Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MANAJEMEN PENYAKIT BERBASIS WILAYAH

“Langkah-Langkah Surveilans Epidemiologi Berbasis Wilayah”

Dosen Pembimbing:
Lisma Ningsih, SKM., MKM
Disusun Oleh Kelompok 5:
1. Viona Vionica Valentina
P05170020076
2. Shela Ramadania
P05170020071
3. Harfani Permata Sari
P05170020051
4. Wike Afrilia Ningsih
P05170020078
5. Rahma nuranisa
P05170020066

PRODI D-IV JURUSAN PROMOSI KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
BENGKULU TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Langkah-Langkah Surveilans
Epidemiologi Berbasis Wilayah ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bunda Lisma Ningsih,SKM.,MKM pada mata
kuliah Manajen Penyakit Bebasis Wilayah.Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Langkah-Langkah Surveilans Epidemiologi Berbasis
Wilayah bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan,
dukungan, serta doanya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca dan dapat mengetahui tentang penyakit herpes.Makalah ini mungkin jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mengharap kritik serta saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Bengkulu, 20 Febuari 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................... iv

DAFTAR ISI.......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan ......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 5

A. Pengumpulan Data ...................................................................... 5

B. Pengolahan dan Penyajian Data .................................................. 10

C. Analisis dan Interpretasi Data ..................................................... 15

D. Desiminasi Informasi .................................................................. 21

E. Feed Back.................................................................................... 22

BAB III PENUTUP............................................................................... 25

A. Kesimpulan ................................................................................. 25

B. Saran............................................................................................ 26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27

FORMULIR PENILAIAN................................................................... 28
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan
terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang
mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut
agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui
proses pengumpulan, pengolahan data dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penyelenggara program kesehatan.
Pada awalnya surveilans epidemiologi banyak dimanfaatkan pada upaya
pemberantasan penyakit menular, tetapi pada saat ini surveilans mutlak diperlukan
pada setiap upaya kesehatan masyarakat, baik upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, maupun terhadap upaya kesehatan lainnya. Pelaporan Penyakit
Menular hanya salah satu bagian saja namun yang paling penting dari suatu system
surveilans kesehatan masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk dan
“overcrowding” mempercepat terjadinya penularan penyakit dari orang ke orang.
Faktor pertumbuhan dan mobilitas penduduk ini juga memperngaruhi perubahan
gambaran Epidemiologis serta virulensi dari penyakit menular tertentu.
Perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah baru yang mempunyai
ekologi lain membawa konsekuensi orang-orang yang pindah tersebut mengalami
kontak dengan agen penyakit tertentu yang dapat menimbulkan masalah penyakit
baru. Apapun jenis penyakitnya, apakah dia penyakit yang sangat prevalens di suatu
wilayah ataukah penyakit yang baru muncul ataupun penyakit yang digunakan dalam
bioteririsme, yang paliang penting dalam upaya pencegahan dan pemberantasan
adalah mengenal dan mengidentifikasinnya sedini mungkin. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka system surveilans yang tertata rapi sangat diperlukan. 2 CDC Atlanta
telah mengembangkan rencana strategis untuk mengatasi masalah-masalah yang
muncul termasuk mengembangkan jaringan susrveilans sentinel, pengembangan
pusat-pusat surveilans berbasis masyarakat dan berbagai proyek yang melengkapi
kegiatan surveilans. Sebagai tambahan, Journal baru yang berjudul Emerging
Infectious Diseases telah diterbitkan. CDC dengan WHO telah pula melakukan
kerjasama tukar menukar informasi melalui media elektronika sejak tahun 1990 an.
Bagaimanapun juga deteksi dini terhadap suatu kejadian penyakit menular sangat
tergantung kepada kejelian para petugas kesehatan yang berada di ujung tombak
untuk mengenali kejadian kesehatan yang tidak biasa secara dini. Dokter atau tenaga
kesehatan yang menemukan yang aneh di lapangan punya kewajiban untuk
melaporkan kepada otoritas kesehatan yang lebih tinggi agar dapat dilakukan tindakan
yang semestinya.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel
ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Metode
pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah: kuesioner,
observasi, wawancara.
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka
yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar atau data mentah
menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik statistik tertentu. Data
mentah adalah hasil pencatatan peristiwa atau karakteristik elemen yang dilakukan
pada tahap pengumpulan data. Agar data mentah yang telah dikumpulkan tersebut
berguna, maka perlu diolah. Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses
untuk memperoleh data/angka ringkasan berdasarkan kelompok data mentah.
Data/angka ringkasan dapat berupa jumlah, proporsi, persentasi, rata-rata dan
sebagainya. Agar dapat memberikan gambaran yang 3 bermakna, data-data itu
haruslah disajikan ke dalam tampilan yang sistematis.
Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil
pengukuran dalam kerja penelitian. Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih
tergantung jenis data, selera peneliti, dan tujuan penampilan data itu sendiri.
Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrumen penting untuk
mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera ketika penyakit
mulai menyebar. Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan,
kementerian keuangan, dan donor/stakeholder, untuk memonitor sejauh mana
populasi telah terlayani dengan baik. Surveilans berbeda dengan pemantauan
(monitoring) biasa. Surveilans dilakukan secara terus menerus tanpa terputus
(kontinu), sedang pemantauan dilakukan intermiten atau episodik. Dengan mengamati
secara terus-menerus dan sistematis maka perubahanperubahan kecenderungan
penyakit dan faktor yang mempengaruhinya dapat diamati atau diantisipasi, sehingga
dapat dilakukan langkah-langkah investigasi dan pengendalian penyakit dengan tepat.
Seperti yang telah dijelaskan di atas ada 5 komponen utama dari kegiatan Surveilans
Epidemiologi antara lain :
1. Pengumpulan/pencatatan kejadian (data) yang dapat dipercaya.
2. Pengolahan dan penyajian data.
3. Analisis dan interpretasi data untuk keperluan kegiatan.
4. Desiminasi informasi atau penyebarluasan informasi.
5. Feed back atau umpan balik
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengumpulan data dalam surveilans epidemiologi.
2. Untuk mengetahui pengolahan dan penyajian data dalam surveilans epidemiologi.
3. Untuk mengetahui analisis dan interpretasi data dalam surveilans epidemiologi.
4. Untuk mengetahui desiminasi informasi dalam surveilans epidemiologi.
5. Untuk mengetahui feed back atau umpan balik dalam surveilans epidemiologi.
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk memproses
data selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi epidemiologis yang
dilaksanakan secara teratur dan terus menerus dan dikumpulkan tepat waktu.
Pengumpulan data dapat bersifat pasif yang bersumber dari rumah sakit, puskesmas
dan lain-lain, maupun aktif yang diperoleh dari kegiatan survey. Untuk
mengumpulkan data diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik. Secara
umum pencatatan di puskesmas adalah hasil kegiatan kunjungan pasien dan kegiatan
luar gedung (Budioro, 2007).
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pencatatan insidensi
terhadap orang-orang yang dianggap penderita campak atau population at risk melalui
kunjungan rumah (active surveillance) atau pencatatan insidensi berdasarkan laporan
sarana pelayanan kesehatan yaitu dari laporan rutin poli umum setiap hari, laporan
bulanan puskesmas desa dan puskesmas pembantu, laporan petugas surveilans di
lapangan, laporan harian dari laboratorium dan laporan dari masyarakat serta petugas
kesehatan lain (pasive surveillance). Atau dengan kata lain, data dikumpulkan dari
unit kesehatan sendiri dan dari unit kesehatan yang paling rendah, misalnya laporan
dari pustu, posyandu, barkesra, poskesdes. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
teknik wawancara dan atau pemeriksaan (Arias, 2010).
Hal yang penting dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data adalah
menetapkan prioritas data mana yang diperlukan. Apa yang menjadi prioritas masalah
kesehatan dalam program tersebut. Prioritas masalah ini bisa ditetapkan dengan
menimbang frekuensi kejadian (insidensi, prevalensi, mortalitas), tingkat keparahan
(case-fatality rate, 6 hospitalization rate, disability rate, years of potential rate, quality
adjusted life year lost), biaya yang dikeluarkan terkait dengan masalah tersebut (baik
langsung maupun tidak langsung), kemungkinan pencegahan dan penularan penyakit
tersebut serta perhatian publik terhadap masalah kesehatan tersebut. Sumber data
yang dikumpulkan barlainan untuk tiap jenis penyakit.
Sumber data sistem surveilans terdiri dari 10 elemen yaitu:
a) Pencatatan kematian
b) Laporan penyakit, merupakan elemen yang terpenting dalam surveilans.
Data yang diperlukan : nama penderita, umur, jenis kelamin, alamat, diagnosis dan
tanggal mulai sakit.
c) Laporan kejadian luar biasa atau wabah.
d) Hasil pemeriksaan laboratorium.
e) Penyelidikan peristiwa penyakit menular.
f) Penyidikan kejadian luar biasa atau wabah.
g) Survey: memerlukan tenaga, biaya dan fasilitas.
h) Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit pada hewan.
i) Data penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.
j) Data kependudukan dan lingkungan.
Selain itu, penting juga penetapan sistem surveilans yang dianut dalam
pengumpulan data ini, apakah berupa pelaporan atau pelacakan di lapangan.
Pengumpulan data terjadi di puskesmas dan dinas kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk
pengumpulan data di puskesmas di peroleh dari kegiatan pencatatan dan pelaporan
bidan, dokter praktek, petugas imunisasi, petugas P2PL. pengumpulan data di dinas
kesehatan dilakukan pada masing-masing subdin yang bersangkutan kemudian data
dilaporkan ke unit surveilans terpadu untuk di lakukan kegiatan analisis.
a) Pengumpulan dan Substansi Data Di Tingkat Puskesmas Pengumpulan data
ditingkat puskesmas melibatkan bidan atau bidan desa, masyarakat (posyandu lansia,
balita) data dikumpulkan ke bidan diwilayah kerjanya, dokter praktek, petugas
imunisasi, dan petugas program di P2PL puskesmas (penyakit kolera, tipus perut
klinis, disentri, diare, TBC paru BTA +, Tersangka TBC Paru, Kusta PB, Kusta MB,
Tetanus, Difteri, Batuk rejan, Sifilis, Gonorhoe, Frambusia, DBD, Demam Dengue,
Campak, Hepatitis Klinis, Malaria Falsiparum, Malaria Vivax, Malaria Mix, Malaria
klinis, Filariasis, Diabetes Milites, Hipertensi, Influensa, Pneumonia).
b) Pengumpulan data dan substansi di tingkat Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten Kegiatan pengumpulan data selama ini dilakukan pada
masingmasing program. Data yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah data yang berasal dari Puskesmas, Poliklinik, Rumah
Bersalin, Rumah Sakit.`

2. Alat Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data surveilans diperlukan alat bantu yang harus


disiapkan lebih dulu. Alat bantu pengumpulan data dapat berupa daftar register
penderita, kuesioner, formulir, tabel atau cheklist yang memuat variabel yang
berkaitan dengan penyakit yang diamati. Alat bantu baku disediakan untuk
pengumpulan data rutin. Pada KLB/ wabah perlu dibuatkan alat bantu baru tentang
faktor penyebab dan faktor risiko penularan yang berkaitan dengan penyakit pada
KLB/wabah tersebut. Pengumpulan data membutuhkan serangkaian kegiatan
pengelolaan tersendiri oleh tim surveilans meliputi perencanaan kegiatan,
pengorganisasian, pembiayaan dan penjadwalan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi hasil pengumpulan data. Pengumpulan data pada Surveilans Epidemilogi
Terpadu pada unit surveilans Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyimpulkan data
dari :

a) Laporan bulanan Puskesmas (form 4, STP.Plus)

b) Laporan bulanan rumah sakit (form 5a dan 5b, STP.RS)

c) Laporan bulanan laboratorium (form 6a. STP.Lab 1 dan form 6b.STP.Lab 2)

d) Laporan mingguan PWS-KLB (form 3. PWS-KLB)

3. Waktu Pengumpulan Data

a) Rutin bulanan. Laporan yang berkaitan dengan perencanaan dan evaluasi program
dari sumber data yang dilakukan oleh Puskesmas y aitu SP2TP(Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu Puskesmas)

b) Rutin harian dan mingguan. Laporan tersebut berkaitan dengan Sistem


Kewaspadaan Dini (SKD) dari kejadian Luar Biasa (KLB)

c) Insidensitil adalah laporan sewaktu-waktu seperti laporan W1 untuk Kejadian Luar


Biasa (KLB)

d) Laporan berdasarkan hasil survei.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam surveilans, data dikumpul melalui sistem pelaporan yang ada.


Berdasarkan keperluannya, pengumpulan data untuk surveilans dibedakan menurut
sumber data yaitu primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan secara langsung
dari penderita di lokasi dan sarana kejadian penyakit. Data sekunder dikumpulkan dari
sumber data laporan rutin yang ada atau sumber khusus tambahan lain sesuai variabel
yang diperlukan. Surveilans secara rutin sering menggunakan cara ini. Ada data
tersier yaitu data yang diambil dari hasil kajian, analisis data atau makalah yang telah
dipublikasikan. Besarnya sumber data sangat tergantung pada populasi, yaitu data
yang diambil dari semua penduduk merupakan data yang diamati atau yang berisiko
terkena penyakit (reference population) di suatu wilayah dimana penyakit terjadi
(desa, kecamatan, kebupaten, provinsi atau negara).
Sistem surveilans rutin di kabupaten menggunakan cara ini melalui laporan
sarana kesehatan (Puskesmas) yang menjangkau seluruh wilayah kabupaten. Dalam
survei khusus, cara ini jarang dilakukan karena mahal dan membutuhkan waktu lama.
Untuk data sampel, yaitu data yang 9 diambil dari sebagian penduduk atau sebagian
puskesmas yang dianggap mewakili seluruh penduduk atau wilayah dimana kejadian
penyakit berlangsung atau berisiko terkena penyakit. Dalam suevei khusus cara ini
sering dilakukan karena lebih cepat dan murah. Bila menggunakan sampel, pemilihan
sampel biasanya dilakukan mengikuti ketentuan statistik. Pertama, perlu menentukan
unit sampel yang akan dipilih yaitu sampel perorangan atau kelompok (kluster ),
sehingga langkah selanjutnya dapat membuat daftar unit sampel secara berurutan, dan
menetapkan besar atau jumlah sampel. Besar sampel ditentukan oleh populasi
penduduk yang akan diwakili dan perkiraan besarnya prevalensi dari penyakit yang
dipantau.

Umumnya makin besar jumlah sampel, makin baik informasi yang dihasilkan
tentang penduduk yang diwakilinya. Bandingkan besar sampel dari ketepatan hasil
(lebar range prevalensi yang dihasilkan) pada tabel tertentu. Kemudian unit sampel
dipilih sesuai jumlah yang ditentukan, yang bisa dilakukan secara acak (random),
sistematik (pilihan berselang seling) atau kombinasi caratersebut. Cara ini
memberikan sampel yang dapat mewakili semua populasi yang diamati. Kadang-
kadang sampel terpaksa dipilih sesuai kepentingan pengamatan (selektif purposive),
biasanya bila penyakit sangat jarang terjadi. Cara ini mewakili populasi yang diamati.
Sampel dapat berganti setiap waktu dan setiap pengamatan atau dapat berupa sampel
tetap untuk diikuti terus selama periode pengamatan (sentinel, kohort). Data dapat
dikumpulkan sesaat, yaitu data tentang kejadian penyakit atau kematian yang
dikumpul pada tempat dan saat kejadian penyakit sedang berlangsung (cross
sectional). Data penyakit sesaat tersebut (prevalens) dapat dikumpul dalam suatu
periode waktu yang singkat (misalnya 1 hari, disebut point prevalence) atau periode
yang lebih panjang (minggu, bulan, tahun disebut period prevalence). Data kejadian
diwaktu lalu, yaitu data yang dikumpul tentang kejadian penyakit atau kematian yang
sudah terjadi pada waktu lalu (restrospective).

Untuk mencari faktor risiko penyebab penyakit atau kematian sedangkan data
kejadian di waktu mendatang, yaitu data yang dikumpul tentang kejadian penyakit
atau kematian yang sedang berlangsung dan akan terjadi pada waktu mendatang yang
periodenya telah ditetapkan sebelumnya ( prospective). Tujuannya adalah memantau
besarnya pengaruh suatu faktor risiko atau intervensi program tertentu timbulnya
penyakit atau kematian. Sifat kejadian penyakit yang dipantau berdasarkan data kasus
lama, yaitu penderita yang sudah menderita sakit (dan saat ini masih sakit,sudah
sembuh atau sudah meninggal) sejak sebelum pengumpulan data dilakukan.

Penemuan kasus lama dapat dipakai untuk menilai efektivitas pengobatan,


pelaksanaan pengobatan standar, resistensi, adanya pengaruh faktor risiko lingkungan
dan perilaku sehingga sakit berlangsung lama. Sedangkan kasus baru, yaitu penderita
yang baru menderita sakit pada saat periode pengumpulan data dilakukan selanjutnya
cara penemuan kasus baru terutama bila terjadi dalam waktu singkat. Dipakai untuk
menilai adanya KLB atau wabah di suatu tempat, yang memerlukan tindak lanjut.

B. Pengolahan dan Penyajian Data


1. Pengolahan Data
a) Definisi Pengolahan Data Pengolahan data adalah suatu proses dalam
memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau
rumus-rumus tertentu (Hasan, 2002). Pengolahan data merupakan bagian yang amat
penting dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat
diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data
mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam kelompokkelompok,
diadakan kategorisasi.
Beberapa tingkatan kegiatan perlu dilakukan, antara lain memeriksa data
mentah sekali lagi, membuatnya dalam bentuk tabel yang berguna, baik secara
manual ataupun dengan menggunakan komputer. Setelah data disusun dalam
kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan yang terjadi dianalisa, perlu pula
dibuat penafsiran-penafsiran terhadap hubungan antara fenomena yang terjadi dan
membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain di luar penelitian tersebut.
Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu dianalisis dan dilakukan penarikan
kesimpulan hasil penelitian.
Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-
data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Misalnya dalam
rancangan penelitian kuantitatif, maka angka-angka yang diperoleh melalui alat
pengumpul data tersebut harus diolah secara kiantitatif baik melalui pengolahan
statistik inferensial maupun statistik deskriptif. Lain halnya dalam rancangan
penelitian kualitatif, maka pengolahan data menggunakan teknik nonstatitistik,
mengingat data-data lapangan diperoleh dalam bentuk narasi atau kata-kata, bukan
angka-angka. Mengingat data lapangan disajikan dalam bentuk narasi kata-kata, maka
pengolahan datanya tidak bisa dikuantifikasikan. Perbedaan ini harus dipahami oleh
peneliti atau siapapun yang melakukan penelitian, sehingga penyajian data dan
analisis kesimpulan penelitian relevan dengan sifat atau jenis data dan prosedur
pengolahan data yang akan digunakan. Adapun jenis pengolahan data antara lain :
1) Data Kualitatif Data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik
berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata.
2) Data Kuantitatif Data kuantitaif merupakan data yang dihasilkan dari
pengukuran,dapat berupa bilangan bulat atau desimal. Berbeda dengan data
kualitatif, data kuantitatif hasilnya dinyatakan dalam kuantitas numerik terhadap
ciri tertentu yang disebut variabel, misalnya jumlah bakteri yang terdapat dalam
sampel air.
b) Proses Pengolahan Data
1) Proses Pengolahan Data
a) Verifikasi,
b) Pengorganisasian data,
c) Pencarian kembali,
d) Transformasi,
e) Penggabungan,
f) Pengurutan,
g) Perhitungan / kalkulasi h) Ekstraksi data untuk membentuk informasi, dan
i) Pembentukan pengetahuan (Witarto, 2008)
2) Kegiatan Dalam Pengolahan Data
a) Editing Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan,
karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data terkumpul itu tidak logis
dan meragukan. Tujuan editing adalah untuk menghilangkan kesalahankesalahan yang
terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi. Pada kesempatan ini,
kekurangan data atau kesalahan data dapat dilengkapi atau diperbaiki baik dengan
pengumpulan data ulang atau pun dengan interpolasi (penyisipan). Hal-hal yang perlu
diedit pada data masuk adalah sebagai berikut :
1) Dipenuhi tidaknya instruksi sampling
2) Dapat dibaca atau tidaknya data yang masuk
3) Kelengkapan pengisian
4) Keserasian(consistency)
5) Apakah isi jawaban dapat dipahami
b) Coding
Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap data yang
termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk
angka-angka atau huruf-huruff yang memberikan petunjuk, atau identitas pada suatu
informasi atau data yang akan dianalisis. Contoh kode pendidikan, kode daerah
(kabupaten, kecamatan, dan desa).
c) Tabulasi
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberikan
kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Untuk melakukan tabulasi ini
dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan khususnya dalam
tabulasi silang. Tabel ini dapat berbentuk :
1) Tabel Pemindahan Tabel pemindahan disebut juga lembaran kode, yaitu tempat
memindahkan kode-kode dari kuesioner atau pencatatan pengamatan.
2) Tabel Biasa Tabel biasa adalah table yang disusun berdasarkan sifat responden
tertentu dan tujuan tertentu.
3) Tabel Analisis Tabel analisis adalah tabel yang memuat suatu jenis iinformasi yang
telah dianalisi.
Tabel ini hanya memmuat satu jenis informasi. Contohnya, tabel satu arah atau tabel
tunggal, dan tabel silang (dalam Hasan, 2002).
2. Penyajian Data
Data statistik tidak hanya cukup dikumpulkan dan diolah, tetapi perlu
disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan dimengerti oleh pengambilan
keputusan. Penyajian data dalam dibuat dalam bentuk grafik dan tabel dengan
keuntungan bahwa data tersebut akan lebih cepat ditagkap dan dimengerti
dibandingkan dalam bentuk kata-kata. Penyajian data diipengaruhi oleh skala
variabel.
a) Teknik-Teknik Penyajian Data Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu membuat tabel atau daftar dan grafik atau diagram.
1) Tabel Tabel
merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori
(misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja) sehingga
memudahkan dalam pembuatan analisis data. Penyajian data dalam bentuk tabel
bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai jumlah secara
terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut.

2) Grafik
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana dikemukakan di
atas, data-data kuantitatif (numerik) yang terkumpul juga dapat disajikan ke dalam
bentuk grafik. Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara
visual dalam sebuah gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah
untuk dibaca dan lebih menarik. Pembuatan grafik pada hakikatnya merupakan
kelanjutan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi karena pembuatan grafik itu
haruslah didasarkan pada tabel distribusi frekuensi. Oleh karena itu pembuatan grafik
selalu diawali dengan pembuatan tabel distribusi frekuensi.
b) Prosedur Penyajian Data
Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik dapat digambarkan dalam prosedur sebagai
berikut :

