SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Dosen Pembimbing
Thresya Febrianti, S.KM,. M.Epid
Disusun Oleh
Yuni Rahmawati
2015717041
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kegiatan surveilans ini. Laporan kegiatan
surveilans ini berjudul Observasi Pelaksanaan Surveilans KB di Puskesmas Kecamatan
Setiabudi Tahun 2015. Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah
Surveilans Epidemiologi. Dalam pembuatan laporan ini penulis melakukan wawancara
dengan petugas surveilans dan pengambilan data sekunder pada Puskesmas Kecamatan
Setiabudi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Surveilans
Epidemiologi yang telah memberikan bimbingannya dalam proses penyelesaian laporan ini,
kepada Kepala Puskesmas Setiabudi beserta seluruh jajarannya dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, maka dari itu sangat
diperlukan saran-saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua dan penulis.
Penulis
Yuni Rahmawati
2015717041
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Upaya bangsa Indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
diperlukan suatu tatanan. Hal ini sebagai perwujudan kesejahteraan umum dalam
rangka mencapai tujuan di bidang kesehatan (Surat Keputusan Standar Pelayanan
Minimal, 2003:8). Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan
perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak
hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metodemetode tertentu yang mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 2008).
Surveilans adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus berupa
pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data mengenai suatu
peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam tindakan kesehatan
masyarakat dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian, dan
meningkatkan status kesehatan.
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali
lipatnya, sedangkan tahun 1900-2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat
dari 40,2 juta orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang tahun 1900-2000
program KB berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang. Tanpa program KB jumlah
penduduk hingga tahun 2000 diprediksi mencapai 285 juta jiwa.
Upaya keras Pemerintah Kota Administrasi Jakarta
Selatan
dalam
menyukseskan program keluarga berencana (KB) membuahkan hasil. Hal itu ditandai
dengan semakin banyaknya warga Jakarta Selatan yang mengikuti program KB.
Bahkan, dibanding wilayah lain, jumlah peminat KB di Jaksel termasuk yang paling
tinggi. Kepala Kantor KB Jakarta Selatan, Sonson Sanusi, mengungkapkan, jumlah
pasangan usia subur (PUS) yang telah ikut KB mencapai 182.362 pasangan atau 79,28
% dari target 230.016. Sementara peserta KB pria atau vasektomi dari target 151
orang telah tercapai 49,37 %, IUD dari target 13.127 orang telah tercapai 47,79 %,
KB suntik dari target 17.640 orang telah tercapai 68 %, media operasi wanita (MOW)
atau tubektomi dari target 565 orang telah tercapai 97,88 %. Dari data KB yang saya
peroleh di Puskesmas Kecamatan Setiabudi khusunya melalui kegiatan laporan
surveilens ini, didapatkan jumlah penduduk sebanyak 4.665 jiwa, jumlah pasangan
usia subur (PUS) yang telah ikut KB 672 pasangan, peserta KB aktif sebanyak 413
dari semua jenis KB yang digunakan atau 61,45 %. Adapun jenis-jenis pelayanan KB
yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Setiabudi seperti KB pil, KB suntik, IUD dan
Implant.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana gambaran pelaksanaan surveilans KB di Puskemas Kecamatan Setiabudi?
2. Bagaimana gambaran pelaksanaan pengumpulan data KB oleh petugas surveilans di
Puskesmas Kecamatan Setiabudi?
3. Bagaimana gambaran pelaksanaan pengolahan dan penyajian data KB di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi?
3. TUJUAN PENELITIAN
3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pelaksanaan surveilans KB di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun
2015.
1.3.2 Tujuan Khusus.
1. Mendeskripsikan pelaksanaan surveilans KB di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun
2015.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pengumpulan data KB di Puskesmas Kecamatan Setiabudi
tahun 2015.
3. Mendeskripsikan pelaksanaan pengolahan dan penyajian data KB di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi tahun 2015.
4. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
4.1 Untuk Puskesmas Kecamatan Setiabudi
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi puskesmas mengenai KB serta
pelaksanaan survailans KB, sehingga program yang telah disusun dapat terlaksana dengan
baik.
4.2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. KB dan Surveilans
Keluarga berencana merupakan salah satu program yang dicanangkan
oleh pemerintah Indonesia untuk mengontrol jumlah populasi rakyat di
Indonesia yang makin meledak. Keluarga berencana adalah suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif
bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan (Maryani, 2008). KB adalah
usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Surveilans
epidemiologi adalah suatu rangkaian proses pengamatan yang terus menerus
sistematik dan berkesinambungan dalam pengumpulan data, analisis dan
interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk menguraikan dan memantau
suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan untuk menguraikan dan
memantau suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan penanggulangan
yang efektif dan efesien terhadap masalah kesehatan masyarakat tersebut
(Depkes RI, 2003:15).
1.2 Tujuan Keluarga Berencana
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
(Maryani, 2008).
1.3 Sasaran Program Keluarga Berencana
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah Pasangan Usia
Subur <20 tahun dengan tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia Subur 2035 tahun dengan tujuan mengatur kesuburan dan menjarangkan kehamilan,
Pasangan Usia Subur dengan usia >35 tahun tujuannya untuk mengakhiri
kehamilan (Maryani, 2008).
2. TUJUAN SURVEILANS
2.1 Tujuan Umum
3. KOMPONEN SURVEILANS
3.1 Pengamatan/ Pengumpulan Data
Pengumpulan data surveilans dapat dilakukan melalui surveilans pasif dan surveilans
aktif. Surveilans pasif dilakukan dengan cara petugas surveilas hanya menunggu datangnya
data dari unit sumber data dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium, sumber data lainnya
seperti pusat riset dan penelitian yang berkaitan. Surveilans aktif dilakukan dengan cara
melakukan kunjungan petugas ke unit sumber lainnya seperti pusat riset dan penelitian yang
berkaitan (Depkes RI, 2003: 15).
Kriteria pengolahan data yang baik adalah tidak membuat kesalahan selama
proses pengolahan data, dapat diidentifikasikan adanya perbedaan dalam frekuensi
dan distribusi kasus, teknik pengolahan data yang dipakai tidak menimbulkan
pengertian yang salah atau berbeda, dan metode yang dipakai sesuai dengan metodemetode lazim (Depkes RI, 2003: 16).
Untuk melakukan analisis dan interpretasi data sangat tergantung pada tingkat
unit kesehatan, serta membutuhkan keterampilan petugas kesehatan khususnya
petugas surveilans yang ada pada unit tersebut, karena hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil analisis dan interpretasi yang diperlukan untuk membuat
rekomendasi atau saran-saran yang menentukan tindakan yang perlu dilakukan oleh
pihak yang berkepentingan (Depkes RI, 2003: 16)
3.3 Umpan Balik dan Penyebarluasan Data
Kunci keberhasilan surveilans adalah memberikan umpan balik kepada
sumber-sumber data surveilans agar mudah memberikan kesadaran kepada sumber
data tentang pentingnya proses pengumpulan data. Bentuk umpan balik yang biasanya
adalah ringkasan informasi atau korektif laporan yang diberikan (Depkes RI,
2003:17).
Penyebarluasan data atau informasi dilakukan dalam tiga arah yang meliputi:
1. Ditujukan ke tingkat administrasi yang lebih tinggi sebagai informasi untuk dapat
menentukan kebijakan selanjutnya.
2. Dikirim kepada instansi pelapor atau ke tingkat administrasi yang lebih rendah
yang berfungsi sebagai pengumpul dan pelapor data dalam bentuk umpan balik.
3. Disebarluaskan kepada instansi terkait (Nur Nasyri Noor, 2008: 152).
4. KEGIATAN SURVEILANS
Kegiatan
surveilans
telah
dapat
dikembangkan
dan
perlu
dimantapkan
Sistem ini memanfaatkan data rutin dari laporan bulanan KB dari BKKBN dan
Puskesmas Kelurahan. Laporan ini sangat dibutuhkan bagi program serta sektor yang
memiliki kemampuan melakukan penanggulangannya.
4.2 Sistem Surveilans Sentinel
Dalam upaya mendapatkan informasi KB yang dilengkapi dengan informasi
pelaksanaan program KB secara khusus, sehingga kualitas pelaksanaan program dapat
memonitor keberhasilannya, maka dikembangkan puskesmas sentral di setiap kabupaten/
kota.
4.3 Surveilans Khusus
Pelaksanaan surveilans khusus merupakan pelaksanaan kegiatan surveilans yang
mempunyai komitmen tinggi dengan surveilans internasional dan nasional sehingga harus
mendukung secara optimal pelaksanaannya.
4.4 Analisis dan Interpretasi Data
Analisis dan kajian data dilakukan terhadap data surveilans yang dihimpun oleh unit
surveilans serta data yang diperoleh BKKBN dan Puskesmas-Puskesmas Kelurahan. Dalam
upaya meningkatkan kualitas hasil analisis/ kajian data surveilans baik ketepatan waktu dan
sensitifitas
laporan,
maka
menggunakan
dan
memanfaatkan
kemajuan
teknologi
5. ALUR SURVEILANS
Alur sistem dimulai dari pengumpulan data. Sumber data dapat berasal dari
masyarakat, Puskesmas-Puskesmas Kelurahan, BKKBN. Data dikompilasi dan diolah oleh
petugas surveilans, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sehingga menjadi informasi
yang siap pakai. Hasil analisis dan interpretasi data digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan dalam menentukan tindak lanjut dan bila perlu dilakukan pelacakan/investigasi
sebelum menentukan tindakan. Disamping itu hasil interpretasi data harus disebarluaskan ke
instansi yang lebih tinggi dan lintas sektor yang terkait. Kegiatan yang tidak boleh dilupakan
adalah pembuatan umpan balik (feed back) kepada informasi/ pembuat laporan awal (Depkes
RI, 2003).
6. MANAJEMEN SURVEILANS
Agar kegiatan surveilans dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu
adanya suatu manajemen yang baik mulai dari perencanaan hingga evaluasi melalui
pendekatan sistem yaitu input, proses, dan output untuk menerjemahkan komponen
manajemen (5M (man, material, methode, money & marketing) ) (Depkes RI, 2003: 7).
1. Ketersedian Data
Data yang didapatkan dari laporan KB puskesmas adalah data tanggal KB,
nama pasien, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, jenis KB yang digunakan,
Kunjungan ulang KB. Data yang dihasilkan akan digunakan untuk melihat
perkembangan KB di wilayah kelurahan, kecamatan, maupun secara keseluruhan
di Wilayah Setiabudi untuk sistem KB (Depkes RI, 2003: 7-8).
2. Ketersediaan Sarana dan Fasilitas Surveilans
Sarana pengolah data dan komunikasi yang ada di dinas kesehatan kabupaten/
kota terdiri dari komputer, perangkat lunak seperti epi info, epi map, kalkulator,
alat tulis kantor, buku pedoman/ petunjuk teknis, formulir pengumpulan data
surveilans, dan perangkat seminar. Sedangkan perlengkapan surveilans puskesmas
(surveilans kits) yaitu kalkulator, kertas grafik, formulir perekam, pengolahan dan
pelaporan, mesin ketik, alat komunikasi telepon dan faksimili, komputer.
3. Ketersediaan Tenaga Surveilans (Sumber Daya Manusia)
Keberhasilan dan kelancaran kegiatan surveilans didukung oleh keadaan
sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia (SDM) bidang surveilans
yang seharusnya berada di dinas kesehatan didasarkan pada Kepmenkes
No.1116/2003. Tersedianya sumber daya manusia yang cukup diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan surveilans dengan baik (Laksono T, dkk, 2004: 123).
7. PROSES
BAB III
HASIL PENELITIAN
1.
3.
Surveilans pasif yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana
pelayanan di daerah, seperti yang didapatkan dari Puskesmas Puskesmas Kelurahan
dan BKKBN.
4. Hasil Observasi Terhadap Sarana dan Prasarana Surveilans KB
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti diperoleh hasil bahwa sarana dan
prasarana untuk menunjang program surveilans Puskesmas Setiabudi memiliki
perlengkapan kantor seperti faksimili dan internet. Perangkat lunak yang dimiliki
puskesmas seperti epi info dan epi map. Kegunaan dari epi info dan epi map adalah
untuk membantu petugas surveilans dalam pengolahan dan analisis data. Puskesmas
Setiabudi memiliki perangkat lunak seperti program pengolahan data SPSS dan
microsoft office untuk pembuatan laporan.
5.
memiliki pekerjaan lain di puskesmas selain menjadi petugas surveilans. Salah satu
petugas yang saya wawancarai selain menjadi petugas surveilans beliau juga
merangkap sebagai petugas KIA dan KB.
6.
7.
periode waktu dan kemajuan teknologi komputerisasi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pengolahan data. Hasil wawancara yang dilakukan oleh responden adalah
sebagai berikut: Pengolahan data dengan cara data-data yang didapatkan melalui
BKKBN dan Puskesmas-Puskesmas Kelurahan kami kumpulkan dan diolah menjadi
satu dengan data-data yang kami dapatkan melalui pasien-pasien KB yang berKB
dipuskesmas Kecamatan. Disajikan dalam bentuk tabel, grafik, Ms. Office, dan dari
penyajian ini kami dapat melihat atau memantau program KB setiap bulannya.
Setelah data diolah kami rutin melaukan pelaporan setiap bulannya.
8.
untuk menilai kinerja surveilans menurut aspek kepentingan dan aspek kegunaan.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh dinas kesehatan setiap sebulan sekali dengan
kedatangan Supervisi. Hal yang dievaluasi meliputi seluruh kegiatan surveilans dalam
penanggulangan KB dan sistem pelaporan KB. Evaluasi dilakukan ditingkat
puskesmas yang dilakukan oleh Supervisi dari Dinas Kesehatan.
Puskesmas
: Kecamatan Setiabudi
Pendidikan
Jabatan
: Pegawai Surveilans
Masa Kerja
TUJUAN SURVEILANS
1. Apakah
tujuan
sistem
jelas.
data/informasi
dari
sistem
yang Iya
sangat
diperlukan,
karena
petugas
diperlukan dalam pengambilan keputusan tindakan yang akan dilakukan tepat sasaran dan
untuk bertindak?
3. Bagaimana
tujuannya.
data/informasi
yang Data/informasi
surveilans
yang
dihasilkan
sistem
sesuai
dengan
tidak
mengikuti
digunakan
kebutuhannya.
PERSONALIA/STAF
1. Berapa staf yang terlibat dalam sistem 5 orang.
surveilans?
2. Sejak
kapan
anda
menjadi
petugas
surveilans?
3. Apakah
Anda
pernah
mengikuti Iya,
di
Puskesmas
jika
ada
ilmu-ilmu
pembaharuan
selalu
diadakan pelatihan.
4. Selain menjadi petugas surveilans, Iya. Sebagai petugas KIA dan KB.
apakah anda diberi beban kerja lainnya?
5. Apakah
deskripsi
tugas
surat
keputusan
mengenai
SUMBER DATA
1. Dari
mana
data
dikumpulkan?
Puskesmas Kelurahan.
ke
Puskesmas
Kecamatan,
3. Apakah formulir yang digunakan Iya tersedia, agar data-data yang diperlukan
untuk mengumpulkan data tersedia?
pasien-pasien
KB
untuk
dimiliki,
kapan
pasien
tersebut
harus
2.Bagaimana
cara
Anda
pengolahan data penyakit tersebut? Apakah didapatkan melalui BKKBN dan Puskesmasitu rutin?
3. Bagaimana cara Anda menyajikan Disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, Ms.
data yang telah diolah tersebut?
4. Dalam bentuk apakah penyajian data Dalam bentuk diagram dan Ms. Office.
yang Anda lakukan?
5. Apakah Anda melaporkan kejadian Puskesmas
penyakit ke Dinas Kesehatan?
Kecamatan
selalu
melaporkan
melaporkan
ke
Puskesmas
dengan
baik
maka
Puskesmas
6. Bagaimana
Dinas
Anda
melaporkan
setiap Iya.
Hal-hal
yang
diadakannya
Kelurahan,
mendukung
kegiantan
dilakukan
KB
KB
seperti
Kes
gratis
di
dan
pengetahuan
dan
kesadaran
tenaga
ekstra
untuk mensosialisakan
pentingnya KB.
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pelaksanaan Kegiatan Surveilans di
sudah dilakukan.
2.
Saran
1. Bagi puskesmas khususnya petugas yang menangani surveilans, disarankan agar
lebih meningkatkan koordinasi dengan BKKBN dan Puskesmas-Puskesmas
Kelurahan agar dapat menghasilkan data yang lengkap dan tepat.
2. Bagi petugas Puskesmas Kecamatan Setiabudi diharapkan mampu memberikan
penyuluhan atau memotivasi masyarakat untuk berKB.
3. Bagi Dinas Kesehatan diharapkan memberikan motivasi kepada seluruh
puskesmas dengan cara memberikan umpan balik, memberikan reward kepada
puskesmas supaya dalam pelaksanaan pengumpulan laporan ke dinas kesehatan dapat
lengkap dan tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA