Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusunan Rancangan Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III Lingkup Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat Tahun 2022 dapat
terselesaikan. Adapun judul Rancangan Aktualisai yang akan dilakukan pada instasi
kurang lebih 1 bulan yaitu “OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAHAN SAWAH
DENGAN SISTEM PERTANIAN MINA PADI DALAM UPAYA
PENERAPAN PERTANIAN TERPADU DI DESA SALUTAMBUN TIMUR
KABUPATEN MAMASA PROVINSI SULAWESI BARAT ”
Laporan ini disusun sebagai salah satu bentuk tahapan pelaksanaan kegiatan
Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Lingkup Pemerintah Kabupaten
Mamasa Tahun 2022. Dengan selesainya laporan kegiatan ini, peserta mengucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang turut
berpartisipasi dalam membantu terselesaikannya kegiatan ini.
Peserta menyadari penulisan dan penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan,
sehingga segala saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
menyempurnakankegiatan sejenis di masa yang akan datang.
ii
i
DAFTAR ISI
iii
i
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iv
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan penyuluhan
pertanian sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam Permen PAN No. 2/2008 menyebutkan bidang dan unsur kegiatan
penyuluh pertanian terdiri atas :
Rancangan aktualisasi diawali dengan mengidentifikasi isu yang ada pada Wilayah
Kerja Penyuluh Pertanian Desa Salutambun Timur. Penetapan isu dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner/angket.
2
Kuisioner (angket) Menurut Sugiyono (2006) menyatakan bahwa “Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau tertulis kepada responden untuk dijawab”. Kuesioner
atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk
dapat mengetahui persepsi responden. Pengukuran Hasil Responden menggunakan
Skala Likert yakni untuk menganalisis jawaban yang diperoleh dari kuisoner,
digunakan perhitungan dengan metode Skala Likert, yang dikembangkan oleh
Rensis Likert (1932).
Skala Likert (Likert Scale) adalah skala respon psikometri terutama digunakan
dalam kuesioner untuk mendapatkan preferensi responden atas sebuah pernyataan
atau serangkaian laporan. Pengisian kuisioner dilakukan dengan membagikan form
yang berisi daftar pertanyaan kepada responden untuk mengangkat isu utama dari
beberapa isu dibawah.
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dilakukan di wilayah kerja BPP Kecamatan
Buntumalangka , terdapat beberapa isu yang diperoleh, yaitu:
1. Kurang optimalnya pemanfaatan lahan sawah dengan sistem Mina padi dalam
penerapan pertanian terpadu
Kurangnya pemanfaatan lahan pertanian akan berdampak pada petani kehilangan
kesempatan untuk menggarap lahannya secara berkelanjutan dan menjadikannya
mata pencaharian. Petani juga jadi kehilangan kesempatan untuk mendapat
manfaat panen atau hasil pertanian yang lebih baik lagi, baik untuk konsumsi pribadi
atau untuk dijual. Terlebih lagi potensi ekonomi yang tersedia pada lahan tersebut
tidak dapat dimaksimalkan dengan baik.
2. Kurang Optimalnya pengadministrasian data di desa
Peran Posluhdes dalam memfasilitasi Petani dalam menyampaikan Kendala
dilapangan yang menyebabkan sosialiasasi tentang administrasi data menjadi
kurang optimal. Karena masih petani masih belum terlalu mengerti dan apatis
terhadap Lembaga-lembaga non structural pertanian yang ada di wilayah kerja
penyuluh pertanian
3. Kurang optimalnya pengetahuan dan informasi petani tentang pemanfatan
pupuk organic
Hal ini diakibatkan Kurangnya publikasi tentang pentingnya penggunaan pupuk
organic.
3
Bahkan petani beranggapan penggunaan pupuk organik ini memberikan dampak
lebih lambat pada pertumbuhan tanaman. Kondisi ini menyebabkan Penyuluh
Pertanian sulit untuk mengalihkan minat petani tersebut.
Analisis Isu
Selanjutnnya 3 (tiga) isu diatas tersebut dilakukan analisis lanjutan dengan hasil
tanggapan responden menggunakan metode USG (Urgency: seberapa mendesak
suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti; Seriousness: seberapa
serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan; dan
Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera).
1. Kurang optimalnya pemanfaatan lahan sawah dengan sistem Mina padi dalam
penerapan pertanian terpadu di Desa Salutambun Timur berdasarakan
tanggapan 20 responden total nilai 246.
Berikut merupakan rincian table dari tabulasi hasil angket dari pengisian
kuesioner dari total responden 20 orang (1 kelompok tani yang mewakili) berturut-
turut dari nilai tertinggi ke rendah dari kriteria Urgency (u), Seriousness (s) dan
Growth (G) sebagai berikut :
4
Tabel 1. Tabel Analisis Isu menggunakan Metode USG
Kriteria
Isu Permasalahan Urgency(U) Seriousness(S) Growth(G) Total Rank
Keterangan :
Berdasarkan hasil analisis USG didapatkan isu prioritas yaitu “Belum optimalnya
pemanfaatan dan penggunaan Lahan sawah di wilayah pertanian dengan
sistem Mina Padi dalam upaya penerapan sistem pertanian Terpadu di Desa
Salutambun Timur”. Metode tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Urgency (U): isu terpilih termasuk ke dalam kriteria sangat mendesak (4) karena
Pemanfaatan lahan harus sesegara mungkin di terapkan dalam Kawasan pertanian
petani, karena menyangkut khalayak dan keberlangsungan hidup petani
kedepannya.
5
b. Seriousness (S): isu terpilih termasuk ke dalam kriteria gawat (3) karena kurangnya
pemahaman tentang penggunaan lahan pertanian dengan baik makan dapat
mempengaruhi kinerja dan hasil pertanian, serta pengambilan keputusan dan
kebijakan terkait penerapan system pertanian terpadu dan berkelanjutan.
c. Growth (G): isu terpilih termasuk ke dalam kriteria cepat (4) karena perlunya segera
tindak lanjut dalam memberikan pemahaman kepada kelompok tani tentang
pentingnya peran intensifikasi lahan ke lahan yang lebih produktif lagi yang dapat
menunjang dari skala Ekonomi Masyarakat atau petani.
6
Melalui minapadi, produktifitas sawah diharapkan akan meningkatkan produksi ikan
secara organik dan ramah lingkungan, baik dari padi yang dihasilkan maupun hasil
panen dari ikan. Selain itu, minapadi juga dipercaya akan mencegah serangan hama
padi utamanya tikus dan pemanfaatan kotoran dari ikan sebagai penyuplai pupuk
organik pada tanaman padi. Minapadi pun diharapkan menjadi kegiatan yang dapat
menyerap tenaga kerja bersifat padat karya sehingga mampu mencegah urbanisasi
dan merupakan cara yang efektif untuk sinergitas keberlanjutan usaha pertanian dan
perikanan serta meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan kedaulatan pangan dan
skala Ekonomi masyarakat.
7
2. Organisasi
Menciptakan tunas integritas yang membawa perubahan positif terhadap
organisasi dalam menjalankan tugas secara lebih baik.
3. Masyarakat
ASN dapat belajar untuk mengemban tanggung jawab sebagai abdi negara pada
khususnya dan pelayan masyarakat pada umumnya. Selain itu, masyarakat
memiliki sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam pemanfaatan
lahan dengan integrasi system mina padi pada lahan sawahnya menjadi lahan
yang lebih produktif dan segi ekonomi.
8
1. Tahun 2009 sebagai satuan unit kerja kantor Balai Penyuluhan Pertanian
dibawah badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
(BP3K) Kabupaten Mamasa beralamat kantor di desa Salutambun Timur Kec.
Aralle
2. Bulan Desember 2009 sebagai satuan unit kerja BP3K kecamatan
Buntumalangka dengan diresmikannya kecamatan Buntumalangka
3. Tanggal 28 November 2016 sampai sekarang sebagai salah satu unit Dinas
Pertanian Kabupaten Mamasa dan beralamat di Galung Desa Salurinduk
Kecamatan Buntumalangka.
9
B. Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa
Visi :
“Terwujudnya pertanian yang maju, produktif dan tangguh sebagai pilar utama
pembangunan ekonomi daerah”
Misi :
1. Membina dan mengembangkan komoditas pertanian/perkebunan yang
potensial
2. Mengoptimalkan pemanfaatn sumber daya lahan dan teknologi pertanian
secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
3. Meningkatkan Kwalitas dan kapasitas sumber daya manusia dibidang
pertanian baik aparat, petani dan pelaku usaha
4. Meningkatkan prasarana dan sarana pendukung pembangunan pertanian.
10
2. Melaksanakan Penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan.
3. Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi,
pembiayaan dan pasar.
4. Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan
pelaku usaha.
5. Memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh pertanian PNS, penyuluh
swadaya, dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara
berkelanjutan
6. Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan
pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
11
1.5.5 Tugas Pokok Penyuluh Pertanian
12
1.5.6 Struktur Organisasi
Dalam menjalankan Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
terpilih dijabarkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Mamasa Tahun 2019-2023, dimana
dalam RPJMD tersebut telah ditetapkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten
Mamasa sebagai berikut: “Mewujudkan Kabupaten Mamasa yang Maju,
Aman dan Sejahtera dalam kehidupan yang harmonis, berlandaskan
nilai-nilai agama dan adat istiadat” Visi ini menjadi arah perjalanan
pembangunan Kabupaten Mamasa selama tahun 2019-2023 dengan memuat
beberapa nilai-nilai dan pikiran pokok dari Kabupaten Mamasa sebagai
berikut:
Maju : Terwujudnya kemajuan daerah yang ditandai dengan tersedianya
infrastruktur dasar, peningkatan ekonomi dan pemerintahan yang
Berdaya saing;
Aman : Adanya jaminan kepastian bagi masyarakat dalam melakukan segala
aktivitas masyarakat dalam kondisi aman, tertib dan tentram;
13
Sejahtera : Kondisi masyarakat Mamasa dalam keadaan sehat, mendapat
pendidikan yang layak dan mendapat jaminan sosial;
Harmonis : Keadaan dimana setiap orang dapat saling merangkul seia,
sekata dalam setiap masalah sehingga terjadi keselarasan, keserasian dan
kedamaian guna mencapai kebahagian bersama sebagaimana falsafah
budaya mamasa “mesakada dipotuo pantan kada dipomate”;
Berlandaskan dengan terwujudnya nilai-nilai agama, kepercayaan terhadap
Tuhan nilai-nilai Yang Maha Esa dan warisan budaya serta adat istiadat
agama dan melandasi cita-cita kemajuan, suasana aman, sejahtera dan adat
istiadat harmonis dalam hidup bermasyarakat
14
BAB II
15
dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan. Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan
masyarakat yang menduduki posisi sebagai klien.
4. Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan
antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan
identitas warga negara, seperti status sosial, pandangan politik, agama, profesi,
jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya.
5. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik di mana masyarakat harus memenuhi berbagai
persyaratan dan membayar biaya untuk memperoleh layanan yang mereka
butuhkan, harus diterapkan prinsip mudah, artinya berbagai persyaratan yang
dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi. Murah dalam arti biaya
yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut terjangkau
oleh seluruh warga negara. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan
melainkan untuk memenuhi mandate konstitusi.
6. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang
hendak dicapainya (untuk melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan-
tujuan strategis negara dalam jangka panjang) dan cara mewujudkan tujuan
tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit,
dan biaya yang murah.
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau
oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan
kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan lain-lain) dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan
sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka
bayar. Oleh karena itu, semua bentuk penyelenggaraan pelayanan public harus
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
16
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan (pejabat atau
unit organisasi yang lebih tinggi secara vertikal), akan tetapi yang lebih penting
harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat luas melalui
media publik baik cetak maupun elektronik. Mekanisme pertanggungjawaban yang
demikian sering disebut sebagai social accountability.
9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki
berbagai tujuan. Salah satu tujuan yang penting adalah melindungi warga negara
dari praktik buruk yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Oleh karena itu,
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
Ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
17
2. Internal penyelenggara pelayanan publik berupa :
a) Aparat tidak memahami dan merasakan secara tepat apa yang dikehendaki
atau menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam menggunakan jasa
layanan publik.
b) Adanya perbedaan persepsi aparat dan penetapan spesifikasi standar
pelayanan untuk memenuhi keinginan masyarakat.
c) Aparat tidak mampu menyampaikan jasa pelayanan sebagaimana mestinya
seperti yang telah ditetapkan dalam standar pelayanan publik.
d) Apa yang diharapkan oleh masyaraka tidak sesuai dengan kenyataan yang ia
alami setelah menggunakan jasa layanan.
2.2 Akuntabel
18
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin
dan berintegritas tinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barangmilik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
19
Kekuatan (Strenght) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Akuntabel” pada unit kerja
yaitu:
1. Adanya pembagian tugas yang jelas baik bagi setiap bidang maupun untuk
setiap individu, sehingga ASN memiliki tanggungjawab dalam menyelesaikan
pekerjaan masing-masing
2. Terbangunnya rasa kepercayaan terhadap sesama ASN menjadikan lingkungan
kerja menjadi lebih harmonis, membuat ASN dapat bekerja secara stabil dan
konsisten
Hambatan (Weakness), terhadap nilai- nilai dasar ASN “Akuntabel” pada unit
kerja antara lain :
1. Melakukan pekerjaan lain sebelum menyelesaikan pekerjaan utama yang telah
deadline
2. Pulang sebelum jam kantor selesai
3. Kurang memahami penggunaan teknologi
4. Memakai kendaraan dinas untuk keperluan pribadi
5. Tidak memakai atribut lengkap pada Pakaian Dinas Harian
6. Meninggalkan lingkungan kerja saat jam kerja
Peluang (Opportunities) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Akuntabel” pada unit
kerja yaitu :
1. Tersedianya fasilitas kendaraan dinas
2. Adanya absensi fingerprint dikantor
3. Jenjang karir yang semakin transparan
4. Tersedia akses internet
5. Tersedia ATK Kantor
6. Pengadaan pelatihan peningkatan kemampuan bagi pegawai
Ancaman (Threats) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Akuntabel” pada unit kerja
antara lain:
1. Kurangnya tenaga fungsional Penyuluh Kehutanan
2. Melaksanakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang tugas
3. Masih sedikitnya pelatihan kerja yang dilakukan dalam satu tahun
4. Adanya konflik kepentingan seperti gratifikasi, KKN, dan mutase pegawai
5. Intervensi pimpinan pada pegawai
20
2.3 Kompeten
Kompetensi sebagai kemampuan melaksanakan kerja yang didukung oleh
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan,
keterampilan, dan sikap dapat diamati dan diterapkan secara kritis untuk mencapai
tujuan organisasi yang merupakan kontribusi pribadi karyawan terhadap
organisasinya.
Kekuatan (Stenght) terhadap nilai- nilai dasar ASN “ Kompeten” pada unit kerja
antara lain: berupa pengajaran hal- hal baru seperti teknologi informasi yang
dipahami melaui hasil pelatihan ,kemudian mengajarkan penggunaan teknologi
informasi tersebut kepada ASN yang belum mengerti, dengan tujuan mempermudah
setiap ASN dalam melaksanakan tugasnya.
Kelemahan (Weakness) terhadap nilai- nilai dasar ASN “ Kompeten” pada unit
kerja antara lain:
1. Lemahnya kinerja individu dan kinerja organisasi;
2. Tidak terbangunya komitmen dan motivasi yang lebih tinggi antar sesama ASN;
3. Kurangnya upaya untuk menumbuhkan kemampuan kepemimpinan yang lebih
baik ;
4. Komunikasi dan hubungan antara atasan-bawahan kurang berjalan dengan baik;
5. Mengimplementasikan keterampilan yang diperoleh tidak sesuai dengan standar
mutu; dan
6. Semangat untuk menumbuhkan budaya kerja yang lebih terbuka dan produktif
masih kurang.
21
Peluang (Oportunity) terhadap nilai- nilai dasar ASN “ Kompeten” pada unit
kerja antara lain: yaitu pengembangan kompetensi ASN dapat dilakukan dengan
Optimalisasi hak akses pengembangan kompetensi melalui pendekatan pelatihan
non klasikal, diantaranya e-learning, job enrichment dan job enlargement termasuk
coaching dan mentoring. Coaching dan Mentoring selain efesien karena dapat
dilakukan secara masif, dengan melibatkan antara lain atasan peserta pelatihan
sebagai mentor sekaligus sebagai coach.
Ancaman (Threats) terhadap nilai- nilai dasar ASN “ Kompeten” pada unit kerja
antara lain:
1. Seringkali kita terjebak dan asyik dengan apa yang telah kita tahu dan kita bisa,
tanpa merasa perlu mengubah dengan keadaan baru yang terjadi
2. Proses menyesuaikan/meninggalkan pengetahuan dan keahlian lama kita
denganpengetahuan yang baru dan atau keahlian yang baru belum maksimal
3. Proses membuka diri dalam persepektif baru, dengan pengakuisi pengetahuan
dan atau keahlian baru yang masih belum dilakukan oleh sebagian ASN
4. Perlunya kemudahan dan kemurahan akses pengembangan kompetensi
tersebut diperlukan, sesuai dengan hak pengembangan kompetensi bagi setiap
ASN.
5. Akses pengembangan kompetensi secara luas dapat memanfaatkan
kemudahan teknologi dalam pelaksanaanya. Akses pengembangan baik melalui
e-learning dan instrumen lainnya, yang memungkinkan pelatihan dapat
dilakukan secara efesien dan menjangkau ASN, yang tersebar di seluruh
pelosok tanah air.
6. Masih rendahnya kesadaran ASN untuk aktif dalam akses dan transfer
Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk pengembangan
jejaring ahli (expert network), pendokumentasian pengalamannya/
pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman
2.4 Harmonis
Saat bekerja dan menjalankan tugas, ASN dituntut untuk sebisa mungkin
mengantisipasi situasi dan kondisi agar situasi harmonis tercipta dan potensi
disharmoni dapat kita hindari. Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi
berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa
memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino
bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Suasana
harmoni dalam lingkungan bekerja
22
akan membuat kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan
untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan
kualitas layanan kepada pelanggan.
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan budaya harmoni
dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
1. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, harus bersikap Netral Dan Adil. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil,
berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan
harus obyektif, jujur, transparan. Denganmbersikap netral dan adil dalam
melaksanakan tugasanya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman,
damai, dan tentram dilingkungan kerjanya dan di masyarakatnya.
2. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas,
dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan
kelompok tersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan rekrutmen pegawai,
penyusunan program tidak berdasarkan kepada kepentingan golongannya.
3. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap
netral dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.
4. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka
menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS lainnya
yang membutuhkan pertolongan.
5. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus
menjadi tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari
problem solver (pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble
maker).
Kekuatan (Strengths) terhadap nilai-nilai dasar “Harmonis” di unit kerja antara lain :
1. Adanya lingkungan organisasi yang harmonis
2. Tersedianya ruang terbuka menjadi sarana bagi pegawai untuk bertukar pikiran
dan berkomunikasi
3. Adanya sikap toleran atas perbedaan yang menunjuang sikap netral dan adil
dalam pemberian layanan
4. ASN menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakat
5. ASN yang menjadi tokoh dan panutan dalam masyarakat, yaitu sebagai pemberi
solusi dan bukan menjadi bagian dari sumber masala
23
Kelemahan (Weakness) terhadap nilai-nilai dasar “Harmonis” di unit kerja antara
lain:
1. Tidak tersedianya tempat ibadah yang layak di kantor
2. Belum adanya reward atau punishment atas hasil kerja ASN
3. Melakukan diskriminatif terhadap latar belakang seseorang
4. Adanya sikap individualitas ASN yang mementingkan ego sendiri
Peluang (Opportunities) terhadap nilai-nilai dasar “Harmonis” di unit kerja
antaralain :
1. Adanya struktur dan atau pembagian tugas yang jelas, akan memudahkan
anggota untuk fokus kepada tugas dan tanggung jawab masing-masing, yang
akan membentuk komitmen sehingga terjalin Kerjasama yang baik untuk
mencapai tujuan Bersama
2. Terlibatnya instansi maupun ASN dalam kegiatan kemanusiaan seperti pemberian
bantuan kepada korban bencana alam
3. Keterbukaan dan kejelasan dalam berkomunikasi akan menciptakan persamaan
pemahaman, sehingga mengurangi terjadinya miskomunikasi.
Ancaman (Threats) terhadap nilai-nilai dasar “Harmonis” di unit kerja antara lain:
1. Adanya pemimpin yang memiliki sikap otoritas sehingga cenderung memasakkan
kehendak diri tanpa memperhatikan sisi kepentingan lain
2. Pegawai ASN yang tidak masuk kerja pada hari-hari kerja akan menciptakan
miskomunikasi karena kurangnya berkomunikasi dengan sesama rekan kerja
yanglain
3. Perbedaan budaya antar pegawai dapat menciptakan ketidakjelasan dalam
berkomunikasi dan menanggapi sesuatu hal
2.5 Loyal
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-citaorganisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam
Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
24
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Kekuatan (Stenght) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Loyal” pada unit kerja antara
lain:
1. Usia dan masa kerja, mepengaruhi loyalitas pegawai, semakin tinggi usia dan
masa kerjanya semakin loyal pula pada isntansi, walaupun pekerjaannya tidak
sesuai bidang ilmu yang ia tekuni sebelumnya tapi tidak menurunkan loyalitasnya
sebagai seorang ASN. Hal tersebut disebabkan oleh masa kerjanya yang sudah
cukup lama sehingga dirinya menguasaipekerjaannya di UPTD KPH mapilli
2. Melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan arahan pimpinan dan bidang
tugas/keilmuan yang ditekuni
25
3. Pengalaman dari setia ASN terhadap isntansi stelah melaksanakan pekerjaan,
sehingga menimbulkan rasa aman, merasakan adanya kepuasan pribadi yang
dapatdipenuhi oleh instasni
4. Bersedia tetap bertahan dalam berkerja ketika krisis,tidak keluar dari
pekerjaannya saat itu,
Mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu dalam penyelesaian tugas instansi,
meskiun sadar bahwa gaji yang diperleh tidak sesuai dengan kerja keras yang di
jalani selama ini
5. Memiliki inisiatif kreativitas dan kompetensi dalam pekerjaan
6. Terikat secara mosional pada instansi karena banyak sekali ilmu pengalaman yan
telah didapakan selama di instansi selain itu Sikap saling menghormati dan
apresiasi terhadap pimpinan, pegawai, dan tenaga kontrak membuat ASN menjadi
semakin loyal pada instansi
7. Penyaluran pendapat dan saran sangat dihargai dan di catat sebagai bahan
perbaikan instasi
8. Menjadi teladan dalam pegawai lain dalam hal bekerja sesuai aturan, berpakaian
yang rapih menggunakan atribut lengkap, laporan ataupun penugasan dilaksakan
tepat waktu.
Kelemahan (Weakness) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Loyal” pada unit kerja
antara lain:
1. Kurangnya kesadaran untuk menjalankan tugas dan kewajiban secara pofesional
2. Terlibat dalam politik aktif
3. Melanggar aturan yang belaku dalam unit kerja seperti meninggalkan tempatkerja
tidak pada waktunya
4. Bersikap diskriminatif terhadap perbedaan
5. Tidak menggunakan atribut yang telah di tetapkan dlam peraturan instansi
6. Bekerja untuk kepentingan diri sendiri
7. Tidak melaporkan kepada pimpinan menganai hal hal apa saja yang terjadi pada
instansi.
Peluang (Oportunity) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Loyal” pada unit kerja yaitu
terciptanya suasanya yang kondusif dalam bekerja. Terutama dalam hal pembinaan-
pembinaan yang diberikan oleh pimpinan dapat meningkatkan motivasi dalam
bekerja, sehingga membuat semua unsur dalam instansi mulai dari pimpinan,
26
pegawai lainnya dan tenaga kontrak bekerja secara sinergis untuk meningkatkan
kualitasinstansi dalam memberika pelayanan nantinya.
Ancaman (Threats) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Loyal” pada unit kerja dapat
dilihat dari karakteristik pekerjaan yang meliputi tantangan dalam bekerja, tekanan
dalam bekerja, kesempatan untuk berinteraksi sosial, job enrichment, identifikasi
tugas, dan kecocokan tugas.
2.6 Adaptif
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan
budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya
tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab, unsur
kepemimpinan dan lainnya.
27
5. Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau
bermental silo (systems thinking).
Lima disiplin ini sangat aplikatif dalam konteks pelaksanaan tugas dan fungsi ASN di
lingkungan kerjanya masing-masing. Dengan mempraktikkan kelima disiplin tersebut,
ada jalan bagi organisasi untuk selalu mendapat pengetahuan baru. Tanpa
pengetahuan yang selalu diperbarui maka organisasi cenderung menggunakan
pengetahuan lama, atau kadaluwarsa, yang justru akan menjadi racun bagi organisasi
tersebut.
28
3. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan
kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat dan kemudian menyetujui rencana
tersebut apabila tidak ada perubahan.
2.7 Kolaboratif
Istilah collaborative governance merupakan cara pengelolaan pemerintahan yang
melibatkan secara langsung pemangku kepentingan di luar pemerintahan atau
negara, berorientasi pada konsensus dan musyawarah dalam proses pengambilan
keputusan kolektif yang bertujuan untuk membuat atau melaksanakan kebijakan
publik serta program-program publik (Ansell dan Gash, 2008).
29
menyebabkan tumbuhnya ego sektoral (mentalitas silo) yang mendorong perilaku dan
nilai individu maupun kelompok yang menyempit pada kepentingan sektornya. Ketiga,
khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat
istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi
bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong
tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-
elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
Kekuatan (Stenght) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Kolaboratif”, pada unitkerja
antara lain:
1. Menganggap perubahan sebagai suatu yang perlau dilakukan guna
menunjang kinerjaASN
30
2. Menghormati setiap hasil tugas yang diberikan ASN, karna instansi
mengaggapindividu ASN sebagai aset ang berharga
3. Menghormati setia pendapat yang berbeda
4. Masalah dalam organisasi di bahas secara transparan
5. Setiap individu menyadari kualitas layanan yang di berikan
Kelemahan (Weakness) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Kolaboratif”, pada unit
kerja antara lain:
1. Masih terdapat beberapa ASN tidak ingin bekerjasama dalam berbagai
hal terkaitdengan tujuan instasi
2. Kurangnya kepercayaan terhadap pihak lain apabila ingin melakukan kerjasama
3 Komunikasi dalam bernegosiasi mash belum maksimal dan tidak
menggunakanbahasa yang baik
4 Kurangnya pemahaman terkait tujuan bersama yang ingin di capai
5 Tidak adanya kesepakatan terhadap hasil yang akan di capai
Peluang (Oportunity) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Kolaboratif”, pada unit
kerja yaitu dapat terciptanya kerjasama- kerjasama antar lembaga danisntansi
seperti kerjasama informal, perjanjian bantuan bersama, memberikan dan
meneria pelatihan bersama, memberikan dan menerima bantuan teknis,
memberikan dan menerima bantuan hibah.
Ancaman (Threats) terhadap nilai- nilai dasar ASN “Kolaboratif”, pada unit
kerja yaitu ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam
kesepakatan kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.
31
Komunikasi yang bersifat serba digital menjadikan literasi digital sebagai salah
satu kebutuhan wajib di era serba teknologi seperti sekarang. Indonesia saat ini
memiliki daya saing digital yang rendah, yang disebabkan diantaranya rendahnya
literasi digital, juga membuat Indonesia menghadapi sejumlah ancaman; mulai dari
penyebaran konten negatif, konten berbau hoaks, ujaran kebencian atau hate
speech, perundungan, ragam praktik penipuan, hingga radikalisme.
Berbagai tantangan di ruang digital harus diimbangi dengan literasi digital yang
mumpuni sehingga ASN mampu mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi secara cepat dan dapat terwujud kinerja yang bukan hanya cakap di dunia
nyata namun juga cakap di dunia digital.
ASN saat ini diharapan menjadi karakter yang efektif, efisien, inovatif, dan
memiliki kinerja yang bermutu, dalam penyelenggaraan program pemerintah,
khususnya program literasi digital, pilar literasi digital, sampai implementasi dan
implikasi literasi digital dalam kehidupan bersosial dan dunia kerja.
32
1. Melakukan recruitmen, seleksi dan promosi jabatan yang didasarkan pada
kompetensi yang terbuka dan adil dengan menyusun perencanaan sumber daya
manusia (SDM) aparatur secara berkelanjutan.
2. Memberikan perlakuan yang adil dan setara kepada seluruh pegawai ASN
3. Memberikan pengelolaan yang efektif dan efisien kepada pegawai ASN
4. Memberikan remunerasi yang setara untuk pekerjaan yang setara dengan
tetapmemperhatikan hasil kinerja
5. Memberikan penghargaan kepada kinerja pegawai yang tinggi
6. Memberikan hukuman atau punishment atas pelanggaran disiplin
7. Menjaga standart tinggi untuk integritas, etika dan kepedulian untuk kepentingan
masyarakat
8. Menerapkan pengisian jabatan dengan uji kompetensi sesuai dengan standart
kompetensi jabatan yang dipersyaratkan
9. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi kepada pegawai
ASN
10. Melaksanakan manajemen kinerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi
11. Memberikan perlindukan kepada pagawai ASN dari intervensi politik dan
Tindakan kesewenang-wenangan.
33
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi Isu : A. Kurang optimalnya pemanfaatan lahan sawah dengan sistem
pertanian mina padi dalam upaya penerapan pertanian terpadu di desa
Salutambun timur Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat
3.2 Isu yang Diangkat : Kurang optimalnya pemanfaatan lahan sawah dengan sistem pertanian
mina padi dalam upaya penerapan pertanian terpadu di desa
Salutambun timur Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat
3.3 Gagasan Pemecahan Isu : Mengoptimalkan pemanfaatan lahan sawah dengan sistem pertanian
mina padi dalam upaya penerapan pertanian terpadu di desa
Salutambun timur Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat
3.4 Tujuan Pemecahan Isu : Optimalnya pemanfaatan lahan sawah dengan sistem pertanian mina
padi dalam upaya penerapan pertanian terpadu di desa Salutambun
timur Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat
34
3.5 Rancangan Kegiatan
Tabel 2. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Subtansi Visi dan Misi Organisasi
Mata Organisasi
Pelatihan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Persiapan Menyiapkan bahan Tersedianya • Dokumen yang Akuntabel
Maju,
Pelaksanaan konsultasi ke bahan berisi bahan Kolaborasi Berorientasi
Aman
Aktualisasi atasan mengenai konsultasi yang konsultasi
Harmonis Pelayanan
rencana akan Dokumentasi Sejahtera
pelaksanaan disampaikan (foto/video) Akuntabel
Harmonis
kegiatan aktualisasi kepada mentor
Kompeten
Melakukan konsultasi Dokumen hasil Akuntabel
Terlaksananya konsultasi Kolaborasi Harmonis
dengan mentor terkait konsultasi
rancangan dengan mentor Harmonis
dengan mentor Loyal
pelaksanaan Dokumentasi
aktualisasi yang akan (foto/video) Adaptif
dilaksanakan
Kolaboratif
Mengatur jadwal Adaptif
Tersedianya Tersedianya
pelaksanaan Akuntabel
catatan jadwal catatan jadwal
aktualisasi Loyal
pelaksanaan pelaksanaan Kompeten
aktualisasi aktualisasi
35
2. Melakukan • Konsultasi dengan Terlaksananya Dokumentasi Kompeten Berorientasi Maju,
kegiatan penyuluh senior/ diskusi dengan diskusi dengan Adaptif Pelayanan Aman
konsultasi dan rekan kerja rekan kerja. rekan kerja kolaboratif Akuntabel Sejahtera
Koordinasi Kompeten Harmonis
Tersedianya Konsep Berorientasi
dengan rekan • Menyusun refrensi Harmonis
kerja serta konsep/refren Penerapan pelayanan Loyal
dan Konsep
Pelaku Utama si Penerapan Sistem Kompeten Adaptif
Penerapan Sistem
sistem pertanian Kolaboratif
pertanian Mina
pertanian Mina Padi
Padi
Mina Padi
• Berkoordinasi Terlaksananya Adaptif
dengan petani/ koordinasi Dokumentasi Akuntabel
kelompok Tani dengan petani/ koordinasi Kompeten
yang bersedia kelompok Tani dengan pelaku Kolaboratif
dengan penerapan Utama/ Petani
sistem pertanian dan/atau
Kelompok Tani
Mina Padi
• Berkoordinasi
dengan kelompok • Terlaksananya Dokumentasi Adaptif
perikanan koordinasi foto lahan/kolam Akuntabel
(pokdakan) dengan petani/ pokdakan Kompeten
diwilayah kelompok Tani Kolaboratif
pertanian
pertanian Mina
Padi
36
3. Persiapan • Melakukan survei • Terlaksananya • Dokumentasi
Akuntabel Berorientasi Maju,
Pemanfaatan lokasi dan Kompeten Pelayanan Aman
survei lokasi Lahan sawah
Lahan dengan peninjauan Berorientasi Akuntabel Sejahtera
lahan sistem penerapan
sistem Mina langsung ke pelayanan Kompeten Harmonis
Padi Mina Padi sistem Mina
lapangan Harmonis
Padi
Loyal
Adaptif
• Mepersiapkan alat • Tersedianya • Dokumentasi Kolaboratif
dan bahan yang alat dan Lahan sawah Berorientasi
akan digunakan Bahan petani sistem pelayanan
dalam Penerapan mina padi
sitem Mina padi
pada lahan sawah
• Melakukan • Tersedianya • Dokumentasi
sosialisasi tentang panduan pemanfaatan Berorientasi
tata cara dan tentang lahan sawah pelayanan
panduan persiapan pemanfaatan sistem Mina Kompeten
lahan sawah Lahan sawah Padi
dengan sistem mina
padi
37
4 Penggolongan • Mencari refrensi Tersedianya Dokumentasi Kompeten Berorientasi Maju,
dan Pemilihan terkait jenis ikan refrensi jenis dan Video Loyal Pelayanan Aman
Benih Ikan sistem Mina ikan Kolaboratif Akuntabel Sejahtera
sawah sistem padi Kompeten Harmonis
Mina padi • Menentukan Tersedianya Dokumentasi Kompeten Harmonis
jenis ikan dan jenis ikan yang dan Video Loyal Loyal Adaptif
serta akan di jadikan Kolaboratif Kolaboratif
perlakuannya sample
Terlaksananya Dokumentasi Kompeten
• Melakukan penyortiran
penyortiran ikan dan Video Loyal
ikan Kolaboratif
sesuai dengan
ukuran sebaran
• Melakukan Terlaksananya Dokumentasi Kompeten
karantina karantina dan Video Loyal
sementara sementara Kolaboratif
5 Melakukan Penanaman padi Terlaksana nya Dokumentasi Berorientasi Maju,
demonstrasi Berorientasi
H-15 sebelum penanaman dan video Pelayanan Aman
pemanfaatan Pelayanan
penebaran ikan padi serentak kegiatan Akuntabel Sejahtera
lahan sawah
Kompeten Harmonis
petani/kelompok Persiapan Berorientas
tani Tersedianya Tempat Harmonis
Lahan dan i pelayanan Loyal Adaptif
lahan yang pelaksanaan
proses pengisian Akuntabel Kolaboratif
telah dikelola dan
air pada kolam
dokumentasi
Penebaran ikan Tersebaranya Dokumentasi Berorientasi
sawah pada ikan H+15 Penebaran Pelayanan
sistem Mina setelah tanam benih pada Harmonis
padi padi nesawah mina
padi
Mengukur Data berat/bobot Dokumentasi dan Harmonis
berat/bobot badan ikan. video pengukuran Loyal
badan awal bobot ikan
ikan sebelum
tebar
38
6 Monitoring Monitoring Terlaksananya Dokumentasi Kompeten Berorientasi Maju,
Kegiatan pertumbuihan kegiatan dan video Loyal Pelayanan Aman
Pemberdayaan/ tanaman padi Monitroing Monitr\oring Kolaboratif Akuntabel Sejahtera
pemanfaatan Kompeten
Lahan sawah Harmonis
sistem Mina Padi Harmonis
Monitoring Terlaksananya Tabel Kompeten Loyal
pertumbuhan kegiatan berat/bobot Loyal Adaptif
dan berat/bobot Monitroing badan ikan Kolaboratif Kolaboratif
badan ikan
Terlaksana Tabel Kompeten
Monitoring
intensif dan nya pemberian Loyal
pola pakan kegiatan Pakan ikan Kolaboratif
Monitroing
ikan sesuai
dengan
berat/bobot
nya
Monitoring Terlaksananya Dokumentasi Kompeten
keadaan fisik kegiatan Monitoring Loyal
tumbuhan/tana Monitroing Keadaan Fisik Kolaboratif
man padi Tanaman Padi
akibat hama
tikus dengan
solusi Mina
padi
39
7 Menyusun 1. Melakukan Berorientasi Maju,
Laporan Adaptif
Koordinasi Terlaksananya Dokumentasi Pelayanan Aman
Aktualisasi Akuntabel
dengan metor koordinasi koordinasi Harmonis Akuntabel Sejahtera
terkait semua dengan Mentor dengan Mentor Kolaboratif Kompeten Harmonis
kegiatan yang Harmonis
telah dilakukan Loyal
Adaptif
2.Menyiapakan Tersedianya Dokumen dan Kolaboratif
Akuntabel
bukti fisik bukti dan data data fisik Harmonis
dokumentasi penunjang penyusunan Kolaboratif
dan data penyusunan laporan
penyusunan laporan
laporan
aktualisasi
Tersedianya Adaptif
3. Menyiapkan
bahan serta Dokumen Akuntabel
dan menyusun
bahan laporan tersusunnya bahan laporan Kompeten
bahan aktualisasi
aktualisasi
laporan
aktualisasi
Adaptif
4. Membuat Tersedianya Dokumen Akuntabel
Laporan hasil laporan hasil laporan hasil Kompeten
aktualisasi aktualisasi aktualisasi
40
3.6 Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Waktu Pelaksanaan
NO Kegiatan NOVEMBER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Persiapan
1 Pelaksanaan
Aktualisasi
Melakukan
2 kegiatan
konsultasi dan
Koordinasi
dengan rekan
kerja serta
Pelaku Utama
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Sabtu
Sabtu
Sabtu
Sabtu
Persiapan
3 Pemanfaatan
Lahan dengan
sistem Mina
Padi
Penggolongan
4 dan Pemilihan
Benih Ikan
sawah sistem
Mina padi
41
Melakukan
5 demonstrasi
pemanfaatan
lahan sawah
petani/kelompok
tani
Monitoring
6 Kegiatan
Pemberdayaan/
pemanfaatan
Lahan sawah
sistem Mina
Padi
Menyusun
7 Laporan
Aktualisasi
42
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Loyal: Modul Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penyusun Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. 2021.BerAKHLAK Sebagai Nilai
DasarPNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Tim Penyusun Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. 2021. Smart ASN. Jakarta:
LembagaAdministrasi Negara.
Tim Penyusun Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. 2017. Manajemen ASN. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
43
KUESIONER ANALISIS USG
1 YESAYA 5 5 5
2 YUSTAM 4 4 4
3 HAMDAN 4 4 4
4 MARTINUS 4 5 5
5 HERMAN 5 5 4
6 SEMUEL 3 3 3
7 UNTUNG 4 4 5
8 DIKMAN 4 4 5
9 SOPIAN 5 5 5
10 JIDON L. 5 5 5
11 RUBEN 5 4 4
12 RISAL 4 4 4
13 MUSA Y. 3 3 3
14 MANGHADI 4 4 4
15 MORES 5 4 5
16 IMANUEL GAFANG 5 5 5
17 YOSIA 5 4 4
18 ROSMERI 4 4 4
19 MONIKA 4 4 4
20 HANNA 5 4 4
TOTAL 84 81 81
44
Keterangan :
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
1 5 5 5
YESAYA
2 4 4 4
YUSTAM
3 4 4 4
HAMDAN
4 4 5 5
MARTINUS
5 4 4 4
HERMAN
6 3 3 3
SEMUEL
7 5 5 4
UNTUNG
8 4 4 4
DIKMAN
9 4 4 4
SOPIAN
10 4 4 3
JIDON L
45
11 RUBEN 4 4 4
12 RISAL 4 4 4
13 MUSA Y. 3 3 3
14 MANGHADI 5 5 4
15 MORES 4 3 4
16 IMANUEL GAFANG 4 4 4
17 YOSIA 4 3 3
18 ROSMERI 5 5 4
19 MONIKA 4 4 4
20 HANNA 4 4 4
TOTAL 81 81 77
Keterangan :
Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)
46
KUESIONER ANALISIS USG
1 YESAYA 4 4 4
2 YUSTAM 4 3 5
3 HAMDAN 3 4 4
4 MARTINUS 4 4 3
5 HERMAN 4 3 5
6 SEMUEL 4 4 5
7 UNTUNG 5 5 4
8 DIKMAN 4 4 3
9 SOPIAN 5 5 4
10 JIDON L. 3 4 3
11 RUBEN 4 4 4
12 RISAL 4 4 3
13 MUSA Y. 3 3 3
14 MANGHADI 4 4 3
15 MORES 5 4 4
16 IMANUEL GAFANG 5 5 5
17 YOSIA 5 4 4
18 ROSMERI 4 4 3
19 MONIKA 4 4 4
20 HANNA 5 4 3
TOTAL 83 80 77
47