Anda di halaman 1dari 86

SKRIPSI

PENGARUH CERITA BONEKA TENTANG PERLINDUNGAN DIRI


ANAK TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN KEKERASAN
SEKSUAL PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI TK PERTIWI SLAWI

Disusun Oleh

LILI NUR INDAH SARI


C1014049

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
2018
SKRIPSI

PENGARUH CERITA BONEKA TENTANG PERLINDUNGAN DIRI ANAK


TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI SLAWI

Disusun Oleh
LILI NUR NDAH SARI
C1014049

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
2018
PENGARUH CERITA BONEKA TENTANG PERLINDUNGAN DIRI ANAK
TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI SLAWI

Lili Nur Indah Sari 1), Susi Muryani 2), Evi Supriatun 3)
1)
Prodi Sarjana Keperawatan dan Ners,STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416,
Tegal, Indonesia2),3)Dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi

Email : Lilinis629@gmail.com

Abstrak

Kekerasan seksual pada anak adalah perilaku yang mengarah pada hal yang
bersifat seksual pada anak, tidak dikehendaki oleh anak dan dapat menimbukan
dampak negatif baik secara fisik maupun psikologis pada anak. Angka kekerasan
pada anak di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga perlu
dilakukan pencegahan dengan mengajarkan anak tentang perlindungan diri
mereka, melalui pendidikan seksual pada anak sedini mungkin. Pendidikan pada
anak prasekolah diberikan melalui cerita boneka sesuai dengan tahap
perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cerita
boneka tentang perlindungan diri anak terhadap pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual pada anak prasekolah. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif menggunakan metode pre experimental design. Uji statistik dalam
penelitian ini adalah Wilcoxon. Teknik sampel yang digunakan adalah total
sampling dengan jumlah 35 responden. Responden pada peneltian ini adalah anak
usia 5-6 tahun di TK Pertiwi Slawi. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh
cerita boneka tentang perlindungan diri anak terhadap pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual, dibuktikan dengan nilai p value 0,000<0,05. Maka dari itu
pembelajaran tentang perlindungan diri anak dapat diberikan pada anak
prasekolah melalui cerita boneka untuk dapat meningkatkan pengetahuan.

Kata Kunci : anak prasekolah, pendidikan seksual, cerita boneka, perlindungan diri anak.
THE INFLUENCE OF STORY TELLING WITH THE DOLL ON SELF-
PROTECTION TOWARD CHILDREN’S SEXUAL HEALTH
PREVENTION KNOWLEDGE ON CHILDREN’S
PRESCHOOL AGES IN TK “PERTIWI” SLAWI

Lili Nur Indah Sari 1), Susi Muryani 2), Evi Supriatun 3)
1)
Nursing Scholar and Ners Program, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416,
Tegal, Indonesia 2),3) Nursing Lecturers STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi

Email : Lilinis629@gmail.com

Abstract

Children sexual violence is a behavior that leads to children sexual activity and
give negative effects both physically and psychologically toward the children. The
children’s sexual violence in Indonesia increases every year. Therefor, very
necessary to learn about how to prevent children sexual voilence , this is can be
done by giving sexual education on preschooler as soon as possible. Sexual
Education on preschoolers is given through story telling using a doll as an
instrument according to the child's mind development. This research’s aim is to
know about influence of Story tellig with doll about children's self-protection to
sexual violence on preschoolers. This research is a quantitative research using pre
experimental method. This research uses Wilcoxon test. The sample technique
used by sampling with 35 respondents totally. Respondents are 5-6 year old
children in TK Pertiwi Slawi. The results shows that there is a correlation between
Story Telling with doll about sexual violence against sexual prevention
knowledge, it was proved by the value of p value 0,000 <0.05. Therefore, a lesson
of sexual children self-protection knowledge can be given to preschooler by
story telling with doll for improving children’s sexual knowledge to prevent
sexual violence.

Keywords: preschooler, sex education, doll story, children's self-protection.


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
proposal ini dengan judul “Pengaruh Cerita Boneka Tentang perlindungan Diri
Anak Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak
Prasekolah Di Tk Pertiwi Slawi” dalam penulisan tugas ini peneliti
menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Susi Muryani,MNS
selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing menyelesaikan proposal dan
Evi Supriatun, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
membimbing dan megarahkan peneliti dalam menyusun proposal ini.

Dalam penyusunan proposal ini, penelitijuga banyak mendapatkan bimbingan dan


pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ketua STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
2. Bapak Firman Hidayat, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J selaku Ka Prodi Sarjana
Keperawatan & Ners.
3. Ibu Ikawati Setyaningrum. M.Kep selaku penguji sidang proposal yang telah
memberikan saran dan masukan yanng sangat bermanfaat.
4. Seluruh dosen ProdiSarjana Keperawatan & Ners STIKes Bhamada Slawi.
5. Kedua orangtua saya Bapak Akso dan Ibu Tabi’ah atas kasih sayang dan
ketulusan kalian dalam membantu, menyemangati sehingga saya bisa
menyelesaikan proposal ini.
6. Kakak dan Adik saya Bambang Puji Utomo dan Rina Agustin yang selalu
menghibur dan selalu ada buat saya.
7. Teteh tercinta Ani Kurniasih yang selalu menghibur saya dalam kondisi sedih
dan sebagai ibu kedua bagi saya.
8. Ade Aonilah yang selalu memberikan semangat dan motifasi dalam segala
hal.
9. Teman terbaik dan terkhusus sahabatNita Yuliana, Rofiatul Atiqoh, Dewi
Sulastri, Deasi Amalina, Riskiana Lutfiatun, Maunita Linda, Wulan Suci,
yang selalu membantu dan menghibur dalam segala situasi.
10. Sri Rejeki sebagai teman sekaligus patner dalam penelitian.
11. Putry Selli Meliani sebagai teman kos yang selalu menemani dalam kondisi
apapun.
12. Teman-Teman sekelompok, Sidney, Nita, Dewi, Ike, Chabib, Yoga, Rizaldi
yang sudah berjuang bersama.

Slawi, Juli 2018

Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.3. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
2.1. Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual ....................... 5
2.2. Cerita Boneka tentang Perlindungan Diri Anak .................... 10
2.3. Kerangka Teori ...................................................................... 12
2.4. Kerangka Konsep .................................................................. 13
2.5. Hipotsis .................................................................................. 13
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 14
3.1. Jenis dn Rancangan Penelitian ............................................... 14
3.2. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ........................ 15
3.3. Populasi dan sampel............................................................... 19
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 19
3.5. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ......................... 20
3.6. Tekhnik Pengolahan Data ...................................................... 20
3.7. Analisa Data ........................................................................... 21
3.8. Etika Penelitian ...................................................................... 22
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 24
4.1. Hasil Penelitian........................................................................ 24
4.2. Pembahasan.............................................................................. 26
4.3. Keterbatasan Penelitian............................................................. 33
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 35
1.1. Kesimpulan............................................................................... 34
1.2. Saran......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 36
LAMPIRAN ................................................................................................ 40

i
Lampiran 1 (Lembar Kuesioner).................................................. 40
Lampiran 2 (Lembar Kisi-Kisi Kunci Jawaban) ........................... 42
Lampiran 3 (Standar Operasional Prosedur)................................. 43
Lampiran 4 (Lembar Skanario) ..................................................... 44
Lampiran 5 (Lembar Permohonan). .............................................. 47
Lampiran 6 (Lembar Persetujuan Responden) ............................. 48
Lampiran 7 (Lembar surat ijin) ..................................................... 49
Lampiran 8 (Lembar hasil Validitas)............................................ 53
Lampiran 9 (Lembar Hasil Penelitian)......................................... 63
Lampiran 10 (Lembar Jadwal Penelitian)..................................... 64
Lampiran 11 (Dokumentasi Penelitian)....................................... . 66
Lampiran 12 (Lembar Konsultasi)................................................ 70
CURICULUM VITAE .............................................................................. 73

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................. 20
Tabel 4.1 Karakteristik Usia .................................................................... 23
Tabel 4.2 Karakteristik Jenis Kelamin ..................................................... 23
Tabel 4.3 Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual Sebelum Cerita
Boneka ...................................................................................... 24
Tabel 4.4 Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual Sesudah Cerita
Boneka ...................................................................................... 24
Tabel 4.5 Perbedaan Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual
Sebelum dan Sesudah Cerita Boneka ....................................... 25

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.3 Kerangka Teori................................................................. 12


Gambar 2.4 Kerangka Konsep............................................................... 13

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kekerasan terhadap anak menjadi fenomena tersendiri yang harus diperhatikan bagi
orang tua, guru dan lingkungan sekitar.Kekerasan seksual pada anak merupakan
tindakan yang mengarah dan bersifat seksual yang tidak dikehendaki oleh anak
dan dapat menimbulkan dampak negatif (Sulistyowati, 2018).Kekerasan seksual
tidak hanya terjadi melalui kontak fisik tetapi juga nonfisik serta verbal. Pelaku
kekerasan seksual tidak hanya dilakukan oleh orang tidak dikenal saja, melainkan
orang yang sudah dikenal. Kekerasan seksual juga dapat terjadidi lingkungan
sekolah, lingkungan bermain dan lingkungan keluarga. Hal ini menjadi kasus
yang serius yang harus ditangani dan perlu dilakukan pencegahan (Chomaria,
2014).

Pravelensikasus kekerasan dari data National Children Alliance (NCA) mencatat


kekerasan seksual pada anak di dunia pada tahun 2013 terdapat 202.265 kasus,
tahun 2014 terjadi peningkatan sekitar 3.200 kasus, dan pada 2015 terjadi
penurunan dari Januari sampai Juni menjadi 101.769 atau 52% (NCA,2015).
Komisi Perlindungan Anak Indonesia mencatat pada tahun 2014 terjadi 1380
kasus kekerasan seksual anak dan terjadi penurunan kasus kekerasan seksual anak
pada 2015 menjadi 218 atau sekitar 80%, sementara pada 2016 terdapat 120
kasus dan di 2017 terjadi penurunan sebanyak 4% kasus (KPAI, 2017). PKBI
Jawa Tengah mencatat untuk kasus kekerasan seksual, pada tahun 2012 terdapat
457 anak, untuk tahun 2013 terjadi penurunan sekitar 25%, sedangkan tahun 2014
terjadi peningkatan menjadi 609 atau sekitar 60%, artinya setiap hari di Jawa
Tengah terdapat 2 orang anak menjadi korban kekerasan seksual (PKBI, 2016).

Berdasarkan data dari DPPKBP2PA mencatat kasus kekerasan seksual pada anak
di Kabupaten Tegal pada tahun 2013 terdapat 16 kasus, pada tahun 2014 tejadi
peningkatan menjadi 23 kasus atau sekitar 12%, tahun 2015 terjadi penurunan

1
2

menjadi 12 korban, tahun 2016 menurun menjadi 8 korban, dan pada tahun 2017
terdapat 9 korban pada anak.Peningkatan kasus kekerasan seksual ini disebabkan
karena rendahnya kesadaran masyarakat terhadap hak anak, kurangnya
pendidikan karakter di rumah, kurangnya pengetahuan tentang pendidikan seks,
penyebaran perilaku jahat antar generasi, dan lemahnya penegakan hukum,
Kejadian periaku kekerasan seksual berisiko terjadi pada anak prasekolah
(Erlinda, 2014).

Pencegahan perilaku kekerasan seksual perlu dilakukan sedini mungkin hal ini
disebabkan anak usia prasekolah mulai penasaran tentang tubuhnya dan mulai
belajar tentang perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan, selain itu anak
juga mulai mampu melakukan toileting dan berpakaian. Freud mendeskripsikan
masa ini sebagai masa Phallic (Potts & Mandeleco, 2012). Materi dalam
pendidikan seks untuk anak usia prasekolah di tekankan pada pemahaman kondisi
tubuhnya, pemahaman terhadap lawan jenis dan pemahaman untuk menghindar
dari kejahatan seksual. Anak usia prasekolah perlu diberikan pendidikan
kesehatan mengenai pengetahuan pencegahan seks supaya anak memahami jenis
kelamin, perubahan fisik dan memperkuat rasa percaya diri serta
bertanggungjawab terhadap dirinya (Jatmikowati, Angin & Ernawati, 2015).

Pendidikan kesehatan tentang pengetahuan perlindungan diri pada anak


prasekolah dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan menggunakan media
seperti leaflet, poster, permainan, bercerita dan video. Penggunan media dan alat
peraga tersebut dapat digunakan untuk memudahkan penerimaan dan pemahaman
informasi dan pengetahuan bagi anak. Tahap perkembangan kogntif anak
prasekolah berada pada tahap praoperasional dimana anak belum dapat mencerna
informasi yang diberikan oleh orang lain, sehingga membutuhkan alat peraga
supaya anak dapat memahami materi yang disampaikan (Matulessy, 2018).

