Kebidanan
By : Meldafia Idaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati
penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Public Health Service) yang baik, oleh karena itu
pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan (Health
Needs) dari masyarakat, namun dalam praktek sehari-hari ternyata tidaklah mudah untuk
menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal.
Masalah pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan
yang ada dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam
sehingga mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam,
untuk mengatasinya telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan
kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Hal
ini kemudian dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui frekwensi, penyebaran dan faktor-
factor yang mempengaruhi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat, maka tercakup
dalam suatu cabang ilmu khusus yang disebut dengan epidemiologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian epidemiologi dalam layanan kebidanan?
2. Apa tujuan epidemiologi dalam layanan kebidanan?
3. Bagaimana terjadinya masalah kesehatan dalam pelayanan kebidanan?
4. Bagaimana cara melaksanakan dan mengelola surveilans sederhana penyakit dan
komplikasi yang sering terjadi di instansi pelayanan kesehatan dan komunitas?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian epidemiologi dalam layanan kebidanan.
2. Mengetahui tujuan epidemiologi dalam layanan kebidanan.
3. Mengetahui terjadinya masalah kesehatan dalam pelayanan kebidanan.
4. Mengetahui cara melaksanakan dan mengelola surveilans sederhana penyakit dan
komplikasi yang sering terjadi di instansi pelayanan kesehatan dan komunitas.
D. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian epidemiologi dalam layanan kebidanan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan epidemiologi dalam layanan kebidanan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui terjadinya masalah kesehatan dalam pelayanan kebidanan.
4. Mahasiswa mampu mengetahui cara melaksanakan dan mengelola surveilans sederhana
penyakit dan komplikasi yang sering terjadi di instansi pelayanan kesehatan dan
komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Epidemiologi bersala dari kata Yunani, dan secara harfiah berarti:epi yaitu tentang,
demos artinya masyarakat, dan logos berarti ilmu. Jadi epidemiologi secara bebas diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari sesuatu penyakit yang ada di antara masyarakat atau ilmu
yang mempelajari wabah dengan tujuan mengendalikannya dan mencegah terulangnya
kembali. Epidemiologi dalam layanan kebidanan mengkaji distribusi serta determinan
peristiwa morbiditas dan mortalitas yang terjadi dalam layanan kebidanan (Slamet, 2007).
Epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan
maupun penanggulangannya. (Noor, 2000)
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian,
dan faktor – faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan
kematian dalam populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada
distribusi status kesehatan, penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat lainnya
berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku,
waktu, tempat, orang dan sebagainya. (Timmreck, 2004)
Epidemiologi bersala dari kata Yunani, dan secara harfiah berarti :
Epi = di atas/ di antara/ yang ada diantara
Demos = populasi, orang, masyarakat
Logos = ilmu
Jadi epidemiologi secara bebas diartikan sebagai :
1. Ilmu yang mempelajari sesuatu (penyakit) yang ada di antara (yang melanda)
masyarakat/populasi.
2. Ilmu yang mempelajari epidemi/ wabah dengan tujuan mengendalikannya dan mencegah
terulangnya kembali. (Slamet, 2005)
Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan adalah epidemiologi yang mengkaji
distribusi serta determinan peristiwa morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang
terjadi dalam pelayanan kebidanan secara komprehensif. Artinya secara menyeluruh
menyangkut seluruh sistem kebidanan termasuk kesehatan ibu dan anak (KIA).
B. Tujuan
Tujuan epidemiologi dalam kebidanan adalah mengenali faktor-faktor resiko
terhadap ibu selama periode kehamilan, persalinan dan masa nifas ( 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan mempelajari cara-cara
pencegahannya.
1. Tujuan Umum
a. Meneliti populasi manusia, namun sekarang metodenya berlaku juga bagi peneliti lain-lain
populasi.
b. Mengendalikan wabah saja, yakni dalam arti epidemologi yang sangat sempit hanya
menyangkut penyakit menular.
2. Tujuan Khusus
a. Memformasikan hipotesa yang menjelaskan pola distribusi penyakit yang ada atas dasar
karakteristik waktu, tempat, host dan agent potensial.
b. Menguji hipotesa dengan menggunakan penelitian yang dirancang secara khusus untuk
dapat mengungkapkan penyebab penyakit.
c. Menguji validitas konsep pengendalian penyakit dengan menggunakan data epidemologis
yang dikumpulkan sehubungan dengan program tersebut.
d. Membantu membuat klasifikasi penyakit atas dasar penelitian etiologis.
e. Mengungkapkan perjalanan suatu penyakti untuk menentukan prognosis penyakit.
