Anda di halaman 1dari 97

PENGARUH PERMAINAN PAPER CLAY (BUBUR KERTAS)

TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK


USIA 5 TAHUN DI TK WILAYAH KERJA PUSKESMAS
HIANG KECAMATAN SITINJAU LAUT
KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH
PUTI RISPA DEWI
NIM. 203001070114

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2022
PENGARUH PERMAINAN PAPER CLAY (BUBUR KERTAS)
TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK
USIA 5 TAHUN DI TK WILAYAH KERJA PUSKESMAS
HIANG KECAMATAN SITINJAU LAUT
KABUPATEN KERINCI
TAHUN 2022

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Kebidanan

OLEH
PUTI RISPA DEWI
NIM. 203001070114

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

Judul Tugas Akhir : Pengaruh Permainan Paper Clay (Bubur Kertas) terhadap
Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun di TK
Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut
Kabupetan Kerinci
Nama : Puti Rispa Dewi
NIM : 203001070114
Tanggal Sidang : April 2022

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada ujian
Sidang Skripsi

Jambi, April 2022


Menyetujui
Pembimbing Skripsi

Eprina Intami, SST,M.Kes


NIDN: 1010049102

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Kebidanan

Diane Marlin, S.ST., M.Keb


NIDN : 1009059001

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai Civitas akademik Universitas Adiwangsa Jambi, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:

Nama : Puti Rispa Dewi


NIM : 203001070114
Program Studi : Ilmu Kebidanan
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Adiwangsa Jambi. Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Pengaruh Permainan Paper
Clay (Bubur Kertas) terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun
di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ( Non- exclutive Royalty Free Right ) ini Universitas Adiwangsa Jambi
berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jambi
Pada Tanggal April 2022
Yang menyatakan

Puti Rispa Dewi

iii
ABSTRAK

Puti Rispa Dewi, 203001070114


Pengaruh Permainan Paper Clay (Bubur Kertas) terhadap Perkembangan Motorik Halus pada
Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut
Kabupetan Kerinci
Skripsi Program Studi S1 Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi,
2022

Perkembangan fisik sangat berat dengan kaitannya dengan perkembangan motorik,


yaitu kemampuan seorang anak untuk melakukan gerakan dan disebut perkembangan motorik
halus. Dampak negatif jika motorik halus tidak berkembang dengan optimal, maka anak akan
mengalami kesulitan dalam menulis dan kegiatan sehari – hari. Salah satu upaya
meningkatkan kemampuan motorik halus adalah permainan Paper Clay (Bubur Kertas).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Permainan Paper Clay (Bubur Kertas)
terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pre eksperiment
dengan rancangan one group pretest posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak
yang berusia 5 tahun sebanyak 30 orang dengan teknik sampling dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teknik total sampling. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh permainan paper clay (bubur
kertas) terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja
Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci dengan nilai p-value 0,000.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan permainan Paper Clay (Bubur Kertas)
dapat diterapkan dalam membantu meningkatkan motorik halus anak.

Kata Kunci : Paper Clay (Bubur Kertas), Perkembangan Motorik Halus

iv
ABSTRACT

Physical development is very heavy in relation to motor development, namely the


ability of a child to make movements and is called fine motor development. The negative
impact if fine motor skills are not developed optimally, then the child will have difficulty in
writing and daily activities. One of the efforts to improve fine motor skills is the Paper Clay
game. This study aims to determine the effect of paper clay games on fine motor development
in children aged 5 years.
This research is a quantitative research with a pre-experimental method with a one
group pretest posttest design. The population in this study were all children aged 5 years as
many as 30 people with the sampling technique in this study using the total sampling
technique. The data analysis technique used in this study was univariate and bivariate analysis
using the T-test.
The results showed that there was an effect of playing paper clay (paper porridge) on
fine motor development in children aged 5 years in Kindergarten in the Hiang Health Center
Working Area, Silihat Laut District, Kerinci Regency with a p-value of 0.000.
Based on the results of this study, it is hoped that the Paper Clay game can be applied to
help improve children's fine motor skills.

Keywords: Paper Clay (Paper Pulp), Fine Motor Development

v
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyajikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Permainan Paper Clay (Bubur Kertas) terhadap Perkembangan Motorik Halus pada
Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut
Kabupetan Kerinci”.
Dalam pembahasan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan arahan dan
bimbingan dari baebagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Yth :
1. Bapak Seno Aji, S.Pd, M.Eng, Pract, Selaku Rektor Universitas Adiwangsa
Jambi.
2. Ibu Subang Aini Nasution, SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan dan
Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi
3. Ibu Diane Marlin, S.ST., M.Keb, selaku ketua Program Studi S1 Kebidanan
Universitas Adiwangsa Jambi yang telah membantu selama perkuliahan.
4. Ibu Eprina Intami, SST,M.Kes selaku pembimbing yang telah banyak memberi
arahan, bimbingan, dorongan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dosen Prodi S1 Kebidanan Universitas Adiwangsa Jambi yang telah banyak
memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis mengikuti pendidikan.
6. Orang tua serta keluarga besar penulis yang sangat penulis cintai, terimakasih
atas do’a dorongan semangat, pengorbanan dan kepercayaan yang telah diberikan
selama ini.
7. Teman – teman terdekat yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya,
serta teman satu angkatan yang memberikan semangat dan terlibat langsung
dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Semua pihak yang namanya tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan menyelesaiakan skripsi ini.

vi
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun dalam rangka perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis ucapkan
terimakasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi perkembangan
ilmu kebidanan dan untuk semua pihak yang memerlukannya.

Jambi, April 2022


Penulis

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN COVER................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI........................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
ABSTRACT ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR BAGAN...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................. 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian...................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Anak Prasekolah........................................................ 8
2.2 Konsep KPSP.......................................................................... 16
2.3 Konsep Motorik Halus............................................................ 23
2.4 Konsep Permainan Paper Clay (Bubur Kertas)...................... 36
2.5 Kerangka Teori....................................................................... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Desain Penelitian.................................................... 52
3.2 Lokasi Penelitian.................................................................... 53
3.3 Kerangka Konsep.................................................................... 53
3.4 Populasi Dan Sampel.............................................................. 53

viii
3.5 Definisi Operasional............................................................... 55
3.6 Hipotesis Penelitian................................................................ 55
3.7 Instrumen Penelitian............................................................... 56
3.8 Teknik Pengumpulan Data..................................................... 57
3.9 Pengolahan Data Dan Teknik Pengolahan Data..................... 57
3.10 Teknik Analisis Data.............................................................. 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Lokasi.................................................................... 61
4.2 Gambaran Karakteristik Responden ...................................... 63
4.3 Analisa Univariat ................................................................... 63
4.4 Uji Normalitas Data................................................................ 65
4.5 Analisa Bivariat...................................................................... 66
4.6 Pembahasan............................................................................ 67
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 74
5.2 Saran....................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Hal
Tabel 3.1 Definisi Operasional................................................................... 55
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau
Laut Kabupetan Kerinci............................................................. 63
Tabel 4.2 Gambaran Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 5
Tahun Sebelum Mendapatkan Permainan Paper Clay (Bubur
Kertas) di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan
Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci............................................... 64
Tabel 4.3 Gambaran Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 5
Tahun Setelah Mendapatkan Permainan Paper Clay (Bubur
Kertas) di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan
Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci............................................... 64
Tabel 4.4 Hasil Output Uji Normalitas Pre Test.......................................... 65
Tabel 4.5 Hasil Output Uji Normalitas Post Test........................................ 66
Tabel 4.6 Pengaruh Permainan Paper Clay (Bubur Kertas) Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 5 tahun di TK
Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut
Kabupetan Kerinci...................................................................... 66

x
DAFTAR BAGAN

Bagan Hal
Bagan 2.1 Kerangka Teori.......................................................................... 51
Bagan 2.1 Kerangka Konsep....................................................................... 53

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi


Lampiran 2 Master Data
Lampiran 3 Hasil Analisa Univariat dan Bivariat
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Selesai Penelitian
Lampiran 6 Lembar Konsultasi
Lampiran 7 Lampiran Dokumentasi

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia prasekolah atau awal masa kanak – kanak adalah anak yang

berusia antara 3 sampai 6 tahun. Usia prasekolah dikatakan sebagai masa

bermain, karena setiap waktu di isi dengan bermain, dan selama ini mainan

merupakan alat yang sangat penting dari aktivitas bermain (Suhartanti, Ika,

dkk.2019).

Perkembangan fisik sangat berat dengan kaitannya dengan

perkembangan motorik, yaitu kemampuan seorang anak untuk melakukan

gerakan. Perkembangan ini, sangat dipengaruhi oleh susunan saraf pusat atau

otak. Perkembangan system saraf otak pusat atau otak. Perkembangan system

saraf otak yang mengatur otot menentukan perkembangan kompetensi atau

kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak di bagi menjadi dua

yaitu motorik kasar dan halus. Motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat,

naik turun tangga. Motorik halus yaitu keterampilan manipulasi seperti menulis,

menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola, serta memainkan

benda-benda atau alat-alat mainan (Chomaria, Nurul. 2015).

Dampak negatif jika motorik halus tidak berkembang dengan optimal,

maka anak akan mengalami masalah dalam melakukan gerakan yang melibatkan

motorik halus terutama untuk melakukan gerakan yang sederhana seperti melipat
2

jari, menggenggam, menjimpit dan menempel sehingga anak mengalami

kesulitan dalam menulis dan kegiatan sehari – hari (Chomaria, Nurul. 2015).

Kemampuan motorik halus ini dapat ditingkatkan dengan memberikan

stimulus-stimulus dalam bentuk kegiatan bermain, seperti melipat kertas, meniru

garis lurus, membuat bentuk dengan plastisin (Clay Tepung), koran bekas, dan

sebagainya (Saputri, 2012). Bubur kertas / paper clay adalah campuran kertas

yang direndam dalam air dan lem biasanya berwarna putih dan harus dicat

terlebih dahulu agar menghasilkan bubur kertas yang berwarna warni. Bubur

kertas ini merupakan bagian dari clay yang dapat dengan mudah dibentuk

menjadi apapun (Estu, 2013).

MenurutBadanWHO (World Health Organizaztion) lebih dari 250 juta

anak usia dibawah 5 tahun pada negara-negara berkembang memiliki resiko tidak

mencapai perkambangann (kognitif, bahasa, sosio emosional, dan perkembangan

lainnya), benua asia merupakan benua dengan gangguan tumbuh kembang anak

terbanyak (Arriagada, Perry, Rawlings, Trias, & Zumaeta, 2018; WHO &

Unicef, 2011; Alkaff & Salamah, 2020). India, Banglasdesh, dan Indonesia yang

menyumbang 145 Juta (66%) dari 219 juta anak-anak mengalami gangguan

tumbuh kembang (WHO & Unicef, 2011).

Berdasarkan data Kemenkes RI dalam profil kesehatan Indonesia tahun

2016, mengemukakan bahwa sebanyak 56,4% anak berusia dibawah lima tahun

menderita gangguan tumbuh kembang (Syahailatua & Kartini, 2020). Indikator

keberhasilan program Deteksi Tumbuh Kembang Balita yang ditetapkan oleh


3

Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 adalah 90% dari total populasi, sementara

hasil Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang balita di Provinsi Jambi tahun

2017 adalah 53,14% (Syofiah, Machmud, & Yantri, 2020).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci tahun 2021

mengenai pelayanan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang dari 85% pada

tahun 2020 menjadi 50,36%, dari 18 puskesmas di dapatkan data gangguan

perkembangan pada anak balita sebanyak 87 orang anak (perkembangan motorik

halus : 29 orang, motorik kasar : 21 orang, bicara bahasa : 35 orang , dan

sosialisasi kemandirian : 8 orang), meliputi Puskesmas Siulak Gedang (17 balita

mengalami gangguan perkembangan dan yang mendapatkan pelayanan stimulasi

sebanyak 78,63%), Puskesmas Tamiai (15 balita mengalami gangguan

perkembangan dan yang mendapatkan pelayanan stimulasi sebanyak 42,33%),

Puskesmas Hiang (12 balita mengalami gangguan perkembangan sedangkan

yang mendapatkan pelayanan stimulasi hanya 30,90%) (Dinkes,Kab.Kerinci,

2020).

Menurut data dari Kementerian dan Kebudayaan (Kemenkeb, 2020)

menunjukkan daftar satuan pendidikan (Sekolah) anak usia dini per Kecamatan

Sitinjau Laut terdapat 3 TK yang berada di kecamatan sitinjau laut kabupaten

Kerinci, dan terdapat 2 TK dengan Negeri dan 1 TK Swasta.

Menurut Penelitian yang dilakukan Dewi (2015) yang berjudul

Pengaruh Permainan paper clay terhadap perkembangan motorik halus pada anak

usia 3-5 tahun menjelaskan bahwaberdasarkan hasil uji Wilcoxon, Positive ranks
4

menunjukan bahwa terdapat 18 anak yang mengalami peningkatan motorik

halusnya, dan setelah diberikan clay therapy, respon motorik halusnya menjadi

melebihi. Terbukti Z (3,358) dan signifikansi = 0,001 < 0,05. Hasil ini

membuktikan bahwa ada pengaruh clay therapy terhadap perkembangan motorik

halus anak pra sekolah usia 4-5 tahun di TK Mekarsari Kendal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik halus anak

adalah faktor genetik, faktor kesehatan dan periode pranatal, faktor kesulitan

dalam kelahiran bayi, Kesehatan dan gizi, rangsangan, perlindungan, prematur

dan kelainan (Rumini, 2013).

Salah satu upaya peningkatan motorik halus dapat di rangsang dengan

beberapa permainan seperti Melipat kertas (Origami),Menyusun balok(Puzzle),

Sense of pleasure play, Play dough (Paper clay). Kemampuan motorik halus ini

dapat dirangsang dengan memberikan stimulus-stimulus dalam bentuk kegiatan

bermain, seperti melipat kertas, meniru garis lurus, membuat bentuk dengan

plastisin (Clay Tepung), koran bekas, dan sebagainya (Saputri, 2012).

Salah satu permainan yang dapat melatih keterampilan fisik yang

melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan untuk anak prasekolah seperti

yang telah disebutkan diatas adalah clay theraphy, membentuk plastisin (Clay

Tepung) dalam hal ini adalah sebagai media pembelajaran yang bertujuan untuk

membantu anak supaya dapat menggerakan jari-jarinya, sehingga menjadi sebuah

bentuk yang menarik. Selain itu juga membantu melatih kesabaran dan
5

meningkatkan konsenterasi pada anak, pembelajaran membentuk memperlukan

koordinasi tangan dan konsentrasi (Wahyuningsih,2012).

Berdasarkan latar belakang penjelasan di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Permainan Paper Clay (Bubur

Kertas) terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun di TK

Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan Kerinci.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari penjelasan latar belakang di atas maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah “Adakah pengaruh permainan Paper Clay

(Bubur Kertas) terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun

di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan

Kerinci?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahuinya pengaruh permainan Paper Clay (Bubur Kertas) terhadap

Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah

Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan Kerinci.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Dikethuinya perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun

sebelum mendapatkan permainan paper clay (Bubur Kertas) di TK

Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan

Kerinci
6

2. Diketahuinya perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun

setelah mendapatkan permainan paper clay (Bubur Kertas) di TK

Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan

Kerinci

3. Diketahuinya pengaruh permainan paper clay (Bubur Kertas) terhadap

Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah

Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan Kerinci.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Guru/Orang Tua

Menambah Peningkatan Motorik Halus dengan menerapkan permainan

paper clay (Bubur Kertas) pada Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja

Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupaten Kerinci.

1.4.2 Bagi Tempat Puskesmas

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam mendeteksi dini

permasalahan perkembangan motorik halus yaitu terkait pengaruh

permainan paper clay(Bubur Kertas) terhadap Perkembangan Motorik

Halus pada Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang

Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan Kerinci.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi peneliti

selanjutnya serta sebagai informasi bagi mahasiswa kebidanan dalam

proses belajar mengajar.


7

1.4.4 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dalam ilmu dan pengetahuan khususnya dalam bidang

perkembangan pada anak dan sebagai sarana belajar untuk kedepannya.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah adalah pengaruh permainan paper

clay (bubur kertas) terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun

di TK wilayah kerja puskesmas hiang kecamatan sitinjau laut kabupaten kerinci

pada bulan Maret 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang

berusia 5 tahun sebanyak 30 orang dengan teknik sampling dalam penelitian ini

yaitu menggunakan teknik total sampling,dan analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis uji T test. Dalam penelitian ini Variabel penelitian

terdiri dari variabel independen yaitu Permainan paper clay (bubur kertas) dan

variabel dependen yaitu Perkembangan motorik halus. Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pre eksperimen.Penelitian pre eksperimen ini

menggunakan rancangan one group pretest posttest.


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Anak Prasekolah

2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah

Anak usia pra sekolah atau awal masa kanak – kanak adalah anak

yang berusia antara 3 sampai 6 tahun. Usia prasekolah dikatakan sebagai

masa bermain, karena setiap waktu di isi dengan bermain, dan selama ini

mainan merupakan alat yang sangat penting dari aktivitas bermain. Usia

prasekolah merupakan usia paling peka bagi anak, sehingga usia ini

menjadi titik tolak paling strategis untuk mengukir kualitas seorang anak di

masa depan. Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun

tahun. Dalam usia ini anak umumnya mengikuti program anak (3 tahun- 5

tahun) dan kelompok bermain ( usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6

tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-kanak

(Suhartanti, Ika, 2019).

Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 sampai 6

tahun, pada periode ini pertumbuhan fisik melambat dan perkembangan

psikososial serta kognitif mengalami peningkatan. Anak mulai

mengembangkan rasa ingin tahunya, dan mampu berkomunikasi dengan

lebih baik. Permainan merupakan cara yang digunakan anak untuk belajar

dan mengembangkan hubungannya dengan orang lain (Mansur, 2019).


9

2.1.2 Prinsip-Prinsip Anak Prasekolah

Menurut (Indrawan, Irjus, 2020) Dalam melaksanakan Pendidikan

anak usia dini hendaknya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Berorientasi pada Kebutuhan Anak

Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada

kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan

upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek

perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu

intelektual, bahasa, motoric, dan sosioemosional.

b) Belajar melalui bermain

Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Memalui bermain anak

diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil

kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.

c) Lingkungan yang kondusif

Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan

menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyaman yang

dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

d) Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep

pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang

dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan

bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal


10

berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi

mudah dan bermakna bagi anak.

e) Mengembangkan berbagai kecakapan hidup

Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui bergai

proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk

menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggung jawab serta memiliki

disiplin diri.

f) Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar

Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam

sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik/guru.

g) Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap,

dimulai dari konep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep

dapat.

2.1.3 Sasaran Anak Prasekolah

Menurut (Indrawan, Irjus, 2020) Ada beberapa sasaran pendidikan

pra sekolah, yaitu:

a. Mendukung dan mengembangkan kemampuan bawaan anak melalui

pembelajaran.

b. Mengantarkan pada tingkat kesehatan prima, sosial, ekonomi, dan

pelayanan akademik terhadap anak dan keluarga.

c. Mendapatkan solusi atas tekanan masalah sosial.


11

d. Memajukan kemampuan melek huruf dan matematika sejan dini, dan

e. Mempersiapkan anak untuk membaca.

2.1.4 Ciri-ciri Anak Prasekolah

Menurut (Indrawan, Irjus, 2020) Anak usia dini sering disebut

sebagai golden age. Hal ini karena pada masa ini pondasi otak manusia

sedang dibangun, pondasi yang kuat akan menghasilkan bangunan yang

kuat dan tahan lama. Perkembangan anak pada tahap pra sekolah dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu usia 2-3 tahun dan 46 tahun. Anak pada

usia 2-3 tahun memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa bayi

(0-2 tahun). Tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah kesiapan anak

memasuki pendidikan lebih lanjut, mengurangi angka mengulang kelas,

mengurangi angka putus sekolah (DO), mempercepat pencapaian wajib

belajar pendidikan dasar 9 tahun, menyelamatkan anak dari kelalaian

didikan wanita karir dan ibu pendidikan rendah, meningkatkan mutu

pendidikan, mengurangi angka buta huruf muda, memperbaiki derajat

kesehatan dan gizi anak usia dini, meningkatkan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM).

2.1.5 Defenisi Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Menurut (Mansur, 2019) Perkembangan fisik setiap orang telah

ditentukan sebelumnya berdasarkan pola warisan genetik pada kromosom.

Anak yang belum lahir akan memulai kehidupan dengan karakteristik fisik

spesifik. Faktor lingkungan semenjak anak lahir hingga tahun-tahun awal


12

pertumbuhan memberikan pengaruh psikologis awal dan kontak sosial

melalui pengalaman positif atau negatif dengan orang tua maupun

pengasuh. Sebagai contoh pengaruh lingkungan di sekitar anak dapat

berkembang melalui pengasuh secara langsung atau dari keluarga,

perkembangan dipengaruhi oleh berbagai macam pengalaman psikososial,

kognitif, moral, dan perkembangan spiritual dipupuk melalui interaksi

dalam keluarga, sekolah, dan komunitas. Pemahaman berbagai variabel-

variabel yang saling terkiat ini pada tahapan kehidupan tertentu memulai

teori pertumbuhan dan perkembangan manusia. (Setiyaningrum, 2017)

Perkembangan merupakan sebuah proses yang dinamis dan

berkesinambungan seiring berjalannya kehidupan, ditandai dengan

serangkaian tahap.

2.1.6 Tahapan Perkembangan Anak Prasekolah

Menurut (Indrawan, Irjus, 2020) Tahapan perkembangan anak

selaku berkembang dari waktu kewaktu, perkembangan tersebut yaitu;

a. Perkembangan fisik

b. Perkembangan intelektual

c. Perkembangan emosional

d. Perkembangan bahasa

e. Perkembangan sosial

f. Perkembangan bermain

g. Perkembangan kepribadian
13

h. Perkembangan moral dan kesadaran beragama

2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Menurut (Suhartanti, Ika, 2019) Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perkembangan yaitu: keturunan, nutrisi hubungan

interpersonal, tingkat sosial ekonomi, penyakit, bahaya lingkungan, stres pada

masa kanak–kanak dan pengaruh media, pola asuh orang tua.

a. Keturunan

Dalam semua budaya, sikap dan harapan dalam semua jenis budaya

berbeda sesuai dengan jenis kelamin anak. Jenis kelamin dan determinan

keturunan sangat kuat, mempengaruhi hasil akhir pertumbuhan dan laju

perkembangan untuk mendapatkan hasil akhir tersebut.Pada deminsi

kepribadian dapat kita lihat saattemperamen, tingkat aktivitas,

koresponsifan, dan kecendrungan ke arah rasa malu, diyakini dapat

diturunkan.

b. Nutrisi

Selama bayi dan anak–anak, kebutuhan kalori dan protein lebih tinggi

dibandingkan pada saat periode perkembangan pascanatal. Nafsu makan

anak akan berfluktuas sebagai respon terhadap keberagaman sampai

pertumbuhan turbulen dimasa remaja.

c. Hubungan Interpersonal

Pada masa anak-anak, hubungan dengan orang terdekat memainkan peran

penting dalam perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi,


14

intelektual dan keperibadian. Anak yang melakukan kontak dengan orang

lain dapat memberikan pengaruh pada anak yang sedang berkembang.

Tetapi dengan luasnya rentang kontak dapat menjadi pelajaran dalam

perkembangan kepribadian sehat.

d. Penyakit

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestasi

klinis dan sejumlah gangguan herediter, gangguan pertumbuhan pada anak-

anak terlihat pada gangguan skeletal, seperti berbagai bentuk dwarfisme dan

sedikitnyasatu anomaly kromosom, gangguan pada pencernaan dan

gangguan absropsi nutrisi tubuh pada anak akan menyebabkan efek

merugikan pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

e. Bahaya Lingkungan.

Agen berbahaya yang paling sering dikaitan dengan resiko kesehatan

adalah bahan kimia dan radiasi. Air dan udara serta makanan yang

terkontaminasi dari berbagai sumber telah didokumentasikan dengan baik.

Inhabilasi asap rokok secara pasif oleh ana sangat berbahaya pada

proses perkembangan anak .

f. Stres Pada Masa Kanak – Kanak

Dari sudut pandang fsikologis dan emosi pada intinya stres adalah ketidak

seimbangan antara tuntutan lingkungan dan sumber koping individu yang

mengandung ekulibrium individu tersebut. Pada anak tampak lebih

rentang mengalami stres bila dibandingkan dengan yang lain. Respon


15

terhadap stresor dapat berupa prilaku, psikologis, atau fisiologis. Dengan

adanya stres tersebut maka akan terbentuknya strategi koping yang

dapat melindungi dirinya menghadapi stress.

g. Pengaruh Media Permainan

Media dapat memperluas pengetahuan anak tentang dunia tempat

mereka hidup dan berkonstribusi untuk mempersempit perbedaan antar

kelas. Namun media juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan

anak, karena anak masa kini terpikat seperti pada beberapa dekade lalu.

Anak–anak masa ini lebih cendrung memilih media dan figur olah

raga sebagai model peran ideal mereka, sedangkan di masa lalu anak

lebih suka meniru orang tua atau walinya.

h. Pola Asuh Orang Tua

Untuk membantu anak berhasil dalam kehidupanya kelak, orang tua perlu

mencermati hal-hal yang mendasar yang dibutuhkan anak sebagai pondasi

keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak bukan hanya pondasi.

Tetapi, hal yang mendasar juga harus diperhatikan seperti konsep diri

anak, sikap, rasatanggung jawab, dan motivasi dalam diri yang tinggi.
16

2.2 Konsep KPSP

2.2.1 Indikator KPSP Anak Umur 60 Bulan

Dalam buku pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini

tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar

(Kemenkes,2014) tentang indikator KPSP anak umur 60 bulan sebagai

berikut :

Tabel 2.1
Tabel Indikator KPSP anak umur 60 bulan
Umur 60 Bulan

a. Berjalan lurus
b. Berdiri dengan 1 kaki selama 6 detik dan melompat 2-3 kali dengan 1
kaki.
c. Menyebutkan dan menunjukkan mana garis yang lebih panjang dan
pendek , Menggambar tanda tambah (+), Menggambar segi empat
d. Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar
e. Menggambar orang , setidaknya menggambar dengan 6 bagian
f. Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
g. Menjawab pertanyaan dengan benar,bukandengangerakan atauisyarat.
h. Mengerti arti lawan kata
i. Mengikuti perintah sesuai yang di arahkan tanpa bantuan
j. Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan
kegunaannya
k. Berpakain sendiri tanpa dibantu
l. Bereaksi tenang dan tidak rewel
m. Mengikuti aturan permainan
Sumber : (Kemenkes,2014)
a. Interpretasi hasil KPSP :

1) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.

a) Jawaban yang Ya, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak

bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang

melakukannya.
17

b) Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak

belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh

anak tidak tahu.

2) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan

tahapan perkembangannya (S).

3) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).

4) Jumlah jawaban ‘Ya’ = 6 atau kurang, kemungkinan ada

penyimpangan (P)

5) Untuk jawaban ‘Tidak’, perlu dirinci jumlah jawaban ‘Tidak’ menurut

jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,

sosialisasi dan kemandirian).

b. Intervensi :

1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:

a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan

baik.

b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan

anak

c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat anak, sesering

mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.

d) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan

kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap

ada kegiatan ada Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah
18

memasuki usia prasekolah (36-72) bulan, anak dapat diikutkan

Pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.

e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP

setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan

setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.

2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan

berikut :

a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi

perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan

sesering mungkin.

b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi

perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar

ketertinggalannya.

c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan

adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan

perkembangannya.

d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan

menggunakan daftar KPSP yang sedui dengan umur anak.

e) Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 8 maka

kemungkinan ada penyimpangan.


19

3) Bila tahapan perkembangan terjadi (P), lakukan tindakan berikut :

Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah

penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara &

bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

2.2.2 Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Timbulnya Permasalahan

Perkembangan.

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal anak yang satu

dengan anak yang lain pada akhimya tidak selalu sama, karena dipengaruhi

oleh interaksi banyak faktor. Ada beberapa faktor yang dapat diuraikan yang

secara khusus dan langsung berpengaruh terhadap perkembangan menurut

(Suhartanti, Ika, 2019) adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

1) Faktor Keturunan atau Genetik

Pengaruh genetik ini bersifat heredo-konstitusional yang berarti

bentuk konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor

hereditas akan berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan

perkembangan tulang, alat seksual serta saraf.

2) Faktor Hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin

berumur 4 bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat.


20

b. Faktor Eksternal

1) Gizi

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu

sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (berat badan lahir

rendah) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat

bawaan.Kecukupan nutisi yang esensial baik kualitas maupun

kuantitas sangat penting untuk pertumbuhan normal. Pada malnutrisi

protein kalori yang berat terjadi kelambatan pertumbuhan tulang dan

maturasi serta pubertas. Banyak zat atau unsur penting untuk

pertumbuhan, yaitu yodium, kalsium, fosfor, magnesium, besi, fluor,

vitamin A, B12, C dan D dapat mempengarui pertumbuhan anak.

2) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang paling mementukan tercapai atau

tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan

memungkinkan tercapainyainya potensi bawaan, sedangkan yang

'wrong baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan

lingkungan "bio-fisiko-psikososial" yang mempengarui individu setiap

hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

3) Budaya Lingkungan

Budaya lingkungan dalam hal ini masyarakat, dapat mempengarui

tumbuh kembang anak dalam memahami atau mempersepsikan pola


21

hidup sehat. Kebiasaan ini kemungkinan besar akan memepengaruhi

tumbuh kembang.

4) Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang

anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan stautus sosial

ekonomi tinggi cenderung lebih dapat terpenuhi kebutuhan gizinya

dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam

lingkungan sosial ekonomi yang rendah. Status pendidikan keluarga

juga menjadi salah satu faktor tumbuh kembang anak. Keluarga

dengan tingkat pendidikan rendah biasanya sulit menerima arahan

dalam pemenuhan gizi dan sulit diyakinkan pentingnya pemenuhan

kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan lain yang menunjang

tumbuh kembang anak.

5) Iklim / Cuaca

Iklim atau cuaca juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak,

pada musim tertentu makanan bergizi dapat dengan mudah diperoleh,

atau sebaliknya justru menjadi sulit diperoleh. Misalnya pada musim

kemarau, sumber makanan atau hasil panen sebagai faktor pemenuhan

gizi anak menjadi terbatas karena berkurangnya kadar air dalam tanah.

6) Olahraga / Latihan Fisik

Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak karena

meningkatkan sirkulasi darah karena pasokan oksigen ke seluruh


22

tubuh menjadi teratur. Hal ini selanjutnya dapat meingkatkan stimulasi

perkembangan otot dan pertumbuhan sel.Dari sisi aspek sosial, anak

dapat berinteraksi dengan teman-teman sesuai dengan jenis olahraga

yang ditekuni.

7) Posisi Anak dalam Keluarga

Posisi anak dalam keluarga dapat mempengarui tumbuh kembangnya.

Pada anak pertama atau tunggal, secara umum kemampuan

intelektualnya lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering

berinteraksi dengan orang dewasa. Namun, keterampilan motoriknya

kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasanya

dilakukan saudara kandungnya. Sedangkan pada anak keduanya atau

anak yang berada ditengah, kepercayaan diri orang tuanya sudah

merasa biasa merawat anak akan membuat anak lebih cepat dan

mudah beradaptasi, namun perkembangan intelektualnya mereka

mungkin tidak sebaik anak pertama. Meskipun demikian,

kecenderungan tersebut juga tergantung pada keluarga.

8) Status Kesehatan

Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh

kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status

kesehatan kurang baik akan terjadi perlambatan. Sebagi contoh pada

saat anak seharusnya mencapai puncak dalam tumbuh kembang

namun mengalami penyakit kronis, maka pencapaian kemampuan


23

untuk maksimal dalam tumbuh kembang tersebut akan mengalami

hambatan.

2.2.3 Dampak Keterlambatan Perkembangan Anak

Menurut(Izzaty, 2014) Dampak keterlambatan perkembangan anak adalah

sebagai berikut :

a. Dampak internal, yaitu akibat yang tertuju pada diri sendiri; munculnya

emosi yang negatif dan temperamen yang sulit, serta tidak mampu

beradaptasi, perkembangan kognitif yang terhambat berkenaan dengan

ketidakmampuan menyesuaikan dengan program kegiatan belajar.

b. Dampak eksternal, yaitu akibat yang tertuju pada lingkungan anak, seperti

mengganggu suasana kelas serta penolakan teman sebaya .

2.3 Konsep Motorik Halus

2.3.1 Pengertian Kemampuan Motorik Halus

Menurut (Sukamti, 2018) Keterampilan gerak halus (fine motor skill)

adalah keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk

mengontrol otot-otot kecil/halus agar pelaksanaan keterampilan yang sukses

tercapai. (Syafuddin, 2011) Biasanya keterampilan ini melibatkan koordinasi

neuromuscular yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk tercapainya

keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering juga disebut sebagai

keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan (hand-eye


24

coordination). Menulis, menggambar dan bermain piano, adalah contoh-

contoh dari keterampilan tersebut.

Perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-

otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh

kesempatan untuk belajar dan berlatih, selain itu perkembangan motorik halus

merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi

dengan otak dalam melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus adalah gerakan yang

menggunakan otot-otot halus dan otak untuk melakukan suatu kegiatan yang

memerlukan koordinasi yang cermat dan tidak memerlukan banyak tenaga

serta dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih (Suhartanti, Ika,

2019).

2.3.2 Karakteristik Perkembangan Motorik Halus

Karakteristik anak dapat kita amati dengan cara menyuruh anak untuk

memegang pensil dengan tepat menggengam pensil dan menuliskan pada kertas.

Cara ini bisa dilakukan oleh anak usia 4-5 tahun. Jika anak sudah mahir

dalam memegang pensil maka anak akan lebih banyak menggunakan gerakan

jari.

Karakteristik anak apat dijelaskan diantaranya :

1. Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak sudah mengalami kemajuan

dan gerakannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin sempurna.

2. Pada usia 5 tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi.
25

Tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata.

Menurut Sulistyawati (2017) karakteristik perkembangan motorik halus

anak menurut KPSP yaitu :

Usia Sektor Motorik Halus


4 Tahun Mencontoh lingkaran
Menggambar orang 3 bagian
Mencontoh tanda plus (+)
Memilih garis yang lebih
panjang
5 Tahun Memilih garis yang lebih
panjang Mencontoh persegi
ditunjukkan Menggambar
orang 6 bagian Mencontoh
persegi

Menurut Wong,et al (2010) karakteristik perkembangan motorik

halus pada anak usia prasekolah yaitu :

No U Motorik Halus
si
a
1. 4 a. Menggunting gambar mengikuti garis
T b. Mengikat tali sepatu tetapi belum mampu
a membuat simpul
h c. Menjiplak bentuk segi empat
u d. Menggambar silang
n e. Menggambar tiga bagian untuk membentuk
suatu gambar
2. 5 a. Mengikat tali sepatu
T b. Menggunakan gunting dan pensil dengan
a sangat baik
h c. Menggambar wajik dan segitiga
u d. Menambah 7 atau 9 bagian untuk
26

n membentuk suatu gambar


e. Menulis beberapa huruf, angka, dan kata
seperti nama panggilan

2.3.3 Manfaat Perkembangan Motorik Halus

Memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus anak

meningkatkan kemampuan mengelolah, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi

serta meningkatkan keterampilan tubuh. Kegunaan peningkatkan motorik halus

anak melalui kegiatan bermainnya.

Menurut Nuryani (2012) gerakan motorik halus adalah bila gerakan

hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot

kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan

pergelangan tangan yang tepat. Koordinasi mata dan tangan yang cermat akan

terlihat pada saat anak usia TK, misalnya anak dapat menyisir rambut, menyikat

gigi, memakai sepatu dan lain-lainnya. Anak juga harus belajar menggerakkan

pergelangan tangannya agar tangan anak dapat lentur dapat berkreasi dan

berimajinasi, tetapi tidak semua anak mampu menguasai kemampuan pada tahap

yang sama maka dari itu dalam melakukan gerakan motorik halus anak harus

memerlukan stimulus atau dukungan keterampilan fisik serta kematangan

mental.

Fungsi dari motorik halus :

1. Mengembangkan kemandirian misalnya, mengancingkan baju, mengikat tali

sepatu, memakai baju, dan lain- lain.


27

2. Sosialisasi misalnya, saat anak menggambar dengan teman yang lainnya

3. Pengembangan konsep diri misalnya anak mampu melakukan aktivitasnya

secara mandiri

4. Kebanggaan diri misalnya, anak yang mampu melakukan aktivitasnya sendiri

mereka anak merasa sangat bangga terhadap dirinya sendiri.

5. Keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya, memegang bulpen atau

pensil.

2.3.4 Keterampilan Motorik Halus

Menurut (Mansur, 2019) Keterampilan motorik halus berbeda dari

keterampilan motorik kasar, Keterampilan motorik halus diperlukan untuk

banyak aspek perawatan diri seperti anak-anak, misalnya: mengenakan sepatu,

makan sendiri, membersihkan gigi sendiri. Perkembangan motorik halus

merupakan komponen penting dari kesejahteraan anak-anak. Sejak lahir

hingga usia anak delapan tahun, anak-anak secara terusmenerus mendapatkan,

memperbaiki, dan menggabungkan fungsi dan keterampilan motorik mereka

dan mengintegrasikan keterampilan mereka. (Pangestina, 2017)

Perkembangan motorik halus memiliki implikasi penting bagi

keterlibatan anak-anak dalam seni rupa, menggambar, dan pengalaman

menulis yang muncul. Menulis adalah proses kompleks yang membutuhkan

pengembangan bahasa, informasi visual, pengetahuan huruf alfabet,

pengetahuan kata dan konsep cetak, untuk beberapa nama. Kontrol motorik

untuk menghasilkan teks melalui menggambar, membuat tanda dan


28

representasi simbol dari huruf sangat penting dalam mengkomunikasikan

pesan. Pengembangan motorik halus sangat penting dalam mengembangkan

kemampuan membuat tanda dan menulis secara efektif, sehingga pesan dapat

dikomunikasikan.

Selama usia 4 hingga 5 tahun, anak-anak terus mengasah keterampilan

motorik halus dan membangun keterampilan sebelumnya. Misalnya, mereka

sekarang dapat mengancingkan dan membuka kancing pakaian mereka

sendiri. Keahlian artistik mereka meningkat, dan mereka dapat menggambar

figur tongkat sederhana dan menyalin bentuk seperti lingkaran, kotak, dan

huruf besar. Namun, menggambar bentuk yang lebih rumit mungkin

membutuhkan waktu lebih lama. Anak dapat menulis surat, memotong kertas

dengan gunting secara akurat, dan mengikat tali sepatu (Komaini, 2018).

2.3.5 Aktifitas Motorik Halus Anak

Menurut (Mansur, 2019) Motorik halus anak, supaya otot-otot jari

menjadi kuat, otot tangan berfungsi dengan baik, serta lentur menggerakkan

jemari mereka. Ada banyak aktivitas menyenangkan yang bisa dilakukan oleh

anak-anak berusia 3-5 tahun agar mereka memiliki kemampuan motorik halus

yang baik.

a. Menggunting kertas

Sebelum memulai aktivitas ini, kita perlu mengajarkan anak cara

memegang gunting yang benar. Cara memegang gunting yang benar

adalah ibu jari dan jari tengah masuk ke dalam kedua lubang gunting.Jari
29

telunjuk berada di bagian luar agar posisinya stabil saat gunting

digerakkan.Sedangkan kedua jari lainnya menekuk ke arah telapak tangan.

Posisi yang benar akan membantu proses penguatan otot-otot jemari

sehingga kita perlu memperhatikan hal ini.

b. Melipat kertas

Kemampuan ini berguna untuk menguatkan otot-otot telapak tangan

dan jemari tangan, terutama saat anak melipat dan menekan lipatan.

Aktivitas ini bisa dimulai dengan lipatan sederhana, misalnya dengan

membentuk bagun datar, membuat amplop, tempat foto, dan lainnya.

c. Memutar koin

Kita bisa membuat kompetisi memutar koin. Mereka yang bisa

memutar koin paling lama akan menjadi pemenang. Atau kita bisa

mengajak anak untuk memutar koin di atas meja. Sehingga mereka yang

bisa memutar koin tanpa membuat koin keluar atau jatuh dari atas meja

akan mendapatkan reward. Hal ini akan memacu mereka untuk memutar

sekencang-kencangnya. Aktivitas ini berguna untuk melenturkan otot

kecil pada jari tangan.

d. Menghubungkan titik-titik

Kita bisa mengajak anak untuk menghubungkan titik-titik dengan

urutan yang benar (biasanya diurutkan berdasarkan nomor atau huruf),

sehingga pada akhirnya akan membentuk gambar benda, hewan, dan


30

lainnya. Selain latihan jemari tangan, aktivitas ini juga akan menguatkan

otot lengan anak. Usahakan anak melakukan aktivitas ini di atas meja,

agar otot lengan anak bisa bekerja dengan lebih fleksibel.

e. Menjiblak

Buatlah sebuah bangun, misalnya bentuk bintang, di atas sebuah kertas

karton. Lalu gunting bentuk bintang tersebut. Kita minta anak untuk

menggambar bintang menggunakan jiplakan yang telah kita buat.

Kamudian kita bisa meminta mereka menghiasi atau mewarnai bentuk-

bentuk bintang yang telah selesai mereka buat. Bentuk-bentuk benda bisa

divariasi dengan bentuk-bentuk yang lain, misalnya bulan, awan, rumah,

dan lainnya.

f. Meronce

Kekuatan dan kelenturan otot jari tengah, telunjuk, dan jempol sangat

penting agar bisa memegang pensil dengan benar. Aktivitas ini bisa

membantu untuk menguatkan tiga jari itu. Kita hanya meminta anak

memasukkan manik-manik ke dalam sebuah benang untuk membuat

sebuah kalung.

g. Menempel bentuk

Kegiatan ini bisa diawali dengan menggunting bentuk-bentuk atau kita

sudah menyiapkan beberapa bentuk berbahan kertas. Setelah itu kita bisa
31

meminta anak untuk menempelkan bentuk-bentuk tersebut di atas sehelai

kertas untuk selanjutnya akan dihiasi dan diwarnai.

h. Bermain playdough atau wax

Permainan terkesan lebih bebas, Bisa kita berikan di saat jam istirahat.

Biarkan mereka bermain sesuka mereka untuk membuat benda-benda

seturut dengan imajinasi mereka. Selain bermain playdough, aktivitas

yang serupa dengan ini adalah “Membuat Aneka Kreasi dengan Kertas

Bekas dan Jiplakan”

i. Menyobek dan mendaur ulang kertas

Aktivitas ini dimulai dengan meminta anak untuk menyobek kertas

menjadi sobekan-sobekan kecil. Lalu memasukkannya ke dalam sebuah

baskom berisi air. Selanjutnya anak akan meremasremas kertas berair itu

sampai lembut. Aktivitas ini juga mampu menguatkan otot jari-jari anak.

j. Menggambar dan mewarnai

Aktivitas ini merupakan favorit anak-anak. Anak-anak kita minta

untuk menggambar pemandangan atau gambar lainnya, lalu kita meminta

mereka untuk mewarnainya. Selain itu, kita juga bisa meminta mereka

untuk mewarnai gambar. Gambar-gambar bertipe “gambar garis” bisa

banyak kita temukan di internet.

k. Memecahkan plastik bergelembung pembungkus barang

Plastik bergelembung ini biasa kita temukan sebagai pembungkus

benda-benda pecah belah. Namun kita bisa membelinya di toko-toko


32

plastik atau kardus. Kita minta anak untuk memecahkan gelembung

dengan jari berurutan. Misalnya kita berikan satu lembar plastik yang

berisi 50 gelembung. Kita minta anak memecahkan gelembung-

gelembung itu dengan jari yang berbeda, tiap jari harus berhasil

memecahkan 10 gelembung.

l. Memindahkan barang dengan jepitan jemuran

Barang-barang yang bisa dipindahkan adalah benda-benda yang

ukurannya lebih kecil dari penjepit jemuran itu. Kita bisa meminta anak

untuk memindahkan pensil, penghapus, spidol, dan benda lainnya dengan

penjepit baju dari satu tempat ke tempat lainnya.

m. Memasang tali Sepatu

Agar permainan ini lebih menarik, kita bisa memakai aktivitas ini

menjadi sebuah kompetisi. Kita minta siswa membentuk dua baris. Setiap

anak harus berhasil memasukkan tali sepatu dan mengeluarkannya lagi

dengan cepat dan cara yang benar.

n. Mainan Menjahit

Mainan ini biasanya berbentuk sepasang baju yang sama dan memiliki

lubang di dekat permukaannya. Letak lubang pada “baju” tersebut juga

sama. Dua pasang “baju” itu harus disatukan dengan seutas benang.

o. Menyusun balok dan puzzle


33

Mainan ini banyak dijual di toko-toko mainan. Permainan ini sudah

sangat umum dimainkan di TK dan sudah menjadi properti mainan wajib

yang harus dimiliki sekolah.

2.3.6 Tujuan Perkembangan Motorik Halus

Menurut Sumantri (2018) dalam Partiyem (2014) pada anak usia 4-5

tahun memiliki tujuan pengembangan motorik halus yakni :

1. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan

dengan keterampilan gerak kedua tangan.

2. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari-

jemari seperti kesiapan menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-

benda.

3. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.

4. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus

2.3.7 Upaya Meningkatkan Motorik Halus

Menurut (Suhartanti, Ika, 2019) Kemampuan motorik halus

merupakan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang melibatkan

koordinasi antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari, pergelangan

tangan, lengan yang digunakan untuk aktifitas seni, seperti menggunting,

melukis, dan mewarnai. Upaya peningkatan motorik halus dapat di rangsang

dengan beberapa permainan seperti Melipat kertas (Origami), Menyusun

balok(Puzzle), Sense of pleasure play, Play dough (Paper clay). Upaya

peningkatan perkembangan motorik halus anak prasekolah harus dilakukan


34

sejak dini, termasuk perkembangan motorik meliputi motorik halus dan

motorik kasar.

2.3.8 Indikator Stimulasi Pencapaian Perkembangan Motorik Halus Anak

Usia 5 Tahun

Dalam peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia No 137

tahun 2014 tentang Indikator pencapaian berkembangan motorik halus anak

usia 4-5 tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2
Indikator Stimulasi Pencapaian Perkembangan Motorik Halus

Aspek Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak

Usia 5 Tahun

Motorik Halus 1. Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan,


miring kiri/kanan, dan lingkaran
2. Menjiplak bentuk
3. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan
gerakan yang rumit
4. Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan
suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media
5. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni
menggunakan berbagai media
6. Mengontrol gerakan tangan yang meggunakan otot halus
(menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir,
memilin, memeras)

Berdasarkan indikator pada table di atas, penulis menyimpulkan

bahwa perkembangan motorik halus anak berkembang apabila anak dapat

mencapai indikator dengan baik. Dengan adanya indikator di atas di harapkan


35

motorik halus anak masih belum berkembang secara optimal, yang

disebabkan kurangnya koordinasi mata, tanggan anak yang belum terarah

dengan baik, dan beberapa faktor penyebab keterlambatan perkembangan

motorik halus seperti media pembelajaran setiap hari yang kurang bervariasi

yang diberikan oleh guru sehingga anak lebih cepat merasa bosan dapat

menjadi kembali optimal. Dari semua indikator capaian

perkembangan,indikator difokuskan pada enam indikator saja,

a. Keterangan Indikator Pencapaian Aspek Motorik Halus :

1. Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung, dan lingkaran

2. Meniru melipat kertas sederhana (1-7) lipatan

3. Meronce 2 pola dengan berbagai media

4. Membuat berbagai bentuk dari daun, kain perca, kertas, kardus, dan

lain-lain

5. Permainan warna dengan berbagai media

6. Menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola

b. Keterangan Penilaian :

1) BB : Belum Berkembang

Apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal

perilaku yang dinyatakan dalam indikator dengan skor 50-59 dengan

ciri (1)
36

2) MB : Mulai Berkembang

Apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda awal

perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten

skornya 60-69 dengan ciri (2)

3) BSH : Berkembang Sesuai Harapan

Apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda tanda perilaku yang

dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten skorya 70-79 dengan

ciri bintang (3)

4) BSB : Berkembang Sangat Baik

Apabila peserta didik menerus memperlihatkan perilaku yang

dinyatakan dalam indikator secara konsisten atau telah membudaya

skornya 80-100 dengan bintang (4)

2.4 Konsep Permainan Paper Clay (Bubur Kertas)

2.4.1 Pengertian Paper Clay

Istilah clay yang sebenarnya berarti tanah liat, namun dalam

perkembangannya istilah clay digunakan untuk meyebut adonanyang

menyerupai tanah liat atau clay buatan. Hanya dengan mengeringkannya,

maka clay yang sudah dibentuk akan mengeras , penggunaan media clay akan

dapat memberikan pengalaman terutama pada proses pembentukan sebuah

produk, Clay buatan ada beberapa macam seperti (D. P. 2014 Putri, 2014)
37

a. Paper clay: Clay ini dibuat dari bubur kertas. Pengeringannya cukup

dengan cara diangin-anginkan.

b. Polymer clay: Pengeringan clay ini dilakukan dengan cara dipanggang

dalam oven. Hasilnya ada yang menyerupai batu alam, plastik, atau metal.

Harganya relatif mahal dan di Indonesia clay ini masih merupakan barang

impor yang ketersediaannya terbatas.

c. Air Dry Clay : Clay ini sering disebut clay Jepang/ clay Korea karena

umumnya clay ini didatangkan dari kedua negara tersebut. Harganya

relative mahal. Clay ini dijual dengan berbagai macam warna dan dikemas

dalam wadah kedap udara. Pengeringannya cukup dengan cara diangin-

anginkan.

d. Jumping clay : Clay ini menyerupai air dry clay, tetapi hasil akhirnya lebih

ringan. Pengeringannya cukup dengan cara diangin-anginkan.

Berbagai macam clay buatan yang sudah dipaparkan maka clay yang

akan dibuat oleh peneliti adalah paper clay. Tindakan okupasi paperclay

merupakan tindakan dengan memberikan kesibukan berupa keaktifan kerja

melalui gerakan menyobek kertas, meremas kertas dan membentuk kertas

menjadi suatu bentuk dengan langkah menjiplak pola gambar, menggunting,

menempel, dan mewarnai. Hal tersebut dikarenakan proses pembuatan cukup

mudah dan bahan tidak mahal sehingga, peneliti menggunakan paper clay

sebagai peningkatan motorik halus anak TK usia 5 tahun. Paper clay disebut

juga dengan bubur kertas.Paper clay dibuat dari kertas bekas seperti koran
38

yang dijadikanbubur kemudian dijadikan adonan yang dicampur dengan lem

kayu dan dibentuk menjadi suatu bentuk yang menarik.(Afriyanti, 2017)

Sumber : https://images.app.goo.gl/paperclay

Pendapat (A. S. 2018 Putri, 2018) tentang permainan bentuk

menggunakan bubur kertas ini merupakan sebuah permainan yang

menggunakan kertas bekas tidak terpakai lagi karena kertas memiliki serat dan

unik jika dibuat sesuatu.

Kertas adalah “salah satu materi yang penggunaannya paling luas di

seluruh dunia. Tidak pandang bulu: tua, muda, kaya, miskin, desa, kota,

semua mengenal dan menggunakan kertas untuk berbagai keperluan”.

Berdasarkan pernyataan tersebut berarti banyak hal yang dapat dilakukan

dengan menggunakan kertas. Pada umumnya kertasdigunakan sebagai media

untuk menulis, menggambar, mencetak, membungkus, dan banyak kegunaan

lain yang dapat digunakan. Saat ini seiring berkembangnya jaman, kertas yang
39

sudah tidak terpakai dapat diolah kembali menjadi kertas buram atau kertas

bekas baik koran dan lainnya. Melalui pemanfaatan kertas bekas, maka akan

menghasilkan nilai seni yang terkandung dalam kertas yang telah berubah

menjadi paper clay atau bubur kertas dan juga akan dihasilkan karya seni yang

dapat dijual (A. S. 2018 Putri, 2018)

Pada saat proses pembuatannya, paper clay banyak menggunakan jari

jemari dalam membuat adonan hingga menjadi suatu bentuk sesuai dengan

keinginan dan kreativitas anak, sehingga hal ini mendukung proses

pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak supaya

anak dapat konsentrasi dan dapat menggunakan tangannya untuk melakukan

aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain, serta dapat meningkatkan

imajinasi dan kreativitas yang dimiliki anak. Kurangnya kemampuan motorik

halus yang dimiliki salah satunya adalah karena anak jarang menggerakkan

jari- jarinya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.(Sejati, 2013)

Berdasarkan dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

bubur kertas (Paper Clay) merupakan bagian dari clay yang dapat digunakan

dalam pembuatan media atau permainan kreativitas, terbuat dari kertas yang

direndam dengan air, bersifat anti racun dan pada umumnya memiliki tekstur

yang lembut, mudah dibentuk, dapat mengering serta mampu mengeras

dengan sendirinya.

2.4.2 Jenis Kertas Yang digunakan


40

Menurut (Damayanti, 2019) secara visual jenis kertas dapat dibedakan

menurut teksturnya, yaitu:

a. kertas dengan permukaan halus seperti, kertas gambar, kertas

marmer,karton manila, kertas hvs, kertas tissu, dan lain-lain;

b. kertas dengan permukaan kasar seperti, kertas roti, kertas daur ulang,

kertas merang, kertas krep, dan lain-lain;

c. kertas dengan permukaan licin seperti, kertas film, art paper, kertas

minyak, dan lain-lain;dan

d. kertas dengan permukaan bergelombang seperti, corrugatepaper.

Waktu yang dibutuhkan untuk melunakkan kertas dengan cara

direndam memiliki waktu yang bervarasi. Jenis kertas tipis membutuhkan

waktu sekitar lima hingga sepuluh menit. Jenis kertas dengan ketebalan

sedang, diperlukan waktu peredaman sekitar kurang lebih satu

jam.Sedangkan jenis kertas tebal seperti karton membutuhkan waktu yang

lama, yaitu sekitar 24 jam agar kertas menjadi lunak(Savira & Suharsono,

2013).

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa semua jenis

kertas dapat dijadikan bubur kertas dan didaur ulang dengan cara

sederhana tergantung pada tingkat ketebalan yang miliki oleh kertas. Jenis

kertas yang mudah untuk dijadikan bubur kertas adalah jenis kertas tipis

yang membutuhkan waktu relatif lebih singkat daripada jenis kertas

lainnya.
41

2.4.3 Cara Pembuatan Paper Clay (Bubur Kertas)

Bubur kertas merupakan salah satu media yang murah dan mudah

untuk dibuat sendiri. Berikut langkah-langkah pembuatan bubur kertas

menurut (D. P. 2014 Putri, 2014) yaitu:

a. Bahan yang diperlukan untuk membuat bubur kertas yaitu

1) Kertas / koran bekas

2) Baskom yang sudah diisi air

3) Lem kertas

4) Cat pewarna

b. Cara pembuatan :

1) Siapkan semua bahannya terlebih dahulu

2) Sobek-sobek kertas hingga menjadi kecil-kecil

3) Masukkan kertas ke dalam baskom yg sudah diisi air,lalu rendam

sekitar 15 menit

4) Remas kertas yg sudah di rendam tadi sampai berbentuk seperti bubur

5) Remas bubur kertas tadi agar airnya berkurang

6) Campurkan lem rajawali ke dalam bubur kertas

7) Jika sudah tercampur bentuklah sesuka hati

8) Kemudian warnai dan jemur hingga kering

Selain kertas limbah atau kertas bekas, dalam pembuatan bubur kertas

bekas diperlukan beberapa bahan penunjang seperti, air bersih, lem kertas, dan

bahan pewarna sintetis atau alami. Sementara untuk peralatan bantu yang
42

harus dipersiapakan adalah gunting, bak air atau baskom besar, kain bekas

atau plastik tebal, serta perangkat penumbuk atau blender.(Damayanti, 2019)

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kertas limbah

atau kertas bekas merupakan bahan utama dalam membuat bubur kertas

bekas.Tetapi, untuk membuat bubur kertas bekas yang aman untuk anak

dibutuhkan bahan penunjang yang aman pula seperti, air bersih, lem kertas,

dan bahan pewarna sintetis atau alami.Selain itu, dibutuhkan berbagai

peralatan seperti, gunting kertas, bak air atau baskom besar, alat penyaring,

serta blender untuk menghaluskan adonan bubur kertas.

2.4.4 Teknik Dasar Permainan Paper Clay

Bubur kertas bekas menggunakan kertas bekas sebagai bahan

utamanya. Permainan bubur kertas ini diberikan kepada anak dengan metode

demonstrasi yang menekankan pada cara-cara dalam melakukan atau

mengerjakan sesuatu dengan pemberian penjelasan, petunjuk, dan peraga

secara langsung dari guru. Melalui metode ini diharapkan anak-anak dapat

mengenal dan mencermati langkah-langkah pelaksanaan dalam melakukan

suatu kegiatan, yang pada gilirannya anak-anak diharapkan dapat meniru dan

melakukan apa yang didemonstrasikan oleh guru dengan baik dan benar.

Berikut langkah-langkah dalam permainan media bubur kertas bekas:

a. Merobek

Menurut Wijana merobek dapat dilakukan dengan


43

menggunakan kedua tangan sepenuhnya ataupun dapat menggunakan

kedua jari yakni ibu jari dan jari telunjuk. Melalui kegiatan merobek

inilah anak dilatih untuk mengembangkan kemampuan motorik

halusnya, terutama ketika mengkoordinasikan mata dan gerakan

tangan ataupun jari-jarinya untuk merobek kertas dengan pola tertentu

serta melatih penguasaan emosi anak terutama kesabaran untuk

mendapatkan hasil sobekan yang rapi dan sesuai dengan pola yang

ada.

b. Menggunting

Menurut Pamadhi menggunting dapat mengembangkan

kemampuan motorik halus, karena untuk mendapatkan hasil

guntingan yang tepat diperlukan kecermatan dalam menentukan area

mana yang harus digunting. Menggunting dapat meningkatkan

kemampuan motorik halus anak khususnya jari-jari tangan. Melalui

kegiatan menggunting, anak akan belajar cara menggunakan gunting untuk

menggunting sebuah kertas dengan pola tertentu. Selain kecermatan dan

ketepatan koordinasi antara mata dan tangan, kesabaran juga dibutuhkan

untuk mendapat hasil potongan yang rapi dan sesuai dengan pola.

c. Meremas

Susilaningsih berpendapat bahwa meremas dapat

mengembangkan kemampuan motorik halus anak karena dalam kegiatan


44

meremas yang baik adalah secara langsung dengan menggunakan kedua

tangan atau jari-jari untuk menekan adonan yang dilakukan sampai adonan

menjadi bentuk yang diinginkan. Meremas dapat melibatkan hasil adonan

lembut dan merata sehingga dibutuhkan kesabaran dalam meremas adonan

bubur kertas. Pengulangan inilah yang nantinya akan membantu

menguatkan otot-otot tangan anak.

d. Membentuk

Menurut Pahmadi membentuk adalah kegiatan dalam

membuat bentuk. Kegiatan membentuk dapat melatih pengamatan,

kecermatan dan ketelitian, kemampuan, kemampuan ketepatan,

kreativitas, serta mengembangkan rasa pakai terutama dalam

memanfaatkan bahan limbah menjadi bahan baru untuk permainan.

Kegiatan membentuk ini melibatkan gerak tangan dan dan jari- jari

tangan dalam memanipulasi bentuk-bentuk sederhana seperti lingkaran,

segi empat, dan segitiga. Selain melatih kemampuan motorik halus anak,

kegiatan membentuk ini dapat menambah pemahaman bentuk anak dan

menumbuhkan rasa bangga terhadap hasil karya yang anak buat sendiri.

e. Mencetak

Kegiatan mencetak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

membentuk adonan dengan menggunakan alat cetak yang telah


45

disediakan. Kegiatan ini untuk melatih kemampuan anak dalam

menggunakan suatu alat cetak.

Kegiatan mencetak ini termasuk dalam kegiatan membentuk jika

dalam kegiatan membentuk anak langsung membentuk adonan menggunakan

kedua tangannya, maka dalam kegiatan mencetak anak akan membentuk

adonan menggunakan alat cetak yang telah disediakan. Menurut Pamadhi

bubur kertas bersifat padat lunak yang dapat dibentuk dengan cara mencetak

dengan alat cetakan. Selain melatih kemampuan motorik halus anak dalam

menggunakan cetakan, kegiatan ini akan membuat anak merasa bangga

karena dapat membuat suatu bentuk secara langsung.

2.4.5 Manfaat Bermain Bubur Kertas

Kegiatan bermain yang menggunakan bubur kertas mempunyai

beberapa manfaat seperti yang dikemukakan oleh (Sejati, 2013) yaitu:

a. Menumbuhkan jiwa seni pada anak sejak dini.

b. Memanfaatkan barang-barang bekas.

c. Meningkatkan kreativitas anak sejak dini.

d. Memberikan rasa percaya diri dan kesenangan sekaligus mengajak anak

untuk berfikir rasional.

e. Membangkitkan minat dan pehatian anak.

f. Meningkatkan rasa ingin tahu dan aktivitas belajar anak.

g. Memfasilitasi dan mengembangkan rasa ingin tau, tekun, terbuka, kritis,

tanggung jawab, kerjasama dan mandiri.


46

Membantu anak agar mampu menggunakan barang bekas dan mampu

memecahkan masalah yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari.

2.4.6 Alasan Pemilihan Tindakan Okupasi Paper Clay Untuk

Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak

Alasan pemilihan tindakan okupasi paper clay untuk mengembangkan

kemampuan motorik halus anak yaitu antara lain:

a. Jarang digunakan

b. Memiliki kelebihan-kelebihan

Tindakan okupasi paper clay mempunyai kelebihan guna mendukung

proses pelatihan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak di

antaranya yaitu:

1) Proses pembuatan yang cukup mudah, bahan dasar mudah didapat,

bahan tidak membutuhkan biaya yang besar, sehingga mudah

dilatihkan padaanak.

2) Membantu melatih kesabaran dan meningkatkan konsentrasi pada

anak.

3) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mampu

meningkatkan partisipasi belajaranak.

4) Terdapat aktivitas menyobek kertas, memindahkan potongan-

potongan kertas ke dalam wadah, memasukkan satu sendok garam ke

dalam wadah, mencampurkan lem dengan adonan kertas,meremas,

menyaring kertas yang membutuhkan kelenturan tangan.


47

5) Menyobek, meremas, menjiplak pola gambar, menggunting,

menempel, merapikan sesuai dengan batas pola, dan mewarnai

membutuhkan konsentrasi sehingga dapat melatih pemusatan perhatian

dan melatih gerakan halus yangterkendali.

6) Aktivitas merapikan bubur kertas sesuai batas pola dan ketinggian

yang sama yang dapat digunakan untuk melatih kehalusan gerak

tangan.

7) Menjiplak pola membutuhkan koordinasi mata dan tangan.

8) Menggunting membutuhkan ketepatan gerak.

9) Menempel dan mewarnai membutuhkan ketelitian.

Pada intinya tindakan okupasi paper clay mempunyai kelebihan

terutama dalam melatih motorik halus anak dengan melatih jari-jari

tangan saat melakukan gerakan. Gerakan-gerakan yangdilakukan

meliputi(D. P. 2014 Putri, 2014) :

a) Menyobek kertas dengan ibu jari, jari telunjuk, jari tengah

b) Meremas kertas dengan menggunakan semua jari tangan

c) Menjiplak pola gambar dengan menggerakkan pensil

d) Menggunting dengan menggerakkan ibu jari, jari telunjuk, dan jari

tengah

e) Menempel dengan menekan bubur kertas menggunakan jari-jari

tangan, dan
48

f) Mewarnai dengan menggerakkan kuas menggunakan ibu jari, jari

telunjuk, dan jari tengah.

