Anda di halaman 1dari 17

MODUL IV (MASALAH KESEHATAN NASIONAL)

SKENARIO 2
PENYEBARAN PENYAKIT

DISUSUN OLEH :
SGD 4

Raihana Jihan Sabhira Keliat


71230811024

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr,Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Penyebaran Penyakit”

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kaliat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamua’alaikum Wr.Wb

Medan, 08 Januari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembelajaran.............................................................................. 2

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Definisi Epidemiologi Dan Konsep Terjadinya Penyakit........................ 3
2.2 Endemi, Epidemi, Screening dan Survey ................................................. 7
2.3 Cara Mengetahui Hasil Screening dan Survey Kesehatan Dalam
Berbagai Penelitian ...................................................................................... 7
2.4 Demografi dan Ukuran Dasar Demografi ................................................. 8
2.5 Indikator Penilaian Kesehatan Dalam Menentukan Derajat Kesehatan
Masyarakat .................................................................................................... 9

BAB III. PENUTUP


3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
SKENARIO 2 : PENYEBARAN PENYAKIT

Hasil screening dan survey kesehatan sering dilakukan didalam berbagai


disain penelitian epidemiologi. Dengan penilaian angka kesakitan (Morbiditas)
dan angka kematian (Mortalitas) pada penyakit menular / tidak menular,
menunjukkan bahwa endemi atau epidemi penyakit berhubungan dengan sumber
penularan, faktor risiko dan determinan unsur demografi yang berbeda-beda
sesuai kondisi masyarakat.

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Epidemiologi secara komprehensif merupakan ilmu yang mempelajari
distribusi dan determinan-determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan
pada populasi manusia. Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi
pada dasarnya adalah ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan
pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan
sejumlah faktor-faktor yang dipelajari berhubungan dengan penyakit.
Kebutuhan akan analisis kuantitatif, mulai dari perhitungan yang paling
sederhana hingga analisis yang paling canggih, menyebabkan epidemiologi
berhubungan erat dengan sebuah ilmu yang disebut biostatistik. Salah satu
unsur pokok penting dalam epidemiologi adalah pengukuran kejadian
penyakit.
Terdapat beberapa ukuran yang dipakai dalam mengukur kejadian
penyakit dan ukuran yang dipakai tergantung tujuan dari pengukuran.
Pengukuran kejadian penyakit dapat dilakukan dari hasil penemuan masalah
kesehatan yang ada di masyarakat. Secara umum, tujuan pengukuran kejadian
penyakit digunakan untuk menilai keadaan kesehatan, mengetahui potensi-
potensi untuk menanggulangi masalah kesehatan, dan mendeteksi kelompok
mana yang berisiko terkena penyakit. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pengukuran kejadian penyakit antara lain: ketepatan pengukuran, sensitivitas,
spesivitas, dan isu etika.
Telah diketahui bahwa untuk dapat memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, mencegah, dan mengobati penyakit serta memulihkan
kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakannya pelayanan
kesehatan masyarakat (public health services) yang sebaik-baiknya. Untuk
mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan
kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan
dimasyarakat. Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologi mencakup
Rate (angka), Rasio dan Proporsi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu epidemiologi dan konsep terjadinya penyakit?
2. Apa itu endemi, epidemi, screening dan survey?
3. Bagaimana cara mengetahui hasil screening dan survey kesehatan yang
dilakukan dalam berbagai desain penelitian?
4. Apa itu pengertian demografi dan ukuran dasar demografi?
5. Apa saja indikator penilaian kesehatan dalam menentukan derajat
kesehatan masyarakat?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan definisi epidemiologi
dan konsep terjadinya penyakit.
2. Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan apa yang dimaksud
dengan endemi, epidemi, screening dan survey.
3. Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan cara mengetahui hasil
screening dan survey kesehatan yang dilakukan dalam berbagai desain
penelitian.
4. Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan pengertian demografi
dan ukuran dasar demografi.
5. Mahasiswa/i mampu memahami dan menjelaskan berbagai indikator
penilaian kesehatan dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Epidemiologi Dan Konsep Terjadinya Penyakit


Epidemiologi secara terminologi berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari 3 kata yaitu epi (di atas/di antara/ yang di antara), demos
(populasi, orang, masyarakat), dan logos (ilmu). Berdasarkan arti secara
harfiah tersebut, dapat dikatakan epidemiologi merupakan ilmu yang
mempelajari suatu penyakit yang ada di antara masyarakat/populasi.

Epidemiologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan dalam


mencari penyebab penyakit. Dewasa ini, epidemiologi selain sebagai ilmu
dalam mencari penyebab suatu penyakit, juga digunakan dalam pemilihan
upaya pencegahan penyakit. Terdapat beberapa definisi epidemiologi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli.

Adapun beberapa definisi epidemiologi adalah sebagai berikut:


1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan perluasan
suatu penularan penyakit dalam suatu kelompok penduduk atau
masyarakat (Definisi lama sebelum tahun 1960).
2. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan
determinan yang berhubungan dengan status kesehatan atau kejadian
penyakit pada masyarakat khusus, dan penggunaannya untuk
mengontrol masalah kesehatan (Last, 1995).
3. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan
faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia
(MacMahon & Pug, 1970).
4. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-
determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi
manusia (Murti, 1997).
5. Epidemologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan
kesehatan penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga

3
determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk
(Omran).
6. Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan jenis
tentang timbulnya penyakit pada manusia berdasarkan waktu dan
tempat (W.H. Frost).
7. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari, menganalisis serta
berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan maupun masalah
yang erat hubungannya dengan kesehatan pada suatu kelompok
penduduk tertentu (Noor, 2002).
8. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana dan mengapa
penyakit terjadi pada kelompok orang yang berbeda (Ahrens & Iris,
2005).

Secara garis besar, definisi-definisi tentang epidemiologi tersebut


memiliki persamaan satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan
determinan penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok manusia, serta
mempelajari bagaimana suatu penyakit terjadi dan meneliti upaya preventif
maupun upaya mengatasi masalah tersebut.

Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari


rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses interaksi
antara penjamu (host), dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan
(environment). Proses interaksi ketiga unsur tersebut disebut juga sebagai
trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi. Trias/segitiga epidemiologi
menjadi konsep dasar epidemiologi yang memberikan gambaran tentang
hubungan antara 3 faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit
dan masalah kesehatan lainnya. Hubungan interaksi host, agent, dan
environment yang menunjukkan keseimbangan dalam bentuk timbangan
yang menggambarkan kondisi sehat dapat dilihat pada Gambar berikut :

4
• Teori Keseimbangan Gordon

Konsep trias/segitiga epidemiologi dijadikan suatu model yang


menggambarkan/menganalogikan terjadinya penyakit sebagai adanya
sebatang pengungkit, yang mempunyai titik tumpu di tengah- tengahnya,
yakni environment (lingkungan). Pada kedua ujung batang tadi terdapat
pemberat, yaitu agent (penyebab) dan host (pejamu). Model ini dinamakan
Model Gordon atau biasa dikenal dengan Teori Keseimbangan Gordon.
Model ini dibuat oleh seorang dokter yang bernama John Gordon.
Ada 4 keadaan terjadinya penyakit yang dapat digambarkan dengan
menggunakan model Gordon ini, yaitu dapat dilihat pada. gambar-gambar
berikut :

5
Pada keadaan 1 terlihat bahwa agent memberatkan keseimbangan
sehingga batang pengungkit miring ke arah agent. Pemberatan agent
terhadap keseimbangan diartikan agent dapat dengan mudah menimbulkan
penyakit pada host. Dengan kata lain keadaan ini menunjukkan adanya
peningkatan kesanggupan agent dalam menyebabkan penyakit. Contoh:
mutasi Virus Influenza menjadi virus baru seperti virus H5N1 atau virus
yang menyebabkan flu burung. Ketika terdapat virus baru, populasi yang
belum punya atau belum pernah membuat zat imun terhadap virus tersebut,
dan bila berinteraksi kemungkinan sebagian besar akan sakit
Keadaan 2 terjadi apabila host memberatkan keseimbangan,
sehingga pengungkit miring ke arah host. Keadaan seperti ini dimungkinkan
apabila host menjadi rentan terhadap suatu penyakit. Misalnya apabila
jumlah penduduk menjadi muda atau proporsi jumlah penduduk balita
bertambah besar, maka sebagian besar populasi menjadi relatif rentan
terhadap penyakit anak. Contoh lain: ketika asupan gizi balita kurang maka
balita akan mudah terserang penyakit.
Keadaan 3 berbeda dengan keadaan 1, dalam hal bahwa penyebab
ketidakseimbangan disebabkan oleh bergesernya titik tumpu. Hal ini
menggambarkan terjadinya pergeseran kualitas lingkungan sehingga agent
memberatkan keseimbangan. keadaan seperti ini berarti bahwa pergeseran
kualitas lingkungan memudahkan agent memasuki tubuh host dan
menimbulkan penyakit. Dengan kata lain Pergeseran lingkungan yang
memungkinkan penyebaran penyakit. Contoh: lingkungan yang kotor
menyebabkan agent hidup berkembang biak dengan baik sehingga
menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare, kolera, disentri dan
lainnya
Keadaan 4 berbeda pula dengan keadaan 2, dalam hal ini penyebab
ketidakseimbangan disebabkan oleh bergesernya titik tumpu atau kualitas
lingkungan berubah, sehingga host memberatkan keseimbangan atau
perubahan lingkungan yang meningkatkan kerentanan host. Contoh:
terjadinya pencemaran udara karena CO yang masuk ke dalam saluran
pernapasan menyebabkan saluran udara paru-paru menyempit dapat

6
menghambat asupan oksigen, sehingga dapat menyebabkan kelainan pada
paru-paru bahkan pada organ jantung.

2.2 Endemi, Epidemi, Screening dan Survey


Epidemi adalah keadaan dimana didapat frekuensi penyakit
melebihi frekuensi biasa, atau dalam waktu yang singkat terdapat penyakit
yang berlebih. Contoh: wabah difteri yang terjadi di Indonesia.
Endemi adalah keadaan yang biasa atau normal atau frekuensi
penyakit tertentu berada dalam keadaan normal, dengan kata lain penyakit
tersebut biasa terjadi di satu daerah dengan frekuensi yang normal. Contoh:
Endemi Malaria di Irian Jaya.
Screening proses mengaji dengan skala besar untuk
menindentifikasi kehadiran penyakit pada orang yang tampaknya sehat.
Survey teknik pengumpulan data dengan mengambil sample dari
suatu populasi yang dilakukan sekali pada satu waktu tertentu.

2.3 Cara Mengetahui Hasil Screening dan Survey Kesehatan Dalam Berbagai
Penelitian
Tahapan untuk mengetahui hasil Skrining
1. Menetapkan jenis masalah kesehatan, lalu lakukan pengumpulan
keterangan yang berhubungan dengan penyakit yang akan dilakukan.
2. Menetapkan cara pengumpulan data.
3. Menetapkan kelompok masyarakat (ex: Masyarakat sehat,tetapi diduga
menderita penyakit).
4. Melakukan screening (penyaringan).
5. Tahap mempertajam penyaringan.
6. Tahap penyusunan laporan dan tindak lanjut.

Proses Survey (Surveilens)


Terdapat beberapa langkah dalam mencari hasil survey
1. Pengumpulan data ( Pada pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara
surveilans aktif ataupun surveilans pasif).
2. Pengolahan analisis dan interpretasi.

7
3. Analisis Data.
4. Interpretasi Data.
5. Diseminasi informasi.

2.4 Demografi dan Ukuran Dasar Demografi


Demografi adalah sebuah ilmu tentang susunan, jumlah, dan
perkembangan penduduk; ilmu yang mampu memberikan deskripsi statistik
tentang suatu bangsa yang dilihat dari sudut sosial politik; dan ilmu
kependudukan, dengan kata lain, Demografi dapat diartikan pula sebagai
sebuah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan penduduk
seperti kelahiran, kematian, dan migrasi, sehingga menghasilkan suatu
keadaan dan komposisi menurut umur dan jenis kelamin tertentu.
Ukuran dasar Demografi adalah untuk mengetahui seberapa tinggi
atau seberapa besar kondisi yang terjadi untuk situasi kependudukan
tertentu, juga menjadi ukuran untuk melakukan evaluasi terhadap berbagai
target/kondisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. Dengan
demikian ukuran dasar di bidang demografi memiliki 2 manfaat yaitu untuk
menilai kondisi yang terjadi dan untuk menilai target capaian yang
diharapkan untuk kondisi kependudukan/demografi tertentu, sehingga
evaluasi terhadap berbagai program di bidang kependudukan yang
direncanakan oleh pemerintah dapat diketahui pencapaiannya. Semua
ukuran dasar tersebut memiliki maknanya masing-masing yang
mencerminkan kondisi yang diwakilinya.
Beberapa peristiwa demografi dapat diukur dengan berbagai cara
seperti absolut dan relatif : rasio, proporsi, tingkat (rate). Setelah ukuran
absolute, misalnya jumlah penduduk, dikembangkan ukuran relative.
Dalam mengukur peristiwa-peristiwa demografi tersebut perlulah diketahui
dengan pasti hal-hal berikut.
1. Pada periode waktu mana peristiwa tersebut terjadi.
2. Kelompok penduduk mana yang mengalami peristiwa tersebut,
sering dikatakan kelompok penduduk mana yang mengalami resiko
untuk mengalami peristiwa tersebut.
3. Peristiwa apa yang diukur

8
Ketiga hal tersebut akan menentukan kelompok penduduk mana
yang memiliki resiko untuk mengalami peristiwa-peristiwa tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak semua orang memiliki resiko yang sama untuk
mengalami sebuah peristiwa. Berikut disampaikan secara rinci tentang
berbagai ukuran yang ada.
• Rasio dan Proporsi
Pada umumnya rasio dan proporsi digunakan untuk menganalisis
komponen demografi dari kelompok penduduk.
• Tingkat/Rate
Sedangkan tingkat/rate digunakan untuk menganalisis peristiwa-
peristiwa demografis dalam jangka waktu tertentu.

2.5 Indikator Penilaian Kesehatan Dalam Menentukan Derajat Kesehatan


Masyarakat
Sesuai dengan peraturan mentri kesehatan republik Indonesia
Nomor 39 tahun 2016, derajat kesehatan diukur dari beberapa indikator,
seperti umur harapan hidup, angka kematian bayi, kematian ibu, dan
prevalensi gizi kurang pada balita dan sebab itu diperlukan upaya untuk
meningkatkan pelayanan dan tingkat kesehatan masyarakat yang merata dan
dapat dirasakan di semua kalangan masyarakat.
Derajat kesehatan masyarakat adalah gambaran tentang kondisi
kesehatan yang terjadi secara umum dimasyarakat. Untuk mengukur atau
mengkuantifikasi kondisi kesehatan yang dihadapi satu daerah,
digunakanlah sejumlah indikator kesehatan. Di Indonesia, derajat kesehatan
masyarakat diukur berdasarkan kondisi :
1. Mortalitas (kematian)
Menurut Budi Utomo,1985 (dalam Mantra, 2013)
kematian adalah hilangnya seluruh tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang terjadi sewaktu-waktu setelah terjadinya
kelahiran hidup. Dengan begitu dapat diartikan bahwa adanya
proses kematian selalu didahului oleh proses kelahiran hidup.
Sehingga tidak ada kematian jika sebelum proses kehidupan.

9
Angka mortalitas terdiri atas angka kematian neonatal, angka
kematian bayi, angka kematian balita, dan angka harapan hidup.
2. Morbiditas (kesakitan)
Morbiditas adalah kondisi seseorang dikatakan sakit
apabila keluhan kesehatan yang dirasakan menyebabkan
terganggunya aktivitas sehari-hari yaitu tidak dapat melakukan
kegiatan bekerja, mengurus rumah tangga, dan kegiatan normal
sebagaimana biasanya. Semakin tinggi morbiditas,
menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin buruk.
Angka morbiditas mengacu pada angka kesakitan sejumlah
penyakit pada balita dan dewasa.

3. Status Gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Masalah gizi pada
dasarnya merupakan refleksi konsumsi zat gizi yang belum
mencukupi kebutuhan tubuh. Seseorang akan mempunyai status
gizi baik, apabila asupan gizi sesuai dengan kebutuhan
tubuhnya. Asupan gizi yang kurang dalam makanan, dapat
menyebabkan kekurangan gizi, sebaliknya orang yang asupan
gizinya berlebih akan menderita gizi lebih. Jadi status gizi adalah
gambaran individu sebagai akibat dari asupan gizi sehari-hari.
Peran penilaian status gizi bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya status gizi yang salah. Penilaian status gizi menjadi
penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan
kematian terkait dengan status gizi. Oleh karena itu dengan
diketahuinya status gizi, dapat dilakukan upaya untuk
memperbaiki tingkat kesehatan pada masyarakat.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang


frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Di dalam kesehatan ilmu Epidemiologi
sangatlah penting karena didalamnya terdapat peran dan tindakan yang harus
dilakukan untuk pencegahan masalah kesehatan tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Moh. Guntur Nangi, SKM., M.Kes. Fitri Yani, SKM., M.Kes. Sari Arie
Lestari., S.kep.Ns.,M.kes. Dasar Epidemiologi.
2. Rudi Sumarlin. Penilaian Status Gizi, 2021.
3. Jurnal Ilmu Hukum Humaniora Dan Politik. Dwi Sapto Bagaskoro, Fiqih
Aditya Alamsyah. Surya Ramadhan. 2022.
4. Jurnal Sains dan Seni. Pemodelan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Angka Morbiditas di Jawa Timur Menggunakan Regresi Nonparametrik
Spline. Krisna Wulandari, I Nyoman Budiantara, Madu Ratna. 2017.
5. Buku Pegangan Pengantar Kependudukan. Jilid 1. A A I N Marhaeni.
6. Dyan Kunthi Nugrahaeni, SKM, MKM. Konsep Dasar
Epidemiologi;Penerbit,EGC.

12
Lembar Penilaian Makalah

NO BAGIAN YANG DINILAI SKOR NILAI


1. Ada Makalah 60

2. Kesesuaian dengan LO 0-10

3. Tata cara penulisan 0-10

4. Pembahasan materi 0-10

5. Cover dan penjilidan 0-10

Total :

NB :
LO = Learning Objective

Medan, 08 Januari 2024

Dinilai oleh:
Tutor

(dr. Dody Firmanda, Sp.An )

13

Anda mungkin juga menyukai