Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KEPERAWATAAN KOMUNITAS

“KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI”

Dosen Pembimbing :

Ns. Tini, S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh :
ARIKA HESTI AGUSTIA PRIYADI P07220118034
AURA RAYANI RISTIO P07220118037
MUHAMMAD FARHAN BAIHAQI P07220118020
MUHAMMAD REZAL P07220118022
NUR ASNI P07220118023

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt.


Alhamdulillahi Rabbil ’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam dengan ucapan
Allahumma sholli ’ala Muhammad wa ’ala ali Muhammad penulis sampaikan
untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Makalah ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan
Kalimantan Timur dalam menempuh mata kuliah Keperawatan Komunitas. Untuk
itu penulis dengan berlapang dada menerima masukan dan kritikan konstruktif
dari berbagai pihak demi kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhirnya
kepada Allah jualah penulis bermohon semoga semua ini menjadi amal saleh bagi
penulis dan bermanfaat bagi pembaca.

Samarinda, 11 Januari 2021

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Makalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II TINJAUN PUSTAKA

A. Definisi Epidemiologi.......................................................................................................
B. Ruang Lingkup Epidemiologi...........................................................................................
C. Tujuan dan Manfaat Epidemiologi....................................................................................
D. Peran Epidemiologi Dalam Kesehatan..............................................................................
E. Strategi Mengenai Analisa Masalah Bersadarkan Konsep Epidemiologi.........................
F. Hubungan Sebab-akibat Pola Penyakit Dengan Waktu Tempat dan
Lingkungan ......................................................................................................................
G. Klasifikasi Penyakit..........................................................................................................
H. Tingkat Pencegahan Penyakit...........................................................................................
I. Berbagi Studi Dalam Epidemiologi..................................................................................
J. Studi Deskriptif (Definisi, Tujuan, Ruang Lingkup dan Langkah-langkah)....................
K. Ukuran Dalam Epidemiologi............................................................................................

BAB II PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epidemilogi sedah dikenal sejak jaman hippocrates (460-377 SM ) ia
dia anggap sebagai ahli epidemiologi pertama, karena beliau lah yang
pertama tama melihat bahwa penyakit merupakan fenomena masal dan
menulis tentang tiga buah buku tentang epidemi. Ia juga menguraikan bahwa
penyakit bervariasi atas dasar waktu dan tempat sehingga pada saat itu ia
sebetulnya sudah tahu adanya pengaruh berbagai faktor alam yang ikut
menentukan terjadinya penyakit . dapat juga dikatakan, bahwa beliau sudah
dapat melihat bahwa frekuansi penyakit terdistribusi tidak merata atas dasar
berbagai faktor seperti waktu ,tempat, atribut , orang dan atau faktor
lingkungan lainnya. Faktor-faktor demikian yang ikut memperngaruhi
terjadinya penyakit , tetapi bukan penyebabanya , disebut faktor determinan
ataupun faktor penentu.

Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus


dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah
ilmu epidemiologi itu sendiri, yang berkaitan erat dengan penyakit menular.
Sejalan berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur
masyarakat dari agraris ke industri yang mempengaruhi gaya hidup, keadaan
demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya. Epidemiologi kesehatan
mengalami perubahan dari penyakit menular yang selalu menjadi penyebab
kesakitan dan kematian utama, mulai digantikan oleh penyakit tidak menular
seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit
paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya yang merupakan 63%
penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun
(Kemenkes RI, 2014).
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep
epidemiologi
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami peran epidemiologi
dalam kesehatan.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami strategi mengenai
analisa masalah berdasarkan konsep epidemiologi.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hubungan
sebabakibat pola penyakit dengan waktu, tempat, dan lingkungan
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami klasifikasi penyakit
dan tingkat pencegahan penyakit
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami berbagai studi dalam
epidemiologi.
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami ukuran dalam
epidemiologi.
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, tujuan dan ruang lingkup epidemiologi?
2. Bagaimana peran epidemiologi dalam kesehatan?
3. Bagaimana strategi mengenai analisa masalah berdasarkan konsep
epidemiologi?
4. Bagaimana hubungan sebabakibat pola penyakit dengan waktu,
tempat, dan lingkungan?
5. Apa saja klasifikasi penyakit dan tingkat pencegahan penyakit?
6. Bagaimana studi dalam epidemiologi?
7. Bagaimana ukuran dalam epidemiologi?
BAB II

PENDAHULAUN
A. Definisi Epidemiologi

Epidemiologi secara terminologi berasal dari bahasa Yunani yang


terdiri dari 3 kata yaitu epi (di atas/di antara/ yang di antara), demos
(populasi, orang, masyarakat), dan logos (ilmu). Berdasarkan arti secara
harfiah tersebut, dapat dikatakan epidemiologi merupakan ilmu yang
mempelajari suatu penyakit yang ada di antara masyarakat/populasi.
Epidemiologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan dalam mencari
penyebab penyakit. Dewasa ini, epidemiologi selain sebagai ilmu dalam
mencari penyebab suatu penyakit, juga digunakan dalam pemilihan upaya
pencegahan penyakit. Terdapat beberapa definisi epidemiologi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Adapun beberapa definisi epidemiologi
adalah sebagai berikut:

1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan perluasan


suatu penularan penyakit dalam suatu kelompok penduduk atau
masyarakat (Definisi lama sebelum tahun 1960).
2. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan
determinan yang berhubungan dengan status kesehatan atau kejadian
penyakit pada masyarakat khusus, dan penggunaannya untuk mengontrol
masalah kesehatan (Last,1995).
3. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan
factor faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia
(MacMahon & Pug, 1970).
4. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-
determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia
(Murti, 1997).
5. Epidemologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan
kesehatan penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga
determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk
(Omran).
6. Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan jenis
tentang timbulnya penyakit pada manusia berdasarkan waktu dan tempat
(W.H. Frost).
7. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari, menganalisis serta berusaha
memecahkan berbagai masalah kesehatan maupun masalah yang erat
hubungannya dengan kesehatan pada suatu kelompok penduduk tertentu
(Noor, 2002).
8. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana dan mengapa
penyakit terjadi pada kelompok orang yang berbeda (Ahrens & Iris, 2005).
Secara garis besar, definisi-definisi tentang epidemiologi tersebut memiliki
persamaan satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan
determinan penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok manusia,
serta mempelajari bagaimana suatu penyakit terjadi dan meneliti upaya
preventif maupun upaya mengatasi masalah tersebut.

Beberapa definisi epidemiologi tersebut memberikan gambaran kepada


kita bahwa penyakit yang terjadi pada populasi manusia tidak terjadi dan
terdistribusi begitu saja secara acak. Masalah kesehatan atau penyakit yang
terjadi pada manusia memiliki faktor penyebab dan faktor pencegahan yang
dapat diidentifikasi melalui suatu pengamatan yang sistematik yang
berdasarkan pada 3 komponen epidemiologi yaitu :

1. Frekuensi masalah kesehatan,


2. Distribusi masalah kesehatan, dan
3. Determinan masalah kesehatan.

Distribusi adalah penyebaran masalah kesehatan dalam populasi.


Distribusi atau penyebaran penyakit dalam epidemiologi digambarkan ke
dalam 3 unsur yaitu berdasarkan orang, tempat dan waktu. Sehingga dalam
praktiknya, seorang epidemiologi dalam mengamati suatu salah kesehatan
perlu mempertanyakan siapa yang terjangkit? (man/orang), kapan terjadi?
(time/waktu), dan dimana terjadi? (place/tempat).

Determinan adalah faktor penyebab suatu masalah kesehatan.


Determinan atau faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian penyakit
merupakan hasil dari adanya riset-riset epidemiologi. Untuk menentukan
besaran masalah kesehatan dengan tepat ada beberapa langkah yang harus
dilakukan.

Frekuensi adalah faktor penting dalam mendefinisikan epidemiologi.


Frekuensi adalah besarnya masalah kesehatan yang ada pada sekelompok
manusia. Dalam epidemiologi ada beberapa istilah yang sering digunakan
untuk menggambarkan terjadinya suatu masalah kesehatan dalamsuatu
masyarakat. Istilah-istilah tersebut sangat erat hubungannya dengan
epidemiologi, yaitu diantaranya sebagai berikut:

1. Epidemi adalah keadaan dimana didapat frekuensi penyakit melebihi


frekuensi biasa, atau dalam waktu yang singkat terdapat penyakit yang
berlebih. Contoh: wabah difteri yang terjadi di Indonesia.
2. Endemi adalah keadaan yang biasa atau normal atau frekuensi penyakit
tertentu berada dalam keadaan normal, dengan kata lain penyakit tersebut
biasa terjadi di satu daerah dengan frekuensi yang normal. Contoh:
Endemi Malaria di Irian Jaya.
3. Pandemi adalah keadaan epidemi yang melanda hampir semua populasi
ataupun hampir semua daerah. Contoh: Pandemi Flu Burung yang
melanda hampir seluruh negara di dunia.

B. Ruang Lingkup Epidemiologi

Epidemiologi merupakan ilmu yang tidak hanya penting bagi ilmu


kesehatan, tetapi juga erat hubungannya dengan disiplin ilmu lainnya.
Sehingga tidak jarang epidemiologi dikembangkan pada berbagai bidang:
1. Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi berperan dalam memantau munculnya ataupun tren
suatu penyakit menular yang terjadi. Surveilans dalam epidemiologi
menjadi alat untuk pencatatan dan pelaporan penyakit menular yang terjadi
terutama yang menjadi perhatian pemerintah. Contoh: Surveilans terpadu
penyakit HIV-AIDS, TBC dan Malaria.
2. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Keberhasilan metode epidemiologi dalam memantau penyakit
menular, menjadi alasan memonitor penyakit tidak menular. Awalnya,
penyakit menular yang menjadi perhatian pencatatan rutin, namun dengan
semakin bergesernya pola hidup manusia yang berakibat pada semakin
banyak masyarakat yang didiagnosa menderita penyakit tidak menular,
maka epidemiologi juga perlu untuk hal ini. Contoh: Epidemiologi
penyakit hipertensi yang menjadi faktor utama beberapa penyakit terkait
pembuluh darah seperti PJK (Penyakit Jantung Koroner).
3. Epidemiologi Penyakit Klinik
Epidemiologi mulai digunakan oleh para klinisi seperti dokter
dalam mengatasi masalah kesehatan individu. Para klinisi seperti dokter
awalnya hanya fokus pada upaya pengobatan atau kuratif saja. Namun
dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan penyebab penyakit
yang semakin kompleks, maka para klinisi perlu dibekali pengetahuan dan
keterampilan khusus mengatasi masalah kesehatan dengan pendekatan
epidemiologi. Dengan demikian, para klinisi mulai menerapkan upaya
pengobatan yang bukan hanya berorientasi pada kesembuhan, tetapi juga
berusaha mengedukasi pasien untuk terus berupaya untuk melakukan
pencegahan agar terhindar dari penyakit.
4. Epidemiologi Kependudukan
Cabang epidemiologi ini mengkaji tentang bagaimana
faktordemografi sangat berperan penting dalam mempengaruhi status
kesehatan. Karakteristik penduduk yang beragam mulai dari karakteristik
biologis, sosial, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya tentu akan
menyebabkan masalah penyakit yang beragam. Hal ini tentu akan sangat
penting untuk diketahui terutama bagi pembuat kebijakan kesehatan.
5. Epidemiologi Pengelolaan Pelayanan Kesehatan
Epidemiologi dalam pelayanan kesehatan sangat berperan dalam
hal manajemen guna menganalisis masalah kesehatan, menganalisis
kebutuhan domestik, jumlah biaya pengobatan maupun kebutuhan sumber
daya dalam suatu pelayanan kesehatan. Kerja sama yang baik antara
epidemiologi dan perencanaan akan menghasilkan input, ouput serta
outcome yang baik. Pengelolaan pelayanan kesehatan baik merupakan satu
hal yang menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan.
6. Epidemiologi Lingkungan
Bentuk epidemiologi ini mempelajari tentang cara menganalisis
faktor lingkungan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Mulai dari
lingkungan air, udara, maupun tanah. Analisis faktor pencemaran yang
bersumber dari ketiga unsur lingkungan tersebut perlu diamati dengan
pendekatan epidemiologi untuk mengetahui penyakit-penyakit yang terjadi
akibat paparan lingkungan.
7. Epidemiologi Kesehatan Kerja
Bagian epidemiologi kesehatan kerja mempelajari serta
menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan masalah kesehatan pada
tenaga kerja akibat keterpaparan di lingkungan kerja. Faktor-faktor yang
dimaksud bukan hanya terkait paparan unsur kimia, biologis, maupun fisik
akan tetapi juga termasuk pengaruh sosial budaya, psikologis hingga
perilaku pekerja.
8. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
Epidemiologi juga bermanfaat dalam ilmu kesehatan jiwa. Dalam
hal ini epidemiologi merupakan ilmu yang dijadikan dasar pendekatan
dalam menganalisis kejadian gangguan jiwa yang terjadi dalam suatu
kelompok masyarakat. Sehingga dengan demikian, upaya pencegahan
maupun penanggulangan dapat dilakukan dengan baik.
9. Epidemiologi Gizi
Analisis masalah gizi juga dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan epidemiologi. Hal ini bertujuan untuk mencari serta
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah gizi yang
terjadi pada masyarakat, dimana bukan saja hanya karena factor biologis
melainkan juga dapat dilihat dari sudut pandang lain seperti budaya.
10. Epidemiologi Perilaku
Perilaku merupakan salah satu faktor yang sangat kompleks dalam
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Epidemiologi sangat
berperan dalam mengidentifikasi dan menganalisis perilaku kelompok
manusia yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Sebab, perilaku
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, suku, budaya, status sosial serta aspek lainnya. Hal
ini sangat jelas terlihat pada negara yang majemuk seperti Indonesia yang
memiliki beragam suku dan budaya. Sebagai contoh kebiasaan hidup sehat
serta kepercayaan yang berbeda dapat mempengaruhi status gizi suatu
masyarakat.
11. Epidemiologi Molekular
Epidemiologi molekular didefinisikan sebagai studi yang
mengaplikasikan teknik dari biologi molekular dalam mempelajari suatu
populasi yang berfokus pada investigasi penyakit. Investigasi molekular
dapat berkontribusi terhadap mengurai penyebab-penyebab penyakit.
12. Epidemiologi Genetik
Epidemilogi genetik merupakan bentuk kombinasi antara disiplin
ilmu genetik manusia dengan epidemiologi seperti biometri. Kombinasi
dari kedua ilmu ini sangat diperlukan dalam bidang genetic manusia untuk
mendeteksi asal mula genetik pada fenotif manusia yang berbeda-beda,
khususnya mempelajari tentang komponen genetik yang berpengaruh pada
kejadian penyakit misalnya mengamati ciri-ciri bawaan genetik manusia.
Hal ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan upaya preventif yang
bisa dilakukan sejak dini yaitu sejak diketahuinya sifat-sifat genetik
seseorang sejak lahir.
13. Farmakoepidemiologi
Epidemiologi farmasi didefinisikan sebagai pengaplikasian dari
ilmu epidemologi, metode serta penalaran untuk mempelajari efek-efek
dan penggunaan obat-obatan pada populasi manusia.
Farmakoepidemiologi menyelidiki keuntungan maupun kerugian dari efek
obat-obatan. Hal tersebut difokuskan pada penilaian risiko yang tidak
biasa terjadi, pada masa laten, dan reaksi perlawanan tubuh yang sering
tidak diperkirakan pada saat obat pertama kali digunakan sebelum obat
tersebut dijual.
Tantangan terbesar dari farmakoepidemologi adalah mengukur
risiko sebuah obat secara tepat, bergantung dari satu atau beberapa
alternatif. Sehingga dengan demikian, didapatkan pilihan atau kombinasi
obat yang tepat dalam melakukan upaya kuratif.
14. Epidemiologi Reproduksi
Kesehatan reproduksi sangat berkaitan erat dengan dinamika
penduduk dalam hal ini terkait angka kesuburan, program kehamilan,
hingga jumlah kelahiran. Berbagai faktor mempengaruhi kesehatan
reproduksi yang dapat diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan
epidemiologi. Epidemiologi kesehatan reproduksi mempelajari determinan
yang berperan dalam kesuksesan reproduksi. Sebagai contoh, seorang ibu
hamil yang mengalami pre-eklampsia akan berisiko terhadap
kehamilannya.
C. Tujuan dan Manfaat Epidemiologi

Seorang tenaga kesehatan masyarakat sangat memerlukan pemahaman


tentang tujuan dan manfaat epidemiologi. Tujuan dan manfaat epidemiologi
antara lain diuraikan di bawah ini:
1. Menerangkan besarnya masalah kesehatan (penyakit) dan penyebarannya
yakni memberikan gambaran (deskripsi) tentang penyebaran (distribusi),
besar & luasnya masalah kesehatan dan lainnya.
2. Identifikasi faktor penyebab masalah kesehatan.
3. Menyiapkan data dan informasi terkait masalah kesehatan
4. Menjelaskan interaksi faktor-faktor kausa-etiologi (agent), host &
environment yang menggambarkan riwayat alamiah penyakit.
5. Menguraikan kelompok penduduk yang dalam risiko dan yang berisiko
tinggi terhadap kelompok penduduk yang tidak memiliki risiko.
6. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta keberhasilan kegiatan.
7. Membantu pekerjaan administratif kesehatan yakni pada planning,
monitoring, dan evaluation.
8. Menerangkan keadaan masalah kesehatan apakah termasuk dalam
epidemik, pandemik, endemik atau sporadic.

D. Peran Epidemiologi Dalam Kedehatan


Dalam bidang kesehatan msyarkat, epidemiologi mempunyai tiga
fungsi utama:
1. Menerangkn tentang besarnya masalah dan ganggun kesehatan (termasuk
penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.
2. Menyiapkan data/ informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan,
pelaksanaan rogram, serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan
(kesehatan) pada masyarakat, baik yang bersifat pencegahan dan
penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan skala
prioritas terhadap kegiatan tersebut.
3. Mengidentifikasi berbagai factor yang menjadi penyebab masalah atau
factor yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, para ahli epidemiologi lebih
memusatkan perhatiannya pada berbagai sifat karakteristik individu
dalam suatu populasi tertentu seperti sifat karakteristik biologis, sosio
ekonomis, demografis, kebiasaan individu serta sifat genetic. Pada
berbagai sifat karakteristik tersebut, akan memberi gambaran tentang
sifat permasalahan yang ada dalam masyarakat serta kemungkinan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

E. Strategi Mengenai Analisa Masalah Berdasarkan Konsep Epidemiologi


Di Indonesia sampai saat ini angka kematian neonatal, bayi dan balita
berbeda-beda diantara pedesaan dan perkotaan, kaya dan miskin, pendidikan
tinggi dan pendidikan rendah, dan diantara provinsi; Status gizi kurang dan
buruk, dan berat badan lahir rendah (BBLR) juga berbeda diantara provinsi
(Bachtiar, 2011). Penyakit-penyakit demam berdarah, malaria, ISPA, TB dan
penyakit-penyakit menular lainnya belum terlihat cenderung menurun yang
signifikan. Di samping itu beberapa penyakit tak menular seperti penyakit
jantung koroner, diabetes mellitus, beberapa jenis kanker meningkat pula.
Sebetulnya kematian dan penyakit-penyakit tersebut dapat dikurangi, apabila
pelayanan kesehatan primer yang termasuk dalam Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) berjalan dengan baik.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (Depkes, 2004) tertulis dua upaya
kesehatan yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP). UKM terdiri atas tiga strata yaitu strata pertama, strata
kedua dan strata ketiga. UKM strata pertama mempunyai 3 fungsi yaitu:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan
3. Pusat pelayanan kesehatan primer- unit pelayanan kesehatan perifer di
puskemas.
Unit pelayanan kesehatan primer yang termasuk dalam UKM strata
pertama dan dilaksanakan di tingkat puskesmas sekurang-kurangnya terdiri
atas:
1. Pelayanan promotif termasuk promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak
dan perbaikan gizi.
2. Pelayanan preventif termasuk keluarga berencana, kesehatan lingkungan
dan pengendalian penyakit.
3. Pelayanan kesehatan kuratif yang hanya mencakup pengobatan sederhana.
Pelayanan kesehatan primer yang termasuk dalam UKM strata kedua
dapat dijelaskan sebagai berikut: Penanggung jawabnya adalah dinas
kesehatan kabupaten/kota yang didukung secara lintas sektor. Fungsinya
mencakup fungsi manajerial termasuk perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, dan fungsi teknis yang terdiri atas
7 kegiatan seperti tersebut di atas.
Pelayanan kesehatan primer yang termasuk dalam UKM strata ketiga
berada di tingkat pusat sebagai berikut: Di Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dikelola promosi kesehatan,
kesehatan ibu dan anak dan perbaikan gizi. Di Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dikelola keluarga berencana. Di Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen
Kesehatan dikelola pemberantasan penyakit dan penyehatan lingkungan. Di
kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dikelola kesehatan lingkungan dan
di Direktorat Jenderal Pelayanan Medik dikelola pengobatan. Sejak tahun
2000 telah dikumandangkan Millenium Development Goals (MDGs) yang
pada tahun 2015 harus dicapai tujuannya (Dit. Jen. Binkesmas, 2010) yaitu:
1. Mengentaskan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim.
2. Pemerataan pendidikan dasar.
3. Mendukung adanya persamaan jender dan pemberdayaan perempuan.
4. Menurunkan angka kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya.
7. Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

Bila diperhatikan 8 tujuan dari MDGs tersebut, maka tujuan MDGs


nomor 4, 5 dan 6 tersebut menyangkut bidang kesehatan. Pelayanan
kesehatan primer dalam MDGs adalah gizi, pelayanan kesehatan ibu dan
anak, pemberantasan penyakit menular khususnya TB, malaria dan
HIV/AIDS, air bersih dan obat esential. Namun kegiatan pelayanan
kesehatan primer jangan hanya terarah kepada MDGs yang merupakan
program internasional, jangan kita lengah terhadap penyakit-penyakit
menular lainnya, penyakit tak menular dan program-program kesehatan
lainnya (Gani, 2011). Dengan demikian pencapaian MDGs hanya sebagian
dari tujuan yang seharusnya dicapai oleh pelayanan kesehatan primer,
walaupun mungkin sebagai prioritas. Tujuan suatu program adalah untuk
mengatasi situasi masalah melalui determinant atau faktor-faktor yang
berhubungan atau berpengaruh terhadap situasi masalah itu. Dengan
demikian untuk mencapai suatu tujuan program pelayanan kesehatan primer
termasuk MDGs diperlukan antara lain epidemiologi.

F. Hubungan sebab-akibat pola penyakit dengan waktu, tempat, dan


lingkungan.
Menurut Hippocrates ( 460-377 BC) Dia dianggap sebagai The First
Epidemiologyist, ahli epidemiolog pertama di dunia karena dialah yang
pertama kali mengajukan komnsep analisis kejadian penyakit secara rasional.
Pikiran-pikirannya dituliskan dalam tiga bukunya: Epidenic I, Epidemic II,
dan On Airs, Waters and Places. Dalam bukunya ini diajukanlah konsep
tentang hubungan penyakit dengan factor tempat,waktu dan lingkungan
(geografi), penyediaan air, iklim, kebiasaan makan dan perumahan. Dia yang
memperkenalkan istilah epidemi dan endemi. Dalam kaitannya dengan
penyebab penyakit, Hippocrates mengatakan posultatnya bahwa ada 4 jenis
cairan yaitu phlegm, blood, yellow bile and black bile. Ketidakseimangan
antara keempat faktor ini yang menyebabkan timbuknya penyakit. Konsep ini
banyak dipengaruhi oleh pikiran Greek.
G. Klasifikasi Penyakit
KLASIFIKASI PENYAKIT William Farr (1856) :

“Klasifikasi adalah suatu metode generalisasi. Beberapa klasifikasi


dapat digunakan dengan tujuan tertentu dan dokter, ahli patologi, atau juri,
masing- masing dari titik pandangnya sendiri, dapat mengklasifikasikan
penyakit- penyakit dan sebab-sebab kematian dengan cara yang menurut dia
adalah yang terbaik untuk memenuhi keinginannya dan untuk mendapatkan
hasil-hasil yang umum”.

Tujuan dasar membentuk kelompok-kelompok atau kelas-kelas yang


dapat digeneralisasikan menurut perilaku atau gambaran dari anggota kelas
atau kelompok tersebut Contoh: pengelompokan penyakit berdasarkan
kesamaan gejala dan tandanya akan berguna bila dapat digeneralisasikan
menurut sebab-sebab dan prognosisnyapengelompokan berdasarkan
kesamaan sebab dapat memperkirakan gejala dan tanda yang akan terjadi atau
perjalanan dari penyakitnya.

Pengelompokan orang-orang yang sakit ke dalam kategori-kategori


dimana karakteristik anggota dari satu kategori menyebabkan mereka berbeda
dengan anggota kategori lain. Kategori-kategori tersebut dipandang sebagai
suatu penyakit dan orang- orang yang masuk kategori dianggap menderita
penyakit tersebut. Pengaturan dari penyakit-penyakit tersebut ke dalam
kelompok-kelompok yang memiliki karakteristik sama

Klasifikasi orang sakit

1. Kriteria manifestasional orang-orang yang sakit dikelompokkan menurut


kesamaan gejala, tanda, perubahan-perubahan pada cairan tubuh atau
jaringan, fungsi fisiologis, perilaku, prognosis, atau gabungan dari
gambaran- gambaran tersebut. Contoh :- patah tulang - diabetes melitus-
retardasi mental - common cold (flu)- schizophrenia - Ca cervix
2. kriteria kausal pengelompokan tergantung pada kesamaan individual
dalam hal pengalaman-pengalaman khusus yang dipercaya sebagai sebab
kesakitannya. Contoh :- trauma saat lahir- silicosis- syphilis- keracunan Pb

H. Tingkat pencegahan penyakit

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat


dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention)
dari Leavel and Clark, sebagai berikut:

1. Promosi Kesehatan (Healt Promotion)


Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan hygiene
perorangan dan sebagainya.

2. Perlindungan Khusus (Specifik Protection)


Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan
khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di Negara-
negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada
dirinya maupun pada anak-anaknya masih rendah.

3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and Prompt


Treatment)
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-
penyakit yang terjadi di dalam masyarakat.

4. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)


Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka
tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidakmampuan.
Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan dalam tahap ini.

5. Rehabilitas (Rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang
diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian
dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan melakukan latihan-
latihan yang dianjurkan maka perlu dilakukan pendidikan kesehatan.

I. Berbagi studi dalam epidemiologi


Ada dua studi tentang epidemiologi ini:
1. Studi riwayat kasus (case history studies). Dalam studi ini akan
dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena
penyebab penyakit (kelompok kasus) dengan kelompok orang tidak
terkena penyakit (kelompok kontorl) Contoh: kita berminat meneliti
kemungkinan hubungan antara Ca payudara dan penggunaan kontrasepsi
oral (OC). Untuk menguji hopotesa kita dapat.
Jika kasus (Ca payudara) dan non kasus (non Ca payudara)
menunjukan distribusi pemakaian OC yang sama, maka (untuk sementara)
kita dapat menyimpulkan tidak terdapat pengaruh OC terhadap Ca
payudara. Sebaliknya, jika kasus secara bermakna lebih banyak
menggunakan OC yang lebih lama atau dengan dosis estrogen yang lebih
tinggi ketimbang non kasus, maka kita dapat menyimpulkan pemakaian
OC memperbesar kemungkinan untuk mengalami Ca payudara.
2. Studi Kohort (Kohort Studies) Dalam studi ini sekelompok orang
dipaparkan (exsposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian
diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama
dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada
penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol.
Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut
dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna
atau tidak.
Contoh: untuk membuktikan bahwa oral kontrasepsi kemungkinan
merupakan faktor penyebab kanker payudara (Ca payudara), diambil dua
kelompok ibu-ibu yang satu kelompok terdiri dari ibu-ibu yang
menggunakan oral kontrasepsi dan satu kelompok lagi terdiri dari ibu-ibu
yang tidak menggunakan oral kontrasepsi. Kemudian diperiksa apakah
ada perbedaan pengidap, kanker payudara antara kelompok pengguna oral
kontrasepsi dan yang tidak menggunakan oral kontrasepsi.
J. Studi Deskriptif (defenisi, tujuan, ruang lingkup. dan langkah-
langkah).
1. Definisi
Epidemiologi Deskriptif adalah mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran suatu masalah kesehatan tanpa perlu mencari jawaban
terhadap faktor-faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut.
2. Tujuan
Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :
a. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan
sehingga dapat diduga kelompok mana di masyarakat yang paling
banyak terserang.
b. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai
kelompok.
c. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin
berhubungan terhadap masalah kesehatan (menjadi dasar suatu
formulasi hipotesis).
3. Ruang lingkup
Dari pengetahuan tentang ruang lingkup/jangkauan epidemiologi kita
dapat mengetahui apa saja yang termasuk dalam epidemiologi karena
jangkauan epidemiologi terus berkembang sesuai dengan perkembangan
teknologi dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan jangkauan
epidemiologi dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang
bersifat menular/infeksi dan akut saja, melalui temuan-temuan
tentang:
1) jenis penyakit wabah : cacar, pes, kolera
2) cara penularan dan penyebab pennyakit wabah dan
3) cara-cara penanggulangan dan pencegahan penyakit
4) wabah
b. Tahap berikutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit infeksi
non-wabah
c. perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga mempelajari
penyakit tidak menular atau kronis misalnya; penyakit jantung,
karsinoma, hipertensi dan penyakit gangguan hormon (DM dll)
d. Akhirnya epidemiologi mempelajari hal-hal yang bukan penyakit
atau masalah sosial/perilaku (fertilitas, menopause, kecelakaan,
kenakalan remaja dan penyalahgunaan obat), termasuk penilaian
terhadap pelayanan kesehatan serta masalah di luar bidang
kesehatan.

Perkembangan epidemiologi yang sedemikian pesat merupakan


tantangan yang sangat berat bagi tenaga kesehatan karena keadaan tersebut
tidak dapat diatasi hanya dengan perbaikan sanitasi dan perbaikan
ekonomi, tetapi merupakan masalah yang sangat kompleks yang
melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai instansi atau institusi.

Jangkauan epidemiologi kini telah sedemikian luasnya hingga mempelajari


semua hal yang menimpa masyarakat. Makin luasnya jangkauan tersebut
antara lain disebabkan hal-hal berikut:

1) Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada beberapa dasawarsa


terakhir
2) Kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan
kehidupan masyarakat menjadi semakin kompleks
3) Metode epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat
digunakan untuk penyakit non infeksi dan non- penyakit
4) Meningkatnya kebutuhan penelitian terhadap penyakit non-infeksi dan
non-penyakit
5) Metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari asosiasi
sebab-akibat misalnya:
a. asosiasi antara rokok dengan karsinoma paru-paru dan
b.  asosiasi antara pelayanan kesehatan dengan status kesehatan
masyarakat
4. Langkah-langkah
Penelitian deskriptif ini juga berfokus pada pertanyaan who (siapa saja
yang terkena/terpengaruhi), when (kapan mereka terpengaruhi), dan where
(di mana mereka terpengaruhi).
a. Pada who (orang), epidemiologi deskriptif meneliti faktor-faktor antara
lain:
1) Variabel Demografi, sebagai contoh: usia, jenis kelamin, ras,
penghasilan, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, agama,
dan lain-lain.
2) Variabel Keluarga, sebagai contoh: jumlah anggota keluarga, usia
melahirkan, pendidikan ibu, pengaturan jarak kehamilan, dan
lain-lain.
3) Perilaku, misalnya penyalahgunaan narkoba, shift kerja, makan
dan pola olahraga.
4) Variabel lain, seperti: Golongan darah, paparan factor lingkungan
tertentu, status kekebalan, status imunisasi, status gizi.
Contoh: penelitian epidemiologi deskriptif yang menganalisis faktor
orang antara lain tekanan darah tinggi pada orang yang bekerja shift
malam, obesitas pada remaja siswi SMA, Diabetes Mellitus pada
lansia Desa Z, dan lain-lain.
b. Hal penting lain yang dapat diamati pada epidemiologi deskriptif
adalah Where (tempat). Tempat disini dapat berupa:
1) Tempat tinggal
2) Tempat bekerja
3) Sekolah
4) Rumah Makan
5) Tempat Rekreasi
Contoh penelitian: Peningkatan Kejadian Demam Berdarah Dengue
di Daerah yang berdekatan dengan stasiun atau kuburan, karena di
tempat tersebut pengendalian jentik nyamuk relatif kurang
diperhatikan daripada rumah tinggal.
c. Hal ketiga yang penting dan sering dievaluasi dalam epidemiologi
deskriptif adalah factor when (waktu). Yang dimaksud dengan waktu
disini bias merupakan waktu tahun, atau hal yang terjadi pada waktu
tertentu setiap hari atau setiap jam. Sebagai contoh, penyakit demam
berdarah lebih sering muncul di musim hujan, demikian halnya dengan
penyakit leptospirosis atau bahkan flu, dan kecelakaan lebih sering
terjadi di masa liburan. Pengukuran prevalensi pada periode waktu
tertentu akan dapat membantu upaya pencegahan. Berikut ini contoh-
contoh lain penelitian epidemiologi deskriptif:
1) Penilaian aktifitas fisik dan pengeluaran energi pada lansia
penderita penyakit kronis di Desa Sukamakmur.
2) Tren angka kejadian stroke di Kecamatan Kondang dari tahun
1990-2010
3) Perilaku merokok pada kelahiran preterm di Kecamatan Sanden
4) Perbedaan jenis kelamin pada gangguan lemak di Padang dan di
Yogyakarta
5) Tren angka harapan hidup berdasarkan kelompok latar belakang
pendidikan di Yogjakarta
K. Ukuran Dalam Epidemiologi
1. Perhitungan Frekuensi Penyakit
a. Rate
Rate merupakan besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah
keseluruhan penduduk di mana peristiwa itu berlangsung dalam suatu
batas waktu tertentu.
A
R=
A +B
A = jumlah kejadian yang diamati
A + B = Populasi berisiko
b. Rasio
Rasio merupakan perbandingan dari 2 nilai kuantitatif .
Rasio = A/B
Contoh : Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki
sebanyak 30 orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang.
Maka penderita laki-laki / perempuan adalah = 30 / 15 = 2 : 1
c. Proporsi
Misal : Proporsi kematian karena DHF adalah jumlah yang mati
karena DHF dibagi jumlah seluruh kematian Rumusan dari proporsi
yaitu:
A
Proporsi =
x+Y
Contoh: Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki
sebanyak 30 orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang.
Berapa proporsi penderita laki-laki?
30
Jawab: Proporsi = x 100% = 66,67%
30+15
2. Ukuran Morbiditas
a. Insidensi Rate
Insidensi adalah jumlah kejadian/penyakit (kasus baru) pada
kelompok penduduk tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu.
jumlah kejadian dalam waktu tertentu
Angka insidensi = x konstanta
Jumlah populatin at risk waktu tertentu
Contoh: Pada bulan Desember 1988 di Kecamatan X terdapat
penderita Campak 80 orang anak balita. Jumlah anak yang
mempunyai risiko penyakit tersebut (anak balita) di Kecamatan X =
8.000.
Maka insidensi rate penyakit campak tersebut adalah:
80 10
x 1000= atau 0,010
8000 1000
b. Prevalensi Rate
1) Point prevalence, yaitu jumlah seluruh penderita (lama+baru)
yang ada pada suatu saat tertentu
Point prevalence =

jumlah penderita yang ada pada suatu saat waktu


x konstanta
Jumlah penduduk pada saat itu
Contoh: Kasus penyakit TBC Paru di Kecamatan Moyang pada
waktu dilakukan survei pada bulan Juli 1988 adalah 98 orang dari
24.000 penduduk kecamatan tersebut. Maka prevalence rate di
Kecamatan tersebut adalah:
98 4
x 1000= atau 0,010
24000 1000
2) Periode prevalence, yaitu jumlah seluruh penderita (lama+baru)
yang ada pada suatu periode tertentu
Point prevalence =

Jumlah penderita lama+ baru dalam suatu


periode waktu tertentu
x konstanta
Jumlah penduduk pada pertengahan
peride waktu yang bersangkutan
Contoh: pada periode tahun 2013 (Januari-Desember) di Kelurahan A
terdapat 75 penderita Malaria. Pada pertengahan tahun 2013 penduduk
kelurahan A tersebut berjumlah 5000 orang. Maka periode prevalence
malaria di kelurahan A adalah:
75 15
x 1000= atau 0,05
5000 1000
3. Ukuran Mortalitas
a. Crude Death Rate (CDR)
CDR adalah angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang
dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di pertengahan tahun
yang sama.
Jumlah kematian yang dicatat dalam
tahun kalender
CDR = x konstanta
Jumlah seluruh penduduk pertengahan
tahun yang sama
Contoh: Jumlah penduduk Jakarta pertengahan tahun 2000 berjumlah
11.000.000 orang. Pada tahun tersebut terdapat kematian 200.000 orang.
Hitung berapa angka kematian kasarnya!
D 200.000
CDR = x 1000= x 1000=¿ 18,18 dibulatkan menjadi 18
F 11.000 .000
CDR 18 artinya tiap 1000 penduduk terdapat kematian 18 jiwa dalam
waktu satu tahun. Penggolongan angka kematian kasar adalah:
Rendah, jika angka kematian 9 – 13.
Sedang, jika angka kematian 14 – 18.
Tinggi, jika angka kematian lebih dari 18.
b. Infant Mortality Rate (IMR)
jumlah kematian bayi selama satutahun
x konstanta
IMR = Jumlah bayi lahir hidup di area yang
sama dan tahun yang sama
c. Perinatal Mortality Rate (PMR)
jumlah kematian janin pada kehamilan
28 miggu ataulebih+ jumlah kematianbayi<7 hari
PMR = selama satu tahun
x konstanta
Jumlahbayi lahir hidup di area yang
samadan tahun yang sama

d. Maternal Mortality Rate (MMR)


jumlah kematian ibukarena kehamilan , persalinan dan
masanifas selama satutahun
MMR = x konstanta
Jumlah kelahiran hidup pada tahun
danwilayahyang sama

4. Ukuran Fertilitas
Crude Birth Rate (CBR), yaitu Angka kelahiran kasar adalah jumlah
kelahiran yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di
pertengahan tahun yang sama
jumlah kelahiran hidup selama satutahun
CBR = x konstanta
Jumlah penduduk pada pertengah tahun yang sama
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Epidemiologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan dalam
mencari penyebab penyakit. Distribusi adalah penyebaran masalah kesehatan
dalam populasi. Distribusi atau penyebaran penyakit dalam epidemiologi
digambarkan ke dalam 3 unsur yaitu berdasarkan orang, tempat dan waktu.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (Depkes, 2004) tertulis dua upaya
kesehatan yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP).
Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention)
dari Leavel and Clark yaitu promosi kesehatan, perlindungan khusus,
diagnosis dini dan pengobatan segera, pembatasan cacat, dan rehabilitas. Ada
dua studi tentang epidemiologi yaitu 1. Studi riwayat kasus dan Studi
Kohort. Epidemiologi Deskriptif adalah mempelajari tentang frekuensi dan
penyebaran suatu masalah kesehatan tanpa perlu mencari jawaban terhadap
faktor-faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan tersebut.

B. SARAN
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,
baik dari segi bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu, kami harapkan
kritik dan saran dari para dosen, mahasiswa dan pihak lain yang menaruh
perhatian terhadap perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Adang. Isyu Terkini Kesehatan Masyarakat, disajikan pada Seminar


Reformasi Pelayanan Kesehatan, yang diadakan STIKes Hang Tuah Pekanbaru
tanggal 9 April 2011

Budiarto, Eko dan Anggreni, Dewi. 2003. Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: EGC,
52-58
Depkes RI. (2004). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta: Depkes RI

Eliana, Sumiati.2016. Kesehatan Masyarakat. Modul Bahan Ajar Cetak


Kebidanan. Jakarta. Pusdik SDM Kesehatan.
http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf diakses
pada tanggal 18 Januari 2021
https://slideplayer.info/slide/3235540/ diakses pada tanggal 18 Januari 2021

Syafrudin, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan.


Jakarta. Penerbit: Trans Info Media

Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi: Suatu Pengantar Edisi II. Jakarta: EGC,
127-140
Wahyudin Rajab. 2009. Ukuran dalam Epidemiologi. Buku Ajar Epidemiology
untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC, 95-103

Anda mungkin juga menyukai