Anda di halaman 1dari 82

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG


PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN
PELAKSANAAN TINDAKAN SADARI DI
SMA PERTIWI I PADANG

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma III


Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

Oleh :

Widy Silvia Hz
NIM : 123110292

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2015
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Widy Silvia Hz 123110292
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) dengan Pelaksanaan Tindakan Sadari Di SMA
Pertiwi I Padang
Vii + 55 halaman + 9 gambar + 5 tabel + 13 lampiran
ABSTRAK

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah upaya yang dilakukan oleh


seorang wanita untuk mendeteksi dini kanker payudara melalui beberapa tahapan.
Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebasar 25-30% dan juga 75% hingga
85% kanker payudara ditemukan disaat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri.
Tujuan penelitian adalah untuk melihat Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja
Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan Pelaksanaan
Tindakan Sadari Di SMA Pertiwi I Padang

Desain penelitian ini Deskriptif Analitik dengan Cross sectional.


Penelitian dilakukan di SMA Pertiwi 1 Padang dari bulan Desember 2014 sampai
Juni 2015. Pengumpulan data dimulai tanggal 22 sampai 24 April 2015. Populasi
penelitian adalah remaja putri kelas XI SMA Pertiwi 1 Padang dengan jumlah
118 orang, sampel pada penelitian sebanyak 43 orang. Sampel diambil secara
Proposional Random Sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah
angket menggunakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan cara editing,
coding, entry, dan cealing. Analisa data dilakukan secara univariat (distribusi
frekuensi) dan bivariat (uji Chi- Square).

Hasil penelitian adalah 41,9% remaja putri tidak pernah melakukan


SADARI. 41,9% remaja putri memiliki pengetahuan rendah tentang SADARI.
48,8% remaja putri bersikap negatif terhadap SADARI. Ada hubungan bermakna
antara pengetahuan dengan tindakan SADARI nilai p = 0,013, serta ada hubungan
bermakna terhadap pemeriksaan antara sikap dengan tindakan SADARI nilai p =
0,004 di SMA Pertiwi 1 Padang. (p ≤ 0,05)

Berdasarkan penelitian ini diharapkan remaja putri SMA Pertiwi 1 Padang


meningakatkan informasi dengan banyak membaca buku dan untuk guru Biologi
serta penanggung jawab UKS agar lebih mengembangkan dan meningkatkan
informasi tentang SADARI di Sekolah. Untuk peneliti berikutnya agar meneliti
variabel lain yang mempengaruhi pelaksanaan SADARI.

Kata Kunci ( key word ): pengetahuan, sikap, pemeriksaan SADARI


Daftar Pustaka: 23 (1998-2014)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : WIDY SILVIA HZ

Tempat/ Tanggal Lahir : Sijunjung, 23 Maret 1994

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : Jr. Padang Ranah Sijunjung

Anak Ke : 1 ( pertama )

Nama Orang Tua :

Ayah : Hari Lasio Patria

Ibu : Zulfarita

Riwayat Pendidikan

1. TK Aisyah : 1998 - 2000


2. SDN 21 Sijunjung : 2000 - 2006
3. MTsN Sijunjung : 2006 - 2009
4. SMAN 1 Sijunjung : 2009 - 2012
5. Poltekkes Kemenkes Padang : 2012 - 2015
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat serta Rahmat

dan Karunia-Nya, penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan oleh

peneliti walaupun menemui kesulitan maupun rintangan. Penyusunan dan

penulisan Proposal ini merupakan suatu rangkaian dari proses pendidikan secara

menyeluruh di Program Studi D III Jurusan Keperawatan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang dan sebagai prasyarat dalam menyelesaikan Pendidikan D III

Keperawatan pada masa akhir pendidikan. Judul Proposal ini “Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) dengan Pelaksanaan Tindakan SADARI Di SMA Pertiwi

I Padang “

Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna baik dalam isi maupun

dalam penyajiannya, untuk itu peneliti selalu terbuka atas kritik dan saran yang

membangun guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini

peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih atas segala bimbingan, pengarahan

dari ibu Ns. Murniati, S.Kep.M.Kes, Ibu Metri Lidya S.Kp. M.Biomed selaku

pembimbing Karya Tulis Ilmiah, dan ibu Herwati, SKM, M. Biomed dan ibu

Nova Yanti, M. Kep, Sp. MB sebagai penguji Karya Tulis Ilmiah, serta berbagai

pihak yang peneliti terima, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini. Ucapan terima kasih ini peneliti tujukan kepada:

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Padang.
2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM. M.Biomed selaku Ketua Jurusan

Keperawatan.

3. Ibu Ns. Idrawati Bahar S.Kep, M.Kep selaku Ka. Prodi DIII

Keperawatan Jurusan Keperawatan.

4. Bapak Drs. H. Muspardi, M.M selaku Kepala Sekolah SMA Pertiwi 1

Padang

5. Ibu Heppi Sasmita ,M.Kep. Sp. Jiwa selaku pembimbing Akademik.

6. Dosen serta karyawan / karyawati Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Padang.

7. Kepada keluarga dan teman-teman yang telah memberikan motivasi,

semangat, dan do’a dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah

ini.

8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses perkuliahan yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari

kesempurnaan, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran untuk

perbaikan dan kelengkapan Karya Tulis Ilmiah ini agar dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Padang, Juni 2015

Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK........................................................................................................ i

PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................... ii

PERNYATAAN PENGESAHAN.................................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... iv

KATA PENGANTAR...................................................................................... v

DAFTAR ISI..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix

DAFTAR TABEL............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………..…………....... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
1. Tujuan umum.............................................................................. 6
2. Tujuan Khusus............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................... 8

BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)..................................... 9


B. Pengetahuan.................................................................................... 23
C. Sikap............................................................................................... 25
D. Kerangka Teori............................................................................... 32
E. Kerangka Konsep............................................................................ 33
F. Hipotesis......................................................................................... 33
G. Defenisi Operasional....................................................................... 34
BAB III. METODE PENELITIAN

H. Desain Penelitian............................................................................ 35
I. Tempat Penelitian Dan Waktu........................................................ 35
J. Populasi dan Sampel....................................................................... 35
K. Sumber dan Teknik Pengambilan Data........................................... 39
L. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 39
M. Teknik Pengolahan Data................................................................. 39
N. Analisa Data.................................................................................... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................... 42
B. Analisa Univariat............................................................................ 43
C. Analisa Bivariat ............................................................................. 44
D. Pembahasan .................................................................................... 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 53
B. Saran .............................................................................................. 54

DAFTARPUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 1a.......................................................................................10
B. Gambar 1b.......................................................................................10
C. Gambar 1c.......................................................................................11
D. Gambar 1d.......................................................................................11
E. Gambar 2a.......................................................................................12
F. Gambar 2b.......................................................................................12
G. Gambar 2c.......................................................................................13
H. Gambar 2d.......................................................................................14
I. Gambar 2e.......................................................................................14
DAFTAR TABEL

A. Tabel 4.1 distribusi frekuensi tindakan SADARI........................... 43


B. Tabel 4.2 distribusi frekuensi pengetahuan.................................... 43
C. Tabel 4.3 distribusi frekuensi sikap ............................................... 44
D. Tabel 4.4 hubungan pengetahuan dengan tindakan SADARI........ 44
E. Tabel 4.5 hubungan sikap dengan tindakan SADARI.................... 45
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Permohonan Kesediaan Responden


Lampiran B : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran C : Kisi- Kisi Kuesioner
Lampiran D : Kuesioner
Lampiran E : Ganchart
Lampifan F : Uji Statistik
Lampiran G : Izin Pengambilan data
Lampiran H : Izin Pengambilan data (Dinas Pendidikan )
Lampiran I : Data Jumlah Siswa SMA Pertiwi 1 Padang
Lampiran J : Izin Penelitian
Lampiran K : Izin Penelitian (Dinas Pendidikan )
Lampiran L : Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran M : Lembar Konsul
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah upaya yang dilakukan

oleh seorang wanita untuk mendeteksi dini kanker payudara melalui beberapa

tahapan. SADARI merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan yang

dapat melindungi diri dari resiko kanker payudara. SADARI sangatlah penting

dilakukan secara rutin oleh wanita sejak dini. Dengan SADARI, wanita dapat

lebih mengenal payudara sendiri sehingga diharapkan dapat mendeteksi setiap

perubahan awal yang mungkin merupakan gejala awal terjadinya kanker payudara.

