PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
SALMA INSANI
CKR0160044
Diajukan oleh:
SALMA INSANI
CKR0160044
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M. Kes., AIFO Ns. Vina Fuji Lastari, S. Kep
NIP. 1965 0324 1990022001 NIK. 990424 201411 009
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam, atas rahmat dan
Menggosok Gigi Secara Mandiri Pada Anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa
sebagai salah satu rangkaian penelitian yang diajukan untuk memenuhi salah satu
kesulitan dan hambatan. Namun dengan bimbingan, arahan, dan motivasi dari
penelitian tepat pada waktunya. Maka dalam kesempatan kali ini penulis
1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M.Kes, AIFO., selaku Ketua Yayasan
ii
2. Ns. Vina Fuji Lastari, S.Kep, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
3. Abdal Rohim, S.Kp., M.H, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kuningan
Darma, dan SLB Kadugede yang telah megijinkan serta membantu penulis
keluarga yang selalu memberikan dukungan serta kasih sayang yang tiada
ini.
dengan
iii
iringan do’a kita semua dapat melewati masa-masa ini tepat pada
waktunya, aamiin.
Semoga Allah memberikan balasan atas jasa yang telah diberikan dan
menjadikan ladang pahala bagi kita semua, aamiin. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan proposal penelitian ini masih terdapat banyak sekali kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi terciptanya perbaikan di masa yang
akan datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
DAFTAR BAGAN..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
v
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFISNISI OPERASIONAL
3.3. Hipotesis.................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................48
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
terhindar dari sakit, salah satunya menjaga kebersihan gigi dan mulut
mulut, sementara dalam kategori anak jumlahnya cukup tinggi yaitu 93%.
2.8% dari usia >3 tahun. Data tersebut menunjukan angka yang cukup
tinggi untuk masalah gigi dan mulut yang berbanding terbalik dengan
dan mulut yang sering terjadi pada anak diantaranya gigi berlubang dan
mengalami lubang pada 8 giginya. Hal ini dapat mempengaruhi gizi anak
1
2
khusus di Indonesia sekitar 7-10% dari total jumlah anak. Sementara itu
dunia sekitar 23% dari seluruh populasi di dunia. Hasil survey Sosial
Indonesia berjumlah
anak sejak dini. Pola asuh adalah bagaimana orang tua memperlakukan,
mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam
hubungan pola asuh orang tua dengan kebersihan gigi dan mulut pada anak
antara pola asuh orang tua dengan kebersihan gigi dan mulut pada anak
asuh otoriter (0,407), pola asuh permisif (0,766), pola asuh demokratis
penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara pola asuh orangtua
orang tua dengan kemampuan menggosok gigi secara mandiri pada anak
2020.
kebutuhan bina diri menggosok gigi untuk menjaga kebersihan gigi dan
Kuningan.
anak tunagrahita sebagai salah satu cara perawatan gigi dan mulut.
2. Bagi Sekolah Luar Biasa (SLB)
Penelitian lainnya yaitu penelitian oleh Nina Rif’ah et al. (2019) fokus
mulut dan gigi secara umum, sedangkan pada penelitian ini lebih fokus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dipaparkan beberapa teori, konsep dan penelitian sebelumnya
yang terkait dengan masalah peneliti, yang digunakan sebagai sumber rujukan saat
melakukan penelitian dan pembahasan. Tinjauan teori dalam penelitian ini meliputi pola
asuh orangtua, kemampuan bina diri (menggosok gigi), dan konsep anak tunagrahita.
Pola asuh orangtua memiliki beberapa pengertian menurut para ahli, namun
sangat menentukan dan mempengaruhi kepribadian atau sifat serta perilaku anak,
karena pembentukan anak bermula atau berawal dari keluarga. Anak menjadi baik
atau buruk semua tergantung dari pola asuh orang tua dalam keluarga.
Pendapat lain menurut Nismal (2018) mengatakan bahwa pola asuh adalah
cara orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan
serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Karena sebagian besar waktu anak adalah dengan orang
tuanya, maka pintu gerbang keberhasilan perawatan gigi pada anak-anak
berkebutuhan khusus terletak pada pola asuh orang tuanya.
Berdasarkan pengertian-pengertian menurut para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa pola asuh orangtua adalah cara orangtua berinteraksi dengan
anak yang akan mempengaruhi kepribadian, perilaku, sifat, pola pikir, serta nilai-
Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua kepada anaknya akan memberikan
pengaruh yang besar dalam kehidupan dimasa yang akan datang. Setiap orangtua
memberikan pola asuh yang berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung
akan menimbulkan dampak yang berbeda dari setiap pola asuhnya. Setiap tipe pola
Menurut Ary dalam Meidina (2014), menjelaskan dampak pola asuh pada
anak adalah :
1. Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut,
pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma-
norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri.
2. Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsive,
agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang
matang secara sosial, dan kurang percaya diri.
3. Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik pada anak-anak yang
mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan yang baik dengan teman-
temannya, mampu menghadapi stress, bekerja sama dengan orang lain dan
mampu mengendalikan diri dengan baik.
2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orangtua
Ada beberapa faktor yang dapat menentukan cara orangtua dalam mengasuh
anaknya.
1. Faktor internal
1) Latar belakang orangtua
Orangtua biasanya akan menerapkan pola asuh yang sama dengan
pola asuh yang dipergunakan oleh orangtua atau keluarga besar mereka.
Bisa juga orangtua mengganggap bahwa pola asuh orangtua mereka yang
terbaik, maka ketika mempunyai anak, mereka kembali memakai pola asuh
yang mereka terima. Sebaliknya, bila mereka menganggap bahwa opola
asuh orangtua mereka dahulu salah, biasanya mereka memakai pola asuh
yang berbeda.
2) Usia orangtua
Usia dari orangtua dan anak juga bisa mempengaruhi orangtua
dalam memilih suatu bentuk pola asuh bagi anaknya. Orangtua yang
usianya masih muda cenderung untuk memilih pola sosialisasi yang
demokratis atau permisif dibandingkan mereka yang sudah lanjut usia.
3) Pendidikan dan wawasan orangtua
Tinggi rendahnya jenjang pendidikan yang di kecap orangtua yang
menentukan pola asuh dalam sebuah keluarga. semakin tinggi dan maju
pendidikan orangtua, biasanya semakin baik pula keputusan mereka dalam
menentukan pola asuh pada anak-anaknya.
4) Jenis kelamin orangtua dan anak
Jenis kelamin orangtua dan anak, banyak juga yang harus
diperhatikan orangtua dalam menerapkan pola asuh. Pada umunya wanita
lebih mengerti tentang anak, oleh karenanya orangtua wanita lebih
demokratis terhadap anaknya dibandingkan dengan orangtua laki-laki.
2. Faktor Eksternal
1) Tradisi yang berlaku dalam lingkungan
Banyak orang tua yang menerapkan pola asuh yang sama dengan tradisi
yang ada di lingkungannya. hal ini di karenakan mereka beranggapan
bahwa tradisi yang berlaku di lingkungannya di anggap paling baik oleh
masyarakat di sekitarnya. pilihan ini terutama dilakukan oleh orangtua yang
usianya masih muda dan kurang pengetahuan.
2) Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi juga mempengaruhi orang tua dalam menggunakan
pola sosialisasi mereka bagi anak-anaknya. jika orangtua adalah orang yang
terpandang di suatu lingkungan, maka biasanya orangtua akan menerapkan
pola asuh otoriter karena ingin anak-anaknya menurut padanya, sehingga
pandangan orang lain pada orangtuanya.
Alat ukur untuk menilai pola asuh orangtua menggunkan skala likert yang di
“tidak pernah”. Menurut Susanti (2018) cara pengukuran pola asuh orangtua
21
Rumus : Persentase (%) = × 100%
21
sehingga interpretasi kategorinya yaitu nilai yang mendekati 100% atau nilai yang
diambilnya adalah nilai yang tertinggi menurut Susanti (2018).
Tabel 2.1 Kategori Skor Pola Asuh Prangtua dalam Skala Likert
Pernyataa Pernyataan
n Unfavorabl
Favorable e
Selalu =3 Selalu =1
Kadang- =2 Kadang- =2
kadang Kadang
Tidak =1 Tidak =3
pernah pernah
mandi, menggosok gigi, berpakaian, toileting, dsb. Bina diri idealnya dilakukan
secara mandiri oleh setiap individu karena merupakan kebutuhan dasar yang harus
terpenuhi agar terhindar dari sakit dan terciptanya kebersihan dan kesehatan.
Menurut Casmini dalam Hardiyanti (2016) bina diri merupakan suatu usaha
untuk membangun diri individu baik sebagai individu maupun makhluk sosial
melalui pendidikan di keluarga, sekolah, dan masyarakat sampai terwujudnya suatu
kemandirian untuk melaksanakan kegiatan dalam kehidupan sehari-
hari.Pembelajaran bela diri perlu di berikan kepada anak tunagrahita kategori sedang
karena pada umumnya mereka mengalami permasalahan dalam mengurus atau
memelihara diri sendiri.
care skill) merupakan program yang di persiapkan bagi siswa hambatan mental
supaya mampu menolong diri sendiri dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan
dengan kebutuhannyasendiri.
kebersihan dan kesehatan mulut dan gigi. Menggosok gigi penting dilakukan
bagi anak tunagrahita sedang agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan, bakteri, dan
plak. Sementara itu menurut Maria J Wantah (2007) dalam Hardiyanti (2016)
aksesoris dalam mulut dan memiliki struktur bervariasi dan banyak fungsi.
Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan.
1. Fungsi Gigi
1) Pengunyahan
2) Gigi berperan penting untuk menghaluskan makanan agar lebih mudah
ditelan serta meringankan kerja proses pencernaan.
3) Berbicara
4) Gigi sangat diperlukan untuk mengeluarkan bunyi ataupun huruf-huruf
tertentu seperti huruf T, V, F, D, dan S. Tanpa gigi, bunyi huruf-huruf ini
tidak terasa sempurna.
5) Estetik
6) Sebuah senyum tidak akan lengkap tanpa hadirnya sederetan gigi yang rapih
dan bersih.
2. Bagian-Bagian Gigi
1) Email adalah bagian terluar dari gigi dan merupakan bagian paling
keras dari seluruh bagian gigi bahkan lebih keras dari tulang. Bangunan
kristalin yang kompleks dan padat ini mengandung mineral kalsium,
fosfat dan flourida. Email meliputi seluruh mahkota gigi. Fungsi
email
melindungi gigi dari zat yang sangat keras dan melindungi gigi saat
menggigit danmengunyah.
2) Dentin adalah bagian yang paling terbesar dari seluruh gigi, dentin lebih
lunak dari email. Dentin ini merupakan saluran yang berisi urat, darah
danlimfe.
3) Pulpa adalah bagian gigi paling dalam, yang mengandung saraf dan
pembuluh darah, fungsinya adalah berespon tehadap stimulus (panas
dan dingin). Normalnya pulpa berespon terhadap panas dan dingin
dengan nyeri yang ringan yang terjadi selama kurang dari 10detik.
4) Sementum adalah bagian dari akar gigi yang berdampingan / berbatasan
langsung dengan tulang rahang di mana gigi manusia tumbuh.
1) Gigi seri,jumlahnya ada delapan buah, yaitu empat buah gigi seri atas
dan empat buah gigi seri di bawah. Berfungsi memotong dan
mengguntingmakanan.
2) Gigi taring, jumlahnya ada empat buah, di atas dua dan di bawah dua.
Gigi taring terletak di sudut mulut, bentuk mahkotanya runcing,
berfungsi untuk mencabik makanan. Akar gigi taring ini hanyasatu.
3) Gigi geraham kecil,jumlahnya ada delapan buah, empat buah di atas dan
empat buah di bawah. Gigi geraham kecil ini merupakan pengganti gigi
geraham sulung. Letaknya di belakang gigi taring, akar gigi geraham
kecil ini semua satu, kecuali yang atas depan, memiliki dua akar. Gigi
geraham kecil berfungsi untuk menghaluskanmakanan.
4) Gigi geraham besar,jumlahnya dua belas buah, enam buah di atas dan
enam buah di bawah. Gigi geraham besar terletak di belakang gigi
geraham kecil, masing-masing sisi tiga buah permukaannya lebar dan
bertonjol-tonjol, gigi ini yang bawah akarnya dua, yang atas tiga. Gigi
geraham terakhir, seringkali akarnya bersatu menjadi satu dan berfungsi
untuk menggilingmakanan.
menggosok gigi dengan baik dan benar. Beberapa ahli menjelaskan cara
mmenggosok gigi dengan baik dan benar, namun pada intinya sama bagaimana gigi
dan mulut bersih dari sisa-sisa makanan, plak, jamur, dan sebagainya yang dapat
menimbulkan tumbuhnya kuman dan bakteri penyebab sakit gigi dan mulut.
Menurut Al Hidayati (2013), cara menggosok gigi yang baik dan benar
adalah sebagi berikut:
1. Memegang sikat gigi senyaman mungkin, mengoleskan pasta gigi. Menggosok
gigi bagian depan dengan cara naik turun secara pelan-pelan;
2. Sikat bagian gigi kanan kemudian kiri dengan cara yang sama;
3. Sikat bagian gigi dalam atas dan bawah;
4. Membersihkan lidah;
5. Lakukan gosokan sebanyak 8-10 disetiap bagian gigi dengan waktu 2-3 menit;
6. Berkumur-kumur;
7. Menyimpan sikat gigi di tempat yangbersih.
Alat ukur kemampuan menggosok gigi pada penelitian ini menggunakan lembar
Skor 1 : Jika anak tidak mampu mempraktikan dengan benar walaupun dengan
Skor 2 : Jika anak mampu mempraktikan dengan benar namun dengan bantuan
Skor 3 : Jika anak mampu mempraktikan dengan benar namun dengan bantuan
verbal
Skor 4 : Jika anak mampu mempraktikan dengan benar tanpa ada bantuan
dimana jumlah skor yang didapatkan, akan menunjukkan rentang nilai kemampuan anak
sebagai berikut :
mental adalah suatu kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-
2015).
batasan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang tidak cukup daya
Kecerdasannya terhambat sejak lahir atau pada usia muda dan juga
9
10
dituturkan oleh Skala Binet dan Skala Weschler, ada tiga yaitu:
1. Tunagrahita ringan
Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Menurut
skala binet, kelompok ini memiliki IQ antara 68-52, sedangkan
menurut skala weschler (WISC) memiliki IQ antara 69-55. Anak
tunagrahita masih dapat belajar membaca, menulis dan berhitung
sederhana. Melalui bimbingan dan didikan yang baik anak tunagrahita
ringan akan dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri.
2. Tunagrahita sedang
Tunagrahita sedang disebut juga imbesil. Kelompok ini
memiliki IQ 51-36 pada skala Binet dan 54-40 pada skala wescler
(WISC). Anak tunagrahita sedang sangat sulit untuk belajar secara
akademik, seperti belajar menulis, membaca, dan berhitung walaupun
mereka bisa belajar menulis secara sosial. Misalnya menulis namanya
sendiri, alamat rumahnya dan lain-lain. Mereka masih dapat dididik
mengurus diri, seperti mandi, menggosok gigi, berpakaian, makan,
minum, mengerjakan pekerjaan rumah tangga sederhana seperti
menyapu dan membersihkan perabot rumah tangga. Anak tunagrahita
sedang sangat membutuhkan pengawasan yang terus-menerus agar
mampu terus berkesinambungan akan kebiasaan-kebiasaan yang akan
terus teringat dan mampu mengerjakan suatu hal yang sering
dilakukannnya.
3. Tunagrahita berat
Tunagrahita berat sering disebut idiot. IQ pada anak tunagrahita
berat adalah 32-20 menurut skala binet dan menurut skala Weschler
(WISC) antara 39-52. Tunagrahita sangat berat profound memiliki IQ
di bawah 19-24. Anak tungrahita berat memerlukan bantuan perawatan
secara total, baik itu dalam hal berkaitan dengan mandi ataupun
berpakaian. Bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya
sepanjang hidupnya.
2.3.3 Perkembangan Kognitif dan Psikomotorik Anak
1. Perkembangan Kognitif
Yusuf dalam Fithriyani (2015) mengatakan bahwa
perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan
continue (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir
sampai mati” atau “perubahan-perubahan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaaannya atau kematangannya
(maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah).
2. Perkembangan Psikomotorik
Abdurachman dalam Fithriyani (2015) menjelaskan bahwa
perkembangan psikomotorik atau biasa disingkat perkembangan motor
adalah kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani, tetapi
melalui aktivitas gerakan dalam memasak dikembangkan pula potensi
lainnya, seperti kognitif adalah segi kemampuan yang berkenaan
dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran dan afektif adalah
kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi yang
berbeda dengan penalaran. Psikomotorik memerlukan koordinasi
fungsionalantara neuronmuscular sistem (persyarafan dan otot) dan
fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif).Perkembangan
psikomotorik ini dipengaruhi oleh dua perkembangan motorik kasar
dan motorik halus didalam kesehariannya. Perkembangan motorik
adalah pengendalian proses fungsi organ tubuh yang menyebabkan
terjadinya gerakan.
Yulian Santika dalam Fithriyani (2015) mengatakan
perkembangan motorik dapat mempengaruhi kemampuan seorang
dalam masa pertumbuhan untuk bergerak. Jika terjadi keterbatasan
gerak maka sulit baginya melakukan aktifitas kegiatan sehari-hari,
sehingga selalu bergantung pada orang lain. Agar ia mampu
melakukan aktifitas kegiatan sehari-hari maka dituntut ke aktifan
motorik halus dan
kasar agar dapat berfungsi, untuk memenuhi harapan tersebut maka
dibutuhkan latihan bergerak dan beraktifitas.
1) Motorik Kasar
Sujiono dalam Fithriyani (2015) Mengatakan bahwa
kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Mengembangkan
kemampuan motorik kasar sangat diperlukan anak agar mereka
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Seefel dalam buku Metode Pengembangan fisik, menggolongkan
tiga ketrampilan motorik anak yaitu :
a) Keterampilan lokomotorik : berjalan, berlari, meloncat,
meluncur.
b) Ketrampilan stabilitas (menggerakkan bagian tubuh dengan
anak diam di tempat) : mengangkat, mendorong, melengkung,
berayun, menarik.
c) Ketrampilan manipulasi (memproyeksi) dan menerima atau
menangkap benda : menagkap, melempar.
2) Motorik Halus
otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan
adapun nilai pra tindakan yang diperoleh oleh subjek SA yaitu 40 (kurang)
nilai sebesar
90 (sangat baik). Peningkatan skor tersebut ditunjukan dengan siswa
di video animasi.
Almujadi (2019) dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Anak Reterdasi Mental di SLB Negeri
menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang
tua dengan kebersihan gigi dan mulut pada anak retradasi mental di SLB
Negeri 2 Yogyakarta. Nilai signifikan (p) pola asuh otoriter (0,407), pola
asuh permisif (0,766), pola asuh demokratis (0,386) dan pola asuh
campuran (0,639).
Hasil uji
korelasi Kendall’s Tau menunjukan nilai atau koefesien Kendall’s tau
hitung positif sebesar 0,932 dengan nilai prohabilitas (p) sebesar 0,000,
yang artinya ada hubungan yang signifikan anatar pola asuh orang tua
ADS.
2.5 Kerangka Teori
Tunagrahita
HIPOTESIS
satu faktor yang akan peneliti kaji dalam penelitian ini adalah pola asuh
langsung, yang di bagi menjadi beberapa tipe pola asuh diantaranya, pola
asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis. Pola asuh
29
30
dalam penelitian ini terdiri atas variable independent (bebas) yaitu pola
- Lingkungan
- Sosial
- Usia
- Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Bagan 3.1 KerangkaKonsepPenelitian
Keterangan:
: Arah hubungan
Definisi Skala
NO Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Independent (Variabel Bebas)
1. Pola Asuh Cara orang tua Kuesioner Mengisi 1. Pola asuh Nominal
Orang Tua anak Online Kuesioner otoriter (Jika
tunagrahita di (Google mendekati
SLB se- Form) nilai 100%)
Kabupaten 2. Pola asuh
Kuningan
permisif (Jika
dalam
memperlakuk mendekati
an, mendidik, nilai 100%)
membimbing, 3. Pola asuh
dan demokratis
mendisiplinka (Jika
n serta mendekati
melindungi nilai 100%)
anak dalam
mencapai
proses
kedewasaan.
Dependent (Variabel Terikat)
2. Kemampuan Kemampuan Lembar Mengisi 1. Tidak mampu Ordinal
Menggosok Gigi anak penilaian Kuesioner menggosok
Secara Mandiri tunagrahita di kemampuan gigi (16-32)
SLB se- menggosok 2. Mampu
Kabupaten gigi Online menggosok
Kuningan (Google gigi dengan
dalam Form). bantuan(33-
melakukan 48)
kegiatan 3. Mampu
menggosok menggosok
gigi. gigi tanpa
bantuan (49-
64)
3.3 Hipotesis
METODE PENELITIAN
dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor
efek.
33
34
digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau di dapat oleh
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua.
4.3.1 Populasi
dapat meliputi , ciri lokasi, ciri individu, atau juga ciri karakter tertentu.
sebagai
siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Se-Kabupaten Kuningan tahun 2020
1. Sample Minimun
Keterangan :
N= Populasi
226
𝑛 = 1 + 226(0,1)2
226
𝑛 = 1 + 226 (0,01)
226
𝑛 = 1 + 2,26
226
𝑛 = 3,26
(2015) :
𝑛 = 𝑋 × 𝑁1
𝑁
Keterangan :
N1 = Sample
Tabel 4.1 Data jumlah populasi dan sample setiap SLB
Jumlah
No. SLB Cara Jumlah sampel
Populasi
𝑋
1 SLB N Luragung 42 𝑛 = × 𝑁1 13
𝑁
𝑋
2 SLB Laskar Putra Mandiri 28 𝑛 = × 𝑁1 9
𝑁
𝑋
3 SLB Dharma Wanita 41 𝑛 = × 𝑁1 12
𝑁
𝑋
4 SLB C YPALB Perwari 34 𝑛 = × 𝑁1 10
𝑁
𝑋
5 SLB Ar-Rahman 30 𝑛 = × 𝑁1 10
𝑁
𝑋
6 SLB Aulia Azzahra 51 𝑛 = × 𝑁1 15
𝑁
Jumlah Sampel 69
3. Purposive Sampling
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
ciri- ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel karena
ekslusi pada penelitian ini adalah siswa tunagrahita klasifikasi berat yang
data yang telah baku atau alat pengumpulan data yang memiliki standar validitas dan
4.4.1 Kuesioner
telah baku atau alat pengumpulan data yang memiliki standar validitas dan
reabilitas”.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data
untuk variabel bebas maupun variabel terikat yaitu dengan menggunakan kuesioner
pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden
(dalam hal angket) dan interviewee (dalam hal wawancara) tinggal memberikan
pada penelitian ini adalah kuesioner pola asuh orang tua menurut Sussanti (2018)
terhadap anak tunagrahita dengan menggunakan skala likert yang kemudian akan
dimodifikasi oleh peneliti. Uji validitas dan rehabilitas akan dilakukan untuk
menggosok gigi yang akan digunakan adalah lembar penilaian menurut Helmawati
(2016). Indikator untuk penilaian cara menggosok gigi adalah anak mampu
mempraktikkan cara menggosok gigi dengan baik dan benar, yaitu mampu menyikat
gigi bagian depan, samping, kunyah, dalam, dan lidah. Dengan rentang skor
1. Skor 4, apabila anak mampu mempraktikkan secara benar dan tanpa bantuan.
bantuan verbal
3. Skor 2, apabila anak mampu mempraktikkan dengan benar namun dengan
4. Skor 1, apabila anak tidak mampu mengerjakan dengan benar walaupun dengan
sangat tergantung pada akursi dan kecermatan data yang diperoleh dan tingkat
validitas dan reliabilitas instrumen sebagai alat ukur data tersebut”. Sebelum
instrumen digunakan, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas pada variabel
pola asuh orangtua karena kuesioner pada variabel tersebut merupakan kuesioner
adopsi yang di modifikasi oleh peneliti, dan belum pernah dipakai pada penelitian
sehingga belum dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas
1. Uji Validitas
menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur”. Menurut para
ahli validitas meliputi validitas internal, validitas eksternal, isi, konstruk, dan face
kekuatan kesahihan yang melekat pada variabel penilaian yang diukur atau
variabel tersebut”.
yang diciptakan khusus untuk kebutuhan ilmiah dan mempunyai ciri dapat
diamati serta diukur, dan face validity berkaitan dengan apa yang nampaknya
untuk mengukur sesuatu dan bukan terhadap apa yang seharusnya kegiatan
tersebut mengukur.
N ∑ XY− (∑ X)( ∑ Y)
rxy = √{NX2− (X2)}{NY2 – (Y2)}
Y = Skor total
N = Jumlah sampel
dilakukan uji validitas content. Untuk mengetahui apakah nilai korelasi tiap-tiap
pertanyaan itu signifikan, maka perlu dilihat tabel product moment, yang biasanya
apakah alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang
akan diukur, berkaitan dengan tingkat kepercayaan diri suatu macam instrumen
dan harus terhindar dari sifat tendensius atau memihak terhadap kepentingan
Rumus :
k
ri = (k−1) {1 −
M (K−M)
}
kV𝑡
Keterangan :
ri = Reliabilitas instrumen
M = Skor rata-rata
V𝑡 = Varians total
1. Data Primer
Menurut Badriah (2012:127) data primer atau data tangan pertama adalah
data yang diperoleh langsung dan subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari. Data primer yang diambil dari penelitian ini yaitu data dari
2. Data Sekunder
Menurut Badriah (2012:128) data sekunder atau data tangan kedua adalah
data yang diperoleh lawan pihak lain., tidak langsung diperoleh peneliti dari
subjek penelitiannya. Data sekunder yang diambil pada penelitian ini yaitu data
peserta didik dari Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Kabupaten Kuningan dan data
lembar penilaian kemampuan bina diri (menggosok gigi) siswa tunagrahita yang
1. Tahap persiapan
Ilmu Kesehatan Kuningan, Jurnal terkait dan sumber internet. Tahap selanjutnya
2. Tahap pelaksanaan
mendapatkan izin penelitian dari pihak SLB dan orangtua dari masing-masing
akan melakukan informed consent terlebih dahulu kepada setiap responden yaitu
orang tua siswa tunagrahita mengenai tujuan dan cara pelaksanaan. Apabila
responden setuju peneliti akan memberikan link kuesioner online untuk kemudian
di isi oleh responden. Kemudian peneliti juga akan memberikan lembar penilaian
(responden) dengan metode yang samayaitu kuesioner online. Setelah itu peneliti
akan melakukan pengolahan data analisis data antara pola asuh orangtua dengan
3. Tahap Akhir
Pada langkah akhir ini peneliti akan melakukan penyusunan laporan hasil
2. Coding
3. Data Entry
Setelah data yang diedit dan dilakukan pemberian kode (coding), langkah
selanjutnya adalah pemasukan data yaitu kegiatan memasukkan data kedalam file
data komputer sesuai dengan paket program statistik komputer yang di gunakan.
4. Cleaning Data
pembersihan agar seluruh data yang diperoleh terbebas dari keseluruhan sebelum
5. Tabulating
dengan cara yang teliti dan teratur, kemudian dimasukkan ke dalam tabel-tabel
makna atau arti dari hasil penelitian dan diinterpretasikan serta membuktikan
untuk melihat tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umunya hasil analisis ini
frekuensi.
diteliti yaitu gambaran pola asuh orangtua dan variabel kemampuan menggosok
P = 𝑓 × 100%
𝑁
Keterangan :
2. Analisis Bivariat
yang diduga berhubungan satu sama lain, dapat dalam dudukan yang sejajar (pada
analisis hubungan antara dua variabel. Untuk mengetahui hubungan dua variabel
tersebut, biasanya digunakan pengujian statistik Jenis uji statistik yang digunakan
sangat tergantung jenis data atau variabel yang dihubungkan. Dalam analisis
bivariat ini akan dianalisis hubungan antara pola asuh orangtua dengan
dalam penelitian ini menggunakan skala nominal dan ordinal, maka uji statistik
yang dapat digunakan yaitu uji korelasi non para metrik dengan menggunakan
(𝐹𝑜 − 𝐹𝑒)2
𝑥2 = ∑ 𝐹𝑒
Keterangan :
variabel dependen digunakan derajat kemaknaan alpha (α) = 0,05. Dalam uji
statistik Ho ditolak bila nilai p value ≤ alpha (α) taraf signifikan artinya ada
menggosok gigi secara mandiri pada anak tunagrahita di Sekolah Luar Biasa
didapatkan Ho gagal ditolak bila nilai p value ≥ alpha (α) artinya tidak ada
hubungan antara dua variabel yang diteliti/hubungan tidak signifikan, dalam hal
ini berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua
dalam penelitian kesehatan, dalam hal ini keperawatan mengingat subjek penelitian
1. Informed Consent
2. Anonimity
lembar angket. Peneliti hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data atau
3. Confidentiality
yaitu:
1. SLB N Luragung
2. SLB C YPALB Perwari
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni terhitung dari minggu
Ardyan Gilang Ramadhan. (2010). Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut.Jakarta :Bukune
Desi Susanti. (2018). Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua Dengan Prilaku Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) Di SD Perkotaan Kecamatan Cigugur Tahun 2018. Skripsi,
STIKes Kuningan.
Desy Wijayanti. (2017).Hubungan Dukungan Keluarga Dalam Melatih Cuci Tangan Dan
Gosok Gigi Dengan Kemampuan Cuci Tangan Dan Gosok Gigi Pada Anak Retardasi
Mental Di Slb Putra Manunggal Gombong.Skripsi Thesis, Stikes Muhammadiyah
Gombong.
(http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/712/Diakses pada 07 Januari
2020)
Gigih Putriani. (2016). Peningkatan Upaya Pembelajaran Bina Diri Menggosok Gigi
Melalui Media Video Animasi Pada Anak Tunagrahita Kategori Sedang Kelas IV
SDLB di SLB Negeri Pembina Yogyakarta. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
(http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/plb/article/view/6884Diakses pada
07 Januari 2020).
Nina, dkk. (2019).Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada
Anak Reterdasi Mental di SLB Negeri Yogyakarta. Skripsi,Poltekkes Jogjakarta.
(http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/730/ Diakses pada 07 Januari 2020).
Nomor : B.043/K-STIKKU/IV/2020
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kuningan
Tembusan:
1.Yth. Ketua YPBHK (sebagai laporan)
H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H
Nomor : B.043/K-STIKKU/IV/2020
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kuningan
Tembusan:
1.Yth. Ketua YPBHK (sebagai laporan)
H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H
Nomor : B.043/K-STIKKU/IV/2020
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kuningan
Tembusan:
1.Yth. Ketua YPBHK (sebagai laporan)
Nomor : B.043/K-STIKKU/IV/2020
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kuningan
Tembusan:
1.Yth. Ketua YPBHK (sebagai laporan)
H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H
Nomor : B.043/K-STIKKU/IV/2020
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kuningan
Tembusan:
1.Yth. Ketua YPBHK (sebagai laporan)
H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H
Nomor : B.043/K-STIKKU/IV/2020
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kuningan
Tembusan:
1.Yth. Ketua YPBHK (sebagai laporan)
H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H
Nomor : B.043/K-STIKKU/IV/2020
Lampiran :-
Perihal : Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Mahasiswa S-1 Keperawatan STIKes Kuningan
Tembusan:
1.Yth. Ketua YPBHK (sebagai laporan)
H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H
Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa STIKes Kuningan
NIM : CKR0160044
Bermaksud akan mengadakan penelitian pada bulan Mei 2019 dengan judul
Gigi Secara Mandiri Pada Anak Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa (SLB) Se-
Apabila Saudara/i menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk
mendatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Atas
Peneliti
Salma Insani
CKR060044
Lampiran 3 Lembar Surat Persetujuan Responden
Nama : .......................
Umur : .......................
Alamat : ...........................................................................................
Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang maksud dan tujuan dalam
penelitian dengan judul “Hubungan Antara Pola Asuh Orangtua Dengan Kemampuan
Menggosok Gigi Secara Mandiri Pada Anak Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa (SLB)
Se-Kabupaten Kuningan Tahun 2020.”maka saya menyatakan bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
Kuningan,...........Mei 2019
Responden
( …........……..............…..... )
Lampiran 4 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian
Total Item 14
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Berilah tanda ceklis (√) pada kotak pilihan yang telah disediakan
Kode :
Jenis Kelamin : Laki- Laki Perempuan
Umur :
No. Hp :
Jumlah skor
Presentase % = X 100%
Jumlah pernyataan x skor tertinggi
sehingga interpretasi kategorinya yaitu nilai yang mendekati 100% atau nilai yang
INSTRUMEN PENELITIAN
1 2 Skor 3 4
No Kegiatan
1 Memegang sikat dengan bulu sikat
menghadap ke atas.
2 Menuangkan pasta gigi dari ujung ke ujung
bulu sikat gigi
3 Menggosok gigi bagian depan dengan cara
naik turun.
4 Menggosok gigi bagian samping kanan
dengan cara maju mundur
5 Menggosok gigi bagian samping kiri dengan
cara maju mundur
6 Menggosok gigi bagian kunyah sebelah kanan
atas dengan cara maju mundur.
7 Menggosok gigi bagian kunyah sebelah kiri
atas dengan cara maju mundur.
8 Menggosok gigi bagian kunyah sebelah kanan
bawah dengan cara maju mundur.
9 Menggosok gigi bagian kunyah sebelah kiri
bawah dengan cara maju mundur.
10 Menggosok gigi bagian dalam kanan atas
dengan cara maju mundur
11 Menggosok gigi bagian dalam kiri atas
dengan cara maju mundur
12 Menggosok gigi bagian dalam kanan bawah
dengan cara maju mundur
13 Menggosok gigi bagian dalam kiri bawah
dengan cara maju mundur
14 Menggosok gigi dalam bagian depan atas
15 Menggosok gigi dalam bagian depan bawah
Rubrik Penilaian
Nilai
Min = 1 × 16 = 16
Max = 4 × 16 = 64
Range = 64 ˗ 16 = 48
Maka
Correlationsc
R Hitung
**
item1 Pearson Correlation ,515 Valid R Tabel: 0,361
**
item2 Pearson Correlation ,548 Valid R Hitung > R Tabel
item3 Pearson Correlation ,547** Valid :
item4 Pearson Correlation ,598** Valid
item5 Pearson Correlation ,505** Valid
*
item6 Pearson Correlation ,389 Valid
item7 Pearson Correlation **
,499 Valid
item8 Pearson Correlation ,662** Valid
item9 Pearson Correlation ,604** Valid
item10 Pearson Correlation ,502** Valid
item11 Pearson Correlation *
,370 Valid
item12 Pearson Correlation ,652** Valid
item13 Pearson Correlation ,610** Valid
item14 Pearson Correlation 0,330 Tidak Valid
item15 Pearson Correlation ,695** Valid
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items R Hitung R Tabel
0,824 14 0,824 > 0.361 : Reliabel
Lampiran 9 Kartu Bimbingan Skripsi
NIM : CKR0160044
Jurusan : S1 KEPERAWATAN
NIM : CKR0160044
Jurusan : S1 KEPERAWATAN
Pembimbing Utama : Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah. M.Kes., AIFO
Tanggal Paraf
No Kegiatan
Bimbingan Pembimbing
Konsultasi judul dan pengajuan outline Ns. Vina Fuji
1. 13 Maret 2020
proposal Lastari, S.Kep
Prof. Dr. Hj.
Dewi Laelatul
2. 16 Maret 2020 Konsultasi awal dan ACC Judul
Badriah,
M.Kes,. AIFO
Ns. Vina Fuji
3. 19 Maret 2020 Konsultasi proposal BAB I
Lastari, S.Kep
Ns. Vina Fuji
4. 29 Maret 2020 Bimbingan Online
Lastari, S.Kep
Prof. Dr. Hj.
Bimbingan Konsultasi Online
Dewi Laelatul
5. 02 April 2020 pergantian topik menjadi analitik
Badriah,
dengan data sekunder
M.Kes,. AIFO
Ns. Vina Fuji
6. 03 April 2020 Penyerahan BAB I
Lastari, S.Kep
Ns. Vina Fuji
7. 12 April 2012 Perbaikan Revisi BAB I
Lastari, S.Kep
Ns. Vina Fuji
8. 13 April 2020 Bimbingan Online BAB I
Lastari, S.Kep
Ns. Vina Fuji
9. 15 April 2020 Penyerahan BAB I – IV
Lastari, S.Kep
Ns. Vina Fuji
10. 02 Mei 2020 Perbaikan Revisi BAB I – IV
Lastari, S.Kep
Ns. Vina Fuji
10. 03 Mei 2020 Penyerahan Revisi BAB I – IV
Lastari, S.Kep
Ns. Vina Fuji
11. 09 Mei 2020 Perbaikan Revisi Draft Proposal
Lastari, S.Kep
Ns. Vina Fuji
12. 10 Mei 2020 Konsultasi Draft Proposal
Lastari, S.Kep
Prof. Dr. Hj.
Dewi Laelatul
13. 12 Mei 2020 Konsultasi Proposal
Badriah,
M.Kes,. AIFO
Prof. Dr. Hj.
Dewi Laelatul
14. 13 Mei 2020 Revisi Proposal
Badriah,
M.Kes,. AIFO
Ns. Vina Fuji
15. 13 Mei 2020 Perbaikan Proposal
Lastari, S.Kep
Prof. Dr. Hj.
Dewi Laelatul
Badriah,
16. 13 Mei 2020 ACC Seminar Proposal
M.Kes,. AIFO
Ns. Vina Fuji
Lastari, S.Kep
Ns. Vina Fuji
17. 17 Mei 2020 Konsultasi PPT Seminar Proposal
Lastari, S.Kep
Lampiran 11 Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
E-Mail : salmainsani48@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
Riwayat Organisani :