Pemberian rangsangan latihan motorik halus ini dilakukan

secaraberulang-ulang dengan waktu yang lama sehingga selain

menghasilkan bentuk yang menarik dalam pembuatannya, ada kegiatan inti

yang dimanfaatkan untuk melatih gerakan tangan yang diharapkan lambat

laun akan terbentuk gerakan terarah dan terkendali pada anak yang dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus dengan baik. Latihan motorik

halus yang diberikan pada anak yang bertujuan jangka panjangnya

diharapkan mencapai perkembangan motorik halus secara optimal supaya

anak dapat tumbuh dengan baik serta dapat hidup mandiri baik di

lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

c. Memiliki sedikit kelemahan

Kelemahannya berupa proses pengeringan yang membutuhkan cuaca

yang mendukung yakni terik sinar matahari dan sulit ditambal/

ditambahkan pada bagian yang sudah kering, karena seringkali membuat

retak di bagian yang sudah kering. Hal ini dikarenakan bahan dasarnya

yang dari kertas.Sehingga setelah kering jika terkena bahan basah justru

membuat retak bahan yang sudah kering.Untuk mengatasi atau

menanggulangi permasalahan dari kelemahan-kelemahan di atas dapat


49

dilakukan dengan dilakukan pengeringan secara instan berupa pengovenan

dan menghindari penambalan/penambahan bahan paper clay.

2.4.7 Pengaruh Permainan Paper Clay Terhadap Perkembangan Motorik

Halus Anak

Pada saat proses pembuatannya, paper clay banyak menggunakan jari

jemari dalam membuat adonan hingga menjadi suatu bentuk sesuai dengan

keinginan dan kreativitas anak, sehingga hal ini mendukung proses

pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak supaya

anak dapat konsentrasi dan dapat menggunakan tangannya untuk melakukan

aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain, serta dapat meningkatkan

imajinasi dan kreativitas yang dimiliki anak usia 3-5 tahun. (Nurahmad,

2019).

Mufida, R. T. dkk. 2017 Perkembangan motorik halus dapat dilatih

dan dikembangkan melalui kegiatan bermain untuk mengembangkan potensi

anak, bermain juga merupakan media yang baik dalam memberikan stimulasi

bagi anak, melalui bermain, anak akan semakin berkembang kemampuan dan

keterampilan motorik, kemampuan kognitifnya, melakukan kontak dengan

dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri. Dengan

demikian, lama-kelamaan kekurangan fungsi motorik halusnya bisa

diperbaiki.Latihan diberikan kepada anak untuk meningkatkan kemampuan

dalam mengkoordinasikan gerakan antara mata dan tangan agar nantinya anak
50

menjadi lebih terampil. Mengingat bahwa permainan dan bermain adalah

sebuah kunci dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini, sebagai media

sekaligus sebagai bagian dari pendidikan itu sendiri, Berdasarkan hal tersebut,

maka dipilihlah permainan bubur kertas bekas dalam kegiatan pembelajaran.

Bubur kertas bekas menggunakan kertas bekas sebagai bahan

utamanya.bahwa kertas bekas dapat dimanfaatkan dalam kegiatan bermain

terutama permainan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus

anak.Dengan menggunakan Paper Clay anak dapat bermain bentuk, warna,

tekstur, melatih kelenturan jari-jari tangan dan koordinasi dari mata dan

tangan yang berfungsi untuk merangsang motorik halusnya. Misal dengan

cara anak memahami dan mempratekkan tahapan-tahapan.

2.5 Kerangka Teori


51

Kerangka teori dalam penelitian ini secara matematis dapat digambarkan

sebagai berikut:
Anak usia prasekolah
(5 tahun) Faktor yang
berkaitan dengan
Faktor Yang
Mempengaruhi: timbulnya
permasalahan
1. Faktor Internal
1. Motorik perkembangan :
Halus a. Keturunan 1. Biologis
1. Pertumbuhan 2. Motorik b. Genetik 2. Lingkungan
Kasar
3. Bahasa Keluarga
2. Perkembangan 4. Sosial
2. Faktor
Ekternal
3. Lingkungan
Upaya untuk
Dengan menggunakan meningkatan Motorik sosial
Paper Clay anak dapat Halus :
bermain bentuk, warna, 1. Melipat kertas
tekstur,melatih (Origami),
kelenturan jari-jari Penilaian:
2. Menyusun Puzzle,
tangan dan koordinasi
dari mata dan 3. Sense of pleasure play, 1. BB
tanganyang berfungsi 4. Menggambar dan 2. MB
untuk merangsang Mewarnai, 3. BSH
motorik halusnya. 4. BSB
Misal dengan cara anak
5. Bermain Paper Clay
memahami dan
mempraktekkan
tahapan-tahapan Dampak keterlambatan
permainan Paper Clay. perkembangan anak :
1. Merobek 1. Dampak Internal
2. Meremas 2. Dampak Eksternal
3. Membentuk
4. Mencetak

Bagan 2.5 :Kerangka Teori


Sumber :Modifikasi Teori Notoatmodjo (2010), Marmi
(2015),Afriyanti, D. 2017, Komaini, A. 2018, Suhartanti, Ika, dkk. 2019,
Sukamti, E. R. 2018
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
52

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimen.Penelitian

pre eksperimen ini menggunakan rancangan One Group Pretest Posttest. Pada

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Permainan Paper Clay

Terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja

Puskesmas Hiang.

Pretest Intervensi Postest

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Pretest

O2 : Posttest

X : Perlakuan Pembelajaran menggunakan model kooperatif learning tipe

jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja word square.

3.2 LOKASI PENELITIAN


53

Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan

Sitinjau Laut pada bulan Februari 2022.

3.3 KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Perkembangan Pemberian Perkembangan


Motorik halus Permainan Paper Motorik halus
clay

Sebelum Intervensi Sesudah

O1 X O2
Keterangan :

O1 : Pretest

O2 : Posttest

X : Perlakuan Pembelajaran menggunakan model kooperatif learning tipe

jigsaw yang divariasikan dengan lembar kerja word square.

Gambar 3.3 Kerangka Konsep

3.4 POPULASI DAN SAMPEL

1.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek yang mempunyai karakteristik tertentu

yang sesuai dengan penelitian (Najmah,2015). Populasi dalam penelitian ini adalah
54

semua anak yang berusia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang

berjumlah 30 orang.

1.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2015). Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh anak

yang berusia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang berjumlah 30 orang.

1.4.3 Teknik pengambilan sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi (Sugiyono,2012). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah Total sampling dengan total sampel 30 orang. Berdasarkan keterbatasan

waktu dan banyaknya jumlah sampel, peneliti dibantu teman sejawat atau tim yang

dinamakan enuminator untuk mempermudah mengumpulkan data melalui pengisian

lembar observasi.
55

3.5 DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1 :Definisi Operasional Variabel

Definisi Skala
Variabel Alat ukur Hasil Ukur
Operasional Data
Permainan Permainan yang Lembar 1.Belum Berkembang: 50- Ordinal
paper clay terbuat dari koran Observasi 59 (1)
(variabel bekas yang diolah Permainan 2.Mulai Berkembang: 60-
Independen) menjadi paper clay Paper Clay 69 (2)
dengan cara 3.Berkembang Sesuai
bermainya yaitu Harapan: 70-79 (3)
dengan meremas, 4.Berkembang Sangat
membentuk Baik
segitiga, lingkaran, : 80-100 (4)
persegi dan
mencetak bentuk
bulan dan bintang.
Perkembangan Tingkat kemajuan Lembar Ordinal
Motorik halus yang berhubungan Observasi 1. ‘Ya’ = 6 /kurang,
(variabel dengan Indikator penyimpangan (P)
dependen) keterampilan fisik Perkembangan 2. ‘Ya’ = 7/8 =
yang berhubungan Meragukan (M).
dengan otot-otot 3. ‘Ya’ = 9/10 = Sesuai
kecil dan kordinasi (S).
mata

3.6 HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative Ha

yaitu :

3.6.1 Ada pengaruh Permainan Paper Clay terhadap Perkembangan Motorik

Halus pada anak usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang.


56

3.7 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2016), pengumpulan data dilakukan pada kondisi

yang alamiah, sumber data primer, dan lebih banyak pada observasi berperan

serta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Jenis pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah penilaian KPSP dan pengisian lembar

observasi. Jenis pengumpulan data ini diharapakan dapat saling melengkapi

sehingga informasi yang diperlukan sesuai dengan penelitian.

1. Penilaian KPSP

Kemenkes (2014), Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan

untuk mengetahui perkembangananak normal atau ada penyimpangan.

2. Lembar Observasi

Menurut Sugiyono (2016), Observasi sebagai teknik pengumpulan

data mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain.

Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan melihat langsung

dilapangan yang digunakan untuk menentukan factor layak yang didukung

melalui perlakuan permainan paper clay dan melihat perkembangan

motorik halus anak.

3.8 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Data Primer
57

Data primer merupakan data yang diambil secara langsung melalui

survei awal di TK wilayah kerja puskesmas sitinjau laut kabupaten kerinci.

Data dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui lembar KPSP dan lembar

observasi yang berdasarkan instrument penelitian yang telah disiapkan yaitu,

lembar KPSP sesuai dengan kategori yang diterbitkan oleh Kemenkes RI

(2014).

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dan didapat dari

instansi terkait, yaitu pencatatan dan pelaporan yang telah ada sebelumnya

dan data dari taman kanak-kanak atau di TK wilayah kerja puskesmas

sitinjau laut kabupaten kerinci.

3.9 Pengolahan Data dan Teknik Pengolahan Data

1. Teknik Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah sebagai

berikut :

a) Editing (Pemeriksaan Data)

Editing adalah proses memeriksa kembali kebenaran dan

kelengkapan data bertujuan untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan

yang terdapat pada pencacatan dilapangan dan bersifat koreksi..

b) Coding (Pemberian Identitas)


58

Pemberian kode/coding pada penelitian ini dengan memberikan

kode pada lembar observasi yang diberikan apabila responden memenuhi

kategori dalam lembar observasi.Dalam tahap coding biasanya dilakukan

pemberian simbol pada jawaban responden agar nantinya bisa lebih

mempermudah dalam pengolahan data.

Contoh :

1) Responden:

a) Responden 1 : R1

b) Responden 2 : R2

c) Responden 3 : R3, dst

2) Usia:

a) Usia 5 tahun : U1

3) Jenis kelamin:

a) Laki-laki : K1

b) Perempuan : K2

4) Perkembangan Motorik Halus bila Jawaban:

a) ‘Ya’ = 6 /kurang, penyimpangan (P)

b) ‘Ya’ = 7/8 = Meragukan (M).

c) ‘Ya’ = 9/10 = Sesuai (S).

c) Scoring (Pemberian Nilai)


59

Scoring adalah pemberian nilai/skor untuk variabel dependen atau

variabel yang diteliti. Scoring dilakukan dengan menggunakan panduan

lembar (SOP), lembar kuisionerdan lembar observasi permainan paper

clay.Pemberian nilai pada variabel permainan paper clay terhadap

perkembangan motorik halus anak dengan kriteria pemberian nilai.

Adapun Klasifikasinya:

d) ‘Ya’ = 6 /kurang, penyimpangan (P)

e) ‘Ya’ = 7/8 = Meragukan (M).

f) ‘Ya’ = 9/10 = Sesuai (S).

d) Tabulating (Proses Pembeberan)

Pada tahap ini data yang telah diberi kode, peneliti menjumlahkan

dan menyusun data dalam bentuk table distribusi frekuensi sesuai dengan

subvariabel yang diteliti dengan bantuan software Microsoft Office.

e) Processing

Setelah ini lembar observasi terisi penuh dan benar, dan telah

melewati pengodean kemudian data dianalisis. Data diproses dengan cara

memasukkan data dari lembar observasi ke program komputer yaitu

dengan program komputer.


60

3.9 Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan

jawaban tentang pengaruh permainan paper clay (bubur kertas) terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun di TK wilayah kerja

puskesmas sitinjau laut kabupaten kerinci. Proses pengolahan data dilakukan

dengan :

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan dengan menampilkan hasil dalam bentuk

distribusi frekuensi antara variabel dependent dan independent dengan tujuan

untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk melihat pengaruh permainan paper clay (bubur

kertas) terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun di TK

wilayah kerja puskesmas sitinjau laut kabupaten kerinci dengan melihat

adanya perbedaan nilai pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah

dilakukan pemberian intervensi setelah itu dikomputerisasikan ke skala

ordinal, kemudian diolah dengan Uji T test dependen yaitu apabila nilai ƿ ≤

α berarti ada pengaruh permainan paper clay (bubur kertas) terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun di TK wilayah kerja

puskesmas sitinjau laut kabupaten kerinci, jika nilai p ≥ α adalah (0,05)

berarti tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti (Sumantri,2013).


61

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi

Penelitian ini dilakukan di TK wilayah kerja puskesmas hiang,

kecamatan sitinjau laut kabupaten kerinci dengan jumlah sampel sebanyak 30

responden yaitu seluruh anak yang berusia 5 tahun di TK Wilayah Kerja

Puskesmas Hiang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret

2022.

