Disusun Oleh
Disusun Oleh
LILI NUR NDAH SARI
C1014049
Lili Nur Indah Sari 1), Susi Muryani 2), Evi Supriatun 3)
1)
Prodi Sarjana Keperawatan dan Ners,STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416,
Tegal, Indonesia2),3)Dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi
Email : Lilinis629@gmail.com
Abstrak
Kekerasan seksual pada anak adalah perilaku yang mengarah pada hal yang
bersifat seksual pada anak, tidak dikehendaki oleh anak dan dapat menimbukan
dampak negatif baik secara fisik maupun psikologis pada anak. Angka kekerasan
pada anak di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga perlu
dilakukan pencegahan dengan mengajarkan anak tentang perlindungan diri
mereka, melalui pendidikan seksual pada anak sedini mungkin. Pendidikan pada
anak prasekolah diberikan melalui cerita boneka sesuai dengan tahap
perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cerita
boneka tentang perlindungan diri anak terhadap pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual pada anak prasekolah. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif menggunakan metode pre experimental design. Uji statistik dalam
penelitian ini adalah Wilcoxon. Teknik sampel yang digunakan adalah total
sampling dengan jumlah 35 responden. Responden pada peneltian ini adalah anak
usia 5-6 tahun di TK Pertiwi Slawi. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh
cerita boneka tentang perlindungan diri anak terhadap pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual, dibuktikan dengan nilai p value 0,000<0,05. Maka dari itu
pembelajaran tentang perlindungan diri anak dapat diberikan pada anak
prasekolah melalui cerita boneka untuk dapat meningkatkan pengetahuan.
Kata Kunci : anak prasekolah, pendidikan seksual, cerita boneka, perlindungan diri anak.
THE INFLUENCE OF STORY TELLING WITH THE DOLL ON SELF-
PROTECTION TOWARD CHILDREN’S SEXUAL HEALTH
PREVENTION KNOWLEDGE ON CHILDREN’S
PRESCHOOL AGES IN TK “PERTIWI” SLAWI
Lili Nur Indah Sari 1), Susi Muryani 2), Evi Supriatun 3)
1)
Nursing Scholar and Ners Program, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416,
Tegal, Indonesia 2),3) Nursing Lecturers STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi
Email : Lilinis629@gmail.com
Abstract
Children sexual violence is a behavior that leads to children sexual activity and
give negative effects both physically and psychologically toward the children. The
children’s sexual violence in Indonesia increases every year. Therefor, very
necessary to learn about how to prevent children sexual voilence , this is can be
done by giving sexual education on preschooler as soon as possible. Sexual
Education on preschoolers is given through story telling using a doll as an
instrument according to the child's mind development. This research’s aim is to
know about influence of Story tellig with doll about children's self-protection to
sexual violence on preschoolers. This research is a quantitative research using pre
experimental method. This research uses Wilcoxon test. The sample technique
used by sampling with 35 respondents totally. Respondents are 5-6 year old
children in TK Pertiwi Slawi. The results shows that there is a correlation between
Story Telling with doll about sexual violence against sexual prevention
knowledge, it was proved by the value of p value 0,000 <0.05. Therefore, a lesson
of sexual children self-protection knowledge can be given to preschooler by
story telling with doll for improving children’s sexual knowledge to prevent
sexual violence.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga peneliti masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
proposal ini dengan judul “Pengaruh Cerita Boneka Tentang perlindungan Diri
Anak Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak
Prasekolah Di Tk Pertiwi Slawi” dalam penulisan tugas ini peneliti
menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Susi Muryani,MNS
selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing menyelesaikan proposal dan
Evi Supriatun, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
membimbing dan megarahkan peneliti dalam menyusun proposal ini.
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.3. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
2.1. Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual ....................... 5
2.2. Cerita Boneka tentang Perlindungan Diri Anak .................... 10
2.3. Kerangka Teori ...................................................................... 12
2.4. Kerangka Konsep .................................................................. 13
2.5. Hipotsis .................................................................................. 13
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................... 14
3.1. Jenis dn Rancangan Penelitian ............................................... 14
3.2. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ........................ 15
3.3. Populasi dan sampel............................................................... 19
3.4. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 19
3.5. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ......................... 20
3.6. Tekhnik Pengolahan Data ...................................................... 20
3.7. Analisa Data ........................................................................... 21
3.8. Etika Penelitian ...................................................................... 22
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 24
4.1. Hasil Penelitian........................................................................ 24
4.2. Pembahasan.............................................................................. 26
4.3. Keterbatasan Penelitian............................................................. 33
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 35
1.1. Kesimpulan............................................................................... 34
1.2. Saran......................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 36
LAMPIRAN ................................................................................................ 40
i
Lampiran 1 (Lembar Kuesioner).................................................. 40
Lampiran 2 (Lembar Kisi-Kisi Kunci Jawaban) ........................... 42
Lampiran 3 (Standar Operasional Prosedur)................................. 43
Lampiran 4 (Lembar Skanario) ..................................................... 44
Lampiran 5 (Lembar Permohonan). .............................................. 47
Lampiran 6 (Lembar Persetujuan Responden) ............................. 48
Lampiran 7 (Lembar surat ijin) ..................................................... 49
Lampiran 8 (Lembar hasil Validitas)............................................ 53
Lampiran 9 (Lembar Hasil Penelitian)......................................... 63
Lampiran 10 (Lembar Jadwal Penelitian)..................................... 64
Lampiran 11 (Dokumentasi Penelitian)....................................... . 66
Lampiran 12 (Lembar Konsultasi)................................................ 70
CURICULUM VITAE .............................................................................. 73
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................. 20
Tabel 4.1 Karakteristik Usia .................................................................... 23
Tabel 4.2 Karakteristik Jenis Kelamin ..................................................... 23
Tabel 4.3 Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual Sebelum Cerita
Boneka ...................................................................................... 24
Tabel 4.4 Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual Sesudah Cerita
Boneka ...................................................................................... 24
Tabel 4.5 Perbedaan Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual
Sebelum dan Sesudah Cerita Boneka ....................................... 25
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari DPPKBP2PA mencatat kasus kekerasan seksual pada anak
di Kabupaten Tegal pada tahun 2013 terdapat 16 kasus, pada tahun 2014 tejadi
peningkatan menjadi 23 kasus atau sekitar 12%, tahun 2015 terjadi penurunan
1
2
menjadi 12 korban, tahun 2016 menurun menjadi 8 korban, dan pada tahun 2017
terdapat 9 korban pada anak.Peningkatan kasus kekerasan seksual ini disebabkan
karena rendahnya kesadaran masyarakat terhadap hak anak, kurangnya
pendidikan karakter di rumah, kurangnya pengetahuan tentang pendidikan seks,
penyebaran perilaku jahat antar generasi, dan lemahnya penegakan hukum,
Kejadian periaku kekerasan seksual berisiko terjadi pada anak prasekolah
(Erlinda, 2014).
Pencegahan perilaku kekerasan seksual perlu dilakukan sedini mungkin hal ini
disebabkan anak usia prasekolah mulai penasaran tentang tubuhnya dan mulai
belajar tentang perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan, selain itu anak
juga mulai mampu melakukan toileting dan berpakaian. Freud mendeskripsikan
masa ini sebagai masa Phallic (Potts & Mandeleco, 2012). Materi dalam
pendidikan seks untuk anak usia prasekolah di tekankan pada pemahaman kondisi
tubuhnya, pemahaman terhadap lawan jenis dan pemahaman untuk menghindar
dari kejahatan seksual. Anak usia prasekolah perlu diberikan pendidikan
kesehatan mengenai pengetahuan pencegahan seks supaya anak memahami jenis
kelamin, perubahan fisik dan memperkuat rasa percaya diri serta
bertanggungjawab terhadap dirinya (Jatmikowati, Angin & Ernawati, 2015).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 26 Maret
kepada 10 orang siswa kelas B di Tk Pertiwi Slawi, didapatkan jawaban
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual yang bermacam-macam. Pertama
peneliti bertanya tentang daerah privasi yang boleh dan tidak boleh disentuh yaitu
1 orang siswa yang menjawab benar dengan jawaban “bagian yang tertutup
celana” sedangkan sisanya mereka tidak menjawab dan tidak mengetahuinya.
Pertanyaan kedua peneliti bertanya tentang cara menghindar dari kejahatan
seksual yaitu dengan pertanyaan Bagaimana jika ada orang yang tidak dikenal
mengajak kamu ketempat yang sepi? 1 orang siswa menjawab “Lari” sedangkan
sisa ya menjawab salah dan tidak mengetahuinya. Berdasarkan data yang didapat
oleh peneliti bahwa anak prasekolah di TK PERTIWI banyak yang belum
mengetahui tentang pengetahuan pencegahan kekerasan seksual dan perlindungan
diri pada anak, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri pada anak terhadap pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual pada anak prasekolah di TK Pertiwi.
4
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh cerita boneka
tentang perlindungan diri anak prasekolah terhadap pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual pada anak usia prasekolah.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, jenis kelamin) di TK
Pertiwi Slawi.
1.2.2.2 Mengidentifikasi pengetahuan tentang pencegahan diri anak prasekolah
sebelum dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri pada anak
prasekolah di TK Pertiwi Slawi.
1.2.2.3 Mengidentifikasi pengetahuan tentang pencegahan diri anak prasekolah
setelah dilakukan cerita boneka tentang perlindungan diri pada anak
prasekolah di TK Pertiwi Slawi.
1.2.2.4 Mengidentifikasi pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak
prasekolah terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak
usia prasekolah di TK Pertiwi Slawi.
Anak usia prasekolah adalah anak dalam rentang usia 3-6 tahun (Wong, 2008).
Usia prasekolah adalah usia transisi yang baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang berada dalam usia 4-6 tahun (Davies, 2011). Anak usia
prasekolah adalah anak yang mempunyai usia di bawah tujuh tahun, pada masa ini
anak bisa diarahkan kearah yang positif atau kearah yang bisa membantu
perkembangan sikap, pengetahuan. Keterampilan dan daya cipta yang diperlukan
oeh anak tersebut untuk menghindari terjadinya kekerasan seksual (Ambarwati,
2011).
Jenis kekerasan seksual pada anak meliputi kekerasan fisik, kekerasan nonfisik
dan kekerasan verbal. Kekerasan seksual secara fisik adalah kekerasan yang
5
6
dilakukan melalui kontak fisik atau langsung menyerang pada bagian tubuh anak,
sperti contoh pelaku memaksa anak untuk menunjukan alat kelaminnya dan
pelaku menunjukan alat kelaminnya sendiri kepada anak. Kekerasan seksual
secara nonfisik adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku melalui gambar dan
video ataupun melalui media lain, contohnya seperti pelaku menunjukan gambar
yang berbau seksual kepada anak. Kekerasan seksual secara verbal adalah
kekerasan yang dilakukan melalui perktaan, ucapan, ajakan atau candaan yang
mengarah pada seksual (Chomaria, 2010).
Faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual pada anak anatara lain yaitu
rendahnya kesadaran masyrakat terhadap anak, pendidikan orangtua, ekonomi
atau kemiskinan, rendahnya pengetahuan tentang pendidikan seks, penegakan
hukum yang lemah. Dampak dari kekerasan seksual cenderung menimbulkan
dampak traumatis baik pada anak maupun pada orang dewasa. kasus kekerasan
seksual sering tidak terungkap karena adanya penyangkalan terhadap peristiwa
kekerasan seksual yang terjadi, lebih sulit lagi adalah jika kekerasan seksual ini
terjadi pada anak-anak, karena anak-anak korban kekerasan seksual tidak
mengerti bahwa dirinya menjadi korban.Korban sulit mempercayai orang lain
sehingga merahasiakan peristiwa kekerasan seksualnya, selain itu anak cenderung
takut melaporkan karena mereka merasa terancam akan mengalami konsekuensi
yang lebih buruk bila melapor, anak merasa malu untuk menceritakan peristiwa
kekerasan seksualnya, anak merasa bahwa peristiwa kekerasan seksual itu terjadi
karena kesalahan dirinya dan peristiwa kekerasan seksual membuat anak merasa
bahwa dirinya mempermalukan nama keluarga dan akan membawa dampak yang
lebih banyak bagi anak (Noviana, 2015).
perasaan bersalah dan menyalahkan diri sendiri, rasa takut berhubungan dengan
orang lain, bayangan kejadian dimana anak menerima kekerasan seksual, mimpi
buruk, insomnia, ketakutan dengan hal yang berhubungan dengan penyalahgunaan
termasuk benda, bau, tempat, kunjungan dokter, masalah harga diri, disfungsi
seksual, sakit kronis, kecanduan, keinginan bunuh diri, keluhan somatik. Trauma
akibat kekerasan seksual pada anak akan sulit dihilangkan jika tidak secepatnya
ditangani oleh ahlinya. Anak yang mendapat kekerasan seksual, dampak jangka
pendeknya akan mengalami mimpi-mimpi buruk, ketakutan yang berlebihan pada
orang lain, dan konsentrasi menurun yang akhirnya akan berdampak pada
kesehatan. Jangka panjangnya, ketika dewasa nanti dia akan mengalami fobia
pada hubungan seks atau bahkan yang parahnya lagi dia akan terbiasa dengan
kekerasan sebelum melakukan hubungan seksual. Bisa juga setelah menjadi
dewasa, anak tesebut akan mengikuti apa yang dilakukan kepadanya semasa
kecilnya, sehingga harus dilakukan pencegahan (Noviana, 2015).
Pencegahan adalah suatu tindakan tindak lanjut yang berwenang serta sadar dalam
usaha menghalangi, mengurangi segala dampak resiko ancaman yang tidak
diinginkan. Pencegahan kekerasan seksual pada anak yaitu dengan mengajari
anak dengan keterampilan diri pada anak (Mashudi dan Nur’aini, 2015).
Pendidikan seksual pada anak prasekolah dapat dimulai dengan mengajarkan
nama-nama bagian tubuh dan perbedaan secara fisik anatara perempuan dan laki-
laki. Anak juga perlu ditanamakan bahwa mereka juga mempunyai tanggung
jawab atas tubuh mereka dan mengajarkan ada bagian tubuh yang boleh dan tidak
boleh di perlihatkan atau tidak boleh disentuh oleh orang lain kecuali diri sendiri,
orang tua atau dokter untuk menjaga kesehatan dan kebersihan mereka.
Pemahaman tentang menjaga privasi dari orang banyak saat mandi, ke toilet dan
berpakian juga penting di sampaikan pada anak prasekolah. Anak juga perlu
diajarkan bagaimana bersikap sopan atas privasi orang lain seperi mengetuk pintu
terlebih dahulu sebelum memasuki kamar mandi atau kamar tidur. Hal ini perlu
dilakukan pemberian pendidikan kesehatan untuk mencegah terjadinya kekerasan
seksul pada anak (Wuetelle and kenny, 2011).
8
Pendidikan yang diberikan pada anak usia prasekolah dalam hal ini mengenai
pendidikan seksual diharapkan akan membentuk pondasi yang kuat bagi
perkembangan pribadi dan perilaku anak di waktu yang akan datang.
Pendididkan seksual pada anak perlu diberikan sedini mungkin agar anak
mengerti tentang bagaimana mencegah perilaku kekeran seksual. Anak dapat
mengerti terhadap pencegahan tentang perlindungan diri (NAEYC, 2009).
Perlindungan diri pada anak adalah pendidikan yang diajarkan kepada anak
tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi situasi yang membahayakan bagi
mereka untuk menjaga diri mereka tetap aman. Pendidikan ini tidak hanya
mengurangi resiko menjadi korban tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan
anak untuk melindungi diri mereka sendiri (Kendall, 2012). Pedoman Pendidikan
perlindungan diri yang diajarkan pada anak mencakup “yell-go-tell, sequence” ,
namun sebelumnya anak perlu diajarkan tentang body ownershipatau
kepemilikian tubuh karena hal ini paling terpenting bagi perlindungan diri anak
(Springer dan Mesurell, 2015). Anak diajarkan bahwa tubuh nya adalah milik
pribadi dirinya sehingga mereka mempunyai hak atas diri mereka sendiri untuk
memutuskan apakah boleh atau tidak boleh diakses orang lain. Anak diajarkan
bagian privasi tubuhnya. Anak diajarkan sentuhan yang baik dan sentuhan yang
tidak baik , sentuhan baik seperti berjabat tangan , sentuhan yang tidak baik
seperti pelukan dari orang yang lebih besar dan tidak dikenal dan sentuhan seksual
(Kendall, 2013). Terakhir anak diajarkan “yell-go-tell, sequence” anak diajarkan
teriak “tidak mau” kemudian anak diajarkan untuk lari dan pergi dari tempat
tersebut dan suruh anak menceritakan ke orang dewasa. Hal ini sangat penting
dilakukan untuk melindungi diri anak dan untuk menambah pengetahuan terhadap
anak (Springer dan Misurell 2015).
tertentu. Sebagian besar pengetahuan dapat melalui indra penglihatan dan indra
pendengaran. (Notoatmodjo, 2012).
Tingkat pengetahuan pada manusia dibagi menjadi enam tingkatan, yaitu pertama
Tahu atau know, tahu diartikan sebagai memanggil memori yang telah disimpan
sebelumnya setelah mendapat pengetahuan tertentu. Cara mengukur tingkat
pengetahuan seseorng dapat diukur melalui pertanyaan terkait materi. Kedua
Memahami atau comprehesionmemahami tidak sekedar tahu dan menyebutkan
suatu objek tetapi juga dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek
tersebut. Ketiga Aplikasi atau aplplicationdiartikan seseorang telah memahami
tentang suatu objek dengan menggunakan atau prinsip tersebut pada situasi yang
lain. Keempat Analisis atau analysis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan, memisahkan kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang sudah diketahui.
Kelima Sintesis atau sintesys menunjukan kemampuan seseorang untuk
merrangkum atau meletakan dalam suatu hbungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki. Keenam Evaluasi atau evaluation
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap
suatu objek. Penilaian didasarkan pada suatu kriteria atau norma-norma yang
telah ditetukan (Notoatmodjo, 2010).
Boneka adalah tiruan bentuk manusia dan bentuk binatang dan merupakan salah
satu model perbandingan, dalam penggunaan boneka dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sandiwara boneka. Metode
11
Jenis boneka ada empat jenis yang dapat digunakan sebagai media bercerita yaitu
boneka gagang atau boneka yang termasuk dalam wayang, boneka gantung,
boneka tangan dan boneka tempel. Boneka gagang keterampilan mensinkronkan
gerak gagang dengan tangan kanan dan kiri, satu tangan dituntut untuk dapat
mengatasi tiga gerakan sekaligus sehingga satu adegan guru dapat memainkan dua
tokoh. Boneka gantung mengandalkan keterampilan menggerakkan boneka dan
benang yang diikatkan pada materi tertentu seperti kayu, lidi, atau atap panggung
boneka sekaligus. Boneka tempel mengandalkan keterampilan memainkan
gerakan tangan, kebanyakan boneka tempel tidak leluasa bergerak karena
ditempelkan pada panggung dua dimensi. Boneka tangan mengandalkan
keterampilan guru dalam menggerakkan ibu jari dan telunjuk yeng berfungsi
sebagai tulang tangan. Boneka tangan biasanya kecil dan bisa digunakan tanpa
alat bantu yang lain, boneka tangan mungkin lebih efektif sebagai media bercerita
untuk memperagakan tentang perlindungan diri anak (Gunarti, 2010).
Manfaat cerita boneka bagi perlindungan diri anak sangat efektif digunakan untuk
memberikan pendidikan kesehatan dan informasi, karena metode bercerita
berbantuanmedia boneka tangan dapatmengembangkan kemampuan
berbahasalisan anak, melatih daya ingat atau memorianak, mengembangkan
potensi kreatif anakpada saat anak bercerita berbantuan mediaboneka tangan di
depan kelas. Menjadikan anak lebih berani mengungkapkan hal yang tidak
12
mereka suka dan lebih efektif untuk pembelajaran tentang perlindungan diri
(Oktaviana, 2014).
2.3 Kerangka Teori
Faktor yang
mempengaruhi
- Pendidikan
- Usia
Pengetahuan Upaya
- Minat dan Kreatifitas
pencegahan Pencegahan
- Pengalaman
kekerasan
- Kebudayaan Ekonomi
seksual.
- Informasi
Pendidikan seksual :
Perlindungan Diri Anak
Cerita Boneka
-Pengenalan anggota tubuh yg
boleh dan tidak boleh disentuh
orang lain
-Pengajaran sentuhan baik dan
tidak baik
- Cara menghindar dari
kekerasan seksual
Peningkatan Pengetahuan
Pencegahan kekerasan seksual
anak prasekolah
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian.
Berdasarkan teori-teori yang diatas dan kerangka konsep yag telah di kemukakan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
2.5.1. Hipotesis nol atau nihil (Ho)
Tidak ada hubungan pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak
terhadap pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak prasekolah di Tk
Pertiwi Slawi.
2.5.2. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatife (Ha)
Ada hubungan pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak terhadap
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak prasekolah di Tk Pertiwi
Slawi.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Keterangan :
01 : Tingkat pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan
pencegahan kekerasan seksual
X : Intervensi dengan melakukan pendidikan kesehatan pencegahan kekerasan
seksual
02 : Tingkat pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan pencegahan
kekerasan seksual.
14
15
Cronbachadalah 0,742 yang berarti lebih besar dari nilai konstanta (0,742 >
0,444), yang menunjukan bahwa soal tersebut reliabel atau dapat dipercaya
sehingga digunakan untuk kuesioner penelitian.
Pertemuan kedua pada tanggal 4 Juni 2018 pukul 08.00 WIB peneliti datang ke
TK Pertiwi Slawi untuk melakukan penelitian kepada siswa siswi kelas B. Pada
pukul 08.15 WIB peneliti mendatangi kelas B kemudian peneliti memperkenalkan
diri dan memperkenalkan 4 enumerator yang akan membantu proses pengambilan
data yang sebelumnya telah diberi pengarahan terlebih dahulu tentang tujuan,
manfaat dan prosedur pengumpulan data. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat
dan prosedur penelitian kepada responden, kemudian peneliti membagi responden
menjadi 3 kelompok setelah itu peneliti dan 4 enumerator membagikan lembar
informed consent atau lembar persetujuan kemudian peneliti membacakan lembar
persetujuan dan 4 enumerator mengarahkan responden untuk mendatangani
lembar persetujuan. Setelah responden menyetujuinya dilanjutkan pembagian dan
pengisian lembar kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan tentang pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual. Proses pengisian kuesioner responden di bagi
menjadi 3 kelompok, kemudian peneliti dan 4 enumerator dibagi menjadi 3
kelompok juga, pengisian kuesioner dibacakan dan diarahkan peneliti dan
enumerator dalam setiap kelompok. Setelah responden selesai mengisi kuesioner,
peneliti dan 4 enumerator mengambil serta mengecek kelengkapan pengisian
kuesioner untuk memastikan semua pertanyaan telah terisi semua dengan jelas
oleh responden, setelah kuesioner lengkap maka pengumpulan data telah selesai.
Pertemuan ketiga pada tanggal 5 Juni 2018 pukul 08.10 WIB peneliti datang ke
TK Pertiwi Slawi untuk melakukan cerita boneka tentang perlindungan diri anak.
Peneliti dibantu oleh satu orang guru yang sebelumnya telah diberikan pengarahan
mengenai naskah dan alur bercerita tentang perlindungan diri anak dan 4
enumerator. Peneliti dan 4 enumerator memasuki kelas B dan memperkenalkan
diri dan kemudian peneliti dan enumerator membagi responden menjadi 3
kelompok dan peneliti di bantu 4 enumerator mempersiapkan alat untuk bercerita
boneka. Setelah itu 4 enumerator dibagi menjadi 3 untuk mendampingi 3
kelompok responden agar memperhatikan dan kondusif. Kemudian peneliti dan
ibu guru melakukan cerita boneka tentang perlindungan diri anak selama 15
menit. Setelah cerita boneka selesai peneliti bertanya kepada 3 responden tentang
18
sentuhan baik dan tidak baik dan 1 responden yang menjawab benar, peneliti
mengajukan pertanyaan lagi kepada semua responden tentang cara menghindar
dari kejahatan kekerasan seksual dan mereka menjawab benar yaitu dengan
jawaban “lari, teriak tolong dan bercerita kepada ibu guru, mamah dan papah”.
Pada saat peneliti dan ibu guru melakukan cerita boneka reponden terlihat senang
dan mau memperhatikan. Setelah cerita boneka selesai peneliti melakukan
kontrak waktu kepada responden untuk cerita boneka pada hari berikutnya.
Pertemuan keempat pada tanggal 6 Juni 2018 pukul 08.00 WIB peneliti dan 4
enumerator datang ke TK Pertiwi Slawi untuk melakukan cerita boneka kembali.
Peneliti dibantu oleh satu orang guru untuk bercerita boneka tentang perlindungan
diri anak khususnya pada point “ sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh”.
Peneliti juga di bantu oleh 4 enumerator yang sebelumnya telah diberikan
pengarahan. Peneliti dan 4 enumerator mempersiapkan kelengkapan alat untuk
cerita boneka. Kemudian peeliti membagi responden menjadi 3 kelompok dan 4
enumerator juga di bagi menjadi 3 kelompok untuk membimbing
responden.Peneliliti dan ibu guru melakukan cerita boneka terutama ditegaskan
pada point “sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh”. Pada saat cerita boneka
berlangsung responden kondusif dan memperhatikan, kemudian peneliti
mengajukan pertanyaan kepada semua responden tentang sentuhan boleh dan
sentuhan tidak boleh, cara menghindar dari kekeasan seksual dan rata rata semua
na menjawab benar. Berhubung hari Kamis pada tanggal 7 Juni 2018 akan
dilaksanakan cap tiga jari dan kelengkapan kelulusan responden, setelah cerita
boneka dilaksanakan peneliti segera mengarahkan responden mengisi kuesioner
yang berisi 20 pertanyaan. Peneliti menjelaskan kembali tujuan, manfaat dan
prosedur pengisian kuesioner kepada responden, setelah itu peneliti dan 4
enumerator membagikan lembar kuesioner di setiap kelompok responden. Setelah
kuesioner dibagikan peneliti dan enumerator pada masing masing kelompok
membacakan kuesioner dan mengarahkan responden dalam pengisian kuesioner.
Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti dan empat enumerator
mengambil serta mengecek kembali kelengkaan pengisian kuesioner untuk
19
memastikan semua pertanyaan telah terisi semua dengan jelas oleh responden.
Setelah kuesioner lengkap maka pengumpulan data telah selesai. Peneliti dan 4
enumerator membagikan alat tulis sebagai bentuk apresiasi karena responden telah
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian. Setelah itu peneliti dan 4
enumerator berpamitan kepada kepala sekolah serta guru TK Pertiwi Slawi.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total
sampling adalah pengambilan data secara keseluruhan (Sugiono, 2013). Sampel
dalam penelitian ini adalah anak prasekolah usia 5-6 tahun di kelas B di Tk
Pertiwi Slawi. Jadi jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 35
responden.
3.3.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Anak usia prasekolah 5-6 tahun, TK Pertiwi Slawi, anak yang belum pernah
diberikan pendidikan pencegahan kekerasan seksual tentang perlindungan diri
anak, anak yang kooperatif, anak yang tidak mengalami gangguan pendengaran
dan berbicara, anak yang menyetujui menjadi responden.
3.3.2.2 Kriteria Ekslusi
Kriteria Ekslusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Anak yang tidak hadir pada kegiatan cerita boneka.
23
24
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 35 responden
sebelum cerita boneka tentang perlindungan diri anak didapatkan pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual dengan nilai 7,00, dengan nilai yang sering muncul
7 dan nilai tertinggi 13 dan terendah 6 yang artinya pengetahuan pencegahan
kekerasan seksual responden masih rendah. Hal ini dikarenakan mayoritas
responden belum mengetahui cara pencegahan kekerasan seksual tentang
perlindungan diri anak, tentang bagaimana cara menghindar dari kekersan seksul,
sentuhan boleh dan tidak boleh dan bagian tubuh mana yang boleh dan tidak
boleh disentuh orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 35 responden
sesudah dilakukan cerita boneka didapatkan responden dengan nilai 8,57 dan nilai
25
yang sering muncul 20 dengan nilai tertinggi 20 dan terendah 12 Yang artinya
pengetahuan pencegahan kekerasan responden meningkat menjadi lebih baik dari
sebelum diberikan intervensi cerita boneka tentang perlindungan diri anak. Hal
ini dikarenakan pendidikan melalui cerita boneka sangat menarik bagi anak dan
dapat di pahami oleh anak dengan mudah, sehingga anak mampu mengingat apa
yang telah disampaikan oleh peneliti.
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan hasil uji statistik untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh meggunakan wilcoxon di peroleh nilai p value = 0,00 < 0,05
26
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik anak berdasarkan usia dan jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Karakteristik responden
berdasarkan usia, menunjukan bahwa responden rata-rata usia 6 tahun. Responden
dengan usia 5 tahun sebanyak 8 responden dan responden dengan usia 6 tahun
sebanyak 27 responden. Jadi pada penelitian ini responden yang berusia 6 tahun
lebih banyak dibandingkan responden berusia 5 tahun. Anak pada usia 5-6 tahun
rentang akan terjadinya kekerasan seksual yang dilakukan orang lain atau bahkan
orang terdekatnya. Menurut Kurtuncu & Meltem (2011) Anak pada usia 0-6
tahun atau usia prasekolah adalah periode kritis dimana anak belajar sangat cepat
dan masih mengikuti apa yang dilakukan oleh orang dewasa terhadapnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden didapatkan bahwa
responden belum mengetahui cara pencegahan kekerasan seksual. Dari 35
respoden setelah ditanyakan tentang sentuhan boleh dan sentuhan tidak boleh
didapatkan bahwa mereka tidak bisa menjawab dengan benar, kebanyakan
responden pada usia ini menjawab bahwa bagian yang tertutup baju berupa dada,
perut dan yang tertutup celana berupa alat kelamin, mereka masih boleh disentuh
orang lain. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara bahwa 20% anak di TK
Pertiwi mengalami kejadian kekerasan seksual.
27
Jenis kelamin yang menunjukan nilai tertinggi laki-laki yaitu 19 responden (54,3
%), dan terendah perempuan yaitu 16 responden (45,7%). Jadi pada penelitian ini
responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan responden
yang berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin perempuan lebih rentan untuk
terjadinya kekerasan seksual. Begitupun dengan jenis kelamin laki-laki juga
dapat mengalami kekerasan seksual. Kekerasan seksual bisa terjadi pada anak-
anak tanpa memandang jenis kelamin, sehingga perlu diberikannya pendidikan
kesehatan tentang pencegahan kekerasan seksual pada anak sedini mungkin,
seperti pemahaman lawan jenis, pemahaman tentang bagian tubuh yang boleh dan
tidak boleh disentuh orang lain dan pemahaman akan menghindar dari kejahatan
seksual. Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka kejadian kekerasan seksual
pada anak.
dengan metode bercerita boneka tentang perlindungan diri anak. Metode bercerita
boneka ini menjadikan responden sangat antusias dan semangat belajar, selain itu
dapat menambah pengetahuan pencegahan kekerasan sekual khusus nya tentang
perlindungan diri anak. Tentang kepemilikan tubuhnya, sentuhan baik dan tidak
baik serta cara menghindar dari kekerasan seksual (Kendall, 2013). Hal ini
dikarenakan anak usia tersebut sangat menyukai cerita dan boneka, dengan
bercerita disertai memperagakan boneka anak bisa melihat, mendengarkan serta
dapat menangkap maksud dari cerita yang diberikan oleh peneliti. Hal tersebut
menjadikan anak mudah mengingat apa yang diceritakan oleh peneliti.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah seseorang medapat informasi melalui
panca indra, terutama dari mata dan telinga. Pengetahuan sangat penting untuk
terbentuknya perilaku sesorang. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan
adalah pendidikan kesehatan (Nursalam dan efendi 2008). Dalam penelitian ini
pendidikan yang diberikan adalah pendidikan pencegahan kekerasan seksual
melalui cerita boneka di TK Pertiwi Slawi.
cerita boneka tentang perlindungan diri anak dengan uji wilcoxon dengan nilai
probabilitas 0,05, diperoleh nilai p=0,000. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
terdapat pengaruh cerita boneka tentang perlindungan diri anak terhadap
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual di TK Pertiwi Slawi. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa responden yang sudah diberikan pendidikan cerita boneka
tentang perlindungan diri anak memiliki tingkat pengetahuan yang baik
dibandingkan sebelum diberikan cerita boneka tentang perlindungan diri anak.
Cerita boneka termasuk salah satu yang efektif untuk digunakan dalam
memberikan pendidikan dan informasi kepada anak-anak hal ini menjadikan anak
mampu mengembankan bahasa lisan anak, menambah memori dan daya ingat
anak dan menjadikan anak berani untuk menggungkapkan hal yang tidak mereka
sukai dan dapat meningkatkan pengetahuan anak (Oktaviana, 2014). Pengetahuan
pencegahan kekerasan seksual dengan perlindungan diri merupakan satu cara
yang sangat penting yang harus diajarkan untuk menjaga diri mereka tetap aman
jika terjadi situasi yang membahayakan bagi mereka. Untuk mendapatkan
pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak dapat dilakukan cerita
boneka tentang perlindungan diri anak. Cerita boneka tentang perlindungan diri
anak menjadikan pengetahuan pencegahan kekerasan seksual pada anak
meningkat, anak mengerti mana sentuhan baik dan sentuhan tidak baik, mengerti
bagian mana yang boleh di sentuh dan tidak boleh di sentuh oleh orang lain dan
anak bisa melakukan bagaimana cara menghindar dari kekerasan seksual.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rachmawati (2013) dengan judul
“penggunaan media panggung boneka dalam pendidikan Personal Hygene cuci
tangan menggunakan sabun di air mengalir” yang dilakukan pada murid kelas 1
SD Muhamadiyah 18 Mulyorejo Tengah. Dari hasi penelitian ada perubahan
pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi yaitu 86,2 %. Dengan hasil wilcoxon
didapatkan nilai p=0,000. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Istiqomah, 2016) dengan judul perbandingan efektifitas antara
metode video dan cerita boneka dalam pendidikan seksual terhadap pengetahuan
seksual anak prasekolah tentang personal safety skill yang menyebutkan bahwa
adanya peningkatan pengetahuan setelah diberikan cerita boneka.
berbantuan boneka tangan dapat meningkatkan memori anak, karena anak tidak
hanya bisa mendengarkan saja tetapi anak juga bisa melihat dan
memperagakannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu cerita
boneka tentang perlindungan diri anak, peneliti juga memperagakan sentuhan baik
yaitu seperti berjabat tangan dan tidak baik seperti menyentuh dada,
memperagakan dan bernyanyi bersama tentang sentuhan boleh seperti kepala,
tangan, kaki serta sentuhan tidak boleh seperti yang tertutup baju dan celana
dalam. Peneliti juga mengjarkan cara menghindar dari kejahatan seksual seperti
lari, teriak “tolong” dan menceritakan kepada ibu guru atau orangtua. Dalam
penelitian ini peneliti tidak hanya bercerita boneka tetapi peneliti mengajak
responden dengan bernyanyi. Responden sangat kooperatif, setelah diberikan
cerita boneka dan bernyanyi bersama, tidak ada responden yang bertanya,
sehingga peneliti yang bertanya dan responden semua bisa menjawab dengan
benar. Maka dapat disimpulkan cerita boneka tentang perlindungan diri anak
dapat di berikan pada anak yang pengetahuan pencegahan kekerasan seksualnya
rendah untuk meningkatkan pengetahuan pencegahan kekerasan seksual.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan pada penelitian ini :
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Orang Tua
Diharapkan orang tua dapat meneruskan pendidikan seksual pada anak sesuai
dengan tahap perkembangan anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah
dimerngerti sehingga anak dapat memahami informasi yang diberikan .
34
35
.
36
DAFTAR PUSTAKA
Chomaria, N. (2014). Pelecehan anak, kenali dan tangani, menjaga buah hati
dari sindrom. Solo: Tiga Serangkai
Chomaria, N. (2010). Pelecehan anak, kenali dan tangani, menjaga buah hati
dari sindrom. Solo: Tiga Serangkai
Erlinda. (2014). Stop child abuse : Upaya peningkatan perlindungan anak dari
bahaya kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi. Diakses pada tanggal
08 Mei.
Jatmikowati. (2015). Model dan materi pendidikan seks anak usia dini perspektif
gender untuk menghindarkan seksual abuse. Cakrawala Pendidikan,
34(3), 434-448.
Kenny, M.C. (2016). Teaching general safety and body safety training skills to a
latino preschool male with autism. Journal of Childand Family
Studies, 22(8).
Kurtuncu & Meltem. (2015). The sexual development and education of prescholl.
Spinger 33 Januari: 207-221
Maslihah, Sri. (2016). Kekerasan terhadap anak: Model transisional dan dampak
jangka panjang. Edukid: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini.I (1).25-
33
PKBI. (2016). Kekerasan anak. Semarang: Diakses pada tanggal 24 Mei dari
www.PKBI.co.id
Potts., N.L., & Mandleco B.L. (2012). Pediatric Nursing: Caring for children and
family. 3th ed. Newyork : Edlmar Learning.
Lampiran 1
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk pengisian
1. Isilah petanyaan di bawah ini dengan menggunakan tanda chek list di
kotak yang disediakan pada pertanyaan bagian I dan pertanyan bagian II.
2. Isilah sesuai pendapat anda
3. Apabila kesulitan dalam menjawab boleh bertanya kepada peneliti
4. Jawaban di tuliskan oleh fasilitator sesuai dengan jawaban responden.
I. DATA DEMOGRAFI
1. Inisial Nama :
2. Tanggal lahir :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
41
KUESIONER PENGETAHUAN
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saat tidak ada orang tua saya memperbolehkan orang lain
peluk-peluk saya.
2 Saat tidak ada orang tua, saya melarang orang lain cium-
cium saya.
3 Jika ada orang lain mememaksa cium dan peluk-peluk
saya memperbolehkannya.
4 Ketika ada orang lain akan memegang perut saya, saya
akan memeperbolehkannya.
5 Ketika ada orang lain akan memegang sekitar celana
saya, saya akan melarangnya.
6 Kalau ada orang lain mengajak ketempat sepi saya akan
ikut.
6 Jika ada orang yang tidak dikenal ngasih saya mainan,
saya akan menolaknya.
8 Saya akan “Teriak, Tolong!!!” jika ada orang lain
memaksa peluk dan cium saya
9 Kalau ada orang lain akan peluk dan cium saya saat tidak
ada orang tua saya akan lari ketempat yang ramai.
10 Kalau ada orang lain yang memaksa saya melakukan hal
yang tidak saya sukai saya akan diam saja.
11 Kalau ada orang lain yang memaksa peluk dan cium saya,
saya akan bilang ke orang tua.
12 Saya tidak takut bilang ke orang tua jika ada orang yang
tidak saya sukai.
13 Jika ada orang yang menunjukan gambar seseorang yang
tidak memakai baju saya akan menolaknya.
14 Jika ada orang yang menyuruh saya untuk menonton
video yang tidak sopan dan jorok saya akan menolaknya.
15 Ketika ada orang yang memaksa saya untuk menonton
video yang tidak sopan dan jorok, saya akan teriak
“Toloong!!”.
16 Jika ada orang yang memberikan gambar seseorang yang
tidak memakai celana, saya akan menceritakan nya
kepada ibu guru.
17 Jika ada orang yang memberikan gambar seseorang yang
tidak memakai baju dan celana , saya akan
menceritakannya kepada Mamah.
18 Jika ada orang berkata jorok dan tidak sopan kepada
saya, saya tidak akan mendengarkan nya.
19 Jika ada orang yang mengajak bercanda dengan kata-kata
yang tidak sopan , saya akan mendengarkan nya.
20 Jika ada orang yang mengajak saya pergi saya akan
meminta izin kepada orang tua.
42
Lampiran 2
LEMBAR
STIKES BHAMADA SLAWI
KISI-KISI DAN
PRODI SARJANA KUNCI
JAWABAN
KEPERAWATAN DAN NERS
KUESIONER
KISI-KISI KUESIONER
Lampiran 3
Lampiran 4
Geni : Tidak mau om, kata ibu kita tidak boleh ikut dengan orang
yang tidak dikenal dan aku tidak suka gambar itu, itu gambar
yang jorok om.
Orang Asing : Tidak apa-apa anak manis (sambil mendekati Aksa dan geni
san coba mencium dan memeluk).
Narator : Orang yang tida dikenal itu kemudian mendekati Aksa dan
Geni. Orang yang tidak dikenal itu ingin mencium dan
memeluk Aksa. Orang yang tidak dikenal juga mendekati Geni
ingin memegang badan, dada, perut dan sekitar celana.
Aksa : Om kenapa deket-deket dengan Aksa ?
Geni : Om juga kenapa ingin pegang badan Geni?
Orang Asing : Tidak apa-apa kan om sayang kalian Aksa dan Geni.
Narator : Tetapi Aksa dan Geni tidak mau dicium dan di peluk orang
yang tidak dikenal itu, mereka juga tidak mau dipegang
badannya, dadanya, perut dan sekitar celana.
Aksa : Tidak mau!!!!!kata ibu tidak boleh ada oang yang peluk dan
cium kita saat tidak ada orang tua kita.
Geni : Iya om kata ibu tidak boleh ada orang lain yang pegang badan,
dada, perut dan sekitar celana kita.
Narator : Tetapi.... om tersebut memaksa ingin mendekati Aksa dan
Geni. Merekapun langsung lari ketempat yang ramai sambil
teriak “Tolong!!!”.
Aksa dan Geni : “Tolong!” (lari ke tempat lain) “Tidak mau!!!”
Narator : Sesampai dirumah Aksa dan Geni bertemu ibu. Merekapun
menceritakan apa yang baru saja mereka alami.
Geni : Ibu tadi ada yang mau kasih Geni dan Aksa mainan bu.
Ibu : Siapakah orang itu? Apa Aksa dn Geni kenal ?
Aksa : Tidak kenal bu....
Ibu : Anak pintar, jangan ikut orang lain ke tempat sepi ya sayan...
Aksa : Iya bu tadi kami ga mau ikut, teteapi orang itu mau peluk dan
cium Aksa.
46
Lampiran 5
Kepada
Yth. Wali Murid
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi,
bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Cerita Boneka
Tentang perlindungan Diri Anak Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekerasan
Seksual Pada Anak Prasekolah Di Tk Pertiwi Slawi”. Penelitian ini dilaksanakan
sebagai salah satu kegiatan dalam mengambil data untuk menyelesaikan tugas
akhir Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi.
Saya mengharap tanggapan atau jawaban yang saudara berikan sesuai dengan
pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kami menjamin
kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya
akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan dan tidak akan
dipergunakan untuk maksud lain.
Atas perhatian dan kesediannya saya ucapkan terima kasih.
Slawi, …………….2018
Peneliti
Lampiran 6
STIKES BHAMADA SLAWI
LEMBAR
PRODI SARJANA
PERSETUJUAN
KEPERAWATAN DAN NERS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
untuk dalam pengambilan data atau sebagai responden penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bhamada Slawi yang
bernama Lili Nur Indah Sari yang berjudul “Pengaruh Cerita Boneka Tentang
perlindungan Diri Anak Terhadap Pengetahuan Pencegahan Kekerasan Seksual
Pada Anak Prasekolah Di Tk Pertiwi Slawi”. Saya mengetahui bahwa informasi
yang saya berikan ini besar manfaatnya bagi peningkatan ilmu keperawatan dan
akan dijamin kerahasiaannya.
Slawi,……………..2018
Responden
.................................
49
Lampiran 7
Lampiran 8
Validitas
No
soal R Hitung R Tabel Keterangan
1. 16 0,444 Tidak Valid
2. 443 0,444 Tidak Valid
3. 507 0,444 Valid
4. 646 0,444 Valid
5. 479 0,444 Valid
6. 915 0,444 Valid
7. 468 0,444 Valid
8. 646 0,444 Valid
9. 507 0,444 Valid
10. 593 0,444 Valid
11. 423 0,444 Tidak Valid
12. 646 0,444 Valid
13. 470 0,444 Valid
14. 468 0,444 Valid
15. 564 0,444 Valid
16. 443 0,444 Tidak Valid
17. 442 0,444 Tidak Valid
18. 646 0,444 Valid
19. 479 0,444 Valid
20. 468 0,444 Valid
21. 536 0,444 Valid
22. 570 0,444 Valid
23. 570 0,444 Valid
24. 595 0,444 Valid
25. 468 0,444 Valid
Correlations
no1 no1 no1 no1 no1 no1 no1 no2 no2 no2 no2 Juml
no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 0 1 no12 3 4 5 no16 7 no18 9 no20 1 2 3 4 no25 ah
no1 Pearson 1 -.115 - .459* - - -.115 .459* - - - .459* - - - -.115 - .459* - -.115 - .459 .459 .459 -.115 .168
* * *
Correlati .096 .096 .053 .096 .096 .132 .132 .115 .096 .096 .096 .096
on
Sig. (2- .630 .686 .042 .686 .826 .630 .042 .686 .686 .578 .042 .578 .630 .686 .630 .686 .042 .686 .630 .686 .042 .042 .042 .630 .479
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no2 Pearson - 1 .140 .062 .140 .459 .062 .062 .140 .140 .289 .062 .289 .375 .140 1.00 .140 .062 .140 .062 .140 .062 .375 .375 .062 .443
*
Correlati .11 0**
on 5
Sig. (2- .63 .556 .794 .556 .042 .794 .794 .556 .556 .217 .794 .217 .103 .556 .000 .556 .794 .556 .794 .556 .794 .103 .103 .794 .051
tailed) 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no3 Pearson - .140 1 .140 .216 .546 .140 .140 .216 .216 .404 .140 .404 .140 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .608 .490 .490 .140 .140 .507*
* ** * *
Correlati .09
on 6
Sig. (2- .68 .556 .556 .361 .013 .556 .556 .361 .361 .077 .556 .077 .556 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .004 .028 .028 .556 .556 .022
tailed) 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
54
55
no4 Pearson .45 .062 .140 1 .140 .459 .063 1.00 .140 .490 .000 1.00 .289 .063 .490 .062 .140 1.00 .140 .063 .140 .375 .375 .375 .063 .646**
Correlati 9* * 0** * 0** * 0**
on
Sig. (2- .04 .794 .556 .556 .042 .794 .000 .556 .028 1.00 .000 .217 .794 .028 .794 .556 .000 .556 .794 .556 .103 .103 .103 .794 .002
tailed) 2 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no5 Pearson - .140 .216 .140 1 .546 .140 .140 .608 .216 .404 .140 .081 .490 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .140 .490 .140 .479*
* ** * *
Correlati .09
on 6
Sig. (2- .68 .556 .361 .556 .013 .556 .556 .004 .361 .077 .556 .735 .028 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .556 .028 .556 .033
tailed) 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no6 Pearson - .459* .546 .459* .546 1 .459* .459* .546 .546 .397 .459* .397 .459 .546 .459* .546 .459* .546 .459* .546 .459 .459 .459 .459* .915**
* * * * * * * * * * * *
Correlati .05
on 3
Sig. (2- .82 .042 .013 .042 .013 .042 .042 .013 .013 .083 .042 .083 .042 .013 .042 .013 .042 .013 .042 .013 .042 .042 .042 .042 .000
tailed) 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no7 Pearson - .062 .140 .063 .140 .459 1 .063 .140 .140 .000 .063 .000 .063 .140 .062 .140 .063 .490 1.00 .490 .375 .063 .063 1.00 .468*
* *
Correlati .11 0** * 0**
on 5
56
Sig. (2- .63 .794 .556 .794 .556 .042 .794 .556 .556 1.00 .794 1.00 .794 .556 .794 .556 .794 .028 .000 .028 .103 .794 .794 .000 .037
tailed) 0 0 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no8 Pearson .45 .062 .140 1.00 .140 .459 .063 1 .140 .490 .000 1.00 .289 .063 .490 .062 .140 1.00 .140 .063 .140 .375 .375 .375 .063 .646**
Correlati 9* 0** * * 0** * 0**
on
Sig. (2- .04 .794 .556 .000 .556 .042 .794 .556 .028 1.00 .000 .217 .794 .028 .794 .556 .000 .556 .794 .556 .103 .103 .103 .794 .002
tailed) 2 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no9 Pearson - .140 .216 .140 .608 .546 .140 .140 1 .216 .404 .140 .081 .840 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .216 .140 .140 .490 .140 .507*
** * ** *
Correlati .09
on 6
Sig. (2- .68 .556 .361 .556 .004 .013 .556 .556 .361 .077 .556 .735 .000 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .361 .556 .556 .028 .556 .022
tailed) 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no10 Pearson - .140 .216 .490* .216 .546 .140 .490* .216 1 .404 .490* .728 .140 .608 .140 .216 .490* .216 .140 .216 .140 .140 .140 .140 .593**
* ** **
Correlati .09
on 6
Sig. (2- .68 .556 .361 .028 .361 .013 .556 .028 .361 .077 .028 .000 .556 .004 .556 .361 .028 .361 .556 .361 .556 .556 .556 .556 .006
tailed) 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
57
no11 Pearson - .289 .404 .000 .404 .397 .000 .000 .404 .404 1 .000 .733 .577 .081 .289 .081 .000 .081 .000 .081 .000 .000 .289 .000 .423
** **
Correlati .13
on 2
Sig. (2- .57 .217 .077 1.00 .077 .083 1.00 1.00 .077 .077 1.00 .000 .008 .735 .217 .735 1.00 .735 1.00 .735 1.00 1.00 .217 1.00 .063
tailed) 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no12 Pearson .45 .062 .140 1.00 .140 .459 .063 1.00 .140 .490 .000 1 .289 .063 .490 .062 .140 1.00 .140 .063 .140 .375 .375 .375 .063 .646**
Correlati 9* 0** * 0** * * 0**
on
Sig. (2- .04 .794 .556 .000 .556 .042 .794 .000 .556 .028 1.00 .217 .794 .028 .794 .556 .000 .556 .794 .556 .103 .103 .103 .794 .002
tailed) 2 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no13 Pearson - .289 .404 .289 .081 .397 .000 .289 .081 .728 .733 .289 1 .289 .404 .289 .081 .289 .081 .000 .081 .000 .000 .000 .000 .470*
** **
Correlati .13
on 2
Sig. (2- .57 .217 .077 .217 .735 .083 1.00 .217 .735 .000 .000 .217 .217 .077 .217 .735 .217 .735 1.00 .735 1.00 1.00 1.00 1.00 .037
tailed) 8 0 0 0 0 0 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no14 Pearson - .375 .140 .063 .490 .459 .063 .063 .840 .140 .577 .063 .289 1 .140 .375 .140 .063 .140 .063 .140 .063 .063 .375 .063 .468*
* * ** **
Correlati .11
on 5
58
Sig. (2- .63 .103 .556 .794 .028 .042 .794 .794 .000 .556 .008 .794 .217 .556 .103 .556 .794 .556 .794 .556 .794 .794 .103 .794 .037
tailed) 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no15 Pearson - .140 .216 .490* .216 .546 .140 .490* .216 .608 .081 .490* .404 .140 1 .140 .608 .490* .216 .140 .216 .140 .140 .140 .140 .564**
* ** **
Correlati .09
on 6
Sig. (2- .68 .556 .361 .028 .361 .013 .556 .028 .361 .004 .735 .028 .077 .556 .556 .004 .028 .361 .556 .361 .556 .556 .556 .556 .010
tailed) 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no16 Pearson - 1.00 .140 .062 .140 .459 .062 .062 .140 .140 .289 .062 .289 .375 .140 1 .140 .062 .140 .062 .140 .062 .375 .375 .062 .443
Correlati .11 0** *
on 5
Sig. (2- .63 .000 .556 .794 .556 .042 .794 .794 .556 .556 .217 .794 .217 .103 .556 .556 .794 .556 .794 .556 .794 .103 .103 .794 .051
tailed) 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no17 Pearson - .140 .216 .140 .216 .546 .140 .140 .216 .216 .081 .140 .081 .140 .608 .140 1 .140 .608 .140 .216 .140 .140 .140 .140 .422
* ** **
Correlati .09
on 6
Sig. (2- .68 .556 .361 .556 .361 .013 .556 .556 .361 .361 .735 .556 .735 .556 .004 .556 .556 .004 .556 .361 .556 .556 .556 .556 .064
tailed) 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
59
no18 Pearson .45 .062 .140 1.00 .140 .459 .063 1.00 .140 .490 .000 1.00 .289 .063 .490 .062 .140 1 .140 .063 .140 .375 .375 .375 .063 .646**
Correlati 9* 0** * 0** * 0** *
on
Sig. (2- .04 .794 .556 .000 .556 .042 .794 .000 .556 .028 1.00 .000 .217 .794 .028 .794 .556 .556 .794 .556 .103 .103 .103 .794 .002
tailed) 2 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no19 Pearson - .140 .216 .140 .216 .546 .490* .140 .216 .216 .081 .140 .081 .140 .216 .140 .608 .140 1 .490* .216 .140 .140 .140 .490* .479*
* **
Correlati .09
on 6
Sig. (2- .68 .556 .361 .556 .361 .013 .028 .556 .361 .361 .735 .556 .735 .556 .361 .556 .004 .556 .028 .361 .556 .556 .556 .028 .033
tailed) 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no20 Pearson - .062 .140 .063 .140 .459 1.00 .063 .140 .140 .000 .063 .000 .063 .140 .062 .140 .063 .490 1 .490 .375 .063 .063 1.00 .468*
*
Correlati .11 0** * * 0**
on 5
Sig. (2- .63 .794 .556 .794 .556 .042 .000 .794 .556 .556 1.00 .794 1.00 .794 .556 .794 .556 .794 .028 .028 .103 .794 .794 .000 .037
tailed) 0 0 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no21 Pearson - .140 .608 .140 .216 .546 .490* .140 .216 .216 .081 .140 .081 .140 .216 .140 .216 .140 .216 .490* 1 .490 .490 .140 .490* .536*
** * * *
Correlati .09
on 6
60
Sig. (2- .68 .556 .004 .556 .361 .013 .028 .556 .361 .361 .735 .556 .735 .556 .361 .556 .361 .556 .361 .028 .028 .028 .556 .028 .015
tailed) 6
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no22 Pearson .45 .062 .490 .375 .140 .459 .375 .375 .140 .140 .000 .375 .000 .063 .140 .062 .140 .375 .140 .375 .490 1 .688 .375 .375 .570**
Correlati 9* * * * **
on
Sig. (2- .04 .794 .028 .103 .556 .042 .103 .103 .556 .556 1.00 .103 1.00 .794 .556 .794 .556 .103 .556 .103 .028 .001 .103 .103 .009
tailed) 2 0 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no23 Pearson .45 .375 .490 .375 .140 .459 .063 .375 .140 .140 .000 .375 .000 .063 .140 .375 .140 .375 .140 .063 .490 .688 1 .687 .063 .570**
Correlati 9* * * * ** **
on
Sig. (2- .04 .103 .028 .103 .556 .042 .794 .103 .556 .556 1.00 .103 1.00 .794 .556 .103 .556 .103 .556 .794 .028 .001 .001 .794 .009
tailed) 2 0 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
no24 Pearson .45 .375 .140 .375 .490 .459 .063 .375 .490 .140 .289 .375 .000 .375 .140 .375 .140 .375 .140 .063 .140 .375 .687 1 .063 .595**
Correlati 9* * * * **
on
Sig. (2- .04 .103 .556 .103 .028 .042 .794 .103 .028 .556 .217 .103 1.00 .103 .556 .103 .556 .103 .556 .794 .556 .103 .001 .794 .006
tailed) 2 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
61
no25 Pearson - .062 .140 .063 .140 .459 1.00 .063 .140 .140 .000 .063 .000 .063 .140 .062 .140 .063 .490 1.00 .490 .375 .063 .063 1 .468*
*
Correlati .11 0** * 0** *
on 5
Sig. (2- .63 .794 .556 .794 .556 .042 .000 .794 .556 .556 1.00 .794 1.00 .794 .556 .794 .556 .794 .028 .000 .028 .103 .794 .794 .037
tailed) 0 0 0
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
juml Pearson .16 .443 .507 .646* .479 .915 .468* .646* .507 .593 .423 .646* .470 .468 .564 .443 .422 .646* .479 .468* .536 .570 .570 .595 .468* 1
* * * ** * * ** * * * ** * * * ** ** **
ah Correlati 8
on
Sig. (2- .47 .051 .022 .002 .033 .000 .037 .002 .022 .006 .063 .002 .037 .037 .010 .051 .064 .002 .033 .037 .015 .009 .009 .006 .037
tailed) 9
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.742 .905 26
Item Statistics
62
Lampiran 9
Descriptive Statistics
Percentiles
Std. 50th
N Mean Deviation Minimum Maximum 25th (Median) 75th
Ties 0c
Total 35
c. post = pree
Test Statisticsb
post – pree
Z -5.179a
63
64
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
CURRICULUM VITAE