Anda di halaman 1dari 43

PERAN KADER POSYANDU MELALUI PROGRAM KAMPUNG KB

DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


(Studi pada Kader Posyandu Kampung KB Sabilulungan Kelurahan
Sukapala Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)

PROPOSAL PENELITIAN
diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti
Seminar Proposal Penelitian

Oleh:
DANAN SETIAWAN
172103015

JURUSAN PENDIDIKAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
LEMBAR PENGESAHAN

PERAN KADER POSYANDU MELALUI PROGRAM KAMPUNG KB


DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
(Studi pada Kader Posyandu Kampung KB Sabilulungan Kelurahan
Sukapala Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)

Oleh,
Danan Setiawan
172103015

Disetujui oleh:

Pembimbing 1, Pembimbing II,

Dr. Lilis Karwati, M.Pd Nastiti, M.Pd


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Proposal Penelitian ini dengan judul “
Peran Kader Posyandu Melalui Program Kampung KB dalam
meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak (Studi pada Kader
Posyandu Kampung KB Sabilulungan Kelurahan Sukapala
Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)”.
Proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengerjakan skripsi pada ujian proposal Jurusan Pendidikan
Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Siliwangi. Penulis menyadari dalam penyusunan proposal penelitian ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Lilis Karwati,Dra. M.Pd sebagai Dosen pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan yang berlimpah untuk proposal ini.
2. Ibu Nastiti Novitasari M.Pd sebagai Dosen pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan yang berlimpah untuk proposal ini.
3. Ibu Dr. Lilis Karwati Dra., M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Siliwangi Tasikmalaya yang banyak memberikan arahan kepada
mahasiswa.
4. Bapak Dr. Cucu Hidayat, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Bisnis Universitas Siliwangi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penelitian ini.

Tasikmalaya, Mei 2022

Danan Setiawan
NPM. 172103015
DAFTAR ISI

SAMPUL DAN HALAMAN JUDUL...........................................................

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...........................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................v

1. Latar Belakang Masalah..........................................................................1


2. Identifikasi Masalah................................................................................ 5
3. Rumusan Masalah...................................................................................5
4. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
5. Kegunaan penelitian................................................................................5
6. Definisi Oprasional.................................................................................6
7. Tinjauan Teoritis.....................................................................................8
7.1...........................................................................................................Kajia
n Pustaka..........................................................................................8
7.2...........................................................................................................Hasil
Penelitian yang Relavan...................................................................23
7.3...........................................................................................................Kera
ngka Konseptual...............................................................................25
7.4...........................................................................................................Perta
nyaan Penelitian...............................................................................26
8. Prosedur Penelitian..................................................................................26
8.1.........................................................................................................Meto
de Penelitian....................................................................................26
8.2.........................................................................................................Foku
s Penelitian......................................................................................27
8.3.........................................................................................................Subje
k dan Objek Penelitian....................................................................27
8.4.........................................................................................................Sumb
er data..............................................................................................27
8.5.........................................................................................................Tekni
k Pengumpulan Data.......................................................................28
8.6.........................................................................................................Tekni
k Analisis Data................................................................................29
8.7.........................................................................................................Lang
kah-langkah Penelitian....................................................................30
8.8.........................................................................................................Wakt
u dan Tempat Penelitian.................................................................31
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Halaman

Tabel 1 Waktu Penelitian……………………………………….31


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Halaman

Gambar 1 Kerangka Berfikir…………………………………………25


PERAN KADER POSYANDU MELALUI PROGRAM KAMPUNG KB
DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
(Studi pada Kader Posyandu Kampung KB Sabilulungan Kelurahan
Sukapala Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)

1. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan UUD 1945, Pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 23 Tahun 1992
kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia yang dilindungi pemerintah.
Kesehatan juga sekaligus bisa dikatakan sebagai investasi, sehingga perlu
diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh
komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada
akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal yang
ini perlu dilakukan, karena kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah
saja, namun merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat, termasuk swasta. Diantara banyaknya program pemerintah, Pos
Pelayanan Terpadu atau disingkat Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan masyarakat, guna dunia kesehatan Indonesia saat ini sedang ditimpa
kasus kasus yang tidak mengenakan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak. Bermula dari kasus antraks di Jawa Barat pada tahun 2010, kasus stunting di
berbagai daerah, malaria, polio dan lumpuh layu yang menghiasi halaman media
surat kabar maupun layar televisi. Belum selesai kasus-kasus tersebut sekarang
muncul kasus baru yang bersifat pandemi yang artinya kasus ini menyebar ke
seluruh belahan dunia kasus ini adalah pandemi Virus Covid-19. Sejak Januari
tahun 2020 pandemi ini mulai masuk ke Indonesia yang gemah ripah loh jinawi
ini melalui mobilitas penduduk internasional. Selain itu ditambah lagi dengan
kurang nya pelayanan kesehatan masyarakat seolah memperburuk keadaan.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi, upaya mengembangkan kualitas SDM
dengan mengoptimalisasi potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan
secara merata apabila sistem pelayanan masyarakat yang berbasis masyarakat
seperti posyandu dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dan dapat
menjangkau segala sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak,
ibu hamil, ibu menyusui, dan nifas.
Sejak terjadinya pandemi berkepanjangan Virus Covid-19 masuk ke
Indonesia awal tahun 2020 kemudian pemerintah secara resmi melarang kegiatan
luring berskala besar sehingga berlaku pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
berlaku di beberapa daerah di Indonesia. Keadaan tersebut berpengaruh terhadap
kinerja Posyandu yang turun secara bermakna karena aktivitas masyarakat
dibatasi oleh pemerintah. Dampaknya terlihat pada menurunnya status gizi, dan
kesehatan masyarakat kelompok rentan, yakni bayi, anak balita, ibu hamil, dan
menyusui. Sebagian besar Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di daerah pulau
jawa terutama di pedesaan tidak berfungsi secara optimal karena minimnya
operasional.
Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Oleh karena itu,
program revitalisasi posyandu di daerah, terutama di pedesaan, sudah mendesak
dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan, pemenuhan kebutuhan kesehatan
dasar dan peningkatan status gizi masyarakat melalui Posyandu di masa yang
mendatang dengan semangat kebersamaan dan keterpaduan suatu dengan fungsi
masing-masing di tanah air. Revitalisasi Posyandu ini dititikberatkan pada strategi
pendekatan upaya kesehatan bersumber masyarakat dengan akses pada modal
sosial budaya masyarakat yang didasarkan atas nilai nilai tradisi gotong royong
yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat menuju kemandirian dan
keswadayaan masyarakat. Karena pada dasarnya kesehatan merupakan kebutuhan
manusia yang utama sebagai ukuran kualitas hidup yang mendasar sekali dan
harus dipenuhi oleh setiap orang, karena dengan kesehatan akan memungkinkan
setiap orang untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencukupi kebutuhan
hidup yang lain. Sejalan dengan tersebut maka kesehatan menjadi sesuatu yang
harus diusahakan oleh setiap pribadi. Keluarga dan masyarakat sehingga pada
saatnya mereka dapat hidup dengan layak dari sisi kesehatan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan khususnya dibidang kesehatan
kenyataanya sering dihadapkan pada sejumlah kendala seperti pengetahuan, sikap,
kesadaran, dan kebiasaan serta kemampuan keuangan dari masyarakat itu sendiri.
Hal seperti ini akan menimbulkan kesenjangan antara apa yang menjadi harapan
dan kenyataan. Kesemuanya itu akan membawa pengaruh pada kesehatan
masyarakat. Sekarang ini kualitas sumberdaya manusia di Indonesia masih
tergolong pada tingkatan yang rendah, apabila dibandingkan dengan negara
negara tetangga, seperti negara Singapura contohnya mereka memiliki sistem
kesehatan yang sangat mendunia. Pada tahun 2000 saja Singapura mendapatkan
peringkat ke-6 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai yang terbaik dari
100 negara di dunia. Menurut Dirjen Paud dan Dikmas, rendahnya kualitas
sumber daya manusia dapat dilihat dari beberapa sisi, misalnya pendidikan dan
kesehatan. Dari produktivitas individu yang rendah akan berimplikasi pada
rendahnya produktivitas bangsa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka
diperlukan adanya upaya yang nyata dan realistis, salah satunya adalah melalui
pembangunan bidang kesehatan dengan melibatkan peran aktif masyarakat dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada.
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program
pembangunan secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat,
pembangunan kesehatan masyarakat tingkat desa merupakan kegiatan swadaya
masyarakat yang bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui
perbaikan status kesehatan dan gizi. Jika dilihat dari kepentingan pemerintah,
maka pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan upaya untuk
memperluas layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan
peran aktif dari masyarakatnya itu sendiri. Keberhasilan pelaksanaan
pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif
masyarakatnya itu sendiri. Menyadari akan peran penting peran masyarakat dan
menunjang keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan diperlukan adanya
agen-agen pembangunan yang dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan. Pembangunan kesehatan masyarakat yang
telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh pemerintah bersama masyarakat
di Desa Gunung Gede tepatnya Kampung Sukapala telah menunjukan
keberhasilan yang cukup berarti. Keberhasilan peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat di Kampung Sukapala yang telah dicapai antara lain dapat dilihat dari
status kesehatan masyarakat yang semakin baik dan pola hidup sehat. Tidak hanya
itu program Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB) yang sudah berjalan
dari tahun 2005 kini telah banyak meraih berbagai prestasi tingkat kota dan
provinsi sebagai Kampung KB percontohan baik tingkat kota maupun provinsi.
Keberhasilan akan melahirkan pembangunan kesehatan masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat khususnya ibu dan
anak di Kampung Sukapala tidak lepas dari berbagai dukungan dan peran aktif
yang dilakukan oleh seluruh masyarakat. Dalam hal ini peran yang besar adalah
peran kader posyandu yang secara tidak langsung berhadapan langsung dengan
berbagai permasalahan kemasyarakatan termasuk masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat. Bertitik tolak dari hal tersebut diatas maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peran Kader Posyandu
Melalui Program Kampung KB dalam meningkatkan Kesehatan Ibu dan Anak Di
Kampung Sukapala Desa Gunung Gede Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.”