Menurut penelitian Oktaviana (2014) metode bercerita melalui media boneka


tangan membuat anak usia prasekolah senang mendengarkan cerita dan mampu
3

berbahasa lisan dengan baik serta mampu meningkatkan perkembangan


berbahasa. Metode bercerita merupakan metodeyang digunakan oleh guru untuk
memberikan cerita kepada anak-anak secara lisan.Metode bercerita efektif
digunakan di TK untuk mengembangkan kemampuan berbahasa lisan anak
sehingga alat ucapnya terbiasa untuk berbicara dan mendorong anak untuk berani
bertanya dan mengungkapkan apa yang terjadi. Metode bercerita melalui media
boneka tangan memberikan suasana yang berkesan untuk anak prasekolah.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 26 Maret
kepada 10 orang siswa kelas B di Tk Pertiwi Slawi, didapatkan jawaban
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual yang bermacam-macam. Pertama
peneliti bertanya tentang daerah privasi yang boleh dan tidak boleh disentuh yaitu
1 orang siswa yang menjawab benar dengan jawaban “bagian yang tertutup
celana” sedangkan sisanya mereka tidak menjawab dan tidak mengetahuinya.
Pertanyaan kedua peneliti bertanya tentang cara menghindar dari kejahatan
seksual yaitu dengan pertanyaan Bagaimana jika ada orang yang tidak dikenal
mengajak kamu ketempat yang sepi? 1 orang siswa menjawab “Lari” sedangkan
sisa ya menjawab salah dan tidak mengetahuinya. Berdasarkan data yang didapat
oleh peneliti bahwa anak prasekolah di TK PERTIWI banyak yang belum
mengetahui tentang pengetahuan pencegahan kekerasan seksual dan perlindungan
diri pada anak, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri pada anak terhadap pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual pada anak prasekolah di TK Pertiwi.
4

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh cerita boneka
tentang perlindungan diri anak prasekolah terhadap pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual pada anak usia prasekolah.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, jenis kelamin) di TK
Pertiwi Slawi.
1.2.2.2 Mengidentifikasi pengetahuan tentang pencegahan diri anak prasekolah
sebelum dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri pada anak
prasekolah di TK Pertiwi Slawi.
1.2.2.3 Mengidentifikasi pengetahuan tentang pencegahan diri anak prasekolah
setelah dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri pada anak
prasekolah di TK Pertiwi Slawi.
1.2.2.4 Mengidentifikasi pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak
prasekolah terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak
usia prasekolah di TK Pertiwi Slawi.

1.3. Manfaat Penelitian


1.3.1 Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anak usia
prasekolah dan orang tua untuk menerapkan perlindungan diri pada anak.
1.3.2 Keilmuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan
terhadap pencegahan seksual pada anak sebagai pedoman untuk
melindungi diri dari kejahatan.
1.3.3 Metodologi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi
untuk peneliti selanjutnya khususnya pengaruh cerita boneka tentang
pencegahan diri anak terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual
pada anak prasekolah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual


Kekerasan seksual adalah penganiyayaan yang melibatkan anak dalam kegiatan
seksual yang terjadi pada semua tahap perkembangan anak, tanpa melihat jenis
kelamin, ras ataupun status sosial, ekonomi tertentu untuk memberikan kepuasan
seksual atau keuntungan finansial (Kenny et al., 2013). Kekerasan seksualpada
anak adalah keterlibatan seorang anak dalam segala bentuk aktivitas seksual yang
terjadi sebelum anak mencapai batasan umur tertentu yang ditetapkan oleh hukum
negara yang bersangkutan, dimana orang dewasa atau anak lain yang usianya
lebih tua atau orang yang dianggap memiliki pengetahuan lebih dari anak
memanfaatkannya untuk kesenangan seksual atau aktivitas seksual (Maslihah,
2016). Kekerasan seksual adalah perbuatan disengaja yang menimbulkan
kerugian atau bahaya terhadap anak-anak, baik secara fisik maupun emosional
atau hubungan atau interaksi antara seorang anak dengan seorang yang lebih tua
atau orang dewasa seperti orang asing, saudara sekandung atau orang tua dimana
anak dipergunakan sebagai objek pemuas kebutuhan seksual pelaku. Hal ini
perlu sekali untuk diwaspadai khusus nya pada anak prasekolah (Hurairoh, 2013).

Anak usia prasekolah adalah anak dalam rentang usia 3-6 tahun (Wong, 2008).
Usia prasekolah adalah usia transisi yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang berada dalam usia 4-6 tahun (Davies, 2011). Anak usia
prasekolah adalah anak yang mempunyai usia di bawah tujuh tahun, pada masa ini
anak bisa diarahkan kearah yang positif atau kearah yang bisa membantu
perkembangan sikap, pengetahuan. Keterampilan dan daya cipta yang diperlukan
oeh anak tersebut untuk menghindari terjadinya kekerasan seksual (Ambarwati,
2011).

Jenis kekerasan seksual pada anak meliputi kekerasan fisik, kekerasan nonfisik
dan kekerasan verbal. Kekerasan seksual secara fisik adalah kekerasan yang

5
6

dilakukan melalui kontak fisik atau langsung menyerang pada bagian tubuh anak,
sperti contoh pelaku memaksa anak untuk menunjukan alat kelaminnya dan
pelaku menunjukan alat kelaminnya sendiri kepada anak. Kekerasan seksual
secara nonfisik adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku melalui gambar dan
video ataupun melalui media lain, contohnya seperti pelaku menunjukan gambar
yang berbau seksual kepada anak. Kekerasan seksual secara verbal adalah
kekerasan yang dilakukan melalui perktaan, ucapan, ajakan atau candaan yang
mengarah pada seksual (Chomaria, 2010).

Faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak anatara lain yaitu
rendahnya kesadaran masyrakat terhadap anak, pendidikan orangtua, ekonomi
atau kemiskinan, rendahnya pengetahuan tentang pendidikan seks, penegakan
hukum yang lemah. Dampak dari kekerasan seksual cenderung menimbulkan
dampak traumatis baik pada anak maupun pada orang dewasa. kasus kekerasan
seksual sering tidak terungkap karena adanya penyangkalan terhadap peristiwa
kekerasan seksual yang terjadi, lebih sulit lagi adalah jika kekerasan seksual ini
terjadi pada anak-anak, karena anak-anak korban kekerasan seksual tidak
mengerti bahwa dirinya menjadi korban.Korban sulit mempercayai orang lain
sehingga merahasiakan peristiwa kekerasan seksualnya, selain itu anak cenderung
takut melaporkan karena mereka merasa terancam akan mengalami konsekuensi
yang lebih buruk bila melapor, anak merasa malu untuk menceritakan peristiwa
kekerasan seksualnya, anak merasa bahwa peristiwa kekerasan seksual itu terjadi
karena kesalahan dirinya dan peristiwa kekerasan seksual membuat anak merasa
bahwa dirinya mempermalukan nama keluarga dan akan membawa dampak yang
lebih banyak bagi anak (Noviana, 2015).

Dampak kekerasan seksual yang terjadi ditandai dengan adanya powerlessness,


dimana korban merasa tidak berdaya dan tersiksa ketika mengungkap peristiwa
pelecehan seksual tersebut. Tindakan kekerasan seksual pada anak membawa
dampak emosional dan fisik kepada korbannya. Secara emosional, anak sebagai
korban kekerasan seksual mengalami stress, depresi, goncangan jiwa, adanya
7

perasaan bersalah dan menyalahkan diri sendiri, rasa takut berhubungan dengan
orang lain, bayangan kejadian dimana anak menerima kekerasan seksual, mimpi
buruk, insomnia, ketakutan dengan hal yang berhubungan dengan penyalahgunaan
termasuk benda, bau, tempat, kunjungan dokter, masalah harga diri, disfungsi
seksual, sakit kronis, kecanduan, keinginan bunuh diri, keluhan somatik. Trauma
akibat kekerasan seksual pada anak akan sulit dihilangkan jika tidak secepatnya
ditangani oleh ahlinya. Anak yang mendapat kekerasan seksual, dampak jangka
pendeknya akan mengalami mimpi-mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan pada
orang lain, dan konsentrasi menurun yang akhirnya akan berdampak pada
kesehatan. Jangka panjangnya, ketika dewasa nanti dia akan mengalami fobia
pada hubungan seks atau bahkan yang parahnya lagi dia akan terbiasa dengan
kekerasan sebelum melakukan hubungan seksual. Bisa juga setelah menjadi
dewasa, anak tesebut akan mengikuti apa yang dilakukan kepadanya semasa
kecilnya, sehingga harus dilakukan pencegahan (Noviana, 2015).

Pencegahan adalah suatu tindakan tindak lanjut yang berwenang serta sadar dalam
usaha menghalangi, mengurangi segala dampak resiko ancaman yang tidak
diinginkan. Pencegahan kekerasan seksual pada anak yaitu dengan mengajari
anak dengan keterampilan diri pada anak (Mashudi dan Nur’aini, 2015).
Pendidikan seksual pada anak prasekolah dapat dimulai dengan mengajarkan
nama-nama bagian tubuh dan perbedaan secara fisik anatara perempuan dan laki-
laki. Anak juga perlu ditanamakan bahwa mereka juga mempunyai tanggung
jawab atas tubuh mereka dan mengajarkan ada bagian tubuh yang boleh dan tidak
boleh di perlihatkan atau tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali diri sendiri,
orang tua atau dokter untuk menjaga kesehatan dan kebersihan mereka.
Pemahaman tentang menjaga privasi dari orang banyak saat mandi, ke toilet dan
berpakian juga penting di sampaikan pada anak prasekolah. Anak juga perlu
diajarkan bagaimana bersikap sopan atas privasi orang lain seperi mengetuk pintu
terlebih dahulu sebelum memasuki kamar mandi atau kamar tidur. Hal ini perlu
dilakukan pemberian pendidikan kesehatan untuk mencegah terjadinya kekerasan
seksul pada anak (Wuetelle and kenny, 2011).
8

Pendidikan yang diberikan pada anak usia prasekolah dalam hal ini mengenai
pendidikan seksual diharapkan akan membentuk pondasi yang kuat bagi
perkembangan pribadi dan perilaku anak di waktu yang akan datang.
Pendididkan seksual pada anak perlu diberikan sedini mungkin agar anak
mengerti tentang bagaimana mencegah perilaku kekeran seksual. Anak dapat
mengerti terhadap pencegahan tentang perlindungan diri (NAEYC, 2009).

Perlindungan diri pada anak adalah pendidikan yang diajarkan kepada anak
tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi situasi yang membahayakan bagi
mereka untuk menjaga diri mereka tetap aman. Pendidikan ini tidak hanya
mengurangi resiko menjadi korban tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan
anak untuk melindungi diri mereka sendiri (Kendall, 2012). Pedoman Pendidikan
perlindungan diri yang diajarkan pada anak mencakup “yell-go-tell, sequence” ,
namun sebelumnya anak perlu diajarkan tentang body ownershipatau
kepemilikian tubuh karena hal ini paling terpenting bagi perlindungan diri anak
(Springer dan Mesurell, 2015). Anak diajarkan bahwa tubuh nya adalah milik
pribadi dirinya sehingga mereka mempunyai hak atas diri mereka sendiri untuk
memutuskan apakah boleh atau tidak boleh diakses orang lain. Anak diajarkan
bagian privasi tubuhnya. Anak diajarkan sentuhan yang baik dan sentuhan yang
tidak baik , sentuhan baik seperti berjabat tangan , sentuhan yang tidak baik
seperti pelukan dari orang yang lebih besar dan tidak dikenal dan sentuhan seksual
(Kendall, 2013). Terakhir anak diajarkan “yell-go-tell, sequence” anak diajarkan
teriak “tidak mau” kemudian anak diajarkan untuk lari dan pergi dari tempat
tersebut dan suruh anak menceritakan ke orang dewasa. Hal ini sangat penting
dilakukan untuk melindungi diri anak dan untuk menambah pengetahuan terhadap
anak (Springer dan Misurell 2015).

Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang yang diperoleh dari penginderan


manusia seperti mata, telinga, kulit, hidung dan lidah. Pengetahuan dipengaruhi
oleh seberapa intens waktu panca indra memperhatikan dan memahami objek
9

tertentu. Sebagian besar pengetahuan dapat melalui indra penglihatan dan indra
pendengaran. (Notoatmodjo, 2012).

Tingkat pengetahuan pada manusia dibagi menjadi enam tingkatan, yaitu pertama
Tahu atau know, tahu diartikan sebagai memanggil memori yang telah disimpan
sebelumnya setelah mendapat pengetahuan tertentu. Cara mengukur tingkat
pengetahuan seseorng dapat diukur melalui pertanyaan terkait materi. Kedua
Memahami atau comprehesionmemahami tidak sekedar tahu dan menyebutkan
suatu objek tetapi juga dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek
tersebut. Ketiga Aplikasi atau aplplicationdiartikan seseorang telah memahami
tentang suatu objek dengan menggunakan atau prinsip tersebut pada situasi yang
lain. Keempat Analisis atau analysis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan, memisahkan kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang sudah diketahui.
Kelima Sintesis atau sintesys menunjukan kemampuan seseorang untuk
merrangkum atau meletakan dalam suatu hbungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki. Keenam Evaluasi atau evaluation
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang
telah ditetukan (Notoatmodjo, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain yaitu pertama


Pendidikan adalah proses belajar untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan melalui pola tertentu. Pendidikan didapatkan atau
diberikan secara formal dan nonformal. Kedua usia, semakin bertambahnya usia
semakin berkembang pula daya tangkap, pola pikir dan daya ingat dalam
pendidikan, sehingga pengetahuan yang didapat juga semakin baik. Namun ada
usia tertentu menjelang lanjut usia kemampuan utuk mengingat dan daya tangkap
akan menurun sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan. Ketiga Minat dan
kretivitas, minat adalah kecenderungan hati melakukan atau mempelajari sesuatu
yang diawali dengan rasa senang dan rasa tertarik, sedangkan kreatifitas adalah
10

kemampuan diri dalam mengolaborasi potensi pribadi dengan pencapaian cita-


cita. Keempat Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman dapat membentuk
seseorang dalam pengetahuan, persepsi, sikap,kepercayaan dan objek. Kelima
Kebudayaan dan ekonomi , pandangan agama dan etnis dapat mempengaruhi
seseorang dalam mendapatkan informasi atau pengetahuan seseorang. Status
ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Keenam Informasi , diperoleh dari mana
saja salah satunya dari media masa yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan
afektif. Fungsi kognitif menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, sikap,
keyakinan masyarakat dan penelasan nilai nilai tertentu (Mubarak, 2011).

2.2 Cerita Boneka Tentang Perlindungan Diri Anak


Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak
dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan (Novikasari, 2013). Metode
bercerita adalah metode belajar mengajar dimana guru menyampaikan informasi
dengan bercerita kepada murid. Metode ini berpusat satu arah dimana perhatian
terpusat pada guru dan anak murid mendengarkan (Fathurroman, 2008).Bercerita
adalah metode komunikasi universal yang sangat berpengaruh pada jiwa manusia,
karena metode ini sangat efektif untuk mempengaruhi jiwa anak-anak. Cerita
pada umumnya lebih berkesan dari pada nasehat murni, sehingga pada umumnya
cerita terekam jauh lebih kuat dari memori manusia untuk menanamkan kesiapan
mental, psikologis dan konsep belajar sebagai aktivitas yang menyenangkan bagi
anak. Metode bercerita pada anak tidak hanya sekedar bercerita saja tetepi
metode bercerita juga memerlukan alat praga seperti boneka supaya anak lebih
tertarik (Sarahaswati, 2013).

Boneka adalah tiruan bentuk manusia dan bentuk binatang dan merupakan salah
satu model perbandingan, dalam penggunaan boneka dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka. Metode
11

Ceritamelalui media boneka adalah metode dan media bercerita dengan


menggunakan boneka sebagai media pembelajaran yang efektif bagi anak untuk
menyampaikan informasi pada anak. Metode bercerita berbantuan media boneka
menjadikan anak lebih tertarik karena bonekatangan merupakan media yang lucu
danmemiliki bentuk, karakter dan warna yang unik, sehingga anak termotivasi
untukbercerita berbantuan media boneka tangankarena medianya lebih
menyenangkandan media boneka mempunyai jenis-jenis yang bermacam-macam
(Oktaviana, 2014).

Jenis boneka ada empat jenis yang dapat digunakan sebagai media bercerita yaitu
boneka gagang atau boneka yang termasuk dalam wayang, boneka gantung,
boneka tangan dan boneka tempel. Boneka gagang keterampilan mensinkronkan
gerak gagang dengan tangan kanan dan kiri, satu tangan dituntut untuk dapat
mengatasi tiga gerakan sekaligus sehingga satu adegan guru dapat memainkan dua
tokoh. Boneka gantung mengandalkan keterampilan menggerakkan boneka dan
benang yang diikatkan pada materi tertentu seperti kayu, lidi, atau atap panggung
boneka sekaligus. Boneka tempel mengandalkan keterampilan memainkan
gerakan tangan, kebanyakan boneka tempel tidak leluasa bergerak karena
ditempelkan pada panggung dua dimensi. Boneka tangan mengandalkan
keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yeng berfungsi
sebagai tulang tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan bisa digunakan tanpa
alat bantu yang lain, boneka tangan mungkin lebih efektif sebagai media bercerita
untuk memperagakan tentang perlindungan diri anak (Gunarti, 2010).

Manfaat cerita boneka bagi perlindungan diri anak sangat efektif digunakan untuk
memberikan pendidikan kesehatan dan informasi, karena metode bercerita
berbantuanmedia boneka tangan dapatmengembangkan kemampuan
berbahasalisan anak, melatih daya ingat atau memorianak, mengembangkan
potensi kreatif anakpada saat anak bercerita berbantuan mediaboneka tangan di
depan kelas. Menjadikan anak lebih berani mengungkapkan hal yang tidak
12

mereka suka dan lebih efektif untuk pembelajaran tentang perlindungan diri
(Oktaviana, 2014).
2.3 Kerangka Teori

Faktor yang
mempengaruhi
- Pendidikan
- Usia
Pengetahuan Upaya
- Minat dan Kreatifitas
pencegahan Pencegahan
- Pengalaman
kekerasan
- Kebudayaan Ekonomi
seksual.
- Informasi

Pendidikan seksual :
Perlindungan Diri Anak

Cerita Boneka
-Pengenalan anggota tubuh yg
boleh dan tidak boleh disentuh
orang lain
-Pengajaran sentuhan baik dan
tidak baik
- Cara menghindar dari
kekerasan seksual

Peningkatan Pengetahuan
Pencegahan kekerasan seksual
anak prasekolah

Gambar 2.3 Kerangka TeoriSumber : Mubarak (2011), Notoatmodjo (2012),


Wutelle and Kenny (2011), Oktaviana (2014).
13

2.4 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat


Cerita boneka tentang Pengetahuan pencegahan kekerasan
perlindungan diri anak seksual pada anak prasekolah

Faktor yang mempengaruhi


- Pendidikan
- Usia

Gambar 2.4 Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian.
Berdasarkan teori-teori yang diatas dan kerangka konsep yag telah di kemukakan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
2.5.1. Hipotesis nol atau nihil (Ho)
Tidak ada hubungan pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak
terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak prasekolah di Tk
Pertiwi Slawi.
2.5.2. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatife (Ha)
Ada hubungan pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak terhadap
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak prasekolah di Tk Pertiwi
Slawi.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Rancangan Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif , desain penelitian
menggunakan metode preexperimental design. Adapun rancangan yang
digunakan adalah one group pretest-postest design. Dalam rancangan ini tidak
ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan
observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan peneliti dapat menguji
perubahan- perubahan yang terjadi setelah diberikan intervensi. Ciri dan tipe
penelitian one group pretest-postest design adalah mengungkapkan adanya
pengaruh dengan cara melibatkan satu kelompok subjek (Sugiyono, 2017).
Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian
diobservasi kembali setelah dilakukan intervensi. Rancangan ini dapat
a]digambarkan :

Pretest Intervensi Postest


01 X 02

Keterangan :
01 : Tingkat pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
pencegahan kekerasan seksual
X : Intervensi dengan melakukan pendidikan kesehatan pencegahan kekerasan
seksual
02 : Tingkat pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan pencegahan
kekerasan seksual.

14
15

3.2 Alat Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data


3.2.1 Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner pre-test dan
post-test. Lembar kuesioner terdiri dari data umum dan kuesioner pertanyaan
tentang pengetahuan pencegahan kekerasan seksual tentang perlindungan diri
anak. Data umum yang berisikan identitas anak yaitu : Inisial nama, tanggal
lahir, umur, jenis kelamin. Kuesioner ini terdiri dari pertanyaan yang diperoleh
dari Istiqomah (2016) yang telah dilakukan uji validitas dengan menggunakan
pearson product moment dengan jumlah 17 pertanyaan yang valid, sedangkan
reliabilitas nya dilakukan dengan hasil 0,87 dan telah di modifikasi menjadi 25
pertanyaan. Penentuan jawaban ini menggunakan skala Guttman yaitu jawaban
responden pada dua jawaban, ya atau tidak. Nilai tertinggi 10 dan terendah 0.
Jawaban “benar” diberi nilai 1 sedangkan jawaban “salah” diberi nilai 0. Alat
penelitian yang kedua yang digunakan dalam penelitian ini yaitu media boneka
tangan. Media boneka dengan metode bercerita ini digunakan sebagai media
pembelajaran untuk menyampaikan materi perlindungan diri anak yang terdiri
dari Pengenalan anggota tubuh yg boleh dan tidak boleh disentuh orang lain,
Pengajaran sentuhan baik dan tidak baik, Cara menghindar dari kekerasan seksual.

Peneliti telah melakukan uji validitas kuesioner di RA Muslimat Nu Masyitoh


Dukuhwaru Kab.Tegal pada tanggal 30 Mei 2018 yang memiliki karakteristik dan
letak geografis yang sama dengan samppel peneitian. Peneliti melakukan uji
validitas dengan kuesioner tentang pengetahuan pencegahan kekerasan seksual ,
soal yang diajukan sebanyak 25 pertanyaan, kemudian di uji menggunakan Spss
18 For Widowsmenghasilkan 20 pertanyaan yang valid yaitu nomor
(3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,15,18,19,20,21,22,23,24,25) dan 5 pertanyaan yang
tidak validyaitu nomor (1,2,11,16,17 ) dengan r tabel = 0,444. Jika r hasil > r
tabel maka dinyatakan valid (Arikunto, 2010)

Peneliti telah melakukan uji reliabilitas kuesioner pengetahuan pencegahan


kekerasan seksual pada 20 responden maka didapatkan nilai Alpha
16

Cronbachadalah 0,742 yang berarti lebih besar dari nilai konstanta (0,742 >
0,444), yang menunjukan bahwa soal tersebut reliabel atau dapat dipercaya
sehingga digunakan untuk kuesioner penelitian.

3.2.2 Cara pengumpulan data


Cara pengumpulan data yang telah dilakukan peneliti untuk memperoleh data dari
respnden dengan dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap
persiapan dilakukan dengan cara peneliti menyusun proposal dan pelaksanaan
sidang pada tanggal 11 Mei 2018. Setelahproposal disetujui peneliti mendapat
surat izin untuk melakukan uji validitas kuesioner dan penelitian dari Ketua Prodi
Pendidikan Profesi Ners STIKes Bhamada Slawi untuk ditunjukan kepada kepala
RA Muslimat Nu Masyitoh dan kepada Kepala TK Pertiwi Slawi.

Langkah selanjutnya pada tanggal 24 Mei 2018 peneliti mendatangi Kepala RA


Muslimat NU Masyitoh untuk meminta izin untuk melakukan uji validitas
kuesioner. Setelah mendapatkan izin kemudian peneliti diarahkan oleh ibu kepala
mendatangi kelas Buntuk melakukan uji validitas kuesioner pada tanggal 30 Mei
2018di RA Musilimat Nu Masyitoh Slarang Lor Kab.Tegal. Setelah uji validitas
kuesioner selesai peneliti berpamitan dengan Kepala serta guru di RA Muslimat
Nu Masyitoh.

Langkah penelitian selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan


peneliti mengunjungi TK Pertiwi Slawi untuk menemui kepala sekolah dan
meminta izin melakukan penelitian dengan memeperkenalkan diri, menjelaskan
informasi dan tujuan, manfaat, prosedur penelitian yang dilakukan. Pertemuan
pertama peneliti mendatangi TK Pertiwi Slawi pada tanggal 2 Juni 2018 dengan
menunjukan surat ijin penelitian serta meminta kesepakatan kontrak waktu
pelaksanaan. Setelah mendapat izin dari kepala sekolah peneliti diarahkan untuk
memasuki kelas B yang usia nya 5-6 tahun, kemudian kepala sekolah
memperkenalkan peneliti dan peneliti melakukan kontrak waktu dengan siswa
siswi kelas B TK Pertiwi Slawi.
17

Pertemuan kedua pada tanggal 4 Juni 2018 pukul 08.00 WIB peneliti datang ke
TK Pertiwi Slawi untuk melakukan penelitian kepada siswa siswi kelas B. Pada
pukul 08.15 WIB peneliti mendatangi kelas B kemudian peneliti memperkenalkan
diri dan memperkenalkan 4 enumerator yang akan membantu proses pengambilan
data yang sebelumnya telah diberi pengarahan terlebih dahulu tentang tujuan,
manfaat dan prosedur pengumpulan data. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat
dan prosedur penelitian kepada responden, kemudian peneliti membagi responden
menjadi 3 kelompok setelah itu peneliti dan 4 enumerator membagikan lembar
informed consent atau lembar persetujuan kemudian peneliti membacakan lembar
persetujuan dan 4 enumerator mengarahkan responden untuk mendatangani
lembar persetujuan. Setelah responden menyetujuinya dilanjutkan pembagian dan
pengisian lembar kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan tentang pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual. Proses pengisian kuesioner responden di bagi
menjadi 3 kelompok, kemudian peneliti dan 4 enumerator dibagi menjadi 3
kelompok juga, pengisian kuesioner dibacakan dan diarahkan peneliti dan
enumerator dalam setiap kelompok. Setelah responden selesai mengisi kuesioner,
peneliti dan 4 enumerator mengambil serta mengecek kelengkapan pengisian
kuesioner untuk memastikan semua pertanyaan telah terisi semua dengan jelas
oleh responden, setelah kuesioner lengkap maka pengumpulan data telah selesai.

Pertemuan ketiga pada tanggal 5 Juni 2018 pukul 08.10 WIB peneliti datang ke
TK Pertiwi Slawi untuk melakukan cerita boneka tentang perlindungan diri anak.
Peneliti dibantu oleh satu orang guru yang sebelumnya telah diberikan pengarahan
mengenai naskah dan alur bercerita tentang perlindungan diri anak dan 4
enumerator. Peneliti dan 4 enumerator memasuki kelas B dan memperkenalkan
diri dan kemudian peneliti dan enumerator membagi responden menjadi 3
kelompok dan peneliti di bantu 4 enumerator mempersiapkan alat untuk bercerita
boneka. Setelah itu 4 enumerator dibagi menjadi 3 untuk mendampingi 3
kelompok responden agar memperhatikan dan kondusif. Kemudian peneliti dan
ibu guru melakukan cerita boneka tentang perlindungan diri anak selama 15
menit. Setelah cerita boneka selesai peneliti bertanya kepada 3 responden tentang
18

sentuhan baik dan tidak baik dan 1 responden yang menjawab benar, peneliti
mengajukan pertanyaan lagi kepada semua responden tentang cara menghindar
dari kejahatan kekerasan seksual dan mereka menjawab benar yaitu dengan
jawaban “lari, teriak tolong dan bercerita kepada ibu guru, mamah dan papah”.
Pada saat peneliti dan ibu guru melakukan cerita boneka reponden terlihat senang
dan mau memperhatikan. Setelah cerita boneka selesai peneliti melakukan
kontrak waktu kepada responden untuk cerita boneka pada hari berikutnya.

Pertemuan keempat pada tanggal 6 Juni 2018 pukul 08.00 WIB peneliti dan 4
enumerator datang ke TK Pertiwi Slawi untuk melakukan cerita boneka kembali.
Peneliti dibantu oleh satu orang guru untuk bercerita boneka tentang perlindungan
diri anak khususnya pada point “ sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh”.
Peneliti juga di bantu oleh 4 enumerator yang sebelumnya telah diberikan
pengarahan. Peneliti dan 4 enumerator mempersiapkan kelengkapan alat untuk
cerita boneka. Kemudian peeliti membagi responden menjadi 3 kelompok dan 4
enumerator juga di bagi menjadi 3 kelompok untuk membimbing
responden.Peneliliti dan ibu guru melakukan cerita boneka terutama ditegaskan
pada point “sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh”. Pada saat cerita boneka
berlangsung responden kondusif dan memperhatikan, kemudian peneliti
mengajukan pertanyaan kepada semua responden tentang sentuhan boleh dan
sentuhan tidak boleh, cara menghindar dari kekeasan seksual dan rata rata semua
na menjawab benar. Berhubung hari Kamis pada tanggal 7 Juni 2018 akan
dilaksanakan cap tiga jari dan kelengkapan kelulusan responden, setelah cerita
boneka dilaksanakan peneliti segera mengarahkan responden mengisi kuesioner
yang berisi 20 pertanyaan. Peneliti menjelaskan kembali tujuan, manfaat dan
prosedur pengisian kuesioner kepada responden, setelah itu peneliti dan 4
enumerator membagikan lembar kuesioner di setiap kelompok responden. Setelah
kuesioner dibagikan peneliti dan enumerator pada masing masing kelompok
membacakan kuesioner dan mengarahkan responden dalam pengisian kuesioner.
Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti dan empat enumerator
mengambil serta mengecek kembali kelengkaan pengisian kuesioner untuk
19

memastikan semua pertanyaan telah terisi semua dengan jelas oleh responden.
Setelah kuesioner lengkap maka pengumpulan data telah selesai. Peneliti dan 4
enumerator membagikan alat tulis sebagai bentuk apresiasi karena responden telah
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian. Setelah itu peneliti dan 4
enumerator berpamitan kepada kepala sekolah serta guru TK Pertiwi Slawi.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa prasekolah di kelas B dengan jumlah
35 responden di Tk Pertiwi Slawi.

3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total
sampling adalah pengambilan data secara keseluruhan (Sugiono, 2013). Sampel
dalam penelitian ini adalah anak prasekolah usia 5-6 tahun di kelas B di Tk
Pertiwi Slawi. Jadi jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 35
responden.
3.3.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Anak usia prasekolah 5-6 tahun, TK Pertiwi Slawi, anak yang belum pernah
diberikan pendidikan pencegahan kekerasan seksual tentang perlindungan diri
anak, anak yang kooperatif, anak yang tidak mengalami gangguan pendengaran
dan berbicara, anak yang menyetujui menjadi responden.
3.3.2.2 Kriteria Ekslusi
Kriteria Ekslusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Anak yang tidak hadir pada kegiatan cerita boneka.

3.4 Tempat Dan Waktu Penelitian


Peneliti melakukan penelitian di TK Pertiwi Slawi Kab.Tegal. Waktu penelitian
ini dilakukan Tanggal 4-6 Juni 2018.
20

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran


Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Usia Satuan waktu yang Kuesioner Usia dalam Interval
diukur dari sejak (1 item) tahun
lahirsampai 5 Tahun
dilakukan penelitian. 6 Tahun

Jenis Kelamin Jenis seksual yang Kuesioner Laki-laki Nominal


ditentukan secara (1 item) Perempuan
biologis dan
anatomis
Penkes Proses penyampaian - - -
melalui Cerita materi pendidikan
Boneka pencegahan
kekerasan seksual
pada anak
prasekolah dengan
metode cerita
boneka
Pengetahuan Semua hal yang Kuesioner Nilai Rasio
Pencegahan diketahui anak Minimum 0
Kekerasan praskolah tentang
Seksual pencegahan Nilai
kekerasan seksual Maksimum
20

3.6 Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data merupakan tindakan memperoleh data mentah kemudian diolah
menjadi informasi yang dibutuhkan oleh peneliti atau proses pengumpulan data
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
Pengeditan (Editing) Pada saat penelitian responden melakukan pengecekan
kuesioner apakah jawaban pada kuesioner sudah jelas, lengkap, relevan dan
konsisten. Pengkodean (Coding) setelah peneliti melakukan pengeditan kuesioner
selanjutnya peneliti melakukan pengkodean, yaitu mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan untuk mempermudah
pengolahan data. Pemasukan data (Processing atau entry) setelah data kuesioner
21

didapatkan baik pretest maupun postest peneliti melakukan proses memasukan


data kedalam komputer yang selanjutnya dilakukan analisa data dengan
menggunakan aplkasi computer (SPSS). Penghapusan (Cleaning) peneliti
melakukan penghapusan data-data yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan
mengecek apabila ada kesalahan penulisan kode pada komputer (Sugiyono, 2012).

3.7 Analisa Data


Penelitian ini menggunakan analisis data secara kuantitatif, yaitu :
3.7.1 Analisis univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap
variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat pada penelitian
mendeskripsikan karakteristik responden usia yang berbentuk numerik dan
karakteristik jenis kelamin berbentuk kategorik. Analisa univariat pada penelitian
ini juga mendeskripsikan variabel dependent yaitu pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual yang berbentuk numerik. Maka bentuk penyajian data analisa
univariat yang disajikan dengan data tidak normal (usia) adalah median, modus.
Dan karakteristik jenis kelamin disjikan dalam frekuensi, narasi, tabel, diagram
atau gambar.

3.7.2 Analisis Bivariat


Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis
hubungan dua variabel yaitu variabel bebas cerita boneka dan variabel terikat
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual. Sebelum dilakukan analisa bivariat
peneliti melakukan uji asumsi. Peneliti melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas
data. Uji normalitas yang digunakan adalah Saphiro Wilk.Jika hasil distribusi
normal maka uji statistik yang digunakan adalah paired t-test dan didapatkan hasil
pengetahuan distribusi tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah
wilcoxon. Analisis data dilakukan dengan memasukan hasil posttest ke dalam
program SPSS dalam komputer. Ho diterima jika p value > 0,05 sedangkan Ho
ditolak jika p value <0,05.
22

3.8 Etika Penelitian


Menurut Notoatmodjo (2012), prinsip etika penelitian merupakan standar etika
dalam melakukan penelitian, etika dalam penelitian antara lain :
3.8.1 Menghormati harkat dan martabat manusia (Resfect For Human Dignity).
Peneliti dalam menjaga harkat dan martabat responden yaitu sebelum dilakukan
penelitian, peneliti memberikan lembar peretujuan menjadi respoden yang
bertujuan untuk berpartisipasi atau tidak tanpa adanya paksaan.
3.8.2 Menghormati privasi atau kerahasiaan responden penelitian (Resfect
Privacy and Confidentiality).
Peneliti menghormati privasi. Peneliti tidak menampilkan informasi dan
kerahasiaan responden. Informasi mengenai identitas responden, peneliti
mengunakan kode dan inisial nama tanpa menggunakan identitas yang
sebenarnya. Peneliti juga berusaha menjamin kerahasiaan informasi yang diteliti
dan tidak dipublikasikan. Setelah tidak digunakan, ,lembar kuesiner tersebut akan
dimusnahkan.
3.8.3 Keterbukaan (Resfect For Jutice and inclusiveness).
Penelitian dilakukan dengan keterbukaan, adil jujur dan hati-hati. Peneliti
mengkondisikan lingkungan sebaik mungkin dengan menjelaskan prosedur dan
tujuan penelitian terlebih dahulu kepada responden untuk memenuhi prinsip
keterbukaan tanpa membedakan jenis kelamin, agama, etnis dan sebagainya.
3.8.4 Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing
harms and Benefits).
Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian dan kerusakan bagi responden karena
dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan jumlah item 20 pertanyaan
dan responden hanya memberikan tanda centrang pada lembar jawaban serta
kuesioner dibacakan oleh peneliti. Penelitian ini tidak memungut biaya dari
responden dan dalam melaksanakan penelitian, responden mendapatkan manfaat
dan kenyamanan karena dengan diberikannya cerita boneka yang menarik bagi
responden.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan (Usia dan Jenis Kelamin)
Tabel 4.1 Karakteristk responden berdasarkan usia dalam penelitian ini disajikan
dalam bentuk tabel distribusi mean dan standar deviasi.
Karakteristik Median Modus Min Max
Usia
Usia 5- 6 Tahun 6,00 6 5 6

Berdasarkan tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia, menunjukan


bahwa responden terbanyak atau yang sering muncul usia 6 tahun. Berdasarkan
hasil wawancara dengan responden didapatkan bahwa responden belum
mengetahui cara pencegahan kekerasan seksual. Hal ini dikarenakan responden
belum pernah mendapatkan informasitentang pencegahan kekerasan seksual.
Tabel 4.2Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase
Jenis Kelamin
-Perempuan 16 45,7 %
-Laki-laki 19 54,3 %
Total 35 100 %

Berdasarkan tabel 4.2 Karakteristik selanjutnya yaitu jenis kelamin yang


menunjukan nilai tertinggi laki-laki yaitu 19 responden (54,3 %), dan terendah
perempuan yaitu 16 responden (45,7%).

23
24

4.1.2 Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual Sebelum Dilakukan


Cerita Boneka
Tabel 4.3 Distribusi mean dan standar deviasi pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual sebelum dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri
anak di TK. Pertiwi Slawi Tanggal 4Juni 2018

Variabel Median Modus Min Max


Pengetahuan
pencegahan kekerasan
7,00 7 6 13
seksual sebelum certita
boneka

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 35 responden
sebelum cerita boneka tentang perlindungan diri anak didapatkan pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual dengan nilai 7,00, dengan nilai yang sering muncul
7 dan nilai tertinggi 13 dan terendah 6 yang artinya pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual responden masih rendah. Hal ini dikarenakan mayoritas
responden belum mengetahui cara pencegahan kekerasan seksual tentang
perlindungan diri anak, tentang bagaimana cara menghindar dari kekersan seksul,
sentuhan boleh dan tidak boleh dan bagian tubuh mana yang boleh dan tidak
boleh disentuh orang lain.

4.1.3 Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual Sesudah Dilakukan


Cerita Boneka
Tabel 4.4 Distribusi mean dan standar deviasi pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual sesudah dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri anak
di TK. Pertiwi Slawi Bulan Juni 2018
Variabel Median Modus Min Max
Pengetahuan
pencegahan kekerasan
19.00 20 12 20
seksual sesudah cerita
boneka

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 35 responden
sesudah dilakukan cerita boneka didapatkan responden dengan nilai 8,57 dan nilai
25

yang sering muncul 20 dengan nilai tertinggi 20 dan terendah 12 Yang artinya
pengetahuan pencegahan kekerasan responden meningkat menjadi lebih baik dari
sebelum diberikan intervensi cerita boneka tentang perlindungan diri anak. Hal
ini dikarenakan pendidikan melalui cerita boneka sangat menarik bagi anak dan
dapat di pahami oleh anak dengan mudah, sehingga anak mampu mengingat apa
yang telah disampaikan oleh peneliti.

