Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Alhamdulillahi Rabbil ’Aalamin,
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Shalawat dan salam dengan ucapan Allahumma sholli ’ala Muhammad wa ’ala ali Muhammad
penulis sampaikan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. Makalah ini disusun untuk
memenuhi kebutuhan mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan
Timur dalam menempuh mata kuliahKeperawatan Komunitas. Untuk itu penulis dengan
berlapang dada menerima masukan dan kritikan konstruktif dari berbagai pihak demi
kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhirnya kepada Allah jualah penulis bermohon
semoga semua ini menjadi amal saleh bagi penulis dan bermanfaat bagi pembaca.
PENDAHULUAN
A. Definisi Epidemiologi
yang terdiri dari 3 kata yaitu epi (di atas/di antara/ yang di antara),
2. Endemi adalah keadaan yang biasa atau normal atau frekuensi penyakit
tertentu berada dalam keadaan normal, dengan kata lain penyakit tersebut
biasa terjadi di satu daerah dengan frekuensi yang normal. Contoh: Endemi
Malaria di Irian Jaya.
4. Epidemiologi Kependudukan
6. Epidemiologi Lingkungan
9. Epidemiologi Gizi
13. Farmakoepidemiologi
5. Menguraikan kelompok penduduk yang dalam risiko dan yang berisiko tinggi
terhadap kelompok penduduk yang tidak memiliki risiko
1. Menerangkn tentang besarnya masalah dan ganggun kesehatan (termasuk penyakit) serta
penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu
2. Menyiapkan data/ informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan
rogram, serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan (kesehatan) pada masyarakat, baik
yang bersifat pencegahan dan penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya serta
menentukan skala prioritas terhadap kegiatan tersebut.
3. Mengidentifikasi berbagai factor yang menjadi penyebab masalah atau factor yang
berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, para ahli epidemiologi lebih memusatkan
perhatiannya pada berbagai sifat karakteristik individu dalam suatu populasi tertentu
seperti sifat karakteristik biologis, sosio ekonomis, demografis, kebiasaan individu serta
sifat genetic. Pada berbagai sifat karakteristik tersebut, akan memberi gambaran tentang
sifat permasalahan yang ada dalam masyarakat serta kemungkinan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Pelayanan kesehatan primer yang termasuk dalam UKM strata kedua dapat
dijelaskan sebagai berikut: Penanggung jawabnya adalah dinas kesehatan kabupaten/kota
yang didukung secara lintas sektor. Fungsinya mencakup fungsi manajerial termasuk
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, dan fungsi teknis yang terdiri atas 7
kegiatan seperti tersebut di atas.
Pelayanan kesehatan primer yang termasuk dalam UKM strata ketiga berada di
tingkat pusat sebagai berikut: Di Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Departemen Kesehatan dikelola promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak dan
perbaikan gizi. Di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dikelola
keluarga berencana. Di Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan dikelola pemberantasan penyakit dan penyehatan
lingkungan. Di kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dikelola kesehatan lingkungan
dan di Direktorat Jenderal Pelayanan Medik dikelola pengobatan. Sejak tahun 2000 telah
dikumandangkan Millenium Development Goals (MDGs) yang pada tahun 2015 harus
dicapai tujuannya (Dit. Jen. Binkesmas, 2010) yaitu:
1. mengentaskan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim
2. pemerataan pendidikan dasar
3. Mendukung adanya persamaan jender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya
7. Menjamin kelestarian lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Bila diperhatikan 8 tujuan dari MDGs tersebut, maka tujuan MDGs nomor 4, 5
dan 6 tersebut menyangkut bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan primer dalam MDGs
adalah gizi, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pemberantasan penyakit menular
khususnya TB, malaria dan HIV/AIDS, air bersih dan obat esential. Namun kegiatan
pelayanan kesehatan primer jangan hanya terarah kepada MDGs yang merupakan
program internasional, jangan kita lengah terhadap penyakit-penyakit menular lainnya,
penyakit tak menular dan program-program kesehatan lainnya (Gani, 2011). Dengan
demikian pencapaian MDGs hanya sebagian dari tujuan yang seharusnya dicapai oleh
pelayanan kesehatan primer, walaupun mungkin sebagai prioritas. Tujuan suatu program
adalah untuk mengatasi situasi masalah melalui determinant atau faktor-faktor yang
berhubungan atau berpengaruh terhadap situasi masalah itu. Dengan demikian untuk
mencapai suatu tujuan program pelayanan kesehatan primer termasuk MDGs diperlukan
antara lain epidemiologi.
G. Klasifikasi Penyakit
TUJUAN DASAR
1. Pyrexiae
2. Neuroses
3. Locales
4.CachexiaePYREXIAELOCALESNEUROSESCACHEXIAEManifestasionalKausal
manifestasi yang sama atau umum dan pentingnya mengetahui sebab terjadinya
penyakit, menyebabkan keputusan untuk mengubah aksis klasifikasi dari kriteria
manifestasional ke kriteria kausal
1. berbagai efek atau manifestasi dari agent kausa yang dapat diisolasi dapat diketahui atau
diperkirakan
2. suatu agent yang berhubungan dengan manifestasi tertentu tidak selalu ada pada semua
orang yang menunjukkan manifestasi tersebut
3. tidak semua orang yang mengalami pengalaman mendapat kausa menjadi sakit akibat
pengalaman tersebut
4. perbedaan antara sebab yang perlu dengan sebab yang berkontribusi ANGKA RISIKO “
Nosologia Methodica’
1540, London : John Graunt (terbit 1662)Pencatatan dan Klasifikasi Sebab
KematianFrancois Bossier de Lacroix (Perancis)“ Nosologia Methodica’Carl von
Linnaeus (Swedia)“Genera Morbora”William Cullen (Edinburg)“Synopsis Nosologiae
Methodicae”
1. Penyakit menular/infeksi
a. penyakit menular melalui air
b. penyakit menular melalui udara
c. penyakit menular melaluui kelamin
d. penyakit menular melalui binatang
2. Penyakit Non-Infeksi/tidak menular/kronis
a. penyakit jantung
b. penyakit kanker
c. penyakit metabolic
H. Tingkat pencegahan penyakit
I. Berbagi studi dalam epidemiologi
J. Studi deskriptif (defenisi, tujuan, ruang lingkup. dan langkah-langkah )
a. Dfinisi
Epidemiologi deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah
atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah berdasarkan variabel orang, tempat
dan waktu.
Epidemiologi deskriptif umumnya dilaksanakan jika tersedia sedikit informasi
yang diketahui mengenai kejadian, riwayat alamiah dan faktor yang berhubungan dengan
penyakit.
Upaya mencari frekuensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan :
1. Siapa yang terkena?
2. Bilamana hal tersebut terjadi?
3. Bagaimana terjadinya?
4. Dimana kejadian tersebut?
5. Berapa jumlah orang yang terkena?
6. Bagaimana penyebarannya?
7. Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?
b. Tujuan
Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :
1. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga
kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
2. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
3. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap
masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).
c. Ruang lingkup
d. Langkah-langkah
p= ( dn ) ×k
P = estimasi angka insidensi
D = jumlah kasus baru
N = Jumlah individu yang awalnya tidak sakit
K = Konstanta
2. prevalensi.
Untuk prevalensi terdapat dua ukuran, yaitu prevalensi sesaat (point prevalence)
dan prevalensi periode (periode prevalence)
Jumlah semua kasus yang dicatat
Point prevalence = pada saat tertentu
Jumlah penduduk
Jumlah semua kasus yang dicatat
Periode prevalence = selama satu periode
Jumlah penduduk
1. Insidensi : Kasus 2, 3, 4, 8, 9
2. Prevalensi sesaat : 1 Januari : Kasus 1, 5, 7
31 Desember : Kasus 2, 5
Risk Ratio adalah rasio dari dua resiko yang terpisah. Risk ration juga disebut
sebagai rasio insidensi kumulatif (cumulative incidence ratio) dan berkaitan erat dengan
rate ratio
Probabilitas pajanan suatu penyakit
Risk ratio =
Probabilitas suatu penyakit tanpa pajanan
b. Odds Ratio
Odds ratio adalah ratio dari kemungkinan terkena penyakit di antara individu
yang terpapar dibagi dengan kemungkinan terkena penyakit di antara individu yang tidak
terpapar.
Odds pemajan untuk kasus
Odds ratio =
Odds pemajan untuk kontrol
a
c a xd
Odds ratio = =
b bxc
d
c. Insidence Density Ratio
Bila data didasarkan pada kasus-kasus insidens
Densitas insidens pada kelompok terpajan
RDI =
Densitas insidens pada kelompok tidak terpajan
d. Prevalence Ratio
3. Ukuran Efek/Dampak
Merefleksikan dampak suatu faktor pada frekuensi atau resiko dari suatu masalah.
Dimana untuk mengukur efek/dampak dapat dilihat dari : Attributable Risk, Population
Attributable Risk, Prevalence Fraction.
a. Attributable Risk
Attributable Risk adalah angka penyakit pada orang yang terpajan yang dapat
secara langsung dihubungkan dengan pajanan dari penyakit tersebut.
Proporsi (atau fraksi) rate penyakit pada seluruh populasi yang mewakili rate
penyakit dalam kelompok terpajan.
Prevalence fraction adalah fraksi yang dicegah dalam populasi. Proporsi jumlah
beban penyakit dalam populasi yang telah dicegah oleh faktor eksposur1
http://repository.uinsu.ac.id/5523/1/DIKTAT%20DASAR%20EPID.pdf
https://slideplayer.info/slide/3235540/
Syafrudin, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta.
Penerbit: Trans Info Media
Bachtiar, Adang. Isyu Terkini Kesehatan Masyarakat, disajikan pada Seminar Reformasi
Pelayanan Kesehatan, yang diadakan STIKes Hang Tuah Pekanbaru tanggal 9 April 2011
Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi: Suatu Pengantar Edisi II. Jakarta: EGC, 127-140
Budiarto, Eko dan Anggreni, Dewi. 2003. Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: EGC, 52-58
Wahyudin Rajab. 2009. Ukuran dalam Epidemiologi. Buku Ajar Epidemiology untuk
Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC, 95-103