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan melalui proses
wawancara dan observasi, penulis mengidentifikasi masalah-masalah yang
ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kesulitan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar di lingkungan Kampung KB
b. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan wadah yang tepat bagi
masyarakat kalangan bawah dalam memperoleh pelayanan kesehatan
c. Posyandu tidak berfungsi secara optimal sejak adanya pandemi Virus
Covid-19
d. Banyak kendala yang dihadapi dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan
e. Kualitas sumber daya manusia masih berada pada tingkat yang tergolong
masih rendah
f. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat
tergantung pada peran aktif masyarakat
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah diuraikan penulis
diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana peran
kader posyandu melalui program Kampung KB dalam meningkatkan
kesehatan ibu dan anak di Kampung Sukapala?
4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Menjelaskan persepsi masyarakat mengenai eksistensi kader posyandu
melalui program Kampung KB dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak
di Kampung Sukapala
b. Menjelaskan bagaimana peran kader posyandu melalui program Kampung
KB dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Kampung Sukapala.
5. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua kegunaan yakni sebagai berikut:
5.1 Kegunaan Teoritis
Untuk kajian ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
penelitian-penelitian dengan tema yang sama atau relevan sehingga dapat
memberikan sumbangsi bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya
ilmu pendidikan masyarakat.
5.2 Kegunaan Praktis
Secara praktik kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti sendiri, memberikan bekal pengalaman untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama di bangku kuliah ke dalam
karya nyata.
2. Bagi warga Kampung Sukapala, dapat memberikan masukan kepada
para kader posyandu dalam peningkatan kesehatan masyarakat Desa
Gunung Gede
3. Bagi Alma Mater, sebagai tolak ukur daya serap mahasiswa yang
bersangkutan selama menempuh pendidikan dan kemampuan
menerapkan ilmu secara psikis.
4. Bagi mahasiswa lain, dapat digunakan sebagai bahan kajian atau
landasan pemikiran baru untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.

6. Definisi Operasional
Peneliti memberikan batasan istilah definisi operasional dimaksudkan
untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dalam penafsiran istilah-istilah dari
pembahasan penelitian, yaitu sebagai berikut:
6.1. Peran
Peran menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan
aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan seharusnya, maka ia menjalankan suatu
peranan. Dalam sebuah organisasi apapun itu baik organisasi kecil seperti
dalam keluarga maupun organisasi besar dalam lingkup masyarakat setiap
orang didalamnya memiliki berbagai macam karakteristik dalam melakukan
tugas, kewajiban atau tanggungjawab yang telah diberikan oleh masing-
masing organisasi atau lembaga tersebut. Definisi lain mengatakan menurut
Riyadi (2002:138) peran dapat diartikan sebagai orientasi dan konsep dari
bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi sosial. Dengan peran
tersebut, sang pelaku baik itu individu maupun organisasi akan berperilaku
sesuai harapan orang atau lingkungannya. Peran juga dapat diartikan sebagai
tuntutan yang diberikan secara struktural (norma, harapan, tabu,
tanggungjawab dan lainnya). Dimana didalamnya terdapat serangkaian
tekanan dan kemudahan yang menggabungkan pembimbing dan mendukung
fungsinya dalam mengorganisasi.

6.2. Kader Posyandu


Menurut Depkes Republik Indonesia (2003) kader kesehatan atau
posyandu merupakan anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan secara sukarela dilatih untuk melayani masalah-masalah
kesehatan perorangan maupun pelayanan posyandu secara rutin.
Sementara itu menurut Badan Kesehatan Internasional atau World Health
Organisation (1998) merupakan sekelompok orang baik laki-laki maupun
perempuan yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani,
masalah-masalah kesehatan perorangan maupun yang amat dekat dengan
tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
6.3. Program Kampung KB
Menurut Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar
pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana secara
umum menjelaskan bahwa Kampung KB merupakan satuan wilayah
setingkat desa dengan kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan
program KKBPK dan pembangunan sektor terkait dalam upaya
meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat dan secara khusus
menjelaskan pula bahwa Kampung KB ini dibentuk selain untuk
meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga non pemerintah dan swasta
dalam memfasilitasi, mendampingi dan membina masyarakat untuk
menyelenggarakan program KKBPK dan pembangunan sektor terkait,
juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan
berwawasan kependudukan.
6.4. Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan ibu dan anak atau kadang disingkat menjadi KIA secara sempit
dapat diartikan sebagai sekumpulan aspek kesehatan yang harus dipenuhi
oleh ibu dan anaknya sehingga ibu maupun anak tersebut mendapatkan
kemudahan akses kesehatan yang ada, adapun secara luas kesehatan ibu
dan anak menurut Kementrian Kesehatan yaitu pelayanan kesehatan yang
menyangkut dan memelihara ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi,
dan anak balita serta anak pra sekolah.

