Anda di halaman 1dari 21

PENGANTAR SURVEILANS DALAM EPIDEMIOLOGI

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika Dasar


yang dibina oleh Imam Syahputra Yamin, S. KM., M.Epid.

Disusun oleh Kelompok 9:


HIMAYATI NURUL WAHDAH (2109060025)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT
April 2023

1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat dan ridho Allah SWT.
Yang telah meridhoi kami, memberikan kesehatan, dan kesejahteraan pada kami dalam
menyelesaiakan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Dan tidak lupa pula kita haturkan
shalawat beserta salam kepada nabi besar kita Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang .

Makalah ini berisikan tentang materi Seputaran materi yang membahas tentang pengantar
Surveilans dalam epidemiologi

Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih atas bimbingan dari bapak dosen Imam
Syahputra Yamin, S. KM., M.Epid. pembimbing mata kuliah epidemiologi yang membimbing
kami dalam pembuatan makalah ini. Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Kami menyadari sepenuhnya bahawa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
yang mesti kami perbaiki kedepannya, maka dari itu kami selaku pemilik makalah meminta
saran dan perbaikan yang membangun demi kebaikan bersama.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Tujuan Penulisan...............................................................................................................
C. Topik Pembahasan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................
1. Definisi surveilans.....................................................................................................................
2. visi, misi, dan tujuan surveilans................................................................................................
3. Prinsip surveilans epidemiologi................................................................................................
4. Jenis-jenis surveilans dalam kesehatan.....................................................................................
5. Sumber data surveilans.............................................................................................................
6. Analisis data surveilans.............................................................................................................
7. Interpretasi data surveilans.......................................................................................................
8. Pelaporan hasil surveilans.........................................................................................................
9. Etika dan privasi dalam surveilans............................................................................................
10. Penyelenggara surveilans epidemiologi..................................................................................
11. Tantangan dan kendala dalam surveilans.................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................


A. Kesimpulan........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR RUJUKAN.................................................................................................................
(Menggunakan Style American Psychological Association (APA), di urutkan berdasarkan abjad)

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola dan penyebab penyakit dalam populasi
manusia. Salah satu aspek penting dari epidemiologi adalah surveilans, yaitu pengumpulan,
analisis, dan interpretasi data tentang penyakit dan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi pola-pola epidemiologi dan faktor risiko yang terkait.
Surveilans epidemiologi dapat dilakukan pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat lokal hingga
internasional. Tujuan surveilans adalah untuk memantau dan melacak kejadian penyakit dan
masalah kesehatan masyarakat, serta memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Surveilans juga dapat membantu dalam memahami pola-pola epidemiologi, seperti pola
waktu dan geografis, serta faktor risiko dan karakteristik populasi yang terkait dengan penyakit
atau masalah kesehatan tertentu. Hal ini dapat membantu para ahli kesehatan dalam
meningkatkan pemahaman tentang penyakit dan masalah kesehatan yang ada, serta
merencanakan tindakan pencegahan dan pengendalian yang lebih efektif.
Dalam epidemiologi, surveilans juga dikenal sebagai salah satu alat utama untuk
mengidentifikasi wabah penyakit. Dengan melakukan surveilans secara tepat dan efektif, para
ahli kesehatan dapat mendeteksi kasus baru dan melacak penyebaran penyakit dengan lebih baik,
sehingga memungkinkan untuk mengambil tindakan pencegahan yang lebih cepat dan efektif.
Pentingnya surveilans dalam epidemiologi juga terlihat dalam konteks pandemi COVID-19 saat
ini. Surveilans yang efektif dan tepat waktu menjadi kunci untuk mengendalikan penyebaran
virus dan mengurangi dampaknya pada kesehatan masyarakat dan perekonomian global.
Pengantar surveilans dalam epidemiologi didasarkan pada fakta bahwa surveilans
merupakan salah satu alat penting dalam epidemiologi untuk mengidentifikasi, mengontrol, dan
mencegah penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan pada suatu populasi. Surveilans juga
merupakan salah satu cara untuk memonitor kesehatan masyarakat secara umum dan membantu
dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang tepat dalam upaya pengendalian dan
pencegahan penyakit.
Latar belakang untuk pengantar surveilans dalam epidemiologi meliputi beberapa faktor, di
antaranya:

