ANGKATAN 23
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI - NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI UPT PUSKESMAS SUKARAMAI KECAMATAN KERAJAAN
K ABUPATEN PAKPAK BHARAT
OLEH:
NOPA MARTOGIA SIMAIBANG, SKM
PENATA MUDA (III/A)
NIP. 19931128 201903 2 007
Hj. Emilia, S.Sos Dra. Rita Clara, M.Ed dr. Yori Andika Maha
PENATA Tk I PEMBINA Tk I PENATA Tk I
NIP.19720701 199603 2 001 NIP. 19660810 199702 2 001 NIP.19830704 201001 1 025
Mengetahui
An. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sumatera Utara
Plh. Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya
laporan rancangan aktualisasi ini dapat terselesaikan dengan baik. Rancangan
Aktualisasi oleh penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Kaiman Turnip, M.Si selaku Kepala BPSDM Provinsi Sumatera
Utara;
2. Ibu Dra. Rita Clara, M.Ed selaku Coach yang telah banyak membimbing,
membagi ilmu dan pengalamannya dalam penyusunan laporan ini;
4. Bapak dr. Yori Andika Maha selaku Plt. Kepala Puskesmas Sukaramai dan
mentor;
5. Segenap Widyaiswara selaku Tenaga Pengajar dan Panitia Penyelenggara
Diklatsar CPNS;
6. Kedua orang tua penulis dan kakak adik yang telah banyak memberikan
dukungan moril kepada penulis;
7. Seluruh rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar GolonganVII Angkatan 23atas
kerja samanya selama masa pendidikan latsar;
8. Seluruh rekan-rekan di Puskesmas Sukaramai atas semangat dan dukungan
kepada penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan maaf jika terdapat kesalahan penulisan,
dan menerima kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan aktualisasi ini
membawa manfaat bagi pembaca.. Atas perhatiannya, terimakasih.
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Deskripsi Organisasi................................................................. 3
1.2.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak
Bharat............................................................................ 3
1.2.2 Profil Puskesmas Sukaramai......................................... 4
1.2.2.1 Letak Geografis
......................................................................
......................................................................
4
1.2.2.2 Visi dan Misi Puskesmas Sukaramai
......................................................................
......................................................................
5
1.2.2.3 Nilai-Nilai Dasar Organisasi Puskesmas
Sukaramai
......................................................................
......................................................................
6
1.2.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh
Kesehatan Masyarakat
......................................................................
6
1.2.2.5 Struktur Organisasi
......................................................................
......................................................................
8
1.3 Isu Permasalahan....................................................................... 9
1.4 Tujuan dan Manfaat.................................................................. 10
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH............................. 12
2.1 Identifikasi Isu........................................................................... 12
2.2 Analisis Isu dan Dampaknya..................................................... 14
2.3 Penetapan Isu Terpilih dan Analisis Dampaknya.................... 15
2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan.................................................... 17
2.5 Role models............................................................................... 18
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI.................................................... 19
3.1 Nilai –Nilai Dasar PNS ............................................................ 19
3.1.1 Akuntabilitas ................................................................ 19
3.1.2 Nasionalisme ............................................................... 21
3.1.3 Etika Publik .................................................................. 22
3.1.4 Komitmen Mutu .......................................................... 23
3.1.5 Anti Korupsi ................................................................. 23
3.1 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.................................. 24
3.1.1 Whole Of Government.................................................. 26
3.1.2 Manajemen ASN........................................................... 28
3.1.3 Pelayanan Publik .......................................................... 30
3.2 Rancangan Aktualisasi.............................................................. 31
3.3 Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan...................................... 43
PENUTUP....................................................................................................... vi
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Keterkaitan Isu dengan Aspek Kedudukan dan Peran PNS............... 12
Tabel 2.2 Penilaian Kriteria Isu.......................................................................... 13
Tabel 2.3 Analisis Isu melalui USG................................................................... 16
Tabel 2.4 Sumber Kegiatan................................................................................ 17
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi....................................................................... 33
BAB I
PENDAHULUAN
OP TAMAN
JUNITA K.SIREGAR BANGUN PASARIBU
JKN CS
RODAME BINTANG NERLIANA SARAGIH
UKM ESENSIAL DAN KEPERAWATAN UKT. KEFARMASIAN DAN JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN
UKM PENGEMBANGAN
KESMAS LABORATORIUM JARINGAN FASYANKES
HELMA MANIK Drg. RIES MADONA dr. RIBU ANNNA PERANGIN- SYARIFAH
KESLING GIZI KEPERAWATAN KESMAS KESEHATAN JIWA KESEHATAN INDRA RM PUSKESMAS KELILING
HELMA MANIK LISTRA E. SIREGAR JUNITA K. SIREGAR MURNIATI RODAME BINTANG SAHAT LIMBONG
P2P KIA PROMOSI KESEHATAN KESEHATAN LANSIA BATRA RAWAT JALAN FASILITAS FASYANKES
SRI HASTUTI SYARIFAH IMELDA L. GAOL RODAME BINTANG MURNIATI TONI SARAGIH
IMUNISASI KESEHATAN IBU KELUARGA SEHAT KESEHATAN OLAHRAGA KESEHATAN KERJA GAWAT DARURAT PUSKESMAS PEMBANTU
ROSMAWATY.B SYARIFAH S IMELDA L.GAOL RODAME BINTANG RUSMIATI S Kuta Meriah Nelli Hutapea
Parpulungan Melky Situmorang
P2 ISPA KB PSM GIGI MASYARAKAT PKPR KEFARMASIAN Pardomuan Kartini Banjarnahor
BERLIANTA SUKRIAH Drg. RIES MADONA MAJUS S. BAKARA Majanggut I Roma Marsoit
Parjaratan Sondang R. Simbolon
P2 TB KESEHATAN ANAK PKM LABORATORIUM Galiaman Tiar Simbolon
LAILA MUNTHE SUKRIAH IMELDA L. GAOL
BIDAN DESA
P2 DIARE KESPRO UKS KB Pettal Nurmeli N. Karo-Karo
SRI HASTUTI.S SYARIFAH ROTUA TUMANGGOR SUKRIAH Sukaramai Lisbet Situngkir
Laembereng Marhenni Tarigan
P2 KUSTA DETEKSI DINI DAN MTBS UKGS KESEHATAN GIGI DAN Tanjung Rahu Suci Amelia
SYAFIRAH S Drg. RIES MADONA Drg. RIES MADONA L. Siregar Hariana Banurea
Sitio-tio Agus Barus
P2 TYPOID PTM RAWAT INAP Kuta Saga Anita Banurea
ROSMAULI S ROSMAULI SITOHANG B. Sitellu Romani Sibarani
Sileuh
P2 DBD GIZI Perduhapen Maida Sinamo
NURMAYA LISTRA S. SIREGAR Kuta Batu Laila Angkat
Kuta Rih Elriana
P2 CAMPAK PERSALINAN Surung Mersada Lilis Lingga
SRI HASTUTI.S SYARIFAH Kuta Liang Melisa Manik
P2 RABIES
SRI HASTUTI.S
P2 MALARIA
SRI HASTUTI.S
KECACINGAN
SRI HASTUTI.S
SURVEILANS
SRI HASTUTI.S
1.3 Isu Permasalahan
Pada bab ini dijelaskan beberapa isu-isu yang sering ditemui di unit kerja.
Kata isu yang dimaksud disini sesuai dengan yang dijabarkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, yang berarti masalah yang dikedepankan atau harus segera
diselesaikan. Penetapan isu dalam bab ini merupakan isu-isu yang berkaitan
dengan tugas peserta selama menjadi CPNS, dalam hal ini tugas di Puskesmas
Sukaramai Kabupaten Pakpak Bharat.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di Puskesmas Sukaramai selama
kurang lebih empat bulan, peserta telah mendapatkan banyak gambaran tentang
beberapa isu yang perlu diselesaikan. Adapun isu masalah yang terjadi antara
lain: Masih tingginya masalah kesehatan penyakit tuberculosis paru. masih
tingginya kasus penyakit Tuberkulosis Paru yang disebabkan masih banyaknya
masyarakat yang belum mengetahui tentang penyebab terjadinya penyakit TB
Paru dan kurang optimalnya pengawasan kepada pasien dalam meminum obat. Isu
permasalahan lain adalah rendahnya kemauan ibu melakukan ASI Eksklusif.
Rendahnya cakupan pemberian asi eksklusif disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu formula yang
membuat banyak ibu gagal menyusui.
Masih ditemukan anak dengan gizi kurang adalah dampak dari tidak
terpenuhinya kebutuhan gizi anak yang telah berlangsung sejak lama. Anak
kurang gizi umumnya mempunyai berat badan kurang (underweight), kurus
(wasting), pendek (stunting), serta kekurangan vitamin dan mineral. Kurangnya
pengetahuan orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi yang seimbang
merupakan penyebab paling umum kurang gizi pada anak. Kondisi sosial
ekonomi keluarga yang kurang baik juga menjadi penyebab anak mengalami
kekurangan gizi.
Isu masalah kesehatan lainnya yang berkaitan perilaku hidup bersih dan
sehat adalah masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah, hal ini
terlihat masih banyaknya masyarakat terutama kaum bapak-bapak yang merokok
dan tidak sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam rumah, dan masih
ada masyarakat buang air besar sembarangan yang dilihat dari masih ada beberapa
19
rumah tangga yang tidak memiliki jamban keluarga, sehingga masyarakat tersebut
buang air besar di parit ataupun sungai.
Dari isu / masalah tersebut diatas maka diharapkan adanya gagasan
kegiatan dalam menyelesaikan masalah melalui kegiatan – kegiatan kreatif dan
inovatif yang memiliki nilai – nilai profesi ASN yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi ditambah lagi
Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of Government dan tidak
melanggar peraturan perundang – undangan yang telah ditetapkan.
20
c. Bagi UPT Puskesmas Sukaramai
Mampu mewujudkan pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan
masyarakat. Mampu menghasilkan ASN yang bersikap dan bertindak
profesional dalam melayani masyarakat serta berdaya saing.
d. Bagi Individu
Membentuk karakter dan perilaku PNS sebagai cerminan nilai-nilai
dasar profesi PNS, Mewujudkan peran dan kedudukan PNS dalam NKRI
dan membiasakan diri untuk peduli terhadap barang-barang milik
negara.
21
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
2.1 Identifikasi Isu
Berdasarkan hasil gambaran kondisi berdasarkan permasalahan yang
muncul dilapangan khususnya di ruang lingkup wilayah kerja Puskesmas
Sukaramai, maka telah dilakukan pengidentifikasian isu yang akan diangkat
didalam rancangan aktualisasi ini antara lain:
1. Masih tingginya kasus penyakit Tuberkulosis Paru yang disebabkan masih
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB Paru
2. Kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu
formula menyebabkan endahnya cakupan pemberian asi eksklusif
3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan orang tua terhadap pola makan
sehat dan gizi yang seimbang sehingga menyebabkan tingginya angka gizi
kurang
4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah
5. Masih banyaknya masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarang
Isu-isu tersebut terangkum dan dapat dilihat beserta penyebabnya sesuai
pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Keterkaitan Isu dengan Aspek Kedudukan dan Peran PNS
No Permasalahan Sumber Isu Penyebab
1 Masih tingginya kasus Pelayanan Publik Ketidaktahuan masyarakat terhadap
penyakit Tuberkulosis penyebab terjadinya penyakit TB
Paru yang disebabkan Paru dan masih banyak pasien TB
masih rendahnya yang tidak menggunakan masker
pengetahuan masyarakat dan menutup mulut saat batuk, serta
tentang penyakit TB Paru pasien TB kurang di awasi dalam
meminum obat hingga tuntas
2 Kurangnya pengetahuan Pelayanan Publik kurangnya pengetahuan tentang
tentang manfaat ASI dan manfaat ASI dan gencarnya promosi
gencarnya promosi susu susu formula
formula menyebabkan
22
endahnya cakupan
pemberian asi eksklusif
3 Kurangnya kesadaran dan Pelayanan Publik Kurangnya kesadaran dan
pengetahuan orang tua pengetahuan orang tua terhadap pola
terhadap pola makan makan sehat dan gizi yang seimbang
sehat dan gizi yang dan kondisi sosial ekonomi keluarga
seimbang sehingga yang kurang baik juga menjadi
menyebabkan tingginya penyebab anak mengalami
angka gizi kurang kekurangan gizi.
4 Masih banyaknya Pelayanan Publik Kurangnya kesadaran masyarakat
masyarakat merokok di mengenai bahaya yang ditimbulkan
dalam rumah dari perilaku merokok, dan
ketidakpedulian perokok terhadap
lingkungan sekitarnya
5 Masih ada masyarakat Pelayanan Publik Kurangnya pengetahuan masyarakat
buang air besar tentang perilaku hidup bersih dan
sembarangan sehat, dan masih ada masyarakat
yang kurang mampu untuk membuat
WC sendiri di rumah.
Sumber: Data Olahan
Berdasarkan identifikasi yang telah ditemukan, maka akan dilakukan analisis isu
berdasarkan kriteria isu. Kriteria isu dapat diukur menggunakan metode APKL.
Unsur-unsur yang dinilai menggunakan metode APKL ini adalah Aktual,
Problematik, Kekhalayakan, dan Layak/Kelayakan. Aktual artinya benar-benar
terjadi dan sedang dibicarakan. Problematik artinya sebuah isu memiliki
permasalahan yang kompleks sehingga harus segera dicarikan solusi
permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak. Kelayakan artinya isu yang diangkat masuk akal dan realistis untuk
dipecahkan masalahnya.
Dengan menggunakan metode APKL tersebut, kriteria isu dapat di ukur
sebagai berikut:
23
Tabel 2.2 Penilaian Kriteria Isu
No Isu Kriteria Isu
Aktual Problematik Kekhalayaka Layak
n
1 Masih tingginya kasus √ √ √ √
penyakit Tuberkulosis Paru
yang disebabkan masih
rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit
TB Paru
2 Kurangnya pengetahuan √ √ √ √
tentang manfaat ASI dan
gencarnya promosi susu
formula menyebabkan
endahnya cakupan pemberian
asi eksklusif
3 Kurangnya kesadaran dan √ √ √ √
pengetahuan orang tua
terhadap pola makan sehat dan
gizi yang seimbang sehingga
menyebabkan tingginya
angka gizi kurang
4 Masih banyaknya masyarakat √ √ √ √
merokok di dalam rumah
5 Masih ada masyarakat buang √ √ √ √
air besar sembarangan
Sumber: Data Olahan
Dari tabel 2.2 diatas semua isu memenuhi kriteria yaitu isu no. 1, 2, 3, 4,
dan 5 dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Aktual
24
Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan.
b. Problematik
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
c. Kekhalayakan
Isu yang di angkat menyangkut orang banyak.
d. Kelayakan
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.
25
3. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan orang tua terhadap pola makan
sehat dan gizi yang seimbang dan kondisi sosial ekonomi keluarga yang
kurang baik juga menjadi penyebab anak mengalami kekurangan gizi.
Dampak dari gizi kurang ditemukan anak pendek dan tida bertumbuh
optimal. Dampak yang lebih buruk yaitu munculnya marasmus yang
terjadi akibat tubuh kekurangan hampir semua nutrisi, terutama protein
dan kalori.
4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah, hal ini terlihat
masih banyaknya masyarakat terutama kaum bapak-bapak yang merokok
dan tidak sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat di dalam rumah,
perilaku merokok sangat berbahaya bagi si perokok, perilaku tersebut
menimbulkan berbagai hal masalah kesehatan, perilaku merokok juga
dapat membahayakan bagi perokok pasif (yang tidak pernah merokok dan
tidak tahan dengan asap rokok) yang lebih rentan terkena penyakit dari
asap rokok yang dihirupnya.
5. Masih ada masyarakat buang air besar sembarangan yang dilihat dari
masih ada beberapa rumah tangga yang tidak memiliki jamban keluarga,
sehingga masyarakat tersebut buang air besar di parit ataupun sungai.
Buang air besar sembarangan ini menimbulkan berbagai masalah
kesehatan antara lain; diare, kolera, dan lain-lain.
Maka dari kelima isu yang ditemukan ini, perlu adanya kegiatan preventif
(pencegahan) dan promotif (penyuluhan) kepada masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai masalah kesehatan yang ada,
agar masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dini dan mengaplikasikan
perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, positif dan produktif melalui
pendekatan pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai.
2.3 Penetapan Isu
Salah satu metode untuk menetapkan prioritas isu/ masalah adalah dengan
menggunakan Metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Metode ini
merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah berdasarkan skala prioritas
26
menggunakan skala nilai 1-5, sehingga dapat diketahui urutan kepentingan
isu/masalah dengan menggunakan 3 (tiga) komponen/variabel pembanding yaitu
(kotler dkk, 2001) :
1. Urgency = seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan
dihubungkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu
tadi.
2. Seriousness = seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan
dengan akibat/dampak yang timbul dengan penundaan pemecahan
masalah yang menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab
isu tidak dipecahkan. Suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius dibandingkan dengan masalah yang
berdiri sendiri.
3. Growth = seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan isu akan semakin memburuk jika dibiarkan.
Nilai dari ketiga variabel tersebut akan dijumlahkan, isu yang mempunyai
jumlah nilai terbesar merupakan prioritas utama yang harus diselesaikan. Berikut
tabel skala nilai matriks USG.
27
pengetahuan orang tua terhadap pola
makan sehat dan gizi yang seimbang
sehingga menyebabkan tingginya
angka gizi kurang
4 Masih banyaknya masyarakat 4 4 5 13 III
merokok di dalam rumah
5 Masih ada masyarakat buang air 4 4 4 12 IV
besar sembarangan
28
No Isu yang diangkat Gagasan Kegiatan Sumber Kegiatan
.
1 Masih tingginya kasus 1. Melakukan penyuluhan kepada SKP
penyakit Tuberkulosis masyarakat mengenai penyakit
Paru yang disebabkan Tuberkulosis Paru
masih rendahnya 2. Melakukan pembinaan kepada SKP
pengetahuan masyarakat Petugas Desa mengenai TB Paru
tentang penyakit TB Paru dan penggunaan “aplikasi
Sitrust” Inisiatif sendiri
3. Melakukan kunjungan rumah
dalam pembinaan PMO
(Pengawas Menelan Obat) untuk
memantau pasien minum obat
secara teratur SKP
4. Menyebarkan leaflet tentang
penyakit Tuberkulosis Paru
kepada masyarakat Inisiatif sendiri
5. Memberikan masker kepada
pasien penderita Tuberkulosis
Paru
29
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai yang
mencerminkan akuntabilitas yaitu:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah yang dimana
pimpinan memainkan peran yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah : mendorong komunikasi yang
lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan,
30
serta meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
c. Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjungjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, Undang-Undang, kontrak,
kebijakan dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas institusi, dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada public dan/atau stakeholder.
d. Tanggungjawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada sesuatu konsekuensi dari setiap tindakan yang
telah dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan
yang telah dibuat. Responsibilitas terbagi dalam responsibilitas perorangan dan
responsibilitas institusi.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya. Oleh
sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena dapat meghancurkan kepercayaan
dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak
optimal.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan akuntabilitas
tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan kerja harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga
memerlukan adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga desertai
dengan keseimbangan kapasitas sumber daya keahlian (skill) yang dimiliki.
31
h. Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
Dengan demikian fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan, dan sistem
pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap
tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen
dan kredibilitas anggota organisasi.
3.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti luas berarti pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme merupakan pondasi bagi Aparatur Sipil Negara dalam
mengaktualisasikan fungsi dan tugasnya yang berorientasi untuk kepentingan
Publik, Bangsa dan Negara melalui penanaman nilai-nilai Pancasila bukan
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan. Nilai-nilai yang mencerminkan
nasionalisme antara lain : gotong royong, persamaan etnis, cinta tanah air,
patriotisme, musyawarah mufakat, keadilan, rela berkorban, tidak diskriminatif,
kerjasama, tenggang rasa, kerja keras.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
1. Mendapatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan Bertanah Air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri.
32
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
33
3.1.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Negara
bertujuan menjadikan pemerintahan yang baik dan bersih. Indikator komitmen
mutu dalam pelaksanaan tugas ASN dicirikan pada pekerjaan yang berazaskan
efektivitas, efiseinsi, selalu berinovasi demi menjawab tantangan yang senantiasa
berubah, serta mutu kinerja ASN. Target utama kinerja aparatur yang berbasis
komitmen mutu adalah mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima
layanan (customer satisfaction).
34
bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan diperoleh di masa yang
akan datang
4. Korupsi nepotistik adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus
kepada teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam
rangka menduduki jabatan publik
5. Korupsi autogenik adalah korupsi yang dilakukan individu karena
mempunyai kesempatan untuk mendaptkan keuntungan dari
pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang diketahui sendiri
6. Korupsi suportif adalah korupsi yang mengacu pada penciptaan
suasana yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan
keberadaan tindak korupsi yang lain
7. Korupsi defensif adalah korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka
mempertahankan diri dari pemerasan.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah
melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak
sembilan nilai anti korupsi sebagai berikut : jujur, peduli, mandiri, disiplin,
tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani dan adil.
35
1. Pelaksana Kebijakan Publik
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan
segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan
oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
2. Pelayan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan
publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung
tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
dari pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN berkewajiban dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Kedudukan dan peran PNS tersebut harus dilakukan dengan penuh
tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
36
3.2.1 Whole of Government
1. Pengertian Whole Of Government
Whole of government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pedekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah yaitu sebagai berikut :
a) Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan pubik dalam mewujudkan
integritas kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Selain itu perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks
juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah
sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
b) Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetensi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap faktor
lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan tidak
beriringan, malainkan justru kontraproduktif atau saling membunuh.
Masing-masing sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari
lainnya.
c) Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa. Hal ini
merupakan upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh
sektor guna mencapai tujuan bersama. Sikap, perilaku, dan nilai yang
berorientasi sekor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaan
yang lebih mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan
kesatuan.
37
2. Praktek WoG
Terdapat beberapa cara pendekatan Wog yang dapat dilakukan, baik dari
sisi penataan institusi formal maupun informal yaitu sebagai berikut :
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lebaga-lembaga yang
dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
menkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara
melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status
kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan
kelembagaan yang dikoordinasikannya.
c. Membentuk gugus tugas
Gugus tugas merupakan salah satu bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar strukur formal, yang sifatnya tidak permanen.
Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber
daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari
lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
d. Koalisi sosial
Merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau
lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi
ini. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi
tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
3. Tantangan dalam Praktek WoG
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran praktek
antara lain sebagai berkut :
a. Kapasitas SDM dan institusi
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah
sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika
pendekatan WoG, misalnya, mendorong terjadinya merger atau akuisisi
38
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi yang
berbeda.
b. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi
pun menjadi kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan
penyatuan kelembagaan.
c. Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG.
Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu
mengakomodasi perubahan nilai dan budaya organisasi serta meramu
SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
39
2. Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
a. PNS berhak memperoleh :
1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
2. Cuti;
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4. Perlindungan; dan
5. Pengembangan kompetensi
b. PPPK berhak memperoleh :
1. Gaji, dan tunjangan,
2. Cuti;
3. Perlindungan; dan
4. Pengembangan kompetensi
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan kematian; dan
4. Bantuan hukum
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah :
1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggungjawab;
40
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
41
mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat
waktu proses pelaksanaan urusan publik
Prinsip-prinsip pelayan prima antara lain:
1. Responsif terhadap pelanggan/ memahami pelanggan.
2. Membangun visi dan misi pelayanan.
3. Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, sebagai
dasar pemberian pelayanan.
4. Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana
memberikan pelayanan yang baik, serta pemahaman tugas dan fungsi
organisasi.
5. Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melaksanakan tugas
pelayanannya dengan baik.
Sikap pelayanan dapat digambarkan melalui 7 P sebagai berikut:
1. Pasionate (Sangat bergairah = Bersemangat, Antusias)
2. Progressive (Memakai cara yang terbaik = termaju)
3. Proaktive (Antisipatif, proaktif dan tidak menunggu)
4. Prompt (Positif = tanpa curiga dan kekhawatiran)
5. Patience (Penuh rasa kesabaran)
6. Proporsional (Tidak mengada-ada)
7. Punctional (Tepat waktu)
42
1. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru.
2. Melakukan pembinaan kepada Petugas Desa mengenai TB Paru dan
penggunaan “aplikasi Sitrust”.
3. Melakukan kunjungan rumah (home visit) dalam pembinaan PMO
(Pengawas Menelan Obat) untuk memantau pasien minum obat secara
teratur.
4. Menyebarkan media informasi berupa leaflet tentang penyakit
Tuberkulosis Paru kepada masyarakat.
5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru.
43
Formulir.1 Rancangan Kegiatan
Unit Kerja : Puskesmas Sukaramai Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat
Identifikasi Isu : 1. Masih tingginya masalah kesehatan penyakit tuberkulosis Paru
2. Rendahnya kemauan ibu melakukan asi eksklusif
3. Masih ditemukan anak dengan gizi kurang
4. Masih banyaknya masyarakat merokok di dalam rumah
5. Masih banyaknya masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarang
Isu yang diangkat : Masih tingginya masalah kesehatan penyakit tuberkulosis Paru
Gagasan Kegiatan : 1. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pencegahan penyakit Tuberkulosis Paru
2. Melakukan pembinaan kepada Petugas Desa mengenai TB Paru dan penggunaan “aplikasi Sitrust”
3. Melakukan kunjungan rumah (home visit) dalam pembinaan PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk memantau pasien
minum obat secara teratur
4. Menyebarkan media informasi berupa leaflet tentang penyakit Tuberkulosis Paru kepada masyarakat
5. Memberikan masker kepada pasien penderita Tuberkulosis Paru
44
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melaksanakan 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
kegiatan penyuluhan kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
kepada masyarakat (Kepala Puskesmas) penyuluhan terkait dalam beberapa kegiatan penyuluhan ini,
mengenai untuk melakukan kepada kegiatan yaitu: penyuluhan kepada maka dapat
pencegahan penyakit kegiatan penyuluhan masyarakat 1.ETIKA PUBLIK : masyarakat maka memberikan
Tuberkulosis Paru 2. Saya akan tentang penyakit Meminta izin dengan dapat mewujudkan penguatan pada
mempersiapkan materi TB Paru, maka sopan kepada atasan, dan Visi Puskesmas nilai dasar
penyuluhan kesehatan masyarakat dapat Menjalankan tugas secara yaitu “Terwujudnya organisasi yaitu
mengenai penyakit TB mengetahui profesional dan tidak kecamatan sehat Profesional dalam
paru bahaya penyakit berpihak untuk yang mandiri dan memberikan
3. Saya akan TB Paru dan kepentingan pribadi terdepan dalam pelayanan yang
berkoordinasi dengan lebih sadar 2. KOMITMEN MUTU: pelayanan terbaik, bersikap
Tata Usaha untuk dalam menjaga Pembuatan kesehatan”. dan ramah kepada
membuat surat kesehatannya materipenyuluhan Misi masyarakat,
undangan pertemuan Kesehatan sangat efektif “Menyelenggaraka bertanggung
dengan masyarakat Manfaat : dalam pemecahan isu serta n pelayanan yang jawab dan Ikhlas
4. Saya akan meminta izin Jika kegiatan ini meningkatkan mutu berkualitas dan melayani sepenuh
dengan Kepala Desa teraksana dengan kesehatan. terjangkau bagi hati
untuk melakukan baik maka 3. AKUNTABILITAS masyarakat di
kegiatan tingkat penularan Transparansi : Dalam wilayah kerja
5. Saya akan melakukan penyakit Tb Paru kegiatan ini dilakukan puskesmas” dan
kegiatan penyuluhan tidak meningkat. dengan memberikan “Memberi
kepada masyarakat informasi secara terbuka pelayanan prima
Dampak : yang disampaikan kepada demi terwujudnya
45
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Jika kegiatan ini Kepala Desa dan masyarakat sehat
tidak terlaksana disebarkan ke masing mandiri dan peduli
dengan baik masing kadus. kesehatan”
maka akan Kejelasan :
berdampak pada menyampaikan jadwal dan
meningkatnya tempat kegiatan secara
tingkat penularan detail.
penyakit Tb 4. NASIONALISME :
paru. semakin dengan nilai nilai Adil/
banyak tidak membeda bedakan
masyarakat suku, agama dan ras,
menderita Tb dan Nilai peduli terhadap
Paru. kesehatan
5. PELAYANAN
PUBLIK:
Memberikan
penyuluhan/informasi
kepada masyarakat dengan
komunikasi efektif yang
mencerminkan pelayanan
publik yang baik.
6.WHOLE OF
GOVERNMENT
Kegiatan ini berkoordinasi
dengan Kepala Desa
sebagai upaya kolaboratif
46
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan
2 Melakukan 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
pembinaan kepada kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
Petugas Desa (Kepala Puskesmas) pembinaan terkait dalam beberapa pembinaan kepada pembinaan
mengenai TB Paru untuk melakukan kepada Petugas kegiatan yaitu : Petugas Desa , kepada petugas
dan penggunaan kegiatan pembinaan Desa maka 1. ETIKA PUBLIK : maka dapat desa ini, maka
“aplikasi Sitrust” Petugas Desa Tersebut dapat Meminta izin dengan mewujudkan Visi dapat
2. Saya akan membantu sopan kepada atasan, dan Puskesmas yaitu memberikan
mempersiapkan materi menemukan Menjalankan tugas secara “Terwujudnya penguatan pada
pembinaan masyarakat yang profesional dan tidak kecamatan sehat nilai dasar
3. Koordinasi dengan Tata dicurigai terkena berpihak untuk yang mandiri dan organisasi yaitu
Usaha untuk membuat penyakit TB kepentingan pribadi terdepan dalam Profesional dalam
surat undangan Paru agar 2. KOMITMEN MUTU: pelayanan memberikan
pertemuan penyebaran Pembuatan kesehatan” dan pelayanan yang
4. Saya akan penyakitnya materipenyuluhan Misi terbaik, dan
berkoordinasi dengan dapat Kesehatan sangat efektif “Menggerakkan bersikap ramah
program TB untuk diminimalisir dalam pemecahan isu serta pembangunan kepada
mempersiapkan dan petugas desa meningkatkan mutu berwawasan masyarakat, serta
kegiatan dapat membantu kesehatan. kesehatan bertanggungjawab
5. Saya akan melakukan memberikan 3. AKUNTABILITAS diwilayah kerja memberikan
kegiatan pembinaan dorongan kepada Transparansi : Dalam puskesmas terobosan bagi
kepada petugas desa pasien untuk kegiatan ini dilakukan sukaramai” dan peningkatan
meminum obat dengan memberikan “Melakukan upaya pelayanan
dan diawasi oleh informasi secara terbuka pemberdayaan kesehatan
PMO yang disampaikan kepada masyarakat melalui
47
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pengelola program TB pembentukan dan
Manfaat: untuk mengundang pembinaan UKBM
Jika kegiatan ini petugas desa yang sesuai dengan
terlaksana Responsibilitas : situasi kondisi dan
petugas desa Bertanggung jawab kebutuhan
dapat membantu menjalani tugas untuk masyarakat
memberikan membina masyarakat setempat”.
dorongan kepada berperilaku sehat
pasien untuk Kejelasan :
meminum obat menyampaikan jadwal dan
dan petugas desa tempat kegiatan secara
dapat detail.
menggunakan 4.WHOLE OF
aplikasi GOVERNMENT
SITRUST Kegiatan ini berkoordinasi
dengan Program TB
Dampak : sebagai upaya kolaboratif
Jika kegiatan ini untuk mencapai tujuan
tidak terlaksana pembangunan kesehatan
dengan baik 5. NASIONALISME :
maka akan dengan nilai nilai Adil/
berdampak pada tidak membeda bedakan
petugas desa suku, agama dan ras,
yang tidak dapat dan Nilai peduli terhadap
menemukan kesehatan masyarakat
masyarakat yang
48
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dicurigai terkena
penyakit TB
Paru dan tidak
dapat
menggunakan
aplikasi
SITRUST
3 Melakukan 1. Saya akan meminta izin Dengan Dalam kegiatan ini ada Dengan Diharapkan
kunjungan rumah kepada Pimpinan dilakukannya beberapa nila-nilai yang dilaksanakan dengan kegiatan
(home visit) dalam (Kepala Puskesmas) kunjungan terkait dalam beberapa kunjungan rumah kunjungan rumah
pembinaan PMO untuk melakukan rumah kepada kegiatan yaitu: kepada PMO, maka ini, maka dapat
untuk memantau kunjungan rumah dalam PMO, maka 1. ETIKA PUBLIK : dapat mewujudkan memberikan
pasien minum obat pembinaan PMO PMO dapat Meminta izin dengan Visi Puskesmas penguatan pada
secara teratur 2. Saya akan memberikan sopan kepada atasan, dan yaitu “Terwujudnya nilai dasar
berkoordinasi dengan pemantauan Menjalankan tugas secara kecamatan sehat organisasi yaitu
Tata Usaha untuk secara lebih profesional dan tidak yang mandiri dan Profesional dalam
membuat surat kepada pasien berpihak untuk terdepan dalam memberikan
Pemberitahuan dalam kepentingan pribadi pelayanan pelayanan yang
melakukan kunjungan mengawasi 2. AKUNTABILITAS kesehatan” dan terbaik, bersikap
rumah meminum obat Kepercayaan : Misi “Memberi ramah kepada
3. Saya akan meminta izin secara teratur Berkoordinasi dengan pelayanan prima masyarakat,
kepada Kepala Desa agar pengobatan Petugas Desa dalam demi terwujudnya bertanggung
untuk melakukan pasien dilakukan kunjungan rumah masyarakat sehat jawab dalam
kunjungan rumah warga secara tuntas dan memberikan rasa percaya mandiri dan peduli mengawasi PMO,
nya tidak putus pasien kesehatan”. ikhlas bekerja
4. Saya akan Transparansi : Dalam sepenuh hati serta
49
Kontribusi
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
berkoordinasi dengan Manfaat: kegiatan ini dilakukan setia
Petugas Desa dalam Pasien dengan memberikan mendampingi
kunjungan rumah meminum obat informasi secara terbuka masyarakat
5. Saya akan secara teratur yang disampaikan kepada
menyampaikan materi dan pengobatan Kepala Desa dan
pembinaan kepada tuntas dan tidak disebarkan ke masing
PMO putus masing kadus.
3. NASIONALISME :
dengan nilai nilai Adil/
Dampak: tidak membeda bedakan
Pasien tidak suku, agama dan ras,
meminum obat dan Nilai peduli terhadap
secara teratur kesehatan masyarakat
dan pengobatan 4. KOMITMEN MUTU:
tidak tuntas melakukan kunjungan
sehingga rumah agar PMO dapat
menimbulkan mengawasi pasien minum
Penyakit TB obat secara teratur untuk
yang lebih parah kesembuhan pasien
5. ANTI KORUPSI :
Tidak meminta imbalan
setelah memberikan
pembinaan kepada PMO
53
3.4 Rencana Jadwal Aktualisasi Kegiatan
54
PENUTUP
Pelatihan dasar ini merupakan Pendidikan dan Pelatihan dengan pola baru
yang diwajibkan untuk diterapkan kepada setiap ASN yang ada diseluruh wilayah
di Indonesia ini dengan harapan agar dalam pelaksanaan setiap tugas yang
diamanahkan kepada setiap ASN di lingkungan kerja selalu terwujud nilai–nilai
dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi ditambah dengan Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole Of
Government (WoG).
55
DAFTAR PUSTAKA
56
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
57