Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN PELAKSANAAN

SURVEILANS DI PUSKESMAS
KEMUNING KABUPATEN BOGOR

Disusun Oleh:
Muhamad Ikhlasul Amal (22077)
Abdul Malik Alfattah (22030)

Dosen Pengampu:
Supriyati, A,md.RO.,SKM.,MM.

AKADEMI REFRAKSI OPTISI LEPRINDO JAKARTA


2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “Gambaran Pelaksanaan Surveilans Di Puskesmas Kemuning
Kabupaten Bogor” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Epidemiologi. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kegiatan Surveilans
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Supriyati, A,md.RO.,SKM.,MM. selaku
Dosen Epidemiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan tugas ini.

Daftar Isi
I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Kepmenkes RI No.1116 tahun 2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan menyebutkan bahwa
surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi data secara sistematik dan
terus menerus serta melakukan penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator
angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat sehingga banyak
program-program kesehatan yang dilakukan pemerintah terutama pada penduduk usia rentan,
seperti program Safe Motherhood Initiative, program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), program
Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE), dan program Pemberantasan Penyakit
Menular.
Pada tahun 1987 telah dikembangkan Sistem Surveilans Terpadu (SST) berbasis data, Sistem
Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), dan Sistem Pelaporan Rumah Sakit (SPRS),
yang telah mengalami beberapa kali perubahan dan perbaikan. Disamping keberadaan SST telah
juga dikembangkan beberapa sistem Surveilans khusus penyakit Tuberkulosa, penyakit malaria,
penyakit demam berdarah, penyakit campak, penyakit saluran pernapasan dan lain sebagainya.
Sistem Surveilans tersebut perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan ketetapan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangan,
Keputusan Menteri Kesehatan N0.1116/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indinesia Nomo 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan serta
kebutuhan informasi epidemiologi untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular dan
penyakit tidak menular.
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap
penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan
dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Studi pendahuluan awal yang telah dilakukan terdapat permasalahan sistem informasi di
Puskesmas Kota Kendari yaitu kelengkapan laporan informasi yang dihasilkan dalam surveilans
penyakit yang sekarang ini belum sepenuhnya dapat dipercaya, pengiriman ketepatan waktu
laporan data surveilans yang dilakukan tiap Puskesmas Kota Kendari belum maksimal, dan
kurangnya penyebaran informasi serta penertiban buletin epidemiologi dalam penyelenggaran
surveilans epidemiologi. Jadi, secara umum pelaksanaan surveilans di Puskesmas Kemuning Kab.
Bogor belum berjalan dengan optimal.
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian tertarik mengambil judul "Gambaran Pelaksanaan
Surveilans di Puskesmas Kemuning Kab. Bogor"

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana gambaran pelaksanaan Surveilans campak di Puskesmas kemuning
Kab. Bogor.
1. Bagaimana gambaran pengumpulan data penyakit menular oleh petugas
surveilans?
2. Bagaimana pengolahan dan penyajian data penyakit menular di puskesmas?
3. Bagaimana gambaran pelaksanaan analisis data dan interprentasi data tentang
penyakit menular?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Mengetahui gambaran pelaksanaan surveilans campak di Puskesmas kemuning
Kab. Bogor.
1. Mendeskripsikan pelaksanaan pengumpulan data penyakit campak.
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pengolahan dan penyajian data.
3. Mendeskripsikan pelaksanaan analisis dan interpretasi data.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


A. Untuk Puskesmas Kuningan

Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi puskesmas mengenai kasus


campak serta pelaksanaan survailans campak, sehingga program yang telah
disusun dapat terlaksana dengan baik.

B. Untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor


Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi dinas kesehatan mengenai kasus
campak serta pelaksanaan survailans campak, sehingga program yang telah
disusun dapat terlaksana dengan baik.

C. Untuk Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Dapat digunakan sebagai bahan pustaka di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Pakuan Bogor dalam pengembangan
ilmu di bidang epidemiologi, khususnya mengenai kajian surveilans penyakit
1.5 PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk mengolah data selanjutnya.
Data yang dikumpulkan berisi informasi epidemiologi yang dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan serta dikumpulkan secara tepat waktu. Pengumpulan data bisa pasif, dari rumah
sakit, puskesmas, dll, atau proaktif dari kegiatan penelitian. Sistem pencatatan dan pelaporan
yang baik diperlukan untuk mengumpulkan data. Pada umumnya pencatatan di Puskesmas
merupakan hasil kunjungan pasien dan kegiatan di luar gedung. Pengumpulan data dilakukan
dengan mencatat kejadian dari jumlah tersebut, dianggap memiliki pasien. Yaitu, laporan harian
polirutin umum, laporan bulanan dari puskesmas desa dan puskesmas pembantu, laporan dari
pengamat lapangan, laporan harian dari laboratorium, dan dari masyarakat dan tenaga kesehatan
lainnya Laporan (monitoring pasif). Atau, dalam istilah lainnya, data dikumpulkan dari unit
kesehatan itu sendiri dan unit kesehatan di bagian bawah. Misalnya laporan dari Pushu, Posyandu,
Barkesra dan Poskesdes. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dan/atau metode
penelitian. Sebelum mengumpulkan data, penting untuk memprioritaskan data yang dibutuhkan.
Apa masalah kesehatan prioritas program? Prioritas masalah ini mempertimbangkan frekuensi
kejadian (insiden, prevalensi, mortalitas), keparahan (mortalitas, rawat inap, tingkat kecacatan,
tingkat tahunan laten, hilangnya tahun hidup yang disesuaikan dengan kualitas), dan biaya terkait.
Dapat diputuskan. Masalah (langsung atau tidak langsung), kemampuan untuk mencegah dan
mengkomunikasikan penyakit, dan kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan tersebut.
1.6 JENIS DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan cara aktif dan pasif. Jenis data Surveilans Kesehatan dapat
berupa data kesakitan, kematian, dan faktor risiko. Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai
sumber antara lain individu, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, unit statistik dan demografi, dan
sebagainya. Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, pengamatan,
pengukuran, dan pemeriksaan terhadap sasaran. Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan data,
diperlukan instrumen sebagai alat bantu. Instrumen dibuat sesuai dengan tujuan surveilans yang
akan dilakukan dan memuat semua variabel data yang diperlukan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di setiap Puskesmas se-Kota Kendari menunjukkan
bahwa sumber data yang dilakukan petugas kesehatan dalam pengumpulan data surveilans terkait
Kendari identitas penderita berdasarkan orang (nama penderita, nama kepala keluarga, umur, dan
jenis kelamin), waktu (tanggal, bulan, dan tahun kunjungan pasien yang sakit) dan tempat (alamat
penderita berdasarkan desa/kelurahan), terdapat data kesakitan dan laporan monitoring indikator
peresepan obat diperoleh dari pencatatan hasil kunjungan pasien di poli umum, dari pustu, dari
ruang perawatan serta UGD dan laporan dari masyarakat.Pencatatan data dan pelaopran surveilans
yang dilakukan oleh petugas kesehatan di setiap Puskesmas Kota Kendari identitas berdasarkan
variable epidemiologi orang (nama penderita, nama kepala keluarga, umur, dan jenis kelamin),
waktu (tanggal, bulan, dan tahun kunjungan pasien yang sakit) dan tempat (alamat penderita
berdasarkan desa/kelurahan) belum menunjukkan kelengkapan pengumpulan data oleh Puskesmas
di Kota Kendari terkait penyakit menular maupun tidak menular, hal ini menunjukkan validitas data
yang dikumpulkan masih rendah. Satu hal yang penting diperhatikan dalam pengumpulan data
adalah validitas data terhadap pengecekan data. Namun, pengumpulan data hanya berdasarkan pada
total penemuan penderita dan jumlah kasus penderita penyakit yang sesuai dengan golongan umur.
Penentuan tempat (place) hanya berdasarkan pada desa/kelurahan (tidak menunjukan data lengkap
dari alamat/ tempat tinggal penderita). Berdasarkan waktu (time) yakni jika ada kasus dicatat
berdasarkan periode bulanan secara manual.

1.7 INFORMASI DATA


Hasil wawancara dengan informan tentang jenis data dan sumber data yang telah dikumpulkan
terkait dengan kegiatan surveilans di Puskesmas se-Kota Kendari dilakukan melalui data register
(nama, alamat, umur) rawat jalan dan rawat inap di poli umum, Pustu, Polindes, Poskesdes berupa
laporan penyakit (data kesakitan) dan laporan pemakaian obat. Sedangkan untuk data turun ke
masyarakat dikumpulkan berdasarkan kegiata seperti penyelidikan kasus atau pelacakan penyakit
yang dilakukan petugas surveilans atau berdasarkan informasi dari pak lurah, pak RT, maupun
masyarakat yang ada di daerah tersebut yang dianjurkan ke Puskesmas untuk melakukan tindakan
pemeriksaan.
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang surveilans oleh
beberapa petugas surveilans Puskesmas se-kota dengan Koordinator surveilans Dinkes Kota
menunjukkan tidak adanya perbedaan pemahaman. Hal ini dikarenakan konsep surveilans yang di
pahami oleh informan sejalan dengan peraturan pemerintah(7) yang mengatakan bahwa, Kegiatan
surveilans Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk
memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien.
II. PENGOLAHAN DATA
2.1 PENCEGAHAN
Seperti pada definisi penyakit, maka upaya pencegahan yang dilakukan selama ini adalah
upaya bagaimana mencegah kondisi penyakit menular agar tidak terjadi. Oleh karena itu upaya
yang dilakukan selama ini adalah bagaimana menangani terjadinya KLB (kondisi sebelum wabah
terjadi) di Indonesia. Bahkan dalam pelaksanaanya upaya pencegahan tersebut dilakukan jauh
lebih awal yaitu mencegah agar KLB tidak terjadi, melalui Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian
Luar Biasa (SKD-KLB). Penyelenggaraan SKD- KLB secara jelas telah diatur dalam
PERMENKES No. 949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistim
Kewaspadaan Dini KLB.

2.2 PENANGGULANGAN
Upaya penanggulangan KLB dilaksanakan dengan tujuan untuk memutus rantai penularan
sehingga jumlah kesakitan, kematian maupun luas daerah yag terserang dapat ditekan seminimal
mungkin. Dalam operasionalnya maka kegiatan penanggulangan selalu disertai kegiatan
penyelidikan yang selanjutnya digunakan istilah penyelidikan dan penanggulangan KLB.

2.3 Menetapkan Cara-Cara Penanggulangan KLB


Cara-cara penanggulangan KLB meliputi upaya-upaya pengobatan yang tepat terhadap semua
penderita yang ada di unit-unit pelayanan kesehatan dan di lapangan, upaya-upaya pencegahan
dengan menghilangkan atau memperkecil peran sumber penyebaran penyakit atau memutuskan
rantai penularan pada KLB penyakit menular. Cara- cara penanggulangan KLB sebagaimana
tersebut diatas sesuai dengan masing-masing cara penanggulangan KLB setiap jenis penyakit,
keracunan atau masalah kesehatan tertentu dan penyakit berpotensi KLB yang belum jelas
etiologinya.
2.4 HASIL LAPORAN SURVEILANS DI PUSKESMAS KEMUNING
Tabel 1
Distribusi penderita penyakit menular (Covid-19) menurut
Dokter syamsul S.KM, Kecamatan cimanggis, Kab. bogor
Juli – Agustus, tahun 2023

Tanggal mulai Jumlah Keterangan


sakit penderita
23 Juli 2023 7 orang Sembuh
25 Juli 2023 6 orang Sembuh
27 Juli 2023 5 orang Masih dirawat / 3 meniggal
28 Juli 2023 6 orang Sembuh
29 Juli 2023 4 orang Masih dirawat / 2
Meninggal
30 Juli 2023 6 orang Masih dirawat / 3
Meninggal
31 Juli 2023 7 orang Masih dirawat
1 Agustus 2023 9 orang 1 Sembuh / 8 masih
Dirawat
2 Agustus 2023 6 orang Masih dirawat
3 Agustus 2023 4 orang Masih dirawat
Jumlah 60 orang

Tabel 2
Distribusi penderita Covid-19 berdasarkan tempat perawatan di
Ds.Cimanggis , Kecamatan cimanggis, Kab. Bogor
Juli – Agustus, tahun 2023

No. Tempat Perawatan Penderita Meninggal CFR (%)


1. Rawat Jalan 14 0 0
2. Rawat Inap 31 2 6.45
Jumlah 45 2

Tabel 3
Distribusi penderita Covid-19 menurut sarana air bersih yang digunakan di Ds.
Cimanggis, Kecamatan Cimanggis, Kab. Bogor
Juli – Agustus, tahun 2023
Jenis SAB Jumlah %
SGL 38 80.9
SPT 7 14.9
Air Isi Ulang 1 02.1
Mata Air 1 02.1
Jumlah 47 orang 100
Tabel 4
Distribusi penderita Covid-19 menurut kebiasaan buang air besar di Ds.
Cimanggis, Kecamatan Cimanggis, Kab. Bogor
Juli – Agustus, tahun 2023
Status Penderita %
Sungai 12 orang 25.53
WC Sendiri 8 orang 17.02
Kebun / Sawah 27 orang 57.45
Jumlah 47 orang 100

Tabel 5
Distribusi penderita Covid-19 menurut kebiasaan sebelum makan di Ds.
Cimanggis, Kecamatan Cimanggis, Kab. Bogor
Juli – Agustus, tahun 2023

Kebiasaan Penderita %
Tidak cuci tangan 43 91.5
Cuci tangan 4 08.5
Jumlah 47 100

Tabel 6
Insidens Rate dan Case Fatality Rate Covid-19 menurut kelompok umur di Ds.
Cimanggis, Kecamatan Cimanggis, Kab. Bogor
Juli – Agustus, tahun 2023

No. Kelompok Penderita % Meninggal CFR (%)


umur
1. <1 0 0 0 0
2. 1–4 7 14.9 0 0
3. 5 – 14 23 48.9 1 04.3
4. 15 – 44 14 29.8 0 0
5. > 45 3 06.4 1 33.3
Jumlah 47 100 2 4.22
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh kesimpulan dari Surveilans ini sebagai berikut:
1. Kegiatan surveilans dari segi pengumpulan data di setiap Puskesmas Kab. Bogor yakni
jenis data yang dikumpulkan berupa laporan penyakit (data kesakitan) dan laporan
pemakaian obat yang bersumber dari petugas Pustu dan data Puskesmas. Untuk.
pengumpulan data laporan mingguan (W2) dan laporan bulanan (Lb1) ke Dinkes Kota
sebagian Puskemas mengirimkan laporan W2 via-sms dan laporan Lb1 via-email sesuai
dengan format yang ada. Sedangkan sebagian Puskesmas mengirimkan laporan Lb1
langsung ke Dinkes Kota dalam bentuk laporan fisik.
2. Kegiatan surveilans dari segi pengolahan data dilakukan oleh petugas secara manual dan
memanfaatkan komputer pribadi, dilaporkan setiap bulan dengan format laporan
disajikan dalam bentuk tabel dan teks peningkatan kasus penyakit dan untuk laporan
tahunan disajikan dalam bentuk grafik.
3. Kegiatan surveilans dari segi analisis dan interpretasi data, informan menganalisis data
menggunakan variabel epidemiologi (orang, waktu dan tempat), hal tersebut diperoleh
dari informan kunci yang menuturkan bahwa analisis data menggunakan perhitungan
persen, sedangkan interpretasi dilakukan dengan membandingkan data bulanan dan
tahunan.
4. Kegiatan surveilans dari segi diseminasi informasi terfokus pada penyampaian secara
lisan maupun dalam bentuk laporan ke unit pelayanan kesehatan yang secara rutin
dilakukan setiap bulan pada masing-masing Puskesmas dalam pertemuan Minilokakarya

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada para petugas surveilans di Puskesmas yang ada di Kabupaten Bogor
agar memaksimalkan kegiatan surveilans yang berjalan untuk menekan angka kejadian
penyakit menular maupun tidak menular dimasyarakat.
2. Diharapkan kepada pemerintah, utamanya Dinas Kota Kendari agar mengadakan
pemantauan secara berkala di masyarakat umum terutama di tempat-tempat yang rawan
sebagai daerah yang wilayahnya tergolong epidemik dan pandemik serta lebih
mempersiapkan Puskesmas sebagai pusat informasi dan pelayanan langsung di
masyarakat dalam mencegah dan menanggunalangi penyakit menular maupun tidak
menular, memberi dukungan dan memberdayakan masyarakat.
3. Diharapkan Kepada Kepala Puskesmas yand ada di Kota Kendari agar mengawasi
kinerja dan kedisplinan stafnya serta lebih melengkapi segi fasilitas sarana dan
prasarana yang dibutuhkan seperti fasilitas komputer, tansportasi, penambahan tenaga
kesehatan serta hal-hal lain yang dibutuhkan guna ancarnya kegiatan surveilans di
Puskesmas.
4. Memberikan penyuluhan dan sosialisasi secara terus-menerus kepada masyarakat
mengenai penyakit menular dan penyakit tidak menular sehingga masyarakat mengetahui
hal-hal yang berkenaan dengan penyakit menular dan penyakit tidak menular dan mampu
mencegah penularannya.
5. Perlunya pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan di tingkat Puskesmas khususnya dari
tenaga surveilans terhadap masalah penyakit sehingga ada respon positif melalui tindakan
pencegahan dan penanggulangan penyakit.
6. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti serupa hendaknya lebih mengembangkan
variabel, desain penelitian, dan metode pengambilan sampel yang akan diteliti lebih
berbeda agar hasil yang diperoleh lebih signifikan.

Anda mungkin juga menyukai