Anda di halaman 1dari 136

Gelombang XVI

Angkatan 50

LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI SMA NEGERI 1 PANAI HULU KABUPATEN LABUHAN
BATU

DISUSUN OLEH :

LAILA SUTARI, S.Pd

PENATA MUDA/IIIa

NIP. 199308262019032010

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
ii
iii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas hidayah-Nya sehingga penulis
mampu menyelesaikan Laporan Aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat penulis
bertugas yakni di SMA Negeri 1 Panai Hulu. Penyusunan Laporan Aktualisasi oleh
penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Kaiman Turnip, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber daya Manusia (BPSDM) Provinsi Sumatera Utara.
2. Bapak Afrizal Sihotang, S.T., M.Si selaku Kepala Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan Sumatera Utara
3. Bapak Ahmad Fauzi Batubara SAP, MPS selaku Coach yang telah
memberikan petunjuk, bimbingan, saran dan motivasi selama proses
penulisan Laporan Aktualisasi.
4. Ibu Yuslina, SH, M.AP selaku penguji yang telah memberikan arahan,
kritik, saran, dan motivasi selama proses seminar Aktualisasi
5. Bapak Drs. Demson Silalahi selaku Mentor yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi selama proses penulisan Laporan
Aktualisasi.
6. Orangtua, keluarga, saudara, dan sahabat atas doa, dukungan dan
motivasinya.
7. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian penulisan
Laporan Aktualisasi ini.
Medan, 18 Desember 2019
Penulis

Laila Sutari, S.Pd


NIP. 199308262019032010

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

BAB I: PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1


1.2 Visi, Misi dan Tupoksi.................................................................... 3
1.3 Permasalahan ................................................................................. 8
1.4 Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 9

BAB II: IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH ............................ 10


2.1 Identifikasi Isu ................................................................................ 10
2.2 Analisis Isu dan Dampaknya .......................................................... 10
2.3 Penetapan Isu .................................................................................. 13
2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan .......................................................... 13
2.5 Role Model ..................................................................................... 15

BAB III: RANCANGAN AKTUALISASI ................................................... 16


3.1 Nilai dasar ASN .............................................................................. 16
3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ....................................... 22
3.3 Rancangan Aktualisasi.................................................................... 26
3.4 Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan ............................................ 33

BAB IV: AKTUALISASI, HABITUASI DAN KOMPETENSI BIDANG 35


4.1 Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi ................................................ 35

v
4.2 Capaian Aktualisasi ........................................................................ 36
4.3 Hambatan dan Strategi .................................................................... 73

BAB V: PENUTUP ......................................................................................... 75


5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 75
5.2 Saran ............................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang ASN Nomor 5 tahun 2014 Pegawai ASN
mempunyai kewajiban 1) Setia dan taat kepada Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI,
dan pemerintah yang sah; 2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; 3) Melaksanakan
kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; 4) Menaati ketentuan
peraturan perundang-undangan; 5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; 6) Menunjukkan integritas dan
keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di
dalam maupun di luar kedinasan; 7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; dan 8)
Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 yang mengatur


tentang fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu sebagai berikut: pelayan publik,
pelaksana kebijakan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Pegawai ASN berperan
sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggara tugas umum pemerintah dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayan publik.

Adanya Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014, tentang ASN diharapkan mampu


memperbaiki manajemen pemerintahan yang beorientasi pada pelayanan publik karena
PNS tidak lagi berorientasi melayani atasannya, melainkan masyarakat. Aturan ini
menempatkan PNS sebagai sebuah profesi yang bebas dari intervensi politik dan akan
menerapkan sistem karier terbuka yang mengutamakan prinsip profesionalisme yang
memiliki kompetensi, kualifikasi, kinerja, transparansi, objektivitas, serta bebas dari
KKN yang berbasis pada manajemen sumber daya manusia dan mengedepankan
birokrasi pemerintahan yang professional.

1
Guru sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya dapat membentuk
karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang berkompeten, profesional,
berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang diembannya. Untuk
menjadi seorang abdi Negara sebagaimana yang diharapkan, maka sesuai dengan
Peraturan Kepala LAN Nomor 12tahun 2018 tentang pelatihan dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) Golongan III, ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat pelatihan
dasar yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi
profesional. Pelatihan dasar ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar
profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
kourpsi. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter PNS
yang kuat, yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional sebagai abdi
Negara dalam melayani masyarakat.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Tentang Bimbingan


Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Nomor 111 tahun 2014
Pasal 1 Butir 1 “ Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/ konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya.
Dari pengalaman penulis bertugas di SMA Negeri 1 Panai Hulu Kabupaten
Labuhan Batu sebagai guru Bimbingan Konseling selama kurang lebih 3 bulan, penulis
menemukan bahwa ada masalah terkait pelayanan bimbingan konseling, salah satunya
dalam layanan informasi mengenai peminatan, pemilihan program studi dan pilihan
karir siswa. Tidak adanya jam pembelajaran bimbingan konseling dikelas turut
menyebabkan kurang optimalnya pelayanan bimbingan dan konseling. Hal ini
menyebabkan tidak berjalannya beberapa layanan bimbingan konseling yang
berdampak tidak terpecahkannya masalah-masalah siswa baik dari bidang pribadi,
sosial, belajar, dan karier, serta tidak tercapainya tugas perkembangan siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memilih isu tentang kurang optimalnya
pelaksanaan layanan bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu. Oleh sebab itu,

2
dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, penulis mempersembahkan
Laporan Rancangan Aktualisasi ini sebagai hasil dari pelatihan dasar yang diterima
penulis selama masa karantina dan akan di terapkan di saat aktualisasi dengan judul
“Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) kurang
optimalnya pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Panai
Hulu Kabupaten Labuhan Batu”.

1.2 Visi, Misi dan Tugas Pokok Fungsi


1.2.1 Visi dan Misi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Panai Hulu
Visi

Menurut LAN (Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah, visi merupakan pandangan masa depan menyangkut
kemana instansi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat bekerja
secara konsisten dan tetap eksis, anisipatif, inovatif, serta produktif.

Adapun visi SMA Negeri 1 Panai hulu adalah “Terdidik, Terampil, dan
Mandiri berdasarkan Iman dan Taqwa”.

Misi

Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47)


Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan
eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada
masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.

Adapun Misi SMA Negeri 1 Panai Hulu yaitu:

 Menumbuhkembangkan penghayatan terhadap ajaran agama, budaya dan


budi pekerti yang menjadi sumber kearifan dalam bertindak;

3
 Melaksanakan pembelajaran bimbingan dan pelatihan secara efektif,
efisien, bekesinambungan sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar
yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
 Mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler dalam bidang kesenian,
olahraga, keterampilan organisasi dan ilmiah;
 Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah dengan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah;
 Menciptakan kondisi pola hidup sehat melalui bebas dari rokok, minuman
keras, sampai obat terlarang lainnya.

1.2.2 Tugas Fungsi Pokok Bimbingan Konseling


Tugas Guru Bimbingan Konseling

Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


IndonesiaNomor 111 Tahun 2014 Pasal (9) Guru Bimbingan Konseling
memiliki beberapa tugas pokok antara lain :

1. Layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan dilakukan


oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling;
2. Tanggung jawab pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling pada
satuan pendidikan dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling;
3. Pada satuan pendidikan yang mempunyai lebih dari satu Konselor atau
Guru Bimbingan dan Konseling kepala satuan pendidikan menugaskan
seorang koordinator;
4. Tanggung jawab pengelolaan program layanan Bimbingan dan
Konseling pada satuan pendidikan dilakukan oleh kepala satuan
pendidikan;
5. Dalam melaksanakan layanan, Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling dapat bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan
di dalam dan di luar satuan pendidikan;

4
6. Pemangku kepentingan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 mendukung
pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling yang dilakukan dalam
bentuk antara lain: mitra layanan, sumber data/informasi, konsultan,
dan narasumber melalui strategi layanan kolaborasi, konsultasi,
kunjungan, ataupun alih-tangan kasus;

Fungsi Bimbingan Konseling

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Pasal 2 Tentang Bimbingan dan Konseling
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengan berikut fungsi Bimbingan
Konseling :

1. Pemahaman diri dan lingkungan;


2. Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan;
3. Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan;
4. Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir;
5. Pencegahan timbulnya masalah;
6. Perbaikan dan penyembuhan;
7. Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk
perkembangan diri konseli;
8. Pengembangan potensi optimal;
9. Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif;
10. Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap
program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang
pendidikan, bakat, minat, kemampuan, kecepatan belajar, dan
kebutuhan konseli.

5
1.2.3 Nilai-nilai Dasar Organisasi
Nilai organisasi yang menjadi pedoman sesuai dengan organisasi
KEMENDIKBUD, yaitu:
 Memiliki Integritas
- Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dari
keyakinan terutama dalam hal kejujuran dan kebenaran dalam
tindakan memiliki integritas, bersikap jujur dan mampu mengemban
kepercayaan.
 Kreatif dan Inovatif
- Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif
terhadap setiap permasalahan serta mampu menghasilkan karya baru.
 Inisiatif
- Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau
yang dituntut lebih dari pekerjaan. Melakukan sesuatu tanpa
menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan hasil pekerjaan dan menciptakan peluang baru
atau untuk mengindari timbulnya masalah
 Pembelajar
- Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas
wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta mampu mengambil
hikmah dan menjadikan pelajaran atas setiap kejadiannya.
 Menjunjung meritrokasi
- Memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk mau
berdasarkan kelayakan dan kecakapannya.
 Terlibat aktif
- Suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan dorongan
agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya;

6
 Tanpa pamrih,
- Tidak memiliki maksud tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan
memperoleh keuntungan pribadi, memberikan dorongan dan
semangat bagi pihak lain untuk suka berusaha mencapai tujuan
bersama;

7
1.2.1 STRUKTUR ORGANISASI PEMBAGIAN TUGAS

( TUPOKSI ) DAN MEKANISME KERJA SMA NEGERI 1 PANAI HULU)

KOMITE KEPALA SEKOLAH

KEPALA
WAKASEK KESISWAAN WAKASEK KURIKULUM
PERPUSTAKAAN

1. BK
1. PIKET
2. WALI KELAS
2. GURU PENGELOLA
3. PIKET
3. WALI KELAS PERPUSTAKAAN
4. GURU
4. TU
5. KOORDINATOR 7K

SISWA/SISWI

8
1.3 Permasalahan
Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang sudah seharusnya
perlu diambil keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik
organisasi dengan harapan para stakeholder. Berdasarkan pengertian tersebut, isu
merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila
tidak diberi perlakuan secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi,
bahkan dapat berlanjut pada tahap kritis. Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini,
sumber isu yang diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (tupoksi), serta kegiatan
yang diprakarsai oleh penulis melalui persetujuan coach dan mentor.
Berdasarkan kaitannya dengan Manajemen ASN, Whole of Goverment
(WoG), dan Pelayanan Publik, penulis menemukan beberapa isu sebagai berikut :
1. Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam hal kehadiran kesekolah tepat waktu di
SMA Negeri 1 Panai Hulu;
Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang masih datang terlambat ke sekolah setiap
harinya
2. Kurang optimalnya pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1
Panai Hulu;
Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya jam masuk di kelas, sehingga mengakibatkan
tidak terlaksananya beberapa layanan bimbingan dan konseling;

3. Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam hal berpakaian rapi di SMA Negeri 1
Panai Hulu;
Penulis mengamati masih banyak siswa yang tidak disiplin dalam berpakaian rapi.
Seperti baju yang dikeluarkan dan tidak memakai atribut yang telah ditentukan oleh
sekolah
4. Kurangnya kesadaran peserta didik akan kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya di lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Panai Hulu;
Hal ini terlihat dari banyaknya sampah bekas jajanan di dalam laci meja belajar
peserta didik, di lapangan sekolah khususnya setelah jam istirahat;
5. Kurangnya wawasan peserta didik dalam menentukan pilihan program studi ke
Perguruan Tinggi.
Hal ini terlihat dari masih banyaknya siswa kelas XII yang masih belum mampu
menentukan program studi yang akan mereka ambil di Perguruan Tinggi.
1.4 Tujuan dan Manfaat
9
1.4.1 Tujuan
1. Peserta mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam
menjalankan setiap kebijakan yang dilakukan dan ikut andil dalam mewujudkan
visi dan misi instansi;
2. Peserta mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan publik serta sebagai peserta latsar yang dapat mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ANEKA di instansi kerja masing-masing.

1.4.2 Manfaat
a. Bagi Peserta
Peserta Latsar dapat menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi secara maksimal
dalam melaksanakan tugas serta dapat mengaplikasikan pemahaman yang diperoleh
perihal pelayanan publik, manajemen ASN dan Whole of Goverment. Peserta Latsar
yang sudah menerima materi tentang nilai-nilai dasar ASN harus mampu memahami,
mejiwai dan melakukan penerapan nilai-nilai tersebut dalam profesi sebagai guru BK
melalui proses aktualisasi pada SMA Negeri 1 Panai Hulu Kabupaten Labuhan Batu
b. Bagi Organisasi
Bagi SMA Negeri 1 Panai Hulu terkhusus adalah dapat memberikan masukan
dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih baik terutama mengenai
bimbingan konseling demi perkembangan peserta didik. Penerapan aktualisasi yang
baik akan memberikan solusi terhadap isu yang berkembang dengan memberikan
penanaman nilai-nilai dasar ASN yaitu ANEKA sehingga suasana di lingkungan
organisasi menjadi lebih baik.

10
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Penulis adalah seorang guru bimbingan konseling ahli pertama yang kurang
lebih sudah 3 bulan bertugas di SMA Negeri 1 Panai Hulu dan selama masa tugas
tersebut penulis dapat melihat terdapat berbagai masalah dalam hal bimbingan
konseling. Masalah-masalah tersebut ada yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan
kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling (BK) sehari-hari dan juga masalah dari
program kerja yang belum ditemukan pemecahannya. Masalah tersebut tentu saja
akan memberikan pengaruh bukan hanya terhadap pelaksanaan kegiatan layanan (BK)
namun juga pada pemanfaatan secara optimal layanan BK itu sendiri khususnya pada
pemecahan permasalahan peserta didil.
Adapun masalah-masalah yang dimaksud penulis adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam hal kehadiran kesekolah tepat waktu
di SMA Negeri 1 Panai Hulu;
2. Kurang optimalnya pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1
Panai Hulu
3. Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam hal berpakaian yang rapi di SMA
Negeri 1 Panai Hulu;
4. Kurangnya kesadaran peserta didik akan kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya di lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Panai Hulu;
5. Kurangnya wawasan peserta didik dalam menentukan pilihan program studi ke
Perguruan Tinggi.

2.2 Analisis Isu dan Dampaknya


Analisis dan penetapan isu terpilih menggunakan dua macam metode analisis,
yakni analisis APKL dan analisis USG. Analisis yang pertama adalah metode analisis
isu yang digunakan untuk menentukan isu mana yang sebaiknya diangkat dan harus
dicari solusi terbaiknya dengan menggunakan analisis Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak (APKL), di mana:

11
1. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat,
2. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
3. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya, dan
4. Layak artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya
Berikut adalah tabel analisis identifikasi isu dengan menggunakan alat bantu
AKPL:

Tabel 2.1 Analisis Kualitas Isu Melalui Kriteria APKL


Kriteria APKL
No Identifikasi Isu
A K P L
1. Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam hal
kehadiran kesekolah tepat waktu di SMA √ √ √ √
Negeri 1 Panai Hulu
2. Kurang optimalnya pelaksanaan layanan
Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Panai √ √ √ √
Hulu
3. Kurangnya kedisiplinan peserta didik dalam hal
berpakaian yang rapi di SMA Negeri 1 Panai √ √ √ √
Hulu
4. Kurangnya kesadaran peserta didik akan
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya
√ √ √ √
di lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Panai
Hulu
5. Kurangnya wawasan peserta didik dalam
menentukan pilihan program studi ke Perguruan √ √ √ √
Tinggi.

12
Dari analisis isu yang dicantumkan, bahwa isu masih perlu dilakukan prioritas dengan

teknik USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Skala yang digunakan adalah skala Likert,

yaitu 1 (sangat kecil) – 5 (sangat besar). Isu yang memiliki skor tertinggi merupakan isu

prioritas. Urgency melihat seberapa mendesak isu tersebut diselesaikan dengan waktu yang

disediakan dan tekanan yang dihadapi dalam memecahkan isu tersebut. Seriousness berarti

seberapa besar isu perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Growth artinya

seberapa besar isu akan berkembang jika dibiarkan.

Berikut tabel skala nilai matriks USG:

Tabel 2.2 Skala Nilai


Nilai Keterangan

5 Sangat Urgent/Serius/Mendesak

4 Urgent/Serius/Mendesak

3 Cukup Urgent/Serius/Mendesak

2 Kurang Urgent/Serius/Mendesak

1 Tidak Urgent/Serius/Mendesak

Berikut adalah hasil Penilaian Kualitas Isu Melalui USG.

Tabel 2.3 Analisis Kualitas Isu Melalui Skala Nilai Matriks USG

No ISU U S G Total Peringkat


Kurangnya kedisiplinan peserta didik
1.
dalam hal kehadiran kesekolah tepat 5 5 4 14 III
waktu di SMA Negeri 1 Panai Hulu
2. Kurang optimalnya pelaksanaan
layanan Bimbingan Konseling di 5 5 5 15 I
SMA Negeri 1 Panai Hulu

13
3. Kurangnya kedisiplinan peserta didik
dalam hal berpakaian yang rapi di 4 4 4 12 IV
SMA Negeri 1 Panai Hulu
4. Kurangnya kesadaran peserta didik
akan kebiasaan membuang sampah
5 4 5 14 II
pada tempatnya di lingkungan
sekolah di SMA Negeri 1 Panai Hulu
5. Kurangnya wawasan peserta didik
dalam menentukan pilihan program 4 4 3 11 V
studi ke Perguruan Tinggi

Dari hasil metode analisis di atas dapat dilihat bahwa masalah prioritas di

SMA Negeri 1 Panai Hulu Kabupaten Labuhan Batu adalah “Kurang optimalnya

pelaksanaan layanan bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu”. Bila

masalah ini tidak segera dituntaskan maka akan menimbulkan dampak antara lain :

1. Pengidentifikasian masalah peserta didik akan sulit dilaksanakan;

2. Tidak terpecahkannya masalah peserta didik;

3. Perkembangan peserta didik akan terganggu akibat masalah-masalah yang tak

kunjung usai;

2.3 Penetapan Isu


Isu yang akan diaktualisasikan adalah “Kurang optimalnya pelaksanaan
layanan bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu”

2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan


Berdasarkan dampak yang akan terjadi dari masalah tersebut di atas maka

perlu dilakukan tindak lanjut agar masalah ini dapat diselesaikan. Maka ditentukan

beberapa solusi/gagasan yang diharapkan dapat membawa perubahan ke arah yang

lebih baik. Gagasan pemecahan isu tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

14
PENYEBAB TERJADI GAGASAN

ISU ISU KEGIATAN

Kurang optimalnya 1. Melakukan sosialisasi

pelaksanaan layanan 1. Belum optimalnya jenis-jenis layanan

bimbingan konseling di sosialisasi tentang bimbingan konseling ;

SMA Negeri 1 Panai Hulu pelayanan bimbingan

konseling dari guru BK 2. Membuat virtual class

dan sekolah; menggunakan Google


2. Rendahnya pemahaman Classroom
peserta didik terhadap 3. Melaksanakan kegiatan

layanan BK yang ada BKp ( Bimbingan


disekolah; Kelompok)
3. Belum tersedianya

informasi yang jelas 4. Membuat papan


mengenai bimbingan bimbingan
konseling;

4. Tidak tersedianya jam

Bimbingan Konseling di 5. Membuat kotak masalah

kelas pribadi bagi peserta

didik

15
2.5 Role Model

Nama : Drs.Demson Silalahi


Tempat / Tanggal Lahir : Simalungun, 26 Juni 1966
NIP : 196606231998011001
Pangkat : Pembina
Golongan : IV.a
Jabatan : Kepala SMA Negeri 1 Panai Hulu
Alasan penulis menjadikan beliau sebagai Role Model adalah karena beliau
merupakan sosok pemimpin yang bertanggungjawab. Beliau memiliki sikap disiplin
yang dibuktikan dengan selalu hadir lebih awal ke sekolah. Beliau juga memiliki
kepedulian yang tinggi akan perkembangan peserta didik serta selalu berfikir untuk
kemajuan sekolah. Penulis berharap agar beliau sellau diberi kesehatan dan kemudahan
dalam menjalankan tugasnya dalam mewujudkan kemajuan bagi SMA Negeri 1 Panai
Hulu.