(Slamet, 2007)
C. Manfaat
1. Untuk mempelajari riwayat penyakit
a. Epidemiologi mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang mungkin
akan terjadi.
b. Hasil penelitian epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan kesehatan
dan kesehatan masyarakat.
2. Diagnosis masyarakat
Penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa sajakah yang
menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian di dalam suatu komunitas atau
wilayah.
3. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi
kelompok maupun populasi.
a. Faktor risiko, masalah, dan perilaku apa sajakah yang dapat mempengaruhi kelompok atau
populasi.
b. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko dan
menggunakan tekhnik pemeriksaan kesehatan, misalnya risiko kesehatan, pemeriksaan ,
skrining kesehatan, tes kesehatan, dll.
4. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian
a. Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam mengatasi
masalah dan memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok.
b. Untuk mengkaji keefektifan, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, ketersediaan layanan
untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit, cedera, ketidakmampuan atau
kematian.
5. Melengkapi gambaran klinis
a. Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada
atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu.
b. Menentukan hubungan sebab akibat misalnya radang tenggorokan dapat menyebabkan
demam rematik.
6. Identifikasi sindrom
Membantu menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom, misalnya
sindrom down, fetal alcohol, kematian mendadak pada bayi.
7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit
Temuan epidemiologi memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan, dan
pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan atau kematian.
(Timmreck, 2004).
D. Ruang lingkup
Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekata
khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan kesehatan. Ruang
lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut diatas dapat meliputi “6E” yakni:
1. Etiologi
Berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab
penyakit dan masalah kesehatan yang lainnya. Misalnya etiologi dari malaria adalah
parasit plasmodium.
2. Efikasiat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan.
Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi
kesehatan. Misalnya efikasi pemberian vaksin malaria adalah 40%.
3. Efektivitas
Dimaksudkan besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan (pengetahuan dan
intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan yang lainnya.
4. Efisiensi
Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan
besarnya biaya yang diberikan.
5. Evaluasi
Penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan
masyarakat.
6. Edukasi
Intervensi berupa peningkatan pengatahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian
dari upaya pencegahan penyakit.
DIMANA Masalah itu terjadi: menurut tempat tinggal, tempat kerja dsb?
K. Ukuran frekuensi
Dua jenis ukuran frekuensi penyakit yang paling sering digunakan adalah insidens
dan prevalens. Perbedaan antara kedua ini perlu diketahui dengan jelas.
1. Insidens
Mengukur terjadinya kasus baru selama suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun.
Ukuran ini merupakan petunjuk yang terbaik mengenai kecenderungan dari suatu masalah
kesehatan, apakah masalah itu meningkat, menurun atau tetap sama. Oleh karena itu
merupakan juga ukuran yang terbaik mengenai keberhasilan suatu program kesehatan.
Ukuran ini digunakan dalam system surveilans dan untuk menganalisis pemanfaatan
sarana pelayanan kesehatan.
Contoh: jumlah kelahiran dan kematian selama setahun, jumlah kasus tetanus
neonatrum yang ditemukan selama setahun, jumlah kunjungan pertama ibu hamil ke klinik
KIA selama sebulan, jumlah kasus baru tuberculosis baru yang berobat selama setahun dan
sebagainya.
2. Prevalens
Mengukur jumlah kasus yang aktif/ ada pada suatu titik waktu tertentu, biasanya pada
suatu hari tertentu. Mungkin lebih sulit untuk menafsirkan prevalens daripada insidens
oleh karena prevalens merupakan paduan antara insidens dan rata- rata lamanya suatu
penyakit berlangsung (duration).
Contoh: jumlah penderita tuberculosis baru yang terdaftar pada awal bulan, atau
jumlah tempat tidur rumah sakit yang terisi setiap hari.
Prevalens sangat berguna untuk mengukur penyakit yang bersifat kronis, sedangkan
insidens berguna untuk penyakit yang berlangsung relative singkat, seperti (campak, diare,
pneumonia). Survey cross-sectional biasanya berguna untuk mengukur prevalens penyakit
kronis seperti kusta atau tuberculosis paru.Dalam keadaan yang stabil, insidens dan
prevalens berhubungan menurut rumus:
Maka untuk penyakit kronis, insidennya per tahun akan jauh lebih rendah daripada
prevalensnya.
Contoh: angka prevalens tuberculosis paru biasanya berkisar antara 0.5% - 10%
(atau 5 – 10 kasus per 1000 penduduk), dan rata- rata lama penyakit yang tidak diobati
adalah 4 – 5 tahun. Ini berarti angka insidens kasus baru tuberculosis paru adalah antara
0.1 – 0.2 % (atau 1 -2 kasus per 1000 penduduk). Di daerah yang mempunyai system
penemuan dan pelaporan kasus tuberculosis paru yang baik, angka insidens dapat
digunakan. Tetapi di daerah yang sistemnya tidak dapat memberikan data yang dapat
dipercaya, mungkin perlu dilakukan survey-sectional untuk memperoleh angka prevalens.