Puskesmas hiang kecamatan sitinjau laut kabupaten kerinci jambi

merupakan satu-satunya puskesmas yang berada diwilayah kecamatan sitinjau

laut kabupaten kerinci yang terletak di Jl.Raya Hiang, Kec. Sitinjau Laut

Kabupaten kerinci Jambi, Kode Poss 37171, Kode puskesmas 1011394. Jenis

puskesmas non rawat inap, Jenis pelayanan kesehatan diantaranya pelayanan

antenatal, intranatal, postnatal, neonatal, KB, Pelayanan ibu dan anak, dan lain

sebagainya. Puskesmas ini memiliki beberapa ruangan yaitu ruang pendaftaran,

KIA, Lansia, Laboratorium, Obat, ruang administrasi, ruang sekretariat, dan

ruang kepala puskesmas. Saat ini Puskesmas Hiang merupakan salah satu tempat

pelayanan kesehatan di sekitar kecamatan sitinjau laut.

Wilayah kerja puskesmas ini meliputi 3 yang pertama TK Pertiwi

sitinjau laut kabupaten kerinci merupakan sekolah Negeri B yang terletak di JL.

Raya bangko, desa tanjung tanah, Kecamatan sitinjau laut Kabupaten kerinci
62

jambi berdiri sejak 22 Januari 2019. Kodepos 37172,NPSN : 69990510, sumber

listrik PLN. TK Pembina danau kerinci ini dipimpin oleh kepala sekolah yang

bernama yettni henderita S.pd. Guru dankaryawan di TK Pembina danau

kerinciberjumlah4 orang, yang terdiri dari 3 guru honorer, 1 kepala sekolah.

Latar belakang pendidikan guru dan kayawan di TK Pertiwi semuanya lulusan

S1.

Ke-dua TK pembina kabupaten kerinci merupakan sekolah Negeri B

yang terletak di Tj.Mudo, Desa penawar tinggi, Kecamatan sitinjau laut,

Kabupaten kerinci jambi berdiri sejak 02 Desember 2016. Kode pos 37171,

NPSN : 69937302, sumber listrik PLN. TK Pembina danau kerinci ini dipimpin

oleh Kepala sekolah yang bernama Nurna Ningsi S.pd. Guru dan karyawan di

TK Pembina danau kerinci berjumlah 6 orang, yang terdiri dari 3 guru honorer, 1

kepala sekolah dan 2 guru PNS . Latar belakang pendidikan guru dan karyawan

di TK Pembina Kabupaten kerinci semuanya lulusan S1.

Ke-tiga TK Dharma Wanita sitinjau laut kabupaten kerinci merupakan

sekolah Negeri B yang terletak di Jln.Raya pondok beringin, Desa pondok

beringin, Kecamatan sitinjau laut, Kabupaten kerinci jambi berdiri sejak 20 juli

2017. Kode pos 37171,NPSN : 69832880, sumber listrik PLN. TK dharma

wanita ini dipimpin oleh Kepala sekolah yang bernama Haslinda,S.pd. Guru dan

karyawan di TK Pembina danau kerinci berjumlah 3 orang, yang terdiri dari 2

guru honorer, 1 kepala sekolah. Latar belakang pendidikan guru dan kayawan di

TK Dharma Wanita semuanya lulusan lulusan SMA


63

4.2 Gambaran Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Hasil penelitian tentang distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik

jenis kelamin di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut

Kabupetan Kerinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin
di Puskesmas Desa Gedang Kota Sungai Penuh
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-Laki 13 43.3
Perempuan 17 56.7
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar anak berjenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 17 (57,7%) anak.

4.3 Analisa Univariat

a. Gambaran perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun


sebelum mendapatkan permainan paper clay (Bubur Kertas) di TK
Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan
Kerinci
Hasil penelitian tentang perkembangan motorik halus pada anak usia 5

tahun sebelum mendapatkan permainan paper clay (bubur kertas) di TK

Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan

Kerinci dapat dilihat pada tabel berikut :


64

Tabel 4.2
Gambaran Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 5 Tahun
Sebelum Mendapatkan Permainan Paper Clay (Bubur Kertas) di TK
Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut
Kabupetan Kerinci
Perkembangan N Mean Std. Minimum Maximum
Motorik Halus Deviation
Sebelum 30 8,17 0,874 6 9

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa rata-rata (mean) responden

sebelum mendapatkan permainan paper clay (bubur kertas) sebesar 8,17

(perkembangan meragukan) dengan nilai standar deviasi 0,874.

b. Gambaran perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun setelah


mendapatkan permainan paper clay (bubur kertas) di TK Wilayah Kerja
Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci
Hasil penelitian tentang perkembangan motorik halus pada anak usia 5

tahun setelah mendapatkan permainan paper clay (bubur kertas) di TK

Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan

Kerinci dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3
Gambaran Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 5 Tahun
Setelah Mendapatkan Permainan Paper Clay
(Bubur Kertas) di TK Wilayah Kerja Puskesmas
Hiang Kecamatan Sitinjau Laut
Kabupetan Kerinci
Perkembangan N Mean Std. Minimum Maximum
Motorik Halus Deviation
Setelah 30 9,47 0,629 8 10
65

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata (mean) setelah

mendapatkan permainan paper clay (bubur kertas) sebesar 9,47

(perkembangan sesuai) dengan nilai standar deviasi 0,629.

4.4 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa data sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berdistribusi normal, dalam

penelitian ini peneliti menggunakan uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk.

Berikut hasil uji normalitas data :

Tabel 4.4
Hasil Output Uji Normalitas Pre Test

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest .319 30 .000 .821 30 .060
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan pada Tabel 4.4 pada uji normalitas dengan menggunakan

metode Shapiro-Wilk signifikan pada 0,060 > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa data pada penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas.


66

Tabel 4.5
Hasil Output Uji Normalitas Post Test
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
postest .335 30 .000 .732 30 .052
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan pada Tabel 4.5 pada uji normalitas dengan menggunakan

metode Shapiro-Wilk signifikan pada 0,052 > 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa data pada penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas.

4.5 Analisa Bivariat


Pengaruh Permainan Paper Clay (Bubur Kertas) Terhadap Perkembangan
Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas
Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci
Analisis bivariat dilakukan dengan data yang berdistribusi normal dan

dilakukan antara variabel dengan menggunakan uji statistik t-test dengan

kemaknaan hasil perhitungan statistik digunakan batas kemaknaan 5% (0,05).

Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6
Pengaruh Permainan Paper Clay (Bubur Kertas) Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 5 tahun
di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan
Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci
Perkembangan Rerata Selisi IK95% p- value
Motorik Halus h
Pretest 8,17 1,1 1,077-1,523 0,000
Postest 9,47
67

Hasil analisis pada tabel 4.6 menunjukan bahwa terjadi perubahan nilai

mean perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun antara nilai pre dan

post test. Nilai perkembangan motorik halus meningkat sebesar 1,3 dan nilai itu

menunjukkan bahwa perkembangan motorik halus responden mengalami

perubahan kearah yang lebih baik kearah yang sebelumnya mendapatkan

intervensi. Berdasarkan uji statistik t-test dilihat bahwa pada kelompok intervensi

diperoleh nilai p-value 0,000 (<0,05) hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat

pengaruh permainan paper clay (bubur kertas) terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan

SitinjauLaut Kabupetan Kerinci.

4.6 Pembahasan
a. Gambaran perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun
sebelum mendapatkan permainan paper clay (Bubur Kertas) di TK
Wilayah Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan
Kerinci
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata (mean)

responden sebelum mendapatkan permainan paper clay (bubur kertas) sebesar

8,17 (perkembangan meragukan) dengan nilai standar deviasi 0,874.

Menurut (Sukamti, 2018) Keterampilan gerak halus (fine motor skill)

adalah keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk

mengontrol otot-otot kecil/halus agar pelaksanaan keterampilan yang sukses

tercapai. Perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan


68

otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh

kesempatan untuk belajar dan berlatih, selain itu perkembangan motorik halus

merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi

dengan otak dalam melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus adalah gerakan yang

menggunakan otot-otot halus dan otak untuk melakukan suatu kegiatan yang

memerlukan koordinasi yang cermat dan tidak memerlukan banyak tenaga

serta dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih (Suhartanti, Ika,

2019).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mufida

(2020) didapatkan hasil Perkembangan Motorik Halus Anak 4 sampai 5

Tahun di TK Dharma Wanita Tosaren II Kecamatan Pesantren Kota Kediri

Sebelum Diberikan Permainan Bubur Kertas, hampir setengah termasuk

kategori peringatan/ meragukan yaitu sebanyak 12 orang anak (40%).

Berdasarkan keterangan diatas, peneliti berasumsi bahwa

kemampuan motorik halus pada anak 5 tahun harus distimulus dengan baik,

karena pada umur ini merupakan fase golden age bagi anak. Jadi jika seorang

anak diberikan stimulus dengan baik, maka bukan hanya satu tahap

perkembangan yang berkembang, tetapi juga yang lain.

b. Gambaran perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun setelah


mendapatkan permainan paper clay (Bubur Kertas) di TK Wilayah
Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci
69

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata (mean)

setelah mendapatkan permainan paper clay (bubur kertas) sebesar 9,47

(perkembangan sesuai) dengan nilai standar deviasi 0,629.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Najamuddin (2018) didapatkan hasil bahwa rata-rata pencapaian dari

keterampilan motorik halus yang paling banyak ada pada keterampilan

menggunakan alat cetak dengan jumlah 85,42%. Sedangkan yang memperoleh

rata-rata pencapaian paling sedikit ada pada keterampilan otot-otot kecil

dalam kegiatan merobek dengan jumlah 79,17%. Keseluruhan keterampilan

motorik halus anak berkembang dari siklus I ke siklus 2 dengan kegiatan yang

disukai anak yaitu meremas dan mencetak.

Berdasarkan keterangan diatas, peneliti berasumsi bahwa memilih

jenis permainan yang tepat dan membantu mengstimulasi perkembangan

motorik halus anak merupakan pilihan yang baik atau salah solusi untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Melalui kegiatan membentuk

dan disini media bubur kertas yang dipilih, merupakan salah satu alternatif

pilihan yang baik dan tepat. Dalam memberikan stimulus kepada anak

memang harus benar-benar terarah dan teratur.

c. Pengaruh permainan paper clay (Bubur Kertas) terhadap Perkembangan


Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas
Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan Kerinci
70

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa terdapat pengaruh

antara pengaruh permainan paper clay (Bubur Kertas) terhadap

Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja

Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan Kerinci Tahun 2022

dengan nilai p-value 0,000.

Istilah clay yang sebenarnya berarti tanah liat, namun dalam

perkembangannya istilah clay digunakan untuk meyebut adonanyang

menyerupai tanah liat atau clay buatan. Hanya dengan mengeringkannya,

maka clay yang sudah dibentuk akan mengeras , penggunaan media clay akan

dapat memberikan pengalaman terutama pada proses pembentukan sebuah

produk, Clay buatan ada beberapa macam seperti (D. P. 2014 Putri, 2014)

Berbagai macam clay buatan yang sudah dipaparkan maka clay

yang akan dibuat oleh peneliti adalah paper clay. Tindakan okupasi paperclay

merupakan tindakan dengan memberikan kesibukan berupa keaktifan kerja

melalui gerakan menyobek kertas, meremas kertas dan membentuk kertas

menjadi suatu bentuk dengan langkah menjiplak pola gambar, menggunting,

menempel, dan mewarnai. Hal tersebut dikarenakan proses pembuatan cukup

mudah dan bahan tidak mahal sehingga, peneliti menggunakan paper clay

sebagai peningkatan motorik halus anak TK usia 5 tahun. Paper clay disebut

juga dengan bubur kertas.Paper clay dibuat dari kertas bekas seperti koran

yang dijadikanbubur kemudian dijadikan adonan yang dicampur dengan lem

kayu dan dibentuk menjadi suatu bentuk yang menarik.(Afriyanti, 2017).


71

Pada saat proses pembuatannya, paper clay banyak menggunakan jari

jemari dalam membuat adonan hingga menjadi suatu bentuk sesuai dengan

keinginan dan kreativitas anak, sehingga hal ini mendukung proses

pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak supaya

anak dapat konsentrasi dan dapat menggunakan tangannya untuk melakukan

aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain, serta dapat meningkatkan

imajinasi dan kreativitas yang dimiliki anak. Kurangnya kemampuan motorik

halus yang dimiliki salah satunya adalah karena anak jarang menggerakkan

jari- jarinya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.(Sejati, 2013)

Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Maulida Tahun 2015

yang menyatakan bahwa ada pengaruh media bubur koran terhadap

kemampuan motorik halus anak. Penelitian juga dilakukan oleh Mufida

(2020) didapatkan hasil bahwa hasil uji wilcoxon menunjukannilai ρ value =

0,000 sehingga < α = 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima maka ada

pengaruh pemberian bubur kertas terhadap perkembangan motorik halus pada

anak usia 4-5 tahun di TK Dharma Wanita Tosaren II Kecamatan Pesantren

Kota Kediri.

Menurut Sujiono (2019) bahwa kemampuan anak pada usia 5 tahun

mengalami perubahan yang sangat berarti sehingga banyak hal yang layak

diberikan pada usia ini. Media pembelajaran atau permainan kreativitas seperti

permainan bubur kertas perlu diberikan karena dapat mengembangkan

motorik halus anak sehingga motorik halus anak dapat berkembang secara
72

optimal. Apabila anak sering diberikan stimulus atau rangsangan maka anak

dapat menunjukan kelenturan otot-otot sehingga nantinya anak mampu

menolong dan mengurus dirinya sendiri seperti makan, berpakaian mandi,

menyisir rambut, mencuci dan melap tangan, dapat mengikat tali sepatu

sendiri, meniru membuat garis tegak, garis datar, dan lingkaran. Oleh karena

itu, permainan bubur kertas ini dapat melatih otot-otot kecil tangan serta

menjadi sebuah solusi yang dapat mengembangkan motorik halus pada anak.

Berdasarkan hasil penelitian, perkembangan motorik halus melalui

media bubur kertas pada anak usia 5 tahun melakukan aktivitas motorik yang

melibatkan jari-jemari dan koordinasi mata dan tangan yang membutuhkan

ketepatan, kecermatan, dan kerapian dalam meremas, mengaduk, membentuk,

menjiplak, dan mewarnai, menggunakan media bubur kertas. Hal tersebut

sesuai dengan yang teori, bahwasanya keterampilan motorik halus merupakan

ketarampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot

kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan ketarampilan yang berhasil. Selain itu

media bubur kertas adalah salah satu kegiatan yang menarik minat anak

karena berkaitan langsung dengan merobek-robek kertas, mengaduk adonan,

membentuk/menjiplak gambar sesuai minat anak menggunakan bubur kertas,

dan mewarnai bentuk bubur kertas yang telah dibuat oleh anak (Masganti,

2017).

Berdasarkan hasil tersebut peneliti berasumsi bahwa kegiatan

permainan paper clay (bubur kertas) yang dilakukan dalam penelitian ini
73

dapat mempengaruhi perkembangan kreativitas anak. Masa taman kanak-

kanak merupakan masa bermain karena dengan bermain tidak secara langsung

anak telah belajar dan akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang

secara langsung telah dilakukan anak serta anak bereksplorasi dari kegiatan

bermain tersebut, sehingga permainan paper clay (bubur kertas) mampu

meningkatkan motorik halus pada anak 5 tahun.


74

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terdapat nilai rata-rata (mean) 8,37 dengan nilai standar deviasi 0,874 sebelum

mendapatkan permainan paper clay (Bubur Kertas) di TK Wilayah Kerja

Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci

2. Terdapat nilai rata-rata (mean) 9,47 dengan nilai standar deviasi 0,629 setelah

sebelum mendapatkan permainan paper clay (bubur kertas) di TK Wilayah

Kerja Puskesmas Hiang Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci

3. Ada pengaruh permainan paper clay (bubur kertas) terhadap perkembangan

motorik halus pada anak usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang

Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci dengan nilai p-value 0,000.

B. Saran

1. Bagi Guru/Orang Tua

Diharapkan penelitian dijadikan sebagai wacana atau masukan mengenai

metode baru dalam meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak usia

5 tahun.

2. Bagi Tempat Puskesmas

Diharapkan penelitian ini dijadikan sebagai data awal dan tambahan informasi

dalam memberikan penyuluhan kesehatan tentang metode peningkatan motorik

halus pada anak


75

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi ilmiah dan bahan

pembanding untuk penelitian selanjutnya tentang pengaruh permainan paper

clay (bubur kertas) terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4

sampai 5 Tahun

4. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan dalam ilmu dan pengetahuan khususnya

dalam bidang perkembangan pada anak dan sebagai sarana belajar untuk

kedepannya.
76

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.


Damayanti, G. 2018. (2019). Keefektifan Media Bubur Kertas Terhadap Kemampuan
Motorik Halus Anak Autis di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita DIY.
Jurnal Widia Ortodidaktika.
Dinkes Prov.Jambi .2018. Tumbuh Kembang Balita . (online) (diakses pada tanggal
10 November 2021)
Indrawan, Irjus, dkk. 2020. (2020). Pendidikan Anak Pra Sekolah.
Izzaty, R. E. 2014. (2014). Permasalahan Perkembangan Anak Prasekolah Dan Peran
Pendidik dan Orang Tua Dalam Menghadapi. Jurnal.
Komaini, A. 2018. (2018). Kemampuan Motorik Anak Usia Dini.
Kemenkes RI. (2018). ini penyebab Stunting pada anak. Retrieved
fromhttp://www.depkes.go.id/article/view/18052800006/ini-penyebab-
stunting -pada-anak.html
Kuncoro, Mudrajat. 2011. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen: YKPN.
Mansur, A. R. 2019. (2019). Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun. In E-Book
Penerbit STIKes Majapahit (Vol. 1).
Masganti, (2017). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini, Depok: Kencana Press
Maulida (2015. Pengaruh Media Bubur Koran Terhadap Kemampuan Motorik Halus
Anak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Mufida (2020). Permainan Paper Clay (Bubur Kertas) Terhadap Perkembangan
Motorik Halus Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun Di Tk Dharmawanita Tosaren
Ii Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Jurnal Kesehatan
Najamuddin (2018). Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Bermain
Bubur Kertas Di Kelompok B Tk Al Ilham Nw Selusuh. Jurnal Golden Age
Universitas Hamzanwadi Vol. 01 No. 2, Desember 2017, Hal. 103-111 E-
ISSN : 2549-7367
Nurahmad, A. R. 2019. (2019). Hubungan Permainan Media Bubur Kertas Bekas
Terhadap Kemampuan Motorik Halus di TK Assalam 1 Sukarame Bandar
Lampung. Jurnal.
Nurlaili. 2019. (2019). Pengembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Nurlaili, M.Pd
2019.
Putri, A. S. 2018. (2018). Mengembangkan Motorik Halus Anak Melalui
Pemanfaatan Media Bahan Koran Bekas Taman Kanak-Kanak Fajar Barujati
77

Agung Lampung Selatn. Jurnal.


Putri, D. P. 2014. (2014). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Tindakan
Okupasi Paper Clay Pada Anak Tunagrahita Kategori Sedang di Sekolah
Luar Biasa Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta.
Saputri, L. 2012. (2012). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui
Permainan Bentuk Menggunakan Bubur Koran Bekas Di Taman Kanak-
Kanak Al Qur’an Amal Saleh Padang. I(1), 1–10.
Savira, F., & Suharsono, Y. (2013). Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak
Usia Dini Melalui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina
Agam. Journal of Chemical Information and Modeling.
Sejati, N. W. 2013. (2013). Pengaruh Permainan Bubur Kertas Terhadap
Perkembangan Kreativitas Anak di TK Pertiwi IV Srimulyo Sragen Tahun
Ajaran 2012/2013. Jurnal, 84, 487–492.
Setiyaningrum, E. 2017. (2017). Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak Usia 0-12
Tahun. In Proceedings of the 20th USENIX Security Symposium.
Suhartanti, Ika, dkk. 2019. (2019). Stimulasi Kemampuan Motorik Halus Anak Pra
Sekolah. In E-Book Penerbit STIKes Majapahit.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung :ALFABETA
Sujiono (2019). Buku Ajar Pendidikan dan Perkembangan Motorik. Ponorogo: Uis
inspirasi Indonesia
Sukamti, E. R. 2018. (2018). Perkembangan Motorik. In Perkembangan Motorik.
MASTER DATA
Intervensi (permainan paper clay (bubur kertas) )
no responden JK Usia indikator kemampuan
kategor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 nilai i kode
1 R1 K1 U1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 30 BB 1
2 R2 K1 U1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 60 MB 2
3 R3 k2 U1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 70 BSH 3
4 R4 K1 U1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 40 BB 1
5 R5 K1 U1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20 BB 1
6 R6 K1 U1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50 BB 1
7 R7 k2 U1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 60 MB 2
8 R8 k2 U1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 60 MB 2
9 R9 k2 U1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 40 BB 1
10 R10 k2 U1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50 BB 1
11 R11 k2 U1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50 BB 1
12 R12 K1 U1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 60 MB 2
13 R13 k2 U1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50 BB 1
14 R14 k2 U1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 30 BB 1
15 R15 k2 U1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50 BB 1
16 R16 K1 U1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 40 BB 1
17 R17 K1 U1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 30 BB 1
18 R18 k2 U1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50 BB 1
19 R19 K1 U1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50 BB 1
20 R20 K1 U1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 40 BB 1
21 R21 K1 U1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 30 BB 1
22 R22 k2 U1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 60 MB 2
23 R23 k2 U1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 30 BB 1
24 R24 k2 U1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 60 BB 1
25 R25 K1 U1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50 BB 1
26 R26 k2 U1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 50 BB 1
27 R27 k2 U1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 40 BB 1
28 R28 k2 U1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 60 BB 1
29 R29 k2 U1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 60 MB 2
30 R30 K1 U1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 30 BB 1

Master Data
pengaruh permainan paper clay (bubur kertas) terhadap perkembangan
motorik halus pada anak usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas Hiang
Kecamatan Sitinjau Laut Kabupetan Kerinci

no responden JK Usia Jenis Kelamin Pretest Postest


Laki-Laki 7 9
1 R1 K1 U1 Laki-Laki 8 10
2 R2 K1 U1 Perempuan 9 10
3 R3 k2 U1 Laki-Laki 8 9
4 R4 K1 U1 Laki-Laki 6 8
5 R5 K1 U1 Laki-Laki 8 9
6 R6 K1 U1 Perempuan 9 10
7 R7 k2 U1 Perempuan 8 10
8 R8 k2 U1 Perempuan 8 9
9 R9 k2 U1 Perempuan 9 10
10 R10 k2 U1 Perempuan 9 10
11 R11 k2 U1 Laki-Laki 9 10
12 R12 K1 U1 Perempuan 7 10
13 R13 k2 U1 Perempuan 8 9
14 R14 k2 U1 Perempuan 9 10
15 R15 k2 U1 Laki-Laki 7 9
16 R16 K1 U1 Laki-Laki 7 8
17 R17 K1 U1 Perempuan 9 10
18 R18 k2 U1 Laki-Laki 9 10
19 R19 K1 U1 Laki-Laki 8 9
20 R20 K1 U1 Laki-Laki 7 9
21 R21 K1 U1 Perempuan 9 10
22 R22 k2 U1 Perempuan 8 9
23 R23 k2 U1 Perempuan 9 10
24 R24 k2 U1 Laki-Laki 9 9
25 R25 K1 U1 Perempuan 8 10
26 R26 k2 U1 Perempuan 8 9
27 R27 k2 U1 Perempuan 9 10
28 R28 k2 U1 Perempuan 9 10
29 R29 k2 U1 Laki-Laki 7 9

HASIL PENELITIAN
A. Karakteristi Responden
Jenis Kelamin

Statistics

JK
N Valid 30
Missing 0

JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 13 43.3 43.3 43.3
perempuan 17 56.7 56.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

B. Analisa Univariat
1. Perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun sebelum
mendapatkan permainan paper clay (Bubur Kertas) di TK Wilayah Kerja
Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan Kerinci
pretest1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid kurang, kemungkinan ada
1 3.3 3.3 3.3
penyimpangan
meragukan 16 53.3 53.3 56.7
perkembangan anak sesuai 13 43.3 43.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error


pretest Mean 8.17 .160
95% Confidence Interval for Lower Bound 7.84
Mean
Upper Bound 8.49
5% Trimmed Mean 8.22
Median 8.00
Variance .764
Std. Deviation .874
Minimum 6
Maximum 9
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .176 .427
Kurtosis .474 .833
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


pretest .319 30 .000 .821 30 .060
a. Lilliefors Significance Correction

2. Perkembangan motorik halus pada anak usia 5 tahun setelah


mendapatkan permainan paper clay (Bubur Kertas) di TK Wilayah Kerja
Puskesmas Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan Kerinci
postest1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid meragukan 2 6.7 6.7 6.7
perkembangan anak sesuai 28 93.3 93.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
postest 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%
Descriptives

Statistic Std. Error


postest Mean 9.47 .115
95% Confidence Interval for Lower Bound 9.23
Mean
Upper Bound 9.70
5% Trimmed Mean 9.52
Median 10.00
Variance .395
Std. Deviation .629
Minimum 8
Maximum 10
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness .258 .427
Kurtosis .321 .833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

postest .335 30 .000 .732 30 .052

a. Lilliefors Significance Correction

C. Analisa Bivariat
Pengaruh permainan paper clay (Bubur Kertas) terhadap Perkembangan
Motorik Halus pada Anak Usia 5 tahun di TK Wilayah Kerja Puskesmas
Hiang Kecamatan SitinjauLaut Kabupetan Kerinci

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean


Pair 1 pretest 8.17 30 .874 .160
postest 9.47 30 .629 .115
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & postest 30 .732 .000

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence Interval of
the Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
Pair 1 pretest -
-1.300 .596 .109 -1.523 -1.077 -11.948 29 .000
postest

Anda mungkin juga menyukai