Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

DOSEN PENGAMPU:

ICA FAUZIAH HARAHAP, SKM., M.KES

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

1. RIZQA
2. ROBIATUL TIYAS AMEILIA
3. ARDIAN DUWI LUPANZA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PALUTA HUSADA

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

GUNUNG TUA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmat dan hidayah-

Nya sehingga makalah ini dapat disusun hingga selesai dengan lancar.Makalah ini

disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “KONSEP DASAR

EPIDEMIOLOGI” yang kami sajikan berdasarkan berbagai sumber informasi.

Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang terkait

dalam pembuatan makalah atas bantuannya.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Semoga makalah yang telah disusun

ini dapat berguna bagi pembaca umumnya, khususnya kami sendiri untuk

kedepannya dapat memperbaiki susunan dan isi makalah menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami tahu masih

banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca kepada kami

Gunung Tua, Agustus 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR..............................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang...................................................................................1

1.2 Rumusan masalah..............................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian epidemiologi...................................................................4

2.2. Pengertian Epidemiologi..................................................................7

2.3. Kegunaan Ilmu Epidemiologi..........................................................8

2.4. Tujuan Epidemiologi........................................................................9

2.5. Ruang Lingkup dan Penerapan Epidemiologi..................................10

2.6. Mannfaat Epidemiologi....................................................................11

2.7. Konsep Timbul Penyakit..................................................................12

2.8. Pencegahan Penyakit........................................................................13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................15

3.2 Pesan..................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, Yaitu epi atau apon yang berarti

"pada" atau "tentang", demos= people yang berarti penduduk, dan logio=

knowledge yang berarti ilmu. Sehingga epidemiologi dapat diartikan: ilmu yang

mempelajari kejadian/kasus yang terjadi pada penduduk/masyarakat. Pada awal

perkembangannya epidemiologi mempunyai pengertian yang sempit dianggap

sebatas ilmu tentang epidemik.

Dalam perkembangan selanjutnya, hingga dewasa ini epidemiologi dapat

diartikan sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (faktor

penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk membuat

perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah

kesehatan. Sehingga epidemiologi tidak hanya mempelajari penyakit dan

epideminya saja tetapi juga menyangkut masalah kesehata n secara keseluruhan.

Ada beberapa profesional kesehatan masyarakat yang memandang

epidemiologi sebagai ilmu pengetahuan. Profesional lainnya memandang

epidemiologi lebih sebagai suatu metode bukan sebagai ilmu murni karena

ketidakjelasan definisi mengenai bidang ilmunya. Epidemiologi dapat

diasumsikan sebagai suatu metode ilmiah.

1
Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi

penyebab atau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang

menyebabkan penyakit, cedera, cacat atau kematian dalam populasi atau dalam

suatu. Epidemiologi didefinisikan dengan berbagai cara. Salah satu definisinya

adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor

yang memengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit kecacatan dan kematian

dalam populasi manusia.

Epidemiologi. meliputi pemberian ciri pada distribusi status kesehatan,

penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat lainnya berdasarkan usia, jenis

kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat,

orang, dan sebagainya. Karakteristik ini dilakukan guna menjelaskan

Epidemiologi .: meliputi pemberian ciri pada distribusi status kesehatan, atau

masala terkait penyakit masalah kesehatan masyarakat lainnya.

1.2. Rumusan Masalan

Ada beberapa masalah yang arus dipaami dalam epidemiologi:

1. apa pengertian dari epidemiologi

2. bagaimana cara menanggulangi penyakit

3. bagaimana cara mengurangi atau mencegah penyakit

4. apasaja dibahas dalam epidemiologi

5. agar kita memaami tentang materi epidemiologi

2
1.3. Tujuan

1. Agar kita paam tentang materi epidemiologi

2. Agar kita paham dan mengerti apa definisi dari epidemiologi

3. Agar kita mengerti tujuan dari epidemiologi

4. Agar semua orang tahu bagaimana cara menanggulagi penyakit

5. Agar kita semua paham epidemiologi tersebut

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Epidemiologi

Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu Kesehatan

Masyarakat (Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap keberadaan

penyakit dan masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat. Keberadaan penyakit

masyarakat itu didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu,

epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai suatu metode pendekatan banyak

memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah kesehatan.

Menurut asal katanya, secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai

kejadian yang menimpa penduduk. Epidemiologi berasal dari perkataan Yunan,

dimana epidemiologi, demos = people, penduduk, logia = knowledge, ilmu.

Namun epidemiologi ini tentu sesuai dengan sejarah kelahirannya dimana

epidemiologi memberikan perhatian terhadap penyakit yang mengenai penduduk.

Penyakit yang banyak menimpa penduduk pada dewasa itu hingga akhir abad 19

adalah penyakit wabah atau epidemic (penyakit yang mengenai penduduk secara

luas). Epidemiologi memberikan perhatian tentang epidemic yang banyak

menelan korban kematian, dan begitulah nama epidemiologi tidak bias dilepaskan

dengan epidemiologi itu sendiri.

Begitulah, pada awal perkembangannya, epidemiologi mempunyai pengertian

sempit. Epidemiologi dianggap sebagai ilmu tentang epidemic. Pada

perkembangan selanjutnya hingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan

sebagai ilmu tentang distribusi (penyebaran) dan determinan (factor-faktor

4
penentu) masalah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk pembuatan

perencanaan dan pengambilan keputusan dalam menanggulangi masalah

kesehatan. Dengan demikian, disini tampak bahwa epidemiolgi dimaksudkan

tidak hanya mempelajari penyakit epideminya saja, tetapi menyangkut masalah

kesehatan secara keseluruhan.

Sebagai ilmu yang berkembang, epidemiologi mengalami perkembangan

pengertian dank arena itu pula mengalami modifikasi dalam batasan atau definisi.

Berbagai definisi telah dikemukakan oleh para penulis dan mereka para para pakar

yang mencurahkan waktunya dalam epidemiologi. Beberapa diantara mereka

adalah:

1. Wade Hampton Frost (1972), Guru Besar Epidemiologi di School of

Hygiene, Universitas John Hopkins mendifinisikan epidemiologi sebagai

suatu pengetahuan tentang fenomena missal (mass phenomen) penyakit

infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) penyakit menular.

Disini tampak bahwa pada waktu itu penekanan perhatian epidemiologi

hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang mengenai massa

(masyarakat).

2. Greenwood (1934), Profesor di School of Hygiene and Tropical Medicine,

London, mengemukakan batasan epidemiologi yang lebih luas dimana

dikatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala

macam kejadian yang mengenai kelompok (herd) penduduk. Kelebihan

pengertian ini adalah dengan adanya penekanan pada kelompok penduduk

yang memberikan arahan distribusi dan metodologi terkait.

5
3. Brian Mac Mahon (1970), pakar epidemiologi di Amerika Serikat yang

bersama dengan Thomas F. Pugh menulis buku “Epidemiologi: Pricipals

and Methods” menyatakan bahwa epidemiology is the study of the

distribution and determinants of disease frequency in man”. Epidemiologi

adalah studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit pada

manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Walaupun

defenisinya cukup sederhana, disini tampak bahwa MacMahon

menekankan epidemiologi sebagai suatu pendekatan metodologi dalam

menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab mengapa terjadi

distribusi sedemikian dari suatu penyakit.

4. Gary D. Friedman (1974) selanjutnya dalam bukunya “Primer of

Epidemiology” menuliskan bahwa, Epidemiology is the study of disease

occurance in human populations. Batasa ini lebih sederhana dan tampak

sepadan dengan apa yang dikemukakan oleh Mac-Mahon. Dan ini pula

yang kurang lebih dikemukakan oleh Anders Ahlbom dan Staffan Norel

(1989) dalam bukunya Introduction of Modern Epidemiology. Dikatakan

bahwa Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya

penyakit pada populasi manusia. Hanya saja perlu ditambahkan bahwa

dalam kata pengantarnya, dia mengatakan antara lain : “Suatu lelucon

lama mengatakan bahwa seorang ahli epidemiologi telah berubah: tidak

lagi sebagai wilayah dari sejumlah kecil dokter yang berdedikasi, tapi telah

berkembang menjadi suatu disiplin riset yang nyata”. Ungkapan ini

mengingatkan akan latar belakan sejarah Epidemiologi yang semula

mendapat perhatian dan dikembangkan oleh para dokter dalam menggeluti

6
masalah penyakit, yang kemudian berkembang sebagai suatu pendekatan

metodologi.

Epidemiologi berkembang seiring dengan perkembangan penyakit dan

lingkungan masyarakat. Setiap transisi penyakit maupun perubahan lingkungan

yang memberi peluang berkembang biaknya penyakit pastilah secara sadar

maupun tidak sadar selalu kita menggunakan epidemiologi baik sebagai ilmu

maupun alat yang menuntun kita untuk mengetahui frekuensi, distribusi, ataupun

hubungan kausasi penyebab penyakit dengan faktor paparan.

2.2. Pengertian Epidemiologi

“Epidemiologi” berasal dari dari kata yunani epidemiologi atas, “demos”

rakyat, populasi manusia, dan “logos” ilmu (sains), bicara. Secara etimologis,

epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan

dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian

yang diakibatkannya yang disebut epidem. Kemudian pada tahap perkembangan

berikutnya, banyak ahli mendefinisikan epidemiologi dalam berbagai cara, antara

lain:

1. Hirsch (1883): Suatu gambaran kejadian, distribusi, dan tipe penyakit

manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitannya dengan kondisi

eksternal.

2. Frost (1927): Ilmu fenomena massal penyakit infeksius, atau seperti

riwayat alamiah penyakit infeksius. suatu ilmu induktif yang tidak hanya

mendeskripsikan distribusi penyakit, tetapi juga kesesuaiannya dalam

suatu filosofi yang konsisten.

7
3. Greenwood (1934): Epidemiologi adalah studi penyakit sebagai fenomena

massal.

4. Lilienfeld (1957): Epidemiologi boleh didefinisikan sebagai studi

distribusi suatu penyakit atau kondisi dalam populasi dan faktor yang

memengaruhi distribusi ini.

5. Taylor (1963): Studi kesehatan atau penyakit dalam populasi.

6. Pada 1970, MacMahon dan Pugh mendefinisikan epidemiologi sebagai

berikut: Epidemiologi mempelajari penyebaran dan penentu dari frekuensi

penyakit pada manusia. (Epidemiologi is the study of the distribution and

determinants of disease frequency in man).

7. Pada 1983, International Epidemiological Association mendefinisikan

epidemiologi “the study of the distribution and determinants of health-

related states or events in specified populations, and the application of this

study to control of health problems” – Epidemiologi adalah “studi tentang

distribusi dan determinan keadaan dan peristiwa terkait kesehatan pada

populasi, dan penerapannya untuk mengendalikan masalah kesehatan”.

8. Prof. DR. Nur Nasry Noor, M.PH (2008) Epidemiologi adalah suatu

cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran berbagai

masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab

timbulnya masalah dan gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan

pencegahan maupun penanggulangannya.

2.3. Kegunaan Ilmu Epidemiologi

Kegunaan epidemiologi makin meluas tidak hanya mengenai penyakit, tetapi

juga mengenai masalah-masalah kesehatan lainnya. Epidemiologi tidak hanya

8
digunakan untuk keadaan-keadaan kesehatan yang bersifat populasi, tetapi juga di

klinik kedokteran yang umumnya bersifat individual atau bersifat populasi maka

populasinya terbatas dan berciri khusus, yaitu para penderita klinik tersebut.

Epidemiologi juga banyak digunakan untuk mengevaluasi program-program

pelayanan kesehatan.

Dalam buku Epidemiologi Suatu Pengantar karangan Thomas C. Timmreck

(2005) dikemukakan bahwa ada tujuh poin dan manfaat epidemiologi, yakni:

1. untuk mempelajari riwayat penyakit;

2. diagnosis masyarakat

3. mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat

memengaruhi kelompok maupun populasi;

4. pengkajian, evaluasi, dan penelitian;

5. melengkapi gambaram klinis;

6. identifikasi sindrom; dan

7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit.

2.4. Tujuan Epidemiologi

Menurut Lilienfeld dan Lilienfeld, ada tiga tujuan umum studi epidemiologi

yang sudah diperbaharui yaitu:

1. Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab penyakit) satu

penyakit atau sekelompok penyakit, kondisi, gangguan, defek,

ketidakmampuan, sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data

medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi

9
sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang atau disiplin ilmu yang

tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku'

2. Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten

dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan, ilmu

perilaku dan ilmu biomedis yang terbaru'

3. Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah pengendalian dan

prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang beresiko dan

untuk pengembangan langkah dan kegiatan keehatan masyarakat yang

diperlukan kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi

keberhasilan langkah, kegiatan dan program intervensi.

2.5. Ruang Lingkup dan Penerapan Epidemiologi

Dalam sejarahnya, epidemiologi dikembangkan dengan menggunakan

epidemik penyakit menular sebagai suatu model studi Landasan epidemiologi

masih berpegang pada model penyakit, metode Endemi (awalan en- berarti

"dalam atau di dalam") adalah berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang

sama atau keberadaan suatu penyakit yang terus-menerus di dalam populasi atau

wilayah tertentu - prevalensi suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu

wilayah atau kelompok tertentu.

Hiperendemi (awalan hyper- berarti "di atas) adalah istilah yang dihubungkan

dengan endemi, tetapi iarang digunakan lstilah ini menyatakan aktivitas yang

berkelanjutan melebihi prevalensi yang diperklrakan, sering dihubungkan dengan

populasi tertentu, populasi yang kecil atau populasi yang jarang seperti yang

ditemukan di rumah sakit, klinik bidan atau institusi lain. lstilah ini juga

10
menunjukkan keberadaan penyakit menular dengan tingkat insidensi yang tinggi

dan senantiasa melebihi angka prevalensi normal dalam populasi dan ternyata

menyebar merata pada semua usia dan kelompok Keiadian endeml penyakit yang

berhubungan, tetapi dengan tipe yang jelas berbeda disebut holoendemi.

Holoendemi (awalan holo- berarti "keseluruhan atau semua")

menggambarkan suatu penyakit yang kejadiannya dalam populasi sangat banyak

dan umumnya didapat di awal kehldupan pada sebagian besar anak dalam

populasi. Prevalensi penyakit menurun sejalan dengan pertambahan usia

kelompok sehingga penyakit lebih sedikit muncul pada orang dewasa

dibandingkan pada anak.

Penyakit yang sesuai untuk kategori ini adalah chickenpox pada iklim negara

tropis, malaria' Epidemi adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang

berasal darl satu sumber tunggal dalan satu kelompok, populasi masyarakat atau

wilayah yang melebihi tingkat kebiasaan yang diperkirakan. Epidemi terjadi iika

kasus baru melebihi prevalensi suatu penyakit. Kejadian Luar Biasa (KLB) akut -

peningkatan secara tajam dari kasus baru yang memengaruhi kelompok tertentu -

biasanya juga disebut.

2.6. Mannfaat Epidemiologi

Bidang kesehatan masyarakat telah membuktikan bahwa epidemiologi

memang sangat membantu dari segi pelaksanaan misi, tujuan dan kegiatannya di

dalam melindungi kesehatan populasi maupun kelompok masya ra kat. Tujuh

manfaat epidemiologi yaitu:

11
1. Untuk mempelajari riwayat penyakit epiderniologi mempelajari tren

penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang mungkin akan terjadi.

2. Hasil penelitian epidemiologi dapat diSunakan dalam perencanaan

pelayanan kesehatan dan kesehatan masyarakat. Diagnosis masyarakat

Penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa

yang menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan atau kematian didalam

suatu komunitas atau wilayah. Mengkaji risiko yang ada pada setiap

individu karena mereka dapat memengaruhi ke lom pok maupun pop u

lasi.

3. Faktor risiko, masalah dan perilaku yang dapat memengaruhi kelom pok

atau populasi.

4. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor

risiko dan menggunakan teknik pemeriksaan kesehatan, misal risiko

kesehatan, pemeriksaan skrining kesehatan, tes kesehatan, pengkajian

penyakit dan se ba ga inya.

2.7. Konsep Timbul Penyakit

WHO menyebutkan sehat adalah stote of complete physical, mentol, ond

social well being dnd not merely the absence of illness or indemnity (suatu

keadaan yang sempurna atau lengkap yang meliputi kesejahteraan fisik, mental

dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan). Sebagai konsekuensi

dari konsep WHO (1947) mengatal(an manusia sehat adalah:

1. Tidak sakit

2. Tidak cacat.

12
3. Tidak lemah.

4. Bahagia secara rohani.

5. Seja htera sosial.

6. Sehat secara jasmani.

Konsep Sakit ' Sakit adalah Sangguan dalam fungsi normal individu sebagai

totalitas termasuk keadaaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaia

sosialnya. Saklt adalah ketidakseimbangan dari kondisi normaltubuh manusia di

antaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian Konsepnya abstrak.

1. Sifatnya subjektif.

2. Akibat mekanisme koping (pertahanan) tidak adekuat' Dlseose, meliPuti:

3. Suatu kondisi Yang Patologls

4. Terdapat slgr/tanda dan synrptom/geiala' Sakit adalah suatu keadaan yang

menganggu keseimbangan status kesehatan biologis, psikologis sosial, dan

spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh. Sakit adalah suatu

keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala sakit secara

subjektif dan objektif sehingga penderita tersebut memerlukan pengobatan

untuk mengembalikan keadaa n sehat.

Sakit merupakan akibat dari kesalahan adaptasi terhadap lingkungan \

moladoptation) dan reaksi manusia dari sumber penyakit.

2.8. Pencegahan Penyakit

Proses pencegahan penyakit tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan

dan sejarah terjadinya penyakit. Dasar pencegahan penyakit adalah mencegah

lebih baik daripada mengobati Mencegah berarti mengadakan inhibisi terhadap

13
perkembangan suatu penyakit sebelum penyakit tersebut terjadi. Tingkatan

pencegahan dari suatu penyakit ada tiga macam yaitu:

1. Pencegahan primer (primory prevention) Pencegahan primer dapat

dilakukan pada fase kepekaan dari sejarah alami suatu Penyakit. Pertama,

peningkatan kesehatan (health promotion) melalui upaya. Perbaikan status

gizi masyarakat. Perbaikan kondisi rumah dan tempat rekreasi. Pendidikan

kesehatan, termasuk pendidikan sanitasi dan seks Kedua, pencegahan

spesifik \specif:c protection), yang termasuk dalam upaya ini antara lain:

1. Program imunisasi.

2. Pencegahan kecelakaan.

3. Pengaturan makanan, diet dan olahraga pencernaan air minum.

2. Pencegahan sekunder(secondory prevention) Pencegahan sekunder dapat

dilakukan pada fase preklinik dan klinik. Pertama, penemuan atau deteksi

dint \early detection) melalui:

1. penemuan penyakit kanker secara dini (insltu) .

2. penemuan penyakit kencing manis secara dini (diabetes mellitus)

pengobatan penyakit secara dini.

pengobatan penyakit secara dini dilakukan agar penyakit tidak berkembang

lebih lanjut/lebih parah. pencegahan tersier (tertier prevention) pencegahan tersier

dapat dilakukan pada fase penyakit yang sudah parah.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Epidemiologi berkembang seiring dengan perkembangan penyakit dan

lingkungan masyarakat. Setiap transisi penyakit maupun perubahan lingkungan

yang memberi peluang berkembang biaknya penyakit pastilah secara sadar

maupun tidak sadar selalu kita menggunakan epidemiologi baik sebagai ilmu

maupun alat yang menuntun kita untuk mengetahui frekuensi, distribusi, ataupun

hubungan kausasi penyebab penyakit dengan faktor paparan.

Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu

Kesehatan Masyarakat (Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap

keberadaan penyakit dan masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat.

Keberadaan penyakit masyarakat itu didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif.

Karena itu, epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai suatu metode

pendekatan banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah

kesehatan.

3.2. Saran

Alangka baiknya kita melakukan surve ke daerah-daerah, desa-desa dan

pemukiman warga untuk mengetaui tempat mana yang banyak terjangkit

penyakit, dan tahu mendata tempat-tempat mana saja yang rawan terkena penyakit

dan terjangkit penyakit.

15
DAFTAR PUSTAKA

GUNADARMANegeri
Medan Sumatera Utara.
Marlynda Happy
Nurmalita Sari, R. R. ().
Dasar-Dasar Epidemiologi.
Yayasan Kita
Menulis.
Oktaviana, F. (2008). BAB
II TINJASTAKA. Library
Universitas Indonesia.
Fibriana, dr. Arulita ika. (27 februari 2017). Bahan ajar/DIKTAT.

Harlan. J. (2008). EPIDEMIOLOGI KEBIDANAN. Jakarta: penerbit gunadarma

Isma, Z. (2018). Bahan ajar dasar epideiologi. Medan: FKM UINSU

Marlynda Happy Nurmalita Sari.R. R. (2021). Dasar-Dasar Epidemiologi.

Yayasan kita menulis.

Oktaviana.. (2008). BAB II TUJUAN PUSTAKA. Library Universitas Indonesia.

16

Anda mungkin juga menyukai