Anda di halaman 1dari 107

SKRIPSI

HUBUNGAN STIMULASI IBU TERHADAP PERKEMBANGAN


ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD ALMIRAH DESA LIMAU
MANIS KECAMATAN TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2018

BEBI ALDA RATU LARASATI


P07524414008

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2018
SKRIPSI

HUBUNGAN STIMULASI IBU TERHADAP PERKEMBANGAN


ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD ALMIRAH DESA LIMAU
MANIS KECAMATAN TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma IV

BEBI ALDA RATU LARASATI


P07524414008

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEBIDANAN
SKRIPSI, 23 Juli 2018

Bebi Alda Ratu Larasati

Hubungan Stimulasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun Di


Paud Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2018

xi + 62 halaman, 13 tabel, 2 gambar, 13 lampiran

Abstrak

Tumbuh kembang balita sangat penting untuk diperhatikan karena


menyangkut kualitas generasi masa depan bangsa. Berdasarkan hasil pelayanan
SDIDTK dari lima wilayah Jakarta pada 500 anak didapatkan 57 anak (11,9%)
mengalami kelainan tumbuh kembang, Depkes RI melaporkan 0,4 juta (16%)
balita indonesia mengalami gangguan perkembangan. Dalam perkembangan
peran orang tua merupakan salah satu faktor yang mendukung dalam
kesesuaian perkembangan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah ada Hubungan Antara Stimulasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak Usia
3-5 Tahun.
Penelitian ini merupakan penelitian survei analtik dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di PAUD Almirah Desa Limau Manis
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dari bulan November
2017 sampai Juli 2018. Dengan jumlah populasi 47 orang dan sampel berjumlah
43 orang yang diambil dengan teknik sampling jenuh. Analisis data
menggunakan uji Chi Square.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dari 26 responden yang
stimulasinya baik, 100% perkembangannya normal sedangkan dari 17
responden yang stimulasinya kurang baik 2 responden (11,8%)
perkembangannya normal dan 15 responden (88,2%) perkembangannya tidak
normal. Hasil analisis bivariat ada hubungan stimulasi ibu dengan perkembangan
anak usia 3-5 tahun dengan nilai p=0,000;p<0,05.
Disarankan kepada orang tua untuk lebih aktif lagi dalam memberikan
stimulasi kepada anak sesuai dengan usia anak.

Kata Kunci : Stimulasi, Perkembangan


Daftar Bacaan : 21 (2010-2017)
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH
EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN
MIDWIFERY
THESIS, 23th July 2018

Bebi Alda Ratu Larasati

The Relationship of Mother Stimulation to the Development of 3-5 Years Old


Children in Paud Almirah in Limau Manis Village, Tanjung Morawa
Subdistrict, Deli Serdang District, 2018

xi + 62 pages, 13 tables, 2 images, 13 attachments

Abstract

Toddler growth and development is very important to note because it


involves the quality of the future generation of the nation. Based on the results of
SDIDTK services from five areas of Jakarta in 500 children, 57 children (11.9%)
experienced growth and development disorders, the Ministry of Health reported
0.4 million (16%) Indonesian children underwent developmental disorders. In the
development of the role of parents is one factor that supports the suitability of
child development. The purpose of this study was to determine whether there is a
relationship between maternal stimulation of child development aged 3-5 years.
This research is an analytical survey research withapproach cross
sectional. This study was conducted in Almirah PAUD Limau Manis Village,
Tanjung Morawa District, Deli Serdang Regency, from November 2017 to July
2018. With a population of 47 people and a sample of 43 people taken
withtechnique sampling saturated. Data analysis usingtest Chi Square.
Based on the results of the research conducted, of the 26 respondents
who had good stimulation, 100% had normal development while from 17
respondents who had poor stimulation 2 respondents (11.8%) had normal
development and 15 respondents (88.2%) had abnormal development. The
results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between
mother's stimulation with the development of 3-5 years old children with a value
of p = 0,000, p <0.05.
It is recommended for parents to be more active in stimulating children
according to the child's age.

Keywords : Stimulation, Development


Reading List : 21 (2010-2017)
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Stimulasi Ibu
Terhadap Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Almirah Desa Limau
Manis Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2018” dapat diselesaikan. Penulisan
skripsi ini disusun sebagai syarat menyelesaikan pendidikan program studi
diploma IV Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Medan.
Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini saya
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Ida Nurhayati, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Medan.
2. Ibu Betty Mangkuji SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes RI Medan.
3. Ibu Yusniar Siregar SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan.
4. Ibu Eva Mahayani SST, M.Kes selaku pembimbing utama.
5. Ibu Melva Simatupang SST, M.Kes selaku pembimbing kedua sekaligus
Kaprodi yang lama
6. Kepada orang tua saya, Ayahanda Alm.Suardi dan Ibunda Santun yang
selalu memberikan doa dan dukungan baik dalam bentuk materi maupun
motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Kepada abang saya, Afri Amal Kurniawan dan adik saya Mhd. Gilang
Yolanda Septiawan yang telah memberikan doa dan dukungan baik
dalam menyelesaikan skripsi ini
8. Kepada teman terdekat saya, Muhammad Fadhlillah Hasan yang telah
banyak membantu saya menyelesaikan skripsi ini
9. Serta teman-teman Angkatan Pertama D-IV Kebidanan yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini,
semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.
Terimakasih dan mohon maaf kepada semua pihak yang tidak saya
sebutkan satu persatu yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi penelitian yang lebih baik.

Medan, Juli 2018

Peneliti
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
C.1 Tujuan Umum ............................................................................. 3
C.2 Tujuan Khusus ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
D.1 Manfaat Teoritis ......................................................................... 4
D.2 Manfaat Praktik .......................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 7

A. Perkembangan .................................................................................. 7
A.1 Pengertian Perkembangan ......................................................... 7
A.2 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang ......................................................... 7
A.3 Faktor-Faktor ............................................................................... 11
A.4 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang ......................................... 13
A.5 Tahap-Tahap Tumbuh Kembang................................................ 14
A.6 Macam-Macam Perkembangan.................................................. 15
A.7 Stimulasi ...................................................................................... 33
A.8 Prinsip Melakukan Stimulasi ....................................................... 35
A.9 Stimulasi Perkembangan Pada Balita ........................................ 35
B. Kerangka Teori ................................................................................... 41
C. Kerangka Konsep ............................................................................... 42
D. Defenisi Operasional .......................................................................... 43
E. Hipotesis ............................................................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 45

A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 45


B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 45
B.1 Lokasi Penelitian ......................................................................... 45
B.2 Waktu Penelitian ......................................................................... 45
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 46
C.1 Populasi ....................................................................................... 46
C.2 Sampel......................................................................................... 46
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................. 46
D.1 Jeni Data ..................................................................................... 46
D.2 Cara Pengumpulan Data ............................................................ 46
E. Alat Ukur/ Instrumen dan Bahan Penelitian .................................... 47
F. Uji Validitas dan Reabilitas ............................................................... 47
G. Prosedure Penelitian ........................................................................ 47
H. Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 48
H.1 Pengolahan Data......................................................................... 48
H.2 Analisa Data ................................................................................ 50
I. Etika Penelitian ................................................................................ 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 52

A. Hasil .................................................................................................... 52
A.1 Analisi Univariat .......................................................................... 52
A.1.1 Karakteristik Responden .......................................................... 52
A.1.2 Perkembangan Anak ................................................................ 53
A.1.3 Stimulasi Ibu ............................................................................. 53
A.2 Hubungan Stimulasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak
3-5 Tahun Di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018 ............ 54
B. Pembahasan ...................................................................................... 54

BAB V PENUTUP ................................................................................... 60

A. Kesimpulan.................................................................................. 60
B. Saran ........................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 61


LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel E.1 Keaslian Penelitian ............................................................ 5


Tabel A.1 Milestone perkembangan motorik
kasar dan red flag .............................................................. 17
Tabel A.2 Milestone perkembangan motorik
kasar berdasarkan kelompok umur ................................... 18
Tabel A.3 Milestone perkembangan motorik halus
dan red flag ........................................................................ 19
Tabel A.4 Milestone perkembangan personal sosial ......................... 26
Tabel A.5 Milestone dan red flag perkembangan bahasa ................. 30
Tabel D.1 Defenisi Operasional ......................................................... 42
Tabel A.1.1 Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia .............................................................. 52
Tabel A.1.2 Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan.................................................... 52
Tabel A.1.3 Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan ..................................................... 53
Tabel A.2.1 Distribusi Frekuensi Perkembangan Anak Usia
3-5 Tahun ........................................................................... 53
Tabel A.3.1 Distribusi Frekuensi Stimulasi Ibu ..................................... 54
Tabel A.4.1 Hubungan Stimulasi Ibu Terhadap
Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun
di PAUD Almirah Desa Limau Manis ................................ 54

7
DAFTAR GAMBAR

No. Tabel Judul Gambar Halaman

Gambar A.1 Kerangka Teori ................................................................. 41


Gambar C.1 Kerangka Konsep.............................................................. 42
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Survei Penelitian


Lampiran 2 Surat Balasan Izin Survei Penelitian
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 4 Surat Balasan Pelaksanaan Penelitiaan
Lampiran 5 Ethical Clearance
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian
Lampiran 8 Kuesioner
Lampiran 9 Master Tabel
Lampiran 10 Hasil Pengolahan Data
Lampiran 11 Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah
Lampiran 12 Pernyataan Bukan Plagiat
Lampiran 13 Lembar Konsul
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak merupakan generasi penerus bangsa. Selain itu setiap keluarga juga
mengharapkan anaknya kelak bertumbuh kembang optimal (sehat fisik,
mental/kognitif, dan sosial), dapat dibanggakan, serta berguna bagi nusa dan
bangsa . Negara ini dapat menjadi sangat kuat dan kaya bila dikelola oleh
sumber daya manusia atau SDM yang berualitas. Salah satu upaya
pengembangan kualitas SDM dapat dilakukan dengan mengoptimalkan potensi
tumbuh kembang anak secara merata. Pada usia 0-5 tahun merupakan masa
keemasan (golden age) dimana anak sebagai generasi penerus bangsa perlu
diperhatikan bukan hanya pertumbuhannya, perkembangan anak juga
merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan. Tahap perkembangan
awal akan menentukan tahap perkembangan selanjutnya (Soetjiningsih, 2016).
Perkembangan anak sangat erat kaitannya dengan status gizi dan stimulasi
atau rangsangan-rangsangan orang tua, oleh karna itu peran orang tua sangat
penting dalam perkembangan anak. Baik dalam meningkatkan status gizi anak
atau menstimulasi anak agar perkembangan anak berjalan dengan baik (WHO,
2015).
Jumlah balita yang mencapai 10% dari jumlah penduduk Indonesia yaitu
19.189.866, menjadikan tumbuh kembang balita sangat penting untuk
diperhatikan karena menyangkut kualitas generasi masa depan bangsa.
Berdasarkan hasil pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) dari lima wilayah Jakarta pada 500 anak didapatkan 57 anak
(11,9%) mengalami kelainan tumbuh kembang. Kelainan tumbuh kembang yang
paling banyak yaitu 22 anak mengalami delayed development (pertumbuhan
yang terlambat), 14 anak mengalami global delayed development, 10 anak
kurang gizi, 7 anak Microcephali, dan 7 anak tidak mengalami kelainan berat
badan dalam beberapa bulan terakhir (Kemenkes RI, 2010).
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut proses
diferensiensi sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan
perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 2016).
Terdapat empat aspek yang dinilai dalam perkembangan yaitu
perkembangan motorik kasar, perkembangan motorik halus, perkembangan
bahasa serta perkembangan kemandirian. Keempat aspek perkembangan ini
akan berkembang dengan baik sesuai dengan usia anak apabila faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan pada anak juga ikut mendukung dalam
perkembangan anak (Soetjiningsih, 2016).
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan balita adalah stimulasi
(asah). Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak.
Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibanding dengan anak yang kurang baik/tidak mendapatkan
stimulasi. Stimulasi dapat diberikan oleh orang-orang yang berada disekitar
lingkungan anak. Mulai dari guru, pengasuh, keluarga serta orang yang paling
dekat dengan anak yaitu orang tua. Faktor ini termasuk kedalam faktor
lingkungan yang merupkan kebutuhan dasar anak dalam perkembangannya
(Soetjiningsih, 2016)
Dalam perkembangan peran orang tua merupakan salah satu faktor yang
mendukung dalam kesesuaian perkembangan anak. Orang tua dapat
memberikan stimulasi kepada anak pada masa emas anak karna akan lebih
optimal, apalagi jika dilengkapi dengan kebutuhan nutrisi yang tepat. Stimulasi
pada anak akan menciptakan anak yang cerdas, dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal, mandiri, memiliki emosi yang stabil, serta mudah beradaptasi
(Septiari, 2015).
Maka dari itu orang tua harus lebih memperhatikan perkembangan anaknya
agar mengetahui apakah anak sudah berkembang dengan baik sesuai dengan
usianya atau anak mengalami keterlambatan dalam perkembangannya. Selain
orang tua tenaga kesehatan juga berperan dalam memantau perkembangan
anak, dengan menjalankan program posyandu terintegrasi dengan mengaktifkan
kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) serta pemberian Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE) kepada orang tua untuk selalu menstimulasi dan memantau
perkembangan anaknya ( Mahayani, 2016).
Berdasarkan penelitian Eva (2016) di PAUD AL Ikhlas Padang Bulan hasil
pelaksanaan KPSP didapatkan 50 anak (72,5%) memiliki perkembangan normal,
dan 19 anak (27,5%) memiliki perkembangan tidak normal. Menurut penelitian
Kurnia (2013) dengan pendekatan cross sectional mengenai hubungan stimulasi
orang tua terhadap perkembangan anak usia 5-6 tahun di TK Muslimat Sunan
Ampel Sidomulyo didapatkan hasil anak yang mendapatkan stimulasi positif
memiliki perkembangan sesuai sebanyak 29 responden (55,8%), perkembangan
meragukan 5 responden (9,6%) dan perkembangan menyimpang 1 responden
(1,9%).
Hasil penelitian Sumiyati (2016), satu variabel Independen (stimulasi) yang
mempunyai hubungan bermakna dengan perkembangan anak usia 4-5 tahun p =
0,000; p<0,05 menggunakan uji chi squar.
Berdasarkan survei pendahuluan yang saya lakukan di PAUD Almirah
Tanjung Morawa pada 10 murid usia 3-5 tahun didapatkan 6 anak memiliki
perkembangan normal dan 4 anak memiliki perkembangan meragukan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin membuat Tugas Akhir yang
berjudul “Hubungan Stimulasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun
di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah


penelitian adalah apakah ada hubungan stimulasi Ibu terhadap perkembangan
Anak usia 3-5 tahun di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

C.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan stimulasi Ibu terhadap perkembangan Anak


usia 3-5 tahun di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang.
C.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui stimulasi Ibu terhadap Anak usia 3-5 tahun di PAUD
Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang.
2. Untuk mengetahui gambaran perkembangan Anak usia 3-5 tahun di PAUD
Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang
3. Untuk menganalisis hubungan stimulasi Ibu terhadap perkembangan Anak
usia 3-5 tahun di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat Penelitian
D.1 Manfaat Teoritis

Data atau informasi hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai informasi
dan dapat memberikan masukan dalam pengenmbangan ilmu pengetahuan dan
penerapannya khususnya di bidang kebidanan bagi akademik maupun bagi
instansi pendidikan di PAUD Almirah.

D.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Orang Tua


Data atau informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dan informasi kepada orang tua mengenai pentingnya memberikan
stimulasi kepada anak untuk meningkatkan perkembangan anak dan
mengetahui jika anak mengalami keterlambatan dalam perkembangannya.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan informasi mengenai
pentingnya memberikan stimulasi pada anak untuk meningkatkan
perkembangan anak, sehingga para guru dapat bekerja sama dengan orang
tua dalam memberikan stimulasi pada anak agar perkembangan anak tidak
mengalami keterlambatan.
c. Bagi Kebidanan
Data atau informasi hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi
untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh stimulasi Ibu
terhadap perkembangan Anak usia 3-5 tahun.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi.

E. Keaslian Penelitian
Tabel E.1
Keaslian Penelitian
Eva Mahayani,
Sumiyati, Diki Bebi Alda Ratu
Pembeda Dewi Meliasari,
Retno Larasati
Wildan
Judul Pengaruh Hubungan Hubungan Stimulasi
Penelitian Status Gizi dan Stimulasi dengan Ibu Terhadap
Stimulasi Ibu Perkembangan Perkembangan
Terhadap Anak 4-5 Tahun Anak Usia 3-5
Tumbuh di Desa Karang Tahun Di PAUD
Kembang Balita Tengah Almirah di Desa
di PAUD Al Kecamatan Batu Limau Manis
Ikhlas Aden Kabupaten Kecamatan Tanjung
Kelurahan Banyumas Morawa Kabupaten
Padang Bulan Deli Serdang
Kecamatan
Medan Baru
Kota Medan
Tahun & 2016, Kelurahan 2016, Desa 2017, Desa Limau
Tempat Padang Bulan Karang Tengah Manis Kecamatan
Kecamatan Kecamatan Batu Tanjung Morawa
Medan Baru Aden Kabupaten Kabupaten Deli
Kota Medan Banyumas Serdang
Usia Anak 24 bulan-60
4-5 tahun 3-5 tahun
bulan
Rancangan Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional
Tabel E.1
Keaslian Penelitian
Pembeda Eva Mahayani, Sumiyati, Diki Bebi Alda Ratu
Dewi Meliasari, Retno Larasati
Wildan
Variabel Independen : Independen : Independen :
Status Gizi dan Stimulasi Stimulasi Ibu
Stimulasi Ibu Dependen : Dependen :
Dependen : Perkembangan Perkembangan
Tumbuh Kembang Anak 4-5 Tahun Anak 3-5 Tahun
Balita

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang membedakan


penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah waktu penelitian, dimana
penelitian pembanding sebelumnya melakukan penelitian pada tahun 2016
sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2017, selain itu yang menjadi
pembeda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah Tempat penelitian,
dimana penelitian sebelumnya dilakukan di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan
Medan Baru Kota Medan, dipenelitian lain dilakukan di Desa Karang Tengah
Kecamatan Batu Aden Kabupaten Banyumas, sedangkan penelitian ini dilakukan
di Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang serta
usia anak yang dijadikan objek penelitian juga berbeda, penelitian sebelumnya
usia anak yg dijadikan sebagai objek penelitian adalah 24-60 bulan, dalam
penelitian lain digunakan objek anak usia 4-5 tahun, dan penelitian ini dilakukan
pada anak usia 3-5 tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan
A.1 Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi


tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan menyangkut
proses diferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan
perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif, terarah, dan
terpadu/koheren. Progresif mengandung arti bahwa perubhan yang terjadi
mempunyai arah tertentu dan cenderung maju kedepan, tidak mundur ke
belakang. Terarah dan terpadu menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
pasti antara perubahan yang terjadi pada saaat ini, sebelumnya, dan berikutnya
(Soetjaningsih, 2016).
Perkembangan menurut Kemenkes (2016) adalah bertambahnya struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar dan gerak
halus bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi
secara simultan dengan perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
interaksi kematangan susunan saraf pusat organ yang dipengaruhinya, misalnya
perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.
Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.

A.2 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang

Menurut Hurlock EB (1984), tumbuh kembang anak mempunyai ciri-ciri


tertentu, yaitu:
1. Perkembangan melibatkan perubahan (Development involves changes)
Perubahan perkembangan mental, yaitu bertambahnya fungsi dan
keterampilan:
a. Terjadi perubahan pada memori, penalaran, persepsi dan imaginasi
kreatif
b. Kemampuan imajinasi menjadi lebih baik daripada kemampuan
penalarannya; sedangkan pada orang dewasa,yang terjadi justru
sebaliknya
c. Ciri khas perilaku bayi juga akan mengalami perubahan, contoh cara
berjalan, cara berbicara.
d. Ciri mental bertambah dewasa, sebagai hasil dari maturitas, proses
belajar, dan pengalaman. Contoh: perhatian dalam seks, standar moral,
atau keyakinan agama.
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya (Early
development is more critical tahn later development)
Pada tumbuh kembang anak, terdapat suatu aspek perkembangan yang
sangat mendebarkan yaitu saat pertama (first), seperti tersenyum pertama,
emegang dengan kukuh pertama, kata pertama, berjalan pertama, dan
kalimat pertama. Tumbuh kembang pada awal kehidupan sangat penting,
karna menentukan perkembangan selanjutnya. Pada awal kehidupan, anak
sangat rentan terhadap faktor lingkungan.
3. Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar (Development
isthe product of maturation and learning)
1) Maturitas
a) Maturitas intrinsik, yaitu kemampuan khas yang berasal dari potensi
genetik
b) Fungsi filogenetik, yaitu fungsi yang biasa terjadi pada seseorang,
seperti merayap, merangkak, duduk, berjalan.
c) Fungsi ontogenetik, yaitu fungsi spesifik pada seseorang seperti
berenang, naik sepeda, melukis, sebagai hasil dari suatu pelatihan.
2) Belaja
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui pelatihan, anak akan memperoleh kompetensi dalam
mengoptimalkan potensi genetiknya. Anak harus mendapatkan
kesempatan belajar. Beberapa proses belajar didapat darri praktek atau
pengulangan suatu kegiatan.
4. Pola perkembangan dapat diramalkan (The developmental pattern is
predictable)
a. Arah perkembangan dapat diramalkan, yaitu sefalokaudal dan
poksimodital
Perkembangan motorik kasar berlangsung sefalokaudal, yaitu mulai dari
daerah kepala kemudian karah kaki. Sebagai contoh, perkembangan
pertama sebelum berjalan adalah kemampuan menegakan kepala.
Perkembangan motorik halus mengikuti pola proksimodistal. Sebagai
contoh, secara fungsional, bayi dapat menggunakan tangannya sebagi
satu unit sebelum mereka dapat mengendalikan jari-jarinya.
b. Perkembangan area spesifik mengikuti pola yang dapat diramalkan.
Misalnya, perkembangan motorik perilaku emosi, bicara, perilaku sosial,
konsep perkembangan, dan identifikasi terhadap orang lain.
5. Pola perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan (The
developmental pattern has predictable characteristics)
a. Pola perkembangan anak mengikuti patokan umum dan mempunyai
karakteristik yang dapat diramalkan. Pola perkembangan sama setiap
individu, tetapi kecepatannya berbeda.
b. Perkembangan berlangsung dari umum ke spesifik. Aktivitas seluruh
tubuh akan digantikan oleh respons individu yang khas pada
perkembangan mental maupun motorik. Aktivitas umum selalu
mendahului aktivitas spesifik.
c. Perkembangan adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
meninggal, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan (nature
& nurture).
d. Masing-masing oragan tubuh mempunyai pola pertumbuhan yang
bberbeda
e. Terdapat kolerasi antara perkembangan dan pertumbuhan. Bila
pertumbuhan fisik berlangsung cepat, perkembangan mental juga cepat.
6. Terdapat perbedaan individual dalam hal perkembangan (There are
individual differences in development)
Meskipun pola perkembangan sama pada setiap anak :
a. Setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan pada jalur dan
pada kecepatannya sendiri, dan
b. Pada umur yang sama, setiap anak tidak selalu mencapai tingakt
perkembangan yang sama.
Penyebab perbedaan tersebut adalah
a. Kondisi biologis dan genetiks etiap anak berbeda
b. Tidak seorang anak pun mempunyai lingkungann yang sama, bahkan
pada kembar identik
c. Perbedaan indivvidual ini disebabkan oleh faktor internal dan eksternal
7. Terdapat periode/tahapan pada pola perkembangan (There are periods in
the development pattern)
Terdapat 5 tahap yang harus dilalui dalam tumbuh kembang anak sampai
dewasa, yaitu masa pranatal, masa bayi, masa anak dini, masa pra-sekolah,
dan masa sekolah. Setiap tahapan memiliki ciri-ciri yang khas, rentang umur
pada setiap tahap hanya berdasarkan perkiraan. Setiap tahapan menyapkan
dan membimbing anak agar berhasil ketahap berikutnya, karna proses
tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan. Perkiraan rentang
waktu tahapan tersebut adalah :
a. Prenatal period: konsepsi sampai lahir
b. Infancy: dari lahir sampai 12 bulan (sampai 18 bulan)
c. Early childhoodI: dari 12 bulan sampai 6 tahun
d. Middle childhood: dari 6 sampai 11 tahun
e. Adolescence: dari 11 sampai 18 tahun
8. Terdapat harapan sosial untuk setiap periode perkembangan (There are
social expectation for every development period)
Harapan sosial in dikenal juga sebagai tugas perkembangan.
1) Faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan
a) Nutrisi yang memadai
b) Pertumbuhan fisik yang pesat
c) Kekuatan dan energi diatas rata-rata
d) Terdapa lingkungan yang memberi kesempatan untuk belajar
e) Tuntunan dari orang tua dan guru dalam proses belajar
f) Motivasi yang kuat untuk belajar
g) Kreativitas disertai dengan kemauan anak untuk menjadi berbeda
2) Faktor yang mengahambat tugas perkembangan
a) Gangguan tumbuh kembang fisik an mental
b) Sering sakit
c) Kecacatan
d) Tidak ada kesempatan untuk belajar
e) Tidak mendapat tuntunan belajar
f) Tidak ada motivasi belajar
g) Takut untuk menjadi berbeda
9. Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko (Every area of
development has potential hazards)
Tumbuh kemang anak dipengaruhi oleh lingkungan, yang bisa bersifat
sementara maupun permanen serta dapat memengaruhi kecepatan dan
kualitas tumbuh kembang anak. pengaruhnya bisa memperlambat atau
meningkatkan kecepatan tumbuh kembang anak. lingkungan disekitar anak
merupakan potensi resiko terhadap tumbuh kembang anak.

A.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Tumbuh kembang anak dipengrauhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor


tersebut adalah faktor genetik dan dan faktor ingkungan bio-fisiko-sosial, yang
dapat menghambat atau mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Dalam
mencapai tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya,
dan tingkat tercapainya potensi biologik seseorang hasil interaksi dari berbagai
faktor yang saling berkaitan.
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak menurut Soetjiningsih (2016), yaitu :
1. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan faktor utama dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel
telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
Pertumbuhan ditandai oleh intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya
perumbuhan tulang. Yang termasuk faktor genetik adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, serta suku bangsa.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya
potensi genetik. lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi
genetik, sedangkan yang tidak baik akan menghambatnya. Faktor lingkungan
terbagi menjadi dua yaitu :
1) Faktor Pre Natal (anak dalam kandungan)
a) Gizi ibu saat hamil
b) Mekanis yang disebabkan trauma atau cairan ketuban yang bisa
menyebabkan kelainan bawaan pada bayi baru lahir
c) Toksin/zat kimia yang disebabkan obat-obatan atau pada ibu dengan
kebiasaan merokok atau minum-minuman beralkohol yang menyebabkan
kelahiran dengan bayi berat badab lahir rendah, lahir mati, cacat, dan
retardasi mental.
d) Endokrin, perkembangan hormon-hormon kehamilan sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin.
e) Radiasi, sebelum kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian
janin
f) Infeksi, torch menyebabkan cacat bawaan
g) Stress pada ibu dapat mempengaruhi perkembangan janin
h) Imunitas
i) Anoksia embrio yaitu menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan
pada plasenta menyebabkan berat badan lahir rendah.
2) Faktor Post Natal (setelah anak lahir)
a) Faktor lingkungan biologis yang meliputi ras, jenis kelamin, umur, gizi,
kepekaan terhadap penyakit, perawatan kesehatan, penyakit kronis dan
hormon.
b) Faktor lingkungan fisik yang meliputi cuaca, musim, sanitasi, dan
keadaan rumah.
c) Faktor lingkungan sosial yaitu stimulasi, motivasi belajar, stress,
kelompok sebaya, ganjaran atau hukuman yang wajar, serta cinta dan
kasih sayang.
d) Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain meliputi pekerjaan,
pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah tangga,
kepribadan ayah/ibu, agama, adat istiadat serta norma-normal.
A.4 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan


menjadi tiga kebutuhan dasar menurut Titi (1993) dalam Soetjiningsih (2016),
yaitu :
1. Kebutuhan fisik-biomedis (asuh)
2. Kebutuhan fisik-biomedis meliputi pangan/gizi (kebutuhan terpenting),
perawatan kesehatan dasar (antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi/anak yang teratur, pengobatan jika sakit),
papan/pemukiman yang layak, kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan,
sandang, kebugaran jasmani, rekreasi, dal lain-lain.
3. Kebutuhan kasih sayang/emosi (asih)
Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang penuh kasih sayang, erat,
mesra, dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat mutlak
untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal, baik fisik, mental, maupun
psikosisial. Peran dan kehadiran ibu/pengasuh sedini dan selanggeng mungkin
akan menjalin rasa aman bagi bayi. Hubungan ini diwujudkan dengan kontak fisik
(kulit/tatap mata) dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan menyusui bayi
secepat mungkin segera setelah lahir (inisiasi dini). Peran ayah dalam
memberikan kasih sayang dan menjaga keharmonisan keluarga juga merupakan
media yang bagus untuktumbuh kembang anak. kekurangan kasih sayang ibu
pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai negatif pada tumbuh kembang
anak secara fisik, mental, sosial, emosi, yang disebut sindrom deprivasi internal.
Kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat
dan kepercayaan dasar (basic trust).
4. Kebutuhan akan stimulasi mental (asah)
Asah yang dimaksud stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari
lingkungan luar anak antara lain latihan atau bermain, kontak mata, komunikasi
verbal. Stimulsdi mental merupakan cikal bakal untuk proses belajar (pendidikan
dan pelatihan) pada anak. stimulasi mental (asah) ini merangsang
perkembangan mental psikososial, kecerdasan, keterampilan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas, dan sebagainya.
A.5 Tahap Tumbuh Kembang Anak

Perkembangan anak secara umum terdiri atas tahapan prenatal, neonatus,


priode bayi, prasekolah, pra remaja dan remaja.
1. Masa pranatal
Masa pranatal mulai dari saat konsepsi sampai lahir. Pada masa ini, terjadi
tumbuh kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah dibuahi mengalami
diferensiasi yang berlangsung cepat hingga terbentuk organ-organ tubuh yang
berfungsi sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9 bulan didalam
kandungan. Masa embrio berlangsung sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8
minggu (ada yang mengatakan sampai 12 minggu). Pada masa ini mulai
terbentuk organ-organ tubuh dan sangat peka terhadap lingkungan. Pada masa
fetus dini, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia yang
sempurna, dan organ-organ tubuh yang telah terbentuk mulai berfungsi.
Sedangkan pada masa fetus lanjut, pertumbuhan berlangsung pesat dan
berkembang fungsi organ-organ tubuh. Pada masa initerjadi transfer
imunoglobulin dari darah ibu melalui plasenta dan terjadi akumulasi asam lemak
esensial omega 3 (docosa hexanoic acid/DHA) dan omega 6 (arachidonic
acid/AA) pada otak dan retina.
2. Masa neonatus (0-28 hari)
Pada masa neonatus, terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri
ke kehidupan ekstrauteri dan terjadi perubahan siklus darah. Organ-organ tubuh
berfungsi sesuai tugasnya didalam kehidupan ekstrauteri. Proses adaptasi dari
organ tersebut dimulai dari aktivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas
dengan frekuensi pernapasan antara 35-50x/menit, penyesuaian denyut jantung
antara 120-160x/menit dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan
dengan rongga dada, terjadi aktivitas bayi yang mulai meningkat. Selanjutnya
diikuti perkembangan fungsi-fungsi organ lainnya.
3. Masa Bayi dan masa anak dini (28 bulan-3 tahun)
Pada masa bayi dan masa anak dini pertumbuhan masih pesat walaupun
kecepatan pertumbuhan telah mengalami deselerasi dan proses maturasi terus
berlangsung, terutaa sistem saraf.
4. Masa Prasekolah (3-6 tahun)
Pada masa prassekolah kecepatan pertumbuhan lambat dan berlangsung
stabil (plateau). Pada masa inni terdapat kemajuan perkembangan motorik dan
fungsi ekskresi. Aktivitas fisik bertambah serta keterampilan dan proses berfikir
meningkat.
5. Masa praremaja (6-12 tahun)
Pada masa praremaja, pertumbuhan lebih cepat daripada masa prasekolah,
keterampilan dan intelektual makin mberkembang, anak senang bermain
berkelompok dengan teman berjenis kelamin sama.
6. Masa Remaja (12 sampai sekitar 20 tahun)
Anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki usia remaja dibanding
dengan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dari masa anak ke dewasa.
Pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi badan yang disebut
sebagai adolescent growth spurt (pacu tumbuh adolesen). Pada masa ini juga
terjadi pertumbuhan yang pesat padaalat-alat kelamin dan timbul tanda-tanda
seks sekunder.

