Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Observasi Pelaksanaan Surveilans KB


di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Tahun 2015

Dosen Pembimbing
Thresya Febrianti, S.KM,. M.Epid

Disusun Oleh
Yuni Rahmawati
2015717041

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat


Universitas Muhammadiyah Jakarta
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kegiatan surveilans ini. Laporan kegiatan
surveilans ini berjudul Observasi Pelaksanaan Surveilans KB di Puskesmas Kecamatan
Setiabudi Tahun 2015. Laporan ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah
Surveilans Epidemiologi. Dalam pembuatan laporan ini penulis melakukan wawancara
dengan petugas surveilans dan pengambilan data sekunder pada Puskesmas Kecamatan
Setiabudi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Surveilans
Epidemiologi yang telah memberikan bimbingannya dalam proses penyelesaian laporan ini,
kepada Kepala Puskesmas Setiabudi beserta seluruh jajarannya dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, maka dari itu sangat
diperlukan saran-saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua dan penulis.

Penulis

Yuni Rahmawati
2015717041

BAB I
PENDAHULUAN

1.

LATAR BELAKANG
Upaya bangsa Indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

diperlukan suatu tatanan. Hal ini sebagai perwujudan kesejahteraan umum dalam
rangka mencapai tujuan di bidang kesehatan (Surat Keputusan Standar Pelayanan
Minimal, 2003:8). Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Peningkatan dan
perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak
hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metodemetode tertentu yang mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 2008).
Surveilans adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus berupa
pengumpulan data secara sistematik, analisis dan interpretasi data mengenai suatu
peristiwa yang terkait dengan kesehatan untuk digunakan dalam tindakan kesehatan
masyarakat dalam upaya mengurangi angka kesakitan dan kematian, dan
meningkatkan status kesehatan.
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali
lipatnya, sedangkan tahun 1900-2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat
dari 40,2 juta orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang tahun 1900-2000
program KB berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang. Tanpa program KB jumlah
penduduk hingga tahun 2000 diprediksi mencapai 285 juta jiwa.
Upaya keras Pemerintah Kota Administrasi Jakarta

Selatan

dalam

menyukseskan program keluarga berencana (KB) membuahkan hasil. Hal itu ditandai
dengan semakin banyaknya warga Jakarta Selatan yang mengikuti program KB.
Bahkan, dibanding wilayah lain, jumlah peminat KB di Jaksel termasuk yang paling
tinggi. Kepala Kantor KB Jakarta Selatan, Sonson Sanusi, mengungkapkan, jumlah
pasangan usia subur (PUS) yang telah ikut KB mencapai 182.362 pasangan atau 79,28
% dari target 230.016. Sementara peserta KB pria atau vasektomi dari target 151

orang telah tercapai 49,37 %, IUD dari target 13.127 orang telah tercapai 47,79 %,
KB suntik dari target 17.640 orang telah tercapai 68 %, media operasi wanita (MOW)
atau tubektomi dari target 565 orang telah tercapai 97,88 %. Dari data KB yang saya
peroleh di Puskesmas Kecamatan Setiabudi khusunya melalui kegiatan laporan
surveilens ini, didapatkan jumlah penduduk sebanyak 4.665 jiwa, jumlah pasangan
usia subur (PUS) yang telah ikut KB 672 pasangan, peserta KB aktif sebanyak 413
dari semua jenis KB yang digunakan atau 61,45 %. Adapun jenis-jenis pelayanan KB
yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Setiabudi seperti KB pil, KB suntik, IUD dan
Implant.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana gambaran pelaksanaan surveilans KB di Puskemas Kecamatan Setiabudi?
2. Bagaimana gambaran pelaksanaan pengumpulan data KB oleh petugas surveilans di
Puskesmas Kecamatan Setiabudi?
3. Bagaimana gambaran pelaksanaan pengolahan dan penyajian data KB di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi?

3. TUJUAN PENELITIAN
3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pelaksanaan surveilans KB di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun
2015.
1.3.2 Tujuan Khusus.
1. Mendeskripsikan pelaksanaan surveilans KB di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun
2015.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pengumpulan data KB di Puskesmas Kecamatan Setiabudi
tahun 2015.
3. Mendeskripsikan pelaksanaan pengolahan dan penyajian data KB di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi tahun 2015.

4. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
4.1 Untuk Puskesmas Kecamatan Setiabudi
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi puskesmas mengenai KB serta
pelaksanaan survailans KB, sehingga program yang telah disusun dapat terlaksana dengan
baik.
4.2

Untuk Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Dapat digunakan sebagai bahan pustaka di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam pengembangan ilmu di bidang epidemiologi,


khususnya mengenai kajian surveilans KB.

BAB II
LANDASAN TEORI

1. KB dan Surveilans
Keluarga berencana merupakan salah satu program yang dicanangkan
oleh pemerintah Indonesia untuk mengontrol jumlah populasi rakyat di
Indonesia yang makin meledak. Keluarga berencana adalah suatu usaha yang
mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif
bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan (Maryani, 2008). KB adalah
usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Surveilans
epidemiologi adalah suatu rangkaian proses pengamatan yang terus menerus
sistematik dan berkesinambungan dalam pengumpulan data, analisis dan
interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk menguraikan dan memantau
suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan untuk menguraikan dan
memantau suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan penanggulangan
yang efektif dan efesien terhadap masalah kesehatan masyarakat tersebut
(Depkes RI, 2003:15).
1.2 Tujuan Keluarga Berencana
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
(Maryani, 2008).
1.3 Sasaran Program Keluarga Berencana
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah Pasangan Usia
Subur <20 tahun dengan tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia Subur 2035 tahun dengan tujuan mengatur kesuburan dan menjarangkan kehamilan,
Pasangan Usia Subur dengan usia >35 tahun tujuannya untuk mengakhiri
kehamilan (Maryani, 2008).

2. TUJUAN SURVEILANS
2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari surveilans adalah diperolehnya informasi KB dan terdistribusinya


informasi tersebut kepada program terkait, pusat-pusat kajian, pusat penelitian, serta unit
surveilans lain.
2.2 Tujuan Khusus
a) Terkumpulnya data mengenai penggunana KB, di Puskesmas Kelurahan, BKKBN, serta
Puskesmas Kecamatan sebagai sumber data surveilans terpadu penyakit.
b) Terdistribusikannya data KB kepada unit surveilans Puskesmas Kecamatan Setiabudi.
c) Terlaksananya pengolahan dan penyajian data KB dalam bentuk tabel, grafik, dan analisis
epidemiologi lebih lanjut oleh unit surveilans Puskesmas Kecamatan Setiabudi.
d) Terdistribusinya hasil pengolahan dan penyajian data KB beserta hasil analisis
epidemiologi lebih lanjut dan rekomendasi kepada program terkait di Puskesmas dan Dinas
Kesehatan.

3. KOMPONEN SURVEILANS
3.1 Pengamatan/ Pengumpulan Data
Pengumpulan data surveilans dapat dilakukan melalui surveilans pasif dan surveilans
aktif. Surveilans pasif dilakukan dengan cara petugas surveilas hanya menunggu datangnya
data dari unit sumber data dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium, sumber data lainnya
seperti pusat riset dan penelitian yang berkaitan. Surveilans aktif dilakukan dengan cara
melakukan kunjungan petugas ke unit sumber lainnya seperti pusat riset dan penelitian yang
berkaitan (Depkes RI, 2003: 15).

3.2 Kompilasi, Analisis, dan Interpretasi Data


Dalam pengolahan data, ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
pengolahan data dan analisis data surveilans yaitu ketepatan waktu dan sensitifitas
data. Ketepatan waktu sangat berkaitan dengan periode waktu dan penerimaan data
(Depkes RI, 2003: 16).

Kriteria pengolahan data yang baik adalah tidak membuat kesalahan selama
proses pengolahan data, dapat diidentifikasikan adanya perbedaan dalam frekuensi
dan distribusi kasus, teknik pengolahan data yang dipakai tidak menimbulkan
pengertian yang salah atau berbeda, dan metode yang dipakai sesuai dengan metodemetode lazim (Depkes RI, 2003: 16).
Untuk melakukan analisis dan interpretasi data sangat tergantung pada tingkat
unit kesehatan, serta membutuhkan keterampilan petugas kesehatan khususnya
petugas surveilans yang ada pada unit tersebut, karena hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil analisis dan interpretasi yang diperlukan untuk membuat
rekomendasi atau saran-saran yang menentukan tindakan yang perlu dilakukan oleh
pihak yang berkepentingan (Depkes RI, 2003: 16)
3.3 Umpan Balik dan Penyebarluasan Data
Kunci keberhasilan surveilans adalah memberikan umpan balik kepada
sumber-sumber data surveilans agar mudah memberikan kesadaran kepada sumber
data tentang pentingnya proses pengumpulan data. Bentuk umpan balik yang biasanya
adalah ringkasan informasi atau korektif laporan yang diberikan (Depkes RI,
2003:17).
Penyebarluasan data atau informasi dilakukan dalam tiga arah yang meliputi:
1. Ditujukan ke tingkat administrasi yang lebih tinggi sebagai informasi untuk dapat
menentukan kebijakan selanjutnya.
2. Dikirim kepada instansi pelapor atau ke tingkat administrasi yang lebih rendah
yang berfungsi sebagai pengumpul dan pelapor data dalam bentuk umpan balik.
3. Disebarluaskan kepada instansi terkait (Nur Nasyri Noor, 2008: 152).

4. KEGIATAN SURVEILANS
Kegiatan

surveilans

telah

dapat

dikembangkan

penyelenggaraannya agar dapat berfungsi dengan baik adalah:


4.1 Sistem Surveilans Terpadu Penyakit

dan

perlu

dimantapkan

Sistem ini memanfaatkan data rutin dari laporan bulanan KB dari BKKBN dan
Puskesmas Kelurahan. Laporan ini sangat dibutuhkan bagi program serta sektor yang
memiliki kemampuan melakukan penanggulangannya.
4.2 Sistem Surveilans Sentinel
Dalam upaya mendapatkan informasi KB yang dilengkapi dengan informasi
pelaksanaan program KB secara khusus, sehingga kualitas pelaksanaan program dapat
memonitor keberhasilannya, maka dikembangkan puskesmas sentral di setiap kabupaten/
kota.
4.3 Surveilans Khusus
Pelaksanaan surveilans khusus merupakan pelaksanaan kegiatan surveilans yang
mempunyai komitmen tinggi dengan surveilans internasional dan nasional sehingga harus
mendukung secara optimal pelaksanaannya.
4.4 Analisis dan Interpretasi Data
Analisis dan kajian data dilakukan terhadap data surveilans yang dihimpun oleh unit
surveilans serta data yang diperoleh BKKBN dan Puskesmas-Puskesmas Kelurahan. Dalam
upaya meningkatkan kualitas hasil analisis/ kajian data surveilans baik ketepatan waktu dan
sensitifitas

laporan,

maka

menggunakan

dan

memanfaatkan

kemajuan

teknologi

komputerisasi dalam pengolahan dan analisis data surveilans.

5. ALUR SURVEILANS
Alur sistem dimulai dari pengumpulan data. Sumber data dapat berasal dari
masyarakat, Puskesmas-Puskesmas Kelurahan, BKKBN. Data dikompilasi dan diolah oleh
petugas surveilans, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sehingga menjadi informasi
yang siap pakai. Hasil analisis dan interpretasi data digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan dalam menentukan tindak lanjut dan bila perlu dilakukan pelacakan/investigasi
sebelum menentukan tindakan. Disamping itu hasil interpretasi data harus disebarluaskan ke
instansi yang lebih tinggi dan lintas sektor yang terkait. Kegiatan yang tidak boleh dilupakan
adalah pembuatan umpan balik (feed back) kepada informasi/ pembuat laporan awal (Depkes
RI, 2003).

6. MANAJEMEN SURVEILANS
Agar kegiatan surveilans dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu
adanya suatu manajemen yang baik mulai dari perencanaan hingga evaluasi melalui
pendekatan sistem yaitu input, proses, dan output untuk menerjemahkan komponen
manajemen (5M (man, material, methode, money & marketing) ) (Depkes RI, 2003: 7).
1. Ketersedian Data
Data yang didapatkan dari laporan KB puskesmas adalah data tanggal KB,
nama pasien, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, jenis KB yang digunakan,
Kunjungan ulang KB. Data yang dihasilkan akan digunakan untuk melihat
perkembangan KB di wilayah kelurahan, kecamatan, maupun secara keseluruhan
di Wilayah Setiabudi untuk sistem KB (Depkes RI, 2003: 7-8).
2. Ketersediaan Sarana dan Fasilitas Surveilans
Sarana pengolah data dan komunikasi yang ada di dinas kesehatan kabupaten/
kota terdiri dari komputer, perangkat lunak seperti epi info, epi map, kalkulator,
alat tulis kantor, buku pedoman/ petunjuk teknis, formulir pengumpulan data
surveilans, dan perangkat seminar. Sedangkan perlengkapan surveilans puskesmas
(surveilans kits) yaitu kalkulator, kertas grafik, formulir perekam, pengolahan dan
pelaporan, mesin ketik, alat komunikasi telepon dan faksimili, komputer.
3. Ketersediaan Tenaga Surveilans (Sumber Daya Manusia)
Keberhasilan dan kelancaran kegiatan surveilans didukung oleh keadaan
sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia (SDM) bidang surveilans
yang seharusnya berada di dinas kesehatan didasarkan pada Kepmenkes
No.1116/2003. Tersedianya sumber daya manusia yang cukup diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan surveilans dengan baik (Laksono T, dkk, 2004: 123).

7. PROSES

Proses pelaksanaan kegiatan surveilans disesuaikan dengan kegiatan diusulkan


melalui perencanaan tahunan. Jenis kegiatan yang dilakukan oleh unit surveilans
adalah:
a) Pengumpulan, validasi data
b) Pengiriman laporan
c) Pemantauaan KB
d) Buku data surveilans Puskesmas

8. MONITORING dan EVALUASI


Untuk mengetahui keberhasilan maupun kendala dalam manajemen kegiatan
surveilans sebaiknya selalu dilakukan monitoring terutama terhadap proses dan
keluaran/ output kegiatan surveilans secara keseluruhan. Dengan monitoring
kelemahan akan segera diketahui dan segera dilakukan perbaikan, sedangkan melalui
evaluasi dapat ditentukan strategi penyusunan perencanaan unit survelans tahun
berikutnya.

BAB III
HASIL PENELITIAN

1.

Puskesmas Kecamatan Setiabudi

Puskesmas Kecamatan Setiabudi merupakan puskesmas yang terletak di


Kecamatan Setiabudi berada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Jakarta Selatan,
beralamat di Jalan Halimun Raya No. 13, Jakarta Selatan. Program KB di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi adalah meningkatkan derajat kesehatan PUS dan keluarganya
dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar
kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional, memberikan pelayanan
kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada PUS, meningakatkan kualitas pelayanan
KB secara berkelanjutan, menumbuhkan, mengoptimalkan, dan memelihara peran
serta masyarakat dalam upaya KB. Adapun jenis-jenis program KB yang tersedia di
Puskesmas Kecamatan Setiabudi seperti KB pil, KB suntik, IUD dan Implant.
2.

Tenaga Kerja Pelaksana Surveilans KB


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tenaga pelaksana surveilens di

Puskesmas Kecamatan Setiabudi bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan.


Tenaga surveilans KB yang ada di Puskesmas Kecamatan Setiabudi lulusan D III
Kebidanan RSPAD Gatot Soebroto dan melanjutkan D IV Kebidanan Universitas
Padjajaran lalu mengambil pendidikan Magister Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga. Petugas ini memiliki masa kerja 3 tahun. Sesuai dengan Kepmenkes
Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Kesehatan tenaga surveilans pada tingkat puskesmas adalah
seorang epidemiolog terampil. Petugas surveilans juga perlu untuk mengikuti kegiatan
pelatihan yang bertujuan supaya petugas tersebut terampil dalam melaksanakan
kegiatan surveilans di tingkat puskesmas. Petugas surveilans di Puskesmas
Kecamatan Setiabudi selalu mengikuti kegiatan pelatihan jika ada ilmu-ilmu
pembaharuan.

3.

Pelaksanaan Pengumpulan Data Surveilans KB


Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan bahwa kegiatan

pelaksanaan pengumpulan data menggunakan metode surveilans pasif. Petugas surveilans


menunggu laporan KB dari Puskesmas - Puskesmas Kelurahan, BKKBN, dan
mendapatkan data dari pasien - pasien yang berKB ke Puskesmas Kecamatan Setiabudi.

Surveilans pasif yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari laporan bulanan sarana
pelayanan di daerah, seperti yang didapatkan dari Puskesmas Puskesmas Kelurahan
dan BKKBN.
4. Hasil Observasi Terhadap Sarana dan Prasarana Surveilans KB

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti diperoleh hasil bahwa sarana dan
prasarana untuk menunjang program surveilans Puskesmas Setiabudi memiliki
perlengkapan kantor seperti faksimili dan internet. Perangkat lunak yang dimiliki
puskesmas seperti epi info dan epi map. Kegunaan dari epi info dan epi map adalah
untuk membantu petugas surveilans dalam pengolahan dan analisis data. Puskesmas
Setiabudi memiliki perangkat lunak seperti program pengolahan data SPSS dan
microsoft office untuk pembuatan laporan.
5.

Beban Kerja Petugas Surveilans


Semua petugas surveilans yang ada di puskesmas mengatakan bahwa mereka

memiliki pekerjaan lain di puskesmas selain menjadi petugas surveilans. Salah satu
petugas yang saya wawancarai selain menjadi petugas surveilans beliau juga
merangkap sebagai petugas KIA dan KB.
6.

Pelaksanaan Pengumpulan Data KB


Pelaksanaan pengumpulan data KB harus dilakukan secara terus menerus agar

memberikan informasi dengan lengkap. Hasil wawancara yang dilakukan dengan


responden adalah sebagai berikut: BKKBN mengumpulkan data-data dan mencari
WUS dan PUS untuk di data dan dilaporkan ke Puskesmas Kecamatan, kemudian
Puskesmas-Puskesmas Kelurahan mengumpulkan data dan dilaporkan ke Puskesmas
Kecamatan, Puskesmas Kecamatan juga mengumpulkan data-data dari setiap pasienpasien KB yang datang untuk berKB lalu hasil akhirnya diolah.

7.

Pelaksanaan Pengolahan dan Penyajian Data KB


Pelaksanaan pengolahan dan penyajian data KB sangat berkaitan dengan

periode waktu dan kemajuan teknologi komputerisasi yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pengolahan data. Hasil wawancara yang dilakukan oleh responden adalah

sebagai berikut: Pengolahan data dengan cara data-data yang didapatkan melalui
BKKBN dan Puskesmas-Puskesmas Kelurahan kami kumpulkan dan diolah menjadi
satu dengan data-data yang kami dapatkan melalui pasien-pasien KB yang berKB
dipuskesmas Kecamatan. Disajikan dalam bentuk tabel, grafik, Ms. Office, dan dari
penyajian ini kami dapat melihat atau memantau program KB setiap bulannya.
Setelah data diolah kami rutin melaukan pelaporan setiap bulannya.
8.

Pelaksanaan Penyebarluasan dan Umpan Balik


Kunci keberhasilan surveilans adalah memberikan umpan balik kepada

sumber-sumber data surveilans agar mudah memberikan kesadaran kepada sumber


data tentang pentingnya proses pengumpulan data sehingga memberikan informasi
yang mudah dimengerti dan dimanfaatkan dalam menentukan arah kebijakan kegiatan
surveilans. Hasil wawancara yang dilakukan oleh responden adalah petugas surveilens
menyebarluaskan informasi KB ke Suku Dinas Kesehatan dengan cara melaporkan
data tersebut untuk diteruskan ke Dinas Kesehatan.
9.

Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Surveilans KB


Dalam evaluasi perlu dipertimbangkan adanya indikator yang dapat digunakan

untuk menilai kinerja surveilans menurut aspek kepentingan dan aspek kegunaan.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan petugas adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh dinas kesehatan setiap sebulan sekali dengan
kedatangan Supervisi. Hal yang dievaluasi meliputi seluruh kegiatan surveilans dalam
penanggulangan KB dan sistem pelaporan KB. Evaluasi dilakukan ditingkat
puskesmas yang dilakukan oleh Supervisi dari Dinas Kesehatan.

Puskesmas

: Kecamatan Setiabudi

Pendidikan

: Megister Kesehatan Masyarakat

Jabatan

: Pegawai Surveilans

Masa Kerja

: 2012 - saat ini

TUJUAN SURVEILANS
1. Apakah

tujuan

sistem

surveilans Iya, tujuan sistem surveilans dinyatakan dengan

dinyatakan dengan jelas?


2. Apakah
dihasilkan

jelas.

data/informasi
dari

sistem

yang Iya

sangat

diperlukan,

karena

petugas

surveilans memerlukan data/informasi yang tepat agar

diperlukan dalam pengambilan keputusan tindakan yang akan dilakukan tepat sasaran dan
untuk bertindak?
3. Bagaimana

tujuannya.
data/informasi

yang Data/informasi

dihasilkan sistem surveilans digunakan?

surveilans

yang

dihasilkan

sistem

sesuai

dengan

tidak

mengikuti

digunakan

kebutuhannya.
PERSONALIA/STAF
1. Berapa staf yang terlibat dalam sistem 5 orang.
surveilans?
2. Sejak

kapan

anda

menjadi

petugas

Sejak tahun 2012.

surveilans?

3. Apakah

Anda

pernah

mengikuti Iya,

pelatihan tentang surveilans?

di

Puskesmas

jika

pelatihan tidak bisa mendapatkan program dan


jika

ada

ilmu-ilmu

pembaharuan

selalu

diadakan pelatihan.

4. Selain menjadi petugas surveilans, Iya. Sebagai petugas KIA dan KB.
apakah anda diberi beban kerja lainnya?
5. Apakah

deskripsi

tugas

masing- Iya dinyatakan dengan jelas. Sebelum pegawai

masing staf dinyatakan dengan jelas?

mendapatkan tugas terlebih dahulu ada proses


maping dari atasan, dan dilihat apakah pegawai
telah memenuhi kualifikasi. Jika iya pegawai
mendapatkan
tugasnya.

surat

keputusan

mengenai

SUMBER DATA
1. Dari

mana

data

surveilans Data-data di kumpulkan dari BKKBN dan

dikumpulkan?

Puskesmas Kelurahan.

2. Bagaimana data dikumpulkan?

BKKBN mengumpulkan data-data dan mencari


WUS dan PUS untuk di data dan dilaporkan ke
Puskesmas Kecamatan, kemudian PuskesmasPuskesmas Kelurahan mengumpulkan data dan
dilaporkan

ke

Puskesmas

Kecamatan,

Puskesmas Kecamatan juga mengumpulkan


data-data seperti pasien-pasien KB yang datang
lalu hasil akhirnya diolah.

3. Apakah formulir yang digunakan Iya tersedia, agar data-data yang diperlukan
untuk mengumpulkan data tersedia?

untuk melakukan kegiatan surveilans dapat


terinci dan sistematis melalui formulir tersebut,
sehingga didpatkan data yang akurat.

DATA YANG DIKUMPULKAN


1. Apakah di wilayah kerja Anda pernah Tidak pernah.
terjadi KLB?
2. Bila pernah, bagaimana tindakan Anda?
3. Hal apa saja yang dilakukan apabila menemukan kasus?
4. Kapan pengumpulan data penyakit tersebut?
PELAKSANAAN
1. Bagaimana cara Anda merekap data? Pada

pasien-pasien

KB

untuk

pendokumentasiannya dibedakan antara pasien


baru dengan pasien lama, begitupun dengan
jenis KB yang digunakan, jumlah anak yang

dimiliki,

kapan

pasien

tersebut

harus

berkunjung kembali untuk berKB.

2.Bagaimana

cara

Anda

melakukan Pengolahan data dengan cara data-data yang

pengolahan data penyakit tersebut? Apakah didapatkan melalui BKKBN dan Puskesmasitu rutin?

Puskesmas Kelurahan kami kumpulkan dan


diolah menjadi satu dengan data-data yang
kami dapatkan melalui pasien-pasien KB yang
berKB dipuskesmas Kecamatan.

3. Bagaimana cara Anda menyajikan Disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, Ms.
data yang telah diolah tersebut?

Office, dan dari penyajian ini kami dapat


melihat atau memantau program KB setiap
bulannya.

4. Dalam bentuk apakah penyajian data Dalam bentuk diagram dan Ms. Office.
yang Anda lakukan?
5. Apakah Anda melaporkan kejadian Puskesmas
penyakit ke Dinas Kesehatan?

Kecamatan

selalu

melaporkan

namun berjenjang. Puskesmas Kelurahan dan


BKKBN

melaporkan

ke

Puskesmas

Kecamatan, setelah menerima data dan hasil


terekap

dengan

baik

maka

Puskesmas

Kecamatan melaporkan ke SUDIN setelah itu


dilaporkan ke DINKES.

6. Bagaimana

Dinas

Kesehatan Dinas Kesehatan melakukan supervisi ke

mengevaluasi kegiatan surveilans (misal: Puskesmas untuk meriview data-data.


KB) yang ada di Puskesmas?
7. Apakah

Anda

melaporkan

kasus penyakit tepat waktu?

setiap Iya.

8. Apa saja hal-hal yang mendukung

Hal-hal

yang

pelaksanaan surveilans? (misal: KB)

diadakannya
Kelurahan,

mendukung

kegiantan
dilakukan

KB
KB

seperti
Kes

gratis

di
dan

pemberian sembako kepada warga yang


berpartisipasi untuk berKB.
9. Apa saja hal-hal yang mengahambat Kurangnya
kegiatan surveilans? (misal: KB)

pengetahuan

dan

kesadaran

masyarakat serta minimnya keinginan pasien


menggunakan KB, sehingga kami perlu waktu
dan

tenaga

ekstra

untuk mensosialisakan

pentingnya KB.

Lampiran data data KB Puskesmas Kecamatan Setiabudi Periode Januari dan


September 2015

BAB IV
PENUTUP

1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pelaksanaan Kegiatan Surveilans di

Puskesmas Kecamatan Setiabudi 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut :


1.

Pelaksanaan pengumpulan data surveilans KB pada Puskesmas Kecamatan

Setiabudi menggunakan metode surveilans pasif.


2.

Pelaksanaan pengolahan dan penyajian data puskesmas sudah memanfaatkan

teknologi komputerisasi untuk memudahkan menyajikan hasil dan tidak membuat


kesalahan selama prosees pengolahan data.
3.

Pelaksanaan penyebarluasan informasi dan umpan balik sudah dilakukan oleh

Puskesmas Kecamatan Setiabudi.


4.

Pelaksanaan evaluasi surveilans campak di Puskesmas Kecamatan Setiabudi

sudah dilakukan.
2.

Saran
1. Bagi puskesmas khususnya petugas yang menangani surveilans, disarankan agar
lebih meningkatkan koordinasi dengan BKKBN dan Puskesmas-Puskesmas
Kelurahan agar dapat menghasilkan data yang lengkap dan tepat.
2. Bagi petugas Puskesmas Kecamatan Setiabudi diharapkan mampu memberikan
penyuluhan atau memotivasi masyarakat untuk berKB.
3. Bagi Dinas Kesehatan diharapkan memberikan motivasi kepada seluruh
puskesmas dengan cara memberikan umpan balik, memberikan reward kepada
puskesmas supaya dalam pelaksanaan pengumpulan laporan ke dinas kesehatan dapat
lengkap dan tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2003. Surveilans Epidemiologi Penyakit, Jakarta:


Depkes RI. 2008. Keluarga Berencana, Jakarta:
_______. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : BKKBN
Maryani, Herti. 2007. Keluarga Berencana Bagi Wanita, Depkes RI.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Sidharta, Y. 1997. Pedoman Untuk Mengevaluasi Sistem Surveilans, Jakarta: Depkes RI.
Susilomartoyo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai