OLEH:
Puji dan syukur kepada ALLAH SWT, karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan aktualisasi sebagai
bagian dari proses Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II
Tahun 2021 Formasi Tahun 2019. Laporan aktualisasi ini merupakan kegiatan
penulis dalam proses penerapan dan habituasi nilai-nilai dasar profesi ASN serta
peran dan kedudukan ASN di RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh. Pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ vii
iv
4.3 Schedule Aktualisasi ............................................................................................... 22
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Peran
Aparatur Sipil negara atau pemerintah berdampak langsung kepada masyarakat Indonesia
selaku warga negara Republik Indonesia, khususnya dalam proses penyelenggaraan
pelayanaan publik.
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Di dalam mengikuti Latsar ini peserta di harapkan mampu menganalisis isu yang ada
di unit kerja dan menemukan gagasan ide pemecahan isu tersebut melalui program
1
aktualisasi. Program aktualisasi yang disusun dalam kegiatan ini adalah Optimalisasi
edukasi cuci tangan pada pencegahan dan pengendalian infeksi di Ruang Ar Rahman RSUD
Meuraxa.
2
bagian dari ASN yang memiliki peranan yang penting dalam menjalankan kebijakan
publik yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Ruang lingkup pelaksanaan program aktualisasi ini di RSUD Meuraxa Banda Aceh,
sebagai mana yang tertuang dalam Visi Rumah Sakit yaitu “Menjadi Pusat Pelayanan
Kesehatan Prima Yang Islami”.
3
BAB II
Kegiatan Pelatihan Dasar ASN ini merupakan suatu proses yang memiliki tujuan
utama, yaitu untuk menghasilkan “ASN Profesional yang Berkarakter sebagai Pelayan
Publik”. “Profesional” bermakna mampu melaksanakan pekerjaan dengan mumpuni,
“berkarakter” bermakna memiliki mental dan kepribadian yang baik, dan “pelayan publik”
adalah fungsi utama sebagai setiap ASN.
Pembentukan karakter melalui proses Pelatihan Dasar ini dapat diibaratkan sebagai
proses “imunisasi” atau “vaksinasi” bagi Calon Pegawai Negeri Sipil sebelum bergabung
dengan alam birokrasi yang tidak sepenuhnya steril dari “penyakit menular birokrasi”, baik
penyakit yang bersifat komunal (memasyakat), individual (perseorangan), instansional
(organisasi), maupun kultural (budaya kerja). Di alam nyata birokrasi, CPNS akan berbaur
dengan semua tipe pengidap penyakit birokrasi itu; kekuatan “vaksin”-lah yang akan
menentukan apakah ia akan larut seperti ikan yang diasinkan atau tetap tawar seperti ikan di
laut meski hidup di air asin.
Secara komunal, “penyakit” yang diidap oleh setiap elemen bangsa adalah rendahnya
kesadaran bela negara pasca kolonialisme, yakni bela negara dalam konteks kekinian, yaitu
perjuangan bersama untuk mewujudkan tujuan bernegara sesuai peran dan kedudukan
masing-masing, baik sebagai aparatur negara maupun sebagai warga negara. Spirit bela
negara ini merupakan ruh kehidupan sebuah bangsa untuk bisa bersaing, bertahan bahkan
unggul dalam percaturan global. Untuk itu, dalam proses Pelatihan Dasar ini, materi
“vaksinasi” yang diberikan antara lain Dinamika Kelompok, Muatan Teknis Substantif
Lembaga (MTSL), Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Isu Kontemporer
Bernegara dan Berbangsa, serta Kesiapsiagaan Bela Negara. Diharapkan dengan paket
vaksinasi ini kesadaran komunal sebagai sebuah bangsa akan tersegarkan kembali dalam
jiwa peserta Pelatihan Dasar PNS.
4
Dinamika Kelompok (DK) adalah kegiatan simulatif di awal pembelajaran klasikal
yang bertujuan untuk mencairkan interaksi antar peserta dan membentuk organisasi belajar
yang padu dan terbentuk suasana saling asah, asih, dan asuh antar peserta, penyelenggara,
pengajar, dan siapapun yang terlibat langsung dengan kegiatan pembelajaran.
Muatan Teknis Substantif Lembaga (MTSL) adalah materi awal yang bertujuan
untuk menguatkan kesadaran peserta akan eksistensi dan fungsi organisasinya serta tugas
pokok dan fungsinya. Mindset yang ditanamkan adalah bahwa mewujudkan tujuan
organisasi adalah bagian dari upaya bela negara dalam konteks saat ini; dan melaksanakan
tugas pokok dan fungsi dalam organisasi hakikatnya adalah upaya bela negara.
Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara adalah materi yang bertujuan
untuk menyegarkan kembali wawasan utama berbangsa dan bernegara, yakni tujuan
bernegara yang menjadi poros dan muara bagi eksistensi dan fungsi organisasi pemerintahan.
Tujuan bernegara yang termaktub dalam Muqaddimah UUD 1945 yakni perlindungan,
kesejahteraan, serta pencerdasan bangsa adalah dasar utama terbentuknya sistem
ketatanegaraan (pembentukan organisasi pemerintahan) dan sistem administrasi negara
(upaya menjalankan organisasi yang telah dibentuk sesuai urusannya). Tiga tujuan bernegara
itu sekaligus merupakan masalah atau urusan yang senantiasa harus diurus oleh organisasi
pemerintahan yang terkait.
5
membutuhkan; kedua, rendahnya nasionalisme, yakni semangat mendahulukan kepentingan
bersama; ketiga, tidak beretiket dalam memberikan pelayanan; keempat, kurangnya kreasi
dan inovasi dalam pelaksanaan pekerjaan; dan kelima, melakukan korupsi dalam jabatan.
Karena itulah dalam Pelatihan Dasar ini dikuatkan kembali nilai-nilai individual yang harus
dimiliki setiap individu aparatur sebagai SDM pilihan mengisi jabatan negara; yaitu
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
6
Keseimbangan adalah perilaku kerja yang menunjukkan kemampuan memikul beban
tugas dengan kapasitas dengan segenap kemampuan (skill) yang ada.
8. Kejelasan
Kejelasan adalah perilaku kerja mampu memberikan hasil kerja sesuai yang diharapkan
masyarakat.
9. Konsistensi
Konsistensi adalah perilaku mampu bertindak sesuai prosedur yang berlaku dalam semua
situasi dan kondisi yang dihadapi.
7
1. Melaksanakan tugas dengan integritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga rahasia negara;
7. Menggunakan fasilitas negara secara efektif, dan efisien;
8. Menjauhi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar kepada masyarakat;
10. Tidak menyalahgunakan jabatan untuk mencari keuntungan;
11. Menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
Komitmen Mutu adalah materi-materi yang mendorong pelaksanaan pekerjaan
dengan cara-cara yang kreatif dengan nilai-nilai sebagai berikut:
Adapun materi Anti Korupsi adalah materi yang juga berkaitan dengan penyakit
birokrasi secara individual; untuk mencegahnya diperlukan penyuburan nilai-nilai yang akan
mengarahkan setiap individu aparatur untuk berperilaku anti korupsi, nilai-nilai Anti
Korupsi adalah: 1) jujur, 2) peduli, 3) mandiri, 4) disiplin, 5) tanggung jawab, 6) kerja keras,
7) sederhana, 8) berani, 9) adil.
8
2.4 Agenda Pembentukan Wawasan tentang Kedudukan dan Peran ASN dalam
NKRI
Tiga mata pelatihan yang ada dalam agenda ini berupaya membangun kesadaran
bahwa masing-masing isu yang diangkat sebagai mata pelatihan adalah hal-hal yang saat ini
kerap menjadi sumber masalah dalam upaya mewujudkan tujuan bernegara dan tujuan
pembangunan kepada publik/masyarakat.
9
pelayanan. Penyakit organisasi pemerintah yang memberi pelayanan antara lain tidak taat
standar waktu, biaya, prosedur, peraturan, dan sebagainya sehingga pelayanan tidak
memiliki kepastian.
2.5 Pembentukan budaya kerja PNS dengan aktualisasi nilai di organisasi tempat
kerja menuju Habituasi.
Agenda ini merupakan kelanjutan dari proses internalisasi nilai di kelas dalam tiga
agenda sebagaimana yang dijelaskan di atas. Dengan asumsi bahwa materi-materi yang
diinternalisasi terserap dengan baik oleh peserta, maka agenda aktualisasi ini adalah
selangkah lebih maju mendekati tujuan yang dipancangkan dalam Pelatihan Dasar ini, yakni
terbentuknya sosok PNS profesional yang berkarakter sebagai Pelayan Publik. Aktualisasi
sendiri barulah upaya untuk membentuk kebiasaan baru (habit) dalam diri PNS, jika habit
ini dapat dipertahankan maka akan membentuk karakter PNS yang dapat dibedakan dengan
profesi-profesi yang lain. Dengan demikian, proses Pelatihan Dasar ini merupakan rangkaian
yang proses yang dimulai dari Rasionalisasi, Aktualisasi, Habituasi, dan Kulturisasi.
