Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENUGASAN

MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI

Dosen Pengampu : Wafi Nur Muslihatun, S.SiT.,M.Kes (Epid)

Disusun oleh :

Lailya Nur Istiqomah

P07124219040

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEMESTER VII

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


YOGYAKARTA TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Hidayah, Inayah, dan Taufiknya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Makalah
sebagai bentuk penugasan Mata Kuliah Epidemiologi dalam isinya yang sangat sederhana.
Semoga Makalah Epidemiologi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu sumber
pembelajaran atau petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga Makalah Epidemiologi ini membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat memperbaiki bentuk
maupun isi Makalah Epidemiologi ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.

Makalah Epidemiologi ini dalam penyusunan masih banyak kekurangan karena


pengalaman yang dimiliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Makalah Epidemiologi ini.

Sleman, 11 Juli 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................5

C. TUJUAN..................................................................................................................6

D. MANFAAT..............................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................7

A. Sejarah singkat perkembangan Epidemiologi..........................................................7

B. Tokoh-tokoh epidemiologi dunia dan kontribusi dalam bidang Epidemiologi......10

C. Istilah-istilah dalam Epidemiologi.........................................................................12

D. Kejadian pandemi sebelum Covid 19.....................................................................13

1. Definisi flu babi..................................................................................................13

2. Kejadian flu babi di Indonesia............................................................................14

3. Upaya Penanganan..............................................................................................15

4. Upaya Pencegahan..............................................................................................15

BAB III PENUTUP..............................................................................................................18

A. Kesimpulan.............................................................................................................18

B. Saran.......................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan saat ini masih menjadi prioritas bagi seluruh manusia yang ada
dalam mejalakan aktifitas sehari-hari. Dilihat dari pengertiannya keadaan sehat
merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah
satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi yang baik maka akan timbul
suatu masalah atau gangguan kesehatan. Melihat dari definisi kesehatan yang sudah
timbul atau terdapat masalah dapat merugikan penderita karena akan menurunkan
derajat kesehatan atau aktifitasnya seseorang terhadap kehidupan pribadi dan
negaranya. Dengan demikian, perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan
derajat kesehatan.

Menanggapi hal tersebut, Pada tahun (460-377 SM) muncul seorang


ilmuwan bernama Hippocrates sebagai orang yang menangani kasus kejadian sakit
yang melihat dari sisi kuratif atau dengan metode pengobatan dan penyembuhan.
Penyembuhan yang dilakukan saat itu terjai saat sakit ataupun sesudah sakit. Akan
tetapi setelah perkembangan zaman, penyembuhan melalui bidang kedokteran atau
melalui obat obatan herbal ( Tradisional ) saja tidak cukup berhasil dalam
menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat yang tidak jarang mengalami
masalah kesehatan yang meluas. Setelah itu munculah metode preventif yang
mengedepankan upaya-upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan berdasarkan
ilmu Epidemiologi atau ilmu mengenai distribusi, frekuensi dan determinan masalah

4
kesehatan yang terjadi di masyarakat serta aplikasinya dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat.

Jadi bidang Epidemiologi secara komprehensif merupakan ilmu yang


mempelajari distribusi dan determinan-determinan frekuensi penyakit serta status
kesehatan pada populasi manusia yang terfokuskan pada pencegahan dan
pengendalian. Definisi tersebut mengartikan bahwa epidemiologi pada dasarnya
adalah ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan
pengukuran yang sistematik mengenai frekuensi penyakit serta memiliki hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dan dinilai dalam melakukan pengukuran kejadian
penyakit seperti ketepatan pengukuran, sensitivitas, spesivitas, dan isu etika.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam Makalah Epidemiologi yaitu antara lain:

1. Menjelaskan Sejarah singkat perkembangan epidemiologi di dunia dan di


Indonesia ?
2. Menyebutkan tokoh-tokoh epidemiologi dunia dan kontribusi dalam bidang
epidemiologi ?
3. Menyebutkan definisi istilah-istilah dalam epidemiologi ?
4. Menjelaskan salah satu kejadian pandemi sebelum Covid 19 ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu antara lain:

1. Untuk mengetahui sejarah singkat perkembangan epidemiologi di dunia dan di


Indonesia ?

5
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh epidemiologi dunia dan kontribusi dalam bidang
epidemiologi ?
3. Untuk mengetahui definisi istilah-istilah dalam epidemiologi ?
4. Untuk mengetahui salah satu kejadian pandemi sebelum Covid 19 ?

D. MANFAAT
- Manfaat bagi Tim Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat
Makalah Epidemiologi.
- Manfaat bagi pembaca
Menjadi bahan masukan dalam menambah khasanah ilmu
pengetahuan terutama mengenai Epidemiologi.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah singkat perkembangan Epidemiologi


Sejarah epidemiologi tidak dapat dipisahkan dengan masa ketika manusia
mulai mengenal penyakit menular. Walaupun pada saat itu sumber dan penyebab
penyakit masih dianggap berasal dari kekuatan gaib dan ruh jahat, tetapi cukup
banyak usaha pada zaman purba yang dapat dianggap sebagai usaha untuk melawan
epidemi. Umpamanya pada kira – kira 1000 tahun SM telah dikenal variolasi di
Cina untuk melawan penyakit variola (cacar), sedangkan orang India pada saat
tersebut selain menggunakan variolasi, juga telah mengenal bahwa penyakit pes erat
hubungannya dengan tikus, sedangkan kusta telah diketahui mempunyai hubungan
erat dengan kepadatan penduduk.

Pada zaman kejayaan Yunani dan Romawi Kuno, telah dikenal adanya
proses penularan penyakit pada masyarakat yang sangat erat hubungannya dengan
faktor lingkungan. Hal ini telah dikemukakan oleh Hippocrates (abad ke-5 SM)
dalam tulisannya berjudul Epidemics serta dalam catatannya mengenai “Airs,
Waters and Places”, beliau telah mempelajari masalah penyakit di masyarakat dan
mencoba mengemukakan berbagai teori tentang hubungan sebab akibat terjadinya
penyakit dalam masyarakat. Walaupun pada akhirnya teori tersebut tidak sesuai
dengan kenyataan, tetapi telah memberikan dasar pemikiran tentang adanya
hubungan faktor lingkungan dengan kejadian penyakit sehingga dapat dikatakan
bahwa konsep tersebut adalah konsep epidemiologi yang pertama.

7
Kemudian Galen mengemukakan suatu doktrin epidemiologi yang lebih
logis dan konsisten dengan menekankan teori bahwa beradanya suatu penyakit pada
kelompok penduduk tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi
tertentu) dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni:

 Faktor Atmosfir ( the atmospheric factor )


 Faktor Internal ( internal factor )
 Faktor Predisposisi ( predisposing factor )

Pada abad ke – 14 dan 15 Masehi, masalah epidemi penyakit dalam


masyarakat semakin jelas melalui berbagai pengamatan peristiwa wabah penyakit
pes dan variola yang melanda sebagian besar penduduk dunia. Pada waktu itu,
orang mulai menyadari bahwa sifat penularan penyakit dapat terjadi terutama
karena adanya kontak dengan penderita. Dalam hal ini dikenal jasa Veronese
Fracastorius ( 1483 – 1553 ) dan Sydenham ( 1624 – 1687 ) yang secara luas telah
mengemukakan tentang teori kontak dalam proses penularan penyakit. Berdasarkan
teori kontak inilah dimulainya usaha isolasi dan karantina yang kemudian ternyata
mempunyai peranan positif dalam usaha pencegahan penyakit menular hingga saat
ini.

Konsep tentang sifat kontagious dan penularan penyakit dalam masyarakat


telah disadari dan dikenal sejak dahulu namun baru pada abad ke-17, teori tentang
germ dan perannya dalam penularan penyakit pada masyarakat mulai
dikembangkan. Dalam hal ini Sydenham dapat dianggap sebagai pioner
Epidemiologi walaupun sebagian dari teorinya tidak lagi diterima. Sydenham
dengan teori serta berbagai perkiraannya terhadap kejadian epidemi, perjalanan
epidemi dalam masyarakat serta perkiraan sifat epidemi merupakan suatu model
penggunaan metode epidemiologi. Pada saat yang sama, John Graunt telah

8
mengembangkan teori Statistik Vital yang sangat bermanfaat dalam bidang
epidemiologi. Walaupun Graunt bukan seorang dokter, tetapi hasil karyanya sangat
bermanfaat dalam bidang epidemiologi dengan menganalisis sebab kematian pada
berbagai kejadian kematian di London dan mendapatkan berbagai perbedaan
kejadian kematian antarjenis kelamin serta antara penduduk urban dan rural,
maupun perbedaan berbagai musim tertentu. Di samping Graunt yang telah
mengembangkan Statistik Vital, William Farr mengembangkan analisis sifat
epidemi berdasarkan hukum Matematika. William Farr mengemukakan bahwa
meningkatnya, menurunnya, dan berakhirnya suatu epidemi mempunyai sifat
sebagai fenomena yang berurutan.

Jakob Henle pada tahun 1840 mengemukakan teorinya tentang sifat epidemi
dan endemi yang sangat erat hubungannya dengan fenomena biologis. Dalam
tulisannya dikemukakan bahwa yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
adalah organisme yang hidup. Pendapat ini pada waktu yang sama telah mendorong
berbagai ilmuan terkemuka seperti Robert Koch, Pasteur dan lainnya untuk
menemukan mikroorganisme penyebab penyakit tertentu.

Sejak didapatkannya mikroorganisme sebagai penyebab penyakit, para ahli


segera mencoba mencari berbagai penyebab khusus untuk penyakit tertentu. Pada
awalnya mereka hanya melakukan pengamatan terhadap penderita perorangan,
tetapi kemudian mulai berkembang ke arah hubungan sebab akibat yang dapat
mengganggu keadaan normal masyarakat. Dari usaha pengembangan imunitas
perorangan serta kekebalan pejamu (manusia), mulailah dikembangkan usaha
pencegahan penyakit melalui vaksinasi. Perkembangan hubungan sebab akibat yang
bersifat tunggal mulai dirasakan ketidakmampuannya dalam hal memberikan
jawaban terhadap berbagai gangguan kesehatan masyarakat sehingga mulai

9
dipikirkan hubungan yang lebih kompleks dalam proses sebab terjadinya penyakit
serta gangguan kesehatan lainnya.

B. Tokoh-tokoh epidemiologi dunia dan kontribusi dalam bidang Epidemiologi


1. Hippocrates (abad ke 5 sm)
The first epidemiologist : Bapak Epidemiologi dan kedokteran modern lewat
tulisannya “On Airs, Waters, and Places,”. Orang pertama yang meneliti hubungan
antara timbulnya penyakit dan pengaruh lingkungan. Membangkitkan kesadaran
akan kemungkinan terjadinya penyakit pada manusia berikatan dengan faktor
eksternal, yaitu : musim, angin, udara, air yang dimunum, jenis tanah, perilaku
manusia, dan jenis pekerjaan.
2. John Graunt (1662)
Merupakan yaang pertama melakukan kuantitikasi atas kejadian kesakitan
dan kematian dengan menganaalisis laporan mingguan kelahiran dan kematian
dikota London.
3. William Farr (1839)
Orang yang pertama menganalisis statisstik kematian untuk mengevaluasi
masalah kesehatan. Ia juga yang mengembangkan beberapa metoda penting dalam
epodemiologi, seperti: definisi populasi beresiko, populasi pembanding, dll.
4. John Snow
Orang yang pertama mengembangkan metoda investigas wabah yang dapat
mengantarkan penyelidikan ke arah penyebab. Ia menyelidiki dan menganalisis
kejadian kematian karena wabah kolera dengan langkah-langkah mengembangkan
metoda investigasi, menyusun hipotesis, dan membuktikan hipotesis tersebut.
5. Thomas Sydenham (1624-1689)
Ia mendeskripsikan dan menjelaskan perbedaan berbagai penyakit dan juga
mengenalkan tindakan serta cara pemulihan yang bermanfaat
6. Robert Koch (1843-1910)

10
Koch menemukan bakteri dan mikroorganisme penyebab berbagai penyakit
infeksi, meliputi antraks (1876), infeksi luka (1878), tuberkulosis (1882),
konjunktivitis (1883), kolera (1884), dan beberapa lainnya.
7. Galen (129-199 BC)
The Father of Experimental Physiology: status kesehatan berkaitan
temperament (watak); penyakit berhub. dgn personality type & lifestyle factors.
8. Hieronymous Frascastorius (1478 – 1553)
Dia adalah seorang Sastrawan dan dokter dari Italia. Saat itu ia
mengemukakan Penyakit yang disebabkan “germ” dan saat itu dia melakukan
peneltian dengan cara Penyakit ditransmisikan dari orang ke orang melalui suatu
partikel yang sangat kecil
9. Ignatz Semmelweis (1818 – 1865)
Seorang Ahli Obstetri dari Hungaria yang mengemukakan atau menemukan
Demam nifas dapat direduksi jika para dokter mencuci tangan sebelum menolong
persalinan 18 Sejarah perkembangan epidemiologi
10. Edward Jenner
Masa setelah munculnya teori Fracastorius ia sangat mendungkung dengan
adanya teorimendukung teori Fracastorius tersebut. Serta menerima teori germ
penyakit yang dikemukakan oleh Hieronymous Frascastorius. Dan disaat adanya
wabah cacar didunia dialah orang sebagai penemu vaksin cacar pada akhir tahun
1700
11. Louis Pasteur
Berkontribusi dalam menguatkan teori germ penyakit dengan
mendemonstrasikan efektivitas imunisasi pada pencegahan rabies dalam tahun
1885 dan belum mampu mengisolasi virus rabies -> menghalau teori miasma
12. James Lind

11
Melakukan studi epidemiologi ekperimen pada etiologi dan pengobatan
scurvy (1753) dan meberikan distribusi serta melakukan penelitian untu
mengobati scurvy yaitu dengan memakan buah jeruk.
13. P L Panum
Studi epidemiologi klasik tentang penyakit campak di pulau Faroe (1875)

C. Istilah-istilah dalam Epidemiologi


1. Wabah
Wabah terjadi ketika suatu penyakit menyebar secara tiba-tiba dan menulari
penduduk dalam jumlah lebih banyak daripada biasanya di dalam suatu area
atau komunitas. Wabah bisa berlangsung dalam jangka waktu singkat, tetapi
juga bisa berlangsung lama hingga bertahun-tahun.
Istilah wabah sering digunakan untuk menyebut penyakit yang hanya
menyebar di daerah tertentu saja. Namun, tidak semua penyakit dapat disebut
sebagai wabah. Suatu penyakit dapat dikatakan wabah ketika penyakit tersebut
memiliki kondisi sebagai berikut:
 Sudah lama tidak muncul
 Datang penyakit baru yang sebelumnya tidak diketahui
 Baru pertama kali menjangkiti masyarakat di daerah tersebut
2. Endemi
Penyakit endemi adalah penyakit yang selalu muncul dan menjadi
karekteristik di wilayah tertentu, misalnya penyakit DBD dan malaria di
Indonesia. Penyakit ini akan selalu ada di daerah tersebut, tetapi dengan jumlah
kasus yang rendah dan bisa dikendalikan.
3. Epidemi
Epidemi terjadi ketika suatu penyakit telah menyebar dengan cepat ke satu
atau lebih wilayah tertentu dan penyebarannya tidak bisa dikendalikan.
Misalnya, ketika COVID-19 hanya terbatas di wilayah Wuhan, Tiongkok.

12
Namun, penyakit epidemi tidak hanya merujuk pada penyakit menular saja.
Misalnya, meningkatnya kasus obesitas di suatu daerah juga bisa disebut
epidemi.
4. Pandemi
Pandemi adalah epidemi yang telah menyebar luas di beberapa negara atau
benua. Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama bagi
seluruh warga dunia. Contoh penyakit yang tergolong pandemi
adalah HIV/AIDS dan COVID-19.

D. Kejadian pandemi sebelum Covid 19

1. Definisi flu babi


Menurut Cahyono (2009), flu babi merupakan suatu penyakit influenza yang
ditandai dengan keluhan : demam, menggigil, nyeri telan, nyeri otot, nyeri
kepala, batuk, pilek, badan lemas. Penyakit flu babi ini disebabkan oleh virus
influenza yang dikenal sebagai swine influenza virus (SIV), yang biasanya
menyerang binatang babi.
Menurut Fenner et al (1987) flu babi adalah penyakit pernapasan akut pada
babi yang disebabkan oleh virus influenza tipe A.Varian baru ini dikenal dengan
nama vrus H1N1 yang merupakan singkatan dari dua antigenutama virus yaitu
hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1.

2. Kejadian flu babi di Indonesia


Flu babi (swine flu) merupakan penyakit saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus orthomyxoviridae (influenza) yang terjadi pada populasi
babi. Penyakit ini sebenarnya menyerang babi, namun kini telah mengalami
perubahan drastic dan mampu menginfeksi manusia.

13
Penyakit virus influensa babi pertama dikenal sejak tahun 1918, pada
saat itu didunia sedang terdapat wabah penyakit influensa secara pandemik pada
manusia yang menelan korban sekitar 21 juta orang meninggal dunia (Hampson,
1996). Kasus tersebut terjadi pada akhir musim panas. Pada tahun yang sama
dilaporkan terjadi wabah penyakit epizootik pada babi di Amerika tengah bagian
utara yang mempunyai kesamaan gejala klinis dan patologi dengan influensa
pada manusia. Karena kejadian penyakit ini muncul bersamaan dengan kejadian
penyakit epidemik pada manusia, maka penyakit ini disebut flu pada babi. Para
ahli kesehatan hewan berpendapat bahwa penyakit babi ini ditularkan dari
manusia. Selain di negara Amerika Serikat, wabah influensa babi dilaporkan
terjadi di berbagai negara Canada, Amerika Selatan, Asia dan Afrika pada
permulaan tahun 1968 (Fenner et al, 1987).

Flu babi merupakan salah satu penyakit yang dapat mewabah yang dapat
membahayakan. Berdasarkan laporan WHO flu babi menjadi wabah atau
fenomena. WHO secara resmi menyatakan wabah ini sebagai pandemi pada 11
Juni 2009, namun menekankan bahwa pernyataan ini adalah karena penyebaran
global virus ini, bukan karena tingkat bahayanya. WHO menyatakan pandemi
ini berdampak tidak terlalu parah di negara-negara yang relatif maju, namun
dianjurkan untuk mengantisipasi masalah yang lebih berat saat virus menyebar
ke daerah dengan sumber daya terbatas, perawatan kesehatan yang buruk, dan
bermasalah medis. Laju kematian kasus (case fatality rate atau CFR) galur
pandemik ini diperkirakan 0,4 % (selang 0,3%-1,5%).

Wabah flu babi 2009 adalah pandemi galur virusinfluenza baru yang
diidentifikasi pada bulan April 2009, yang biasa disebut sebagai flu babi. Galur
virus ini diperkirakan sebagai mutasi empat galur virus influenza A subtipe
H1N1: dua endemik pada manusia, satu endemik pada burung, dan dua endemik

14
pada babi. Sumber wabah ini pada manusia belum diketahui, namun kasus-kasus
pertama ditemukan di Amerika Serikat dan kemudian di Meksiko, yang
mengalami peningkatan jumlah kasus, banyak di antaranya fatal.

Peneliti medis di seluruh dunia, mengakui bahwa babi virus flu mungkin
lagi mengubah menjadi sesuatu sebagai maut sebagai flu Spanyol, yang hati-hati
menonton terbaru 2009 wabah flu babi dan membuat rencana untuk
kemungkinan kemungkinan pandemi global. Beberapa negara telah mengambil
langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi kemungkinan untuk pandemi
global dari penyakit.

3. Upaya Penanganan
Dalam sejarah medis bisa dilakukan beberapa upaya untuk melakukan
penanganan salah satunya yaitu :

a. Terapi
1) Pasien dengan ILI akan dievaluasi apakah termasuk kelompok dengan
gejala klinis ringan, sedang atau berat.
2) Kelompok dengan gejala klinis ringan dipulangkan dengan diberi obat
simptomatis dan KIE untuk waktu istirahat di rumah.
3) Kelompok gejala klinis sedang dirawat di ruang isolasi dan mendapat
oseltamivir 2 x 75 mg.
4) Untuk kelompok dengan gejala klinis berat dirawat di ICU.
5) Pemeriksaan laboratorium sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
6) Di ruang rawat inap : dilakukan evaluasi keadaan umum, kesadaran, tanda
vital, pantau saturasi oksigen.
7) Terapi suportif.
Terapi suportif dasar (misal, terapi cairan, analgesik, penekan batuk) perlu
diberikan. Pengobatan antivirus secara empiris perlu diperhatikan untuk

15
kasus flu babi, baik yang sudah pasti, masih dalam kemungkinan, ataupun
kecurigaan terhadap kasus ini. Pengobatan pasien rawat inap dan pasien
dengan resiko tinggi untuk komplikasi influenza perlu sebagai prioritas
b. Medikamentosa
Oseltamivir merupakan pro drug dari metabolit aktif Oseltamivir Karboksilat.
Metabolit aktif ini merupakan penghambat selektif enzim neuramidase virus
influenza yang glycoproteinnya ditemukan di permukaan virion. Oseltamivir
karboksilat menghambat neuramidase influenza A dan B secara in vitro.
Oseltamivir yang diberikan secara oral menghambat replikasi dan pathogenicity
virus influenza A dan B secara in vivo pada binatang percobaan yang terinfeksi
influenza yang sama bila terjadi pada manusia dengan pemberian dosis 75 mg
dua kali sehari.

4. Upaya Pencegahan
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah suatu usaha yang dilakukan agar masyarakat
tidak akan terjangkit penyakit flu babi, pencegahan primer bisa dilakukan
dengan cara :
1) Melakukan promosi kesehatan melalui mengadakan penyuluhan
mengenai bahaya penyakit flu babi dan pencegahan beserta penangganan
penderita kepada ternak babi dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar
pertenakan babi
2) Melakukan kerjasama dengan instansi terkait seperti dinas pertenakan
melalui penyemprotan disinfektan pada setiap babi dan kandang babi.
3) Mengajak masyarakat untuk melakukan PHBS seperti mencuci tangan
terutama setelah melakukan kontak dengan babi atau penderita flu babi.
4) Melakukan penyuluhan mengenai pemakaian masker yang benar kepada
pekerja peternakan dan juga masyarakat umum.

16
5) Pemberian alat pendeteksi panas tubuh ditempat-tempat seperti bandara
serta tempat yang kemungkinan penularan flu babi dari luar negeri guna
mencegah datangnya wisatawan asing yang membawa virus flu babi.
Pada prinsipnya, cara ampuh untuk mencegah penularan virus flu babi sama
dengan cara mencegah penularan virus influenza yang lain yaitu vaksinasi.
Sayangnya, vaksin untuk flu babi sampai saat ini belom ditemukan. Akan
tetapi dengan melakukan pencegahan primer diatas, diharapkan mampu
untuk meminimalisir masyarakat maupun babi agar tidak terjangkit virus flu
babi.
b. Pencegahan sekunder
Pada pencegahan sekunder dilakukan diagnosa dini dan pengobatan tepat.
Pengobatan atau tindakan yang tepat bisa mencegah terjadinya komplikasi
atau memerlambat perjalanannya. Pencegahan sekunder dilakukan pada fase
presimtomatis yaitu dengan jalan diagnosa dini. Selain itu juga dilakukan
pengisolasian bagi penderita flu bai dan pemberian obat yang tepat.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk membatasi ketidakmampuan dan
rehabilitasi. Pada keadaan ini, penyakit sudah terjadi dan bahkan
meninggalkan cacat. Pada penyakit flu babi pencegahan tersier dilakukan
dengan melakukan pemberian pengobatan adekuat dan rehabilitasi kepada
penderita penyakit flu babi. Selain itu pemerintah wajib menghimbau
masyarakat agar mau menerima kembali penderita flu babi yang sudah
sembu agar tidak ada tindakan pengucilan.
Agar terhindar dari Flu Babi yang harus diperhatikan pada manusia maka
kita harus melakukan tindakan antara lain:
 Mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih
 Mencuci tangan sebelum makan

17
 Memasak daging babi lebih dari 80 0 C
 Tidak cium pipi /tangan
 Pergunakan masker di wilayah peternakan babi
(Priyanti. Dkk, 20

18
19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Epidemiologi dimulai pertama kali sejak zaman Hippocrates yang
dikenal sebagai ahli epidemiologi pertama. Selain Hippocrates juga terdapat
beberapa ahli yang berperan dalam sejarah perkembangan epidemiologi.
Adapun teori perkembangan epidemiologi dibagi menjadi tiga yaitu tahap
pengamatan, tahap perhitungan, dan tahap pengkajian.

Maka para ahli epidemiologi mulai mengembangkan apa yang sekarang


dikenal dengan metode epidemiologi, yakni suatu sistem pendekatan ilmiah
yang diarahkan kepada analisis faktor penyebab serta hubungan sebab akibat
akibat disamping dikembangkannya epidemiologi sebagai bagian dari ilmu
kesehatan masyarakat.

Ilmu pengetahuan epidemiologi digunakan CHN sebagai alat meneliti


dan mengobservasi pada pekerjaan dan sebagai dasar untuk intervensi dan
evaluasi literatur riset epidemiologi.

Epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor penyebab


masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka
epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam keperawatan bedah, baik
pra maupun pasca operasi dalam bidang kesehatan masyarakat.

Keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik,


mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan

20
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam
kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan

Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran


penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
Dengan adanya epidemiologi diharapkan penyakit pada manusia dapat di
identifikasi penyebaran penyakitnya sehingga penyakit dapat segera ditangani.

B. Saran
1. Setelah memahami sejarah perkembangan epidemioogi, mahasiswa
diharapkan menerapkan ilmu epidemiologi dalam kehidupan sehari – hari
agar kondisi kesehatan meningkat.
2. Kami berharap bimbingannya dari dosen apabila kami mendapatkan
kesalahan dari pembuatan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Academic dictionaries and encyclopedias (2010). John Snow (physician). en.academic.ru/


dic.nsf/ enwiki/581749 – Diakses 6 September 2010.

Academic dictionaries and encyclopedias (2010b). Pasteur Institute.


en.academic.ru/dic.nsf/ enwiki/ 434059 - Diakses 11 September 2010.

Brown, I.H., 2000, The Epidemiology and Evolution of Influenza Viruses in Pigs
Veterinary Microbiology, Elsevier, 74, 29-46.

Chandra, Budiman. Pengantar Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta ; EGC, 1996.

Dr. Mondastri Korib. M.Sc (2020). Sejarah & Perkembangan Epidemiologi. FKM UI

Effendy, Nasrul. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, edisi 2. Jakarta : EGC,


1998.

Zata ismah (2018) . Bahan Ajar Dasar Epidemiologi. FKM UIN Medan, USU

22

Anda mungkin juga menyukai