DISUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan atas
anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk sehingga saya diberikan
kemampuan dan kemudahan dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum cukup baik dan masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya masih banyak mempunyai keterbatasan
pengetahuan dalam materi, sehingga menjadikan keterbatasan bagi kami untuk memberikan
penjelasan yang lebih dalam tentang makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya mohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kekurangan dan kesalahan.
Semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita dan juga dapat menambah pengetahuan kita
agar dapat lebih luas lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 5
C. TUJUAN PENULISAN...................................................................................... 5
D. MANFAAT PENULISAN.................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN PERANAN EPIDEMIOLOGI........................................ 7
B. KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI........................................................................ 9
C. KONSEP PENYEBAB PENYAKIT.................................................................. 9
D. UKURAN FREKUENSI PENYAKIT............................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................... 21
B. SARAN............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
4
Koch, James Lind, Lord Kelvin, Kuhn, dan Fransiscus Glton (Hasmi,SKM, 2011).
Para sarjana ini telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku.
Konsep tersebut antara lain :
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistic,
3. Penularan penyakit dan,
4. Eksperimen pada manusia.
Ketika kita sebagai peneliti ataupun tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan, kita
akan mengumpulkan data, baik secara primer maupun sekunder, seperti data tentang
karakteristik responden penelitian, darta kasus penyakit, data perilaku berisiko wanita,
dan lain lain. Sebagai epidemiologis, bagaimana kita membuat data ini lebih
bermakna dan dapat bermanfaat bagi kebijakan kesehatan ? salah satu cara yang kita
lakukan adalah melakukan berbagai perhiyungan dalam epidemiologi. (Najmah,
SKM, 2015)
Perhitungan dalam epidemiologi diperlukan untuk menggambarkan kondisi
kesehatan masyarakat, menilai hubungan antara paparan (faKtor resiko) dengan
penyakit atau masalah kesehatan lainnya, dan menilai dampak dari suatu paparan
terhadap penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Dengan adanya perhitunga
epidemiologi ini dapat diketahui resiko seseorang untuk mengalami masalah
kesehatan dan pada akhirnya berguna untuk pengendalian dan pencehgahan masalah
kesehatan. (Najmah, SKM, 2015)
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi epidemiologi?
2. Apa saja kegunaan epidemiologi?
3. Apa saja ukuran dari rasio dan resiko dalam epidemiologi ?
4. Bagaimana konsep terjadinya penyakit?
5. Bagaimana cara menghitung dan menginterpretasi ratio, proporsi, dan rate?
6. Bagaimana cara menghitung dan menginterpretasi ukuran point prevalens dan period
prevalens?
7. Bagaimana cara menghitung dan menginterpretasi ukuran insidens kumulatif dan
insidens rate?
8. Bagaimana cara menghitung dan menginterpretasi angka yang termasuk dalam
indeks mortalitas?
5
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi epidemiologi?
2. Untuk mengetahui kegunaan epidemiologi?
3. Untuk mengetahui ukuran dari rasio dan resiko dalam epidemiologi ?
4. Untuk mengetahui konsep terjadinya penyakit?
5. Untuk mengetahui cara menghitung dan menginterpretasi ratio, proporsi, dan rate?
6. Untuk mengetahui cara menghitung dan menginterpretasi ukuran point prevalens dan
period prevalens?
7. Untuk mengetahui cara menghitung dan menginterpretasi ukuran insidens kumulatif
dan insidens rate?
8. Untuk mengetahui cara menghitung dan menginterpretasi angka yang termasuk
dalam indeks mortalitas?