7. TINJAUAN TEORITIS
7.1 Kajian Pustaka
7.1.1 Peran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) peran merupakan
merupakan perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat. Dalam kata lain, ini menjelaskan bahwa peran
adalah serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan
dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam
keluarga dapat memberikan anjuran, memberi penilaian, memberi sanksi dan lain-
lain sehingga hal tersebut dapat dikatakan peran seorang ibu dalam keluarga.
Peran atau dalam istilah bahasa inggris disebut role adalah perilaku yang
diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Berbagai peran yang
tergabung dan terkait pada suatu status ini dinamakan perangkat peran (role set).
Dalam kerangka besar, organisasi masyarakat, atau yang disebut sebagai struktur
sosial, ditentukan oleh hakikat (nature) dari peran-peran ini. Hubungan antara
peran-peran tersebut, serta distribusi sumberdaya yang langka diantara orang yang
orang yang memainkannya.
Masyarakat yang berbeda merumuskan, mengorganisasi, dan memberi
imbalan (reward) terhadap aktifitas aktifitas mereka dengan cara yang berbeda,
sehingga setiap masyarakat memiliki unsur sosial yang berbeda pula. Bila yang
diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dari suatu
status tertentu, maka perilaku peran adalah prilaku yang sesungguhnya dari orang
yang melakukan peran tersebut. Perilaku peran mungkin berbeda dari perilaku
yang diharapkan karena beberapa alasan.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto yang dikutip dari dalam bukunya
menerangkan bahwa peranan adalah suatu aspek dinamis dari kedudukan (status).
Apabila seseorang telah melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukan, maka dia menjalankan suatu peranan. Hal ini menjelaskan bahwa
peranan merupakan satu hal yang bisa menjadi tolak ukur suatu subjek dikatakan
telah memposisikan diri sesuai hak dan kewajibannya. Hak dan kewajiban
tersebut ketika dapat dilaksanakan dengan baik maka akan melahirkan peranan
yang baik pula.
Peranan yaitu sebagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Gross
Masson dan Mc Eachem yang dikutip oleh Soerjono Soekanto mendefinisikan
bahwa peranan adalah sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan
kepada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.
Melihat dari pendapat pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas.
Dapat disimpulkan bahwa peran yang dijadikan seseorang individu ataupun
kelompok merupakan suatu cerminan dari sebuah harapan dan tujuan yang akan
dicapai terhadap perubahan perilaku yang menyertainya. Peran juga merupakan
suatu tugas utama yang dilakukan oleh individu maupun organisasi sebagai bagian
dalam kehidupan bermasyarakat guna mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup
selaras bersama. Seperti yang telah dirumuskan tentang peran oleh para ahli.
Maka peranan merupakan sebuah konsep mengenai apa yang dilakukan oleh
individu atau kelompok sebagai organisasi.
Unsur-unsur dalam peran merupakan pola perilaku yang dilakatakan
dengan status atau kedudukan peran ini dapat diibaratkan dengan jelas ada di
dalam sandiwara yang pemainnya mendapatkan peranan dalam suatu cerita.
1. Peranan ideal yang diharapkan oleh masyarakat terhadap status tertentu,
peranan yang ideal merumuskan hak-hak dan kewajiban yang terkait
dalam status tertentu
2. Peranan yang dapat dianggap diri sendiri iyalah merupakan suatu hal yang
oleh individu pada saat tertentu, artinya situasi tertentu seorang individu
harus melaksanakan hal tertentu.
3. Peranan yang harus dikerjakan ialah peran yang sesungguhnya harus
dilaksanakan oleh individu dalam kenyataan.
7.1.2 Kader Posyandu
Posyandu merupakan perpanjangan tangan puskesmas yang memberikan
pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu. Kegiatan
posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat. Posyandu sebagai wadah peran
serta masyarakat yang menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan
dasar, peningkatan kualitas manusia secara empirik telah dapat meratakan
pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi,
pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Sedangkan pengertian Kader kesehatan atau Posyandu, adalah anggota
masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja
bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.
Kegiatan bulanan di Posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan
antara lain untuk memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS), memberikan konseling gizi, serta memberikan
pelayanan gizi dan kesehatan dasar. terdapat beberapa syarat menjadi Kader,
antara lain :
a. Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat
b. Bersedia dan mampu bekerja bersama masyarakat secara suka
c. Bisa membaca dan menulis huruf latin
d. Sabar dan memahami usia lanjut
Menurut Kementerian Kesehatan ada beberapa peran kader, khususnya
pada kegiatan Posyandu, antara lain:
1. Melakukan pendekatan kepada aparat pemerintah dan tokoh masyarakat:
2. Melakukan Survey Mawas Diri (SMD) bersama petugas yang antara lain
untuk melakukan kegiatan pendataan sasaran, pemetaan, serta mengenal
masalah dan potensi.
3. Melaksanakan musyawarah bersama masyarakat setempat untuk
membahas hasil SMD, menyusun rencana kegiatan, pembagian tugas, dan
jadwal kegiatan.
Sedangkan peranan kader dalam penyelenggaraan posyandu, yaitu:
Memberitahukan hari dan jam buka posyandu kepada masyarakat, Menyiapkan
peralatan untuk penyelenggaraan posyandu sebelum pelaksanaan Posyandu (buku
catatan, KMS, alat peraga), Melakukan pendaftaran bayi, balita, ibu hamil, dan
ibu usia subur yang hadir di posyandu, Melakukan penimbangan bayi dan balita,
Mencatat hasil penimbangan pada KMS, Melakukan penyuluhan perorangan
kepada ibu-ibu di meja, Melakukan kunjungan rumah untuk melakukan
penyuluhan khususnya pada bumil, ibu yang mempunyai bayi/balita, dan
pasangan usia subur.
Peran Kader Posyandu
Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk upaya
kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Posyandu yang
terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek
pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara
koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program
untuk kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan situasi dan kebutuhan
lokal dan kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.
Posyandu juga merupakan program pemerintah dibidang kesehatan, sehingga
semua anggota masyarakat dapat memanfaatkan posyandu terutama:
1. Bayi dan anak balita.
2. Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui.
3. Pasangan Usia Subur (PUS).
Dalam pergerakan posyandu dimonitori oleh kader posyandu. Kader
posyandu merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan
masyarakat itu sendiri. Untuk itu, Departemen kesehatan membuat program
pelatihan untuk kader posyandu agar kader-kader posyandu di desa siaga nantinya
mempunyai pengetahuan yang lebih.
Peran tidak lepas hubungannya dengan tugas yang diemban seseorang.
Dengan demikian peran adalah bagian utama yang harus dijalankan. Manusia
sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok.
Dalam kehidupan berkelompok terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang
satu dengan anggota masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara
mereka menciptakan hubungan saling ketergantungan. Dalam kehidupan
bermasyarakat itu munculah apa yang dinamakan peran (role). Peran merupakan
aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang melaksanakan
hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang
bersangkutan menjalankan suatu peranan.
Peran kader adalah mengambil tanggung jawab, mengembangkan
kemampuan, menjadi pelaku, dan perintis serta pemimpin yang menggerakkan
masyarakat berdasarkan asas kemandirian dan kebersamaan. Kegiatan masyarakat
tersebut dapat bersifat pengobatan, pencegahan, peningkatan maupun pemulihan
sesuai dengan kemampuan dan kewenangan yang dimiliki. Faktor individu yang
mempengaruhi peranan kader Posyandu meliputi: umur, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan, penghasilan, penghargaan, lama menjadi kader serta
pembinaan atau pelatihan kader.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu yaitu
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik (dari dalam diri) kader
posyandu meliputi faktor umur, tingkat pendidikan, lama pekerjaan, lama menjadi
kader, minat dan kemampuan, sedangkan motivasi ekstrinsik (dorongan yang
berasal dari luar diri individu), yang meliputi fasilitas posyandu, pelatihan kader,
pembinaan kader, insentif dan dukungan masyarakat yang diberikan kepada kader.
Faktor ekstrinsik merupakan faktor pendukung dalam meningkatkan keaktifan
kader posyandu. Faktor ekstrinsik dalam kegiatan posyandu yang berupa fasilitas
posyandu dan sarana pendukung dapat meningkatkan keaktifan kader dalam
melaksanakan kegiatan posyandu. Pemberdayaan kader melalui pelatihan,
penyegaran, dan cerdas cermat, serta pengadaan alat masak dan kebutuhan
operasional, supaya kader posyandu dapat meningkatkan kinerja dan fungsi
sehingga mampu mengemban tugasnya untuk meningkatkan gizi keluarga.
Kader yang sebagian besar anggota PKK, mempunyai tugas yang mulia.
Kader diharapkan dapat berperan sebagai pemberi informasi kesehatan kepada
masyarakat, penggerak masyarakat untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan
seperti mendatangi posyandu dan melaksanakan hidup bersih dan sehat.
Disamping itu kader juga dapat berperan sebagai orang yang pertama kali
menemukan jika ada masalah kesehatan di daerahnya dan segera melaporkan ke
tenaga kesehatan setempat. Kader merupakan penghubung antara masyarakat
dengan tenaga kesehatan karena kader selalu berada di tengah-tengah masyarakat.
Peran kader posyandu, meliputi:
a.Pelayanan kesehatan
Kesehatan ibu dan anak mengacu pada status kesehatan dan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada perempuan dan anak-anak. Pelayanan
merupakan suatu kegiatan yang diberikan seseorang atau lembaga untuk
memenuhi kebutuhan orang lain. Pelayanan kesehatan itu sendiri merupakan suatu
bentuk aktivitas yang bertujuan untuk membantu individu, kelompok maupun
kesatuan kesehatan masyarakat agar mereka mampu memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya, yang pada akhirnya mereka diharapkan dapat memecahkan
permasalahan yang ada melalui tindakan-tindakan kerjasama ataupun melalui
pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat untuk memperbaiki kondisi
kesehatan keluarganya. Pelayanan kesehatan pada hakikatnya dibuat untuk
memberikan bantuan kepada individu dan masyarakat. Pelayanan adalah usaha
untuk memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain baik materi
maupun non materi agar orang lain dapat mengatasi masalahnya sendiri.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan mencakup adanya perbuatan yang aktif antara
pemberi dan penerima. Bahwa untuk mencapai sasaran sebaik mungkin maka
pelaksanaan pelayanan kesehatan mempergunakan sumber-sumber tersedia
sehingga benar-benar efisien dan tepat guna.
Untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
banyak hal yang dapat dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai
peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
adapun yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan disini ialah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat. Dengan pengertian seperti ini, mudahlah dipahami bahwa
bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan banyak
macamnya. Namun jika diselenggarakan secara umum dapat dibedakan atas dua
macam yakni pelayanan kedokteran (medical services) di suatu pihak serta
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) di pihak lain.
Terdapat lima aspek yang harus dimiliki jasa pelayanan, yaitu:
a. Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani klien minimal sama
dengan batas waktu standar.
b. Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam waktu kerja tidak
menjamin kepuasan klien.
c. Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama
dalam memberikan pelayanan kepada jasa yaitu memperhatikan
keamanan klien dan memberikan keyakinan atau kepercayaan
kepada klien sehingga memberikan rasa aman.
d. Ramah tamah, menghargai dan menghormati klien, bahkan pada
saat klien menyampaikan keluhan.
e. Nyaman, rasa aman timbul ketika seseorang merasa diterima apa
adanya.
Dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan terdapat beberapa teori yang
mengungkap faktor yang erat kaitannya dengan mempengaruhi perilaku seseorang
atau masyarakat. Menurut teori perilaku Lawrence L. Green (1980) dalam
Notoatmodjo, perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi (Predisposing
factors), faktor pendukung (Enabling factors), faktor pendorong (Reinforcing
factors).
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah dan
mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Faktor-faktor ini mencakup
pengetahuan, sikap, dan pekerjaan.
2. Faktor Pemungkin/Pendukung (Enabling factors)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti: rumah sakit, puskesmas,
poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek
swasta, ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun segi
biaya dan social, adanya peraturan- peraturan dan komitmen masyarakat
dalam menunjang perilaku tertentu.
3. Faktor Pendorong/Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor penguat/pendorong adalah faktor yang memperkuat untuk
terjadinya perilaku tertentu. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas
termasuk petugas kesehatan. Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh
masyarakat sangat ditentukan oleh dukungan tokoh masyarakat (TOMA)
dan peran kader sebagai motor penggerak.
Pelayanan di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh
kembang balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk
pencegahan penyakit, penanggulangan diare, penyuluhan dan
konseling/rujukan konseling bila diperlukan.
Sebelum pelaksanaan posyandu, kader memastikan sasaran seperti
jumlah bayi baru lahir, anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas. Selain
itu, Kader juga harus mengadakan pertemuan antara ibu bidan dan ibu
hamil, sebagai berikut:
a. Sebelum Hari Buka Posyandu
1. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan posyandu.
2. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran. Kader dapat
mengajak sasaran untuk datang ke posyandu dengan bantuan tokoh
masyarakat.
3. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan
tambahan, serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.
4. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan.
Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan posyandu
sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan
berikutnya.
5. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan.
Bahan Bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi
para orang tua serta disesuaikan dengan metode penyuluhan,
misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila ingin
melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan konseling,
kaset atau CD, buku KIA, sarana stimulasi balita. Menyiapkan
buku-buku catatan kegiatan posyandu.
b. Saat Hari Buka Posyandu
1. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan
anak pada posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi
badan, pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktivitas anak,
pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan
orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan
tentang permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
3. Membimbing orang tua melakukan pencatatan terhadap berbagai
hasil pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
4. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam
kegiatan ini, kader bisa memberikan layanan konsultasi, diskusi
kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita.
5. Memotivasi orang tua balita agar terus melakukan pola asuh yang
baik pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asah-asih-asuh.
6. Menyampaikan penghargaan kepada orang tua yang telah datang
ke posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari posyandu
berikutnya.
7. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader
apabila ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
8. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari
buka posyandu.
c. Setelah Hari Buka Posyandu
1. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari
buka posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami
gizi buruk rawat jalan, dan lain-lain.
2. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan
pekarangan dalam rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam
tanaman obat keluarga, membuat tempat bermain anak yang aman
dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah
untuk menyampaikan hasil kegiatan posyandu serta mengusulkan
dukungan agar posyandu terus berjalan dengan baik.
4. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk
membahas kegiatan posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan
sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
5. Mempelajari sistem informasi posyandu (SIP). SIP adalah sistem
pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang
diselenggarakan di posyandu.
6. Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami
permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis
kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
Sedangkan peran kader dalam kesehatan ibu dan anak adalah kader
melakukan deteksi dini masalah kesehatan ibu dan anak dengan menggunakan
buku KIA, kader harus selalu siap mengantar dan menjaga apabila ada ibu atau
anak yang memerlukan pertolongan dan perawatan tenaga kesehatan (akan
dirujuk). Selain itu juga, kader diharapkan mampu membantu keluarga ibu atau
anak yang akan dirujuk dalam hal apa saja yang harus dibawa. Tahapan peran
kader posyandu menganut sistem 5 meja, yaitu:
a. Meja 1: pendaftaran balita dan pendaftaran ibu hamil serta ibu nifas.
b. Meja 2: penimbangan balita.
c. Meja 3: pencatatan hasil penimbangan.
d. Meja 4:penyuluhan perorangan seperti menyuluh ibu berdasarkan hasil
penimbangan anaknya. Memberikan pelayanan gizi kepada ibu balita serta
ibu hamil.
e. Meja 5: pelayanan kesehatan.
1. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan adalah penyampaian informasi dari sumber informasi kepada
seseorang atau sekelompok orang mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
suatu program. Posyandu, penyuluhan yang diberikan biasanya berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak. Penyuluhan dapat dilakukan secara perorangan atau
kelompok, seperti:
a. Penyuluhan perorangan atau tatap muka, yaitu dapat dilakukan di
posyandu ataupun pada saat kunjungan rumah, serta dapat juga
menggunakan buku KIA, contoh makanan dan lain-lain.
b. Penyuluhan kelompok, yaitu penyuluhan yang dilakukan kader ke
sekelompok masyarakat, dan kader menjelaskan materi,
dilanjutkan dengan Tanya jawab.
c. Penyuluhan disertai peragaan, yaitu kader membantu petugas untuk
mengadakan penyuluhan disertai peragaan seperti demo masak
resep makanan sendiri, atau demo mempersiapkan MP ASI.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penyuluhan, yaitu informasi
yang diberikan sesuai dengan keadaan atau permasalahan peserta yang datang ke
posyandu, dapat menggunakan berbagai jenis media, penjelasan diberikan dengan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat, saran yang
diberikan harus praktis sengga bisa langsung dilaksanakan oleh sasaran dan beri
kesempatan untuk bertanya. Berdasarkan hal tersebut kader harus memiliki sikap
sabar, mendengarkan dan tidak mendominasi, menghargai pendapat, bersikap
sederajat, ramah dan akrab, tidak memihak, menilai dan mengkritik serta bersikap
terbuka.
Materi penyuluhan, meliputi:
a. Cara mengetahui tumbuh dan kembang anak.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipantau dengan
menimbang berat badan anak setiap bulan. Hasil penimbangan balita
diterjemahkan kedalam KMS/buku KIA yang menghasilkan status
pertumbuhan balita (naik/tidak naik).
Bagi kader KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan
pemberian kapsul vitamin A serta hasil penimbangan. Hasil penentuan
status pertumbuhan anak dalam KMS dapat digunakan oleh kader sebagai
dasar untuk melakukan rujukan bila anak diketahui mengalami gangguan
pertumbuhan. KMS juga dapat digunakan kader untuk memberikan pujian
pada ibu yang berat badannya naik, serta untuk mengingatkan ibu agar
menimbangkan anaknya di posyandu pada bulan berikutnya.
a. Makanan yang sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Penjelasan mengenai peran posyandu dalam memenuhi kesehatan
dasar ibu dan anak.
7.1.2 Program Kampung KB
A. Pengertian
Kampung KB adalah satuan setingkat rukun tetangga (RW), dusun atau
yang setara dengan kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program
pembangunan antara program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan pembangunan sektor terkait dalam upaya
meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat (BKKBN, 2017). Maka
dari itu Kampung KB menjadi lahan yang tepat dalam rangka pengembangan
masyarakat di tingkat RW dan juga sebagai media yang dapat menjadi rumah
kreativitas warga sekitar.
B. Tujuan Kampung KB
Dalam masyarakat tujuan dibentuknya suatu organisasi atau perkumpulan
berbasis masyarakat menjadi sangat penting dalam hal ini tujuan terbentuknya
kampung KB Menurut data BKKBN tahun 2007, terdapat dua tujuan pada
program Kampung KB, yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat
kampung atau setara melalui program kependudukan, keluarga berencana
dan pembangunan keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam
rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran pemerintah, lembaga non pemerintah (non
government organisation) dan swasta untuk menyelenggarakan
berbagai program kependudukan.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat didalam dan diluar sekitar
Kampung KB tentang pembangunan berwawasan kependudukan.
c. Menjadikan seluruh peserta KB menjadi masyarakat yang aktif
dan lebih mengenal perubahan zaman atau modernisasi.
d. Meningkatkan ketahanan keluarga melalui Bina Keluarga Balita
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia
(BKL), serta Pusat Informasi dan Konseling (PIK) untuk Remaja.
e. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat dalam aspek
ekonomi keluarga melalui melalui Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga Sejahtera (UPPKS)
f. Memberikan pemahaman pentingnya memperhatikan kesehatan
serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
g. Menjamin keamanan dalam keluarga serta turut menurunkan angka
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang seringkali terjadi.
h. Meningkatkan sarana dan prasarana yang menunjang
pembangunan kampung.
i. Meningkatkan lingkungan sekitar kampung yang bersanitasi,
artinya lingkungan kampung tersebut layak dikatakan bersih dan
sehat.
j. Meningkatkan kualitas penduduk usia sekolah serta mengurangi
angka putus sekolah.
k. Meningkatkan nasionalisme dengan menumbuhkan kebanggaan
dan cinta tanah air pada masyarakat
3. Sasaran Program Kampung KB
a. Sasaran langsung
1. Keluarga
2. Pasangan usia subur
3. Masyarakat
4. Balita, remaja, dan lansia
b. Sasaran tidak langsung
1. Tokoh tokoh masyarakat
2. Organisasi masyarakat (PPKBD, Sub-PPKBD, DKM, organisasi
pemuda)
3. Petugas lapangan dan provider
7.1.3 Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan merupakan sebuah keharusan primer bagi makhluk
hidup sampai kapanpun dan dimanapun. Banyak orang menganggap
bahwa kesehatan bukanlah hal mudah diperoleh karena berbagai faktor
berperan untuk tercapainya kondisi sehat. Sebagian besar masalah
kesehatan yang meliputi penyakit atau terjadinya masalah kesehatan yang
timbul pada manusia, kebanyakan timbul dari perilaku yang tidak sehat.
Beberapa penyakit menular seperti TBC dan diare misalnya lebih sering
terjadi pada perilaku masyarakat yang kurang menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. Sehingga menjadi hal kompleks yang merupakan resultan dari
berbagai faktor lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia,
sosial, budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan lainnya serta
termasuk didalamnya pelayanan kesehatan.
Kesehatan juga merupakan keadaan sempurna baik fisik, mental,
sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat serta produktif secara
ekonomi dan sosial. Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan
fisiologis yang paling mendasar di samping kebutuhan fisiologis lainnya
seperti seperti makan, minum, dan perumahan. Kebutuhan untuk kesehatan
merupakan suatu kebutuhan (needs) yang diartikan secara umum yang
merupakan perbandingan antara situasi nyata dan standar teknis tertentu
yang telah disepakati. Selain itu juga kesehatan merupakan kebutuhan
kebutuhan yang dirasakan (felt need) yaitu kebutuhan yang dirasakan
sendiri oleh individu tersebut. Sehingga kepuasan untuk memanfaatkan
suatu pelayanan kesehatan merupakan pencerminan kombinasi normatif
dan kebutuhan yang dirasakan.
Dari sudut pandang ilmu perilaku, derajat kesehatan ditentukan
oleh dua faktor utama yakni faktor perlakuan faktor non perilaku
(lingkungan dan pelayanan). Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah
kesehatan, seharusnya diarahkan kepada dua faktor tersebut. Perbaikan
lingkungan fisik, biologis, dan peningkatan lingkungan sosial budaya serta
peningkatan pelayanan kesehatan merupakan (interview) terhadap faktor
non perilaku, sedangkan pendekatan (interview) terhadap faktor adalah
melalui promosi atau pendekatan kesehatan.
1. Kesehatan Ibu
Orang Tua merupakan sosok guru sekaligus lingkungan pertama
bagi anak sehingga orang tua sangat berperan besar terhadap proses
tumbuh kembang anaknya. Sosok orangtua seperti ibu misalnya sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anaknya,
sehingga saat ibu sedang hamil Ibu harus dipastikan memperoleh
pelayanan kesehatan diantaranya:
a. Pengukuran tinggi badan, bila tinggi badan sang Ibu di
bawah 145 cm maka kemungkinan sulit melahirkan secara
normal.
b. Peningkatan berat badan setiap kali periksa, sejak bulan ke-
4 pertambahan berat badan paling sedikit 1 kg per bulan.
c. Pengukuran tekanan darah, tekanan darah normal bagi ibu
hamil adalah 120/80 mmHg bila tekanan darah lebih besar,
ada faktor resiko dan potensi tekanan darah tinggi saat
melahirkan.
d. Pengukuran lingkar lengan atas, bila di bawah 23,5 cm
maka menjadikan ibu menderita kurang energi kronis dan
berpotensi melahirkan bayi berat lahir rendah (stunting)
e. Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT)
f. Pemberian tablet tambah darah untuk mengurangi rasa mual
g. Calon ibu mendapatkan konseling atau pengawasan rutin
untuk memastikan ibu tidak merasa stress
Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil tidak hanya dilaksanakan pra bersalin
namun juga dilaksanakan pasca melahirkan diantaranya adalah pelayanan
kesehatan ibu nifas. Secara umum pengukuran tekanan darah, suhu tubuh,
pernapasan, dan nadi, pemeriksaan lokhia dan perdarahan, pemeriksaan kondisi
jalan lahir da pengecekan tanda infeksi, pemeriksaan kontraksi rahim dan fundus
uteri, pemeriksaan payudara dan pemberian ASI eksklusif, pemberian kapsul
vitamin a, pelayanan kontrasepsi pasca persalinan, konseling, perawatan bagi ibu
nifas karena sakit atau ibu nifas dengan komplikasi.
2. Kesehatan Anak
Sejak lahir hingga berakhirnya masa remaja, anak mempunyai ciri
khas tersendiri yaitu selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan
umurnya. Proses tumbuh kembang tersebut dimulai sejak anak berusia 3
bulan dalam kandungan (tepatnya setelah sel-sel janin terbentuk). Fase itu
terus berlangsung hingga anak berumur tiga tahun lahir. Inilah masa yang
sering disebut golden period atau juga banyak menyebutnya sebagai
golden ages yaitu periode atau umur emas anak. Oleh karena itu di dalam
periode/umur emas ini, anak membutuhkan nutrisi dan dan stimulus yang
tepat supaya otak mereka dapat berkembang secara maksimal. Cara
memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu menimban berat
badanya sesuai jadwal yang ditentukan misal 1 bulan sekali di posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, rangsang perkembangan anak
sesuai dengan umurnya, ajak anak bermain dan bercakap-cakap, berikan
pola asuh yang baik bagi anak, bawa anak ke petugas kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan interview dini tumbuh kembang
serta minta kader atau tenaga kesehatan mencatatnya.

7.2 Hasil Penelitian yang Relevan


7.3 Kerangka Konseptual

7.4 Pertanyaan Penelitian


Adapun pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah: “Apakah kader
posyandu berperan terhadap kesehatan ibu dan anak melalui Program Kampung
KB di Kampung Sukapala Desa Gunung Gede Kecamatan Kawalu Kota
Tasikmalaya?”

8. Prosedur Penelitian
8.1 Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian penting bagi peneliti untuk mengkaji metode apa
yang akan dipilih dalam pelaksanaan penelitiannya. Penentuan metode penelitian
hendaknya dilakukan secara matang oleh peneliti ini sendiri agar penelitian yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik. Adapun metode penelitian yang diambil
dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:9)
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Adapun alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif deduktif karena
permasalahan masih sangat beragam sehingga untuk mengidentifikasi masalah
kader posyandu diperlukan pendalaman lebih lanjut juga guna penelitian ini
mendapatkan data lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna tentang
permasalahan penelitian. Disamping itu peneliti ingin mengetahui tentang peran
kader posyandu melalui Program Kampung KB dalam meningkatkan kesehatan
ibu dan anak di Kampung Sukapala Desa Gunung Gede Kecamatan Kawalu Kota
Tasikmalaya.
8.2 Fokus Penelitian
Tujuan dalam fokus penelitian yaitu untuk membatasi, yang berarti bahwa
dengan adanya fokus yang diteliti dapat memunculkan suatu perubahan atau
subjek penelitian menjadi lebih terpusat dan terarah. Fokus penelitian menjadi
pokok persoalan yang menjadi pusat perhatian dan penelitian. Oleh karena itu
peneliti memfokuskan pada peran kader posyandu. Dalam hal ini, gambaran
kesehatan ibu dan anak di Kampung KB, peran serta hambatan kader posyandu
dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Kampung KB Sukapala, Desa
Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.
8.3 Subjek dan Objek Penelitian
8.3.1 Subjek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2010) Subjek penelitian adalah batasan penelitian
dimana peneliti bisa menentukan dengan benda, hal atau orang untuk melekatkan
variabel penelitian. Dalam kata lain subjek penelitian juga bisa dikatakan sebagai
responden dalam sebuah penelitian. Hal tersebut juga membahas karakteristik
subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan mengenai populasi,
sampel dan teknik sampling yang digunakan. Oleh karena itu subjek dalam
penelitian ini adalah masyarakat yang berada di lingkungan Desa Gunung Gede
yang merupakan golongan ibu dan anak dan turut serta dalam Program Kampung
Keluarga Berencana (KB).
8.3.2 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:39) objek penelitian adalah “suatu atribut dalam
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”
pendapat diatas menjelaskan bahwa objek penelitian merupakan unsur yang
berkaitan erat dengan masalah yang dikaji oleh peneliti. Unsur tersebut memiliki
atribut yang berkaitan saling terikat dengan topik penelitian, memiliki sifat yang
mencirikan bahwa objek tersebut menginterpretasikan topik masalah tersebut dan
memiliki nilai yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu objek dalam
penelitian ini adalah peran kader posyandu yang berada di lingkungan Desa
Gunung Gede dalam meningkatkan taraf kesehatan ibu dan anak melalui Program
Kampung Keluarga Berencana (KB).
8.5 Sumber data
8.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi, dengan memadukan tiga teknik pengumpulan data yaitu teknik
wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
1. Wawancara
Sugiyono (2011: 317) menyatakan bahwa “Wawancara merupakan
pertengahan dua orang yang bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontraksikan makna dalam satu topik”. Pendapat
tersebut menerangkan bahwa dalam sebuah wawancara terjadi proses
pertukaran informasi dan ide antara pewawancara dengan yang
diwawancarai (narasumber) sehingga menghasilkan sebuah informasi yang
sangat berarti terkait dengan satu topik yang dikaji. Sedangkan menurut
Sutrisno Hadi (1989:192) bahwa wawancara adalah proses pembekalan
verbal, dimana dua orang atau lebih untuk menangani secara fisik, orang
dapat melihat muka yang orang lain dan mendengarkan suara telinganya
sendiri, ternyata informasi langsung alat pengumpulan pada beberapa jenis
data sosial, baik yang tersembunyi (laten) atau manifest.
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data sebanyak
mungkin tentang bagaimana sistem dan kinerja posyandu melalui Program
Kampung Keluarga Berencana. Kegiatan wawancara tersebut mengenai
perencanaan, cara pelaksanaan, hambatan dalam pelaksanaan, dan upaya
yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut. Data tersebut diperoleh
dari responden yang telah ditentukan sebelumnya yang dianggap paling
mengetahui tentang keposyanduan dan juga Program Kampung KB
tersebut. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka, dimana
sebelum melakukan wawancara peneliti menyiapkan pedoman wawancara
terlebih dahulu berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai kinerja dan
pelayanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Program Kampung KB.
Pertanyaan yang diberikan untuk setiap responden adalah sama, dan
jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden tidak dibatasi.
Wawancara ini dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu
menentukan permasalahan apa yang akan diangkat dalam proses
wawancara. Penentuan permasalahan semacam ini akan sangat
berpengaruh kepada seberapa besar kesesuaian dan intensitas data yang
diperlukan dari narasumber. Semakin jelas masalah yang akan diangkat
dalam suatu kegiatan wawancara maka akan semakin mudah pewawancara
memperoleh data. Maka dari itu, dalam penelitian ini permasalahan yang
ingin digali adalah seberapa besar peran kader posyandu melalui program
Kampung KB dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Langkah
selanjutnya tentu saja adalah menentukan responden yang akan menjadi
objek wawancara. Setelah itu mempersiapkan perangkat wawancara
seperti pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan, alat
perekam, serta buku catatan yang mungkin saja dibutuhkan.
Langkah selanjutnya yang menjadi sangat penting dalam
wawancara adalah pelaksanaan wawancara itu sendiri. Wawancara
dilakukan secara langsung dengan cara peneliti mengajukan angket yang
berisi pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya telah disusun dalam
kedoman wawancara kepada respnden. Setelah itu kemudian responden
mengisi pertanyan-pertanyaan tersebut. Adapun proses wawancara
tersebut didokumentasikan dengan alat perekam untuk kemudian
dibuatkan catatan yang berisi catatan wawancara. Setelah melakukan
proses wawancara dan segala kelengkapan data sudah dirasa cukup maka
peneliti segera mencatat proses wawancara tersebut dalam catatan
lapangan menggunakan format yang sudah disediakan.
2. Observasi
Selain wawancara teknik pengumpulan data lain yang digunakan
peneliti yaitu teknik pengumpulan data melalui langkah observasi.
Nasution dalam Sugiyono (2012:226) menyatakan bahwa observasi
merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Ini menjelaskan bahwa
observasi itu sendiri berperan sebagai pondasi sehingga dalam
mengadakan observasi penelitian kita akan mampu mengetahui dasar
masalah yang dikaji. Pendapat lain menjelaskan bahwa menurut Riyanto
(2010:96) observasi merupakan metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung. Dapat
kita simpulkan dari pengertian-pengertian di atas bahwa observasi itu
sendiri merupakan salah satu langkah memperoleh data yang bersifat
mendasar dan pelaksanaan observasi dibagi menjadi dua bentuk metode
yaitu secara langsung maupun tidak langsung.
Dari pernyataan diatas dapat diartikan bahwa melalui observasi
peneliti belajar tentang berperilaku dan makna yang melekat pada perilaku
mereka. Adapun observasi yang dilakukan adalah partisipasi yang bersifat
partisipatif yaitu dengan mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
kader posyandu selama waktu penelitian berlangsung, turut membantu
kegiatan-kegiatan yang diadakan di Kampung KB ketika diadakan
kegiatan yang serupa, dan turut serta membantu memonitor kinerja dari
kader posyandu tersebut serta juga berperan sebagai masyarakat yang
mampu menilai seberapa besar peran mereka khususnya melalui program
Kampung KB terkait isi kesehatan ibu dan anak.. Observasi ini dilakukan
adalah untuk melengkapi data-data penting yang diperlukan oleh peneliti
yang mungkin belum didapatkan melalui proses wawancara.
Observasi yang dilakukan harus terstruktur agar data yang ingin
diperoleh jelas dan efisien. Sehingga dalam observasi kita membutuhkan
langkah-langkah yang tepat. Adapun langkah pertama yang dilakukan
peneliti sebelum melakukan observasi yaitu menentukan terlebih dahulu
fokus penelitian. Fokus penelitian sangat penting guna menentukan
landasan pikir dan prioritas masalah yang akan dikaji. Kemudian
berdasarkan fokus penelitian tersebut disusunlah pedoman observasi.
Selama melakukan kegiatan observasi peneliti tidak lupa mencatat hal-hal
lain yang berpotensi penting menunjang data yang diperlukan selama
kegiatan observasi.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan salah satu metode yang menjadi
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Studi dokumentasi dapat memperkuat data-data yang
didapatkan dari proses wawancara maupun observasi. Peneliti juga akan
mampu melakukan perbandingan dua buah data yang didapatkan dari
proses observasi dan wawancara dengan kuantitas dokumentasi yang
berkaitan dengan program. Adapun metode tersebut dapat dilakukan
dengan cara menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen yang ada
baik dokumen yang tertulis berisi data-data yang berkaitan dengan
administrasi program maupun data yang berbentuk elektronik seperti
gambar atau foto dokumentasi program yang dilaksanakan.
Bogdan dalam Sugiyono (2012:240) mengatakan bahwa “in most
tradition of qualitative research, the phrase document is used broadly to
refer to any first person narrative produce by an individual which
describes his or her own actions, experience and belief’. Dari pernyataan
diatas dapat diartikan bahwa lumrahnya sebagian besar penelitian
kuantitatif, dokumentasi pribadi yang digunakan secara luas untuk
mengacu pada setiap orang atau kelompok individu yang akan diteliti oleh
seorang individu yang menggambarkan tindak sendiri, pengalaman dan
keyakinan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan
data studi dokumentasi menjadi sangat penting dalam penelitian yang
berprinsip kualitatif karena data yang didapatkan relatif data deskriptif.
Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan cara
dibandingkan dan dipadukan sehingga membentuk satu hasil kajian yang
sistematis, padu dan utuh. Sehingga, studi dokumentasi tidak hanya
sekedar mengumpulkan atau melaporkan data dalam bentuk kutipan-
kutipan melainkan studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah hasil
analisis terhadap dokumentasi-dokumentasi tersebut. Berdasarkan yang
dijelaskan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik dokumentasi
diharapkan dapat menganalisis bagaimana peran kader dalam pelaksanaan
program Keluarga Berencana.
Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2020:203) Instrumen penelitian adalah “alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam kata lain
instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting
dalam mengumpulkan data. Dalam rencana penelitian ini, yang akan
menjadi instrumen penelitian adalah penulis sendiri karena jenis penelitian
ini adalah penelitian kualitatif. Setelah masalah di lapangan terlihat jelas,
maka instrumen didukung dengan daftar atau pedoman wawancara,
rencana observasi, kamera, buku catatan, pulpen dan alat perekam.
8.6 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Nasution dalam
Sugiyono (2008:89) menjelaskan bahwa “analisis telah mulai sejak merumuskan
dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus
sampai penulisan hasil penelitian. Analisis ini menjadi sangat penting dan juga
menjadi pegangan bagi peneliti” selain itu, Sugiyono (2008:89) mengemukakan
bahwa:
Analisis data merupakan proses mencari, dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, penjabaran ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga teknis analisis data
dalam penelitian ini dilakukan model analisis interaktif seperti yang diungkapkan
Miles dan Huberman, yaitu proses analisis yang dilakukan bersama dengan proses
pengumpulan data. Proses analisis ini melalui empat tahapan, yaitu tahap
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Empat tahap dalam proses analisis ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Penelitian dilakukan dengan mencatat semua data secara
objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di
lapangan. Pengumpulan data diperoleh melalui dua proses teknik
pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara di lapangan. Adapun
observasi di lapangan tersebut adalah melibatkan kader-kader posyandu
di Kampung Sukapala, Desa Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Kota
Tasikmalaya. Kelengkapan data penelitian juga peneliti peroleh dari
berkas fisik yang berupa buku-buku, maupun bentuk digital seperti foto-
foto yang didapatkan dari lapangan.
2. Reduksi data
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan
fokus peneliti itu sendiri. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang diperoleh dengan cara mengolongkan, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu, dan mengorganisasi data-data yang direduksi, memberi
gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah
peneliti untuk mencari yang mungkin sewaktu-waktu diperlukan.
Kegiatan reduksi ini telah dilakukan peneliti setelah kegiatan
pengumpulan dan pengukuran data dirasa sudah valid. Kemudian data ini
akan digolongkan menjadi lebih sistematis. Data yang tidak perlu akan
disimpan ke dalam arsip data karena suatu saat mungkin data tersebut
bisa dipergunakan kembali.
Hasil wawancara dengan sejumlah narasumber, observasi, dan
studi dokumentasi di lapangan, data yang peneliti peroleh masih luas dan
banyak akan diolah sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Peneliti
menggolongkan hasil penelitian sesuai dengan sub permasalahan yang
telah dijabarkan pada rumusan masalah. Adapun penjabaran tersebut
yaitu mengenai peran kader posyandu melalui Program Kampung KB
dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang terjadi di lapangan,
berdasarkan aktualisasi maupun dalam penerapanya sehari-hari dalam
masyarakat dan solusi dari pemerintah setempat terhadap masalah peran
kader posyandu dikelompokan menurut fokus penelitian masing-masing.
3. Penyajian data
Penyajian data adalah format yang terdiri dari sekumpulan
informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data merupakan
penyajian dalam bentuk matrik, network, cart, atau gambar grafis
sehingga peneliti mampu menguasai data. Adapun penyajian data yang
dimaksud ini dilakukan peneliti dengan cara hasil dari reduksi yang telah
dilakukan tentang peran kader posyandu melalui Program Kampung
(KB) di Kampung Sukapala.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah usaha untuk
mencari atau memahami makna, keterangan, pola-pola, penjelasan, alur
sebab akibat atau proposisi. Verifikasi peneliti dilakukan setelah
penyajian data dirasa mencukupi, dan ditarik kesimpulan berdasarkan
penelitian di lapangan yang telah dianalisis dengan teori yang ada. Hasil
dari verifikasi tersebut peneliti gunakan sebagai data penyajian akhir.
Karena telah melalui proses analisis untuk yang kedua kalinya, sehingga
kekurangan data pada analisis tahap pertama dapat dilengkapi dengan
hasil analisis tahap kedua agar dapat diperoleh data penyajian hasil akhir
atau kesimpulan yang baik.
Adapun ketiga komponen yang dimaksud diatas saling berkaitan
dan interaktif, artinya saling mempengaruhi dan terkait satu sama lain.
Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah dengan melakukan
observasi, wawancara, dan mengumpulkan kemudian menyalin berbagai
dokumen yang relevan dan pengambilan sampel foto yang dapat
mempresentasikan jawaban dari permasalahan yang penulis angkat.
Tahap ini disebut dengan pengumpulan data. Pada tahap ini data yang
dikumpulkan pasti akan sangat banyak, maka setelah itu penulis
melakukan reduksi data untuk memilah dan memilih data mana yang
benar-benar dibutuhkan dalam penelitian. Data tersebut akan kemudian
ditampilkan dalam pembahasan karena dianggap penting dan relevan
dengan masalah dan topik penelitian. Setelah penulis menyelesaikan
tahap reduksi tersebut, kemudian diadakan penyajian data secara presisi
dan sistematis. Setelah ketiga hal tersebut sudah penulis pastikan dengan
baik, maka diambil sebuah kesimpulan dan verifikasi.

8.7 Langkah-langkah Penelitian


Langkah-langkah dalam penelitian berarti tahapan apa saja yang dilakukan
dalam penelitian itu sendiri. Langkah kerja dalam sebuah penelitian ilmiah sangat
penting agar hasil dan laporannya dapat sesuai fakta lapangan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan langkah penelitian yang tepat maka peneliti akan
mampu mengarahkan penelitiannya menuju tujuan yang telah ditentukan dalam
tujuan penelitian. Dengan demikian langkah penelitian dirasa penting untuk
dicapai oleh penulis, adapun langkah-langkah penelitian ini penulis jelaskan
dibawah:
1. Tahap orientasi
Tahap orientasi ini meliputi survei awal dan penyampaian
izin kepada lembaga terkait. Dalam hal ini survey dan perijinan
pertama disampaikan kepada beberapa pihak yaitu Kantor Dinas
Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk
(DPPAPP), Kantor Kelurahan Gunung Gede, dan Kelompok Kerja
Kampung KB Sukapala Sabilulungan. Pada tahap ini juga peneliti
melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten
serta mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan peneliti.
Peneliti juga melakukan observasi awal untuk menentukan dan
memastikan kelayakan objek penelitian. Selanjutnya peneliti
mengumpulkan referensi-referensi buku, jurnal, maupun referensi
virtual yang berhubungan dengan topik penelitian dan selanjutnya
disusun sebagai proposal penelitian.
2. Tahap eksplorasi
Tahap ini merupakan langkah peneliti mengeksplorasi data-
data yang berkaitan dengan masalah atau topik yang dikaji di
lapangan. Dalam langkah ini juga peneliti banyak melibatkan
teknik pengumpulan data dengan pengumpulan data yang
dilakukan dengan tiga teknik yaitu wawancara yang mendalam,
observasi langsung kepada partisipan, dan studi dokumentasi yang
tersedia. Maka dari itu tahap eksplorasi ini banyak dilakukan di
tempat penelitian sehingga semua data yang didapatkan dapat
sesuai realita lapangan.
3. Tahap pengecekan keabsahan data
Tahap pengecekan keabsahan dalam penelitian dilakukan
agar dapat dihasilkan temuan-temuan menarik dalam penelitian dan
interpretasi data yang absah dan dapat diterima semua pihak.
Pengecekan keabsahan data dilakukan setiap saat setelah peneliti
terjun ke lapangan dan mengumpulkan data semua data yang
diperlukan.
4. Tahap menganalisis data
Tahap menganalisis data merupakan tahap kegiatan yang
dilakukan adalah mengumpulkan data, reduksi data, penyajian
data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penulis akan
melakukan langkah berikut dan melakukan penganalisaan setelah
semua data dirasa sudah terkumpul. Dalam kata lain bahwa dalam
tahap ini peneliti melakukan teknik analisis data hingga tahap ini
memiliki peran yang sangat penting dalam langkah ini.
5. Tahap penulisan laporan akhir penelitian
Tahap penulisan laporan akhir penelitian merupakan
langkah akhir dalam langkah penelitian ini. Adapun yang
dilakukan peneliti dalam tahap akhir ini yaitu dengan membuat
laporan yang bermaksud melaporkan penelitian yang telah
dilakukan dan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah ditulis
secara sistematis dan bermakna. Dengan demikian diharapkan
ketika laporan ini telah menjadi bentuk fisik yang dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
8.8 Waktu dan Tempat Penelitian
8.8.1 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu selama 3 (tiga) bulan
dimulai dari Bulan Maret s.d Mei 2022. Berdasarkan proyeksi penulis bermaksud
membagi menjadi tiga tahap waktu penelitian. Bulan pertama adalah tahap
persiapan yang dilaksanakan selama Bulan Maret, selanjutnya tahap kedua adalah
pelaksanaan dilaksanakan selama bulan April, dan selanjutnya tahap terakhir
adalah penyusunan laporan akhir yaitu pada Bulan Mei. Diharapkan penelitian ini
dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan.

8.8.2 Tempat Penelitian


Dalam pelaksanaan penelitian tempat pelaksanaan penelitian
menjadi sangat penting selain waktu pelaksanaanya. Hal ini karena penelitian
yang dilaksanakan berperan mengkaji masalah yang terjadi di tempat tersebut.
Oleh karena itu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada latar belakang
masalah tempat pelaksanaan penelitian ini adalah Kampung Keluarga Berencana
Sabilulungan yang ada di Kampung Sukapala berlokasi di Desa Gunung Gede
Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bahan pertimbangan dalam
meningkatkan kompetensi kader dan mengatasi masalah yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai