Anda di halaman 1dari 15

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

“KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI”

Dosen Pengampu:

Moh. Ichsan Sudjarno,M.Epid

Rojali,SKM,M.Epid

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Angelita Epriliana (P21345119009)

Elysa Ramdhan (P21345119022)

M. Bagus Ridho M (P21345119049)

2 DIII-A

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 2
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120

Telp. 021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769

E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id
POKOK BAHASAN

1. Pengertian Epidemiologi
2. Tujuan Epidemiologi
3. Ruang Lingkup Epidemiologi
4. Pengertian KLB
5. Cluster kasus
6. Pengertian Penyelidikan KLB
PEMBAHASAN

1. Pengertian Epidemiologi

Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata epi yang berarti
pada atau tentang, demos yang berarti penduduk, serta logos yang berarti ilmu. Jadi,
epidemiologi berarti adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Definisi ini
terlalu luas sehingga dapat diterapkan pada semua hal yang terjadi pada penduduk
(Sutrisna, 1994).

Pada awalnya, epidemiologi didefinisikan sebagai ilmu yang hanya mempelajari


penyebaran atau perluasan suatu penyakit menular pada suatu kelompok atau
masyarakat. Namun seiring dengan adanya perubahan kondisi serta masalah yang
dihadapi oleh masyarakat, epidemiologi tidak hanya digunakan untuk mempelajari
penyakit menular saja, tetapi juga digunakan untuk mempelajari penyakit tidak
menular, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan sebagainya (Sutrisna, 1994).
Dengan kata lain epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya (Azwar, 1988).

Dari definisi epidemiologi tersebut, dapat dipahami bahwa epidemiologi


mempelajari gambaran penyebaran penyakit berdasarkan orang (siapa yang terserang
penyakit), tempat (dimana terjadinya penyakit), dan waktu (kapan terserang penyakit)
yang dipelajari dalam epidemiologi deskriptif. Selain itu juga epidemiologi
mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit yang dipelajari
dalam epidemiologi analitik (Sutrisna, 1994).

2. Tujuan Epidemiologi

Tujuan dari epidemiologi adalah memberikan gambaran mengenai penyebaran,


kecenderungan, dan riwayat alamiah penyakit; menjelaskan penyebab dari suatu
penyakit; meramalkan kejadian suatu penyakit; serta mengendalikan penyebaran
penyakit dan masalah kesehatan lainnya di masyarakat (Murti, 2003).

Epidemiologi tentu memiliki tujuan dalam kehidupan masyarakat. Adapun tujuan


epidemiologi adalah sebagai berikut.

1. Menyelidiki kasus keracunan massal di sebuah kelompok masyarakat.


2. Mengetahui hubungan penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
3. Menentukan apakah hipotesis awal percobaan hewan tetap konsisten dengan data-
data epidemiologis.
4. Mendapatkan informasi dan pengetahuan untuk dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam membuat perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan,
dan penentuan prioritas kesehatan masyarakat.
5. Mengetahui penyebaran, riwayat rekam medis alamiah sebuah penyakit ataupun
kondisi kesehatan masyarakat.
6. Menerangkan dan mensimulasikan etiologi penyakit.
7. Meramalkan prediksi kejadian penyakit.
8. Mengendalikan penyebaran penyakit dan masalah kesehatan populasi.

3. Ruang Lingkup Epidemiologi


1. Subjek dan objek berupa masalah kesehatan :
a) Epidemiologi dan pencegahan penyakit menular
Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam
pencegahan penyakit menular misal: adanya imunisasi BCG maka penyakit
campak tertanggulangi

b) Epidemiologi dan pencegahan penyakit tidak menular


Aplikasi epidemiologi telah mampu membawa keberhasilan dalam
pencegahan penyakit tidak menular. Dalam hal ini adalah mencari beberapa
faktor yang memegang peranan dalam timbulnya berbagai penyakit tidak
menular . misal: keracunan makanan dapat di cari faktor yang menjadi
penyebabnya

c) Epidemiologi dalam klinik


Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang
dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/
dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disilin ilmu epidemiologi.
Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para petugas medis
terutama para dokter sering menggunakan prinsip=prinsip epidemiologi dalam
menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab
dan cara mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak
tertarik unutk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara penularan
dan sifat penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari
para klinisi tersebut, merupakan data informasi yng sanat berguna dalam
analisis epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah
terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu
yang memeliki metode pendekatan serta penerapannya secara khusus

d) Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system
pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi
berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam masyarakat. Sistem
pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis
tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya
dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat
berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana.
Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan masyarakat seperti
pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan
dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan
epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar
dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun perencanaan yang baik.
Juga sedang dikembangkan epidemiologi system reproduksi yang erat
kaitannya dengan gerakan keluarga berencana dn kependudukan.

e) Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan


Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan manajemen dalam
menganalis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu maslah serta
penyusunan pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.
Sisem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan cukup banyak
digunakan oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi,
penetuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan
kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.

f) Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja


Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang mempelajari
serta mnganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh
keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawo
biologis maupun social budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini
sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk menilai
keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.

g) Epidemiologi kesehatan jiwa


Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan
jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadan kelainan jiwa kelompok
penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi
timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnya berbagai
keluhan anggota masyarakat ang lebih banyak mengarh ke masalah kejiwaan
disertai dengan perubahan social masyarakat menuntut suatu car pendekatan
melalui epidemilogi social masyarakat menuntu suatu cara pendekatan melalui
epidemiologi social yang berkaitan dengan epidemiologi kesehatan jiwa,
mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan
masalah kesehaan individu saja, tetau telah merupakan masalah social
masyarakat.
h) Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi masyarakat
dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang
menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan masalah gizi masyarakat
melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk menganalisis berbagai factor yang
berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang
bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan social
masyarakat. Penanggulangan maslah gizi masyarakat yang disertai dengan
surveilans gizi lebih mengarah kepad penanggulangan berbagai faktor yang
berkaitan erat dengan timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak
hanya terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja.

2. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia


Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan akan
memanfaatkan data pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu
menyangkut masalah penyakit, keluarga atau kesehatan atau kesehatan
lingkungan. Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya, dilakukan upaya-upaya
penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
3. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang maslah
kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada
sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang
kemudian dilakukan uji statistic, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya
masalah kesehatan. Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang
ini memicu jangkauan epidemiologi semakin meluas

4. Pengertian KLB

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan


di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa pernyakit yang merebak dan dapat
berkembang menjadi wabah penyakit. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbul atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Keadaan ini yang dapat
menjurus terjadinya wabah. Istilah "KLB" dengan "wabah" sering tertukar dipakai
oleh masyarakat, tetapi istilah "wabah" digunakan untuk kondisi yang lebih parah dan
luas Istilah KLB dapat dikatakan sebagai peringatan sebelum terjadinya wabah.

Penetapan kejadian luar biasa diatur dalam Peraturan Menteri


Kesehatan (Permenkes) RI No 1501 tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.Dalam pasal
6 dituliskan, suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan kejadian luar biasa, apabila
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut.

1. Dikatakan KLB apabila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut timbulnya
suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu
daerah.
2. Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu dalam jam,
hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu. menurut jenis
penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode satu bulan menunjukan kenaikan dua kali
atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama satu tahun menunjukan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kesakitan
perbulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam satu kurun
waktu menunjukan kenaikan kenaikan 50 persen atau lebih.
7. Angka proporsi penyakit (proportional rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan satu periode
sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

5. Cluster kasus

Cluster kasus merupakan sejumlah kasus yang terkait secara epidemiologi.


Keterkaitan kasus tersebut dimaksudkan ke dalam rangkaian penularan agent
penyakit. Keterkaitan dalam pajanan factor risiko penyakit.

Rothman (1976) mengemukankan konsep relasi faktor-faktor penyebab dan


penyakit, yang di sebut klaster faktor penyebab (cluster of causal faktors). Klaster
penyebab bukanlah faktor tunggal, tetapi sejumlah faktor yang membentuk sebuah
kelompok yang disebut klaster. Tiap klaster faktor penyebab mengakibatkan sebuah
penyakit. Faktot-faktor dalam satu klaster saling berinteraksi dan saling tergantung,
untuk menimbulkan pengaruh klaster itu. Tetapi, antara satu faktor dan faktor lainnya
dari klaster yang berlainan tidak saling tergantung. Sebuah faktor penyebab bisa hadir
satu klaster , maupun sejumlah klaster lainnya. Faktor penyebab yang hadir pada stu
atau lebih (tetapi tidak semua) klaster, dan memungkinkan terjadinya penyakit pada
semua klaster di sebut necessary cause (rothman, 1976).

6. Pengertian Penyelidikan KLB

Penyelidikan Epidemiologi merupakan salah satu rangkaian kegiatan surveilans


Penyelidikan Epidemiologi dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal terkait
penegakkan diagnosis dengan pengambilan sampel, identifikasi faktor risiko,
pencarian sumber penularan dan adanya kasus baru. Penyelidikan Epidemiologi
dilaksanakan maksimal 24 jam setelah ada laporan dari masyarakat ataupun
puskesmas dan rumah sakit. Pada KLB yang terjadi di desa Karangmojo, kegiatan
penyelidikan epidemiologi dilaksanakan dua hari setelah adanya laporan kasus dari
Puskesmas Klego II. Berdasarkan hasil wawancara mendalam hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu tidak tersedianya sarana pengambilan sampel di Dinas
Kesehatan sehingga Dinas Kesehatan perlu meminjam instansi lain. Pengobatan
penderita dilakukan dengan menunggu penderita datang ke tempat pengobatan dengan
instruksi kepala dusun setempat.

Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi berbeda-beda pada masing-masing


instansi. Hal tersebut menyebabkan petugas tidak mengetahui kegiatan penyelidikan
epidemiologi yang dilaksanakan instansi lain, sebagai contohnya petugas surveilans
Puskesmas Klego II tidak mengetahui dengan baik kegiatan vaksinasi yang dilakukan
oleh Dinas Peternakan dan Perikanan. Begitu pula subyek penelitian triangulasi yang
hanya mengetahui kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing instansi tempat
bekerja. Dapat disimpulkan bahwa kerjasama ketiga instansi kurang baik

Penyelidikan KLB diartikan sebagai upaya penanggulangan KLB yang


dilaksanakan dengan tujuan untuk memutus rantai penularan sehingga jumlah
kesakitan, kematian maupun luas daerah yang terserang dapat ditekan seminimal
mungkin. Upaya penanggulangan wabah meliputi tindakan penyelidikan
epidemiologis, pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi penderita termasuk
tindakan karantina, pencegahan dan pengebalan, pemusnahan penyebab penyakit,
penanganan jenazah, penyuluhan dan upaya-upaya lain

Upaya penyelidikan dan penanggulangan secara garis besar meliputi:

a. Persiapan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB

Persiapan penyelidikan dan penanggulangan KLB meliputi persiapan


administrasi, tim penyelidikan epidemiologi, bahan logistik dan bahan 17
laboratorium serta rencana kerja penyelidikan epidemiologi KLB. Pelaksanaan
penyelidikan epidemiologi KLB bekerjasama dengan unit kesehatan terkait
setempat, dapat melakukan wawancara, pemeriksaan medis dan laboratorium
terhadap penderita, pemeriksaan orang-orang yang mendapat serangan penyakit,
pemeriksaan sumber-sumber penyebaran penyakit, pemeriksaan data perawatan
penderita di unitunit pelayanan kesehatan, pemeriksaan data perorangan, sekolah,
asrama, dan tempat-tempat lainnya yang berhubungan dengan penyebaran
penyakit dengan memperhatikan etika pemeriksaan medis dan etika
kemasyarakatan setempat. Rekomendasi dirumuskan dengan memperhatikan asas
segera, efektip dan efisien dalam rangka penanggulangan KLB yang sedang
berlangsung sesuai dengan kemampuan yang ada serta disampaikan kepada tim
penanggulangan KLB dengan memperhatikan kerahasiaan jabatan dan implikasi
terhadap kesejahteraan dan keselamatan masyarakat.

b. Memastikan adanya KLB

Kepastian adanya suatu KLB berdasarkan pengertian dan kriteria kerja KLB
yang secara formal ditetapkan oleh Bupati/Walikota atas rekomendasi teknis
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, baik bersumber data kesakitan dan atau
data kematian yang ada di masyarakat, maupun bersumber data kesakitan dan atau
kematian yang ada di unit-unit pelayanan penderita serta hasil pemeriksaan
laboratorium. Untuk memastikan adanya KLB, maka data penderita setidak-
tidaknya menunjukkan perkembangan penyakit dari waktu ke waktu berdasarkan
tanggal mulai sakit dan atau tanggal berobat yang dapat digunakan untuk
memperkirakan tanggal mulai sakit, tempat kejadian menurut unit pelayanan
penderita berobat, tempat tinggal penderita, tempat usaha atau karakteristik tempat
lain, serta menurut umur, jenis kelamin dan kelompok-kelompok tertentu sesuai
dengan kebutuhan untuk memastikan adanya KLB. Secara operasional, langkah-
langkah untuk memastikan adanya KLB adalah sebagai berikut :