16
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

Aktualisasi nilai-nilai dasar di SMA Negeri 1 Panai Hulu diawali

dengan penyusunan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar yang akhirnya

akan menghasilkan sebuah dokumen yang disebut dengan Rancangan

Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS.

3.1 Nilai-Nilai Dasar ASN

Setiap profesi harus memiliki niali dasar atau fondasi yang menjadi

acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki pemahaman dan

mampu mengaktualisasi nilai-nilai dasar ASN. Nilai-nilai dasar tersebut

terdiri dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,

dan Anti Korupsi yang diakronimkan menjadi ANEKA. Setiap ASN yang

profesional harus memiliki integritas untuk menjiwai dan

mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dalam menjalankan tugas dan

kewajibannya sehari-hari.

3.1.1 Akuntabilitas

Konsep akuntabilitas berawal dari pandangan bahwa, setiap

kegiatan harus dipertanggungjawabkan kepada orang atau instansi yang

memberi kewenangan untuk melaksanakan suatu program atau

pekerjaan.Nilai-nilai yang terkandung dalam akuntabilitas yang harus

dimiliki Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk diterapkan di unit kerja yaitu

17
kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan,

kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi. Seorang ASN

harus bisa menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berikut :

1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi

konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan

kepentingan sektor, kelompok dan pribadi;

2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan

mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis;

3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

4. Menunjukan sikap dan perilaku konsisten dan dapat diandalkan

sebagai penyelenggara pemerintahan.

Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku

pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam

memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu :

1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi); dengan

membangun suatu sistem yang melibatkan stakeholders dan users

yang lebih luas (termasuk masyarakat, pihak swasta, legislatif,

yudikatif dan di lingkungan pemerintah itu sendiri baik di tingkat

kementrian, lembaga maupun daerah);

18
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran

konstitusional);

3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar)

3.1.2 Nasionalisme

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai

ASN.Bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan

mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya

merupakan hal yang lebih penting.Diharapkan dengan nasionalisme yang

kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan

kepentingan publik, bangsa dan Negara.

Nilai-nilai yang senantiasa berorientasi pada kepentingan publik

(kepublikan) menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai

ASN.Untuk itu pegawai ASN harus memahami dan mampu

mengaktualisasikan Pancasila dan semangat nasionalisme serta wawasan

kebangsaan dalam setiap pelaksanaan fungsi dan tugasnya, sesuai

bidangnya masing-masing.Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana

aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila, dan berbagai kisah ketauladanan

yang dapat diambil hikmahnya.Peserta Prajabatan dapat belajar dari

sejarah perjalanan bangsa, ketauladanan para pejuang dan aparatur/pejabat

publik yang saat ini mampu memberikan inspirasi betapa mereka memiliki

karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaaannya.

19
Fungsi nasionalisme bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah :

1. ASN yang berorientasi pada kepentingan publik dengan nilai yang

terkandungnya; ketepatan waktu, pelayanan yang akurat, ramah dan

santun dalam memberikn pelayanan, tanggung jawab, kelengkapan,

kemudahan mendapatkan pelayanan, variasi model pelayanan,

kenyamanan, bersikap adil dan tidak deskriminatif;

2. ASN yang berintegritas tinggi, dengan melaksanakan tugasnya dengan

jujur,bertanggung jawab dan berintegritas tinggi, melaksanakan tugasnya

dengan cermat dan disiplin, melayani dengan sikap hormat, sopan dan

tanpa tekanan, melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau

pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan dan etika peerintahan, menjaga

kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara, menggunakan kekayaan

dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien,

menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam menjalankan tugas,

memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak

lain yang memerlukan informasi, tidak menyalahgunakan informasi, dan

melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. ASN sebagai pemersatu bangsa bersikap netral dan adil, mengawoni

kepentingan kelompok minoritas, menjadi teladan dilingkungan

masyarakat

20
3.1.3 Etika Publik

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang

menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan

untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung

jawab pelayanan publik.

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:

1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan;

2. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan

dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat

evaluasi;

3. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan

faktual.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam

Undang-Undang ASN, yakni sebagai berikut:

1. Memegang teguh nilai-nilai dalam Ideologi Negara Pancasila.

2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia 1945.

3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

21
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program

pemerintah.

9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,

tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis

sebagai perangkat sistem karir

3.1.4 Komitmen Mutu

Banyak definisi mutu yang dikemukakan oleh para ahli, salah

satunya Goetsch dan Davis menjelaskan bahwa mutu merupakan suatu

kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau

pengguna. Sejalan dengan pendapat tersebut, William F. Christopher dan

Carl G. Thor menyatakan bahwa penilaian atas mutu produk/jasa

bergantung pada persepsi individual berdasarkan kesesuaian nilai yang

terkandung di dalamnya dengan kebutuhan dan keinginannya, tanpa

kesalahan dan pemborosan.

Komitmen mutu bertujuan untuk memberikan kepuasan

masyarakat dalam pelayanan publik.Penilaian mutu berdasarkan pada

22
subyektifitas seseorang.Untuk mengukur penilaian tersebut perlu adanya

standar pelayanan sehingga sebuah mutu pelayanan dapat terkontrol

dengan baik. Berikut adalah nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam

komitmen mutu antara lain:

1. Bekerja dengan berorientasi pada mutu;

2. Inovatif;

3. Selalu melakukan perbaikan mutu;

4. Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang;

5. Membangun kerjasama antar pegawai yang dilandasi kepercayaan

dan kejujuran;

6. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal

maupun eksternal;

7. Menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa

pemborosan (zerowaste), sejak memulai setiap pekerjaan;

8. Menjalankan fungsi pengawasan secara efektif dan efisien dalam

bekerja.

3.1.5 Anti Korupsi

Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu

alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan

kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan

kehidupan yang lebih luas.Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam

kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.

23
Dalam UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi, yaitu: Setiap

orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan

perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau

suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau

perekonomian negara.

Nilai-nilai yang terkandung dalam aspek anti korupsi antara lain:

1. Kejujuran

2. Kepedulian

3. Kemandirian

4. Kedisiplinan

5. Keadilan

6. Tanggung jawab

7. Kerja keras

8. Sederhana

9. Berani

10. Adil

3.2Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

3.2.1 Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah pemberian layanan atau melayani

keperluan orang atau masyarakat dan/atau organisasi lain yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara

yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada

24
penerima pelayanan. Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik,

yaitu :

a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;

b. Penerima layanan (pelanggan), yaitu orang, masyarakat atau

organisasi yang berkepentingan;

c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan

(pelanggan).

Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima

adalah :

a. Partisipatif

b. Transparan

c. Responsif

d. Tidak Diskriminatif

e. Mudah dan Murah

f. Efektif dan Efisien

g. Aksesibel

h. Akuntabel

i. Berkeadilan

3.2.2 Whole of Government (WoG)

Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan

pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan

dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas

25
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen

program dan pelayanan publik.Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai

pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah

kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG

menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan

perhatian dari pemerintah.Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal

seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program

pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan

yang lebih baik.Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan

dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya

WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara

kebijakan dan layanan publik.Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan

adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari

adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Satu sektor

bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau masing-masing

sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru

kontraproduktif atau, saling membunuh”. Masing-masing sektor

menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga,

khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai,

budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong

adanya potensi disintegrasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal

berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan

26
yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu

frame NKRI.

