Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : KADEK DWI LESTARI
NIM : 2313261008
MATAKULLIAH : ILMU KESEHTAN MASYARAKAT
DOSEN PENGAMPU : Ns. Grenda Apriyawan,
S.Kep.,M.Kes

PROGRAM SARJANA ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


UNNIVERSITAS TRIATMA MULYA
TAHUN AJARAN 2024
KATA PENGANTAR

Senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
penulis diberi untuk menyelesaikan makalah tentang "epidemiollllogi kesehatan".
Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah ilmu kesehatan
masyarakat.
Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulis selama proses
penyelesaian tugas akhir ini hingga selesainya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan penulis.
Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Singaraja,22 maret 2024

Pennulis
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di dunia
dalam menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya keadaan sehat
merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah
satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi yang baik maka akan timbul
suatu masalah atau gangguan kesehatan. Hal ini merugikan penderita karena akan
menurunkan produktifitas terhadap kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan
demikian, perlu adanya suatu usaha-usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377 SM) muncul sebagai
Bapak kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang menitik beratkan
pada kuratif atau metode pengobatan dan penyembuhan. Penyembuhan ini
dilakukan setelah terjadi insiden sakit. Akan tetapi setelah perkembangan zaman,
penyembuhan melalui bidang kedokteran saja tidak cukup berhasil dalam
menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat. Setelah itu muncullah metode
preventif yang mengedepankan upaya-upaya pencegahan penyakit. Hal ini
dilakukan berdasarkan ilmu Epidemiologi atau ilmu mengenai distribusi,
frekuensi dan determinan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakt serta
aplikasinya dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat.
Bidang epidemiologi lebih fokus pada pencegahan dan pengendalian
penyakit bukan pada teknik pengobatan sekunder dan tersier yang ada dalam ilmu
pengobatan tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Epidemiologi
Last (1998)
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang
berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk
menanggulangi masalah kesehatan.

Mac Mahon (1970)


Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran
penyakit dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.

W.H. Frost (1927)


Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan
jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.

HIRSCH (1883)\
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitanya dengan kondisi
eksternal

ABDEL R OMRAN
Epidemiologi sebagai suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan
kesehatn, penyakit dan perubahan pada penduduk begitu juga determinannya
serta akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
B. Tujuan Epidemiologi
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
mempelajari epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi distribusi dan
determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk memperoleh informasi
tentang penyebab penyakit, misalnya:
1. Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat
keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang
tercemar dan menemukan penyebabnya
2. Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara
karsinoma paru-paru dengan asbes
3. Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaabn hewan
konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan tentang
terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir. Untuk
mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan kenyataan pada
manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita karsinoma kandung
kemih lebih banyak terpajan oleh rokok dibandingkan dengan bukan
penderita
4. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan, serta
menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat; misalnya:
a. Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang terdapat dimasyarakat
dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan pelayanan
kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas masalah
b. Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh bahwa insidensi
tetanus neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data tersebut
dapat digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan efisien dalam
menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan mengirirm petugas
lapangan untuk memberikan penyuluhan pada ibu-ibu serta mengadakan
imunisasi pada ibu hamil
C. Ruang Lingkup Epidemiologi
1. Subjek dan objek berupa masalah kesehatan :
a. Epidemiologi dan pencegahan penyakit menular
Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam
pencegahan penyakit menular misal: adanya imunisasi BCG maka
penyakit campak tertanggulangi
b. Epidemiologi dan pencegahan penyakit tidak menular
Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam
pencegahan penyakit tidak menular. Dalam hal ini adalah mencari
beberapa faktor yang memegang peranan dalam timbulnya berbagai
penyakit tidak menular . misal: keracunan makanan dapat di cari faktor
yang menjadi penyebabnya
c. Epidemiologi dalam klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang
dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para
klinisi/ dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disilin ilmu
epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para
petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip=prinsip
epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Mereka lebih
berorientasi pada penyebab dan cara mengatasinya terhadap kasus secara
individu dan biasanya tidak tertarik unutk mengetahui serta menganalisis
sumber penyakit, cara penularan dan sifat penyebarannya dalam
masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi tersebut,
merupakan data informasi yng sanat berguna dalam analisis epidemiologi
tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data
dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang memeliki
metode pendekatan serta penerapannya secara khusus
d. Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan
system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-
faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi
didalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan
tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk
secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan
penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai
aspek kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa,
yang erat hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan,
kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan dengan
keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan
epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai
dasar dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun perencanaan
yang baik. Juga sedang dikembangkan epidemiologi system reproduksi
yang erat kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn
kependudukan.
e. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen dalam
menganalis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu maslah
serta penyusunan pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan
terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan
cukup banyak digunakan oleh para perencana kesehatan baik dalam
bentuk analisis situasi, penetuan prioritas maupun dalam bentuk
penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun
dengan sasaran khusus.
f. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang mempelajari
serta mnganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh
keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawo
biologis maupun social budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja.
Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta
untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.
g. Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan
jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadan kelainan jiwa kelompok
penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi
timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnya
berbagai keluhan anggota masyarakat ang lebih banyak mengarh ke
masalah kejiwaan disertai dengan perubahan social masyarakat menuntut
suatu car pendekatan melalui epidemilogi social masyarakat menuntu
suatu cara pendekatan melalui epidemiologi social yang berkaitan
dengan epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini
gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah kesehaan
individu saja, tetau telah merupakan masalah social masyarakat.
h. Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi masyarakat
dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang
menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi
masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis
berbagai factor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi
masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan
dengan kehidupan social masyarakat. Penanggulangan maslah gizi
masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah kepad
penanggulangan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya
masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada
sasaran individu atau lingkungan kerja saja.
2. Masalah kesehatan lain :
a. Program KB, Perbaikan lingkungan pemukiman, pengadaan sarana
pelayanan kesehatan
3. Sasaran berupa populasi
4. Mengukur dan menganalisa frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
manusia

D. Variabel Epidemiologi
Variable epidemiologi adalah segala faktor yang dapat menimbulkan penyakit
epidemik, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi yang terjadi pada
masyarakat. Variabel epidemiologi terdiri dari
1. Variabel waktu
Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan bulan
serta tahun. Variabel waktu bermanfaat dalam memprediksi puncak insiden,
merencanakan upaya penanggulangan dan melakukan evaluasi dampak
penanggulangan yang telah dilaksanakan.
Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain, skala
perubahan frekuensi penyakit yaitu :
a. Variasi jangka pendek (fluktuasi)
Adalah perubahan naik-turunnya frekuensi kejadian penyakit yang
berjangka waktu relatif pendek. Contoh kejadian yang relatif pendek
adalah keracunan makanan yang bersumber pada satu tempat, puncak
frekuensi insiden umumnya hanya satu dan setelah itu wabah tersebut
akan selesai.
b. Variasi berkala (siklis)
Adalah perubahan secara berkala dengan interval daur waktu dalam
hitungan bulan atau musim sampai tahun. Umumnya penyakit menular
yang endemis biasanya menunjukkan daur atau siklus musiman.
Beberapa jenis penyakit tersebut sering kali dapat dijelaskan latar
belakang kejadiannya yang berkaitan dengan host, agent, dan
environment. Contohnya, penyakit demam berdarah yang terjadi sesudah
pergantian musim hujan ke musim kemarau. Variabel siklik dibagi
menjadi dua, yaitu :
1) Variasi musiman (berulang interval < 1 tahun)
2) Variasi siklik (berulang interval > 1 tahun)
c. Variasi jangka panjang (secular trends)
Adalah perubahan frekuensi penyakit atau masalah kesehatan yang
terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa negara maju yang sistem
pencatatan kesehatannya sudah baik dan sudah lama, menunjukkan angka
insiden dan prevalens yang jelas dan teratur dari tahu ke tahun. Di
Indonesia masih sukar untuk melihat hal tersebut (misalnya : cacar dan
polio).
2. Variabel tempat
Penyebaran menurut tempat pada prinsipnya sama dengan mencoba
menjawab pertanyaan wher”. Hubungan penyakit dengan tempat
menunjukkan adanya faktor-faktor yang mempunyai arti penting sebagai
penyebab timbulnya penyakit antara penghuni dengan tempat yang dihuni.
Distribusi menurut tempat sama artinya dengan area geografis, luas dan
tinggi lokasi sehingga tempat biasanya di katagorikan di kotomi (perkotaan
dan pedesaan (urban dan rural), pemukiman dan non pemukiman, domestik
dan asing, didalam dan diluar, serta institusi dan non institusi).
3. Variabel orang
Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun sesudah
lahir. Untuk mengidentifikasikan seseorang terdapat variabel yang tak
terhingga banyaknya, tetapi hendaknya dipilih variabel yang dapat
digunakan sebagai indikator untuk menentukan ciri seseorang. Untuk
menentukan variabel mana yang dapat digunakan sebagai indikator,
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan serta sarana yang
ada.
Karakteristik yang selalu diperhatikan dalam suatu penyelidikan
epidemiologi untuk variabel orang adalah umur, ras, status kekebalan, jenis
kelamin, kelas sosial (pendidikan, pekerjaan, penghasilan), golongan etnik,
status perkawinan, besarnya keluarga, paritas (keturunan), dan lain
sebagainya yang berhubungan dengan variabel orang, seperti gaya hidup dan
kebiasaan makan (Sutrisna, 1994).
Pentingnya variabel orang misalnya umur untuk mengetahui :
a. Potensi mereka untuk terpapar dengan sumber infeksi
b. Tingkat imunisasi merek
c. Aktifitas fisiologi
E. Peran Epidemiologi dalam Kesehatan
1. Mengidentifikasi faktor faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan dalam masyarakat
2. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan
3. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang
atau telah dilakukan. Bila dari hasil evaluasi program tersebut dianggap tidak
berhasil, maka dapat dihentikan atau diubah dengan program lain. Misalnya
program fogging untuk memberantas nyamuk dewasa dapat diganti dengan
menggalakan 3M (Menguras, Menutup sumber air, mengubur setelah
diketahui penyebabnya adalah perilaku penduduk.
4. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit
dalam upaya menanggulanginya
5. Mengarahkan intervensi yang diperlikan untuk menanggulangi masalah yang
perlu dipecahkan.

F.Surveilance
Menurut WHO, surveilance adalah kegiatan pengumpulan, perbandingan
informasi, analisis, dan interpretasi data secara sistematik, berkelanjutan dan
penyebaran informasi kepada yang membutuhkan sebagai dasar untuk
melakukan tindakan.
Ciri-ciri surveilance secara garis besar ada 5 yaitu :
1. Adanya keteraturan (dalam pengumpulan data dan interpretasi data)
2. Adanya upaya terus menerus
3. Kesederhanaan (mudah didapat dan dikerjakan)
4. Harus ada kemudahan untuk dimengerti
5. Ada indikator yang dapat mengukur keberhasilan kegiatan surveilans
Kegiatan surveilance meliputi
1. Pengumpulan data
Data yang akan dikumpulkan dalam kegiatan surveilance berasal dari banyak
sumber antara lain :
a. Laporan kematian
b. Laporan kesakitan
c. Laporan kejadian luar biasa
d. Laporan dari penggunaan laboratorium
e. Laporan dari penelitian epidemiologi
f. Laporan dari penyelidikan epidemiologi atas kejadian luar biasa
g. Survei- survei penyakit
h. Pemantauan vector dan reservoir
i. Data demografik
j. Data lingkungan
2. Pemaparan data
Data yang telah dikumpulkan secara rutin dapat dipaparkan dalam berbagai
bentuk tampilan seperti tabel, grafik atau gambar. Hasil pemaparan akan
memberikan informasi secara deskriptif kepada pembaca mengenai
fenomena atau gamabaran.
3. Analisa adata
Hasil pemaparan belum memberikan arti apabila belum dianalisa dan
diinterpretasi. Analisa data surveilance menggunakan pendekatan deskriptif
dengan determinan epidemiologi yaitu orang, tempat dan waktu. Dalam
melakukan analisis data surveilance dibutuhkan data penunjang di luar
informasi yang telah dikumpulkan misalnya data kependudukan, adat
geografis, data sosial budaya agar penariakan keputusan lebih komprehensif.
4. Interpretasi data
Tahapan lanjut setelah melakuakan analisi data sebelum dilakuakan
penarikan suatu kesimpulan. Interpretasi adat secara sederhana diartikan
sebagai menafsirkan informasi yang dikumpulkan. Penafsiran ini untuk
menjawab apakah kejadian yang diamati merupakan suatu kejadian yang
sesungguhnya. Untuk itu dibutuhkan banyak data untuk mendukung
penarikan kesimpulan akhir.
5. Diseminasi
Diseminasi atau penyebarluasan informasi merupakan tahapan alanjut
setelah analisis dan interpretasi data. Diseminasi adapat disamapaikan dalam
rangka untuk meningkatkan kinerja surveilens, keakuratan data dan
peningkatan sumber daya manusia yang bekerja di bidang kesehatan.
Diseminasi juga bermanfaat untuk action pemecahan masalah.
6. Evaluasi kegiatan surveilens
Atribut-atribut yang digunakan untuk kegiatan evaluasi surveilens antara
lain :
a. Sensitivitas
b. Timeliness
c. Representative ness
d. Predictive value
e. Accuracy and completeness of descriptive information
f. Simplicity
g. Flexibility
h. Acceptability

G. Tingkat Pencegahan Penyakit


Dalam epidemiologi, pencegahan dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai
dengan perjalanan penyakit, yaitu :
1. Pencegahan primer
Pencegahan tingkat pertama ini merupkan upaya untuk mempertahankan
orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi
sakit. Secara garis besar, upaya pencegahan ini dapat berupa pencegahan
umum dan pencegahan khusus.
Pencegahan umum dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada
masyarakat umum, misalnya pendidikan kesehatan dan kebersihan
lingkungan.
Pencegahan khusus ditujukan pada orang-orang yang mempunyai risiko
dengan melakukan imunisasi, misalnya imunisasi terhadap difteri, pertusis,
tetanus, morbili, hepatitis, sanitasi lingkungan seperti penjernihan air
minum, pencegahan terhadap kecelakaan dan keselamatan kerja.
2. Pencegahan sekunder
Tingkat pencegahan kedua ini merupakan upaya manusia untuk
mencegah orang yang telah sakit agarsembuh, menghambat progresitifitas
penyakit, menghindari komplikasi, dan mengurangi ketidakmampuan.
Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi
penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan secara cepat dan tepat.
Deteksi penyakit secara dini dapat dilakukan dengan cara : penyaringan,
pengamatan epidemiologis, survei epidemiologis dan memberi pelayanan
kesehatan sebaik-baiknya pada sarana pelayanan umum atau praktek dokter
swasta.
Mengadakan pengobatan penyakit menular yang terdapat di masyarakat
seperti penyakit akibat hubungan seksual dapat melindungi orang lain
terkena penyakit tersebut. Dengan cara demikian, kita mengadakan
pencegahan sekunder bagi penderita dan pencegahan primer bagi orang yang
berpotensi terkena penyakit.
Pencegahan sekunder banyak dilakuakan pada penyakit kronis seperti
hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini karena kesulitan untuk mengadakan
pencegahan primer.
3. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi. Upaya pencegahan tingkat ketiga ini dapat
dilakukan dengan memaksimalkan fungsi organ yang cacat, membuat
protesa ekstemitas akibat amputasi dan mendirikan pusat-pusat rehabilitasi
medik.
Pencegahan penyakit ini terus diupayakan selama orang yang menderita
belum meninggal dunia.
Budiarto, eko dan dewi anggraeni. 2002. Pengantar epidemiologi. Egc :
jakarta

H. Indikator Derajat Kesehatan


WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu
pada kesehatan positif dan konsep holistik yang terdiir dari 6 hal yaitu :
a. Melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang
b. Mengukur kemampuan fisik seseorang
c. Penilaian atas kesehatan sendiir
d. Indeks Masa Tubuh
e. Kesehatan Mental
f. Kesehatan spiritual

1. Indikator Sehat meliputi : input, proses dan output


a. Indikator input :
Misalnya
 komitmen politik
 Alokasi sumber daya
 GNP dan GDP
 Penyebaran pendapatan
 Angka melek huruf orang dewasa
 Ketersediaan sarana kesehatan, penyebaran
(3M) dan penggunaannya
 Tingkat pertumbuhan penduduk
 Kerangka organisasi dan proses manajerial
b. Indikator Proses
Keterlibatan Masyarakat
Tingkat Desentralisasi
 Bumil memeriksakan kehamilan (K1-K4)
 Penduduk yg tidk merokok dan tidak minum alkohol, dst
c. Indikator Output
Misalnya :
1) Cakupan Pelayanan Kesehatan
2) Dasar
 Cakupan Pelayanan Rujukan
 Status Gizi dan perkembangan motorik
 Angka kematian bayi/Ibu, Umur, Harapan hidup, dll

I. Kejadian Luar Biasa


Kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah
tertentu (Isna Hikmawati, 2011).

Klasifikasi KLB
a. Menurut penyebab
1. Toksin
2. Infeksi
3. Toksin biologis
4. Toksin kimia
b. Menurut sumbernya
1. Dari manusia
2. Dari kegiatan manusia
3. Dari binatang
4. Dari udara dan air
5. Dari makanan / minu
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keadaan sehat merupakan kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik,
mental dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak dalam kondisi
yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan kesehatan
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit
dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. Dengan
adanya epidemiologi diharapkan penyakit pada manusia dapat di identifikasi
penyebaran penyakitnya sehingga penyakit dapat segera ditangani.

Anda mungkin juga menyukai