Sehingga, bisa secepatnya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. (1)

SADARI merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan

payudara dan sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita. Jika SADARI

dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada

stadium dini. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebasar 25-30% dan

juga 75% hingga 85% kanker payudara ditemukan disaat dilakukan pemeriksaan

payudara sendiri .(2)

Menteri Kesehatan RI telah menghimbau masyarakat melalui Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 796/ Menkes/ SK/ VII/ 2010 tentang Pedoman Teknis

Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Di dalam Kepmenkes

tersebut disebutkan bahwa SADARI dapat mulai dilakukan saat wanita pertama

kali mendapatkan haid. Sehingga bila suatu saat dicurigai ada perubahan pada

payudara, stadiumnya masih dini. Dengan begitu maka diharapkan SADARI

mampu menekan angka kesakitan dan kematian pada penderita kanker payudara.
Masalah utama pada pelaksanaan SADARI adalah ketidak teraturan dan masih

jarang sekali wanita yang melakukan SADARI dengan benar.(3)

Pada kenyataannya, deteksi dini kanker belum populer di Indonesia,

karena ketidaktauan, ketidakpedulian dan ketidakmampuan finansial, dan banyak

anggota masyarakat yang takut menghadapi kenyataan bahwa ada diantara mereka

yang terkena kanker payudara. Minat masyarakat untuk melakukan pemeriksaan

SADARI masih sangat rendah, hal ini banyak dipengaruhi oleh ketidaktahuan

wanita akan bahaya kanker payudara, sedangkan pengetahuan masih dipengaruhi

oleh pendidikan maupun ekonomi. Selain masih banyaknya anggapan bahwa

penyakit kanker tidak bisa disembuhkan sehingga ada rasa takut untuk melakukan

SADARI.(3)

Pemeriksaan SADARI tidak cukup dipedulikan bagi mereka apalagi yang

masih berusia dibawah 30 tahun, sehingga menimbulkan keraguan untuk

melakukan SADARI.Sebagian besar siswi menganggap melakukan SADARI

merupakan hal yang kurang begitu diminati. Hal ini juga cenderung dipengaruhi

oleh faktor ketidaktahuan akan bahaya kanker payudara, sedangkan untuk

informasi terkait kanker payudara sangat minim. Sedangkan dampak yang akan

timbul jika seseorang tidak melakukan SADARI adalah mereka tidak akan

mengetahui adanya kelainan pada payudara seperti tumor atau kanker payudara. (4)

Tumor adalah pertumbuhan sel serupa kanker tetapi jinak, sel-sel itu

tumbuh terpisah dari jaringan-jaringan sekitarnya, dan tumbuh dalam bentuknya

sendiri. SedangkanKanker payudara yang juga disebut dengan Ca Mamae

adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol karena terjadi perubahan

abnormal dari gen yang berperan dalam pembelahan sel. (5)


Walaupun pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) mudah dilakukan dan

tidak memerlukan biaya, namun masih banyak wanita yang belum melakukanya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku individu dalam melakukan sesuatu

adalah pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Selain pengetahuan

faktor lain yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah sikap. Sikap merupakan

reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau

objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi

yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.(17) Apabila seseorang kurang

memperoleh informasi mengenai pentingnya SADARI akan berpengaruh terhadap

pengetahuan yang cenderung menimbulkan respon buruk dalam bentuk sikap dan

tercermin dalam tindakannya.

Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya <12

tahun resiko terkena kanker payudara sekitar 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi dari

pada wanita yang menarche yang datang pada usia normal atau usia >12 tahun.

Saat ini ada kecenderungan kanker payudara ditemui pada usia (15-20an).(6)

Jumlah penderita kanker payudara di Amerika Serikat dan beberapa

Negara maju lainnya menduduki peringkat pertama. Kasus kanker payudara di

Amerika Serikat tercatat hampir 200.000 wanita yang terdiagnosis dan setiap

tahunnya terdapat lebih dari 40.000 meninggal akibat penyakit ini. Data terbaru

dari American Cancer Society telah menghitung bahawa di tahun 2013, terdapat

64.640 kasus kanker payudara. Sekitar 39.620 wanita meninggal dunia setiap

tahunnya karena kanker payudara. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat
Pengendalian Kanker Internasional (UICC) memprediksi, akan terjadi

peningkatan lonjakan penderita kanker sebesar 300 persen di seluruh dunia pada

tahun 2030. Dari jumlah tersebut 70% berada di negara berkembang seperti

Indonesia.(6)

Pervalensi penyakit kanker di Indonesia juga cukup tinggi. Berdasarkan

data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, pervalensi tumor atau kanker di Indonesia

adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang dengan kanker tertinggi

kanker payudara. Kementrian kesehatan mencatat dari sekian banyak kanker yang

menyerang penduduk Indonesia, kanker payudara tertinggi kasusnya di seluruh

Rumah Sakit (RS). Berdasarkan system informasi RS (SIRS) tahun 2014, jumlah

pasien rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu

12.014 orang (28,7%)(2)

Data dari RSUP M Djamil Padang,didapatkan bahwa dari jumlah pasien

yang masuk ke RSUP M Djamil rentang awal tahun 2013 ini, kasus kanker

payudara menduduki posisi terbanyak pasien yang dirawat. RSUP M Djamil

Padang pada triwulan pertama tahun 2013 mencatat sebanyak 154 pasien yang

menderita kanker payudara dirawat di RS terbesar di Provinsi Sumatera Barat.(7)

Hasil penelitian Pratiwi (2008) yang berjudul Hubungan Tingkat

pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 35-54 Tahun tentang Deteksi Dini Kanker

Payudara dengan Pelaksanaan SADARI di Kelurahan Parupuk tabing Wilayah

kerja Pukesmas Lubuk Buaya Kota Padang menyebutkan lebih dari separuh

(56,7%) responden memiliki sikap positif terhadap pelaksanaan SADARI.Dari

seluruh responden, sebagian besar (51,5%) salah dalam melaksanakan

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).(8)


Penelitian Dewi (2010) yang berjudul Hubungan Tingkat pengetahuan dan

Sikap dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMA Adabiah Padang

tahun 2010 menyebutkan sebanyak (47,7%) siswi Adabiah memiliki pengetahuan

yang rendah tentang tindakan pelaksanaan SADARI, (44,3%) memiliki sikap

negatif terhadap pemeriksaan SADARI dan (61,3%) tidak melakukan tindakan

SADARI. (9)

Sebenarnya, kanker payudara bukanlah suatu penyakit yang sama sekali

tidak bias disembuhkan. Menurut WHO, bila penyakit kanker payudara ini

terdeteksi pada stadium dini, maka sekitar 90-98% kanker ini dapat disembuhkan

dengan sempurna. Deteksi dini merupakan upaya yang penting dalam penanganan

kanker payudara. Pada anak usia remaja juga perlu dikenalkan tentang

pemeriksaan payudara sendiri, pengetahuan ini bisa didapatkan melalui UKS

biasanya bekerja sama dengan pukesmas dan juga bias di dapatkan dalam

pelajaran IPA (Biologi). Hal ini dapat diinformasikan dalam Pendidikan

Kesehatan Reproduksi dan Pendidikan kesehatan tentang kanker payudara, usaha

pencegahan sertadeteksi dini dengan Teknik SADARI.

Berdasarkan kurikulum pendidikan,dalam mata ajaran Biologi siswa SMA

kelas XI diberikan salah satu sub pokok bahasan yaitu tentang Kesehatan

Reproduksi dan Sistem Reproduksi manusia yang didalamnya termasuk materi

tentang payudara.Akan tetapi di dalam materi ini belum diajarkan cara deteksi

dini kelainan payudara dengan cara SADARI.SMA Pertiwi I Padang belum

pernah sebelumnya diteliti tentang pengetahuan dan sikap remaja tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


Setelah melakukan studi awal ke 5 SMA yang ada dikota Padang pada

tanggal 7 -10 Maret 2015, yaitu SMA 3 Padang, SMA 12 Padang, SMA Adabiah,

SMA Pertiwi 1 Padang , SMK 3 Padang, didapatkan 1 SMA yang memberikan

materi pendidikan tentang SADARI hanya ada di SMA Pertiwi 1 Padang dan

ternyata di SMA tersebut memiliki kejadian Kanker Payudara terhadap seorang

Siswinya. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan di SMA Pertiwi 1 Padang

pada tanggal 10 Maret 2015, tentang pengetahuan siswi mengenai SADARI, dari

10 orang siswi didapatkan 5 orang yang mengetahui tentang SADARI, 2 orang

siswi yang mengatakan hanya pernah mendengar tentang SADARI, dan 3 orang

siswi yang tidak mengetahui tentang SADARI.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti telah selesai melihat hunbungan

pengetahuan dan sikap remaja putri dengan pemeriksaan SADARI di SMA

Pertiwi 1 Padang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti merumuskan permasalahan

penelitian yaitu : Bagaimana Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri

tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan Pelaksanaan Tindakan

(SADARI) di SMA Pertiwi 1 Padang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri

tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan Pelaksanaan

Tindakan (SADARI) di SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015.


2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi Tindakan remaja putri tentang

SADARI di SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015.

b. Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan remaja

dengan tindakan Sadari di SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015.

c. Untuk mengetahui Distribusi Frekuensi sikap remaja tentang tindakan

SADARI di SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015.

d. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja dengan

tindakan SADARI di SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015.

e. Untuk mengetahui hubungan sikap remaja dengan tindakan SADARI di

SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk :

1. Bagi Penulis

Sebagai aplikasi dari ilmu yang telah di dapatkan di bangku

perkuliahandan menambah wawasan dan pengetahuan serta

pengalaman bagi penulis dalam melakukan penelitian.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Padang

Sebagai bahan bacaan dan sumbangan pikiran atau informasi untuk

penelitian lebih lanjut.

3. Bagi tempat penelitian

Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran kepada

masyarakat khususnya pada remaja tentang Pemeriksaan Payudara


Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di

SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja

putri tentang SADARI dengan pelaksanaan tindakan Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) di SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015. Penelitian ini

membahas pengetahuan dan sikap Remaja putri sebagai variabel indepanden dan

Tindakan SADARI sebagai variabel dependen. Populasi yang diteliti adalah

seluruh siswi kelas XI IPA SMA Pertiwi 1 Padang. Desain penelitian yang

digunakan adalah Cross Sectional dengan menggunakan metode Simple random

sampling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara

untuk mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita, pemeriksaan ini

dilakukan dengan menggunakan cermin. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi anda dari

resiko kanker payudara(1).

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara

sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan

yang efektif untuk mengetahui lesi payudara(21). SADARI adalah pemeriksaan

payudara sendiri antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan

menghitung hari pertama haid sebagai hari 1(10).

Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk

mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker

tersebut mempunyai kesempatan untuk menyebar. Kanker payudara dapat

ditemukan secara dini dengan pemeriksaan SADARI, pemeriksaan klinik dan

pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-

30%. (11)
a. Teknik SADARI

1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin.

Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara

(simetris atau tidak). Cara melakukan(1) :

a) Tahap 1

Gambar 1.a

Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin,tahap 1

Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting

susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin,

posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

b) Tahap 2

Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan

maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot

atau fascia dibawahnya.

Gambar 1.b

Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin,tahap 2


c) Tahap 3

Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan

kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada

payudara.

Gambar 1.c

Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin,tahap 3

d) Tahap 4

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan

menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

Gambar 1.d

Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin,tahap 4


2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.

a) Tahap 1. Persiapan

Gambar 2.a

Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.,tahap 1

Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan

membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi

yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian

yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah

kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan.

Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau

penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip

dan Circular.

b) Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Gambar 2.b

Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.,tahap 2


Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari

tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis

tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda.

Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian

putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda

perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di

setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri

dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan

menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan

meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

c) Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.

Gambar 2.c

Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.,tahap 3

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.

Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang

luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke

puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan


dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola

mammae.

d) Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.

Gambar 2.d

Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.,tahap 4

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk

melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

e) Tahap 5. Memeriksa Ketiak

Gambar 2.e

Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring.,tahap 5

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda

dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.


b. Tumor dan Kanker Payudara

1. Tumor Payudara

Tumor adalah pertumbuhan sel serupa kanker tetapi jinak,sel-sel

itu tumbuh terpisah dari jaringan-jaringan sekitarnya,dan tumbuh dalam

bentuknya sendiri.

Tumor jinak payudara merupakan tumor yang belum menyebar

kebagian tubuh lainnya,sedangkan Tumor yang bersifat ganas disebut

dengan kanker yang dapat menyebar luas ke bagian lin diseluruh tubuh

untuk berkembang menjadi tumor yang baru,penyebaran ini disebut

metatase.(5)

2. Kanker payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara yang berasal

dari kelenjer,saluran kelenjer dan jaringan penunjang payudara serta

sering menyebabkan kematiaan pada wanita(1)

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah penyakit

neoplasma ganas yang berasal dari parenchym. Kanker payudara ditandai

dengan perubahan sel-sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal,


(1).
cepat, dan tidak terkontrol pada payudara Kanker payudara adalah

tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, jaringan payudara

tersebut terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar, dan jaringan

penunjang payudara (12)

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada

payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini

menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak


dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada

bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah

bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel

kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit(13)

3. Jenis Tumor dan kanker Payudara

Beberapa jenis tumor payudara, yaitu(14) :

a. Fibroadenoma mamma (FAM)

FAM adalah pertumbuhan sel yang meliputi kelenjer dan stroma

jaringan ikat.FAM merupakan tumor jinak payudara yang biasa terdapat

pada usia muda ( 15-30 ) tahun,dengan konsistensi padat kenyal,berbatas

tegas dan jelas,tidak nyeri dan dapat digerakan.

b. Kistasarkoma Filoides

Merupakan Fibroadenoma mammae yang tumbuh menjadi massa

yang besar dengan diameter dapat mencapai 20-30 cm,berbentuk bulat

lonjong,berbatas tegas,dapat digerakan.

c. Fibrokistik

Merupakan tumor yang tidak berbatas tegas,konsistensi

padat,kenyal atau kistik,terdapat nyeri tekan terutama menjelang

haid,ukurannya membesar,biasanya bilateral atau multipel.

d. Papiloma

Menggambarkan adanya sekret pada puting susu,puting susu

berdarah atau serosa,terletak pada salah satu duktus utama pada puting

susu.
Beberapa jenis kanker payudara,yaitu :

a. Karsinoma duktal

Berasal dari sel-sel yang melapisi saluran menuju puting

susu.Sekitar 90% kanker paudara merupakan karsinoma

duktal.Kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan

kalsium (mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada

daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan

melalui pembedahan.

b. Karsinoma lobuler

Tumbuh dalam kelenjer susu,biasanya terjadi setelah

menopause yang biasanya tidak diraba. Karsinoma ini tumbuh

sebagai karsinoma in situ dengan lobuler yang membesar.

c. Karsinoma medular

Kanker yang berasal dari kelenjar susu,biasanya sangat

dalam di dalam kelenjar payudara,biasanya tidak terlalu keras dan

kadang-kadang disertai kista-kista dan mempunyai kapsul.

d. Karsinoma tubuler

Termasuk kanker yang berasal dari kelenjar susu

e. Karsinoma in situ

Kanker yang ,asih berada pada tempatnya,dan masih belum

menyebar keluar dari tempatnya.

f. Karsinoma invansif

Kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan laiinya, bisa

terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metatasis.


4. Stadium kanker Payudara (15)

c. Staduim I

Tumor terbatas dalam payudara,bebas dari jaringan sekitarnya

tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan yang dibawahnya

(otot).Besar tumor 1-2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar.kelenjer

getah bening regional belum teraba. Pada stadium ini, kemungkinan

penyembuhan pada penderita adalah 70%.

d. Stadium II

Tumor bebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada

satu atau beberapa kelenjar getah bening aksila yang masih bebas

dengan diameter kurang dari 2 cm.Pada stadium ini, kemungkinan

sembuh penderita adalah 30-40%

e. Stadium III A

Tumor sudah meluas dalam payudara, besar tumor 5-10 cm,tapi

masih bebas satu sama lain. 87% kanker payudara ditemukan pada

stadium ini.

f. Stadium III B

Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit memerah dan

ada edema (lebih dari sepertiga permukaan payudara), ulserasi, kelenjar

getah bening aksila melekat satu sama lain atau kejaringan sekirtarnya

dengan diameter 2-5 cm. Kanker sudah menyebar keseluruh bagian

payudara.
g. Stadium IV

Tumor seperti pada yang lain (stadiumI,II, dan III). Tapi sudah

disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan

metatasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh

lainnya.

5. Penyebab

Penyebab kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun

beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian

kanker payudara, yaitu (1) :

a) Usia

Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai

kemungkinan besar untuk mendapat kanker payudara.

b) Lokasi geografis dan Ras

Eropa barat dan Amerika utara : lebih dari 6-10 kali keturunan

Amerika Utara perempuan Afrika- Amerika sebelum usia 40 tahun.

c) Status perkawinan

Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker

payudara.

d) Paritas

Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun

atau yang belum pernah melahirkan.

e) Riwayat mensturasi

Wanita yang mengalami mensturasi pertama pada usia kurang

dari 12 tahun memiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar. Wanita
dengan menopause terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun

memiliki resiko 2,5 hingga 5 kali lipat lebih tinggi.

f) Riwayat keluarga

Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker

payudara beresiko 2-3 kali lebih besar.

g) Bentuk tubuh

Obesitas atau setiap penambahan 10kg maka 80% kebih besar

terkena kanker payudara.

h) Penyakit payudara lain

Wanita mengalami hiperplasia duktus dan lobules dengan atipia

memiliki resiko 8 kali lebih besar terkena kanker payudara.

i) Terpajan radiasi

Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda

dan anak anak bermanifestasi setelah usia 30 tahun.

j) Kanker primer kedua

Dengan kankerovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali

lebih besar.

Dibawah ini merupakan beberapa faktor berdasarkan tingkat resiko terkait

dengan kanker payudara yang terdiri dari(1) :

a) Resiko tinggi

1) Usia lanjut

2) Anak pertama lahir sesudah berumur 30 tahun

3) Ikatan keluarga dekat menderita kanker payudara

4) Riwayat tumor payudara


5) Diagnosa sebelumnya kanker payudara

b) Resiko Sedang

1) Mensturasi dini ( sebelum umur 12 tahun)

2) Menopause lambat ( sesudah umur 50 tahun)

3) Penggunaan hormon pada gejala menopause

4) Terkena radiasi berlebihan di bawah umur 35 tahun

5) Mempunyai riwayat kanker uterus, ovarium atau kolon

c) Kemungkinan beresiko

1) Penggunaan reserpin prolaktin dalam waktu lama

2) Kegemukan,konsumsi lemak berlbihan

3) Stress psikologis kronik

6. Tanda dan Gejala

Pada tahap awal kanker payudara, biasanya tidak merasakan sakit

atau tidak ada tanda-tandanya sama sekali. Namun, ketika tumor semakin

membesar, gejala-gejala di bawah ini mungkin muncul (15)

a. Benjolan yang tidak hilang atau permanen dan menggumpal,

biasanya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau penebalan

pada kulit payudara atau di sekitar ketiak.

b. Perubahan ukuran dan bentuk payudara.

c. Kerutan pada kulit payudara.

d. Keluar cairan tidak normal dari puting susu yang berupa nanah,

darah, cairan encer atau keluar air susu pada ibu tidak hamil atau

tidak sedang menyusui.

e. Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu.


7. Pencegahan Kanker Payudara

Menurut Palupi strategi pencegahan yang paling efektif untuk

penyakit tidak menukar yaitu promosi kesehatan dan deteksi dini, begitu juga

pada kanker payudara, pencegahan berupa (1):

a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu

bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orng yang sehat melalui

upaya menghindarkan diri dari paparan berbagai faktor resiko dan

melaksanakan pola hidup.

b. Pencegahan Skunder

Pencegahan skunder dilakukan terhadap individu yang memiliki

resiko untuk terkena kanker payudar. Pencegahan skunder dilakukan

dengan melakukan deteksi dini melalu beberapa metode seperti Mamografi

atau Sadari

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan yang lebih diarahkan kepada individu yang telah postif

menderita kanker payudara. Penangan yang tepat pada kanker payudara

sesuai stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang

harapan hidup penderira. Pencegahan tersier penting untuk meningkatkan

kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan

meneruskan pengobatan.

Ada juga beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk

menghindari kanker payudara,yaitu :

a) Berolah raga secara teratur


b) Kurangi lemak

c) Bila mengkonsumsi daging jangan dimasak terlalu matang

d) Makan lebih banyak buah dan sayuran

e) Mengkonsumsi suplemen anti-oksidan

f) Makan banyak serat

g) Makan makanan berbahan baku kedelai dan kacang-kacangan

h) Hindari alkohol

i) Hindari obesitas

j) Berjemur dibawahsinar matahari untuk mendapatkan Vitamin D

k) Memberikan ASI bagi Ibu hamil

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu.

Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (16).

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar

menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan

ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengatahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (overt behavior)(17)

Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan

seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam

bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut
merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik

lisan atau tulisan (17).

2. Kategori Pengetahuan

Pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu (18):

a) Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar ≥ 50% dari

seluruh petanyaan

b) Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar < 50% dari

seluruh pertanyaan

3. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu(17):

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah faham

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

C. Sikap

Terdapat beberapa pendapat diantara para ahli apa yang dimaksud

dengan sikap itu. Ahli yang satu mempunyai batasan lain bila dibandingkan

dengan ahli lainnya. Untuk memberikan gambaran tentang hal ini, diambil

beberapa pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli, antara lain:

a. Thustone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi,

baik bersifat positif maupun negative dalam hubungannya dengan

objek-objek psikologis, seperti: simbul, prase, slogan, orang, lembaga,

cita-cita dan gagasan (17)


b. Howard Kendle mengemukakan, bahwa sikap merupakan

kecendrungan (tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi

(avoid), atau melakukan sesuatu, baik secara positif maupun secara

negative terhadap suatu lembaga, peristiwa, gagasan atau konsep.

c. Paul Massen dan David Krech, berpendapat sikap merupakan suatu

system dari tiga komponen yang saling berhubungan, yaitu kognisi

(pengenalan), feeling (perasaan), dan action tendency (kecendrungan

untuk bertindak) (19)

d. Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan, bahwa “sikap adalah

kesiapan seseorang bertindak terhadap hal-hal tertentu

Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sikap

adalah kondisi mental relative menetap untuk merespon suatu objek atau

perangsang tertentu yang mempunyai arti baik bersifat positif, netral, atau

negative yang mengangkat aspek-aspek kognisi, afeksi, dan kecendrungan

untuk bertindak.

1. Unsur (Komponen) Sikap

Unsur (komponen) yang membentuk struktur sikap, yaitu (19):

a. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pandangan keyakinan, yaitu hal-hal

yang berhubungan dengan bagaimana persepsi orang terhadap objek

sikap. Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu

pemilik sikap. Berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki individu

mengenai sesuatu. Seringkali komponen kognitif disamakan dengan


pandangan (opini) apabila menyangkut masalah issu atau problem

controversial.

b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau rasa tidak senang terhadap

objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa

tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini

menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif. Merupakan

perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah

emosi. Aspek emosional ini yang biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan

terhadap pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.

Komponen afeksi disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap

sesuatu.

c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component, yaitu

komponen yang berhubungan dengan kecendrungan bertindak

terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap,

yaitu menunjukan besar kecilnya kecendrungan bertindak atau

berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Merupakan aspek

kecendrungan berperilaku sesuai dengan sikap yang dimiliki

seseorang. Berisi tendensi untuk bertindak atau bereaksi terhadap

sesuatu dengan cara-cara tertentu dan berkaitan dengan objek yang

akan dihadapi
2. Kategori Sikap

a. Sikap terdiri dari :

1) Sikap Positif, kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

menghadapkan objek tertentu.

2) Sikap Negatif, terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai objek tertentu.

b. Sikap terdiri dari (20):

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya, sikap

orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu

terhadap gizi.

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, lepas dari pekerjaan itu benar atau

salah berarti orang tersebut menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

suatu masalah suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang

mengajak ibu lain (tetangga, saudara, dan sebagainya) untuk pergi

menimbang anaknya ke Posyandu adalah bukti bahwa ibu tersebut

telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.


4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan

segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya,

seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun ibu tersebut

mendapatkan tantangan dari mertua dan orang tuanya sendiri

3. Cara Pembentukan atau Perubahan Sikap

Sikap dapat dibentuk atau diubah melalui 4 macam cara, yaitu(20):

a. Adopsi, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi

berulang dan terus-terusan, lama kelamaan secara bertahap ke dalam

diri individu dan mempengaruhi terbentuknya sikap.

b. Diferensiasi, dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya

pengalaman, bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya

dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.

Terdapatnya objek tersebut terbentuk sikap.

c. Intelegensi, tadinya secara bertahap dimulai dengan berbagai

pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu.

d. Trauma, pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan

kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-

pengalaman traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap

Factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap, yaitu (21):

a. Faktor intern, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang

bersangkutan. Kita tidak dapat menangkap seluruh rangsanga dari luar


melalui persepsi, oleh karena itu kita harus memilih rangsang-

rangsang mana yang akan kita teliti dan mana yang harus diajauhi.

Pilihan ini ditentukan oleh motif-motif dan kecendrungan-

kecendrungan dalam diri kita.

b. Faktor ekstern, yang merupakan factor di luar manusia yaitu:

1) Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap.

2) Kewibawaan orang yang mengemukakan sikap tersebut.

3) Sifat orang/kelompok yang mendukung sikap tersebut.

4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap.

5) Situasi pada saat sikap dibentuk (18)

5. Pengukuran Sikap

Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang pada

garis besarnya dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung.

Secara langsung yaitu subjek secara langsung dimintai pendapat

bagaimana sikapnya terhadap suatu masalah atau hal yang dihadapkan

kepadanya. Dalam hal ini dapat dibedakan langsung yang tidak berstruktur

dan langsung berstruktur. Secara langsung yang tidak berstruktur misalnya

mengukur sikap dan survei (misal public option survey). Sedangkan secara

langsung yang berstruktur yaitu pengukuran sikap dengan menggunakan

pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu

alat yang telah ditentukan dan langsung dibedakan kepada subjek yang

diteliti (18)
6. Pengukuran Sikap Model Guttman

Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten

dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan

atau pernyataan ya, dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju,

benar dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist

dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila

salah nilainya 0 dan analisisnya dapat dilakukan menggunakan skala likert


(22)
dengan cara memberi nilai pada masung- masing point .
D. Kerangka Teori

Kerangka teori dalam penelitian ini berdasarkan pada teori perubahan

perilaku menurut Lawrence Green, faktor-faktor yang berrpengaruh adalah faktor

predisposisi, faktor pemungkinan, dan faktor penguat. Faktor predisposisi

terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai dan presepsi.

Faktor pendukung terwujud dalam keterampilan dan sumber daya meliputi

fasilitas pelayanan kesehatan. Faktor penguat terwujud dalam sikap dan perilaku

para petugas kesehatan yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat (21).

Factor Predisposisi

1. Pengetahuan

2. Sikap

3. Kepercayaan

4. Keyakinan

5. Nilai

6. Presepsi
Pemeriksaan
Payudara Sendiri
(SADARI)
Factor Pemungkin

1. Petugas
Kesehatan

2. Fasilitas
Kesehatan

Factor Penguat

1. Tokoh
Masyarakat
E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini menurut Notoatmodjo(23).

Variabel independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Pemeriksaan
Payudara Sendiri
Sikap (SADARI)

F. HIPOTESIS

Ha : ada hubungan antara pengetahuan remaja putri dengan tindakan SADARI

Ha : ada hubungan antara sikap remaja putri dengan tindakan SADARI


G. Defenisi Operasional

N Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Hasil Ukur Skala


o Ukur
1 Pengetahuan Segala sesuatu yang kuesioner Angket 1. Rendah jika skor Ordinal
diketahui oleh siswi ≤ 50% (18)
SMA Pertiwi 1 2.Tinggi jika skor >
tentang SADARI 50%
yang meliputi
pengetahuan,
manfaat, langkah,
waktu pelaksanaan
dan tujuan SADARI
2 Sikap Tanggapan kuesioner Angket 1. Negatif jika skor Ordinal
responden yang < mean
diwujudkan dalam 2. Positif jika skor ≥
bentuk perrnyataan mean
dan persetujuan

3 Pelaksanaan Tindakan yang Kuesioner Angket Ordinal


sadari dilakukan remaja 1. Tidak : jika tidak
untuk melakukan pernah melakukan :
pemeriksaan 0
SADARI, apakah 2. Ya : jika pernah
pernah dilakukan melakukan : 1
atau tidak pernah
dilakukan
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan

pendekatan Cross Sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

variabel dependen yaitu peneriksaan payudara sendiri (SADARI) dan variabel

independen yaitu Pengetahuan dan Sikap yang dikumpulkan dalam waktu

bersamaan dalam suatu sampel dan populasi.

B. Tempat penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Pertiwi 1 Padang dan waktu penelitian

pada bulan Desember 2014 sampai bulan Juni 2015.

C. Populasi dan Sampel

c. Populasi

Populasi adalah keseluruahan dari objek yang diteliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah, seluruh siswi kelas XI jurusan IPA berhubung karena

siswi kelas XII sedang melakukan Ujian Nasional dan kegiatan lainnya

sehingga tidak bisa diganggu dan kelas X belum mempelajari tentang

keseehatan reproduksi. Maka peneliti hanya mengambil Kelas XI IPA saja

yang terdiri dari 5 lokal dengan jumlah seluruh siswi sebanyak 118 orang.

d. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi. Besar sampel ditentukan menggunakan

Simple Random Sampling dengan rumus finit :


43 orang

Dari hasil di atas didapatkan bahwa jumlah sampel yang akan

diteliti adalah sebanyak 43 orang.

Keterangan:

n : jumlah sampel

Zc : derajat kepercayaan yang di inginkan (90%)

P : Proposi,biasanya 0,05

Q : 1- P

d : penyimpangan terhadap populasi atau derajat

ketepatan yang di inginkan biasanya 0,05 atau 0,01

N : Populasi
Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dari penelitian ini adalah dengan

Stratifietd Random Sampling di tiap kelas XI SMA Pertiwi 1 Padang,

yaitu dengan rumus:

Keterangan :

n = jumlah sampel yang seluruhnya

n1 = jumlah sampel menurut kelas

N = jumlah populasi keseluruhan

N1 = jumlah populasi menurut stratum

Pengambilan sampel pada masing-masing kelas dilakukan dengan

cara Proposional Random Sampling diambil dengan pengundian

berdasarkan nomor absen :

Kelas IPA 1 : jumlah siswi 26 orang


Kelas IPA 2 : jumlah siswi 21 orang
Kelas IPA 3 : jumlah siswi 22 orang
Kelas IPA 4 : jumlah siswi 24 orang

Kelas IPA 5 : jumlah siswi 25 orang

Adapun kiteria sampel yang di ambil :


Yaitu karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti.kiteria inklusi dalam penilaian ini

meliputi :

1) Bersedia menjadi responden

2) Hadir saat pengumpulan data

D. Sumber dan Teknik pengambilan data

1. Sumber data

a) Data Primer

Data yang diperoleh lansung dari responden dengan menggunakan

kueisioner pada variabel tingkat pengetahuan, sikap, dan pelaksanaan

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang telah disebarkan dan di isi

lansung oleh responden, yang sebelumnya peneliti menjelaskan pada

responden cara pengisian,dimana responden diharapkan mengisi secara

jujur.

b) Data Skunder

Data yang didapat dari pencatatan Tata Usaha Sekolah (TU) dan

pencatatan guru Biologi SMA Pertiwi 1 Padang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan izin penelitian dari kepala SMA Pertiwi 1 Padang

dan sebelum kuesioner dibagikan, responden yang menjadi objek penelitian


diberi informasi tentang tujuan dan manfaat penelitian ini. Pengumpulan data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti.

F. Teknik Pengolahan Data

1. Memeriksa data (Editing )

Data yang sudah terkumpul dilengkapi, dicek nama dean kelengkapan

identitas data responden serta dipastikan semua data telah terisi lengkap.

2. Mengkode Data (Coding)

Data yang berbentuk huruf dirubah menjadi data berbentuk angka/

bilangan pada saat entry dan analisa data.

a. Untuk mengukur pengetahuan, jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban

salah di beri nilai 0. Hasil perhitungan persentase dimasukan dalam

kriteria standar objektif .

1) Tinggi : subyek mampu menjawab dengan benar > 50 %


dari seluruh pertanyaan.

2) Rendah : subyek mampu menjawab dengan benar ≤ 50%

dari seluruh pertanyaan.

Rumus yang digunakan adalah :


P = f x 100%
N

Keterangan : P = nilai persentase responden

f = frekuensi jawaban yang benar

N = nilai keseluruhan

b. Untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang digunakan skala

likert (22)
Untuk mengukur tindakan digunakan skala:

Responden yang pernah melakukan SADARI diberi nilai : (1)

Responden yang tidak pernah melakukan SADARI diberi nilai : (0)

3. Memasukan Data (Entry)

Setelah dilakukan pengkodean, peneliti memasukkan data yang telah

diberi kode ke dalam master tabel untuk diproses secara komputerisasai.

Pengolahan data dengan menggunakan perhitungan statistic deskriptif

dan Chi-Square.

4. Membersihkan Data (cleaning)

Data yang sudah di entry di cek kembali dan dipastikan bahwa data

tersebut bersih dari kesalahan baik kesalahan dalam pengkodean maupun

dalam membaca kode, dan data tersebut siap untuk dianalisis.

G. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Data dianalisa dengan menampilkan data dalam bentuk distribusi

frekuensi yang digunakan pada tiap variabel dari hasil penelitian yaitu

pengetahuan, sikap dan tindakan SADARI pada remaja putri di SMA

Pertiwi 1 Padang.

2. Analisis Bivariat

untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen

dengan variabel dependen. Data yang didapatkan diolah dengan uji Chi-

Square (p Value) dengan tingkat kepercayaan 95% dan kesalahan 5% (0,05).

Dengan nilai p ≤ 0,05 dikatakan bermakna.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Pertiwi 1 Padang terletak di Jln. Cendrawasih No.7 Air

Tawar Barat. Jumlah keseluruhan Siswa SMA Pertiwi 1 Padang yaitu

sebanyak 992 orang terdiri dari 389 orang siswa laki-laki dan 603 siswa

perempuan yang terdistribusi dalam 3 tingkatan kelas dan terbagi dalam

27 kelas pada tahun 2015.

2. Karakteristik Responden

Responden dari penelitian yang dilakukan di SMA Pertiwi 1

Padang adalah remaja putri kelas XI IPA sebanyak 43 orang dibagi dalam

5 kelas, 9 responden (21%) kelas XI IPA 1, 8 responden (18,5%) kelas

XI IPA 2, 8 responden (18,5%) kelas XI IPA 3, 9 responden (21%) kelas

XI IPA 4, 9 responden (21%) kelas XI IPA . SMA Pertiwi 1 Padang


memiliki satu unit UKS, UKS ini sudah aktif dan sudah membina para

siswa. Untuk pendidikan reproduksi termasuk sekilas tentang SADARI

telah di jarkan dalam mata ajar Biologi yang diberikan dari kelas XI IPA

sampai XII IPA.

B. Analisis Univariat

a. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tindakan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) di SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015

No SADARI Jumlah Presentase

1 Tidak Pernah 18 41.9

2 Pernah 25 58.1

Total 43 100

Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa hampir separo 18 responden

(41.9%) tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

b. Pengetahuan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di SMA Pertiwi 1
Padang tahun 2015

No Pengetahuan Jumlah Presentase


1 Rendah 18 41.9

2 Tinggi 25 58.1

Total 43 100

Dari tabel 4.2 menunjukan bahwa hampir separo 18 responden (41,9%) memiliki

pengetahuan yang rendah tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

c. Sikap

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap Terhadap Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) di SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015

No Sikap Jumlah Presentase

1 Negatif 21 48.8

2 Positif 22 51.2

Total 43 100

Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa hampir separo 21 responden (48.8%)

memiliki sikap negatif terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

C. Analisa Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan SADARI

Tabel 4.4
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Tindakan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) di SMA Pertiwi 1 Padang
tahun 2015
Tindakan SADARI Jumlah P
Value
Pengetahuan Tidak pernah Pernah

F % F % F %

Rendah 12 66,7 6 33,3 18 100 0,013

Tinggi 6 24 19 76 25 100

Total 18 41,9 25 58,1 43 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa responden yang tidak

pernah melakukan SADARI lebih banyak pada responden yang

berpengetahuan rendah (66,7%) dibandingkan responden yang

berpengetahuan tinggi (24% ).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.013 lebih kecil dari (p ≤

0,05), ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di

SMA Pertiwi 1 Padang.

b. Hubungan Sikap dengan Tindakan SADARI

Tabel 4.5
Distribusi Sikap Responden Tentang Tindakan Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) di SMA Pertiwi 1 Padang tahun 2015

Sikap Tindakan SADARI Jumlah P


Value
Tidak pernah Pernah

N % N % N %

Negatif 14 66.7 7 33.3 21 100 0,004

Positif 4 18.3 18 81.8 22 100

Total 18 41.9 22 58.1 43 100


Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa responden yang tidak

pernah melakukan SADARI lebih banyak pada responden yang bersikap

negatif ( 66,7%) dibandingkan responden yang bersikap positif (18,3% ).

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0.004 lebih kecil dari (p ≤ 0,05),

ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan

dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Pertiwi 1

Padang.

D. Pembahasan

a. Pembahasan Univariat

1. Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Berdasarkan hasil penelitian hampir separo 18 responden (41.9%)

tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Hasil yang sama juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Harwita (2007) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap

siswi SMU terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMU 10


Padang, sebagian besar (47,7%) responden tidak melakukan pemeriksaan

payudara sendiri.

Teori pembentukan perilaku yang dikemukakan oleh Lawrence

Green menyebutkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang

kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan tradisi dari

orang tua atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan

fasilitas dan sikap perilaku petugas kesehatan juga mendukung terbentuknya

perilaku (17)

Rendahnya tindakan responden dalam melakukan pemeriksaan

payudara sendiri seperti yang terlihat pada kuesioner yang menyatakan

pernah atau tidaknya siswi melakukan SADARI, hal ini dipengaruhi oleh

pengetahuan yang rendah dan sikap negatif terhadap pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI).

Karena masih rendahnya tindakan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) maka perlu diberikan pengetahuan tentang SADARI melalui

promosi atau demonstrasi, agar siswi bisa mampu menerapkan tindakan

SADARI.

2. Pengetahuan Remaja Putri SMA Pertiwi 1 Padang Tentang

SADARI

Hasil penelitian yang didapatkan hampir separo 18 (41,9%) memiliki

pengetahuan yang rendah tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Penelitian Dewi (2010) yang berjudul Hubungan Tingkat pengetahuan

dan Sikap dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMA Adabiah


Padang tahun 2010 menyebutkan sebanyak (47,7%) siswi Adabiah memiliki

pengetahuan yang rendah tentang tindakan pelaksanaan SADARI.

Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan

seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam

bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut

merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik
(17)
lisan atau tulisan . Menurut kamus oxford ingris yang dikutip Anden

Bagoes (2010), pengetahuan di defenisikan sebagai keahlian dan

keterampilan yang diperoleh oleh seseorang melalui pengalaman atau

pendidikan, pemahaman teoritis atau praktis dari suatu subjek.(24)

Pemeriksaan Payudara Sendiri ( SADARI) merupakan cara yang

mudah untuk dilakukan siapa saja SADARI ini digunakan untuk mengetahui

secara dini apakah ada kelainan atau tidaknya pada payudara. Apabila

SADARI tidak dilakukan maka kita tidak mengetahui kelainan tersebut.

Apabila ditemukannya kelainan segera bawa ke pusat pelayanan kesehatan

atau dokter untuk mengetahui kelainan tersebut dan SDARI tidak perlu

dilakukan pada seseorang yang telah dipastikan menderita kanker payudara.

SADARI dilakukan seminggu setelah mensturasi dan SADARI dapat

dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dengan 4 tahapan

dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring dengan 5

tahapan (1).

Pengetahuan yang rendah tentang SADARI dapat dilihat pada

kuesioner tentang pengetahuan, sebagian besar ( 90,7%) remaja putri tidak

menjawab dengan benar kegunaan mengangkat kedua tangan saat


melakukan SADARI dan lebih dari separoh (67,4%) siswi tidak mengetahui

waktu yang tepat untuk melakukan SADARI, kemungkinan rendahnya

pengetahuan disebabkan karna kurangnya pemahaman, pengalaman dan

belum maksimalnya informasi yang didapatkan oleh remaja putri.Untuk itu,

perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI pada remaja putri

agar mereka bisa lebih memahami tentang SADARI dan mengetahui

kegunaan SADARI.

3. Sikap Remaja Putri SMA Pertiwi 1 Padang Tentang SADARI

Hasil penelitian yang didapatkan hampir separo (48.8%) responden

memiliki sikap negatif terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Harwita (2007)

dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap siswi SMU

terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMU 10 Padang,

hampir separoh (40,3%) responden memiliki sikap negatif terhadap

pemeriksaan payudara sendiri.

Menurut Newcomb sikap merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak, dan bukan merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan

tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau

tingkahlaku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi

terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan objek (17).

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap

objek tertentu. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari

orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau
menjahui objek tersebut. Sikap positif akan menimbulkan kecendrungan

untuk bertindak mendekati hal yang disukai dan sikap negatif cendrung

menghindari atau tidak menyukai objek tertentu dan berdasarkan juga

dengan pengalaman yang dimilikinya.(17)

Adanya sikap negatif remaja putri mengenai SADARI dapat dilihat

dari kuesioner sikap yang menunjukan masih ada 20,9% remaja putri

merasa tidak perlu melakukan SADARI karena dalam keluarga tidak ada

yang menderita kanker payudara, 14 % remaja putri menganggap SADARI

tidak perlu dilakukan dan 11,6% menganggap melakukan SADARI hanya

membuang- buang waktu.

Karena masih ada responden yang memiliki sikap yang negatif

maka hal tersebut menunjukan adanya responden yang belum memiliki

kepedulian dan kesadaran serta pengalaman terhadap SADARI. Hal ini

terlihat dari adanya sikap yang menganggap SADARI tidak perlu dilakukan

oleh remaja. Pembentukan sikap yang terjadi secara bertahap, diawali dari

macam-macam pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan

objek sikap tertentu sehingga pada akhirnya akan terbentuk sikap positif

terhadap objek tersebut.(17) Karna itu, perlu ditingkatkan kesadaran untuk

melakukan SADARI, dengan cara menerapkan dalalam kehidupan sehari-

hari.

b. Pembahasan Analisa

Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan SADARI


Berdasarkan hasil penelitian, mengenai pengetahuan remaja putri

dengan tindakan SADARI di SMA Pertiwi 1 Padang didapatkan bahwa

responden yang tidak pernah melakukan SADARI lebih banyak pada yang

berpengetahuan rendah (66,7%) dibandingkan yang berpengetahuan tinggi

(24% ).

Hasil uji statistik statistik diperoleh nilai p = 0.013 (P ≤ 0.05) maka

disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian tindakan SADARI antara

remaja putri yang berpengetahuan tinggi dengan yang berpengetahuan rendah

artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan SADARI

pada siswi SMA Pertiwi 1 Padang

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang didapatkan oleh Pratiwi

(2008) dengan judul hubungan tingkat pengetahun dan sikap wanita usia 35-

54 rahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara

sendiri di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah Kerja Pukesmas Lubuk Buaya

Kota Padang, dengan hasil menunjukanadanya hubungan yang bermakna

antara tingkat pengetahuan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

Sesuai dengan teori yang dikemukakan Notoatmojo bahwa

pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan. Oleh karena itu pengetahuan dan tindakan sangat berkaitan.

Seseorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi juga mempunyai

kecendrungan tindakan yang baik pada suatu objek.(17)

Diharapkan dengan meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang

pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melalui penyuluhan

oleh tenaga kesehatan atau berupa iklan dan pamflet bekerja sama dengan
pihak Sekolah dalam kegitan pembelajaran Biologi serta kegiatan UKS dapat

meningkatkan pemahaman responden terhadap SADARI sehingga

pengetahuannya meningkat. Dengan meningkatnya pengetahuan diharapkan

juga dapat meningkatkan pelaksanaan SADARI, sehingga tujuan tindakan

SADARI dapat tercapai.

2. Hubungan Sikap dengan Tindakan SADARI

Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang tidak pernah

melakukan SADARI lebih banyak pada responden yang bersikap negatif

(66,7%) dibandingkan responden yang bersikap positif (18,3% ). Berdasarkan

uji statistik terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) dengan p value = 0.004 ( p ≤ 0,05 )

Hasil ini juga sama yang didapatkan oleh Pratiwi (2008) dengan judul

hubungan tingkat pengetahun dan sikap wanita usia 35- 54 rahun tentang

deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri di

Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah Kerja Pukesmas Lubuk Buaya Kota

Padang, dengan hasil menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara

sikap dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

Perilaku seseorang seseorang dapat dipengaruhi oleh sikapnya

terhadap suatu hal. Sikap belum merupakan tindakan atau aktifitas tetapi

merupkan predisposisi tindakan dari suatu perilaku. Walaupun sikap belum

merupakan tindakan yang nyata namun sangat berpengaruh erat dengan

timbulnya perilaku. Sikap yang negatif akan cendrung tidak melakukan

tindakan SADARI sedangkan sikap positif akan cendrung melakukan

tindakan SADARI. (17).


Untuk meningkatkan dan memperlihatkan sikap positif dalam

melakukan SADARI maka perlu meningkatkan pemahaman tentang SADARI,

agar mampu memicu keinginan remaja putri untuk melakukan SADARI.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

a. Hampir separo remaja putri 41.9% tidak pernah melakukan pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI).

b. Hampir separo remaja putri 41,9% memiliki pengetahuan yang rendah

tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

c. Hampir separo remaja putri 48.8% memiliki sikap negatif terhadap

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).


d. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan remaja putri dengan

tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI

e. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI)

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap

Remaja Putri tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan

Pelaksanaan Tindakan (SADARI) di SMA Pertiwi 1 Padang dan melihat hasil

yang didapatkan maka pada kesempatan ini penelitian mengajukan beberapa saran

antara lain :

a. Remaja Putri

Perlunya peningkatan informasi bukan hanya yang didapatkan dari

sekolah saja tetapi dengan cara lebih banyak membaca buku kesehatan

terutama tentang SADARI untuk memahami kegunaan masing- masing

tahapan SADARI dan perlunya kesadaran untuk melakukan SADARI, hal


ini dilakukan agar remaja putri bisa mendeteksi apakah ada kelainan atau

tidak pada payudara. Apabila ditemukan kelainan tersebut sebaiknya

remaja putri segera memeriksakannya ke pusat pelayanan kesehatan atau

dokter.

b. SMA Pertiwi 1 Padang

Perlunya peningkatan informasi melalui penyuluhan dan peran

serta tenaga kesehatan dalam memberikan pendidikan tentang SADARI,

serta diharapkan penanggung jawab UKS dan guru Biologi juga lebih

mengembangkan dan meningkatkan informasi-informasi tentang

SADARI di Sekolah supaya meningkatkan kesadaran remaja putri untuk

mau mempraktekan dalam kehidupan sehari- hari.

c. Akademik

Agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai tambahan

informasi bagi Prodi D III Keperawatan dan dapat dijadikan sebagai

literatur mengenai pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

d. Peneliti Selanjutnya

Disarankan kepada peneliti berikutnya agar meneliti variabel-

variabel lain yang mempengaruhi pelaksanaan SADARI misalnya pada

facror pemungkin dan faktor penguat, contohnya presepsi, petugas

kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada untuk meningkatkan

pelaksanaan SADARI.
DAFTAR PUSTAKA

1. Yustiana, Olfah. dkk.Kanker Payudara dan SADARI. Yogyakarta: Nuha


Medika. 2013

2. Fight against Breast Cancer.Di Indonesia, Kasus Kanker Payudara dan


Serviks Tertinggi. (diakses tanggal 06 April 2015) di unduh di : //icl.
googleusercontent.com

3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.Hilangkan Mitos Tentang


Kanker.(diakses tanggal 06 April 2015) di unduh di :
http://www.depkes.go.id./article/print/2014/online

4. Bambang.kejadian kanker payudara,masih tinggi.2010

5. Amalia, Lena. Kanker Serviks dan 32 Jenis Kanker lainnya. Jogjakarta:


lanscape. 2009

6. American Cancer Society.Breast Cancer:New York.2013


7. RSUP M.Djamil Padang.Kasus Kanker Payudara,Terbanyak di RSUP
M.Djamil Padang.(diakses pada tanggal 09 Januari 2015)di unduh di :
m.liputan6.com/health/read

8. Pratiwi,Indah.Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 35-


54 tahun tentang Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Pelaksanaan
Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah
Kerja Pukesmas Lubuk Buaya Kota Padang : Politeknik Kesehatan
Padang :2008

9. Dewi,S.Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan


Pemeriksaan Payudara Sendiri di SMA Adabiah Padang : Politeknik
Kesehatan Padang : 2010

10. Varney, Hellen. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta,
ECG, 2007.

11. Saryono, Roischa dyah Pramitasari. Perawatan Payudara. Edisi


kedua.Yogyakarta : Mitra Cendekia Press. 2009

12. Mardiana,L. Kanker Pada Wanita.Penebar Swadaya.Jakarta.2007

13. Luiwa,M.Problematika dan Keperawatan Payudara.Cetakan I.Jakarta :


Kawan Pustaka.2003

14. Tapan,Erik.Kanker,Antioksidan dan Terapi Komplementer.Jakarta;Elex


Media Komputindo.2005

15. Setiyaningrum.Erna,Zulfa Binti Azi.Pelayanan Keluarga Berencana dan


Kesehatan Reproduksi.Jakarta Timut:Trans Info Media:2014

16. Salam , B.logika materiil filsafat ilmu pengetahuan, Jakarta : Rineka Cipta.
2003.

17. Notoatmojo,s.Ilmu Perilaku Kesehatan,Rineka Cipta,Jakarta.2003

18. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta. Rineka Cipta.2006

19. Yusuf,Syamsu.Program Bimbingan dan konseling di Sekolah.Bandung :


Pustaka bani Quraisi.2006

20. Azwar,S.Sikap manusia,Teori dan Pengukurannya,Jakarta : Pustaka


Pelajar.2009

21. Heri,Purwanto.Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan.Jakarta :


EGC.1998
22. Hidayat,A.Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan
ilmiah,Jakarta :Salemba Medika. 2007

23. Notoatmojo,s.Metedologi Penelitian Kesehatan,Rineka Cipta,Jakarta.2003

Lampiran A
PERMOHONAN KESEDIAAN RESPONDEN

Kepada Yth :
Calon Responden
Di Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Padang :
Nama : Widy Silvia Hz
Nim : 123110292
Alamat : Jr.Padang Ranah Kec.Sijunjung, Kab.Sijunjung
Dengan ini memohon kesediaan calon responden untuk menjadi responden
dalam penelitian yang akan saya laksanakan dengan judul: ” Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara
Sendiri (Sadari) Dengan Pelaksanaan Tindakan Sadari Di SMA Pertiwi I
Padang “
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
sikap siswi tentang SADARI . Data yang diperoleh nantinya akan dijaga
kerahasiaannya dan tidak akan disebarluaskan.
Melalui surat ini saya berharap saudari dapat meluangkan waktu dan
menandatangani lembar persetujuan. Atas kesediaan dan kerjasamanya saya
ucapkan terima kasih.

Peneliti,

( Widy Silvia Hz )

Lampiran B
LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ...........................................................

Menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian

yang dilakukan oleh:

Nama : Widy Silvia Hz

NIM : 123110292

Judul :Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang


Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Dengan
Pelaksanaan Tindakan Sadari Di SMA Pertiwi I Padang
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif pada

saya, sehingga jawaban yang akan saya berikan adalah j awaban yang sebenarnya.

Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Padang , April 2015


Responden

(.........................................)

Lampiran C
KISI-KISI KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN
PELAKSANAAN TINDAKAN SADARI DI
SMA PERTIWI I PADANG TAHUN 2015

N Jumlah
VARIABEL Sub Variabel No.item Alat Ukur
O item
1 Pengetahuan 1. Pengertian deteksi dini 10 1,2,3,4,5,6 Kuesioner
kanker payudara, ,7,8,9,10
pemeriksaan payudara
sendiri(SADARI)
2. Tujuan deteksi dini dan
SADARI
3. Cara,waktu melakukan
SADARI dan Penilaian
terhadap kelainan saat
melaksanakan SADARI.

2 Sikap 1. Pernyataan positif 10 1,2,3,4,5,6 Kuesioner


2. Pernyataan negatif ,7,8,9,10

3 Pelaksanaan 1. Pelaksanaan pemeriksaan 1 1 Kuesioner


SADARI payudara sendiri oleh siswi
oleh Siswi SMA
SMA

Lampiran D
KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN
PELAKSANAAN TINDAKAN SADARI DI
SMA PERTIWI I PADANG

No.Responden

Petunjuk pengisian :
1. Bacalah Soal dengan baik
2. Silangi salah satu jawaban yang anda anggap benar
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur
4. Usahakan menjawab semua pertanyaan ,jangan ada yang dikosongkan
5. Anda bisa bertanya kepada peneliti jika pertanyaan sukar dipahami
6. Pertanyaan yang telah diisi lengkap mohon dikembalikan kepada peneliti
PENGETAHUAN

1. Bagaimana Cara mendeteksi dini kanker payudara ?

a. Bisa dengan melakukan pemeriksaan Payudara Sendiri (1)


b. Dengan melihat melalui paranormal (0)

c. Melakukan tes dengan obat tertentu (0)

2. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) ?

a. Menyadari akan payudara sendiri (0)

b. Meletakan alat pemeriksaan di payudara (0)

c. Payudara diperiksa dengan tejnik /cara yang sudah ditentukan oleh

para ahli. (1)

3. Kapan seharusnya kita melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) ?

a. Seminggu setelah mesturasi (1)

b. Sebelum mensturasi (0)

c. Setiap setelah mandi (0)

4. Apa alat yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri ?

a. Cermin (1)

b. Sarung tangan (0)

c. Termometer (0)

5. Apa saja manfaat dari SADARI ?

a. Mengetahui kelainan pada payudara (1)

b. Mengetahui ukuran miniset (0)

c. Mengetahui penyebab kanker (0)


6. Bagaimana cara melakukan SADARI ?

a. Lihat pada cermin bentuk dan keseimbangan payudara (1)

b. Raba-raba dengan sembarangan payudara (0)

c. Kompres payudara dengan air hangat (0)

7. Apa saja yang dinilai saat melakukan SADARI ?

a. Bentuk, perubahan puting dan kulit payudara (1)

b. Adanya luka lecet pada ketiak (0)

c. Keseeimbangan payudara (0)

8. Apa gunanya kita mengankat kedua tangan saat pemeriksaan SADARI ?

a. Untuk mengetahui keseimbangan payudara (0)

b. Untuk melihat retraksi kulit (1)

c. Menegangkan otot ketiak (0)

9. Apa gunanya kita menekan payudara dengan kedua tangan dan

pemeriksaan puting ?

a. Melihat adanya cairan yang tidak normal (1)

b. Mengetahui apakah payudara sakit atau tidak (0)

c. Mengatahui benjolan pada payudara (0)

10. Berapa kali seharusnya kita melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) ?

a. 2 kali dalam sebulan (0)

b. 1 kali dalam sebulan (1)

c. 3 kali dalam sebulan (0)


SIKAP

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah semua pertanyaan dengan sebaik baiknya


2. Berilah tanda cheek list (√ ) pada pernyataan yang anda anggap paling
benar.
Keterangan :
SS : sangat setuju
S : setuju
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju
3. Jawablah pernyataan dengan sejujurnya.

NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya akan selalu memeriksa payudara
sendiri untuk deteksi dini tumot atau
kanker payudara.
2 Sebagai seorang yang sudah dewasa
sudah seharusnya saya memahami
tentang pemeriksaan payudara sendiri.
3 Saya tidak penah melakukan
pemeriksaan payudara sendiri karena
saya takut akan menemukan benjolan-
benjolan pada payudara

4 Saya merasa tidak perlu melakukan


pemeriksaan payudara sendiri karena
dalam keluarga saya tidak ada yang
menderita kanker payudara
5 Setelah mengetahui bahaya nya kanker
payudara saya merasa perlu melakukan
Pemeriksaan payudara Sendiri.
6 Saya akan segera konsultasi kedokter
jika mengalami adanya benjolan pada
payudara
7 SADARI sebaiknya dilakukan setiap
bulan setelah Haid
8 Saya kurang menerima tindakan
SADARI karena memalukan
9 Melakukan pemeriksaan payudara
sendiri hanya membuang-buang waktu
saja
10 Sadari tidak perlu dilakukan pada masa
remaja,sebaiknya dilakukan pada ibu-ibu
saja.

TINDAKAN / PELAKSANAAN SADARI


1. Apakah anda pernah melakukan SADARI ?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)

Anda mungkin juga menyukai