1) Melakukan analisis terhadap data kesakitan dan kematian yang ada di


Puskesmas atau Rumah Sakit
2) Mendiskusikan dengan petugas poliklinik tentang adanya peningkatan jumlah
penderita atau diduga penderita penyakit berpotensi KLB diantara yang
berobat ke poliklinik menurut desa atau lokasi tertentu.
3) Menanyakan pada setiap orang yang datang berobat ke Puskesmas atau
Rumah Sakit tentang adanya peningkatan jumlah penderita atau diduga
penderita penyakit berpotensi KLB tertentu atau adanya peningkatan jumlah
kematian di desa, sekolah, asrama atau tempat lain. Peningkatan jumlah
penderita dibandingkan dengan kewajaran jumlah penderita pada keadaan
normal berdasarkan data yang ada di Puskesmas atau menurut pandangan
orang-orang yang diwawancarai.
4) Melakukan kunjungan ke lokasi yang diduga terjadi KLB untuk memastikan
adanya KLB. Tatacara memastikan adanya KLB adalah dengan wawancara
penduduk setempat melalui survei masyarakat, dan atau dengan membuka
pelayanan pengobatan umum. Apabila jumlah penderita dan atau kematian
cukup banyak dan meningkat dibandingkan jumlah penderita pada keadaan
sebelumnya sesuai dengan kriteria kerja KLB, maka dapat dipastikan adanya
KLB di daerah tersebut.
c. Menegakkan Etiologi KLB

Etiologi suatu KLB dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis penderita


perorangan, gambaran klinis kelompok, gambaran epidemiologi dan hasil
pemeriksaan laboratorium atau alat penunjang pemeriksaan lainnya.

Gambaran klinis penderita perorangan dapat diperoleh berdasarkan


wawancara dan pemeriksaan medis penderita, gambaran klinis kelompok
penderita dapat diperoleh dari prosentase gejala dan tanda-tanda penyakit yang
ada pada sekelompok penderita pada daerah yang terjadi KLB.

Gambaran epidemiologi dibuat dalam bentuk kurva epidemiologi KLB, angka


serangan (attack rate) dan angka fatalitas kasus (case fatality rate) berdasarkan
golongan umur dan jenis kelamin. Gambaran epidemiologi lain dapat dibuat
berdasarkan pengelompokan tertentu sesuai dengan kebutuhan mengetahui
etiologi KLB.

Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa spesimen tertentu sesuai dengan


perkiraan etiologi berdasarkan hasil pemeriksaan klinis dan epidemiologi. Bahan
spesimen yang menimbulkan perlukaan atau risiko perlukaan diupayakan hanya
diambil dari beberapa orang saja sebagai contoh pengujian laboratorium.

d. Identifikasi Gambaran Epidemiologi KLB


Gambaran Epidemiologi KLB bisa diuraikan sebagai berikut:
1) Gambaran epidemiologi KLB menjelaskan distribusi penyebaran penyakit
dalam bentuk tabel, kurva epidemi, grafik dan peta, baik dalam angka absolut
maupun dalam angka serangan (attack rate), dan angka fatalitas kasus (case
fatality rate) berdasarkan golongan umur, jenis kelamin, dan tempat-tempat
tertentu yang bermakna secara epidemiologi. Umur dikelompokkan dalam
kelompok umur kurang dari 1 tahun, 1 – 4 tahun, 5 – 9 tahun , 10 – 14 tahun,
15 – 44 tahun dan 45 tahun atau lebih, sesuai dengan kebutuhan epidemiologi
menurut umur. Tempat dikelompokkan berdasarkan tempat kejadian.
Gambaran epidemiologi lain dapat dibuat berdasarkan pengelompokan
tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk mengetahui etiologi KLB, besar
masalah KLB dan menjadi dasar membangun hipotesis sumber dan cara
penyebaran penyakit.
2) Gambaran epidemiologi KLB juga bermanfaat sebagai data epidemiologi
KLB dalam sistem kewaspadaan dini KLB dan referensi perumusan
perencanaan, pelaksanaan pengendalian dan evaluasi program
penanggulangan KLB
e. Mengetahui Sumber dan Cara Penyebaran KLB

Cara untuk mengetahui sumber dan cara penyebaran penyakit adalah


berdasarkan metode epidemiologi deskriptip, analitik dan kesesuaian hasil
pemeriksaan laboratorium antara penderita dan sumber penyebaran penyakit yang
dicurigai.

f. Menetapkan Cara-Cara Penanggulangan KLB

Cara-cara penanggulangan KLB meliputi upaya-upaya pengobatan yang tepat


terhadap semua penderita yang ada di unit-unit pelayanan kesehatan dan di
lapangan, upaya-upaya pencegahan dengan menghilangkan atau memperkecil
peran sumber penyebaran penyakit atau memutuskan rantai penularan pada KLB
penyakit menular. Caracara penanggulangan KLB sebagaimana tersebut diatas
sesuai dengan masing-masing cara penanggulangan KLB setiap jenis penyakit,
keracunan atau masalah kesehatan tertentu dan penyakit berpotensi KLB yang
belum jelas etiologinya.

g. Rekomendasi

Rekomendasi merupakan salah satu tujuan penting dari suatu penyelidikan dan
penanggulangan KLB. Rekomendasi berisi cara-cara penanggulangan KLB yang
sedang berlangsung, usulan penyelidikan dan penanggulangan KLB lebih luas dan
atau lebih teliti, dan upaya penanggulangan KLB dimasa yang akan datang.
Perumusan suatu rekomendasi berdasarkan fakta hasil penyelidikan dan
penanggulangan KLB, merujuk hasil-hasil penelitian dan pembahasan para ahli
terhadap masalah yang sama atau berkaitan, kemampuan upaya penanggulangan
KLB dan kondisi kelompok populasi yang mendapat serangan KLB. Rekomendasi
disampaikan kepada tim penanggulangan KLB berdasarkan asas cepat, tepat dan
bertanggungjawab untuk segera menghentikan KLB dan mencegah bertambahnya
penderita dan kematian pada KLB.

Tujuan Penyelidikan KLB

 Memperoleh kepastian adanya kejadian luar biasa


 Memperoleh gambaran kejadian luar biasa berdasarkan variable orang tempat
dan waktu
 Mengidentifikasi penyebab kejadian luar biasa
 Menetapkan sumber dan cara (pola) penularan penyakit
 Mengidentifikasi factor risiko terjadinya kasus KLB
 Merumuskan saran untuk tindakan menghentikan kejadian luar biasa
DAFTAR PUSTAKA

Eliana, dan Sumiati. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebinan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Dian, Nancy. Dkk. 2017. Buku pedoman penyelidikan dan penanggulangan Kejadian Luar

Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan. Jakarta : Kementrian Kesehatan


Republik Indonesia.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kejadian_Luar_Biasa

https://hellosehat.com/infeksi/demam-berdarah/status-kejadian-luar-biasa-klb-saat-wabah-
dbd/#gref

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122836-S-5428-Hubungan%20angka-Tinjauan
%20literatur.pdf (Online pdf, diakses 2 februari 2021)

https://pelayananpublik.id/2020/04/02/pengertian-epidemiologi-manfaat-tujuan-serta-istilah-
terkait/

https://bphn.go.id/data/documents/wabah_penyakit_menular.pdf diakses pada tanggal 5


Februari 2021 pukul 00.34 WIB yang disusun oleh Hari Santoso, SKM,. M.Epid – tahun
2005 – Badan Pembinaan Hukum Nasional

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Revisi Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan
Kejadian Luar Biasa. Pemprov Jawa Tengah: Semarang, 2009

https://media.neliti.com/media/publications/18758-ID-gambaran-penyelidikan-dan-
penanggulangan-kejadian-luar-biasa-klb-antraks-yang-te.pdf diakses tanggal 4 Februari 2021
pukul … melalui jurnal FKM UNDIP – 2012

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/
e4193ecae4b248ff0370144e29e357bb.pdf diunduh pada tanggal 5 Februari 2021 pukul 00.40
WIB

https://core.ac.uk/download/pdf/25485753.pdf diunduh pada tanggal 5 Februari 2021 pukul


00.48 WIB

Anda mungkin juga menyukai