A.6 Macam-Macam Perkembangan

Adapun macam-macam perkembangan menurut Igan (2016) adalah:

A.6.1 Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik merupakan perkembangan kontrol pergerakan


badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan otot. Kontrol
pergerakan ini muncul dari perkembangan refleks-refleks yang dimulai sejak
lahir. Perkembangan motorik mencerminkan mielinisasi pada traktus
kortikospinal, traktus pramidal, dan traktus kortikobulbar. Traktus piramidal
berawal dari kortek motorik dan premotorik, selanjutnya terhubung ke bangsal
ganglia, melewati medula oblongata, dan turun ke bagian lateral medula spinalis.
Mielin sangat penting untuk kecepatan penghantaran rangsangan melalui saraf.
Mielinisasi terjadi kira-kira pada umur kehamilan 32 minggu dengan
kemajuan yang cepat sampai umur 2 tahun, selanjutnya proses ini melambat
sampai umur 12 tahun. Proses tersebut menyebabkan penghambatan
sulikortikal, termasuk refleks primitif, dan meningkatkan perkembangan respons
postural dan postur berdiri, berjalan, dan kontrol motorik halus.
Beberapa refleks primitif akan menghilang sebelum kontrol gerakan dapat
dilakukan. Contoh, tonic neck reflex akan menghilang sebelum gerakan
manipulasi bimanual bisa dikerjakan. Maturasi saraf tulang dan korteks sebri
saja, melainkan diperlukan latihan untuk menyempurnakannya. Postur sempurna
dan kontrol otot yang baik serta gerakan anggota badan memerlukan latihan.
Kontrol postur dipengaruhi oleh gravitasi. Perkembangan motorik pada
bayi terjadi secara sefalokaudal dan proksimodistal. Pergerakan pertama dimulai
pada kepala, bahu, badan, dan panggul. Proses ini sejalan dengan proses
mielinasi pada susunan saraf pusat dan saraf perifer. Kontrol kepala merupakan
kontrol yang pertama dan merupakan tahap perkembangan paling penting.
Perkembangan terbagi menjadi dua, yaitu perkembangan motorik kasar dan
motorik halus. Perkembangan motorik kasar melibatkan otot-otot besar, meliputi
perkembangan gerakan kepala, badan, anggota badan, keseimbangan, dan
pergerakan. Perkembangan motorik halus, adalah koordinasi halus yang
melibatkan otot-otot kecil yang dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik,
fungsi visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal.
a. Milestone Perkembangan Motorik Kasar (Gross Motor)
Perkembangan motorik kasar merupakan aspek perkembangan lokomosi
(gerakan) dan postur (posisi tubuh). Kira-kira pada umur 6 bulan, refleks primitif
secra progresif ditekan dan semakin menghilang. Selanjutnya, refleks ini
dihambat oleh jalur kortikal yang lebih tinggi, sehingga muncul gerakan-gerakan
yang bertujuan dapat diperkirakan. Rangkaian perkembangan tersebut sejalan
dengan menghilangnya refleks primitif yang digantikan oleh refleks postural
sebagai pelindungan bagi bayi. Menetapnya refleks primitif menunjukan adanya
gangguan perkembangan susunan saraf pusat.
Pada awal abad ke 20, Gesell, seorang peneliti dlam bidang perkembangan
anak, mengemukanan bahwa keahlian spesifik atau milestone dpat digunakan
untuk menandai kemajuan perkembangan anak. Umur ketika milestone
perkembangan itu terjadi bisa juga membantu diagnosis perkembangan anak,
dengan menentukan apakah anak mengalami keterlambatan keterampilan
motorik sesuai umurnya.
Akan tetapi, milestone perkembangan tersebut dapat terjadi pada umur yang
berbeda-beda. Milestone tersebut mencerminkan rata-rata umur anak dapat
menyelesaikan keterampilan tersebut. Beberapa penelitian mengenai milestone
perkembangan telah dilakukan pada bayi-bayi di Amerika Utara, selanjutnya
diperbarui oleh Capute dkk, 1985. WHO juga telah melakukan penelitian melalui
Multicentre Growth Reference Study Group pada tahun 2005, dengan mengambil
sampel dari Brazil, Ghana, India, Norwegia, Oman, dan Amerika Serikat. Dalam
diskusinya, dinyatakan bahwa umur milestone didasarkan pada umur rata-rata.
Tabel A.1
Milestone perkembangan motorik kasar dan red flag
Umur Rata-Rata
Kemampuan Motorik Kasar Red Flag (Bulan)
(Bulan)
Berguling dari telungkup ke
3,6 6-8
terlentang
Berguling dari terlentang ke
4,8 9
telungkup
Duduk di sokong 5,3 6
Duduk tanpa disokong 6,3 8-10
Merayap 6,7
Duduk dari posisi berbaring 7,5
Merangkak 7,8 12
Berdiri berpegangan dari posisi
8,1 12
duduk
Berjalan pegangan meja
8,8
(merambat)
Jalan tanpa berpegangan 11,7 15-18
Jalan ke belakang 14,3
Berlari 14,8 21-24
Sumber : Lipkn. Motor Development and Disfunction, 2009 dalam Soetjiningsih
(2016)

Red Flag adalah batasan umur pencapaian tahap perkembangan anak


mengkhawatirkan jika pada umur tersebut anak belum mampu mencapai tahap
perkembangan tersebut. Batas umur ini dapat dipakai untuk memprediksi adanya
kelainan pada anak. Contohnya, bila tangan mengepal menetap pada umur 3
bulan atau refleks primitif menetap sampai 9 bulan, kemungkinan anak
mengalami neuromotorik.
Tabel A.2
Milestone perkembangan motorik kasar berdasarkan kelompok umur
Usia Kemampuan Perkembangan
3-6 1. Berbalik dari telungkup ke telentang
bulan 2. Mengangkat kepala setinggi 90º
3. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
6-9 1. Duduk sendiri (dalam sikap bersila)
bulan 2. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat
badan
3. Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
9-12
1. Mengangkat badannya ke posisi berdiri
bulan
2. Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
3. Dapat berjalan dengan dituntun

12-18 1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan


bulan 2. Membungkuk untuk memungut mainan kemudian berdiri
kembali
3. Berjalan mundur 5 langkah
18-24 1. Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
bulan 2. Berjalan tanpa berhuyung-huyung
24-36 1. Jalan menaiki tangga sendiri
bulan 2. Dapat bermain dengan menendang bola kecil
36-48 1. Berdiri dengan satu kaki selama 2 detik
bulan 2. Melompat dengan kedua kaki diangkat
3. Mengayuh sepeda roda tiga
48-60 1. Berdiri pada satu kaki selama 6 detik
bulan 2. Melompat-lompat dengan satu kaki
3. Menari
60-72 1. Berjalan lurus
bulan 2. Berdiri dengan satu kaki selama 11 detik
Sumber : Lipkn. Motor Development and Disfunction, 2009 dalam Soetjiningsih
(2016)
b. Milestone Perkembangan Motorik Halus (Fine Motor)
Kemajuan perkembangan motorik halus, khususnya ekstremitas atas,
berlangsung ke proksimodistal, dimulai dari bahu menuju kearah distal sampai
jari. Kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik, dan
koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi visual yang akurat, dan kemampuan
intelek nonverbal. Keterampil motorik halus merupakan koordinasi halus pada
otot-otot kecil yang menyebabkan suatu peran utama. Suatu keterampilan
menulis huruf “a” merupakan serangkaian beratus-ratus koordinasi saraf-otot.
Pergerakan terampil adalah proses yang sangat kompleks.
Variasi perkembangan motorik halus mencerminkan kemauan dan
kesempatan individu untuk belajar. Anak yang jarang menggunanakan krayon,
akan mengalami keterlambatan perkembangan memegang pensil. Pada bayi
baru lahir, grasp palmar reflex terjadi untuk mengepal ketika suatu objek
menyentuh telapak tangan. Perkembangan motorik halus pertama yang dengan
mudah dapat dikenali dan merupakan perkembangan sangat penting adalah
kemampuan mengepalkan tangan.
Tabel 2.3
Milestone perkembangan motorik halus dan red flag
Umur Rata- Red Flag
Keterampilan Motorik Halus
Rata (Bulan) (Bulan)
Tidak mengepal 2,7 4
Mamainkan jari-jemari ke arah garis pertengahan 3
tubuhnya
Memindahkan benda melewati garis pertengahan 4,1 6-8
tubuhnya
Menggenggam dengan seluruh tangan 4,7
Overhand raking grasp 5,7
Menjimpit dengan 3 jari 7,8
Memilah-milah dengan jari 9,4
Menjepit dengan 2 jari 9,9 12
Melepaskan objek sesuai dengan keinginan 11 15
Membuat bentuk titik-titik dengan krayon 11,5
Memasukan 10 kubus kedalam gelas 16
Tabel 2.3
Milestone perkembangan motorik halus dan red flag
Umur Rata- Red Flag
Keterampilan Motorik Halus
Rata (Bulan) (Bulan)
Mencoret-coret 17,5
Menumpuk 3 kubus keatas 21,3 24
Membangun rangkaian balok secara horisontal 22,3
Melempar horizontal dan vertikal 25,1
Membangun rangkaian balok secara vertikal 29,6
Membangun jembatan dengan 3 kubus 31,1
Menggambar lingkaran 32,6

Menggambar orang dengan kepala ditambah 1 35,7


bagian
Sumber : Lipkn. Motor Development and Disfunction, 2009 dalam Soetjiningsih
(2016)
Mileston perkembangan motorik halus berdasarkan kelompok umur
a. Usia 0-3 bulan
1) Menhan barang yang dipegang
2) Menggapai mainan yang digerakan
3) Menggapai kearah obek yang tiba-tiba dijauhkan dari pandangannya
b. Usia 3-6 bulan
1) Menggenggam pensil
2) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
3) Memegang tangannya sendiri
c. Usia 6-9 bulan
1) Memindahkan benda dari 1 tangan ke tangan lainnya
2) Memungut dua benda, masing-masing tangan memegang satu benda
pada saat yang bersamaan
3) Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
d. Usia 9-12 bulan
1) Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
2) Menggenggam erat pensil
3) Memasukan benda kemulut
e. Usia 12-18 bulan
1) Menumpuk dua buah kubus
2) Memasukan kubus kedalam kotak
f. Usia 18-24 bulan
1) Bertepuk tangan, melambai-lambai
2) Menumpuk empat buah kubus
3) Memungut benda kecil dengan ibub jari dan jari telunjuk
4) Menggelindingkan bola kearah sasran
g. Usia 24-36 bulan
1) Mencoret-coret pensil pada kertas
h. Usia 36-48 bulan
1) Menggambar garis lurus
2) Menumpuk 8 buah kubus
i. Usia 48-60 bulan
1) Menggambar tanda silang
2) Menggambar lingkaranMenggambar orang dengan 3 bagian tubbuuh
(kepala,badan,lengan)
j. Usia 60-72 bulan
1) Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
2) Menggambar segi empat