Gambar 3.1 Prosedur Penyajian Data


C. Analisis dan Interpretasi Data
1. Analisis Data
a) Definisi Analisis Data Analisis data adalah proses menyusun data secara sistematis yang
diperoleh dari observasi melalui pengorganisasian data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan hipotesa sampai membuat kesimpulan yang dapat dimengerti
oleh pengamat sendiri dan orang lain. Analisis data meliputi kegiatan mempelajari
karakteristik, hubungan, pola atau pengaruh yang sering terdapat pada suatu fenomena atau
gejala yang telah dan akan terjadi. Analisis data merupakan suatu tahap mengorganisir data
sesuai dengan pola, kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu. Analisis data diperlukan
untuk menjamin bahwa sumber data dan proses pengumpulan data adalah kuat.
C. Analisis dan Interpretasi Data
1. Analisis Data
a) Definisi Analisis Data Analisis data adalah proses menyusun data secara sistematis
yang diperoleh dari observasi melalui pengorganisasian data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan hipotesa sampai membuat kesimpulan
yang dapat dimengerti oleh pengamat sendiri dan orang lain. Analisis data meliputi
kegiatan mempelajari karakteristik, hubungan, pola atau pengaruh yang sering
terdapat pada suatu fenomena atau gejala yang telah dan akan terjadi.
Analisis data merupakan suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola, kategori,
dan unit-unit deskriptif tertentu. Analisis data diperlukan untuk menjamin bahwa
sumber data dan proses pengumpulan data adalah kuat.
1) Kegiatan analisis di puskesmas meliputi Unit surveilans puskesmas melakukan
analisis mingguan terhadap penyakit potensial wabah di daerahnya dalam bentuk
tabel menurut desa/kelurahan dan grafik kecenderungan mingguan, kemudian
menginformasikan hasil analisis kepada kepala puskesmas, sebagai pelaksanaan
pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sisem kewaspadaan dini penyakit
potensial wabah di puskesmas. Jika ditemukan peningkatan penyakit tertentu
maka kepala puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi dan
menginformasikan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Unit surveilans puskesmas
melakukan analisis tahunan perkembangan penyakit dan menghubungkannya
dengan fakor risiko, perubahan lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan
program.
2) Kegiatan analisis di rumah sakit Unit surveilans rumah sakit melakukan analisis
mingguan terhadap penyakit potensial wabah di daerahnya dalam bentuk tabel
menurut desa/kelurahan atau puskesmas (kecamatan) dan grafik kecenderungan
mingguan, kemudian menginformasikan hasil analisis kepada kepala rumah sakit,
sebagai pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau sistem
kewaspadaan dini penyakit potensial wabah di rumah sakit. Jika ditemukan
peningkatan penyakit tertentu maka kepala rumah sakit menginformasikan ke
dinas kesehatan kabupaten/kota. 24 Unit surveilans rumah sakit melakukan
analisis tahunan perkembangan penyakit dan menghubungkannya dengan fakor
risiko, perubahan lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan program di
rumah sakit.
3) Kegiatan analisis di dinas kesehatan Kota/ kabupaten Unit surveilans dinas
kesehatan kabupaten/kota melakukan analisis mingguan terhadap penyakit
potensial wabah di daerahnya dalam bentuk tabel dan peta menurut puskesmas
(kecamatan) dan grafik kecenderungan mingguan, kemudian menginformasikan
hasil analisis kepada puskesmas, rumah saki dan program terkait dilingkungan
dinas kesehatan sebagai pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau
sisem kewaspadaan dini penyakit potensial wabah di dinas kesehatan
kabupaten/kota. Jika ditemukan peningkatan penyakit tertentu maka kepala rumah
sakit menginformasikan ke dinas kesehatan provinsi. Unit surveilans
kabupaten/kota melakukan analisis tahunan perkembangan penyakit dan
menghubungkannya dengan fakor risiko, perubahan lingkungan, serta
perencanaan dan keberhasilan program di dinas kesehatan kabupaten/kota.
4) Kegiatan analisis di dinas kesehatan provinsi Unit surveilans dinas kesehatan
provinsi melakukan analisis bulanan terhadap penyakit potensial wabah di
daerahnya dalam bentuk tabel dan peta menurut kabupaten atau kota dan grafik
kecenderungan bulanan, kemudian menginformasikan hasil analisis kepada
lingkungan dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota serta dinas
kesehatan propinsi di daerah perbatasanya sebagai 25 pelaksanaan pemantauan
wilayah setempat (PWS) atau sisem kewaspadaan dini penyakit potensial wabah
di dinas kesehatan provinsi. Unit surveilans dinkes kesehatan provinsi melakukan
analisis tahunan perkembangan penyakit dan menghubungkannya dengan fakor
risiko, perubahan lingkungan, serta perencanaan dan keberhasilan program di
dinas kesehatan provinsi.
b) Fungsi Analisis Data
Adapun beberapa fungsi dari analisis data sebagai berikut:
1) Untuk mengindentifikasi ada tidaknya masalah
2) Sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan, perencanaan,
pemantauan, pengawasan, penyusunan laporan, penyusunan statistik, penyusunan
program rutin dan pembangunan, peningkatan program, dll.
c) Jenis-Jenis Analisis Data
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan
data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam
dua jenis, yaitu:
1) Data bermuatan kualitatif
2) Data bermuatan kuantitatif

d) Proses Analisis Data


Proses analisa data menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2011):
1) Sebelum observasi: Analisis dilakukan pada data hasil studi pendahuluan yang
akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.
2) Setelah observasi: pada saat pengumpulan data berlangsung dengan cara
merangkum, memilih hal-hal pokok, fokus pada hal-hal penting, mencari tema
dan polanya yang disebut sebagai reduksi data.
e) Teknik Analisis Data
Menurut Geoffrey E. Mills (2000), mengemukakan beberapa teknik analisis data
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi tema-tema dari data yang dikumpulkan secara induktif dari
tema-tema yang besar menjadi tema yang lebih kecil
2) Untuk setiap tema ataupun kelompok data dapat dibuat kode, misalnya kode
untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun hasilnya
3) Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: dengan prinsip 5W1H
4) Buatlah bentuk penyajian dari temuan dalam bentuk table, grafik dll.
5) Kemukakan apa yang belum atau tidak ditemukan dalam penelitian, kemudian
identifikasikan.
2. Interpretasi Data
a) Definisi Interpretasi
Data Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil
analisis dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan
makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran
yang sedang diperbaiki. Interpretasi data adalah upaya peneliti memaknai data
yang dapat ditempuh dengan cara meninjau kembali gejala-gejala berdasarkan
sudut pandangnya, perbandingan dengan penelitian yang pernah dilakukan
(misanya oleh peneliti lain).
Interpretasi adalah proses memberi arti dan signifikansi terhadap analisis yang
dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari hubungan dan keterkaitan
antar deskripsideskripsi data yang ada (Barnsley & Ellis, 1992)
Kajian interpretasi ini melibatkan beberapa hal yang penting dalam sebuah
penelitian yaitu berupa diskusi, kesimpulan, dan implikasi seperti: kilas balik
temuan utama dan bagaimana pertanyaan penelitian terjawab, refleksi peneliti
terhadap makna data, pandangan peneliti yang dikontraskan dengan kajian
literatur (teoretik), batasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.
Dalam interpretasi dibahas bagaimana cara menemukan makna atau implikasi dari
data yang diperoleh. Hasil interpretasi data digunakan untuk mengevaluasi proses
dan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan.
b) Fungsi Interpretasi Data
Fungsi interpretasi data adalah untuk mengevaluasi atau merefleksi proses dan
hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan.
c) Penafsiran Data
Penafsiran data sangat penting kedudukannya dalam proses analisis data
penelitian karena kualitas analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari
kualitas penafsiran yang diturunkan oleh peneliti terhadap data. Penafsiran adalah
penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang
dipaparkan. Penafsiran berkehendak untuk membangun suatu konsep yang
bersifat menjelaskan.
d) Teknik Interpretasi Data
Ada berbagai teknik dalam melakukan interpretasi data, antara lain dengan:
1) Menghubungkan data dengan pengalaman peneliti,
2) Mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustaka atau teori terkait,
3) Memperluas analisis dengan mengajukan pertayaan mengenai penelitian dan
implikasi hasil penelitian, dan/atau
4) Meminta nasihat teman sejawat jika mengalami kesulitan.
e) Cara Membuat Interpretasi Data
Surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi
data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan . Data yang telah disusun
dan dikompilasi, selanjutnya dianalisis dan dilakukan interpretasi untuk
memberikan arti dan memberikan kejelasan tentang situasi yang ada dalam
masyarakat.
Analisis data diperlukan untuk menjamin bahwa sumber data dan proses
pengumpulan data adalah adekuat. Untuk menganalisis data surveilans kita harus
memperhatikan beberapa hal berikut:
1) Apa keistimewaan atau kekhasan data yang didapat?
2) Memulai dari data yang paling sederhana ke data yang paling kompleks
3) Menyadari bila ketidaktepatan dalam data menghalangi analisis-analisis
yang lebih canggih. Jika ada data yang bias maka data tersebut tidak perlu
digunakan.
4) Sifat data surveilans
5) Perubahan dari waktu ke waktu
6) Beberapa sumber-sumber informasi
7) Masalah kualitas dan kelengkapan
8) Butuh pengetahuan yang mendalam tentang sistem evaluasi.
D. Desiminasi Informasi
1. Definisi Desiminasi informasi
Menurut Depkes RI (2003), diseminasi adalah suatu kegiatan yang
ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh
informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi
tersebut. Diseminasi data Surveilans adalah penyebarluasan informasi, yang
baik harus dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dan
dimanfaatkan dalam menentukan arah kebijakan kegiatan, upaya pengendalian
serta evaluasi program.
Tujuan dari proses ini adalah memungkinkan pengambil kebijakan
untuk melihat dan mengerti implikasi dari informasi yang didapatkan sehingga
keputusan yang diambil tepat untuk dijalankan dipopulasi tersebut. Lebih
lanjut, para penentu kebijakan juga dapat mengevaluasi efektifitas, keuntungan
dan kerugian dari intervensi kesehatan masyarakat tersebut. Berkenaan dengan
itu, hendaknya suatu data
disajikan dalam bentuk yang memudahkan orang untuk mengerti hal-
hal yang ingin disampaikan, baik dalam bentuk tabel, grafik maupun
pemetaan.
2. Proses Desiminasi Informasi
a) Diseminasi di puskesmas
Kegiatan diseminasi di puskesmas di tujukan kepada lintas program di
kecamatan dan pada masyarakat melalui pertemuanpertemuan tingkat desa.
b) Diseminasi di Dinas kesehatan kabupaten/kota
Diseminasi di dinas kesehatan kabupaten dapat dilakukan melalui
penerbitan bulletin epidemiologi secara berkala. Diseminasi melalui bulletin
dapat dilakukan setiap bulan. Penyebarluasan informasi dilakukan kepada
pemegang kebijakan baik di dinas kesehatan atau pemerintah daerah dalam
bentuk laporan kegiatan atau laporan program.
c) Diseminasi di dinas kesehatan provinsi
Diseminasi di dinkes provinsi dilakukan melalui pertemuan lintas
