Anda di halaman 1dari 8

PENUGASAN MATA KULIAH METODE PENELITIAN

PENGARUH BUDAYA ASING DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP KASUS


PERNIKAHAN DINI REMAJA

LAILYA NUR ISTIQOMAH


P07124219040

PRODI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN 2022

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pernikahan dini merupakan salah satu ancaman bagi pencapaian target


Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan
kerjasama dari berbagai pihak untuk mengupayakan pencegahan peningkatan angka
kejadian pernikahan dini sebagai upaya preventif untuk menurunkan gangguan dan
resiko yang dapat terjadi akibat pernikahan dini . Pernikahan dini menurut UU
perkawinan adalah perkawinan yang diizinkan jika laki-laki mencapai umur 19 tahun dan
perempuan mencapai umur 16 tahun Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman
remaja tentang kesehatan reproduksi. Beberapa indikator yang digunakan untuk
mengukur adalah akses informasi remaja tentang kesehatan reproduksi, pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi, sikap dan kontrol perilaku yang dihayati

Undang-Undang No. 1 tahun 1974 menyebutkan bahwa perkawinan dapat


dilakukan apabila pihak pria berusia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16
tahun. Sementara Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
menetapkan bahwa program yang bertujuan mengendalikan jumlah penduduk yaitu
melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang merupakan upaya meningkatkan usia
pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu
20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria.2 Permasalahannya, hingga saat ini fenomena
perkawinan dibawah umur merupakan suatu persoalan yang banyak terjadi diberbagai
tempat di tanah air terutama di daerah pedesaan di Indonesia serta meliputi berbagai
strata ekonomi dengan beragam latar belakang.

United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA)


menyebutkan, Indonesia menempati urutan ke-37 sebagai negara dengan jumlah
perkawinan dini terbanyak di dunia. Pada lingkup ASEAN, Indonesia berada di urutan
kedua terbanyak setelah Kamboja. Akibatnya rata- rata kelahiran usia remaja (Age
Specific Fertility Rate/ASFR) yaitu usia 15-19 tahun di Indonesia meningkat dari 35 per
1.000 kelahiran hidup pada 2007 menjadi 45 per 1.000 kelahiran hidup pada 2012.4-5
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mencatat bahwa pada perempuan dengan
rentang usia 10-54 tahun; 2,6% diantaranya menikah pertama kali pada usia dibawah 15
tahun dan 23,9% diantaranya menikah pada rentang usia 15-19 tahun. Insidensi
kehamilan pada perempuan dengan rentang usia 10-54 tahun adalah 2,68%; 0,02%
diantaranya terjadi pada usia dibawah 15 tahun dan 1,97% diantaranya terjadi pada usia
remaja (15-19 tahun).

Sebagai bagian terbesar dari populasi penduduk dunia, jumlah remaja mencapai 1,2
milyar (18%) atau meliputi 1/5 dari jumlah penduduk di dunia. Sebanyak 88%
diantaranya tumbuh di negara berkembang. Sementara 49% remaja perempuan di dunia
hidup di 6 negara yaitu China, India, Indonesia, Nigeria, Pakistan dan AS.7-8 Remaja
mengalami perubahan psikologis yang mengarah pada dorongan seksualitas.9 Hal ini
didukung oleh hasil riset yang menyatakan bahwa sekitar 30% dari warga Indonesia
pernah melakukan hubungan seks dan menikah pada usia kurang dari 18 tahun.

B. Rumusan Masalah

Pada tahun 2018, 1 dari 9 anak perempuan menikah di Indonesia. Perempuan umur

20-24 tahun yang menikah sebelum berusia 18 tahun di tahun 2018 diperkirakan

mencapai sekitar 1.220.900 dan angka ini menempatkan Indonesia pada 10 negara

dengan angka absolut perkawinan anak tertinggi di dunia. Analisis data perkawinan anak

melihat perempuan umur 20-24 tahun yang menikah sebelum mereka berusia 15 dan 18

tahun dan juga perkawinan anak laki-laki. Data untuk anak laki-laki belum dapat

menunjukkan tren karena data yang tersedia hanya empat tahun dari tahun 2015 sampai

2018. (UNICEF). Budaya asing kerap menjadi sosok figure yang asyik bagi remaja yang

menjadikan remaja itu menjadi pensaran yang emudian menirukan apa nyang sudah

dilihatnya, yang dimana tiruan tersebut mengakibatkan angka pernikahan dini remaja

meningkat.

Di Indonesia srndiri angka pernikahan dini semakin meningkat selama


pandemic ini, selain dari factor ekonomi, minimmnya edukasi yang dimana turut
mempengaruhi perkawinan dibawah umur yaitu usia 18 tahun. Factor lain yang
mendorong untuk terjadinya pernikahan dini yaitu persoalan ekonomi keluarga, minim
edukasi terkait pernikahan dini, norma agama, social, dan tempat budaya yang mulai
pudar atau hilang, penutupan sekolah (minim aktivitas), dan yang terakhir yaitu
menghindari kejadian hamil sebelum menikah. Wilayah di Indonesia yang dimana
prevalensi kasus pernikahan tertinggi dari Provinsi Kalimantan yang disusul oleh
Provinsi Sulawesi dan Jawa sendiir menjadi nomor ke tiga tertingi. Jawa khususnya DIY
memilkik angka kejadian yang cukup tinggi yaitu dimana presentasenya 6,2 %.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “adakah
pengaruh budaya asing dan teman sebaya terhadap kasus pernikahan dini remaja?”
C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan umum

Diketahuinya pengaruh budaya asing dan teman sebaya terhadap kasus

pernikahan dini remaja

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya pengaruh budaya asing terhadap kasus pernikahan dini remaja

SMAN 1 Ngemplak.

b. Diketahuinya pengaruh teman sebaya terhadap kasus pernikahan dini remaja

SMAN 1 Ngemplak.

c. Diketahuinya pengaruh budaya asing dan teman sebaya terhadap kasus

pernikahan dini remaja

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup profesi kebidanan pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Budaya

Asing Dan Teman Sebaya Terhadap Kasus Pernikahan Dini Remaja” adalah pelaksanaan

pelayanan kebidanan khususnya kesehatan reproduksi remaja yang berfokus pada

pernikahan dini pada remaja. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022 di

SMAN 1 Ngemplak.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bukti empiris bahwa adanya

pengaruh budaya asing dan teman sebaya terhadap kasus pernikahan dini remaja.
2. Manfaat praktis

a. Bagi Remaja

Sebagai informasi tentang pergaulan teman sebyaa, budaya asing dan

pengaruh terhadap pernikahan dini, penyebab dan akibatnya, khususnya

gangguan pada sistem reproduksi yaitu gangguan siklus menstruasi supaya

dapat melakukan pencegahannya

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai informasi ilmiah pengaruh budaya asing dan teman sebaya

terhadap kasus pernikahan dini remaja. serta hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi referensi tambahan dalam memperkuat hasil-hasil studi yang

berkaitan dengan kejadian pernikahan dini remaja.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1 Keaslian Penelitian

Nama Persamaan/
No Judul Jenis Penelitian Hasil
Peneliti Perbedaan

1 Retno Pengaruh Penelitian ini Proporsi responden Persamaan : Topik


dumilah teman sebaya, merupakan penelitian yang memiliki penelitian
, achmad analitik persepsi
fariji Lingkungan dengan pendekatan baik terhadap
, bintang keluarga dan potong lintang perkawinan dibawah
petralina umur meningkat Perbedaan : Waktu,
Budaya
. (2019) terhadap pada budaya yang tempat, judul
persepsi tidak mendukung penelitian, metode
perkawinan penelitian
Remaja tentang dibawah umur namun
perkawinan tidak ada perbedaan
proporsi
Dibawah umur responden yang
mempunyai persepsi
baik terhadap
perkawinan di bawah
umur pada responden
yang
memiliki budaya yang
tidak mendukung
dengan
responden yang
memiliki budaya yang
mendukung
perkawinan dibawah
umur.
2 Prameshya Hubungan Penelitian ini Presentase Persamaan : Topik
Sekar Galuh pendidikan, adalah penelitian terbesar penelitian, desain
Pratitis budaya, teman kuantitatif, dengan pendidikan pada penelitian, teknik
Widiatmoko sebaya dengan metode penelitian kelompok
pengambilan
, Sri Winarni Pernikahan usia explanatory research menikah muda adalah
, R. Djoko muda di dan desain case control pendidikan sampel
Nugroho, kecamatan study. dasar (72.7%), Perbedaan : Waktu,
Atik kandanghaur budaya yang
Mawarni Indramayu mendukung untuk tempat, judul
(2019) tahun 2018 menikah muda penelitian,
(72.7%), teman
sebaya yang
mendukung untuk
menikah muda
(69.7%).
Berdasarkan hasil
analisis terdapat
bahwa ada
hubungan pendidikan
dan teman
sebaya dengan
pernikahan usia
muda, tidak ada
hubungan
budaya dengan
pernikahan usia
muda di desa Ilir dan
desa
Parean Girang,
Kandanghaur,
Kabupaten
Indramayu, Jawa
Barat, Tahun 2018.

3 Nurhikmah , Faktor-faktor Penelitian ini Berdasarkan hasil Persamaan : Topik


Bunga yang menggunakan jenis penelitian yang telah penelitian
TiaraCarolin, berhubungan penelitian korelasion diuraikan pada bab
Rosmawaty dengan dengan Case Control. sebelumnya, maka
Lubis3 pernikahan usia Populasi dalam dapat ditarik beberapa Perbedaan : Waktu,
(2021) dini pada penelitian ini berjumlah kesimpulan yaitu, tempat, populasi
remaja putri 78 remaja yang berdasarkan analisis
menikah usia dini dan univariat diketahui data
yang tidak menikah yang melakukan
usia dini pernikahan dini
sebanyak 39 responden
berdasarkan data dari
KEMENDAGRI
Kabupaten Kotabaru
tahun 2019. Dan
berdasarkan kelompok
kontrol didapatkan
sebanyak 39
responden.Terdapat
hubungan yang
signifikan antara hamil
pranikah, pendapatan
keluarga, pengetahuan,
budaya pernikahan
dini, pengaruh teman
sebaya dengan
kejadian pernikahan
usia dini di Kecamata
Pulau Laut Kepulauan.
Tidak ada hubungan
yang signifikan antara
media fornografi
dengan pernikahan usia
dini di Kecamatan
Pulau Laut Kepulauan.
OR tertinggi ada pada
variable pengaruh
teman sebaya dengan
nilai OR=105,000.
DAFTAR PUSTAKA

Dumilah, R. (2019). Pengaruh Teman Sebaya, Lingkungan Keluarga dan Budaya


Terhadap Persepsi Remaja Tentang Perkawinan Dibawah Umur. Jurnal Kebidanan.

Fauziah, E. M. (2016). PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU


SEKSUAL REMAJA. Ilmiah Bidan.

Fitri Sari, E. S. (2013). KESIAPAN MENIKAH PADA DEWASA MUDA DAN


PENGARUH TERHADAP USIA MENIKAH. Ilmu Keluarga dan Konsumen.

KKBN. Batas Usia Minimal Menikah, Wanita 21 dan Pria 25.


Https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25-tahun Accessed
October 19, 2018.

Sekretariat-Negara-RI. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun


2002 Tentang Perlindungan Anak. 2000;1957(159):8–9.

Anda mungkin juga menyukai