A.6.2 Perkembangan Personal Sosial

Menurut Soetjiningsih (2016) Salah satu dari empat tugas perkembangan


anak adalah personal sosial, sebuah istilah yang sering digunakan karena
perkembangan ini menyangkut tingkah laku individu dan sosial. Perkembangan
keduanya tidak selalu seiring, perkembangan kepribadian individu bisa tidak
sejalan dengan perilaku sosial, begitu pula sebaliknya. Contoh, seorang introvert
mempunyai perkembangan personal yang baik, tapi keterampilan sosialnya
kurang. Kemampuan personal sosial seorang anak tidak selalu sesuai dengan
kemampuan kognitifnya.
a. Perkembangan Personal
Perkembangan personal meliputi berbagai kemampuan yang dikelompokan
sebagai kebiasaan (habit), kepribadian, watak, dan emosi. Semuanya mengalami
perubahan perkembangan.
1. Habit (kebiasaan)
Kebiasaan dibagi menjadi kebiasaan makan, tidur, kontrol sfingter, dan
berpakaian.
a) Memberi makan (feeding) dan makan (eating)
Saat lahir, terdapat suatu reaksi berantai mencri-menghisap-menela
(seek-suck-swallow), tetapi pada umur 4 minggu reaksi ini menjadi sebuah
rutinitas. Pada umur 28 minggu, bayi bisa mengunyah dan mengeksplorasi
segala sesuatu yang ada didalam mulutnya. Pada umur 40 minggu, bayi bisa
menggigit, mengunyah dan menelan. Kebiasaan memberi makan dan makan
ini adalah kebiasaan atau hal-hal yang sering dilakukukan anak dan orang
tua setiap harinya. Misalnya jika anak biasa di ajarkan sejak dini
menggunakan sumpit, maka anak akan terbiasa makan menggunakan
sumpit.
b) Tidur
Tidur adalah suatu tingkah laku yang dapat berubah dan berkembang.
Pada saat lahir bayi akan tidur jika kenyang. Pada umur 4 minggu, bayi
terbangun tanpa menangis. Pada usia 28 minggu 35% bayi tidur terus-
menerus dalam 6 jam. Pada 40 minggu 72% bayi tidur sepanjang malam.
Sekitar 20% bayi usia 15-18 bulan terbangun dalam malam hari. Pada
usia 2-6 bulan bayi membutuhkn tidur total kira-kira 14-16 jam/hari.
c) Kontrol sfingter
Fungsi ekskresi adalah suatu gabungan kompleks antara reaksi volunter
dan involunter dan dipengaruhi oleh kondisi sosial. Pada saat lahir, buang air
kecil dan besar memrupkan aktivitas refleks. Secraa bertahap, mekanisme
involunter berubah menjadi mekanisme kontrol volunter, yaitu sesuai kontrol
yang tidak hanya karena pembelajaran dan kebiasaan melainkan mengalami
pengembangan.
Kontrol buang air besar (bowel control). Pada saat lahir, pengosongan
kolon adalah suatu refleks, tetapi pada umur 4 minggu, bayi terbangun saat
merasakan gerakan usus. Pada usia 16 minggu, buang air besar biasanya
berlangsung setelah makan. Pada usia 18 bulan, anak meminta pot. Muncul
dua pola: anak dengan evakuasi teratur (reguler) dan anak dengan evakuasi
tidak teratur (ireguler). Pada anak usia 2 tahun sudah dapat membedakan
antara ingin buang air kecil atau buang air besar dan pada anak usia 2,5
tahun anak sudah dapat menyampaikan keinginanan untukpergi ke toilet.
Kontrol buang air kecil (bladder control). Meskipun pola buang air kecil
meniru pada pola buang air besar, proses maturisasinya memerlukan waktu
yang lebih lama. Pada bayi baru lahir buang air kecil merupakan suatu
refleks. Setelah berumur 4 bulan, bayi akan menangis bila popoknya basah.
Pada usia 18 bulan anak dapat membedakan buang air besar atau buang air
kecil. Pada usia 2 tahun anak sudah mengontrol buag air kecil pada siang
hari. Pada usia 2,5-3 tahun anak jarang mengompol disiang hari tetapi masih
banyak mengompol pada malam hari. Dan pada umur 4 tahun anak tidka lagi
mengompol baik siang maupun malam hari.
d) Berpakaian
Pada usia 28 minggu anak tidak menyukai segala sesuatu yang diletakan
diatas kepalanya. Pada usia 18 bulan anak bisa melapas celana, kaos kaki,
sepatu. Pada usia 3-4 tahun anak sudah dapat menggunakan pakaiannya
sendiri. Pada usia 5 tahun anak sudh dapat memakian dan melepas
pakaiannya sendiri kecuali pakaian yang menggunakan tali dan kancing
belakang.
2. Kepribadian (personality)
Kepribadian adalah aspek pada seseorang yang unik untuk setiap individu,
dan berbeda-beda sejak lahir. Kepribadian mempunyai struktur yang menarik
untuk suatu keadaan menyenangkan dari insting dasar.
3. Watak (Temprament)
Defenisi yang tepat untuk watak masih kontroversial, tetapi umumnya watak
mencerminkan karakteristik gaya emosional anak dan respons tingkah laku
terhadap berbagai siatuasi. Ini dientukan oleh faktor genetik dan dimodifikasi
oleh lingkungan. Terdapat sembilan sifat yang menentukan apakah anak akan
mempunyai watak “mudah (easy)”, “sulit (difficult)” atau “lambat untuk menjadi
hangat (slow-to-warm-up)”.
a) Tingkat aktivitas
b) Kemampuan adaptasi untuk berubah
c) Suasana hati (mood) positif atau negatif
d) Intensitas respon emosional
e) Irama fungsi biologik
f) Persistensi terhadap lingkungan
g) Kemampuan mengalihkan perhatian
h) Pendekatan dalam melawan/menolak situasi baru
i) Batas stimulasi yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah respons.
Anak yang “mudah” yaitu: secara umum anak tampak gembira, memiliki
fungsi biologis yang ritmis, dan menerima terhadap pengalaman baru. Anak yang
“sulit” adalah lebih lekas marah, sulit dibuat senang, memiliki ritme biologis yang
tidak teratur, dan lebih kuat dalam mengekspresikan emosi. Sedangkan anak
“lambat untuk menjadi hangat” adalah anak yang tenang namun lambat dalam
beradaptasi terhadap oranga tau situasi yang baru.
4. Emosi (Emotions)
Emosi adalah perubahan dalam arousal level, yang ditandai oleh perubahan
fisiologi, seperti denyut jantung atau frekuensi napas. Perubahan tersebut
menyebabkan peningkatan kemampuan mandiri, dan bersosialisasi yaitu
perasaan mngerti terhadap orang lain, serta belajar menunggu untuk keadaan
yang menyenangkan. Pada anak autis dari anak cemas-depresi tidak mudah
mengenali emosi pada ekspresi wajahnya dibandingkan dengan anak-anak yang
normal. Beberapa emosi mengalami perkembangan adalah menangis,
tersenyum, dan tertawa, cemas, rasa iri, marah, dan menyerang.
b. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial adalah perkembangan kemapuan anak untuk
berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Mula-mula anak hanya
mengenalkan orang-orang yang paling dekat dengan dirinya, yaitu ibunya,
selanjutnya orang-orang yang serumah. Dengan bertambahanya usia anak, perlu
dikembangkan pergaulan yang lebih luas. Anak perlu berkawan dan perlu
diajarkan auran-aturan, disiplin, sopan santun, dan lain-lain.
Proses sensori yaitu proses untuk berinteraksi dengan lingkuangan
dipengaruhi oleh kebutuhan sosial bayi. Bayi mempunyai kemampuan
diskriminasi lebih besar terhadap suara sosial (social voice) yaitu suara-suara
yang mempunyai makna, daripada simulus bukan sosial(kegaduhan lingkungan)
dan model jejaring sosial (social network model). Dalam model epigenetik,
hubungan ibu-anak dianggap sangat penting.
Tahap tahap kedekatan :
1) Kedekatan sosial
Kedekatan sosial dibagi menjadi dua, yaitu kedekatan sosial dengan anak-
anak dan kedekatan sosial dengan orang dewasa. Karakteristik kedua kedekatan
tersebut tumpang tindih, tetapi terdapat bukti yang menunjukan bahwasanya
keduanya berbeda.
a) Kedekatan sosial anatara anak-anak
Anak-anak baik laki-laki maupun perempuan yang beberapa tahun lebih tua
dari adiknya, mempunyai suatu pola protektif yang ditujukan pada anak yang
lebih muda. Selain itu, anak yang lebih muda niasanya mempunyai pola penurut
dan tergantung. Pada umumnya anak-anak akan leih mudah berinteraksi
dengan teman sebayanya. Pada umur 2 tahun, sudah terjadi pertukaran sosial
yaitu anak meniru perilaku anak lain atau menetapkan pola “give-and-take”.
b) Kedekatan sosial pada orang dewasa
Anak-anak berumur 14-24 bulan mempunyai kedekatan berbeda terhadap
orang dewasa dan terhadap anak-anak lain. Mereka juga mempunyai tingkah
laku yang berbeda pada kepada ibunya dan kepada orang dewasa lain. Kepada
orang dewasa biasanya anak-anak berinteraksi dengan senyuman, kata-kata
atau sentuhan.
2) Kedekatan dengan benda mati
Kedekatan dengan benda mati, seperti mainan yang enak dipeluk adalah
suatu tahap perkembangan yang penting mencerminkan transisi antara realitas
interval dan eksternal. Pada umur 3 tahun anak memiliki kedekatan dengan
suatu objek adalah hal yang biasa pada anak yang berfikir untuk mandiri.
Tabel A.4
Milestone perkembangan personal sosial
Umur Tahap Perkembangan Red Flags
1-3 Ikatan bounding orang tua -> bayi Peka
bulan Mulai tersenyum, awalnya tersenyum apda ibunya terhadap
Membalas tersenyum bila diajak bicaratersenyum rangsangan
Melihat dan menatap wajah (irritable)
Mendengarkan suara dan senang mendengarkan Gangguan
musik tidur/makan
Penglihatan memilih pada muka manusia
Gerakan tubuh seirama dengan suara orang lain pada
Tabel A.4
Milestone perkembangan personal sosial
Umur Tahap Perkembangan Red Flags
3-6 Lebih menyukai ibu Tidak adanya
bulan Kedekatan (attachment) bayi -> orang tua senyuman
Tersenyum spontan menunjukan
Suka tertawa keras kehilangan visual,
Dapat menunjukan rasa tidak senang jika kontak masalah
sosial diputus kedekatan atau
Menyukai cermin depresi internal
Gembira pada saat melihat makanan
Berceloteh
6-9 Reaksi terhadap suara ibu yang dibuat berbeda
bulan Menyukai ibu
Menunjukan rasa malu dan cemas pada orang
yang tidak dikenal
Dekat pada orang dewasa yang sudah dikenal
Menangis bila ayah ibunya pergi
Tidur nyenyak rutin mulai umur 6 bulan
Bermain tepuk tangan/ciluk ba
Mengambil sesuatu dan dibawa kemulut
Makan kue sendiri
Senang bercermin
10-12 Berespons bila namanya dipanggil
bulan Senang diajak bermain ciluk ba
Memainkan permainan vciluk ba
Memainkan permainan bola sederhana
Melambaikan tangan “da-da”
Membuat penyesuaian postur untuk berpakaian
Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin
menyentuh apa saja
Memahami perintah sederhana
Menunjukan kasih sayang
Tabel A.4
Milestone perkembangan personal sosial
Umur Tahap Perkembangan Red Flags
18-24 Bermain sendiri didekat orang dewasa yang sudah Hubungan
bulan dikenal sosial
Menunjukan apa yang diinginkan dengan menunjukan kurang,
tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan kemungkinan
suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu mengalami
Memeluk orang tua autis
Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
18-24 Minum dari cangkir dengan kedua tangan Transisi
bulan Belajar makan sendiri buruk yang
Mampu melepas kaos kaki dan sepatu dan bisa menetap
melepas pakaian tanpa kancing kemungkinan
Belajar bernyanyi suatu
Meniru aktivitas dirumah kelainan
Mencari pertolongan bila ada kesukaran/masalah perkembang
Dapat mengeluh bila basah atau kotor an pervasif
Frekuensi buang air kecil sesuai
Munculnya kontrol buang air kecil, biasanya tidak
kencing pada siang hari
Mampu mengontrol buang air besar
Mulai berbagi mainan dan bekerja bersama-sama
dengan anak lain
Mencium orang tua
24-36 Menunjukan kemarahan jika terhalang
bulan Mampu makan dengan sendok dan garpu dengan
tepat
Mampu dengan baik minum dengan cangkir
Makan nasi sendiri tanpa banyak yang tumpah
Melepas pakaian sendiri
Sering menceritakan pengalaman baru
Tabel A.4
Milestone perkembangan personal sosial
Umur Tahap Perkembangan Red Flags
24-36 Mendengar cerita dengan gambar
bulan Mampu bermain pura-pura
Mulai membentuk hubungan sosial dan bermain
bersama-sama dengan anak-anak lain
Menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan
ditambahkan gerakan isyarat
36-48 Memainkan permainan sederhana (bersama dengan
bulan anak lain)
Mampu mengenakan celana panjang, kemeja, baju
(pakaian tidak berkancing)
Mampu menggunakan sepatu sendiri
Bisa mencuci dan mengringkan tangan sendiri
48-60 Berbantah dengan anak-anak lain
bulan Bermain dengan beberapa anak dengan memulai
interaksi sosial dan memainkan peran
Mengembangkan suatu rasa humor
Bereaksi tenang dan tidak rewel bila ditinggal ibu
Pergi ke toilet sendiri
Mengancing baju atau pakaian boneka
Berpakaian atau melepaskan pakaian tanpa bantuan
Menggosok gigi tanpa bantuan
Ingin mandiri
0-72 Berpakaian dan melepaskan pakaian tanpa bantuin
bulan Mengungkapkan simpati kepada orang lain
Mengikuti aturan permainan
Gemar mencari pengalaman baru
Menuntut dan keras kepala
Menanyakan mengenai arti kata-kata
Suka cekcok dengan para teman
Sumber : Lipkn. Motor Development and Disfunction, 2009 dalam Soetjiningsih
(2016)
A.6.3 Perkembangan Bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan
anak, karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau
kelianan pada sistem lainnya, seperti kemampuan kognitif, sensori motor,
psikologis, emosi, dan lingkungan di sekitar anak. rangsangan sensoris yang
berasal dari pendengaran (auditori expressive language development dan
auditory receptive language development) dan penglihatan (visual language
development), sangat penting dalam perkembangan bahasa.
Seorang anak tidak adakan mampu berbicara tanpa dukungan dari
lingkungannya. Mereka harus mendengar dan melihat pembicaraan yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari maupun pengetahuan tentang dunia di
sekitarnya. Mereka harus belajar mengekspresikan diri, membagi pengalaman
dengan orang lain, dan mengemukakan keinginannya.
Tabel A.5
Milestone dan red flag perkembangan bahasa
Umur Umur Temuan Abnormal atau
Keterampilan
peroleha Dikatakan Red Flag yang perlu
Bahasa
n Terlambat Dilakukan Assasment
Baru lahir Respon terhadap Segera setelah Tidak ada respon terhadap
suara lahir suara
Baru lahir Ketertarikan Segera setelah Tidak tertarik berinteraksi
sosial terhadap lahir dengan orang
wajah dan orang
2-4 bulan Cooing, menoleh 4 bulan Tidak ada respon terhadap
kearah usaha untuk
pembicara berkomuniakasi setelah
umur 4 bulan
4-9 bulan Babbling 9 bulan Kehilangan kemampuan
(mengulang untuk babbling
konsonan/kombin
asi vokal)
Tabel A.5
Milestone dan red flag perkembangan bahasa
Umur Umur Temuan Abnormal atau
Keterampilan
peroleha Dikatakan Red Flag yang perlu
Bahasa
n Terlambat Dilakukan Assasment
6 bulan Respon terhadap 9 bulan Lokalisasi terhadap arah
suara suara atau tidak responsif
9-12 Memahami 15 bulan Pemahaman yang lemah
bulan perintah verbal terhadap perintah verbal
rutin seperti da...da.
9-12 Menunjuk 15 bulan Sekali-kali bisa menunjuk
bulan untuk menyatakan
keingiannanya, tetapi tidak
bisa menunjuk benda yang
menarik perhatiannya
10-16 Menunjuk 18 bulan Tidak bisa menunjuk
bulan bagian-bagian bagian-bagian tubuh, atau
tubuh atau tidak bisa mengikuti
memahami kata- perintah sederhana
kata tunggal
18-24 Memahami 24 bulan Pemahaman minimal dan
bulan kalimat bermain simbol yang
sederhana terbatas, misalnya main
boneka atau truk
18-24 Perbendaharaan 24 bulan Pemahaman minimal
bulan meningkat simbol yang terbatas,
misalnya main boneka atau
truk
Tabel A.5
Milestone dan red flag perkembangan bahasa
Umur Umur Temuan Abnormal atau Red
Keterampilan
peroleha Dikatakan Flag yang perlu Dilakukan
Bahasa
n Terlambat Assasment
24-30 Pengertiannya 36 bulan Lebih setengah dari
bulan bagus terhadap percakapan keluarga yang
percakapan yang dimengerti, setelah anak umur
sudah familiar lebih dari 2 tahun
pada keluarga
24-30 Percakapan 36 bulan Sering menirukan terhadap
bulan melalui tanya apa yang dikatakan orang
jawab
30-42 Mampu bercerita 48 bulan Tidak sepenuhnya dapat
bulan pendek, atau menceritakan kembali
mampu bertanya
“mengapa”
36-48 Pengertiannya 48 bulan Lebih dari seperempat kata-
bulan bagus terhadap katanya tidak bisa dimengerti
kata-kata yang oleh orang lain setelah umur 4
belum familiar tahun
36-48 Mampu membuat 48 bulan Hanya mampu menggunakan
bulan kalimat yang kalimat pendek dan sederhana
sempurna
5 tahun Mampu 5 tahun Salah melafalkan konsonan
memproduksi k seperti b,d,t,p,k,m,n,l,r,w,s.
sonan dasar
dengan benar
7 tahun Mampu 7 tahun Kurang mampu mengucpkan
memproduksi kombinasi huruf seperti st, sh,
semua bunyi sp.
A.6.4 Kemampuan Perkembangan Balita 12 bulan sampai dengan 5
tahun

Perkembangan yang dilalui anak pada setiap tahapnya menurut


Soetjiningsih (2016) :
a. Dari 12 sampai 18 bulan
1) Belajar dan mengeksplorasi rumah serta keliling rumah
2) Menuyusun 2 atau 3 kotak
3) Dapat mengatakan 5-10 kata
4) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
b. Dari 18 sampai 24 bulan
1) Naik turun tangga
2) Menyusun 6 kotak
3) Menunjuk mata dan hidungnya
4) Menyusun 2 kata
5) Belajar makan sendiri
6) Meggambar garis dikertas atau pasir
7) Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
8) Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih
besar
9) Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan
mereka
c. Dari umur 2 sampai 3 tahun
1) Belajar meloncat, memanjat, dan melompat dengan satu kaki
2) Membuat jembatan dengan 3 kotak
3) Mampu menyusun kalimat
4) Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata-kata yang
ditujukan kepadanya
5) Menggambar lingkaran
6) Bermain bersama dengan anak laindan menyadari adanya lingkungan
lain di luar keluarganya
d. Dari umur 3 sampai 4 tahun
1) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
2) Berjalan pada jari kaki
3) Belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
4) Menggambar garis silang
5) Menggambar orang hanya kepala dan badan
6) Mengenal 2 atau 3 warna
7) Bicara dengan baik
8) Menyebut namanya, jenis kelaminnya, dan umurnya
9) Banyak bertanya
10) Bertanya bagaimana anak dilahirkan
11) Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka, dan belakangnya
12) Mendengar cerita-cerita
13) Bermain dengan anak lain
14) Menunjukan raas sayang kepada saudara-saudaranya
15) Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
e. Dari umur 4 sampai 5 tahun
1) Melompat dan mencari
2) Menggambar orang berdiri dari kepala, lengan, badan
3) Menggambar segiempat dan segitiga
4) Pandai bicara
5) Dapat menghitung jari-jarinya
6) Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
7) Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
8) Minat kepada kata baru dan artinya
9) Memprotes jika dilarang melakukan apa yang diinginkannya
10) Mengenal 4 warna
11) Memperkiraan bentuk dan besarnya benda, membedakan besar dan
kecil
12) Menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa

A.7 Stimulasi

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6


tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu
mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan (Kemenkes, 2014).
Stimulasi dini adalah rangsangan bermain yang dilakukan sejak bayi baru
lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan didalam kandungan) dilakukan
dengan penuh kegembiraan, dan kasih sayang setiap hari, untuk merangsang
setiap sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan,
pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus. Gerakan
kasar, dan halus ini meliputi : kaki, tangan, jari-jari, mengajak berkomunikasi,
serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi/balita.
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi
dengan bayi/balita. Misalnya: ketika memandikan, mengganti popok, menyusui,
menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton
tv, didalam kendaraan, dan menjelang tidur. Jangan memberikan stimulasi
dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memerhatikan
minat atau keinginan bayi/balita.
Pengasuh yang sering marah, bosan, atau sebal, malah tanpa disadari
pengasuh justru memberikan rangsangan emosional yang negatif. Karena pada
prinsipnya semua ucapan, sikap, dan perbuatan pengasuh merupakan stimulasi
yang direkam, diingat, dan akan ditiru atau justru akan menimbulkan ketakutan
pada bayi/balita.
Rangsangan yang dilakukan dengan suasana bermain, kasih sayang sejak
lahir, dan bervariasi, akan merangsang pembentukan cabang-cabang sel otak.
Hal ini dapat melipat gandakan jumlah hubungan antar sel otak, sehingga
membentuk sirkuit otak yang lebih kompleks, canggih, dan kuat, sehingga
kecerdasan anak semakin tinggi, dan bervariasi (multiple inteligence).
Stimulasi pada anak akan menciptakan anak yang cerdas, dapat tumbuh,
dan berkembang dengan optimasl, mandiri, serta memiliki emosi yang stabil,
mudah beradaptasi. Salah satu langkah untuk memberikan stimulasi pada anak
ialah gerakan. Sebagai orang tua tidak bole h memberikan overstimulasi pada
anak. overstimulasi adalah apabla anak belum bisa merespons karena
kemampuannya memang masih terbatas, tetapi terus dijejali rangsangan.
Misalnya bayi belum mampu meraih benda dihadapannya tetapi terus saja dilatih
bahkan dipaksa. Karena pada dasarnya anak memilikj kemampuan yang
berbeda-beda pada setiap tahapan perkembangannya.
A.8 Prinsip melakukan stimulasi perkembangan

a. Sebagai ungkapan rasa sayang dan cinta


b. Bertahap dan berkelanjutan mencakumembangun jembatan dengan 3
kubusp 4 bidang kemampuan perkembangan
c. Dimulai dari tahapan perkembangan yang telah dicapai anak
d. Dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan, hukuman dan bentakan
e. Anak selalu diberi pujian atas keberhasilannya
f. Alat bantu stimulasibila diperlukan, dicari yang sederhana, tidak
berbahaya dan mudah didapat
g. Suasana diusahakan menyenangkan dan bervariasi

A.9 Stimulasi perkembangan pada balita

Stimulasi merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk


merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan
berkembang secara optimasl, stimulasi dilakukn sesuai dengan kelompok umur
pada setap aspek perkembangan (Kemenkes RI, 2016).
1. Stimualsi pada anak 18-24 bulan
a. Kemampuan gerak kasar
1) Stimulasi yang diberikan adalah mendorong anak agar mau berlari,
berjalan dengan berjinjit, bermain di air, menendang, melempar dan
menangkap bola, serta berjalan naik turun tangga
2) Tunjukan anak cara melompat dengan mengangkat kedua kaki
bersamaan, mula-mula pegangi tangan anak
3) Ajari anak berdiri dengan satu kaki secara bergantian
4) Biarkan anak mencoba mainan yang perlu didorong dengan kakinya,
agar mainan mau bergerak
b. Kemampuan gerak halus
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan adalah mendorong anak agar mau
bermain balok, menggambar dengan crayon, menggambar
menggunakan tangan
2) Buat lubang dengan berbagai ukuran dan bentuk, beri anak mainan
yang bisa dimasukan kedalam lubang tersebut.
3) Beri anak permainan puzzlesederhana terdiri dari 2-3 potong
4) Tunjukan pada anak cara menggambar bentuk seperti garis, bulatan,
dan ajari menggambar wajah
5) Beri anak adonan kue atau lilin, ajari anak bagaimana cara membuat
berbagai bentuk
c. Kemampuan bicara dan bahasa
1) Stimulasi yang perlu dilakukan yaitu bernyanyi, bercerita, membaca,
bicara kalimat pendek, setiap hari anak dibacakan buku
2) Biarkan anak melihat acara anak-anak di televisi dampingi anak
dengan batasi tidak lebih satu jam sehari
3) Ajak anak mengerjakan perintah sederhana
4) Perlihatkan sering buku dan majalah kepada anak, usahakan ana
mau menceritakan apa yang dilihatnya
d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
1) Stimulasi yang diberikan yaitu anak mengunjungi temapt bermain,
bujuk dan tenangkan anak ketika rewel, usahakan agar anak mau
melepas pakaiannya sendiri, ajari anak makan sendiri dengan sendok
garpu
2) Beri anak pakaian atau mainan yang mempunyai buah kancing, ajari
anak cara mengancingkannya
3) Usahakan agar anak bermain dnegan teman sebayanya misalnya
bermain petak umpet
4) Ajak anak membuat rumah-rumahan dari kotak kardus
5) Biarkan anak memakai pakaiannya sendiri sejauh yang dapat
dilakukannya
6) Mulai mengajari anak untuk berpisah sementara
2. Stimulasi anak umur 24-36 tahun
a. Kemampuan gerak kasar
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan adalah mendorong anak agar mau
memanjat, berlari, melompat, melatih keseimbangan dan bermian
bola.
2) Ajak anak bermain ular naga, berjinjit mengelilingi kursi, melompat
diatas bantal
3) Usahakan agar anak melompat jauh dengan kedua kakinya
bersamaan
4) Tunjukan kepada anak cara melempar seuah bola besar dan
menangkapnya kembali.
b. Kemampuan gerak halus
1) Bermian puzzle, balok-balok, memasukan benda ke benda lainnya
dan menggambar
2) Bantu anak memotong gambar dari majalah tua dengan gunting anak
dan membuat gambar tempelan
3) Mengajari anak mengelompokan benda sejenis
4) Mengajari anak mencocokan gambar dengan benda
5) Tunjukan kepada anak cara mengelompokkan benda dengan
menghitung jumlah.
c. Kemampuan bicara dan bahasa
1) Bacakan buku pada anak, mendorong anak agar mau bercerita apa
yang dilihat, bantu anak memilih acara televisi, batasi waktu
menonton anak 1 jam satu hari
2) Ajari anak menyebut namanya secara lengkap, minta anak
mengulanginya
3) Ceritakan kemali kejadian lucu dan menarik yang dialami anak
4) Menyebutkan nama berbagai jenis pakaian, minta nak mengambil
pakaian yang disebutkan
5) Ketiks mengajak anak bicara, gunakan ungkapan yang menyatakan
keadaan sebuah benda
d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
1) Bujuk dan tengkan anak ketika kecewa, sering-sering mengajak anak
mengunjungi tempat umum, mengajak anak membersihkan tubuhnya
ketika kotor
2) Melatih buang air kecil dan buang air besar dikamar mandi
3) Biarkan anak berdandan dengan pakaian dewasa, dan biarkan anak
memilih sendiri pakaian yang dia inginkan
4) Ajari anak berpakaian sendiri tanpa bantuan, dan bairkan anak
memilih yang akan dia kenakan.
3. Stimulasi anak umur 36-48 bulan
a. Kemampuan gerak kasar
1) Mendorong anak untuk berlari, melompat dengan satu kaki,
memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda tiga
2) Ajak anak menangkap bola dengan bola tenis
3) Tunjukan ada anak untuk berjalan pada garis lurus dengan
merentangkan kedua tangan untuk menjaga keseimbangan
4) Tunjukan pada anak cara melompat dengan satu kaki
5) Ajari anak untuk melempar benda-benda kecil keatas
6) Tunjukan pada anak cara binatang berjalan
7) Ajak anak bermain “lampu hiaju-merah”
b. Kemampuan gerak halus
1) Bermain puzzle yang lebih sulit, menyusun balok-balok, bermain
mencocokan gambar
2) Tunjukan pada anak cara memotong gambar
3) Ajarkan anak membuat buku cerita dengan gamar tempel
4) Beri anak selembar kertas dan pensil, ajari anak menggambar garis
lurus, bulatan, segi empat dan gambar lain
5) Ajari anak menghitung benda
6) Ajak anak menggambar dengan cat menggunakan jari-jari
7) Ajari anak cra mencampur warna
8) Ajari anak membuat gambar tempel
c. Kemampuan bicara dan bahasa
1) Baca buku cerita pada anak, nyanyikan lagu dan bacakan sajak pada
anak, buat anak agar mau menyebutkan nama secara lengkap, bantu
anak dalam memilih acara tv
2) Buat agar anak mengajukan berbagai pertanyaan
3) Buat agar anak mau menceritakan mengenai dirinya
4) Tempelkan foto anak pada album, minta nak menceritakan apa yang
terjadi
5) Ajari anak mengenal huruf
d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
1) Bujuk dan tengkan anak ketika kecewa dengan memeluknya, dorong
anak untuk emngutarakan perasaannya, ajak anak agar mau
membantu mengerjakan pekerjaan rumah
2) Ajari anak mengancingkan bajunya dengan kancing yang lebih kecil
3) Bantu anak makan dengan menggunakan sendok dan garpu
4) Biarkan anak membantu memasak
5) Tunjukan pada anak cara memakai sabun dan membasuh dengan air
ketika mencuci tangan dan kakinya
6) Ajari anak dalam memahami aturan atau batasan
4. Stimulasi anak umur 48-60 bulan
a. Kemampuan gerak kasar
1) Mengajak anak bermain bola, melompatdengan satu kaki,
melompat jauh, jalan diatass papan lurus, berayun-ayun,
melompat
2) Tunjukan pada anak dan teman-temannya cara main balap
karung, cara bermain engklek
3) Tunjukan pada anak cara bermain lompat tali
4) Ajari anak dan teman-temannya
b. Kemampuan gerak halus
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan bermain puzzle, menghitung,
menggambar, memotong, dan menempel gambar
2) Mengajari anak konsep “satu atau separuh”
3) Ketika anak menggambar, minta anak melengkapi gambar
4) Mengajari anak mencocokan dan menghitung
5) Mengajari anak membandingkan besar-kecil, banyak-sedikit,
berat/ringan
6) Mengajari anak percobaan ilmiah sederhana dan membicarakan
hasilnya
7) Mengajak anak untuk berkebun
c. Kemampuan bicara dan bahasa
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan buat anak menceritakan dirinya,
mendorong anak sering melihat buku dan majalah, bantu anak
memeilih acara tv
2) Membantu anak belajar mengingat dengan mencari benda yang
hilang
3) Ajak anak mengenal simbol dan huruf
4) Bantu anak mengenal angka dan berhitung
5) Bacakan dan ajak anak melihat majalah
6) Bantu anak mengenal musim hujandan kemarau dan bicarakan
tentang kedua musim tersebut
7) Ajak anak membuat buku kegiatan keluarga
8) Ajk anak melengkapi kalimat
9) Ajak anak mendengarkan cerita masa kecildan menceritakannya
kembali
10) Mengajak anak membantu pekerjaan dapur dan menceritakan
menceritakan kegiatannya, katakan betapa menyenangkan dapat
membantusesama.
d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan beri tugas pada anak dalam
kegiatan rumah, buat aar anak bermain dengan teman sebayanya,
buatlah rencana bersama anak untuk jalan-jalan
2) Beri kesempatan pada anak untuk mengunjungi tetangga dekat,
teman atau saudara
3) Ajak anak melihat album keluarga
4) Tunjukan cara membuat boneka dan buat anak bermain dengan
temannya
5) Tunjukkan cara menggambar orang
6) Ajak anak bermain sekaligus belajar mengikuti peraturan
7) Ajak anak bermain kreatif dengan teman-temannya
8) Ajak anak bermain “berjualan dan berbelanja ditoko”
B. Kerangka Teori

Genetik

Lingkungan Pre Natal


 Gizi
 Mekanis Perkembangan
 Toksin Anak Usia 3-5
 Endokrin Tahun
 Radiasi
 Infeksi
 Stress
 Imunitas
 Anoksia embrio

Gizi

Keadaan
Rumah
Lingkungan Post Natal
Stimulasi

Pendidikan
dan Pekerjaan
Orang Tua

Gambar B.1 Kerangka Teori berdasarkan Teori Soetjiningsih, 2016

: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti


C. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Stimulasi Ibu Perkembangan Anak

- Perkembangan Motorik
Kasar
- Perkembangan Motorik
Halus
- Perkembangan
Kemandirian
- Perkembangan Bahasa

- Umur
- Pendidikan
- Pekerjaan

Gambar C.1 Kerangka Konsep Penelitian


D. Defenisi Operasional

Variabel dependen (terikat) pada penelitian ini adalah perkembangan anak


usia 3-5 tahun, dan variabel independen (bebas) pada penelitian ini adalah
stimulasi ibu.
Tabel D.1
Defenisi Operasional
Hasil
Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala
Ukur
Perkemban Perkembangan yang Kuesioner Pra a. Normal, Ordinal
gan anak dimiliki anak yang Skrining jika
diukur berdasarkan Perkembangan jawaban
KPSP pada anak usia (KPSP) yang Ya = 9-
3-5 tahun, yang terdiri dari 9-10 10
meliputi pertanyaan b. Tidak
perkembangan yang diberikan normal,
motorik kasar, motorik pada anak jika
halus, bahasa, serta sesuai dengan jawaban
kemandirian. usianya. Ya <7
Stimulasi Kegiatan merangsang Kuesioner a. Baik, Ordinal
Ibu kemampuan anak mengenai jika
usia 3-5 tahun yang keaktifan ibu dapat
diberikan orang tua dalam menja
kepada anak agar memberikan wab
perkembangan anak stimulasi pada ≥50%
menjadi optimal yang anak sesuai b. Kurang
terdiri dari dengan usia baik,
perkembangan anak yang terdiri jika
motorik kasar, motorik dari 16 menja
halus, kemandirian, pertanyaan wab
dan bahasa. mengenai <50%
keaktifan ibu
dalam
merangsang
Tabel D.1
Defenisi Operasional Lanjutan

perkembangan
motorik kasar,
perkembangan
motorik halus,
perkembangan
bahasa, serta
perkembangan
kemandirian
anak.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis alternatif (Ha) : “Terdapat hubungan antara stimulasi ibu dan


perkembangan anak usia 3-5 tahun di PAUD Almirah Tanjung Morawa”.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei
analitik, dimana penelitian ini akan menganalisis bagaimana hubungan antara
stimulasi yang diberikan ibu terhadap perkembangan anak usia 3-5 tahun di
PAUD Almirah Tanjung Morawa. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross
Sectional, dimana hubungan antara stimulasi (variabel independen) dengan
perkembangan (variabel dependen) dilihat dan diukur satu kali dalam waktu yang
bersamaan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


B.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PAUD Almirah Jalan Palem Kecamatan Tanjung


Morawa Kabupaten Deli Serdang. Alasan dipilihnya PAUD almirah sebagai
tempat penelitian adalah :
1) Terdapat subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi yang
diinginkan peneliti.
2) Di PAUD ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai “Hubungan
Stimulasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak 3-5 Tahun”.
3) PAUD ini dipilih karena merupakan salah satu PAUD yang sudah dilakukan
survei pendahuluan dan terdapat 6 dari 10 anak mengalami perkembangan
meragukan.

B.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dimulai dari pengajuan judul pada 9-16 november, kemudian
dilanjutkan dengan survei pendahuluan yang dilakukan setelah pengajuan judul.
Setelah judul diterima peneliti melanjutkan menyelesaikan BAB I sampai BAB III
untuk proposal skripsi dari 21 november 2017-12 februari 2018. Setelah proposal
skripsi diterima dan di uji pada seminar proposal, peneliti melakukan perbaikan
proposal mulai tanggal 13 april-2 mei 2018. Setelah perbaikan diterima peneliti
malakukan penelitian ke PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang yang dilakukan pada bulan juni 2018. Setelah
penelitian selesai dilakukan, dilanjutkan dengan pengolahan data dan analisa
data, kemudian peneliti menyusun BAB IV dan BAB V mulai tanggal 11 juli-23 juli
2018. Setelah itu dilakukan seminar hasil penelitian pada tanggal 24 juli 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


C.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid PAUD Almirah yang
tercatat register tahun 2017/2018 berjumlah 47 orang.

C.2 Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling jenuh
dimana subjek penelitian yaitu murid PAUD Almirah yang memenuhi kriteria
inklusi dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini berjumlah 43 orang.
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
1) Mendapatkan izin dari calon responden
2) Usia anak 3-5 tahun
3) Tidak menderita kelainan kongenital ataupun retardasi mental
4) Murid yang teregister di PAUD Almirah tahun 2017/2018

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


D.1 Jenis Data

1) Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara wawancara dan quesioner yang diberikan kepada
orang tua murid untuk mendapatkan data stimulasi dan perkembangan anak
yang dilakukan oleh peneliti.
2) Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat dari pihak lain, dalam penelitian ini
data sekunder didapat dari kepala sekolah PAUD Almirah. Data yang didapat
yaitu jumlah murid yang teregister tahun 2017/2018, jumlah murid yang berusia
3-5 tahun, serta alamat orang tua murid.

D.2 Cara Pengumpulan Data

1) Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin dari kepala


sekolah untuk melakukan penelitian di PAUD Almirah Tanjung Morawa.
2) Meminta persetujuan dari orang tua murid yang sedang menunggu dan
mengantar anaknya ke sekolah. Jika ibu bersedia menjadi responden makan
akan dilakukan wawancara.
3) Jika terdapat orang tua murid yang tidak mengantar anaknya kesekolah,
maka peneliti akan mencoba mencari data orang tua murid ke alamat yang
sudah diberi oleh kepala sekolah.
4) Penelitian dilakukan dengan cara peneliti bertanya kepada responden
dengan pertanyaan yang ada dalam kuesioner, dalam penelitian ini dibantu
oleh guru yang telah distandarisasi KPSP.
5) Apabila ada pertanyaan yang kurang jelas ibu dipersilahkan bertanya
kepada peneliti.
6) Selama proses penelitian, anak diikutsertakan untuk diobservasi
perkembangannya sesuai dengan KPSP serta menggunakan bantuan alat-
alat yang dibutuhkan sesuai dengan tahapan usia anak.
7) Setelah selesai, peneliti mengecek dan memastikan kembali bahwa semua
pertanyaan sudah terisi. Bila terdapat jawaban terlewat, peneliti langsung
menanyakan kembali pada responden.

E. Alat Ukur/Instrumen dan Bahan Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Untuk
kuesioner perkembangan anak digunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP) yang kemudian disesuaikan dengan usia anak yang
akan dinilai perkembangannya. Kuesioner ini dipilih karena dapat dipakai untuk
memperoleh data yang cukup luas. Kuesioner stimulasi ibu digunakan kuesioner
yang sudah pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya.
.
F. Uji Validitas dan Reabilitas

Tidak dilakukan uji validitas dan reabilitas karna peneliti menggunakan


kuesionar standar dari Kemenkes yaitu kuesioner Pra Skrining Perkembangan
Tahun 2006.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :


1) Meminta surat izin dari pengelola program study D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Medan sebagai bukti izin melakukan penelitian.
2) Mengajukan surat pemohonan melakukan untuk melakukan penelitian
kepada kepala sekolah PAUD Almirah Tanjung Morawa sebagai tempat
penelitian.
3) Memberikan penjelasan kepada kepala sekolah mengenai penelitian yang
akan di lakukan di PAUD Almirah Tanjung Morawa.
4) Melakukan standarisasi KPSP kepada guru PAUD untuk membantu
peneliti dalam mengumpulkan data.
5) Menemui calon responden, memperkenalkan diri dan menanyakan
apakah calon responden bersedia untuk dijadikan objek penelitian.
6) Jika responden setuju kemudian peneliti mulai menanyakan karakteristik
responden apakah sesuai dengan karakteristik inklusi.
7) Jika sesuai dengan karakteristik inklusi maka peneliti akan bertanya
kepada responden dengan pertanyaan yang ada dalam kuesioner sesuai
umur anak.
8) Selama proses penelitian, anak diikutsertakan untuk diobservasi
perkembangannya sesuai dengan KPSP serta menggunakan bantuan
alat-alat yang dibutuhkan sesuai dengan tahapan usia anak.
9) Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan dan
analisa data.

H. Pengolahan dan Analisa Data


H.1 Pengolahan data

Peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan program analisis


statistik komputer. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan tahap
sebagai berikut :
a. Editing
Hasil koesioner yang telah diisi oleh responden kemudian dilakukan
pengecekan kembali kelengkapan data, kejelasan tulisan dan apakah
jawaban relevan atau sesuai dengan pertanyaan. Jika terdapat jawaban yang
belum lengkap atau kurang jelas maka peneliti akan menanyakan kembali
kepada responden.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit selanjutnya akan dilakukan pengkodean
atau coding, yaitu mengubah jawaban dari bentuk kalimat ke bentuk angka
atau bilangan. Coding yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1) Usia Ibu
a) ≤25 tahun : kode 1
b) 26-35 tahun : kode 2
c) 36-45 tahun : kode 3
d) 46-55 tahun : kode 4
2) Tingkat pendidikan
a) Tidak tamat SD : kode 1
b) Lulus SD/MI : kode 2
c) Lulus SMP/MTs : kode 3
d) Lulus SMA/MA/SMK : kode 4
e) Lulus perguruan tinggi : kode 5
3) Status pekerjaan
a) Ibu bekerja : kode 1
b) Ibu rumah tangga : kode 2
4) Stimulasi perkembangan
a) Baik : kode 1
b) Kurang : kode 2
5) Perkembangan anak
a) Normal : kode 1
b) Tidak Normal : kode 2
c. Entry Data
Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode
dimasukan kedalam program komputer.
d. Cleaning
Setelah memasukan data selesai, kemudian dilakukan pengecekan
kembali untuk melihat kemungkinan ada kesalahan kode atau ketidak
lengkapan. Kemudian dilakukan koreksi atau perbaikan.
H.2 Analisa Data

a. Analisa Univariat
Dalam penelitian ini variabel yang dianalisis adalah usia ibu, pekerjaan ibu,
tingkat pendidikan ibu, stimulasi perkembangan oleh ibu dan perkembangan
anak. ringkasan data yang digunakan dalam bentuk data kategorik dimana
frekuensi atau jumlah tiap kategori (n) dan presentasi tiap kategori (%). Penyajian
dalam analisis univariat disajikan dalam bentuk tabel untuk dipresentasikan.
Distribusi tiap variabel dihitung dengan rumus:

x 100%

Keterangan :
P : presentasi
F : jumlah soal
100 : bilangan tetap
N : jumlah subjek

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen


yaitu stimulasi ibu dengan variabel dependen yaitu perkembangan anak usia 3-5
tahun dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan
(α) = 0,05 dengan kriteria :
1) Ho diterima jika p < α (0,05) maka terdapat hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
2) Ho ditolak jika p > α (0,05) maka tidak terdapat hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat.

I. Etika Penelitian

1) Mendapatkan surat izin penelitian dari intitusi pendidikan dan memberikan


surat tersebut kepada pimpinan tempat penelitian akan dilakukan. Jika
pimpinan tempat penelitian memberikan izin, maka penelitian bisa
dilakukan.
2) Menanyakan kepada calon responden apakah calon responden setuju
atau tidak menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan. jika
setuju maka peneitian bisa dilanjutkan, tetapi jika calon responden tidak
setuju maka peneliti tidak boleh memaksa calon responden.
3) Bersikap sopan kepada calon responden.
4) Mencantumkan referensi jika peneliti melakukan pengutipan dari buku,
jurnal, atau skripsi terdahulu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
A.1 Analisis Univariat
A.1.1 Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini terdapat tiga karakteristik responden yaitu, karakteristik


responden berdasarkan usia, berdasarkan pendidikan dan berdasarkan
pekerjaan.
Tabel A.1.1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)


≤25 Tahun 9 20,9
26-35 Tahun 21 48,8
36-45 Tahun 11 25,6
46-55 Tahun 2 4,7

Total 43 100,0

Pada penelitian ini diperoleh lebih banyak ibu usianya masuk dalam
ketegori dewasa awal sebanyak 21 orang (48,84%), dan paling sedikit ibu yang
masuk dalam kategori lansia awal yaitu sebanyak 2 orang (4,65%).
Tabel A.1.2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tingkat pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tidak tamat SD 1 2,3


Lulus SD 3 7,0
Lulus SMP 15 34,9
Lulus SMA 21 48,8
Lulus Perguruan tinggi 3 7,0
Total 43 100,0

Berdassarkan tabel A.1.2 dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini


diperoleh pendidikan ibu lebih banyak lulus SMA/SMK sebanyak 21 orang
(48,84%), dan paling sedikit ibu yang tidak lulus SD yaitu sebanyak 1 orang
(2,33%).
Tabel A.1.3
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)


Bekerja 16 37,2
Tidak bekerja 27 62,8
Total 43 100,0

Berdasarkan tabel A.3 diketahui bahwa sebagian besar responden tidak


bekerja 27 orang (62,79%).

A.1.2 Perkembangan Anak

Kemampuan perkembangan anak (motorik kasar, motorik halus,


kemandirian, dan bahasa) dikatakan baik jika anak mengalami peningkatan
kemampuan perkembangannya sejalan dengan pertambahan umurnya.
Perkembangan anak dikatakan normal apabila anak mampu melakukan seluruh
item test yang terdapat pada KPSP.
Tabel A.2.1
Distribusi Frekuensi Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di PAUD Almirah Desa
Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Perkembangan Frekuensi Persentase (%)

Normal 28 65,1
Tidak Normal 15 34,9
Total 43 100,0

Dari tabel A.2.1 didapatkan hasil penelitian yang dilakukan pada 43


responden yang mempunyai anak 3-5 tahun dengan melakukan test dan
menanyakan KPSP, menunjukan bahwa perkembangan anak tidak normal
sebanyak 15 orang (34,88%).

A.1.3 Stimulasi Ibu

Stimulsi ibu merupakan ransangan yang diberikan ibu untuk mendorong


perkembangan anak. Ibu yang memberikan stimulasi yang baik akan mendorong
perkembangan anak baik sesuai dengan usia anak. Stimulasi ibu dikatakan baik
apabila ibu dapat menjawab >50% pertanyaan mengenai stimulasi yang
diberikan sesuai dengan usia anak.
Tabel A.3.1
Distribusi Frekuensi Stimulasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun
di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten
Deli Serdang

Stimulasi Frekuensi Persentase (%)


Baik 26 60,5
Kurang baik 17 39,5
Total 43 100,0

Hasil dari penelitian ini diperoleh sdari 43 ibu, 39,5% ibu memberikan
stimulasi kurang baik.

A.2 Analisis Bivariat


A.2.1 Hubungan Stimulasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak Usia 3-5
Tahun Di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang

Untuk menganalisis hubungan stimulasi ibu terhadap perkembangan


anak menggunakan uji Chi Square dengan nilai α<0,05. Hasil dari uji Chi Square
menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi ibu dengan
perkembangan anak.
Tabel A.4.1
Hubungan Stimualasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di
PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang

Perkembangan Total
Α p
Stimulasi Ibu Normal Tidak Normal
N %
N % N %
Baik 26 100,0 0 0,0 26 100,0 <0,05 0,000

Kurang baik 2 11,8 15 88,2 17 100,0

Berdasarkan hasil penelitian dari 26 responden 100% responden yang


stimulasinya baik memiliki perkembangan baik, dari 17 responden 15 responden
(88,2%) dengan stimulasi kurang baik memiliki perkembangan tidak normal, dan
dari 17 responden 2 responden (11,8%) yang mendapatkan stimulasi kurang
baik memiliki perkembangan normal.
B. Pembahasan
B.1 Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun Di PAUD Almirah Desa Limau
Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 43 anak berusia 3-5 tahun
yang dinilai kemampuan perkembangan motorik kasar, motorik halus, personal
sosial, serta bahasa di PAUD Almirah Desa Limau Manis menggunakan KPSP
terdapat sebanyak 28 anak (65,12%) mempunyai kemampuan sesuai
perkembangan dan sebanyak 15 anak (34,88%) memiliki perkembangan tidak
sesuai. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada anak 3-5 tahun didapatkan
aspek perkembangan yang paling banyak tidak terpenuhi yaitu :
Pada anak usia 3 tahun yang berjumlah 2 orang didapatkan aspek
perkembangan yang paling banyak belum terpenuhi yaitu kemampuan motorik
kasar, dalam penelitian ini terdapat 2 orang anak belum bisa melompat dengan
mengangkat kedua kakinya secara bersamaan diatas kertas yang diletakan
dilantai. Sedangkan menurut Milestone Perkembangan Lipkn. Motor
Development And Disfunction (2009) anak uisa 3 tahun seharusnya sudah bisa
melompat dengan 2 kaki diangkat.
Dalam penelitian ini terdapat 22 anak berusia 5 tahun, dimana dari 22 anak
terdapat 3 anak belum terpenuhi aspek perkembangan sosial kemandiriannya,
dalam penelitian ini 3 anak berusia 5 tahun belum bisa mengancingkan bajunya
atau pakaian bonekanya dan belum bisa berpakaian sendiri tanpa bantuan orang
lain. Sedangkan menurut Milestone Perkembangan Lipkn. Motor Development
And Disfunction (2009) anak usia 5 tahun sudah dapat berdiri dengan satu kaki
selama 6 detik. Menurut Soetjiningsih (2016) anak usia 5 tahun sudah dapat
mengancingkan bajunya atau baju bonekanya dan mampu berpakaian sendiri
tanpa bantuan. Menurut kemenkes (2014) anak usia 36-48 bulan harunya sudah
dapat melompat dengan kedua kaki diangkat, anak usia 48-60 bulan harusnya
sudah dapat menggunakan pakaian sendiri tanpa bantuan.
Berdasarkan hasil penelitian kemampuan perkembangan motorik kasar dan
sosial kemandirian adalah aspek yang paling banyak tidak terpenuhi oleh anak
sesuai dengan umurnya. Menurut Soetjiningsih (2016) Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi perkembangan adalah stimulasi dari orang tua, dalam
penelitian Dianita,dkk (2014) salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan yaitu lingkungan pengasuhan.
Menurut Wong (2000) dalam Maryunani (2013) pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat terutama pada aspe kognitif, motorik dan sosial serta
pembentukan percaya diri anak melalui perhatian dan pemenuhan kebutuhan
dasar dari orang tua. Perkembangan yang tidak sesuai dengan umur anak
dipengaruhi oleh kurangnya stimulasi dari lingkungan, ibu yang kurang sabar
dalam mengajari anaknya sehingga perkembangan anak di aspek tertentu
menjadi tidak sesuai dengan usia anak.

B.2 Stimulasi Ibu Terhadap Anak Usia 3-5 Tahun Di PAUD Almirah Desa
Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil ibu yang


memberikan stimulasi baik sebanyak 32 orang (60,5%) dan stimulasi kurang baik
sebanyak 17 orang (39,5%).
Dalam penelitian ini didapatkan dari 8 ibu yang memiliki anak berusia 4
tahun, didapatkan 7 ibu tidak memberikan stimulasi pada aspek perkembangan
motorik kasar yaitu ibu tidak mengajari anaknya bermain bola, lari, bermain
ayunan, mai lompat tali, dan main engklek. Hal ini yang menyebabkan mengapa
banyak anak yang perkemangan motorik kasarnya tidak terpenuhi. Ibu tidak
memberikan stimulasi ini dengan alasan anak sudah dapat melakukannya sendiri
tanpa bantuan dari ibunya.
Pernyataan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Santrock
(2009) dalam Kuncoro (2013) yang menyatakan bahwa kemajuan perkembangan
akan lebih efektif, terkoordinasi, dan terkendali apabila mendapatkan instruksi,
interaksi, dan dukungan dari orang dewasa disekitar mereka tinggal.
Dari 22 ibu memiliki anak berusia 5 tahun, 8 ibu tidak memberikan stimulasi
yang berkaitan dengan aspek kemampuan sosial dan kemandirian, dimana ibu
tidak melatih anak untuk mengunjungi teman, tetangga dekat tanpa ditemani.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan alasan ibu tidak memberikan stimulasi
dengan baik yaitu karna ibu merasa bahwa anak sudah mampu dan merasa
perkembangan anaknya sudah sesuai dengan usianya,hal ini menyebabkan ibu
merasa sudah tidak perlu lagi memberikan stimulasi atau mengajari anaknya.
Sedangkan menurut Soetjiningsih (2016) stimulasi ibu merupakan kebutuhan
yang harus diberikan pada anak untuk merangsang perkembangannya agar
perkembangan anak sesuai dengan usianya dan tidak mengalami keterlambatan.
Selain itu menurut Kemenkes (2014) stimulasi yang diberikan kepada anak akan
menciptakan anak yang cerdas, dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal,
mandiri, serta memiliki emosi yang stabil, dan mudah beradaptasi.
Titi (1993) mengatakan bahwa stimulasi merangsang perkembangan mental
psikososial, kecerdasan, keterampilan, kemandiriaan, kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian ibu yang bekerja memberikan stimulasi lebih baik
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Hal ini disebabkan karna ibu yang
bekerja lebih perhatian kepada anak saat ibu memiliki waktu luang dan
memberikan stimulasi lebih baik dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
Ibu yang usianya 26-35 tahun memiliki stimulasi lebih baik dibanding dengan
usia lainnya, dan ibu yang lulus SMA juga memiliki stimulasi yang lebih baik. Hal
ini disebabkan karna pengetahuan dan usia ibu juga memiliki keterkaitan dengan
pemberian stimulasi, ibu muda biasanya lebih memiliki pengetahuan yang lebih
baik dibanding usia diatasnya, selain itu tingkat pendidikan ibu juga dapat
mempengaruhi pemberian stimulasi kepada anak.

B.3 Hubungan Stimulasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun
Di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PAUD Almirah Desa Limau


Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang didapatkan hasil ibu
yang stimulasinya baik dengan perkembangan normal sebanyak 26 orang
(60,47%) dan yang tidak normal tidak ada, sedangkan ibu yang stimulasinya
kurang baik dengan perkembangan normal sebanyak 2 orang (4,65%) dan yang
tidak normal 15 orang (34,88%).
Hasil uji Chi-Square dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara stimulasi ibu terhadap perkembangan anak
usia 3-5 tahun di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli serdang pada Tahun 2018 dengan nilai p=0,000; p<0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sumiyati, dkk (2016) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stimulasi ibu
terhadap perkembangan anak usia 4-5 tahun ( p=0,000;p<0,05). Penelitian lain
telah dilakukan yang dilakukan oleh Mahayani,dkk (2016) mengatakan bahwa
ada hubungan antara stimulasi ibu dengan tumbuh kembang balita dengan nilai
p<0,001. Anak yang stimulasi ibunya baik cenderung mengalami perkembangan
yang baik, begitupula dengan anak yang stimulasi ibunya kurang baik akan
mengalami perkembangan yang kurang sesuai dengan usianya.
Menurut WHO (2015) peran orang tua sangat penting dalam perkembangan
anak. Stimulasi yang diberikan oleh orang tua sangat berpengaruh terhadap
perkembengan otak yang mendukung komunikasi, pemahaman, perkembangan
sosial, emosional dan kesejahteraan.
Menurut Wong (2009) dalam Maryunani (2013) kemampuan orang tua dalam
pemenuhan kebutuhan dasar dan memberikan stimulus sensoris motorik mutlak
diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Primihastuti,dkk (2013)
mengenai Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perumbuhan dan
Perkembangan Pada Balita menunjukan bahwa stimulasi merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan. Dalam penelitiannya faktor
stimulasi dapat mempengaruhi 23 responden (82,1%) lebih banyak dibandingkan
faktor gizi 22 responden (78,6%).
Dalam penelitian Hati, dkk (2016) mengenai Pengaruh Pemberian Stimulasi
Pada Perkembangan Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul
dengan uji kolerasi spearmen rank mendapatkan hasil koefisien korelasi (r
hitung) 0,682 dengan nilai signifikansi 0,001 OR=3,37 dan keertan hubungan CI
95% 1,24-9,20. Yang menunjukan bahwasannya ada hubungan positif dan
signifikan antara stimulasi ibu dengan perkembangan anak usia 1-3 tahun.
Penelitian Sari (2013) juga membuktikan bahwa adanya hubungan stimulasi
terhadap perkembangan. Hal ini menunjukan bahwa stimulasi memang sangat di
butuhkan oleh anak baik dilingkungan rumah ataupun sekolah, karna stimulasi
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan, dan
stimulasi merupakan kebutuhan dasar yang diutuhkan oleh anak.
Dari hasil penelitian umur, pendidikan dan perkerjaan orang tua ternyata
mempengaruhi pemberian stimulasi kepada anak. dalam penelitian ini ibu yang
memiliki usia reproduktif 26-35 tahun memiliki stimulasi lebih baik dibanding
dengan usia lainnya, selain itu tingkat pendidikan ibu yang memiliki pendidikan
SMA lebih baik stimulasinya dibanding dengan tingkat pendidikan dibawahnya,
tetapi dalam penelitian ini didapatkan ibu yang bekerja malah memberikan
stimulasi lebih baik dibanding dengan ibu yang yang tidak bekerja.
Berdasarkan hasil penelitian Kusuma (2013) mengenai Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan Motorik Anak
Usia 6-24 bulan di Kecamtan Mayang Kabupaten Jember menunjukan variabel
luar lain seperti umur ibu, tingkat pendidikan dan status pekerjaan tidak
mempunyai hubungan yang bermakna dengan perkembangan motorik anak
dengan nilai p > 005.
Dalam penelitian Moonik, dkk (2015) mengenai Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keterlambatan Anak Taman Kanak-Kanak, menggunkaan uji Chi
Square didapatkan hasil pendidikan orang tua tidak memiliki hubungan yang
bermakna terhadap keterlambatan perkembangan anak, dimana nilai p=0,124.
Dalam hal ini menurut peneliti ibu yang bekerja memiliki waktu yang lebih
sedikit dibanding dengan ibu yang tidak bekerja, oleh karna itu jika ibu sedang
memiliki waktu luang atau libur maka ibu akan memberikan perhatian
sepenuhnya kepada anaknya, sehingga kebutuhan stimulasi anak terpenuhi
dengan baik.
Hasil penelitian menunjukan kesesuaian dan keterkaitan antara stimulasi
orang terhadap perkembangan anak usia 3-5 tahun di PAUD almirah. Hal ini
dilihat dari adanya kesesuaian hasil penelitian yaitu ibu yang memberi stimulasi
positif akan mengasilkan perkembangan anak yang sesuai, begitu juga
sebaliknya, stimulasi yang kurang mempengaruhi perkembangan anak menjadi
tidak sesuai dengan usianya. Perkembangan anak lebih optimal jika orang tua,
guru, dan lingkungan aktif dalam memberikan stimuasi pada anak.
Stimulasi dapat diberikan kapan saja dan dimana saja, hanya saja ibu tidak
boleh memaksa atau mudah marah jika anak tidak dapat melakukan sesuai
dengan yang diperintahkan, stimulasi sebaiknya diberikan sejak dini agar
perkembangan anak lebih optimal dan ibu dapat melihat jika anak mengalami
gangguan perkembangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Stimulasi orang tua yang didapatkan sebagian besar responden memiliki


stimulasi baik yaitu 26 orang (60,5%)
2. Hasil KPSP pada anak usia 3-5 tahun di PAUD Almirah Desa Limau Manis
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang sebanyak 28 anak
(65,1%) memiliki perkembangan normal dan 15 anak (34,9%) memiliki
perkembangan tidak normal.
3. Ada hubungan antara stimulasi ibu terhadap perkembangan anak usia 3-5
tahun di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang dengan nilai p=0,000;p<0,05. Dari 26 responden
100% responden yang stimulasinya baik memiliki perkembangan baik, dari
17 responden 15 responden (88,2%) dengan stimulasi kurang baik
memiliki perkembangan tidak normal, dan dari 17 responden 2 responden
(11,8%) yang mendapatkan stimulasi kurang baik memiliki perkembangan
normal

B. Saran

1. Bagi Tempat Penelitian


Kepada pihak PAUD Almirah disarankan untuk koordinasi dengan
Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang untuk pemantauan
tumbuh kembang Balita di PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan
Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, dan disarankan kepada guru
untuk memberikan edukasi kepada orang tua murid mengenai pentingnya
stimulasi terhadap perkembangan balita.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan kepada intansi pendidikan untuk lebih melengkapi lagi bahan
bacaan dan sumber pustaka agar mempermudah peneliti seanjutnya
dalam melakukan penelitian.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih mengembangankan lagi
penelitian ini mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA

Bea B. 2015. Mencetak Balita Cerdas dan Pola AsuhOrang Tua. Numed.
Yogyakarta

Dewi C rizki, et al. 2015. Teori dan Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Toddler,
Anak dan Usia Remaj. Medical Book. Yogyakarta

Fauza E D, dkk. 2016. Pedoman Penyusunan Skripsi. Poltekkes Medan

Hati, Febriani Suci, dkk. 2016. Pengaruh Pemberian Stimulasi pada


Perkemangan Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Sedayu, Bantul. Vol.
4 No. 1 hal 44-48. JNKI

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia
2016. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta

______. 2015. Kesehaatan dalam Kerangka Sustainable Development Goals


(SDGs). Rakorpop Kementrian Kesehatan RI. Jakarta

______. 2016. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Kementrian Kesehatan RI.
Jakarta Selatan

______. 2014a. Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh


Kembang. Kementrian Kesehatan RI. jakarta

______. 2014b. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta :
Kemenkes

Kusuma, dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Dengan


Perkembnagan Motorik Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan
Mayang Kabupaten Jember. Jurnal IKESMA

Mahayani E, et al. 2017. Pengaruh Status Gizi dan Stimulasi Ibu Terhadap
Tumbuh Kembang Balita di PAUD Al Ikhlas Kelurahan Padang Bulan
Kecataman Medan Baru Kota Medan. Vol 11 (3):140. Jurnal Ilmiah
PANMED

Marchfoedz, I. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Bidang


Kesehatan,Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran, Disertai Contoh KTI,
Skripsi, Tesis. Fitramaya. Yogyakarta

Maryuni, A. 2013. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. TIM. Jakarta

Moonik, dkk. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan


Perkembangan Anak Di Tamakn Kanak-Kanak. Vol. 3 No.1. Jurnal e-
Clinic (eCl)

Notoadmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta


Primihastuti, dkk. 2013. Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Balita Di Desa Pangalangan RW
03 Menganti Gresik. Stikes William Booth Surabaya

Sari,P. 2013. Hubungan Stimulasi Orang Tua Dengan Perkembangan Anak Usia
5-6 Tahun. Stikes Dian Husada Mojokerto

Soetjiningsih, 2016. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Sumiyati dan Yuliana R diki. 2016. Hubungan Stimulasi Ibu Dengan


Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun di Desa Karangtengah Kecamatan
Baturraden Kabupaten Banyumas. Vol 12(1): 34-38. Jurnal LINK

Wati C Iin. 2016. Hubungan Stimulasi Perkembangan Terhadap Perkembangan


Anak Usia 0-5 Tahun di RW 8 Kelurahan Kalicari Kota Semarang. Skripsi.
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang

WHO, 2015. Integrating Early Childhood Development (ECD) activities into


Nutrition Programmes in Emergencies. Why, What and How
LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

“ HUBUNGAN STIMULASI IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5


TAHUN DI PAUD ALMIRAH DESA LIMAU MANIS KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2018“

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian, saya
bersedia menjadi responden tanpa ada unsur paksaan, sebagai bukti saya akan
menanda tangani surat persertujuan penelitian

Medan, Januari 2018


Hormat saya sebagai responden

(..................................................)
LEMBAR PENJELASAN KEPADA

CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalamualaikum Wr Wb
Dengan Hormat,
Saya, Bebi Alda Ratu Larasati, Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Medan Jurusan Kebidanan Medan, saya sedang
melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Stimulasi Ibu Terhadap
Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun Di Paud Almirah Desa Limau Manis
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2018 “.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan stimulasi Ibu
terhadap perkembangan Anak usia 3-5 tahun di PAUD Almirah Desa Limau
Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Saya akan
melakukan wawancara terstruktur kepada ibu mengenai :
- Data demografi yang meliputi nama ibu, nama anak, alamat ibu,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, tanggal lahir anak serta jenis kelamin anak.
dan saya akan melihat dan menilai keaktifan ibu dalam memberikan
stimulasi kepada anaknya serta menilai bagaimana perkembangan anak
menggunakan KPSP.
Bagi ibu yang bersedia untuk dilakukan wawancara, akan saya lakukan dan
yang tidak bersedia saya tidak memaksa.
Partisipasi ibu bersifat suka rela tanpa paksaan, setiap data yang ada dalam
penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian.
Untuk penelitian ini tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu/ membutuhkan
penjelasan, maka dapat menghubungi saya :
1. Nama : Bebi Alda Ratu Larasati
Alamat : Desa Limau Manis Pasar 14 Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang
No. HP : 085836441558
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada
penelitian ini. Keikut sertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan
sesuatu yang berguna untuk perbaikan dalam pelayanan kesehatan ibu dan
anak.
Sebagai ucapan terimakasih saya pada ibu yang sudah bersedia
meluangkan waktunya disini kami berikan sedikit bingkisan agar ibu dapat
menerimanya .
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini
diharapkan ibu/sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami
persiapkan.

Medan, Januari 2018

Peneliti
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) ANAK USIA 36 BULAN
BUBULAN

N URAIAN Y TIDA
O A K
1. Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa
bantuan/petunjuk?
2. Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu diatas
kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu? Kubus yang
digunakan ukuran 2,5-5 cm
3. Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara
seperti “minta minum” “mau tidur” ? “terimakasih” dan
“dadah” tidak ikut dinilai
4. Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini
tanpa bantuan?

5. Dapatkah anak melempar bola lurus kearah perut atau dada


anda dari jarak 1,5 meter?
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat
dengan telunjuk atau mata pada saat memberi perintah
“letakkan kertas ini di lantai”
“letakkan kertas ini di kursi”
“berikan kertas ini kepada ibu”
Dapatkah anak melaksanakan ketiga perintah tadi?
7. Buat garis lurus kebawah sepanjang sekurang kurangnya 2,5
cm. Suruh anak menggambar garis lain di samping garis
tersebut.

8. Letakkan selembar kertas seukuran buku dilantai. Apakah


anak dapat melompat bagian lebar kertas dengan mengangkat
kedua kakiknya secara bersamaan tanpa didahului lari?
9. Dapatkah anak menggunakan sepatunya sendiri?
10. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga setidaknya 3
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) ANAK USIA 42 BULAN
BUBULAN
meter?

N URAIAN Y TIDA
O A K
1. Dapatkah anak menggunakan sepatunya sendiri?
2. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya
3 meter?
3. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan
tangannya dengan baik sehingga anda tidak perlu
mengulanginya?
4. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu
tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?
5. Letakkan selembar kertas seukuran buku dilantai. Apakah
anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
6. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran.
Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong
yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

7. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu diatas


yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2,5-5 cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular tangga atau
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan
permainan?
9. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju,
atau kaos kaki tanpa dibantu? (tidak termasuk kemandirian
memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) ANAK USIA 48 BULAN
BUBULAN

N URAIAN Y TIDA
O A K
1. Dapatkah anak mengayuh sepeda roda tiga sejauh sedikitnya
3 meter?
2. Setelah makan, apakah anak mencuci dan mengeringkan
tangannya dengan benar sehingga anda tidak perlu
mengulanginya?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu
tunjukkan caranya dan beri anak anda kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 2 detik atau lebih?
4. Letakkan selembar kertas seukuran buku dilantai. Apakah
anak dapat melompati panjang kertas ini dengan mengangkat
kedua kakinya secara bersamaan tanpa didahului lari?
5. Jangan membantu anak dan jangan menyebut lingkaran.
Suruh anak menggambar seperti contoh ini di kertas kosong
yang tersedia. Dapatkah anak menggambar lingkaran?

6. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu diatas


yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2,5-5 cm.
7. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular tangga atau
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan
permainan?
8. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju,
atau kaos kaki tanpa dibantu? (tidak termasuk kemandirian
memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
9. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa
dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebutkan sebagian
namanya atau ucapannya sulit dimengerti.
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) ANAK USIA 54 BULAN
BUBULAN

N URAIAN Y TIDA
O A K
1. Dapatkah anak meletakkan 8 buah kubus satu persatu diatas
yang lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang digunakan ukuran 2,5-5 cm.
2. Apakah anak dapat bermain petak umpet, ular tangga atau
permainan lain dimana ia ikut bermain dan mengikuti aturan
permainan?
3. Dapatkah anak mengenakan celana panjang, kemeja, baju,
atau kaos kaki tanpa dibantu? (tidak termasuk kemandirian
memasang kancing, gesper atau ikat pinggang)
4. Dapatkah anak menyebutkan nama lengkapnya tanpa
dibantu? Jawab TIDAK jika ia hanya menyebutkan sebagian
namanya atau ucapannya sulit dimengerti.
5. Isi titik-titik dibawah ini dengan jawaban anak. Jangan
membantu kecuali mengulangi pertanyaannya.
“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?”
Jawab YA bila anak menjawab ketiga pertanyaan tadi dengan
benar, bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah “menggigil”,
“pakai mantel” atau “masuk kedalam rumah”.
Jika lapar jawaban yang benar adalah “makan”
Jika lelah jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “tidur”,
“berbaring/tidur-tiduran”, “istirahat” atau “diam sejenak”.
6. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka?
7. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu
tunjukkan caranya dan beri anak ands kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?
8. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata
“lebih panjang”.
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang lebih panjang?”
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi
pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan
ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih
panjang
sebanyak 3 kali dengan benar?
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) ANAK USIA 54 BULAN
BUBULAN

9. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama


gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?

10. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat


dengan telunjuk atau mats pads saat memberikan perintah
berikut ini: “Letakkan kertas ini di atas lantai”.
“Letakkan kertas ini di bawah kursi”.
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini di belakang kamu”
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “di
bawah”, “di depan” dan “di belakang”
KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) ANAK USIA 60 BULAN
BUBULAN

N URAIAN Y TIDA
O A K
1. Isi titik-titik di bawah ini dengan jawaban anak. Jangan
membantu kecuali mengulangi pertanyaan.
“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lelah?”
Jawab YA biia anak merjawab ke 3 pertanyaan tadi dengan
benar, bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika kedinginan, jawaban yang benar adalah “menggigil”
,”pakai mantel‟ atau “masuk kedalam rumah‟.
Jika lapar, jawaban yang benar adalah “makan”
Jika lelah, jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “tidur”,
“berbaring/tidur-tiduran”, “istirahat” atau “diam sejenak”
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian
boneka?
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan. Jika perlu
tunjukkan caranya dan beri anak ands kesempatan
melakukannya 3 kali. Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangan dalam waktu 6 detik atau lebih?
4. Jangan mengoreksi/membantu anak. Jangan menyebut kata
“lebih panjang”.
Perlihatkan gambar kedua garis ini pada anak.
Tanyakan: “Mana garis yang lebih panjang?”
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini dan ulangi
pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk, putar lembar ini lagi dan
ulangi
pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis yang lebih
panjang
sebanyak 3 kali dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama
gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan.
Apakah anak dapat menggambar seperti contoh ini?
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat
dengan telunjuk atau mats pads saat memberikan perintah
berikut ini:
“Letakkan kertas ini di atas lantai”.
“Letakkan kertas ini di bawah kursi”.
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini di belakang kamu”
Jawab YA hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “di
bawah”, “di depan” dan “di belakang”
7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa
menangis atau menggelayut pada anda) pada saat anda
meninqgalkannya?
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan, katakan
pada anak :
“Tunjukkan segi empat merah”
“Tunjukkan segi empat kuning”
„Tunjukkan segi empat biru”
“Tunjukkan segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk keempat warna itu dengan benar?

9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa


berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut dinilai).
Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan?
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH STIMULASI IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK


USIA 3-5 TAHUN DI PAUD ALMIRAH KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2017

A. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA IBU :
UMUR IBU :
ALAMAT :
PENDIDIKAN IBU :
NAMA ANAK :
TANGGAL LAHIR ANAK :
JENIS KELAMIN :

STIMULASI

KUISIONER STIMULASI ANAK UMUR 36-48 BULAN

NO URAIAN YA TIDAK
A KEMAMPUAN GERAK KASAR
1. Apakah ibu mengajak anak berlari, melompat, berdiri
diatas satu kaki, memanjat, bermain bola, mengendarai
sepeda roda tiga
2. Apakah ibu mencontohkan anak menangkap bola
dengan bola kecil
3. Apakah ibu mencontokan anak melempar benda-benda
kecil keatas atau menjatuhkan kerikil kedalam kaleng
(benda-benda tidak berbahaya)
4. Apakah ibu mencontohkan anak menirukan binatang berjalan
B KEMAMPUAN GERAK HALUS
1. Apakah ibu mengajak anak belajar membuat buku cerita
dengan menyusun guntingan gambar dan menempel
sehingga membentuk sebuah cerita
2. Apakah ibu mengajar anak menggambar garis lurus,
bulatan segi empat, menulis huruf, angka
3. Apakah ibu mengajari anak berhitung sampai sepuluh
4. Apakah ibu memberi cat air, kuas dan kertas dan
menceritakan pada anak bagaimana warna tercampur
ketika anak menggunakan cat air
C KEMAMPUAN BICARA DAN BAHASA
1. Apakah ibu membacakan buku cerita anak dan anaknya
memperhatikan, menyanyikan lagu, membacakan sajak,
menyebutkan nama lengkap dan memilih acara TV
sendiri
2. Apakah ibu mengajari anak untuk mengajukan berbagai
pertanyaan
3. Apakah ibu bercerita tentang sesuatu pada anak dan
menyuruh anak melanjutkan cerita tersebut
4. Apakah ibu memberikan dorongan kepada anak untuk
mengenal huruf dari majalah, koran, dll
D KEMAMPUAN BERSOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
1. Apakah ibu :
a. Mengajak anak lebih sering pergi ketempat
bermain, toko, kebun binatang
b. Memberikan dorongan kepada anak
mengutarakan perasaannya
c. Membujuk dan menenangkan dengan cara
memeluk dan berbiacara kepadanya
d. Mengajak anak makan bersama keluarga
2. Apakah ibu melatih bisa membuka dan memasang
kancing
3. Apakah ibu mengajari anak makan sendiri dengan
sendok
4. Apakah ibu mengajari anak mencuci tangan dan kaki,
mandi sendiri memakai sabun
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH STIMULASI IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK


USIA 3-5 TAHUN DI PAUD ALMIRAH KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2017

B. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA IBU :
UMUR IBU :
ALAMAT :
PENDIDIKAN IBU :
NAMA ANAK :
TANGGAL LAHIR ANAK :
JENIS KELAMIN :

STIMULASI

KUISIONER STIMULASI ANAK UMUR 48-60 BULAN

NO URAIAN YA TIDAK
A KEMAMPUAN GERAK KASAR
1. Apakah ibu mencontohkan bermain bola, lari, berayun-
ayun dan memanja
2. Apakah ibu menunjukan pada anak melompat dengan
dua kaki bersamaan dan berlomba dengan temannya
3. Apakah ibu mencontokan anak bermain “engklek”
dilantai atau melompat dengan satu kaki
4. Apakah ibu mencontohkan anak melompat tali, bermain
dengan teman sebayanya
B KEMAMPUAN GERAK HALUS
1. Apakah ibu melanjutkan dorongan kepada anak untuk
menggambar, menghitung, memilih dan
mengelompokan, memotong, dan menempel gambar
2. Apakah ibu memberikan dorongan kepada anak untuk
menggambar dan melengkapi gambar
3. Apakah ibu mengajari anak mencocokan dan
menghitung angka dengan kartu yang ditulis 1-10
4. Apakah ibu mencontohkan menanam bunga atau
tumbuhandan menyiram tanaman
C KEMAMPUAN BICARA DAN BAHASA
1. Apakah ibu memberikan dorongan kepada anak untuk
menceritakan tentang pa yang dilihat dan didengarnya
2. Apakah ibu mengajari anak untuk mengenal huruf dan
simbol
3. Apakah ibu memberikan dorongan kepada anak
melengkapi kalimat
4. Apakah ibu memberikan dorongan kepada anak untuk
membaca majalah, koran, dll
D KEMAMPUAN BERSOSIALISASI DAN KEMANDIRIAN
1. Apakah ibu :
e. Memberikan tugas rutin dalam kegiatan dirumah
f. Memberikan dorongan kepada anak bermain
dengan teman sebaya
g. Memberikan dorongan kepada anak untuk
mengutarakan perasaannya
h. Buat rencana jalan-jalan
2. Apakah ibu melatih anak untuk mengunjungi teman,
tetangga dekat tanpa ditemani
3. Apakah ibu mengajari anak cara menggambar orang
pada selembar kertas dan menjelaskan ketika
menggambar mata, hidung, dan bibir
4. Apakah ibu mengajari anak bermain peran menjadi
penjual dan pembeli dan berpura-pura membeli barang
dengan uang kertas mainan
Lampiran : Master Tabel
Umur Umur Stimulasi KPSP
No Pendidikan Pekerjaan Total Kategori Total Kategori
Ibu Anak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 3 1 5 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 2
2 4 4 1 3,5 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 8 2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 6 2
3 2 4 1 4 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 8 2 1 1 0 0 1 1 0 1 0 5 2
4 2 4 1 4 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7 2
5 2 3 1 3 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 8 2 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7 2
6 2 4 1 3 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 7 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 2
7 3 4 1 5 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 2 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5 2
8 3 3 1 5 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2
9 3 3 1 5 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6 2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 6 2
10 3 5 2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
11 1 4 1 5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
12 1 4 2 5 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
13 1 4 2 5 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
14 2 4 2 4 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2
15 3 3 2 3,5 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2
16 2 4 2 4 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 8 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 2
17 2 4 2 4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
18 2 4 2 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
19 3 3 1 5 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
20 3 3 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
21 2 4 1 5 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
22 2 3 1 5 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
23 2 4 1 5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
24 2 4 1 5 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
25 2 3 1 5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
26 4 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
27 2 3 1 5 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
28 3 3 2 5 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
29 1 3 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
30 3 4 2 5 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
31 2 4 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
32 2 3 2 4,5 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 6 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2
33 2 4 2 4,5 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 2
34 2 4 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
35 1 4 2 4 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
36 2 4 2 4,5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1
37 1 5 1 4,5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
38 2 2 1 4,5 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
39 3 3 1 4 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
40 1 5 2 4,5 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
41 3 3 2 4,5 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 8 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 2
42 2 2 1 4,5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
43 1 2 2 4,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
HASIL PENGOLAHAN DATA

ANALISI UNIVARIAT
Umur responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid remaja akhir 9 20.9 20.9 20.9

dewasa awal 21 48.8 48.8 69.8

dewasa akhir 11 25.6 25.6 95.3

lansia awal 2 4.7 4.7 100.0

Total 43 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak tamat sd 1 2.3 2.3 2.3

lulus sd 3 7.0 7.0 9.3

lulus SMP 15 34.9 34.9 44.2

lulus SMA 21 48.8 48.8 93.0

lulus PT 3 7.0 7.0 100.0

Total 43 100.0 100.0

Kelompok Pekerjaan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid bekerja 26 60.5 60.5 60.5

tidak bekerja 17 39.5 39.5 100.0

Total 43 100.0 100.0


UMUR

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 2 4.7 4.7 4.7

3,5 2 4.7 4.7 9.3

4 8 18.6 18.6 27.9

4,5 9 20.9 20.9 48.8

5 22 51.2 51.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

Kelompok total skor perkembangan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid normal 28 65.1 65.1 65.1

tidak normal 15 34.9 34.9 100.0

Total 43 100.0 100.0

kelompok total skor stimulasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 26 60.5 60.5 60.5

kurang baik 17 39.5 39.5 100.0

Total 43 100.0 100.0


kelompok total skor stimulasi * Kelompok total skor perkembangan Crosstabulation

Count

Kelompok total skor


perkembangan

normal tidak normal Total

kelompok total skor stimulasi baik 26 0 26

kurang baik 2 15 17

Total 28 15 43

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 35.231 1 .000
b
Continuity Correction 31.454 1 .000

Likelihood Ratio 43.303 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 34.412 1 .000


b
N of Valid Cases 43

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,93.

b. Computed only for a 2x2 table


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Medan, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :

Nama : Bebi Alda Ratu Larasati


NIM : P07524414008
Program Studi : Diploma IV
Jurusan : Kebidanan Medan

Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty- Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul :
“Hubungan Stimulasi Ibu Terhadap Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di
PAUD Almirah Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2018”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tanjung Morawa


Pada tanggal : 27 Agustus 2018
Yang menyatakan

(Bebi Alda Ratu Larasati)


PERNYATAAN

HUBUNGAN STIMULASI IBU TERHADAP PERKEMBANGAN


ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PAUD ALMIRAH DESA LIMAU
MANIS KECAMATAN TANJUNG MORAWA
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2018

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, 29 Agustus 2018

(Bebi Alda Ratu Larasati)


(NIM. P07524414008)

Anda mungkin juga menyukai