Contoh:
1. Di kabupaten A yang berpenduduk berjumlah 200.000 orang, dilaporkan sebanyak 40
kasus baru tuberculosis paru selama tahun 1989. Maka angka insidens tuberculosis paru di
kabupaten tersebut dalam tahun 1989 adalah: Insidens rate = 40 / 200.000 = 0.2 kasus per
1000 penduduk per tahun.
2. Di kabupaten tersebut pada akhir tahun 1989 tercata sebanyak 250 orang penderita
tuberculosis paru yang berobat. Maka angka prevalens tuberculosis paru pada akhir tahun
1989 adalah:
Prevalens rate = 250 / 200.000 = 0.2 kasus per 1000 penduduk.
N. Definisi Kasus
Suatu kasus didefinisakn adalah sangat penting. Hal ini sering kali kurang atau
malah sama sekali tidak diperhatikan. Daftar penyakit yang ada dalam formulir laporan
bulanan tidak disertai definisi kasus yang tegas. Pengisiannya terserah pada pertimbangan
dokter atau perawat yang memeriksa, atau malah terserah petugas R/R yang bertanggung
jawab mengisinya. Misalnya saja, penyakit ISPA dan influenza sering dicampur adukkan,
sedangkan penyakit tukak lambung yang sering didiagnosa tidak jelas batasannya. Apa
yang disebut kasus demam berdarah dengue (DBD) mungkin ditafsirkan secara berbeda
dari satu puskesmas ke puskesmas lain, atau dari satu daerah ke daerah lain. Hal ini tentu
saja akan sangat menyulitkan pembandingan.
Data yang satu dapat dibandingkan dengan data yang lain, perlu dibuat definisi
kasus yang jelas, dan definisi yang telah dibuat itu perlu ditaati oleh semua orang yang
membuat diagnose tanpa kecuali. Contoh: kasus malaria klinis perlu didefinisikan secara
jelas, begitu pula kasus malaria definitive (confirmed) yang didukung dengan pemeriksaan
sediaan darah untuk beberapa penyakit tertentu perlu dibuat 2 atau 3 kriteria diagnostic:
1. Diagnostic klinis dan diagnostic pasti (dengan dukungan pemeriksaan laboratorium).
2. Possible case, probable case dan confirmed case.
Sudah tentu agar dapat dibandingkan satu daerah dengan daerah lain, criteria ini harus
secara nasional, bahkan secara international.
O. Indikator Kesehatan
Indicator kesehatan adalah ukuran yang dipilih dan dipakai untuk:
1. Menganalisa kasus yang ada
2. Membuat perbandingan
3. Mengukur kecenderungan dalam batas waktu
P. Prinsip-prinsip Demografi
Informasi mengenai demografi pada umumnya diperoleh dari sensus penduduk
yang diadakan setiap sepuluh tahun. Sensus yang terakhir di Indonesia diadakan pada
tahun 1990. Disebuah kabupaten yang berpenduduk 200.000 jiwa di Negara berkembang,
distribusi penduduk menurut kelompok umur mungkin akan terlibat sebagai berikut:
Table 1: Distribusi Penduduk Menurut Umur
di Kabupaten Negara Berkembang
1 4 8.000
1–4 14 28.000
5 – 14 26 52.000
15 – 44 43 86.000
45 + 13 26.000
JUMLAH 100 200.000
Konsep penyebab dan proses terjadinya penyakit dalam epidemiologi berkembang dari
rantai sebab akibat kesuatu proses kejadian penyakit yakni proses interaksi antara manusia
(pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, Fisiologis, Psikologis, Sosiologis dan
antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan (enviroment).
1. Segitiga Epidemiologi
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi
gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit
dan masalah kesehatan lainnya. Segitiga epidemiologi merupakan interaksi
antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan).Pada saat terjadi
ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada
individu atau masalah kesehatan di masyarakat
Seperti halnya dengan model jaring-jaring sebab akibat, model roda memerlukan
identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak
begitu menekankan pentingnya agen. Disini dipentingkan hubungan antara manusia
dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing-masing lingkungan
bergantung pada penyakit yang bersangkutan.
S. UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
Dalam pengertian dan tujuan dari epidemiologi tertuang bahwa epidemiolog
dipakai untuk melihat bagaimana penyebaran penduduk dan masalah kesehatan (penyakit).
Untuk itu epidemiologi membagi ukuran ke dalam dua tipe yaitu :
1. Ukuran yang dipakai untuk menghitung angka kesakitan atau morbiditas
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1 tahun per
1000 jumlah penduduk pertengahan tahun.
Angka ini dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan secara umum,
mengetahui keberhasilan program-program pemberantasan penyakit, dan sanitasi
lingkungan serta memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan
kesehatan
Secara umum ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka,
rasio, dan proporsi
1) Rate
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara
pembilang dengan penyebut atau kejadian dalam suatu populasi teterntu dengan jumlah
penduduk dalam populasi tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai
jenis ukuran diataranya adalah :
a) Incidence Rate
Incidence Rate suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan
penduduk selama periode waktu tertentu.
b) Attack Rate
Attack Rate suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus selama epidemi atau incidence
rate pada suatu epidemi yang terjadi di kalangan penduduk.
c) Prevalence Rate
Prevalence Rate suatu penyakit tertentu adalah mengukur jumlah orang di kalangan
penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.
d) Period Prevalence
Period Prevalence suatu penyakit tertentu adalah mengukur jumlah rata-rata orang di
kalangan penduduk (mid period population) yang menderita suatu penyakit selama periode
tertentu. Period Prevalence terbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah
kasus-kasus baru (incidence), dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.
2) Ratio
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantittif
yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
3) Proporsi
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut. Penyebaran proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang
meliputi proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai
masing-masing kategori atau subkelompok dari kelompok itu.
Manfaat CDR
1) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
2) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat
3) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi
4) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologi
5) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk
b. Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Menurut Golongan Umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah
kematian yang dicatat selama 1 tahun pada penduduk golongan umur x dengan jumlah
penduduk golongan umur x pada pertengahan tahunManfaat ASDR sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat
kematian tertinggi pada golongan umur
b) Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah
c) Untuk menghitung rata-rata harapan hidup
c. Cause Disease Specific Death Rate (CDSDR) atau Angka Kematian Akibat Penyakit
Tertentu
Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu adalah Jumlah kematian karena TBC di satu
daerah dalam waktu satu tahun dengan jumlah penduduk rata-rata (pertengahan tahun)
pada daerah dan tahun yang sama
d. Under Five Mortality Rate (UFMR) atau Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka
kematian anak umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun
per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama. Angka kematian balita sangat penting
untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indikator yang
sensitif untuk sataus kesehatan bayi dan anak.
e. Neonatal Mortality Rate (NMR) atau Angka Kematian Neonatal
Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian Neonatal
adalah jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1
tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaat dari angka kematian
neonatal adalah sebgai berikut :
a) Untuk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal
b) Untuk mengetahui program Imuninsasi
c) Untuk pertolongan persalinan
d) Untuk mengetahui penyakit infeksi
Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan,
persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
j. Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) atau Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada golongan
umur tertentu yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000 penduduk wanita pada
golongan umur tertentu apda tahun yang sama. Angka fertilitas menurut golongan umur ini
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan pada angka kelahiran kasar karena tingkat
kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran kelahiran menjadi
lebih teliti.
A. Kesimpulan
Epidemilogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (Epi=pada, Demos=penduduk, logos
= ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan masyarakat.
Epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisa sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah dan gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan
ataupun penanggulangannya. Dari pengertian epidemiologi tersebut dapat disimpulkan
bahwa bentuk kegiatan epidemiologi adalah berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik
yang berhubungan dengan kesehatan maupun diluar bidang kesehatan.
Bagi seorang tenaga kesehatan, khususnya bidan yang akan diterjunkan ke
masyarakat hendaknya memahami tujun ilmu epidemiologi bagi kesehatan masyarakat,
khususnya ibu dan anak. Tujuan tersebut antara lain sebagai berikut: mempelajari riwayat
alamiah penyakit, menentukan masalah komunitas, melihat resiko dan pengaruhnya,
menilai dan meneliti, menyempurnakan gambaran penyakit, dan identifikasi sindrom serta
menentukan penyebab dan sumber penyakit.
Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekata
khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan kesehatan. Ruang
lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut diatas dapat meliputi “6E” yakni:
1. Etiologi
Berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab
penyakit dan masalah kesehatan yang lainnya. Misalnya etiologi dari malaria adalah
parasit plasmodium.
2. Efikasiat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan.
Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat diperoleh dari adanya intervensi
kesehatan. Misalnya efikasi pemberian vaksin malaria adalah 40%.
a. Efektivitas
Dimaksudkan besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan (pengetahuan dan
intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan yang lainnya.
b. Efisiensi
Sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan
besarnya biaya yang diberikan.
c. Evaluasi
Penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan
masyarakat.
d. Edukasi
Intervensi berupa peningkatan pengatahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian
dari upaya pencegahan penyakit
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang pelayanan KIA, BBL, Nifas, KB dan pelayanan komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA