Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEGIATAN

SIKUMBANG MADU (STIMULUS TUMBUH KEMBANG MANDIRI IBU)


DI WILAYAH PUSKESMAS PAMITRAN KOTA CIREBON
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik Stase 10 (Praktik
Komunitas Dalam konteks Continuity Of Care yang Berpusat pada Perempuan)
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

HALAMAN JUDUL

Disusun oleh :
Euis Nurmawar
P20624822109

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TASIKMALAYA
2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEGIATAN


SIKUMBANG MADU (STIMULUS TUMBUH KEMBANG MANDIRI IBU)
DI WILAYAH PUSKESMAS PAMITRAN KOTA CIREBON
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Klinik Stase 10 (Praktik
Komunitas Dalam Konteks Continuity Of Care yang Berpusat pada Perempuan)
Program Studi Pofesi Bidan

Pembimbing Prodi,

Dr. Hj. Yeni Fitrianingsih, SST., M.Kes Tanggal:

Pembimbing Lapangan,

Yeti Herawati, Amd., Keb Tanggal :

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji penulis panjatkan pada Allah SWT karena dengan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Laporan
Praktik Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan Sikumbang Madu (Stimulus Tumbuh
Kembang Mandiri Ibu) di Wilayah Puskesmas Pamitran Kota Cirebon”. Makalah
ini disusun sebagai pembelajaran dan untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Stase
10 pada Program Pendidikan Profesi Bidan Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Tasikmalaya. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapakan
kepada:
1. Ibu Hj. Ani Radiati R, S.Pd., M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya.
2. Ibu Nunung Mulyani, APP., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
3. Ibu Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M. Keb, selaku Kaprodi Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
4. Ibu Dr. Hj. Yeni Fitrianingsih, SST, M.Kes, selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing Stase 10 yang telah memberi motivasi dan arahan dalam
perkuliahan ini.
5. Ibu dr. Laela Sari selaku Kepala UPTD Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.
6. Ibu Yeti Herawati, Amd.Keb, selaku pembimbing lahan yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan arahan dalam penyusunan laporan ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan makalah.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saran yang sangat membangun diperlukan demi perbaikan
penyusunan malakah dikemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Cirebon, Mei 2023
Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................2

D. Manfaat...........................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................4

A. Pertumbuhan dan Perkembangan........................................................................4

1. Pengertian.......................................................................................................4

2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak...................................4

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak............6

B. Anak Pra Sekolah................................................................................................8

1. Pengertian Anak Pra Sekolah.........................................................................8

2. Ciri-Ciri Anak Usia Pra Sekolah....................................................................9

C. Asuhan Kebidanan Balita dan Anak Pra Sekolah.............................................10

BAB III PEMBAHASAN PEMBERDAYAAN...................................................12

A. Pengkajian Data............................................................................................12

B. Analisa Data.................................................................................................12

C. Perencanaan Kegiatan..................................................................................12

D. Metode..........................................................................................................13

E. Media............................................................................................................13

iv
F. Pelaksanaan Kegiatan...................................................................................13

G. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan...............................................................15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................17

A. Kesimpulan...................................................................................................17

B. Saran.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

LAMPIRAN...........................................................................................................20

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Pelaksanaan Kegiatan...........................................................................13

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehadiran anak dalam rumah tangga selalu dinantikan dan diharapkan oleh
semua keluarga. Dengan hadirnya anak di dalam suatu keluarga dapat
melengkapi kebahagiaan oleh setiap pasangan suami istri, keturunan (anak)
mempunyai arti penting didalam suatu perkawinan sebagai penerus keturunan
oleh keluarga (Sitanggang, 2022).
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph,
2015). Dalam masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
yang awalnya di dalam rahim serba bergantung pada ibu menjadi di luar rahim
yang harus hidup secara mandiri. Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua sistem.
Neonatus memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai
masalah kesehatan dapat muncul sehingga tanpa adanya penanganan yang tepat,
bisa berakibat fatal. Kunjungan neonatus lengkap sebaiknya diberikan kepada
setiap bayi baru lahir yang meliputi KN 1, KN 2, KN 3, yang dilakukan pada
saat bayi berumur 6-48 jam, 3-7 hari dan 28 hari (Riskesdas, 2013).
Masa bayi merupakan masa emas atau golden age karena pada masa ini
berlangsung sangat cepat dan tidak dapat terulang kembali. Selain itu juga
disebut masa kritis karena bayi sangat peka terhadap lingkungan sekitar,
membutuhkan asupan nutrisi yang cukup, serta stimulasi yang baik untuk
mendukung proses pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini
perkembangan otak bayi yang mempunyai sifat plastisitas akan berlangsung
(Saifudin, 2009; Zero to Three, 2012).
Pada usia 3 bulan ke atas, bayi mampu menerima rangsangan dan sentuhan.
Selain itu pada usia bayi 4-6 bulan merupakan saat dimana perkembangan
motoriknya akan lebih cepat berkembang (Kemenkes, 2010). Kekuatan otot
bayi akan semakin meningkat seiring berjalannya usia bayi. Pada usia ini,
perkembangan sel-sel otak sangat pesat, serta imunitas bayi sangat rentan

1
sehingga diperlukan imunisasi dan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK).
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah
suatu upaya pemantauan, penjaringan melalui kegiatan pemeriksaan untuk
menentukan secara dini adanya penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan pada balita dan anak prasekolah yang dilaksanakan secara
komprehensif. Melalui kegiatan SDIDTK, yaitu suatu kegiatan yang
mencakup berbagai upaya seperti upaya pencegahan, tindakan intervensi,
stimulasi dan upaya pemulihan dapat diberikan sedini mungkin dengan benar
dan tepat sesuai dengan indikasinya sehingga orang tua dapat melihat
perkembangan pada bayinya, yaitu pada perkembangan gerak tubuh yang
meliputi motorik kasar (gross motoric) dan motorik halus (fine motoric)
(Kemenkes, 2010).
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, penulis tertarik untuk
melakukan Kegiatan SIKUMBANG MADU (Stimulus Tumbuh Kembang
Mandiri Ibu) di Wilayah Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada laporan ini yaitu “Bagaimana Kegiatan SIKUMBANG
MADU (Stimulus Tumbuh Kembang Mandiri Ibu) di Wilayah Puskesmas
Pamitran Kota Cirebon”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam laporan ini adalah untuk mengetahui Kegiatan
SIKUMBANG MADU (Stimulus Tumbuh Kembang Mandiri Ibu) sebagai
salah satu upaya menurunkan angka kejadian stunting di Wilayah
Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan penyuluhan terhadap ibu di BAPERKAM RW 07 wilayah
Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.
b. Menyediakan media penyuluhan berupa leaflet, buku KIA, dan Alat
Stimulus Tumbuh Kembang Anak.

2
c. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai stimulus tumbuh kembang
anak di Wilayah Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.
d. Memudahkan ibu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
anaknya
e. Memudahkan ibu memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya laporan ini diharapkan kegiatan SIKUMBANG MADU
(Stimulus Tumbuh Kembang Mandiri Ibu) dapat bermanfaat sebagai media
informasi tentang teknik stimulus tumbuh kembang anak.
2. Manfaat Praktisi
a. Dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi bidan ataupun tenaga kes
ehatan lainnya tentang menstimulus tumbuh kembang pada Bayi, Balita,
dan Anak Pra Sekolah di Wilayah Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.
b. Dapat dijadikan sebagai landasan dalam pengembangan ilmu mengenai
stimulus tumbuh kembang pada Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah di
Wilayah Puskesmas Pamitran Kota Cirebon..
3. Manfaat bagi Keluarga Pasien
Laporan kegiatan SIKUMBANG MADU (Stimulus Tumbuh Kembang
Mandiri Ibu) sebagai pedoman keterampilan serta informasi kesehatan agar
keluarga lebih mengerti dalam melakukan menstimulus tumbuh kembang
pada Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Pengertian
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini
yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil.
Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang
sesuai dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan
panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda
dengan pertumbuhan,- perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara,
emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting
dalam kehidupan manusia yang utuh.

2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak


Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang
saling berkaitan. Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya
perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai

4
pertumbuhan otak dan serabut saraf.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati
satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.
Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia
bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan
kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak
terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis
karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
b. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan
yang berbedabeda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun
perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing
anak.
c. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi
dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan
tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
d. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
e. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan
berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak
terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

5
f. Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang
saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan
sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar
merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan
sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2) Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.
Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik,
dan terjadi berkesinambungan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut
antara lain:
a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
1) Ras/Etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak
memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,
pendek, gemuk atau kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun
pertama kehidupan dan masa remaja.
4) Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat
daripada laki laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,

6
pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5) Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak
yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
b. Faktor Luar (ekstemal).
A. Faktor Prenatal
a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhan janin.
b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital
seperti club foot.
c) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin, Thalldomid dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
d) Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,
hiperplasia adrenal.
e) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan
jantung.
f) Infeksi
lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikros efali,
retardasi mental dan kelainanjantung kongenital.
g) Kelainan Imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah
antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel

7
darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan icterus yang akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h) Anoksia Embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta
menyebabkan pertumbuhan terganggu.
i) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah atau kekerasan
mental pada ibu hamil dan lain-lain.
c. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau.
1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan
sebagainya.
2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan
selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

B. Anak Pra Sekolah


1. Pengertian Anak Pra Sekolah
Anak Pra Sekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun (Mulqiah
et al., 2017). Tahap ini anak memerlukan pendidikan sikap, pengetahuan,
keterampilan dan daya cipta bersifat positif dan kreatif. Pendidikan sikap,

8
pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang bersifat positif dan kreatif
akan membentuk perilaku yang lebih baik bagi anak. Anak usia prasekolah
memiliki intelegensi laten yang luar biasa, anak memiliki rasa ingin tahu
yang luar biasa serta kemampuan menyerap pengetahuan yang tinggi
(Wijaya, 2021).
2. Ciri-Ciri Anak Usia Pra Sekolah
Keberhasilan tugas perkembangan anak prasekolah sangat penting untuk
memperhalus tugas-tugas yang telah mereka kuasai selama masa toddler.
Berikut ini ciri-ciri anak usia pra sekolah (Wijaya, 2021):
a. Aspek Fisik (Motorik)
Perkembangan motorik ini merupakan perkembangan daerah sensori dan
motoric pada korteks yang memungkinkan koordinasi lebih baik antara
apa yang diinginkan oleh anak dan apa yang dilakukannya, seperti
mengancingkan baju dan melukis gambar yang melibatkan koordinasi
mata, tangan dan otot kecil. Perkembangan ini merupakan bentuk
keterampilan motorik halus. Keterampilan ini memberikan kesiapan anak
agar dapat belajardan mandiri untuk memasuki usia sekolah. Motorik
anak usia prasekolah mampu memanipulasi objek kecil, menggunakan
balok-balok dalam berbagai ukuran dan bentuk. Anak usia prasekolah
melakukan gerakan dasar seperti berlari, berjalan, memanjat dan
melompat.
b. Aspek Sosial
Aspek sosial anak usia prasekolah mampu menjalani hubungan sosial
dengan orang-orang yang ada diluar rumah, sehingga anak mempunyai
minat yang lebih untuk bermain dengan teman sebaya, orang-orang
dewasa yang ada disekitarnya dan saudara kandung didalam keluarganya.
Umumnya pada tahapan ini anak memiliki satu atau dua sahabat, akan
tetapi sahabat ini biasanya cepat berganti. Mereka umumnya sangat cepat
menyesuaikan diri secara sosial. Sahabat yang dipilih biasanya yang
memiliki jenis kelamin yang sama yang nantinya berkembang pada
sahabat yang berjenis kelamin berbeda. Anak yang lebih muda seringkali
bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Anak prasekolah

9
dapat berhubungan dengan orang yang tidak dikenal dengan mudah dan
dapat mentoleransi perpisahan singkat dari orangtua dengan sedikit atau
tanpa protes. Tahap ini anak mampu melewati banyak ketakutan, fantasi,
dan kecemasan yang tidak terselesaikan melalui permainan.
c. Aspek Kognitif
Usia prasekolah umumnya telah mampu berbahasa, sebagian dari mereka
senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya. Anak usia prasekolah
harus dilatih untuk dapat menjadi pendengar yang baik. Anak usia
prasekolah berasumsi bahwa setiap orang berpikir seperti yang mereka
pikirkan dan penjelasan singkat mengenai pikiran mereka dipahami
orang lain. Anak usia prasekolah lebih banyak menggunakan bahasa
tanpa memahami makna dari kata-kata tersebut, terutama konsep kanan
kiri, sebab akibat, dan waktu.

C. Asuhan Kebidanan Balita dan Anak Pra Sekolah


1. Melakukan Screening Tumbuh Kembang
a. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan
generasi akan datang yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian anak yang dilakukan sejak janin masih
dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18
tahun. Salah satu upaya penjaringan yang dilaksanakan secara
komprehensif untuk mengetahui adanya penyimpangan pada tumbuh
kembang anak serta untuk mengoreksi adanya faktor resiko adalah
dengan deteksi dini. Dengan adanya faktor resiko yang telah diketahui,
maka upaya untuk meminimalkan dampak pada anak bisa dicegah.
Upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak
(Padila, 2019).
Balita dan anak usia pra sekolah merupakan masa emas
perkembangan anak oleh karena itu perlu perhatian lebih dalam akan
penilaian terhadap Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK). SDIDTK adalah kegiatan merangsang kemampuan
dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara

10
optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin secara tepat dan terus
menerus pada setiap periode tumbuh kembang anak, baik di lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat yang
dilakukan oleh orang tua ataupun guru PAUD disekolahnya. Kurangnya
stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak
bahkan gangguan yang menetap (Nuraini et al., 2017 dan C. D. Rahayu
& Purnamasari, 2019).
SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi
dan intervensi. Tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yaitu deteksi dini
penyimpangan pertumbuhan, yang dilakukan untuk menemukan status
gizi kurang atau buruk dan bentuk kepala mikrosefali atau makrosefali.
Kedua, deteksi dini penyimpangan perkembangan, untuk mengetahui
adanya keterlambatan perkembangan anak, gangguan daya lihat, dan
gangguan daya dengar. Ketiga, deteksi dini penyimpangan perilaku
emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah perilaku emosional,
autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (Prastiwi,
2019).

11
BAB III

PEMBAHASAN PEMBERDAYAAN

A. Pengkajian Data
Pengkajian merupakan suatu cara awal dari proses sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk dievaluasi dan
mengidentifikasi status atau kondisi masyarakat. Pengkajian yang lengkap,
akurat, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk
merumuskan suatu analisa data dan memberikan solusi sesuai dengan respon
masyarakat.
Pengkajian data yang dilakukan dengan 2 cara yakni, pengkajian data
primer dan pengkajian data sekunder. Pengkajian primer dengan melihat data
kesehatan yang ada di Puskesmas Pamitran yaitu Profil Kesehatan dan Data
Stunting Tahun 2022. Sedangkan pengkajian data sekunder dilakukan dengan
melakukan wawancara dan observasi langsung kepada masyarakat mengenai
masalah tumbuh kembang anak.
B. Analisa Data
Analisis data adalah langkah mengumpulkan dan menyeleksi data dengan
maksud untuk mengubah data menjadi sebuah informasi yang dapat
memberikan petunjuk untuk mengambil keputusan terhadap permasalahan
dan/atau pertanyaan yang diangkat.
Hasil analisa data yang dilakukan dari pengkajian data primer dan sekunder
yaitu dibutuhkannya kegiatan edukasi atau penyuluhan Kesehatan kepada
masyarakat terutama tumbuh kembang anak melalui media yang bersifat
audiovisual yang merupakan suatu inovasi agar mudah diterima dan
dilaksanakan melalui program pemberdayaan masyarakat SIKUMBANG
MADU (Stimulus Tumbuh Kembang Mandiri Ibu).
C. Perencanaan Kegiatan
1. Nama Bahasan : SIKUMBANG MADU (Stimulus Tumbuh Kembang
Mandiri Ibu)
2. Hari, Tanggal : Rabu, 10 Mei 2023

12
3. Waktu : Pukul 09.00–Selesai
4. Tempat : BAPERKAM RW 07
5. Sasaran : Ibu yang memiliki Bayi hingga Balita
6. Tujuan Kegiatan :
a) Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat memahami
tentang SIKUMBANG MADU (Stimulus Tumbuh Kembang Mandiri
Ibu) di Wilayah Puskesmas Pamitran Kota Cirebon.
b) Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang SIKUMBANG MADU
(Stimulus Tumbuh Kembang Mandiri Ibu) diharapkan sasaran mampu
memahami :
1) Mengetahui Pengertian Tumbuh Kembang Anak
2) Mengetahui Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak
3) Mengetahui Periode Tumbuh Kembang Anak
4) Mengetahui Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
5) Mengetahui Alat-Alat yang dapat digunakan sebagai Stimulus
Tumbuh Kembang
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
1. Leaflet SIKUMBANG MADU (Stimulus Tumbuh Kembang Mandiri Ibu)
2. Buku KIA
3. Alat Stimulus Tumbuh Kembang Anak
F. Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3. 1 Pelaksanaan Kegiatan

TAHAP,
KEGIATAN
NO WAKTU RESPON SASARAN
PENYULUH
KEGIATAN
1. Pembukaan 5 1. Membuka 1. Menjawab salam
Menit kegiatan dengan 2. Peserta mengetahui

13
mengucapkan nama penyuluh
salam 3. Peserta memahami
2. Memperkenalkan maksud dan tujuan
diri penyuluhan
3. Menjelaskan 4. Peserta mengetahui
maksud dan materi yang akan
tujuan dari diberikan
penyuluhan 5. Peserta mengetahui
4. Menyebutkan waktu penyuluhan
materi yang akan
diberikan
5. Menyampaikan
kontrak waktu
2. Kegiatan inti 45 1. Menjelaskan Peserta mendengarkan
Menit Pengertian dan memahami materi
Tumbuh yang disampaikan
Kembang Anak
2. Menjelaskan Ciri-
Ciri Tumbuh
Kembang Anak
3. Menjelaskan
Periode Tumbuh
Kembang Anak
4. Menjelaskan
Deteksi Dini
Tumbuh
Kembang Anak
5. Menjelaskan
Alat-Alat yang
dapat digunakan
sebagai Stimulus
Tumbuh

14
Kembang Anak
3. Evaluasi/penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan
10 Menit materi 2. Menjawab
penyuluhan pertanyaan
yang telah 3. Mendengarkan
disampaikan penyuluh menutup
kepada sasaran acara dan menjawab
2. Memberikan salam
pertanyaan
kepada sasaran
tentang materi
yang sudah
disampaikan
penyuluh
3. Menutup acara
dan
mengucapkan
salam serta
terimakasih
kepada sasaran

G. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan


Monitoring adalah proses melihat dan memikirkan kembali secara
menyeluruh yang dilakukan terus menerus atau berkala oleh berbagai pihak
untuk mengetahui perkembangan dari sebuah pekerjaan atau program.
Sedangkan Evaluasi adalah penilaian atau analisa tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dari perencanaan yang telah
diprogramkan.
Pemberdayaan Masyarakat adalah segala bentuk kegiatan yang bertujuan
untuk terus meningkatkan keberdayaan masyarakat, untuk memperbaiki
kesejahteraan dan meningkatkan partisipasi mereka dalam segala kegiatan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, secara berkelanjutan.

15
Metode monitoring dan evaluasi dengan memberikan kuesioner berupa 9
pertanyaan mengenai Tumbuh Kembang Anak, yakni diberikan pre test
sebelum diberikan materi dan post test setelah diberikan materi. Dari 17 orang
peserta yang hadir didapatkan hasil pre test sebanyak 9 orang sudah
mengetahui atau memahami mengenai tumbuh kembang anak sesuai dengan
usianya. Setelah dilakukan penyuluhan atau penyampaian materi, didapatkan
hasil post test sebanyak 17 orang sudah memahami atau mengetahui tumbuh
kembang anak sesuai dengan usianya.

16
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Inovasi Program SIKUMBANG MADU (Stimulus Tumbuh Kembang
Mandiri Ibu) dilaksanakan di BAPERKAM RW 07 Wilayah Puskesmas
Pamitran Kota Cirebon. Ibu dan Kader mengetahui dan memahami mengenai
Stimulus Tumbuh Kembang pada anak sesuai dengan usianya. Ibu sangat
antusias sehingga acara pelaksanaan berjalan dengan lancar.
B. Saran
1. Ibu, bayi, batita, dan balita
Diharapkan dapat terus berpartisipasi dan semangat dalam pelaksanaan
kegiatan posyandu.
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menambah sumber buku
pustaka yang terbaru agar membantu mahasiswa dalam meningkatkan
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan ilmu dan tekhnologi terkini.
3. Bagi Penulis
Diharapakan dalam asuhan kebidanan selanjutnya penulis mampu
melaksanakan kerjasama yang baik dengan petugas dan pasien, serta
meningkatkan komunikasi terapeutik dengan pasien dan mampu
melaksanakan asuhan yang terpadu dengan pasien.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abraham M. Rudolph, Julien I.E Hofman, Colin D.Rudolph. (2015). Buku Ajar
Pediatric Rudolph (Buku kedokteran), edisi 20. Jakarta : Rineka Cipta.
Kemenkes, RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Panduan Pelayanan
Kesehatan Anak Berbasis Perlindungan Anak. Jakarta: Direktorat
Kesehatan Anak Khusus.
Mulqiah, Z., Santi, E., & Lestari, D. R. (2017). Pola Asuh Orang Tua Dengan
Perkembangan Bahasa Anak Prasekolah (Usia 3-6 Tahun). Dunia Ke
perawatan, 5(1), 61–67. https://doi.org/10.20527/dk.v5i1.3643
Nuraini, Djafari, D., & Sanusi, S. R. (2017). Analisis Peran Bidan dalam
Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Bayi dan Balita di Puskesmas Batoh Kota Banda Aceh.
JUKEMA, 3(2), 258–262.
https://dupakdosen.usu.ac.id/handle/123456789/70910
Padila. (2019). Hasil Skrining Perkembangan Anak Usia Toddler antara DDST
dengan SDIDTK. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(1), 244–256. https://
journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/view/809
Prastiwi, M. H. (2019). Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 242–249. https://akper-sandi
karsa.e-journal.id/JIKSH/article/view/162
RI, Kementrian Kesehatan. 2016. Pedoman Pelaksanaan : Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta.
Saifudin, Abdul Bari. (2009). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan maternal
dan Neonatal.
Sitanggang, R. A. (2022). Tinjauan Yuridis atas Status dan Hak Mewarisi Anak
Hasil Bayi Tabung Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
[Universitas HKBP Nommensen]. http://repository.uhn.ac.id/handle/12345
6789/7811

18
Wijaya, F. R. (2021). Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi pada Anak Usia
Pra Sekolah di Wilayah Puskesmas Kalirungkut Surabaya [STIKES Hang
Tuah Surabaya]. http://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/360/
Zero To Three. (2012). Behaviour and De-velopment. Washington DC: National
Center for Infant, Toddlers and Fami-lies.

19
LAMPIRAN

1. Leaflet SIKUMBANG MADU (Stimulus Tumbuh Kembang Mandiri Ibu)

20
2. Buku KIA

3. Alat Stimulus Tumbuh Kembang Anak

21
4. Dokumentasi Kegiatan

22
23
24

Anda mungkin juga menyukai