuan apapun. Harus terbuat dari bahan yang kuat dan
berwarna. Tracer sangat perlu digunakan untuk meminimalkan kesalahan
letak, mengurangi missfile, dan memudahkan pengembalian berkas rekam
medis sesuai urutannya. Tracer atau petunjuk keluar tetap berada di rak file
tersebut sampai berkas rekam medis yang diambil (dipinjam) kembali ke
tempat semula.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas filling
di unit rekam medis, peminjaman dan pengembalian berkas rekam medis
hanya dicatat pada buku ekspedisi. Tidak terdapat tracer sebagai out guide
berkas rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan. Informan
mengatakan tidak digunakannya tracer dikarenakan jumlahnya yang tidak
seimbang dan penggunaannya yang membutuhkan waktu cukup lama
sehingga akan menyebabkan penumpukan permintaan rekam medis dan
untuk mempersingkat waktu, tracer tidak digunakan. Tetapi untuk
meminimalisir kehilangan berkas rekam medis petugas mencatat semua
berkas yang keluar dari unit filling kedalam buku ekspedisi.

26
B. Penetapan Isu dan Penyebab Isu
Penetapan isu dilakukan untuk menentukan prioritas isu yang diangkat
dalam rancangan aktualisasi ini. Penentuan isu terpilih menggunakan teknik
tapisan APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan). Teknik
tapisan APKL merupakan alat bantu untuk menganalisa ketepatan dan kualitas
isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik, kekhalayakan, dan
kelayakan dari isu-isu yang ditemukan di unit rekam medis RSUD Sambas.
Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan masyarakat.
Problematik artinya isu yang memiliki masalah yang kompleks sehingga perlu
segera dicarikan solusinya. Kekhalayakan artinya isu menyangkut hajat hidup
orang banyak. Kelayakan artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Dalam menapis isu digunakan skala rentang untuk menetapkan satu
isu prioritas yang disebut core isu. skala rentang yang digunakan adalah skala
likert dengan rentang nilai 1 - 5 : (1) Tidak Penting ; (2) Kurang Penting ; (3)
Cukup Penting ; (4) Penting ; (5) Sangat Penting. Hasil analisis APKL terkait
isu-isu rekam medis di RSUD Sambas adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2
Analisis Isu dengan Metode APKL

Kriteria
No Isu Total Rank
A P K L
1. Belum optimalnya tata ruang
penyimpanan dokumen rekam 3 3 4 3 13 II
medis di RSUD Sambas
2. Keterlambatan pengembalian
dokumen rekam medis rawat 3 3 3 3 12 III
inap ke unit rekam medis
3. Belum optimalnya sistem
pengendalian dokumen rekam 4 5 4 4 17 I
medis di RSUD Sambas

Berdasarakan tabel di atas, isu yang ditetapkan menjadi isu prioritas


(nilai tertinggi) dan sebagai isu Rancangan Aktualisasi adalah “Belum

27
optimalnya sistem pengendalian dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum
Daerah Sambas” dengan jumlah nilai 17.
Untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang
mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian memisahkan akar
penyebabnya maka akan dianalisis menggunakan diagram fishbone, yaitu
sebagai berikut :

MONEY METHOD

SOP yang tidak


Pengajuan dijalankan oleh
penambahan rak petugas filling
filling yang belum
terpenuhi
Belum adanya
SOP terkait
Belum optimalnya
pengguna tracer
sistem pengendalian
dokumen rekam
medis di RSUD
Rak penyimpanan Kurangnya jumlah Sambas
dokumen rekam medis petugas perekam
yang sudah penuh medis dibagian filling

Jumlah tracer yang Petugas tidak


tersedia tidak seimbang menggunakan tracer
dengan jumlah rekam untuk menandai berkas
medis yang keluar yang sedang keluar

MACHINE MAN

Gambar 1. Diagram Fishbone

Berdasarkan diagram fishbone diatas, didapatkan beberapa faktor


penyebab isu aktual yaitu:
1. Faktor Man
Man yang dimaksud dalam identifikasi ini merujuk pada sumber daya
manusia yang terdapat pada unit rekam medis khususnya bagian filling.
Penyebab utama dari faktor man adalah kurangnya jumlah petugas perekam
medis dibagian filling dan petugas tidak menggunakan tracer untuk
menandai berkas yang sedang keluar.

28
2. Faktor Method
Method yang dimaksud dalam identifikasi ini merujuk pada pelaksanaan dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang peminjam berkas rekam
medis. Penyebab utama dari faktor method adalah Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang tidak dijalankan oleh petugas filling dalam hal
peminjaman berkas rekam medis dan belum adanya SOP terkait
penggunaan tracer.
3. Faktor Machine
Faktor machine yaitu sarana dan prasarana yang mendukung sistem
pengendalian berkas rekam medis di RSUD Sambas seperti tracer dan buku
ekspedisi. Penyebab utama dari faktor machine adalah Jumlah tracer yang
tersedia tidak seimbang dengan jumlah rekam medis yang keluar.
4. Faktor Money
Penyebab utama dari faktor money adalah pengajuan penambahan rak
filling yang belum terpenuhi.
Untuk menentukan penyebab dari isu yang prioritas, maka digunakan alat
tapis teknik Urgency, Seriousness, Growth (USG) dengan skala penilaian 1
sampai 5. Skala 1 (tidak penting), skala 2 (kurang penting), skala 3 (cukup
penting), skala 4 (penting), skala 5 (sangat penting). Penentuan penyebab isu
yang prioritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3
Analisis Penyebab Isu Prioritas

Kriteria
No Faktor Penyebab Total Rank
U S G
1. Petugas tidak menggunakan tracer
untuk menandai berkas yang sedang 5 5 4 14 I
keluar
2. Jumlah tracer yang tersedia tidak
seimbang dengan jumlah rekam 4 3 3 10 III
medis yang keluar
3. SOP yang tidak dijalankan oleh
petugas filling dalam hal peminjaman 4 3 4 11 II
berkas rekam medis

29
Berdasarkan hasil analisis dari tabel di atas, didapatkan bahwa
penyebab yang paling utama adalah petugas tidak menggunakan tracer untuk
menandai berkas yang sedang keluar. Jika dilihat dari aspek urgency, faktor
penyebab tersebut mendesak untuk diselesaikan agar tidak berdampak pada
kesalahan letak (misfile), dan mempersulit pengembalian berkas rekam medis
sesuai urutannya. Jika dilihat dari aspek seriousness, isu tersebut harus
diselesaikan karena terkait dengan kesinambungan riwayat pengobatan pasien.
Sedangkan jika dilihat dari aspek growth, isu tersebut akan semakin
berkembang jika dibiarkan.
C. Keterkaitan Agenda Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Isu yang Ditetapkan
1. Keterkaitan dengan Manajemen ASN
Penyebab dari isu yang ditetapkan yaitu: “Belum optimalnya sistem
pengendalian dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah
Sambas” ini terjadi karena petugas tidak menggunakan tracer saat
mengambil dokumen rekam medis dan tidak taat terhadap SOP
peminjaman rekam medis. Apabila dikaitkan dengan peran dan kedudukan
ASN dalam NKRI akan berkaitan dengan manajemen ASN. Dari segi
manajemen ASN, dengan penerapan penggunaan tracer saat mengambil
dokumen rekam medis di rak penyimpanan maka dapat meningkatkan
efektifitas dan efisien, serta profesionalitas dari pegawai yang ada di ruang
penyimpanan rekam medis RSUD Sambas. Dengan demikian dapat
tercipta lingkungan kerja yang lebih nyaman bagi para pegawai di
lingkungan RSUD Sambas.
2. Keterkaitan dengan Pelayanan Publik
Berdasarkan hasil identifikasi isu didapatkan isu “Belum optimalnya
sistem pengendalian dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah
Sambas”. Ini adalah bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit Umum Daerah Sambas.
Dari pelaksanaan tersebut merupakan bentuk pelayanan publik yang
merupakan salah satu dari kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

30
3. Keterkaitan dengan Whole of Goverment (WoG)
Pemecahan masalah pada isu belum optimalnya sistem pengendalian
dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sambas memerlukan
kolaborasi dan koordinasi dari berbagai pihak.
D. Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan permasalahan yang menjadi area perubahan, maka
terdapat solusi yang dapat diimplementasikan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sambas dalam mengatasi permasalahan tersebut, yaitu
“Optimalisasi Sistem Pengendalian Dokumen Rekam Medis dengan
Penerapan Penggunaan Tracer pada Unit Rekam Medis RSUD Sambas”.
Gagasan tersebut dilakukan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Membuat Tracer (Out Guide).
2. Membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang penggunaan tracer.
3. Melakukan sosialisasi kepada petugas penyimpanan dokumen rekam medis
rawat jalan terkait SOP penggunaan tracer.
4. Pelaksanaan proses pengendalian dokumen rekam medis menggunakan
tracer sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) penggunaan
tracer.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi.

31
E. Rencana Rancangan Aktualisasi
Penerapan nilai-nilai ASN serta kedudukan dan peran ASN dalam NKRI terkait dengan kegiatan y a n g
dilakukan oleh penulis di unit kerja, sebagai berikut:

Tabel 4.4 Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN


Unit Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sambas
Identifikasi Isu 1. Belum optimalnya tata ruang penyimpanan dokumen rekam medis di RSUD Sambas
2. Keterlambatan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap ke unit rekam medis
3. Belum optimalnya sistem pengendalian dokumen rekam medis di RSUD Sambas
Isu yang Diangkat Belum optimalnya sistem pengendalian dokumen rekam medis di RSUD Sambas
Gagasan Pemecahan Optimalisasi sistem pengendalian dokumen rekam medis dengan penerapan penggunaan tracer pada
Isu unit rekam medis RSUD Sambas

Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
1. Membuat Tracer 1. Menyiapkan 1. Tersedianya Saya akan Dengan membuat Dengan membuat
(Out Guide) sarana dan Tracer menyiapkan tracer saya tracer saya
Manajemen prasarana kerja 2. Foto bahan-bahan berkontribusi memberikan
ASN kegiatan untuk membuat terhadap visi penguatan
tracer yang telah rumah sakit yaitu terhadap nilai-nilai
tersedia di rumah menjadi rumah organisasi yaitu
sakit RSUD sakit rujukan kerja keras
Sambas terunggul di
(Anti Korupsi: wilayah perbatasan
Kesederhanaan) Kalimantan Barat,
misi yang pertama
2. Membuat Saya akan yaitu meningkatkan
desain tracer membuat desain mutu pelayanan
32
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
tracer sesuai rumah sakit
dengan tracer yang
sudah ada
(Akuntabilitas :
Konsisten)

3. Mencetak Saya akan


desain tracer mencetak desain
tracer secara
mandiri
(Anti Korupsi :
Mandiri)

4. Menempelkan Saya akan


desain tracer menempelkan
pada bahan desain tracer pada
yang telah bahan yang telah
disediakan disediakan dengan
cepat dan akurat
(Etika Publik :
Cepat, akurat)

2. Membuat Standar 1. Membuat 1. Tersedianya Saya akan Dengan membuat Dengan membuat
Operasional rancangan SOP SOP mencari referensi SOP penggunaan SOP penggunaan
Prosedur (SOP) penggunaan di internet yang tracer saya tracer saya
tentang tracer benar dan valid berkontribusi memberikan
penggunaan (jurnal, ebook) terhadap visi penguatan
33
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
tracer 2. Foto kemudian rumah sakit yaitu terhadap nilai-nilai
Manajemen kegiatan dirangkum sesuai menjadi rumah organisasi yaitu
ASN kebutuhan sakit rujukan kesediaan
(Komitmen Mutu terunggul di melayani
: berorientasi wilayah
pada mutu) perbatasan
Kalimantan Barat,
2. Konsultasi Saya akan misi yang pertama
dengan Kepala berkonsultasi yaitu
Ruangan dengan Kepala meningkatkan
Rekam Medis Ruangan Rekam mutu pelayanan
terkait SOP Medis terkait SOP rumah sakit
yang akan yang sudah saya
dibuat buat. Saya akan
menerima
masukan dan
akan segera
memperbaikinya.
(Nasionalisme:
Kerjasama,
musyawarah)
(Etika Publik:
Taat Perintah)

3. Konsultasi Saya akan


dengan Kepala berkonsultasi
Sub Bagian dengan Sub
34
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
(Kasubbag) Bagian
Rekam Medis (Kasubbag)
terkait SOP Rekam Medis
yang akan Saya akan
dibuat menerima
masukan dan
akan segera
memperbaikinya
(Nasionalisme :
Kerjasama,
musyawarah)
(Etika Publik :
Sopan)

4. Melakukan Saya akan


Pengajuan mengajukan
kepada Direktur pengesahan SOP
untuk yang sudah dibuat
Pengesahan kepada Direktur
SOP untuk meminta
tanda tangan
Direktur dengan
sikap yang sopan
(Akuntabilitas:
Tanggung
Jawab)

35
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
3. Melakukan 1. Melakukan 1. Terlaksana Saya akan Dengan melakukan Dengan melakukan
sosialisasi konsultasi nya kegiatan melakukan sosialisasi kepada sosialisasi kepada
kepada petugas dengan Kepala sosialisasi konsultasi dengan petugas petugas
penyimpanan Ruangan 2. Meningkatnya Kepala Ruangan penyimpanan penyimpanan
dokumen rekam Rekam Medis pengetahuan Rekam Medis dokumen rekam dokumen rekam
medis rawat jalan mengenai petugas mengenai medis rawat jalan medis rawat jalan
terkait SOP kegiatan penyimpanan kegiatan terkait SOP terkait SOP
penggunaan sosialisasi tentang sosialisasi dengan penggunaan tracer penggunaan tracer
tracer penggunaan menggunakan saya berkontribusi saya
Whole of tracer bahasa yang terhadap visi memberikan
Government 3. Foto sopan rumah sakit yaitu penguatan
kegiatan (Etika Publik : menjadi rumah terhadap nilai-nilai
Sopan) sakit rujukan organisasi yaitu
terunggul di keterbukaan
2. Menyiapkan Saya akan wilayah
bahan sosialisasi mempersiapkan perbatasan
bahan sosialisasi Kalimantan Barat,
yaitu SOP yang misi yang pertama
telah saya buat yaitu
dengan meningkatkan
memfotokopi mutu pelayanan
sebanyak 3 rumah sakit
rangkap.
(Akuntabilitas:
Kejelasan
Target)

36
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
3. Pelaksanaan Saya akan
sosialisasi membuka
sosialisasi dengan
mengucapkan
salam dan akan
menjelaskan materi
sosialisasi terkait
SOP tentang
penggunaan tracer
menggunakan
bahasa yang
mudah dipahami
(Nasionalisme :
Religius)
(Etika Publik :
Sopan)

4. Meminta Saya akan


dukungan dan meminta dukungan
saran kepada dan saran kepada
sesama petugas sesama petugas
rekam medis rekam medis agar
terjalin hubungan
kerja sama dalam
pelaksanaan
kegiatan
37
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
(Nasionalisme :
Kerja sama)

4. Pelaksanaan 1. Menyiapkan 1. Diketahuinya Saya akan Dengan Dengan


proses Tracer letak menyiapkan tracer melaksanaan melaksanaan
pengendalian dokumen sebagai pengganti proses proses
dokumen rekam rekam medis dokumen rekam pengendalian pengendalian
medis yang keluar medis yang akan dokumen rekam dokumen rekam
menggunakan dari rak diambil sesuai medis medis
tracer sesuai penyimpanan dengan SOP menggunakan menggunakan
dengan SOP 2. Foto penggunaan tracer tracer saya tracer saya
penggunaan kegiatan (Akuntabilitas : berkontribusi memberikan
tracer Tanggung jawab) terhadap visi penguatan
Pelayanan rumah sakit yaitu terhadap nilai-nilai
Publik 2. Mengisi slip Saya akan mengisi menjadi rumah organisasi yaitu
permintaan slip permintaan sakit rujukan akuntabilitas
rekam medis rekam medis terunggul di
dengan teliti wilayah
(Etika Publik : perbatasan
Profesional) Kalimantan Barat,
misi yang pertama
3. Meletakkan slip Saya akan yaitu
permintaan pada meletakkan slip meningkatkan
bagian kantong permintaan pada mutu pelayanan
tracer bagian kantong rumah sakit
tracer secara
konsisten
38
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
(Akuntabilitas :
Konsisten)

4. Menyelipkan Saya akan


tracer ke dalam mengambil
rak penyimpanan dokumen rekam
sebagai medis di rak
pengganti berkas penyimpanan
rekam medis dengan cara
yang keluar menyelipkan tracer
(Anti Korupsi :
Mandiri)

5. Mencatat Saya akan


penggunaan mencatat
dokumen rekam penggunaan
medis pada buku dokumen rekam
peminjaman medis pada buku
dokumen rekam peminjaman
medis dokumen rekam
medis dengan teliti
(Etika Publik :
Profesional)

6. Meminta tanda Saya akan


tangan peminjam meminta tanda
dokumen rekam tangan peminjam
39
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
medis pada buku dokumen rekam
peminjaman medis pada buku
dokumen rekam peminjaman
medis dokumen rekam
medis dengan
sikap yang sopan
(Etika Publik :
Sopan)

7. Menyimpan Saya akan


dokumen rekam Menyimpan
medis yang telah dokumen rekam
dikembalikan medis yang telah
kedalam rak dikembalikan
penyimpanan kedalam rak
berdasarkan penyimpanan
nomor rekam berdasarkan nomor
medis dengan rekam medis
mencocokkan isi dengan
tracer yang mencocokkan isi
terpasang tracer yang
terpasang
(Etika Publik :
Cepat, tepat)

40
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
5. Melakukan 1. Membuat 1. Tersedianya Saya akan Dengan Dengan melakukan
monitoring dan lembar cheklist lembar membuat lembar melakukan monitoring dan
evaluasi harian cheklist cheklist harian monitoring dan evaluasi saya
Manajemen penggunaan harian penggunaan tracer evaluasi memberikan
ASN tracer penggunaan dengan mandiri saya berkontribusi penguatan
tracer (Anti korupsi terhadap visi rumah terhadap nilai-nilai
2. Foto mandiri) sakit yaitu menjadi organisasi yaitu
kegiatan rumah sakit rujukan komitmen mutu
2. Melakukan Saya akan terunggul di
monitoring melakukan wilayah perbatasan
penggunaan monitoring Kalimantan Barat,
tracer penggunaan tracer misi yang pertama
secara konsisten yaitu meningkatkan
dan mencatat hasil mutu pelayanan
pemantauan rumah sakit
dengan jujur
(Akuntabilitas :
Konsisten)
(Anti Korupsi :
Jujur)

3. Melakukan Saat akan


evaluasi melakukan evaluasi
penggunaan penggunaan tracer
tracer kepada petugas
penyimpanan
dengan
41
Kontribusi
Keterkaitan
Output/ terhadap Visi, Misi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Substansi Mata
BuktiFisik dan Tujuan Nilai Organisasi
Pelatihan
Organisasi
bermusyawarah
(Nasionalisme :
Musyawarah)

4. Melaporkan Saya akan


hasil evaluasi melaporkan hasil
kepada mentor evaluasi kepada
mentor
(Etika Publik :
Sopan)
(Komitmen mutu :
Berorientasi
mutu)

42
3. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.7 Jadwal Implementasi Aktualisasi

Nama Peserta : RUDY ASTRIADI, A.MD.PK


Unit Kerja : RSUD SAMBAS
Tempat Aktualisasi : RUANG REKAM MEDIS RSUD SAMBAS
No Kegiatan Waktu Output Bukti Fisik
1. Membuat 19 – 26 Tersedianya 1. Tracer
Tracer (out Oktober 2021 Tracer 2. Foto kegiatan
guide)
2. Membuat 27 Oktober – Tersedianya SOP 1. SOP
Standar 2 November penggunaan penggunaan
Operasional 2021 tracer tracer
Prosedur 2. Foto kegiatan
(SOP) tentang
penggunaan
tracer
3. Melakukan 3 November 1. Terlaksananya 1. Foto kegiatan
sosialisasi 2021 kegiatan
kepada sosialisasi
petugas 2. Meningkatnya
penyimpanan pengetahuan
dokumen petugas
rekam medis penyimpanan
rawat jalan tentang
terkait SOP penggunaan
penggunaan tracer
tracer
4. Pelaksanaan 4 – 26 Diketahuinya 1. Foto kegiatan
proses November letak dokumen
pengendalian 2021 rekam medis
dokumen yang keluar dari
rekam medis rak penyimpanan
menggunakan
tracer sesuai
dengan SOP
penggunaan
tracer
5. Melakukan 27 November Tersedianya 1. Lembar
monitoring – 4 Desember lembar cheklist cheklist
dan evaluasi 2021 harian harian
penggunaan penggunaan
tracer tracer
2. Foto kegiatan

45
DAFTAR PUSTAKA

Buku Profil Rumah Sakit Umum Daerah Sambas Tahun 2020.

Fitroh, K. A.2017. Analisis Pengendalian Berkas Rekam Medis di Puskesmas


Pasirian Lumajang. Politeknik Negeri Jember.

Hidayah, Aep Nurul . 2019 “Tata ruang dan ergonomi”,


(https://aepnurulhidayat.wordpress.com/2019/05/17/tata-ruang-dan-
ergonomi/), diakses: 9 Oktober 2021.

Indonesia Productivity and Quality Institute, “7 Prinsip ISO 9001:2015”,


(https://ipqi.org/7-prinsip-iso-90012015), diakses: 12 Oktober 2021.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (https://kbbi.kemdikbud.go.id), diakses: 10


Oktober 2021.
Lembaga Administrasi Negara. Akuntabilitas. Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Anti Korupsi. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Etika Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta:Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Komitmen Mutu. Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Nasionalisme. Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon


PNS.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. Whole of Government. Modul Pelatihan Dasar


CalonPNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Mas Achmad Daniri, Konsep GCG dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia,
Jakarta: Ray Indonesia, 2006, hlm.11.

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun


2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia No 30 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional
Perekam Medis dan Angka Kreditnya.

PORMIKI. Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan


di Rumah Sakit Revisi I, (2010).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur


Sipil Negara.

Anda mungkin juga menyukai