program yang melibatkan petugas dinas kabupaten/kota, dan melalui buletin.
Penyebarluasan informasi melalui buletin epidemiologi dapat dilakukan secara
berkala. Idealnya penyebar luasan informasi dilakukan setiap bulan, hal ini
terkait dengan sistem pelaporan dari dinas kesehatan dilakukan setiap bulan.
E. Feed Back
1. Surveilans Epidemiologi Surveilans
menurut WHO adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interprestasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk diambil tindakan. Oleh
karena itu perlu dikembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang
lebih mengedepankan analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan
informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan pengumpulan
dan pengolahan data.
Sehingga dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans
epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-
masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan
(Masrochah, 2006).
Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur
penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit
penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat
penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi
hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah kabupaten/kota, propinsi dan
Pusat (Azwar, 2003).
2. Definisi Feed Back Data
yang telah dilakukan analisis kemudian hasil analisis disebarkan
kemasyarakat dan dilakukan umpan balik kepada wilayah kerja di level
bawahnya. Kegiatan umpan balik dapat dilakukan dari dinas kesehatan pusat
ke dinas kesehatan propinsi, dari dinas kesehatan provinsi ke dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, dari dinas kesehaan kabupaten/kota ke puskesmas dan dari
puskesmas ke wilayah kerja puskesmas tersebut.
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada
sumbersumber data (pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan
kegunaannya setelah diolah, merupakan suatu tindakan yang penting, selain
tindakan follow up.
Kegiatan umpan balik dapat berupa pertemuan berkala, pelatihan atau
yang lainya Unit surveilans puskesmas mengirim umpan balik laporan ke
puskesmas pembantu diwilayahnya. Kegiatan umpan balik diharapkan dapat
memperbaiki data yang dikumpulkan dan menjadi informasi pada level
bawahnya.
Unit surveilans rumah sakit bekerja sama dengan rekaman medik,
petugas rawat inap dan rawat jalan melakukan validasi data. Dinas kesehatan
kabupaten/kota memberikan umpan balik bulanan ke puskesmas, rumah sakit
serta laboratorium diwilayah kerjanya. Dinas kesehatan provinsi memberikan
umpan balik bulanan ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Unit surveilans
laboratorium melakukan umpan balik terhadap instansi terkait untuk
melakukan validasi data.
3. Kunci Keberhasilan Feed Back
Kunci keberhasilan surveilans adalah memberikan umpan balik kepada
sumber-sumber data surveilans agar mudah memberikan kesadaran kepada
sumber data tentang pentingnya proses pengumpulan data. Bentuk umpan
balik yang biasanya adalah ringkasan informasi atau korektif laporan yang
diberikan (Depkes RI, 2003:17).
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap
variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Metode
pengumpulan data yang umum digunakan dalam suatu penelitian adalah
kuesioner, observasi, dan wawancara.
2. Pengolahan dan Penyajian
Data Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-
angka yang disebut data kasar. Penyebutan dengan istilah data kasar atau data mentah
menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik statistik tertentu, maka
dilakukan pengolahan data dan kemudian data yang telah diolah disajikan dengan
beberapa teknik yaitu berupa tabel ataupun grafik.
3. Analisis dan Interpretasi
Data Analisis data adalah proses menyusun data secara sistematis yang
diperoleh dari observasi melalui pengorganisasian data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan hipotesa sampai membuat kesimpulan
yang dapat dimengerti oleh pengamat sendiri dan orang lain. Interpretasi data
merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan,
kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan
untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.
4. Desiminasi Informasi
Desiminasi data Surveilans adalah penyebar luasan informasi, yang baik
harus dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti dan dimanfaatkan dalam
menentukan arah kebijakan kegiatan, upaya pengendalian serta evaluasi program.
5. Feed Back
Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumbersumber data
(pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah diolah,
merupakan suatu tindakan yang penting, selain tindakan follow up.

B. Saran
Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum ini waktu yang digunakan dengan
baik agar praktikum berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dan juga praktikan
harus teliti pada dalam saat pelaksanaan praktikum, agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiarto,Eko,Dewi


Anggraeni.2003. Pengantar Epidemiolog. Jakarta:EGC. Budioro. 2007. Pengantar Pendidikan
Kesehatan Masyarakat.Semarang: Balai Penerbit Universitas Diponegoro. Bustan, M.N.
2006. Pengantar Epidemiologi. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 84-105. Depkes RI. 2003,
Surveilans Epidemiologi Penyakit, Jakarta. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi
Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia, Bogor. Nur Nasry Noor, Bahan
kuliah Epidemiologi Dasar. FKM. Unhas. Masrochah, S. 2006. Sistem Informasi Surveilans
Epidemiologi Sebagai Pendukung Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit
Di Dinas Kesehatan Kota Semarang. PhD Thesis. Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro. Ridwan, 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat Surveilans Epidermiologi Sebuah
Pengantar. FKM-UNHAS. Hal. 50-59. Sugiyono, Prof. Dr. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Atfabeta. Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta. Weraman, Pius. 2010. Dasar Surveillans
Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Gramata Publishing.

Anda mungkin juga menyukai