10
BAB III
RSUD Meuraxa merupakan rumah sakit milik Yayasan Meuraxa yang didirikan
oleh tokoh-tokoh masyarakat dari kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh. Secara resmi
rumah sakit ini kemudian diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Aceh
melalui Gubernur Daerah Istimewa Aceh pada tanggal 26 April 1997, dengan surat
penyerahan Nomor: 15/PKS/1997.
Selanjutnya dengan SK Gubernur Pemerintah Daerah Istimewa Aceh No.445/653/1997
pada tanggal 20 September 1997 RSU Meuraxa ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum
Daerah Umum (RSUD) Meuraxa Kota Banda Aceh. Pada tanggal 19 Desember 2003 atas
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.009 E/Menkes/SK/I/2003 yang menetapkan RSUD
Meuraxa sebagai rumah sakit kelas C.
Pada tanggal 11 November 2007 RSUD Meuraxa resmi beroperasional di gedung yang
baru di jalan Soekarno-Hatta. Pada Desember 2009, RSUD Meuraxa resmi berstatus Badan
Layanan Umum Daerah (B L U D) berdasarkan keputusan Walikota Banda Aceh No.
315 Tahun 2009 tanggal 30 Desember 2009. Kemudian pada bulan Oktober 2010
berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1519/MENKES/SK/X/2010 menetapkan
RSUD Meuraxa sebagai rumah sakit kelas B Non Pendidikan.
Terhitung sejak tahun 2015, RSUD Meuraxa telah memulai pemberian pelayanan
kesehatan secara islami dan juga menerapkan pelayanan berbasis IT melalui SIM-RS (Sistem
Informasi Manajemen Rumah Sakit). Dimana pelayanan SIM-RS tersebut dilakukan dari
pertama pendaftaran sampai dengan penerimaan obat. Berdasarkan Surat No: 303/KARS/III/
2017, Rumah Sakit Meuraxa berhasil “Lulus Tingkat Paripurna”. Sejak tahun 2017 Rumah
Sakit Meuraxa menjadi Rumah Sakit Pendidikan.
3.1.1 Dasar Hukum Pembentukan
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
3. Keputusan Mentri Kesehatan R.I Nomor 983/Menkes/SK/V/1992 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
11
4. Qanun Nomor 10 Tahun 2003 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD Meuraxa
Kota Banda Aceh.
3.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas RSUD Meuraxa mempunyai tugas: melaksanakan upaya kesehatan yang
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan masyarakat serta melaksanakan upaya rujukan.
Fungsi Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, RSUD
Meuraxa Kota Banda Aceh mempunyai fungsi:
1) Penyelenggaraan Pelayanan Medis;
2) Penyelenggaraan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis;
3) Penyelenggaraan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan;
4) Penyelenggaraan Pelayanan Upaya Rujukan;
5) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan;
6) Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan;
7) Penyelenggaraan Administrasi Umum, Kehumasan, Kepegawaian dan Keuangan;
3.1.3 Visi Misi, Motto, Tata Nilai, Filosofi dan Tujuan RSUD Meuraxa
Visi
Visi RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh adalah “Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan
Prima Yang Islami”
Misi
Misi RSUD Meuraxa adalah:
a. Memberikan pelayanan secara profesional dan islami
b. Peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit
c. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan SDM
d. Menciptakan lingkungan dan budaya kerja yang sehat dan islami.
Nilai-nilai (ISLAMI)
I : Ikhlas (Memberi Pelayanan dengan hati nurani)
S : Sakinah (Sejahtera, nyaman)
L : Latifah (Lemah lembut)
12
A : Amanah (Penuh tanggung jawab)
M : Mawaddah (Teduh, tentram,damai)
I : Ibadah (Pengabdian)
Motto
Motto dari RSUD Meuraxa Banda Aceh yaitu melayani adalah ibadah, sehat itu anugrah.
Filosofi
Sehat adalah hak asasi manusia yang wajib dijaga, dipelihara dan diselamatkan serta
dilaksanakan sungguh-sungguh dengan IKHLAS oleh setiap orang tanpa melihat
perbedaan.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh RSUD Meuraxa secara umum adalah:
Memberikan pelayanan kesehatan paripurna, prima, terjangkau, sesuai standar,
bermutu yang bernuansa islami.
Tujuan khusus :
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan dirumah sakit secara prima, terjangkau dan
bermutu kepada masyarakat.
b. Memiliki sarana dan prasarana yang sesuai dengan pertumbuhan pelayanan
kesehatan rumah sakit.
c. Mendidik tenaga kesehatan yang profesional dengan dukungan peralatan yang
memadai.
d. Terwujudnya lingkungan dan buaya kerja yang sehat dan islami.
13
3.1.4 Struktur Organisasi RSUD Meuraxa Banda Aceh
14
3.2 Tugas Pokok
Tugas Jabatan Fungsional Perawat menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 yaitu
melakukan kegiatan Pelayanan Keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan, dan
pengelolaan keperawatan.
Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional perawat terampil meliputi:
1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
2) Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
3) Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka melakukan
upaya promotif
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/pelindung fisik pada pasien untuk
mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif
5) Memberikan oksigenasi sederhana
6) Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/ kritikal
7) Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko penularan
infeksi
8) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal bedah
9) Melakukan intervensi keperawatan spesifik sederhana di area anak
10) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas
11) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas
12) Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa
13) Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
14) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi pembedahan pada
tahap pre/intra/post operasi
15) Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan paliatif
16) Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan
17) Melakukan perawatan luka dan
18) Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.
15
Rancangan Aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul pada
Instansi Kerja. Isu tersebut muncul berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama
masa awal bekerja dan hasil diskusi masalah bersama atasan langsung (Mentor) serta
Penanggung Jawab Program, yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
3.3.1 Inventarisir dan analisis isu
Berdasarkan permasalahan yang didapatkan di Instalansi Bedah Sentral
RSUD Meuraxa, maka diangkat 4 isu yang telah diidentifikasi yaitu :
1. Kurangnya Sumber DayaTenaga Perawat Bedah di Instalansi Bedah Sentral
RSUD Meuraxa (Manajemen ASN)
2. Kurang Optimalnya Asuhan Keperawatan Pada Pasien Operasi di Instalansi
Bedah Sentral di RSUD Meuraxa (Pelayanan Publik)
3. Kurang Optimalnya Koordinasi IBS Dengan Instalansi Terkait di RSUD
Meuraxa (WOG)
4. Kurang Efektifnya Penjadwalan Operasi Elektif dan Urgensi di Instalansi
Bedah Sentral RSUD Meuraxa (Pelayanan Publik)
16
Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap Isu tersebut berdasarkan alat bantu
penetapan kriteria yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.1
AKPK
NO ISU Keterangan
A K P K
1 Kurangnya Sumber Memenuhi syarat
DayaTenaga Perawat Bedah di
√ √ √ √
Instalansi Bedah Sentral RSUD
Meuraxa (Manajemen ASN)
2 Kurang Optimalnya Asuhan Memenuhi syarat
Keperawatan Pada Pasien
Operasi di Instalansi Bedah √ √ √ √
Sentral di RSUD Meuraxa
(Pelayanan Publik)
3 Kurang Optimalnya Koordinasi Tidak memenuhi
IBS Dengan Instalansi Terkait √ √ X √ syarat
di RSUD Meuraxa (WOG)
4 Kurang Efektifnya Memenuhi syarat
Penjadwalan Operasi Elektif
dan Urgensi di Instalansi Bedah √ √ √ √
Sentral RSUD Meuraxa
(Pelayanan Publik)
Jika isu yang sudah diidentifikasi telah memenuhi kriteria sebagai sebuah isu,
selanjutnya dibutuhkan sebuah metode untuk menentukan prioritas masalah menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
Urgency : artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan
ditindaklanjuti
Seriousness : artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dan dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan
Growth : artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani segera
17
Tabel penilaian USG adalah sebagai berikut :
NO ISU U S G TOTAL
Kurangnya Sumber DayaTenaga Perawat Bedah di
1 Instalansi Bedah Sentral RSUD Meuraxa 4 3 4 11
(Manajemen ASN)
Kurang Optimalnya Asuhan Keperawatan Pada
2 Pasien Operasi di Instalansi Bedah Sentral di RSUD 4 5 5 14
Meuraxa (Pelayanan Publik)
Kurang Efektifnya Penjadwalan Operasi Elektif dan
3 Urgensi di Instalansi Bedah Sentral RSUD Meuraxa 4 4 4 12
(Pelayanan Publik)
18
3. Kurang Optimalnya Koordinasi IBS Dengan Instalansi Terkait di RSUD Meuraxa
(WOG)
4. Kurang Efektifnya Penjadwalan Operasi Elektif dan Urgensi di Instalansi Bedah
Sentral RSUD Meuraxa (Pelayanan Publik)
19
BAB IV
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN
20
4.2 Matriks Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Subtansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi Misi Nilai-nilai
Kegiatan Pelatihan
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Serah Terima 1. Koordinasi dan Pasien 1. Dalam melakukan Koordinasi Dengan melakukan Dengan
dan identifikasi konsultasi dengan diterima dan dan konsultasi dengan mentor Serah Terima dan melakukan
pasien dari mentor dan Kepala teridentifikasi dan Kepala Ruangan saya identifikasi pasien Serah Terima
Rawat Inap Ruangan tentang dengan benar. menerapkan Nilai dari Rawat Inap dan identifikasi
kegiatan yang Akuntabilitas (kejelasan) dengan baik dan pasien dari
akan dilakukan. Etika publik (sopan santun) benar maka saya Rawat Inap
2. Melakukan Nasionalisme (Musyawarah) turut berkontribusi dengan benar
koordinasi dengan komitmen mutu (efektif) untuk mewujudkan maka saya turut
ketua Team untuk 2. Dalam Melakukan koordinasi misi organisasi menguatkan
pemanggilan dengan ketua Team, saya telah (RSUD Meuraxa) nilai organisasi
Pasien menerapkan nilai yang ke-1, yaitu (RSUD
3. Serah Terima Akuntabilitas (Tanggung Memberikan Meuraxa), yaitu
Pasien dengan jawab) Pelayanan secara Amanah (Penuh
perawat rawat Etika Publik (Menghargai Profesional dan Tanggung
inap dengan Komunikasi, Sopan, Santun) Islami Jawab)
penggunaan Nasionalisme (Kerjasama) Ikhlas
FORM Serah 3. Dalam melakukan Serah (Memberi
terima Catatan Terima Pasien dengan perawat Pelayanan
Keperawatan Pra rawat inap saya menerapkan dengan Hati
Operasi Nilai nurani)
4. Identifikasi pasien Akuntabilitas (Tanggung
dengan jawab, Kejelasan, Konsistensi)
menyamakan
21
nama dan gelang Etika Publik (Cepat, Tepat,
identitas melalui Akurat)
komunikasi efekti Nasionalisme (Kerjasama)
Teknik SenSasi Komitmen Mutu (Berorientasi
Ikhlas (Senyum Mutu)
salam Edukasi 4. Dalam Identifikasi pasien saya
dengan menerapkan Nilai
keikhlasan) Akuntabilitas (Kejelasan,
Kepercayaan)
Etika Publik (Santun,
Konsultasi, non diskriminatif)
Nasionalisme (Mencintai
Sesama, Tidak Memaksa
kehendak)
Komitmen Mutu (Inovasi)
2 Penyiapan 1. Melakukan Instrumen 1. Dalam Melakukan koordinasi Dengan melakukan Dengan
Instrumen koordinasi dengan Bedah dan dengan ketua Team / Operator Penyiapan Instrumen
melakukan
Bedah dan ketua Team / BMHP saya menerapkan nilai Bedah dan BMHP
BMHP (Barang Operator untuk Alat Tersedia Akuntabilitas (Santun, (Barang Medis Penyiapan
Medis Habis instrument dan Tanggung jawab) Habis Pakai) dengan
Instrumen
Pakai) BMHP yang Etika Publik (Menghargai baik dan benar
diperlukan Komunikasi) maka saya turut Bedah dan
2. Pengambilan alat Nasionalisme (Kerjasama) berkontribusi untuk
BMHP (Barang
instrument di CSSD 2. Dalam Pengambilan alat mewujudkan misi
dengan instrument di CSSD saya organisasi (RSUD Medis Habis
menggunakan Troli menerapkan nilai Meuraxa) yang ke-1,
Pakai) dengan
Instrumen Akuntabilitas (Tanggung yaitu Memberikan
3. Pengambilan Jawab, Kejelasan) Pelayanan secara baik dan benar
BMHP (Barang Etika Publik (Mandiri, Profesional dan
maka saya turut
Medis Habis Pakai) mempertanggung jawabkan Islami
di Apotik dengan kinerja) menguatkan
menggunakan
22
Form Pemakaian Nasionalisme (Kepentingan nilai organisasi
BMHP. Bersama )
(RSUD
4. Penataan Alat 3. Dalam Pengambilan BMHP
Instrumen Steril saya menerapkan nilai Meuraxa), yaitu
dengan Tepat dan Akuntabilitas (Tanggung
Amanah
Benar. Jawab, Kejelasan)
Etika Publik (Mandiri, (Penuh
mempertanggung jawabkan
tanggung
kinerja)
Nasionalisme (Kepentingan jawab)
Bersama )
Ibadah
4. Dalam Penataan Alat Instrumen
Steril saya menerapkan nilai (Pengabdian)
Akuntabilitas (Tanggung
Jawab, Konsistensi)
Etika Publik (Mempertanggung
jawab Tindakan, Tanggap,
Cepat, Akurat)
Komitmen Mutu (Berpikir
Kreatif, Berorientasi Mutu)
Nasionalime (Kerjasama,
kepentingan Bersama)
3 Pelaksanaan 1. Mengkonfirmasi Time Out 1. Dalam Mengkonfirmasi seluruh Dengan melakukan Dengan
Time Out seluruh anggota terlaksana anggota team saya menerapkan Pelaksanaan Time
melakukan
(Sebelum team, sesuai nilai Out
Tindakan memperkenalkan Standart Akuntabilitas (Integritas, maka saya turut Pelaksanaan
Insisi) nama dan perannya Operasional Tanggung jawab, Kejelasan, berkontribusi untuk
Time Out
masing-masing. Prosedur Kepercayaan) mewujudkan misi
2. Memastikan Etika Publik (Santun, Jujur, organisasi (RSUD baik dan benar
antibiotik Kesetaraan dalam pekerjaan) Meuraxa) yang ke-1,
maka saya turut
profilaksis sudah Nasionalisme (Kekeluargaan) yaitu Memberikan
Pelayanan secara menguatkan
23
diberikan 30-60 2. Dalam Memastikan antibiotik Profesional dan nilai organisasi
menit sebelumnya profilaksis sudah diberikan saya Islami
(RSUD
menerapkan nilai
Akuntabilitas (Kejelasan, Meuraxa), yaitu
Tanggung Jawab)
Amanah
Etika Publik (Jujur)
Komitmen Mutu (Berorientasi (Penuh
Mutu)
tanggung
Anti Korupsi (Disiplin)
Nasionalisme (Amanah) jawab)
Sakinah
(Sejahtera,
nyaman)
Ibadah
(Pengabdian)
4 Pelaksanaan 1. Mencatat Nama Sign Out 1. Dalam Mencatat Nama Dengan melakukan Dengan
Sign Out Prosedur Tindakan terlaksana Prosedur Tindakan saya Pelaksanaan Sign
melakukan
(sebelum 2. Menghitung sesuai menerapkan nilai Out dengan baik dan
pasien Instrumen, Kassa, Standart Akuntabilitas (Kejelasan, benar Pelaksanaan
meninggalkan dan jarum yang Operasional Tanggung Jawab) maka saya turut
Sign Out
Ruang Operasi) digunakan Prosedur Etika Publik (Menghargai berkontribusi untuk
3. Pelabelan specimen Komunikasi) mewujudkan misi dengan
termasuk nama 2. Dalam Menghitung Instrumen, organisasi (RSUD
baik dan benar
pasien dan asal Kassa, dan jarum yang Meuraxa) yang ke-1,
jaringan melalui digunakan saya menerapkan yaitu Memberikan maka saya turut
Stiker Etiket nilai Pelayanan secara
menguatkan
Akuntabilitas (Transparansi, Profesional dan
Tanggung jawab, Kejelasan) Islami nilai organisasi
Anti Korupsi (Jujur)
24
Etika Publik (Cepat, Akurat) (RSUD
3. Dalam Pelabelan specimen saya
Meuraxa), yaitu
menerapkan nilai
Akuntabilitas (Kejelasan, Amanah
Transparansi)
(Penuh
Komitmen Mutu ( Inovasi,
Efektif) tanggung
Etika Publik (mempertanggung
jawab)
jawabkan Tindakan)
Sakinah
(Sejahtera,
nyaman)
Ibadah
(Pengabdian)
Amanah
(Penuh
tanggung
jawab)
Sakinah
(Sejahtera,
nyaman)
Ibadah
(Pengabdian)
25
5 Memonitoring 1. Melakukan 1. Dalam melakukan Pemeriksaan Dengan melakukan
Pasien Pre dan Pemeriksaan keadaan umum, tingkat Pelaksanaan
Post Operasi keadaan umum, kesadaran dan Tanda-tanda vital Monitoring Pasien
tingkat kesadaran pasien Pre operatif saya Pre dan Post Operasi
dan Tanda-tanda menerapkan nilai dengan baik dan
vital pasien pre Akuntabilitas (Integritas, benar
operatif Kejelasan) maka saya turut
2. Melakukan Etika Publik (Tanggap, Cepat, berkontribusi untuk
Pemeriksaan Tepat, Akurat, mewujudkan misi
Keadaan Umum, mempertanggungjawabkan organisasi (RSUD
Tingkat Kesadaran, Tindakan) Meuraxa) yang ke-1,
Tanda-tanda Vital Anti Korupsi (Jujur, Mandiri) yaitu Memberikan
dan tanda-tanda Komitmen Mutu (Berorientasi Pelayanan secara
perdarahan selama Mutu) Profesional dan
30-60 menit pada 2. Dalam melakukan Pemeriksaan Islami
pasien Post Operatif keadaan umum, tingkat
3. Pendokumentasian kesadaran, Tanda-tanda vital
asuhan keperawatan dan Tanda-tanda Perdarahan
di form CPPT saya menerapkan nilai
(Catatan Akuntabilitas (Integritas,
Perkembangan Kejelasan)
Pasien Terintegrasi) Etika Publik (Tanggap, Cepat,
Tepat, Akurat,
mempertanggungjawabkan
Tindakan)
Anti Korupsi (Jujur, Mandiri)
Komitmen Mutu (Berorientasi
Mutu).
3. Dalam Pendokumentasian
asuhan keperawatan saya
menerapkan nilai
26
Akuntabilitas (Tanggung
Jawab, Kejelasan)
Etika Publik (Profesional,
Mengutamakan Capaian
Kinerja, Jujur)
Nasionalisme (Kerjasama)
27
28
BAB V
HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
4.1 Pelaksanaan Serah Terima dan identifikasi pasien dari Rawat Inap
1. Koordinasi dan konsultasi dengan mentor dan Kepala Ruangan tentang kegiatan
yang akan dilakukan
Saya menemui atasan/mentor di ruang kerja yang bersangkutan untuk berkosultasi
mengenai Kegiatan-kegiatan yang akan saya laksanakan selama 30 hari di Ruang Instalansi
Bedah Sentral tempat saya ditugaskan.
Saya Melakukan koordinasi dengan ketua team untuk pemanggilan pasien dan ruang
operasi yang akan digunakan.
28
Konsultasi dengan ketua Team
3. Serah Terima Pasien dengan perawat rawat inap dengan penggunaan FORM Serah
terima Catatan Keperawatan Pra Operasi
Saya Melakukan serah terima pasien dengan perawat ruangan dengan menggunakan
form ceklist yang telah tersedia di RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
29
Proses serah terima pasien di Pendaftaran Pertama IBS
Identifikasi Pasien
Komunikasi Efektif
31
Proses pembuatan Poster Teknik komunikasi Efektif
32
3. Santun, Konsultasi, non diskriminatif (ETIKA PUBLIK)
4. Inovasi (KOMITMEN MUTU)
Output/hasil dari melaksanakan kegiatan Serah Terima dan identifikasi pasien yaitu
saya menjadi lebih mengetahui dan memahami tentang SOP serah terima pasien dan
melaksanakan dengan mengutamakan keselamatan pasien dengan serah terima pasien
yang baik dan benar.
4.2. Penyiapan Instrumen Bedah dan BMHP (Barang Medis Habis Pakai)
1. Melakukan koordinasi dengan ketua Team / Operator untuk Alat instrument dan
BMHP yang diperlukan
Saya menemui Ketua Team untuk berkoordinasi menganai alat instrument dan BMHP yang akan
di gunakan untuk pelaksanaan operasi.
Saya Mengambilan instrument di CSSD dan memastika semua alat instrument yang
dibutuhkan tersedia dan membawanya dengan menggunakan troli untuk mempermudah proses
pengambilan alat.
33
Pengambilan Alat instrument Bedah di CSSD
Nilai ANEKA: 1. Tanggung jawab dan Kejelasan (AKUNTABILITAS)
2. Kepentingan Bersama (NASIONALISME)
3. Bekerja dengan cermat (ETIKA PUBLIK)
3. Pengambilan BMHP (Barang Medis Habis Pakai) di Apotik dengan menggunakan Form
Pemakaian BMHP.
Saya mengambil BMHP yang diperlukan untuk pelaksanaan operasi dengan mengisi
form pemakaian BMHP dengan berkoordinasi dengan Apotoker di Depo IBS
35
Saya melakukan konfirmasi bahwa seluruh yang terlibat dalam pelaksanaan operasi telah
ada. Baik dokter, perawat asistem, perawat asisten 2, perawat instrument dengan
memperkenalkan nama masing-masing.
Konfirmasi
36
Pelaksanaan Operasi
37
Membuat poster Time Out
Saya memastikan ke perawat dokter operator bahwa pemberian antibiotik profilaksis sudah
diberikan sebelumnya.
39
Mencatat Nama dan Prosedur Tindakan
Nilai ANEKA: 1. Akuntabilitas (Kejelasan, Tanggung Jawab)
2. Etika publik (Menghargai Komunikasi)
Saya Menghitung Instrumen, Kassa, dan jarum yang digunakan secara teliti dan memastikan
perhitungan telah sesuai dengan jumlah awal yang disediakan
40
Nilai ANEKA: 1. Transparansi, Tanggung jawab, Kejelasan
(AKUNTABILITAS)
2. Jujur
(ANTI KORUPSI)
3. Cepat, Akurat
(ETIKA PUBLIK)
3. Pelabelan specimen termasuk nama pasien dan asal jaringan melalui Stiker Etiket
Saya melakukan pelabelan pada spasimen dan asal jaringan agar memudahkan dalam identifikasi
pasien dan meningkatkan keselamatan pasien dan tidak terjadi tertukarnya spasimen antar pasien.
41
Stiker Pelabelan specimen
Nilai ANEKA: 1. Transparansi, Kejelasan (AKUNTABILITAS)
2. Inovasi, Efektif (KOMITMEN MUTU)
3. mempertanggung jawabkan Tindakan (ETIKA PUBLIK)
Saya melakukan pemeriksaan keadaan umum pasien, tingkat kesadaran dan tanda-
tanda vital pasien pre operasi untuk memastikan keamanan pasien untuk dimulai pelaksana
operasi, karna dimunhkinkan ada perubahan pasien pada saat pasien di pindahkan dari
ruang rawat inap ke ruang operasi
42
Pantau tanda-tanda vital pasien
43
2. Melakukan Pemeriksaan Keadaan Umum, Tingkat Kesadaran, Tanda-tanda Vital dan
tanda-tanda perdarahan selama 30-60 menit pada pasien Post Operatif
Saya melakukan pemeriksaan keadaan umum, tingkat kesadaran, tanda-tanda vital pasien
post operasi sebelum pasien betul-betul aman dan layak untuk dipindahkan keruang rawat inap
untuk perawatan lebih lanjut dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap
44
Nilai ANEKA: 1. Integritas, Kejelasan
(AKUNTABILITAS)
2. Tanggap, Cepat, Tepat, Akurat, mempertanggungjawabkan
Tindakan
(ETIKA PUBLIK)
3. Jujur, Mandiri
(ANTI KORUPSI)
4. Berorientasi Mutu
(KOMITMEN MUTU)
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan aktualisasi kegiatan yang telah dilakukan penulis pada
46
Instalansi Bedah Sentral RSUD Meuraxa pada Tanggal 13 April sampai 25 Mei 2021
maka dapat disimpulkan hal berikut :
B. Saran
1. Nilai-nilai Dasar ASN yaitu nilai ANEKA wajib terus tertanam dan diaplikasikan
dalam diri seorang ASN dalam bekerja sebagai pelayan publik yang berkomitmen
memberikan Pelayanan Prima bagi masyarakat.
2. BKPSDM Kota Banda Aceh harus selalu memberikan bimbingan dan evaluasi
kepada ASN agar penerapan nilai-nilai dasar ANEKA ini dapat menjadi budaya
dilingkungan kerja atau instansi masing-masing, sehingga
3. Gagasan pemecahan isu dalam kegiatan aktualisasi ini berupa komunikasi efektif
dengan menerapkan metode “SENSASI HATI” tidak hanya dapat diterapkan bagi
petugas medis di IBS RSUD Meuraxa tetapi diharapkan bisa dijadikan acuan
47
dalam melakukan pelayanan bagi semua staff di RSUD Meuraxa Kota Banda
Aceh, sehingga pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pasien dan akan
terciptanya rasa kenyamanan dalam bekerja.
48
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: LembagaAdministrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta:LembagaAdministrasi Negara.
Qanun Kota Banda Aceh Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata
Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh
49