Anda di halaman 1dari 2

1

ASIP sebaiknya disimpan dalam botol kaca agar memudahkan ibu untuk membersihkannya.
Botol kaca sifatnya tahan lama sehingga ibu dapat menggunakannya berulang dan jangka
panjang. Mengisi botol dengan ASIP sebaiknya tidak lebih dari ¾ botol untuk menghidari tutup
botol terbuka atau botol pecah saat ASIP membeku. Jika tidak mendapatkan botol kaca, ASIP
dapat disimpan dalam plastik khusus ASIP maupun botol plastik BPA free dengan tutup rapat
(bukan dot terbuka).

ASIP dapat digabungkan bila ASIP yang ada pada dua botol berbeda adalah hasil perahan
dalam jarak maksimal 24 jam atau satu hari yang sama. Selain itu, kedua botol ASIP tersebut
harus sudah memiliki suhu yang sama. Jika ibu sudah menyimpan satu botol ASIP yang diperah
pada pagi hari di kulkas, maka pada sesi memerah berikutnya sebaiknya perah ASI pada botol
terpisah, untuk disimpan juga di dalam kulkas. Beberapa jam kemudian, ASIP pada botol pertama
dapat digabungkan dengan botol kedua, yaitu  setelah keduanya memiliki suhu yang sama.

Last In First Out (LIFO) dan First in First Out (FIFO). ASIP yang paling ideal adalah yang
paling baru diperah atau segar, karena kandungannya paling mendekati kebutuhan bayi dan
2

kualitasnya lebih baik dibandingkan yang sudah disimpan lebih lama. Namun, jika ibu memiliki
cukup banyak stok ASIP, metide LIFO dapat digabungkan dengan metode FIFO. Pemberian label
tanggal dan jam pada botol ASIP penting dilakukan untuk memudahkan saat memberikan ASIP
untuk bayi.

Pemberian ASIP kepada bayi dilakukan setelah ASIP yang ada di dalam kulkas dikeluarkan
lalu direndam dengan air hangat. Jika ASIP berada di freezer, maka sebaiknya ASIP diturunkan
ke kulkas bawah pada satu malam sebelumnya, sehingga dapat mencair secara perlahan dan
keesokan harinya pengasuh dapat merendam botol ASIP di air hangat saat akan memberikan
ASIP untuk bayi. Hindari memanaskan ASIP di atas kompor atau dengan microwave karena akan
merusak kandungannya dan terlalu panas untuk bayi.

Wadah pemberian ASIP yang ideal adalah cangkir. Gunakan cangkir yang kecil untuk bayi
yang masih kecil, dan dapat menggunakan cangkir yang lebih besar seiring dengan bertambahnya
umur bayi. Selaim itu sendok atau pipet juga dapat digunakan (umumnya untuk bayi baru lahir).
Penggunaan botol dot tidak dianjurkan karena sangat berpotensi membuat bayi mengalami
bingung puting. Penggunaan dot juga meningkatkan resiko bayi terkena diare karena lebih sulit
untuk dicuci dan disterilkan. Resiko lain penggunaan dot antara lain mengganggu kesehatan gigi
dan mulut, resiko radang telinga serta menghambat perkembangan wicara.

Ibu disarankan untuk mengajarkan memberikan ASIP kepada orang yang akan mengasuh bayi
selama ibu tidak bersama bayi. Waktu yang tepat adalah saat bayi sedang tenang, tidak
mengantuk dan tidak dalam kondisi terlalu haus, sehingga bayi tidak rewel dan menangis. Posisi
bayi agak ditegakkan atau setengah duduk dan ditopang dengan satu tangan, sedangkan tangan
lainnya memegang cangkir. Cangkir ditempelkan ke bibir bawah mulut bayi, sehingga bayi akan
belajar menjilat dan meminum ASIP-nya dengan perlahan-lahan. Hindari menuangkan ASIP ke
mulut bayi agar bayi tidak tersedak. Mulailah latihan sejak jauh hari, sehingga pengasuh dan bayi
mendapat lebih banyak kesempatan untuk menemukan kondisi yang nyaman dalam memberikan
ASIP dan meminum ASIP.

Anda mungkin juga menyukai