D. Manfaat Penulisan
Mengetahui tentang perhitungan Epidemiologi dan macam-macam, cara dan tujuan
pengukuran Epidemiologi
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Variabel orang disini meliputi umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan,
golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga dan paritas.
b. Tempat (place)
Frekuensi penyakit di berbagai wilayah di dunia menunjukkan variasi
yang besar dan berbeda dalam distribusi geografisnya. Distribusi geografis
dapat berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan
penjelasan mengenai etiologi penyakit. Di dalam mempelajari etiologi
penyakit, peranan tempat sangat penting dalam menggambarkan secara jelas
pada penyelidikan suatu wabah. Beberapa penyakit antar wilayah tertentu
dapat berbeda frekuensinya, ada yang tinggi frekuensinya pada penyakit
tertentu di wilayah tertentu, bahkan hanya ada penyakit yang didapatkan pada
wilayah tertentu. Di Indonesia misalnya, terdapat penyakit Schistosomiasis
dan Filariasis hanya didapatkan pada wilayah tertentu. Schistosomiasis
terdapat di wilayah dimana terdapat keong sebagai vektornya. Faktor tempat
dapat dipengaruhi oleh keadaan iklim, tanah/geografis, penyebaran dan
kepadatan penduduk, flora dan fauna, sistem pelayanan kesehatan, agama dan
adat istiadat.
c. Waktu (time)
Waktu erat kaitannya dengan penyakit, karena dengan perubahan
penyakit menurut waktu dapat menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor
etiologis penyakit. Data penyakit berdasarkan waktu dapat menunjukkan
adanya kecenderungan tertentu, misalnya adanya peningkatan atau penurunan
angka morbiditas dan mortalitas. Penyakit dapat mengalami perubahan dari
waktu ke waktu, dapat dipengaruhi oleh keberadaan penyebab, perubahan
lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan pada alat
diagnosis, dan perubahan pada usaha pencegahan dan penanggulangan
penyakit. Variabel waktu meliputi: jam, hari, bulan, tahun, dan musim (musim
kemarau dan musim penghujan).
2) Epidemiologi analitik
Studi epidemiologi yang dirancang untuk mempelajari paparan, faktor risiko,
kausa, dan faktor-faktor yang dihipotesiskan mempunyai hubungan dengan
kejadian penyakit. Di dalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu
direnungkan, yaitu:
Who (siapa), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit itu atau
8
orang yang terkena penyakit.
Where (dimana), dimana penyebaran atau terjadinya penyakit.
When (kapan), kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut.
B. KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi memiliki kegunaan yaitu sebagai:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat
2) Mengetahui faktor kausa yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan dan yang menyebabkan terjadinya penyakit
3) Mengetahui riwayat alamiah penyakit
4) Mendeskripsikan status kesehatan masyarakat yaitu dengan menggambarkan
proporsi menurut status kesehatan, perubahan menurut waktu, dan perubahan
menurut umur.
5) Menyediakan data yang diperlukan untuk membuat perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan.
6) Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit.
7) Mengevaluasi hasil intervensi yaitu dengan menilai bagaimana keberhasilan
berbagai intervensi seperti promosi kesehatan dan upaya pencegahan.
9
c. Imunologis yaitu kekebalan yang diperoleh karena adanya infeksi
sebelumnya, memperoleh antibody dari ibu atau karena pemberian vaksinasi.
d. Tingkah laku atau Kebiasaan hidup, personal hygiene dan gaya hidup.
2. Penyebab (agent)
a. Penyebab primer, yang termasuk dalam penyebab primer yaitu:
1) Faktor biologis seperti: bakteri, protozoa, fungi dan virus.
2) Faktor fisik seperti radiasi dan trauma.
3) Faktor kimiawi seperti asbes dan cobal.
4) Faktor social seperti perilaku dan gaya hidup.
5) Faktor psikologis seperti stress dan tekanan batin.
b. Penyebab sekunder adalah unsur pembantu/penambah yang
menyebabkan penyebab primer dapat menimbulkan penyakit.
3. Lingkungan (environment)
Lingkuangan yang dapat menjadi faktor terjadinya sakit dapat dibedakan menjadi:
a. Lingkungan biologis, misalnya kepadatan penduduk, flora dan fauna.
b. Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, udara, iklim, keadaan geografi dan
topografi
c. Sosial ekonomi dan budaya, meliputi mata pencaharian, status ekonomi,
kepadatan, sistem pelayanan kesehatan, agama, adat istiadat, dan perilaku.
Keadaan interaksi antara host, agent dan environment dapat digambarkan
berikut ini pada gambar 1.1
Host Agent
Environment
10
1. Kemampuan agent meningkat
2. Agent mendapat kemudahan menimbulkan penyakit
3. Terjadi pada penyakit infeksi, yaitu munculnya strain baru dari agent
4. Misalnya mutasi pada virus
A
E
H
E
11
1. Pergeseran kualitas lingkungan memberatkan Agent
2. Perubahan kualitas lingkungan mempermudah/menguntungkan penyebaran Agent
3. Contoh: terjadinya banjir menyebabkan air kotor yang mengandung kuman pathogen
akan mengontaminasi manusia dan lebih mudah masuk ketubuh manusia
12
numerator (x) dan peristiwa lainnya yang tidak berhubungan sebagai denominator
(y). Ratio juga digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian, contoh sex
ratio.Rumus rasio sebagai berikut:
x
Rasio = ---------------- x k
y
Dimana: x = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut
tertentu.
y = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu,
tetapi dalam hal ini berbeda atributnya dengan anggota x.
k = konstanta (1)
karena k = 1, maka rumus rasio dapat disederhanakan menjadi Rasio = x/y
Contoh soal:
Jumlah kejadian keracunan makanan di desa X adalah 100 orang, dengan
rincian pria sebesar 25 dan wanita 75. Berapakah rasio kasus keracunan makanan
laki-laki terhadap wanitadi desa X tersebut?
Penyelesaian:
Rasio kasus laki-laki : wanita = 25/75 = 1/3
Jadi rasio jenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan
adalah 1:3
2. PROPORSI
Proporsi adalah bagian dari suatu peristiwa atau ukuran yang membandingkan
suatu peristiwa sebagai numerator (x) dan peristiwa lainnya sebagai denominator (y)
yang mengandung peristiwa numerator (x+y). Proporsi digunakan untuk melihat
komposisi suatu variabel dalam populasi. Contohnya adalah proporsi kejadian gizi
buruk diantara masalah gizi lainnya. Rumus proporsi sebagai berikut:
Proporsi = X
xk
(x+y)
Dimana: x = banyaknya peristiwa atau orang dll yang terjadi dalam kategori tertentu
atau sub kelompok dari kelompok yang lebih besar
13
y = banyaknya peristiwa atau orang dll, yang terjadi dalam semua kategori dari
kelompok data tsb.
k = konstanta (selalu sama 100)
Contoh soal:
Dalam suatu KLB penyakit Leptospirosis, jumlah penderita laki-laki sebanyak
25 orang dan jumlah penderita perempuan sebanyak 10 orang. Berapa proporsi
penderita laki-laki?
Penyelesaian :
Proporsi penderita laki-laki = 25/(25+10) x 100% = 71,43%
3. RATE
Rate adalah bsarnya peristiwa/kejadian yang terjadi pada keseluruhan
populasi dalam waktu tertentu. Nilai rate mengukur kemungkinan kejadian dalam
populasi terhadap beberapa peristiwa tertentu, misalnya kasus atau kematian karena
penyakit infeksi
Rumus rate sebagai berikut :
X
Rate = ---------------- x k
y
Berikut adalah penggunaan dari ketiganya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Penggunaan rasio, proporsi dan rate
14
Death-to-case ratio Case Fatality rate Crude mortality rate
Maternal mortality Cause specific mortality
rate rate
Proportionate Age specific mortality
mortality ratio rate
Postneonatal Age-adjusted mortality
mortality rate rate
Neonatal mortality rate
Infant mortality rate
4. INDEKS KESAKITAN
Digunakan untuk menggambarkan kejadian penyakit di populasi atau peluang
(risiko) terjadinya penyakit. Indeks kesakitan terdiri dari insidensi dan prevalensi.
1) Insidensi
a. Insidence rate (Angka Insidensi) adalah suatu ukuran frekuensi kejadian kasus
baru penyakit dalam suatu populasi tertentu selama suatu periode waktu
tertentu atau jumlah kejadian baru dalam kurun waktu tertentu dibagi
penduduk yang mempunyai risiko (population at risk) terhadap kejadian
tersebut dalam kurun waktu tertentu dikalikan dengan konstanta “k”.
Contoh:
Pada tahun 2009 terdapat kasus tuberkulosis paru sebesar 90 orang yang
dilaporkan terjadi di kota berpenduduk 200.000 orang. Berpakah angka insidensi per
100.000 penduduk di kota tersebut?
Penyelesaian:
Insidence rate= 90/200.000 x 100.000 = 45
Jadi Insidence ratetuberkulosis paru di kota tersebut pada tahun 2009 adalah 45 per
15
100.000 penduduk
b. Attack rate adalah angka insidensi, biasanya dinyakatan dalam persen dan
digunakan untuk mengamati kejadian penyakit di populasi pada waktu yang
terbatas, contohnya adalah selama terjadinya wabah atau KLB.
*k = hampir selalu 100, meskipun mungkin 1000. Jika k = 100, attack rate dapat
dinyatakan baik sebagai jumlah kasus per 100 penduduk maupun sebagai persen (%)
2) Prevalensi
Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu.
a. Angka prevalensi periode (PeriodPrevalenceRate) adalah jumlah penderita
lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada jangka waktu yang
bersangkutan dikalikan konstanta.
b. Angka Prevalensi poin (Point prevalence rate) adalah jumlah kasus yang
ditemukan pada suatu titik waktu tertentu dibagi dengan populasi berisiko
pada suatu waktu tertentu dikali konstanta
16
menunjukkan berapa kali risiko untuk mengalami penyakit pada populasi
terpapar dibandingkan dengan populasi yang tidak terpapar.
b. Odd Rasio
Adalah perbandingan odds subjek sakit dengan odds subjek tidak sakit.
Odds rasio merupakan sebuah pendekatan risiko relatif yang digunakan dalam
penelitian kasus kontrol. Pada penelitian case control, laju insidensi hampir
tidak mungkin diketahui karena paparan tidak diamati dari awal penelitian.
c. Rasio Prevalensi
Ukuran rasio prevalensi dapat menggunakan rumus odds rasio maupun
risk rasio akan tetapi daya yang digunakan adalah data prevalensi bukan data
kumulatif insidensi. Penghitungan rasio prevalensi dengan menggunakan
pendekatan risk rasio dan odds rasio.
Angka kematian adalah suatu ukuran frekuensi terjadinya kematian dalam
suatu populasi tertentu selama suatu masa jeda tertentu.
1. Case Fatality Rate adalah jumlah seluruh kematian akibat satu penyebab dalam
jangka waktu tertentu dibagi jumlah seluruh penderita pada waktu yang sama
dalam persen (per 100 kasus).
2. Crude Death Rate atau angka kematian kasar adalah sebuah estimasi proporsi
orang yang meninggal pada suatu populasi selama periode waktu tertentu. Angka
17
18
d. Angka Kematian Balita
Under Five Mortality Rate adalah jumlah seluruh kematian balita pada
satu jangka waktu tertentu dibagi jumlah seluruh balita pada tahun yang sama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
20
masalah- masalah kesehatan. Distribusi penyakit disini adalah bahwa epidemiologi
mempelajari pola penyebaran, kecenderungan, dan dampak penyakit terhadap
kesehatan populasi. Sedangkan determinan penyakit adalah epidemiologi mempelajari
faktor-faktor risiko dan faktor etiologi penyakit.
B. SARAN
Bagi pembaca, agar selalu memperhatikan kesehatan diri serta dapat mencegah
dari hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Bagi penyusun, agar
lebih memahami mengenai isi makalah diatas, dan selalu rajin untuk memperoleh
ilmu yang lebih baik dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/421266508/MAKALAH-PERHITUNGAN-
EPIDEMIOLOGI
21