Dosen Pembimbing:
Lisma Ningsih, SKM., MKM
Disusun Oleh Kelompok 5:
1. Viona Vionica Valentina
P05170020076
2. Shela Ramadania
P05170020071
3. Harfani Permata Sari
P05170020051
4. Wike Afrilia Ningsih
P05170020078
5. Rahma nuranisa
P05170020066
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Langkah-Langkah Surveilans
Epidemiologi Berbasis Wilayah ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bunda Lisma Ningsih,SKM.,MKM pada mata
kuliah Manajen Penyakit Bebasis Wilayah.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Langkah-Langkah Surveilans Epidemiologi Berbasis
Wilayah bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan,
dukungan, serta doanya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca dan dapat mengetahui tentang penyakit herpes.Makalah ini mungkin jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharap kritik serta saran untuk menyempurnakan makalah ini.
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................... 4
E. Feed Back.................................................................................... 22
A. Kesimpulan ................................................................................. 25
B. Saran............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27
FORMULIR PENILAIAN................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan
terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut
agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui
proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya
pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan
pada setiap upaya kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, maupun terhadap upaya kesehatan lainnya. Pelaporan Penyakit
Menular hanya salah satu bagian saja namun yang paling penting dari suatu system
surveilans kesehatan masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk dan
“overcrowding” mempercepat terjadinya penularan penyakit dari orang ke orang.
Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga memperngaruhi perubahan
gambaran Epidemiologis serta virulensi dari penyakit menular tertentu.
Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah baru yang mempunyai
ekologi lain membawa konsekuensi orang-orang yang pindah tersebut mengalami
kontak dengan agen penyakit tertentu yang dapat menimbulkan masalah penyakit
baru. Apapun jenis penyakitnya, apakah dia penyakit yang sangat prevalens di suatu
wilayah ataukah penyakit yang baru muncul ataupun penyakit yang digunakan dalam
bioteririsme, yang paliang penting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
adalah mengenal dan mengidentifikasinnya sedini mungkin. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka system surveilans yang tertata rapi sangat diperlukan. 2 CDC Atlanta
telah mengembangkan rencana strategis untuk mengatasi masalah-masalah yang
muncul termasuk mengembangkan jaringan susrveilans sentinel, pengembangan
pusat-pusat surveilans berbasis masyarakat dan berbagai proyek yang melengkapi
kegiatan surveilans. Sebagai tambahan, Journal baru yang berjudul Emerging
Infectious Diseases telah diterbitkan. CDC dengan WHO telah pula melakukan
kerjasama tukar menukar informasi melalui media elektronika sejak tahun 1990 an.
Bagaimanapun juga deteksi dini terhadap suatu kejadian penyakit menular sangat
tergantung kepada kejelian para petugas kesehatan yang berada di ujung tombak
untuk mengenali kejadian kesehatan yang tidak biasa secara dini. Dokter atau tenaga
kesehatan yang menemukan yang aneh di lapangan punya kewajiban untuk
melaporkan kepada otoritas kesehatan yang lebih tinggi agar dapat dilakukan tindakan
yang semestinya.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel
ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Metode
pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah: kuesioner,
observasi, wawancara.
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka
yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar atau data mentah
menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik statistik tertentu. Data
mentah adalah hasil pencatatan peristiwa atau karakteristik elemen yang dilakukan
pada tahap pengumpulan data. Agar data mentah yang telah dikumpulkan tersebut
berguna, maka perlu diolah. Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses
untuk memperoleh data/angka ringkasan berdasarkan kelompok data mentah.
Data/angka ringkasan dapat berupa jumlah, proporsi, persentasi, rata-rata dan
sebagainya. Agar dapat memberikan gambaran yang 3 bermakna, data-data itu
haruslah disajikan ke dalam tampilan yang sistematis.
Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil
pengukuran dalam kerja penelitian. Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih
tergantung jenis data, selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu sendiri.
Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrumen penting untuk
mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera ketika penyakit
mulai menyebar. Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan,
kementerian keuangan, dan donor/stakeholder, untuk memonitor sejauh mana
populasi telah terlayani dengan baik. Surveilans berbeda dengan pemantauan
(monitoring) biasa. Surveilans dilakukan secara terus menerus tanpa terputus
(kontinu), sedang pemantauan dilakukan intermiten atau episodik. Dengan mengamati
secara terus-menerus dan sistematis maka perubahanperubahan kecenderungan
penyakit dan faktor yang mempengaruhinya dapat diamati atau diantisipasi, sehingga
dapat dilakukan langkah-langkah investigasi dan pengendalian penyakit dengan tepat.
Seperti yang telah dijelaskan di atas ada 5 komponen utama dari kegiatan Surveilans
Epidemiologi antara lain :
1. Pengumpulan/pencatatan kejadian (data) yang dapat dipercaya.
2. Pengolahan dan penyajian data.
3. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan.
4. Desiminasi informasi atau penyebarluasan informasi.
5. Feed back atau umpan balik
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengumpulan data dalam surveilans epidemiologi.
2. Untuk mengetahui pengolahan dan penyajian data dalam surveilans epidemiologi.
3. Untuk mengetahui analisis dan interpretasi data dalam surveilans epidemiologi.
4. Untuk mengetahui desiminasi informasi dalam surveilans epidemiologi.
5. Untuk mengetahui feed back atau umpan balik dalam surveilans epidemiologi.
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk memproses
data selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi epidemiologis yang
dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dan dikumpulkan tepat waktu.
Pengumpulan data dapat bersifat pasif yang bersumber dari rumah sakit, puskesmas
dan lain-lain, maupun aktif yang diperoleh dari kegiatan survey. Untuk
mengumpulkan data diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik. Secara
umum pencatatan di puskesmas adalah hasil kegiatan kunjungan pasien dan kegiatan
luar gedung (Budioro, 2007).
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pencatatan insidensi
terhadap orang-orang yang dianggap penderita campak atau population at risk melalui
kunjungan rumah (active surveillance) atau pencatatan insidensi berdasarkan laporan
sarana pelayanan kesehatan yaitu dari laporan rutin poli umum setiap hari, laporan
bulanan puskesmas desa dan puskesmas pembantu, laporan petugas surveilans di
lapangan, laporan harian dari laboratorium dan laporan dari masyarakat serta petugas
kesehatan lain (pasive surveillance). Atau dengan kata lain, data dikumpulkan dari
unit kesehatan sendiri dan dari unit kesehatan yang paling rendah, misalnya laporan
dari pustu, posyandu, barkesra, poskesdes. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
teknik wawancara dan atau pemeriksaan (Arias, 2010).
Hal yang penting dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data adalah
menetapkan prioritas data mana yang diperlukan. Apa yang menjadi prioritas masalah
kesehatan dalam program tersebut. Prioritas masalah ini bisa ditetapkan dengan
menimbang frekuensi kejadian (insidensi, prevalensi, mortalitas), tingkat keparahan
(case-fatality rate, 6 hospitalization rate, disability rate, years of potential rate, quality
adjusted life year lost), biaya yang dikeluarkan terkait dengan masalah tersebut (baik
langsung maupun tidak langsung), kemungkinan pencegahan dan penularan penyakit
tersebut serta perhatian publik terhadap masalah kesehatan tersebut. Sumber data
yang dikumpulkan barlainan untuk tiap jenis penyakit.
Sumber data sistem surveilans terdiri dari 10 elemen yaitu:
a) Pencatatan kematian
b) Laporan penyakit, merupakan elemen yang terpenting dalam surveilans.
Data yang diperlukan : nama penderita, umur, jenis kelamin, alamat, diagnosis dan
tanggal mulai sakit.
c) Laporan kejadian luar biasa atau wabah.
d) Hasil pemeriksaan laboratorium.
e) Penyelidikan peristiwa penyakit menular.
f) Penyidikan kejadian luar biasa atau wabah.
g) Survey: memerlukan tenaga, biaya dan fasilitas.
h) Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit pada hewan.
i) Data penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.
j) Data kependudukan dan lingkungan.
Selain itu, penting juga penetapan sistem surveilans yang dianut dalam
pengumpulan data ini, apakah berupa pelaporan atau pelacakan di lapangan.
Pengumpulan data terjadi di puskesmas dan dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk
pengumpulan data di puskesmas di peroleh dari kegiatan pencatatan dan pelaporan
bidan, dokter praktek, petugas imunisasi, petugas P2PL. pengumpulan data di dinas
kesehatan dilakukan pada masing-masing subdin yang bersangkutan kemudian data
dilaporkan ke unit surveilans terpadu untuk di lakukan kegiatan analisis.
a) Pengumpulan dan Substansi Data Di Tingkat Puskesmas Pengumpulan data
ditingkat puskesmas melibatkan bidan atau bidan desa, masyarakat (posyandu lansia,
balita) data dikumpulkan ke bidan diwilayah kerjanya, dokter praktek, petugas
imunisasi, dan petugas program di P2PL puskesmas (penyakit kolera, tipus perut
klinis, disentri, diare, TBC paru BTA +, Tersangka TBC Paru, Kusta PB, Kusta MB,
Tetanus, Difteri, Batuk rejan, Sifilis, Gonorhoe, Frambusia, DBD, Demam Dengue,
Campak, Hepatitis Klinis, Malaria Falsiparum, Malaria Vivax, Malaria Mix, Malaria
klinis, Filariasis, Diabetes Milites, Hipertensi, Influensa, Pneumonia).
b) Pengumpulan data dan substansi di tingkat Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten Kegiatan pengumpulan data selama ini dilakukan pada
masingmasing program. Data yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah data yang berasal dari Puskesmas, Poliklinik, Rumah
Bersalin, Rumah Sakit.`
a) Rutin bulanan. Laporan yang berkaitan dengan perencanaan dan evaluasi program
dari sumber data yang dilakukan oleh Puskesmas y aitu SP2TP(Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas)
Umumnya makin besar jumlah sampel, makin baik informasi yang dihasilkan
tentang penduduk yang diwakilinya. Bandingkan besar sampel dari ketepatan hasil
(lebar range prevalensi yang dihasilkan) pada tabel tertentu. Kemudian unit sampel
dipilih sesuai jumlah yang ditentukan, yang bisa dilakukan secara acak (random),
sistematik (pilihan berselang seling) atau kombinasi caratersebut. Cara ini
memberikan sampel yang dapat mewakili semua populasi yang diamati. Kadang-
kadang sampel terpaksa dipilih sesuai kepentingan pengamatan (selektif purposive),
biasanya bila penyakit sangat jarang terjadi. Cara ini mewakili populasi yang diamati.
Sampel dapat berganti setiap waktu dan setiap pengamatan atau dapat berupa sampel
tetap untuk diikuti terus selama periode pengamatan (sentinel, kohort). Data dapat
dikumpulkan sesaat, yaitu data tentang kejadian penyakit atau kematian yang
dikumpul pada tempat dan saat kejadian penyakit sedang berlangsung (cross
sectional). Data penyakit sesaat tersebut (prevalens) dapat dikumpul dalam suatu
periode waktu yang singkat (misalnya 1 hari, disebut point prevalence) atau periode
yang lebih panjang (minggu, bulan, tahun disebut period prevalence). Data kejadian
diwaktu lalu, yaitu data yang dikumpul tentang kejadian penyakit atau kematian yang
sudah terjadi pada waktu lalu (restrospective).
Untuk mencari faktor risiko penyebab penyakit atau kematian sedangkan data
kejadian di waktu mendatang, yaitu data yang dikumpul tentang kejadian penyakit
atau kematian yang sedang berlangsung dan akan terjadi pada waktu mendatang yang
periodenya telah ditetapkan sebelumnya ( prospective). Tujuannya adalah memantau
besarnya pengaruh suatu faktor risiko atau intervensi program tertentu timbulnya
penyakit atau kematian. Sifat kejadian penyakit yang dipantau berdasarkan data kasus
lama, yaitu penderita yang sudah menderita sakit (dan saat ini masih sakit,sudah
sembuh atau sudah meninggal) sejak sebelum pengumpulan data dilakukan.
2) Grafik
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana dikemukakan di
atas, data-data kuantitatif (numerik) yang terkumpul juga dapat disajikan ke dalam
bentuk grafik. Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara
visual dalam sebuah gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah
untuk dibaca dan lebih menarik. Pembuatan grafik pada hakikatnya merupakan
kelanjutan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi karena pembuatan grafik itu
haruslah didasarkan pada tabel distribusi frekuensi. Oleh karena itu pembuatan grafik
selalu diawali dengan pembuatan tabel distribusi frekuensi.
b) Prosedur Penyajian Data
Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik dapat digambarkan dalam prosedur sebagai
berikut :
A. Kesimpulan
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap
variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Metode
pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah
kuesioner, observasi, dan wawancara.
2. Pengolahan dan Penyajian
Data Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-
angka yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar atau data mentah
menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik statistik tertentu, maka
dilakukan pengolahan data dan kemudian data yang telah diolah disajikan dengan
beberapa teknik yaitu berupa tabel ataupun grafik.
3. Analisis dan Interpretasi
Data Analisis data adalah proses menyusun data secara sistematis yang
diperoleh dari observasi melalui pengorganisasian data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan hipotesa sampai membuat kesimpulan
yang dapat dimengerti oleh pengamat sendiri dan orang lain. Interpretasi data
merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan,
kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan
untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.
4. Desiminasi Informasi
Desiminasi data Surveilans adalah penyebar luasan informasi, yang baik
harus dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dan dimanfaatkan dalam
menentukan arah kebijakan kegiatan, upaya pengendalian serta evaluasi program.
5. Feed Back
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumbersumber data
(pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah diolah,
merupakan suatu tindakan yang penting, selain tindakan follow up.
B. Saran
Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum ini waktu yang digunakan dengan
baik agar praktikum berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dan juga praktikan
harus teliti pada dalam saat pelaksanaan praktikum, agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA