KECAMATAN JAGAKARSA
TAHUN 2019
DISUSUN OLEH :
NPM : 07180100114
JAKARTA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Kecamatan Jagakarsa
DisusunOleh :
NPM : 07180100114
Menyetujui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
spenulis dapat menyelesaikan Laporan ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan Laporan ini
penulis menyadari bahwa, masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan baik isi maupun
cara penulisan yang dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi sempurnanya Laporan ini di masa yang akan datang. Adapun maksud dari
pembuatan Laporan ini untuk melengkapi salah satu syarat dalam melaksanakan Praktik Klinik L
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada
semua pihak yang ikut memberi bantuan baik secara moril dan material, kami juga mengucapkan
2. Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju.
3. Dr. Sobar Dharmadja., S.Psi, MKM, selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Ilmu
Indonesia Maju.
ii
5. Hidayani Amd.Keb, SKM,MKM Selaku Kepala Departemen Profesi dan Vokasi
6. Retno Sugesti, Am.Keb., SKM., Mkes selaku Koordinator Program Studi Kebidanan
7. Rita Ayu Yolanda, SST. M.Kes selaku Dosen Pamong RT 11/RW 002 Kelurahan
memberikan dorongan serta saran kepada penulis dalam menyusun laporan ini.
8. Keluarga Bapak Marzuki yang telah bersedia menjadi keluarga binaan penulis
10. Orang tua dan orang-orang yang terkasih yang telah memberikan support baik secara
11. Teman teman seperjuanga Prodi D IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju Untuk itulah dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih. Semoga Tuhan membalas dan melimpahkan rahmat atas bantuan yang
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
2.2.5 Peran Fungsi Keluarga Binaan .............................................. 18
2.4.1 Varney.......................................................................................... . 31
ii
4.3 Subjek keluarga binaan................................................................41
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Varney
Lampiran 2 SOAP
Lampiran 4 AP
Lampiran 7 Dokumentasi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya
dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987 6
ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera
terhadapan salah satu keluarga agar dapat meningkatkan kesehatan ibu dan balita (
mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna
memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI berupa makanan padat atau
cair yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan
1
2
pencernaan bayi. Pada usia 6-24 bulan ASI hanya menyediakan 1/2 kebutuhan
gizi bayi. Dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 dari kebutuhan
gizinya. Sehingga MP-ASI harus diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan
bayi/anak. Varghese & Susmitha (2015) menyebut periode ini dengan nama
khusus selain ASI, berbentuk padat atau semi padat secara bertahap jenis, jumlah,
saat yang tepat akan sangat bermanfaat bagi pemenuhaan kebutuhan nutrisi dan
tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan terganggu jika makanan
cara yang tidak tepat. Karena di usia 6 bulan, kebutuhan bayi untuk energi dan
nutrisi mulai melebihi apa yang disediakan oleh ASI, dan makanan pendamping
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada usia ini perkembangan bayi
pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sejak umur 6 bulan dan meneruskan
pemberian ASI sampai umut 2 tahun. Penerapan pola pemberian makan ini akan
kegiatan masyarakat dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam
2
3
bidan lain yang berkaitan, agar mampu mencapai sehat sejahtera (Effendi : 1998)
Kesehatan ibu dan anak adalah pangkal kesehatan dan kesejahteraan bangsa.
Ibu sehat akan melahirkan anak yang sehat, menuju keluarga sehat dan bahagia.
Mengingat anak-anak merupakan salah satu aset bangsa maka masalah kesehatan
1.2.TUJUAN
1.3.MANFAAT
3
4
pemberian MP-ASI
nonformal.
c. Bagi Institusi
kuliah
datang.
4
5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah dan
menyelamatkan ibu dan bayi. (Syahlan, 1996 : 12). Komunitas berasal dari bahasa
Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga “communis” yang
orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009
: 1). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau
6
7
keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan
perkembangan anak.
kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat
kebidanan komunitas adalah ibu dan anak. Menurut UU No. 23 tahun 1992
tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan
persalinan, nifas dan masa interval. Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam
kandungan, bayi, balita, pra sekolah dan sekolah. Keluarga : pelayanan ibu dan
(community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu. Sasaran pelayanan kebidanan
7
8
komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat baik yang sehat, sakit
a. Sebagai Pendidik
dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di komunitas
langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan sebagainya (Walyani
2014).
8
9
tinggi di keluarga.
reproduksi.
c. Sebagai Pengelola
d. Sebagai Peneliti
memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran
ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang
melaksanakan tindakan.
9
10
e. Sebagai Pemberdaya
keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan
g. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral
(Walyani 2014).
h. Sebagai Perencana
1. Identitas Masalah
10
11
Kegiatan yang dilakukan oleh bidan dalam pengumpulan data ini adalah
2. Data Desa
penduduk).
11
12
a. Analisis
kesehatan.
b. Perumusan Masalah
a. Rencana
12
13
evaluasi tercakup:
2) Frekuensi penyuluhan.
a. Tindakan
tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga
5. Evaluasi
hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan
berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. Bila
asi kemungkinan terjadi masalah lain yang timbul akibat keberhasilan tersebut
(Romauli 2009).
13
14
yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi
belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.
kelahiran, status gizi dan lain-lain.Peran serta masyarakat sangat penting dalam
hidup sehat maka derajat masyarakatpun meningkat. Untuk itu perlu adanya suatu
dapat memacu masyarakat untuk mampu dan mandiri dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Keluarga adalah dua atau lebih dari duaindividu yang
14
15
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satusama lain, dan di dalam
kesehatan :
1. Mudah dijangkau
1) Ditingkat Individu
kehidupan penderita
15
16
2) Ditingkat Keluarga
turunan.
menular.
3) Ditingkat Kelompok
16
17
4) Ditingkat Masyarakat
lingkup kecil sampai dengan ligkup yang luas didalam suat wilayah kerja
sebagainya.
masalah kesehatan.
kemudian masalah tersebut dibawa dalam pertemuan tingkat desa. Yang intiya
17
18
kesehatan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan karena kesehatanlah
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
akan menjadi perhatian dari orang tua atau pengambil keputusan dalam keluarga.
sudah dipelajari atau diketahui sebelumnya. Sesuatu tersebut adalah sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
18
19
yang tepat. Kontak keluarga dengan sistem akan melibatkan lembaga kesehatan
3) Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan terhadap
kesehatan?
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau
dikaji :
19
20
keluarga
manfaatnya.
ada
keluarga.
20
21
kesehatan.
penyakit.
2.3. MP-ASI
2.3.1. Pengertian
yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Pengenalan dan
memenuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak 60% pada bayi usia 6-12 bulan. Sisanya
harus dipenuhi dengan makanan lain yang cukup jumlahnya dan baik gizinya .
21
22
Oleh sebab itu pada usia 6 bulan keatas bayi membutuhkan tambahan gizi lain
yang berasal dari MP-ASI (Mufida, dkk, 2015) . MP-ASI biasanya diberikan
kepada neonatus dengan proses menyusui >1 jam setelah lahir dengan alasan ASI
belum keluar atu alasan tradisi . Pemberian MP-ASI dapat diberikan oleh
penolong persalinan atau oleh orang tua dan keluarga neonatus . Berdasarkan
uraian tersebut MP-ASI yang diberikan pada neonatus sebelum ASI ibu keluar
selama 1 – 2 hari seperti susu, madu, air kelapa, pisang, air tajin, dan air nasi
(Riskesdas, 2013) .
Jika Anda akan menyiapkan MP-ASI yang baik perlu memperhatian hal
berikut:
1. Padat energi, protein dan zat mikro (zat besi, Zinc, Kalsium, Vitamin A
danpengawet
22
23
SETIAP KALI
MAKAN
- Makanan ½ gelas
(buah/biskuit) kali
makan
23
24
yang tinggi.
a. Menurut rasanya : manis dan netral. Contohnya adalah susu formula, susu
bubuk ataupun susu kental manis yang dapat dibuat sendiri yang
dikeluarkan oleh suatu pabrik susu, dan juga dapat menggunakan air putih
sebagai MP-ASI
diasamkan.
ASI untuk program diet dengan bayi yang mempunyai penyakit metabolik
24
25
2.3.5. Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian MP-ASI pada Bayi
a. Pekerjaan Ibu
dari ibu bekerja di rumah sama dengan pada ibu yang tidak bekerja.
dibanding yang bekerja tanpa meninggalkan rumah dan 4 kali dibanding ibu yang
tidak bekerja. Pertukaran jam kerja yang kaku, tidak tersedianya tempat penitipan
anak, jarak lokasi bekerja yang jauh dan kebijakan cuti melahirkan yang kurang
b. Pendapatan
keuangan yang menyebabkan daya beli untuk makanan tambahan menjadi lebih
25
26
Rp.360.000 yang memberikan MP-ASI berupa susu formula sebesar 30%, 26%
c. Pendidikan
persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi yang baru
(Notoatmodjo, 2010) . Domain pengetahuan erat kaitanya dengan usia dan tingkat
ASI rendah dan sebaliknya tingkat pendidikan tinggi dan tinggi sekali akan
d. Pengetahuan
Pengetahuan para ibu juga berhubungan dengan sumber informasi yang ibu
dapatkan dari mitos dan media massa. Ibu menyatakan bahwa penyebab
pemberian MP-ASI dini pada bayi mereka dikarenakan adanya kebiasaan ibu
dalam memberikan MP-ASI turun temurun dari orang tuanya seperti pemberian
bubur nasi dan bubur pisang pada saat upacara bayi (aqiqah) yang telah mencapai
usia tiga bulanan. Tidak hanya itu saja, ibu menyatakan juga tertarik akan iklan
susu formula yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh produsen
26
27
e. Budaya/Suku
Pada suku- suku ataupun adat tertentu terdapat beberapa hal yang berkaitan
2013).
ini mulai banyak yang melakukan pemberian susu formula dan produk bayi
b. Akan lebih sulit membujuk bayi mulai makan makanan padat pada
c. Bayi yang tidak di latih makan pada umur 6 bulan biasanya tidak
27
28
1. Buah pisang
Buah pisang dapat di berikan pada bayi dengan mengambil sedikit demi
2. Bubur susu
Bayi yang sudah berusia 6 bulan bisa mulai di coba dengan memberikan
bubur susu. Bubur yang di buat sendiri dengan bahan tepung beras merah
3. Nasi Tim
Penyajian nasi tim sangatlah muda dengan bahan dasar beras,santan dan
garam secukupnya.
Untuk menambah gizi pada bayi maka bisa ditambahkan sayuran seperti
angsur
dapat menerimanya.
28
29
Direktorat kelangsungan Hidup Ibu, Anak pada tahun 2005 dalam Ayu TP.
bulan hingga 2 tahun. Pemberian MP-Asi ini diberikan dalam jumlah dan
kualitas yang cukup secara bertahap sesuai dengan umur dan koondisi
didalamnya.
disangga
29
30
meraihnya.
kolostrum sebagai makanan bayi yang paling awal . bayi mungkin terkena
menghilangkan rasa haus bayi serta malas menyusui atau “bingung puting
efek samping lain, yaitu berupa kenaikan berat badan yang terlalu cepat
sampai terjadi obesitas, bisa juga anak mengalami alergi dari makanan
Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, dan
pengumpulan data dasar dan berakhir drngan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut
apapun. Akan Tetapi, setiap langkah bisa diuraikan lagi menjadi langkah-langkah
30
31
yang lebih rinci dan hal ini bisa berubah sesuai dengan kebutuhan pasien,
data yang diperlukan utuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
a. Riwayat kesehatan
studi
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar
awal yang lengkap. Bila klien mengajukan komplikasi yang perlu dikonsultasikan
atau masalah, dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar dan dasar
kebidanan yaitu diagnosis yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup
31
32
penanganan segera.
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan angota tim kesehatan yang lain
dari proses manajemen kebidanan. Jadi Manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tapi juga selama wanita tersebut
satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus
menunggu dokter.
Pada langkah ini dilakukan Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang
32
33
atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap perempuan tersebut seperti
konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan social ekonomi, cultural atau masalah psikologis. Pada langkah
atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini
informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien
atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap perempuan tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi
klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan social ekonomi, cultural
atau masalah psikologis. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi
apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah
33
34
6. Melaksanakan perencanaan
harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh
klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Manajemen yang efisien akan
menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
7. Evaluasi
masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
suatu hasil pola fikir bidan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen
oleh bidan setelah memberi asuhan kepada pasien, merupakan informasi lengkap
Catatan SOAP terdiri atas 4 langkah yang disarikan dari proses pemikiran
34
35
SOAP adalah catatan yang tertulis secara singkat, lengkap, dan bermanfaat
buat bidan atau pemberi asuhan yang lain. Penggunaan SOAP dalam asuhan ibu
hamil cacatan SOAP ditulis satu kali setiap kunjungan. Sementara bagi ibu
dengan intrapartum, SOAP dibuat lebih dari satu catatan untuk satu orang perhari.
1. Subyektif (S)
Informasi atau data yang diperoleh dari apa yang dikatakan klien.
2. Obyektif (O)
Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan
3. Analisa (A)
4. Penatalaksanaan (P)
35
36
36
BAB III
Konseling 1. Persiapan
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi
Aksi/tindakan
Isyarat tindakan:
Pengeahuan
Media
keluarga
Kerangka Teori modifikasi Sheeran dan Abraham 1995 dan Novelasari 2010
37
38
1. Defenisi MP-ASI
2. Tujuan MP-ASI
3. Manfaat MP-ASI
4. Kerugian
MP-ASI
pemberian MP-ASI
5. Dampak pemberian
MP-ASI
pelayanan kebidanan.
yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24
38
39
bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI berupa
makanan padat atau cair yang diberikan secara bertahap sesuai dengan
usia dan kemampuan pencernaan bayi. Pada usia 6-24 bulan ASI
hanya menyediakan 1/2 kebutuhan gizi bayi. Dan pada usia 12-24
39
40
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Metode deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
Jagakarsa.
Subyek adalah hal atau orang yang dikenai kegiatan pengambilan kasus
dalam penelitan ini adalah Bayi Umur 6 bulan dengan konseling pemberian
MP-ASI.
(Nursalam, 2009).
40
41
Data Sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan atau
sebagai berikut:
a. Buku tulis
b. Bolpoin
41
42
BAB V
Pada laporan individu ini penulis memberikan konseling kepada balita Ny. D
agama Islam, suku Jawa, beralamat di RT 11/RW 002, kelurahan Lenteng Agung,
diagnosa sebagai berikut By.Ny.D dalam keadaan baik, tidak ada keluhan
apapun.
saat ini pada ibu, dan lebih memperhatikan tumbuh kembang balitanya.
lain: Memberitahukan hasil pemeriksaan saat ini kepada Ny.D Bahwa Bayi
42
43
hasil pemeriksaan.
telah di dokumentasikan.
By.A ibu mengatakan tidak ada keluhan untuk saat ini, Pemeriksaan fisik
pemeriksaan saat ini bahwa Bayi dalam keadaan baik-baik saja, N : 120
43
44
5.2.Pembahasan
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang
Menurut Andreas (2012) Data Subjektif adalah data yang didapatka dari klien
Menurut Andreas (2012) data obyektifadalah data yang dapat diobservasi dan
diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba)
tingkat kesadaran.
memiliki BB 8,5 kg dan tinggi 65 cm. Menurut WHO Usia balita pada rentang
usia 6-8 bulan memiliki berat badan standar 6,5- 10 kg. Maka dapat di simpulkan
44
45
bahwa berat badan By.Ny D dalam batas normal . Maka ada tidak ada
metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara
45
46
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
dapatkan kesimpulan :
ASI pada bayi,Tujuan dan manfaat serta serta hal-hal yang perlu di
6.2 SARAN
Kepada keluarga yang di bina, agar apa yang di berikan baik dalam
masa-masa yang akan datang sehingga keluarga akan lebih mandiri dan
46
47
yang telah ada, dan selalu menerapkan teori-teori yang telah didapatkan
47
DAFTAR PUSTAKA.
Cipta.Jakarta.
Yogyakarta
Meilani dkk, 2010. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik, edisi
3. Fitramaya, Yogjakarta
Cipta.
Totalita Publisher.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI KEBIDANAN
KUNJUNGAN PERTAMA
A. PENGKAJIAN
1. Biodata / identitas
a. Identitas pasien ;
- Nama : By.A
- Umur : 9 Bulan
Kecamatan Jagakarsa.
49
50
3. Riwayat Persalinan
Hamil
Persalinan Anak Nifas
Ke
Bidan gr al
4. Imunisasi :
Jenis WaktuPemberian
HB 0 5 Oktober 2018
7 Desember 2018
50
51
E. Dm : Tidak Ada
7. Pola Eliminasi
8. PolaIstirahat
Siang : 1 jam
Malam : 10 jam
9. AktifitasSehari-hari
Pergerakan : Normal
Keaktifan : Aktif
B. DATA OBYEKTIF
1. PemeriksaanUmum
A. Keadaanumum : Baik
Kesadaran : Composmentis
B. Tanda vital
51
52
Pernafasan : 45 x/menit
C. PB : 65 cm
BB :8,5 kg
2. Pemeriksaan fisik
a) Kepala : Rambutbersihberwarnahitam
Labioschiziz : Tidakada
Palatumschiziz : Tidakada
serumen
Gerakan : Aktif
Simetris : Ya
h) Punggung : Tidakadapembengkakan
D. INTERPRETASI DATA
1. Diagnosa kebidanan
52
53
2. Masalah
Tidak Ada
E. DIAGNOSA POTENSIAL
Tida kada
F. TINDAKAN SEGERA
1. Mandiri : Dilakukan
G. PERENCANAAN
3. Jelaskan pada ibu tentang asupan nutrisi dan pentingnya memberikan MP-
5. Jelaskan pada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang dan meminta ibu
H. PELAKSANAAN
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu bahwa bayi
36,5°C
3. Menjelaskan pada ibu tentang asupan nutrisi anaknya yaitu beri bayi ASI
Seseringmungkin
53
54
4. Menjelaskan kepada ibu tentang bahaya pada bayinya yaitu salah satunya
5. Meminta ibu agar bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang 1 hari kemudia
I. EVALUASI
4. Ibu mengetahui bahaya yang jika bayinya demam tinggi dan tau apa yang
S : Ketika dilakukan binaan ibu balita mengatakan tidak ada keluhan dan
pucat, sklera tidak kuning, mulut tidak ada kelainan, BAB dan BAK tidak
ada masalah,
BB : 8,5 kg
PB : 65 cm
P :
54
55
untuk bayinya
S : ketika dilakukan binaan ke dua ibu balita mengatakan tidak ada keluhan
tentang
Bayinya.
O :
KU:
x/menit, Suhu tubuh 36,6°C, Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
kuning, mulut tidak ada kelainan, BAB dan BAK tidak ada masalah,
PB : 65 cm
BB : 8,5 Kg
P :
Menjelaskan kepada ibu balita tentang pola istrahat yang baik untuk
balita,
Ibu sekarang tahu pola istirahat yang baik dan cukup untuk bayinya,
55
56
AP (ACUAN PRAKTIK )
SEMESTER :8
SASARAN : MAHASISWA
WAKTU/ PERTEMUAN :
1. Standar Kompetensi/
3. Indikator :
56
57
C. Langkah Pembelajaran
57
58
E. Evaluasi
1. Struktural
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan yang di laksananakan di Rumah
Keluarga binaan
2. Proses
a. Selama penyuluhan pasien (keluarga binaan) memperhatikan
58
59
Dosen Pengajar
59
60
JOB SHEET
KODE/ SKS :
SEMESTER :8
SASARAN :MAHASISWA
WAKTU/ PERTEMUAN :
tinggi.
60
61
yang tinggi.
PETUNJUK
1. Melakukan informend consent
2. Memberikan informasi dengan baik dan benar
3. Melakukan pendokumentasian
4. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik
5. ikuti petunjuk yang ada pada job sheet
6. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
KESELAMATAN KERJA
1. Patuhi prosuder pekerjaan
2. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau oleh petugas
3. Berikan informasi dengan baik dan benar.
PERSIAPAAN
1. Periksa dan pastikan semua alat, perlengkapan dan bahan-bahan yang
diperlukan sudah tersedia sesuai dengan job sheet.
61
62
PROSEDUR TINDAKAN
62
63
63
64
6 Dokumentasikan dan
beritahukan hasil kepada ibu
64
65
DAFTAR TILIK
KONSELING MP-ASI
PENILAIAN
0 1
PERSIAPAN TEMPAT
1 Menyediakan tempat yang nyaman untuk
melakukan konseling
PERSIAPAN ALAT
2 Alat bantu untuk melakukan konseling
PERSIAPAN PASIEN
3 Sambut pasien dengan ramah
4 Perkenalkan diri
5 Persilahkan pasien duduk dan ciptakan suasana
yang nyaman
6 Jelaskan maksud dan tujuan kunjungan
PELAKSANAAN KONSELING
7 Menjelaskan pengertian MP-ASI
8 Menjelaskan tentang tujuan pemberian MP-ASI
9 Menjelaskan tentang manfaat pemberian MP-ASI
10 Menjelaskan tentang kerugian memberikan MP-
ASI terlalu dini
11 Menjelaskan tentang kerugian bila terlambat
memberikan MP-ASI
12 Menjelaskan makanan apa saja yang boleh di
berikan pada bayi
13 Menjelaskan tentang cara pemberian MP-ASI yang
benar pada bayi
EVALUASI
14 Evaluasi hasil konseling yang sudah di sampaikan
15 Menanyakan pada pasien apakah sudah mengerti
dengan penjelasan yang di sampaikan
16 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
bertanya
17 Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan
yang di sampaikan
TOTAL SKOR :
65