Anda di halaman 1dari 14

EPIDEMIOLOGI

“SURVEILANS”

Disusun Oleh :

Nama : Nova Tirana Sari

NIM : PO.71.25.1.20.043

Kelas :b

Semester :4

Dosen Pembimbing :

drg. Nur Adiba Hanum, M. Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKTIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KESEHATAN GIGI

TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya. Makalah ini kami susun dengan tujuan supaya bermanfaat bagi Masyarakat
khususnya bagi teman-teman untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai surveilans.
Dalam makalah ini kami membahas tentang materi-materi yang berhubungan dengan
Surveilans, serta dalam makalah ini kami buat dengan menggunakan Bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh para pembaca ataupun teman-teman.
Kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.
Palembang, 23 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
LATAR BELAKANG.................................................................................................................................1
LANDASAN TEORI..................................................................................................................................2
Pengertian Surveilans..............................................................................................................................2
Tujuan Surveilans....................................................................................................................................3
Jenis Surveilans.......................................................................................................................................4
Macam-macam surveilans epidemiologi kesehatan.................................................................................7
Sasaran surveilans...................................................................................................................................7
Manajemen Surveilans............................................................................................................................8
Penyelenggaraan surveilans epidemilogi.................................................................................................8

iii
LATAR BELAKANG

Sistem surveilans epidemiologi mempunyai peran yang sangat penting sebgai intelijen
penyakit dan mempunyai tujuan menyediakan data dan informasi epidemiologiuntuk menejemen
kesehatan ean penyusunan perencanaan, monitoring dan evaluasi serta sitem kewaspadaan dini
kejadiaan luarbiasa (SKD-KLB). Dalam konteks desentraisasi,daerah dituntut untuk
dapatmandiri dan mamp melaksanakan surveilans epidemiologi secara profesioal. Dasar hukm
terbaru erkaitan dengan kegiaan survelans eidemiologi yaitu UU No.36/2009 tentang kesehatan
pada bab 10 tentang penyakit menular, dan tidak menular pasal 154 ayat 1 yang berbunyi
“pemerintah secra berkala menetapkan dan mengumumkan jenis dan persebran penyakit yang
berpotensi menular dana tau menyebar dalam waktu yang singkat,serta menyebutkan daerah
yang dapat menjadi sumber penularan.”

Pasal 156 ayat 1 yang berbunyi “ dalam melaksanakan upaya pencegahan,pengendalian


dan pemberantasan penyakit menular sebagaimana dimaksud dalam pasa 154 ayat 1, pemerintah
dapat menyatakan wilayah dalam keadaan wabah,letusan atau kejadiaan luar biasa (KLB).”
Pasal156 ayat 2 berbunyi “penentuan wilayah dalam keadaan wabah,letusan atau kejadiaan luar
biasa (KLB) sebagaimana dimaksud pada ayat1 harus dilakukan berdasarkan hasil penelitian
yang diakui keakuratanya.”

1
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Surveilans
surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi
epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan
surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans
dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan
penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar
wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
(Permenkes No.45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan).
WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada
unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

2
B. Tujuan Surveilans
Tujuan secara umum :
1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit;
2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksidini
outbreak;
3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease
burden) pada populasi;
4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,
implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan;
5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan;
6. Mengidentifikasi kebutuhan riset
(Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002).
Tujuan khusus surveilans :
1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit;
2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini
outbreak;
3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease
burden) pada populasi;
4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,
implementasi, monitoring,dan evaluasi program kesehatan;

3
5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan;
6. Mengidentifikasi kebutuhan riset

C. Jenis Surveilans
1. Surveilans individu (individual surveillance)
a. Mendeteksi dan memonitor individu-individu yang mengalami kontak dengan
penyakit serius, misalnya pes, cacar, tuberkulosis, tifus, demam kuning, sifilis.
b. Hasil surveilans memungkinkan dilakukannya isolasi institusional (Karantina)
segera terhadap kontak, sehingga penyakit yang dicurigai dapat dikendalikan.
c. Isolasi institusional pernah digunakan kembali ketika timbul SARS.
2. Surveilans Penyakit (Disease Surveillance)
a. Melakukan pengawasan terus-menerus terhadap distribusi dan kecenderungan
insidensi penyakit, melalui pengumpulan sistematis, konsolidasi, evaluasi
terhadap laporan-laporan penyakit dan kematian, serta data relevan lainnya.
b. Fokus pada penyakit, bukan individu.
c. Di banyak negara, pendekatan surveilans penyakit biasanya didukung melalui
program vertikal (pusat-daerah). Contoh, program surveilans tuberkulosis,
program surveilans malaria.
3. Syndromic surveillance (multiple disease surveillance)
a. Melakukan pengawasan terus-menerus terhadap sindroma (kumpulan gejala)
penyakit, bukan masing-masing penyakit.
b. Surveilans sindromik mengandalkan deteksi indikator-indikator kesehatan
individual maupun populasi yang bisa diamati sebelum konfirmasi diagnosis.
c. Surveilans sindromik mengamati indikator-indikator individu sakit, seperti pola
perilaku, gejala-gejala, tanda, atau temuan laboratorium, yang dapat ditelusuri dari
aneka sumber, sebelum diperoleh konfirmasi laboratorium tentang suatu penyakit
4. Surveilans Berbasis Laboratorium
a. Surveilans berbasis laboartorium digunakan untuk mendeteksi dan menonitor
penyakit infeksi.
b. Sebagai contoh, pada penyakit yang ditularkan melalui makanan seperti
salmonellosis, penggunaan sebuah laboratorium sentral untuk mendeteksi strain
bakteri tertentu memungkinkan deteksi outbreak penyakit dengan lebih segera dan

4
lengkap daripada sistem yang mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-
klinik (DCP2, 2008).
5. Surveilans Terpadu (Integrated Surveillance)
a. Menata dan memadukan semua kegiatan surveilans di suatu wilayah yurisdiksi
(negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai sebuah pelayanan publik bersama.
b. Surveilans terpadu menggunakan struktur, proses, dan personalia yang sama,
melakukan fungsi mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk tujuan
pengendalian penyakit. (WHO, 2001, 2002; Sloan et al., 2006).
6. Surveilans Terpadu (Integrated Surveillance)
a. Karakteristik pendekatan surveilans terpadu:
1) Memandangsurveilanssebagaipelayananbersama(commonservices);
2) Menggunakanpendekatansolusimajemuk;
3) Menggunakanpendekatanfungsional,bukanstruktural;
4) Melakukansinergiantarafungsiintisurveilans(yakni,pengumpulan,pelaporan,an
alisis data, tanggapan) dan fungsi pendukung surveilans (yakni, pelatihan dan
supervisi, penguatan laboratorium, komunikasi, manajemen sumber daya);
5) Mendekatkanfungsisurveilansdenganpengendalianpenyakit.Meskipunmenggu
nakan pendekatan terpadu,surveilans terpadu tetap memandang penyakit yang
berbeda memiliki kebutuhan surveilans yang berbeda (WHO, 2002).
7. Surveilans Kesehatan Masyarakat Global
b. Timbulnya epidemi global (pandemi) khususnya menuntut dikembangkannya
jejaring yang terpadu di seluruh dunia, yang menyatukan para praktisi
kesehatan, peneliti, pemerintah, dan organisasi internasional untuk
memperhatikan kebutuhan- kebutuhan surveilans yang melintasi batas-batas
negara.
c. Agenda surveilans global yang komprehensif melibatkan aktor- aktor baru,
termasuk pemangku kepentingan pertahanan keamanan dan ekonomi (Calain,
2006; DCP2, 2008).

5
D. Macam-macam surveilans epidemiologi kesehatan
1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
6
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit menular dan
faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit menular.
2. Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular
dan faktor risiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak Menular
3. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor
risiko untuk mendukung program penyehatan lingkungnan.
4. Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
faktor risiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
5. Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan
faktor risiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra.

E. Sasaran surveilans
Sasaran penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan meliputi
masalah-masalah yang berkaitan dengan program kesehatan yang ditetapkan berdasarkan
prioritas nasional, bilateral, regional dan global, penyakit potensial wabah, bencana dan
komitmen lintas sektor serta sasaran spesifik lokal atau daerah. Secara rinci sasaran
penyelenggaran sistem survellans epidemiologi kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular


Prioritas sasaran penyelenggaraan survellans epidemiologi penyakit menular
adalah:
a. Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
b. Surveilans AFP
c. Surveilans penyakit potensial wabah atau kejadian luar biasa penyakit menular dan
keracuna
d. Surveilans penyakit demam berdarah dan demam berdarah dengue
e. Surveilans malaria
f. Surveilans penyakit-penyakit zoonosis, antraks, rabies. leptospirosis dansebagainya

7
g. Survellans penyakit filariasis
h. Survellans penyakit tuberculosis
i. Surveilans penyakit diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit perut lainnya

F. Manajemen Surveilans
Surveilans mencakup dua fungsi manajemen:
1. Fungsi inti (core activities) mencakup kegiatan surveilans dan langkah-langkah
intervensi kesehatan masyarakat.
a. Kegiatan mencakup deteksi, pencatatan, pelaporan data, analisis data, konfirmasi
epidemiologis maupun laboratoris, umpan-balik (feedback).
b. Langkah intervensi kesehatan masyarakat mencakup respons segera (epidemic
type response) dan respons terencana (management type response).
2. Fungsi pendukung (support activities) mencakup pelatihan, supervisi, penyediaan
sumber daya manusia dan laboratorium, manajemen sumber daya, dan komunikasi
(WHO, 2001; McNabb et al., 2002).

G. Penyelenggaraan surveilans epidemilogi


1. Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
a. Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan
b. surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan, dan atau
faktor risiko kesehatan
c. Surveilans Epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan surveilans
epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan, faktor risiko atau situasi
khusus kesehatan
d. Surveilans Sentinel, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada
populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah
kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.
e. Studi Epidemiologi, adalah penyelenggaraan surveilans epidemiologi pada
periode tertentu serta populasi dan atau wilayah tertentu untuk mengetahui lebih
mendalam gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau faktor risiko
kesehatan

8
KESIMPULAN

9
surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan

Tujuan khusus surveilans Memonitor kecenderungan (trends) penyakit; Mendeteksi


perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak; Memantau kesehatan
populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease burden) pada populasi; Menentukan
kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring,dan evaluasi
program kesehatan; Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan; Mengidentifikasi
kebutuhan riset

10
DAFTAR PUSTAKA

Heryana, A. (2015). suerveilans epidemiologi . jakarta: universitas esa unggul.

RI, d. k. (2004). pedoman penyelenggaraan sistem surveilans epidemilogi kesehatan . jakarta: departemen
kesehatan .

11

Anda mungkin juga menyukai