Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) adalah bagian dari Survei Kesehatan
Nasional (Surkesnas) dengan ukuran sampel 10.000 rumah tangga di seluruh provinsi di
Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengukuran dan
pemeriksaan darah. Pertanyaan wawancara sebagian dilakukan pada semua anggota rumah
tangga dan sebagian khusus pada anggota rumah tangga terpilih. Untuk setiap rumah tangga
sampel diwakili satu orang dari kelompok umur 15 tahun atau lebih yang dipilih secara acak
dengan menggunakan Tabel Kish.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT).
2. Apa Tujuan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
3. Apa Instrumen Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
4. Apa Manfaat Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
5. Apa Rancangan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
6. Bagaimana Pengumpulan Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT).
2. Untuk mengetahui ujuan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
3. Untuk mengetahui instrumen Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
4. Untuk mengetahui manfaat Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
5. Untuk mengetahui rancangan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
6. Untuk mengetahui pengumpulan Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

1.4 MANFAAT

SKRT yang diselenggarakan secara berkelanjutan akan memberikan informasi


kesehatan berdasarkan keadaan di masyarakat yang tidak dapat disediakan oleh sistem
pencatatan dan pelaporan rutin. Informasi yang didapatkan merupakan komplemen informasi
dari sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian data yang dihasilkan SKRT dapat
meningkatkan tersedianya informasi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan sesuai dengan harapan masyarakat, sekaligus dapat digunakan untuk memantau
perjalanan pembangunan kesehatan sejak tahun 2001 dan penilaian keberhasilan
pembangunan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)


SKRTmerupakan survei berbasis masyarakat yang mengfokuskan pada ketersediaan
indikator fungsi pelayanan dan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu meningkatkan
derajat kesehatan, memperbaiki kemampuan sistem kesehatan dalam memenuhi harapan-
harapan masyarakat dan menjamin keadilan pendanaan.
SKRT juga merupakan survei periodik yang dilaksanakan oleh badan penelitian
dan pengembangan (Litbang) kesehatan berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik
(BPS). Data yang dikumpulkan dalam SKRT mengacu pada program World Health
Survey (WHS), yaitu:
1. Mengumpulkan data dasar kesehatan masyarakat yang menyeluruh.
2. Memonitor indikator Millenium Development Golds (MDGs) yang berhubungan
dengan kesehatan.
3. Pengembangan sistem kesehatan menurut sudut pandang masyarakat.

2.2 Tujuan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)


Tujuan SKRT adalah menyediakan data dan informasi kesehatan dari sudut pandang
masyarakat untuk dukungan evidence bassed planning di Indonesia.
SKRTsebagaibagiandariSurkesnasmempunyaitujuanumummenyediakaninformasike
sehatanberbasissurveidalammendukungtujuanpembangunan kesehatan nasional, melalui
pemantauan pencapaian tujuan sistem kesehatan dan pengumpulan berbagai indikator
kesehatan.
Secara khusus SKRTbertujuan mengumpulkan dan menganalisis:

1. Data/keterangan rumah tangga dan anggota rumah tangga (kharakteristik sosial


demografi, kesulitan/gangguan sehari-hari, penggunaan kelambu dan malaria
padaBalita).

2. Data lapangan pekerjaankesehatan.

3. Data deskripsi status kesehatan ART ≥ 15tahun.

4. Data cakupan sistem kesehatan untuk berbagai penyakit kronis dan


datapersediaanobat.

5. Data perawatan dan pemeriksaan kesehatan (gigi mulut, mata, deteksi dinipayudara
dan mulutrahim).

6. Data ketanggapan sistemkesehatan.

7. Datajenisbiayadansumberbiayapengobatanrawatjalandanrawatinap.

8. Data prioritasi pencapaian tujuan utama sistem kesehatan olehmasyarakat.

9. Data kematian orang dewasa (metode SaudaraKandung).

10. Data pengukuran dan pemeriksaan (antropometri: tinggi badan, berat badan, lingkar
lengan atas, tekanan darah, dan pemeriksaan darah: hemoglobin, kadar gula darah
puasa, totalkolesterol).

2.3 Instrumen Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)


Cakupan/muatan kesehatan pada instrumen SKRT lebih komprehensif daripada
Modul atau Kor Susenas. Instrumen SKRT terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Rumah tangga (meliputi seluruh anggota rumah tangga)
2. Responden terpilih (diwakili 1 anggota rumah tangga diwakili usia > 15 tahun)
3. Pengukuran (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan tangan, tekanan darah)
4. Pemeriksaan laboratorium (Hb, gula darah, kolesterol)

2.4 Manfaat Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)


SKRT yang diselenggarakan secara berkelanjutan akan memberikan informasi
kesehatan berdasarkan keadaan di masyarakat yang tidak dapat disediakan oleh sistem
pencatatandanpelaporanrutin.Informasiyangdidapatkanmerupakankomplemeninformasi
dari sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian data yang dihasilkan SKRT dapat
meningkatkantersedianyainformasiyangdibutuhkandalampenyelenggaraanpembangunan
kesehatan sesuai dengan harapan masyarakat, sekaligus dapat digunakan untuk
memantau perjalanan pembangunan kesehatan sejak tahun 2001 dan penilaian
keberhasilan pembangunankesehatan.
2.5 Rancangan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
1. Rancangan Survei
SKRT merupakan survei kesehatan di masyarakat yang diselenggarakan
terintegrasi dengan Susenas. Desain survei bersifat potong lintang. Metode
pengumpulandatayaituwawancara,pengukurandanpemeriksaandarahdenganmelakuk
an kunjungan dari rumah kerumah.
2. RancanganSampling
Sampel SKRT merupakan sub sampel dari sampel Susenas Modul dengan
ukuran 10.000 rumah tangga dipilih secara sistematik. Sedangkan sampel Susenas
Modul
denganukuran67.072rumahtanggaadalahbagiandarisampelSusenasKoryangmempuny
ai ukuran sampel 249.376 rumah tangga. Ukuran sampel Susenas Kor dan Susenas
Modul dirancanguntukmemberikangambaranvariabelsosialekonomimasing-
masinguntuktingkat kabupaten/kota dan provinsi. Sampel SKRT hanya mampu
memberikan gambaran nasional dankawasan.
RancangansampelSusenasadalahrancangansampelbertahapduauntukblok
sensusyangtidakperludibentuksubbloksensus,danrancangansampelbertahaptigauntuk
blok sensus yang perlu dibentuk sub blok sensus, baik untuk daerah perkotaan
maupun
daerahperdesaan.Pemilihansampeluntukdaerahperkotaandandaerahperdesaandilakuk
an secaraterpisah.

2.6 Pengumpulan Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)


1. Instrumen Pengumpulan Data
MetodepengumpulandataSKRT2004dilakukanmelaluiwawancara,pengukuranda
n pemeriksaan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur
didukung dengan kartu/gambar (vignette). Pengukuran dan pemeriksaan menurut
batasan umur tertentu digunakan berbagai alat (yang selalu dilakukan pengecekan
dan peneraan sebelum pengumpulan data). Rincian jenis pengukuran/pemeriksaan,
alat dan subyek.

2. Tenaga Pengumpulan Data


TenagapengumpuldataadalahtenagakesehatandariDinasKesehatanProvinsiatau
Kabupaten, mahasiswa dan dosen. Semua tim pengumpul data dilengkapi
denganpedoman pewawancara, pedoman pengukuranpemeriksaan, alat ukur yang
diperlukan dan perlengkapan pengumpulan data lainnya.
Jumlah tenaga pelaksana lapangan untuk seluruh sampel sebanyak 75 tim
masing- masing terdiri dari empat orang yaitu dua orang pewawancara, satu orang
melakukan pengukuran serta pemeriksaan darah dan satu orang berfungsi sebagai
supervisor/ketua tim
(Katim).PengumpuldataminimalberpendidikanD3kesehatan,sedangkanKatimminima
lS1 kesehatan.
Sebelum pengumpulan data, pelatihan dilakukan oleh tim Surkesnas pusat yang
diselenggarakanpadasebelaspusatpelatihan.PelatihSurkesnaspusatdirekrutdaripeneliti
di
BadanLitbangkesdanPusatDatadanInformasi(Pusdatin)Depkesyangjugamendapatkan
pelatihan sebagai pelatih (Training of the trainer, TOT) oleh tim inti Surkesnas
Badan Litbangkes.

3. Pelaksanaan Pengumpulan Data


Muatan data kesehatan pada Surkesnas dikumpulkan melalui Susenas (Kor dan
Modul)dan SKRT. Pengumpulan data SKRTdilakukan pada rumah tangga dari blok
sensus terpilih yang pernah dikunjungi oleh petugas BPS. Persetujuan untuk
wawancara dimintakan dari responden terpilih sebelum wawancara dilakukan,
demikian pula persetujuan pengukuran dan pemeriksaan darah, meminta persetujuan
dari setiap anggota rumah tangga yang diukur dan diambil darah untukpemeriksaan.
Setelah selesai wawancara dan pengukuran, untuk meyakinkan tidak ada data
yang tertinggal (lupa ditanyakan/diukur), pengumpul data diharuskan memeriksa
ulang
kelengkapandata.Lembarhasilpengukuran/pemeriksaandiumpanbalikkankepadaangg
ota
rumahtanggasampeldenganpenjelasanmengenaihasiltersebut.Sebelumpindahkelokasi
berikutnya kuesioner yang sudah lengkap isiannya oleh pengumpul data
diserahkankepadaKatim atau koordinator lapangan untuk diperiksa kembali atas
kelengkapan jawaban.
Untuk mendapatkan kualitas data yang dikumpulkan dengan baik, supervisi
ketat kepada Tim lapangan oleh Tim Surkesnas Pusat dan Koordinator Provinsi
dilakukan selama periode pengumpulan data

Anda mungkin juga menyukai