Anda di halaman 1dari 54

GELOMBANG VII

ANGKATAN 23

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI - NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI UPT PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN KERAJAAN
K ABUPATEN PAKPAK BHARAT

OLEH:
NOPA MARTOGIA SIMAIBANG, SKM
PENATA MUDA (III/A)
NIP. 19931128 201903 2 007

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN SUMATERA UTARA


BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PEGAWAI
NEGERI SIPIL DI UPT PUSKESMAS SUKARAMAI
KECAMATAN KERAJAAN KABUPATEN PAKPA BHARAT

Nama :Nopa Martogia Simaibang, SKM


NIP :19931128 201903 2 007
Pangkat/Golongan :Penata Muda/ IIIa
Jabatan :Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama
Instansi :Puskesmas Sukaramai Dinas Kesehatan
Kabupaten Pakpak Bharat
Gelombang/Angkatan : VII/23
Kelompok : 3 (Tiga)

Telah diseminarkan pada hari kamis tanggal 26 September 2019 di hadapan


Penguji, Pembimbing (Coach) dan Mentor di Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Sumatera Utara

Medan, 26 September 2019

Penguji, Coach, Mentor,

Hj. Emilia, S.Sos Dra. Rita Clara, M.Ed dr. Yori Andika Maha
PENATA Tk I PEMBINA Tk I PENATA Tk I
NIP.19720701 199603 2 001 NIP. 19660810 199702 2 001 NIP.19830704 201001 1 025

Mengetahui
An. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sumatera Utara
Plh. Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial

PARLUHUTAN SIRAIT, SH, M.SP


PEMBINA
NIP. 19620928 199603 1 002
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya
laporan rancangan aktualisasi ini dapat terselesaikan dengan baik. Rancangan
Aktualisasi oleh penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Kaiman Turnip, M.Si selaku Kepala BPSDM Provinsi Sumatera
Utara;
2. Ibu Dra. Rita Clara, M.Ed selaku Coach yang telah banyak membimbing,
membagi ilmu dan pengalamannya dalam penyusunan laporan ini;
4. Bapak dr. Yori Andika Maha selaku Plt. Kepala Puskesmas Sukaramai dan
mentor;
5. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar dan Panitia Penyelenggara
Diklatsar CPNS;
6. Kedua orang tua penulis dan kakak adik yang telah banyak memberikan
dukungan moril kepada penulis;
7. Seluruh rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar GolonganVII Angkatan 23atas
kerja samanya selama masa pendidikan latsar;
8. Seluruh rekan-rekan di Puskesmas Sukaramai atas semangat dan dukungan
kepada penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan maaf jika terdapat kesalahan penulisan,
dan menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan aktualisasi ini
membawa manfaat bagi pembaca.. Atas perhatiannya, terimakasih.

Medan, 26 September 2019


Penulis

Nopa Martogia Simaibang, SKM


NIP.19931128 201903 2 007
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Deskripsi Organisasi................................................................. 3
1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak
Bharat............................................................................ 3
1.2.2 Profil Puskesmas Sukaramai......................................... 4
1.2.2.1 Letak Geografis
......................................................................
......................................................................
4
1.2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas Sukaramai
......................................................................
......................................................................
5
1.2.2.3 Nilai-Nilai Dasar Organisasi Puskesmas
Sukaramai
......................................................................
......................................................................
6
1.2.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh
Kesehatan Masyarakat
......................................................................
6
1.2.2.5 Struktur Organisasi
......................................................................
......................................................................
8
1.3 Isu Permasalahan....................................................................... 9
1.4 Tujuan dan Manfaat.................................................................. 10
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH............................. 12
2.1 Identifikasi Isu........................................................................... 12
2.2 Analisis Isu dan Dampaknya..................................................... 14
2.3 Penetapan Isu Terpilih dan Analisis Dampaknya.................... 15
2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan.................................................... 17
2.5 Role models............................................................................... 18
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI.................................................... 19
3.1 Nilai –Nilai Dasar PNS ............................................................ 19
3.1.1 Akuntabilitas ................................................................ 19
3.1.2 Nasionalisme ............................................................... 21
3.1.3 Etika Publik .................................................................. 22
3.1.4 Komitmen Mutu .......................................................... 23
3.1.5 Anti Korupsi ................................................................. 23
3.1 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.................................. 24
3.1.1 Whole Of Government.................................................. 26
3.1.2 Manajemen ASN........................................................... 28
3.1.3 Pelayanan Publik .......................................................... 30
3.2 Rancangan Aktualisasi.............................................................. 31
3.3 Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan...................................... 43
PENUTUP....................................................................................................... vi
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Keterkaitan Isu dengan Aspek Kedudukan dan Peran PNS............... 12
Tabel 2.2 Penilaian Kriteria Isu.......................................................................... 13
Tabel 2.3 Analisis Isu melalui USG................................................................... 16
Tabel 2.4 Sumber Kegiatan................................................................................ 17
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi....................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 menyatakan bahwa ASN
(Aparatur Sipil Negara) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Berdasarkan peraturan tentang ASN tertuang dalam UU no. 5 Tahun 2014
bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan sekedar merujuk kepada
jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik. Untuk
mewujudkan cita-cita bangsa dan negara sebagaimana diamanatkan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 melalui proses pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila, dibutuhkan ASN yang memiliki integritas
moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, memperkuat profesionalisme
serta kompetensi bidang dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan.
Dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan
yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat, ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan, serta memberdayakan dan
mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan untuk
meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Hal ini
dimanatkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 16, 17
dan 18, selanjutnya pasal 62 ayat 1 bahwa Peningkatan kesehatan merupakan
segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan,
penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup
sehat. Mengacu pada ketentuan tersebut maka salah satu strategi Kementerian
Kesehatan RI adalah meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM
kesehatan yang merata dan bermutu. Salah satu jenis SDM Kesehatan yang
bermutu dan bersifat profesional adalah Tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat.
Tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat adalah Pegawai Negeri Sipil yang
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat dalam
mendukung upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan pada
instansi pemerintah dan non pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Sebagai salah satu ASN seharusnya Tenaga Penyuluh Kesehatan
Masyarakat dapat membentuk karakter menjadi ASN yang berkompeten,
profesional, berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang
diembannya.
Demi terwujudnya ASN dengan karakter demikian, maka diperluka
adanya pendidikan dan pelatihan dasar jabatan pegawai negeri sipil seperti yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
ASN. Salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah diklat pendidikan dan pelatihan
dasar khususnya bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III yang
penyelenggaraannya diatur dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 12 Tahun 2018
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan I, II dan III. Pelatihan Dasar CPNS ini diharapkan dapat mencetak PNS
yang memiliki integritas moral yang beretika, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul yang
berkomitmen terhadap mutu serta bertanggung jawab terhadap tugas, memperkuat
profesionalisme dan anti korupsi serta kompentensi dalam bidang. Diharapkan
yang kemudian hari PNS mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
dengan baik sesuai dengan nilai-nilai dasar yang terkandung pada Undang-
Undang Nomor 5 tahun 2014 yang disebut dengan ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).
Pelatihan dasar ini merupakan Pendidikan dan Pelatihan dengan pola baru
yang diwajibkan untuk diterapkan kepada setiap ASN yang ada diseluruh wilayah
di Indonesia ini dengan harapan agar dalam pelaksanaan setiap tugas yang
diamanahkan kepada setiap ASN di lingkungan kerja selalu terwujud nilai–nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of
Government.
Ruang lingkup penerapan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi, Manajemen ASN, Pelayanan Publik
dan Whole of Governmnet ini adalah di UPT Puskesmas Sukaramai Kecamatan
Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat.

1.2 Deskripsi Organisasi


1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat
Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat
menetapkan Visi yaitu “Terwujudnya Masyarakat Pakpak Bharat yang Mandiri
dan terdepan dalam pelayanan kesehatan”.
“Masyarakat Pakpak Bharat” mengandung arti semua elemen
masyarakat yang berbeda di wilayah Pakpak Bharat sedangkan “Sehat yang
Mandiri” artinya masyarakat bersama dengan pemerintah berperan,berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan,keluarga,masyarakat beserta lingkungannya. “Terdepan dalam
pelayanan kesehatan” mengandung arti memberi pelayanan untuk kepentingan
masyarakat dengan dasar keikhlasan,rasa senang, jujur, mengutamakan kepuasan
bagi yang menerima pelayanan kesehatan.
Dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan diatas yang bertujuan
memberikan pemahaman mengenai bagaimana cara mencapai keberhasilan visi
tersebut maka Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat memiliki misi sebagai
berikut :
1. Menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan secara paripurna yang
bermutu, merata dan terjangkau
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaa kesehatan
3. Meningkatkan pengendalian dan penanggulangan masalah kesehatan
berperilaku hidup sehat
1.2.2 Profil Puskesmas Sukaramai
1.2.2.1 Letak Geografis
Puskesmas Sukaramai berada di Kecamatan Kerajaan dengan Ibukota
Sukaramai. Kecamatan Kerajaan salah satu kecamatan diantara 8 kecamatan di
Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 147,6
km² yang terdiri dari 10 desa. Kecamatan ini terletak di bagian pinggir Kabupaten
Pakpak Bharat, dengan jarak 18 km dari kecamatan salak (ibukota Kabupaten
Pakpak Bharat) ke Sukaramai (ibukota Kecamatan Kerajaan).

Batas wilayah Kecamatan Sukaramai sebagai berikut:


1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Dairi
2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Kerajaan
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan PGGS
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan STU JEHE
Gambar 1.1 Peta wilayah Kecamatan Kerajaan

Kecamatan Kerajaan pada umumnya adalah berbukit-bukit yang terletak


diantara 98.00⁰– 98.30⁰ Bujur Timur dan 25 – 30 Lintang Utara dengan
ketinggian yang bervariasi antara 500 – 1.400 m sehingga terjadi Iklim hujan
tropis yang dipengaruhi angin musim. Pada umumnya di Kecamatan ini
mempunyai udara yang dingin.
Wilayah kerja Puskesmas Sukaramai terdiri dari 10 (sepuluh) desa yaitu
Majanggut II, Majanggu I, Pardomuan, Parpulungan, Kuta Saga, Kuta Dame,
Kuta Meriah, Sukaramai, Surung Mersada dan Perduhapen dengan jumlah
penduduk 9.310 jiwa dengan penduduk laki-laki sebanyak 4.667 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 4.643 jiwa dan rumah tangga yang ada sebanyak
2.021 rumah tangga. Penduduk mayoritas suku Pakpak yaitu Pakpak Simsim
(Suak Simsim) dan sebagian kecil suku lain yaitu Batak Toba, Karo, Simalungun,
Jawa, dan Nias.

1.2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas Sukaramai


Adapun Visi Puskesmas Sukaramai yaitu “Terwujudnya kecamatan sehat
yang mandiri dan terdepan dalam pelayanan kesehatan”.
“Kecamatan Sehat yang mandiri ” mengandung arti semua elemen
masyarakat bersama dengan pemerintah berperan,berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan,keluarga,masyarakat beserta lingkungannya. “Terdepan dalam
pelayanan kesehatan” mengandung arti memberi pelayanan untuk kepentingan
masyarakat dengan dasar keikhlasan,rasa senang, jujur, mengutamakan kepuasan
bagi yang menerima pelayanan kesehatan.
dengan Misi Puskesmas sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau bagi
masyarakat di wilayah kerja puskesmas
2. Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan dan
pembinaan UKBM yang sesuai dengan situasi kondisi dan kebutuhan
masyarakat setempat
3. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah kerja
puskesmas sukaramai
4. Memberi pelayanan prima demi terwujudnya masyarakat sehat mandiri
dan peduli kesehatan
1.2.2.3 Nilai-Nilai Dasar Organisasi Puskesmas Sukaramai
Adapun nilai-nilai organisasi yang menjadi acuan saat bertugas adalah
nilai PRAKTIS (Profesional, Ramah, Amanah, Kerjasama, Tanggung Jawab,
Ikhlas, Setia) :
1 Profesional : Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam
memberikan kesehatan yang terbaik
2 Ramah : Memiliki sikap yang sopan dan santun kepada
seluruh masyarakat dan rekan kerja
3 Amanah : Memiliki kejujuran dan dapat dipercaya oleh
seluruh rekan kerja
4 Kerjasama : melakukan pekerjaan bersama untuk mencapai
tujuan yang sama
5 Tanggung jawab : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman
dan standar pelayanan yang ditetapkan, dapat
diukur dan dipertanggungjawabkan
6 Ihklas : Bekerja dan melayani dengan sepenuh hati
7 Setia : Setia melayani dan mendampingi kesehatan
masyarakat

1.2.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh Kesehatan Masyarakat


Jabatan fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat ditetapkan melalui
Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
58/KEP/M.PAN/8/2000 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan
Masyarakat dan Angka Kreditnya.
Tugas pokok Pejabat Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat adalah
melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan
masyarakat serta dilandasi oleh semangat kemitraan, melakukan penyebarluasan
informasi, membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku
masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi
dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan.
Tugas pokok Jabfung PKM adalah:
1. Melaksanakan kegiatan advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan
Masyarakat
2. Melakukan penyebarluasan informasi kesehatan dalam berbagai bentuk dan
saluaran komunikasi;
3. Membuat rancangan media, baik media cetak, elektronika maupun media
luar ruang;
4. Melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan
dengan kesehatan;
5. Merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan perilaku
masyarakat yang mendukung kesehatan.
1.2.2.5 Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS SUKARAMAI Plt.KEPALA PUSKESMAS


KABUPATEN PAKPAK BHARAT dr. YORI ANDIKA MAHA
BERDASARKAN PERMENKES NO. 75 TAHUN 2014
KASUBBAG TATA USAHA
NURMAYA C. SIHITE

SISTEM INFORMASI PUSKESMAS KEPEGAWAIAN KEUANGAN RUMAH TANGGA


YESSYTA ANGKAT RICARDO SINAGA JUNITA TONI SARAGIH

OP TAMAN
JUNITA K.SIREGAR BANGUN PASARIBU

JKN CS
RODAME BINTANG NERLIANA SARAGIH

UKM ESENSIAL DAN KEPERAWATAN UKT. KEFARMASIAN DAN JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN
UKM PENGEMBANGAN
KESMAS LABORATORIUM JARINGAN FASYANKES
HELMA MANIK Drg. RIES MADONA dr. RIBU ANNNA PERANGIN- SYARIFAH

KESLING GIZI KEPERAWATAN KESMAS KESEHATAN JIWA KESEHATAN INDRA RM PUSKESMAS KELILING
HELMA MANIK LISTRA E. SIREGAR JUNITA K. SIREGAR MURNIATI RODAME BINTANG SAHAT LIMBONG

P2P KIA PROMOSI KESEHATAN KESEHATAN LANSIA BATRA RAWAT JALAN FASILITAS FASYANKES
SRI HASTUTI SYARIFAH IMELDA L. GAOL RODAME BINTANG MURNIATI TONI SARAGIH

IMUNISASI KESEHATAN IBU KELUARGA SEHAT KESEHATAN OLAHRAGA KESEHATAN KERJA GAWAT DARURAT PUSKESMAS PEMBANTU
ROSMAWATY.B SYARIFAH S IMELDA L.GAOL RODAME BINTANG RUSMIATI S Kuta Meriah Nelli Hutapea
Parpulungan Melky Situmorang
P2 ISPA KB PSM GIGI MASYARAKAT PKPR KEFARMASIAN Pardomuan Kartini Banjarnahor
BERLIANTA SUKRIAH Drg. RIES MADONA MAJUS S. BAKARA Majanggut I Roma Marsoit
Parjaratan Sondang R. Simbolon
P2 TB KESEHATAN ANAK PKM LABORATORIUM Galiaman Tiar Simbolon
LAILA MUNTHE SUKRIAH IMELDA L. GAOL
BIDAN DESA
P2 DIARE KESPRO UKS KB Pettal Nurmeli N. Karo-Karo
SRI HASTUTI.S SYARIFAH ROTUA TUMANGGOR SUKRIAH Sukaramai Lisbet Situngkir
Laembereng Marhenni Tarigan
P2 KUSTA DETEKSI DINI DAN MTBS UKGS KESEHATAN GIGI DAN Tanjung Rahu Suci Amelia
SYAFIRAH S Drg. RIES MADONA Drg. RIES MADONA L. Siregar Hariana Banurea
Sitio-tio Agus Barus
P2 TYPOID PTM RAWAT INAP Kuta Saga Anita Banurea
ROSMAULI S ROSMAULI SITOHANG B. Sitellu Romani Sibarani
Sileuh
P2 DBD GIZI Perduhapen Maida Sinamo
NURMAYA LISTRA S. SIREGAR Kuta Batu Laila Angkat
Kuta Rih Elriana
P2 CAMPAK PERSALINAN Surung Mersada Lilis Lingga
SRI HASTUTI.S SYARIFAH Kuta Liang Melisa Manik

P2 RABIES
SRI HASTUTI.S
P2 MALARIA
SRI HASTUTI.S

KECACINGAN
SRI HASTUTI.S

SURVEILANS
SRI HASTUTI.S
1.3 Isu Permasalahan
Pada bab ini dijelaskan beberapa isu-isu yang sering ditemui di unit kerja.
Kata isu yang dimaksud disini sesuai dengan yang dijabarkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, yang berarti masalah yang dikedepankan atau harus segera
diselesaikan. Penetapan isu dalam bab ini merupakan isu-isu yang berkaitan
dengan tugas peserta selama menjadi CPNS, dalam hal ini tugas di Puskesmas
Sukaramai Kabupaten Pakpak Bharat.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di Puskesmas Sukaramai selama
kurang lebih empat bulan, peserta telah mendapatkan banyak gambaran tentang
beberapa isu yang perlu diselesaikan. Adapun isu masalah yang terjadi antara
lain: Masih tingginya masalah kesehatan penyakit tuberculosis paru. masih
tingginya kasus penyakit Tuberkulosis Paru yang disebabkan masih banyaknya
masyarakat yang belum mengetahui tentang penyebab terjadinya penyakit TB
Paru dan kurang optimalnya pengawasan kepada pasien dalam meminum obat. Isu
permasalahan lain adalah rendahnya kemauan ibu melakukan ASI Eksklusif.
Rendahnya cakupan pemberian asi eksklusif disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu formula yang
membuat banyak ibu gagal menyusui.
Masih ditemukan anak dengan gizi kurang adalah dampak dari tidak
terpenuhinya kebutuhan gizi anak yang telah berlangsung sejak lama. Anak
kurang gizi umumnya mempunyai berat badan kurang (underweight), kurus
(wasting), pendek (stunting), serta kekurangan vitamin dan mineral. Kurangnya
pengetahuan orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi yang seimbang
merupakan penyebab paling umum kurang gizi pada anak. Kondisi sosial
ekonomi keluarga yang kurang baik juga menjadi penyebab anak mengalami
kekurangan gizi.
Isu masalah kesehatan lainnya yang berkaitan perilaku hidup bersih dan
sehat adalah masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah, hal ini
terlihat masih banyaknya masyarakat terutama kaum bapak-bapak yang merokok
dan tidak sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam rumah, dan masih
ada masyarakat buang air besar sembarangan yang dilihat dari masih ada beberapa

19
rumah tangga yang tidak memiliki jamban keluarga, sehingga masyarakat tersebut
buang air besar di parit ataupun sungai.
Dari isu / masalah tersebut diatas maka diharapkan adanya gagasan
kegiatan dalam menyelesaikan masalah melalui kegiatan – kegiatan kreatif dan
inovatif yang memiliki nilai – nilai profesi ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi ditambah lagi
Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of Government dan tidak
melanggar peraturan perundang – undangan yang telah ditetapkan.

1.4 Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Jangka Pendek
Memahami lebih dalam mengenai nilai-nilai dasar profesi ASN yang
mencakup ANEKA ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan
Publik serta Whole Of Government (WoG).
b. Jangka Panjang
Mampu menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA di dalam kegiatan
aktualisasi berdasarkan tugas dan fungsi Penyuluh Kesehatan
Masyarakat sebagai ASN.
2. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari aktualisasi nilai-nilai dasar profesi
ASN sebagai Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Pertama di UPT
Puskesmas Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat antara
lain:
a. Bagi Provinsi
Membantu mewujudkan Sumatera Utara Yang Maju, Aman, dan
bermartabat sesuai dengan visi Provinsi Sumatera Utara dengan
menerapkan prinsip-prinsip ANEKA dalam setiap pelayanan ASN.
b. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat
Membantu mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten
Pakpak Bharat.

20
c. Bagi UPT Puskesmas Sukaramai
Mampu mewujudkan pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
masyarakat. Mampu menghasilkan ASN yang bersikap dan bertindak
profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya saing.
d. Bagi Individu
Membentuk karakter dan perilaku PNS sebagai cerminan nilai-nilai
dasar profesi PNS, Mewujudkan peran dan kedudukan PNS dalam NKRI
dan membiasakan diri untuk peduli terhadap barang-barang milik
negara.

21
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
2.1 Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil gambaran kondisi berdasarkan permasalahan yang
muncul dilapangan khususnya di ruang lingkup wilayah kerja Puskesmas
Sukaramai, maka telah dilakukan pengidentifikasian isu yang akan diangkat
didalam rancangan aktualisasi ini antara lain:
1. Masih tingginya kasus penyakit Tuberkulosis Paru yang disebabkan masih
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB Paru
2. Kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu
formula menyebabkan endahnya cakupan pemberian asi eksklusif
3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan orang tua terhadap pola makan
sehat dan gizi yang seimbang sehingga menyebabkan tingginya angka gizi
kurang
4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah
5. Masih banyaknya masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarang
Isu-isu tersebut terangkum dan dapat dilihat beserta penyebabnya sesuai
pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Keterkaitan Isu dengan Aspek Kedudukan dan Peran PNS
No Permasalahan Sumber Isu Penyebab
1 Masih tingginya kasus Pelayanan Publik Ketidaktahuan masyarakat terhadap
penyakit Tuberkulosis penyebab terjadinya penyakit TB
Paru yang disebabkan Paru dan masih banyak pasien TB
masih rendahnya yang tidak menggunakan masker
pengetahuan masyarakat dan menutup mulut saat batuk, serta
tentang penyakit TB Paru pasien TB kurang di awasi dalam
meminum obat hingga tuntas
2 Kurangnya pengetahuan Pelayanan Publik kurangnya pengetahuan tentang
tentang manfaat ASI dan manfaat ASI dan gencarnya promosi
gencarnya promosi susu susu formula
formula menyebabkan

22
endahnya cakupan
pemberian asi eksklusif
3 Kurangnya kesadaran dan Pelayanan Publik Kurangnya kesadaran dan
pengetahuan orang tua pengetahuan orang tua terhadap pola
terhadap pola makan makan sehat dan gizi yang seimbang
sehat dan gizi yang dan kondisi sosial ekonomi keluarga
seimbang sehingga yang kurang baik juga menjadi
menyebabkan tingginya penyebab anak mengalami
angka gizi kurang kekurangan gizi.
4 Masih banyaknya Pelayanan Publik Kurangnya kesadaran masyarakat
masyarakat merokok di mengenai bahaya yang ditimbulkan
dalam rumah dari perilaku merokok, dan
ketidakpedulian perokok terhadap
lingkungan sekitarnya
5 Masih ada masyarakat Pelayanan Publik Kurangnya pengetahuan masyarakat
buang air besar tentang perilaku hidup bersih dan
sembarangan sehat, dan masih ada masyarakat
yang kurang mampu untuk membuat
WC sendiri di rumah.
Sumber: Data Olahan
Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis isu
berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan metode APKL.
Unsur-unsur yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Layak/Kelayakan. Aktual artinya benar-benar
terjadi dan sedang dibicarakan. Problematik artinya sebuah isu memiliki
permasalahan yang kompleks sehingga harus segera dicarikan solusi
permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk
dipecahkan masalahnya.
Dengan menggunakan metode APKL tersebut, kriteria isu dapat di ukur
sebagai berikut:

23
Tabel 2.2 Penilaian Kriteria Isu
No Isu Kriteria Isu
Aktual Problematik Kekhalayaka Layak
n
1 Masih tingginya kasus √ √ √ √
penyakit Tuberkulosis Paru
yang disebabkan masih
rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit
TB Paru
2 Kurangnya pengetahuan √ √ √ √
tentang manfaat ASI dan
gencarnya promosi susu
formula menyebabkan
endahnya cakupan pemberian
asi eksklusif
3 Kurangnya kesadaran dan √ √ √ √
pengetahuan orang tua
terhadap pola makan sehat dan
gizi yang seimbang sehingga
menyebabkan tingginya
angka gizi kurang
4 Masih banyaknya masyarakat √ √ √ √
merokok di dalam rumah
5 Masih ada masyarakat buang √ √ √ √
air besar sembarangan
Sumber: Data Olahan
Dari tabel 2.2 diatas semua isu memenuhi kriteria yaitu isu no. 1, 2, 3, 4,
dan 5 dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Aktual

24
Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
b. Problematik
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
c. Kekhalayakan
Isu yang di angkat menyangkut orang banyak.
d. Kelayakan
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.

2.2 Analisis Isu dan Dampaknya


Berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sukaramai terdapat beberapa isu yang menjadi perhatian kesehatan yang
berkenaan dengan tugas dan fungsi penyuluh kesehatan masyarakat dan dampak
dari isu tersebut bisa dijelaskan seperti berikut:
1. Masih tingginya masalah kesehatan penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru)
yang dilihat dari masih banyaknya masyarakat hampir di 10 desa di
wilayah kerja Puskesmas Sukaramai yang mengalami penyakit TB Paru.
Penyakit TB Paru merupakan penyakit yang sangat mudah menular dari
penderita TB Paru kepada orang lain yang ditularkan melalui udara saat
penderita batuk, becerita, ataupun bersin, dan beberapa pasien TB Paru
tidak menuntaskan dalam meminum obat selama 6 bulan, seharusnya
pengobatan TB Paru hingga tuntas yaitu selama 6 bulan tanpa putus
minum obat.
2. Kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu
formula yang membuat banyak ibu gagal menyusui merupakan faktor
rendahnya cakupan pemberian asi eksklusif. Dampak rendahnya
pemberian Asi Esklusif menyebabkan anak menjadi rentan terhadap
penyakit dan anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
terhambat atau stunting.

25
3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan orang tua terhadap pola makan
sehat dan gizi yang seimbang dan kondisi sosial ekonomi keluarga yang
kurang baik juga menjadi penyebab anak mengalami kekurangan gizi.
Dampak dari gizi kurang ditemukan anak pendek dan tida bertumbuh
optimal. Dampak yang lebih buruk yaitu munculnya marasmus yang
terjadi akibat tubuh kekurangan hampir semua nutrisi, terutama protein
dan kalori.
4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah, hal ini terlihat
masih banyaknya masyarakat terutama kaum bapak-bapak yang merokok
dan tidak sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam rumah,
perilaku merokok sangat berbahaya bagi si perokok, perilaku tersebut
menimbulkan berbagai hal masalah kesehatan, perilaku merokok juga
dapat membahayakan bagi perokok pasif (yang tidak pernah merokok dan
tidak tahan dengan asap rokok) yang lebih rentan terkena penyakit dari
asap rokok yang dihirupnya.
5. Masih ada masyarakat buang air besar sembarangan yang dilihat dari
masih ada beberapa rumah tangga yang tidak memiliki jamban keluarga,
sehingga masyarakat tersebut buang air besar di parit ataupun sungai.
Buang air besar sembarangan ini menimbulkan berbagai masalah
kesehatan antara lain; diare, kolera, dan lain-lain.
Maka dari kelima isu yang ditemukan ini, perlu adanya kegiatan preventif
(pencegahan) dan promotif (penyuluhan) kepada masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai masalah kesehatan yang ada,
agar masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dini dan mengaplikasikan
perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, positif dan produktif melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai.
2.3 Penetapan Isu
Salah satu metode untuk menetapkan prioritas isu/ masalah adalah dengan
menggunakan Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Metode ini
merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah berdasarkan skala prioritas

26
menggunakan skala nilai 1-5, sehingga dapat diketahui urutan kepentingan
isu/masalah dengan menggunakan 3 (tiga) komponen/variabel pembanding yaitu
(kotler dkk, 2001) :
1. Urgency = seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan
dihubungkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
tadi.
2. Seriousness = seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan
dengan akibat/dampak yang timbul dengan penundaan pemecahan
masalah yang menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab
isu tidak dipecahkan. Suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius dibandingkan dengan masalah yang
berdiri sendiri.
3. Growth = seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Nilai dari ketiga variabel tersebut akan dijumlahkan, isu yang mempunyai
jumlah nilai terbesar merupakan prioritas utama yang harus diselesaikan. Berikut
tabel skala nilai matriks USG.

Tabel 2.3 Analisis Isu melalui USG


No Identifikasi Isu U S G Total Rangking
1 Masih tingginya kasus penyakit 5 5 5 15 I
Tuberkulosis Paru yang
disebabkan masih rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang
penyakit TB Paru
2 Kurangnya pengetahuan tentang 4 5 5 14 II
manfaat ASI dan gencarnya promosi
susu formula menyebabkan endahnya
cakupan pemberian asi eksklusif
3 Kurangnya kesadaran dan 4 5 4 13 III

27
pengetahuan orang tua terhadap pola
makan sehat dan gizi yang seimbang
sehingga menyebabkan tingginya
angka gizi kurang
4 Masih banyaknya masyarakat 4 4 5 13 III
merokok di dalam rumah
5 Masih ada masyarakat buang air 4 4 4 12 IV
besar sembarangan

Keterangan: (Skala Likert)


5: sangat urgent/serius
4: tinggi urgent/serius
3: sedang urgent/serius
4: rendah urgent/serius
1: sangat rendah urgent/serius
Dari analisis terhadap isu di Puskesmas Sukaramai Kabupaten Pakpak
Bharat yaitu penilaian kriteria isu dan analisis isu dengan USG serta penjelasan
dari dampak isu diatas maka dapat ditetapkan isu yang diambil yaitu “Masih
tingginya kasus penyakit Tuberkulosis Paru yang disebabkan masih
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB Paru”.

2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan


Dari penjelasan analisis penetapan isu diatas maka ditetapkan gagasan
kegiatan yang kemudian dijelaskan pada rancangan aktualisasi pada BAB III.
Adapun gagasan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan isu adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.4 Sumber Kegiatan

28
No Isu yang diangkat Gagasan Kegiatan Sumber Kegiatan
.
1 Masih tingginya kasus 1. Melakukan penyuluhan kepada SKP
penyakit Tuberkulosis masyarakat mengenai penyakit
Paru yang disebabkan Tuberkulosis Paru
masih rendahnya 2. Melakukan pembinaan kepada SKP
pengetahuan masyarakat Petugas Desa mengenai TB Paru
tentang penyakit TB Paru dan penggunaan “aplikasi
Sitrust” Inisiatif sendiri
3. Melakukan kunjungan rumah
dalam pembinaan PMO
(Pengawas Menelan Obat) untuk
memantau pasien minum obat
secara teratur SKP
4. Menyebarkan leaflet tentang
penyakit Tuberkulosis Paru
kepada masyarakat Inisiatif sendiri
5. Memberikan masker kepada
pasien penderita Tuberkulosis
Paru

29
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-Nilai Dasar PNS


Nilai dasar merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam
menjalankan profesi. Nilai-nilai dasar PNS sering disebut dengan ANEKA.
Kelima nilai dasar itu adalah Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi, serta ditambah dengan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole Of Government.
Untuk mencapai terciptanya aparatur negara yang profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu
menyelenggarakan pelayanaan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, maka perlu adanya
penerapan nilai-nilai dasar PNS. Nilai-nilai dasar tersebut dijabarkan sebagai
berikut.

3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai yang
mencerminkan akuntabilitas yaitu:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah yang dimana
pimpinan memainkan peran yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah : mendorong komunikasi yang
lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan,

30
serta meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjungjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-Undang, kontrak,
kebijakan dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada public dan/atau stakeholder.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada sesuatu konsekuensi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan
yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan
responsibilitas institusi.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh
sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat meghancurkan kepercayaan
dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak
optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas
tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga desertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya keahlian (skill) yang dimiliki.

31
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
Dengan demikian fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen
dan kredibilitas anggota organisasi.

3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme merupakan pondasi bagi Aparatur Sipil Negara dalam
mengaktualisasikan fungsi dan tugasnya yang berorientasi untuk kepentingan
Publik, Bangsa dan Negara melalui penanaman nilai-nilai Pancasila bukan
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan. Nilai-nilai yang mencerminkan
nasionalisme antara lain : gotong royong, persamaan etnis, cinta tanah air,
patriotisme, musyawarah mufakat, keadilan, rela berkorban, tidak diskriminatif,
kerjasama, tenggang rasa, kerja keras.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri.

32
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

3.1.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Nilai-nilai Etika Publik antara lain: 
1. Memegang teguh nilai-nilai pancasila dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja non diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdayaguna, berhasilguna, dan santun
10. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir

33
3.1.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Negara
bertujuan menjadikan pemerintahan yang baik dan bersih. Indikator komitmen
mutu dalam pelaksanaan tugas ASN dicirikan pada pekerjaan yang berazaskan
efektivitas, efiseinsi, selalu berinovasi demi menjawab tantangan yang senantiasa
berubah, serta mutu kinerja ASN. Target utama kinerja aparatur yang berbasis
komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan (customer satisfaction).

3.1.5 Anti Korupsi


Anti korupsi menurut UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam
UU No. 20 Tahun 2001 diartikan sebagai setiap tindakan melawan hukum dengan
tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi terdiri dari kerugian keuangan negara, suap menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan gratifikasi. Subjek korupsi adalah setiap individu,
penyelenggara Negara (ASN). Korupsi dapat terjadi karena objek yang
mendukung seperti: janji, kesempatan, kemudahan, dan kekayaan Negara.
Korupsi dapat dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:
1. Korupsi transaktif adalah korupsi yang menunjukkan adanya
kesepakatan timbal balik antara pemberi dan penerima, demi
keuntungan bersama. Kedua pihak sama-sama aktif menjalankan
perbuatan tersebut
2. Korupsi ekstroaktif adalah korupsi yang menyertakan bentuk-bentuk
koersi (tekanan) tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk
menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam diri, kepentingan,
orang-orangnya, atau hal yang dihargai
3. Korupsi investif adalah korupsi yang melibatkan suatu penawaran
barang atau jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan

34
bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang
akan datang
4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus
kepada teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam
rangka menduduki jabatan publik
5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena
mempunyai kesempatan untuk mendaptkan keuntungan dari
pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang diketahui sendiri
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu pada penciptaan
suasana yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan
keberadaan tindak korupsi yang lain
7. Korupsi defensif adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak
sembilan nilai anti korupsi sebagai berikut : jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.

3.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Aparatur Sipil Negara mempunyai peran besar dan penting didalam
Pemerintahan dan Negara Indonesia ini karena perkembangan pembangunan
sebuah Negara berada dipundak setiap ASN, banyak tantangan dan cobaan oleh
setiap ASN dalam mendukung perkembangan kemajuan sebuah Negara semakin
berat, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya oknum Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran hukum, terlibat praktek korupsi, kolusi dan nepotisme,
disisi lain praktek birokrasi yang menjadi salah satu hambatan dalam
pembangunan.
Adapun kedudukan dan peran PNS/ASN didalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Undang–Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

35
1. Pelaksana Kebijakan Publik
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan
oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
2. Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN berkewajiban dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Kedudukan dan peran PNS tersebut harus dilakukan dengan penuh
tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

36
3.2.1 Whole of Government
1. Pengertian Whole Of Government
Whole of government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pedekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah yaitu sebagai berikut :
a) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan pubik dalam mewujudkan
integritas kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Selain itu perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks
juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
b) Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap faktor
lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan tidak
beriringan, malainkan justru kontraproduktif atau saling membunuh.
Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari
lainnya.
c) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. Hal ini
merupakan upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh
sektor guna mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang
berorientasi sekor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan
yang lebih mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan
kesatuan.

37
2. Praktek WoG
Terdapat beberapa cara pendekatan Wog yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal yaitu sebagai berikut :
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lebaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
menkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara
melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status
kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan
kelembagaan yang dikoordinasikannya.
c. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan salah satu bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar strukur formal, yang sifatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber
daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
d. Koalisi sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau
lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi
ini. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi
tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
3. Tantangan dalam Praktek WoG
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain sebagai berkut :
a. Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi

38
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang
berbeda.
b. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi
pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan
penyatuan kelembagaan.
c. Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu
SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.

3.2.2 Manajemen ASN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk manghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politk, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut beberapa
konsep yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas :
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pewagai ASN secara
menetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) PPPK adalah
warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam melaksanakan tugas pemerintahan.

39
2. Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
a. PNS berhak memperoleh :
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi
b. PPPK berhak memperoleh :
1. Gaji, dan tunjangan,
2. Cuti;
3. Perlindungan; dan
4. Pengembangan kompetensi
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah :
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang; 
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; 
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggungjawab;

40
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan; 
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

3.2.3 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah (Lembaga
Administrasi Negara: 1998). Prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak Diskriminatif
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan
Sesungguhnya yang menjadi produk dari organisasi pemerintahan adalah
pelayanan masyarakat, baik itu merupakan layanan sipil maupun layanan publik.
Artinya kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak.
Pelayanan tersebut melekat pada setiap orang, baik secara pribadi maupun
berkelompok (organisasi), dan dilakukan secara universal.
Hak atas pelayanan itu sifatnya sudah universal, berlaku terhadap siapa
saja yang berkepentingan atas hak itu, dan oleh organisasi apa pun juga yang
tugasnya menyelenggarakan pelayanan. Tugas pemerintah adalah untuk melayani
dan mengatur masyarakat, dan tugas pelayan lebih menekankan kepada

41
mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat
waktu proses pelaksanaan urusan publik
Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:
1. Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.
2. Membangun visi dan misi pelayanan.
3. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, sebagai
dasar pemberian pelayanan.
4. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan fungsi
organisasi.
5. Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan tugas
pelayanannya dengan baik.
Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut:
1. Pasionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)
2. Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)
3. Proaktive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4. Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5. Patience (Penuh rasa kesabaran)
6. Proporsional (Tidak mengada-ada)
7. Punctional (Tepat waktu)

3.3 Rancangan Aktualisasi


Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai isu yang diangkat sesuai
dengan nilai – nilai dasar profesi PNS / ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta Manajemen ASN,
Pelayanan Publik dan Whole of Government yang akan diaktualisasikan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan sehari – hari di Puskesmas Sukaramai
Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat. Adapun rancangan aktualisasi
yang akan di implementasiakan adalah sebagai berikut.
Isu yang diangkat: Masih tingginya masalah kesehatan penyakit
tuberculosis paru . Adapun kegiatannya sebagai berikut:

42
1. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru.
2. Melakukan pembinaan kepada Petugas Desa mengenai TB Paru dan
penggunaan “aplikasi Sitrust”.
3. Melakukan kunjungan rumah (home visit) dalam pembinaan PMO
(Pengawas Menelan Obat) untuk memantau pasien minum obat secara
teratur.
4. Menyebarkan media informasi berupa leaflet tentang penyakit
Tuberkulosis Paru kepada masyarakat.
5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru.

43
Formulir.1 Rancangan Kegiatan
Unit Kerja : Puskesmas Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat
Identifikasi Isu : 1. Masih tingginya masalah kesehatan penyakit tuberkulosis Paru
2. Rendahnya kemauan ibu melakukan asi eksklusif
3. Masih ditemukan anak dengan gizi kurang
4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah
5. Masih banyaknya masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarang
Isu yang diangkat : Masih tingginya masalah kesehatan penyakit tuberkulosis Paru
Gagasan Kegiatan : 1. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru
2. Melakukan pembinaan kepada Petugas Desa mengenai TB Paru dan penggunaan “aplikasi Sitrust”
3. Melakukan kunjungan rumah (home visit) dalam pembinaan PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk memantau pasien
minum obat secara teratur
4. Menyebarkan media informasi berupa leaflet tentang penyakit Tuberkulosis Paru kepada masyarakat
5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru

44
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melaksanakan 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
kegiatan penyuluhan kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
kepada masyarakat (Kepala Puskesmas) penyuluhan terkait dalam beberapa kegiatan penyuluhan ini,
mengenai untuk melakukan kepada kegiatan yaitu: penyuluhan kepada maka dapat
pencegahan penyakit kegiatan penyuluhan masyarakat 1.ETIKA PUBLIK : masyarakat maka memberikan
Tuberkulosis Paru 2. Saya akan tentang penyakit Meminta izin dengan dapat mewujudkan penguatan pada
mempersiapkan materi TB Paru, maka sopan kepada atasan, dan Visi Puskesmas nilai dasar
penyuluhan kesehatan masyarakat dapat Menjalankan tugas secara yaitu “Terwujudnya organisasi yaitu
mengenai penyakit TB mengetahui profesional dan tidak kecamatan sehat Profesional dalam
paru bahaya penyakit berpihak untuk yang mandiri dan memberikan
3. Saya akan TB Paru dan kepentingan pribadi terdepan dalam pelayanan yang
berkoordinasi dengan lebih sadar 2. KOMITMEN MUTU: pelayanan terbaik, bersikap
Tata Usaha untuk dalam menjaga Pembuatan kesehatan”. dan ramah kepada
membuat surat kesehatannya materipenyuluhan Misi masyarakat,
undangan pertemuan Kesehatan sangat efektif “Menyelenggaraka bertanggung
dengan masyarakat Manfaat : dalam pemecahan isu serta n pelayanan yang jawab dan Ikhlas
4. Saya akan meminta izin Jika kegiatan ini meningkatkan mutu berkualitas dan melayani sepenuh
dengan Kepala Desa teraksana dengan kesehatan. terjangkau bagi hati
untuk melakukan baik maka 3. AKUNTABILITAS masyarakat di
kegiatan tingkat penularan Transparansi : Dalam wilayah kerja
5. Saya akan melakukan penyakit Tb Paru kegiatan ini dilakukan puskesmas” dan
kegiatan penyuluhan tidak meningkat. dengan memberikan “Memberi
kepada masyarakat informasi secara terbuka pelayanan prima
Dampak : yang disampaikan kepada demi terwujudnya

45
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Jika kegiatan ini Kepala Desa dan masyarakat sehat
tidak terlaksana disebarkan ke masing mandiri dan peduli
dengan baik masing kadus. kesehatan”
maka akan Kejelasan :
berdampak pada menyampaikan jadwal dan
meningkatnya tempat kegiatan secara
tingkat penularan detail.
penyakit Tb 4. NASIONALISME :
paru. semakin dengan nilai nilai Adil/
banyak tidak membeda bedakan
masyarakat suku, agama dan ras,
menderita Tb dan Nilai peduli terhadap
Paru. kesehatan
5. PELAYANAN
PUBLIK:
Memberikan
penyuluhan/informasi
kepada masyarakat dengan
komunikasi efektif yang
mencerminkan pelayanan
publik yang baik.
6.WHOLE OF
GOVERNMENT
Kegiatan ini berkoordinasi
dengan Kepala Desa
sebagai upaya kolaboratif
46
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan
2 Melakukan 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
pembinaan kepada kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
Petugas Desa (Kepala Puskesmas) pembinaan terkait dalam beberapa pembinaan kepada pembinaan
mengenai TB Paru untuk melakukan kepada Petugas kegiatan yaitu : Petugas Desa , kepada petugas
dan penggunaan kegiatan pembinaan Desa maka 1. ETIKA PUBLIK : maka dapat desa ini, maka
“aplikasi Sitrust” Petugas Desa Tersebut dapat Meminta izin dengan mewujudkan Visi dapat
2. Saya akan membantu sopan kepada atasan, dan Puskesmas yaitu memberikan
mempersiapkan materi menemukan Menjalankan tugas secara “Terwujudnya penguatan pada
pembinaan masyarakat yang profesional dan tidak kecamatan sehat nilai dasar
3. Koordinasi dengan Tata dicurigai terkena berpihak untuk yang mandiri dan organisasi yaitu
Usaha untuk membuat penyakit TB kepentingan pribadi terdepan dalam Profesional dalam
surat undangan Paru agar 2. KOMITMEN MUTU: pelayanan memberikan
pertemuan penyebaran Pembuatan kesehatan” dan pelayanan yang
4. Saya akan penyakitnya materipenyuluhan Misi terbaik, dan
berkoordinasi dengan dapat Kesehatan sangat efektif “Menggerakkan bersikap ramah
program TB untuk diminimalisir dalam pemecahan isu serta pembangunan kepada
mempersiapkan dan petugas desa meningkatkan mutu berwawasan masyarakat, serta
kegiatan dapat membantu kesehatan. kesehatan bertanggungjawab
5. Saya akan melakukan memberikan 3. AKUNTABILITAS diwilayah kerja memberikan
kegiatan pembinaan dorongan kepada Transparansi : Dalam puskesmas terobosan bagi
kepada petugas desa pasien untuk kegiatan ini dilakukan sukaramai” dan peningkatan
meminum obat dengan memberikan “Melakukan upaya pelayanan
dan diawasi oleh informasi secara terbuka pemberdayaan kesehatan
PMO yang disampaikan kepada masyarakat melalui
47
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pengelola program TB pembentukan dan
Manfaat: untuk mengundang pembinaan UKBM
Jika kegiatan ini petugas desa yang sesuai dengan
terlaksana Responsibilitas : situasi kondisi dan
petugas desa Bertanggung jawab kebutuhan
dapat membantu menjalani tugas untuk masyarakat
memberikan membina masyarakat setempat”.
dorongan kepada berperilaku sehat
pasien untuk Kejelasan :
meminum obat menyampaikan jadwal dan
dan petugas desa tempat kegiatan secara
dapat detail.
menggunakan 4.WHOLE OF
aplikasi GOVERNMENT
SITRUST Kegiatan ini berkoordinasi
dengan Program TB
Dampak : sebagai upaya kolaboratif
Jika kegiatan ini untuk mencapai tujuan
tidak terlaksana pembangunan kesehatan
dengan baik 5. NASIONALISME :
maka akan dengan nilai nilai Adil/
berdampak pada tidak membeda bedakan
petugas desa suku, agama dan ras,
yang tidak dapat dan Nilai peduli terhadap
menemukan kesehatan masyarakat
masyarakat yang
48
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dicurigai terkena
penyakit TB
Paru dan tidak
dapat
menggunakan
aplikasi
SITRUST
3 Melakukan 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
kunjungan rumah kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
(home visit) dalam (Kepala Puskesmas) kunjungan terkait dalam beberapa kunjungan rumah kunjungan rumah
pembinaan PMO untuk melakukan rumah kepada kegiatan yaitu: kepada PMO, maka ini, maka dapat
untuk memantau kunjungan rumah dalam PMO, maka 1. ETIKA PUBLIK : dapat mewujudkan memberikan
pasien minum obat pembinaan PMO PMO dapat Meminta izin dengan Visi Puskesmas penguatan pada
secara teratur 2. Saya akan memberikan sopan kepada atasan, dan yaitu “Terwujudnya nilai dasar
berkoordinasi dengan pemantauan Menjalankan tugas secara kecamatan sehat organisasi yaitu
Tata Usaha untuk secara lebih profesional dan tidak yang mandiri dan Profesional dalam
membuat surat kepada pasien berpihak untuk terdepan dalam memberikan
Pemberitahuan dalam kepentingan pribadi pelayanan pelayanan yang
melakukan kunjungan mengawasi 2. AKUNTABILITAS kesehatan” dan terbaik, bersikap
rumah meminum obat Kepercayaan : Misi “Memberi ramah kepada
3. Saya akan meminta izin secara teratur Berkoordinasi dengan pelayanan prima masyarakat,
kepada Kepala Desa agar pengobatan Petugas Desa dalam demi terwujudnya bertanggung
untuk melakukan pasien dilakukan kunjungan rumah masyarakat sehat jawab dalam
kunjungan rumah warga secara tuntas dan memberikan rasa percaya mandiri dan peduli mengawasi PMO,
nya tidak putus pasien kesehatan”. ikhlas bekerja
4. Saya akan Transparansi : Dalam sepenuh hati serta
49
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
berkoordinasi dengan Manfaat: kegiatan ini dilakukan setia
Petugas Desa dalam Pasien dengan memberikan mendampingi
kunjungan rumah meminum obat informasi secara terbuka masyarakat
5. Saya akan secara teratur yang disampaikan kepada
menyampaikan materi dan pengobatan Kepala Desa dan
pembinaan kepada tuntas dan tidak disebarkan ke masing
PMO putus masing kadus.
3. NASIONALISME :
dengan nilai nilai Adil/
Dampak: tidak membeda bedakan
Pasien tidak suku, agama dan ras,
meminum obat dan Nilai peduli terhadap
secara teratur kesehatan masyarakat
dan pengobatan 4. KOMITMEN MUTU:
tidak tuntas melakukan kunjungan
sehingga rumah agar PMO dapat
menimbulkan mengawasi pasien minum
Penyakit TB obat secara teratur untuk
yang lebih parah kesembuhan pasien
5. ANTI KORUPSI :
Tidak meminta imbalan
setelah memberikan
pembinaan kepada PMO

Kegiatan ini berkoordinasi


dengan Petugas Desa
50
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
sebagai upaya kolaboratif
untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan
(Whole of Government)
4 Menyebarkan media 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
informasi berupa dan arahan kepada disebarkannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
leaflet tentang atasan untuk proses media informasi terkait dalam beberapa penyebaran media penyebaran media
penyakit pembuatan hingga kesehatan berupa kegiatan yaitu: informasi leaflet ini, maka
Tuberkulosis Paru penyebaran media leaflet, maka 1.ETIKA PUBLIK : kesehatan, maka dapat
kepada masyarakat informasi kepada masyarakat lebih Meminta izin dan arahan dapat mewujudkan memberikan
masyarakat tentang memahami kepala puskesmas dengan Visi Puskesmas penguatan pada
penyakit TB Paru mengenai bahaya sikap sopan santun yaitu “Terwujudnya nilai dasar
2. Saya akan merancang penyakit TB 2.AKUNTABILITAS: kecamatan sehat organisasi yaitu
media informasi berupa Paru dan selalu Mendesain dengan benar yang mandiri dan Profesional dalam
leaflet yang akan dibuat menjaga dan teliti merupakan terdepan dalam memberikan
3. Saya akan mencetak kesehatan wujud dari keseriusan dan pelayanan pelayanan yang
media informasi mereka tanggungjawab dalam kesehatan” dan terbaik, ramah,
4. Saya akan menyebarkan menyelesaikan isu. Misi tanggung jawab
media informasi Manfaat: 3 KOMITMEN MUTU: “Menyelenggaraka dan ikhlas dalam
Jika Meningkatkan n pelayanan yang bekerja
dilakukannya pengetahuan Masyarakat berkualitas dan
kegiatan ini mengenai masalah terjangkau bagi
maka keluarga penyakit TB Paru, masyarakat di
pasien dapat Berinovasi membuat wilayah kerja
lebih mudah media informasi untuk puskesmas” dan
mengerti dengan memudahkan “Memberi
51
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
membaca penyampaian informasi pelayanan prima
informasi yang kepada masyarakat demi terwujudnya
ada di leaflet Efektifitas: masyarakat sehat
Mencetak brosur/leaflet di mandiri dan peduli
Dampak : percetakan yang biayanya kesehatan”
Jika tidak lebih murah lebih efisiensi
dilakukannya dalam memecahkan isu.
kegiatan ini 4.NASIONALISME :
maka membagikan leaflet tanpa
penyebarluasan membeda bedakan
informasi 5.ANTI KORUPSI :
tentang penyakit Pembuatan leaflet sesuai
Tb paru dan anggaran operasional
penggunaan program/ mandiri, tidak
masker kurang meminta bayaran kepada
optimal masyarakat
5 Memberikan masker 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Kegiatan ini
kepada pasien kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan sesuai dengan
penderita (Kepala Puskesmas) pemberian terkait dalam beberapa pemberian masker nilai organisasi
Tuberkulosis Paru untuk memberikan masker kepada kegiatan yaitu: kepada pasien TB puskesmas nomor
masker kepada pasien pasien TB Paru, 1.ETIKA PUBLIK : maka dapat 1,3 dan 4, yaitu
TB Paru maka penularan Meminta izin dengan mewujudkan Visi santun, handal
2. Saya akan penyakit TB sopan kepada atasan, dan Puskesmas yaitu dan adil
berkoordinasi kepada Paru dapat tidak berpihak untuk “Terwujudnya
petugas apotek untuk dicegah kepentingan pribadi kecamatan sehat
menyediakan masker 2. AKUNTABILITAS yang mandiri dan
52
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Saya akan memberikan Manfaat: Responsibilitas : terdepan dalam
masker kepada pasien Jika Memberikan masker pelayanan
4. Saya akan menjelaskan dilakukannya kepada pasien TB paru kesehatan” dan
pemakaian masker yang kegiatan ini dengan persediaan yang Misi “Memberi
benar maka pasien sesuai kebutuhan pelayanan prima
mempraktekkan 3. NASIONALISME : demi terwujudnya
penggunaan dengan nilai nilai Adil/ masyarakat sehat
masker tidak membeda bedakan mandiri dan peduli
suku, agama dan ras, kesehatan”
Dampak : dan Nilai peduli terhadap
Jika tidak kesehatan masyarakat
dilakukannya 4. KOMITMEN MUTU
kegiatan ini Efektifitas : Dengan
maka diberikannya masker
penyebarluasan kepada pasien akan sangat
Tb paru semkin efektif dalam mencegah
meningkat penularan penyakit kepada
orang lain
5.ANTI KORUPSI :
Tidak meminta bayaran
pemberian masker kepada
pasien

53
3.4 Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan

Adapun rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan selama proses


habituasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Kegiatan Rencana Pelaksanaan Habituasi


(Dalam Minggu)
Sep Oktober Nov
V I II III IV I
1 Melaksanakan kegiatan penyuluhan
kepada masyarakat mengenai
pencegahan penyakit Tuberkulosis
Paru
2 Melakukan pembinaan kepada
Petugas Desa mengenai TB Paru
dan penggunaan “aplikasi Sitrust”
3 Melakukan kunjungan rumah
(home visit) dalam pembinaan
PMO (Pengawas Menelan Obat)
untuk memantau pasien minum
obat secara teratur
4 Menyebarkan media informasi
berupa leaflet tentang penyakit
Tuberkulosis Paru kepada
masyarakat
5 Memberikan masker kepada pasien
penderita Tuberkulosis Paru

54
PENUTUP

Pelatihan dasar ini merupakan Pendidikan dan Pelatihan dengan pola baru
yang diwajibkan untuk diterapkan kepada setiap ASN yang ada diseluruh wilayah
di Indonesia ini dengan harapan agar dalam pelaksanaan setiap tugas yang
diamanahkan kepada setiap ASN di lingkungan kerja selalu terwujud nilai–nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of
Government (WoG).

Dalam rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan di instansi masing-


masing mengandung dan mencerminkan nilai-nilai dasar PNS. Dalam rancangan
ini terdapat 5 kegiatan yang akan dilakukan sesuai tahapan-tahapan yang telah
disusun. Harapannya peserta dapat mengaktualisasikan di unit kerja dan menjadi
pelayan publik yang profesional dan meningkatkan kinerja peserta diklat dalam
menjalankan tugas dan fungsi di instansi tempat bekerja.

55
DAFTAR PUSTAKA

Repulik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Repulik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara.

Republik Indonesia. 2017. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang


Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara. 2018. Peraturan Lembaga Administrasi Negara


Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.. 2013. Modul Pelatihan


Pengangkatan Pertama Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan
Masyarakat Ahli Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi


Pegawai Negeri Sipil. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

56
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2016. Manajemen ASN. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2016. Pelayanan Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2016. Whole of Government. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Dasar Kader PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Profil Kesehatan Puskesmas Sukaramai Dinas Kesehatan kabupaten Pakpak


Bharat Tahun 2017.

57

Anda mungkin juga menyukai