4
1. Meningkatnya beban penyakit: Beban penyakit di seluruh dunia terus meningkat, baik dalam
jumlah kasus maupun kematian. Surveilans dapat membantu dalam mengidentifikasi kejadian
penyakit yang tidak biasa atau meningkat dan memfasilitasi tindakan pengendalian dan
pencegahan.
2. Kebutuhan untuk pemantauan kesehatan masyarakat: Surveilans membantu dalam pemantauan
kesehatan masyarakat secara umum dan memberikan informasi tentang pola kejadian penyakit
atau kondisi kesehatan pada suatu populasi.
3. Dukungan dalam pengambilan keputusan dan tindakan: Hasil surveilans dapat digunakan
untuk mengambil keputusan dan tindakan yang tepat dalam pengendalian dan pencegahan
penyakit atau kondisi kesehatan di masyarakat.
4. Pengembangan teknologi dan metode analisis data: Pengembangan teknologi dan metode
analisis data memungkinkan dilakukannya surveilans dengan lebih efektif dan efisien.
Dengan demikian, pengantar surveilans dalam epidemiologi penting untuk membantu para
profesional kesehatan memahami konsep dan prinsip surveilans, sehingga dapat diterapkan
dalam pengendalian dan pencegahan penyakit atau kondisi kesehatan di masyarakat.
Selain faktor-faktor tersebut, ada beberapa latar belakang lainnya yang menjadi dasar dari
pengantar surveilans dalam epidemiologi, yaitu:
1. Meningkatnya mobilitas manusia: Perjalanan manusia dari satu wilayah ke wilayah yang lain
memungkinkan penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan yang cepat. Surveilans dapat
membantu dalam mengidentifikasi kejadian penyakit atau kondisi kesehatan yang terkait dengan
mobilitas manusia dan memfasilitasi tindakan pengendalian dan pencegahan.
2. Adanya ancaman kejadian kejadian luar biasa: Kejadian luar biasa seperti wabah dan pandemi
dapat menyebabkan dampak kesehatan yang signifikan dan merugikan masyarakat secara
ekonomi. Surveilans dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengontrol kejadian luar
biasa tersebut.
3. Kompleksitas faktor risiko penyakit: Faktor risiko penyakit atau kondisi kesehatan dapat
bersifat kompleks dan bervariasi di antara populasi. Surveilans dapat membantu dalam
mengidentifikasi faktor risiko penyakit atau kondisi kesehatan pada suatu populasi dan
memfasilitasi pengembangan intervensi yang sesuai.
4. Perubahan lingkungan dan perilaku manusia: Perubahan lingkungan dan perilaku manusia
dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat secara signifikan. Surveilans dapat membantu dalam

5
mengidentifikasi perubahan lingkungan dan perilaku manusia yang berdampak pada kesehatan
masyarakat dan memfasilitasi pengembangan intervensi yang tepat.
Dengan memahami latar belakang ini, pengantar surveilans dalam epidemiologi dapat membantu
para profesional kesehatan untuk memahami pentingnya surveilans dalam epidemiologi dan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan surveilans secara
efektif dalam pengendalian dan pencegahan penyakit atau kondisi kesehatan di masyarakat.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan pengantar surveilans dalam epidemiologi adalah untuk memberikan
pemahaman dasar tentang konsep dan prinsip surveilans dalam epidemiologi. Penulisan ini juga
bertujuan untuk memperkenalkan berbagai jenis surveilans yang digunakan dalam epidemiologi,
sumber data yang digunakan dalam surveilans, serta metode analisis dan interpretasi data
surveilans.
Selain itu, pengantar surveilans dalam epidemiologi juga membahas pentingnya
surveilans dalam pengendalian dan pencegahan penyakit atau kondisi kesehatan di suatu
populasi. Surveilans membantu dalam mengidentifikasi kejadian penyakit atau kondisi kesehatan
yang tidak biasa atau meningkat, mengidentifikasi faktor risiko dan pola distribusi penyakit atau
kondisi kesehatan, serta mengevaluasi keefektifan intervensi kesehatan.
Dengan memahami konsep dan prinsip surveilans, para pembaca diharapkan dapat
memahami pentingnya surveilans dalam epidemiologi dan dapat mengaplikasikan pengetahuan
dan keterampilan tersebut dalam pengendalian dan pencegahan penyakit atau kondisi kesehatan
di masyarakat.
C. TOPIK PEMBAHASAN
Pengantar surveilans dalam epidemiologi mencakup beberapa topik penting, di antaranya:
1. Definisi surveilans: Surveilans (atau pemantauan) adalah proses pengumpulan, analisis,
interpretasi, dan pelaporan data tentang kejadian penyakit atau kondisi kesehatan pada suatu
populasi.
2. visi, misi, dan tujuan surveilans: Tujuan surveilans adalah untuk mengidentifikasi,
mengontrol, dan mencegah timbulnya dan penyebaran penyakit atau kondisi kesehatan pada
suatu populasi.
3. Jenis-jenis surveilans dalam kesehatan.

6
4. Sumber data surveilans: Sumber data surveilans dapat berasal dari berbagai sumber, seperti
pelayanan kesehatan, laboratorium, kantor pusat statistik, dan laporan kematian.
5. Analisis data surveilans: Analisis data surveilans melibatkan pengolahan data, seperti
penyusunan tabel dan grafik, perhitungan angka kejadian dan prevalensi, serta identifikasi tren
dan pola kejadian.
6. Interpretasi data surveilans: Interpretasi data surveilans membantu mengidentifikasi faktor
risiko dan pola distribusi penyakit atau kondisi kesehatan pada suatu populasi, serta memberikan
informasi tentang keefektifan intervensi kesehatan.
7. Pelaporan hasil surveilans: Hasil surveilans harus dilaporkan secara tepat waktu dan efektif
kepada pihak yang berwenang untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan tindakan yang
tepat.
8. Etika dan privasi dalam surveilans: Surveilans harus dilakukan dengan memperhatikan etika
dan privasi, termasuk perlindungan data pribadi dan kerahasiaan informasi pasien.
9. Tantangan dan kendala dalam surveilans: Tantangan dan kendala dalam surveilans meliputi
kurangnya sumber daya, kerumitan pengumpulan data, masalah kualitas data, dan perubahan tren
penyakit atau kondisi kesehatan.

7
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi surveilans
WHO, surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data
secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan
untuk dapat mengambil tindakan.
Surveilans epidemiologi dalam kesehatan dapat didefinisikan sebagai proses sistematis
pengumpulan, analisis, interpretasi, dan pelaporan data tentang penyakit dan masalah kesehatan
masyarakat dalam rangka mengidentifikasi pola-pola epidemiologi dan faktor risiko yang terkait.
Tujuannya adalah untuk memantau dan melacak kejadian penyakit dan masalah kesehatan
masyarakat, serta memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan
pencegahan dan pengendalian penyakit.
Surveilans epidemiologi dapat dilakukan pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat lokal
hingga internasional. Metode surveilans yang umum digunakan termasuk pengumpulan data dari
laporan kasus, survei, dan sistem pemantauan kesehatan masyarakat.
Surveilans epidemiologi juga dapat membantu dalam memahami pola-pola epidemiologi,
seperti pola waktu dan geografis, serta faktor risiko dan karakteristik populasi yang terkait
dengan penyakit atau masalah kesehatan tertentu. Hal ini dapat membantu para ahli kesehatan
dalam meningkatkan pemahaman tentang penyakit dan masalah kesehatan yang ada, serta
merencanakan tindakan pencegahan dan pengendalian yang lebih efektif.
Dalam kesehatan, surveilans epidemiologi juga dikenal sebagai salah satu alat utama untuk
mengidentifikasi wabah penyakit. Dengan melakukan surveilans secara tepat dan efektif, para
ahli kesehatan dapat mendeteksi kasus baru dan melacak penyebaran penyakit dengan lebih baik,
sehingga memungkinkan untuk mengambil tindakan pencegahan yang lebih cepat dan efektif.
2. Visi, Misi, dan Tujuan surveilans
Visi dan misi pengantar surveilans epidemiologi dalam kesehatan dapat beragam tergantung
pada organisasi atau instansi yang melakukan surveilans. Namun, pada umumnya, visi dan misi
pengantar surveilans epidemiologi dalam kesehatan adalah sebagai berikut:
Visi:
- Meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas hidup melalui pengendalian dan pencegahan
penyakit dan masalah kesehatan masyarakat

8
- Meningkatkan pemahaman tentang pola-pola epidemiologi dan faktor risiko penyakit dan
masalah kesehatan masyarakat
Misi:
- Mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data tentang penyakit dan masalah
kesehatan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi pola-pola epidemiologi dan faktor risiko
yang terkait
- Memberikan informasi yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan pencegahan dan
pengendalian penyakit dan masalah kesehatan masyarakat
- Melakukan surveilans secara tepat dan efektif untuk mendeteksi kasus baru dan melacak
penyebaran penyakit dengan lebih baik, sehingga memungkinkan untuk mengambil tindakan
pencegahan yang lebih cepat dan efektif
- Mempromosikan kolaborasi antara berbagai instansi dan organisasi kesehatan dalam
melakukan surveilans dan mengendalikan penyakit dan masalah kesehatan masyarakat.
Dengan visi dan misi yang jelas, pengantar surveilans epidemiologi dalam kesehatan
dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Tujuan dari pengantar surveilans epidemiologi dalam kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Memantau dan melacak kejadian penyakit dan masalah kesehatan masyarakat
Surveilans epidemiologi bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kejadian penyakit dan
masalah kesehatan masyarakat dalam populasi tertentu. Dengan memantau dan melacak kejadian
ini, para ahli kesehatan dapat mengidentifikasi pola-pola epidemiologi dan faktor risiko yang
terkait, serta mengambil tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat.
2. Meningkatkan pemahaman tentang penyakit dan masalah kesehatan masyarakat
Surveilans epidemiologi juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang penyakit dan
masalah kesehatan masyarakat yang ada. Dengan mempelajari pola-pola epidemiologi, seperti
pola waktu dan geografis, serta faktor risiko dan karakteristik populasi yang terkait dengan
penyakit atau masalah kesehatan tertentu, para ahli kesehatan dapat meningkatkan pemahaman
tentang penyakit dan masalah kesehatan masyarakat yang ada, serta merencanakan tindakan
pencegahan dan pengendalian yang lebih efektif.
3. Mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit dan masalah kesehatan masyarakat
Tujuan utama surveilans epidemiologi adalah untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran
penyakit dan masalah kesehatan masyarakat. Dengan melakukan surveilans secara tepat dan

9
efektif, para ahli kesehatan dapat mendeteksi kasus baru dan melacak penyebaran penyakit
dengan lebih baik, sehingga memungkinkan untuk mengambil tindakan pencegahan yang lebih
cepat dan efektif.
4. Menentukan prioritas kesehatan masyarakat
Surveilans epidemiologi juga dapat membantu dalam menentukan prioritas kesehatan
masyarakat. Dengan memantau kejadian penyakit dan masalah kesehatan masyarakat dalam
populasi tertentu, para ahli kesehatan dapat menentukan area atau populasi yang paling rentan
dan membutuhkan tindakan pencegahan dan pengendalian yang lebih besar.
Dengan tujuan-tujuan tersebut, pengantar surveilans epidemiologi dalam kesehatan dapat
membantu para ahli kesehatan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.
3. Prinsip surveilans epidemiologi
Prinsip surveilans epidemiologi adalah serangkaian prinsip yang digunakan untuk memonitor
dan mengendalikan penyakit di suatu populasi. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
1. Melakukan pengumpulan data secara sistematis dan terus-menerus: Data harus dikumpulkan
secara sistematis dan terus-menerus untuk memantau kejadian penyakit di suatu populasi.
2. Menggunakan definisi kasus yang jelas: Definisi kasus yang jelas harus digunakan untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan konsisten dan dapat dibandingkan.
3. Melakukan analisis data secara berkala: Data yang dikumpulkan harus dianalisis secara
berkala untuk mengidentifikasi tren dan pola yang mungkin muncul.
4. Menindaklanjuti kasus yang dilaporkan: Kasus yang dilaporkan harus ditindaklanjuti dengan
cepat dan efektif untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih lanjut.
5. Memperbaiki sistem surveilans: Sistem surveilans harus diperbaiki secara terus-menerus untuk
meningkatkan efektivitasnya.
6. Menjalin kerja sama yang baik dengan penyedia layanan kesehatan: Kerja sama yang baik
dengan penyedia layanan kesehatan penting untuk memastikan bahwa kasus penyakit dilaporkan
dengan akurat dan tepat waktu.
7. Melaksanakan intervensi yang tepat waktu: Intervensi yang tepat waktu harus dilaksanakan
untuk mencegah penyebaran penyakit yang lebih lanjut.

10
8. Memberikan informasi kepada publik: Informasi yang akurat dan tepat waktu harus diberikan
kepada publik untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit dan tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan.

4. Jenis-jenis surveilans dalam kesehatan


Jenis-jenis surveilans dalam kesehatan dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan
fokus dan tujuannya. Beberapa jenis surveilans yang umum dilakukan dalam kesehatan adalah
sebagai berikut:
1. Surveilans penyakit menular
Surveilans penyakit menular adalah jenis surveilans yang fokus pada pengumpulan data tentang
kejadian penyakit menular dalam populasi tertentu. Surveilans ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kasus baru dan melacak penyebaran penyakit, serta memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
2. Surveilans penyakit tidak menular
Surveilans penyakit tidak menular adalah jenis surveilans yang fokus pada pengumpulan data
tentang kejadian penyakit tidak menular, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker.
Surveilans ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola epidemiologi dan faktor risiko yang
terkait dengan penyakit, serta merencanakan tindakan pencegahan dan pengendalian yang lebih
efektif.
3. Surveilans kesehatan lingkungan
Surveilans kesehatan lingkungan adalah jenis surveilans yang fokus pada pengumpulan data
tentang faktor-faktor lingkungan yang berpotensi mempengaruhi kesehatan masyarakat, seperti
air, udara, dan tanah yang terkontaminasi. Surveilans ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko
kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan lingkungan, serta merencanakan tindakan
pencegahan dan pengendalian yang tepat.
4. Surveilans cedera
Surveilans cedera adalah jenis surveilans yang fokus pada pengumpulan data tentang kejadian
cedera, seperti kecelakaan lalu lintas, kekerasan, dan jatuh. Surveilans ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pola-pola epidemiologi dan faktor risiko yang terkait dengan cedera, serta
merencanakan tindakan pencegahan dan pengendalian yang lebih efektif.
5. Surveilans kesehatan reproduksi dan anak

11
Surveilans kesehatan reproduksi dan anak adalah jenis surveilans yang fokus pada pengumpulan
data tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan anak, seperti penyakit menular seksual,
kehamilan, dan kematian bayi. Surveilans ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola
epidemiologi dan faktor risiko yang terkait dengan kesehatan reproduksi dan anak, serta
merencanakan tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat.
Dengan jenis-jenis surveilans tersebut, para ahli kesehatan dapat memantau, melacak, dan
mencegah penyebaran penyakit dan masalah kesehatan masyarakat secara lebih efektif.
6. surveilans epidemiologi matra
Surveilans epidemiologi matra adalah pengumpulan, analisis, dan interpretasi data kesehatan
yang berkaitan dengan penyakit, cedera, atau kondisi kesehatan lainnya di antara personel militer
dan keluarga mereka. Surveilans ini dilakukan untuk memantau dan mengendalikan penyakit
yang dapat mempengaruhi kesehatan personel militer dan kesiapan operasional militer.
Surveilans epidemiologi matra bertujuan untuk mengidentifikasi kasus penyakit atau kondisi
kesehatan yang mungkin terkait dengan tugas militer atau faktor lingkungan yang terkait dengan
tugas militer. Selain itu, surveilans ini juga dapat membantu dalam pengembangan kebijakan
kesehatan militer dan pencegahan penyakit serta penanganan kasus penyakit yang terjadi di
kalangan personel militer.
5. Sumber data surveilans
Sumber data surveilans pada semua jenis surveilans kesehatan dapat berasal dari berbagai
sumber, tergantung pada tujuan dan cakupan surveilans tersebut. Beberapa sumber data
surveilans kesehatan yang umum meliputi:
1. Laporan kasus: Data kasus penyakit atau kondisi kesehatan yang dilaporkan oleh tenaga medis
atau masyarakat dapat menjadi sumber data dalam surveilans kesehatan.
2. Sistem informasi kesehatan: Data kesehatan dapat diambil dari sistem informasi kesehatan
seperti rekam medis elektronik, sistem informasi rumah sakit, atau sistem informasi kesehatan
masyarakat.
3. Surveilans laboratorium: Data dari hasil tes laboratorium seperti tes darah, tes urine, atau tes
lainnya dapat menjadi sumber data dalam surveilans kesehatan.
4. Surveilans vaksinasi: Data vaksinasi dapat menjadi sumber data penting dalam surveilans
kesehatan, terutama dalam mengidentifikasi cakupan vaksinasi dan efektivitas vaksin.

12
5. Surveilans lingkungan: Data lingkungan seperti kualitas udara, air, dan tanah dapat menjadi
sumber data dalam surveilans kesehatan, terutama dalam mengidentifikasi potensi risiko
kesehatan lingkungan.
6. Surveilans kesehatan masyarakat: Data kesehatan masyarakat seperti mortalitas, morbiditas,
dan faktor risiko kesehatan dapat menjadi sumber data dalam surveilans kesehatan, terutama
dalam mengidentifikasi tren dan pola kesehatan masyarakat.
7. Surveilans epidemiologi matra: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, surveilans
epidemiologi matra adalah surveilans kesehatan yang secara khusus ditujukan pada personel
militer dan keluarga mereka.
Dalam melakukan surveilans kesehatan, penting untuk memastikan bahwa data yang
dikumpulkan akurat, terpercaya, dan dilindungi dari penggunaan yang tidak sah. Selain itu, perlu
juga memastikan bahwa privasi dan kerahasiaan dari individu yang terlibat tetap terjaga.
6. Analisis data surveilans
Analisis data surveilans pada epidemiologi dilakukan untuk mengidentifikasi tren dan pola
penyakit atau kondisi kesehatan dalam populasi yang diamati. Tujuan utama dari analisis data
surveilans adalah untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan
strategi pencegahan dan pengendalian penyakit atau kondisi kesehatan yang diamati.
Beberapa teknik analisis data surveilans yang umum digunakan dalam epidemiologi meliputi:
1. Deskriptif: Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan distribusi kasus penyakit atau
kondisi kesehatan dalam populasi yang diamati. Analisis ini mencakup penghitungan frekuensi,
proporsi, dan rasio kasus penyakit atau kondisi kesehatan.
2. Analisis spasial: Analisis spasial digunakan untuk memetakan distribusi spasial kasus penyakit
atau kondisi kesehatan dalam populasi yang diamati. Analisis ini dapat membantu
mengidentifikasi cluster kasus penyakit atau kondisi kesehatan dan faktor lingkungan yang
terkait dengan kasus-kasus tersebut.
3. Analisis temporal: Analisis temporal digunakan untuk memetakan pola waktu kasus penyakit
atau kondisi kesehatan dalam populasi yang diamati. Analisis ini dapat membantu
mengidentifikasi tren dan pola kasus penyakit atau kondisi kesehatan, serta faktor risiko yang
terkait dengan kasus-kasus tersebut.
4. Analisis faktor risiko: Analisis faktor risiko digunakan untuk mengidentifikasi faktor risiko
yang terkait dengan kasus penyakit atau kondisi kesehatan. Analisis ini dapat membantu

13
mengembangkan strategi pencegahan dan pengendalian penyakit atau kondisi kesehatan yang
lebih efektif.
5. Analisis regresi: Analisis regresi digunakan untuk mempelajari hubungan antara variabel
klinis, lingkungan, atau perilaku dengan kasus penyakit atau kondisi kesehatan. Analisis ini
dapat membantu mengidentifikasi faktor risiko yang paling signifikan dalam pengembangan
strategi pencegahan dan pengendalian.
Dalam melakukan analisis data surveilans, penting untuk memastikan bahwa data yang
digunakan akurat, terpercaya, dan relevan dengan tujuan analisis. Perlu juga memperhatikan
faktor-faktor seperti keamanan data dan privasi individu yang terlibat dalam surveilans.
7. Interpretasi data surveilans
Interpretasi data surveilan epidemiologi adalah proses menganalisis data yang dikumpulkan
dari survei kesehatan masyarakat atau sistem pemantauan penyakit dan mengambil kesimpulan
mengenai tren dan pola penyakit yang terjadi di populasi. Interpretasi data ini dapat membantu
para ahli kesehatan dalam memahami masalah kesehatan yang sedang terjadi, menentukan
tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit, serta mengevaluasi efektivitas program
kesehatan.
Beberapa langkah yang biasanya dilakukan dalam interpretasi data surveilan epidemiologi
antara lain:
1. Deskripsi data: Menjelaskan karakteristik data seperti jumlah kasus, waktu dan tempat
terjadinya kasus, dan faktor-faktor risiko yang terkait dengan kasus.
2. Analisis data: Melakukan analisis statistik untuk mengidentifikasi pola dan tren penyakit, serta
membandingkan data dengan standar epidemiologi.
3. Interpretasi data: Mengambil kesimpulan dari hasil analisis data dan menjelaskan arti dari
temuan tersebut dalam konteks kesehatan masyarakat.
4. Pengambilan tindakan: Menentukan tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit yang
tepat berdasarkan temuan dari interpretasi data.
Interpretasi data surveilan epidemiologi sangat penting untuk membantu para ahli kesehatan
dalam membentuk kebijakan dan program kesehatan yang efektif dan efisien dalam menangani
masalah kesehatan di masyarakat.
8. Pelaporan hasil surveilans

14
Pelaporan hasil surveilans epidemiologi adalah proses pengiriman informasi tentang kasus
penyakit atau kejadian kesehatan tertentu dari sumber data ke pihak yang membutuhkan
informasi tersebut, seperti pihak kesehatan masyarakat dan pihak yang bertanggung jawab dalam
pengambilan kebijakan dan pengendalian penyakit di tingkat nasional atau daerah. Pelaporan
hasil surveilans epidemiologi sangat penting untuk membantu para ahli kesehatan dalam
memahami masalah kesehatan yang sedang terjadi, menentukan tindakan pencegahan dan
pengendalian penyakit, serta mengevaluasi efektivitas program kesehatan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaporan hasil surveilans epidemiologi antara lain:
1. Waktu pelaporan: Pelaporan harus dilakukan dengan segera setelah kasus penyakit atau
kejadian kesehatan tertentu terdeteksi.
2. Format pelaporan: Pelaporan harus menggunakan format yang sesuai dengan kebutuhan pihak
yang menerima laporan, seperti format elektronik atau format tertulis.
3. Konten pelaporan: Pelaporan harus berisi informasi yang lengkap dan akurat, termasuk
karakteristik kasus seperti usia, jenis kelamin, alamat tempat tinggal, waktu terjadinya kasus,
gejala yang dialami, hasil pemeriksaan laboratorium, dan sebagainya.
4. Privasi dan kerahasiaan: Pelaporan harus memperhatikan privasi dan kerahasiaan pasien,
sehingga informasi yang dilaporkan tidak merugikan pasien atau melanggar hak privasi pasien.
5. Tujuan pelaporan: Pelaporan harus dilakukan dengan tujuan untuk membantu pengambilan
kebijakan dan pengendalian penyakit, sehingga informasi yang dilaporkan harus relevan dan
bermanfaat bagi pihak yang menerima laporan.
Pelaporan hasil surveilans epidemiologi dapat dilakukan secara periodik atau berkelanjutan,
tergantung pada jenis surveilans yang dilakukan dan kebutuhan pihak yang menerima laporan.
9. Etika dan privasi dalam surveilans
Etika dan privasi adalah dua hal penting yang harus diperhatikan dalam surveilans
epidemiologi. Surveilans epidemiologi dapat menghasilkan data sensitif mengenai kesehatan
individu dan populasi, sehingga perlu dilakukan dengan memperhatikan etika dan privasi.
Beberapa prinsip etika yang perlu diperhatikan dalam surveilans epidemiologi antara lain:
1. Prinsip kerahasiaan: Informasi yang diperoleh dari surveilans harus dijaga kerahasiaannya dan
hanya digunakan untuk tujuan yang telah ditentukan.

15
2. Prinsip privasi: Surveilans epidemiologi harus dilakukan dengan memperhatikan privasi
individu dan tidak mengekspos informasi pribadi tanpa persetujuan individu atau tanpa alasan
yang kuat.
3. Prinsip keadilan: Surveilans epidemiologi harus dilakukan secara adil dan tidak diskriminatif,
sehingga semua individu dan kelompok masyarakat memiliki hak yang sama untuk melindungi
kesehatannya.
4. Prinsip transparansi: Informasi tentang surveilans epidemiologi harus disampaikan secara
transparan kepada individu atau kelompok masyarakat yang terkena dampak, sehingga mereka
dapat memahami risiko dan tindakan pencegahan yang harus dilakukan.
Dalam hal privasi, beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menjaga privasi dalam
surveilans epidemiologi antara lain:
1. Anonimisasi data: Data yang dikumpulkan harus diubah sehingga tidak dapat dihubungkan
dengan individu tertentu.
2. Penggunaan data hanya untuk tujuan surveilans: Data hanya boleh digunakan untuk tujuan
surveilans dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain tanpa persetujuan individu.
3. Pengamanan data: Data harus disimpan dengan aman dan dijaga agar tidak disalahgunakan
atau dicuri oleh pihak yang tidak berwenang.
4. Persetujuan individu: Sebelum memperoleh data dari individu, harus diperoleh persetujuan
dari individu tersebut dengan jelas dan tegas.
Dengan memperhatikan prinsip etika dan privasi, surveilans epidemiologi dapat dilakukan
dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab, sehingga dapat memberikan manfaat bagi
kesehatan masyarakat tanpa merugikan privasi atau etika.
10. Penyelenggara surveilans epidemiologi
Penyelenggaraan surveilans epidemiologi dapat dilakukan berdasarkan pola pelaksanaan
yang berbeda, tergantung pada fokus dan tujuan pemantauan. Beberapa pola pelaksanaan yang
umum digunakan dalam surveilans epidemiologi antara lain sebagai berikut:
1. Surveilans Aktif: Pada pola ini, petugas surveilans secara aktif mencari kasus penyakit dengan
melakukan survei lapangan, kunjungan rumah, dan pemantauan media sosial. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa semua kasus penyakit terdeteksi dan dilacak.

16
2. Surveilans Pasif: Pada pola ini, petugas surveilans hanya memantau kasus penyakit yang
dilaporkan oleh lembaga kesehatan masyarakat, rumah sakit, atau laboratorium. Tujuannya
adalah untuk memantau kasus penyakit secara lebih efisien dan menghindari duplikasi pelaporan.
3. Surveilans Sindrom: Pada pola ini, petugas surveilans memantau gejala atau sindrom tertentu,
seperti demam atau diare, untuk mendeteksi kelompok penyakit yang mungkin terkait.
Tujuannya adalah untuk memantau secara dini dan mencegah penyebaran penyakit sebelum
diagnosis spesifik diketahui.
4. Surveilans Laboratorium: Pada pola ini, petugas surveilans memantau hasil tes laboratorium
untuk penyakit tertentu, seperti infeksi saluran kemih atau hepatitis. Tujuannya adalah untuk
mendeteksi kasus penyakit yang mungkin tidak terdeteksi melalui surveilans pasif atau aktif.
5. Surveilans Sentinil: Pada pola ini, kelompok tertentu dari fasilitas kesehatan, seperti klinik
atau puskesmas, dipilih untuk melakukan pemantauan secara teratur. Tujuannya adalah untuk
memantau perkembangan penyakit di tingkat komunitas dan memfasilitasi tindakan pencegahan
dan kontrol yang lebih cepat.
Dalam semua pola pelaksanaan, penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan
akurat, terkini, dan sesuai dengan standar dan protokol yang ditetapkan. Hal ini akan memastikan
bahwa informasi yang diperoleh dari surveilans epidemiologi dapat digunakan untuk mengambil
keputusan yang tepat dan menginformasikan tindakan pencegahan dan pengendalian yang
diperlukan.
11. Tantangan dan kendala dalam surveilans
Surveilans epidemiologi adalah proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data untuk
mengawasi dan memahami penyebaran penyakit di populasi. Tantangan dan kendala surveilans
dalam epidemiologi meliputi:
1. Keterbatasan data: Data yang diperoleh terkadang tidak lengkap atau akurat, sehingga dapat
mengganggu analisis epidemiologi yang dilakukan.
2. Keterlambatan dalam pelaporan kasus: Keterlambatan dalam pelaporan kasus dapat
mengganggu langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit.
3. Perbedaan dalam definisi kasus: Perbedaan dalam definisi kasus di antara wilayah atau negara
dapat mempengaruhi perbandingan antara tingkat insiden dan prevalensi di wilayah yang
berbeda.

17
4. Kurangnya partisipasi dari masyarakat: Kurangnya partisipasi dari masyarakat dalam
surveilans dapat memperlambat deteksi kasus dan pengambilan tindakan pencegahan dan
pengendalian penyakit.
5. Kurangnya sumber daya: Kurangnya sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan
anggaran dapat membatasi kemampuan untuk melakukan surveilans epidemiologi secara efektif.
6. Kebijakan privasi: Kebijakan privasi dapat membatasi akses ke data kesehatan dan
menghambat kemampuan untuk melakukan surveilans epidemiologi.
7. Perubahan dalam praktek kesehatan: Perubahan dalam praktek kesehatan seperti penggunaan
vaksin baru atau perubahan dalam metode pengujian dapat mempengaruhi interpretasi data dan
analisis epidemiologi.
8. Kompleksitas penyakit: Penyakit yang kompleks seperti HIV/AIDS atau penyakit kronis dapat
membutuhkan metode surveilans yang lebih kompleks dan biaya yang lebih tinggi.
9. Perubahan lingkungan: Perubahan lingkungan seperti perubahan iklim atau urbanisasi dapat
mempengaruhi penyebaran penyakit dan memerlukan metode surveilans yang lebih adaptif dan
fleksibel.

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara keseluruhan, surveilans epidemiologi sangat penting dalam memantau dan memahami
penyebaran penyakit di populasi. Dalam melakukan surveilans, terdapat berbagai tantangan dan
kendala yang perlu diatasi, seperti keterbatasan data, keterlambatan pelaporan kasus, perbedaan
dalam definisi kasus, kurangnya partisipasi masyarakat, kurangnya sumber daya, kebijakan
privasi, perubahan dalam praktek kesehatan, kompleksitas penyakit, dan perubahan lingkungan.
Namun, dengan mengatasi tantangan dan kendala tersebut, surveilans epidemiologi dapat
memberikan banyak manfaat, seperti memungkinkan identifikasi kasus penyakit yang baru
muncul atau meningkat, memantau tren penyakit, mendukung pengambilan keputusan dalam
pengendalian penyakit, dan menginformasikan program kesehatan masyarakat. Oleh karena itu,
surveilans epidemiologi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam upaya pencegahan
dan pengendalian penyakit di populasi.
B. SARAN
Berikut adalah beberapa saran terkait surveilans epidemiologi:
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam surveilans epidemiologi dengan memberikan
informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang pentingnya surveilans dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit.
2. Mengembangkan sistem pelaporan kasus yang efektif dan efisien untuk mempercepat deteksi
kasus penyakit dan pengambilan tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit.
3. Meningkatkan keterampilan dan kapasitas petugas kesehatan dalam melakukan surveilans
epidemiologi, termasuk dalam pengumpulan, analisis, dan interpretasi data.
4. Mengembangkan dan memperbarui definisi kasus penyakit secara teratur agar sesuai dengan
perkembangan terbaru dalam praktik kesehatan dan teknologi diagnostik.
5. Mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk surveilans epidemiologi, termasuk untuk
pelatihan petugas kesehatan, pengembangan sistem pelaporan kasus, dan pengumpulan dan
analisis data.

19
6. Meningkatkan kerjasama antara berbagai organisasi kesehatan dan lembaga pemerintah dalam
melakukan surveilans epidemiologi, termasuk dalam pertukaran informasi dan pengembangan
strategi pengendalian penyakit.
7. Mengembangkan metode surveilans yang lebih adaptif dan fleksibel dalam menghadapi
perubahan lingkungan dan perkembangan penyakit yang kompleks.
8. Melakukan evaluasi terhadap sistem surveilans epidemiologi secara teratur untuk
memperbaiki kelemahan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem.

20
DAFTAR RUJUKAN

Akbar, P. S., Parinduri, S. K., & Hidana, R. (2019). Gambaran Pelaksanaan Surveilans
Epidemiologi Di Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang Kabupaten Bogor Tahun 2018.
PROMOTOR, 2(5), 410-421.

Asemahagn, M.A. (2018). Epidemiology and public health surveillance: A review of


global examples. Ethiopian Journal of Health Sciences, 28(2), 227-238.
Batubata, I. (2011). Kata pengantar. dalam Ja’far (ed), al-Jamiatul Washliyah.

Centers for Disease Control and Prevention. (2012). Principles of epidemiology in public
health practice. Atlanta, GA: U.S. Department of Health and Human Services.
Hastuti, N. M., Sri Sugiarsi, S. K. M., & Arief Kurniawan, S. K. M. (2014). Manajemen
Surveilans Epidemiologi Penyakit Potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Karanganyar Tahun 2014 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/Survailans%20Epidemiologi.pdf
Lister, I. N. E., Novalinda, C., & Girsang, E. (2022). Buku Ajar Dasar
Epidemiologi. PUBLISH BUKU UNPRI PRESS ISBN.

McNeill, R., & Huber, C. (2013). Surveillance for emerging infectious diseases:
Adaptation and innovation. Canadian Journal of Public Health, 104(3), e264-e267.
Nsubuga, P., White, M.E., Thacker, S.B., et al. (2006). Public health surveillance: A tool
for targeting and monitoring interventions. In Jamison, D.T., Breman, J.G., Measham, A.R., et
al. (Eds.), Disease control priorities in developing countries (2nd ed., pp. 997-1017). New York:
Oxford University Press.
Thacker, S.B., & Stroup, D.F. (1994). Future directions for comprehensive public health
surveillance and health information systems in the United States. American Journal of
Epidemiology, 140(5), 383-397.

21

Anda mungkin juga menyukai