4.1.4 Pengaruh pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sebelum dan


sesudah dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri anak di TK.
Pertiwi Slawi bulan Mei 2018
Analisa bivariat dalam sub ini digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh
perlakukan cerita boneka. Sebelum dilakukan analisa bivariat peneliti melakukan
uji asumsi yang dilakukan pada variabel pre test dan post testpada satu kelompok.
Pengujian normalitas data menggunakan shapiro-wilk. Hasil uji normalias pada
variabel pre test dan post test pada satu kelompok di peroleh nilai signifikan
0,001<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi tidak normal
sehingga uji statistik pada penelitian ini adalah non parametrik. Uji statistik
bivariat yang di gunakan adalah wilcoxon yaitu untuk mengetahui adanya
perbedaan pengetahuan sebelum di lakukan intervensi cerita boneka dan sesudah
di berikan intervensi cerita boneka. Hal ini untuk mengetahui adanya pengaruh
cerita boneka terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual. Uji statistik
bivariat wilcoxon disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.5 Pengaruh pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi cerita boneka di TK Pertiwi Slawi bulan Mei 2018.
Modus Min Max Z V Palue
Pree 7 6 13
-5.179 0,000
Post 20 12 20

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan hasil uji statistik untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh meggunakan wilcoxon di peroleh nilai p value = 0,00 < 0,05
26

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima dengan kesimpulan bahwa ada pengaruh


cerita boneka terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual. Pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikan cerita boneka tentang perlindungan diri anak.
Dari 35 responden sebelum cerita boneka dengan nilai pengetahuan yang sering
muncul 7 dan setelah diberikan cerita boneka nilai pengetahuan yang sering
muncul meningkat menjadi 20 dan tidak ada responden yang mengalami
penurunan skor setelah diberikan cerita boneka tentang perlindungan diri anak.
Dapat disimpulkan ada pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak
terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual di TK Pertiwi Slawi yang
didapatkan dari hasil p-value = 0,000<0,05 sehingga H0 ditolak.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik anak berdasarkan usia dan jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Karakteristik responden
berdasarkan usia, menunjukan bahwa responden rata-rata usia 6 tahun. Responden
dengan usia 5 tahun sebanyak 8 responden dan responden dengan usia 6 tahun
sebanyak 27 responden. Jadi pada penelitian ini responden yang berusia 6 tahun
lebih banyak dibandingkan responden berusia 5 tahun. Anak pada usia 5-6 tahun
rentang akan terjadinya kekerasan seksual yang dilakukan orang lain atau bahkan
orang terdekatnya. Menurut Kurtuncu & Meltem (2011) Anak pada usia 0-6
tahun atau usia prasekolah adalah periode kritis dimana anak belajar sangat cepat
dan masih mengikuti apa yang dilakukan oleh orang dewasa terhadapnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden didapatkan bahwa
responden belum mengetahui cara pencegahan kekerasan seksual. Dari 35
respoden setelah ditanyakan tentang sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh
didapatkan bahwa mereka tidak bisa menjawab dengan benar, kebanyakan
responden pada usia ini menjawab bahwa bagian yang tertutup baju berupa dada,
perut dan yang tertutup celana berupa alat kelamin, mereka masih boleh disentuh
orang lain. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara bahwa 20% anak di TK
Pertiwi mengalami kejadian kekerasan seksual.
27

Jenis kelamin yang menunjukan nilai tertinggi laki-laki yaitu 19 responden (54,3
%), dan terendah perempuan yaitu 16 responden (45,7%). Jadi pada penelitian ini
responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan responden
yang berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin perempuan lebih rentan untuk
terjadinya kekerasan seksual. Begitupun dengan jenis kelamin laki-laki juga
dapat mengalami kekerasan seksual. Kekerasan seksual bisa terjadi pada anak-
anak tanpa memandang jenis kelamin, sehingga perlu diberikannya pendidikan
kesehatan tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak sedini mungkin,
seperti pemahaman lawan jenis, pemahaman tentang bagian tubuh yang boleh dan
tidak boleh disentuh orang lain dan pemahaman akan menghindar dari kejahatan
seksual. Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka kejadian kekerasan seksual
pada anak.

4.2.2 Pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sebelum dilakukan cerita


boneka di TK Pertiwi Slawi
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 35 responden
di dapatkan nilai tengah 7,00 yang artinya responden memiliki pengetahuan
penceghan kekerasan seksul yang rendah. Empat responden yang memiliki
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sedang (8-13) dengan persentase
11,4% dan perolehan nilai tertinggi 13 sebagian besar responden tidak mengetahui
bagaimana cara menghindar dari kekerasan seksual seperti sentuhan baik dan
sentuhan tidak baik, sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh dan cara
menghindar dari kekerasan seksual. Responden yang memiliki pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual rendah (0-7) dengan persentase 88,6% dengan
perolehan nilai terendah 6. Hal ini dikarenakan oleh usia anak 5-6 tahun, dimana
anak pada usia ini rasa ingin tahu mereka yang tinggi terutama dalam hal
memahami perbedaan jenis kelamin dan terhadap hal-hal yang baru. Umumnya
anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelaminnya, memiliki rasa ingin tahu
pada anggota tubuhnya dan ingin tahu perbedaan jenis tersebut. Anak sering
memperhatikan atau mempermainkan alat kelaminnya (Wong, 2008).
28

Faktor lain yang mempengaruhi kurangnya pengetahuan anak yaitu di TK Pertiwi


slawi belum pernah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan maupun dari
guru tentang pencegahan kekerasan seksual terhadap anak. Peningkatan
pengetahuan diperoleh dari proses belajar setelah melakukan pengindraan
terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
bagi seseorang dalam melakukan suatu tindakan (Notoatmodjo,2011). Menurut
Mubarak (2008) salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah
informasi dimana informasi dapat membantu seseorang untuk memperoleh
pengetahuan yang baru. penelitian ini sejalan dengan penelitian Erlinda (2014)
mengungkapkan anak perlu dibekali pengetahuan seks supaya anak mengerti dan
memahami peran dan jenis kelamin, setiap perubahan fisik, serta memperkuat rasa
percaya diri dan tanggung jawab terhadap dirinya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat bahwa


pengetahuan tentang perlindungan diri, sebagian besar anak belum memahami
cara mencegah kekerasan seksual khususnya tentang bagian tubuh yang boleh
disentuh dan tidak boleh disentuh. Hal ini disebabkan karena anak disekolah
tidak ada pengajaran tentang pencegahan kekerasan seksual. Hal ini dilihat pada
hasil pengisian kuesioner nomer1 dan 4 dimana sebagian responden menjawab
salah, karena anak menganggap bahwa bagian yang tertututp baju dan celana
boleh disentuh orang lain, karena mereka beranggapan bahwa orang lain
menyentuh secara tidak langsung mengenai tubuhnya.

4.2.3 Pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sesudah dilakukan cerita


boneka di TK Pertiwi Slawi
Setelah dilakukan cerita boneka dari 35 responden didapatkan nilai tengah 19.00
yang artinya pengetahuan pencegahan kekerasan seksualnya baik dengan
persentase 94,3 % dengan perolehan nilai tertinggi 20 dan didapatkan 2 responden
dengan pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sedang (8-13) dengan
persentase 5,7% dengan peolehan nilai terendah 12. Peningkatan pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual ini terjadi setelah diberikan edukasi kesehatan
29

dengan metode bercerita boneka tentang perlindungan diri anak. Metode bercerita
boneka ini menjadikan responden sangat antusias dan semangat belajar, selain itu
dapat menambah pengetahuan pencegahan kekerasan sekual khusus nya tentang
perlindungan diri anak. Tentang kepemilikan tubuhnya, sentuhan baik dan tidak
baik serta cara menghindar dari kekerasan seksual (Kendall, 2013). Hal ini
dikarenakan anak usia tersebut sangat menyukai cerita dan boneka, dengan
bercerita disertai memperagakan boneka anak bisa melihat, mendengarkan serta
dapat menangkap maksud dari cerita yang diberikan oleh peneliti. Hal tersebut
menjadikan anak mudah mengingat apa yang diceritakan oleh peneliti.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah seseorang medapat informasi melalui
panca indra, terutama dari mata dan telinga. Pengetahuan sangat penting untuk
terbentuknya perilaku sesorang. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan
adalah pendidikan kesehatan (Nursalam dan efendi 2008). Dalam penelitian ini
pendidikan yang diberikan adalah pendidikan pencegahan kekerasan seksual
melalui cerita boneka di TK Pertiwi Slawi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Octaviana (2014) metode bercerita


berbantuan media boneka menjadikan anak lebih tertarik karena boneka tangan
merupakan media yang lucu dan memiliki bentuk, karakter dan warna yang unik
sehingga anak termotivasi untuk bercerita, dapat mengembangkan bahasa lisan
anak, melatih daya ingat atau memori anak, mengembangkan potensi kreatif anak
pada saat anak bercerita berbantuan media boneka tangan di depan kelas. Hal ini
didukung juga oleh peneltian Dhieni (2011) Metode bercerita dengan
menggunakan media boneka tangan dapat menarik minat anak dan anak tidak
cepat bosan dalam mendengarkan cerita karena menggunakan media yang
menarik. Ini berarti bahwa apabila dalam kegiatan bercerita digunakan teknik
yang menarik akan mampu melatih daya tangkap dan pendengaran anak. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pencegahan kekerasan
seksual terjadi peningkatan setelah diberikan cerita boneka tentang perlindungan
diri anak.
30

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti setelah diberikan cerita


boneka dan bernyanyi bersama serta memperagakan sentuhan boleh seperti
menunjukan kepala, tangan, kaki dan sentuhan tidak boleh yaitu dengan menunjuk
yang tertutup baju dan celana dalam responden, pengetahuan anak meningkat
menjadi baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengisian kuesioner banyak
responden yang sudah menjawab dengan benar serta didapat dari hasil bertanya
dengan beberapa anak tentang bagian tubuh mana saja yang boleh disentuh dan
bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh. Anak bisa menjawab pertanyaan
dengan benar terkait pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, anak mengatakan
bagian yang boleh disentuh yaitu bagian kepala, tangan, kaki, sedangkan bagian
yang tidak boleh disentuh yaitu bagian yang tertutup baju dalam dan celana
dalam. Pertanyaan kedua peneliti menanyakan kepada responden tentang
bagaimana cara menghindar dari kekerasan seksual dan mereka menjawab dengan
benar yaitu dengan jawaban lari, teriak tolong, serta menceritakan kepada orang
tua dan ibu guru. Setelah diberikan cerita boneka anak menjadi paham dan hapal
serta bisa memperagakan tetapi peneliti tidak bisa mengevaluasi bahwa responden
bisa menerapkan dan mengingatnya sampai usia dewasa karena tidak ada jeda
waktu antara pemberian cerita boneka dan post test. Sehingga peneliti hanya bisa
mengetahui adanya pengaruh cerita boneka terhadap pengetahuan responden
melalui hasil kuesioner.

4.2.4 Pengaruh Pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sebelum dan


sesudah dilakukan cerita boneka di TK Pertiwi Slawi
Menunjukan hasil uji statistic wilcoxon untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
cerita boneka tentang perlindungan diri anak terhadap pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual. Sebelum diberikan cerita boneka tentang perlindungan diri
anak dari 35 responden nilai yang sering muncul adalah 7. Sedangkan setelah
diberikan cerita boneka tentang perlindungan diri anak dari 35 responden nilai
yang sering muncul adalah 20. Sebelum cerita boneka nilai minimum 6 dan
maximum 13 sedangkan setelah cerita boneka nilai minimum 12 dan maximum
20 dan tidak ada responden yang mengalami penurunan skor setelah diberikan
31

cerita boneka tentang perlindungan diri anak dengan uji wilcoxon dengan nilai
probabilitas 0,05, diperoleh nilai p=0,000. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
terdapat pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak terhadap
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual di TK Pertiwi Slawi. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa responden yang sudah diberikan pendidikan cerita boneka
tentang perlindungan diri anak memiliki tingkat pengetahuan yang baik
dibandingkan sebelum diberikan cerita boneka tentang perlindungan diri anak.

Menurut Mubarak (2011) faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan


meliputi :yang pertama pendidikan, dimana informasi sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan responden, dalam pendidikan untuk meningkatkan
pengetahuan peneliti menggunakan metode bercerita tentang perlindungan diri
anak. Kedua yaitu Usia, semakin bertambahnya usia semakin berkembangnya
pula daya tangkap, pola pikir dan daya ingat dalam pendidikan, sehingga
pengetahuan yang didapat juga semakin banyak. Pada usia 5-6 tahun pendidikan
yang diberikan harus menarik untuk meningkatkan daya ingat responden,
pendidikan yang diberikan pada usia 5-6 tahun dalam penelitian ini dengan
metode cerita boneka tentang perlindungan diri anak. Yang ketiga minat dan
kretivitas, minat adalah kecenderungan hati melakukan atau mempelajari sesuatu
yang diawali dengan rasa senang dan rasa tertarik, sedangkan kreatifitas adalah
kemampuan diri dalam mengolaborasi potensi pribadi dengan pencapaian cita-
cita. Keempat pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman dapat membentuk
seseorang dalam pengetahuan, persepsi, sikap,kepercayaan dan objek. Kelima
kebudayaan dan ekonomi, pandangan agama dan etnis dapat mempengaruhi
seseorang dalam mendapatkan informasi atau pengetahuan seseorang. Status
ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang
diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Keenam informasi, diperoleh dari mana
saja salah satunya dari media masa yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan
32

afektif. Fungsi kognitif menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, sikap,


keyakinan masyarakat dan penelasan nilai nilai tertentu

Cerita boneka termasuk salah satu yang efektif untuk digunakan dalam
memberikan pendidikan dan informasi kepada anak-anak hal ini menjadikan anak
mampu mengembankan bahasa lisan anak, menambah memori dan daya ingat
anak dan menjadikan anak berani untuk menggungkapkan hal yang tidak mereka
sukai dan dapat meningkatkan pengetahuan anak (Oktaviana, 2014). Pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual dengan perlindungan diri merupakan satu cara
yang sangat penting yang harus diajarkan untuk menjaga diri mereka tetap aman
jika terjadi situasi yang membahayakan bagi mereka. Untuk mendapatkan
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak dapat dilakukan cerita
boneka tentang perlindungan diri anak. Cerita boneka tentang perlindungan diri
anak menjadikan pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak
meningkat, anak mengerti mana sentuhan baik dan sentuhan tidak baik, mengerti
bagian mana yang boleh di sentuh dan tidak boleh di sentuh oleh orang lain dan
anak bisa melakukan bagaimana cara menghindar dari kekerasan seksual.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rachmawati (2013) dengan judul
“penggunaan media panggung boneka dalam pendidikan Personal Hygene cuci
tangan menggunakan sabun di air mengalir” yang dilakukan pada murid kelas 1
SD Muhamadiyah 18 Mulyorejo Tengah. Dari hasi penelitian ada perubahan
pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi yaitu 86,2 %. Dengan hasil wilcoxon
didapatkan nilai p=0,000. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Istiqomah, 2016) dengan judul perbandingan efektifitas antara
metode video dan cerita boneka dalam pendidikan seksual terhadap pengetahuan
seksual anak prasekolah tentang personal safety skill yang menyebutkan bahwa
adanya peningkatan pengetahuan setelah diberikan cerita boneka.

Hasil penelitian di TK Pertiwi Slawi membuktikan bahwa pengaruh cerita boneka


tentang perlindungan diri anak dapat meningkatkan pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual. Dapat diketahui bahwa cerita boneka tentang perlindungan
diri anak sangat efektif diberikan pada anak pasekolah. Metode bercerita
33

berbantuan boneka tangan dapat meningkatkan memori anak, karena anak tidak
hanya bisa mendengarkan saja tetapi anak juga bisa melihat dan
memperagakannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu cerita
boneka tentang perlindungan diri anak, peneliti juga memperagakan sentuhan baik
yaitu seperti berjabat tangan dan tidak baik seperti menyentuh dada,
memperagakan dan bernyanyi bersama tentang sentuhan boleh seperti kepala,
tangan, kaki serta sentuhan tidak boleh seperti yang tertutup baju dan celana
dalam. Peneliti juga mengjarkan cara menghindar dari kejahatan seksual seperti
lari, teriak “tolong” dan menceritakan kepada ibu guru atau orangtua. Dalam
penelitian ini peneliti tidak hanya bercerita boneka tetapi peneliti mengajak
responden dengan bernyanyi. Responden sangat kooperatif, setelah diberikan
cerita boneka dan bernyanyi bersama, tidak ada responden yang bertanya,
sehingga peneliti yang bertanya dan responden semua bisa menjawab dengan
benar. Maka dapat disimpulkan cerita boneka tentang perlindungan diri anak
dapat di berikan pada anak yang pengetahuan pencegahan kekerasan seksualnya
rendah untuk meningkatkan pengetahuan pencegahan kekerasan seksual.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Hambatan pada saat dilakukannya penelitian yaitu waktu pelaksanan. Pada saat
pelaksanaan post test seharusnya dilaksanakan pada hari kamis untuk menjeda
waktu antara setelah diberikan cerita boneka dengan post test yang bertujuan
supaya responden tidak hanya bisa memahami dan menghapal tetapi bisa
mengingat serta menerapkannya sampai responden berusia dewasa. Berhubung
bertepatan dengan kegiatan sekolah untuk mempersiapkan kelulusan siswa, post
test dilaksanakan pada hari rabu setelah pengulasan cerita boneka, jadi peneliti
hanya bisa melihat perubahan hasil kuesionernya saja tetapi tidak dapat
mengevaluasinya.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan pada penelitian ini :

5.1.1 Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 35 responden dengan 19


responden laki-laki dan 16 responden perempuan. Terdapat 8 responden berusia 5
tahun, 27 responden berusia 6 tahun. Semua responden belum pernah
mendapatkan pendidikan seksual tentang perlindungan diri anak.

5.1.2 Pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sebelum dilakukan cerita


boneka tentang perlindungan diri anak mayoritas memiliki pengetahuan rendah.

5.1.3 Pengetahuan pencegahan kekerasan seksual setelah dilakukan cerita


boneka tentang perlindungan diri anak mayoritas memiliki pengetahuan baik.

5.1.4 Pengaruh pengetahuan pencegahan kekerasan seksual sebelum dilakukan


cerita boneka tentang perlindungan diri anak terdapat pengetahuan rendah,
sedangkan setelah dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri anak
meningkat menjadi pengetahuan baik.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Orang Tua
Diharapkan orang tua dapat meneruskan pendidikan seksual pada anak sesuai
dengan tahap perkembangan anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah
dimerngerti sehingga anak dapat memahami informasi yang diberikan .

34
35

5.2.2 Institusi Pendidikan Keperawatan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan
pengetahuan tentang perlindungan diri anak terhadap pencegahan kekerasan
seksual pada anak prasekolah dan sebagai referensi dalam dunia keperawatan.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memodifikasi alat atau media dalam
penelitian yang semenarik mungkin untuk anak prasekolah, memperbanyak
sampel dan pendidikan seksual pada anak juga dapat diberikan pada orang tua
atau guru terlebih dahulu agar orang tua dapat mengajarkan pada anak di rumah
sebagai seseorang yang paling dekat dengan anak atau guru sebagai pendidik anak
di sekolah.

.
36

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati. (2017). Peran ibu dalam penerapan pendidikan seksualitas pada


anak usia pra sekolah (di tk sbi kroyo, karangmalang, sragen).in
prosiding seminar nasional & internasional.

Aprilaz, Istiqomah. (2016). Perbandingan efejktifitas antara metode video dan


cerita boneka dalam pendidikan seksual terhadap pengetahuan anak
prasekolah tentang pengethuan sapeti skill. Jakarta. UIN.

Chomaria, N. (2014). Pelecehan anak, kenali dan tangani, menjaga buah hati
dari sindrom. Solo: Tiga Serangkai

Chomaria, N. (2010). Pelecehan anak, kenali dan tangani, menjaga buah hati
dari sindrom. Solo: Tiga Serangkai

DPPKBP2PA. (2018). Kekerasan anak. Tegal: Pemberdayaan dan perlindungan


anak. Diakses pada tanggal 15 januari dari Suara Merdeka.com

Erlinda. (2014). Stop child abuse : Upaya peningkatan perlindungan anak dari
bahaya kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi. Diakses pada tanggal
08 Mei.

Fathurrohman. (2008). Strategi belajar mengajar melalui penanaman konsep


umum dan islam. Bandung:Rafika Aditama,

Gunarti, W. (2010). Metode pengembangan perilaku dan kemampuan anak usia


dini. Jakarta. Universitas Terbuka.

Hurairah, Abu. (2013). Kekerasan terhadap anak. Bandung: Nuasa Press.


37

Jatmikowati. (2015). Model dan materi pendidikan seks anak usia dini perspektif
gender untuk menghindarkan seksual abuse. Cakrawala Pendidikan,
34(3), 434-448.

Kendall, PhilipC.(2012). Child and adolechend therapy :Kognitive-bahavioral


procedures. New york: The Guildford press.

Kenny, M.C. (2016). Teaching general safety and body safety training skills to a
latino preschool male with autism. Journal of Childand Family
Studies, 22(8).

KPAI. (2017). Kekerasan terhadap anak. Jakarta: Kementrian Indonesia. Diakses


pada tanggal 27 september dari www.KPAI.go.id

Kurtuncu & Meltem. (2015). The sexual development and education of prescholl.
Spinger 33 Januari: 207-221

Mashudi, Nuraeni. (2015). Pencegahan kekerasan seksual ppada anak melalui


pengajaran personal sapety skill. Jurnal metodik Didaktik unnversitas
pendidikan Indonesia kampus Serang ,IX no. 2.

Maslihah, Sri. (2016). Kekerasan terhadap anak: Model transisional dan dampak
jangka panjang. Edukid: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.I (1).25-
33

Mubarak. (2007). Ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi. Jakarta:


Salemba Medika.

NAEYC. (2006). National Association for The Education of Young Children.


Developmental Appropritae Practice in Earl Childhoo Program
Serving From Birth to Age 8. New York :
38

National Children’sAlliance. (2015). child sexual abuse. Amerika Serikat

Noviana, I. (2015). Kekerasan seksual terhadap anak: Dampak dan


Penanganannya. Sosio Informa.

Novikasari, Meli. (2013). Metode bercerita anak usia dini. 013/05/metode-


bercerita-anak-usiad-ini.html. Diakses tanggal: 22 Mei.

Notoatmodjo. (2010). Promosi ilmu kesehatan dan prilaku. Jakarta : Rineka


Cipta,

Oktaviana. (2014). penerapan metode bercerita berbantuan media boneka tangan


untuk mengembangkan kemampuan berbahasa lisan anak. jurnal
pendidikan anak usia dini.vol241-14.

PKBI. (2016). Kekerasan anak. Semarang: Diakses pada tanggal 24 Mei dari
www.PKBI.co.id

Potts., N.L., & Mandleco B.L. (2012). Pediatric Nursing: Caring for children and
family. 3th ed. Newyork : Edlmar Learning.

Sarahaswati, L Hasti. (2013). Metode bercerita. Bandung: PPPPTK danPLB.

Spinger, musirell,justin R. (2015) Gae-based cognitive- behavioral Therapy for


child sexual Absuse : an inovative Treatment Approachh. New York:
Springer puublishing company.

Sugiono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.


39

Sulistiyowati. (2018). Psikoedukasi Seks untuk Mencegah Pelecehan Seksual


pada Anak Prasekolah. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 6(1), 17-27.

Winda Octaviana. (2014). Penerapan metode bercerita berbantuan media boneka


tangan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa lisan.
Singaraja.UPG.2(1).

Wong, D.L. (2008). Buku ajaran keperawatan pedriatik. Jakarta : EGC.

Wurtelle, Kenny. (2014). Nrmative sexuality Depelopment in childblood :


Iplication for Depelovmental Guldance and Prevention of Childblood
sexual abuse. causaling and human Develovment XLIII, no.9 :1-24.
40

Lampiran 1

STIKES BHAMADA SLAWI


PRODI SARJANA KEPERAWATAN KUESIONER
DAN NERS

LEMBAR KUESIONER
Petunjuk pengisian
1. Isilah petanyaan di bawah ini dengan menggunakan tanda chek list di
kotak yang disediakan pada pertanyaan bagian I dan pertanyan bagian II.
2. Isilah sesuai pendapat anda
3. Apabila kesulitan dalam menjawab boleh bertanya kepada peneliti
4. Jawaban di tuliskan oleh fasilitator sesuai dengan jawaban responden.

I. DATA DEMOGRAFI
1. Inisial Nama :
2. Tanggal lahir :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
41

KUESIONER PENGETAHUAN
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saat tidak ada orang tua saya memperbolehkan orang lain
peluk-peluk saya.
2 Saat tidak ada orang tua, saya melarang orang lain cium-
cium saya.
3 Jika ada orang lain mememaksa cium dan peluk-peluk
saya memperbolehkannya.
4 Ketika ada orang lain akan memegang perut saya, saya
akan memeperbolehkannya.
5 Ketika ada orang lain akan memegang sekitar celana
saya, saya akan melarangnya.
6 Kalau ada orang lain mengajak ketempat sepi saya akan
ikut.
6 Jika ada orang yang tidak dikenal ngasih saya mainan,
saya akan menolaknya.
8 Saya akan “Teriak, Tolong!!!” jika ada orang lain
memaksa peluk dan cium saya
9 Kalau ada orang lain akan peluk dan cium saya saat tidak
ada orang tua saya akan lari ketempat yang ramai.
10 Kalau ada orang lain yang memaksa saya melakukan hal
yang tidak saya sukai saya akan diam saja.
11 Kalau ada orang lain yang memaksa peluk dan cium saya,
saya akan bilang ke orang tua.
12 Saya tidak takut bilang ke orang tua jika ada orang yang
tidak saya sukai.
13 Jika ada orang yang menunjukan gambar seseorang yang
tidak memakai baju saya akan menolaknya.
14 Jika ada orang yang menyuruh saya untuk menonton
video yang tidak sopan dan jorok saya akan menolaknya.
15 Ketika ada orang yang memaksa saya untuk menonton
video yang tidak sopan dan jorok, saya akan teriak
“Toloong!!”.
16 Jika ada orang yang memberikan gambar seseorang yang
tidak memakai celana, saya akan menceritakan nya
kepada ibu guru.
17 Jika ada orang yang memberikan gambar seseorang yang
tidak memakai baju dan celana , saya akan
menceritakannya kepada Mamah.
18 Jika ada orang berkata jorok dan tidak sopan kepada
saya, saya tidak akan mendengarkan nya.
19 Jika ada orang yang mengajak bercanda dengan kata-kata
yang tidak sopan , saya akan mendengarkan nya.
20 Jika ada orang yang mengajak saya pergi saya akan
meminta izin kepada orang tua.
42

Lampiran 2
LEMBAR
STIKES BHAMADA SLAWI
KISI-KISI DAN
PRODI SARJANA KUNCI
JAWABAN
KEPERAWATAN DAN NERS
KUESIONER

KISI-KISI KUESIONER

Variabel Parameter Jumlah No. Soal


Pengetahuan soal
A. Pengenalan 7 1, 2, 3,4, 5, 6, 7
Pencegahan
anggota tubuh
Kekerasan yang boleh dan
tidak boleh
Seksual
disentuh,
sentuhan baik
dan tidak baik.
B. Cara 10 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
Menghindar 15,16, 17.
dari kekerasan
Seksual
C. Kekerasan 4 18, 19, 20, 21.
seksual secara
nonfisik.
D. Kekerasan 3 22, 23 24, 25.
seksual secara
verbal

KUNCI JAWABAN KUESIONER


A. Pengenalan anggota tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh : jumlah soal 7,
jawaban positif : 2,4, 7,(Ya : Nilai 1) Jawaban negatif : 1,3,5,6 (Tidak : nilai 1)
B. Cara menghindar dari kekerasan seksual, jumlah soal : 10. Jawaban positif : 9,
10, 12, 14, 15, 16 (Ya :Nilai 1) Jawaban negatif : 8, 11, 13, 17 (Tidak : nilai 1).
C. Kekerasan seksual secara nonfisik, jumlah soal : 5. Jawaban positif : 18,19, 20,
21, 22 (Ya : Nilai 1)
D. Kekerasan seksual secara verbal, jumlah soal : 3. Jawaban positif : 23, 25 (Ya :
Nilai 1) Jawaban negatif : 24 (Tidak : nilai 1).
43

Lampiran 3

STIKES BHAMADA SLAWI STANDAR


PRODI SARJANA KEPERAWATAN OPERASIONAL
DAN NERS PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR CERITA BONEKA


1. Pengertian Cerita Boneka adalah bercerita atau pemberian pendidikan
kesehatan dengan bantuan alat peraga boneka tentang
pencegahan kekerasan seksual.
2. Tujuan Untuk menambah pengetahuan anak tentang cara
pencegahan kekerasan seksual.
3. Prosedur 1. Pemberian pendidikan kesehatan
A. Pengenalan anggota tubuh yang boleh dan tidak
boleh disentuh orang lain.
- Menggali pengetahuan anak tentang anggota
tubuh yang boleh dan tdiak boleh disentuh.
- Mengajarkan melalui cerita boneka.
- Boneka terdiri dari Aksa, Geni, ibu dan orang
lain dan satu boneka peraga yang utuh.
- Memberitahu anak bagian privasi tubuh.
- Skenario terlampir
B. Sentuhan baik dan sentuhan tidak baik
- Menggali pengetahuan anak tentang sentuhan
baik dan tidak baik
- Memeperagakan dan bercerita melalui boneka
serta bernyanyi bersama tentang sentuhan baik
seperti berjabat tangan, sentuhan tidak baik
seperti menyentuh yang tertutup baju dalam.
C. Cara menghindar dari kekerasan seksual
- Menggali pengetahuan anak tentang cara
menghindar dari kekerasan seksual.
- Mmeperagakan dan bercerita melalui boneka,
seperti “menjauh, berlari, bercerita dan
memberitahu orang tua atau guru jika ada orang
lain memaksa untuk melakukan hal yang tdak
disukai anak.
- Berkata “berteriak Tolong!!!”
- Skenario terlampir.
2. Memberikan kesempatan salah satu anak untuk
bercerita dan memperagakan.
3. Memberikan Reinforcemen pada anak.
44

Lampiran 4

STIKES BHAMADA SLAWI


SKENARIO
PRODI SARJANA CERITA BONEKA
KEPERAWATAN DAN NERS

SKENARIO CERITA BONEKA


“Kisah Aksa dan Geni”
Dialog
Narator : pada hari minggu Aksa sedang bermain ditaman bersama Geni.
Aksa senang sekali bermain bola dan Geni senang sekali
bermain boneka.
Aksa : Geni lihat nih bola Aksa bagus kan ?
Geni : boneka Geni juga lucu kan Aksa ?
Aksa : Haha iya Geni.
Narator : Saat Aksa dan Geni sedang asik bermain, tiba-tiba ada orang
yang tidak dikenal datang mendekati Geni dan Aksa, orang
tersebut ingin memberikan mainan untuk Geni dan Aksa. Ada
bola dan boneka, wahh aksa ingin sekali bola itu.
Orang Asing : Hallo anak-anak, om punya mainan untuk kalian, ada bola ada
boneka, ada gambar-gambar lucu juga, mau?
Aksa : Wahhh aku mau banget bola itu Geni.....kamu mau enggak
Geni boneka nya?
Geni : Geni juga mau Aksa, tapi ibu kan pernah bilang kalau kita
tidak boleh ambil mainan dari orang yang tidak kita kenal.
Orang Asing : Ayo om punya mainan banyak sekali, kalian ikuti om ya
kesana, disana banyak mainan dan om punya gambar yang
lucu buat kalian . coba nih kalian lihat ini gambar apa, lucu
kan, pasti kalian suka? Dan om juga punya video yang lucu
buat kalian , ayoo ayoo sini nih lucu kan ?ayoo kita nonton
bareng video nya sampai selesai.
45

Geni : Tidak mau om, kata ibu kita tidak boleh ikut dengan orang
yang tidak dikenal dan aku tidak suka gambar itu, itu gambar
yang jorok om.
Orang Asing : Tidak apa-apa anak manis (sambil mendekati Aksa dan geni
san coba mencium dan memeluk).
Narator : Orang yang tida dikenal itu kemudian mendekati Aksa dan
Geni. Orang yang tidak dikenal itu ingin mencium dan
memeluk Aksa. Orang yang tidak dikenal juga mendekati Geni
ingin memegang badan, dada, perut dan sekitar celana.
Aksa : Om kenapa deket-deket dengan Aksa ?
Geni : Om juga kenapa ingin pegang badan Geni?
Orang Asing : Tidak apa-apa kan om sayang kalian Aksa dan Geni.
Narator : Tetapi Aksa dan Geni tidak mau dicium dan di peluk orang
yang tidak dikenal itu, mereka juga tidak mau dipegang
badannya, dadanya, perut dan sekitar celana.
Aksa : Tidak mau!!!!!kata ibu tidak boleh ada oang yang peluk dan
cium kita saat tidak ada orang tua kita.
Geni : Iya om kata ibu tidak boleh ada orang lain yang pegang badan,
dada, perut dan sekitar celana kita.
Narator : Tetapi.... om tersebut memaksa ingin mendekati Aksa dan
Geni. Merekapun langsung lari ketempat yang ramai sambil
teriak “Tolong!!!”.
Aksa dan Geni : “Tolong!” (lari ke tempat lain) “Tidak mau!!!”
Narator : Sesampai dirumah Aksa dan Geni bertemu ibu. Merekapun
menceritakan apa yang baru saja mereka alami.
Geni : Ibu tadi ada yang mau kasih Geni dan Aksa mainan bu.
Ibu : Siapakah orang itu? Apa Aksa dn Geni kenal ?
Aksa : Tidak kenal bu....
Ibu : Anak pintar, jangan ikut orang lain ke tempat sepi ya sayan...
Aksa : Iya bu tadi kami ga mau ikut, teteapi orang itu mau peluk dan
cium Aksa.
46

Geni : Orang itu juga ingin pegang-pegang badan Geni bu.


Ibu : Aksa, Geni.. ingat ya kalo ada yang mau peluk-peluk dan cium
kamu tidak boleh ya,... kalo tidak ada orang tua kita.
Aksa dan Geni : Iya bu ...
Ibu : Kalau ada orang yang mau pegang badan, dada, perut dan
sekitar celana kamu, TIDAK BOLEH . Kalau ada yang
memaksa kamu , TERIAK yang keras, biilang “TIDAK
MAU!!” dan langsung LARI ke tempat yang ramai dan bilang
“TOLONG!!” . jangan takut atau malu ya cepet kasih tau
orang tua atau guru kamu. Tidak boleh ada yang memaksa
kita untuk melakukan hal yang tidak kita sukai, bahkan orang
yang paling dekat sekalipun seperti orang tua, kakak, paman,
kakek, guru, teman, dan orang yang tiidak kita kenal.
Bagaimana apakag kalian mengerti?...
Aksa dan Geni : Mengerti bu..
Aksa : Tadi Aksa sudah melakukan yang sudah ibu kasih tau.
Ibu : Anak ibu memang pintar (berpelukan).
Narator : Dan akhir nya Aksa, Geni dan ibu berpelukan. Di ingat-ingat
ya anak ibu yang pintar pesan ibu nya Aksa dan Geni yang
tadi.
47

Lampiran 5

STIKES BHAMADA SLAWI


LEMBAR
PRODI SARJANA
PERMOHONAN
KEPERAWATAN DAN NERS

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Wali Murid
Di Tempat

Dengan hormat,
Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi,
bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Cerita Boneka
Tentang perlindungan Diri Anak Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekerasan
Seksual Pada Anak Prasekolah Di Tk Pertiwi Slawi”. Penelitian ini dilaksanakan
sebagai salah satu kegiatan dalam mengambil data untuk menyelesaikan tugas
akhir Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi.
Saya mengharap tanggapan atau jawaban yang saudara berikan sesuai dengan
pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kami menjamin
kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya
akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan dan tidak akan
dipergunakan untuk maksud lain.
Atas perhatian dan kesediannya saya ucapkan terima kasih.

Slawi, …………….2018
Peneliti

Lili Nur Indah Sari


NIM : C1014049
48

Lampiran 6
STIKES BHAMADA SLAWI
LEMBAR
PRODI SARJANA
PERSETUJUAN
KEPERAWATAN DAN NERS

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
untuk dalam pengambilan data atau sebagai responden penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi yang
bernama Lili Nur Indah Sari yang berjudul “Pengaruh Cerita Boneka Tentang
perlindungan Diri Anak Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual
Pada Anak Prasekolah Di Tk Pertiwi Slawi”. Saya mengetahui bahwa informasi
yang saya berikan ini besar manfaatnya bagi peningkatan ilmu keperawatan dan
akan dijamin kerahasiaannya.

Slawi,……………..2018
Responden

.................................
49

Lampiran 7

STIKES BHAMADA SLAWI


SURAT IJIN
PRODI SARJANA
PENELITIAN
KEPERAWATAN DAN NERS
50
51
52
53

Lampiran 8

STIKES BHAMADA SLAWI LEMBAR UJI


PRODI SARJANA VALIDITAS DAN
KEPERAWATAN DAN NERS RELIABILITAS

Validitas
No
soal R Hitung R Tabel Keterangan
1. 16 0,444 Tidak Valid
2. 443 0,444 Tidak Valid
3. 507 0,444 Valid
4. 646 0,444 Valid
5. 479 0,444 Valid
6. 915 0,444 Valid
7. 468 0,444 Valid
8. 646 0,444 Valid
9. 507 0,444 Valid
10. 593 0,444 Valid
11. 423 0,444 Tidak Valid
12. 646 0,444 Valid
13. 470 0,444 Valid
14. 468 0,444 Valid
15. 564 0,444 Valid
16. 443 0,444 Tidak Valid
17. 442 0,444 Tidak Valid
18. 646 0,444 Valid
19. 479 0,444 Valid
20. 468 0,444 Valid
21. 536 0,444 Valid
22. 570 0,444 Valid
23. 570 0,444 Valid
24. 595 0,444 Valid
25. 468 0,444 Valid
Correlations

no1 no1 no1 no1 no1 no1 no1 no2 no2 no2 no2 Juml
no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 0 1 no12 3 4 5 no16 7 no18 9 no20 1 2 3 4 no25 ah

no1 Pearson 1 -.115 - .459* - - -.115 .459* - - - .459* - - - -.115 - .459* - -.115 - .459 .459 .459 -.115 .168
* * *
Correlati .096 .096 .053 .096 .096 .132 .132 .115 .096 .096 .096 .096
on

Sig. (2- .630 .686 .042 .686 .826 .630 .042 .686 .686 .578 .042 .578 .630 .686 .630 .686 .042 .686 .630 .686 .042 .042 .042 .630 .479
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no2 Pearson - 1 .140 .062 .140 .459 .062 .062 .140 .140 .289 .062 .289 .375 .140 1.00 .140 .062 .140 .062 .140 .062 .375 .375 .062 .443
*
Correlati .11 0**
on 5

Sig. (2- .63 .556 .794 .556 .042 .794 .794 .556 .556 .217 .794 .217 .103 .556 .000 .556 .794 .556 .794 .556 .794 .103 .103 .794 .051
tailed) 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no3 Pearson - .140 1 .140 .216 .546 .140 .140 .216 .216 .404 .140 .404 .140 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .608 .490 .490 .140 .140 .507*
* ** * *
Correlati .09
on 6

Sig. (2- .68 .556 .556 .361 .013 .556 .556 .361 .361 .077 .556 .077 .556 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .004 .028 .028 .556 .556 .022
tailed) 6

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

54
55

no4 Pearson .45 .062 .140 1 .140 .459 .063 1.00 .140 .490 .000 1.00 .289 .063 .490 .062 .140 1.00 .140 .063 .140 .375 .375 .375 .063 .646**
Correlati 9* * 0** * 0** * 0**
on

Sig. (2- .04 .794 .556 .556 .042 .794 .000 .556 .028 1.00 .000 .217 .794 .028 .794 .556 .000 .556 .794 .556 .103 .103 .103 .794 .002
tailed) 2 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no5 Pearson - .140 .216 .140 1 .546 .140 .140 .608 .216 .404 .140 .081 .490 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .140 .490 .140 .479*
* ** * *
Correlati .09
on 6

Sig. (2- .68 .556 .361 .556 .013 .556 .556 .004 .361 .077 .556 .735 .028 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .556 .028 .556 .033
tailed) 6

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no6 Pearson - .459* .546 .459* .546 1 .459* .459* .546 .546 .397 .459* .397 .459 .546 .459* .546 .459* .546 .459* .546 .459 .459 .459 .459* .915**
* * * * * * * * * * * *
Correlati .05
on 3

Sig. (2- .82 .042 .013 .042 .013 .042 .042 .013 .013 .083 .042 .083 .042 .013 .042 .013 .042 .013 .042 .013 .042 .042 .042 .042 .000
tailed) 6

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no7 Pearson - .062 .140 .063 .140 .459 1 .063 .140 .140 .000 .063 .000 .063 .140 .062 .140 .063 .490 1.00 .490 .375 .063 .063 1.00 .468*
* *
Correlati .11 0** * 0**
on 5
56

Sig. (2- .63 .794 .556 .794 .556 .042 .794 .556 .556 1.00 .794 1.00 .794 .556 .794 .556 .794 .028 .000 .028 .103 .794 .794 .000 .037
tailed) 0 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no8 Pearson .45 .062 .140 1.00 .140 .459 .063 1 .140 .490 .000 1.00 .289 .063 .490 .062 .140 1.00 .140 .063 .140 .375 .375 .375 .063 .646**
Correlati 9* 0** * * 0** * 0**
on

Sig. (2- .04 .794 .556 .000 .556 .042 .794 .556 .028 1.00 .000 .217 .794 .028 .794 .556 .000 .556 .794 .556 .103 .103 .103 .794 .002
tailed) 2 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no9 Pearson - .140 .216 .140 .608 .546 .140 .140 1 .216 .404 .140 .081 .840 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .140 .490 .140 .507*
** * ** *
Correlati .09
on 6

Sig. (2- .68 .556 .361 .556 .004 .013 .556 .556 .361 .077 .556 .735 .000 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .556 .028 .556 .022
tailed) 6

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no10 Pearson - .140 .216 .490* .216 .546 .140 .490* .216 1 .404 .490* .728 .140 .608 .140 .216 .490* .216 .140 .216 .140 .140 .140 .140 .593**
* ** **
Correlati .09
on 6

Sig. (2- .68 .556 .361 .028 .361 .013 .556 .028 .361 .077 .028 .000 .556 .004 .556 .361 .028 .361 .556 .361 .556 .556 .556 .556 .006
tailed) 6

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
57

no11 Pearson - .289 .404 .000 .404 .397 .000 .000 .404 .404 1 .000 .733 .577 .081 .289 .081 .000 .081 .000 .081 .000 .000 .289 .000 .423
** **
Correlati .13
on 2

Sig. (2- .57 .217 .077 1.00 .077 .083 1.00 1.00 .077 .077 1.00 .000 .008 .735 .217 .735 1.00 .735 1.00 .735 1.00 1.00 .217 1.00 .063
tailed) 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no12 Pearson .45 .062 .140 1.00 .140 .459 .063 1.00 .140 .490 .000 1 .289 .063 .490 .062 .140 1.00 .140 .063 .140 .375 .375 .375 .063 .646**
Correlati 9* 0** * 0** * * 0**
on

Sig. (2- .04 .794 .556 .000 .556 .042 .794 .000 .556 .028 1.00 .217 .794 .028 .794 .556 .000 .556 .794 .556 .103 .103 .103 .794 .002
tailed) 2 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no13 Pearson - .289 .404 .289 .081 .397 .000 .289 .081 .728 .733 .289 1 .289 .404 .289 .081 .289 .081 .000 .081 .000 .000 .000 .000 .470*
** **
Correlati .13
on 2

Sig. (2- .57 .217 .077 .217 .735 .083 1.00 .217 .735 .000 .000 .217 .217 .077 .217 .735 .217 .735 1.00 .735 1.00 1.00 1.00 1.00 .037
tailed) 8 0 0 0 0 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no14 Pearson - .375 .140 .063 .490 .459 .063 .063 .840 .140 .577 .063 .289 1 .140 .375 .140 .063 .140 .063 .140 .063 .063 .375 .063 .468*
* * ** **
Correlati .11
on 5
58

Sig. (2- .63 .103 .556 .794 .028 .042 .794 .794 .000 .556 .008 .794 .217 .556 .103 .556 .794 .556 .794 .556 .794 .794 .103 .794 .037
tailed) 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no15 Pearson - .140 .216 .490* .216 .546 .140 .490* .216 .608 .081 .490* .404 .140 1 .140 .608 .490* .216 .140 .216 .140 .140 .140 .140 .564**
* ** **
Correlati .09
on 6

Sig. (2- .68 .556 .361 .028 .361 .013 .556 .028 .361 .004 .735 .028 .077 .556 .556 .004 .028 .361 .556 .361 .556 .556 .556 .556 .010
tailed) 6

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no16 Pearson - 1.00 .140 .062 .140 .459 .062 .062 .140 .140 .289 .062 .289 .375 .140 1 .140 .062 .140 .062 .140 .062 .375 .375 .062 .443
Correlati .11 0** *

on 5

Sig. (2- .63 .000 .556 .794 .556 .042 .794 .794 .556 .556 .217 .794 .217 .103 .556 .556 .794 .556 .794 .556 .794 .103 .103 .794 .051
tailed) 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no17 Pearson - .140 .216 .140 .216 .546 .140 .140 .216 .216 .081 .140 .081 .140 .608 .140 1 .140 .608 .140 .216 .140 .140 .140 .140 .422
* ** **
Correlati .09
on 6

Sig. (2- .68 .556 .361 .556 .361 .013 .556 .556 .361 .361 .735 .556 .735 .556 .004 .556 .556 .004 .556 .361 .556 .556 .556 .556 .064
tailed) 6

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
59

no18 Pearson .45 .062 .140 1.00 .140 .459 .063 1.00 .140 .490 .000 1.00 .289 .063 .490 .062 .140 1 .140 .063 .140 .375 .375 .375 .063 .646**
Correlati 9* 0** * 0** * 0** *

on

Sig. (2- .04 .794 .556 .000 .556 .042 .794 .000 .556 .028 1.00 .000 .217 .794 .028 .794 .556 .556 .794 .556 .103 .103 .103 .794 .002
tailed) 2 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no19 Pearson - .140 .216 .140 .216 .546 .490* .140 .216 .216 .081 .140 .081 .140 .216 .140 .608 .140 1 .490* .216 .140 .140 .140 .490* .479*
* **
Correlati .09
on 6

Sig. (2- .68 .556 .361 .556 .361 .013 .028 .556 .361 .361 .735 .556 .735 .556 .361 .556 .004 .556 .028 .361 .556 .556 .556 .028 .033
tailed) 6

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no20 Pearson - .062 .140 .063 .140 .459 1.00 .063 .140 .140 .000 .063 .000 .063 .140 .062 .140 .063 .490 1 .490 .375 .063 .063 1.00 .468*
*
Correlati .11 0** * * 0**
on 5

Sig. (2- .63 .794 .556 .794 .556 .042 .000 .794 .556 .556 1.00 .794 1.00 .794 .556 .794 .556 .794 .028 .028 .103 .794 .794 .000 .037
tailed) 0 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no21 Pearson - .140 .608 .140 .216 .546 .490* .140 .216 .216 .081 .140 .081 .140 .216 .140 .216 .140 .216 .490* 1 .490 .490 .140 .490* .536*
** * * *
Correlati .09
on 6
60

Sig. (2- .68 .556 .004 .556 .361 .013 .028 .556 .361 .361 .735 .556 .735 .556 .361 .556 .361 .556 .361 .028 .028 .028 .556 .028 .015
tailed) 6

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no22 Pearson .45 .062 .490 .375 .140 .459 .375 .375 .140 .140 .000 .375 .000 .063 .140 .062 .140 .375 .140 .375 .490 1 .688 .375 .375 .570**
Correlati 9* * * * **

on

Sig. (2- .04 .794 .028 .103 .556 .042 .103 .103 .556 .556 1.00 .103 1.00 .794 .556 .794 .556 .103 .556 .103 .028 .001 .103 .103 .009
tailed) 2 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no23 Pearson .45 .375 .490 .375 .140 .459 .063 .375 .140 .140 .000 .375 .000 .063 .140 .375 .140 .375 .140 .063 .490 .688 1 .687 .063 .570**
Correlati 9* * * * ** **

on

Sig. (2- .04 .103 .028 .103 .556 .042 .794 .103 .556 .556 1.00 .103 1.00 .794 .556 .103 .556 .103 .556 .794 .028 .001 .001 .794 .009
tailed) 2 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no24 Pearson .45 .375 .140 .375 .490 .459 .063 .375 .490 .140 .289 .375 .000 .375 .140 .375 .140 .375 .140 .063 .140 .375 .687 1 .063 .595**
Correlati 9* * * * **

on

Sig. (2- .04 .103 .556 .103 .028 .042 .794 .103 .028 .556 .217 .103 1.00 .103 .556 .103 .556 .103 .556 .794 .556 .103 .001 .794 .006
tailed) 2 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
61

no25 Pearson - .062 .140 .063 .140 .459 1.00 .063 .140 .140 .000 .063 .000 .063 .140 .062 .140 .063 .490 1.00 .490 .375 .063 .063 1 .468*
*
Correlati .11 0** * 0** *

on 5

Sig. (2- .63 .794 .556 .794 .556 .042 .000 .794 .556 .556 1.00 .794 1.00 .794 .556 .794 .556 .794 .028 .000 .028 .103 .794 .794 .037
tailed) 0 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

juml Pearson .16 .443 .507 .646* .479 .915 .468* .646* .507 .593 .423 .646* .470 .468 .564 .443 .422 .646* .479 .468* .536 .570 .570 .595 .468* 1
* * * ** * * ** * * * ** * * * ** ** **
ah Correlati 8
on

Sig. (2- .47 .051 .022 .002 .033 .000 .037 .002 .022 .006 .063 .002 .037 .037 .010 .051 .064 .002 .033 .037 .015 .009 .009 .006 .037
tailed) 9

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Case Processing Summary

N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in


the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.742 .905 26

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


no1 .9500 .22361 20
no2 .8000 .41039 20
no3 .8500 .36635 20
no4 .8000 .41039 20
no5 .8500 .36635 20
no6 .9500 .22361 20
no7 .8000 .41039 20
no8 .8000 .41039 20
no9 .8500 .36635 20
no10 .8500 .36635 20
no11 .7500 .44426 20
no12 .8000 .41039 20
no13 .7500 .44426 20
no14 .8000 .41039 20
no15 .8500 .36635 20
no16 .8000 .41039 20
no17 .8500 .36635 20
no18 .8000 .41039 20
no19 .8500 .36635 20
no20 .8000 .41039 20
no21 .8500 .36635 20
no22 .8000 .41039 20
no23 .8000 .41039 20
no24 .8000 .41039 20
no25 .8000 .41039 20
Jumlah 20.6000 5.04089 20

62
Lampiran 9

STIKES BHAMADA SLAWI


LEMBAR HASIL
PRODI SARJANA
PENELITIAN
KEPERAWATAN DAN NERS

Descriptive Statistics

Percentiles

Std. 50th
N Mean Deviation Minimum Maximum 25th (Median) 75th

pree 35 7.14 1.611 6 13 6.00 7.00 7.00

post 35 18.57 1.945 12 20 18.00 19.00 20.00

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

post – pree Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 35b 18.00 630.00

Ties 0c

Total 35

a. post < pree

b. post > pree

c. post = pree

Test Statisticsb

post – pree

Z -5.179a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

63
64

Lampiran 10

STIKES BHAMADA SLAWI JADWAL


PRODI SARJANA KEPERAWATAN PENELITIAN
DAN NERS
N MARET APRIL MEI JUNI JULI
KEGIATAN
O. 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penentuan topik
dan judul
Bimbingan Proposal
2. BAB 1
Pendahuluan
3. BAB 2 Tinjauan
Pustaka
4. BAB 3
Metodologi
Penelitian
5. Sidang Proposal
6. Revisi Proposal
7. Uji validitas
Kuesioner
8. Penelitian
9. Bab 4 Hasil
Penelitian
10. Bab 5
Kesimpulan dan
Saran
11. Sidang Skripsi
65

Lampiran 11

STIKES BHAMADA SLAWI


DOKUMENTASI
PRODI SARJANA
PENELITIAN
KEPERAWATAN DAN NERS
66
67
68
69

Lampiran 12

STIKES BHAMADA SLAWI


LEMBAR
PRODI SARJANA
KONSULTASI
KEPERAWATAN DAN NERS
70
71
72
73

STIKES BHAMADA SLAWI LEMBAR


PRODI SARJANA CURRICULUM
KEPERAWATANDAN NERS VITAE

CURRICULUM VITAE

Nama : Lili Nur Indah Sari


Tempat dan tanggal lahir : Brebes, 04 Agustus 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Dk.Tanjung Rt 01 Rw 01, Desa Pangebatan, Kec.
Bantarkawung. Kab.Brebes
Nama Orang Tua : Akso
Pekerjaan Orang Tua : PNS
Riwayat Pendidikan :
1. TK Muslimat Buaran
2. SD Pangebatan 05
3. SMP N 2 Bantarkawung
4. SMA N 1 Bantarkawung

Anda mungkin juga menyukai