3.2.3 Manajemen ASN

Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek

dalam mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk

PNS maupun PPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN

mengerti apa saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN.

a. Kedudukan ASN : Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan

luar negeri, namun demikian pegawai ASN merupakan satu

kesatuan.

b. Peran ASN : Peran ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan

publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa.

c. Hak dan kewajiban ASN : Seorang ASN mempunyai kewajiban

dan hak sebagai berikut : Gaji, tunjangan dan fasilitas, cuti,

jaminan pensiun dan jaminan hari tua, perlindungan, dan

pengembangan kompetensi

Kode etik dan kode perilaku ASN : Kode etik dan kode perilaku
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan
kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN.
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan, Menjaga
kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara, Menggunakan kekayaan

27
dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien,
Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya, Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan, Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau orang lain, Memegang teguh nilai dasar ASN
dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan Melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN

28
Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : UPT SMA Negeri 1 Panai Hulu

Identifikasi Isu :

1. Rendahnya kedisiplinan peserta didik dalam hal kehadiran ke sekolah tepat waktu di SMA
Negeri 1 Panai Hulu.
2. Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu.
3. Kurangnya Kedisiplinan pesertad didik dalam berpakaian yang rapi di SMA Negeri 1 Panai
Hulu.
4. Kurangnya kesadaran peserta didik akan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya di
lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Panai Hulu.
5. Kurangnya wawasan peserta didik dalam menentukan pilihan program studi ke Perguruan
Tinggi.
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu
Gagasan pemecahan isu : Mengoptimalkan pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu

29
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan
Penguatan
NO Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Konstribusi terhadap Nilai
Pelatihan Visi- Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Melakukan kegiatan 1. Meminta arahan dan Terlaksananya Sebelum memulai kegiatan, Dengan terlaksananya Dengan
layanan informasi persetujuan kepada kegiatan layanan saya terlebih dahulu pemberian layanan dilaksanakann
mengenai jenis-jenis kepala sekolah; informasi meminta arahan dan informasi mengenai ya kegiatan
layanan Bimbingan persetujuan dengan bahasa BK maka tujuan ini, maka
2. Menyusun Rencana
Konseling; yang sopan dan santun kegiatan ini sesuai penguatan
Pelaksanaan Layanan
(RPL); (etika publik) kepada dengan Misi sekolah nilai
kepala sekolah dengan no 2 yaitu organisasi
3. Mempersiapkan menyampaikan gagasan “Melaksanakan yaitu
perlengkapan untuk yang inovatif (komitmen pembelajaran “Integritas,
mendukung kegiatan mutu). bimbingan dan Kreatif,
layanan informasi; Kemudian saya akan pelatihan secara Inovatif ,
menyusun RPL sesuai efektif, efisien, inisiatif,
4. Melaksanakan kegiatan dengan materi informasi berkesinambungan Tanpa pamrih
layanan informasi
yang akan disampaikan sehingga siswa dapat dan terlibat
kepada peserta didik
secara mandiri( anti memperoleh hasil aktif”
5. Melakukan korupsi ) sebagai bentuk belajar yang optimal
dokumentasi pertanggung sesuai dengan potensi
jawaban(akuntabilitas ) yang dimilikinya”.
saya terkait pemecahan isu;
selanjutnya saya dengan
mandiri(anti korupsi)
mempersiapkan segala
keperluan yang dibutuhkan
dalam proses pemberian
layanan informasi; Setelah

30
itu, saya memberikan
layanan kepada peserta
didik secara
professional(etika publik ).

Keterkaitan Subtansi mata


pelajaran :
- Akuntabilitas
- Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi

2. Membuat virtual class 1. Meminta arahan dan per Tersedianya virtual Saya meminta arahan Berkontribusi pada Dengan
dengan menggunakan setujuan kepada kepala class kepada dan persetujuan visi sekolah yaitu dilaksanakann
aplikasi Google sekolah serta kepala sekolah dengan “Terdidik, Terampil ya kegiatan
memaparkan maksud
Classroom menyampaikan gagasan dan mandiri ini, maka
dan tujuan penulis
membuat virtual class. yang inovatif(komitmen Berdasarkan Iman dan penguatan
mutu ). Kemudian Taqwa” nilai
2. Memberikan informasi memaparkan informasi organisasi
mengenai fungsi dan mengenai fungsi dan yaitu
kegunaan Google kegunaan Google Class “Integritas,
Classroom kepada kepada kepala sekolah Kreatif,
kepala sekolah. dengan bahasa yang sopan Inovatif ,
dan santun( etika publik ). inisiatif,
3. Mengenalkan aplikasi
Kemudian saya Pembelajar,Ta
Google Classroom
kepada peserta didik mengenalkan aplikasi npa pamrih
Google Classroom kepada dan terlibat
siswa dengan bahasa yang aktif”
4. Membuat virtual class; sopan dan santun (etika

31
publik);
5. Melakukan pemberian Selanjutnya saya membuat
layanan bimbingan virtual class dengan
konseling melalui menggunakan Google
virtual class;
Classroom sebagai salah
satu wadah dalam
pelayanan bimbingan
6. Mendokumentasikan
kegiatan konseling, secara
mandiri(anti korupsi ).
Dan kemudian memberikan
layanan dengan melalui
virtual class secara
mandiri (anti korupsi) dan
mengemukakan gagasan
inovasi (komitmen mutu)
dalam pemberian layanan.

Keterkaitan Subtansi mata


pelajaran :
- Etika Publik
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi

3. Melakukan 1. Meminta arahan kepada Terlaksananya Saya meminta arahan dan Berkontribusi pada Dengan
kegiatan kepala sekolah bimbingan ijin kepada kepala sekolah misi sekolah no 4, dilaksanakan
Bimbingan kelompok. dengan sopan dan santun ( yaitu: “ Menerapkan nya kegiatan
Kelompok 2. Menginformasikan wali etika publik ) dengan manajemen ini, maka
kelas dan guru mata
menyampaikan suatu partisipatif dengan penguatan
pelajaran untuk
mengambil beberapa gagasan yang inovatif melibatkan seluruh nilai
siswa dari setiap kelas (komitmen mutu). warga sekolah” organisasi
XII untuk dijadikan Kemudian meminta ijin yaitu

32
peserta bimbingan kepada wali kelas dan guru “Integritas,
kelompok mata pelajaran dengan Kreatif,
sopan dan santun( etika Inovatif ,
3. Berkumpul di ruangan publik) untuk mengambil inisiatif,
sehingga membentuk
beberapa siswa dari kelas Tanpa pamrih
dinamika kelompok
XII . Setelah itu, dan terlibat
memerintahkan siswa untuk aktif”
4. Memulai kegiatan BKp kumpul dilapangan atau di
kepada kelompok. ruangan. Kemudian
memulai kegiatan Bkp,
5. Mendokumentasikan secara mandiri (anti
kegiatan BKp. korupsi) tanpa adanya
diskriminatif
(nasionalisme) terhadap
peserta BKp.

Keterkaitan Subtansi mata


pelajaran :
- Etika Publik
- Nasionalisme
- Komitmen Mutu
- Anti Korupsi

33
4 Membuat papan 1. Meminta arahan dan Tersedianya papan Saya meminta arahan dan Berkontribusi pada Dengan
bimbingan persetujuan kepada bimbingan persetujuan dengan visi dan misi nomor 2 dilaksanakan
kepala sekolah menyampaikan gagasan yaitu: “Melaksanakan nya kegiatan
inovatif (komitmen mutu) pembelajaran ini, maka
2. Mengidentifikasi
secara sopan dan santun ( bimbingan dan penguatan
informasi-informasi apa
yang akan ditampilkan etika publik). Kemudian pelatihan secara nilai
dalam papan mengidentifikasi jenis-jenis efektif, efisien organisasi
bimbingan. informasi yang akan berkesinambungan yaitu
ditampilkan dalam papan sehingga siswa dapat “Integritas,
3. Mempersiapkan alat bimbingan secara mandiri memperoleh hasil Kreatif,
dan bahan serta segala (anti korupsi). Kemudian belajar yang optimal Inovatif ,
sesuatunya untuk melakukan proses sesuai dengan potensi inisiatif,
membuat papan
penyusunan dan yang dimilikinya” Tanpa pamrih
bimbingan.
menerbitkan papan dan terlibat
4. Melakukan proses bimbingan secara mandiri aktif”
penyusunan informasi (anti korupsi) dan
dalam papan bertanggung jawab
bimbingan. (akuntabilitas)

5. Menerbitkan papan
bimbingan sebagai
salah satu media
pelayanan bimbingan Keterkaitan Subtansi mata
konseling.
pelajaran :
- Akuntabilitas
6. Mendokumentasikan
kegiatan - Etika Publik
- Komitmen Mutu

- Anti Korupsi

34
5 Membuat kotak 1. Meminta arahan dan Tersedia kotak Saya meminta arah dan izin Berkontribusi pada Dengan
masalah pribadi bagi persetujuan dengan masalah kepada kepala sekolah visi dan misi nomor 2 dilaksanakan
peserta didik kepala sekolah. dengan menyampaikan yaitu: “Melaksanakan nya kegiatan
gagasan inovatif dengan pembelajaran ini, maka
2. Mendesain kotak
sopan dan santun (etika bimbingan dan penguatan
masalah.
publik). Saya mendesain pelatihan secara nilai
kotak masalah dengan efektif, efisien organisasi
3. Mempersiapkan alat mandiri(anti korupsi) dan berkesinambungan yaitu
dan bahan yang menggunakan kreativitas sehingga siswa dapat “Integritas,
diperlukan. (komitmen mutu) yang memperoleh hasil Kreatif,
saya miliki. Selanjutnya belajar yang optimal Inovatif ,
4. Membuat kotak saya mempersiapkan alat sesuai dengan potensi inisiatif,
masalah;
dan bahan yang diperlukan yang dimilikinya” Tanpa pamrih
secara mandiri (anti dan terlibat
5. Meletakkan kotak
masalah di tempat korupsi).Lalu saya aktif”
strategis. membuat kotak masalah
sesuai dengan desain. Dan
6. Mendokumentasikan kemudian menempatkan
kegiatan kotak masalah ditempat
yang strategis secara
mandiri (anti korupsi).

Keterkaitan Subtansi mata


pelajaran :
- Etika Publik
- Komitmen Mutu

- Anti Korupsi

35
RENCANA JADWAL AKTUALISASI KEGIATAN

Isu yang telah ditetapkan akan dilaksanakan di unit kerja penulis dengan
rencana jadwal seperti di bawah ini:

3.2 Tabel Jadwal Aktualisasi Kegiatan

NOVEMBER DESEMBER
No KEGIATAN
III IV I II

Melakukan kegiatan layanan informasi


1 mengenai jenis-jenis layanan bimbingan
konseling
Membuat virtual class dengan menggunakan
2
Google Classroom

3 Melakukan kegiatan bimbingan kelompok

4 Membuat papan bimbingan

Membuat kotak masalah pribadi bagi peserta


5
didik

38
BAB IV

AKTUALISASI, HABITUASI, DAN KOMPETENSI BIDANG

4.1 Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

Kegiatan aktualisasi dilakukan di SMA Negeri 1 Panai Hulu berdasarkan

Rancangan Aktualisasi yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan aktualisasi dijalankan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi penyusun sebagai guru Bimbingan Konseling.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam kurung waktu kurang lebih 30 hari disertai dengan

koordinasi dan komunikasi kepada coach dan mentor dalam setiap tahapan pelaksaan

kegiatan.

4.1.1 Daftar Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi

Kegiatan aktualisasi dilaksanakan berdasarkan jadwal kegiatan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1

Panai Hulu

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan

1. Melakukan kegiatan layanan informasi


Aktualisasi telah
mengenai jenis-jenis layanan Bimbingan 20 November 2019
dilaksanakan
Konseling

2. Membuat virtual class dengan


Aktualisasi telah
menggunakan aplikasi Google 28 November 2019
dilaksanakan
Classroom

39
3. Melaksanakan kegiatan bimbingan Aktualisasi telah
04 Desember 2019
kelompok (BKp) dilaksanakan

4. Membuat papan bimbingan 07 Desember s/d 09 Aktualisasi telah

Desember 2019 dilaksanakan

5. Membuat kotak masalah pribadi bagi 11 Desember s/d 12 Aktualisasi telah

peserta didik Desember 2019 dilaksanakan

4.1.2 Capaian Aktualisasi

Capaian aktualisasi direalisasikan berdasarkan penerapan nilai- nilai dasar


Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi ( ANEKA )
serta berorientasi pada Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Govermment di
SMA Negeri 1 Panai Hulu berdasarkan rancangan kegiatan yang telah disetujui sebelumnya.

Berikut ini akan dijelaskan acuan pencapaian aktualisasi yang telah dilaksanakan
dalam formulir penjelasan kegiatan aktualisasi nilai dasar ANEKA sebagai berikut:

40
Formulir 4.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Melakukan kegiatan layanan informasi mengenai jenis-jenis
layanan bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu

No. Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor

1. Kegiatan:

Melakukan kegiatan layanan informasi


mengenai jenis-jenis layanan
bimbingan konseling

Tahapan :

1. Meminta arahan dan persetujuan


kepada kepala sekolah;
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan
Layanan (RPL);
3. Mempersiapkan perlengkapan untuk
mendukung kegiatan layanan
informasi;
4. Melaksanakan kegiatan layanan terlampir Terlampir
informasi bimbingan konseling
kepada peserta didik;
2. Output/ Hasil Kegiatan :

Terlaksananya Kegiatan Layanan terlampir Terlampir


Informasi
3. Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan :

Sebelum memulai kegiatan, saya


terlebih dahulu meminta arahan dan
persetujuan dengan bahasa yang sopan
dan santun (etika publik) kepada
kepala sekolah dengan menyampaikan
gagasan yang inovatif (komitmen
mutu). Kemudian saya akan menyusun
RPL sesuai dengan materi informasi
41
yang akan disampaikan secara mandiri
(anti korupsi) sebagai bentuk
pertanggung jawaban (akuntabilitas) terlampir terlampir
saya terkait pemecahan isu; selanjutnya
saya dengan mandiri (anti korupsi)
mempersiapkan segala keperluan yang
dibutuhkan dalam proses pemberian
layanan informasi; Setelah itu, saya
memberikan layanan kepada peserta
didik secara professional (etika publik)

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi


Organisasi

Dengan terlaksananya pemberian


layanan informasi mengenai BK maka
tujuan kegiatan ini sesuai dengan Misi
sekolah no 2 yaitu “Melaksanakan
pembelajaran bimbingan dan pelatihan
secara efektif, efisien,
berkesinambungan sehingga siswa
dapat memperoleh hasil belajar yang terlampir Terlampir
optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya”.

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini,


maka penguatan nilai organisasi yaitu
“Integritas, Kreatif, Inovatif , inisiatif, terlampir Terlampir
Tanpa pamrih dan terlibat aktif”

6. Capaian Kegiatan:

Dengan adanya kegiatan layanan informasi tentang jenis-jenis layanan bimbingan


konseling, maka sebagai guru bimbingan konseling saya telah melaksanakan tugas
pokok saya untuk memberikan informasi mengenai pelayanan BK kepada siswa-siswi.
Dan dengan adanya kegiatan ini maka pemahaman siswa mengenai bimbingan
konseling akan bertambah

Manfaat :

Memberikan pemahaman kepada siswa-siswi mengenai bimbingan konseling dan


jenis-jenis layanan yang ada dalam bimbingan konseling

42
Analisis Dampak :

Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka peserta didik akan kekurangan informasi
mengenai bimbingan konseling di sekolah, selain itu program bimbingan dan
konseling juga tidak akan berjalan dengan baik karena tidak adanya informasi yang
diterima siswa mengenai kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

43
44
45
Formulir 4.3 Kartu Bimbingan Aktualisasi Coach

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Melakukan kegiatan layanan informasi mengenai jenis-jenis
layanan bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu

No.

Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media


Coaching

1. Kegiatan:

Melakukan kegiatan layanan


informasi mengenai jenis-jenis
layanan bimbingan konseling

Tahapan : Jangan lupa bukti- Waktu: Senin, 2


bukti yang relevan Desember 2019
1. Meminta arahan dan dikumpulkan untuk
persetujuan kepada kepala laporan
sekolah;
2. Menyusun Rencana Media: Whatsapp
Pelaksanaan Layanan (RPL);
3. Mempersiapkan perlengkapan
untuk mendukung kegiatan
layanan informasi;
4. Melaksanakan kegiatan layanan
informasi bimbingan konseling
kepada peserta didik;

2. Output/ Hasil Kegiatan :

Terlaksananya Kegiatan Layanan


Informasi
3. Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan :

Sebelum memulai kegiatan, saya


terlebih dahulu meminta arahan
dan persetujuan dengan bahasa
yang sopan dan santun (etika
publik) kepada kepala sekolah
46
dengan menyampaikan gagasan
yang inovatif (komitmen mutu).
Kemudian saya akan menyusun
RPL sesuai dengan materi
informasi yang akan disampaikan
secara mandiri (anti korupsi)
sebagai bentuk pertanggung
jawaban (akuntabilitas) saya
terkait pemecahan isu; selanjutnya
saya dengan mandiri (anti korupsi)
mempersiapkan segala keperluan
yang dibutuhkan dalam proses
pemberian layanan informasi;
Setelah itu, saya memberikan
layanan kepada peserta didik
secara professional (etika publik)

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi


Organisasi

Dengan terlaksananya pemberian


layanan informasi mengenai BK
maka tujuan kegiatan ini sesuai
dengan Misi sekolah no 2 yaitu
“Melaksanakan pembelajaran
bimbingan dan pelatihan secara
efektif, efisien, berkesinambungan
sehingga siswa dapat memperoleh
hasil belajar yang optimal sesuai
dengan potensi yang dimilikinya”.

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan


ini, maka penguatan nilai
organisasi yaitu “Integritas,
Kreatif, Inovatif , inisiatif, Tanpa
pamrih dan terlibat aktif”

47
Tabel 4.1.1 Dokumentasi Kegiatan Aktualisasi 1

Kegiatan Melakukan kegiatan layanan


informasi mengenai Jenis-jenis
Layanan Bimbingan Konseling

Tanggal 20 November 2019

Lampiran Surat izin mentor


Testimoni
Surat Pernyataan
RPL
Daftar Hadir

Tahap 1

Meminta arahan dan persetujuan kepada kepala sekolah

48
Tahap ke – 2

Menyusun Rencana Pelaksanaan Layanan

Tahap ke- 3

Mempersiapkan perlengkapan untuk mendukung kegiatan layanan informasi

49
Tahap ke- 4

Melaksanakan kegiatan layanan informasi bimbingan konseling kepada peserta didik

50
51
52
53
54
55
PENGENALAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengertian

Bimbingan atau dalam bahasa inggris gudance dapat diartikan sebagai suatu
proses pemberian bantuan kepada sesorang agar ia mampu memahami diri,
menyesuaikan diri, dan mengembangkan diri (3 M) sehingga mencapai kehidupan
yang sukses dan bahagia. (W.S Winkel ). Sedangkan Konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara oleh seorang konselor atau
tenaga ahli terhadap individu guna mengatasi suatu masalah atau mengoptimalkan
potensi yang dimiliki.

Kegiatan bimbingan konseling mencakup 4 bidang :

1. Bidang Pribadi; Layanan bimbingan diberikan kepada siswa untuk


menemukan dan mengembangkan diri pribadi sehingga menjadi pribadi
yang mantap dan mandiri. Di bidang ini juga membahas masalah-
masalah pribadi.
2. Bidang Sosial ;Layanan bimbingan diberikan kepada siswa untuk
mengenal lingkungannya sehingga mampu bersosialisasi dengan baik dan
menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
3. Bidang Belajar; Layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk
dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik. Selain itu bidang belajar
ditujukan untuk mengembangkan lebih lanjut rasa ingin tahu dan
memunculkan semangat dan motivasi untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
4. Bidang Karier; Layanan bimbingan kepada siswa yang merencanakan
dan mengembangkan masa depan, berkaitan dengan dunia pendidikan
dan dunia kerja

Jenis layanan bimbingan konseling mencakup 7 aspek, yaitu :

1. Layanan Orientasi; Layanan diberikan pada siswa untuk dapat lebih


mengenal lingkungan sekolah yang baru dimasuki.
2. Layanan Informasi; Layanan yang diberikan pada siswa guna
memberikan informasi kepada siswa tentang berbagai hal yang
diperlukan untuk tugas dan kegiatan sekolah.
3. Layanan Penempatan Penyaluran; Membantu dalam menempatkan siswa
pada bagian yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
4. Layanan Pembelajaran; Membantu siswa mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang efektif dan penuh makna.
5. Layanan Konseling Individu; Tatap muka antara konselor dan klien →
dalam rangka pemecahan masalah pribadi yang bertujuan

56
memaksimalkan poteni diri untuk dapat hidup mandiri dan mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
6. Layanan Konsling Kelompok; Layanan konseling yang diberikan secara
berkelompok yang memiliki masalah yang sama dalam rangka
pemecahan secara bersama – sama.
7. Layanan Bimbingan Kelompok; Layanan yang diberikan kepada
sekelompok siswa yang baik yang memiliki masalah ataupun tidak.

Fungsi BK secara umum

1. Fungsi pencegahan (preventif ) yaitu pemberian batuan kepada siswa


sebelum ia mengadapi persoalan.
2. Fungsi pengembangan (Development) yaitu proses pemberian bantuan
kepada siswa agar ia mampu mengembangkan diri secara optimal.
3. Fungsi penyembuhan (Curative) yaitu bantuan yang diberikan kepada
siswa ada saat ia mengalami masalah.
4. Fungsi pemeliharaan (treatment) yaitu bantuan yang diberikan kepada
siswa untuk menjaga dan membangun kesehatan mental.

Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas


kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan,
kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri
handayani. Adapun penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Asas Kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya


segenap data dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga
kerahasiaannya benar-benar terjamin.
2. Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam
pada diri siswa atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka
yang mengalami masalah akan dengan sukarela membawa masalahnya
itu kepada pembimbing untuk meminta bimbingan.
3. Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien hanya
berlangsung dalam suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor
harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini bukan hanya sekadar berarti
bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam hal ini lebih penting
dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
4. Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah
yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan
masalah yang akan dialami masa mendatang. Asas kekinian juga
mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda

57
pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari pada
yang lain.
5. Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah
selalu menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing,
jangan sampai orang yang dibimbing itu menjadi tergantung kepada
orang lain, khususnya para pembimbing/ konselor.
6. Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan
memberikan buah yang tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak
melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-
hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih
oleh individu yang bersangkutan.
7. Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling
menghendaki terjadinya perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tidaklah
sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan
perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih
maju.
8. Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling memadukan
berbagai aspek individu yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu
yang dibimbing itu memiliki berbagai segi kalau keadaanya tidak saling
serasi dan terpadu justru akan menimbulkan masalah.
9. Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari
norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu ataupun
kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini diterapkan terhadap isi
maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
10. Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur,
sistematik dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai.
Untuk itu para konselor perlu mendapatkan latihan secukupnya, sehingga
dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan usaha pemberian layanan.
11. Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas
bimbingan dan konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya
untuk membantu klien belum dapat terbantu sebagaimana yang
diharapkan, maka petugas ini mengalih-tangankan klien tersebut kepada
petugas atau badan lain yang lebih ahli.
12. Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana umum
yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara
pembimbing dan yang dibimbing.

58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
Formulir 4.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Membuat virtual class dengan menggunakan Google
Classroom

No. Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor

1. Kegiatan:

Membuat virtual class dengan


menggunakan Google Classroom

Tahapan :

1. Meminta arahan dan persetujuan


kepada kepala sekolah;
2. Memberikan informasi mengenai
fungsi dan kegunaan Google
Classroom kepada kepala sekolah;
3. Mengenalkan aplikasi Google
Classroom kepada peserta didik;
4. Membuat virtual class;
5. Melakukan pemberian layanan
bimbingan konseling melalui virtual terlampir terlampir
class;
2. Output/ Hasil Kegiatan : terlampir terlampir

Tersedianya Virtual Class


3. Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan :

Saya meminta arahan kepada dan


persetujuan kepala sekolah dengan
menyampaikan gagasan yang
inovatif(komitmen mutu ). Kemudian
memaparkan informasi mengenai
fungsi dan kegunaan Google Class
kepada kepala sekolah dengan bahasa
yang sopan dan santun( etika publik ).
terlampir terlampir
Kemudian saya mengenalkan aplikasi

70
Google Classroom kepada siswa
dengan bahasa yang sopan dan santun
(etika publik);
Selanjutnya saya membuat virtual
class dengan menggunakan Google
Classroom sebagai salah satu wadah
dalam pelayanan bimbingan konseling,
secara mandiri(anti korupsi ). Dan
kemudian memberikan layanan dengan
melalui virtual class secara mandiri
(anti korupsi) dan mengemukakan
gagasan inovasi (komitmen mutu)
dalam pemberian layanan.

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi


Organisasi

Berkontribusi pada visi sekolah yaitu


“Terdidik, Terampil dan mandiri
Berdasarkan Iman dan Taqwa” terlampir terlampir

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, terlampir terlampir


maka penguatan nilai organisasi yaitu
“Integritas, Kreatif, Inovatif , inisiatif,
Tanpa pamrih dan terlibat aktif”

6. Capaian Kegiatan:

Dengan tersedianya virtual class sebagai guru BK yang tidak memiliki jam masuk
di dalam kelas saya tetap bisa memberikan pemberian layanan kepada peserta
didik. Sehingga peserta didik tetap mendapatkan pelayanan BK meskipun tidak
terjadi tatap muka dengan guru BK/Konselor

Manfaat :

Tersedianya sebuah solusi untuk menanggulangi ketidak-tersedianya jam BK


didalam kelas.

Analisis Dampak :

Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka peserta didik tidak akan mendapatkan
pelayanan bimbingan konseling yang memadai, selain itu program bimbingan dan
konseling juga tidak akan berjalan dengan baik karena program layanan BK tidak
dapat terselenggara secara maksimal.

71
72
73
Formulir 4.3 Kartu Bimbingan Aktualisasi Coach

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Membuat virtual class dengan menggunakan Google
Classroom

No.

Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media


Coaching

1. Kegiatan:

Membuat virtual class dengan


menggunakan Google Classroom

Tahapan :

1. Meminta arahan dan


persetujuan kepada kepala
sekolah;
2. Memberikan informasi Jangan lupa bukti- Waktu: Senin, 2
mengenai fungsi dan kegunaan bukti yang relevan Desember 2019
Google Classroom kepada dikumpulkan untuk
kepala sekolah; laporan
3. Mengenalkan aplikasi Google
Classroom kepada peserta didik; Media: Whatsapp
4. Membuat virtual class;
5. Melakukan pemberian layanan
bimbingan konseling melalui
virtual class;
6. Mendokumentasikan kegiatan
2. Output/ Hasil Kegiatan :

Tersedianya virtual class

3. Keterkaitan Substansi Mata


Pelatihan :

Saya meminta arahan kepada dan


persetujuan kepala sekolah dengan

74
menyampaikan gagasan yang
inovatif(komitmen mutu ).
Kemudian memaparkan informasi
mengenai fungsi dan kegunaan
Google Class kepada kepala
sekolah dengan bahasa yang sopan
dan santun( etika publik ).
Kemudian saya mengenalkan
aplikasi Google Classroom kepada
siswa dengan bahasa yang sopan
dan santun (etika publik);
Selanjutnya saya membuat virtual
class dengan menggunakan
Google Classroom sebagai salah
satu wadah dalam pelayanan
bimbingan konseling, secara
mandiri(anti korupsi ). Dan
kemudian memberikan layanan
dengan melalui virtual class secara
mandiri (anti korupsi) dan
mengemukakan gagasan inovasi
(komitmen mutu) dalam
pemberian layanan.

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi


Organisasi

Berkontribusi pada visi sekolah


yaitu “Terdidik, Terampil dan
mandiri Berdasarkan Iman dan
Taqwa

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan


ini, maka penguatan nilai
organisasi yaitu “Integritas,
Kreatif, Inovatif , inisiatif, Tanpa
pamrih dan terlibat aktif”

75
Tabel 4.1.2 Dokumentasi Kegiatan Aktualisasi 2

Kegiatan Membuat virtual class


menggunakan Google
Classroom

Tanggal 29 November 2019

Lampiran Surat izin mentor


Testimoni
Surat Pernyataan
Daftar Hadir

Tahap 1

Meminta arahan dan persetujuan kepada kepala sekolah

76
Tahap ke - 2

Memberikan informasi mengenai fungsi dan kegunaan Google Classroom kepada


kepala sekolah

Tahap ke – 3

Mengenalkan aplikasi Google Classroom kepada peserta didik

77
Tahap ke- 4

Membuat virtual class

Tahap ke- 5

Melakukan pemberian layanan bimbingan konseling melalui virtual class

78
79
80
81
82
83
Formulir 4.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelayanan bimbingan konseling di SMA
Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok perkembangan
( BKp)

No. Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor

1. Kegiatan:

Melaksanakan kegiatan bimbingan


kelompok perkembangan ( BKp)

Tahapan :

1. Meminta arahan dan persetujuan


kepada kepala sekolah;
2. Menginformasikan wali kelas
dan guru mata pelajaran untuk
mengambil beberapa siswa dari
terlampir terlampir
setiap kelas XII untuk dijadikan
peserta bimbingan kelompok;
3. Berkumpul di ruangan sehingga
membentuk dinamika kelompok;
4. Memulai kegiatan BKp kepada
peserta kelompok.

2. Output/ Hasil Kegiatan :

Terlaksananya Bimbingan terlampir terlampir


Kelompok
3. Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan :

Saya meminta arahan dan ijin

84
kepada kepala sekolah dengan
sopan dan santun (etika publik)
dengan menyampaikan suatu
gagasan yang inovatif (komitmen terlampir terlampir
mutu). Kemudian meminta ijin
kepada wali kelas dan guru mata
pelajaran dengan sopan dan
santun( etika publik) untuk
mengambil beberapa siswa dari
kelas XII . Setelah itu,
memerintahkan siswa untuk kumpul
di ruangan. Kemudian memulai
kegiatan Bkp, secara mandiri (anti
korupsi) tanpa adanya
diskriminatif (nasionalisme)
terhadap peserta BKp.

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi


Organisasi

Berkontribusi pada misi sekolah no


4, yaitu: “ Menerapkan manajemen terlampir terlampir
partisipatif dengan melibatkan
seluruh warga sekolah”

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan


ini, maka penguatan nilai organisasi
yaitu “Integritas, Kreatif, Inovatif , terlampir terlampir
inisiatif, Tanpa pamrih dan terlibat
aktif”

6. Capaian Aktualisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini maka saya telah melaksanakan tugas


dan fungsi saya sebagai guru BK yaitu membimbing dan mengembangkan
karakter siswa disekolah. Dan dengan dilaksanakannya kegiatan ini akan
mendukung pemberian layanan yang kondusif.

85
Manfaat :

Memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai masalah-masalah


yang berkaitan dengan masalah belajar, pribadi, sosial maupun karir.
Kegiatan ini juga dapat melatih siswa-siswi untuk mampu mengemukakan
pendapat di dalam forum.

Analisis Dampak :

Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka peserta didik akan kekurangan
informasi mengenai bimbingan konseling di sekolah, selain itu program
bimbingan dan konseling juga tidak akan berjalan dengan baik karena tidak
optimalnya pemberian layanan bimbingan dan konseling.

86
87
88
Formulir 4.3 Kartu Bimbingan Aktualisasi Coach

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelayanan bimbingan konseling di SMA
Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok perkembangan
( BKp)

No. Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan


Media
Coaching

1. Kegiatan:

Melaksanakan kegiatan bimbingan


kelompok perkembangan ( BKp)

Tahapan :

1. Meminta arahan dan


persetujuan kepada kepala
sekolah;
2. Menginformasikan wali kelas Dalam Waktu: Jum’at, 4
dan guru mata pelajaran untuk mengiformasikan Desember 2019
mengambil beberapa siswa dari kepada siswa pastikan
setiap kelas XII untuk dijadikan siswa memahami
peserta bimbingan kelompok; pentingnya BKp ini
3. Berkumpul di ruangan sehingga
dalam pelaksanaan
membentuk dinamika
kelompok; pembelajaraan Media: Whatsapp
4. Memulai kegiatan BKp kepada
peserta kelompok.
2. Output/ Hasil Kegiatan :

Terlaksananya Bimbingan
Kelompok
3. Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan :

Saya meminta arahan dan ijin


kepada kepala sekolah dengan
sopan dan santun (etika publik)
dengan menyampaikan suatu

89
gagasan yang inovatif (komitmen
mutu). Kemudian meminta ijin
kepada wali kelas dan guru mata
pelajaran dengan sopan dan
santun( etika publik) untuk
mengambil beberapa siswa dari
kelas XII . Setelah itu,
memerintahkan siswa untuk
kumpul di ruangan. Kemudian
memulai kegiatan Bkp, secara
mandiri (anti korupsi) tanpa
adanya diskriminatif
(nasionalisme) terhadap peserta
BKp.

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi


Organisasi

Berkontribusi pada misi sekolah


no 4, yaitu: “ Menerapkan
manajemen partisipatif dengan
melibatkan seluruh warga sekolah”

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan


ini, maka penguatan nilai
organisasi yaitu “Integritas,
Kreatif, Inovatif , inisiatif, Tanpa
pamrih dan terlibat aktif”

90
Tabel 4.1.3 Dokumentasi Kegiatan Aktualisasi 3

Kegiatan Melaksanakan Kegiatan


Bimbingan Kelompok

Tanggal 04 Desember 2019

Lampiran Surat izin mentor


Testimoni
Surat Pernyataan
RPL
Daftar Hadir

Tahap 1

Meminta arahan dan persetujuan kepada kepala sekolah

91
Tahap ke - 3

Berkumpul di ruangan sehingga membentuk dinamika kelompok

92
Tahap ke – 4

Memulai kegiatan BKp kepada peserta kelompok

93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
Formulir 4.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Membuat Papan Bimbingan

No. Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor

1. Kegiatan:

Membuat Papan Bimbingan

Tahapan :

1. Meminta arahan dan persetujuan


kepada kepala sekolah;
2. Mengidentifikasi informasi-
informasi apa yang akan
ditampilkan dalam papan terlampir terlampir
bimbingan;
3. Mempersiapkan alat dan bahan serta
segala sesuatunya untuk membuat
papan bimbingan;
4. Melakukan proses penyusunan
informasi dalam papan bimbingan;
5. Menerbitkan papan bimbingan
sebagai salah satu media pelayanan
bimbingan konseling.
2. Output/ Hasil Kegiatan : terlampir terlampir

Tersedianya papan bimbingan


3. Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan :

Saya meminta arahan dan persetujuan


dengan menyampaikan gagasan
inovatif (komitmen mutu) secara
terlampir terlampir
sopan dan santun ( etika publik).
Kemudian mengidentifikasi jenis-jenis
informasi yang akan ditampilkan
dalam papan bimbingan secara
mandiri (anti korupsi). Kemudian

103
melakukan proses penyusunan dan
menerbitkan papan bimbingan secara
mandiri (anti korupsi) dan
bertanggung jawab (akuntabilitas)

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi


Organisasi

Berkontribusi pada visi dan misi


nomor 2 yaitu: “Melaksanakan
pembelajaran bimbingan dan pelatihan
terlampir terlampir
secara efektif, efisien
berkesinambungan sehingga siswa
dapat memperoleh hasil belajar yang
optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya”

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini,


maka penguatan nilai organisasi yaitu
“Integritas, Kreatif, Inovatif , inisiatif,
Tanpa pamrih dan terlibat aktif”
terlampir terlampir

6. Capaian Kegiatan:

Dengan berjalannya kegiatan ini maka sebagai guru BK saya sudah menyediakan
sebuah media yang mendukung pemberian layanan informasi mengenai bidang-
bidang perkembangan diri siswa yaitu; pribadi, sosial, belajar dan karier.

Manfaat :

Kegiatan membuat papan bimbingan bermanfaat sebagai sumber informasi bagi


seluruh siswa. Dengan adanya papan bimbingan diharapkan pelayanan bimbingan
konseling dapat berjalan lebih baik lagi.

Analisis Dampak :

Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka peserta didik akan kekurangan informasi
secara visual mengenai bimbingan konseling di sekolah, maka dari itu penyusun
membuat media kreatif secara mandiri agar informasi mengenai bimbingan
konseling terlaksana dengan baik

104
105
106
Formulir 4.3 Kartu Bimbingan Aktualisasi Coach

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Membuat Papan Bimbingan

No. Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media
Coaching

1. Kegiatan:

Membuat Papan Bimbingan

Tahapan :

1. Meminta arahan dan


persetujuan kepada kepala
sekolah;
2. Mengidentifikasi informasi-
informasi apa yang akan Pilih alat dan bahan Waktu: Jum’at, 13
ditampilkan dalam papan relevan Desember 2019
bimbingan;
3. Mempersiapkan alat dan bahan
serta segala sesuatunya untuk
membuat papan bimbingan; Media: Whatsapp
4. Melakukan proses penyusunan
informasi dalam papan
bimbingan;
5. Menerbitkan papan bimbingan
sebagai salah satu media
pelayanan bimbingan konseling.
2. Output/ Hasil Kegiatan :

Tersedianya papan bimbingan


3. Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan :

Saya meminta arahan dan


persetujuan dengan menyampaikan
gagasan inovatif (komitmen
mutu) secara sopan dan santun (
etika publik). Kemudian

107
mengidentifikasi jenis-jenis
informasi yang akan ditampilkan
dalam papan bimbingan secara
mandiri (anti korupsi). Kemudian
melakukan proses penyusunan dan
menerbitkan papan bimbingan
secara mandiri (anti korupsi) dan
bertanggung jawab
(akuntabilitas)

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi


Organisasi

Berkontribusi pada visi dan misi


nomor 2 yaitu: “Melaksanakan
pembelajaran bimbingan dan
pelatihan secara efektif, efisien
berkesinambungan sehingga siswa
dapat memperoleh hasil belajar
yang optimal sesuai dengan
potensi yang dimilikinya”

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan


ini, maka penguatan nilai
organisasi yaitu “Integritas,
Kreatif, Inovatif , inisiatif, Tanpa
pamrih dan terlibat aktif”

108
Tabel 4.1.4 Hasil Aktualisasi Kegiatan 4

Kegiatan Membuat Papan Bimbingan

Tanggal 07 Desember 2019

Lampiran Surat izin mentor


Testimoni
Surat Pernyataan

Tahap 1

Meminta arahan dan persetujuan kepada kepala sekolah

109
Tahap ke – 2

Mengidentifikasi informasi-informasi apa yang akan ditampilkan dalam papan


bimbingan

Tahap ke- 3

Mempersiapkan alat dan bahan serta segala sesuatunya untuk membuat papan
bimbingan

110
Tahap ke- 4

Melakukan proses penyusunan informasi dalam papan bimbingan

Tahap ke- 5

Menerbitkan papan bimbingan sebagai salah satu media pelayanan bimbingan


konseling

111
112
113
114
Formulir 4.2 Kartu Pengendalian Aktualisasi Mentor

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Membuat kotak masalah pribadi bagi peserta didik

No. Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor

1. Kegiatan:

Membuat kotak masalah pribadi bagi


peserta didik

Tahapan :
terlampir terlampir
1. Meminta arahan dan persetujuan
kepada kepala sekolah;
2. Mendesain kotak masalah.
3. Mempersiapkan alat dan bahan yang
diperlukan;
4. Membuat kotak masalah;
5. Meletakkan kotak masalah di
tempat strategis;
2. Output/ Hasil Kegiatan : terlampir terlampir

Tersedianya kotak masalah


3. Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan :

Saya meminta arah dan izin kepada


kepala sekolah dengan menyampaikan
gagasan inovatif dengan sopan dan
santun (etika publik). Saya mendesain terlampir terlampir
kotak masalah dengan mandiri(anti
korupsi) dan menggunakan kreativitas
(komitmen mutu) yang saya miliki.
Selanjutnya saya mempersiapkan alat
dan bahan yang diperlukan secara
mandiri (anti korupsi). Lalu saya
membuat kotak masalah sesuai dengan
desain. Dan kemudian menempatkan

115
kotak masalah ditempat yang strategis
secara mandiri (anti korupsi).

4. Kontribusi Terhadap Visi Misi


Organisasi

Berkontribusi pada visi dan misi nomor


2 yaitu: “Melaksanakan pembelajaran terlampir terlampir
bimbingan dan pelatihan secara efektif,
efisien berkesinambungan sehingga
siswa dapat memperoleh hasil belajar
yang optimal sesuai dengan potensi
yang dimilikinya”

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini,


maka penguatan nilai organisasi yaitu terlampir terlampir
“Integritas, Kreatif, Inovatif , inisiatif,
Tanpa pamrih dan terlibat aktif”

6. Capaian Kegiatan:

Dengan berjalannya kegiatan ini maka permasalahan pribadi peserta didik dapat
terakomodasi secara lebih maksimal dikarenakan peserta didik secara lebih terbuka
menyampaikan masalahnya melalui tulisan

Manfaat :

Siswa yang cenderung menutup diri dan tidak mampu menyampaikan masalahnya
dapat menyampaikan masalah yang sedang dialami secara tidak langsung dengan
bantuan kotak masalah..

Analisis Dampak :

Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka peserta didik akan cenderung akan
menyimpan masalah dan kegiatan bimbingan konselingpun tidak berjalan dengan
optimal.

116
117
118
Formulir 4.3 Kartu Bimbingan Aktualisasi Coach

Nama : LAILA SUTARI, S.Pd


NIP : 199308262019032010
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Unit Kerja : SMA Negeri 1 Panai Hulu
Isu : Kurang optimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu
Kegiatan : Membuat kotak masalah pribadi bagi peserta didik

No. Kegiatan dan Tahap Kegiatan Catatan Coaching Waktu dan Media
Coaching

1. Kegiatan: Kotak masalah Waktu: Jum’at, 13


harus diletakkan Desember 2019
Membuat kotak masalah pribadi
di tempat yang
bagi peserta didik
mudah dijangkau
Tahapan : oleh siswa Media: Whatsapp
1. Meminta arahan dan
persetujuan kepada kepala
sekolah;
2. Mendesain kotak masalah.
3. Mempersiapkan alat dan
bahan yang diperlukan;
4. Membuat kotak masalah;
5. Meletakkan kotak masalah di
tempat strategis;
2. Output/ Hasil Kegiatan :

Tersedianya kotak masalah


3. Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan :

Saya meminta arah dan izin


kepada kepala sekolah dengan
menyampaikan gagasan
inovatif dengan sopan dan
santun (etika publik). Saya
mendesain kotak masalah
dengan mandiri(anti korupsi)
dan menggunakan kreativitas
(komitmen mutu) yang saya
miliki. Selanjutnya saya

119
mempersiapkan alat dan bahan
yang diperlukan secara
mandiri (anti korupsi). Lalu
saya membuat kotak masalah
sesuai dengan desain. Dan
kemudian menempatkan kotak
masalah ditempat yang strategis
secara mandiri (anti korupsi).

4. Kontribusi Terhadap Visi


Misi Organisasi

Berkontribusi pada visi dan misi


nomor 2 yaitu: “Melaksanakan
pembelajaran bimbingan dan
pelatihan secara efektif, efisien
berkesinambungan sehingga
siswa dapat memperoleh hasil
belajar yang optimal sesuai
dengan potensi yang
dimilikinya”

5. Penguatan Nilai Organisasi:

Dengan dilaksanakannya
kegiatan ini, maka penguatan
nilai organisasi yaitu
“Integritas, Kreatif, Inovatif ,
inisiatif, Tanpa pamrih dan
terlibat aktif”

120
Tabel 4.1.5 Dokumentasi Aktualisasi Kegiatan 5

Kegiatan Membuat kotak masalah pribadi peserta


didik

Tanggal 11 Desember 2019

Lampiran Surat izin Mentor


Surat Pernyataan
Testimoni

Tahap 1

Meminta arahan dan persetujuan kepada kepala sekolah

121
Tahap ke- 2

Mendesain gambar kotak masalah

Tahap ke- 3

Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan

122
Tahap ke- 4

Membuat kotak masalah

Tahap ke- 5

Meletakkan kotak masalah di tempat strategis

123
124
125
126
4.2 . Hambatan dan Strategi Mengatasinya

Selama melaksanakan kegiatan aktualisasi di SMA Negeri 1 Panai Hulu


Labuhan Batu, terdapat beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi
penyusun yang dapat dilihat rinciannya pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Hambatan dan Strategi Mengatasi

No Kegiatan Hambatan Strategi

1. Melakukan kegiatan Tidak adanya jam masuk ke Penyusun berkoordinasi


layanan informasi kelas untuk guru Bimbingan dengan atasan (kepala
mengenai jenis-jenis Konseling di SMA Negeri 1 sekolah), dan meminta
layanan bimbingan Panai Hulu izin kepada wali kelas
konseling serta guru mata
pelajaran untuk
memakai jam pelajaran
mereka untuk
melaksanakan kegiatan
layanan informasi.

2. Membuat virtual class  Ada beberapa orang  Penyusun meminta


dengan menggunakan siswa yang tidak siswa yang tidak
Google Classroom mempunyai Handphone memiliki handphone
pribadi; pribadi bergantian
 Terbatasnya akses menggunakan
internet dikarenakan handphone milik
banyaknya siswa yang temannya untuk
tidak memiliki paket membuat akun di
data Google Classrom;
 Penyusun
menyediakan
hotspot pribadi dari
handphone dan
berbagi koneksi
internet pada siswa
yang tidak memiliki
jaringan internet.
3. Melaksanakan kegiatan Belum tersedianya Penyusun
Bimbingan Kelompok ruangan BK yang berkomunikasi dengan
(BKp) memadai untuk Kepala Sekolah dan
melaksanakan kegiatan pegawai Perpustakaan

127
Bimbingan Kelompok untuk meminta izin
menggunakan ruang
perpustakaan sebagai
tempat melaksanakan
kegiatan Bimbingan
Kelompok

4. Membuat Papan Tidak tersedia tempat Penyusun meminta izin


Bimbingan yang strategis untuk pada kepala sekolah dan
menempatkan papan pegawai perpustakaan
bimbingan. untuk menempatkan
papan bimbingan
dibagian luar
perpustakaan. Adapun
maksud penyusun
memilih area
perustakaan karena
perpustakaan
merupakan salah satu
tempat yang sering
dikunjungi siswa-siswi.

5. Membuat kotak masalah Sosialisasi adanya kotak Menghampiri beberapa


pribadi siswa masalah belum berjalan siswa untuk
optimal karena tidak menjelaskan fungsi dari
adanya jam masuk guru kotak masalah dan
BK sehingga belum mempraktekkan cara
semua siswa-siswi menggunakannya
mengetahui keberadaan
kotak masalah serta
kegunaan kotak masalah

128
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari pelaksanaan aktualisasi yang dilaksanakan di SMA

Negeri 1 Panai Hulu Kabupaten Labuhan Batu adalah sebagai berikut :

1. Rancangan aktualisasi digunakan sebagai dasar/pedoman dalam

pelaksanaan aktualisasi di SMA Negeri Panai Hulu Kabupaten Labuhan

Batu

2. Rancangan aktualisasi didasarkan pada tugas pokok dan fungsi dengan

mengidentifikasikan isu/permasalahannya. Dari hasil identifikasi isu, ada 5

kegiatan yang dilaksanakan untuk aktualisasi di SMA Negeri 1 Panai

Hulu Kabupaten Labuhan Batu

3. Tersedianya informasi melalui papan bimbingan mengenai Bimbingan

Konseling di SMA Negeri 1 Panai Hulu Kabupaten Labuhan Batu.

4. Tersedianya kotak masalah untuk peserta didik untuk mengakomodasi

permasalahan siswa.

5. Nilai-nilai dasar yang diinternalisasikan dan dijadikan sebagai pedoman

dalam habituasi adalah nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta

tentang agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen

ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of Goverment.

129
6. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA diharapkan

terhadap perubahan sikap, budaya dan perilaku kerja PNS ditugas tepatnya

di SMA Negeri 1 Panai Hulu Kabupaten Labuhan Batu dan menjadikan

citra PNS di mata publik menjadi lebih baik.

5.2 Saran

Penerapan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dalam aktualisasi memberikan

banyak manfaat yang luar biasa untuk meningkatkan kinerja ASN. Adapun

saran penyusun kedepannya :

1. Perlunya standarisasi kepenulisan rancangan aktualisasi dan laporan

aktualisasi yang menseragamkan semua peserta sehingga tidak

menimbulkan kebingungan diantara para peserta

2. Proses aktualisasi di lapangan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar

profesi PNS sebaiknya dilakukan pengawasan yang lebih baik lagi.

130
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas:


Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Lembaga
Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul


Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu:


Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi:


Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik:


Modul Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole og


Government: Modul Pelatihan Dasar Kader PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN:


Modul Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara

Presiden Republik Indonesia, 2017. Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS

131
Presiden Republik Indonesia, 2008. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru

Presiden Republik Indonesia, 2014. Undang Undang


Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara

Presiden Republik Indonesia, 2017. Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
guru dan Dosen.

132

Anda mungkin juga menyukai