Disusun oleh :
P07124219040
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Hidayah, Inayah, dan Taufiknya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
sebagai bentuk penugasan Mata Kuliah Epidemiologi dalam isinya yang sangat sederhana.
Semoga Makalah Epidemiologi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu sumber
pembelajaran atau petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................5
C. TUJUAN..................................................................................................................6
D. MANFAAT..............................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................7
3. Upaya Penanganan..............................................................................................15
4. Upaya Pencegahan..............................................................................................15
A. Kesimpulan.............................................................................................................18
B. Saran.......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan saat ini masih menjadi prioritas bagi seluruh manusia yang ada
dalam mejalakan aktifitas sehari-hari. Dilihat dari pengertiannya keadaan sehat
merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah
satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi yang baik maka akan timbul
suatu masalah atau gangguan kesehatan. Melihat dari definisi kesehatan yang sudah
timbul atau terdapat masalah dapat merugikan penderita karena akan menurunkan
derajat kesehatan atau aktifitasnya seseorang terhadap kehidupan pribadi dan
negaranya. Dengan demikian, perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan
derajat kesehatan.
4
kesehatan yang terjadi di masyarakat serta aplikasinya dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam Makalah Epidemiologi yaitu antara lain:
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu antara lain:
5
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh epidemiologi dunia dan kontribusi dalam bidang
epidemiologi ?
3. Untuk mengetahui definisi istilah-istilah dalam epidemiologi ?
4. Untuk mengetahui salah satu kejadian pandemi sebelum Covid 19 ?
D. MANFAAT
- Manfaat bagi Tim Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat
Makalah Epidemiologi.
- Manfaat bagi pembaca
Menjadi bahan masukan dalam menambah khasanah ilmu
pengetahuan terutama mengenai Epidemiologi.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya
proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan
faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke-5 SM)
dalam tulisannya berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai “Airs,
Waters and Places”, beliau telah mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan
mencoba mengemukakan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya
penyakit dalam masyarakat. Walaupun pada akhirnya teori tersebut tidak sesuai
dengan kenyataan, tetapi telah memberikan dasar pemikiran tentang adanya
hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit sehingga dapat dikatakan
bahwa konsep tersebut adalah konsep epidemiologi yang pertama.
7
Kemudian Galen mengemukakan suatu doktrin epidemiologi yang lebih
logis dan konsisten dengan menekankan teori bahwa beradanya suatu penyakit pada
kelompok penduduk tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi
tertentu) dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni:
8
mengembangkan teori Statistik Vital yang sangat bermanfaat dalam bidang
epidemiologi. Walaupun Graunt bukan seorang dokter, tetapi hasil karyanya sangat
bermanfaat dalam bidang epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian pada
berbagai kejadian kematian di London dan mendapatkan berbagai perbedaan
kejadian kematian antarjenis kelamin serta antara penduduk urban dan rural,
maupun perbedaan berbagai musim tertentu. Di samping Graunt yang telah
mengembangkan Statistik Vital, William Farr mengembangkan analisis sifat
epidemi berdasarkan hukum Matematika. William Farr mengemukakan bahwa
meningkatnya, menurunnya, dan berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat
sebagai fenomena yang berurutan.
Jakob Henle pada tahun 1840 mengemukakan teorinya tentang sifat epidemi
dan endemi yang sangat erat hubungannya dengan fenomena biologis. Dalam
tulisannya dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
adalah organisme yang hidup. Pendapat ini pada waktu yang sama telah mendorong
berbagai ilmuan terkemuka seperti Robert Koch, Pasteur dan lainnya untuk
menemukan mikroorganisme penyebab penyakit tertentu.
9
dipikirkan hubungan yang lebih kompleks dalam proses sebab terjadinya penyakit
serta gangguan kesehatan lainnya.
10
Koch menemukan bakteri dan mikroorganisme penyebab berbagai penyakit
infeksi, meliputi antraks (1876), infeksi luka (1878), tuberkulosis (1882),
konjunktivitis (1883), kolera (1884), dan beberapa lainnya.
7. Galen (129-199 BC)
The Father of Experimental Physiology: status kesehatan berkaitan
temperament (watak); penyakit berhub. dgn personality type & lifestyle factors.
8. Hieronymous Frascastorius (1478 – 1553)
Dia adalah seorang Sastrawan dan dokter dari Italia. Saat itu ia
mengemukakan Penyakit yang disebabkan “germ” dan saat itu dia melakukan
peneltian dengan cara Penyakit ditransmisikan dari orang ke orang melalui suatu
partikel yang sangat kecil
9. Ignatz Semmelweis (1818 – 1865)
Seorang Ahli Obstetri dari Hungaria yang mengemukakan atau menemukan
Demam nifas dapat direduksi jika para dokter mencuci tangan sebelum menolong
persalinan 18 Sejarah perkembangan epidemiologi
10. Edward Jenner
Masa setelah munculnya teori Fracastorius ia sangat mendungkung dengan
adanya teorimendukung teori Fracastorius tersebut. Serta menerima teori germ
penyakit yang dikemukakan oleh Hieronymous Frascastorius. Dan disaat adanya
wabah cacar didunia dialah orang sebagai penemu vaksin cacar pada akhir tahun
1700
11. Louis Pasteur
Berkontribusi dalam menguatkan teori germ penyakit dengan
mendemonstrasikan efektivitas imunisasi pada pencegahan rabies dalam tahun
1885 dan belum mampu mengisolasi virus rabies -> menghalau teori miasma
12. James Lind
11
Melakukan studi epidemiologi ekperimen pada etiologi dan pengobatan
scurvy (1753) dan meberikan distribusi serta melakukan penelitian untu
mengobati scurvy yaitu dengan memakan buah jeruk.
13. P L Panum
Studi epidemiologi klasik tentang penyakit campak di pulau Faroe (1875)
12
Namun, penyakit epidemi tidak hanya merujuk pada penyakit menular saja.
Misalnya, meningkatnya kasus obesitas di suatu daerah juga bisa disebut
epidemi.
4. Pandemi
Pandemi adalah epidemi yang telah menyebar luas di beberapa negara atau
benua. Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama bagi
seluruh warga dunia. Contoh penyakit yang tergolong pandemi
adalah HIV/AIDS dan COVID-19.
13
Penyakit virus influensa babi pertama dikenal sejak tahun 1918, pada
saat itu didunia sedang terdapat wabah penyakit influensa secara pandemik pada
manusia yang menelan korban sekitar 21 juta orang meninggal dunia (Hampson,
1996). Kasus tersebut terjadi pada akhir musim panas. Pada tahun yang sama
dilaporkan terjadi wabah penyakit epizootik pada babi di Amerika tengah bagian
utara yang mempunyai kesamaan gejala klinis dan patologi dengan influensa
pada manusia. Karena kejadian penyakit ini muncul bersamaan dengan kejadian
penyakit epidemik pada manusia, maka penyakit ini disebut flu pada babi. Para
ahli kesehatan hewan berpendapat bahwa penyakit babi ini ditularkan dari
manusia. Selain di negara Amerika Serikat, wabah influensa babi dilaporkan
terjadi di berbagai negara Canada, Amerika Selatan, Asia dan Afrika pada
permulaan tahun 1968 (Fenner et al, 1987).
Flu babi merupakan salah satu penyakit yang dapat mewabah yang dapat
membahayakan. Berdasarkan laporan WHO flu babi menjadi wabah atau
fenomena. WHO secara resmi menyatakan wabah ini sebagai pandemi pada 11
Juni 2009, namun menekankan bahwa pernyataan ini adalah karena penyebaran
global virus ini, bukan karena tingkat bahayanya. WHO menyatakan pandemi
ini berdampak tidak terlalu parah di negara-negara yang relatif maju, namun
dianjurkan untuk mengantisipasi masalah yang lebih berat saat virus menyebar
ke daerah dengan sumber daya terbatas, perawatan kesehatan yang buruk, dan
bermasalah medis. Laju kematian kasus (case fatality rate atau CFR) galur
pandemik ini diperkirakan 0,4 % (selang 0,3%-1,5%).
Wabah flu babi 2009 adalah pandemi galur virusinfluenza baru yang
diidentifikasi pada bulan April 2009, yang biasa disebut sebagai flu babi. Galur
virus ini diperkirakan sebagai mutasi empat galur virus influenza A subtipe
H1N1: dua endemik pada manusia, satu endemik pada burung, dan dua endemik
14
pada babi. Sumber wabah ini pada manusia belum diketahui, namun kasus-kasus
pertama ditemukan di Amerika Serikat dan kemudian di Meksiko, yang
mengalami peningkatan jumlah kasus, banyak di antaranya fatal.
Peneliti medis di seluruh dunia, mengakui bahwa babi virus flu mungkin
lagi mengubah menjadi sesuatu sebagai maut sebagai flu Spanyol, yang hati-hati
menonton terbaru 2009 wabah flu babi dan membuat rencana untuk
kemungkinan kemungkinan pandemi global. Beberapa negara telah mengambil
langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi kemungkinan untuk pandemi
global dari penyakit.
3. Upaya Penanganan
Dalam sejarah medis bisa dilakukan beberapa upaya untuk melakukan
penanganan salah satunya yaitu :
a. Terapi
1) Pasien dengan ILI akan dievaluasi apakah termasuk kelompok dengan
gejala klinis ringan, sedang atau berat.
2) Kelompok dengan gejala klinis ringan dipulangkan dengan diberi obat
simptomatis dan KIE untuk waktu istirahat di rumah.
3) Kelompok gejala klinis sedang dirawat di ruang isolasi dan mendapat
oseltamivir 2 x 75 mg.
4) Untuk kelompok dengan gejala klinis berat dirawat di ICU.
5) Pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
6) Di ruang rawat inap : dilakukan evaluasi keadaan umum, kesadaran, tanda
vital, pantau saturasi oksigen.
7) Terapi suportif.
Terapi suportif dasar (misal, terapi cairan, analgesik, penekan batuk) perlu
diberikan. Pengobatan antivirus secara empiris perlu diperhatikan untuk
15
kasus flu babi, baik yang sudah pasti, masih dalam kemungkinan, ataupun
kecurigaan terhadap kasus ini. Pengobatan pasien rawat inap dan pasien
dengan resiko tinggi untuk komplikasi influenza perlu sebagai prioritas
b. Medikamentosa
Oseltamivir merupakan pro drug dari metabolit aktif Oseltamivir Karboksilat.
Metabolit aktif ini merupakan penghambat selektif enzim neuramidase virus
influenza yang glycoproteinnya ditemukan di permukaan virion. Oseltamivir
karboksilat menghambat neuramidase influenza A dan B secara in vitro.
Oseltamivir yang diberikan secara oral menghambat replikasi dan pathogenicity
virus influenza A dan B secara in vivo pada binatang percobaan yang terinfeksi
influenza yang sama bila terjadi pada manusia dengan pemberian dosis 75 mg
dua kali sehari.
4. Upaya Pencegahan
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah suatu usaha yang dilakukan agar masyarakat
tidak akan terjangkit penyakit flu babi, pencegahan primer bisa dilakukan
dengan cara :
1) Melakukan promosi kesehatan melalui mengadakan penyuluhan
mengenai bahaya penyakit flu babi dan pencegahan beserta penangganan
penderita kepada ternak babi dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar
pertenakan babi
2) Melakukan kerjasama dengan instansi terkait seperti dinas pertenakan
melalui penyemprotan disinfektan pada setiap babi dan kandang babi.
3) Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS seperti mencuci tangan
terutama setelah melakukan kontak dengan babi atau penderita flu babi.
4) Melakukan penyuluhan mengenai pemakaian masker yang benar kepada
pekerja peternakan dan juga masyarakat umum.
16
5) Pemberian alat pendeteksi panas tubuh ditempat-tempat seperti bandara
serta tempat yang kemungkinan penularan flu babi dari luar negeri guna
mencegah datangnya wisatawan asing yang membawa virus flu babi.
Pada prinsipnya, cara ampuh untuk mencegah penularan virus flu babi sama
dengan cara mencegah penularan virus influenza yang lain yaitu vaksinasi.
Sayangnya, vaksin untuk flu babi sampai saat ini belom ditemukan. Akan
tetapi dengan melakukan pencegahan primer diatas, diharapkan mampu
untuk meminimalisir masyarakat maupun babi agar tidak terjangkit virus flu
babi.
b. Pencegahan sekunder
Pada pencegahan sekunder dilakukan diagnosa dini dan pengobatan tepat.
Pengobatan atau tindakan yang tepat bisa mencegah terjadinya komplikasi
atau memerlambat perjalanannya. Pencegahan sekunder dilakukan pada fase
presimtomatis yaitu dengan jalan diagnosa dini. Selain itu juga dilakukan
pengisolasian bagi penderita flu bai dan pemberian obat yang tepat.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk membatasi ketidakmampuan dan
rehabilitasi. Pada keadaan ini, penyakit sudah terjadi dan bahkan
meninggalkan cacat. Pada penyakit flu babi pencegahan tersier dilakukan
dengan melakukan pemberian pengobatan adekuat dan rehabilitasi kepada
penderita penyakit flu babi. Selain itu pemerintah wajib menghimbau
masyarakat agar mau menerima kembali penderita flu babi yang sudah
sembu agar tidak ada tindakan pengucilan.
Agar terhindar dari Flu Babi yang harus diperhatikan pada manusia maka
kita harus melakukan tindakan antara lain:
Mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih
Mencuci tangan sebelum makan
17
Memasak daging babi lebih dari 80 0 C
Tidak cium pipi /tangan
Pergunakan masker di wilayah peternakan babi
(Priyanti. Dkk, 20
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Epidemiologi dimulai pertama kali sejak zaman Hippocrates yang
dikenal sebagai ahli epidemiologi pertama. Selain Hippocrates juga terdapat
beberapa ahli yang berperan dalam sejarah perkembangan epidemiologi.
Adapun teori perkembangan epidemiologi dibagi menjadi tiga yaitu tahap
pengamatan, tahap perhitungan, dan tahap pengkajian.
20
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam
kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan
B. Saran
1. Setelah memahami sejarah perkembangan epidemioogi, mahasiswa
diharapkan menerapkan ilmu epidemiologi dalam kehidupan sehari – hari
agar kondisi kesehatan meningkat.
2. Kami berharap bimbingannya dari dosen apabila kami mendapatkan
kesalahan dari pembuatan makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Brown, I.H., 2000, The Epidemiology and Evolution of Influenza Viruses in Pigs
Veterinary Microbiology, Elsevier, 74, 29-46.
Chandra, Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta ; EGC, 1996.
Dr. Mondastri Korib. M.Sc (2020). Sejarah & Perkembangan Epidemiologi. FKM UI
Zata ismah (2018) . Bahan Ajar Dasar Epidemiologi. FKM UIN Medan, USU
22